BAB I : PENDAHULUAN

advertisement
fBAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Bahasa
A
B
P
D
Q
C
S
R
Bahasa = seperangkat ujaran bermakna yang dihasilkan oleh alat ujar manusia
lisan : lambang bunyi (kinesik, mimik, intonasi, situasi, pelafalan)
tulis : lambang huruf (lengkap, jelas strukturnya, taat EYD)
B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa
1. Bahasa Nasional
 lambang kebanggaan nasional
 lambang jati diri atau identitas bangsa
 alat pemersatu suku bangsa dari berbagai latar belakang sosial, budaya, dan bahasa
 alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
2. Bahasa Negara
 bahasa resmi dalam penyelenggaraan negara atau pemerintahan
 bahasa resmi dalam penyelenggaraan pendidikan
 bahasa resmi dalam administrasi pembangunan dan bisnis
 bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan iptek
C. Ragam Bahasa
Resmi
Lisan
Tidak Resmi
Ragam
Bahasa
Resmi
Tulis
Tidak Resmi
1
Jurnalistik
Ilmiah
Sastra
Bisnis
Hukum
dll.
resmi
tidak resmi
D. Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa yang baik
Bahasa yang benar




: digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya
: digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku
Bahasa yang baik dan benar
Bahasa yang baik tetapi tidak benar
Bahasa yang tidak baik tetapi benar
Bahasa yang tidak baik dan tidak benar
2
BAB II
EJAAN BAHASA INDONESIA
A. Pengertian Ejaan
Ejaan = ketentuan atau kaidah yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan-satuan kata,
kelompok kata, atau kalimat, beserta penggunaan tanda baca.
Sejarah = 1) Ejaan Van Ophuysen (1901)
2) Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947)
*3) Ejaan Pembaharuan (1957)
*4) Ejaan Melaju Indonesia/Melindo (1959)
*5) Ejaan Lembaga Bahasa Kesusasteraan/LBK (1966)
6) Ejaan Yang Disempurnakan/EYD (1972)
(* = ejaan yang tidak sempat disahkan oleh Pemerintah Indonesia)
Huruf
 konsonan (huruf mati)
 vokal (huruf hidup)
 kluster (ng, ny, sy, kh)
 diftong (au, ai, oi)
B. Huruf Kapital
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat atau pada kalimat langsung
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
“Besok kita pulang,” jawab ibu.
2. Huruf pertama kata yang berhubungan dengan agama, nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan
Contoh: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Alquran, Islam
3. Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, jabatan, dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang (nama instansi atau
nama tempat)
Contoh: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Presiden Soekarno,
Kepala Desa Sukamaju, Presiden Indonesia
(bandingkan: Tahun depan ia menunaikan ibadah haji.
Bulan lalu ia dilantik menjadi kepala desa.)
4. Huruf pertama unsur nama orang, kecuali unsur yang digunakan untuk nama jenis
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika
(bandingkan: mesin diesel, voltase)
5. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, kecuali yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan
Contoh: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
(bandingkan: kejawa-jawaan, mengindonesiakan)
6. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah, kecuali peristiwa
sejarah yang bukan merupakan nama
Contoh: tahun Hijriah, bulan Mei, hari Minggu, hari Natal, Perang Dunia I
(bandingkan: Serangan Amerika ke Iraq mengakibatkan perang dunia)
7. Huruf pertama nama geografi, kecuali nama geografi yang tidak menjadi unsur nama diri
dan yang digunakan sebagai nama jenis
3
Contoh: Asia Tenggara, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung Semeru,
Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas
(bandingkan: apel malang, reog ponorogo, lenong betawi, tahu kediri)
8. Nama lembaga/badan pemerintahan dan ketatanegaraan, dokumen resmi
Contoh: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah No. 2
9. Bentuk ulang sempurna pada lembaga/badan pemerintahan dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi
Contoh: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar 1945
10. Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
Contoh: Dia adalah wartawan surat kabar Sinar Pembangunan.
11. Singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
Contoh: Tn., Prof., Dr., dr., Brigjen., Hj., A.Md., S.E., S.Sn., M.A., M.Sc., Ph.D.
12. Kata penunjuk hubungan kekerabatan dalam penyapaan
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Santi.
Surat Saudara sudah saya terima.
(bandingkan: “Kapan bapak berangkat?” tanya Santi kepada ibu.)
13. Kata ganti Anda
Contoh: Surat Anda sudah kami terima.
C. Huruf Miring
1. Nama buku, majalah, dan surat
Contoh: Ia membaca majalah Tempo.
2. Huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata yang ditegaskan
Contoh: Di tengah pasar ada s, di tengah kampung ada p.
3. Ungkapan atau istilah asing, kecuali yang telah diindonesiakan
Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana.
Politik devide et impera merajalela di negeri ini.
(bandingkan: Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.)
D. Kata Turunan
1. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Contoh: dikelola, penetapan, mempermainkan, bertepuk tangan
2. Kata dasar dengan awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai
Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan, penghancurleburan
3. Gabungan kata bentuk terikat dan kata dasar, ditulis serangkai
Contoh: antarkota, dwiwarna, ekstrakurikuler, nonteknis, pascabedah
4. Gabungan yang maknanya tidak dapat dikembalikan pada makna unsur-unsurnya, ditulis
sebagai bentuk tunggal
Contoh: daripada, barangkali, saputangan, padahal, bilamana, matahari
4
5. Kata maha dan peri ditulis serangkai dengan kata dasar, ditulis terpisah dengan kata
berimbuhan.
Contoh: Mahamurah, Mahakasih, Maha Pemurah, Maha Pengasih
peri kemanusiaan, peri kehidupan, perihal, perilaku
(bandingkan: Maha Esa, Maha Adil)
6. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata ulang
Contoh: berkejar-kejaran, bersahut-sahutan, didorong-dorong
7. Pengulangan gabungan kata cukup mengulang kata pertama saja
Contoh: meja-meja tulis, buku-buku gambar, rumah-rumah sakit
E. Partikel
1. -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata pendahulunya
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang ditulis dalam surat itu?
pun ditulis terpisah dari KB, KK, KS, KBil. pendahulunya, tetapi ditulis serangkai dengan
KHub. pendahulunya
Contoh: Apa pun kata Anda, saya tidak akan percaya.
Meskipun dilarang, saya akan tetap melakukannya.
2. per yang berarti ‘mulai’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah, per yang berarti ‘dibagi’ dalam
bilangan pecahan ditulis serangkai
Contoh: Penghasilannya di atas Rp 5.000,00 per hari.
Ia mulai bekerja per Agustus 2002.
Tiga persepuluh, lima pertujuh.
F. Kata Ganti
1. aku/saya, kamu/engkau, ia/dia, kami, mereka ditulis terpisah
Contoh: Jika dilarang pergi, aku akan di sini saja.
Dia tidak mau bekerja.
2. ku- dan kau- sebagai awalan pasif persona ditulis serangkai,
-ku, -mu, dan -nya sebagai kata ganti milik ditulis serangkai
Contoh: Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di rumah.
G. Singkatan
1. Singkatan nama orang diikuti satu tanda titik
Contoh: A.S. Kramawijaya., Muh. Yamin, Suman Hs.
2. Singkatan dengan tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik
Contoh: dll., dsb., hlm., sda., Sdr.
(bandingkan: a.n., d.a., u.b., u.p.)
3. Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh: Cu (kuprum), TNT (trinitronlen), cm (sentimeter), l (liter),
kg (kilogram), Rp (rupiah)
5
H. Lambang Bilangan
1. Nomor jalan, nomor rumah, dan nomor kamar ditulis dengan angka
Contoh: Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 169
2. Nomor bagian karangan dan ayat kitab suci ditulis dengan angka
Contoh: Bab X, Pasal 5, halaman 252, Surat Yasin: 9
3. Lambang bilangan dengan huruf
Contoh: 12  dua belas
32  tiga puluh dua
252  dua ratus lima puluh dua
¾
 tiga perempat
1%  satu persen
1,2  satu dua persepuluh, satu koma dua
4.
Lambang bilangan untuk tingkat ditulis dengan angka Romawi, huruf, atau kombinasi
huruf dan angka Arab.
Contoh: Paku Buwono X, P.B. Kesepuluh, Paku Buwono Ke-10
5. Lambang bilangan 10, ditulis dengan angka atau huruf berakhiran -an
Contoh: 50-an atau lima puluhan
5000-an atau lima ribuan
6. Lambang bilangan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
Contoh: Saya sudah tiga kali ke sini untuk memesan tiga ratus ekor ayam.
7. Lambang bilangan yang dipakai berurutan ditulis dengan angka
Contoh: Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
Contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
9. Lambang bilangan jumlah utuh besar ditulis dengan angka dan huruf
Contoh: Uang saya 250 juta rupiah.
10. Lambang bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,
kecuali di dalam dokumen resmi (berharga) seperti akta jual-beli dan kuitansi
Contoh: Jumlah peserta gerak jalan tahun ini 1717 orang.
[bukan: Jumlah perserta gerak jalan tahun ini 1717 (seribu tujuh ratus tujuh
belas) orang]
6
I. Tanda Baca
1. Tanda titik (.)
a. Digunakan di belakang angka atau huruf dalam bagan, ikhtisar, atau daftar
Contoh:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal PMD
B. Direktorat Jenderal Agraria
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
(Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf yang terakhir dalam deretan
angka atau huruf)
b. Digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu
Contoh: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
1.35.20 jam
(1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam
(20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam
(30 detik)
c. Digunakan di antara nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru dalam daftar pustaka
Contoh: Siregar, Merari. 1990. Azab Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
d. Digunakan untuk memisahkan ribuan dan kelipatannya yang menunjukkan jumlah
Contoh: Yang datang 24.200 orang. Yang tewas 1.231 jiwa.
(bedakan: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung
Lihat halaman 2345 dan seterusnya
Nomor gironya 5645678)
e. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
Contoh: PRINSIP-PRINSIP EKONOMI MAKRO
f. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim, tanggal surat, nama dan alamat penerima
surat.
Contoh: - Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jalan Juanda 43 Palembang
- Jakarta, 1 April 1990
2. Tanda Koma (,)
a. Digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu rincian atau pembilangan
Contoh: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Mereka makan nasi, tahu, dan tempe.
b. Digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang satu dari bagian kalimat
berikutnya pada kalimat majemuk setara
7
Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c. Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, pada kalimat majemuk
bertingkat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
(bedakan: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.)
d. Digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat
Contoh: Oleh karena itu, kami …
Jadi, kita harus membelanya
Meskipun begitu, saya tetap senang
Namun, kita harus berhati-hati
Sehubungan dengan itu, ...
e. Digunakan untuk memisahkan kata yang mengungkap akan keheranan, seruan, dan
sebagainya
Contoh: O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati ya, nanti jatuh.
f. Digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
Contoh: Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
g. Digunakan di antara nama dan alamat, di antara bagian-bagian alamat, antara tempat
dan tanggal, serta antara nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
Jalan Raya Salemba 6, Jakarta, Indonesia
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
h. Digunakan untuk menceraikan bagian nama yang susunannya dibalik dalam daftar
pustaka
Contoh: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Djakarta: PT Pustaka Rakyat.
3. Tanda Titik Dua (:)
a. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian
Contoh: Kita memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari
Hanya ada dua pilihan: hidup atau mati
(bedakan: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Ia membawa buah, yaitu apel, jeruk, dan mangga.)
b. Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab
suci, di antara judul dan anak judul suatu karangan, dan di antara nama kota dan
penerbit buku
Contoh: Tempo, I (1971), 34: 7
Surat Yasin: 9
Membaca Pemahaman: Suatu Proses
Jakarta: Gramedia
8
4. Tanda Hubung (-)
a. Memperjelas hubungan antarbagian-bagian kata atau ungkapan
Contoh: ber-evolusi, be-revolusi
dua-puluh lima-ribuan (20 x 5000)
dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
b. Merangkaikan se- dengan kata yang dimulai huruf kapital
Contoh: se-Jawa, se-Kota Blitar
c. Merangkaikan singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan
Contoh: di-PHK
d. Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
Contoh: di-smash, pen-tackle-an
5. Tanda Pisah (-- / —)
a. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun
kalimat
Contoh: Jika kita bersatu--saya yakin--kemakmuran pasti dapat tercapai.
b. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Contoh: Rangkaian temuan ini--evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom--telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau nama kota yang berarti sampai
dengan atau sampai ke
Contoh: 1910—1945
tanggal 5—6 April 2005
Jakarta—Bandung
(Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua tanda hubung atau satu tanda
garis yang panjangnya dua kali tanda hubung, tanpa spasi sebelum dan sesudahnya)
6. Tanda Petik (“...”)
a. Mengapit petikan langsung yang berasal dan pembicaraan dan naskah bahan tertulis
lain.
Contoh: “Saya belum siap,” kata Mira.
b. Mengapit judul syair, karangan, bab buku yang dipakai dalam kalimat
Contoh: Karangan berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan di Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
Contoh: Di kalangan remaja, celana ini dikenal dengan nama “cutbrai”
. Tanda Garis Miring (/)
a. Digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim
Contoh: No.7/PK/1999
Jalan Kramat III/10
Tahun anggaran 2002/2003
b. Digunakan sebagai pengganti kata atau, per atau tiap
Contoh: darat/laut
(= darat atau laut)
Rp 25,00/lembar
(= Rp 25,00 tiap lembar)
9
BAB III
PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA
A. Pembentukan Kata
= membentuk kata turunan dari kata dasar berdasarkan sistem
pengimbuhan yang berlaku
Sistem Pengimbuhan
1) Awalan
meN-  melarang, membawa, menangis
peN pelukis, pendidik, pembungkus
di dilukis, dididik, dibungkus
ber berjanji, berdiri, berbaring
ter terlambat, terlaksana, tersenyum
per perbaikan
se sekampung, sejalan, senada
2) Akhiran
-an
 sendirian, tantangan, gerakan
-kan
 umumkan, bayarkan, dirikan
-i
 jumpai, sukai, tunggangi
-nya
 tingginya, Iuasnya, jauhnya
3) Sisipan
-er gerigi
-el geligi, geletar, gelantung
-em gemetar, gemuruh
-in sinambung, kinerja
4) Gabungan
meN-kan
 melaporkan, menaikkan, mencucikan
meN-i
 mengunjungi, membohongi, menulisi
peN-an
 pelepasan, pendidikan, penciuman
per-an
 pertempuran, perbaikan, persamaan
ber-an
 bersinggungan, bergandengan, bersalaman
ber-eI-an
 bergelantungan
ke-an
 ketakutan, kesetiaan, kebersihan
se-nya
 seandainya, sebaiknya, semestinya
Sistem Pengimbuhan Awalan
1. peN- dan meN- menjadi pe- dan me- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang didahului
fonem /r,l,m,n,w,y,ng,ny/
Contoh : peN-/meN- + rawat
 perawat, merawat
peN-/meN- + lempar
 pelempar, melempar
peN-/meN- + minta
 peminta, meminta
peN-/meN- + nama
 penamaan, menamai
peN-/meN- + waris
 pewaris, mewariskan
meN- + yakin
 meyakini
meN- + nganga
 menganga
peN-/meN- + nyanyi
 penyanyi, menyanyi
10
2. peN- dan meN- menjadi pem- dan mem- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
didahului fonem /p,b,f,v/
Contoh: peN-/meN- + pantau
 pemantau, memantau
peN-/meN- + babat
 pembabat, membabat
peN-/meN- + fitnah
 pemfitnah, memfitnah
peN-/meN- + vonis
 pemvonis, memvonis
3. peN- dan meN- menjadi pen- dan men- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
didahului fonem /t,d,c,j,z,sy/
Contoh: peN-/meN- + tadah
 penadah, menadah
peN-/meN- + dengar
 pendengar, mendengar
peN-/meN- + curi
 pencuri, mencuri
peN-/meN- + jual
 penjual, menjual
peN- + ziarah
 penziarah
meN-kan + syarat
 mensyaratkan
4. peN- dan meN- menjadi peng- dan meng- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
didahului fonem /k,g,h,kh,vokal/
Contoh: peN-/meN- + kacau
 pengacau, mengacau
peN-/meN- + ganggu
 pengganggu, mengganggu
peN-/meN- + hisap
 penghisap, menghisap
peN-/meN- + khitan
 pengkhinatan, mengkhitan
peN-/meN- + olah
 pengolah, mengolah
peN-/meN- + atur
 pengatur, mengatur
5. peN- dan meN- menjadi peny- dan meny- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
didahului fonem /s/
Contoh: peN-/ meN- + sayang
 penyayang, menyanyangi
peN-/ meN- + suruh
 penyuruh, menyuruh
6. peN- dan meN- menjadi penge- dan menge- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang
hanya terdiri dari satu suku kata
Contoh: peN-/meN- + bom
 pengebom, mengebom
peN-/meN- + tes
 pengetes, mengetes
peN-/meN- + cat
 pengecat, mengecat
7. fonem /k,p,t,s/ pada awal kata dasar luluh jika mendapat awalan peN- dan meN- kecuali
fonem yang berupa gugus konsonan
/kp. kr, pr, tr, sp, sk, st/
Contoh: peN-/meN- + kikis
 pengikis, mengikis
meN-i
+ klasifikasi  mengklasifikasi
peN-/meN- + kritik
 pengkritik, mengkritik
peN-i/meN-i + palsu
 pemalsu, memalsu
meN+ produksi
 memproduksi
meN+ takut
 penakut, menakutkan
meN+ sikat
 menyikat
meN+ sponsor
 mensponsori
meN+ skema
 menskemakan
meN+ stabil
 menstabilkan
11
B. Pemilihan Kata
= memilih kata yang paling tepat untuk digunakan dalam kalimat
sesuai dengan maksud dan situasinya
Syarat
1. Ketepatan
 menentukan kata yang tepat mewakili maksud
 tidak rancu
maksud

pemahaman
penutur/penulis
pendengar/pembaca
 contoh:
- Setiap hari ayah pergi ke kantor jam 7.00 pagi.
- Kita mohon maaf karena hari ini tidak bisa ke kantor
- Yogyakarta adalah kota di mana saya pernah bersekolah
- Pintu ini dibuka orang sama kunci palsu
- Kamu datang sendirian, mana isterinya?
- Rumah saya jelas lebih besar dari rumah ayahmu
- Para karyawan di sini belum mengerti tugasnya.
2. Kecermatan
 menentukan kata yang benar-benar diperlukan untuk menyampaikan maksud
 tidak mubadzir
 penyebab terjadinya kerancuan:
a) menggunakan kata bermakna jamak secara berganda
contoh: semua pohon-pohon, beberapa buku-buku
b) menggunakan kata yang mirip fungsi/makna secara berganda
contoh: demi untuk, adalah merupakan, sangat amat…sekali
c) menggunakan kata bermakna saling secara berganda
contoh: saling bermusuhan, saling pukul-memukul
d) menggunakan kata yang tidak diperlukan
contoh: Maksud daripada kedatangan saya adalah …
Rapat ini diadakan untuk membicarakan tentang perbaikan gaji
pegawai
3. Keserasian
 memilih kata yang sesuai dengan konteks atau situasi pemakaian
 konteks = kelaziman menggunakan kata bersinonim
situasi = kelaziman menggunakan kata sesuai dengan sistem nilai masyarakat yang
berlaku
 contoh:
- mantan, bekas
- kelompok, rombongan, kawanan, gerombolan, regu
- mati, meninggal, wafat, tewas, gugur, mampus
- wanita, perempuan, betina
- laki-laki, pria, jantan
- melihat, menatap, menonton, menyaksikan, mengamati, menengok,
memperhatikan, mengintip, melirik, memeriksa
12
BAB IV
PENYUSUNAN KALIMAT
A. Pengertian Kalimat
= serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku,
untuk mengungkapkan gagasan secara relatif lengkap, dimulai huruf kapital dan
diakhiri tanda titik/tanda tanya/tanda seru.
Contoh: Kuda putih itu.
Kuda putih itu mengalami kecelakaan.
Kuda putih itu mengalami kecelakaan di jalan raya.
B. Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek
(jawaban pertanyaan siapa/apa unsur yang dijelaskan)
2. Predikat
(jawaban pertanyaan mengapa/bagaimana unsur yang dijelaskan; menerangkan
perilaku/keadaan subjek)
3. Objek
(ada pada kalimat verbal yang predikatnya kata kerja intransitif;
bisa dipasifkan)
4. Pelengkap
(ada pada kalimat verbal yang predikatnya kata kerja transitif;
tidak bisa dipasifkan)
5. Keterangan
(menjelaskan predikat; bersifat manasuka)
C. Pola Kalimat
1. S-P-(K)
Contoh:
2. S-P-O-(K)
Contoh:
- Permainan itu sangat menarik.
- Saya tertidur di kursi.
- Tadi pagi dia menerbangkan pesawat itu.
- Saya mempelajari materi ini sampai tuntas.
- Saya mengalami sakit batuk sejak seminggu yang lalu.
3. S-P-Pel-(K)
Contoh:
- Kemarin saya sakit kepala.
- Mereka bersama-sama belajar matematika.
4. S-P-O-Pel-(K)
Contoh:
- Pemerintah mengirimi korban bencana alam bahan
makanan dengan cepat.
(bandingkan: Pemerintah mengirimkan bahan makanan kepada
korban bencana alam dengan cepat.)
13
D. Kalimat Tunggal
= kalimat yang terdiri dari satu pola dasar
E. Kalimat Majemuk
= kalimat yang memiliki lebih dari satu pola dasar
1. Majemuk Setara
- masing-masing klausa berkedudukan sama
- kata hubung
pilihan
: atau
penggabungan : dan, serta
urutan waktu
: lalu, kemudian, setelah itu
pertentangan
: tetapi, padahal, sedangkan
2. Majemuk Bertingkat
- klausa yang satu berkedudukan tidak sama dengan klausal lain
- bagian inti
: induk kalimat
bagian yang menjelaskan
: anak kalimat
- kata penghubung
: jika/kalau, seandainya/andaikata,
sebab/karena, ketika/waktu/saat, apabila,
agar/supaya, meskipun/walaupun/sekalipun
- apabila anak kalimat dan kata penghubung di awal kalimat, gunakan koma
apabila induk kalimat dan kata penghubung di tengah kalimat, tanpa koma
Contoh: - Supaya tidak sakit, setiap orang perlu tidur secukupnya.
- Setiap orang perlu tidur secukupnya supaya tidak sakit.
F. Kalimat Efektif
= kalimat yang dapat mewakili maksud penutur/penulis dan dapat dipahami secara tepat
oleh pendengar/pembaca
Syarat
1) Kelengkapan
- memiliki semua unsur yang disyaratkan (S, P, O, Pel, K)
- contoh: (perbaikilah)
 Dalam rapat kemarin menghasilkan lima keputusan penting.
 Kegagalan proyek itu karena ketidakjujuran pemborongnya.
 Dokter itu telah menyuntik lebih dari tiga kali.
 Negara donor yang tergabung dalam CGI meminjami Indonesia.
 Kuda putih itu mengalami kecelakaan.
2) Kesejajaran
- sejajar antara gagasan yang diungkapkan dengan bentuk bahasa yang digunakan
- contoh: (perbaikilah)
 Adik memetiki setangkai bunga di taman.
 Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum juga
menyetujuinya.
 Peningkatan disiplin pegawai dapat dilakukan dengan:
a. menyediakan sarana kerja yang memadai
b. atasan memberi contoh atau teladan, dan
c. penciptaan suasana kerja yang menyenangkan.
14
3) Kenalaran
- ada hubungan yang logis antara bagian-bagian dalam kalimat dengan maksud
penutur/penulis
- contoh : (perbaikilah)
 Terhadap pendapat anda, saya belum jelas.
 Dewan Keamanan PBB mengecam keras terjadinya pembunuhan terhadap 21
warga Palestina yang tewas.
4) Kecermatan
- gunakan unsur kalimat yang benar-benar diperlukan, hindari yang tidak diperlukan
- gunakan kata penghubung secara tepat (intrakalimat atau antarkalimat)
- contoh: (perbaikilah)
 Sebelum rencana kerja ini diajukan, rencana kerja ini sebaiknya dicek terlebih
dahulu.
 Semua bukti-bukti dan sebagian saksi-saksi telah siap diperiksa.
 DIY dikenal dengan kain batiknya. Yaitu batik tulis yang dahulu hanya dipakai
oleh orang-orang yang berduit.
 Saya tidak sependapat dengan mereka, namun demikian saya tidak akan
menentangnya.
5) Kegramatikalan
a) Kejelasan struktur kalimat
Contoh: (perbaikilah)
 Saya akan tanyakan masalah ini kepada dosen.
 Pemerintah memungut dari rakyat.
b) Ketaatasasan penggunaan imbuhan
Contoh :
 Siapa namanya?
 Anak-anak sedang baca buku di perpustakaan.
c) Ketetapan penggunaan bentuk pasif
(a) Bentuk I
(tunggal/jamak)
(b) Bentuk II
(tunggal/jamak)
(c) Bentuk III
(tunggal/jamak)
 kata benda + kata kerja
 kata benda + kata kerja
 kata kerja + kata benda
Contoh: (perbaikilah)
 Kata-katamu tidak dipahami olehku.
 Sudah disadari oleh kita bahwa merokok membahayakan kesehatan.
 Tugas ini harus dikerjakan oleh kamu.
 Penghargaan itu akan segera diterima oleh kalian.
 Belum dia sampaikan pesan dari paman untuk ibunya.
 Proyek pembangunan taman kota harus segera mereka selesaikan.
d) Kelengkapan unsur keterangan
Contoh: (perbaikilah)
 Memenuhi panggilan ketua, saya akan datang ke kantor.
 Saya akan datang ke kantor memenuhi panggilan ketua.
15
BAB V
PENGEMBANGAN PARAGRAF
A. Pengertian Paragraf
= bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat untuk mengungkapkan
satu satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
B. Penulisan Paragraf
- awal kalimat masuk lima atau tujuh ketukan
- meliputi sejumlah kalimat
(satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas)
Ide pokok
Ide penjelas
 kalimat topik
 kalimat penjelas
Kutipan
1
 fungsi : mengendalikan paragraf
 fungsi : mendukung ide pokok
C. Jenis Paragraf Berdasarkan Penempatan Ide Pokok
1) P. deduktif
 ide pokok di awal paragraf
Kutipan 2
2) P. induktif
 ide pokok di akhir paragraf
Kutipan 3
3) P. deduktif induktif
 ide pokok di awal & akhir paragraf
4) P. tersirat
 ada ide pokok, tetapi tidak ada
kalimat topik
Contoh paragraf yang tidak baik
=>
Kutipan 4
Kutipan 5
Kutipan 6
16
D. Syarat Paragraf yang Baik
1) Kesatuan
 semua ide penjelas di bawah kendali ide pokok,
ide penjelas harus selalu relevan dng ide pokok
Kutipan 7
2) Kepaduan  kekompakan antara satu kalimat dengan kalimat
yang lain dalam paragraf tersebut, yang tampak
dari penyampaiannya yang urut dan logis.
meliputi:
a) pengulangan kata kunci:
≈ penuh
Kutipan 8
≈ berubah bentuk
Kutipan 9
≈ sebagian
Kutipan 10
≈ parafrase
Kutipan 11
≈ sinonim
Kutipan 12
≈ hiponim
b) transisi
: menggunakan penanda hubung
antarkalimat (penanda transisi)
c) penggantian : menggunakan kata ganti persona
(ia, mereka, ibu, kakak, dsb.)
menggunakan kata ganti penunjuk
(ini, itu, sini, begini, demikian)
Kutipan 13
Kutipan 14
Kutipan 15
3) Kelengkapan  semakin lengkap informasi dalam suatu
paragraf, yang disampaikan melalui
ide/kalimat penjelas, maka semakin baik
paragraf tersebut
Kutipan 16
paragraf
tidak lengkap
Kutipan 17
17
paragraf
lengkap
E. Teknik Pengembangan Paragraf

Teknik Alamiah
 urutan ruang dan waktu
Kutipan 18

Teknik Klimaks/Antiklimaks
 ide pokok di akhir paragraf (Teknik klimaks)
ide pokok di awal paragraf (Teknik antiklimaks)
Kutipan 19
Teknik Perbandingan/Pertentangan
 menyampaikan persamaan (Teknik perbandingan)
menyampaikan perbedaan (Teknik pertentangan)
Kutipan 20
Teknik Analogi
 membandingkan sesuatu yang belum diketahui
dengan yang sudah diketahui
Kutipan 21






Teknik Contoh
 kalimat penjelas yang mendukung ide pokok
berupa contoh-contoh
Kutipan 22
Teknik Sebab/Akibat
 ide pokoknya berupa sebab/akibat
Kutipan 23
Teknik Definisi luas
 ide penjelas merupakan definisi ide pokok
Kutipan 24
Teknik Klasifikasi
 mengelompokkan berdasarkan persamaan
Kutipan 25
18
KUTIPAN 1
Pola pengembangan paragraf ialah cara penulis merangkai informasi yang
dihimpunnya menurut karangka dan tuntunan tertentu (1). Informasi dituangkan dalam
kalimat, kemudian kalimat dirangkai secara berurutan dengan wajar dan berpautan dengan
tertib (2). Dalam melaporkan percobaan di laboratorium, misalnya, dengan sendirinya kita
akan merangkai kalimat menurut runtunan waktu (3). Pernyataan yang mengemukakan
langkah pertama disampaikan lebih dulu, kemudian disusul dengan pernyataan tentang
langkah berikutnya, dan seterusnya (4). Sementara itu, pemberian sebuah benda akan
mengikuti pola urutan ruang, dalam hal ini setiap bagian dijelaskan kedudukannya terhadap
bagian yang lain dalam ruang (5).
Di dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat lebih dari satu pola susunan pernyataan
atau rincian (1). Suatu kejadian barangkali akan disajikan dengan su-sunan sebab akibat,
sekaligus juga dengan urutan waktu (2). Pola urutan ruang dan waktu biasanya terpakai
dengan wajar sejalan dengan maksud uraian seperti contoh laporan laboratorium dan
pemerian sebuah benda tersebut di atas (3). Sementara itu, pola susunan yang lain merupakan
pilihan penulis dan penggunaannya lebih banyak ditentukan oleh pilihan atau selera penulis
(4).
KUTIPAN 2
Identitas kekuatan manajemen Indonesia sulit dikenal (1). Gaya manajemen Indonesia
dikembangkan dari dan di dalam aneka ragam budaya suku bangsa yang ada di Indonesia (2).
Hal ini berbeda dengan manajemen Jepang dan Korea Selatan, misalnya (3). Manajemen
Jepang, pada umumnya terlihat dalam skala usaha raksasa yang pelik dan dalam cara yang
serba canggih (4). Manajemen Korea Selatan juga biasa diterapkan pada usaha berskala besar,
namun perusahaannya umumnya milik keluarga (5). Ciri-ciri ini, dengan berbagai variasi dan
bumbu, juga terlihat pada manajemen bisnis yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar
di Indonesia (6).
KUTIPAN 3
Mekanisme pasar harus dijaga agar tidak mengganggu penyampaian sinyal-sinyal
pasar kepada unit-unit ekonomi, terutama yang menyangkut biaya dan resiko yang harus
mereka tanggung untuk tindakan mereka (1). Apabila pembayaran cicilan dan bunga akan
membahayakan neraca pembayaran, pasar akan memberi sinyal dalam bentuk naiknya suku
bunga (2). Meningkatnya suku bunga utang komersial Indonesia dari 0,6-0,8% di atas LIBOR
(London Inter-bank Offered Rate) pada pertengahan 1980-an menjadi sekitar 2,5% di atas
LIBOR sekarang ini merupakan hasil reevaluasi pasar uang internasional terha-dap resiko
kredit (country risk) Indonesia yang memburuk (3). Sebaliknya, bila suku bunga di dalam
negeri makin turun, perangsang untuk mencari kredit luar negeri akan berkurang (4). Lalu
lintas utang akan dipengaruhi oleh kebijakan makroekonomi di dalam negeri (5). Dengan
demikian, pemerintah tak perlu lagi melakukan intervensi yang bisa mengurangi hak
seseorang atau perusahaan untuk berutang dari luar negeri (6).
KUTIPAN 4
Aturan mengenai suku bunga bank telah ditetapkan oleh Gubernur Bank Sentral (1). Ia
agaknya sudah bosan memberikan sinyal samar-samar kepada para bankir (2). Berbagai
isyarat agar kalangan perbankan mau memangkas suku bunga seakan-akan dianggap angin
lalu (3). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang terus-menerus diturunkan otoritas moneter,
tidak juga mendapat respon positif (4). Para bankir tetap memasang suku bunga tinggi (5).
Melihat kondisi yang demikian ini, akhirnya Gubernur Bank Sentral mengeluarkan aturan
tegas bagi mereka (6).
19
KUTIPAN 5
Setiap hari Ahmad bangun pukul 05.00 (1). Sesudah bersembahyang Subuh, ia
melakukan olahraga ringan, berjalan kaki selama sekitar 45 menit untuk memanaskan
tubuhnya (2). Pukul 07.00, setelah keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat, dan
setelah makan pagi, pada pukul 08.00, ia ber-angkat ke kantor, hingga pukul 16.00 baru tiba
kembali di rumah (3). Sisa wak-tunya dipergunakan untuk bermain-main dengan si kecil,
anak tunggalnya yang baru berusia 2 tahun (4).
KUTIPAN 6
Malang terkenal sebagai kota bunga (1). Banyak mahasiswa dari berbagai daerah
datang ke Malang (2). Pada malam ini, udara di Malang sangat dingin (3). Penduduk Malang
sebagian besar berdagang (4). Kota Malang telah dua kali meraih Adipura, yaitu penghargaan
sebagai kota yang bersih dari presiden (5).
KUTIPAN 7
Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi,
posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing (1). Akan tetapi, tidak setiap wilayah
kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau potensinya cukup untuk
memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu (2). Untuk
mengatasinya, dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang
bagi setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan damai (3).
Namun, untuk mencukupi ke-butuhan ini tidak jarang terjadi suatu negara menempuh jalan
kekerasan (4). Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara, selain meningkatkan kesejahteraan negaranya, juga mempertahankan eksistensinya dengan menjaga kemerde-kaan,
kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan wilayahnya (5).
KUTIPAN 8
Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam mengajarkan sesuatu, ialah
menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa tujuan yang jelas, maka materi yang kita
berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak
memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar-mengajar.
Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
KUTIPAN 9
Menghadapi kondisi ini, Yuwono berpendapat bahwa pihak Indonesia harus bersikap
terbuka terhadap teropongan orang-orang luar. Keterbukaan ini bukan saja pada insiden Dili,
tetapi juga, misalnya, pada kasus-kasus Aceh, Lampung, dan Kedungombo.
KUTIPAN 10
Naskah Perdamaian Kamboja telah ditandatangani di Paris, hari Kamis dini hari.
Akan tetapi, itu belum menjadi jaminan keamanan bagi para pemimpin ke tiga fraksi yang
menandatangani naskah itu.
KUTIPAN 11
Kami mencintai mereka semua tanpa kecuali. Kami mencintai mereka semua dengan
sepenuh hati dan bertekad membesarkan mereka. Dapat mencintai mereka semua merupakan
anugerah terbesar dalam hidup kami.
20
KUTIPAN 12
Kesunyian menyelimuti suasana ibukota setelah peristiwa 14 Mei yang lalu. Namun,
kelengangan itu segera hilang setelah pihak keamanan menjamin keselamatan seluruh warga
ibukota yang hendak ke luar rumah. Dan kini, kesenyapan itu telah berganti menjadi hingar
bingar di setiap sudut ibukota.
KUTIPAN 13
Sambutan atas ditandatanganinya naskah perdamaian terus mengalir, terutama yang
datang dari negara-negara Asia. Cina, misalnya, tidak hanya memuji, tetapi juga siap
mengulurkan bantuan. Begitu pula Vietnam yang, melalui Menteri Luar Negerinya, menilai
bahwa perjanjian damai itu akan memberikan sumbangan bagi perdamaian dan kerjasama di
kawasan Indo-Cina dan dunia.
KUTIPAN 14
Perkuliahan Bahasa Indonesia dirasakan sangat membosankan sehingga kurang
mendapat perhatian dari mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bahan-bahan kuliah
yang sudah diketahui oleh mahasiswa, sehingga terasa tidak diperlukan lagi oleh mereka. Di
samping itu, mahasiswa sudah mempelajari Bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku
sekolah dasar dan sekurang-ku-rangnya sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia.
Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang diberikan kepada mahasiswa menjadi
kesulitan tersendiri bagi pengajar Bahasa Indonesia.
KUTIPAN 15
Mahasiswa harus menjadi pelopor pembangunan bangsa, karena itu, mereka harus
mampu menunjukkan keahlian mereka sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Selain itu,
mereka pun harus memiliki kepribadian yang tangguh yang dilandasi oleh nilai-nilai agama
yang mereka anut dan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Kedua unsur tersebut,
yakni keahlian dan kepribadian, memang merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam
mewujudkan peranannya di masyarakat.
KUTIPAN 16
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini adalah tidak adanya peminat atau
penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau
burung-burung yang indah.
KUTIPAN 17
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau
penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar penghuni darat. Tidak ada
penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, tiram, dan mutiara sebagaimana halnya
untuk panda dan harimau. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan
sudah punah. Sangatlah sukar menemukan tiram dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah
mati banyak ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal
yang bisa menyebar dari pantai barat Afrika sampai pantai barat Laut Teduh. Kini, kedua
jenis kepiting itu hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh
untuk melindungi semua ini?
KUTIPAN 18
Menendang bola dengan sepatu, baru dikenalnya sekitar 1977. Saat itu ia baru lulus
dari STM Negeri 3 Jurusan Elektro. Orang yang pertama kali melatih-nya adalah Halilintar.
Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia bergabung dengan klub PMC sampai
sekarang. Pada tahun 1984, ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games
21
di Malaysia. Sayangnya, waktu dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya, karena kakinya cedera.
KUTIPAN 19
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan
kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya,
ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian
orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini
sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor
semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Disamping Carterpillar, Ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah
saing dalam bidang ini. Produksi Jepang yang khas Indonesia terkenal dengan nama padi
traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
KUTIPAN 20
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di
muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota ia paling senang
mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan
Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya
berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian seka-ligus dua kali setahun. Ia lebih
cenderung belanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi hanya saat ke
pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi, misalnya, ke parlemen.
KUTIPAN 21
Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk
pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini dibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang
diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan. Setelah itu, ilmiah yang membelah gu-nung dan merambah hutan,
menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengeta-huan yang dapat diandalkan. Filsafat
kemudian menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuanpengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, filsafat pun pergi kembali menjelajah
laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
KUTIPAN 22
Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pemba-ngunan maupun
dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan pe-merintah. ABRI masuk desa
(AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan
jembatan, dan pemugaran kampung. Contoh lain berupa KKN yang dilaksanakan oleh
mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan,
misalny peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam
bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk
desa, walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali, perlu dipikirkan program selanjutnya
seperti bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.
KUTIPAN 23
Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan
kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk meng-atasinya, pemerintah akan
memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai
batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan
pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah
sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
22
KUTIPAN 24
Pompa hidrolik ialah sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinyu tanpa
menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan
memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air
tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan,
katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena
adanya perubahan energi kinetik air jatuh yang menimbulkan tenaga kerja cukup tinggi dalam
ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi
permukaannya. Desain katup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi bergantian.
KUTIPAN 25
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut adanya beberapa kemampuan,
antara lain, kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan berbahasa ialah kemampuan menerapkan ejaan,
pemenggalan (pungtuasi), kosa kata, diksi, dan kalimat. Adapun yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan
pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan ke dalam urutan
yang sistematik.
23
BAB VI
PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Ciri Karya Ilmiah
 objektif
 tidak memihak
 faktual
 apa adanya
 logis
 ada hubungan antarbagian
 sistematis
 runtut
B. Jenis Karya Ilmiah
 deduktif
(berangkat dari kajian teori, dibuktikan pada data di lapangan)
 induktif
(berangkat dari data di lapangan, disimpulkan menjadi teori)
 campuran
(kajian teori dan data di lapangan diintegrasikan)
C. Sistematika Karya Ilmiah
KI
awal
Halaman sampul
Daftar isi
Daftar gambar/tabel
Daftar lampiran
inti
Pendahuluan (latar belakang, masalah, dan tujuan)
Teks utama
Penutup (kesimpulan, saran)
akhir
Daftar pustaka
Lampiran
D. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
Topik
Kerangka
karangan
Bahan
Draft
Hasil
akhir
1
2
3
4
5
Revisi
Keterangan:
1) pembatasan topik dengan mempertimbangkan manfaat, daya tarik, kemampuan
menyelesaikan, dan kesempatan menyelesaikan
2) tujuan, daftar subtopik, seleksi subtopik, susun subtopik
3) pustaka (jurnal, majalah, laporan penelitian), pendapat ahli, pengamatan, eksperimen,
dsb.
4) proses penulisan, konsultasi, judul, ujian
5) siap dibukukan
E. Jenis Kerangka Karangan
a) Berdasarkan kompleksitas rincian teks
 Kerangka sederhana
 Kerangka rinci
b) Berdasarkan perumusan teks
 Kerangka kalimat
 Kerangka topik
24
Contoh-contoh Kerangka Karangan
Contoh Kerangka Sederhana
Topik: Perbaikan Lingkungan
Kerangka karangan:
B. Perbaikan lingkungan secara ilmiah
C. Penganekaragaman lingkungan hidup
D. Penggunaan teknologi yang tepat guna
Contoh Kerangka Rinci
Topik: Perbaikan lingkungan
Kerangka Karangan:
A. Perbaikan lingkungan secara ilmiah
1. Pemulihan oleh alam sendiri
2. Pencegahan kerusakan oleh manusia
B. Penganekaragaman lingkungan hidup
1. Penstabilan lingkungan hidup
a. Saling mengadakan kompensasi
b. Manfaat keanekaragaman lingkungan hidup
2. Penganekaragaman kegiatan ekonomi
a. Pertanian dan Perdagangan
b. Industri dan Jasa
C. Penggunaan teknologi tepat guna
1. Penyerapan tenaga kerja
2. Pemenuhan kebutuhan pokok
a. Pangan, Sandang, dan Pemukiman
b. Kesehatan dan Pendidikan
Contoh Kerangka Kalimat
Topik: Perlunya kebijakan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup di negara-negara
berkembang
Kerangka karangan:
A. Masalah lingkungan hidup timbul sebelum abad XX.
1. Kerusakan lingkungan mengakibatkan kehancuran Mesopotamia.
2. Kerusakan lingkungan di Inggris terjadi setelah revolusi industri.
B. Negara-negara maju telah lama menghadapi masalah pencemaran lingkungan.
C. Negara-negara berkembang mulai menghadapi masalah pencemaran lingkungan.
D. Perlunya segera diambil kebijakan oleh negara-negara berkembang untuk menanggulangi
kerusakan lingkungan.
Contoh Kerangka Topik
Topik: Perlunya kebijakan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup di negara-negara
berkembang.
Kerangka karangan:
A. Masalah lingkungan abad XX
1. Kehancuran Mesopotamia
2. Kesulitan Inggris di masa Revolusi Industri
B. Masalah lingkungan hidup di negara maju
C. Masalah lingkungan hidup di negara berkembang
D. Perlunya kebijakan pelestarian lingkungan di negara berkembang.
25
F. Teknik Pengetikan







kwarto/A4, spasi ganda, judul subbab tanpa garis bawah, alinea baru 5 atau 7 ketukan
dari kiri
halaman bab: 4 kiri, 4 atas, 3 kanan, 3 bawah, nomor halaman tengah bawah
halaman lain: 4 kiri, 3 atas, 3 kanan, 3 bawah, nomor halaman kanan atas
bagian awal: i, ii, iii, iv, dst (kecuali halaman sampul)
bagian inti: 1, 2, 3, dst
bagian akhir: mengikuti halaman pada bagian inti
urutan penomoran
A. ____________________________
1. ________________________________________________
___________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
a. ___________________________
_________________________________________
______________________________________________
1) _____________________________
_______________________________________
____________________________________________
a) _______________________________
_____________________________________
__________________________________________
(1) _________________________
__________________________________
_______________________________________
(a) ________________________
________________________________
____________________________________
Atau
1.1 ___________________________
_____________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
1.1.1 _____________________________
_____________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
1.1.1.1 _______________________________
_____________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________ (dst.)
26
G. Teknik Penulisan Kutipan
1) Kutipan langsung
≈ diambil langsung sesuai aslinya
a) kutipan pendek
 < 40 kata atau 5 baris
 tulis diantara tanda kutip, terpadu dengan teks
 tulis sumber kutipan: nama akhir, tahun, halaman
b) kutipan panjang
  40 kata atau 5 baris
 tulis terpisah dari teks, dimulai setelah 5 ketukan, spasi tunggal, paragraf baru
masuk 5 ketukan lagi
 tulis sumber kutipan: nama akhir, tahun, tanpa/dengan halaman
2) Kutipan tidak langsung
≈ dikemukakan dengan bahasa penulis
 tanpa tanda kutip, terpadu dengan teks, spasi ganda
 tulis sumber kutipan: nama akhir, tahun, tanpa/dengan halaman
3) Kutipan dalam kutipan
Contoh: Mapisameng (dalam Suyitno, 1995: 3) menjelaskan ...
Contoh Penulisan Kutipan
1. Contoh Kutipan Pendek
 Nama pengarang disebut di awal kutipan
Suyitno (1990: 123) menjelaskan “bahasa Indonesia untuk penutur asing memiliki
karakteristik yang sama dengan karakteristik bahasa Indonesia pada umumnya. Yang
membedakan adalah karakteristik pebelajarnya”.
 Nama pengarang disebut diakhir kutipan
Sesuai dengan uraian di atas, dijelaskan “bahasa Indonesia untuk penutur asing memiliki
karakteristik yang sama dengan karakteristik bahasa Indonesia pada umumnya. Yang
membedakan adalah karakteristik pebelajarnya” (Suyitno, 1990: 123)
 Jika di dalam kutipan terdapat kutipan, maka penulisannya menggunakan tanda
kutip tunggal (‘...’)
Dalam penjelasannya, Dardjowijoyo (1992: 4) menjelaskan “Kota Leiden di Negeri
Belanda merupakan ‘kota suci’ berkembangnya pengajaran bahasa Indonesia untuk
penutur asing”.
2. Contoh Kutipan Panjang
Smith (1990: 276—277) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The “placebo effect,” which has been verified in previous studies, disappeared
when behaviors, were studied in this manner. …… Futhermore, the behaviors, were
never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies
were clearly premature in attributing the result to a placebo effect.
3. Contoh Kutipan Tidak Langsung
 Nama pengarang disebut di awal kutipan
Sarina (1990) mengemukakan bahwa tidak semua pengajar BIPA di Malang memiliki
pendidikan dan pengalaman dalam mengajarkan BIPA.
27

Nama pengarang disebut di akhir kutipan
Sejalan dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tidak semua pengajar BIPA
di Malang memiliki pendidikan dan pengalaman dalam mengajarkan BIPA (Sarina,
1990).
4. Contoh Kutipan Dalam Kutipan
Mapisameng (dalam Suyitno, 1995: 3) menjelaskan bahwa perkembangan pengajaran
bahasa Indonesia untuk penutur asing di Indonesia sangat strategis, terutama jika
dikaitkan dengan perkembangan negara Indonesia.
H. Teknik Penulisan Catatan Kaki
Aturan:
 dinomori sesuai dengan nomor kutipan, tulis pada halaman yang sama
 tempatkan di bagian bawah halaman
 setiap bab dimulai nomer 1
 ketik spasi tunggal, antar catatan kaki ketik spasi ganda
 beri baris batas sepanjang 14 ketukan dari margin kiri di antara baris terakhir teks
dengan baris pertama catatan kaki, jarak masing-masing dua spasi
 baris pertama masuk 5 atau 7 ketukan, baris berikutnya lurus margin kiri.
 urutan dasar:
nama pengarang dibalik, judul buku, nomor jilid, edisi/cetakan, penerbit, kota
penerbit, tahun penerbit, halaman
Contoh:
1) Artikel dalam kumpulan artikel
1) Biagioni, Luis F., Joseph A. Lovely, “The Impact of Accounting on
Managerial Performance”, dalam Readings in Cost Accounting, Budgeting and
Control, Ed. William E. Thomas Jr., Fifth Edition, South Western Publishing Co.,
Cincinnati, 1987, page 26-27.
2) Terjemahan
2) Engel, James F., et all, (1990), Perilaku Konsumen, Terj.: Budijanto, Jilid I,
cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal. 127.
3) Majalah/Jurnal
3) Widayanto, G. dan Husnan, S., “Strategie Cost Management: Teknik
Managemen Biaya untuk Transformasi Visi Bisnis”, dalam Manajemen dan
Usahawan Indonesia, No. 2 th. XXIV Februari 1995. hal 10-15.
4) Surat Kabar
4) Harian Republika, Rabu, 5 April 1995, halaman 6.
5) Tanpa Nama Pengarang
5) Tim Pengembangan Akuntansi, Accounting Development in Indonesia,
Publication No. 9, Yogyakarta, 1992, halaman 305
28
Singkatan dalam Catatan Kaki
 (ibidem)
sumber sama, halaman beda, berurutan
 (opere citato)
sumber sama, halaman beda, disela sumber lain
 jika sumber penyela dari satu/lebih pengarang dan disebut
dua/lebih judul buku, maka tambahkan judul buku yang dimaksud
dan beri tanda petik tanpa garis bawah
 (loco citato)
sumber sama, halaman sama, disela sumber lain
Ibid
Op.cit
Loc.cit
Contoh:
1) Kerlinger, Fred N., (1989), Asas-Asas Penelitian Behavioral, Terjemahan: Landung
M. Simatupang, edisi ketiga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,
1990, halaman 101.
2) Ibid, halaman 108.
3) Ohmae, Kenichi, (1991), Dunia Tanpa Batas, terjemahan: F.X. Budijanto, cetakan
pertama, Binarupa Aksara, Jakarta, 1991, halaman 147.
4) Etzioni, Amitai, (1988), Dimensi Moral Menuju Ilmu Ekonomi Baru, Terjemahan:
Tjun Surjaman, cetakan pertama, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992,
halaman 72.
5) Etzioni, Amitai, Modern Organization, Printice Hall, Engelwood Clifts, New
Yersey, 1987, page 159.
6) Ohmae, Kenicchi, op.cit, halaman 230.
7) Clothier, Peter J., (1990), Meraup Uang dengan MultiLevel
Marketing: Pedoman Praktis Menuju Network Selling yang Sukses,
Terjemahan T. Hermaya, Cetakan ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta,1994, hal. 16.
8) Etzioni , Amitai, loc.cit
9) Etziono, Amitai, op.cit, “Modem Organization”, page 175.
29
I. Teknik Penulisan Daftar Rujukan
1) Buku/Literatur
Koentjaraningrat. 1997a. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
______. 1997b. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
2) Buku kumpulan artikel
Letheridge dan Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education: Teaching English as
a Second Language. NY: Preager.
3) Artikel dalam buku kumpulan artikel
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. dalam Aminuddin (Ed.).
Pengembangan Penelitian Kualitatif Bidang Sastra (hlm. 12 – 25). Malang:
HISKI Malang.
4) Artikel dalam jurnal
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”.
Forum Penelitian (1) : 33 – 47.
5) Artikel dalam majalah/koran
Huda, M. 1991, 13 November. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
6) Koran tanpa pengarang
Kompas. 1991, 21 Juni. Mandor Pasar Tewas Ditikam Anak Buahnya. hlm. 7.
7) Dokumen resmi pemerintah tanpa pengarang dan lembaga
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: Duta Jaya.
8) Terjemahan
Ary, D., Jacobs, L.C., dan Rajavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terj. Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional
9) Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian
Pangaribuan, Tagor. 2005. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar
Bahasa Inggris. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
10) Makalah yang dipresentasikan
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan
dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV. Pusat Penelitian IKIP Malang. Malang, 15 Januari
11) Rujukan dari internet berupa karya individual
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey or STM Online Journals, 1990—
1995: The Calm berfore the Storm, (Online),
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996).
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996).
30
12) Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal AwalBelajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal
Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses
20 Januari 2000).
13) Rujukan dari internet berupa e-mail pribadi
Davis, A. ([email protected]).10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring
Tools. E-mail kepada Alison Hunter ([email protected]).
Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 2007. Artikel untuk JIP. E.Mail
kepada Kusubakti Andajani ([email protected]).
31
REFERENSI
Arifin, Zaenal dan Tasai S. Amran, 2003. Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Penerbit Akademika Pressindo.
Azhari, Samlawi dan Suyitno Imam, 2001. Cermat Berbahasa Indonesia. Malang: STIE
Malangkucecwara Malang.
Chaer, Abdul, 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Rineka
Cipta.
Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Samsuri, 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.
32
LAMPIRAN
BAGIAN AWAL KARYA ILMIAH
Halaman Sampul
MENCEGAH KARANG GIGI
PADA ANAK BALITA
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti
Perkuliahan…yang dibina oleh…
Oleh
……………
……………
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
SURABAYA
2004
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Perhitungan Penentuan Jumlah Sampel
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
3. dst
Halaman
139
141
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Tabel
1. Pendahuluan
2. Gambaran Dasar Manajemen
Konsep Dasar Manajemen
Ciri-ciri Manajemen
Sosok Manajemen yang Baik
3. Peranan Manajemen dalam
Perkembangan Perusahaan
Dst .
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
33
Halaman
i
iii
3
3
5
7
9
66
67
LATIHAN I
BAHASA YANG BAIK DAN BENAR
Buatlah masing-masing satu kalimat yang:
(1) baik dan benar
(2) baik tetapi tidak benar
(3) tidak baik tetapi benar
(4) tidak baik dan tidak benar
Sertakan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi kalimat tersebut (dituturkan oleh siapa,
kepada siapa, tentang apa, kapan/ketika apa, di mana, dan sebagainya).
34
LATIHAN II
EJAAN
A. Tulislah B jika penulisan berikut ini sesuai dengan aturan EYD dan tulislah S jika tidak
sesuai dengan aturan EYD, kemudian perbaikilah!
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Data
pembangunan physic
pendapat kolektif
menyalah-gunakan
lama kelamaan
pendayagunaan
Moh. Isa SH
Ir Ahmad
Zailani M.Sc.
Zainab, B.A
Rp. 150.000,00
tindakan2-nya
walau pun
kereta api
matahari
kaca mata
didalam gedung
dipermukaan air
educational hospital
Jenderal Sudirman
haji Mustofa Bisri
teluk Tomini
Propinsi Jawa Timur
Nomor 46.892
salak bali
research centre
B/S
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
Seharusnya
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
B. Perbaikilah tulisan kalimat-kalimat berikut ini sesuai dengan EYD!
1. Adik bertanya,”kapan kita pulang?”
……………………………………………………………………………….
2. Kita hamba Alloh yang maha kuasa. Sebagai hambanya kita harus taat.
……………………………………………………………………………….
3. Setiap Agama punya Kitab Suci. Kitab Suci Agama Islam qur’an.
……………………………………………………………………………….
4. Firman, anak haji mahaputra Yamin diangkat menjadi Sultan.
...............……………………………………………………………………..
5. Ketika menjadi Presiden. Ia berpangkat Jendral.
.......…………………………………………………………………………..
6. Ia adalah gubernur bali yang berasal dari suku Jawa.
...……………………………………………………………………………..
7. Kata Bahasa Indonesia yang ke-Inggris-Inggrisan akan di Indonesiakan mulai bulan
Agustus ini.
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………................................
35
8. Perang Dunia II merupakan Perang Dunia yang besar.
………………………………………………………………………………
9. Menurut Undang-Undang yang pernah saya baca, Republik Indonesia sebagai Negara
Republik telah memiliki Hukum yang kokoh.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….......
10. Ia pulang membawa Gula Jawa dan Pisang Ambon.
………………………………………………………………………………
11. Ia berobat ke Dr. Wahyudi.
………………………………………………………………………………
12. “Kapan bapak pergi?” tanyanya.
………………………………………………………………………………
13. Ia membaca Koran suara karya.
………………………………………………………………………………
14. Gerak gerik anak itu mengganggu konsentrasi belajarku.
………………………………………………………………………………
15. Mobil dijalan itu di rusak pencuri.
……………………………………………………………………………...
16. Apapun yang di makan, ia tetap saja kurus.
………………………………………………………………………………
17. Harga kain itu Rp. 2000,- perhelai.
……………………………………………………………………………...
18. Saya ingin datang tapi hujan.
………………………………………………………………………………
19. A-pril, ca-plok, ins-tru-men
……………………………………………………………………………….
20. Prof. DR. M. F. Baradja M.A.
……………………………………………………………………………….
21. a/n, u/p, d/a, dsb, dll, sda
……………………………………………………………………………….
22. S.I.M., A.B.M., cm., P.T., C.V., D.P.R.
………………………………………………………………………………
23. duaratus duapuluh dua rupiah
………………………………………………………………………………
24. tiga dua per tiga (3 2/3)
……………………………………………………………………………….
25. bab 9 pasal 5 hal 25
……………………………………………………………………………….
36
C. Dengan menulis ulang wacana ini, temukan sedikitnya tiga kesalahan penulisan ejaan
dalam setiap paragraf, kemudian perbaikilah kesalahan tersebut!
AWAir Milik AirAsia
Meski telah lama kolaps Maskapai Nasional AWAir akan beroperasi lagi. Investor
baru dilaporkan telah masuk kemaskapai yang sempat menjadi heboh karena diplesetkan
sebagai kependekan dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Airlines itu. Maskapai AirAsia
dari Malaysia telah meng-akuisisi AWAir.
Mengutip sejumlah sumber Mingguan Bisnis The Edge kemarin melaporkan
bahwa akuisisi itu telah tuntas. Tapi tak disebutkan nilai pembeliannya. “Langkah ini
dimaksudkan untuk memperkuat bisnis AirAsia di pasar Asia Tenggara,” Ujar sumber
yang menolak disebut jati dirinya.
AirAsia menjadi maskapai penerbangan asing pertama yang mengakuisisi
perusahaan penerbangan milik Swasta Nasional Indonesia. Saat ini AirAsia gencar
menggarap Pasar Indonesia. Maskapai penerbangan bertarif murah (Budget Carrier) itu
telah membuka penerbangan langsung dari Malaysia kesejumlah kota ditanahair.
Seperti diketahui AWAir mulai beroperasi pada bulan Juni 2000. Tapi setelah 2
tahun beroperasi maskapai itu menghentikan operasi akibat ketatnya persaingan didalam
negeri.
Setelah mengakuisisi P.T. AWAir Internasional menurut The Edge AirAsia akan
menggandeng mitra lain untuk mengembangkan maskapai bertarif murah. Maskapai baru
itu bakal menyerupai Thai AirAsia yang limapuluh satu persen sahamnya di kuasai
Raksasa Media dan Telekomunikasi Thailand, Shin Corp, milik P.M. Thaksin
Shinawatra.
Kepada Harian New Straits Times pekan lalu Direktur Eksekutif AirAsia
Kamarudin Meranum menyatakan bahwa pihaknya menunggu lisensi dari pemerintah
Indonesia atas pendirian maskapai bertarif murah itu. Country Director AirAsia di
Indonesia Abdul Nasser Abu Kasim tidak membantah soal rencana akuisisi tersebut.
Namun dia menyebut belum tercapai kesepakatan, “saat ini masih dalam tahap
pembicaraan. Bila sudah final, kita akan umumkan kepada publik,” jelasnya saat di
hubungi koran ini tadi malam. Dia menambahkan, negosiasi masih berjalan.
Sebelumnya, AWAir beroperasi dengan menggunakan pesawat berbadan lebar
Airbus A330 dengan rute Jakarta—Surabaya. Sesuai peraturan Departemen Perhubungan
(DepHub), maskapai nasional yang tidak beroperasi dalam kurun 1 tahun akan dicabut
ijinnya. Namun DepHub tidak mencabut ijin AWAir dikarenakan oleh maskapai itu
berencana beroperasi lagi, seperti Kartika Airlines yang beroperasi mulai 2003.
Saat ini terdapat 12 maskapai penerbangan berjadwal yang beroperasi dirute
domestik yaitu: Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Bouraq Indonesia,
Mandala Airlines, Dirgantara Air Services, Batavia Air, Bali Air, Lion Airlines, Pelita
Air Service, Airmark Aviation, Jatayu, Gelang Sejahtera dan Star Air. Saat ini AirAsia
juga telah menerbangkan pesawatnya ke-30 kota tujuan di Malaysia, Singapura, Thailand,
Indonesia dan Makau. Akhir tahun ini, AirAsia akan terbang ke China. Maskapai itu
berencana melakukan I.P.O (penawaran saham kepublik) di Kuala Lumpur bulan depan
untuk mendanai pembelian 80 pesawat baru.
(Sumber: Jawa Pos, 18 Oktober 2004)
37
LATIHAN III
BENTUKAN DAN PILIHAN KATA
A. Pilihlah bentukan kata yang benar di antara pilihan bentukan berikut ini!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
memercayai
mensukseskan
mengkoordinir
memparkir
menargetkan
managemen
mengorganisir
memroses
mengkritik
memerogramkan
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
mempercayai
menyukseskan
mengoordinasikan
memarkir
mentargetkan
manajemen
mengorganisasikan
memproses
mengritik
memprogramkan
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
)
)
)
)
)
)
)
)
)
)
B. Tunjukkan ketidaktepatan pilihan kata berikut ini, kemudian betulkan!
1.
Menurut ahli neurologi bahwa korteks adalah bagian otak yang paling rumit.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Mulai dari masih kanak-kanak, ia sudah tampak kelihatan bakatnya.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Semoga kluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan iman.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Rektor menugaskan para pimpinan fakultas menghadiri rapat.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Sementara ini para langganan surat kabar “Jawa Pos” mendapat discount 10%.
Karena itu, maka saya akan langganan besok.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. Didi diperingatkan oleh gurunya agar tidak berisik. Dia mengacuhkan saja peringatan
itu dan terus bercakap-cakap dengan temannya.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Sesuai dengan schedule, planning kita untuk menyelesaikan design ini harus tuntas
besok.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
8. Kepala sekolah mendaftarkan nama-nama beberapa ketua kelas yang mengikuti
diklat.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. Polisi telah berhasil menangkap pelaku pengrusakan gedung.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
10. Penulis terpaksa merubah rumus dan ternyata hasil perubahan itu dapat digunakan
untuk menyelesaikan analisa data.
38
11.
12.
13.
14.
15.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Selain memberikan input, Prof. Dr. Umar Kayam juga mengedit buku ini.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Usaha kami selama ini memang profitable sehingga kami dapat menghidupi
karyawan secara layak.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Rombongan para mahasiswa disambut dengan meriah oleh para santri-santri.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Sejak dari tanggal sepuluh bulan Juni ini, semua bank buka sejak jam tujuh.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Untuk memperoleh kredit bank, si peminjam harus memiliki jaminan, ialah rumah
atau kebun.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
C. Buatlah kalimat dengan bentukan kata-kata di bawah ini sehingga jelas perbedaan
maknanya!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
melawat-melayat
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
waktu-jadwal
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
ditengok-dijenguk
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
manusia-orang
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
bebas-merdeka
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
menahan-menyandera
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
jam-pukul
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
kerja-karya
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
39
LATIHAN IV
KALIMAT
A. Betulkanlah kalimat-kalimat di bawah ini agar menjadi kalimat yang efektif!
1. Petunjuk yang saya berikan itu ternyata dapat dia terima dengan baik.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Ahmad setelah bersusah payah belajar sambil bekerja selama empat setengah tahun
berhasil meraih gelar sarjana pendidikan.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Pertemuan banker itu membicarakan tentang masalah modal usaha.
…………………………………………………………………………………………
4. Memperhatikan iklan Saudara dalam Harian Massa tanggal 10 Maret 1990, saya
berminat mengikuti kursus bahasa Inggris yang saudara selenggarakan.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Berbicara tentang kenaikan harga bahan baku dewasa ini, kami tetapkan bahwa
produksi pabrik kami mengalami penurunan sebanyak 25%.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. Menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai daerah pertanian, diperlukan kegiatan
penyuluhan kepada para petani di daerah itu.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. Di sini tidak menerima lowongan pekerjaan.
.......................................................................................................................................
8. Berjudi dalam segala bentuknya, kejahatan yang merajarela, kemaksiatan yang
tersebar di kota-kota dan desa-desa, serta menghambur-hamburkan kekayaan harus
kita bersihkan.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. Koordinasi pelaksanaan tugas satgas kecamatan, merencanakan langkah-langkah
yang harus dilaksanakan oleh satgas kecamatan, serta supervisi dan evaluasi
merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh satgas kabupaten.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
10. Tujuan penyusunan juknis ini adalah membantu para pengusaha, khususnya para
pengusaha kecil. Sehingga karenanya mendapat kesempatan untuk bisa berkembang.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
11. Indikator pengusaha yang berhasil yaitu mampu mengelola pasar dan peningkatan
mutu produksi dilihat dari kwantitas dan kwalitas.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
40
12. Para investor segera mengubah rencananya setelah mereka tahu bahwa masyarakat
sudah tidak tertarik lagi.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
13. Para nasabah dari Bank Swakarya akan diberikan bonus yang menarik.
…………………………………………………………………………………………
14. Di dalam artikel itu menyebut bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di
Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
15. Dengan pemakaian alat yang canggih dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
itu.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
16. Menurut Mar’ie Muhammad, menyatakan bahwa laju pertumbuhan inflasi dapat
ditekan melalui pengendalian harga oleh para pedagang.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
17. Kebijakan uang ketat perlu ditinjau kembali yang sudah berjalan hampir dua tahun.
…………………………………………………………………………………………
18. Kami menghaturkan terima kasih atas kehadirannya.
…………………………………………………………………………………………
19. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari pelbagai fihak, sehingga pada masa
datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
20. Supaya semua langganan bisa menikmati kelebihan dari produk yang ditawarkan.
…………………………………………………………………………………………
21. Peningkatan mutu kerja yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi yang
berkualitas.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
22. Menurut penuturan Raja Los Palos di Istana Negara membuktikan bahwa tenun ikat
Timor Timur sudah diknal juga di daerah lain.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
23. Pemerintah menganjurkan membuang sampah pada tempatnya.
…………………………………………………………………………………………
24. Tiap-tiap daerah ditentukan seorang coordinator yang akan menagih para nasabah.
…………………………………………………………………………………………
B. Susunlah kalimat-kalimat majemuk (setara atau bertingkat) dengan kata-kata penghubung
intrakalimat berikut ini.
1.
2.
dan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
sedangkan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
41
3.
kemudian
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. agar
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. walaupun
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. karena
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7. ketika
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
8. jika
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. bahwa
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
10. atau
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
11. seandainya
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
12. melainkan
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
42
C. Bacalah wacana berikut! Perhatikan pembentukan dan pemilihan kata serta penyusunan
kalimatnya. Dengan menulis ulang wacana ini, temukan sedikitnya tiga kesalahan dalam
setiap paragrafnya!
AKOMODIR TUNTUTAN PUBLIK SOAL BBM
Perhatian masyarakat saat ini dituju pada rencana pemerintah untuk menaikkan
kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Rencana yang digagas sejak pemerintahan
Megawati Soekarnoputri itu segera pemerintah realisasikan secara bertahap. Sejumlah
elemen masyarakat juga mulai gencar dilakukan aksi di jalan untuk nolak rencana
kenaikan harga BBM.
Sementara itu, publik belum bisa menerima alasan pemerintah bahwa menaikkan
itu demi menyelamatkan APBN dari beban subsidi yang makin membengkak. Bahkan,
iming-iming dana subsidi BBM akan mengalihkan untuk berbagai program sosial bagi
rakyat miskin, juga tak mampu mengubah persepsi publik bahwa kenaikan harga BBM
adalah merupakan langkah pemerintah yang tak berpihak pada penderitaan rakyat kecil.
Namun, rencana kenaikan harga BBM tidak kunjung pemerintah umum-kan telah
memicu terjadinya kenaikan inflasi. Kenaikan terlanjur santer hingga ditimbulkan aksi
borong dan penimbunan terhadap sejumlah barang kebutuhan.
Pengamat ekonomi dan kebijakan pemerintah, Drs. Kresnayana Yahya, M.Sc,
menanggapi sikap pemerintah yang seakan tarik ulur atas rencana mengumumkan. Ia
menyatakan isu kenaikan BBM ini telah dibuat orang berspekulasi dan mulai tertimbun.
Akibatnya, aksi borong itu memukul kenaikan angka inflasi yang semakin tinggi. Harga
sejumlah barang pun juga mulai melambung.
Menurut Kresnayana, “Sebenarnya, begitu rencana kenaikan harga BBM
digulirkan, pemerintah harus segera mengumumkan. Dengan menunda, meski harga
BBM belum naik, hampir tiap hari ada menaikkan barang kebutuhan masyarakat. Kalau
ada yang menurun, itu lebih dikarenakan adanya surplus. Satu contoh, telur harganya
terus mengalami naik karena pakan ternak juga menaik”.
Demikian pula anggota komisi VI DPR, Rama Pratama, juga menyesalkan sikap
pemerintah yang maju-mundur dalam pengumuman kenaikan harga BBM. Seharusnya,
sikap kehati-hatian pemerintah itu didasarkan pada perhatian untuk menekan inflasi.
Sebab jika tidak memperhatikan hal tersebut dikhawatirkan terjadi announcement effect
sebagaimana yang disebut pada Teori Ekonomi Konvensional, yaitu dampak kenaikan
harga yang bersumber dari ekspektasi masyarakat ketika akan ada pengumuman kenaikan
harga BBM.
Tantangan terbesar pemerintah ke depan adalah. Sosialisasi yang dimaksud tidak
selalu berupa kampanye besar-besaran mengenai rencana kenaikan harga BBM.
Sosialisasi terkandung konsekuensi mengakomodasi tuntutan publik yang tak kalah
krusial. Seperti, pemberantasan korupsi dan penerapan tatakelola pemerintahan yang
baik.
Tentang pelaksanaan program subsidi untuk rakyat implementasinya juga harus
transparan. Rakyat miskin pada program serupa sebelumnya tak sepenuhnya dinikmati
kompensasi dana subsidi sebagaimana dijanjikan pemerintah. Meskipun dua hal itu
pemerintah lakukan, sebenarnya hal yang pemerintah lakukan itu juga belum menjamin
publik bisa menerima kenaikan harga bahan bakar minyak. Akan tetapi, setidaknya
masyarakat bisa dinilai bahwa pemerintah juga berbuat seimbang.
(Sumber: Jawa Pos, 22 Februari 2005)
43
LATIHAN V
PARAGRAF
A. Tentukan ide pokok dalam setiap paragraf berikut ini, kemudian sebutkan ide-ide
penjelasnya dan kalau ada juga ide penegasnya!
1. Adakalanya kita perlu membuat kalimat pendek-pendek dengan maksud meningkatkan
keterbacaan. Memang benar, kalimat pendek lebih mudah dipahami, tetapi di pihak lain
kalimat pendek-pendek mengakibatkan kalimat tersendat-sendat. Setiap kalimat jadi
setaraf kedudukannya, dan sama dekat atau jauh hubungannya dengan kalimat lain.
Dengan kata lain, kalimat yang satu tidak lebih penting daripada yang lain, dan yang
satu tidak lebih dekat daripada yang lain.
Ide pokok:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
Ide-ide penjelas:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
2. Pembaca dapat menangkap kesetalian antarkalimat dalam paragraf karena kalimat
dalam paragraf itu berpautan. Biasanya perpautan itu kurang diperhatikan oleh
pengarang ketika sedang menulis karena pikirannya lebih banyak dicurahkan pada
usaha melahirkan gagasannya sebelum lenyap dari ingatannya. Memang, akan selalu
terdapat hubungan di antara pikiran-pikirannya yang beruntun itu, tetapi hubungan
tersebut pribadi sifatnya. Jika ia membaca kembali tulisannya akan terlihat olehnya
bahwa beberapa bagian pikirannya tidak tercantum karena sudah cukup jelas baginya.
Kehadiran bagian itu justru diperlukan pembaca untuk menemukan hubungan berbagai
pernyataan dalam paragraf. Bagian itu adalah unsur perpautan kalimat sebagai bentuk
katatabahasaan yang mewujudkan kepaduan sebuah paragraf.
Ide pokok:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
Ide-ide penjelas:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
3. Sebuah paragraf tak mungkin baik jika paragrafnya tidak tersusun dengan baik.
Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan pikiran
sebagai bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya. Paragraf
yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran
penulis. Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis
dengan baik dan dirangkaikan dalam runtunan yang logis.
44
Ide pokok:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
Ide-ide penjelas:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
B. Berikut ini ada beberapa paragraf yang kalimat-kalimatnya tersusun secara acak. Anda
diminta menemukan kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelas dan/atau kalimat
penegasnya, kemudian menyusunnya menjadi paragraf-paragraf yang terpadu.
1. Bahkan, Gapero Kediri juga mengancam jika dalam 10 hari sejak diterimanya surat
tersebut, GAPPRI tidak menyelenggarakan rapat anggota istimewa, Gapero Kediri akan
menentukan sikap (1). Kemelut yang melanda industri rokok belum juga berakhir (2).
Menjelang diselenggarakannya Rapat Anggota Tahunan Gabungan Perserikatan Pabrik
Rokok Indonesia (RAT-GAPPRI), di Solo, pada 29 April 1992, Gapero Kediri
melayangkan surat kepada Ketua GAPPRI, J.P. Soegiharto Prayogo (3). Isinya, antara
lain, menegaskan kembali penolakannya terhadap kehadiran BPPC dan meminta agar
tataniaga cengkeh diserahkan ke PT Kerta Niaga (4). Kini, pengusaha rokok yang
tergabung dalam Gapero Kediri berteriak lantang (5).
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Tentu saja hal ini sangat merisaukan kalangan produsen karet di dunia (1). Pasar karet
internasional masih saja lesu (2). Perkembangan harga beberapa tahun belakangan
malah merosot (3). Indonesia, sebagai negara terbesar ketiga setelah Malaysia dan
Thailand, merasa bahwa kondisi ini kurang menguntungkan (4). Bila pada 1988 harga
karet mencapai US$1,000 per ton, maka pada 1991 lalu anjlok hingga sebesar US$ 786
per ton (5).
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
45
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………...
3. Dengan pengalaman sebagai senator dan anggota White House yang sangat terbatas,
Quayle dinilai belum cukup matang menjalankan tugas kepresidenan (1). Ia dipilih
karena dianggap mewakili generasi muda konservatif dalam Partai Republik (2). Selain
itu, sebagai senator dari Indiana, ia dikenal punya kemauan dan kemampuan kerjasama
yang baik (3). Ia bahkan cukup dekat dengan Ted Kennedy dari Partai Demokrat (4).
Dengan kata lain, Bush punya alasan yang masuk akal memilih Quayle sebagai
pendamping, walaupun bukan sebagai calon penggantinya (5). Pilihan Bush atas Quayle
memang bukan untuk maksud itu (6). Jadi, ia semacam dutanya Bush bagi kelompok
kanan dalam partai itu (7). Lagi pula, Quayle bukan saja berasal dari keluarga kaya,
tetapi juga punya kemampuan mengumpulkan dana bagi kepentingan partainya (8).
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………... .................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
C. Perbaikilah hubungan kalimat-kalimat dalam setiap paragraf berikut ini agar menjadi
paragraf yang padu!
1. Secara pribadi saya bersyukur, pertelevisian di Indonesia berkembang pesat. Ada
beberapa catatan yang perlu disimak. Pertelevisian masih didominasi paket hiburan.
Pertelevisian kita masih banyak menayangkan paket acara luar negeri.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
2. Deregulasi dilakukan untuk menghapus ekonomi biaya tinggi. Pemerintah menghapus
hambatan non-tarif (non-tariff barrier-NTB), seperti tataniaga, serta menurunkan bea
masuk (tariff barrier) beberapa komoditas. Senin pekan lalu, Menko Ekuin Radius
46
Prawiro bersama para menteri bidang Ekuin mengumumkan paket deregulasi 3 Juni
1991 (Pakjun) di Jakarta. Sistem proteksi tak bisa terus-menerus diterapkan, karena
menimbulkan kemanjaan yang tiada akhirnya. Pemerintah akan terus mengurangi
‘penyakit’ pada proses produksi dan distribusi.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
3. Bisnis dalam negeri harus dilindungi. Daftar Negatif Investasi (DNI) yang memuat
bidang usaha yang tidak dimasuki PMA, PMDN, ataupun non-PMA/PMDN
dikeluarkan sejak 1989. Mudah sekali timbul kesan negatif, perusahaan yang sudah
lebih dulu masuk sengaja dilindungi untuk menjadi pemain tunggal.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
D. Kembangkanlah kalimat-kalimat topik berikut ini dengan menambahkan kalimat-kalimat
penjelas dan/atau kalimat penegas, sehingga terbentuk sebuah paragraf yang baik!
1. Reformasi di bidang ekonomi merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat ditunda
lagi.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………….....................................................
............................................................................................................................................
2. Dana pinjaman dari luar negeri sangat penting untuk menyelesaikan masalah kelesuan
ekonomi Indonesia.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………....................................................
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
47
LATIHAN VI
MAKALAH
A. Perbaikilah judul-judul berikut ini agar memenuhi syarat sebagai judul yang baik!
1. Upaya Peningkatan Penjualan melalui Sarana Produksi Meningkatkan Penjualan dengan
Sarana Produksi
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………...................................................................................
2. Peluang Koperasi dalam upaya Peningkatan kesejahtran Anggotanya
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………….........................................................................
3. Upaya Penngkatan Likuiditas Prusahaan melalui Pengelolaan Kas
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………….......................................................................................
4. Hubungan antara Jumlah dan Kualitas Pekerja dengan Kelancaran Produksi
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………............................................................................
5. Peningkatan Mutu Produksi pada Perusahaan Mlalui Proses Produksi
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………….......................................................................................
B. Pilihlah salah satu judul makalah berikut ini, kemudian tentukan tujuan penulisan makalah,
kemudian susun kerangka makalahnya!
a. Peranan Tenaga Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas
b. Kalkulasi Harga Pokok sebagai Alat Pengendali Biaya
c. Pengaruh Perlakuan Karyawan terhadap Konsumen
Judul:
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………........................................................
Tujuan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………….......................................................
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………........................................................
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………….......................................................
48
Kerangka Makalah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
49
C. Baca baik-baik kutipan berikut ini, kemudian perbaikilah bahasanya dan cara
pengutipannya. Setelah itu buatlah daftar pustakanya.
Pengertian Rentabilitas
Bagi perusahaan apapun, rentabilitas merupakan tolok ukur keberhasilan suatu
perusahaan, karena pada prinsipnya rentabilitas merupakan kriteria untuk menilai sejauh
mana kemampuan perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari modal yang digunakan
untuk satu periode tertentu. Drs. Alex S. Nitisemito, dalam bukunya yang berjudul
Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia di Jakarta, 1978, pada halaman 20,
menyatakan bahwa rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan modal kerja yang dipergunakan dan dinyatakan dalam
prosentase. Drs. Bambang Riyanto, dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Penerbit Gajahmada Yogyakarta, tahun 1981, halaman 27,
menyatakan bahwa rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang dihasilkan laba tersebut. Drs. Munawir, AK, dalam buku
Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty Yogyakarta, 1983 halaman 86 menyatakan
bahwa kemampuan perusahaan dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan laba dari
proses produksinya dibandingkan dengan modal yang dipergunakan. Dengan kata lain,
dapat dikatakan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
dalam periode tertentu dibandingkan dengan modal yang digunakan.
Perbaikan teks
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
Penulisan Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
50
Download