iii. metodologi - IPB Repository

advertisement
22
III. METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Studi untuk perencanaan
pemanfaatan ruang terbuka hijau sebagai
kawasan evakuasi bencana gempa bumi di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Lokasi studi berada di Pulau Sumatera bagian barat Indonesia, seperti yang tertera
pada Gambar 2.
Kota Padang
Gambar 2 Lokasi Studi
Sumber: Google, diakses pada 27 Desember 2009
Waktu studi sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi
berlangsung selama 6 bulan (Februari 2010- Juli 2010) dengan jadwal seperti
pada Tabel 2.
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian (Tahun 2010)
Jenis
Kegiatan
Persiapan
Studi
Pengumpula
n Data
Pengolahan
Data
Penulisan
Laporan
Akhir
Kajian
Laporan
Akhir
Perbaikan
Laporan
Akhir
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
23
Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan berupa peta tematik dan kuesioner,
serta beberapa alat berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Peta tematik Kota Padang, Kuesioner
2. Sorfware ArcView 3.2, AutoCad 2010, Adobe Photoshop CS3
3. Extension Geoprocessing, Image Warp, Image Analyst, Projection Utility
Wizard, TIFF 6.0 Image Support, Spatial Analyst, dan Xtool
4. Laptop, GPS, dan Digital camera
Batasan Studi
Lokasi studi ini terbatas pada daratan Kota Padang dan tidak termasuk
pulau-pulau kecil yang masuk pada wilayah Kota Padang, Provinsi Sumatera
Barat. Metode studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dan pengumpulan data dengan tahapan kerja berupa pendekatan sumberdaya dan
pendekatan aktivitas. Tahap-tahap proses perencanaan, meliputi persiapan,
inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan.
Metode Perencanaan
Proses perencanaan pada lokasi ini terdiri dari empat tahap, antara lain:
1. Tahap persiapan yang terdiri dari tahap konsep dan pengumpulan data,
2. Tahap analisis,
3. Tahap sintesis, dan
4. Tahap perencanaan.
Adapun uraian mengenai proses perencanaan yang akan dilakukan selama
studi sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan yaitu menentukan tujuan
perencanaan, pengumpulan data, mencari informasi yang berkaitan dengan lokasi,
pihak-pihak yang harus dihubungi, yang berkaitan dengan tata ruang kota Padang.
Tahap persiapan yang dilakukan sebagai berikut.
24
A. Tujuan Perencanaan
Tujuan untuk perencanaan ruang terbuka hijau ini ditentukan di awal
kemudian disesuaikan dengan data-data kondisi tapak yang dibutuhkan.
Tujuan ini merupakan dasar penentuan hasil akhir dari penelitian ini.
B. Pengumpulan data
Data yang diambil meliputi data kondisi umum kota, data geologi, data
iklim, data vegetasi, dan data kependudukan. Data tersebut terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di
lapangan dan dari wawancara informal dan pengadaan kuesioner kepada
masyarakat lokal dan pengelola yang berada di lokasi, sedangkan data
sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, laporan-laporan kegiatan dan
informasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas
Tata Kota dan Tata Bangun Kota Padang (DTRTB) dan instansi terkait
lainnya. Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam data umum
(identitas biofisik tapak) dan data sosial (identitas sosial ekonomi penduduk
dan keinginan penduduk terhadap RTH).
2. Tahap analisis
Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif dan spasial.
Data yang telah terkumpul sebelumnya digambarkan dalam peta tematik yang
mengidentifikasi beberapa hal, antara lain:
1. Peta Tata Guna Lahan, untuk melihat fungsi masing-masing kawasan dengan
masing-masing penggunaannya,
2. Daerah kritis dan berbahaya. Pada daerah ini terdapat beberapa daerah yang
membahayakan penghuni (critical section),
3. Identifikasi daerah yang berpotensi sebagai tempat penghuni melakukan
aktivitas dan fasilitas penunjang aktivitas publik,
4. Identifikasi kondisi eksisting berupa fasilitas, dan kondisi sosial masyarakat.
Analisis yang dilakukan meliputi faktor pendukung (ekologi dan sosial)
untuk melihat kebutuhan RTH. Analisis juga termasuk analisis citra menggunakan
Geographical Information System (GIS) untuk melihat karakter RTH kota secara
25
spasial, dan melakukan analisis kesesuaian lahan untuk RTH yang dapat
dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi di kota tersebut. Sistem Informasi Geografi
(SIG) merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial. Dalam SIG data
dipelihara dalam bentuk digital. Data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta
cetak, tabel atau bentuk lainnya.
Dengan menggunakan sistem komputer maka data dalam jumlah besar
dapat dipanggil dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan biaya persatuan yang
lebih rendah daripada cara manual. Demikian pula dalam memanipulasi data
spasial dan mengkaitkannya dengan informasi atribut dan mengintegrasikannya
dengan berbagai tipe data dalam suatu analisis. Kemampuan untuk melakukan
analisis spasial yang kompleks secara tepat mempunyai keuntungan kualitatif dan
kuantitatif, di mana skenario perencanaan, model-model keputusan, deteksi
perubahan dan analisis, dan tipe-tipe analisis lain dapat dikembangkan dengan
membuat perbaikan secara terus-menerus (Barus dan Wiradisastra, 1997).
Geographic Information System (GIS) yang dalam bahasa Indonesia lebih sering
disingkat SIG (Sistem Informasi Geografis) dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menganalisis objek objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi
lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Selanjutnya, menurut Barus dan Wiradisastra (1997), kegunaan SIG tidak hanya
data yang berbeda dapat dintegrasikan tetapi prosedur yang berbeda juga dapat
dipadukan. Sebagai contoh prosedur penanganan data seperti: pengumpulan data,
verifikasi data dan pembaharuan data. Dalam hal ini SIG dipakai untuk mengecek
keakuratan perubahan. Zona yang mana yang terkena dampak dan pada saat
bersamaan memperbaiki peta dan data tabel relevan. Dengan cara ini pemakai
mendapatkan lebih banyak informasi terbaru dan dapat memanipulasinya sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
3. Tahap sintesis
Tahap ini merupakan tahap pemaduan hasil analisis. Pada tahap ini didapatkan
peta-peta identifikasi zona dengan sistem overlay. Peta hasil overlay tersebut
merupakan zona potensial tata ruang, topografi, geologi serta peta jalur
transportasi. Pada tahap selanjutnya akan ditentukan lokasi evakuasi dan jalur
evakuasi yang merupakan bagian dari perencanaan.
26
4. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil overlay akhir peta-peta tematik termasuk didalamnya
ruang-ruang tiap zona berikut jalur sirkulasi. Pada perencanaan diajukan tata letak
RTH kota dan fasilitas serta elemen lanskap yang mendukung aktivitas pada
tapak. Produk akhir dari tahap ini adalah gambar rencana yang terdiri dari:
1. Perencanaan lanskap dalam bentuk grafis
2. Tata letak fasilitas dan aktivitas di kawasan
3. Jalur hijau dalam kawasan evakuasi
4.
Gambar ilustrasi fasilitas penunjang evakuasi dan daerah penghijauan
Adapun gambaran umum tahap perencanaan seperti pada Gambar 3.
Inventarisasi
Analisis
Sintesis
Perencanaan
Aspek Biofisik:
Potensi, Kendala,
dan Bahaya
Overlay
Peta Tata Guna
Lahan,
Peta Topografi,
Peta Geologi,
Peta Sirkulasi,
Peta Fasilitas
Konsep Umum
Perencanaan
Lokasi,
Iklim,
Topografi,
Geologi dan Tanah,
Tata Guna Lahan,
Vegetasi, Hidrologi,
Sirkulasi dan
Aksesibilitas,
Sarana dan Prasarana
Kriteria / Standar
Kawasan Evakuasi
Aspek Sosial:
Kependudukan
Data
Peta Hasil Analisis
Kesesuaian Lahan
sebagai RTH
Evakuasi
PETA RTH
EVAKUASI. JALUR
EVAKUASI MENUJU
KAWASAN
EVAKUASI
BENCANA GEMPA
BUMI KOTA
PADANG, &
PROGRAM
PENUNJANG
PERENCANAAN
Gambar 3 Tahap Perencanaan RTH
Data
Data yang dipergunakan dalam merencanakan RTH kota merupakan data
fisik kawasan (Tabel 3). Data ini berupa data primer yang diperoleh dari survey
lapang dan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan, dan sumber-
27
sumber lainnya. Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam data umum dan
data sosial (identitas sosial ekonomi penduduk dan keinginan masyarakat).
Tabel 3 Jenis, Interpretasi, Bentuk Pengambilan, Sumber dan Bentuk Data
No
Jenis Data
Sumber
Cara Pengambilan
Bentuk Data
Data
1 Biofisik
Letak Geografis
BAPPEDA Data Sekunder
Deskriptif
dan Administratif
Kota
Data Topografi dan
DTRTB
Data Sekunder
Deskriptif dan
Kemiringan
Peta
Data Iklim
BAPPEDA Data Sekunder
Deskriptif
Data Geologi dan
BPN
Survei Lapang dan
Deskriptif dan
Tanah
Data Sekunder
Peta
Data Vegetasi
BAPPEDA Survei Lapang dan
Deskriptif
Data Sekunder
Data Hidrologi
DTRTB
Survei Lapang dan
Deskriptif
Data Sekunder
Data Ruang
DTRTB
Survei Lapang dan
Deskriptif dan
Terbuka Hijau Kota
Data Sekunder
Peta
2 Sosial
Data Kependudukan
BAPPEDA Data sekunder
Deskriptif
Potensi Pengguna
Lapang
Survei Lapang
Deskriptif
(Perilaku dan
(Kuesioner)
Keinginan)
Keterangan:
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
DTRTB
: Dinas Tata Kota dan Tata Bangun Kota Padang
BPN
: Badan Pertanahan Nasional
Download