BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik adalah profesi kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam pelaporan laporan keuangan (Mulyadi, 2010). Akuntan Publik bertanggungjawab untuk memeriksa kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku dan menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi laporan keuangan yang benar, dapat dipercaya dan andal sebagai dasar pengambilan keputusan.Akuntan publik berdiri atas landasan kepercayaan pemakai laporan keuangan dan dituntut bertindak independen. Dari penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010), ditemukan dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).Disinilah peran pihak ketiga yang independen yaitu auditor, yang bertugas memeriksa kebenaran dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemenuntuk diberikan kepada pengguna laporan keuangan.Sehingga, informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan menjadi lebih relevan dan reliabel untuk 1 2 digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, seperti kasus IM2 yang melibatkan mantan Direktur Utama PT Indosat Mega Media (IM2) dan PT Indosat Tbk. Dalam kasus ini, saksi ahli dari BPKP, Dani Sudarsono menyatakan bahwa hasil audit dari BPKP kali ini sub standard atau di bawah standard. Dalam persidangan Mulia selaku pensiunan auditor BPKP menjabarkan kriteria tentu bukti yang sah untuk diaudit. Mulia menjelaskan, bukti yang kompeten adalah bukti yang didukung secara formal, baik dari segi sumber bukti tersebut maupun cara untuk mengumpulkan bukti. Menurut hakim, subyektivitas ini tidak jelas karena tidak ada standar yang menjadi acuan sehingga hasil audit menjadi tidak jelas. “Proses auditnya tidak obyektif lagi juga tidak independen" kata Eric selaku kuasa hukum penggugat. Dalam kasus IM2 ini, seharusnya auditor meminta keterangan kepada Kemenkominfo.Tapi itu juga tidak mereka lakukan.Dari sini bisa diketahui, auditor telah melanggar standar audit dan kriteria pihak yang wajib diaudit.(Tribun, 2014). Kasus lain yang cukup menarik adalah kasus audit PT.Telkom yang melibatkan kantor akuntan publik Eddy Pianto dan Rekan, dalam kasus ini laporan audit PT.Telkom tidak diakui oleh Securities Exchange Commision/SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat). Kasus ini mengharuskan adanya audit ulang PT.Telkom oleh KAP yang lain. Perkara ini muncul setelah 3 adanya laporan yang pada pokoknya tindakan Terlapor dengan sengaja memberikan interpretasi yang menyesatkan kepada PT. Telkom, PT. Telkomsel, dan US SEC mengenai Standar Audit Amerika khususnya AU 543. Tindakan Terlapor tersebut mengakibatkan rusaknya kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Eddy Pianto atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom sehingga menghalangi KAP Eddy Pianto untuk bersaing dengan Terlapor sehubungan dengan penyediaan layanan audit ke perusahaan-perusahaan besar yang tercatat di lantai bursa (Tempo, 2002). Audit menuntut keahlian dan profesionalismenya yang tinggi. Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman (Sunarto, 2003). Dari penelitian yang dilakukan oleh Kusharyanti (2003) ditemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasarinya. Sehingga dari penjelasan diatas dan dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin peka auditor itu dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut, sehingga akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 4 Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka hal yang penting bagi akuntan publik bukan hanya pengalaman kerja dan keahlian saja tetapi juga harus independen dalam pengauditannya.Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain, keberadaan auditor ditentukan dari independensinya (Supriyono, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Lavin (1976) dalam Kasidi (2007) meneliti 3 faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu : (1) Ikatan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, (2) Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada klien, dan (3) Lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien, Shockley (1981) dalam Kasidi (2007) meneliti 4 faktor yang mempengaruhi independensi, yaitu (1) Persaingan antar akuntan publik, (2) Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien, (3) Ukuran KAP, dan (4) Lamanya hubungan audit. Supriyono (2006) meneliti 6 faktor yang mempengaruhi independensi, yaitu: (1) Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, (2) Jasa-jasa lainnya selain jasa audit, (3) Lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, (4) Persaingan antar KAP, (5) Ukuran KAP, dan (6) Audit fee. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit yang mereka lakukan dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit 5 yang dihasilkannya. Dalam praktik audit, terkadang auditor akan menghadapi risiko kemungkinan kesalahan yang akan berdampak pada tingkat materialitas suatu laporan keuangan yang berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan adanya pengalaman sebagai auditor dapat mengatasi terjadinya risiko tersebut. Dalam kenyataannya, pengalaman kerja yang melekat pada diri auditor bukan jaminan bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas auditnya karena tidak mudah seorang auditor untuk menjaga independensinya. Oleh karena itu, hal menarik untuk meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor terkait pengalaman dan independensinya, maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Pengalaman Auditor dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit yang dihasilkan” 1.2. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengalaman dan independensi auditor berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit yang dihasilkan? 2. Apakah pengalaman dan independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit yang dihasilkan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut: 6 1. Untuk mengetahui apakah pengalaman dan independensi auditor berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui apakah pengalaman dan independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat kepada pembacanya, yakni manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut : 1. Manfaat teoritisyang diharapkan dari penyusunan penelitian ini adalah sebagai sarana pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang secara teoritis berhubungan dengan pembahasan penelitian ini sendiri, yakni pengalaman auditor dan independensi auditor. 2. Manfaat praktis yang diharapkan adalah penelitian ini dapat berguna sebagai sarana untuk memberikan informasi bagi Kantor Akuntan Publik dan auditor independen mengenai pengaruh dari pengalaman auditor dan independensi auditor terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor independennya itu sendiri. 1.5. Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna bagi pihak pihak yang berkepentingan berikut ini : 1. Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik khususnya bagi para auditor untuk mengetahui seberapa besar 7 pengaruh pengalaman auditor dan independensi seorang auditor terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga dengan itu, diharapkan auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. 2. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala akademisi sehingga mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bekerja di Kantor Akuntan Publik yang memiliki pengalaman dan indepensi sebagai seorang auditor. 3. Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasannya dan pengetahuannya dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan sumber informasi untuk pembaca melakukan penelitian sejenis. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini, maka penulis akan melaksanakan penelitian di Kantor Akuntan Publik di Bandung. Dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai.