BAB I - Guru Pembaharu

advertisement
Model Draf
DOKUMEN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2013
SMA SAINTIFIK
Dokumen Disusun Sebagai Panduan
Pemangku Kewenangan Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
1
DINAS PENDIDIKAN PEJUANG SEJATI
TAHUN 2014
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
2
KATA PENGANTAR
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 jo
PP 32 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah wajib
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan kebutuhan
khas satuan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
KTSP disusun dengan berpedoman pada panduan implementasi Kurikulum 2013
yang terintegrasi dengan bahan pelatihan pelaksanaan kurikulum, Peraturan
Menteri Pedidikan dan Kebudayaan yang relevan, acuan regulasi daerah, dan
aturan yang relavan pada tingkat satuan pendidikan.
Di samping memperhatian karakter pelaksanaan kurikulum 2013, sekolah
mempertimbangkan
segenap
sumber
daya
yang
sekolah
miliki
untuk
mewujudkan keunggulan sekolah yang berporos pada usaha mewujudkan visi
dan misi. Poros utama pertimbangan adalah bagaimana merumuskan mutu
lulusan yang sekolah harapkan yang kemabangkan dalam bentuk indikator mutu
lulusan seagai basis bagi pengembangan standar yang lainnya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini tersusun berkat kerjasama dari
berbagai pihak. Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
KTSP ini, dan secara khusus kami sampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah
berjuang sehingga dapat menyelesaikan dokumen tepat pada waktu yang
diperlukan.
………………….., Juli 2011
Kepala Sekolah Saintifik,
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
i
……………………………...
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dokumen
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
mendapat
pertimbangan Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan ……………, selanjutnya para
pihak menyatakan bahwa dokumen ini berlaku mulai tanggal yang ditetapkan
pada tahun pelajaran 2013 - 2014.
Ditetapkan di
Tanggal
: 1 juli 2014
Komite Sekolah,
…………………….
: ……………………
Kepala Sekolah,
………………………………
Kepala Dinas Pendidikan
Mengetahui,
………………………………………..,
Pengawas Pembina
……………………………………….
…………………………………..
NIP.
NIP
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
iii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar
C. Tujuan Penyusunan KTSP
BAB II. KURIKULUM 2013
A. Pengertian dan Prinsip Pengembangan
B. Rasional
C. Perubahan Mindset (Pola Pikir)
D. Strategi Implementasi
E. Elemen Perubahan
BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Konteks Sekolah
B. Visi – Misi
C. Tujuan Sekolah
1. Tujuan Sekolah Menengah
2. Tujuan Satuan Pendidikan
D. Deskripsi Kompensi Lulusan
BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Karakteristik Kurikulum
B. Landasan Kurikulum
1. Landaan Filosofis
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Pedagogis
4. Landasan Teoritis
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
iv
5. Landasan Yuridis
C. Struktur Kurikulum Paket Semester
D. Peminatan dan Lintas Minat
1. Peminatan dan Lintas Minat
2. Pendalaman Minat
E. Pengaturan Beban Belajar
F. Muatan Lokal
G. Ekstrakurikuler
1. Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
2. Ekstrakurikuler Pilihan
H. Peningkatan Keterampilan TIK
I. Bimbingan dan Konseling
J. Kalender Pendidikan
BAB V. PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
A. Pembelajaran
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Penilaian
4. Evaluasi Pembelajaran
B. Pengembangan Prestasi
C. Penulisan Rapot
D. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
BAB VI. MONITORING DAN EVALUASI
A.
Monitoring Keterlaksanaan Kurikulum
B.
Monitorng Ketercapaian Mutu Lulusan
C.
Evaluasi KTSP
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
v
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Deskripsikan secara singkat posisi satuan pendidikan Saudara
dalam
dinamika
peran
untuk
meningkatkan
keunggulan
mutu
SDM....yang berahlak, berilmu, dan berketerampilan)
Dalam upaya meningkatkan mutu lulusan, kian hari kami sadari
semakin penting di tengah perkebangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai modal bangsa dalam meningkatkan daya saing dengan bangsa
lainnya. Penguasaan pengetahuan dan teknologi sangat bergantung pada
kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan berpikir ilmiah, kritis, kreatif, dan
inovatif.
Untuk meningkatkan daya adaptasi bangsa terhadap perkembangan
pengetahuan, teknologi, yang didukung dengan teknologi informasi dan
komunikasi yang terus berubah maka kurikulum pun perlu disesuaikan
dengan kebutuhan hidup siswa agar mampu menyesuaikan dengan
kebutuhan hidup pada masa kini dan masa depan.
Dalam menjawab kebutuhan meningkatkan daya adaptasi mutu
sumber daya insani untuk menjawab perubahan, maka kurikulum 2006 pun
perlu memerlukan proses penyesuaian dengan terbitnya kurikulum 2013
dan keduanya memiliki karakter yang sama sebagai kurikulum berbasis
kompetensi.
Pelaksanaan K-13 pada dasarnya untuk mewujudkan kompetensi
siswa yang adaptif dengan perkembangan jaman, rumusan
menjadi titik tekan utama
yang ideal
cita-cita tiap satuan pendidikan yang
penetapannya mengacu pada standar nasional pendidikan. Sesuai dengan
amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
1
Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target
kompetensi siswa yang menjadi targetnya.
Rumusan KTSP dalam merealisasikan tujuan pelaksanaan kurikulum
2013 pada tingkat satuan pendidikan merupakan strategi penjaminan mutu
agar penjabaran standar nasional dapat dikembangkan secara terukur.
Ukuran utama yang dapat dijadikan rujukan utama adalah terwujudnya
keunggulan mutu lulusan sebagaimana yang sekolah harapkan.
Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang
mengarahkan seluruh pemangku kewenangan melaksanakan kurikulum
2013. Dengan berfusinya KTSP sebagai acuan maka semua pihak dapat
fokus
pada
pencapaian
tujuan,
menerapkan
aturan
main
dalam
menerapkan prosedur program, serta proses kegiatan dapat memenuhi
kebutuhan siswa mengembangkan kompetensi dirinya dalam perubahan
kehidupan pada abad 21. Di samping itu, diharapkan pula seluruh
pergerakan para pemangku kewenangan lebih fokus dalam mewujudkan
visi, misi, dan tujuan baik pendidikan dan pembelajaran terutama dalam
mengelola program peminatan; menata struktur kurikulum, memetakan
beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman pelaksanaan kegiatan intra
dan
ekstrakurikuler,
pedoman
akademik,
dan
instrumen
evaluasi
penyelenggaraan kurikulum.
Dalam
mendukung
keterpenuhan
dokumen
dan
implementasi
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dipandang perlu membentuk tim
TIM PENGEMBANG KURIKULUM dan TIM PENJAMINAN MUTU yang mengelola
sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum.
Kedua TIM merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
keduanya menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses
pelaksanaan kurikulum yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu
lulusan.
B. Landasan
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
2
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 1992
tentang Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000;
4.
PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian
Prestasi Kerja Kepala sekolah/ Madrasahsebagaimana yang diubah
dari Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
7.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
8.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
9.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi
Birokrasi
Nomor
16
Tahun
2009
tentang
Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
3
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikukulum 2013.
C. Tujuan Perumusan KTSP
Tujuan perumusan KTSP adalah:
1. Menyediakan dokumen yang visi, misi, tujuan, strategi pencapaian
tujuan, pengaturan waktu, pedoman umum dan acuan evaluasi
penyelenggaraan kurikulum 2013.
2. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan kurikulum 2013
agar dapat mencapai tujuan secara secara terukur.
3. Meningkatkan tingkat kepastian bagi para pemangku kewenangan
tentang
tugas
dan
tanggung
jawab
masing
masing
dalam
melaksanakan kurikulum 2013
4. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan
menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi,
dan perangkat evaluasi program.
5. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.
6. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa
untuk lebih memahami arah penyelenggaraan pendidikan bagi para
siswa.
7. Menyediakan acuan bagi para evaluator
program pelaksanaan
kurikulum 2013 dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
4
BAB 2. KURIKULUM 2013
A. Pengertian dan Prinsip Pengembangan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
dikembangkan dari kurikulum tahun 2004 dan KTSP 2006 untuk dilaksanakan di
sekolah sehingga dapat merespon berbagai tantangan internal dan eksternal
bangsa.
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan isu-isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Tantangan global yang dihadapi bangsa
sperti dalam forum World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal terkait pada
pergeseran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan
ekonomi dunia, persaingan industri antarbangsa, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan.
Tantang
khusus
dalam
bidang
pendidikan
adalah
menyetarakan
kompetensi siswa Indonesia dalam ketangguhan sikap mental, penguasaan
pengetahuan, maupun keterampilan dengan generasi bangsa-bangsa lain. Pada
konteks ini sekolah mengemban tugas memastikan memiliki keterampilan
hidup pada abad ke-21 dengan menguasi keterampilan berpikir, melek
teknologi dan informasi, terampil berkolaborasi, dan memiliki kesadaran
sebagai warga lokal yang hidup dalam konteks global.
Capaian kompetensi dalam PISA (Programme for International Student
Assessment) Indonesia baru dapat mencapai sampai level 3, sementara siswa
dari negara lain dapat mencapai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan
bahwa semua manusia diciptakan sama, maka interpretasi dari data ini adalah
kemampuan bangsa ini mengajar berbeda dengan tuntutan zaman sehingga
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
5
perlu perbaikan materi dan proses pengajaran agar tidak kalah oleh
bangsa lain.
Demikian pula dalam capaian pada hasil pengujian TIMMS (The Trends in
International Mathematics and Science Study), dalam kurun waktu 2007 hingga
tahun 20011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level
menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi
dan Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah,
sementara hampir 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan
advance.
Data
tersebut
sekaligu
menjadi
tantangan
khusus
terhadap
penyelenggaraan pendidikan Indonesia dalam menyikapil perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Jumlah
penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 20202035. Tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah meningkatkan
mutu sumberdaya insani usia produktif yang melimpah agar memiliki
kompetensi dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan jamannya baik pada
masa kini maupun pda masa depannya.
Memperhatikan konteks tersebut, titik tekan pengembangan Kurikulum
2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara yang
sekolah inginkan dengan yang sekolah hasilkan.
Pengembangan kurikulum
disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global
di masa depan yang didukung dengan mutu pendidikn dan tenaga kependidikan
yang ditingkatkan secara berkelanjutan.
Dalam pengembangan KTSP sekolah memperhatikan enam prinsip utama,
yaitu:

Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

Ketiga,
semua
mata
pelajaran
harus
berkontribusi
terhadap
pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
6

Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin
dicapai.

Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.

Keenam,
keselarasan
tuntutan
kompetensi
lulusan,
isi,
proses
pembelajaran, dan penilaian.
B.
Rasional
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perubahan
pada ruang lingkup lokal semakin menggelobal. Nilai-nilai global, baik diajarkan
atau tidak, telah menjadi bagian keseharian para siswa.
sekolah siap tidak siap tak dapat
Dalam kondisi ini,
terhindar dari tantangan besar ini.
Pembelajaran diharapkan pada tantang penguatan kompetensi siswa yang
menguasai kearifan lokal, mengandung jiwa penguatan jati diri bangsa dalam
konteks nasional, dan penguatan daya saing pada konteks global.
Pada tataran global abad ke-21 sekolah mendapat tantangan memfasilitasi
siswa untuk berdaptasi dalam kerangka kompetensi berikut:
Kebutuhan siswa berdasarkan kerangka kompetensi dalam pengembangan
hidup dan karir, belajar dan berinovasi, serta melek informasi dan teknologi
informasi.
Kompensi pengembangan hidup dan karir meliputi;
 Memiliki daya fleksibelitas dan adaptif.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
7
 Menumbuhkan daya insiatif dan mandiri.
 Mengembangkan kecerdasan sosial dan budaya.
 Mengembangkan daya produktif dan akuntabel.
 Mengembangkan kompetensi kepemimpinan dan tangggung jawab.
Mengembangkan kompetensi belajar dan berinovasi meliputi;
 Terampil berkreasi dan berinovasi.
 Terampil berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
 Terampil
berkomunikasi
dan
berkolaborasi
untuk
meningkatkan
efektivitas belajar.
Teknologi komunikasi dan informasi berkembang cepat. Pada bidang ini
siswa perlu meningkatkan kompetensi dalam tiga bidang utama, yaitu;
 Mampu mengelola informasi
 Mampu menggunakan media
 Terampil menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Implikasi kebutuhan kompetensi berdampak pengembangan kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan hidup siswa sebagaimana tergambar dalam
diagram di bawah ini.
Berpikir
Kritis
Kreativitas
dan inovasi
Tanggung
jawab individu
& sosial
Kesadaran
kultural
Belajar cara
belajar
Keterampilan
Berpikir
Kesadaran
Menjadi Warga
Dunia
Keterampilan
Abad
Ke-21
Melek
Informasi
Perangkat
Kerja
Melek TIK
Cara
bekerja
Warga
Lokal yang
global
kolaborasi
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Komuniasi
8
Pada diagram mendeskripsikan arti pentingnya mengembangkan cara
berpikir, cara bekerja, teknologi informasi dan komunikasi, dan kesadaran
sebagai warga lokal maupun global.
Pembelajaran membutuhkan proses yang terintegrasi dengan lingkungan
terdekat
siswa
untuk
membangun
kesadaran
lingkungn
secara
global.
Membangun tanggung jawab individu, tanggung jawab sosial dan kesadaran
kultural. Kecakapan berpikir meliputi berpikir kreatif_inovatif, berpikir kritis,
dan dapat belajar tentang cara belajar. Cara mengembangkan kemamuan
bekerja secara kolaboratif dan komunikatif dan didukung dengan penguasaan
melek teknologi dan melek informasi.
Kerangka dasar ini menegaskan pentingnya guru meningkatkan penguasaan
mengenai nilai kultural, tanggung jawab individual, dan tanggung jawab sosial
dalam koteks lokal maupun global, menguasai cara berpikir, cara bekerja, dan
menguasai
teknologi
dan
informasi.
Kebutuhan
ini
hendaknya
dapat
diintegrasikan dalam proses belajar pada pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Di sini diperlukan guru yang tidak hanya dapat berpikir
konvergen, namun berpikir divergen dalam pembelajaran.
Berdasarkan analisis konteks yang menjadi tantangan eksternal dan
internal, maka sekolah menetapkan target mutu lulusan dalam jangka panjang
dan jangka menengah yaitu:
Sekolah yang kondusif dalam mengembangkan siswa berkecakapan;

berpikir
kritis
dalam
mengkeskplorasi,
mengolah,
dan
mendayagunakan informasi yang terbarukan.
C.

…………………

………………….
Perubahan Mindset (Pola Pikir)
Pembaharuan pendidikan berlangsung di semua Negara. Indonesia berada
dalam ruang persaingan antara Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, juga
Malayasia yang bersaing ketat dalam pergerakan perubahan dalam persaingan
yang makin ketat. Perkembangan pendidikan pada negara sekawasan telah
berkembang cepat dari model pembelajaran pasif ke pembelajaran aktif,
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
9
pembelajaran individual menjadi pembelajaran kolaboratif dan interaktif, dari
manual telah berkembang menjadi pendidikan digital. Fokus utama negaranegara dalam kawasan kini meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
efektivitas pembelajaran berbasis sumber belajar digital untuk menjawab
kebutuhan kompetensi abad-21.
Pergeseran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 harus dapat menjawab
tantangan dalam persaingan pada kawasan karena generasi muda Indonesia
memperebutkan peluang yang sama. Perubahan terpenting adalah semangat
pemangku kewenangan untuk memandang perlu dan harus melakukan hal yagn
berbeda dari aktivitas professional sebelumnya. Seluruh pemangku kewenangan
perlu beradaptasi dalam mengawal perubahan. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
diperlukan
proses
perubahan
terencana,
bertahap,
dan
berkelanjutan.
Sikap dasar
mencoba menjalankan, menghargai, mengahayati, dan
mengamalkan perubahan secara bertahap. Sikap tersebut dihadapi dengan
sabar menanggung untuk menanggung konsekuensi atas pelaksanaan perubahan
terutama dalam proses pembelajaran dan penilaian untuk meningkatkan
pengetahuan baru, penguasaan strategi baru, penguasaan kebiasaan-kebiaasaan
baru sehingga memerlukan proses dan waktu belajar lebih banyak.
Kunci sukses sekolah adalah mengawal dan melaksanakan perubahan
yang dilandasi perubahan pola pikir dalam memperjuangkan terwujudnya
tujuan perubahan. Perubahan pola pikir perlu didukung dengan perumusan
tujuan yang terukur untuk mencapai target yang terbaik yang mungkin sekolah
capai. Untuk itu, kami memerlukan pencapaian standar dengan target yang
ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan daya dukung sekolah yang
disepakati bersama.
Pengembangan pola pikir kami arahkan untuk memperbaiki pola tindak
untuk mendukung terlaksananya prinsip berikut:
1)
pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihanpilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama;
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
10
2)
pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/media lainnya);
3)
pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4)
pola
pembelajaran
pasif
menjadi
pembelajaran
aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
5)
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6)
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
7)
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
8)
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9)
D.
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis
Strategi Implementasi
Pelaksanaan kurikulum 2013 berproses dalam medan persaingan antar
sekolah pada konteks lokal dan dalam ketatnya persiangan pendidikan antar
bangsa pada konteks global. Dalam rangka untuk menjawab tantang lokal
maupun global. Karena itu, proses perubahan memerlukan motif yang kuat,
keyakinan
tinggi,
serta
usaha
bersama
yang
sungguh-sungguh
dalam
meningkatkan berbagai aspek di bawah ini.
1)
Meningkatkan komitmen pendidik untuk beradaptasi dengan perubahan
untuk meningkatkan daya saing pendidikan Indonesia dalam kawasan Asia
maupun global melalui peningkatan transaksi target pemenuhan target
mutu bertaraf lokal, nasional, dan global.
2)
Meningkatkan kompetensi pendidik dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran
saintifik,
dan
melaksanakan
penilaian
autentik melalui proses belajar berkelanjatan.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
11
3)
Meningkatkan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai sumber
dan media pembelajaran
dengan meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi secara
bertahap sesuai dengan daya dukung sekolah.
4)
Meningkatkan
kompetensi
tenaga
pendidik
dan
siswa
dalam
memberdayakan lingkungan sebagai konteks pembelajaran.
5)
Meningkatkan daya kolaborasi multi level dalam menggerakan kerja sama
yang harmonis dan produktif.
6)
Penyediaan
alat
peraga
dan
sumber
belajar
untuk
mendukung
peningkatan keterampilan berpikir siswa melalui proses mengamati,
menanya, menghimpun informasi, menalar,dan mengkomunikasikan.
7)
Meningkatkan motivasi dan daya belajar siswa dengan meningkatkan daya
kolaborasi dan kompetisi.
8)
Meningakatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif
melalui pembelajaran kolaboratif dan kontekstual.
9)
Meningkatkan partisipasi dan daya dukung orangtua siswa.
10) Mengembangkan budaya belajar dalam mewujudkan sekolah sebagai
organisasi pembelajar.
11) Mengembangkan kepemimpinan pembelajaran dengan menitikberatkan
pada pentingnya supervise pembelajaran.
12) Menerapkan manajemen perubahan yang terencana dan terealisasikan .
13) Mengembangkan efektivitas kepemimpinan pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan analisis harapan, maka sekolah menetapkan strategi utama dalam
pembaharuan penenerapan kurikulum sebagai berikut:
1) Menetapkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan jaman sebagai
poros pengembangan strategi perubahan.
2) Menggerakan sistem perubahan dengan dengan fokus utama mewujudkan
visi, misi, dan tujuan sekolah.
3) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan siswa dengan mempertimbangkan sumber daya yang sekolah
miliki dan yang mungkin sekolah miliki.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
12
4) Mengembangkan budaya mutu dengan proses pelaksanaan mengacu pada
meliputi
Krathwhol
menghargai,
keterampilan
yang
menghayati,
berpikir
meliputi
dan
merujuk
tahap
menerima,menjalankan,
mengamalkan.
pada
teori
Dyers
Pengembangan
yang
meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan
mencipta. Pengembangan pengetahuan merujuk pada teori Bloom yang
menggambarkan
tahapan
kecakapan
berpikir,
meliputi
tingkatan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
5) Meningkatkan mutu sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan
melalui pembaharuan sekolah sebagai organisasi pembelajar.
6) Meningkatkan penggunaan teknologi informasi secara bertahap dalam
rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran.
7) Meningkatkan pengetahuan siswa ditandai dengan penguasaan fakta,
konsep, prosedur, dan metakognitif. Keempat tingkat penguasaan
tersebut terkait erat dengan pendekatan saintifik. Penguasaan fakta
terkait erat dengan pengenalan fenomena, penguasaan konsep terkait
pada penguasaan teori, penguasaan prosedur terkait erat dengan
penerapan teori dalam kegiatan praktis sehari-hari, dan penguasaan
metakognitif berkaitan dengan kemampuan belajar tentang bagaimana
cara belajar atau berpikir tentang cara berpikir.
8) Melaksanakan evaluasi dan supervisi proses dan hasil pembelajaran
secara berkala.
9) Meningkatkan
kolaborasi
guru
dalam
meningkatkan
kemampuan
professional pada tingkat satuan pendidikan.
10) Meningkatkan kerja sama sekolah dengan orang tua siswa untuk
menunjang optimalisasi hasil belajar siswa.
E. Sasaran Perubahan
Perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013, mengandung
konsekuensi ada pergeseran pokok pada standar SKL, isi, proses, dan penilaian.
Agar menjadi dasar bagi sekolah untuk penentuan program, perlu analisis yang
lebih rinci Ada pun beberapa komponen pergeseran prioritas pada uraian
berikut:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
13
1. Sasaran perubahan standar kompetensi lulusan (SKL)
No.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Sasaran Perubahan
KI dan KD menjadi dasar penentukan indikator kompetensi lulusan
Lulusan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berahlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara epektif dengan lingkungan
Berpikir dan tindak yang efektif dan kreatif.
Memiliki pengetahuan yang berwawasan
kemanusiaan, lingkungan,
kebangsaan, kenegaraan, peradaban.
Memiliki kemampuan menguasai fakta, konsep, prosedur, metakognitif.
Menjadikan kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai pengikat dan
acuan pengembangan indikator pencapaian kopetensi
2. Sasaran Perubahan Standar Isi
No.
7)
8)
9)
10)
11)
Sasaran Perubahan
Kurikulum terintegrasi dengan konteks alam, sosial, dan budaya
masyarakat
Pendekatan pembelajaran saintitik dan kontekstual.
Pembelajaran mengembangkan
sikap (menerima, mejalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan);
Domain keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar,dan mencipta)
Domain
pengetahuan:
(mengetahui,
memahami,
menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi)
Pembelajaran kontekstual dan terpadu yang mengintegrasikan materi
belajar dengan pengalaman keseharian yang menghasilkan dasar-dasar
penguasaan dan penggunaan untuk menyelesaikan masalah yang pernah
dihadapinya.
TIK menjadi media semua mata pelajaran di SMP
3. Sasaran perubahan proses pembelajaran (Standar Proses)
No.
Sasaran Perubahan
12)
Pembelajaran berpusat pada siswa dengan aktivitas: berinteraksi, beragumen,
berdebat, dan berkolaborasi.
Pembelajaran interkatif.
Proses pembelajaran menjadi interaksi sosial, saintifik,
kontekstual yang
terencana.
Pembelajaran dalam konteks jejaring dengan memanfaatkan data atau informasi
dari alam sekitar, perpustakaan, referensi, dari hasil praktik di luar kelas, dari
praktik di dalam kelas, dari pengalaman teman-teman, dari pengalaman orangorang sukses.
Pembelajaran siswa aktif.
memfasilitasi siswa aktif merumuskan berbagai
pertanyaan yang ingin mereka cari jawabannya.
Pembelajaran menggunakan contoh yang diperoleh dari analisis bacaan, dari
kenyataan pada kehidupan sehari-hari hasil pengamatan dan pengalaman belajar
siswa.
Pembelajaran berbasis tim, belajar mengembangkan kapasitas belajar individu
melalui kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran menstimulasi seluruh panca indra, komponen jasmani dan rohani
terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
14
4. Sasaran Standar Penilaian
No.
Kondisi Nyata
19)
Menggunakan penilaian autentik, menggunakan
acuan patokan (PAP),
memanfaatkan portofolio sebagai gambaran perkembangan hasil belajar dalam
bentuk pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk.
Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang meliputi sikap, keterampilan, dan sikap
Rapot berisi laporan perkembangan belajar siswa secara deskriptif yang merekam
seimbang pencapaian pada kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
20)
21)
5. Sasaran Perubahan dalam Pengelolaan
No.
22)
23)
24)
Sasaran Perubahan
Mendeskripsikan kebutuhan dukungan manajemen dalam pengeloaan
kurikulum 2013
Mengelola budaya sekolah
Mengembangkan pengelolaan sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan
Kami
menyadari
bahwa
proses
perubahan
akan
berjalan
jika
kepemimpinan kepala sekolah efektif yang didukung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan yang efektif juga. Efektivitas kinerja pimpinan sekolah dan
pendidik, serta tenaga kependidikan diharapkan berdampak pada pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan diintegrasikan dalam sistem sebagaimana terlihat
pada siklus sistem seperti yang tergambar pada diagram berikut.
Pemantauan
dalam
proses
pembelajaran
merupakan
kegiatan
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah kepada guru melalui
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
15
kegiatan pendampingan. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
penilaian
hasil
pembelajaran
(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, Lampiran Bagian V A).
Supervisi proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
kepala dan pengawas satuan pendidikan dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Supervisi pembelajaran dilakukan pada
tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
penilaian
hasil
pembelajaran
(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, Lampiran Bagian V B).
Evaluasi
proses
pembelajaran
diselenggarakan
dengan
cara
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar
proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada ke
seluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran (Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, Lampiran Bagian V C). Pelaporan hasil proses pembelajaran
merupakan hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, Bab V D).
Tindaklanjut pengawasan proses pembelajaran adalah penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. Teguran
yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran Iebih lanjut
(Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, Lampiran Bagian V E).
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
16
BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
(uraian berikut merupakan model)
A. Analisis Konteks Sekolah
Peningkatan mutu pelayanan belajar sangat bergantung pada pelayanan
belajar pada tiap mata pelajaran dengan harapan setiap guru dapat
memberikan pelayanan belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam
menentukan strategi pelayanan sekolah memperhatikan konteks yang menjadi
pertimbangan strategis, yaitu;
1) Melaksanakan pelayanan pembelajaran untuk pemenuhan kebutuhan siswa
dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya saing global yang
direalisasikan dalam berbagai program berikut:
a) Peningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan
bahasa Arab.
b) Pengusaaan teknologi informasi dan komunikasi yang diintegrasikan
dengan keterampilang pengelolaan informasi.
c)
Penguasaan keterampilan komunikasi dan kolaborasi global melalui
jejaring internasional baik melalui jejaring teknologi maupun jejaring
sosial dan kelembaggaan.
d) Meningkatkan tanggung jawab pengebangan individu dalam kolaborasi
siswa antar sekolah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun
global.
2) Meningkatkan
penguatan
pelaksanaan
kurikulum
nasional
dengan
memanfaatkan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, media
belajar dengan meningkatkan pemanfaatan muli media, menggunakan
sumber kepustakaan manual dan elektronik, menggunakan sumber daya
lingkungan alam dan sosial untuk meningkatkan penguasaan fakta, konsep,
prosedur dan metakognitif.
3) Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri
kedaerahan dalam rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks
nasional dan global.
4) Memberdayakan sumber daya yang sekolah miliki dan yang tersedia pada
lingkungan sekolah untuk mendukung efektivitas kegiatan ekstrakurikuler.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
17
Dilihat dari sisi kebutuhan siswa pada dimensi kepentingan daya saing
tingkat global sebagaimana yang telah menjadi bahan telaahan sebelumnya,
maka kompetensi yang siswa perlukan ialah:

Memiliki daya adaptasi terhadap perubahan global

Memiliki daya insiatif dan mandiri

Memiliki keterampilan sosial dan budaya dalam interaksi global.

Produkti dan akuntabel

Memiliki daya kepemiminan

Bertanggung jawab

Kreatif dan inovatif

Berpikir kritis dalam penyelesaian masalah

Komunikatif dan kolaboratif

Melek teknologi infomrasi dan komunikasi

Memiliki daya saing akademik pada tingkat internasional.
Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan pada tingkat global, maka
sekolah berusaha melaksanakan pelayan belajar siswa agar menjadi pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara.
Seluruh
warga
sekolah
memiliki
keyakinan
yang
tinggi
dapat
mewujudkan keunggulan mutu lulusan jika sekolah dapat menggunakan
sumber daya yang tersedia secara optimal. Sumber daya yang sekolah miliki
sebagai pendukung sukses mewujudkan mutu lulusan sebagai arah pelaksanaan
kurikulum yaitu:
No.
Unsur Pedukung
1.
Tenaga Pendidik dan
Deskripsi Kondisi Nyata

Tenaga kependidikan
Jumlah
tenaga
pendidik
dan
tenaga
kependidikan:

Komitmen pendidik dan tenaga kependidikan

Motivasi pendidik dan tenaga kependidikan

Mutu
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
keprofesian
pendidik
dan
tenaga
18
No.
Unsur Pedukung
Deskripsi Kondisi Nyata
kependdiikan

2.
Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
Sarana dan media pembelajaran;

Ruang kelas

Kodisi ruang kelas sangat baik. Posisi meja
belajar
dapat
menunjang
berubah
siswa
dinamis
bekerja
dalam
berkelompok
maupun dalam mengembangkan kemandirian
dalam berkarya

Perpustakaan

sekolah
Ruang perpustakaan cukup memadai dengan
dilengkapi
jejaring
perpustakaan
sehingga
memungkinkan
siswa
online
dapat
mengakses informasi dengan mudah.

Buku
sumber

belajar

Lingkungan

sekolah

Lingkungan

sosial

Sarana komputer


Perangkat multi

media

Jejaring internet

Jejaring internet tersedia, namun akses
sering tidak dapat digunakan dengan lancar.
Para siswa dapat menggunakan HP untuk
mendapatkan
akses
internet
sehingga
mempermudah
dalam
mencari
informasi
yang mereka perlukan.
3.
Lingkungan sekolah
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
19
No.
Unsur Pedukung
Deskripsi Kondisi Nyata

Lingkungan alam


Lingkungan sosial


Lingkungan

daerah
4.
Kerja sama

Kemitraan
antar

sekolah

5.
Sister school
Pengelolaan program


unggulan

Pencapaian

sebelumnya

Pelaksanaan

program
6.
7.
Pembiayaan


Sumber biaya


Transparansi


Akuntabilitas

Budaya Sekolah

B. Visi Sekolah
Berdasarkan analisis konteks, sekolah menetapkan visi berikut:
Menjadi sekolah yang unggul dalam mewujudkan mutu lulusan yang
berdisiplin, ber- IMTAQ, IPTEKS, dan beradaptasi dalam interaksi global.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
20
C. Misi Sekolah
Misi sekolah:
1)
Mengembangkan keyakinan warga sekolah bahwa sekolah dalam
berprestasi dan kompetitif.
2)
Menciptakan
kehidupan
sekolah
yang
berbudaya
religius
dan
bermartabat
3)
Mememenuhi Standar Kompetensi Lulusan sesuai standar nasional
4)
Memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
hidup siswa pada konteks global.
5)
Memenuhi standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013
yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi siswa.
6)
Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal
7)
Memberdayakan sistem penilaian autentik untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
8)
Menerapkan manajemen perubahan sebagai strategi percepatan
pembaharuan sekolah.
9)
Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui
peningkatan keprofesian berkelanjutan.
10)
Memenuhi standar sarana dan prasarana secara bertahap dan terukur.
11)
Menggunakan lingkungan sekolah sebagai media dan sumber belajar.
12)
Memberdayakan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
sebagai
pendukung keunggulan pembelajaran.
13)
Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan fisik,
psikologis, social yang sehat, dinamis, dan kompetitif.
14)
Menciptakan lingkungan dan budaya yang kondusif untuk indah,
nyaman, dan damai sebagai tempat belajar untuk guru, siswa, dan
seluruh warga sekolah.
15)
Menerapkan
sistem
pembiayaan
sekolah
yang
transparan
dan
akuntabel.
D. Tujuan Sekolah
Tujuan Satuan Pendidikan:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
21
a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan); dalam hal ini digambarkan
kompetensi yang akan sekolah wujudkan.
b) Penentuan indikator kompetensi mengacu pada visi, misi, dan
tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat;
c) Penentuan
indikator
kompetensi
mengacu
pada
standar
kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah;
d) Mengakomodasi
berkepentingan
masukan
termasuk
dari
berbagai
komite
pihak
yang
sekolah/madrasah
dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
e) Tujuan satuan pendidikan selanjutnya disosialisasikan kepada
warga
satuan
pendidikan
dan
segenap
pihak
yang
berkepentingan.
Tujuan Umum
Sesuai dengan tujuan sekolah menengah sekolah ini menetapkan
tujuan umum yaitu meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Khusus
1) Mewujudkan mutu lulusan

Bersikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

Berpengetahuan
faktual,
konseptual,
dan
prosedural
sebagai
dukungan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan
budaya
dengan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
22
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.

Berketerampilan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
D. Indikator Kompetensi Lulus
Indikator kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan dijabarkan dari
Standar Kompetensi Lulusan sebagai poros perumusan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Ada pun standar kompetensi lulusan dirumuskan dalam
tujuan pelaksanaan kuriklum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
No.
Kompetensi Spiritual
A.
Menghayati
mengamalkan
Indikator Pencapaian Sikap Spiritual
dan
1.
kehidupan
sebagai
anugrah.
ajaran
agama yang dianutnya
Menerima
2.
Mesyukuri
nikmat
kehidupan
sebagai bentuk kasih sayang Allah.
3.
Melaksanakan aktivitas hidup yang
diperintahkan Allah
4.
Menghidari
perbutan....(yang
dilarang Allah)
5.
Berbuat baik demi kemaslahatan
bersama.
No.
Kompetensi Sosial
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
6.
Mematuhi peraturan ...
7.
Berbuat ihlas...
Indikator Pencapaian Sikap Sosial
23
B.
Menghayati
dan
mengamalkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran,
damai),
1.
Bersikap jujur
2.
Berdisiplin
3.
dari
berbagai
solusi
atas
permasalahan
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
4.
cerminan
bangsa
dalam
pergaulan dunia.
jawab
dengan
Bekerja
sama
untuk
kebaikan
umum
5.
Menghormati hak orang lain.
6.
Santun dalam bertindak.
7.
Menolong teman yang sedang dalam
kesulitan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
Bertanggung
melaksanakan tugas dengan baik
menunjukkan sikap sebagai
bagian
mematuhi
peraturan
santun,
responsif dan pro-aktif dan
dalam
8.
Menunjukkan daya insiatif
9.
Proaktif dalam membangun solusi
10. Antisiatif
untuk
mencegah
timbulnya resiko buruk
11. Giat bekerja sama
12. Berkomunikasi dengan rendah hati
13. Bersikap
tegas
menolak
keburukan...
No.
Kompetensi Pengetahuan
C.
Memahami,
menerapkan,
dan
menganalisis
pengetahuan
Indikator Pencapaian Pengetahuan
1.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual,
faktual,
budaya
metakognitif
peradaban
ilmu
berdasarkan
teknologi,
pengetahuan,
seni,
budaya,
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
dan
metakonitif) tentang iptek, seni,
konseptual, prosedural, dan
rasa ingin tahunya tentang
prosedural,
2.
dan
humaniora
serta
Menganalisis pengetahuan (faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakonitif) tentang iptek, seni,
24
dan
humaniora
wawasan
kenegaraan,
peradaban
penyebab
budaya,
kemanusiaan,
kebangsaan,
dan
dengan
kejadian,
dan
serta
menerapkan
3.
pada
4.
cara
prosedural,
bidang
tentang
menerapkan
dan
iptek,
metakonitif)
seni,
budaya,
humaniora, serta peradaban.
dengan bakat dan minatnya
memecahkan
Memaham
pengetahuan (faktual, konseptual,
kajian yang spesifik sesuai
untuk
Berpikir kritis terhadap penyebab
fenomena dan kejadian.
pengetahuan
prosedural
serta
peradaban
terkait
fenomena
humaniora
5.
Mampu
memecahkan
masalah
dengan dilandasi pengetahuan yang
masalah
dikuasinya.
6.
Melaksanakan pengkajian spesifik
pada bidang yang diminati serta
sesuai dengan kebakatannya.
7.
No.
Kompetensi Keterampilan
D.
Mengolah,
menyaji
menalar,
dalam
dan
terkait
Indikator Pencapaian Keterampilan
1.
ranah
konkret dan ranah abstrak
dipelajarinya
dari
di
2.
secara mandiri, bertindak
3.
Mengintegrasikan fakta, data, dan
dalam
merumuskan
Mengembangkan
keterampilan
berpikir
menggunakan
dengan
sekolah.
kaidah
keilmuan
dan
pengetahuan yang dipelajarinya di
serta mampu menggunakan
sesuai
data,
kesimpulan.
secara efektif dan kreatif,
metoda
fakta,
informasi
yang
sekolah
Mengolah
informasi
dengan
pengembangan
.......................................
4.
Mengembangkan
karya
secara
mandiri dengan modal pengetahuan
yang dipelajarinya.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
25
5.
Mengembangkan
kreasi
dalam
menciptakan hal-hal baru.
6.
Menerapkan motode atau prosedur
sesuai dengan kaidah keilmuan.
7.
Menggunakan pikiran pada ranah
abstrak menjadi karya cipta yang
bermanfaat.
8.
Mengkomunikasi hasil karya secara
efektif
9.
Mendayagunakan
teknologi
informasi dan komunikasi
10. Menggunakan bahasa asing.....
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
26
BAB IV. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik
sebagai berikut.
1) Mengembangkan
keseimbangan
antara
sikap
spiritual
dan
sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas
penerapan kurikulum berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang
diwujudkan dengan menempatkan sekolah sebagaian bagian dari sistem
masyarakat.
B. Landasan Kurikulum
1. Filosofis
Landasan filosofis paling mendasar dalam pengembangan kurikulum
adalah menentukan kualitas peserta didik yang hendak diwujudkan, sumber
dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
27
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam
di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan
untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1) Pendidikan yang dilaksanakan harus berakar pada budaya bangsa maupun
kearifan lokal untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut filosofi
ini, nilai-nilai berharga bangsa maupun prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus terwariskan dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik daripada masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Perkembangan bangasa
Indonesia tidak mungkin lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan
yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus
menerus.
Oleh karena itu, pendidikan mengeban tanggung jawab untuk
menjawab tuntutan perubahan agar generasi muda lebih adaptif terhadap
pekerbangan
jamannya.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Dengan
demikian
mutu
lulusan
mampu
28
memberikan
kontribusi
secara
optimal
dalam
upaya
membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini harus menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu selama ini
implementasi pendidikan di SMA menekankan pada pengetahuan. Pada
kurikulum
2013
menekankan
pada
proses
pembangunan
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan
yang mencerdaskan dan mendidik. Penguasaan substansi mata pelajaran
tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril dari kehidupan
masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik.
Dengan
demikian
kurikulum
dan
pembelajaran
selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari peradaban
manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik sepanjang
hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Berdasarkan konsep itu,
pendidikan mengacu pada standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
29
Kurikulum
pengalaman
berbasis
belajar
mengembangkan
kompetensi
seluas-luasnya
kemampuan
dirancang
bagi
untuk
untuk
peserta
bersikap,
memberikan
didik
dalam
berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
C. Struktur Kurikulum Paket Semester
1. Kompetensi inti SMA
KOMPETENSI INTI KELAS
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
X
KELAS XI
KELAS XII
1. Menghayati dan
1. Menghayati dan
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
agama yang
agama yang
agama yang
dianutnya
dianutnya
dianutnya
2. Menghayati dan
2. Menghayati dan
2. Menghayati dan
mengamalkan
mengamalkan
mengamalkan
perilaku jujur,
perilaku jujur,
perilaku jujur,
disiplin,
disiplin,
disiplin,
tanggungjawab,
tanggungjawab,
tanggungjawab,
peduli (gotong
peduli (gotong
peduli (gotong
royong, kerjasama,
royong, kerjasama,
royong, kerjasama,
toleran, damai),
toleran, damai),
toleran, damai),
santun, responsif dan
santun , responsif
santun, responsif
pro-aktif dan
dan pro-aktif dan
dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap
menunjukkan sikap
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari
sebagai bagian dari
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
solusi atas berbagai
solusi atas berbagai
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
30
permasalahan dalam
permasalahan dalam
permasalahan dalam
berinteraksi secara
berinteraksi secara
berinteraksi secara
efektif dengan
efektif dengan
efektif dengan
lingkungan sosial dan
lingkungan sosial
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
dan alam serta
alam serta dalam
menempatkan diri
dalam menempatkan
menempatkan diri
sebagai cerminan
diri sebagai
sebagai cerminan
bangsa dalam
cerminan bangsa
bangsa dalam
pergaulan dunia.
dalam pergaulan
pergaulan dunia.
dunia.
3. Memahami,menerapk
3. Memahami,menerap
3. Memahami,menerap
an, menganalisis
k an, menganalisis
k an, menganalisis
pengetahuan faktual,
pengetahuan
pengetahuan
konseptual,
faktual, konseptual,
faktual, konseptual,
prosedural
prosedural
prosedural
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingintahunya tentang
ingintahunya
ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan,
tentang ilmu
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni,
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya, dan
teknologi, seni,
budaya, dan
humaniora dengan
budaya, dan
humaniora dengan
wawasan
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bidang kajian yang
spesifik sesuai
bakat dan minatnya
spesifik sesuai
dengan bakat dan
untuk memecahkan
dengan bakat dan
minatnya untuk
masalah
minatnya untuk
memecahkan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
31
memecahkan
masalah
masalah
4. Mengolah, menalar,
4. Mengolah, menalar,
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
dan menyaji dalam
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah konkret dan
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
ranah abstrak
ranah abstrak terkait
dengan
terkait dengan
dengan
pengembangan dari
pengembangan dari
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
yang dipelajarinya di
yang dipelajarinya di
sekolah secara
sekolah secara
sekolah secara
mandiri, dan mampu
mandiri, dan mampu
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
2. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran
peminatan akademik kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik
kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam,
mata
pelajaran
Peminatan
Ilmu
Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya.
Khusus untuk MA, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan
yang diatur oleh Kementerian Agama.
Struktur kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut:
Alokasi Waktu Per Minggu
Mata Pelajaran
X
XI
XI
3
3
3
2
2
2
KELOMPOK A (UMUM)
1.
Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2.
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4.
Matematika
4
4
4
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
32
5.
Sejarah Indonesia
2
2
2
6.
Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
Kelompok B (UMUM)
7.
Seni Budaya
8.
Pendidikan
Olah
Jasmani,
Raga,
dan
Kesehatan)
9.
Prakarya
dan
Kewirausahaan
10.
Mulok
2
2
2
11.
Keterampilan TIK
2
2
2
28
28
28
9 atau 12
12 atau 16
12 atau 16
6 atau 9
4 atau 8
4 atau 8
43
44
44
Bimbingan dan Konseling
2
2
2
Ekstrakurikuler Kepramukaan
2
2
2
Total Beban Belajar
45
48
48
Jumlah
jam
pelajaran
kelompok A dan B per minggu
KELOMPOK C (PEMINATAN)
Mata
peajaran
peminatan
akademik
Mata pelajaran pilihan lintas
minat
dan/atau
pendalaman
minat
Jumlah jam pelajaran kelopok
A, B, dan C per minggu
Keterangan:
1) Mata pelajaran Kelompok A dan C merupakan kelompok mata
pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan
lokal yang berdiri sendiri.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
33
4) Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
5) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 45 menit.
6) Beban
belajar
penugasan
terstruktur
dan
kegiatan
mandiri,
maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
7) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting,
namun
yang
diperhitungkan
Pemerintah
maksimal
2
(dua)
jam/minggu.
8) Pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal
2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah
satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
9) Khusus
untuk
dikembangkan
Madrasah
sesuai
Aliyah
dengan
struktur
kebutuhan
kurikulum
yang
diatur
dapat
oleh
Kementerian Agama.
10) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan
(wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR),
dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi
masing- masing
satuan pendidikan.
Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler
yang
bertujuan
mengembangkan
kompetensi
sikap,
kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler
yang
bertujuan
mengembangkan
kompetensi
sikap,
kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
34
D. Peminatan dan Lintas Minat
1. Peminatan
Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program
kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan
minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata
pelajaran keilmuan.
Alokasi Waktu Per Minggu
Mata Pelajaran
X
XI
XI
A. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1.
Matematika
3
4
4
2.
Biologi
3
4
4
3.
Fisika
3
4
4
4.
Kimia
3
4
4
B. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
5.
Geografi
3
4
4
6.
Sejarah
3
4
4
7.
Sosiologi
3
4
4
8.
Ekonomi
3
4
4
Sastra
3
4
4
10.
Bahasa dan Sastra Inggris
3
4
4
11.
Bahasa dan Satra Asing
3
4
4
3
4
4
6 atau 9
4 atau 8
4 atau 8
C. Peminatan Bahasa dan Budaya
9.
Bahasa
dan
Indonesia
Lain
(Arab,
Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman,
Perancis)
12.
Antropologi
Pilihan lintaas minat dan /atau
pendalaman minat
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
35
Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat
dan/atau
Pendalaman
Minat
Kurikulum
SMA/MA
dirancang
untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat
mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan
pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas
minat dan/atau pendalaman minat.
Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada
SMA/MA berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs
atau yang sederajat, rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di
SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan (placement test)
ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan minat oleh psikolog.
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal
semester kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih
tersedia, berdasarkan hasil pembelajaran berjalan pada semester pertama
dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling, Peserta didik yang pindah
peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata pelajaran yang
belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.
Peserta didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata
pelajaran yang terdapat pada satu peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak
diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat. Selain
mengikuti mata pelajaran di peminatan yang dipilihnya, setiap peserta didik
harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk lintas minat dan/atau
pendalaman minat.
Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang
dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran
lintas minat sebanyak 9 jam pelajaran (3 mata pelajaran) di Kelas X atau
sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII. Sedangkan
bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang
dipilihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran
lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di Kelas X atau
sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di Kelas XI dan XII.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
36
Peserta didik yang mengambil Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam atau Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, lintas minatnya
harus diluar peminatan yang dipilihnya. Sedangkan peserta didik yang
mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil mata pelajaran
lintas minat: (1) di luar; (2) di dalam; atau (3) sebagian di dalam dan
sebagian di luar, peminatan yang dipilihnya.
Mata pelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X
sampai dengan XII. Sebagai contoh, peserta didik Kelas X yang memilih
Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat mengambil 3 mata pelajaran yaitu
Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Antropologi.
Lintas minatnya dapat mengambil mata pelajaran: (1) Biologi, Fisika, dan
Kimia; (2) Geografi, Sejarah, dan Ekonomi; (3) Matematika, Sosiologi, dan
Bahasa Jerman; atau (4) Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang.
Alternatif (1), (2), dan (3) merupakan contoh lintas minat di luar peminatan
yang dipilihnya, sedangkan alternatif (4) merupakan contoh lintas minat di
dalam peminatan yang dipilihnya.
Peserta didik dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai
dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang dimiliki
SMA/MA. SMA/MA yang tidak memiliki Peminatan Bahasa dan Budaya, dapat
menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
dan Sastra Inggris, Antropologi atau salah satu mata pelajaran dalam
kelompok Bahasa Asing Lain sebagai pilihan mata pelajaran lintas minat
yang dapat diambil peserta didik dari Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial,
sesuai dengan sumber daya (ketersediaan guru dan fasilitas belajar) yang
dimilikinya.
Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu
mata pelajaran tertentu misalnya bahasa asing tertentu, dianjurkan untuk
memilih mata pelajaran
yang sama sejak Kelas X sampai Kelas XII.
Dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga peminatan.
2. Pendalaman Minat
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
37
Konsep pelaksanaan pendalaman minat adalah umum mempersiapkan
siswa SMA Kelas XII memasuki perguruan tinggi. Mereka dapat mengambil
mata kuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit
dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini perlu
sekolah sedikan dengan cara membangun kerjasama dengan perguruan
tinggi terkait.
peminatan
Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam
dapat
diselenggarakan
oleh
satuan
pendidikan
melalui
kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII.
Kegiatan layanan pendalaman minat akan sekolah coba laksanakan
setelah sekolah mendata minat dan pilihan siswa masuk perguruan tinggi.
Program pelayanan akan sekolah lakukan jika para siswa memerlukan.
E. Pengaturan Beban Belajar
Pengaturan
beban
belajar
merupakan
konsep
dan
pelaksanaan
pembelajaran dengan menjabarkan total kegiatan belajar secara operasional
sesuai dengan karakteristik pelaksanaan satuan kredit semeseter, pengaturan
minggu efektif, kegiatan tatap muka, pengaturan tugas terstruktur dan tidak
terstruktur pada sejumlah mata pelajaran pada setiap semester dalam satuan
tahun pelajaran. Prinsip utama pada sistem satuan semester meliputi tiga aspek
yaitu pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Pengaturan beban belajar pada dasarnya untuk memberikan pelayanan
belajar kepada siswa agar sesuai dengan potensi, bakat, minat, kemampuan,
dan kecepatan belajarnya sehingga dapat siswa dapat mengembangkan dirinya
secara optimal. Sekolah menyadari dalam melaksanakan kurikulum 2013 siswa
diharapkan dapat beraktivitas dan berkarya pada tiap mata pelajaran. Oleh
karena itu, beban belajar yang harus siswa tanggung menjadi bertambah
banyak sehinggan jika beban belajar siswa berlebih, maka dapat berpengaruh
kontra produktif terhadap perkembangan diri siswa. Karena alasan itulah maka
sekolah memandang perlu untuk mengatur beban belajar pada tiap semester.
Pengaturan beban belajar meliputi tiga aspek utama dan aktivitas belajar
tambahan, yaitu :
1. Aktivitas tatap muka dalam ruang kelas, Laboratorium, workshop, bengekl
kerja, kebun percobaan atau pengaturan pembelajaran lainnya.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
38
2. Kegiatan belajar virtual adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
secara maya dengan memanfaatkan berbagai jaringan Teknologi Informasi
dan Komunikasi baik secara terstruktur atau mandiri.
3. Kegiatan terstruktur yaitu pembelajaran dalam bentuk penugasan dari
pendidik terkait muatan atau mata pelajaran yang berfungsi sebagai proses
pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima setelah
kegiatan tatap muka.
4. Kegiatan Mandiri adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik
atas inisiatif atau dengan stimulasi pendidik yang berfungsi sebagai proses
pendalaman atau perluasan pengalaman belajar yang diterima dalam
kegiatan tatap muka dan/atau terstruktur;
5. Program remedial dan pengayaan yaitu pengorganisasian kegiatan belajar
yang untuk membantu peserta didik mencapai kriteria ketuntasan belajar
bagi yang belum tuntas dan penguasaan materi lebih tinggi bagi yang telah
mencapai ketuntasan;
6. Program ekstrakurikuler yang dibahas dalam pengaturan tersendiri.
Pengaturan beban belajar didasari dengan konsep belajar tuntas yang
sistem belajar yang menekankan pada prinsip bahwa setiap peserta didik dapat
belajar untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan
penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu
belajar.
Cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMA
meliputi meliputi 45 menit tatap muka, 60% dari waktu tatap muka untuk
kegiatan terstruktur maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat pada tabel di
bawah ini.
Kegiatan
Tatap muka
Penugasan terstruktur
Kegiatan mandiri
Jumlah
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Sistem Paket
SKS
45 menit
45 menit
60% x 45 menit =
45 menit
27 menit
45 menit
72 menit
135 menit
39
Berdasarkan tabel di atas sekolah menentukan jumlah maksimum waktu
yang siswa gunakan untuk setiap satu jam tatap muka sebanyak-banyaknya 54
menit.
Pengaturan beban belajar berdasarkan waktu yang harus siswa alokasikan
pada setaip minggu efektif pada tiap semester. Komposisi beban belajar untuk
peserta didik SMA/MA terdiri atas mata pelajaran kelompok A (umum), mata
pelajaran kelompok B (umum), dan mata pelajaran kelompok C (peminatan),
serta lintas minat dan/atau pendalaman minat. Hal lain yang perlu siswa
laksanakan adalah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Pengaturan minggu efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
ALOKASI
NO
KEGIATAN
1.
Minggu efektif belajar
Minimal
Digunakan untuk kegiatan
reguler setiap tahun
36
pembelajaran efektif pada
(Kelas I-V, VII-VIII, X-
minggu
setiap satuan pendidikan
WAKTU
KETERANGAN
XI)
2.
Minggu efektif
Minimal
semester ganjil tahun
18
terakhir setiap satuan
minggu
pendidikan (Kelas VI,
IX, dan XII)
3.
Minggu efektif
Minimal
semester genap tahun
14
terakhir setiap satuan
minggu
pendidikan (Kelas VI,
IX, dan XII)
4.
5.
Jeda tengah semester
Jeda antarsemester
Maksimal
Satu minggu setiap
2 minggu
semester
Maksimal
Antara semester I dan II
2 minggu
6.
Libur akhir tahun
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Maksimal
Digunakan untuk
40
NO
ALOKASI
KEGIATAN
WAKTU
ajaran
3 minggu
KETERANGAN
penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun ajaran
7.
Hari libur keagamaan
Maksimal
Daerah khusus yang
4 minggu
memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
8.
9.
Hari libur
Maksimal
Disesuaikan dengan
umum/nasional
2 minggu
Peraturan Pemerintah
Hari libur khusus
Maksimal
Untuk satuan pendidikan
1 minggu
sesuai dengan ciri
kekhususan masingmasing
10.
Kegiatan khusus
Maksimal
Digunakan untuk kegiatan
satuan pendidikan
3 minggu
yang diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Pengaturan
minggu
efektif
selanjutnya
diganakan
sebagai
dasar
penentukan kalender pendidikan.
F. Muatan Lokal
Dalam struktur kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran kelompok A dan
kelompok B. Mata pelajaran kelompok A dikembangkan oleh pusat. Sedangkan
mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
41
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal. Mata pelajaran
kelompok B terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga,
dan
Kesehatan.
Muatan
lokal
dapat
dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
atau satuan pendidikan. Mulok dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap
keunggulan dan kearifan daerah. Pelaksanaan kegiatan dapat berbentuk mandiri
sebagai mata pelajaran seperti mulok bahasa daerah atau terintegrasi.
Tujuan penyelenggaraan pembelajaran muatan lokal adalah untuk
membentuk pemahaman terhadap potensi daerah tempat tinggal siswa sehingga
bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ruang lingkup kegiatan pembelajaran muatan lokal meliputi;
1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya dan spiritual di
daerahnya; dan
2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang
berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan
nasional
Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan
pendidikan yaitu;
1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
2) Keutuhan Dalam Pengembangan Semua Kompetensi.
3) Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan).
4) Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.
5) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan
pendidikan.
6) Kebermanfaatan.
7) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian,
dan pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional
dan
menghadap tantangan global.
Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan
seni budaya; prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa;
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
42
dan/atau teknologi. Jenisnya dapat berupa bahasa daerah, kesenian daerah,
keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang
berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu
untuk pengembangan potensi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal
mengacu pada struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan
memenuhi stadar berikut:
1) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,
2) silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
penilaian otentik, dan
3) buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) yang berbasis
aktivitas.
Mekanisme pengembangan muatal lokal pada Kurikulum 2013 di satuan
pendidikan dengan prosedur sebagai berikut:
4)
analisis konteks lingkungan alam, sosial dan/atau budaya;
5)
identifikasi muatan lokal;
6)
perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal;
7)
penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap kompetensi
dasar;
8)
pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan pembelajaran yang
relevan;
9)
penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau
menjadi muatan pembelajaran yang berdiri sendiri;
10) penyusunan silabus; dan
11) penyusunan buku teks pelajaran.
Mekanisme Pelaksanaan program muatan lokal memperhatikan ramburambu berikut.
1)
Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
sumber daya pendidikan yang tersedia.
2)
Setiap satuan pendidikan dapat menambah beban belajar maksimal 2 (dua)
jam/minggu
untuk
muatan
lokal
yang
ditetapkan
sebagai
muatan
pembelajaran yang berdiri sendiri, berdasarkan pertimbangan kebutuhan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
43
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan atau daerah.
3)
Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban
belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.
Daya dukung minimal yang perlu mendapat perhatian adalah:
1) Kebijakan Muatan Lokal
Pelaksanaan muatan lokal harus didukung dengan kebijakan Pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan
sesuai kewenangannya.
2)
Sumber Daya Pendidikan perlu dipenuhi sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
3)
Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik sesuai dengan mata
pelajaran muatan lokal yang diampunya. Apabila tidak terpenuhi maka satuan
pendidikan harus mengusahakan tenaga pendidik memperoleh sertifikat
pelatihan pada aspek mata pelajaran yang sesuai. Tenaga pendidik muatan
lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan, seperti: satuan pendidikan
terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya, dan lain-lain.
4)
Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah harus dipenuhi oleh pemerintah daerah, sedangkan yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan.
Dengan menggunakan panduan ini , maka selanjutnya sekolah menetapkan
muatan lokal sebagai berikut:
1. Bahasa Daerah…..
2. ……………………
3. ………………….
G. Ekstrakurikuler
Kegiatan
Ekstrakurikuler
adalah
kegiatan
kurikuler
yang
dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler
atau kegiatan kokurikuler. Pelaksanaannya di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
44
ekstrakurikuler wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib
adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh
satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang
dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masingmasing.
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan bertujuan
untuk
mengembangkan
potensi,
bakat,
minat,
kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
1.
Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda,
yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan
asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan Pendidikan
Kepramukaan melalui suatu Model nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka.
Penyelenggaraan kegiatan Pramuka tersebut berlandaskan aturan
sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang
Gerakan Pramuka
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja
Muda karana
4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang
Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009
Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Pelaksanaan
kegiatan
kepramukaan
di
sekolah
mengacu
pada
Pemendikbud Nomor……………. dan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010,
yang mengatur penyelenggaraan pendidikan Kepramukaan. Permendikbud
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
45
mengatur tentang teknis penyelenggaran ekstrakurikuler wajib dan UndangUndang mengatur tentang kegiatan gerakan kepramukaan reguler. Mengacu
pada kedua aturan itu,maka sekolah menyelenggarakan kegiatan kepramukaan
dalam tiga model yaitu:
1) Model Blok
Model Blok sekolah selenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran
seperti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib
mengikuti program ini sebagai kegiatan orietasi atau pengenalan
pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan setiap
sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun.
Tujuan Model Blok
Pelaksanaan pendidikan model blok bertujuan:
a) Meningkatnya pemahaman siswa tentang pendidikan kepramukaan
sebagai proses yang menyenangkan dan menantang dengan
menambah wawasan tentang keterampilan yang akan mereka kuasai
dalam latihan selama satu tahun pelajaran.
b) Meningkatnya kompetensi (sikap dan keterampilan) peserta didik
yang sejalan dengan materi yang dipelajari dalam kegiatan tatap
muka
yang
diadaptasi
dengan
tuntutan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, melalui:
 Aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia Siaga,
 Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma khususnya Darma ke-1 dan
Darma
ke-2
bagi
peserta
didik
usia
Penggalang
dan
Penegak.(sekolah akan mengembangkankegiatan sesuai dengan
kebutuhan peningkatan keterampilan dan pematangan sikap
secara berkelanjutan)
Perencanaan
Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan
siswa baru. Komponen perencanaan meliputi;
 Nama kegiatan
 Tujuan
 Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
46
 Materi pelatihan dan uraian secara ringkas
 Strategi pelaksanaan pelatihan
 Susunan Panitia
 Pembina/Pelatih
 Tempat pelatihan.
 Jadwal pelatihan
 Rencana Anggaran
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap
muka sebagai Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta
didik sesuai tingkat kelas dan usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan
khusus dengan mengintegrasikan rencana kegiatan tahunan kegiatan
keprmukaan, materi kepramukaan, dan kecakapan berkolaborasi dalam
kelas maupun di luar kelas dalam meningkatkan pematangan sikap dan
meningkatkan keterampilan belajar siswa sebgai bagian diri indikator
pencapaian visi sekolah.
Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina
Pramuka, tim Pembina Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang
relevan dengan rencana aktivitas latihan kegiatan aktualisasi.
Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang
dirumuskan oleh panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah.
Biaya pelaksanaan kegiatan berasal dari anggaran sekolah yang relevan
serta sumbangan dari pihak lain yang tidak bertentangan dengan aturan
yang berlaku.
Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka.
Namun demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan
seragam
pramuka,
maka
kediatan
dapat
dilaksanakan
dengan
menggunakan atribut kepramukaan.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
47
Penilaian
Penilaian model blok dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil
kegiatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam
program kegiatan. Penilaian kegiatan menjadi input kepada satuan
pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil belajar siswa
disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hasil penilaian hasil belajar
disampaikan kepada mata pelajaran yang relevan.
2) Model Aktualisasi
Model aktualisasi adalah ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan tiap
minggu efektif. Kegiatan ini bertujuan utama membangun karakter dan
keterampilan. Materi yang diaktualisasikan adalah materi kepramukaan
yang diitegrasikan dengan materi pelajaran yang siswa peroleh dalam
kegiatan tatap muka.
Penyelenggaraan pendidikan aktualisasi adalah bentuk kegiatan
peningkatan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan
yang
diintegrasikan dengan materi, metode, dan prinsip dasar pendidikan
kepramukaan. Oleh karena itu sekolah perlu menyusun silabus pelatihan
terlebih dahulu dengan memetakan kompetensi dasar mata pelajaran,
materi pelajaran, tujuan, struktur jadwal, dan alat penilaian yang relevan.
Perencanaan Program Aktualisasi
Perencanaan kegiatan aktualiasi idealnya disusun untuk tiga
tahun dengan menggunakan model silabus nasional. Dengan sistem
perencanan untuk tiga tahun akan memperjelas kompetensi, materi,
strategi, serta tugas yang akan peserta latihan kerjakan, maupuan
perangkat penilaian akan yang sekolah gunakan. Pembina tiap level
mendapat tanggung jawab untuk merumuskankanya dalam kurun
waktu tahunan.
Ada pun struktur program minimal memuat komponen berikut:
 Nama kegiatan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
48
 Tujuan kegiatan
 Silabus Pelatihan
 Materi pelatihan
 Pembina/Pelatih
 Jadwal pelatihan
 Sistem penilaian
 Perangkat evaluasi program.
Pembina
Pembina dalam kegiatan aktualisasi adalah tenaga pendidik yang
sekurang-kurangnya telah mengikuti Orientasi Pendidikan Kepramukaan
(OPK) Kursus Mahir Dasar (KMD).
Tujuan pelaksanaan pendidikan ekstrakurikuler wajib model aktualisasi
adalah:
a) Meningkatnya
pemahaman
peserta
didik
tentang
pendidikan
Kepramukaan yang menyenangkan dan menantang.
b) Meningkatnya keterampilan peserta didik dalam mengaktualisasikan
kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan
prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan sehingga bermanfaat untuk
kepentingan hidupnya pada masa kini dan masa depannya.
c) Meningkatkan kompetensi (mengejewantahkan nilai-nilai dalam sikap
dan
keterampilan)
peserta
didik
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pada:

Penerapan Dwisatya dan Dwidarma bagi peserta didik usia
Siaga,

Penerapan Trisatya dan Dasadarma bagi peserta didik usia
Penggalang, dan Penegak.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi;

Jadwal latihan satu minggu satu kali.

Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
49

Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler
Pramuka.

Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran
selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat
dibantu
oleh
Pembantu
Pembina
(Instruktur
Muda/Instruktur
Pramuka).

Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut
kepramukaan.
Penilaian
Penilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi dilaksanakan oleh
Pembina meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian
disampaikan kepada guru mata pelajaran yang relevan dengan materi
yang menjadi bahan yang diaktualisasikan siswa.
3) Model Reguler
Pelaksanaan kegaitan model reguler adalah kegiatan kepramukaan yang
diatur
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2010
tentang
Gerakan
Kepramukaan. Kesertaan dalam kegiatan bersifat sukarela. Jika dalam
kegiatan Blok dan Aktualisasi wajib diikuti oleh seluruh siswa, maka dalam
kegiatan reguler hanya siswa yang berminat saja yang mengikutinya dan
mereka tergabung dalam kegiatan Gugus Depan.
H. Pengelolaan Layanan Peningakatan Keterampilan TIK
Peningkatan keterampilan TIK atau Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi (KKPI) sekolah usahakan untuk dikelola oleh adalah
guru yang memiliki kualifikasi akademik Sl/D-IV bidang teknologi informasi
atau sejenisnya yang telah memiliki sertifikat pendidik bidang TIK dan
KKPI.
Beban guru TIK sesuai dengan ketentuan tidak hanya memiliki beban
kerja membimbing siswa, namun mereka memilliki beban kerja yang jauh
lebih luas dengan ruang lingkup tugas sebagai berikut:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
50
1) Membimbing siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan
pendidikan dasar dan menengah.
2) Memfasilitasi sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan
menengah;
3) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam mengembangkan sistem
manajemen sekolah berbasis TIK.
Secara umum Guru TIK mendapatkan tugas dan tanggung dalam
memfasilitasi sekolah:
1) menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK;
2) melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun;
3) menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan
TIK;
4) mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK;
5) menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK;
6) melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki
layanan dan bimbingan TIK;
7) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
8) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler;
9) membimbing guru dalam penggunaan TIK;
10) membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK;
11) melaksanakan pengembangan diri; dan
12) melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.
Dalam tugasnya membimbing siswa guru TIK mendapatkan tugas
minimal melaksanakan bimbingan kepada 150 siswa dengan tugas sebagai
berikut:
1) mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data
dan informasi dalam mendukung kelancaran proses belajar; dan
2) Mengembangkan siswa di sekolah sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, dan kepribadiannya dengan memanfaatkan TIK sebagai
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
51
3) sarana untuk mengeksplorasi sumber belajarMemfasilitasi tenaga
kependidikan dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah
4) berbasis TIK.
Jumlah
No.
KEGIATAN
URAIAN
DURASI
Pertemuan
Keterangan
per semeter
1.
Bimbingan
merupakan suatu
45 X 8 menit
14 pertemuan
Setara dengan 8
Siswa
proses pemberian
per minggu
per semester
pelajaran per
bimbingan untuk
minggun
meningkatkan
keterampilan peserta
didik
2.
Bimbingan
merupakan suatu
45 X 2 menit
14 pertemuan
Setara dengan 2 jam
Daya
proses pemberian
per minggu
per semester
pelajaran per
Kompetisi
bimbingan untuk
Siswa
meningkatkan
minggu
keterampilan peserta
didik
3
Bimbingan
Layanan peningkatan
45 X 8 menit
Guru
keterampilan dan
per minggu
memfaslitasi guru
14
Setara dengan 8 jam
pertemuan
pelajajaran per
per semester
minggu.
dalam
merencanakan,
melaksanakan,
mengevaluasi
pembelajaran
4
Bimbingan
Layanan peningkatan
45 x 6 menit
Tenaga
keterampilan dan
per minggu
kependidikan
memfaslitasi tenaga
14
Setara dengan 8 jam
pertemuan
pelajajaran per
per semester
minggu.
kependidikan dalam
merencanakan,
melaksanakan,
mengevaluasi sistem
informasi manajemen
sekolah
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
52
Dalam
melaksanakan
tugas
membimbing
guru
dan
tenaga
kependidikan, guru TIK mengemban tugas berikut:
1) Memberikan palayanan kepada pendidik:
a. Mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran;
b. Mempersiapkan pembelajaran;
c. Memfasilitasi proses pembelajaran;
d. Memfasilitasi penilaian pembelajaran; dan
e. Memfasilitasi pelaporan hasil belajar.
2) Memfasilitasi
tenaga kependidikan dalam
meningkatkan efisiensi
dan efektivitas sistem manajemen sekolah.
Penugasan ini menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab
guru TIK tidak hanya meningkatkan keterampilan siswa, namun
berkembang dalam meningkatkan keterampilan guru dan tenaga
kependidikan lainnya.
Perencanaan
dan
perancangan
deskripsi
tugas
guru
TIK
dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran agar sinergis dengan
kegiatan lainnya dalam pelaksanaan program pembelajaran dan
pengelolaan sekolah. Model deskripsi uraian tugas guru TIK yang akan
digunakannya sebagai dasar penyusunan program seperti contoh di
bawah ini.
I. Bimbingan dan Konseling
1) Konsep
Pada Abad ke-21 peserta didik berada dalam situasi kehidupan yang
kompleks,
penuh dengan tekanan, paradoks dan ketidakmenentuan sehingga
memerlukan kompetensi hidup agar berkembang
secara efektif, produktif,
bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis,
berkelanjutan, dan terprogram oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi siswa/konseli mencapai kemandirian sehingga mampu,
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
diri secara bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
hidupnya.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
53
Dalam implementasi kurikulum 2013 BK dilaksanakan oleh guru bimbingan
dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu siswa/konseli mencapai
perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam
kehidupannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja
antara
guru
bimbingan
dan
konseling,
guru
matapelajaran,
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain
pimpinan
yang dapat
membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh
dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
2) Fungsi Layanan BK
Bagi konseli (siswa) berfungsi untuk
a. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan;
b. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan;
c. Proses penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
d. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan dan karir;
e. Solusi atas masalah;
f. Perbaikan dan penyembuhan;
g. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif;
h. Pengembangan potensi dri secara optimal.
3) Asas Pelayanan
a.
Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling;
b.
Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c.
Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d.
Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e.
Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f.
Kekinian dalam penyelesaian masalah pada kehidupan konseli;
g.
Kedinamisan dalam memandang konseli.
h.
Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan ;
i.
Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan
norma kehidupan yang berlaku;
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
54
j.
Keahlian dalam pelayanan yang sesuai kaidah-akademik dan
profesional ;
k.
Alih-tangan kasus untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan;
l.
Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik
Prinsip Bimbingan Konseling:
a.
Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak
diskriminatif.
b.
Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap
peserta didik memiliki keunikan masing-masing.
c.
Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun
pandangan positif pada diri dan lingkungannya.
d.
Bimbingan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan.
e.
Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia.
f.
Bimbingan
dan
konseling
bersifat
fleksibel,
adaptif,
dan
berkelanjutan.
g.
Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga profesional.
h.
Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang
berbasis
hasil
analisis
kebutuhan
siswa
sesuai
dengan
perkembangannya.
i.
Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai
dasar perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang
dicapai.
Komponen Program Bimbingan dan Konseling:
Program layanan;
Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan
dalam bentuk program tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
a. Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan
pengalaman terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri
dengan tugas-tugas perkembangan secara alamiah dan normal.
b. Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar
sesuai dengan minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
55
merencanakan masa depannya.
c. Layanan responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadap
masalah dalam proses
Bidang layanan;
a. BK Pribadi meliputi pemahaman diri, keselarasan perkembangan,
cipta rasa, karsa; kedewasaan, aktualisasi diri, dan tanggung jawab.
b. BK Sosial untuk memahami interaksi sosial yang positif, keterampilan
berinteraksi, dan mangatasi masalah dalam hubungan sosial.
c. BK Belajar merupakan bantuan untuk mengenali potensi diri, sikap
dan keterampilan belajar, keterampilan merencanakan pendidikan,
kesiapan mental menghadapi ujian sehingga mendapat hasil belajar
yang optimal.
d. BK
Karir merupakan bimbingan untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorsi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
secara rasional dan realistis.
Struktur program

Program
layanan
meliputi
program
tahunan
dan
program
semesteran.

Struktur:
•
Rasional
•
Visi dan misi
•
Deskripsi Kebutuhan
•
Tujuan
•
Komponen Program
•
Bidang Layanan
•
Recana Kegiatan
•
Tema/Topik
•
Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
•
Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut
•
Rencana Anggaran
Bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam kelas:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
56
•
Tatap muka terjadwal.
•
Volume kegiatan klasikal 2 jam pelajaran per rombel per minggu.
•
Materi layanan meliputi: aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar,
karir serta materi lain yang peserta didik perlukan.
•
Materi dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Klasikal (RPLBK)
Bentuk layanan bimbingan dan koseling di luar kelas:
•
konseling individual,
•
kelompok,
•
bimbingan kelompok,
•
bimbingan kelas besar dan lintas kelas,
•
konsultasi atau berbagi kepedulian konselor dengan konseli.
•
konferensi kasus atau membahas masalah konseli
•
kunjungan rumah,
•
Advokasi
atau pendampingan terhadap konseli yang mengalami
perlakuan yang tidak mendidik.
•
kolaborasi, atau kerja sama guru BK dengan berbagai pihak.
•
alih tangan kasus, atau pelimpahan kepada pihak lain yang memerlukan
keahlian profesional lain.
•
pengelolaan media,
•
pengelolaan kontak masalah, dan
•
manajemen program berbasis komptensi,
•
penelitian dan pengembangan
•
Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan kegiatan lain yang
relevan.
J. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif,
dan hari libur. Bagian penting yang perlu diperhatikan dalam perumusan
kalender pondidikan adalah:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
57
a. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
c. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel berikut ini.
Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
NO
1.
2.
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
Minggu efektif
Minimal 36
Digunakan untuk
belajar reguler
minggu
kegiatan
setiap tahun
pembelajaran efektif
(Kelas I-V, VII-VIII,
pada setiap satuan
X-XI)
pendidikan
Minggu efektif
Minimal 18
semester ganjil
minggu
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
58
NO
3.
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Minggu efektif
Minimal 14
semester genap
minggu
KETERANGAN
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
4.
5.
6.
Jeda tengah
Maksimal 2
Satu minggu setiap
semester
minggu
semester
Jeda antarsemester
Maksimal 2
Antara semester I dan
minggu
II
Libur akhir tahun
Maksimal 3
Digunakan untuk
ajaran
minggu
penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir
dan awal tahun
ajaran
7.
Hari libur
Maksimal 4
Daerah khusus yang
keagamaan
minggu
memerlukan libur
keagamaan lebih
panjang dapat
mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8.
9.
Hari libur
Maksimal 2
Disesuaikan dengan
umum/nasional
minggu
Peraturan Pemerintah
Hari libur khusus
Maksimal 1
Untuk satuan
minggu
pendidikan sesuai
dengan ciri
kekhususan masingmasing
10.
Kegiatan khusus
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Maksimal 3
Digunakan untuk
59
NO
KEGIATAN
satuan pendidikan
ALOKASI WAKTU
minggu
KETERANGAN
kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Dengan mempertimbangkan peraturan yang relevan sebagai dasar
penyusunan kalender pendidikan sekolah menetapkan menetapkan kalender
pendidikan tahun 2014/2015 terlampir.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
60
BAB V. PANDUAN AKADEMIK
A. Pembelajaran
Pembelajaran adalah
proses interaksi antar peserta didik dan antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Untuk menunjang pembelajaran yang efektif diperlukan suasana kondusif dan
proses yang dapat memfasilitasi siswa aktif mengembangkan potensi dirinya dan
guru efektif mengajar.
Pengelolaan pembelajaran merupakan serangkaian tindakan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan evaluasi pembelajaran dalam menjamin terwujudnya
keunggulan mutu lulusan pada tingkat satuan pendidikan sesuai dengan target
yang sekolah tetapkan.
Dalam sistem pengelolaan pembelajaran kepala sekolah berperan sebagai
berikut:

Memimpin musyawarah dewan pendidik dalam menentukan indikator
pencapaian kompetensi tingkat satuan pendidikan pada ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Merumuskan
target atau kriteria keberhasilan pada setiap indikator mutu
lulusan tingkat satuan pendidikan

Mengembangkan suasana sekolah sebagai lingkungan belajar yang kondusif
sehingga terwujud proses siswa belajar dan guru mengajar dalam meraih
keunggulan mutu lulusan sesuai dengan target mutu tingkat satuan
pendidikan

Meningkatkan
penjaminan
keterlaksanaan
dan
keberhasilan
proses
pembelajaran

Mensupervisi ketercapaian target mutu hasil belajar siswa.

Memimpin rapat dewan pendidik mengevaluasi keberhasil pelaksanaan
kurikulum 2013.
Seluruh kegiatan kepala sekolah dilandasi dengan harapan sekolah dapat
memenuhi berbagai kriteria sesuai dengan target mutu serta kebutuhan siswa.
Hal ini sejalan dengan karakteristik kurikulum 2013 sebagai kurikulum berbagi
kompetensi. Fokus utama pelaksanaan pembelajaran adalah untuk menjawab
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
61
tiga masalah utama berikut:

Kurikulum berbasis kompetensi: Mutu lulusan seperti apa yang sekolah
harapkan?

Kompetensi lulusan menjadi poros penentuan materi: Materi apa yang siswa
perlukan untuk mencapai target mutu lulusan?

Strategi pembelajaran : Bagaimana kompetensi dikembangkan dalam proses
belajar?
Proses pembelajaran mengacu pada prosedur yang telah ditetapkan dalam
bentuk kegiatan untuk mengembangkan pencapaian target SKL pada dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana terlihat pada gambar
berikut:
Pengembangan
sikap,
pengetehuan
dan
keterampilan
meliki
jalur
pengembangan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sikap siswa
tidak secara serta merta berkembang manakala pengetahuan siswa berkembang.
Begitu juga keterampilan siswa tidak serta merta bertumbuh saat pengetahuan
siswa berkembang. Hal ini menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran perlu
mengembangnan seluruh kompetensi secara semimbang.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
62
Sebagai konsekensi dari adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan
pemenuhan
kompetensi
siswa pada kerangka global, maka
diperlukan
pergeseran paradigma sesuai dengan kebutuhan pengembangan kompetensi
abad ke-21 sebagaimana digambarkan pada diagaram di bawah ini.
Meskipun sekolah menghadapi keterbatasan, namun kriteria pembelajaran
sebagaimana yang dideskripsikan dalam gambar kami berusaha untuk
mewujudkannya. Kegiatan mencari tahu, merumuskan masalah dengan cara
mengembagnkan kemampuan siswa menanya, berpikir analisis dankritis, serta
mengebangakan keterampilan berkerja sama dan kolaborasi merupakan bagian
yang perlu dijamin keterlaksanaanya.
Berdasarkan deskripsi di atas kami berusaha untuk memenuhi kriteria
sesuai dengan prinsip pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 pada
tingkat satuan pendidikan sebagai berikut:
Pelaksanaan pembelajaran perlu memenuhi prinsip:
1)
Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2)
Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3)
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
63
4)
Pembelajaran berbasis kompetensi;
5)
Pembelajaran terpadu;
6)
Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang
memiliki kebenaran multi dimensi;
7)
Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8)
Peningkatan
keseimbangan,
kesinambungan,
dan
keterkaitan
antara hard-skills dan soft-skills;
9)
Pembelajaran
yang
mengutamakan
pembudayaan
dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) Pembelajaran
yang
menerapkan
nilai-nilai
dengan
memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
12) Pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
13) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik; dan
14) Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Di samping prinsip-prinsip kami pun mencanangkan program agar
pembelajaran dapat belangsung dengan menerapkan pendekatan saintifik dan
kontekstual. Pendekatan saintifik didukung dengan metode inkuiry (penyelidikan)
atau discovery (penemuan) yang menekankan pada pengembangan rasa ingin
tahu siswa sehingga dalam belajar siswa mengembangkan daya inisiatif yang
besar untuk mendapatkan pengetahuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode yang harus guru gunakan adalah metodel proyek dan pemecahan
masalah.
Dalam sistem tata kelola pembelajaran, perlu sekolah memastikan bahwa
para pendidikan menerapkan pendekatan saintifik yang ditunjang dengan
metode inkuiry, discovery, dan problem solving dapat berfungsi efektif dalam
mengantarkan siswa mecapai penguasaan kompetensi yang diharapkan. Dalam
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
64
hal ini yang perlu sekolah perhatikan adalah sistem manajemen yang
mendukung perencanaan, keterlaksanaan, dan penilaiannya.
1. Rencana Perubahan
Untuk menunjang efektivitas implementasi kurikulum 2014, sekolah
perlu mengelola perubahan dengan target dan strategi seperti yang dapat
dilihat pada uraian berikut:
a) Perubahan standar kompetensi lulusan (SKL)
No.
1)
2)
3)
4)
5)
Sasaran Perubahan
Target
Perubahan
Rencana Strategi
Perubahan
Kondisi Nyata
Rencana Strategi
Perubahan
KI dan KD sebagai
penentukan indikator
kompetensi lulusan
Siswa
memiliki
perilaku
yang
mencerminkan
sikap
orang
beriman,
berahlak
mulia,
percaya
diri,
dan
bertanggung
jawab
dalam
berinteraksi
secara epektif dengan
lingkungan
Siswa cakap berpikir
dan tindak yang efektif
dan kreatif.
Siswa
memiliki
pengetahuan
yang
berwawasan
kemanusiaan,
lingkungan,
kebangsaan,
kenegaraan,
peradaban.
Siswa
menguasai
fakta,
konsep,
prosedur,
metakognitif.
b) Perubahan Standar Isi
No.
6)
7)
Sasaran Perubahan
Kurikulum terintegrasi
dengan konteks alam,
sosial, dan budaya
masyarakat
Pendekatan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
65
No.
8)
9)
10)
Sasaran Perubahan
Kondisi Nyata
Rencana Strategi
Perubahan
pembelajaran saintitik
dan kontekstual.
Pembelajaran
mengembangkan
sikap
(menerima,
mejalankan,
menghargai,
menghayati,
dan
mengamalkan);
Domain keterampilan
(mengamati,
menanya, mencoba,
mengolah, menyaji,
menalar,dan
mencipta)
Domain pengetahuan:
(mengetahui,
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
dan
mengevaluasi)
Pembelajaran
kontekstual
dan
terpadu
yang
mengintegrasikan
materi belajar dengan
pengalaman
keseharian
yang
menghasilkan dasardasar penguasaan dan
penggunaan
untuk
menyelesaikan
masalah yang pernah
dihadapinya.
TIK menjadi media
semua mata pelajaran
di SMP
c) Perubahan proses pembelajaran (Standar Proses)
No.
Sasaran Perubahan
11)
Pembelajaran berpusat pada
siswa
dengan
aktivitas:
berinteraksi,
beragumen,
berdebat,
dan
berkolaborasi.
Pembelajaran interkatif.
Proses
pembelajaran
menjadi interaksi sosial,
saintifik, kontekstual yang
terencana.
12)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Kondisi Nyata
Rencana Strategi
Perubahan
66
13)
14)
15)
16)
17)
Pembelajaran
dalam
konteks
jejaring dengan
memanfaatkan data atau
informasi dari alam sekitar,
perpustakaan,
referensi,
dari hasil praktik di luar
kelas, dari praktik di dalam
kelas,
dari
pengalaman
teman-teman,
dari
pengalaman
orang-orang
sukses.
Pembelajaran siswa aktif.
memfasilitasi siswa aktif
merumuskan
berbagai
pertanyaan
yang
ingin
mereka cari jawabannya.
Pembelajaran menggunakan
contoh yang diperoleh dari
analisis
bacaan,
dari
kenyataan pada kehidupan
sehari-hari
hasil
pengamatan
dan
pengalaman belajar siswa.
Pembelajaran berbasis tim,
belajar
mengembangkan
kapasitas belajar individu
melalui kerja sama dalam
kelompok.
Pembelajaran menstimulasi
seluruh
panca
indra,
komponen
jasmani
dan
rohani terlibat aktif dalam
kegiatan belajar.
d) Perubahan Standar Penilaian
No.
Kondisi Nyata
18)
Menggunakan
penilaian
autentik,
menggunakan
acuan
patokan
(PAP),
memanfaatkan
portofolio
sebagai
gambaran
perkembangan hasil belajar
dalam bentuk pengukuran
sikap, penilaian hasil karya
berupa
tugas,
proyek
dan/atau produk.
Penilaian mencakup SKL, KI,
dan KD yang meliputi sikap,
keterampilan, dan sikap
Rapot
berisi
laporan
perkembangan belajar siswa
secara
deskriptif
yang
merekam
seimbang
pencapaian
pada
kompetensi
sikap,
keterampilan,
dan
19)
20)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Rencana Strategi
Perubahan
67
pengetahuan.
e) Sasaran Perubahan dalam Pengelolaan
No.
Sasaran Perubahan
21)
Mendeskripsikan
kebutuhan
dukungan
manajemen
dalam
pengeloaan
kurikulum
2013
Mengelola budaya sekolah
Mengembangkan
pengelolaan sumber daya
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
22)
23)
Kondisi Nyata
Rencana Strategi
Perubahan
2. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan rancangan strategi menyampaikan
materi atau tema tertentu pada proses pembelajaran untuk mencapai indikator
pencapaian kompetensi tertentu yang mengacu pada silabus. Perencanaan
pembelajaran dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP mencakup: (1) data sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pembelajaran; (3) alokasi waktu; (4) KI, KD,
indikator pencapaian kompetensi; (5) deskripsi materi pembelajaran; (6)
kegiatan pembelajaran; (7) penilaian; dan (8) media/alat, bahan, dan sumber
belajar.
Prinsip perumusan RPP
1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual (KD dari
KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan
(KD dari KI-4).
2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali atau lebih dari satu kali
pertemuan.
3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
68
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
4) Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian,
dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
5) Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayat
Proses
pembelajaran
dirancang
untuk
mengembangkan
kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
6) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP
memuat
rancangan
program pemberian
umpan
balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
7) Memiliki
keterkaitan
dan
keterpaduan
antarkompetensi
dan/atau
antarmuatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara
KI,
KD,
materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
8) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki syarat
minimal yang harus dipenuhi yaitu:
Sekolah
Mata pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pembelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
69
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-3ppep
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau
penjelasan materi pembelajaran)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
 Mengamati
 Menanya
 Mengumpulkan informasi
 Menalar
 Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
 Mengamati
 Menanya
 Mengumpulkan informasi
 Menalar
 Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator
untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam
bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
70
dapat diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan
terukur.
Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul
seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran sedapat mungkin memenuhi kriteria interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran untuk mendisain skenario pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik siswa yang pada satuan pendidikan.
Karakteristik pembelajaran dipengaruhi dengan karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan yang hendak diwujudkan. Untuk
memperkuat keseimbangan antardimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
maka pelaksanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk memberikan
pengalaman belajar yang seluas-luasnya kepada peserta didik.
Untuk
meningkatkan pencapaian kompetensi, pembelajaran perlu diperkuat dengan
penerapan pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), tematik (dalam suatu mata pelajaran), pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning).
Untuk
mendorong
pengembangan peserta didik sehingga menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok maka seharusnya pembelajaran menggunakan
metode berbasis karya dan pemecahan masalah (project based learning).

Perencanaan Pembelajaran

Pengelolaan Kompetensi Dasar

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi

Perumusan Instrumen Penilaian

Pelaksanaan Pembelajaran

Pendayagunaan TIK
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
71

Melaksanakan Pembelajaran
Prosedur pembelajaran mencakup pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru mengemban tugas untuk
mengkondisikan kelas, mereviu kompetensi terdahulu, mengaitkan dengan
kompetensi yang hendak diwujudkan, serta menyampaikan rencana kegiatan
dan rencana penilaian. Berkaitan dengan itu, kegiatan pendahuluan perlu
memenuhi beberapa kriteria minimal sebagai berikut:
1) mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari;
3) menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan;
4) menyampaikan garis besar materi, kegiatan, dan karya
yang akan
diselesaikan.
5) menginformasikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Kegiatan inti pembelajaran terdiri atas lima tahap yaitu kegiatan
mengamati, menanya, mencoba menghimpun informasi, mengolah informasi
atau menggunakan informasi dalam proses pelanaran, dan mengkomunikasikan
hasil pengolahan informasi. Dalam kegiatan inti sekolah menetapkan indikator
aktivitas siswa sebagai berikut:
Mengamati:
No
1.
Aktivitas siswa
Meneroka fakta atau data pada obyek yang siswa amati (Sumber:
video, buku, fakta dalam kehidupan, fakta yang terdapat pada
lingkungan sekolah).
2.
Mencatat atau mendokumentasikan data hasil pengamatan.
3.
Mendeskripsikan data yang telah tersusun menurut ciri khasnya.
4.
Mengelompokan data berdasarkan kesamaan atau perbedaannya.
Menanya:
No
5.
Aktivitas siswa
Siswa bekerja sama menyusun pertanyaan untuk mendalami pengetahuan
mengenai data yang siswa peroleh dari pengamatan. Siswa dapat
menggunakan kalimat tanya:
Apa....
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
72
Mengapa....
Di mana....
Kapan.....
Bagaimana....
Mencoba: menghimpun informasi untuk menjawab pertanyaan atau masalah
yang dirumuskannya.
No
6.
Aktivitas siswa
Menunjukkan sikap yang sesuai dengan yang guru harapkan dalam
proses pembelajaran.
7.
Menghimpun informasi tentang data atau fakta yang sedang menjadi
bahan kajian dari berbagai sumber.
8.
Berinteraksi untuk menjawab pertanyaan dengan menggunakan
informasi baru yang diperolehnya.
9.
Mendayaguanakan teknologi dan/atau sumber belajar untuk
mempercepat memperoleh pengolahan informasi
Manalar
No
Aktivitas siswa
10. Menghimpun informasi untuk menjawab pertanyaan atau masalah
dengan cara berinteraksi sebagai bahan untuk merumuskan
kesimpulan
11. Menggunakan informasi untuk merumuskan kesimpulan.
12. Menggunakan pengetahuan baru yang diperolenya untuk beraktivitas
dan berkarya.
Mengomunikasikan
No
Aktivitas siswa
13. Merumuskan hasil karya untuk dipublikasikan dalam kelas.
14. Mempublikasikan atau mengomunikasikan fakta, konsep, atau
prosedur dalam menghasilkan hasil karya dengan kreatif
15. Memperbaiki hasil karya berdasarkan hasil diskusi dalam kelas.
16. Mengevaluasi ketercapaian kompetensi yang diharapkan dalam proses
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
73
pembelajaran
Proses aktivitas belajar dinyatakan dinyatakan efektif jika siswa melakukan
seluruh kegiatan dengan cara berkolaborasi dengan memanfaatkan potensi kemandirian
berpikir secara kritis.
B. Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Pemenuhan
Standar
Penilaian
bertujuan
untuk
menjamin:
a.
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai; b. pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan c.
pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
1)
Lingkup Penilaian
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik mencakup kompetensi
sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan.
a) Sikap (Spiritual dan Sosial)
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada ranah sikap
spiritual dan sikap sosial adalah sebagai berikut.
Tingkatan Sikap
Deskripsi
Menerima nilai
Kesediaan menerima suatu nilai dan
memberikan perhatian terhadap nilai terebut
Menanggapi nilai
Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa
puas dalam membicarakan nilai tersebut
Menghargai nilai
Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai
tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai
Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari
sistem nilai dirinya
Mengamalkan nilai
Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri
dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi,
dan bertindak (karakter)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
74
(sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964)
b) Pengetahuan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada dimensi
pengetahuan adalah sebagai berikut.
Dimensi Pengetahuan
Deskripsi
Faktual
Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama
benda, angka tahun, dan hal-hal yang terkait
secara khusus dengan suatu mata pelajaran,
nilai,
Konseptual
Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
keterkaitan antara satu kategori dengan lainnya,
hukum kausalita, definisi, teori
Prosedur
Pengetahuan tentang Prosedur dan proses
khusus dari suatu mata pelajaran seperti
algoritma, teknik, metoda, dan kriteria untuk
menentukan ketepatan penggunaan suatu
prosedur.
Metakognitif
Pengetahuan
tentang
cara
mempelajari
pengetahuan, menentukan pengetahuan penting
dan bukan (strategic knowledge), pengetahuan
yang sesuai dengan konteks tertentu, dan
pengetahuan diri (self-knowledge).
(Sumber: Olahan dari Andersen, dkk., 2001)
c) Keterampilan
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada kemampuan
belajar adalah sebagai berikut.
Kemampuan
Deskripsi
Belajar
Mengamati
Perhatian pada waktu mengamati suatu
objek/membaca suatu tulisan/mendengar
suatu penjelasan, catatan yang dibuat
tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on
task) yang digunakan untuk mengamati
Menanya
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang
diajukan peserta didik (pertanyaan faktual,
konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
Jumlah
dan
kualitas
sumber
yang
informasi
dikaji/digunakan, kelengkapan informasi,
validitas informasi yang dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/mengasosi Mengembangkan interpretasi, argumentasi
asi
dan kesimpulan mengenai keterkaitan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
75
Kemampuan
Belajar
Deskripsi
informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi
argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan
lebih
dari
dua
fakta/konsep/teori,
mensintesis
dan
argumentasi serta kesimpulan keterkaitan
antar
berbagai
jenis
faktafakta/konsep/teori/pendapat;
mengembangkan
interpretasi,
struktur
baru,argumentasi, dan kesimpulan
yang
menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori
dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi dan kesimpulan
dari konsep/teori/pendapat yang berbeda
dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari mengamati
sampai menalar) dalambentuk tulisan,grafis,
media elektronik, multi media danlain-lain
(Sumber: Olahan Dyers)
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada kemampuan
berpikir adalah sebagai berikut.
Kemampuan Berpikir
Deskripsi
Mengingat:
Pengetahuan Hafalan: ketepatan, kecepatan,
mengemukakan
kebenaran pengetahuan yang diingat dan
kembali apa yang
digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang
sudah dipelajari dari fakta, definisi konsep, prosedur, hukum, teori
guru, buku, sumber
dari apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa
lainnya sebagaimana diubah/berubah.
aslinya, tanpa
melakukan
perubahan
Memahami:
Kemampuan mengolah pengetahuan yang
Sudah ada proses
dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti
pengolahan dari
menggantikan suatu kata/istilah dengan
bentuk aslinya tetapi kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis
arti dari kata, istilah, kembali suatu kalimat/paragraf/tulisan dengan
tulisan, grafik, tabel, kalimat/paragraf/tulisan sendiri dengan tanpa
gambar, foto tidak
mengubah artinya informasi slinya; mengubah
berubah.
bentuk komunikasi dari bentuk kalimat ke
bentuk grafik/tabel/visual atau sebaliknya;
memberi tafsir suatu kalimat/paragraf/
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
76
Kemampuan Berpikir
Menerapkan:
Menggunakan
informasi, konsep,
prosedur, prinsip,
hukum, teori yang
sudah dipelajari
untuk sesuatu yang
baru/belum
dipelajari
Menganalisis:
Menggunakan
keterampilan yang
telah dipelajarinya
terhadap suatu
informasi yang
belum diketahuinya
dalam
mengelompokkan
informasi,
menentukan
keterhubungan
antara satu
kelompok/ informasi
dengan kelompok/
informasi lainnya,
antara fakta dengan
konsep, antara
argumentasi dengan
kesimpulan, benang
merah pemikiran
antara satu karya
dengan karya lainnya
Mengevaluasi:
Menentukan nilai
suatu benda atau
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Deskripsi
tulisan/data sesuai dengan kemampuan peserta
didik; memperkirakan kemungkinan yang terjadi
dari suatu informasi yang terkandung dalam
suatu kalimat/paragraf /tulisan/data
Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti
konsep massa, cahaya,suara, listrik, hukum
penawaran dan permintaan, hukum boyle,
hukum archimedes, membagi/
mengali/menambah/mengurangi/menjumlah,
menghitung modal dan harga, hukum persamaan
kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan
jangka, menghitungkan jarak tempat di peta,
menerapkan prinsip kronologi dalam
menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan
sebagainya dalam mempelajari sesuatuyang
belum pernah dipelajari sebelumnya.
Kemampuan mengelompokkan benda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciricirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut,
menentukan apakah satu kelompok sejajar/lebih
tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan
mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan
muncul, menentukan mana yang memberikan
pengaruh dan mana yang menerima pengaruh,
menemukan keterkaitan antara fakta dengan
kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa
yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian
berikutnya, menemukan pikiran pokok
penulis/pembicara/nara sumber, menemukan
kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya
Kemampuan menilai apakah informasi yang
diberikan berguna, apakah suatu
informasi/benda menarik/menyenangkan bagi
77
Kemampuan Berpikir
informasi
berdasarkan suatu
kriteria
Deskripsi
dirinya, adakah penyimpangan dari kriteria suatu
pekerjaan/keputusan/ peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai
benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya suatu
hasil kerja berdasarkan kriteria.
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari
berbagai sumber yang dibacanya, membuat
suatu benda dari bahan yang tersedia,
mengembangkan fungsi baru dari suatu benda,
mengembangkan berbagai bentuk kreativitas
lainnya.
Mencipta:
Membuat sesuatu
yang baru dari apa
yang sudah ada
sehingga hasil
tersebut merupakan
satu kesatuan utuh
dan berbeda dari
komponen yang
digunakan untuk
membentuknya
(sumber: Olahan Anderson, dkk. 2001).
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada kemampuan
psikomotorik adalah sebagai berikut.
Kemampuan
Deskripsi
Psikomotorik
Persepsi (perception) Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu
gerakan
Kesiapan (set)
Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk
melakukan suatu gerakan
Meniru (guided
Meniru gerakan secara terbimbing
response)
Membiasakan
Melakukan gerakanmekanistik
gerakan (mechanism)
Mahir (complex or
Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi
overt response)
Menjadi gerakan
Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri
alami (adaptation)
atas dasar gerakan yang sudah dikuasai
sebelumnya
Menjadi tindakan
Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar
orisinal (origination) ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya
(Sumber: Olahan dari kategori Simpson)
Sasaran penilaian digunakan sesuai dengan karakteristik muatan
pelajaran.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
78
2)
Nilai Ketuntasan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk
angka dan predikat, yakni 1,00 – 4,00 untuk angka yang
ekuivalen dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan
Sangat Baik (SB) sebagaimana tertera pada tabel berikut.
NILAI KETUNTASAN SIKAP
ANGKA
PREDIKAT
4,00
Sangat Baik (SB)
3,00
Baik (B)
2,00
Cukup (C)
1,00
Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2)
ditetapkan dengan modus 3,00 atau predikat Baik (B). Nilai
ketuntasan
kompetensi
pengetahuan
dan
keterampilan
dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 1,0 – 4,0 untuk
angka yang ekuivalen dengan huruf D sampai dengan A
sebagaimana tertera pada tabel berikut.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
NILAI KETUNTASAN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
ANGKA
PREDIKAT
4,00
A
3,67
A3,33
B+
3,00
B
2,67
B2,33
C+
2,00
C
1,67
C1,33
D+
1,00
D
Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan
skor rerata 2,67 atau huruf B-, untuk keterampilan ditetapkan
dengan capaian optimum 2,67 atau huruf B-. Khusus untuk
SD/MI ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan
ditetapkan dalam bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus,
skor rerata dan capaian optimum.
3)
Teknik dan Instrumen Penilaian
Kurikulum 2013 menerapkan penilaian otentik untuk menilai
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
79
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai
kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
a) Penilaian Kompetensi Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon
sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan
yang diharapkan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap
peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri,
penilaian teman sebaya, dan penilaian melalui jurnal. Instrumen
yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung
berdasarkan modus.
(1) Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui
pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata
pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan
perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru
yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung,
seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu,
kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan
selama peserta didik berada di sekolah atau bahkan di luar
sekolah selama perilakunya dapat diamati guru.
N
o
1.
2.
3.
Contoh: Format pengamatan sikap dalam laboratorium IPA :
Aspek perilaku yang dinilai
Peduli
Nam Beker Rasa
Sko Keteran
Disi
linga
r
g-an
-ja
ingin
p-lin kunga
sama tahu
n
Andi
3
4
3
2
12
Badu
....
Catatan:
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan
kriteria berikut.
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Format di atas dapat digunakan pada mata pelajaran lain dengan
menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
80
(2) Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan
(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik.
Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya
pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan
pada konsep belajar mandiri (autonomous learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai
diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan
berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian
diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek,
atau skala penilaian.
Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap
Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok
Nama
: ---------------------------Nama-nama anggota kelompok : --------------------------Kegiatan kelompok
: --------------------------Isilah pernyataan berikut dengan jujur.
Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C atau D
didepan tiap pernyataan:
A : selalu
C
:
kadang-kadang
B : sering
D
:
tidak pernah
1.--Selama diskusi saya mengusulkan ide
kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi
kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--Semua
anggota
kelompok
kami
melakukan sesuatu selama kegiatan
4.--Tiap orang sibuk dengan yang
dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
-------------------------------------------------------Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
81
------------Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk
aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai
kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan.
(3) Penilaian teman sebaya (peer assessment)
Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar pengamatan antarpeserta didik. Format
yang digunakan untuk penilaian sejawat dapat menggunakan
format seperti contoh pada penilaian diri.
Contoh: Format penilaian teman sebaya
No
Pernyataan
Skala
1 2 3 4
Teman saya berkata benar, apa adanya
kepada orang lain
Teman saya mengerjakan sendiri tugas2.
tugas sekolah
Teman saya mentaati peraturan (tata3.
tertib) yang diterapkan
Teman saya memperhatikan kebersihan
4.
diri sendiri
Teman saya mengembalikan alat
kebersihan, pertukangan, olah raga,
5.
laboratorium yang sudah selesai dipakai
ke tempat penyimpanan semula
Teman saya terbiasa menyelesaikan
6.
pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru
Teman saya menyelesaikan tugas tepat
7.
waktu apabila diberikan tugas oleh guru
8. Teman saya berusaha bertutur kata yang
sopan kepada orang lain
9. Teman saya berusaha bersikap ramah
terhadap orang lain
10. Teman saya menolong teman yang
sedang mendapatkan kesulitan
11. ........
Keterangan :
1 = Sangat jarang
2 = Jarang
3 = Sering
4 = Selalu
1.
(4) Penilaian melalui jurnal (anecdotal record)
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
82
Jurnal merupakan rekaman catatan guru dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku
positif atau negatif, di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
Contoh: Format penilaian melalui jurnal
JURNAL
Nama :.........................
Kelas :.........................
Hari, tanggal
Kejadian
Keterangan
(5) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes tertulis.
Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a)
memilih jawaban, dapat berupa:
(1)
pilihan ganda
(2)
dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
(3)
menjodohkan
(4)
sebab-akibat
b)
mensuplai jawaban, dapat berupa:
(1)
isian atau melengkapi
(2)
jawaban singkat atau pendek
(3)
uraian
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian otentik adalah
soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan
jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-soal
uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau
mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri,
misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan tes tertulis bentuk uraian
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan
membutuhkan waktu lebih banyak dalam mengoreksi
jawaban.
2) Observasi
Terhadap
Diskusi,
Tanya
Jawab
dan
Percakapan.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat
dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya
jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari
penilaian otentik.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
83
Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal
kemampuan
peserta
didik
dalam
kompetensi
pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui
pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran
konsep,
dan
ketepatan
penggunaan
istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu
mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun
menjawab pertanyaan. Seorang peserta didik yang
selalu menggunakan kalimat yang baik dan benar
menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang
bersangkutan memiliki pengetahuan tata bahasa yang
baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
dalam kalimat-kalimat. Seorang peserta didik yang
dengan sistematis dan jelas dapat menceritakan
misalnya hukum Pascal kepada teman-temannya,
pada waktu menyajikan tugasnya atau menjawab
pertanyaan temannya memberikan informasi yang
sahih dan otentik tentang pengetahuannya mengenai
hukum Pascal dan mengenai penerapan hukum Pascal
jika yang bersangkutan menjelaskan bagaimana
hukum Pascal digunakan dalam kehidupan (bukan
mengulang cerita guru, jika mengulangi cerita dari
guru
berarti
yang
bersangkutan
memiliki
pengetahuan). Seorang peserta didik yang mampu
menjelaskan misalnya pengertian pasar, macam dan
jenis pasar serta kaitannya dengan pemasaran
memberikan informasi yang valid dan otentik tentang
pengetahuan yang dimilikinya tentang konsep pasar.
Seorang peserta didik yang mampu menceritakan
dengan kronologis tentang suatu peristiwa sejarah
merupakan suatu bukti bahwa yang bersangkutan
memiliki pengetahuan dan keterampilan berpikir
sejarah tentang peristiwa sejarah tersebut. Seorang
peserta didik yang mampu menjelaskan makna
lambang negara Garuda Pancasila merupakan suatu
bukti bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan
dan keterampilan berpikir tentang kandungan nilainilai kebangsaan dan cinta tanah air.
Contoh: Format observasi terhadap diskusi, tanya
jawab, dan percakapan
Nama
Peserta
Didik
Pernyataan
Pengungkapa
n gagasan
yang orisinal
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
Kebenaran
konsep
Ketepatan
penggunaan
istilah
dan lain
sebagainya
84
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
A
B
C
....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ )
3) Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah
dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
b) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan
abstrak dan keterampilan konkrit. Keterampilan konkrit
memerlukan keterampilan abstrak berupa pengetahuan,
kemampuan berpikir dan sikap. Keterampilan abstrak
terutama terdiri dari keterampilan berpikir sedangkan
keterampilan konkrit berupa keterampilan melakukan
sesuatu dan menghasilkan sesuatu.
Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan
dengan menggunakan:
1) Kinerja/Praktik
Penilaian kinerja atau praktik dilakukan dengan
penilaian kinerja, yaitu dengan
cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di
laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, dan membaca puisi/ deklamasi.
Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut.
a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan
peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi.
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan
dinilai dalam kinerja tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas.
d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak, sehingga dapat diamati.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
85
e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya
diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan
yang akan diamati.
Pengamatan kinerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian
kemampuan tertentu. Misalnya untuk menilai
kemampuan berbicara yang beragam dilakukan
pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti:
diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita,
dan wawancara.
Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Contoh
untuk menilai kinerja di laboratorium dilakukan
pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan
praktikum. Untuk menilai praktik olahraga, seni dan
budaya dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan
alat olahraga, seni dan budaya.
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat
menggunakan instrumen sebagai berikut:
a) Daftar cek
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat
nilai
bila
kriteria
penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Contoh: Format instrumen penilaian praktik di
laboratorium
Aspek yang dinilai
Tidak
Menyimpan
alat pada
tempatnya
Ya
Tidak
Membersihkan alat
Ya
Tidak
Membaca
prosedur
kerja
Ya
Tidak
Menggunaka
n jas lab
Ya
Nama
Peserta
didik
Andi
Boby
Cicih
Dimas
.....
Keterangan: diisi dengan tanda cek (√)
b) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian kinerja yang menggunakan skala
penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu,
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
86
karena pemberian nilai secara kontinum di mana
pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala
penilaian terentang dari tidak sempurna sampai
sangat sempurna. Misalnya: 1 = kurang, 2 =
cukup, 3 = baik, dan 4 = sangat baik.
Contoh:
Nama
peserta
didik
Format instrumen penilaian praktik olahraga bola volley
Keterampilan yang dinilai
Cara
service
1
2
Cara
passing
atas
3
4
1
2
Cara
passing
bawah
3
4
1
2
Cara
smash
3
4
1
2
Cara
blok/me
mbendun
g
3
4
1
Anton
Bertha
Charles
Dono
.....
Keterangan: diisi dengan tanda cek (√).
Kategori penilaian: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik,
dan 4 = sangat baik.
2) Projek
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui,
misalnya
tentang
pemahaman,
kemampuan
mengaplikasi,
kemampuan
menyelidiki
dan
kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas.
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu
menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan desain, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan.
Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria
penilaian atau rubrik.
Contoh: Format rubrik untuk menilai projek.
Kriteria dan Skor
Aspek
1
2
3
4
Persiap Jika
Jika
Jika
Jika
an
memuat
memuat
memuat
memuat
tujuan,
tujuan,
tujuan,
tujuan,
topik, dan topik,
topik,
topik,
alasan
alasan,
alasan,
alasan,
dan
tempat
tempat
tempat
penelitian, penelitian,
penelitian dan
responden
responden , dan
daftar
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
87
2
3
4
Aspek
Pelaks
anaan
1
Jika data
diperoleh
tidak
lengkap,
tidak
terstruktu
r, dan
tidak
sesuai
tujuan
Pelapor Jika
an
pembahas
Secara an data
Tertuli tidak
s
sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
tapi tidak
relevan
dan tidak
ada saran
Kriteria dan Skor
2
3
Jika data
diperoleh
kurang
lengkap,
kurang
terstruktu
r, dan
kurang
sesuai
tujuan
Jika
pembahas
an data
kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
tapi tidak
relevan
Jika data
diperoleh
lengkap,
kurang
terstruktu
r, dan
kurang
sesuai
tujuan
Jika
pembahas
an data
kurang
sesuai
tujuan
penelitian,
membuat
simpulan
dan saran
tapi
kurang
relevan
4
pertanyaa
n
Jika data
diperoleh
lengkap,
terstruktu
r, dan
sesuai
tujuan
Jika
pembahas
an data
sesuai
tujuan
penelitian
dan
membuat
simpulan
dan saran
yang
relevan
3) Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk pengetahuan,
teknologi, dan seni, seperti: makalah, karangan, puisi,
makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata
de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun,
pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat
teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil
karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan
barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dan merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi:
penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
88
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi:
penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai
kriteria
yang
ditetapkan,
misalnya
berdasarkan sistematika, tampilan, bahasa, isi,
fungsi dan estetika.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik
atau holistik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek
produk, biasanya dilakukan terhadap semua
kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan
produk, penilaian produk).
b) Cara
holistik,
yaitu
berdasarkan
kesan
keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
hanya pada tahap penilaian produk.
Contoh Penilaian Produk
Mata Pelajaran
Nama Proyek
: IPA (Kimia)
: Membuat Sabun
Nama Peserta didik :
____________________Kelas
:________
No
Aspek *
Skor
1.
Perencanaan Bahan
1 2 3 4
2.
Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan
dan Kebersihan)
3.
Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. Kebaruan
Total Skor
* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang
dibuat
** Skor
diberikan
tergantung
dari
ketepatan
dan
kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap
dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
4) Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya
peserta didik secara individu pada satu periode untuk
suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya
tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan
peserta
didik
sendiri.
Berdasarkan
informasi
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
89
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta
didik
dan terus menerus
melakukan perbaikan.
Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui
sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi,
surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi
buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dan karya
nyata individu peserta didik yang diperoleh dari
pengalaman.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan penilaian portofolio.
a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri
b) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan
dikumpulkan
c) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik
dalam 1 map atau folder
d) Beri tanggal pembuatan
e) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta
didik
f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja
mereka secara berkesinambungan
g) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki
karyanya, tentukan jangka waktunya
h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua
Contoh: Format penilaian portofolio
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu
Sampel yang dikumpulkan
Nama Peserta didik
:_________
1
.
2
.
Periode
N
o
Kompe
tensi
Dasar
Menuli
s
karang
an
deskrip
tif
Membu
at
resensi
buku
30/
7
10/
8
dst.
Tata
bah
asa
:
:
:
:
Bahasa Indonesia
1 Semester
Karangan
_________ Kelas
Aspek yang dinilai
Ko Kelengk Sistem
sa
apan
atika
ka gagasan penulis
ta
an
Keterangan/
Catatan
1/9
30/
9
10/
10
Dst
.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
90
hhh
5) Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian
tertulis juga digunakan untuk menilai kompetensi
keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surat.
1. Waktu
No.
Penilaian
Waktu
1.
Ulangan Harian
Setiap akhir pembelajaran
suatu KD
2.
Ujian Tengah
Pada minggu 7 suatu semester
Semester
3.
Ujian Akhir
Pada akhir suatu semester
Semester
4.
Ujian Tingkat
Akhir kelas II, IV, VIII, dan XI
Kompetensi
5.
Ujian Sekolah
Pada akhir tahun belajar
Satuan Pendidikan
6.
Penilaian Proses
Dilaksanakan selama proses
pembelajaran sepanjang tahun
ajaran
7.
Penilaian Diri
Dilaksanakan pada akhir
setiap semester
2. Pengolahan
Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan
secara terpisah, karena karakternya berbeda. Namun
demikian dapat menggunakan instrumen yang sama seperti
tugas, portofolio, dan penilaian otentik lainnya. Hasil
pekerjaan peserta didik harus segera dianalisis untuk
menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang diukur oleh
instrumen tersebut sehingga diketahui apakah seorang
peserta
didik
memerlukan
atau
tidak
memerlukan
pembelajaran remedial atau pengayaan. Format berikut
digunakan setelah suatu kegiatan penilaian dilakukan.
Contoh: Format analisis penilaian hasil pekerjaan peserta
didik.
No
Nama
Peserta
didik
1.
2.
3.
4.
Ahmad
Bunga
Candra
Dara
indikator dalam satu RPP
1
*
2*
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
3*
4*
5*
6*
7*
dst
Kesimpulan tentang
pencapaian
kemampuan**
yang
yang
sudah
belum
dikuasai dikuasai
91
5.
dst
Eko
..........
* kolom ditulis dengan indikator yang dinilai (rincian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan). Kolom di bawahnya diisi
dengan skor yang diperoleh peserta didik terkait
kemampuan tersebut.
** kolom yang menyatakan kemampuan yang belum dan
sudah dikuasai seorang peserta didik untuk menentukan
ada tidaknya perlakuan (remedial/pengayaan)
3. Pelaporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
a. Skor dan Nilai
Penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu
kegiatan atau peristiwa penilaian dengan instrumen
penilaian yang sama.
Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian
predikat yang berbeda sebagaimana tercantum dalam
tabel berikut.
Tabel konversi skor dan predikat hasil belajar untuk
setiap ranah
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
Skor
Capaian
Modus Predikat
Predikat
Predikat
Rerata
Optimum
SB
4,00
A
4,00
A
4,00
(Sangat 3,67 – 3,99
A3,67 – 3,99
ABaik)
3,34 – 3,66
B+
3,34 – 3,66
B+
B
3,00
3,00 – 3,33
B
3,00 – 3,33
B
(Baik)
2,67 – 2,99
B2,67 – 2,99
B2,34 – 2,66
C+
2,34 – 2,66
C+
C
2,00
2,00 – 2,33
C
2,00 – 2,33
C
(Cukup)
1,67 – 1,99
C1,67 – 1,99
C1,34 – 1,66
D+
1,34 – 1,66
D+
K
1,00
(Kurang) 1,00 – 1,33
D
1,00 – 1,33
D
Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari
nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Nilai akhir
untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai rerata. Nilai
akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal
(nilai tertinggi yang dicapai).
b. Bentuk Laporan
Laporan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik
dalam bentuk sebagai berikut.
1) Pelaporan oleh Pendidik
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
92
Laporan hasil penilaian oleh pendidik dapat berbentuk
laporan hasil ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester.
2) Pelaporan oleh Satuan Pendidikan
Rapor yang disampaikan oleh pendidik kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal:
wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang
tua/wali). Buku rapor memuat laporan tentang:
a) hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik
dalam bentuk buku rapor;
b) pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan
instansi lain yang terkait;
c) hasil
ujian
Tingkat
Kompetensi
kepada
orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.
c. Nilai Untuk Rapor
Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor berupa:
1) untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 –
4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B),
dan Sangat Baik (SB);
2) untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata
1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
3) untuk ranah keterampilan menggunakan skor
optimum 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
C. Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kenaikan
kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap,
dengan pertimbangan seluruh KD yang belum tuntas pada semester
ganjil saat semester genap belum berakhir. Hal ini sesuai dengan
prinsip belajar tuntas
(mastery learning). Peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka
yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidial sampai yang
bersangkutan mampu mencapai standar ketuntasan. Seserang peserta
didik dapat dinyatakan naik kelas jika memenuhi syarat berikut:
a) Mencapai ketuntasan belajar minimal dengan sebanyak-banyaknya
pada tiga mata mata pelajaran belum mencapai KKM.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
93
b) Peserta didik dinyatakan
tidak naik ke kelas
apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal salah satu
mata pelajaran ciri khas peminatannya sesuai dengan Permendikbud
69 tahun 2013
c) Peserta didik dinyatakan tidak naik jika budi pekerti, akhlak mulia,
dan kepribadian secara keseluruhan kurang dari baik.
d) Peseerta
didik
dinyatakan
tidak
naik
jika
perolehan
nilai
ektrakurikuler wajib selama 2 semester kurang memuaskan dan yang
bersangkutan
tidak
mengikuti
kegiatan
tambahan
yang
diselenggarakan sekolah.
e) Aturan lain yang tidak diatur dalam kurikulum ini diatur tersendiri
dalam rapat dewan pendidik.
b. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1),
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran
estetika,
dan
kelompok
mata
pelajaran
jasmani,
olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.
c.
Mutasi Siswa
Sekolah memfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah karena
alasan tertentu. Untuk pelaksanaan pindah sekolah (masuk atau keluar)
lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku
pada
masing-masing
Dinas
Pendidikan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota. Untuk proses mutasi dari sekolah lain digunakan
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
94
pertimbangan nilai laporan capaian kompetensi atau laporan nilai hasil
belajar (LCK/LHB) peserta didik sekolah asal, nilai KKM sekolah asal,
serta pertimbangan lain yang dirasakan perlu untuk menjamin
akuntabilitas proses mutasi. Sekolah dapat melakukan tes masuk bagi
peserta didik yang ingin mutasi ke SMA Negeri 1 .............. untuk
mengetahui mengetahui kemampuan peserta didik.
D. Supervisi Pembelajaran
Bagian terpenting dari strategi implementasi kurikulum 2013 adalah
pelaksanaan supervisi pembelajaran. Supervisi merupakan komponen kunci
sistem monitoring mutu. Karena itu, supervisi menjadi salah satu komponen
penjaminan mutu. Kedudukan supervisi yang amat penting dalam mengarahkan
dan membantu guru mencapai tujuan lembaga. Itu sebagnya, setiap supervisor
harus fokus pada visi-misi-dan tujuan satuan pendidikan. Supervisor wajib
memahami visi-misi dan tujuan, kondisi ideal yang diharapkan, kondisi nyata
yang realistik, serta strategi untuk mewujudkan tujuan dengan indikator yang
terukur sehingga semuanya diletakan sebagai rujukan operasional yang tepat.
Pada modul satu Reforming School Supervision, Unesco, 2007.hal 9**
dinyatakan bahwa kegiatan supervisi sebagai bagian dari proses meningkatkan
pemenuhan standar. Kegiatan intinya meliputi tiga tahap; yaitu

Menghimpun informasi

Menganalisis informasi

Melakukan tindakan.
Hubungan ketiga kegiatan ini dapat digambarkan pada peta keterkaitan
berikut:
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
95
Pelaksanaan menghimpun informasi dapat kepala sekolah atau pengawas
laksanakan dengan menguji siswa, menguji kompetensi guru, memonitor
merencanakan
dan
dokumen
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran, atau memantau instrumen, pelaksanaan, dan hasil penilaian.
Informasi juga dapat dihimpun dengan penelitian, wawancara, atau penyebaran
angket. Data yang terhimpun selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan.
Pelaksanaanan kegiatan mengimpun informasi, menganalisis informasi,
dan melakukan tindakan sebagai tindak lanjut supervisi dapat dilakukan secara
individual atau melibatkan banyak personal yang tergabung dalam tim
penjaminan mutu bidang akademik.
Analisis informasi yang terhimpun oleh pengawas atau kepala sekolah
melaksanakan supervisi sering terpenuhi. Informasi yang terhimpun dari
kegiatan pra-observasi yang diisi dengan pengkondisian
atau persiapan
observasi dan pelaksanaan observasi sering dipandang telah selesai jika
supervisor telah mengisi instrumen dan memperoleh data persentase kinerja.
Persentase yang diperoleh dari penskoran diperlakukan cukup sebagai bahan
pembanding dengan standar sehingga dapat dipeoleh kesimpulan bahwa kinerja
guru kurang, cukup, baik, atau sangat baik. Informasi tidak dianalisis dan
ditafsirkan sehingga diperoleh kesimpulan.
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
96
Draf Dokumen KTSP 2013 :Rahmat
97
Download