Taner : Analisis Keberhasilan Strategi - E

advertisement
ANALISIS KEBERHASILAN STRATEGI AKUISISI OLEH
PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK
Eric Taner1
Abstract: Indonesia, as a developing country needs every business segments to be able to
maximize the growth of the Indonesian economy. From an economic point of view, merger,
acquisition or consolidation is some of the strategic actions that could win the market
competition. With merger, acquisition or consolidation, the company is expected to produce
better performance, as well as ways to overcome the problem such as lack of funding for the
company. One of the companies that are interested in doing the acquisition process is PT.
Elang Mahkota Teknologi Tbk, which acquired PT. Indosiar Karya Media Tbk. This study is
aimed to rate the success of PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk’s acquisition strategy, based
on the company’s goals, by using financial ratio analysis. The results showed that the
company managed to achieve 3 out of 4 of its goals regarding the acquisition.
Keywords: acquisition, sales, eficiency, TATO, FATO, EPS
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan peran dari setiap pelaku usaha
untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
ini akan semakin berkualitas jika ditopang dari persaingan usaha yang sehat. Dari segala
bidang perekonomian di Indonesia, industri penyiaran merupakan salah satu industri yang
berkembang pesat. Dalam persaingan dalam industri penyiaran ini, perusahaan televisi yang
mempunyai pendanaan yang kuat dan akses pasar yang lebih besar akan bertahan dalam
persaingan memperebutkan pangsa pasar dan kemudian menguasai pangsa pasar dalam
jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan penyiaran yang lainnya.
Dengan pengusaan pasar yang cenderung dominan ini, perusahaan televisi dapat menciptakan
suatu tembok untuk menghambat atau mengurangi persaingan antar perusahaan penyiaran.
Apabila terjadi kecenderungan dimana suatu perusahaan tidak lagi mampu untuk menutupi
semua biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan operasional perusahaan sebagai akibat
ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang berada dalam pasar
tersebut, maka salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam pendanaan serta akses terhadap pasar yang lebih baik, dan menciptakan
kemampuan untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih baik adalah dengan cara
penggabungan usaha, baik dengan melakukan merger, akuisisi ataupun konsolidasi
(Pandapotan, 2012).
Merger dan akusisi masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena
memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
terdapat perbedaan hasil dan pandangan dalam penerapan strategi merger dan akuisisi.
Sejumlah kalangan menilai, merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi kinerja
1
Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected])
127
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi untuk mendongkrak laba.
Namun di sisi lain, banyak pihak yang juga dirugikan dari peristiwa merger dan akuisisi.
Dampak yang merugikan bisa kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai
dengan pemutusan hubungan kerja yang jumlahnya sangat banyak. Pelaksanaan akusisi juga
dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari perusahaan pengakusisi
apabila strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas atau melalui
pinjaman.
Proses akuisisi yang terjadi di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh perusahaanperusahaan pemerintah, melainkan juga oleh perusahaan-perusahaan swasta. Perusahaan
melakukan aktivitas tersebut untuk memperkuat keunggulan kompetitifnya. Salah satu
perusahaan swasta yang tertarik untuk melakukan proses akuisisi tersebut adalah PT. Elang
Mahkota Teknologi, Tbk dengan PT. Indosiar Karya Media, Tbk., sebagai dua perusahaan
yang sama-sama bergerak dalam bidang lembaga penyiaran swasta (LPS) yang telah terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
TELAAH KEPUSTAKAAN
Penggabungan Usaha
Berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 Tahun 2007,
penggabungan usaha diartikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu entitas ekonomi karena saru perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau
memperoleh kendali atas aset dan operasi usaha lain.
Penggabungan badan usaha dapat dilakukan melalui tiga bentuk (Moin, 2010).
Berikut ini tiga bentuk penggabungan badan usaha yang akan dijelaskan dengan skema.

Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya
ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang
lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.

Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau
aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik
perusahaan pengambilan alih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan
hukum yang terpisah.

Konsolidasi
Konsolidasi atau peleburan merupakan bentuk khusus merjer dimana dua atau
lebih perusahaan bersama-sama meleburkan diri dan membentuk perusahaan
yang baru.
Akuisisi
Akuisisi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah acquisition atau take over yang
berarti sebuah perusahaan mengambil kontrol modal (saham) atas perusahaan lain (one
company taking over controlling interest in another company). Kata acquisition berasal dari
kata acquire yang berarti mendapatkan sesuatu atau keuntungan atas usaha sendiri (to get or
gain by one). Dalam dunia hukum dan bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap
perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari
perusahaan lain (Hariyani, Serfianto & Yustisia, 2011).
128
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
Latar Belakang Akuisisi
Soebagjo (2006), mengkategorikan latar belakang akuisisi berdasarkan perusahaan
yang melakukan akuisisi sebagai berikut:

Strategic Buyer
Perusahaan strategic buyer melakukan akuisisi dengan maksud untuk
mengoperasikan perusahaan yang diakuisisi sendiri, bersama-sama dengan
perusahaan yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk memperluas, meningkatkan,
menumbuhkan dan mengoptimalkan kinerja suatu kelompok usaha. Perusahaan
ini mendasarkan keputusannya untuk melakukan akuisisi pada suatu perancanaan
matang (plan-driven buyer) dan akan mencari strategic investment yang tepat.

Financial Acquirer
Perusahaan financial acquirer tidak memperhatikan ada atau tidaknya hubungan
dan/atau kepentingan bersama suatu kelompok usaha, namun lebih
mempertimbangkan apakah akuisisi yang dilakukannya (setelah dikurangi biayabiaya dan pajak) masih menghasilkan keuntungan. Perusahaan financial acquirer
umumnya bersifat opportunity takers, yang mendasarkan keputusan untuk
melakukan akuisisi pada harga yang tepat dan tersedianya pembiayaan untuk
maksud tersebut (deal driven buyer).
Sedangkan menurut Moin (2010), secara garis besar motif merger dan akuisisi dapat
dikategorikan sebagai berikut:
 Motif Ekonomi
Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah
seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi
perusahaan dan bagi pemegang saham. Merjer dan akuisisi memiliki motif
ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan
nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan
harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini.
Perusahaan harus melakukan implementasi program melalui langkah – langkah
konkrit misalnya melalui efisiensi produksi, peningkatan penjualan,
pemberdayaan dan peningkatan produksi sumber daya manusia. Disamping itu
motif ekonomi merjer dan akuisisi yang lain meliputi :
 Mengurangi waktu, biaya dan resiko kegagalan memasuki pasar baru
 Mengakses reputasi teknologi, produk dan merk dagang
 Memperoleh sumber daya manusia yang profesional
 Membangun market power
 Membangun kekuatan untuk memonopoli
 Mengurangi persaingan
 Mendiversifikasi lini produk
 Mempercepat pertumbuhan
 Menstabilkan cash flow dan keuntungan
129
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
Motif Sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merjer dan
akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan
perusahaan setelah merjer dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan
nilai masing-masing perusahaan sebelummerjer dan akuisisi. Sinergi dihasilkan
melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemenelemen perusahaan yang bergabung.
Bentuk-bentuk dari sinergi dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

Sinergi Operasi
Sinergi operasi terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mencapai efisiensi
biaya.

Sinergi Finansial
Sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki
struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber dana dari luar
secara lebih mudah dan murah.

Sinergi Manajerial
Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial
dan skill dari perusahaan satu ke yang lain.

Sinergi Teknologi
Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan teknik
sehingga saling memetik manfaat.

Sinergi Pemasaran
Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat dari semakin
luas dan terbukanya produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan
semakin banyak konsumen yang bisa dijangkau.
Motif Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan melalui
merjer dan akuisisi. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas
bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi
jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka
perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti
(core competence).
Motif Non - Ekonomi
Aktivitas merjer dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan
ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti
prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat berasal dari manajemen
perusahaan atau pemilik perusahaan.
 Hubris Hypothesis menyatakan bahwa merjer dan akuisisi semata – mata
didorong oleh motif ketamakan dan kepentingan pribadi eksekutif perusahaan.
130
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
 Ambisi pemilik untuk menguasai berbagai sektor industri. Perusahaan –
perusahaan tersebut akan membentuk konglomerasi dibawah kendali perusahaan
induk.
Tujuan Akuisisi
Menurut Johan (2011), tujuan merger dan akuisisi dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Bertumbuh lebih cepat terutama bertumbuh pada industri yang mengalami
perlambatan industri, meningkatkan imbal hasil (return) kepada pemegang saham
melalui pertumbuhan dan juga pertumbuhan melalui cross border acquisition.
 Tujuan strategi merger dan akuisisi adalah untuk mencapai sinergi, baik sinergi
untuk meningkatkan pendapatan, sinergi untuk biaya dan juga sinergi untuk
keuangan, yakni kemampuan untuk dapat akses kepada pasar modal yang lebih baik
dari sumber dananya.
 Diversifikasi, yakni diversifikasi untuk menguasai pasar, diversifikasi pada industri
yang lebih menguntungkan maupun pertumbuhan yang lebih cepat.
 Motif eknomi lainnya, seperti integrasi verikal dan horisontal.
Sedangkan, berdasarkan Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911,
tujuan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk melakukan akuisisi terhadap PT. Indosiar Karya
Media, Tbk adalah sebagai berikut:
 Menjadi salah satu grup usaha terkemuka di Indonesia dengan menghasilkan dan
mendistribusikan materi siaran kepada pemirsa melalui berbagai platform media.
 Menjadi rekanan yang tepat bagi penyediaan jasa informasi dan teknologi serta
telekomunikasi bagi korporasi.
 Meningkatkan kemampuan membuat program siaran dengan menggunakan
fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk maupun
PT. Indosiar Karya Media, Tbk sehingga dapat memaksimalkan efisiensi biaya
program siaran.
 Menciptakan nilai tambah bagi PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dan berbagai
pemangku kepentingan.
Proses Akuisisi
Moin (2010) menjelaskan tahap-tahap akuisisi sebagai berikut:
 Identifikasi Awal
Pada tahap ini, perusahaan mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin mengenai perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi untuk
diakuisisi. Identifikasi ini tidak lepas dari motivasi perusahaan dan akan
menentukan perusahaan seperti apa yang akan dijadikan target akuisisi. Secara
ideal perusahaan harus mendapatkan informasi yang relevan dan akurat tentang
calon target dari manapun sumbernya sehingga perusahaan mampu menganalisa
perusahaan target akuisisi dengan baik.
 Screening
Proses screening dilakukan untuk memilih perusahaan mana di antara
perusahaan target yang akan diakuisisi. Proses ini tidak perlu dilakukan bila
perusahaan hanya mengidentifikasi satu perusahaan target.
131
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148

Penawaran Formal
Pada tahap ini, dilakukan pemberitahuan formal secara tertulis kepada
manajemen perusahaan target mengenai maksud akuisisi (letter of intent).
Dilakukan juga penjajakan pelaksanaan akuisisi antara kedua belah pihak,
termasuk harga yang akan disepakati.

Due Dilligence
Proses ini dilakukan dengan investigasi yang menyeluruh dan mendalam
terhadap berbagai aspek perusahaan target. Proses yang juga dikenal dengan
nama uji tuntas ini dimaksudkan untuk memberikan informasi sedetail mungkin
mengenai kondisi perusahaan target dilihat dari semua aspek. Selain itu, tahap
ini dilakukan juga untuk mengurangi atau menghindari kesulitan-kesulitan yang
bisa menyebabkan kegagalan akuisisi.
Negosiasi
Pada tahap ini, agar proses akuisisi berjalan dengan normal (tidak terjadi hostile
take over), maka persetujuan proses akuisisi dari perusahaan target harus berasal
dari pemegang saham dan manajemen. Persetujuan ini diikuti dengan
penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of understanding).
Closing
Tahap ini merupakan tahap penutupan transaksi akuisisi, yang berarti
diserahkannya pembayaran oleh perusahaan pengakuisisi kepada pemegang
saham perusahaan yang diakuisisi. Pada tahap ini, semua dokumen terkait dan
penjaminan serta ganti rugi telah selesai dilakukan atau dipenuhi.
Integrasi
Tahap integrasi merupakan dimana dimulainya kehidupan baru setelah
perusahaan melakukan penggabungan bisnis sebagai suatu kesatuan entitas
ekonomi. Perusahaan acquirer mulai melaksanakan perencanaan strategik yang
telah disusun sebelumnya.



Jenis-Jenis Akuisisi
Sejalan dengan perkembangan dunia perdagangan, praktik akuisisi pun semakin
berkembang jenisnya. Menurut Zulmawan (2013), akuisisi dapat dikategorikan berdasarkan
tiga sudut pandang, yaitu:
 Dilihat dari sudut pandang pelaku akuisisi.
 Dilihat dari sudut pandang obyek akuisisi.
 Dilihat dari sudut pandang kegiatan usaha.
Dari sudut pandang pelaku akuisisi, akuisisi dapat dilakukan baik secara internal
maupun secara eksternal. Akuisisi secara internal dilakukan oleh induk perusahaan terhadap
anak perusahaannya atau akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertentu terhadap
perusahaan lainnya yang masih dalam satu grup perusahaan. Sedangkan akuisisi secara
eksternal dilakukan sebuah perusahaan terhadap perusahaan lain yang tidak memiliki
hubungan apapun dengan perusahaan tersebut atau benar-benar pihak di luar perusahaan
pengakuisisi.
Sedangkan dari sudut pandang objek yang diakuisisi, akuisisi dapat dikategorikan
sebagai berikut:
132
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...




Akuisisi Saham
Akuisisi saham dilakukan dengan mengambil alih suatu perusahaan melalui
pembelian saham. Akuisisi ini dilakukan dengan maksud untuk mengambil alih
pengendalian perusahaan. Oleh karena itu, saham yang dibeli biasanya
mencapai komposisi minimal 51% dari saham yang diterbitkan oleh perusahaan
yang diakuisisi.
Akusisi Aset
Akuisisi yang dilakukan dengan cara mengambil alih aset suatu perusahaan,
baik seluruhnya maupun sebagian. Cara ini termasuk upaya meminimalisir
risiko agar tidak menanggung beban hutang dari perusahaan yang diakuisisi.
Akuisisi Kombinasi Saham dan Aset
Akuisisi ini dilakukan dengan mengkombinasikan pembelian saham dan
pembelian aset, misalnya 50% merupakan akuisisi saham dan 50% merupakann
akuisisi aset.
Akuisisi Unit Usaha
Akuisisi ini dilakukan hanya sebatas pada unit usaha dari suatu perusahaan lain.
Sedangkan dari sudut pandang kegiatan usaha, akuisisi dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
 Akuisisi Horizontal
Akusisi ini dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi terhadap perusahaan lain
yang memiliki bidang usaha yang sama.
 Akuisisi Vertikal
Akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi terhadap perusahaan
lain yang berada di dalam rantai produksi, misalnya akuisisi terhadap
perusahaan pemasok bahan baku atau perusahaan yang menjadi distributor
perusahaan pengakuisisi.
 Akuisisi Konglomerasi
Akuisisi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas bidang bisnis. Akuisisi
dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi terhadap perusahaan lain yang tidak
memiliki hubungan dengan bidang usaha perusahaan pengakuisisi.
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Menurut Harianto dan Sudomo (2001), keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan
akuisisi aset adalah sebagai berikut:

Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang
saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran bidding firm,
mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak bidding firm.

Dalam akusisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung
dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer
sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,
akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak
bersahabat (hostile takeover).

Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan
mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak
133
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui
akuisisi.
Sedangkan, kerugian-kerugian akuisisi menurut Moin (2010) dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Proses integrasi yang tidak mudah.

Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

Biaya konsultasi yang mahal.

Meningkatkan kompleksitas birokrasi.

Biaya koordinasi yang mahal.

Seringkali menurunkan moral organisasi.

Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
Platform Media
Berdasarkan Laporan Tahunan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk Tahun 2011, tidak
hanya bisnis yang ada memecahkan rekor pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas, namun
perusahaan juga berhasil memperluas platform media yang meningkatkan eksposur grup
perusahaan atas meningkatnya keyakinan konsumen dalam negeri.
Platform media disini diartikan sebagai saluran televisi free-to-air (FTA) dan rumah
produksi yang terfokus pada penciptaan konten orisinil untuk industri FTA TV dan TV
berbayar.
Pendapatan
Berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan No. 23 (2009), pendapatan dapat
diartikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
Analisis Kinerja Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja diartikan sebagai “sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan)”.
Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen,
dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian
ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi.
Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan menurut Brigham dan Houston (2001) dapat diukur
dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengetahui keunggulan dari kekuatan
perusahaan dan secara simultan, mengoreksi kelemahan perusahaan. Dengan hal ini
diharapakan menunjukkan hubungan suatu laporan keuangan finansial baik berupa neraca
dan atau laporan laba rugi. Rasio keuangan yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja
134
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
perusahaan sebelum dan setelah merger dan akuisisi pada penelitian adalah rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas. Sesuai dengan tujuan PT. Elang
Mahkota Teknologi, Tbk melakukan akuisisi pada PT. Indosiar Karya Media, Tbk, maka
rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio aktivitas dan juga
perhitungan Earning per Share.

Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas manajemen perusahaan
mengelola aset-asetnya. Artinya dalam hal ini adalah mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam efisiensi dalam mengelola aktiva lainnya dan
kebijakan pemasaran. Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan
perusahaan dalam menggunakan aktivanya dibandingkan dengan penjualan
yang diproyeksikan dalam laporan keuangan. Semua rasio aktivitas melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Rasio ini menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak
antara penjualan dan beragam unsur aktiva. Aktiva yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang
tertanam pada aktiva tersebut. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio Total
Asset Turnover (TATO) dan Fixed Asset Turnover (FATO).
 Total Asset Turnover (TATO)
Total asset turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total
aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran
total aktiva dalam satu periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan untuk memanfaatkan total aktiva
yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini
mengindikasikan kinerja perusahaan yang semakin baik karena berarti aktiva
dapat lebih cepat berputar dan meraih laba, serta menunjukan semakin efisiennya
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini
merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva. Rumus total asset
turnover adalah sebagai berikut:
𝑇𝐴𝑇𝑂 =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
× 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
 Fixed Asset Turnover (FATO)
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas
perusahaan untuk memanfaatkan aktiva tetap yang dimilikinya untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan kinerja
perusahan yang semakin baik. Perputaran aktiva tetap yang rendah biasanya
disebabkan oleh adanya kapasitas yang terlalu besar atau banyaknya aktiva yang
tidak bermanfaat. Rasio ini merupakan perbandingan antara total penjualan
dengan jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus fixed asset
turnover adalah sebagai berikut:
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐹𝐴𝑇𝑂 =
× 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
135
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148

Earning per Share (EPS)
Sudut pandang rasio Earning per Share (EPS) ini lebih banyak berdasar pada
sudut investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga
berkepentingan terhadap rasio ini. Salah satu alasan investor membeli saham
adalah untuk mendapatkan deviden. Jika nilai per saham kecil, maka kecil juga
kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan
bahwa investor akan lebih berminat kepada saham yang memiliki EPS yang
tinggi dibandingkan dengan yang rendah. Earning per Share (EPS) ini
menunjukan bagian laba yang dapat dinikmati oleh pemegang saham untuk
setiap lembar saham yang dimilikinya. Rumus earning per share adalah sebagai
berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐸𝑃𝑆 =
× 100%
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑i𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
METODELOGI PENELITIAN
Jenis dan Periode Penelitian
Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, yaitu
metode penelitian yang memberikan gambaran jelas secara sistematik mengenai kinerja
kuangan perusahaan yang melakukan akuisisi dengan membandingkan kinerja keuangan
sebelum melakukan akuisisi dengan kinerja keuangan sesudah melakukan akuisisi.
Penelitian ini akan membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
akuisisi dengan analisis rasio keuangan.
Subjek penelitian pada kasus ini adalah PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk yang
melakukan akuisisi terhadap PT. Indosiar Karya Media, Tbk pada tahun 2011. Penelitian
dilakukan untuk periode dua tahun sebelum akuisisi (2010-2011) dan dua tahun setelah
akuisisi (2012-2013) untuk mendapatkan gambaran jelas secara sistematik mengenai
perubahan yang terjadi pada kinerja kuangan perusahaan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana penulis
tidak melakukan kunjungan langsung ke perusahaan, akan tetapi dengan mengunjungi situssitus melalui internet dan melalui studi pustaka yang menyajikan data yang dibutuhkan.
Sedangkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data-data yang
sudah ada.
Teknik Pengumpulan Data
Setelah menentukan obyek penelitian, langkah penting selanjutnya adalah memilih
teknik pengumpulan data. Data-data yang dikumpulkan merupakan data-data yang
bermanfaat dan relevan dengan tujuan penelitian. Data-data tersebut diperoleh dari:
 Laporan keuangan (audited) yang dipublikasikan melalui website PT. Elang
Mahkota Teknologi, Tbk serta referensi dari hasil penelitian sebelumya. Data ini
bertujuan untuk memperoleh data posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
pada akhir tahun serta gambaran umum perusahaan yang kemudian digunakan
dalam penelitian.
136
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
 Kepustakaan yang berbentuk text book, artikel, studi pustaka (literature), hasil
penelitian sebelumnya, jurnal, internet serta sumber-sumber lainnya yang
relevan dengan penelitian ini.
 Berbagai publikasi mengenai akuisisi oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk.
Tahap Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Membuat proposal penelitian
Penulis menentukan judul penelitian ini dari beberapa alternatif pilihan judul
yang sesuai dengan konsentrasi akademis yang diambil penulis, yaitu
manajemen keuangan.
 Melakukan studi literatur dan menetapkan landasan teori
Pada tahap ini, dilakukan pengkajian teori-teori dasar maupun terapan dari
berbagai sumber. Sumber teori berasal dari buku (text book), penelitianpenelitian sebelumnya, internet dan sumber-sumber lainnya yang relevan
dengan penelitian ini. Dari pengkajian teori-teori tersebut, akan didapatkan
landasan teori yang sesuai untuk digunakan pada penelitian ini.
 Melakukan Studi Terhadap Perusahaan yang Diteliti
Setelah mendapatkan landasan teori yang sesuai untuk penelitian ini, penulis
akan melakukan studi terhadap perusahaan yang menjadi fokus dari penelitian
ini. Studi dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan
mengunjungi situs-situs melalui internet dan melalui studi pustaka yang
menyajikan data yang dibutuhkan.
 Melakukan analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan
Pada tahap ini, akan dilakukan pengolahan data-data yang sudah diperoleh dari
studi terhadap perusahaan yang sudah dilakukan penulis. Pengolahan data-data
ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Editing
Pada tahap ini, data-data yang telah dikumpulkan, seperti laporan keuangan dan
literatur akan dilihat kembali dan diperiksa untuk mengetahui apakah data
tersebut benar, dapat memberikan kejelasan untuk kepentingan penelitian serta
dapat dipersiapkan untuk keperluan proses penelitian berikutnya.

Formulating
Pada tahap ini, dilakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisa
laporan keuangan didasarkan pada hasil pengolahan dan perhitungan data-data
kuantitatif, dengan menggunakan formulasi dan rasio-rasio tertentu.

Tabulating
Tahap ini dilakukan dengan memasukan data-data keuangan yang sudah
diperoleh dari analisa laporan keuangan ke dalam tabel-tabel sehingga data akan
137
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
menjadi tampak lebih ringkas dan mudah dibaca. Pada tahap ini, data-data
dianggap sudah selesai diproses.

Analyzing
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam pengolahan data yang dilakukan dengan
membandingkan kinerja keuangan berdasarkan analisa laporan keuangan
perusahan sebelum diakuisisi dengan kinerja keuangan sesudah diakuisisi. Pada
tahap ini juga akan dilakukan perbandingan kinerja keuangan perusahaan
setelah diakuisisi dengan kinerja keuangan rata-rata industri perbankan
Indonesia
 Memberikan kesimpulan dan saran
Penulis akan memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya serta dari kesimpulan yang telah didapat akan
dilengkapi dengan pemberian saran-saran yang dapat berguna bagi perusahaan.
Variabel Penelitian
Berdasarkan tujuan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk melakukan akuisisi terhadap
PT. Indosiar Karya Media, Tbk, dalam melakukan ini, penulis memfokuskan analisis kinerja
keuangan perusahaan pada beberapa variabel penelitian, yaitu:
 Platform Media
Variabel ini digunakan untuk menganalisa keberhasilan strategi akuisisi oleh
PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk berdasarkan tujuannya pada Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin pertama, yaitu
menjadi salah satu grup usaha terkemuka di Indonesia dengan menghasilkan dan
mendistribusikan materi siaran kepada pemirsa melalui berbagai platform
media. Platform media pada penelitian ini berarti saluran televisi free-to-air
(FTA) dan rumah produksi yang terfokus pada penciptaan konten orisinil untuk
industri FTA TV dan TV berbayar.

Pendapatan
Variabel ini digunakan untuk menganalisa keberhasilan strategi akuisisi oleh
PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk berdasarkan tujuannya pada Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin kedua, yaitu menjadi
rekanan yang tepat bagi penyediaan jasa informasi dan teknologi serta
telekomunikasi bagi korporasi. Menjadi rekanan yang tepat berarti menjadi
pilihan utama pasar dalam penyediaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Semakin banyak pangsa pasar yang memilih perusahaan sebagai penyedia jasa
utama, semakin besar pendapatan yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Efisiensi
Variabel ini digunakan untuk menganalisa keberhasilan strategi akuisisi oleh
PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk berdasarkan tujuannya pada Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin ketiga, yaitu
meningkatkan kemampuan membuat program siaran dengan menggunakan
fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
maupun PT. Indosiar Karya Media, Tbk sehingga dapat memaksimalkan
efisiensi biaya program siaran. Tujuan pada poin ketiga tersebut berkaitan
138
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan aset, baik yang sudah dimiliki oleh
PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk sebelum akuisisi, maupun aset yang
dimiliki dari akuisisi PT. Indosiar Karya Media, Tbk. Oleh karena itu,
keberhasilan strategi akuisisi ini dapat diukur dengan perhitungan rasio aktivitas
sebagai berikut:
 Total Asset Turnover (TATO)
Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas
perusahaan untuk memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan kinerja
perusahan yang semakin baik. Rasio ini merupakan perbandingan antara
penjualan dengan aktiva.
 Fixed Asset Turnover (FATO)
Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas
perusahaan untuk memanfaatkan aktiva tetap yang dimilikinya untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan kinerja
perusahan yang semakin baik. Rasio ini merupakan perbandingan antara total
penjualan dengan jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
 Earning per Share (EPS)
Perhitungan rasio ini digunakan untuk menganalisa keberhasilan strategi
akuisisi oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk berdasarkan tujuannya pada
Pendapat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin keempat,
yaitu menciptakan nilai tambah bagi PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dan
berbagai pemangku kepentingan. Nilai tambah disini dapat diukur dengan
perhitungan rasio Earning per Share (EPS) karena rasio ini menunjukan nilai
tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang sahamnya dengan bagian
laba yang dapat dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham
yang dimilikinya.
Asumsi-Asumsi Dalam Penelitan
Asumsi-asumsi dalam penelitian ini diperlukan agar perbandingan kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah akuisisi reliable. Adapun asumsi-asumsi dalam penelitian ini sebagai
berikut:
 Kondisi ekonomi pada saat sebelum dan sesudah akuisisi adalah stabil. Tidak ada
perubahan besar yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah akuisisi, seperti naiknya nilai tukar mata uang asing terhadap Rupiah
secara drastis atau terjadinya krisis moneter.
 Tidak terjadi peristiwa besar lainnya di dalam perusahaan selama masa penelitian,
seperti dilakukannya akuisisi terhadap perusahaan lain ataupun investasi yang
dilakukan perusahaan yang dapat menyebabkan perubahan drastis pada kinerja
keuangan perusahaan.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Platform Media
139
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
Untuk mempermudah mengetahui secara lebih detail mengenai penambahan platform
media yang didapatkan oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk, dapat dilihat pada tabel di
bawah.
Tabel 1
Platform Media PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Sebelum dan Setelah Akuisisi
Sebelum Akuisisi
Setelah Akuisisi
PT. Elang Mahkota
PT. Indosiar Karya
PT. Elang Mahkota
Teknologi, Tbk
Media, Tbk
Teknologi, Tbk
1. SCTV
1. Indosiar
1. SCTV
2. O Channel
2. O Channel
3. Indosiar
Sumber: www.emtek.co.id
Tujuan dilakukannya akuisisi oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk pada Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin pertama, yaitu menjadi salah satu
grup usaha terkemuka di Indonesia dengan menghasilkan dan mendistribusikan materi siaran
kepada pemirsa melalui berbagai platform media. Platform media baru ini diharapkan
didapatkan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dengan melakukan akuisisi pada PT. Indosiar
Karya Media, Tbk. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
memiliki 2 platform media melalui saluran televisi SCTV dan O Channel.
Sedangkan PT. Indosiar Karya Media, Tbk 1 memiliki platform media melalui saluran
televisi Indosiar. Hal ini berarti dengan dilakukannya akuisisi pada PT. Indosiar Karya
Media, Tbk, PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk berhasil mendapatkan platform media baru,
yaitu saluran televisi Indosiar. Setelah akuisisi dilakukan, PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
memiliki 3 platform media melalui saluran televisi SCTV, O Channel dan juga saluran
televisi Indosiar yang baru diakuisisi. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa tujuan pertama
akuisisi ini dilakukan, yaitu berhasil dicapai.
Pendapatan
Untuk mempermudah mengetahui secara lebih detail mengenai penambahan platform
media yang didapatkan oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk, dapat dilihat pada tabel
berikut.
140
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
Tabel 2
Pendapatan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Pendapatan
Tahun
(dalam Ribuan Rupiah)
2010
3.353.538.263
Periode
Sebelum Akuisisi
2011
4.136.532.904
Rata-rata
3.745.035.584
2012
Setelah Akuisisi
4.681.029.525
2013
5.792.494.662
Rata-rata
5.236.762.094
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pendapatan PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
setelah akuisisi meningkat dibandingkan dengan pendapatan sebelum periode akuisisi. Ratarata pendapatan pada periode sebelum akuisisi adalah sebesar Rp. 3.353.538.263 pada tahun
2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 4.136.532.904.
Peningkatan pendapatan ini juga mengalami peningkatan pada periode setelah akuisisi
dilakukan. Pendapatan meningkat menjadi Rp. 4.681.029.525 pada tahun 2012 dan kembali
mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 5.792.494.662 pada tahun 2013. Rata-rata
pendapatan perusahaan untuk periode setelah akuisisi mengalami peningkatan sebesar
39,83% dibandingkan dengan periode sebelum dilakukannya akuisisi.
Efisiensi
Total Asset Turnover (TATO)
Perhitungan rasio Total Asset Turnover (TATO) perusahaan sebelum dan sesudah
akuisisi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tahun
Tabel 3
Total Asset Turnover (TATO) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Sebelum Akuisisi (dalam Ribuan Rupiah)
Pendapatan
Total Aset
TATO
141
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
2010
3.353.538.263
4.314.284.667
77,73%
2011
4.136.532.904
7.135.047.383
57,97%
Rata-Rata
Tahun
3.745.035.584
5.724.666.025
67,85%
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Tabel 4
Total Asset Turnover (TATO) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Setelah Akuisisi (dalam Ribuan Rupiah)
Pendapatan
Total Aset
TATO
2012
4.681.029.525
10.177.897.837
45,99%
2013
5.792.494.662
12.825.628.223
45,16%
Rata-Rata
5.236.762.094
11.501.763.030
45,58%
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata rasio TATO PT. Elang Mahkota Teknologi,
Tbk untuk periode sebelum akuisisi (2010-2011) adalah sebesar 67,85%. Hal ini berarti
perusahaan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 67,85% dari total aset yang dimiliki.
Sedangkan rasio TATO PT. Elang Mahkota Teknologi setelah melakukan akuisisi dapat
dilihat pada tabel 4. Dari tabel ini, dapat dilihat bahwa rasio TATO perusahaan setelah
dilakukannya akuisisi mengalami penurunan. Rasio TATO sebesar 45,99% pada tahun 2012
mengalami penurunan menjadi sebesar 45,16% pada tahun 2013. Rata-rata rasio TATO
perusahaan setelah akuisisi adalah sebesar 45,58% atau berarti perusahaan dapat
menghasilkan pendapatan sebesar 45,48% dari total aset yang dimiliki. Turunnya kinerja
perusahaan berdasarkan perhitungan rasio TATO ini disebabkan oleh kenaikan rata-rata
pendapatan perusahaan yang tidak sebesar kenaikan rata-rata jumlah aset perusahaan. Ratarata pendapatan perusahaan untuk periode setelah dilakukannya akuisisi hanya mengalami
peningkatan sebesar 39,83% dibandingkan dengan rata-rata jumlah total aset pada periode
setelah akuisisi yang mengalami peningkatan sebesar 100,92% dibandingkan dengan periode
sebelum akuisisi. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pada rasio TATO perusahaan.
Fixed Asset Turnover (FATO)
Perhitungan rasio Fixed Asset Turnover (FATO) perusahaan sebelum dan sesudah
akuisisi dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 di bawah.
Tahun
Tabel 5
Fixed Asset Turnover (FATO) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Sebelum Akuisisi (dalam Ribuan Rupiah)
Pendapatan
Aktiva Tetap
FATO
2010
3.353.538.263
1.817.859.637
184,48%
2011
4.136.532.904
4.378.373.576
94,48%
Rata-Rata
3.745.035.584
3.098.116.607
139,48%
142
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Tahun
Tabel 6
Fixed Asset Turnover (FATO) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Setelah Akuisisi (dalam Ribuan Rupiah)
Pendapatan
Aktiva Tetap (dalam
FATO
2012
4.681.029.525
4.460.007.549
104,96%
2013
5.792.494.662
5.676.537.624
102,04%
Rata-Rata
5.236.762.094
5.068.272.587
103,50%
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata rasio FATO PT. Elang Mahkota Teknologi,
Tbk untuk periode sebelum akuisisi (2010-2011) adalah sebesar 139,48%. Hal ini berarti
perusahaan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 139,48% dari total aktiva tetap yang
dimiliki. Sedangkan rasio FATO PT. Elang Mahkota Teknologi setelah melakukan akuisisi
dapat dilihat pada tabel 6. Dari tabel ini, dapat dilihat bahwa rasio FATO perusahaan setelah
dilakukannya akuisisi mengalami penurunan. Rasio FATO sebesar 104,96% pada tahun 2012
mengalami penurunan menjadi sebesar 102,04% pada tahun 2013. Rata-rata rasio FATO
perusahaan setelah akuisisi adalah sebesar 103,50% atau berarti perusahaan dapat
menghasilkan pendapatan sebesar 103,50% dari total aktiva tetap yang dimiliki. Turunnya
kinerja perusahaan berdasarkan perhitungan rasio FATO ini disebabkan oleh kenaikan ratarata pendapatan perusahaan yang tidak sebesar kenaikan rata-rata jumlah aset tetap
perusahaan. Rata-rata pendapatan perusahaan untuk periode setelah dilakukannya akuisisi
hanya mengalami peningkatan sebesar 39,83% dibandingkan dengan rata-rata jumlah total
aktiva tetap pada periode setelah akuisisi yang mengalami peningkatan sebesar 63,59%
dibandingkan dengan periode sebelum akuisisi. Kenaikan aset tetap secara drastis terjadi pada
periode 2011, aktiva tetap perusahaan mengalami kenaikan sebesar 140,85% dibandingkan
dengan periode 2010. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pada rasio FATO
perusahaan pada periode setelah akuisisi.
Earning per Share (EPS)
Perhitungan rasio Earning per Share (EPS) perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi
dapat dilihat pada tabel 7 dan 8 di bawah.
Tahun
Tabel 7
Earning per Share (EPS) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Sebelum Akuisisi
Laba Bersih
Rata-rata Jumlah
EPS
(dalam Ribuan Rupiah)
Saham Beredar
143
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
2010
429.187.536
5.119.576.352
Rp. 83,83
2011
607.607.976
5.145.563.844
Rp. 118,08
Rata-Rata
Tahun
2012
2013
Rata-Rata
518.397.756
5.132.570.098
Rp. 100,96
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
Tabel 8
Earning per Share (EPS) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Setelah Akuisisi
Laba Bersih
Rata-rata Jumlah
EPS
(dalam Ribuan Rupiah)
Saham Beredar
792.974.682
5.640.032.442
Rp. 140,60
1.029.135.491
5.640.032.442
Rp. 182,47
911.055.087
5.640.032.442
Rp. 161,54
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
EPS PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk untuk periode sebelum akuisisi (2010-2011) dapat
dilihat pada tabel 7. Rata-rata EPS perusahaan adalah sebesar Rp. 100,96 yang berarti laba
yang dapat dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya
adalah sebesar Rp. 100,96. EPS perusahaan sebelum akuisisi cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp. 83,83 menjadi sebesar Rp. 118,08 pada tahun 2011.
Sedangkan untuk EPS perusahaan setelah akuisisi dapat dilihat pada tabel 8. Dapat dilihat
bahwa EPS perusahaan setelah akuisisi kembali mengalami peningkatan dari sebesar Rp.
140,60 pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 182,47 pada tahun 2013. Rata-rata EPS
perusahaan untuk periode setelah melakukan akuisisi adalah sebesar Rp. 161,54 atau berarti
laba yang dapat dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya
adalah sebesar Rp. 161,54.
Perbandingan Kinerja PT Elang Mahkota Teknologi, Tbk Sebelum dan
Akuisisi
Tabel 9
Kinerja PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
Sebelum dan Setelah Akuisisi
Sebelum Akuisisi
Setelah Akuisisi
Variabel
2010
2011
Rata-rata
2012
2013
Rata-rata
Platform
SCTV, O Channel (2)
SCTV, O Channel, Indosiar (3)
Media
Pendapatan
(dalam
3.353
4.136
3.745
4.681
5.792
5.068
Miliaran
Rupiah)
TATO
77,73% 57,97% 67,85%
45,99%
45,16%
45,58%
144
Setelah
Status
better
better
worse
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
FATO
EPS
184,48% 94,48% 139,48% 104,96% 102,04% 103,50%
83,83
118,08
100,96
140,60
182,47
161,54
Sumber: Annual Report PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk
worse
better
Untuk mempermudah mengetahui secara lebih detail perbandingan kinerja PT. Elang
Mahkota Teknologi Tbk sebelum dan sesudah akuisisi, dapat diihat pada tabel 9 di atas. Dari
tabel di atas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai keberhasilan akuisisi yang dilakukan
oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk sebagai berikut:

Platform Media
Pada tabel 9, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan pada jumlah platform media yang
dimiliki oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk pada periode setelah akuisisi. Dapat
dilihat bahwa PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk memiliki 2 platform media, yaitu
saluran televisi SCTV dan O Channel. Akuisisi dilakukan pada PT. Indosiar Karya
Media, Tbk, yang memiliki platform media melalui saluran televisi Indosiar. Setelah
akuisisi dilakukan, PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk memiliki 3 platform media
melalui saluran televisi SCTV, O Channel dan juga saluran televisi Indosiar yang baru
diakuisisi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa poin pertama tujuan akuisisi yang
dilakukan perusahaan, yaitu menjadi salah satu grup usaha terkemuka di Indonesia
dengan menghasilkan dan mendistribusikan materi siaran kepada pemirsa melalui
berbagai platform media, berhasil dicapai.

Pendapatan
Pada tabel 9, dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan perusahaan untuk periode
setelah akuisisi mengalami peningkatan sebesar 39,83% dibandingkan dengan periode
sebelum dilakukannya akuisisi. Peningkatan pendapatan perusahaan ini
mengindikasikan bahwa tujuan akuisisi perusahaan berdasarkan Pendapat Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin kedua, yaitu menjadi rekanan yang
tepat bagi penyediaan jasa informasi dan teknologi serta telekomunikasi bagi
korporasi, berhasil dicapai.

Efisiensi
Rata-rata rasio TATO perusahaan untuk periode sebelum akuisisi (2010-2011) adalah
sebesar 67,85% dan mengalami penurunan menjadi sebesar 45,58% pada periode
setelah akuisisi. Hal ini mengindikasikan kinerja perusahaaan yang mengalami
kemunduran setelah dilakukannya akuisisi.
Rata-rata rasio FATO perusahaan untuk periode sebelum akuisisi (2010-2011) adalah
sebesar 139,48% dan mengalami penurunan menjadi sebesar 103,50% pada periode
setelah akuisisi. Hal ini mengindikasikan kinerja perusahaaan yang mengalami
kemunduran setelah dilakukannya akuisisi.
Penurunan kinerja perusahaan berdasarkan perhitungan rasio aktivitas ini
mengindikasikan bahwa tujuan akuisisi perusahaan berdasarkan Pendapat Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin ketiga, yaitu meningkatkan
kemampuan membuat program siaran dengan menggunakan fasilitas produksi yang
dimiliki oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk maupun PT. Indosiar Karya Media,
Tbk sehingga dapat memaksimalkan efisiensi biaya program siaran tidak berhasil
dicapai.
145
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148

Earning per Share (EPS)
Rata-rata EPS sebelum akuisisi pada PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk adalah
sebesar Rp. 100,96, sedangkan rata-rata EPS pada periode setelah akuisisi adalah
sebesar Rp. 161,54. Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada kinerja perusahaan
dilihat dari perhitungan EPS setelah terjadinya akuisisi.
Peningkatan nilai EPS perusahaan pada periode setelah akuisisi mengindikasikan
berhasil tercapainya tujuan akuisisi perusahaan berdasarkan tujuannya pada Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin keempat, yaitu
menciptakan nilai tambah bagi PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dan berbagai
pemangku kepentingan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari analisa yang dilakukan terhadap tujuan
akuisisi yang dilakukan oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk, didapatkan bahwa
perusahaan berhasil mencapai tiga dari empat tujuannya melakukan akuisisi, sesuai Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911. Setelah akuisisi dilakukan, PT. Elang
Mahkota Teknologi, Tbk memiliki 3 platform media melalui saluran televisi SCTV, O
Channel dan juga saluran televisi Indosiar yang baru diakuisisi. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa poin pertama tujuan akuisisi yang dilakukan perusahaan, yaitu menjadi salah satu grup
usaha terkemuka di Indonesia dengan menghasilkan dan mendistribusikan materi siaran
kepada pemirsa melalui berbagai platform media, berhasil dicapai. Peningkatan pendapatan
perusahaan juga mengindikasikan bahwa tujuan akuisisi perusahaan berdasarkan Pendapat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin kedua, yaitu menjadi rekanan
yang tepat bagi penyediaan jasa informasi dan teknologi serta telekomunikasi bagi korporasi,
berhasil dicapai. Penurunan kinerja perusahaan berdasarkan perhitungan rasio TATO dan
FATO mengindikasikan bahwa tujuan akuisisi perusahaan berdasarkan Pendapat Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor A11911, poin ketiga, yaitu meningkatkan kemampuan
membuat program siaran dengan menggunakan fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT.
Elang Mahkota Teknologi, Tbk maupun PT. Indosiar Karya Media, Tbk sehingga dapat
memaksimalkan efisiensi biaya program siaran tidak berhasil dicapai. Peningkatan nilai EPS
perusahaan pada periode setelah akuisisi mengindikasikan berhasil tercapainya tujuan
akuisisi perusahaan berdasarkan tujuannya pada Pendapat Komisi Pengawas Persaingan
Usaha Nomor A11911, poin keempat, yaitu menciptakan nilai tambah bagi PT. Elang
Mahkota Teknologi, Tbk dan berbagai pemangku kepentingan.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada perusahaan adalah
perusahaan agar dapat meningkatkan rasio TATO dan FATO denngan lebih memanfaatkan
kas perusahaan untuk mengembangkan layanan baru seperti layanan televisi nirkabel, saluran
televisi prabayar dan penyediaan jasa layanan internet. Pengembangan layanan baru ini
memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan juga meningkatkan
efesiensi aktiva yang dimiliki perusahaan yang akan berpengaruh terhadap rasio FATO dan
juga TATO perusahaan. Dengan ini, tujuan perusahaan pada poin ketiga, yaitu meningkatkan
kemampuan membuat program siaran dengan menggunakan fasilitas produksi yang dimiliki
146
Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ...
oleh PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk maupun PT. Indosiar Karya Media, Tbk sehingga
dapat memaksimalkan efisiensi biaya program siaran, dapat dicapai
DAFTAR PUSTAKA
Aprilita, Ira, Tjandrakirana, Rina, & Aspahani, H. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja
Kuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Studi Pada Perusahaan Pengakuisisi
Yang Terdaftar di BEI Periode 2000-2011). Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas
Sriwijaya.
Becalli E, Pascal F. (2008). Merger and Acquisition Operations and Performance in Banking.
London School of Economics, London (GB). Journal of Financial Services Research.
Brigham, Eugene F. & Houston, F. Joel. (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 8. Jakarta :
Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2 nd ed).
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3 th ed). Jakarta:
Balai Pustaka.
Harianto dan Sudomo, (2001). Perangkat dan Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: PT. Bursa Efek Indonesia
Ibrahim, Johnny. (2007). Hukum Persaingan Usaha Filosofi, Teori dan Implikasi
Penerapannya di Indonesia. Jawa Timur: Bayumedia.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standart Akuntansi Keuangan; PSAK No. 22. Jakarta:
Salemba.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standart Akuntansi Keuangan; PSAK No. 24. Jakarta:
Salemba.
Johan, Suwinto. (2011). Implementasi Strategi Bisnis dan Korporasi Melalui Merger dan
Akuisisi. Ultima Management, 3(1), 68-81.
Kusnadi, H. (2000). Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate), Prinsip, Prosedur &
Metode. Edisi Pertama. Malang: Brawijaya.
Moeller, SB, Schlingemann, FP & Stulz, RM. (2003). Do Shareholders of Acquiring Firms
gain from Acquisition? Cambridge, MA (US): NBER Working Paper Series. National Bureau
of Economic Research.
Moin, Abdul, (2010). Merger, Akuisisi dan Divestasi. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
Munawir, S. (1999). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Natallina. (2013). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi, Suatu Studi
Kasus PT Bumi Serpong Damai Tbk. Universitas Tarumanegara.
Pandapotan, Ohiongyi Mario. (2012). Analisis Yuridis Pengambilalihan Saham PT Indosiar
Karya Media Tbk oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk Ditinjau dari Perspektif Hukum
Persaingan Usaha Berdasarkan PP No.57 Tahun 2010. Universitas Indonesia.
Soebagjo. Felix Oentoeng. (2006). Hukum tentang Akuisisi Perusahaan di Indonesia. Jakarta:
Pusat Pengkajian Hukum.
Sari, Silvia Mega & Susilowibowo, Joni. (2013). Analisis Kinerja Keuangan PT. Kalbe
Farma Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 Nomor 5.
Universitas Negeri Surabaya.
147
JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148
Soemarso. (2003). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Sudarsanam. (1999). The Essence of Mergers and Acquisitions. Yogyakarta: ANDI.
Surbakti, Dahlan. (2005). Monopoli dan Penawaran Tender Sebagai Masalah Hukum Dalam
Pelaksanaan Merger Bank. Jurnal Hukum Bisnis Volume 24 No.3 tahun 2005.
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. (2009). Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian.
Bandung: CV Wacana Prima.
Zulmawan, Wawan. (2013). Panduan Praktis: Merger atau Akuisisi Perusahaan. Jakarta:
Permata Aksara.
http://www.akses.ksei.co.id
http://www.emtek.co.id
http://jimfeb.ub.ac.id
.
148
Download