PENGURANGAN WASTE AIR CONDITIONING

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
PENGURANGAN WASTE AIR CONDITIONING SYSTEM
PADA GEDUNG KOMERSIAL DENGAN
PENDEKATAN MANAJEMEN ENERGI
( Studi Kasus : Hotel Inna Simpang Surabaya )
I Made Nuarsa, Hari Supriyanto dan Naning Aranti Wessiani
Teknik Industri, Institut Teknologi Surabaya, Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected]
ABSTRAK
Air conditioning/AC adalah merupakan fasilitas utama dari gedung hotel Inna
Simpang Surabaya, yang mengkonsumsi energi mencapai 65 %.. Sebagian dari energi
yang dikonsumsi AC tidak termanfaatkan dengan sempurna atau terjadi pemborosan
(waste). Dari hasil survey teridentifikasi bahwa waste energi terjadi pada Chiller, sistem
pipa, FCU, AHU, cooling tower, kamar atau ruangan hotel. Analisa FMEA menemukan
bahwa RPN yang tertinggi pada chiller yang diikuti dengan pemasangan otomatis
sistem pompa, blower, fan dan motor valve. Analisa root cause untuk mencari akar
permasalahannya. Berdasarkan data tersebut dapat diberikan rekomendasi perbaikan
untuk meminimasi waste dengan pendekatan manajemen energi. Rekomendasi tanpa
investasi, menghentikan opersai chiller 2 jam setiap hari mampu menghemat biaya
energi sebesar Rp. 1.627.200 setiap bulannya. Sedangkan rekomendasi kegiatan
penggantian refrigrant dan pemasangan variabel speed driver mampu menghemat biaya
energi sebesar : Rp. 10.999.100 setiap bulannya dengan pengembalian biaya investasi
sampai 9 bulan. Rekomendasi perbaikan juga harus melibatkan pihak manajemen,
karyawan dan tamu hotel. Membuat data kebutuhan energi yang lebih detail peruangan.
Komitmen manajemen puncak untuk mendukung kegiatan. Melakukan rencana, aksi,
monitoring dan evaluasi program penghematan energi. Melakukan kompanye
penghematan energi secara sopan kepada tamu hotel. Yang pada akhirnya bisa
mengurangi biaya untuk pembelian energi dari operasional hotel Inna Simpang
Surabaya.
Kata kunci : AC, waste, manajemen energi.
PENDAHULUAN
Sektor komersial merupakan konsumen listrik yang sangat besar, beberapa penelitian
menunjukan bahwa 25% penggunaan listrik disektor ini bisa dihemat melalui tanpa atau biaya
rendah, bisa menghemat lagi dengan biaya menengah atau tinggi. Agus (2005). Kenaikan harga
minyak dunia sudah melebihi $ 140 perbarel mengharuskan semua eleman baik pemerintah,
dunia usaha, masyarakat untuk berbudaya hemat energi sehingga tidak membebankan APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk mensubsidi BBM (Bahan Bakar Minyak).
Sedangkan bagi dunia usaha yang subsidi BBM dihilangkan sangat membebankan biaya
operasional.
Menurut survey yang dilakukan di Jakarta Agus (2005), untuk hotel melati energi yang
dikonsumsi AC adalah sebesar 51% dari total kebutuhan enegi hotel. Berdasarkan hasil
wawancara dengan chief engineering hotel Inna Simpang Surabaya, AC
mengkonsumsi energi bisa mencapai 65 % dari total kebutuhan energi hotel.
Kubutuhan energi AC yang begitu besar untuk menggerakan kompresor untuk
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
mensirkulasikan refrigerant, pompa mensirkulasikan air dingin dan fan atau blower
mensirkulasikan udara.
Menurut Moubry (1992) , failure modes and effect analysis didefinisikan
sebagai metode yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk kegagalan yang
mungkin menyebabkan setiap kegagalan fungsi dan untuk memastikan pengaruh
kegagalan berhubungan dengan setiap bentuk kegagalan. Melalui metode failure
modes and effect analysis (FMEA) diharapkan dapat mengidentifikasikan setiap
bentuk kegagalan yang ada pada proses produksi.
Soeparman (1991), Energi merupakan salah satu sumber daya yang digunakan
oleh sebuah pabrik dalam memproduksi barang. Penggunaan energi yang efektif dan
efisien, konservasi energi, dikenal sebagai manajemen energi. Manajemen Energi
Terpadu (MET) adalah suatu aktivitas manajemen energi yang berdisiplin, terorganisasi
dan terstruktur menuju penggunaan energi yang lebih efisien, tanpa mengurangi tingkat
produksi, kualitas serta ketentuan keselamatan dan pencemaran lingkungan. Prinsip yang
mendasari MET adalah efektivitas dalam biaya. Seperti halnya investasi dalam bidang
lainnya, konservasi energi hanya dilakukan bila secara komersial layak
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian MET melibatkan evaluasi baik secara
teknis maupun finansial.
Penelitian ini berusaha mengkaji dari aspek manajemen energi dengan
menerapkan konsep FMEA yang fokus pada eliminasi pemborosan energi sistem AC
sentral, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi sistem AC untuk mengurangi
biaya pemakian energi pada biaya operasional hotel, untuk meningkatkan keuntungan
maksimal tetapi masih memenuhi kualitas layanan yang dipersyaratkan.
METODE
Metodologi penelitian merupakan landasan berpijak mengacu pada tahapan
metode ilmiah agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur dan terarah.
Metodologi penelitian ini terdiri tahapan-tahapan proses penelitian atau urutan-urutan
sebagai berikut. Pada tahap pendahuluan dilakukan studi pendahuluan, perumusan
masalah, dan penetapan tujuan penelitan. Sedangkan studi literatur dan studi lapangan.
Studi literatur dilakukan pada jurnal/buku-buku referensi yang berhubungan dengan
topik mengurangi waste dan usulan perbaikan dengan pendekatan metode manajemen
energi. Kemudian dilakukan penentuan posisi penelitian. Obyek dalam penelitian ini
adalah : Air Conditioning System hotel Inna Simpang Surabaya.
Berdasarkan studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan maka
permasalahan yang diangkat untuk dikaji dalam tesis ini adalah pemanfaatan energi yang
cendrung membebankan biaya operasional. Hasil wawancara dengan team engineering hotel
Inna Simpang Surabaya mengidentifikasi dari total konsumsi energi listrik, AC
membutuhkan energi yang paling besar (60% - 65%). Untuk mendapatkan pemanfaatan energi
yang efisien maka pemborosan energi perlu dikurangi dengan cara mencari faktor dominan
yang berpengaruh terhadap optimalisai pemanfaatan energi tesebut, dampak yang dipengaruhi
serta menganalisa untuk perbaikan.
Pengumpulan data yang digunakan untuk pemecahan permasalahan yang ada.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan diskusi dan wawancara dengan pihak
perusahaan, data historis perusahaan pengamatan di lapangan secara langsung. Data
yang telah terkumpul dan dilakukan pengolahan terhadap data tersebut. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini, adalah
sebagai berikut: Data umum perusahaan, sistem AC sentral hotel Inna Simpang
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Surabaya, sistem pompa, sistem cooling tower. sistem AHU (Air Handling Unit) dan
sistem FCU (Fan Coil Unit).
Analisa dari hasil pengolahan data dengan menggunakan FMEA dan selanjutnya
dibuat rancangan perbaikan sesuai dengan penyebab waste. analisa dilakukan meliputi
penyebab dan dampak terjadinya waste yang paling berpengaruh. Analisa perbaikan
juga dilakukan dengan penerapan manajemen energi.
Pada tahap penelitian ini dadapatkan hasil-hasil berdasarkan pengolahan data
yang telah dilakukan.
HASIL DAN DISKUSI
Sistem AC sentral di hotel Inna Simpang
Sistem AC pada hotel Inna Simpang seperti yang terlihat pada gambar 1. Terdiri
dari tiga unit chiller, satu unit cooling tower, 3 unit AHU, 120 unit FCU, 3 unit pompa
chilled water (PWC) dan satu unit pompa cooling tower (PC). Unit chiller, pompa dan
cooling tower terletak pada lantai roof. FCU melayani pendinginan masing-masing
kamar yang berjumlah 120 kamar, AHU 1 melayani pendinginan ruangan lobby, AHU 2
melayani ruangan meeting Majapahit, sedangkan AHU 3 melayani pendinginan
ruangan meeting airlangga.
Unit chiller yang sering dioperasikan adalah unit chiller 2 karena mempunyai
kapasitas dua kali lipat dari unit chiller 1 dan 3 tetapi membutuhkan daya listrik sama
dengan unit chiller 1 atau 3. ini disebabkan oleh chiller 1 dan 3 berumur lebih lama
dibandingkan chiller 2. Disamping itu unit chiller 1 dan 3 memakai kompresor torak
sedangkan chiller 2 memakai sistem kompresor rotari.
◄
Chiller 1
PWC 1
AHU
◄
PWC 2
AHU
Cooling Tower
Chiller 2
AHU
◄
PWC 3
Chiller 3
◄
FCU
PC
Gambar 1. Sistem AC sentral hotel Inna Simpang
Untuk melayani pendinginan sistem pompa yang beroperasi satu unit saja bila
beroperasi chiller 2, 2 unit pompa bila beroperasi chiller 1 dan 3. Coolling tower 1 unit
untuk melayani seluruh ruangan.
Pemborosan yang terjadi akibat kekurangan sistem, kekurangan acessories atau
peralatan tambahan, posisi bangunan, keterbatasan biaya dan kurangnya pemahaman
tentang AC oleh para penghuni/tamu. Waste yang termasuk dalam kategori ini adalah
sebagai berikut :
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
a. Waste yang terjadi di dalam ruangan atau dikamar-kamar
Waste akibat sinar matahari masuk melalui kaca jendela
Waste akibat udara luar masuk melalui jendela yang terbuka
Waste akibat udara luar masuk melalui pintu yang terbuka
Waste akibat udara luar masuk melalui ventilasi
Waste akibat pemanasan matahari melalui dinding atau tembok
Waste akibat pemanasan sinar matahari melalui atap
Waste akibat peralatan penghasil panas seperti lampu, komputer dan lain-lain
Waste akibat suhu ruangan terlalu dingin
Waste akibat kelebihan penghuni
b. Waste pada unit FCU :
Waste akibat motor valve tidak otomatis
Waste akibat fan tidak otomatis
Waste akibat sirip pendingin kurang bersih
Waste akibat filter udara kurang bersih
c. Waste pada AHU :
Waste akibat motor valve tidak otomatis
Waste akibat blower tidak otomatis
Waste akibat sirip pendingin kurang bersih
Waste akibat filter udara kurang bersih
Waste akibat kerusakan isolasi
Waste akibat volume damper tidak otomatis
d. Waste pada Chiller :
Waste akibat operasi chiller 1 dan 3
Waste akibat kelebihan jam operasi
Waste akibat pemakian kualitas refrigrant rendah
Waste akibat fooling factor atau faktor pengotoran pada sisi kondensor dan
evaporator
e. Waste pada sistem pompa dan perpipaan :
Waste akibat pemasangan isolasi kurang lengkap
Waste akibat kerusakan isolasi
Waste akibat sistem pompa tidak otomatis
f. Cooling tower :
Waste akibat posisi cooling tower disinari panas matahari
Waste akibat fan tidak otomatis
Waste akibat warna cooling tower
Identifikasi Elemen FMEA
Berdasarkan workshop waste (wawancara, observasi di lapangan) pada siatem
AC dapat dibuat suatu daftar bentuk-bentuk waste potensial waste yang diidentifikasi.
Bentuk-bentuk waste potensial dibangun untuk mendukung elemen-elemen FMEA dan
dalam proses analisa. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap potensi waste secara
kualitatif untuk mendapatkan nilai severity, occurrence, dan detection. Waste yang
didefenisikan pada sistem AC adalah sebagai berikut :
Definisi nilai severity merupakan seberapa buruk atau pengaruh bentuk
kegagalan yang ada. Dalam penilaian severity kerugian energi listrik pada sistem AC,
nilai severity di definisikan, untuk angka skala 1 tanpa kerugian daya listrik sedangkan
9-10 kerugian daya listrik yang paling besar atau sama dengan total daya listrik yang
dikonsumsi AC. Besarnya daya tegantung dari data nameplate masing-masing
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
equipment AC serta efek kerugian yang terjadi pada sistem kerjanya. Definisi accurance
merupakan frekuensi dari penyebab kerugian energi pada AC, bentuk penilaian
accurance dengan skala 1 (hampir tidak pernah) sampai dengan 10 (hampir sering).
Detection merupakan pengukuran terhadap kemampuan mendeteksi kerugian energi
yang dapat terjadi. Detection dengan skala 1-10.
Berdasarkan risk priority number maka diperoleh bentuk-bentuk waste sebagai
berikut :
Kualitas refrigerant risk priority number 336 (terbesar pertama), bentuk waste ini
memiliki tingkat keseriusan yang tinggi (level 8), tingkat kejadiannya yang tinggi
tetapi manajemen menyadari hal ini, tetapi ada faktor yang harus dipertimbangkan
seperti ketahanan material. merupakan prioritas yang harus diperbaiki.
Waste akibat fan, blower, motor valve FCU, AHU dan sistem pompa tidak
otomatis risk priority number 210 (terbesar kedua) bentuk waste ini memiliki
tingkat keseriusan yang tinggi, tingkat kejadian sedang, tetapi pihak manajemen
tidak memahami kejadian ini didalam sistem AC hotel Inna Simpang tetapi waste
ini menyumbang pemborosan yang sangat tinggi, merupakan prioritas yang harus
diperbaiki.
Analisa cause an effect menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap waste yang terjadi seperti : oleh manusia, kurangnya pemahaman tentang AC,
kurang kontrol, oleh : mechine, sistem kurang otomatis, oleh : lingkungan, suhu udara
panas dan kotor, oleh metode, posisi equipment yang sulit, hunian kamar hotel dan oleh
material, kualitas material rendah , bentuk material rumit.
Akibat dari waste yang timbul berpengaruh terhadap peningkatan komsumsi
energi litrik pada : fan FCU, blower AHU, pompa chilled water, pompa cooling tower,
fan cooling tower dan chiller.
Tindakan korektif
Tabel 1. Tindakan korektif untuk mengurangi waste AC
No
1
Posisi Waste
Ruangan
Tindakan korektif
Mengurangi sinar matahari masuk kaca jendela, mengurangi membuka kain
korden, melapisi kaca jendela dengan lapisan film/kain korden bagi yang
belum..
Swicth otomatis pada jendela yang dihubungkan dengan motor valve dan fan
FCU agar berhenti bekerja jika tidak dibutuhkan.
Segera menutup pintu yang terbuka, memasang alat penutup pintu otomatis
Mengurangi kebocoran melalui ventilasi dengan seal karet.
Menanam pohon, melapisi tembok dengan isolasi panas, mengecat tembok,
dengan warna putih, mengecat tembok dengan cat isolasi panas.
Matikan TV, komputer, pemanas, lampu dan lain-lain bila tidak diperlukan,
pilih sesuai ukuran dan pakai yang hemat energi.
Memasang swicth key yang dihubungan dengan motor valve dan fan.
Meningkatkan jadwal membersihkan sirip pendingin dan filter FCU.
Memasang variable speed driver.
Memasang swicth key yang dihubungan dengan motor valve.
Memasang swicth key yang dihubungan dengan fan FCU.
Meningkatkan jadwal membersihkan sirip pendingin FCU.
Meningkatkan jadwal membersihkan filter udara FCU.
Memasang variabel speed driver pada blower AHU.
Meningkatkan jadwal membersihkan sirip pendingin dan filter AHU.
Memperbaiki isolasi yang rusak.
Memasang otomatisasi volume damper.
2
FCU
3
AHU
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
Tabel 1. Tindakan korektif untuk mengurangi waste AC (lanjutan)
No
4
Posisi Waste
Chiller
5
Pompa dan
pipa
6
Cooling
Tower
Tindakan korektif
Menghentikan oparasi chiller sementara selama 2 jam .
Mengganti refrigrant 22 dengan refrigerant hidrokabon.
Meningkatkan jadwal membersihkan fooling factor.
Menambah isolasi yang kurang.
Memperbaiki isolasi yang rusak.
Memasang alat variabel speed driver pada pompa.
Menambah atap atau peneduh.
Memasang alat variabel speed driver pada fan cooling tower .
Mengecat cooling tower dengan warna putih.
Tabel 1 menunjukan tindakan korektif yang harus dilakukan berdasarkan
manajemen energi dimana penggunaan energi AC yang efektif dan efisien. Untuk
memudahkan pihak manajemen mengambil keputusan, maka investasi dalam bidang
penghematan energi perlu dilakukan analisa biaya pengembalian modal atau payback
periode. Usulan investasi energi adalah penggantian refrigrant dan pemasangan
variabel speed driver merupakan prioritas yang harus dilakukan karena mempunyai
payback periode kurang dari 1 tahun, seperti yang ditunjukan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Potensi penghematan biaya energi tanpa dan dengan investasi
No
1
2
3
4
Tindakan korektif
Penghentian operasi AC selama dua jam
Penggantian refrigerant
Penggantian chiller 1 dan 3
Pemasangan variabel speed diver
Biaya investasi Penghematan / Payback Periode
(Rp)
Bulan (Rp)
Bulan
1,627,200
0
11.640.000
6,590,160
2
115,217,700
470,080
246
39,840,000
4,408,940
9
Selain improve sesuai lokasi waste. Berkaitan dengan improve yang lebih
lengkap melibatkan segenap manajemen, karyawan dan tamu hotel berdasarkan
manajemen energi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Data pembiayaan energi yang ada di hotel Inna Simpang sekarang masih bersifat
general, data pembiayaan energi mencakup keseluruhan ruangan dan kamar
hotel seperti yang terlihat pada lampiran. Perlu ada catatan penggunaan energi
pada masing-masing ruangan seperti : kamar, lobby, ruangan meeting, kitchen,
ruangan staf, dan lain-lain. Penggunaan energi antara ruangan berbeda-beda
karena adanya variasi peralatan, beban, luas rungan. Jika data pengunaan energi
tiap ruangan dapat diketahui maka dengan mudah dapat mengidentifikasi
pemborosan energi yang dikonsumsi oleh ruangan sehingga dapat diambil
langkah penghematan selanjutnya.
Bila diketahui penggunaan energi tidak efisien berdasarkan neraca energi dapat
menentukan peralatan yang mendapatkan prioritas penghematan, umumnya
dimulai dengan penghematan yang terbesar. Juga disarankan dengan peralatan
lain agar memperoleh total penghematan energi yang lebih besar.
Kunci keberhasilan program penghematan energi pada komitmen pihak
manajemen. Pihak manajemen harus terlibat banyak dalam program
penghematan energi.
Menyusun rencana aksi dan jadwal pelaksanaan, Rencana aksi harus didukung
penuh oleh pihak manajemen. Rencana aksi adalah inti dari sebuah kegiatan
program efisiensi energi. Rencana aksi tersebut akan mencakup rincian langkahlangkah untuk mencapai sebuah target efisien energi, langkah dengan jadwal
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
kapan dimulai dan berakhir, serta anggaran yang diperlukan. Rencana aksi
membantu memastikan bahwa peluang penghematan energi yang sudah
direncanakan sudah dijalankan serta memberikan sebuah rencana monitoring.
Rencana aksi dapat dibuat 4 bulan, 6 bulan serta tahunan. Faktor lain harus
melibatkan staf kunci dalam proses pembuatan rencana aksi. Keberhasilan
pelaksanaan implementasi rencana aksi tergantung pada dukungan para
karyawan hotel Inna Simpang, serta pemahaman mereka akan peran dan
tanggung jawab masing-masing. Sehngga penting bagi manajemen untuk
mengembangkan kapasitas staf melalui program pelatihan-pelatihan. Hal ini
penting untuk memastikan bahwa implementasi yang efisien dalam mencapai
target.
Partisipasi aktif dari seluruh staf hotel sangat penting bagi keberhasilan program
efisiensi energi. Sebelum kegiatan ini berjalan pelatihan mengenai keuntungan
program ini harus diberikan kepada staf. Intinya bagaimana cara untuk
melakukan implementasi sesuai rencana aksi harus disosialisasikan melalui
program pelatihan. Ide program efisiensi energi harus disosialisasikan sampai
level staf paling bawah
Dalam menjalankan aksi, proses monitoring diperlukan untuk memberikan
pengawasan dalam hal implementasi. Monitoring berguna untuk mengkaji
apakah rencana yang sudah dijalankan sudah efektif atau belum. Monitoring
diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, penurunan
kenyamanan atau penurunan pelayanan yang mungkin muncul.
Menghitung penghematan energi dan biaya yang dihasilkan adalah dengan
membandingkan pengeluaran biaya energi sebelum dan sesudah implementasi
langkah-langkah penghematan energi. Untuk itu penting bagi pihak manajemen
hotel untuk membuat data base penggunaan energi sebelumnya.
Evaluasi penting untuk dilaksanakan terlepas dari program implementasi sudah
mencapai target atau belum. Evaluasi program yang efektif tidak hanya menilai
program yang telah dicapai tetapi memberikan masukan pada program yang
belum dicapai. Memberikan masukan pada pengambil keputusan untuk
menentukan langkah selanjutnya.
Dipihak tamu hotel perlu diberitahu secara sopan bahwa hotel sedang
menjalankan program hemat energi ajak mereka membantu melakukan tindakan
hemat energi. Saat tamu meninggalkan kamar dan meninggalkan kunci di front
office. Dapat menanyakan kapan mereka kembali agar AC dikamar dapat di
matikan dan menyalakan kembali beberapa saat sebelum mereka kembali jika
masih menggunakan sistem manual
KESIMPULAN
Potensi timbulnya waste energi hampir ditemukan diseluruh sistem, mulai dari
ruangan FCU, AHU, pompa, pipa, chiller dan cooling tower. Perbaikan dilakukan
dengan dan tanpa investasi. Perbaikan dengan investasi perlu dilakukan analisa biaya
terlebih dahulu. Penyusunan rencana aksi, monitoring dan evaluasi penting dilakukan.
Tindakan korektif harus melibatkan seluruh elemen yang terkait dari top manajemen,
seluruh karyawan hotel dan tamu hotel agar kegiatan penghematan energi AC berhasil
dengan baik.
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Agustus 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar W., Saito S., 1980, Penyegar Udara, PT Erca, Jakarta
Banfi S., Farsi M., Filippini M., Jakob M., (2008), Willingness to pay for
energy-saving measures in residential building, Elsevier.
Setyoko B., Darmanto S.,(2007), Peluang Penghematan Energi Uap
Menggunakan Metode Non-Investment Point, Majalah Ilmiah Teknik
Mesin, Universitas Muhammadiayah Semarang.
Boyd G., Dutrow E., Tunnessen W., 2008, The Evolution of the ENERGY STAR~
Energy Performance Indicator for Benchmarking Industrial Plant
Manufacturing Energy Use, Elsiever
Manan Z.,A., (2007), Identifying Energy Saving Opportunities in a Process Plant
Through Preliminary Energy Audit, Journal Teknologi, 38(A), Universitas
Teknologi Malaysia
Martinot E., Usiyevich V., 2001 , Energy Efficiency, Published in The New Russia:
Transition Gone Awry, Lawrence Klein and Marshall Pomer, eds. Stanford
University Press, pp. 365-378
Pujawan, (2002), Ekonomi Teknik, Guna Widya, Surabaya
Poerbo H., (2002), Utilitas Bangunan, Djambatan, Jakarta
Sang Hoon Lee, Godfried Augenbroe, (2006), Efficient Energy Management of Campus
Facilities Government/Industry Forum, 2006 www. nationalacad emies. org/ffc
Shiming D., Bernett J., (2002), Energy Use and Management in Hotel in Hongkong,
Pergamon
Shuhaimi, Jafri, Rohani (2001), Kajian kemungkinana aplikasi konsep failure effect
tand analysis (FMEA) pada kilang keluli kajian kes di seksyen mills di kilang
Keluli, Jurnal Teknologi , 34(A)
Soeparman E, 1991, Langkah-langkah penerapan manajemen energi di Industri,
Lokakarya Energi, Jakarta
Wayne C. Turner, 1992, Energy Management Handbook, TheFairmont Press, Inc
Yasunori Akashi, Masahiro Shinozaki, Ryoko Kusuda, 2006, Continuous Energy
Management of the HVAC&R System in an Office Building System Operation and
Energy Consumption for Eight Years after Building Completion, Building
Commissioning for Energy Efficiency and Comfort, Vol.VI-8-4
ISBN : 978-979-99735-6-6
A-15-8
Download