surya 51 51 - STIKES Muhammadiyah Lamongan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA DLANGGU
KEC. DEKET KAB. LAMONGAN
Nurul Hidayatul Chusniya , Lilin Turlina
Korespondensi:
Lilin Turlina, d/a : STiKes Muhammadiyah Lamongan.
Jl. Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Telp./Fax. (0322) 323457
ABSTRAK
Pengetahuan merupakan faktor domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behaviour). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih balk dari pada
perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. MP-ASI adalah makanan pendamping ASI yang
diberikan pada bayi usia > 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI dini usia 0-6
bulan. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan tehnik sampling adalah Simple Random Sampling, sampel diambil dari ibu yang
mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
Dengan jumlah sampel 68 orang. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi
kemudian dianalisis sesuai dengan variabel serta skalanya masing-masing, dari analisa tersebut
kemudian di uji dengan Chi- Square. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu tentang
makanan pendamping ASI (MP-ASI) tergolong kurang sebanyak 26 orang (38,2%), sedangkan
perilaku dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia < 6 bulan sebanyak 39 orang (57,4%). Dan
hasil penelitian diperoleh p = 0,018 (p<0,05) sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan dan
perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini usia 0-6 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
populasi, kuesioner dan variabel lain yang belum diteliti yaitu sikap, kepercayaan dan keyakinan.
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Makanan pendamping ASI
butuhkan bayi, oleh karena itu berikan pada
bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa
tambahan makanan atau minuman apapun
(Apriadji Wied Harry, 2006: 1). Produksi
ASI mulai menurun (500-700 ml) setelah 6
bulan pertama.
1. PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang paling cocok bagi bayi karena
mempunyai nilai gizi yang paling tinggi
dibandingkan dengan makanan bayi yang
dibuat oleh manusia ataupun yang berasal
dan susu hewani, AS1 adalah makanan bayi
yang paling penting terutama pada bulanbulan pertama kehidupan dan tidak bisa
digantikan dengan apapun (Soctjiningsih,
1997: 1). ASI merupakan satusatunya
makanan tunggal yang paling sempurna bagi
bayi hingga berusia 6 bulan, karena ASI
cukup mengandung seluruh zat gizi yang di
Makanan pendamping ASI adalah
makanan atau minuman yang mengandung
zat gizi, yang diberikan kepada bayi usia 6
bulan sampai bayi berusia 24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dan ASI
(Depkes RI, 2006: 4). Makanan pendamping
ASI sama sekali bukan untuk menggantikan
ASI melainkan hanya untuk melengkapi ASI,
51
Lilin Turlina, STIKES Muhammadiyah Lamongan
SURYA
51
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI
berbeda dengan makanan sapihan karena
makan' sapihan diberikan ketika bayi tidak
lagi mengkonsumsi ASI (Dinh krisnatuti,
Rina yenrina, 2000: 14).
6 bulan lebih banyak terserang diare,
sembelit,
batuk
pilek
dan
panas,
dibandingkan dengan bayi yang hanya
mendapat ASI eksklusif. Tetapi pada
kenyataannya masih banyak ibu yang
memberikan makanan lain selain ASI
sebelum umur bayi mencukupi untuk
menerima
makanan
lain.
Menunda
pemberian MP-ASI hingga usia 6 bulan
mengurangi resiko terkena alergi akibat dari
suatu makanan dan melindungi bayi dari
obesitas di kemudian hari, karena proses
pemecahan sari-sari makanan yang belum
sempurna (Rina Sofiany, 2008).
Angka kematian bayi yang cukup tinggi di
dunia sebenarnya dapat dihindari dengan
pemberian air susu ibu. Meski penyebab
langsung kematian bayi umumnya penyakit
infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan
akut, diare dan campak, tetapi penyebab yang
mendasari pada 54 % kematian bayi adalah
gizi kurang. Data Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta
anak mengalami gizi kurang di seluruh dunia.
Sebanyak 3 juta anak di antaranya meninggal
tiap tahun akibat kurang gizi (Atika Walujani
Moedjiono, 2007).
Menurut penelitian milik Yuli Musfi
Larasanti, yang dilakukan di Desa Simorejo,
Kecamatan Tuban dengan 50 responden,
pada bulan juni 2006, dengan hasil akhir
penelitian adalah ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemberian MP-ASI
pada usia 0-4 bulan.
Di Indonesia, angka kematian bayi scat
ini 35 per 1.000 kelahiran hidup. Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat tak
kurang dari 10 bayi dan 20 anak balita
meninggal dunia setiap jam di Indonesia.
Karena itu, WHO merekomendasikan, semua
bayi perlu mendapat kolostrum (ASI hari
pertama dan kedua) untuk melawan infeksi
dan mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan
untuk menjamin kecukupan gizi bayi (Atika
Walujani Moedjiono, 2007).
Pemberian air susu ibu secara
eksklusif kepada bayi selama 6 bulan
pertama
terbukti
menurunkan
angka
kematian pada anak balita, ASI juga memberi
keuntungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan terbukti dapat
mencegah berbagai penyakit akut dan
menahun. Menurut laporan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) th 2000, lebih
kurang 1,5 juta anak meninggal karena
pemberian makanan yang tidak benar, kurang
dan 15 bayi di seluruh dunia diberi ASI
eksklusif selama 6 bulan dan sering juga
pemberian MP-ASI diberikan secara tidak
sesuai dengan umur dan tidak aman untuk
bayi (Kompas Harian, 2002).
Target pencapaian pemberian ASI
Eksklusif di Jawa Timur pada tahun 2007
ditetapkan 80 %, yang kenyataannya cakupan
yang tercapai 30.25 %, sedangkan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Lamongan pada tahun
2007 target pencapaian pemberian ASI
Eksklusif ditetapkan sebanyak 80 %, yang
kenyataannya cakupan yang tercapai
sebanyak 21,98 %. Jumlah seluruh bayi usia
0-6 bulan di Desa Dlanggu adalah 82.
Berdasarkan survey awal yang di lakukan di
Dusun Glugu, Desa Dlanggu, Kecamatan
Deket, Kabupaten Lamongan selama kurang
lebih 1 minggu mulai tanggal 6-12 Agustus
2008 didapatkan 50 bayi umur 0-6 bulan, dan
di antaranya 24 bayi (48 %) yang mendapat
ASI eksklusif, sedangkan yang mendapat
ASI dan yang menggunakan makanan
tambahan sebanyak 26 (52 %) bayi.
Upaya-upaya yang dilakukan petugas
kesehatan yaitu dengan memberikan
penyuluhan
tentang
pentingnya
ASI
Eksklusif Pemberian ASI sedini mungkin
segera setelah melahirkan dan melakukan
pemantauan serta promosi tentang ASI
Eksklusif, dapat menurunkan pemberian
Di Indonesia menunjukkan bahwa bayi
yang mendapat MP-ASI sebelum ia berumur
SURYA
52
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
Tabel 2 Distribusi Umur Responden untuk
Ibu di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan.
No
Frekwe
%
Umur
Urut
nsi
1.
<
20 7
10,3
2.
tahun
37
%
3.
21-30
22
54,4
4.
tahun
2
%
31-40
32,4
tahun
%
>40
2,9%
tahun
68
100
Jumlah
%
makanan pendamping ASI terlalu dini dan
mencegah
timbulnya
gangguan
pencernaan/diare. Sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian, apakah ada
hubungan antara pengetahuan dan perilaku
ibu dalam pemberian makanan pendamping
ASI (MP-ASI) dini pada usia 0-6 bulan, yang
terjadi di Desa Dlanggu, Kecamatan Deket,
Kabupaten Lamongan.
2. METODELOGI PENELITIAN
Desain Penelitian merupakan suatu
strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir
pengumpulan data dan mengidentifikasi
struktur dimana penelitian dilaksanakan
(Nursalam, 2003: 79).
Penelitian yang digunakan adalah
analitik yaitu penelitian yang mencari
hubungan satu keadaan dengan keadaan lain
yang terdapat dalam satu populasi yang
sama. Berdasarkan waktunya peneliti
menggunakan pendekatan Cross Sectional
dimana variable-variabel yang diamati dan di
kumpulkan dalam waktu bersamaan, pada
waktu tertentu.(Soekidjo N, 2002: 146)”.
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
berada pada rentang umur 21-30 tahun yaitu
sebanyak 37 orang (54,4%) dan sebagian
kecil berada pada umur >40 tahun yaitu 2
orang (2,9%).
Pendidikan
Tabel 3 Distribusi Pendidikan Responden di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan.
No
Pendidikan Frekwensi %
Urut
1.
Tidak
4
5,9%
2.
sekolah
7
10,3%
3.
SD
29
42,6%
4.
SLTP
18
26,5%
5.
SLTA
10
14,7%
PT
68
100%
Jumlah
4.HASIL PENELITIAN.
Karakteristik Responden
1) Umur
Tabel 1 Distribusi Umur Responden untuk
bayi di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
No Umur
Jumlah
(%)
1. 1 bulan
2. 2 bulan
3. 3 bulan
4. 4 bulan
5. 5 bulan
6. 6 bulan
Jumlah
6
18
13
11
9
11
68
8,8%
26,5%
19,1%
16,2%
13,2%
16,2%
100%
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 29 orang
(42,6%) dan sebagian kecil tidak sekolah
yaitu sebanyak 4 orang (5,9%).
3) Pekerjaan
Tabel 4 Distribusi Pekerjaan Responden di
Desa Dlanggu Kecamatan
Deket
Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
memiliki bayi berusia 2 bulan yaitu sebanyak
18 bayi (26,5%) dan sebagian kecil memiliki
bayi berusia 1 bulan yaitu sebanyak 6 bayi
(8,8%).
SURYA
53
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang MP-ASI di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
No
Pengetahuan
1.
Kurang
2.
Cukup
3.
Baik
Jumlah
%
38,2%
32,4%
29,4%
100%
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
memiliki pengetahuan kurang tentang MPASI yaitu sebanyak 26 orang (38,2%) dan
hampir sebagian responden yang lain
memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI
yaitu sebanyak 20 orang (29,4%)
Berdasarkan gambar 4 diatas dapat di
jelaskan bahwa dari 68 responden sebagian
besar sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu
sebanyak 46 orang (67,6%) dan sebagian
kecil responden bekerja sebagai petani
(2,9%).
4) Paritas
Tabel 5 Distribusi Paritas Responden di Desa
Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan.
No
Frekwe
Paritas
%
Urut
nsi
1.
Petama
45
66,2
2.
Kedua
12
%
3.
Ketiga
7
17,6
4.
Keempat 4
%
10,3
%
5,9%
68
100
Jumlah
%
Perilaku Ibu dalam pemberian MP-ASI pada
bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu.
Kecamatan Deket. Kabupaten Lamongan.
Tabel 7 Distribusi Perilaku Ibu dalam
pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan
di Desa Dlanggu. Kecamatan Deket.
Kabupaten Lamongan.
No
Pemberian
Frekwensi %
Urut MP-ASI
1.
Diberikan < 6 39
57,4%
bulan
2.
Tidak
29
42,6%
diberikan < 6
bulan
68
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
responden
memberikan
makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dini pada usia <
6 bulan yaitu sebanyak 39 orang (57,4%)
Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku
Ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi
usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu Kecamatan
Deket Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat di jelaskan
bahwa dari 68 responden sebagian besar
responden memiliki 1 anak yaitu sebanyak 45
orang (66,2%) dan sebagian kecil responden
memiliki 4 anak yaitu sebanyak 4 orang
(5,9%)
2. Data Khusus
Data Khusus penelitian ini adalah
pengetahuan dan perilaku ibu yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI
pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang MP-ASI di
Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan.
SURYA
Frekwensi
26
22
20
68
Tabel .8. Hubungan antara Pengetahuan dan
Perilaku Ibu dalam pemberian MP-ASI pada
bayi usia 0-6 bulan di Desa Dlanggu
Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
54
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
Perilaku
Pengetahuan Ya
Kurang
20
(76,9%)
Cukup
12
(54,5%)
Baik
7
(35%)
39
Total
(57,4%)
(2003)#, mengatakan bahwa pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Apabila responden dalam
penelitian ini sebagian besar berpengetahuan
kurang kemungkinan dapat menimbulkan
perilaku yang kurang baik, yaitu tentang
pemberian MP-ASI yang tidak sesuai umur.
Total
Tidak
6
(23,1%)
10
(45,5%)
13
(65%)
29
(42,6%)
26
(100%)
22
(100%)
20
(100%)
68
(100%)
Masih banyakny ibu yang memberikan MPASI sebelum usia 6 bulan, disebabkan
hampir
sebagian
besar
responden
berpendidikan SLTP sebanyak 29 orang
(42,6%) sehingga perilaku yang tidak
didasari pengetahuan akan bersifat tidak baik
yang di dukung oleh teori dari Soekidjo
Notoatmodjo (2007: 140)* yang mengatakan
bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan, kesedaran dan sikap positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting), sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari pengetahuan maka
tidak akan berlangsung lama dan cenderung
berperilaku yang negatif.
Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
memiliki pengetahuan yang tinggi selalu
berperilaku yang sesuai harapan. Karena
dalam
perilaku
dipengaruhi
oleh
pengetahuan,
pendidikan,
sikap,
kepercayaan,
fasilitas kesehatan
dan
sebagainya.
Begitu
juga
sebaliknya,
seseorang yang memiliki pengetahuan yang
rendah, sebagian besar tidak berperilaku yang
sesuai harapan, karena dipengaruhi faktorfaktor diatas, dalam hal ini perilaku ibu
dalam pemberian MP-ASI yang tidak sesuai
usia.
Dari table 8 didapatkan hampir sebagian
besar pengetahuan ibu tentang MP-ASI
tergolong
kurang
dengan
perilaku
memberikan MP-ASI pada bayi 0-6 bulan
yaitu 20 orang (76,9%). Hampir sebagian
besar pengetahuan ibu tentang MP-ASI
tergolong
cukup
dengan
perilaku
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6
bulan yaitu 12 orang (54,5%). Hampir
sebagian besar pengetahuan ibu tentang MPASI tergolong baik dengan perilaku tidak
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6
bulan yaitu 13 (65%). Berdasarkan hasil
penelitian menggunakan Uji Chi Square
dengan N= 68, df = 2, didapatkan X² = 8,228
dan p = 0,018, sehingga p<0,05 jadi H0
ditolak berarti ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
pemberian makanan MP-ASI pada bayi usia
0-6 bulan.
4. PEMBAHASAN
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku
ibu dalam pemberian makanan pendamping
ASI (MP-ASI) dini usia 0-6 bulan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan data
hubungan antara pengetahuan dan perilaku
ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi
usia 0-6 bulan, didapatkan X² = 8,228 dan p
= 0,018 maka p < 0,05 yang artinya terdapat
hubungan antara pengetahuan dan perilaku
ibu dalam memberikan MP-ASI pada bayi
usia 0-6 bulan.
Adanya hubungan tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan Wakid et al (2007:
31) bahwa perilaku merupakan salah satu
Faktor yang dipengaruhi oleh pengetahuan,
oleh karena itu Soekidjo Notoatmodjo
SURYA
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Setelah peneliti menganalisa data dan melihat
hasil analisa data maka peneliti mengambil
suatu kesimpulan sebagai berikut :
Pengetahuan responden tentang MP-ASI
didapatkan sebagian besar 26 orang (38,2%)
yaitu mempunyai pengetahuan kurang
Perilaku responden tentang makanan
pendamping ASI (MP-ASI) didapatkan
sebagian besar 39 orang (57,4%) yaitu
55
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
Ibu (MP-ASI) Instant untuk Bayi 6-11 Bulan.
Jakarta: ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Gizi Masyarakat.
Depkes RI. 2006.Pedoman Umum Pemberian
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Lokal.
Jakarta: Satker Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Timur Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.
Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. 2000.
Menyiapkan Makanan Pendamping ASI.
Jakarta: Puspa Swara.
Ida Bagus Gde Manuaba. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC.
Kj Rubrik. 2007. Makanan Pendamping ASI:
http.//www.
Kellymom.
Com/nutrition/solids/delay-solids.html.
Kompas Harian. 2002. ASI: http.//www.
Kompas. Com/read/xm/Mari dukung ibu
memberi ASI#posting.
Nursalam. 2002. Konsep dan Penerapan
Metodologi Pendidikan Ilmu Keperawatan.
Jakarta: salemba Medika.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rina Sofiany. 2008. Resiko Pemberian
Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini.
http://www. Ayah Bunda- Online. Com.
Roesli Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif.
Jakarta: Trubus Agriwidya.
Rulina Suradi dan Heti Kristina. 2004.
Manajemen laktasi. Jakarta: Perinasia.
Soekidjo Notoatmodjo". 2003. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ilmu
Soekidjo
Notoatmodjo#.
2003.
Kesehatan
Masyarakat
Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo$. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakrta: PT.
Rineka cipta.
Soekidjo Notoatmodjo*. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo”. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Soetjiningsih. 2007. ASI Petunjuk Untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
memberikan MP-ASI pada bayi mulai usia 06 bulan
Terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan perilaku ibu dalam
memberikan MP-ASI pada bayi usia 0-6
bulan berdasarhan uji Chi Square dimana X²
hitung = 8,228 dan p = 0,018 (p<0,05)
b. Saran
5.2.1 Bagi ibu yang mempunyai bayi usia
0-6 bulan.
Diharapkan ibu mengetahui dan memahami
tentang MP-ASI sehingga ibu tidak
memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia
bulan.
5.2.2. Bagi tenaga Kesehatan
Perlunya peningkatan penyuluhan atau
memberikan informasi pada ibu yang
mempunyai bayi khususnya usia 0-6 bulan
tentang pengetahuan MP-ASI resiko
pemberian MP-ASI sebelum usia pemberian,
sehingga
ibu
memberikan
makanan
pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan
usia pemberian.
Bagi Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk penelitian berikutnya yang
berkaitan dengan MP-ASI dan dapat
mengembangkan populasi, kuesioner dan
variable lain yang belum diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Akre, James. 1994. Pemberian Makanan
Untuk Bayi Dasar-dasar Fisiologis. Jakarta:
Perinasia.
Ana Fitria. 2007. Panduan Lengkap
Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu
Semesta.
Apriadji, Wied Harry. 2006. Variasi
Makanan Sehat Bayi. Jakarta: Puspa Swara.
Arisman. 2003. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: EGC
Atika Walujani Moedjiono. 2007. ASI,
Terbaik Untuk Bayi. Kompas: http.//www.
Menyusui. Com.
Deddy Muchtadi. 2002. Gizi Untuk Bayi.
Jakarta: Puspa Sinar Harapan.
Depkes RI. 2003. Spesifikasi dan Pedoman
Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu
SURYA
56
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan pendamping asi pada
bayi usia 0-6 bulan di desa dlanggu kec. Deket kab. Lamongan
Wahid Iqbal Mubarok, Nurul Chayatin,
Khoirul Rozikin, dan Supradi. 2007. Promosi
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
SURYA
57
VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009
Download