CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN I

advertisement
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAGIAN I
PENDAHULUAN
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan berpedoman
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).Lebih dahulu dilakukan konversi laporan
keuangan yang telah disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah., Kepala SKPD
selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan
Laporan Keuangan yang meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan dimaksud disusun sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Adapun maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah :
a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi Keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan Inspektorat Kota Bandung
selama satu periode
pelaporan.
b. Menyajikan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
dalam
rangka
meningkatkan Keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran
antar periode, maupun antar entitas.
c. Menyajikan informasi mengenai Posisi Keuangan, Realisasi Anggaran, dan
Kinerja Keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas atas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,
dengan:
a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Inspektorat Kota
Bandung atas pelaksanaan APBD Tahun 2014 adalah:
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang nonor 12 tahun
2008
tentang
perubahan
kedua
atas
undang-undang
32
tentang
Pemerintahan Daerah;
5.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tenteng perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah;
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
9.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana
Peraturan Menteri Dalam Negeri
telah
diubah dengan
Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2006 tentang Dana
Cadangan Daerah;
12. Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 001 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015;
14. Peraturan Walikota Bandung Nomor 193 Tahun 2015 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran
2015;
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan
1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan
1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan
Bab II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1. Ekonomi makro
2.2. Kebijakan keuangan
2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD
Bab III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan
3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan
Bab IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah
4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
4.4. Penerapan kebijakan akuntasi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam standar akuntansi pemerintahan
Bab V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan
5.1. Pendapatan
5.2. Belanja
5.3. Pembiayaan
5.4. Aset
5.5. Kewajiban
5.6. Ekuitas Dana
Bab VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
Bab VII PENUTUP
BAGIAN II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
PADA INSPEKTORAT KOTA BANDUNG
2.1.
EKONOMI MAKRO
Inspektorat Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan
Pengawasan terhadap jalannya Pemerintahan, Pembangunan, Kemasyarakatan,
dan Kekayaan Daerah.
Objek pemeriksaan / Auditan terdiri dari Badan, Dinas, Kantor, Bagian
dan Sekolah pada pada Setda dan Kecamatan-kecamatan dilingkungan
Pemerintah Kota Bandung sebanyak 90 Objek Pemeriksaan/Auditan dengan
sasaran terdiri dari :
I.
Administrasi Umum
1. Kebijakan Daerah
2. Kelembagaan
3. Pegawai Daerah
4. Keuangan Daerah
5. Barang Daerah
II. Urusan Pemerintahan
1. Urusan Wajib
2. Urusan Pilihan
3. Dana Dekonsentrasi
4. Tugas Pembantuan
Berdasarkan hasil pemeriksaan reguler pada tahun 2015 yaitu 452
temuan, hasil pemeriksaan tersebut telah dimutakhirkan dengan hasil sebagai
berikut :
1. Selesai ditindaklanjuti
= 402 temuan
2. Dalam Proses
= 14 temuan
3. Belum ditindaklanjuti
= 36 temuan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kasus (Pengaduan Masyarakat/ Perintah
Atasan) terdapat 12 kasus, setelah diadakan penelitian/ pemeriksaan yang
dinyatakan :
1. Terbukti
= 10 kasus
2. Tidak terbukti/Batal
= 1 kasus
3. LHP Dalam Proses
= 1 kasus
Dari jumlah temuan/ kasus hasil pemeriksaan tersebut yang telah selesai
ditindaklanjuti oleh Objek Pemeriksaan/ Auditan sebesar 91% merupakan tingkat
keberhasilan pembinaan untuk :
1. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah oleh dinas-dinas yang terkait
dengan pendapatan
Sehingga diharapkan akan berdampak terhadap adanya peningkatan
kesejahteraan / kemakmuran Masyarakat Kota Bandung dan laju pertumbuhan
ekonomi di Kota Bandung.
2.2.
KEBIJAKAN KEUANGAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dinilai dengan uang, termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah dalam kerangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal
tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penentu
dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat.
Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur
keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah,
pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan
tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap
APBD. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target penerimaan daerah.
Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap Belanja Administrasi Umum dan
Operasional/Pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu
investasi pada daerah yang diprioritaskan.
Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan
daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran
lainnya.
Kebijakan
keuangan
meliputi
komponen-komponen
dan
kinerja
pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang
akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan
publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan
proporsional. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah.
Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Inspektorat Kota
Bandung Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 26.424.651.533,00 direalisasikan
sebesar Rp 23.868.275.351,00 dengan kondisi Belanja tersebut di atas diserap
sebesar 90,33%.
2.3.
INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
urusan wajib yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015,
berbentuk Program dan Kegiatan sebagai berikut :
No.
1
URAIAN KEGIATAN
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Kegiatan Penyediaan Jasa Surat
Menyurat
2
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik
3
Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan
dan Perlengkapan Kantor
4
Kegiatan Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan Dinas / Operasional
INDIKATOR KINERJA
Meningkatkan Pelaksanaan Tugas dan
Terkirimnya/ Terdistribusinya Pengiriman
Surat
Meningkatnya Kelancaran Pelaksanaan Tugas
dengan adanya sarana Jasa Telekomunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik
Terpenuhinya Alat Perlengkapan Kantor
Penunjang Kegiatan Administrasi Perkantoran
dan Lancarnya Administrasi Perkantoran
Ijin Kendaraan Dinas/ Operasional
5
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan
Kerja
Kegiatan Belanja Penyediaan Alat Tulis
Kantor
7
8
Kegiatan Belanja Cetak dan
Penggandaan
9
Kegiatan Belanja Penyediaan
Komponen Instalasi listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Kegiatan Belanja Penyediaan Bahan
Bacaan dan peraturan perundangundangan
Kegiatan Penyediaan Makanan dan
Minuman
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi Keluar Daerah
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas
Terpeliharanya Kebersihan Kantor guna
Lancarnya Pelaksanaan Tugas Sehari-hari
Perbaikan Peralatan Kerja sehingga
memberikan perlatan yang siap pakai
Meningkatnya pelayanan Administarsi
Perkantoran serta lancarnya pelaksanaan
tugas
Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
dengan tersedianya Cetakan dan
Penggandaan
Membantu kelancaran pelaksanaan tugas
dengan tersedianya komponen instalasi listrik
Meningkatkan wawasan serta pengetahuan
dan menunjang dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari
Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
dengan tersedianya makanan dan minuman
penunjang kegiatan sehari-hari
Meningkatnya kelancaran tugas dengan
terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi
ke luar daerah
Meningkatnya Mobilitas dalam melaksanakan
tugas sehari-hari
Meningkatnya perlengkapan gedung kantor
Kegiatan Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Meningkatnya peralatan penunjang kerja
Kantor
sehari-hari
Kegiatan Pengadaan Mebeulair
Meningkatnya Menelair penunjang kerja
Kegiatan Pengadaan Perlengkapan
Peralatan Aparatur
Kegiatan Belanja Pemeliharaan Rutin/
Berkala Gedung Kantor
Kegiatan Belanja Pemeliharaan
Rutin/Berkala Kendaraan Dinas
Operasional
Meningkatnya Sarana Informasi
Kegiatan Belanja Pemeliharaan
Rutin/Berkala Mebelair
Meningkatnya Mebelair penunjang kerja
Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus
hari-hari tertentu
Terpenuhinya bahan dan jasa pemeliharaan
rutin/ berkala gedung kantor
Meningkatnya mobilitas kinerja sehari-hari
Meningkatnya Kedisiplinan Kinerja
22
23
24
25
Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian
Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD
Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan
Internal Secara Berkala
Kegiatan Penanganan Kasus
Pengaduan di Lingkungan Pemerintah
Daerah
Kegiatan Pengendalian Manajemen
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
26
Kegiatan Inventarisasi Temuan
Pengawasan
27
Kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan
Pengawasan
28
Kegiatan Koordinasi Pengawasan yang
Lebih Komprehensif
29
Kegiatan Evaluasi Berkala Temuan
Hasil Pengawasan
30
Kegiatan Reformasi Birokrasi
31
Kegiatan Bantuan Operasional
Pemeriksaan Bantuan Hibah, Bansos
dan Bantuan Keuangan Prov. Jabar
Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Kegiatan Pelatihan Tenaga Pemeriksa
dan Aparatur Pengawasan
32
33
34
Kegiatan Pembinaan SDM Aparat
Pengawasan Fungsional
Kegiatan Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Auditor
Penataan dan Penyempurnaan
Kebijakan Sistem dan Prosedur
Pengawasan
Meningkatnya Capaian Kinerja dan Ikhtisar
Realisasi Kinerja
Ditindaklanjutinya Hasil Audit
Ditindaklanjutinya Pemeriksaan Khusus
Penanganan Kasus Pengaduan dilingkungan
Pemda
Meningkatnya Kegiatan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), Kegiatan Aksi
Daerah Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi (AD-PPK), Kegiatan Pengendalian
Gratifikasi
Bertambahnya Informasi dari Obyek
Pemeriksaan sebagai bahan evaluasi kegiatan
hasil pengawasan
Meningkatnya Kepatuhan SKPD terdapat
Penyelesian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Internal dan Eksternal
Meningkatnya Hasil Pebgawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala
Daerah
Meningkatnya Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan
Daerah
Meningkatkan Kegiatan Penyelesaian
Reformasi Birokrasi
Ditindaklanjuti Hasil Pemeriksaan Bantuan
Keuangan Prov. Jabar
Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur
Pengawasan dan Jabatan Fungsional yang
Profesional dan Handal
Meningkatkan Disiplin, Wawasan, dan
Terciptanya Integritas yang tinggi
Meningkatnya Tertib Administrasi Penilaian
Angka Kredit Jabatan Fungsional
35
36
Penyusunan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
Pengembangan dan Pemeliharaan
Sistem Informasi
Pengembangan dan Pemeliharaan
Sistem Informasi
Meningkatnya Kegiatan Penyusunan PKPT,
Revisi Renstra, Penyusunan Renja, RKT, Tapkin
dan IKU
Terwujudnya Sistem Informasi Berbasis Web
dan Penunjang Pekerjaan
BAGIAN III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Sebagaimana dikemukakan pada bab terdahulu, bahwa struktur APBD telah
mengacu pada Peraturan Meneteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi
pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD
Tahun 2015.
Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dapat diuraikan melalui program dan
kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut :
3.1.1. Belanja Langsung
No
.
1
PROGRAM
KEGIATAN
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
KODE REKENING
ANGGARAN
BELANJA (Rp)
REALISASI
BELANJA (Rp)
(%)
SISA PAGU
ANGGARAN
1.20.1.20.07.01.
1.257.962.472
1.052.314.956
84%
205.647.516
Kegiatan Penyediaan Jasa
Surat Menyurat
1.20.1.20.07.01.01
6.000.000
5.873.500
98%
126.500
Kegiatan Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumber Daya
Air dan Listrik
Kegiatan Penyediaan Jasa
Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
Kegiatan Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan
Perizinan Kendaraan
Dinas/ Operasional
Kegiatan Penyediaan Jasa
Kebersihan Kantor
1.20.1.20.07.01.02
235.000.000
116.633.788
50%
118.366.212
1.20.1.20.07.01.03
102.000.000
78.389.070
77%
23.610.930
1.20.1.20.07.01.06
25.000.000
21.417.700
86%
3.582.300
1.20.1.20.07.01.08
210.550.000
196.022.000
93%
14.528.000
Kegiatan Penyediaan Jasa
Perbaikan Peralatan Kerja
1.20.1.20.07.01.09
20.000.000
19.696.000
98%
304.000
Kegiatan Penyediaan Alat
Tulis Kantor
1.20.1.20.07.01.10
76.050.000
75.447.375
99%
602.625
Kegiatan Penyediaan
Barang Cetakan dan
Penggandaan
Kegiatan Penyediaan
Komponen Instalasi Listrik/
Penerangan Bangunan
Kantor
Kegiatan Penyediaan
Bahan Bacaan dan
Peraturan PerundangUndangan
Kegiatan Penyediaan
Makanan dan Minuman
1.20.1.20.07.01.11
85.000.000
83.145.850
98%
1.854.150
1.20.1.20.07.01.12
15.000.000
14.996.900
100
%
3.100
1.20.1.20.07.01.15
176.050.000
156.752.070
89%
19.297.930
1.20.1.20.07.01.17
107.312.472
102.879.767
96%
4.432.705
Kegiatan Rapat-Rapat
Kordinasi dan Konsultasi
ke Luar Daerah
2
1.20.1.20.07.01.18
200.000.000
181.060.936
91%
18.939.064
1.20.1.20.07.02.
1.823.180.000
1.552.570.143
85%
270.609.857
1.20.1.20.07 02.05
225.000.000
218.550.000
97%
6.450.000
1.20.1.20.07 02.07
10.000.000
9.000.000
90%
1.000.000
1.20.1.20.07.02.09
578.650.000
454.293.000
79%
124.357.000
Kegiatan Pengadaan
Meubeulair
1.20.1.20.07.02.10
113.400.000
107.874.500
95%
5.525.500
Kegiatan Pengadaan
Perlengkapan Peralatan
Aparatur
Kegiatan Pemeliharaan
Rutin/Berkala Gedung
Kantor
Kegiatan Pemeliharaan
Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
Kegiatan Pemeliharaan
Rutin/Berkala Meubelair
1.20.1.20.07.02.12
61.550.000
-
0%
61.550.000
1.20.1.20.07.02.22
329.200.000
329.191.190
100
%
8.810
1.20.1.20.07.02.24
502.880.000
433.186.453
86%
69.693.547
1.20.1.20.07.02.29
2.500.000
475.000
19%
2.025.000
1.20.1.20.07.03
230.101.250
209.341.000
91%
20.760.250
1.20.1.20.07.03.05
230.101.250
209.341.000
91%
20.760.250
1.20.1.20.07.06
66.800.000
33.120.825
50%
33.679.175
1.20.1.20.07.06.01
66.800.000
33.120.825
50%
33.679.175
1.20.1.20.07.20
10.402.415.775
9.253.710.486
89%
1.148.705.289
Kegiatan Pelaksanaan
Pengawasan Internal
Secara Berkala
Kegiatan Penanganan
Kasus Pengaduan di
Lingkungan Pemerintah
Daerah
Kegiatan Pengendalian
Manajemen Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
Kegiatan Inventarisasi
Temuan Pengawasan
1.20.1.20.07.20.01
5.725.707.275
5.569.376.387
97%
156.330.888
1.20.1.20.07.20.02
223.500.000
175.943.825
79%
47.556.175
1.20.1.20.07.20.03
767.175.000
588.223.149
77%
178.951.851
1.20.1.20.07.20.05
156.953.500
128.449.000
82%
28.504.500
Kegiatan Tindak Lanjut
Hasil Temuan Pengawasan
1.20.1.20.07.20.06
1.479.550.000
1.096.299.505
74%
383.250.495
Kegiatan Koordinasi
Pengawasan yang Lebih
Komprehensif
Kegiatan Evaluasi Berkala
Temuan Hasil Pengawasan
1.20.1.20.07.20.07
248.100.000
218.627.350
88%
29.472.650
1.20.1.20.07.20.08
1.626.430.000
1.451.813.520
89%
174.616.480
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Kegiatan Pengadaan
Kendaraan
Dinas/Operasional
Kegiatan Pengadaan
Perlengkapan Gedung
Kantor
Kegiatan Pengadaan
Peralatan Gedung Kantor
3
Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian khusus
hari-hari tertentu
4
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Penyusunan Laporan
Capaian Kinerja dan Ihtisar
Realisasi Kinerja SKPD
5
Program Peningkatan
Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
Kepala Daerah
6
7
Kegiatan Penyelesaian
Reformasi Birokrasi
1.20.1.20.07.20.10
25.000.000
24.977.750
100
%
22.250
15 Pengawasan Bantuan
Keuangan (Hibah dan
Bansos) yang bersumber
dari Pemerintah Provinsi
Jawa Barat (Banprov)
1.20.1.20.07.20.15
150.000.000
-
0%
150.000.000
1.20.1.20.07.21
864.099.600
644.454.446
75%
219.645.154
Tersedianya SDM
Pengawasan dan Jabatan
Fungsional yang
Profesional dan Handal
Terlaksananya Pembinaan
Aparatur Pengawasan
Fungsional Inspektorat
Kota Bandung
1.20.1.20.07.21.01
430.200.000
369.210.423
86%
60.989.577
1.20.1.20.07.21.03
334.474.600
215.844.023
65%
118.630.577
Terlaksananya Penyusunan
Daftar Usulan Angka Kredit
(Dupak) para Pejabat
Fungsional
1.20.1.20.07.21.04
99.425.000
59.400.000
60%
40.025.000
1.20.1.20.07.22.
278.300.000
180.965.000
65%
97.335.000
1.20.1.20.07.22.02
278.300.000
180.965.000
65%
97.335.000
1.20.1.20.07.23.
282.400.000
168.173.000
60%
114.227.000
1.20.1.20.07.23.12
282.400.000
168.173.000
60%
114.227.000
Program Peningkatan
Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan
Program Penataan dan
Penyempurnaan
Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
Kegiatan Penyusunan
Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
8
Program Optimalisasi
Pemamfaatan Teknologi
Informasi
Kegiatan Pengembangan
dan Pemeliharaan Sistem
Informasi
JUMLAH SELURUH
15.205.259.097
13.094.649.856
86%
2.110.609.241
3.1.2. Belanja Tidak Langsung
N
o.
PROGRAM
KODE
REKENING
ANGGARAN
BELANJA (Rp)
REALISASI
BELANJA (Rp)
11.219.392.436
10.773.625.495
96%
445.766.941
(%)
SISA PAGU
ANGGARAN
Belanja Tidak Langsung
5 . 1 . 1 . 01
1
Gaji Pokok PNS/Uang Representasi
5 . 1 . 1 . 01 . 01
4.224.342.674,00
4.197.831.940,00
99%
26.510.734
2
Tunjangan Keluarga
5 . 1 . 1 . 01 . 02
430.044.658,00
415.888.285,00
97%
14.156.373
3
Tunjangan Jabatan
5 . 1 . 1 . 01 . 03
152.213.500,00
134.875.000,00
89%
17.338.500
4
Tunjangan Fungsional
5 . 1 . 1 . 01 . 04
596.460.034,00
554.140.000,00
93%
42.320.034
5
Tunjangan Umum
5 . 1 . 1 . 01 . 05
64.473.000,00
43.960.000,00
68%
20.513.000
6
Tunjangan Beras
5 . 1 . 1 . 01 . 06
255.377.408,00
240.547.480,00
94%
14.829.928
7
Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
5 . 1 . 1 . 01 . 07
122.181.455,00
116.904.645,00
96%
5.276.810
8
Pembulatan Gaji
5 . 1 . 1 . 01 . 08
121.600,00
61.421,00
51%
60.179
9
Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Beban Kerja
Tunjangan PPh Tambahan
Penghasilan PNS
5 . 1 . 1 . 02 . 01
4.909.388.000,00
4.628.923.500,00
94%
280.464.500
5 . 1 . 1 . 02 . 09
464.790.107,00
440.493.224,00
95%
24.296.883
10
3.1.3. BELANJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
No.
KODE
REKENING
KEGIATAN
ANGGARAN
BELANJA (Rp)
REALISASI
BELANJA (Rp)
(%)
SISA PAGU
ANGGARAN
1
Belanja Tidak Langsung
5 . 1 . 1 . 01 . 01
11.219.392.436,00
10.773.625.495,00
96,03%
445.766.941
2
Belanja Langsung
5 . 1 . 2 . 01 . 01
15.205.259.097,00
13.094.649.856,00
86,12%
2.110.609.241
26.424.651.533,00
23.868.275.351,00
90,33%
JUMLAH
2.556.376.182,00
BAGIAN IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1.
Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung
sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
tahun 2014 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD.
Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
4.2.
Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
a) Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Inspektorat
Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana
dalam Neraca.
b) Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran, berarti bahwa
pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas
diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan
diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.
c)
Basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa asset, kewajiban, dan
ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau
pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima
atau dibayar oleh kas daerah.
d)
Asas
Bruto,
berarti
diperkenalkan
secara
pengakuan
netto,
serta
pencatatannya
penerimaan
pengeluaran pada suatu unit organisasi.
setelah
tidak
dikurangi
4.3.
Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan
basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah
sebagai berikut:
1)
Penyusunan Neraca Inspektorat Kota Bandung menganut Substansi
mengungguli bentuk formalnya (substansi overform).
2)
Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual
basis)/kas yang dimodifiokasi (modified cash basis).
3)
Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Inspektorat
Kota Bandung adalah tahun anggaran (1 Januari sampai dengan 31
Desember 2014)
4)
Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan /atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh Pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara
karena alas an sejarah dan budaya.
5)
Kas
 Pencatatan Kas menggunakan asas dasar kas.
Kas di bendahara dinyatakan dalam rupiah. Jika terdapat kas dalam
valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada
tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas dibendahara dalam valuta
asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal
neraca.
 Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil Kas Opname di masingmasing bendahara.
6)
Piutang
 Piutang adalah hak atau klaim kepada fihak ketiga yang diharapkan
dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.
 Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemda dengan fihak
ketiga, dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada Pemda yang
belum dilunasi, seperti pajak/restribusi atau pinjaman uang yang
belum dilunasi pada saat pencatatan.
 Piutang dinilai sebesar nilai normal.
 Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut.
 Pengakuan Piutang Pajak/Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah
diterbitkan dasar ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak
Daerah/Surat Keputusan Retribusi Daerah ( SKPD/SKRD).
7)
Persediaan
 Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam
rangka
pelayanan
masyarakat.
 Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan
hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca
dengan cara :
 Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian
 Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri
 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya seperti donasi.
 Jenis-jenis persediaan :

Persediaan
Habis Pakai,
adalah
barang-barang
yang bekas
penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK.

Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan
berulang kali, misal file box.

Persediaan Bekas Pakai adalah persediaan bekas pakai yang masih
dapat digunakan

Persediaan untuk dijual, misal aspal dalam drum, obat-obatan, alatalat kedokteran, bibit, benih ikan dlsb.
8)
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam BUMN/D atau lembaga
keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh pemerintah
daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri
serta pada lembaga-lembaga keuangan dimana pemerintah daerah
memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai
penyertaan modal.
9)
Aset tetap
Aset Tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau
seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi,
pertukaran dengan asset lainnya dan atau sitaan atau rampasan.
Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada PP No. 24 tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa
penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan.
Dalam hal penyusutan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan
belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat
asset dan metode penyusutan belum ditetapkan.
10) Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset daerah pada
saat biaya telah dikeluarkan. Konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan
dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila biaya
perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta
asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar
(kurs tengah BI) pada saat perolehan.
Konstruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut.
11) Dana Bergulir
Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana
kepada fihak ketiga sesuai dengan program pemda. Pengelolaan dana
tersebut diserahkan kepada Tim Teknis/Bank Jabar Cabang Kota Bandung.
Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan
dari Pemda ke Timnis/bankJabar.
12) Kewajiban Jangka Pendek
Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan
jatuh
tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing
(valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI)
pada tanggal transaksi terdiri dari:

Bagian Lancar (BL) Utang kepada Pemerintah Pusat.
Merupakan Bagian utang Jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat,
yang dipindahkan ke Utang Jangka Pendek karena akan
Jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 ( dua belas ) bulan
sejak tanggal neraca.

Utang Perhitungan Fihak Ketiga.
Merupakan utang jangka pendek kepada fihak ketiga yang akan jatuh
tempo dalam periode akuntansi.

Utang Bunga, Denda, dan Commitment Fee.
 Utang Bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemda
kepada Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan
tarif suku bunga tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh
tempo.
 Denda adalah kewajiban yang timbul karena Pemda tidak dapat
melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan
prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman
yang telah disepakati kedua belah fihak.
 Commitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh Pemda
sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang
belum/tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati
dalam perjanjian pinjaman.
13) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali
atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka
panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
Kewajiban jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan
dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) di
konversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (Kurs Tengah BI) pada
tanggal transaksi.
 Utang kepada Pemerintah.
Utang jangka panjang kepada pemerintah pusat, untuk tenggang waktu
lebih dari satu periode akuntansi.
 Utang Bunga Jangka Panjang.
Utang Bunga Jangka Panjang merupakan utang atas bunga pinjaman
jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo.
14)
Ekuitas Dana.
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang
merupakan selisih antara aset dengan utang pemerintah.

Ekuitas Dana Lancar.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar
dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri dari
atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Cadangan untuk
Piutang, Cadangan untuk Persediaan dan Dana yang harus disediakan
untuk pembayaran hutang jangka pendek.

Ekuitas Dana Investasi.
Ekuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah
nilai investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk
Dana Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang.
Ekuitas Dana yang Diinvestasikan meliputi dana yang; Diinvestasikan
dalam Investasi Permanen, Diinvestasikan dalam Aset tetap,
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, dan sebagai perkiraan yang
mengurangi (contra account) adalah Dana yang harus disediakan
untuk pembayaran hutang jangka panjang.

Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang
dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan
pasangan perkiraan dana cadangan.
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan
4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran
(1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan
akuntansi
anggaran
mencakup
definisi,
pengakuan
dan
pengukuran/penilaian.
(2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
Kota Bandung meliputi rencana
pendapatan, belanja
dan
pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan
disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu
periode.
(3) Akuntansi Anggaran merupakan tekhnik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu
pengelolaan pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
(4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau
pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala
daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang penjabaran APBD, serta pada saat anggaran
di alokasikan.
4.4.2. Kebijakan Akuntansi Pendapatan
(1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan bertujuan untuk
mengatur perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi,
pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan pendapatan.
(2) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah
ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung.
(3) Pendapatan
diklasifikasikan
menurut
sumber
dan
pusat
pertanggungjawaban, Sumber Pendapatan dirinci berdasarkan
kelompok, jenis dan obyek pendapatan, sedangkan pusat
pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan
unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.
(4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), Dana
Perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.
(5) Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak
mencatat jumlah nettonya.
(6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas
penerimaan pendapatan pada peroide pendapatan maupun periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode
berkenaan.
(7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan
pada periode yang sama.
(8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancer pada
periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut.
(9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas
diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka
harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah BI pada saat terjadinya pendapatan.
4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja
(1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan,
pengukuran/penilaian dan pengungkapan belanja.
(2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi
ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang
tidak
akan
diperoleh
pembayarannya
kembali
oleh
Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau
kenaikan
utang
yang
digunakan
untuk
berbagai
kegiatan
Pemerintahan dalam suatu periode akuntansi.
(3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai
urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat
pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci berdasarkan
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, sedangkan pusat
pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan
unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.
(4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah,
yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan.
(5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi
umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD
berkenaan.
(6) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
pemerintahan pada SKPD berkenaan.
(7) Belanja
barang
dan
jasa
digunakan
untuk
pengeluaran
pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12
(duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan
program dan kegiatan pemerintahan daerah.
Yang sah, termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan,
keamanan, dan kelestarian aset, agar semua aset terdaftar dan
terawasi.
(4)
Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset
tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan, nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus
diungkapkan, namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus
dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran.
(5)
Suatu aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala aset
tersebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
(6)
Semua aset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya
dengan satuan uang rupiah, jika terdapat aset yang diperoleh
dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang
rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.
(7)
Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan
biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui
digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan aset
yang
bersangkutan
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan.
(8)
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada
saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya
yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat siap untuk dipergunakan.
(9)
Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi
dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh
Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan .
(10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak
kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah.
(11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan
perolehan aset yang bersangkutan.
(12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota bandung.
BAGIAN V
PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2015,
diketahui Realisasi Belanja Sebesar Rp. 23.868.275.351,00 dari anggaran Tahun 2015
sebesar Rp. 26.424.651.533,00 atau sebesar 90,33% sehingga terdapat defisit
sebesar 2.556.376.182,00 .
Neraca Inspektorat Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aktiva,
kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014 ditutup dengan jumlah akhir
sebesar Rp. 3.727.943.150,00 dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2015
sebesar Rp. 2.163.067.049,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp. 8.788.000,00
Aset Tetap sebesar Rp 4.328.958.745,00 dan Jumlah Aset Lainnya Rp. 197.050.000,00
serta terdapat Akumulasi Penyusutan pada Aset sebesar Rp. (2.165.891.696,00).
Sedangkan nilai Kewajiban dan Ekuitas Dana sebesar Rp 1.562.051.454,00
5.1
Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos Laporan Keuangan
5.1.1. Belanja
Struktur Belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2014 pada Inspektorat Kota
Bandung sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja
Daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak langsung dan Belanja Langsung.
Realisasi Belanja periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp. 23.868.275.351,00 atau mencapai 90,33% dari anggaran Tahun 2014 sebesar Rp.
26.424.651.533,00 yang terdiri dari :
a. Belanja Operasional sebesar
: Rp. 23.099.064.781,00 yaitu :
- Belanja Pegawai
: Rp. 18.815.181.495,00
- Belanja barang dan jasa
: Rp.
4.283.883.286,00
Jumlah………………………………… : Rp. 23.099.064.781,00
b. Belanja Modal sebesar
: Rp. 769.210.570,00 yaitu :
- Belanja peralatan dan mesin
: Rp. 764.317.500,00
- Belanja Gedung dan Bangunan
: Rp.
-
-Belanja Aset Tak Berwujud
: Rp.
4.893.070,00
Jumlah………………………………... : Rp. 769.210.570,00
Belanja Modal Kapitalisasi BMD
: Rp.
47.511.000,00 yaitu :
- Belanja peralatan dan mesin
: Rp.
16.400.000,00
- Belanja Gedung dan Bangunan
: Rp.
30.361.000,00
-Belanja Aset Tak Berwujud
: Rp.
-
-Belanja Aset Lainnya
: Rp.
750.000,00
Jumlah………………………………... : Rp.
47.511.000,00
Adanya perbedaan Jumlah Aset dalam Laporan Relisasi dan Neraca
dikarenakan adanya Penambahan Penunjang Honor Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa pada Pengadaan Aset pada Inspektorat Kota Bandung, serta adanya mutasi
Gedung dan Kantor yang diserahkan dari dinas Tata Ruang dan Cipta berupa Bagunan
No Smoking Area yang dilaksanakan pada Tahun 2013, dengan rincian sebagai berikut :
-
Honor Pegawai
Rp. 17.150.000,00
-
Mutasi Gedung dan Bangunan
Rp. 30.361.000,00
JUMLAH
Rp. 47.511.000,00
5.1.2. Pembiayaan
Inspektorat Kota Bandung merupakan SKPD yang hanya mempunyai anggaran
Pendapatan dan Belanja, khusus untuk pembiayaan ada di SKPKD.
5.1.3. Aset
Jumlah Aset pada Inspektorat Kota Bandung sampai dengan 31 Desember
2015 terdiri dari :
a. Aset Lancar
Rp.
b. Aset Tetap
Rp. 4.322.556.675,00
c. Aset Lainnya
Rp.
6.402.070,00
d. Aset Tidak Berwujud
Rp
197.050.000,00
JUMLAH
d. Penyusutan
8.788.000,00
Rp. 4.534.796.745,00
(Rp. 2.165.891.696,00)
JUMLAH
Rp. 2.368.905.045,00
5.1.4. Kewajiban
31 Desember 2013
31 Desember 2014
Rp. 0,00
Rp. 0,00
5.1.4.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Nilai saldo kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015, adalah
sebesar Rp. 0,00 yang terdiri dari :
- Bunga Bank
: Rp.
0,00
-UYHD
: Rp.
0,00
: Rp.
0,00
Jumlah…………………………….….
Perincian masing-masing belanja lihat lampiran No. 3
31 Desember 2014
5.1.4.2 Persediaan
31 Desember 2015
Rp. 18.655.975,00
Rp. 27.443.975,00
Saldo persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 27.443.975 dan saldo
persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 18.655.975,00. Jadi Terdapat Selisih Rp.
8.788.000,00 dimana jumlah tersebut adalah saldo persediaan pada Tahun Anggaran
2015, Saldo persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 8.788.000,00 terdiri dari :
- Alat Tulis Kantor
: Rp.
6.641.100,00
- Alat Listrik dan Electronik
: Rp.
310.000,00
- Alat Kebersihan dan Bahan Pembersih
: Rp.
1.226.900,00
- Belanja Cetak
: Rp.
610.000,00
Jumlah…………………………: Rp.
8.788.000,00
Perincian masing-masing belanja lihat lampiran No. 4
Saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 8.788.000,00 telah sesuai dengan
Berita Acara Opname Persediaan tanggal 4 Januari 2016.
5.1.4.3 Aset Tetap
31 Desember 2014
31 Desember 2015
Rp. 3.512.237.175,00
Rp. 4.328.958.745,00
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 3.512.237.175,00 dan
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 4.281.447.745,00 Adapun Saldo
Aset Tetap per 31 Desember 2015 berasal dari :
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014
: Rp. 3.512.237.175,00
Mutasi penambahan asset Tahun 2015
Perincian lihat lampiran Nomor : 5
: Rp. 30.361.000,00,00
Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 terdiri dari :
1. Tanah
Rp.
0,00
2. Gedung
Rp.
30.361.000,00
3. Peralatan dan Mesin
Rp. 780.717.500,00
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp.
0,00
5. Aset Tetap lainnya
Rp.
5.643.070,00
Saldo per 31 Desember 2015
Rp. 816.721.570,00
31 Desember 2014
31 Desember 2013
5.1.5.1 Uang Muka dari BUD
Rp. 0,00
Rp. 0,00
5.1.5.2 Pendapatan Yang Ditangguhkan
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Rp. 0,00
Rp. 0,00
5.1.5. Kewajiban
5.1.6. Ekuitas Dana
5.1.6.1 SiLPA/(SiKPA)
Saldo SILPA/SIKPA per 31 Desember 2015 sebesar : Rp. Rp. 0,00
5.1.6.2 Cadangan Piutang
Rp. 0,00
Rp. 0,00
5.1.6.3 Cadangan Persediaan
Rp. 18.655.975,00
Rp. 27.443.975,00
Saldo Cadangan persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 18.655.975,00
merupakan saldo persediaan berdasarkan opname persediaan per 31 Desember 2015
sebesar Rp. 27.443.975,00 terdapat selisih Rp. 8.788.000,00 dengan perincian sebagai
berikut :
- Persediaan Habis Pakai
: Rp. 8.788.000,00
- Persediaan untuk dijual/diserahkan
: Rp.
Jumlah…………………..
0,00
: Rp. 8.788.000,00
BAGIAN VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN SKPD
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada Inspektorat
Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun
2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
6.1. Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung
Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung adalah sebagai berikut :
a.
Inspektur Kota Bandung.
b.
Sekretariat, membawahkan :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2) Sub Bagian Perencanaan.
3) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
c.
Inspektur Pembantu Wilayah I
d.
Inspektur Pembantu Wilayah II
e.
Inspektur Pembantu Wilayah III
f.
Inspektur Pembantu Wilayah IV
g.
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor
h.
Kelompok Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD).
6.2. Keadaan Pegawai
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Inspektorat Kota Bandung sampai
dengan Bulan Desember 2015 sebanyak : 93 orang, adapun rinciannya sebagai
berikut:
1.
9 Orang Pejabat Struktural
2. 18 Orang Pejabat Fungsional Auditor
3. 44 Orang Pejabat Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD)
4. 22 Orang Pelaksana.
BAGIAN VII
PENUTUP
Catatan atas laporan keuangan (CALK) yang merupakan salah satu bagian
dari Laporan Keuangan APBD Kota Bandung tahun 2014 disusun dengan mengacu pada
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
Namun demikian, Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan
mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan
sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara
luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas
pelaporan. Semoga dengan tersusunnya Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun
Anggaran 2015 dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai
media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja
keuangan Lingkup Pemerintah Kota Bandung,
Bandung, 22 Januari 2016
INSPEKTUR KOTA BANDUNG
KOSWARA, SE., Ak., MM., CfrA
Pembina Utama Muda
NIP. 19620407 198302 1 002
PENJELASAN LAPORAN OPERASIONAL
1.
CAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERBASISI LRA
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung
Tahun Anggaran 2015, menunjukkan bahwa realisasi belanja Tahun Anggaran
2015 sebesar Rp. 23.868.275.351,00 atau 90,33% dari anggaran yang ditetapkan
sebesar Rp. 26.424.651.533,00 yang terdiri dari Belanja Operasional Rp.
23.009.064.781,00
serta
belanja
modal
Rp.
769.210.570,00.
Apabila
dibandingkan dengan realisasi belanja Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.
18.804.137.075,00 maka mengalami kenaikan sebesar Rp 408.128.115.410,00
dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 19.500.106.776,00.
2.
CAPAIAN KINERJA KEUANGAN BERBASIS LO
Laporan Operasional Daerah Kota Bandung Tahun 2015, menunjukkan bahwa
beban operasional sebesar Rp. 23.544.862.569,00 yang terdiri dari Beban
belanja pegawai Rp. 11.215.986.308,00 serta beban barang dan jasa Rp.
12.328.876.261,00 dimana terdapat perbedaan pada Belanja operasional di
laporan realisasi anggaran sebesar Rp. 445.797.788,00. Hal ini didasarkan
kepada beban kewajiban atas Tambahan penghasilan Pegawai Negeri (TPP-PNS)
untuk bulan desember 2015 Rp. 435.929.813,00 dan beban atas barang
persediaan Rp. 9.867.975,00.
Bandung, 22 Januari 2016
INSPEKTUR KOTA BANDUNG
KOSWARA, SE., Ak., MM., CfrA
Pembina Utama Muda
NIP. 19620407 198302 1 002
Download