PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 tahun 1998 tentang Ruang lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, maka perlu ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah yang mengatur dari Tarif Biaya Pelayanan Kesehatan pada instalasi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bombana; b. bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3937) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1048); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 1 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438), 10. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Tambahan Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Tambahan Negara Tahun 2000 Nomor 204, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4027); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4264); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Refresif Kebijakan Daerah; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Pengurusan APBD; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Bombana Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pembetukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bombana (Lembaran Daerah Kabupaten Bombana Tahun 2005 Nomor 02) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bombana Nomor 13 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Bombana Tahun 2007 Nomor 13); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOMBANA dan BUPATI BOMBANA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Kabupaten Bombana. 2. Kepala Daerah adalah Bupati Bombana. 3. Daerah adalah Daerah Kabupaten Bombana. 4. Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana. 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang tertentu dibidang daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 2 6. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dan dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan perkumpulan,firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 7. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi diagnosis pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya. 8. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kepada pasien opservasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tampa tinggal/dirawat inap. 9. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi resiko kematian atau cacar. 10. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk di Rumah Sakit atau Puskesmas dan menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosis pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya. 11. Pelayanan penunjang medik adalah pelayanan yang diberikan untuk membantu menegakan diagnosis dan terapi. 12. Pelayanan rehabilitasi medik dan rehabilitasi mental adalah pelayanan yang diberikan oleh unit rehabiltasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, terapi ortik/prostetik, bimbingan sosial medis dan jasa psikologi. 13. Pelayanan Medik gigi dan mulut adalah pelayanan paripurna meliputi upaya menyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut pada pasien; 14. Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya dapat disingkat Puskesmas adalah instansi kesehatan daerah yang mempunyai kunjungan rawat jalan dan atau rawat inap. 15. Puskesmas pembantu adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Desa/Kelurahan; 16. Puskesmas keliling adalah pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dengan mempergunakan kendaraan roda 4 (empat), kendaraan roda 2 (dua) atau transportasi lainnya dilokasi yang jauh dari sarana pelayanan yang ada. 17. Retribusi jasa umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 18. Retribusi pelayanan kesehatan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah Pembayaran atas Pelayanan/Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Rumah Sakit Umum Daerah, tidak termasuk pelanyanan pendaftaran. 19. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan menurut peraturan dan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi; 20. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan. 21. Pemeriksaan adalah serangkaian untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah. 22. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 23. Perawatan jenasah adalah kegiatan merawat jenasah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pemakaman, bukan kepentingan proses peradilan. 24. Rehabilitasi medik adalah pelayanan yang di berikan oleh unit rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, orkotik/prostetis, bimbingan social medik dan jasa fisikologi. 25. Tindakan medik dan terapi adalah tindakan pembedahan, tindakan pengobatan meggunakan alat dan tindakan diagnostik lainnya. 26. Bahan dan alat adalah obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi dan bahan lainnya untuk digunakan langsung dalam rangka observasi, pengobatan, perawatan rehabilitasi medis dan pelayanan lainnya. 27. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menjadi tanggungannya. 3 BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi pelayanan kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan RSUD; Pasal 3 (1) Obyek Retribusi adalah pelayanan kesehatan yang meliputi: a. pelayanan kesehatan di puskesmas; b. pelayanan kesehatan pada puskesmas pembantu; c. pelayanan kesehatan pada puskesmas keliling; d. pelayanan kesehatan di RSUD. (2) Tidak termasuk obyek retribusi adalah pelayanan pendaftaran, Pasal 4 (1) Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan RSUD. (2) Subyek Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar retribusi pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis dan tingkat pelayanan yang diperoleh. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI III Pasal 5 Retribusi Pelayanan digolongkan sebaga Retribusi jasa umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat Penggunaan Jasa di hitung berdasarkan frekuensi, jenis dan tingkat pelayanan kesehatan. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 (1) Prinsip dan saran-saran dalam, menetapkan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk biaya investasi prasarana, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Biaya pemeriksaan dan penunjang diagnosis, biaya pengobatan dan tindakan medis, biaya penginapan dan konsumsi, biaya pengadaan kartu pasien dan rekammedis. (3) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagai berikut : a. pelayanan rawat jalan kesehatan dasar dan pelayana rawat jalan rujukan PUSKESMAS adalah untuk membiayai sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat. 4 b. pelayanan rawat jalan tindakan khusus: - perawatan sederhana adalah untuk membiayai sebagian dari biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kemampuan masyarakat; - perawatan sedang untuk membiayai separuh dari biaya perawatan; - perawatan besar didasarkan pada tujuan untuk membiayai sepertiga dari biaya perawatan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat. c. Rawat Inap di RSUD - kelas III B adalah untuk membiayai 30% dari biaya penyediaan jasa rawat inap - kelas III A adalah untuk membiayai 100% dari penyediaan jasa rawat inap; - kelas II adalah untuk membiayai 175% dari penyediaan jasa rawat inap; - kelas I adalah untuk membiayai 350% dari biaya penyediaan jasa rawat inap; - kelas utama adalah untuk membiayai 500% dari biaya Penyediaan jasa rawat inap, sehingga rawat tersebut mengandung subsidi silang. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 (1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan. (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling ditetapkan sebagai berikut: a. rawat jalan 1. poliklinik rumah sakit, puskesmas pembantu dan puskesmas keliling: a. jasa sarana Rp. 3.000, b. jasa pelayanan Rp. 2.000,2. Rujukan dari luar Rumah Sakit ke Poliklinik Spesialis: a. jasa sarana Rp. 4.000.b. jasa Pelayanan Rp. 6.000,3. rujukan Intern ke poliklinik spesialis: - Jasa pelayanan Rp. 10.000,4. Rujukan Intern antara bagian: - Jasa pelayanan (Spesialis) Rp. 12.000,b. Instalasi gawat darurat Tarif day car dan tarif pasien di unit gawat darurat (Emergency), dapat dilihat pada daftar tarif tindakan medik dan terapi : 1. dokter umum : jasa sarana Rp. 5.000, jasa pelayanan Rp. 5.000,2. dokter Spesialis : jasa sarana Rp. 5.000,- Jasa Pelayanan Rp. 10.000,- 3. Jika ada hecting (Jahit) luka maka jasa pelayanan di nilai sebagai berikut : 1 – 5 jahitan Rp. 10.000,- 6 – 10 jahitan Rp. 22.500,- 11 – 15 jahitan Rp. 30.000,- Seterusnya setiap penambahan 1 – 5 (lima) jahitan ditambah Rp. 3000,- 4. biaya pemakaian bahan dan alat kesehatan pakai habis yang berkaitan dengan segala tindakan harus dibayar secara terpisah/tersendiri sesuai dengan harga barang yang berlaku dipasaran atau sesuai dengan daftar harga barang yang ditetapkan setiap tahun dengan keputusan Bupati. 5 c. Rawat Inap 1. tarif rawat inap/ hari ditetapkan sebagai berikut Kelas Perawatan Akomodasi Jasa Pelayanan Dokter Umum Dokter Spesialis kelas III B Rp. 10.000.- 0,- 0,- kelas III A Rp. 45.000.- Rp. 5.000.- Rp. 10.000.- kelas II Rp. 78.000.- Rp. 8.750.- Rp. 17.500.- kelas I Rp. 135.000.- Rp. 15.000.- Rp. 30.000.- kelas utama (VIP) Rp. 225.000.- Rp. 25.000.- Rp. 50.000.- 2. tarif konsultasi pasien antar bagian : Kelas Perawatan Jasa Pelayanan (Rp) kelas III B 0,- kelas III A 10.000,- kelas II 17.500,- kelas I 30.000,- kelas utama (VIP) 50.000,- 3. biaya perawatan bayi baru lahir ditetapkan 35% dari biaya rawat inap ibunya; 4. biaya Perawatan bayi baru lahir yang dirawat menggunakan inkubator 150 % x tarif perawatan ibunya; 5. biaya perawatan di puskesmas disamakan dengan tarif Kelas III A; 6. biaya Perawatan ICU / ICCU, Neonatal Intensif, perawatan intensif di UGD/OK disamakan dengan tarif Kelas II; 7. biaya pemakaian Obat-obatan/ Oksigen bagi pasien Kelas II, I dan Utama dibayar sesuai tarif yang berlaku (Daftar Harga Barang Kebutuhan Pemda); 8. tarif kartu Medical Record : rawat jalan Rp. 5.000,- rawat inap Rp. 10.000,- d. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik 1. laboratorium klinik besarnya tarif sebagai berikut: a. sederhana Jasa Sarana Jasa Pelayanan Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) 5.000,- 2.500,- 7.500,- b. sedang 30.000,- 10.000,- 40.000,- c. canggih 160.000,- 30.000,- 190.000,- 6 2. radio diagnostik besarnya tarif sebagai berikut: Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. sederhana 35.000,- 10.000,- 45.000,- b. sedang 40.000,- 15.000,- 55.000,- c. canggih 175.000,- 55.000,- 230.000,- 3. elektro medik besarnya tarif sebagai berikut: Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. sederhana 45.000,- 15.000,- 60.000,- b. sedang 70.000,- 30.000,- 100.000,- c. canggih 150.000,- 50.000,- 200.000,- e. tindakan medik dan terapi 1. tindakan medik dan terapi terencana untuk rawat jalan Besarnya tarif sebagai berikut : Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. tindakan kecil 10.000,- 5.000,- 15.000,- b. tindakan sedang 20.000,- 10.000,- 30.000,- 2. tindakan medik dan terapi terencana besarnya tarif sebagai berikut : Jasa Sarana Jasa Pelayanan Jasa Anastesi Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) a. tindakan kecil 20.000,- 5.000,- 2.000,- 27.000,- b. tindakan sedang 40.000,- 10.000,- 4.000,- 54.000,- c. tindakan besar 150.000,- 50.000,- 16.000,- 216.000,- d. tindakan khusus 300.000,- 75.000,- 22.000,- 419.000,- 3. tindakan medik dan terapi tidak terencana untuk rawat inap besarnya tarif sebagai berikut : Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jasa Anastesi (Rp) Jumlah (Rp) a. Tindakan Kecil kelas III B 12.000,- 0.- 0,- 12.000,- kelas III A 24.000,- 24.000,- 8.000,- 56.000,- 7 kelas II 48.000,- 48.000,- 16.000,- 112.000,- kelas I 96.000,- 96.000,- 32.000,- 224.000,- 157.000,- 157.000,- 52.000,- 366.000,- kelas III B 25.000,- 0,- 0,- 25.000,- kelas III A 42.500,- 50.000,- 15.000,- 107.000,- kelas II 85.000,- 100.000,- 30.000,- 215.000,- kelas I 170.000,- 200.000,- 60.000,- 430.000,- 212.000,- 250.000,- 75.000,- 537.500,- kelas III B 67.000,- 0,- 0,- 67.000,- kelas III A 110.000,- 130.000,- 39.000,- 279.000,- Kelas II 255.000,- 300.000,- 100.000,- 655.000,- kelas I 510.000,- 600.000,- 200.000,- 1.310.000,- 612.000,- 720.000,- 216.000,- 1.548.000,- kelas III B 120.000,- 0,- 0,- 120.000,- kelas III A 204.000,- 240.000,- 80.000,- 524.000,- kelas II 408.000,- 480.000,- 160.000,- 1.048.000,- kelas I 816.000,- 960.000,- 320.000,- 2.096.000,- 956.000,- 1.125.000,- 375.000,- 2.456.000,- kelas VIP Utama/ b. Tindakan Sedang kelas VIP Utama/ c. Tindakan Besar kelas VIP utama/ d. Tindakan Khusus kelas VIP Utama/ 4. Tindakan medik dan terapi persalinan / Kebidanan Besarnya tarif sebagai berikut : Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) Persalinan Normal kelas III B 100.000,- 0,- 100.000,- kelas III A 200.000,- 100.000,- 300.000,- kelas II 250.000,- 150.000,- 400.000,- kelas I 300.000,- 200.000,- 500.000,- 400.000,- 250.000,- 650.000,- kelas III B 200.000,- 0,- 200.000,- kelas III A 300.000,- 200.000,- 500.000,- kelas II 350.000,- 250.000,- 600.000,- kelas I 400.000,- 300.000,- 700.000,- 450.000,- 350.000,- 800.000,- kelas VIP utama/ Persalinan Patologis kelas VIP Utama/ 8 5. tindakan medik dan terapi gigi dan mulut besarnya tarif sebagai berikut : Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. Tindakan Kecil cabut gigi cabut gigi permanen tambal sementara tambal tetap insisi abses intra oral fraktur dental sederhana buka jahitan membersihkan karang gigi / rahang 3.000,- 7.000,- 10.000,- 12.000,- 7.000,- 20.000,- 8.000,- 7.000,- 15.000,- 23.000,- 7.000,- 30.000,- 8.000,- 7.000,- 15.000,- 18.000,- 7.000,- 25.000,- 3.000,- 7.000,- 10.000,- 23.000,- 7.000,- 30.000,- b. Tindakan Sedang odontektomi 55.000,- cabut gigi dgn komplikasi 20.000,- 75.000,- 36.000,- 14.000,- 50.000,- insisi abses ekstra oral 6.000,- 14.000,- 20.000,- alveolektomi per regio 66.000,- 14.000,- 80.000,- apex reseksi satu gigi 46.000,- 14.000,- 60.000,- eksisi epulasi 46.000,- 14.000,- 60.000,- seguesterktomi 61.000,- 14.000,- 75.000,- protesa lepasan sebagian 86.000,- 14.000,- 100.000,- 61.000,- 14.000,- 75.000,- per gigi reparasi protesa c. tindakan besar odontektomi lebih dari 1 gigi 115.000,- 35.000,- 150.000,- 6. tindakan medik dan terapi tidak terencana (akut) tarif jasa pelayanan ditambah 25 % 7. bila ada konsultasi diatas meja operasi maka tarif jasa pelayanan ditambah 30 % dari jasa pelayanan operator untuk konsultasikan. 8. bila ada resusitasi bayi maka tarif jasa pelayanan ditambah 30 % dari jasa pelayanan operator. 9. persalinan Caesaria mengikuti pola tarif tindakan medik dan terapi golongan besar dan khusus f. Rehabilitasi Medik Besarnya tarif sebagai berikut: 1. Rehabilitasi Medik Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. sederhana 15.000,- 6.000,- 21.000,- b. sedang 20.000,- 10.000,- 30.000,- 9 2. Ortotik/Prostetik Jasa Sarana Jasa Pelayanan (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) a. sederhana 25.000,- 12.000,- 37.000,- b. sedand 50.000,- 25.000,- 75.000,- c. canggih 125.000,- 60.000,- 185.000,- g. Perawatan Jenazah Jasa Sarana Jasa Pelayanan Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) a. perawatan jenazah b. konservasi/pengawetan 75.000,- 15.000,- 90.000,- 112.500,- 56.300,- 168.000,- 5.000,- 5.000,- 10.000,- 175.000,- 45.000,- 220.000,- 2.500,- 10.000,- 12.500,- c. keterangan kematian d. bedah mayat e. penyimpanan Jenazah per 24 Jam (max. 3 x 24 Jam) h. Pemakaian Mobil Ambulance / Jenazah : Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) a. Mobil Ambulance dalam kota luar kota, setiap kilometer ditambah 30.000,- 10.000,- 40.000,- 2.500,- 1.000,- 3.500,- 30.000,- 20.000,- 50.000,- 3.500,- 2.500,- 6.000,- b. Mobil Jenazah dalam kota luar kota, setiap Kilometer ditambah i. Lain – lain (Non Fungsional) Jasa Sarana (Rp) a. keterangan berbadan Jasa Pelayanan (Rp) Jumlah (Rp) 5.000,- 20.000,- 25.000,- 5.000,- 35.000,- 40.000,- 5.000,- 20.000,- 15.000,- sehat (tanpa diognostik Penunjang) b. keterangan berbadan sehat untuk setiap UPF spesialis c. visum et repertum Keterangan Berbadan Sehat yang memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik diperhitungkan sesuai dengan tarif yang ada. 10 BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan kesehatan diberikan. BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 10 Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) Bulan. Pasal 11 Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya surat ketetapan retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 12 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKRDKBT). BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD). BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 14 (1) Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus untuk masa 1 (satu) bulan. (2) Retribusi yang tertuang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB XIII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15 (1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. 11 (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. (3) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk. BAB XIII PENGURANGAN,KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan , keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi, antara lain untuk mengangsur. (3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (Satu) antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam, dan atau kerusuhan. (4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati. BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 17 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi terutang. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XV PENYIDIKAN Pasal 18 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi Wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan Tindak Pidana dibidang pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. menerima, mencari dan mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c. menerima, keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; d. memberikan buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas seseorang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; 12 i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimasud pada ayat 1 (satu) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya Kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai aturan pelaksanaanya akan diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah tentang Retribusi tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bombana. Ditetapkan di R u m b i a pada tanggal, 16 – 7 - 2008 BUPATI BOMBANA, T.T.D DR. H. ATIKURAHMAN, MS Diundangkan di R u m b i a pada tanggal, 4 - 8 - 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOMBANA, Drs. H. IDRUS EFFENDY KUBE, M.Si Pembina Utama Muda, IV/c Nip. 010 072 339 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2008 NOMOR 12 SERI : C NOMOR 12. 13