BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, dari semenjak usia muda manusia telah mengenal olahraga namun saat melakukan olahraga itu sendiri diperlukan suatu tujuan mengapa olahraga dilakukan. Prestasi, rekreasi, kesehatan dan pendidikan adalah beberapa tujuan yang sering disebutkan saat olahraga dilakukan. Olahraga dengan tujuan prestasi menuntut pelaku olahraga itu sendiri untuk meraih prestasi. Salah satu olahraga prestasi adalah olahraga skateboarding. Skateboarding adalah suatu aktifitas berkendara dengan menggunakan sebuah skateboard dan melakukan trik dengan menggunakan skateboard itu sendiri, skateboarding juga bisa menjadi kegiatan rekreasi, sebuah bentuk seni, pekerjaan, atau metode transportasi. Menurut Agmasari (2015), saat mewawancarai ketua Federasi Skateboard Indonesia (FSI) Mulyo Suri Kresno pada acara jumpa pers Indonesia International Urban Sport Festival di Auditorium Kementrian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, skateboard bukanlah olahraga populer di Indonesia, tetapi memiliki peminat yang cukup besar. Diciptakan pada awal 1950-an, olahraga yang menuntut keseimbangan tubuh serta menantang adrenalin ini telah menjadi olahraga yang digemari banyak orang, khususnya generasi muda. Skateboard di Indonesia sendiri sudah berjalan dari tahun 1997 dan hingga saat ini terdapat lebih dari 30.000 skateboarder yang tersebar di berbagai daerah. Namun hanya ada sekitar 100 skateboarder yang sudah berhasil membuat prestasi, dari perbedaan jumlah yang sangat signifikan ini terlihat jelas bahwa Indonesia memiliki banyak kekurangan untuk meningkatkan prestasi skateboarding tanah air. 1 2 Adanya faktor kekurangan yang mungkin mempengaruhi kemampuan dan performa skateboarder atau pemain skateboard antara lain adalah keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, kesejahteraan sosial, percaya diri, motivasi, disiplin, dan rutinitas latihan serta kemampuan dasar fisik. Skateboarding bertujuan untuk melakukan trik dengan tingkat kesulitan tertentu dan dibutuhkan kemampuan dasar fisik seperti daya ledak otot tungkai yang baik untuk meraih lompatan tinggi ke atas, koordinasi, kecepatan, fleksibilitas dan stabilisasi yang baik untuk menghadapi rintangan atau obstacle diakhiri dengan pendaratan trik yang sehalus-halusnya. Trik dasar dalam skateboarding adalah Ollie, yaitu skateboarder melakukan lompatan ke arah atas dengan menggunakan skateboard nya. Untuk melakukan ollie yang baik dan cukup tinggi maka skateboarder dituntut untuk mempunyai kemampuan daya ledak otot tungkai yang baik yang diperlukan untuk melompat sehingga dapat mengangkat seluruh badan nya ke arah atas dengan baik dan melakukan pendaratan dengan kedua kaki di atas papan dengan sehalus-halusnya. Menurut Bompa dan Haff (2009), Power atau daya ledak otot adalah kemampuan untuk melepaskan tenaga maksimal dalam waktu yang secepat mungkin. Power berkaitan dengan kekuatan dan kecepatan gerak dan di definisikan sebagai kerja yang di produksi otot per unit waktu (force x distance/time). Daya ledak adalah kemampuan seseorang mengatasi tahanan dengan kecepatan tinggi dalam gerak yang utuh. Daya ledak otot adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat dalam satu gerakan. Power tidak hanya terdiri dari kekuatan otot saja, power sendiri memiliki berbagai aspek terdiri dari cross sectional dan ukuran otot dimana makin besar diameter atau ukuran otot nya maka tension atau tegangan yang dihasilkan juga akan meningkat, kemudian tipe fiber otot yang terdiri dari fast twitch (type IIa&b) dan slow twitch (type I) untuk menghasilkan ledakan maksimum, length tension relationship, recruitment motor units, tipe kontraksi dan kecepatan (force velocity relationship) dimana kontraksi concentric dapat menghasilkan kecepatan yang baik tetapi tegangan menurun 3 dan eccentric menghasilkan kecepatan yang baik pula tetapi tegangan otot tercapai maksimal saat panjang otot berada di tingkat physiological resting length. Untuk meningkatkan kemampuan yang menjadi faktor-faktor penunjang untuk meraih kemampuan daya ledak otot tungkai yang baik pada seorang skateboarder dibutuhkan latihan kekuatan otot, latihan stabilisasi, latihan pliometrik, latihan koordinasi neuromuskular dan kecepatan kontraksi otot. Dalam melakukan latihan-latihan tersebut, pemberian penanganan fisioterapi dapat dilakukan untuk dapat membimbing, mengarahkan, mengatur, mengawasi latihan serta kegiatan olahraga dan dapat berperan aktif dalam memberikan program meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard (WCPT, 2010). Menurut Permenkes 80 tahun 2013, fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, pelatihan fungsi, dan komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai oleh fisioterapi adalah peningkatan gerak fungsional agar skateboarder dapat melakukan trik dengan sebaik mungkin. Oleh karena itu fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam memberikan latihan stabilisasi, latihan pliometrik, dan latihan koordinasi dan kecepatan guna memaksimalkan potensi gerak yang ada. Glutes motor control adalah suatu bentuk latihan stabilisasi yang bertujuan untuk meningkatkan aktivasi dari otot-otot panggul yaitu m.gluteus maximus, m.gluteus medius, m.gluteus minimus agar otot-otot panggul dapat bekerja dengan baik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Lindsay et al (2009) mengenai Gluteal Muscle Activation During Common Exercises dengan melakukan pengukuran menggunakan elektromyographic, hip clam adalah salah satu latihan gluteal muscle activation yang mampu meningkatkan aktivasi otot panggul paling tinggi, terutama pada otot gluteus medius yang berguna untuk 4 membantu saat melakukan gerakan hip abduction dan hip external rotation serta menjaga aktif level pelvis pada saat berdiri dan berjalan, sehingga diperoleh alignment yang baik untuk mengefisienkan daya ledak otot tungkai yang maksimal saat skateboarder melakukan gerakan melompat. Daya ledak otot seorang skateboarder dapat dimaksimalkan melalui latihan pliometrik. Latihan tuck jump adalah salah satu latihan pliometrik dengan bentuk latihan melompat dari posisi berdiri dan mengangkat kedua lutut sampai setinggi dada. Posisi kedua lengan tergantung disamping badan, gerakan dilakukan dengan mengayunkan kedua lengan ke atas diikuti loncatan secara kearah atas. Pada saat meloncat kedua paha dan kedua lutut diangkat serta menekuk sampai menyentuh dada atau paha menempel pada perut, pendaratan dengan semi fleksi lutut. Penelitian Markovic (2007) menyimpulkan bahwa latihan pliometrik dapat meningkatkan power tungkai, terutama daya ledak otot tungkai yang sangat berperan bagi seorang skateboarder dalam melakukan gerakan melompat. Peran tungkai bawah untuk melakukan gerakan melompat tidak terlepas dari kondisi core stability yang baik. Core stability mempunyai korelasi yang sangat signifikan terhadap lower extremity performance (Aggarwal, 2010). Prone plank adalah salah satu latihan Core Stability yang menggambarkan kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya head and neck alignment, alignment of vertebral column thorax and pelvic stability/mobility, dan ankle and hip strategies (Saunders, 2008). Aktifitas core stability akan memelihara postur yang baik pada seorang skateboarder dalam melakukan gerak vertical jump serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Selain itu core stability juga berpengaruh terhadap peningkatan keseimbangan dan stabilitas, dengan stabilitas postur yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien (Barr, 2005). 5 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan efektivitas antara latihan gluteus motor control dengan latihan prone plank pada latihan tuck jump terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard. B. Identifikasi Masalah Skateboarding merupakan satu dari banyak olahraga prestasi. Pada olahraga skateboard, Ollie adalah trik dasar yang sangat penting, kemampuan pemain skateboard untuk melakukan ollie sangat dipengaruhi oleh keberanian, kemampuan daya ledak otot tungkai, kecepatan, koordinasi dan kemampuan melompat pada pemain skateboard tersebut. Namun tidak ada program latihan standar untuk melatih komponen yang diperlukan untuk melakukan trik ollie, seringkali pemain skateboard mempelajari trik ollie hanya melalui pengamatan video atau bertanya kepada senior skateboarder yang berujung pada aktifitas mencoba terus-menerus dengan hasil trial and error. Dengan kondisi tidak adanya standar prosedur latihan, maka masalah yang sering muncul pada seorang skateboarder adalah ketidaktahuan apa yang harus dilatih dan hanya mencoba berulang-ulang tanpa tahu apa yang harus dikoreksi. Pengamatan fisioterapi menyebutkan bahwa kemampuan daya ledak otot tungkai pemain skateboard yang belum memadai dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan, fleksibilitas otot, koordinasi neuromuskuler, serta stabilisasi sendi yang belum terlatih. Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya juga mempunyai peran yang sangat besar dalam menangani masalah penurunan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard, seorang fisioterapis harus dapat memahami konsep biomekanik pada gerakan-gerakan dalam skateboarding terutama pada kasus ini yaitu ollie. Untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai dapat diberikan dengan latihan-latihan seperti latihan kekuatan otot, latihan stabilisasi, latihan pliometrik, serta latihan koordinasi dan kecepatan. 6 Latihan stabilisasi seperti glutes motor control dan prone plank diperuntukan untuk melatih kontraksi otot, keseimbangan, kekuatan dan daya tahan otot. Latihan ini biasa digunakan untuk olahraga yang sifatnya membutuhkan keseimbangan, kontraksi otot dan daya tahan otot yang baik seperti olahraga skateboarding, stabilisasi diperlukan untuk membuat alignment yang baik agar dapat melakukan gerakan melompat pada skateboarding dengan kemampuan daya ledak otot tungkai secara efisien. Akan tetapi banyak skateboarder yang masih belum mengetahui bentuk latihan stabilisasi yang ternyata sangat dibutuhkan untuk meningkatan performa skateboarder dalam olahraga skateboarding. Beberapa skateboarder mungkin sudah mengetahui latihan stabilisasi namun belum dapat melakukan latihan stabilisasi dengan alignment yang baik dan benar, guna mengefisienkan daya ledak otot yang memadai dengan latihan stabilisasi maka peran fisioterapi sebagai pembimbing dan pengawas program latihan sangat diperlukan. Selain latihan stabilisasi, latihan pliometrik juga diperlukan untuk meningkatkan kekuatan otot, daya ledak otot, koordinasi dan kecepatan yang juga sangat diperlukan oleh seorang skateboarder untuk dapat melakukan triktrik skateboard yang menuntut komponen-komponen tersebut. Dalam latihan pliometrik, tuck jump merupakan salah satu latihan yang sangat penting bagi permainan skateboard karena berdasarkan pengamatan hampir setiap trik dalam skateboard menuntut skateboarder melakukan gerakan menekuk lutut saat melompat seperti yang terdapat pada gerakan tuck jump, tetapi sama hal nya seperti latihan stabilisasi, masih banyak skateboarder yang belum mengetahui betapa penting nya latihan tuck jump dan bagaimana cara melakukan gerakan pada latihan tuck jump yang baik dan benar. Oleh karena itu, penulis ingin membahas lebih jauh mengenai “Perbedaan efektivitas antara latihan gluteus motor control dengan latihan prone plank pada latihan tuck jump terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai pemain skateboard”. 7 C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah latihan tuck jump dan latihan gluteus motor control efektif meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard? 2. Apakah latihan tuck jump dan latihan prone plank efektif meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard? 3. Adakah perbedaan efektivitas antara latihan tuck jump dan latihan gluteus motor control dengan latihan tuck jump dan latihan prone plank terhadap peningkatan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara latihan tuck jump dan latihan gluteus motor control dengan latihan tuck jump dan latihan prone plank terhadap peningkatan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui efektivitas latihan tuck jump dan latihan glutes motor control terhadap peningkatan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard. b. Untuk mengetahui efektivitas latihan tuck jump dan latihan prone plank terhadap peningkatan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard. 8 E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui efektivitas intervensi fisioterapi dengan menggunakan penambahan latihan gluteus motor control dengan latihan prone plank pada latihan tuck jump untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai pada pemain skateboard. b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan informasi untuk program pelayanan fisioterapi. c. Sebagai bahan perbandingan serta bahan acuan dalam penelitian selanjutnya. 2. Praktis a. Agar fisioterapi dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat kepada pemain skateboard berdasarkan ilmu pengetahuan fisioterapi. b. Sebagai referensi pelatih skateboard dalam memberikan latihan pada pemain skateboard.