meningkatkan hasil be pembelajaran pecahan kelas iv s program

advertisement
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI
PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG
RANTAU GEDANG
KARYA ILMIAH
OLEH :
TEGUH RIYANTO
NIM : A1D109057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
ABSTRAK
Riyanto, Teguh. 2014. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Pecahan Kelas IV SD
Negeri 129/I Simpang Rantau Gedang”. Skripsi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Jambi. Pembimbing : (1) Dr. Yantoro, M.Pd dan Pembimbing (2). Drs.
Marjohan, S.Pd.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Penelitian ini berlatar belakang pada rendahnya hasil belajar siswa kelas IV
dalam pembelajaran matematika materi pecahan yang dianggap sulit bagi siswa, hal
ini disebabkan oleh kurangnya guru dalam menerapkan model pembelajaran,
sehingga siswa belum bisa menguasai konsep matematika dan menunjukkan prestasi
yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
pecahan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD Negeri
129/I Simpang Rantau Gedang. Dalam pelaksanaan tindakan terdapat kesulitan yang
guru alami yaitu dalam membentuk kelompok belajar dan mengkondisikan siswa
belajar dalam kelompok.
Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas, dimana setting
Penelitian ini di kelas, dengan subjek penelitian 24 orang siswa kelas IV SD Negeri
129/I Simpang Rantau Gedang. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar yang
dicapai siswa. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, dimana setiap siklus
dirancang 4 kegiatan, yaitu : bagi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
evaluasi, serta analisis dan refleksi. Data diambil menggunakan lembar observasi,
data hasil belajar dengan menggunakan instrument test. Anallisis data umumnya
menggunakan tekhnik persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Hasil belajar siswa pada siklus I
sebanyak 16 orang (67%) yang tuntas dengan rata-rata 68, dan pada siklus II
sebanyak 18 orang siswa (79%) siswa yang tuntas dengan rata-rata kelas 72, dan
siklus III sebanyak 22 orang siswa (92%) siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata 81.
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh dan di analisis, maka
telah membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika terutama pada materi
pecahan kelas IV SD Negeri 129/I Simpang Rantau Gedang.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat khususnya pada kalangan pelajar. Lemahnya matematika pada diri siswa
dapat diartikan sebagai kurang berhasilnya proses pembelajaran matematika.
Penyebabnya bisa dari siswa, guru, sarana dan prasarana maupun model
pembelajaran yang digunakan. Selain itu, motivasi siswa yang rendah, kinerja guru
yang kurang baik serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, dapat
menyebabkan kurang berhasilnya proses belajar mengajar matematika.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri 129/I Simpang Rantau Gedang yaitu : 1). Sajian materi yang kurang
menarik, 2). Metode/model pembelajaran yang kurang bervariasi, 3). Kurangnya
peran siswa dalam pembelajaran, 4). Kurangnya bimbingan kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Melalui permasalahan tersebut, perlu dicarikan solusi
untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang lebih aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Salah satu solusinya adalah menerapkan model pembelajaran student
team achievement divisions (STAD).
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
maka
rumusan
masalah
yang
dikemukakan adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan kelas IV SDN 129/1 Simpang
Rantau Gedang. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas maka
tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian adalah meningkatkan hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe stad pada materi
pecahan kelas IV SD Negeri 129/1 Simpang Rantau Gedang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
alternatif dalam mengembangkan kemampuan matematika khususnya pada materi
pecahan.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan suatu tolak ukur yang digunakan dalam mengetahui
dan memahami suatu mata pelajaran. Susanto (2013:5) mengatakan bahwa “makna
hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar”.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Nasution (Djamarah, 2011:175) berpendapat bahwa “belajar itu
bukanlah suatu aktifitas yang berdiri sendiri. Ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat
langsung di dalamnya, yaitu raw input, lerning teaching proses, output, inviromental
input, dan instrumental input”. Masukan mentah (raw input) merupakan bahan
pengalaman belajar tertentu di dalam proses belajar-mengajar (lerning teaching
prosess) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output) kualifikasi
tertentu. Di dalam proses belajar-mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor
lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan (environmental input) dan
sejumlah faktor instrumental (instrumental input) yang dengan sengaja dirancang dan
dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Pengertian Model STAD
Trianto (2007:52) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen”.
Menurut Slavin (Trianto, 2009:69) pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:
1. Penyajian kelas.
Materi dalam STAD pertama-tama dalam presentasi di dalam kelas. Dengan cara
ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi
perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat
membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor
tim mereka.
2. Kelompok (Teams).
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim
adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih
khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan
kuis dengan baik.
3. Kuiz (Quizzes).
Setelah guru memberikan penyajian dan praktik tim, siswa mengerjakan kuis
individual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan
kuis. Setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami
materinya.
4. Skor Kemajuan Individual (individual improvement scor).
Gagasan di balik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap
siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan
memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Skor kemajuan
individual merupakan perbandingan antara hasil tes awal dengan tes akhir siswa.
5. Pengakuan kelompok (teams recognition).
Pengakuan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor
kemajuan kelompok adalah nilai yang diperoleh masing-masing kelompok yang
diberikan oleh guru dengan melihat kekompakan dan kreatifitas dari anggota
masing-masing kelompok.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “ melalui penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar matematika materi pecahan
pada siswa kelas IV SD Negeri 129 Rantau Gedang dapat meningkat”.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 129/1 Simpang Rantau Gedang. Secara
administrasi berada dalam wilayah kecamatan Mersam, kabupaten Batanghari.
Waktu penelitian dilapangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 2 (dua)
bulan, dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai April 2014. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 129/1 Simpang Rantau
Gedang, kecamatan Mersam.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 3 siklus, setiap siklus akan melalui
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksaaan, observasi dan dan refleksi. Penelitian ini
melibatkan seorang peneliti, 24 orang siswa yang akan diberi tindakan dan seorang
pengamat, yang akan mengamati kegiatan siswa dan proses pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap siklus dilakukan dua kali tatap
muka dan untuk setiap kali tatap muka menggunakan waktu dua jam pelajaran,
masing-masing satu jam pelajaran 35 menit.
Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan ini meliputi : a). Menelaah kompetensi dan indikator mata
pelajaran matematika materi tentang pecahan. b). Menyusun RPP matematika sesuai
indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif STAD dengan materi pecahan. c). Menyiapkan
media dan sumber belajar sebagai penunjang pembelajaran. d). Menyiapkan alat
evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa e). Menyiapkan catatan lapangan
untuk mendeskripsikan proses pembelajaran yang berlangsung melalui model
pembelajaran kooperatif STAD.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran matematika yang diterapkan secara bersiklus
dengan 2 kali pertemuan dalam masing-masing siklus. Setiap siklus pelaksanaannya
direncanakan dalam satu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terbagi
dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan ini dan kegiatan penutup.
Observasi dan Evaluasi
Indikator kegiatan guru yang diobservasi adalah 1). Membuka pelajaran/
apersepsi, 2). Memberi motivasi, 3). Menyampaikan tujuan pembelajaran, 4).
Menyajikan atau menyampaikan materi, 5). Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar, 6). Membimbing kelompok bekerja dan belajar, 7).
Pemberian kuis, 8) Evaluasi/ pemberian kuis, 9). Memberikan penghargaan, 10).
Melakukan umpan balik, 11). Menyimpulkan materi, 12). Memberikan kegiatan
tindak lanjut.
Adapun indikator untuk aktifitas siswa adalah 1). Mendengarkan penjelasan
guru, 2). Membentuk kelompok belajar, 3). Interaksi siswa dalam kelompok, 4).
Mengerjakan latihan dalam kelompok, 5). Keseriusan mengikuti kuis, 6). Keseriusan
mengerjakan soal tes.
Refleksi dan Analisis
Sukardi (2012:213) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan refleksi adalah
melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek
peneliti dan dicatat dalam observasi. Langkah refleksi ini berusaha mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, masalah, persoalan dan hambatan
yang muncul dalam perencanaan tindakan strategi.
Refleksi dapat dilakukan dengan dua tahapan yaitu : pertama tahap kecil
dimana analisa pengukuran dilakukan dalam setiap satu kali proses pembelajaran,
kedua tahap besar dimana analisa dilakukan setelah dilaksanakannya satu siklus.
Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri129/I Simpang
Rantau Gedang yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan. Jenis data yang didapat ada 2 macam yaitu : 1) Data kuantitatif
yang diperoleh dari hasil belajar, dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
berupa tes yang dilakukan setelah akhir siklus, data tersebut merupakan data hasil
belajar berbentuk angka dan diperoleh dari hasil proses belajar mengajar. 2) Data
kualitatif yaitu hasil obervasi melalui lembar obervasi setiap siklus yang bersumber
keadaan siswa dan cara guru mengajar menggunakan model pembelajaran tipe
STAD.
Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini data kuantitatif atau hasil belajar dan data kualitatif
kegiatan guru mengajar melalui lemabr obervasi yang dilakukan dalam setiap proses
pembelajaran.
a. Analisis data kuantitatif
Analisis data kuantitatif berupa pengamatan terhadap hasil belajar siswa yang
dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan dengan memberikan tes yang
menggunakan soal tes tertulis.
1. Ketuntasan belajar siswa secara individu
Untuk ketuntasan secara individual, siswa dinyatakan lulus jika memperoleh
nilai ≥ 65, yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah skor dengan skor
maksimal dikali 100.
Ketuntasan Individual =
(Arikunto, 1993)
ℎ
ℎ
100
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Ketuntasan belajar secara klasikal dinyatakan tuntas, jika 85% siswa yang
telah memperoleh nilai ≥ 65. Angka ketuntasan klasikal tersebut didapat dari
hasil pembagian siswa yang tuntas dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya
dikali 100.
Prosentase ketuntasan kelas =
(Anonim, 2007)
ℎ
ℎ
100%
b. Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatif yaitu analisis terhadap hasil observasi yang
dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi. Data yang diperoleh yaitu data tentang guru dan data siswa dalam
proses pembelajaran. Data dianalisis dan disimpulkan secara kualitatif.
Pengolahan data tentang kegiatan guru dan siswa dari seluruh indikator dalam
satu kali pertemuan dirumuskan sebagai berikut :
Skor kegiatan =
(Sudjana, 2009)
ℎ
ℎ
100%
Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa pada materi pecahan yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai nilai minimal 65 dari KKM yang
ditentukan, dengan prosentase ketuntasan klasikal mencapai 85%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Siklus I
Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I, aktifitas guru mencapai
skor 79%. Namun ada beberapa indikator yang perlu ditingkatkan yaitu memberi
motivasi, presentasi kelas, pembentukan kelompok, membimbing siswa dalam
kelompok, memberikan penghargaan, dan memberikan kesimpulan. kegiatan siswa
masuk kriteria baik. Tetapi ada indikator yang tergolong cukup, yaitu siswa
membentuk kelompok belajar sebesar 59%, interaksi siswa dalam kelompok 61%
dan mengerjakan latihan dalam kelompok 62%. Berdasarkan hasil belajar belajar
siswa siklus I sebesar 67% perlu ditingkatkan pada siklus II.
Hasil Penelitian Siklus II
Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus II, data aktifitas guru pada
siklus II sebesar 91%. kegiatan siswa pada siklus II sebesar 70 % dan tergolong
sudah baik, tetapi masih ada indikator yang perlu ditingkatkan, yaitu membentuk
kelompok belajar, interaksi siswa dalam kelompok dan mengerjakan latihan dalam
kelompok. Berdasarkan hasil belajar pelaksanaan kegiatan belajar siswa siklus II
memperlihatkan peningkatan. Rata-rata nilai siswa mencapai 79. Tetapi ketuntasan
kelas belum tercapai.
Hasil Penelitian Siklus III
Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus III guru telah
melaksanakan pembelajaran dengan baik, hal ini sesuai dengan data aktifitas guru
pada siklus III mencapai skor 97%. Rata-rata presentase kegiatan sebesar 80%.
Berdasarkan hasil belajar siswa siklus III dikatakan sudah memperlihatkan hasil yang
memuaskan. Ini terlihat dari hasil penguasaan konsep siswa dari 24 siswa sebanyak
22 siswa tuntas dengan prosentase ketuntasan 92%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil dari siklus I, II, dan III pengamatan tindakan pada lembaran
observasi ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajran kooperatif
tipe STAD terjadi
peningkatan. Hal ini terlihat dari siklus I sampai siklus III.
Berdasarkan data kegiatan guru pada setiap indikator secara keseluruhan mengalami
peningkatan. Pada siklus I rata-rata persentase kegiatan guru sebesar 79%, siklus II
meningkat menjadi 91%, dan pada siklus III mencapai 97%. Berdasarkan data hasil
belajar dapat disimpullkan bahwa :
1. Nilai rata-rata siswa siklus I sebesar 68, siklus II meningkat menjadi 72, dan
pada siklus III mencapai 81.
2. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 16 siswa, siklus II
meningkat menjadi 18 siswa dan pada siklus III mencapai 22 siswa.
3. Persetase siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 67%, pada siklus II
meningkat menjadi 79% dan pada siklus III mencapai 92%
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan dan penganalisaan data dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika materi pecahan di kelas IV SDN 129/I Simpang
Rantau Gedang.
Ketuntasan siswa meningkat dari 67% pada siklus I, pada siklus II menjadi 79
% dan pada siklus III meningkat menjadi 92%. Dengan demikian ketuntasan hasil
belajar 85% siswa telah dicapai dengan nilai KKM 65.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan di kelas IV SDN 129/I Simpang
Rantau Gedang tahun pelajaran 2013/2014, saran yang dapat disampaikan berkenaan
dengan penelitian ini adalah :
1. Untuk meningakatkan hasil belajar matematika materi pecahan diharapkan
menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD.
2. Adanya tindak lanjut dari guru terhadap penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi pecahan sehingga ada peningkatan disetiap
tahap pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Arikunto, S. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Mahasatya
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press
Mulyatiningsih, E. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Roestiyah. 2001. Strategi belajar mengajar. Jakarta: rineka cipta
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset
Download