Musik Klasik I. Sejarah Musik Sejarah musik dipercaya dimulai dari masa lalu dan dipelopori oleh musik Asia, musik Persia, musik India, musik Yahudi, musik Romawi, musik Mesopotamia, musik Mesir, musik Islam, dan juga musik Yunani. Namun, dari semua musik tersebut, musik era Yunani adalah musik yang terbaik dan yang paling terkenal diantara yang lain. Seperti sejarah Yunani yang penuh dengan kejayaan dibidang penemuan dan juga peradaban rakyatnya, musik juga berkembang dengan baik. Musik digunakan untuk hiburan, perayaan rakyat, dan juga kegiatan kegamaan. Musik sangatlah penting untuk peradaban masyarakat Yunani. Bahkan, pada masa Yunani kuno, musik adalah sebuah mata pelajaran wajib dimana para pria Yunani kuno sudah diajarkan tentang musik sejak usia 6 tahun. Literasi musik dari Yunani sangatlah mempengaruhi perkembangan musik di seluruh dunia. Di masa setelah Yunani kuno, teori musik dari Yunani mempelopori adanya musik keagamaan di dunia barat dan juga musik-musik klasik. II. Pengertian Musik Klasik “Musik Klasik” pada dasarnya bukan hanya sebatas nama dari salah satu aliran/jenis musik. Tapi juga istilah luas yang mengacu pada tiga periode musik yang sangat populer pada zaman itu di Eropa barat. Istilah “Klasik” sendiri diambil dari nama salah satu periode itu. Tiga periode musik yang dimaksud yaitu: 1. Zaman Barok dan Rokoko (Abad 17) 2. Zaman Klasik (Abad 18) 3. Zaman Romantik (Pertengahan abad 18) Pada abad-abad berikutnya musik klasik terus berkembang meskipun perkembangannya tidak secepat masa-masa sebelumnya. Perkembangan ini juga melahirkan musik Kontemporer Klasik pada abad 19 sampai abad 20. Hal terbaik dari musik klasik adalah musik klasik menjadi elemen dasar dari semua musik di era selanjutnya. Bahkan ada ungkapan bahwa musik klasik tidak akan pernah mati. Banyak sekali komposer di era setelah era klasik yang masih belajar dari karya-karya Mozart dan Beethoven. Bahkan keagungan karya dari Beethoven dalam Moonlight Sonata telah menjadi contoh dan inspirasi dari ratusan karya lain setelahnya. Bahkan karya dari Mozart masih dimainkan dan dipelajari dalam harmoni dan orkestra musik seteleh 80 tahun kematiannya. III. Periode Musik Klasik 1. Zaman Barok dan Rokoko Musik Barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman Barok (Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Kata "Barok" berarti "mutiara yang tidak berbentuk wajar", hal ini sangat cocok dengan seni dan perancangan bangunan pada era itu. Kata “Barok” pada akhirnya juga dipakai untuk jenis musik pada saat itu. Ciri-ciri dari musik Barok, antara lain: • Melodi cenderung lincah. • Banyak menggunakan ornamen. • Ada dinamik forte dan piano. • Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapung). • Lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Para komponis musik Barok membuat perubahan di notasi musik dan juga menciptakan cara baru dalam memainkan instrumen musik. Era musik Barok juga merupakan tonggak dari terciptanya dan diakuinya musik dalam opera. Banyak sekali teknik musik dan konsep musik dari era barok masih dipakai hingga saat ini. Kebanyakan dari alat musik klasik dimainkan dengan sangat baik di era ini. Beberapa komponis zaman Barok: • Johann Sebastian Bach • George Friederich Handel • Antonio Vivaldi. • Johann Pachelbel Pada zaman Barok, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsichord. Karya Bach untuk hapsicord lazim mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri. Musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang digunakan saat memainkan musik Barok. 2. Zaman Klasik Bila dibandingkan dengan musik era barok, musik era klasik lebih ringan, lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunya tekstur yang jauh lebih jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasanya lebih pendek dari era barok. Ukuran orkestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Ciri-ciri dari musik zaman Klasik, antara lain: • Ornamen lebih dibatasi. • Ada peralihan tempo accelerando dan ritardando. • Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo. • Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik). • Kontras pada ritme. Pada zaman klasik muncul bentuk komposisi musik yang disebut sonata dan simfoni. Sonata adalah karya musik untuk permainan solo, sedangkan simfoni adalah untuk orkestra. Bentuk simfoni hamper mirip dengan sonata, hanya saja simfoni biasanya dilengkapi dengan bagian sisipan yang disebut minuet, trio, dan scherzo. Beberapa komponis zaman klasik: • Franz Joseph Haydn • Wolfgang Amadeus Mozart • Carl Philipp Emanuel Bach (anak kedua dari Johann Sebastian Bach) • Ludwig Van Beethoven (masa peralihan zaman Klasik dan zaman Romantik) 3. Zaman Romantik Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik di era ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Dinamakan romantik karena dapat menggambarkan komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Romantik disini tidak ada hubungannya dengan cinta. Romantik disini menggambarkan karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada dasarnya, semua musik pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya. Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imajinasi dari komponis. Lalu ukuran dari orkestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para komponis juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi. Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Contohnya adalah reaksi keras dari komponis Russia, Bohemia, dan Norwegia yang sangat menentang dominasi Jerman. Ada juga Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme mereka dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang menulis musik berdasarkan cerita Finlandia. Karya dari Sibelius ini menjadi simbol dari nasionalisme Finlandia. Ciri-ciri dari musik zaman romantik, antara lain: • Ciri Tidak ada ornamen. • Melodi berekspresi. • Harmoni bervariasi, homofonik dan polifonik. • Penggunaan dinamik dan tempo secara optimal dan bervariasi. Beberapa komponis zaman romantik, antara lain: • Franz Liszt • Richard Wagner • F. J. L. Mendelssohn IV. Instrumen Musik Klasik Beberapa jenis contoh alat musik yang digunakan dalam musik klasik, antara lain: 1. Harpsichord Tahun 1707, Bartolomeo Christofori menciptakan harpsichord, yang merupakan cikal bakal piano. Harpsichord mempunyai bilah nada bertingkat. Bilah nadanya masih terbuat dari kayu, dan jangkauan oktafnya belum luas. Bentuk harpsichord hampir mirip dengan piano, hanya saja belum menyamai jangkauan nada dari piano. 2. Piano Instrumen piano muncul pada zaman klasik. Pada 1775, lahirlah piano seperti yang kita kenal saat ini, dalam ukuran standard dapat mencapai 7¼ oktaf, suatu jangkauan yang tidak dapat dicapai oleh alat musik manapun. Dalam memproduksi suara menurut dinamika yang dituntut, diatur melalui lemah lembutnya sentuhan jari serta pengaturan pedal kaki. Salah seorang pemain piano yang terkenal adalah Ludwig Van Beethoven. 3. Biola Sejak zaman Barok dan Rokoko biola telah menjadi alat musik yang vital dalam seni musik Barat karena beberapa sebab. Nada yang dihasilkan biola terdengar dengan lebih jelas dari alat musik klasik yang lain, menjadikannya cocok untuk memainkan bagian melodi musik. Jika dimainkan oleh orang yang ahli, maka biola merupakan alat musik yang sangat cepat dan dapat memainkan rentetan nada yang cepat dan sukar. Dalam orkestra, biola merupakan sebagian besar dari musik yang dimainkan. Pemain biola dibagi menjadi dua bagian, biasa disebut dengan pemain biola pertama dan kedua. Komponis biasanya memberikan bagian nada melodi kepada pemain pertama, sedangkan pemain kedua memainkan nada harmoni atau nada melodi satu oktaf di bawah pemain pertama. Pemain kedua juga biasanya duduk di bagian dalam dan bertugas untuk membalik kertas not ketika duduk berdampingan di samping pemain pertama yang duduk di bagian luar lebih dekat ke para penonton. Karena potensi biola jika dimainkan oleh maestro biola dapat menghasilkan lagu yang sangat indah, maka biola yang berkualitas tinggi dapat mencapai harga yang sangat mahal. Salah seorang contoh pemain biola yang sangat terkenal, yaitu Niccolò Paganini. 4. Brass Instrumen musik tiup logam atau dikenal sebagai brass adalah alat musik yang menghasilkan suara yang berasal dari getaran bibir pemainnya saat meniup melalui tabung resonator (pada jenis instrumen tertentu disebut sebagai mouthpiece). Instrumen musik ini dikenal juga sebagai labrosones, yang berarti instrumen yang dibunyikan oleh getaran bibir. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perubahan intonasi nada pada instrumen musik ber-katup: menekan katup yang ada untuk mengubah atau mengalihkan panjang udara yang melewati pipa, dan mengubah celah bibir pemainnya atau disebut sebagai "embouchure", yang akan menentukan frekuensi getaran pada instrumen tersebut. 5. Cello Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti "violin kecil". Violin adalah sebuah instrumen yang mirip dengan biola dan bass. Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari orkestra standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian dari banyak kelompok musik. Sejumlah besar concerto dan sonata telah digubah untuknya. Di antara karya-karya Barok yang paling terkenal untuk cello adalah karya J. S. Bach Unaccompanied Suites for Cello, yang biasanya dikenal sebagai Bach Cello Suites. Sebuah contoh lagu era klasik adalah karya Haydn Cello Concerto #1 in C major. Repertoar standar era romantik termasuk Cello Concerto in B minor oleh Antonín DvoĆák, Cello Concerto in E minor oleh Elgar, dan dua sonata oleh Brahms. Komposisi-komposisi modern dari awal abad ke-20 termasuk sonata-sonata cello tanpa iringan oleh Paul Hindemith (opus 25) dan Zoltán Kodály (opus 8). Musik klasik tidak menggunakan instrumen yang mengeluarkan beat, seperti drum-set, perkusi, atau pun alat-alat musik sejenis lainnya, tetapi lebih kepada permainan solo, oleh harpsichord, piano, gitar, atau pun biola. Atau orkestra, yang biasanya digunakan dalam musik opera atau pagelaran musik lainnya. V. Tokoh-Tokoh Musik Klasik 1. Johann Pachelbel Johann Pachelbel (Nürnberg, 1 September 1653 – 9 Maret 1706) adalah seorang komponis Barok berkebangsaan Jerman. Ia banyak menghasilkan musik keagamaan maupun sekuler, dan sumbangsihnya terhadap perkembangan musik klasik menempatkannya sebagai salah satu komponis zaman Barok pertengahan terpenting. Karyanya yang paling terkenal adalah Kanon dalam D, satu-satunya kanon yang ia gubah. Selain itu, beberapa karya lainnya yang terkenal adalah Chaconne dalam F minor, Toccata dalam E minor untuk organ, dan Hexachordum Apollinis, sekelompok variasi keyboard. 2. George Friedrich Händel George Friedrich Händel, (Halle, 23 Februari 1685 – London, 14 April 1759) adalah sebuah seorang komponis musik Barok Jerman yang menghabiskan sebagian besar masa hidupnya di Britania Raya. Dia dianggap sebagai pencipta terkemuka dalam musik concerti grossi, opera dan oratorio. Contoh karyanya yang terkenal adalah Water Music, Fireworks Music dan oratorio Messiah. Dia dianggap sangat berpengaruh bagi banyak komponis yang hidup sesudahnya, termasuk Haydn, Mozart, dan Beethoven. 3. Johann Sebastian Bach Johann Sebastian Bach (Eisenach, Jerman, 21 Maret 1685 – 28 Juli 1750) adalah seorang komponis Jerman. Ia menggubah musik untuk alat musik organ, harpsichord, dan juga untuk orkestra. Tapi, selain tu, Bach juga menguasai terompet dan biola. Karyanya yang paling terkenal adalah Brandenburg concerto. Kebanyakan lagu yang dibuat oleh Bach ditujukan untuk Tuhan, hal ini menciptakan keunikan tersendiri bagi karya-karya Bach. Nama-nama beberapa anak Bach yang merupakan komponis adalah sebagai berikut: 1. Wilhelm Friedemann Bach (anak pertama Bach). 2. Carl Philipp Emanuel Bach (anak kedua Bach). 3. Johann Christoph Friedrich Bach (anak termuda kedua Bach). 4. Johann Christian Bach (anak termuda Bach). Pada akhir hidupnya Bach menderita kebutaan, pada saat ini pula ia menggubah Die Kunst der Fugue 13 (BWV 1080). Bach menulis komposisi ini dengan berbaring di tempat tidur dan mengeja not yang ada di kepalanya kepada istrinya. Bach meninggal dunia pada tahun 28 Juli 1750 dan karya ini tidak sempat diselesaikan. 4. Wolfgang Amadeus Mozart Wolfgang Amadeus Mozart (Salzburg, 27 Januari 1756 – Wina, Austria, 5 Desember 1791) adalah seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang 5. terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya adalah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap sebagai repertoar standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog KöchelVerzeichnis. Mozart, dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Ludwig Van Beethoven Ludwig van Beethoven (dibaptis 17 Desember 1770 di Bonn, wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni kelima dan kesembilan, dan juga lagu piano Für Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak karirnya. Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Beberapa karya Beethoven yang diciptakannya saat dia tuli, antara lain: • Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 • Violin Sonata Op. 47 • Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’ • Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53 • Symphony No. 5 in C Minor, Op. 67 • Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106 Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret 1827. 6. Niccolò Paganini Niccolò (atau Nicolò) Paganini, (Genoa, 27 Oktober 1782 – Nice, 27 Mei 1840) adalah seorang pengarang musik serta pemain biola, viola, dan gitar dari Italia. Ia adalah salah seorang virtuoso biola paling terkenal, dan disebut-sebut sebagai salah satu pemain biola terhebat yang pernah hidup, dengan intonasi musik yang sempurna dan teknik yang tiada duanya. Biola yang dipakai Paganini dikenal sebagai Cannone Guarnerius, nama yang diberikan Paganini untuk mencerminkan suara 'cannon' yang dikeluarkannya. Senarnya hampir berada pada satu permukaan datar, kebalikan dari semua biola yang lain dimana senarnya membentuk satu lengkungan untuk menghindari menggesek senar yang lain. Dengan demikian Paganini dapat memainkan tiga bahkan empat senar secara mudah pada biolanya. Paganini mampu memainkan tiga oktaf di empat senar biola dalam satu jangkauan tangan, suatu kemampuan yang nampaknya tidak masuk akal dengan standar masa kini. Teknik penjariannya, seperti bermain harmoni dengan dua senar, bermain oktaf (dan interval kesepuluh) paralel, dan petikan dengan tangan kiri, dianggap hampir tidak mungkin dilakukan lagi pada zaman ini namun hanyalah sebagai latihan rutin untuk mengaspirasi pemain biola. Kemampuan teknik bermain biola setinggi itu hanya bisa dilakukan oleh segelintir pemain seperti Joseph Joachim dari Austria dan Eugène Ysaÿe dari Belgia. Paganini juga merupakan ahli gitar, ia telah menulis lebih dari 200 musik untuk gitar. Kesehatannya mulai menurun setelah ia didiagnosis penyakit kanker tenggorokan. Penyakitnya membuatnya kehilangan kemampuan berbicara, namun ia tetap bermain biola hingga akhir hayatnya. Malam terakhir sebelum kematiannya dikatakan bahwa ia masih berusaha bermain biola secara tidak sadar. Ia meninggal di Nice pada 27 Mei 1840. VI. Fungsi Musik Klasik 1. Hiburan 2. Sarana penunjang pelajaran Dalam perkembangan pendidikan terbaru saat ini, musik klasik (dengan ketukan tertentu yang selaras dengan detak jantung manusia—jadi tidak semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar di ruang-ruang kelas. Buku-buku pendidikan dengan penjualan best seller international, seperti Quantum Learning, Quantum Teaching dan The learning Revolution, semuanya mempromosikan musik klasik untuk digunakan sebagai program belajar. Sebagai dampak dari ide yang kompak dan serempak ini, beberapa lembaga pendidikan saat ini sedang berlomba-lomba membunyikan musik klasik sebagai pengiring kegiatan belajar mengajar di kelas. Lalu mengapa musik klasik? Atau bahkan mengapa musik digunakan dalam program belajar? Alasannya karena musik merupakan salah satu “makanan” penting dari otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang melulu bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang ini kemudian cepat menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa musik klasik memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membantu kecerdasan emosional, dll. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik klasik. Musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan membaca anak, karena jika anak belajar membaca tanpa diiringi musik klasik , mereka akan cepat merasa bosan dan jenuh. Jadi perlu adanya musik klasik dalam proses belajar membaca, sehingga dalam proses belajar nantinya anak Akan merasa nyaman dan pikiran tidak tegang.