PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi MULYANA SARI NIM. 109082000012 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 i ii iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi: Nama : Mulyana Sari Tempat, Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 7 Juni 1991 Alamat : Jl. Bulak wangi 2 No. 60 RT. 009/03 Ciputat Email : [email protected] II. Riwayat Pendidikan: TK Budi Asri Mampang 1996-1997 SD Negeri 1 Ciputat 1997-2003 SMP Negeri 2 Ciputat 2003-2006 SMA Negeri 1 Ciputat 2006-2009 III. Pendidikan Non-Formal; Kursus Bahasa Inggris di PEC Ciputat 2007-2010 Kursus Brevet A & B di IAI Daan Mogot 2014 IV. Pengalaman Kerja: Freelance Accounting Support di PT Agrakom Para Relatika V. Seminar: 1. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat Kemandirian Bangsa” 2. Sekolah Pasar Modal-Basic Training of Findamental & Technical Analysis 3. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK VI. Data Orang Tua: Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, yaitu pasangan dari: Nama Ayah : Mohammad Yahya Daud, SE Pekerjaan : Pegawai Swasta Nama Ibu : Hanifah Ali Bali, SE Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat Orangtua : Jl. Bulak Wangi 2 No.60 RT.009/03 Ciputat vi THE EFFECT OF ETHICS ORIENTATION AND EXPERIENCES TO SENSITIVITY ETHIC OF INTERNAL AUDITOR WITH PROFFESIONAL COMMITMENT AS INTERVENING VARIABLE ABSTRACT This research purposewas to examine the effect of ethics orientation and experiences to sensitivity of internal auditor with professional commitment as intervening variable. Respondent in this research were internal auditors who work at Manufacture Oil and Gas Company in DKI Jakarta. Total sample in this research was 50 respondents. Hypothesis in this research used path analysis. The result of this research indicated that ethic orientation had positive and significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with score 43.5%, experiences had not positive and significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with score 15.5%, ethics orientation and experiences had a positive and significant effect to professional commitment with score 64.7%, professional commitment had not significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with score -79.5%, ethic orientation and experiences had positive and significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with professional commitment as intervening variable with score 13% and 87% effected by others effects like ablelity, auditing situation and gender. Keywords: Ethics Orientation, Experiences, Sensitivity Ethic of Internal Auditor, Proffesional Commitment. vii PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OIL AND GAS SWASTA DI DKI JAKARTA) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal dengan komitmen professional sebagai variable intervening. Responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta. Total sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi etika berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal sebesar 43.5%, pengalaman tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal sebesar 15.5%, orientasi etika dan pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen profesional sebesar 64.7%, komitmen profesional tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal sebesar -79.5%, orientasi etika dan pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional sebagai variable intervening sebesar 13% dan sisanya sebesar 87% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keahlian, situasi audit dan gender. Kata Kunci: Orientasi Etika, Pengalaman, Sensitivitas Etika Auditor Internal, Komitmen Profesional. viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas barokah yang selalu diberikan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi di Universitas Islam Neheri Syarifhidayatullah Jakarta. Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan do’a, dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya atas bantuan dan do’a kepada: 1. Ayahku Mohammad Yahya Daud SE, mamaku Hanifah Ali Bali SE, abangku Hendri Ady ST, abangku Musliadi SH., MM dan anakku tercinta Alisha McCullough yang senantiasa memberikan kasih sayang, semangat dan do’a. 2. Bapak Arief Mufraini, Le., M.si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. 3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. 4. Bapak Dr. Amilin, M.si., Ak., BKP., CA., QIA, selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penulis. 5. Ibu Reskino, SE., M.si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penulis. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Akuntansi, terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya. 7. Teman-temanku Ranti, Rani, Juwita, Novem dan Titah terimakasih untuk support dan semangatnya. 8. Teman-teman Akuntansi kelas A 2009 terimakasih untuk do’a dan semangat dari kalian semua. ix 9. Seluruh pihak Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta yang telah menjadi responden pada skripsi saya sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan baik. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selesainya skripsi ini. Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saransaran yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 23 Maret 2015 Penulis x DAFTAR ISI Halaman Judul………………………………………………………. i Lembar Pengesahan Skripsi……………………………………….... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif…………………………. iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi………………………………….. iv Lembar Pernyataan Bebas Plagiat………………………………….. v Daftar Riwayar Hidup……………………………………………….. vi Abstract……………………………………………………………….. vii Abstrak………………………………………………………………... viii Kata Pengantar……………………………………………………….. ix Daftar Isi………………………………………………………………. xi Daftar Tabel…………………………………………………………... xiii Daftar Gambar……………………………………………………….. xiv Daftar Lampiran……………………………………………………… xvi BAB I PENDAHULUAN……………………………………..……… 1 A. Latar Belakang…………………………………………..……... 1 B. Perumusan Masalah………………………………………….…. 8 C. Tujuan Penelitian…………………………………………….…. 8 D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………….… 11 A. Telaah Litelatur…………………………………………………. 11 1. Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)…………....... 11 2. Teori Keperilakuan…………………………………………. 11 3. Definisi Auditor Internal…………………………………… 12 4. Etika………………………………………………........… 15 5. Komitmen Profesional………………………………….…. 21 6. Pengalaman……………………………………………….. 23 B. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 25 C. Dasar Perumusan Hipotesis………………………………...….. 29 D. Kerangka Penelitian……………………………………………. 42 xi BAB III METODE PENELITIAN…………………………...…....... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………... 44 B. Motode Pengumpulan Sampel……………………………….... 44 C. Metode Pengumpulan Data…………………………………… 44 D. Metode Analisis Data…………………………………………. 45 E. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurannya…………… 52 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN……………………… 56 A. Profil Umum Perusahaan………………………………………. 56 B. Hasil Instrumen Penelitian………………………………..……. 61 BAB V PENUTUP……………………………………………………. 90 A. Kesimpulan………………………………………….…………. 90 B. Implikasi…………………………………………….…………… 91 C. Saran…………………………………………………..………… 93 Daftar Pustaka……………………………………………….………… 94 Lampiran-Lampiran…………………………………………………... 99 xii Daftar Tabel No Keterangan 1.1 Kasus Pelanggaran Etika................................................... 2.1 Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Halaman 4 Eksternal............................................................................ 13 2.2 Klasifikasi Orientasi Etika................................................ 18 2.3 Proses Psikologi................................................................ 21 2.4 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu....................................... 26 3.1 Daftar Nama Perusahaan................................................... 40 3.2 Operasional Tabel.............................................................. 64 4.1 Profil Umum Perusahaan.................................................. 56 4.2 Pegawai Pada Keempat Perusahaan................................. 57 4.3 Karakteristik Data Kuesioner............................................ 58 4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional.................................................................... 4.5 4.6 59 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir........................................................................... 59 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan..... 60 4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja.................................................................................. 61 4.8 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Etika......................... 62 4.9 Hasil Validitas Item Pertanyaan Pengalaman.................... 63 4.10 Hasil Validitas Item Pertanyaan Sensitivitas Etika........ 63 4.11 Hasil Validitas Item Pertanyaan Komitmen Profesional... 64 4.12 Hasil Uji Reabilitas Konstruk........................................... 64 4.13 Koefisien Jalur Persamaan 1............................................. 66 4.14 Koefisien Determinasi (R²) 1............................................ 66 4.15 Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional..68 4.16 Pengujian Hubungan Antar Variabel...................................... 69 xiii 4.17 Hasil Uji Statistik t........................................................... 69 4.18 Hasil Uji Statistik F............................................................ 73 4.19 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1) dan Pengalaman (X2) Secara Simultan Dan Signifikan Terhadap Komitmen Profesional (Y).................................................. 74 4.20 Koefisien Jalur Persamaan 2............................................... 75 4.21 Koefisien Determinasi (R²) 2.............................................. 75 4.22 KorelasiOrientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional, Sensitivitas Etika................................................................ 78 4.23 Pengujian Hubungan Antar Variabel................................ 79 4.24 Hasil Uji Statistik t........................................................... 80 4.25 Hasil Uji Statistik F.......................................................... 86 4.26 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1), Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional (Y) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika (Z)............................................................................. xiv 87 Daftar Gambar No Keterangan Halaman 2.1 Skema Kerangka Penelitian........................................... 42 3.1 Diagram Jalur................................................................ 48 4.1 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1................. 73 4.2 Hasil Penelitian Analisis Jalur 2................................... 87 4.3 Diagram Jalur................................................................ 89 xv Daftar Lampiran No Keterangan Halaman 1 Lampiran Kuesioner Penelitian................................... 100 2 Lampiran Jawaban Kuesioner..................................... 108 3 Lampiran Tabel SPSS................................................ 117 4 Surat Izin Penelitian................................................... 124 5 Surat Keterangan Penelitian....................................... 129 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sensitivitas etika (ethical sensitivity) merupakan kemampuan untuk mengetahui sifat dasar etika dari sebuah keputusan (Shaub et al., 1993). Menurut komite Anderson (1986) dalam Irawati (2012), sensitivitas etika merupakan tanggung jawab professional. AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) mensyaratkan auditor untuk melatih sensitivitas profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitasnya. Hunt dan Vitell (1986) memaparkan bahwa kemampuan seorang professional untuk dapat mengerti dan sensitiv akan adanya masalahmasalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi. Dalam penelitian yang dilakukan Falah (2006), Shaub et al. (1993), Khomsiyah dan Indriyantoro (1999) mengembangkan persepsi komponen etika pada penelitian Hunt dan Vitell dimana faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman pribadi yang membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi yang membentuk komitmen pada organisasi dan lingkungan profesi merupakan pembentuk komitmen pada profesinya. Menurut Michelia (2012), di Indonesia sendiri pada tahun 2004 kode etik auditor internal telah diatur di dalam Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal. Sedangkan di lingkup Internasional The Institute Of 1 Internal Auditorscode Of Ethcis (IIA) telah menetapkan 4 (empat) prinsip yang harus dipegang teguh dan diterapkan oleh auditor internal, yaitu :Integrity, Objectivity, Confidentiality dan Competency. Sehubungan dengan kode etik tersebut, auditor sebenarnya sering dihadapkan dengan masalah etis yaitu seputar permasalahan melibatkan pilihan nilai-nilai yang bertentangan dengan aturan etika dimana aturan tersebut telah tertuang pada kode etik auditor internal seperti Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal, The Institute Of Internal Auditorscode Of Ethcis (IIA) ataupun aturan-aturan lainnya yang telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait lainnya. Hidayat dan Handayani(2010) mengungkapkan bahwa auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada profesi mereka, masyarakat, diri mereka sendiri dan organisasi dimana mereka bernaung. Schlenker dan Forsyth (1997) dalam Barnet et.al (1994) menyatakan bahwa perbedaan dalam ideologi etika digambarkan oleh dua dimensi yaitu relativisme dan idealisme. Relativisme mengukur suatu sikap seseorang yang mengarah ke prinsip moral dan aturan universal sedangkan idealisme mengukur sikap atau perilaku seseorang yang mengarah kejahatan terhadap orang lain. Idealis merasa bahwa kejahatan terhadap orang lain selalu dapat dihindarkan dan menghindari pemilihan dua hal yang membawa kejahatan jika mungkin mengakibatkan kejahatan yang dating dari orang lain. Selain orientasi etika, profesionalisme dan sensitivitas etika pengalaman merupakan satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor. Kematangan auditor dalam 2 melakukan audit tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan namun juga tidak kalah pentingnya adalah pengalaman yang diperoleh berpengalaman selama diyakini melakukan dapat pemeriksaan. mendeteksi Auditor kecurangan yang karena pengalamannya dalam menghadapi berbagai peristiwa yang wajar maupun tidak wajar. Demikian halnya dalam memberikan kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam tugasnya (Sumardi, 2001). Permasalahan yang dialami oleh Raden Motor, PT Kereta Api Indonesia, Anggota Komisi Pemilihan Umum, IM3 dan Akuntan Publik dibawah ini merupakan salah satu contoh pelanggaran etika. 3 No 1. 2. 3. 4. Tabel 1.1 Kasus Pelanggaran Etika Kasus Tahun Pelanggaran Kredit Macet 2009 Semestinya data laporan keuangan Raden Motor Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhammad sebagai pimpinan Raden Motor terdapat data yang diduga tidak dibuat seemestinya dan tidak lengkap oleh akuntan public. Manipulasi 2005 Komisaris PT Kereta Api Indonesia Laporan mengungkapkan adanya manipulasi Keuangan PT laporan keuangan BUMN tersebut Kereta Api dimana seharusnya perusahaan Indonesia merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan. Anggota KPU, 2004 Dalam penangkapan terhadap yakni Mulyana W Mulyana W Kusuma, tim intelijen Kusuma yang KPK bekerja sama dengan auditor Menyuap BPK. Penangkapan ini Anggota BPK menimbulkan pro dan kontra. Salah yakni Salman satu pihak berpendapat auditor yang Khairiansyah bersangkutan yakni Salman telah berjasa mengungkapkan kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena telah melanggar kode etik akuntan, Pelanggaran 2004 Pelanggaran ini berkaitan dengan Terhadap Standar pelaksanaan audit atas laporan Profesional keuangan PT Muzatek Jaya tahun Akuntan Publik buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Akuntan Publik Petrus. Selain itu Petrus juga telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004. Bersambung ke halaman berikutnya... 4 Tabel 1.1 (lanjutan) Tahun Pelanggaran 2002 Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen IM3 berkonspirasi dengan para pejabat tinggi Negara danotoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi. Sumber: Data primer yang dikelola No 5. Kasus Penggelapan Pajak Pertambahan Nilai IM3 Pelanggaran etika seperti ini seharusnya tidak terjadi apabila setiap auditor mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan penerapan etika secara memadai dalam pelaksanaan kerja profesionalnya. Pekerjaan seorang profesional harus dilakukan dengan sikap profesional dan penuh tanggung jawab yang berlandaskan pada standar moral dan etika. Dengan sikap profesionalisme, seorang auditor akan mampu berbagai tekanan yang muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar (Ajis, 2012).Sensitivitas etika juga dapat dipengaruhi oleh orientasi etika. Agar dapat melatih sensitivitas etika dalam hal pertimbangan etika, auditor dapat harus mengakui ada masalah etika yang sedang terjadi dalam pekerjaannya. Dan sensitivitas tersebut merupakan langkah awal dalam proses pengambilan keputusan etika. Untuk membuktikan keahlian atau profesionalisme seorang auditor juga harus memiliki pengalaman dalam praktek audit, karena auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan auditor yang berpengalaman. Oleh karena itu seorang auditor yang baik 5 dituntut untuk memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya,yang dimaksud adalah professional yang telah dididik untuk menjalankan tugas-tugasnya yang kompleks secara independen dan memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan menggunakan keahlian dan pengalaman mereka (Derber, 1991 dalam Widiyanto, 2005). Orientasi etika auditor tidak hanya berpengaruh pada sensitivitas etika tetapi juga pada komitmen organisasional dan komitmen profesional mereka. Auditor yang sensitif terhadap permasalahan etika akan lebih profesional.Agar dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat menyadari ada masalah etika dalam pekerjaannya, dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan keputusan etika (Aziza, 2008). Integritas juga menjadi sangat penting bagi profesi auditor karena profesi ini mempertaruhkan integritasnya untuk memeriksa kesaksian tentang integritas pihak lain (manajemen). Kesaksian tentang integritas pihak lain itu hanya dapat dipercaya jika auditor itu sendiri integritasnya memang baik (Wirnaningsih,2010). Penelitian ini merupakan studi lanjutan dari penelitian Kurniawan (2013). Hasil penelitian Kurniawan adalah orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen profesi, komitmen organisasi, dan sesitivitas etika. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Relativisme tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi, komitmen profesi tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, dan komitmen 6 profesi tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut: 1. Perbedaan lainnya adalah penambahan variabel independen yaitu pengalaman dan variabel dependen auditor internal, yang mana disarankan dalam penelitian terdahulu untuk menggali faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap sensitivitas etika. 2. Objek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sampel yang terdiri dari internal auditor yang berada pada beberapa Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta, sedangkan penelitian Kurniawan pada Auditor KAP di Kota Semarang. 3. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis) untuk menguji korelasi dan hubungan langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap variabel intervening dan variabel dependen. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode Partial Least Square (PLS). 4. Perbedaan lainnya adalah pada waktu penelitian, jika penelitian Kurniawan dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian sekarang pada tahun 2015. Studi ini menguji apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh terhadap sensitivitas auditor internal dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening yang dilakukan oleh auditor perusahaan swasta. Berdasarkan pemaparan diatas, oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta. Dan berdasarkan literatur yang ada sebelumnya, masih sangat 7 sedikit penelitian yang menjadikan auditor internal perusahaan swasta dijadikan objek dalam penelitian-penelitian ilmiah sebelumnya. Dengan demikian, judul skripsi ini ialah ”Pengaruh Orientasi Etika Dan Pengalaman Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Internal Dengan Komitmen Profesional Sebagai Variabel Intervening”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan mengemukakan permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penelitian, yaitu: 1. Apakah orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas auditor internal? 2. Apakah pengalaman berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas auditor internal? 3. Apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional? 4. Apakah komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas auditor internal? 5. Apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas auditor internal dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi enam poin, yaitu: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika terhadap sensitivitas etika auditor internal. 8 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap komitmen profesional. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komitmen profesional terhadap sensitivitas etika auditor internal. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil daripenelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain: 1. Bagi Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta untuk memahami apakah penerapan orientasi etika, pengalaman dan komitmen profesional di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan sensitivitas auditor internal. 2. Bagi Auditor Internal Sebagai suatu sumber yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kinerja auditor internal Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta serta menjalankan fungsi pengawasan dengan baik. 3. Bagi Peneliti Berikutnya Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 9 4. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulistentang pentingnya keahlian auditor internal, serta terutama tentang komponen-komponen yang mempengaruhi sensitivitas etika auditor internal sehingga dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Literatur 1. Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting) Konsep perilaku (behaviour concept) pada awalnya merupakan kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktorfaktor psikologi dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi, sikap dan personalitas sangat relevan dengan bidang akuntansi. Para akuntan, peneliti operasional dan ahli manajemen telah mengembangkan faktorfaktor psikologis dan sosial psikologi termasuk masalah pengendalian seperti halnya sosial dan fenomena personal (Cahyasumirat, 2006). Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia seperti etika (sikap), sensitivitas etika auditor internal dan komitmen profesional. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan akuntansi di Indonesia. 2. Teori Keperilakuan Teori keperilakuan adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia. Dalam ilmu keperilakuan terdapat tiga kontributor utama, yaitu psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Ketiganya dapat menjelaskan dan menggambarkan perilaku manusia. Perilaku manusia sendiri dipengaruhi oleh: 1) Struktur Karakter (character structure) seperti kepribadian, kebiasaan, dan tingkah laku; 2) Struktur Sosial (social structure) seperti ekonomi, politik, dan agama; 3) Dinamika 11 Kelompok (dynamic group) yang merupakan kombinasi dan struktur karakter dengan struktur sosial. Psikologi dan psikologi sosial memberikan kontribusi banyak dalam perkembangan keperilakuan yaitu kepribadian, sikap, motivasi, persepsi, nilai, dan pengalaman (Setyorini, 2011). Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek perilaku manusia dalam organisasi, khususnya auditor. Teori keperilakuan menjelaskan hubungan antar variabel orientasi etika dan pengalaman dengan sensitivitas etika auditor internal. Auditor yang tidak mempunyai orientasi etika yang tinggi dan tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang orientasi etika yang tinggi dan yang berpengalaman. Jadi orientasi etika dan pengalaman mempengaruhi perilaku auditor yang kemudian akan mempengaruhi sensitivitas etika auditor. 3. Definisi Audit Internal Pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s et. Al., (2005) adalah sebagai berikut: “Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu 12 anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif”. Pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat dalam sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan (http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11). Audit internal telah berkembang dari profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalahmasalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya, audit internal berfungsi sebagai adik dari profesi audit eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan (Sawyer’s et. al., 2005). Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal Auditor Internal Auditor Eksternal Merupakan karyawan perusahaan, Merupakan orang yang atau bisa saja merupakan entitas independen di luar perusahaan. independen. Melayani kebutuhan organisasi Melayani pihak ketiga yang meskipun fungsinya harus dikelola memerlukan informasi keuangan oleh perusahaan. yang dapat diandalkan. Bersambung kehalaman berikutnya.. 13 Tabel 2.1 (lanjutan) Auditor Internal Auditor Eksternal Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah. Memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan semua tingkatan Sumber: Sawyer’s et. al., (2005) Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental. Dari penjelasan diatas terlihat apa saja perbedaan antara auditor internal dengan auditor eksternal. Auditor internal merupakan karyawan perusahaan yang independen dan objektif, serta melakukan fungsi pengawasan yang berkelanjutan dengan menilai sistem internal control, menilai efesiensi dan efektivitas prosedur operasional keuangan serta semua kegiatan perusahaan, pencegahan kecurangan dalam semua aktivitas perusahaan, dan membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik, serta memberikan suatu laporan hasil audit berupa rekomendasi atas penilaiannya untuk perbaikan. Sedangkan auditor eksternal merupakan pihak luar perusahaan yang independen, yang melakukan pemeriksaan secara periodik/tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan serta mencegah dan mendeteksi bila terjadi kecurangan dalam laporan 14 keuangan yang material, serta memberikan opini atau pendapat atas penilaian terhadap laporan keuangan tersebut. 4. Etika 1. Definisi etika Menurut Rismawaty (2008), kata etika, sering disebut dengan istilah etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “ethicus” dan dalam bahasa Yunani disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia. Mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. Etika juga disebut ilmu normatif, yang dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika merupakan cabang filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalanpersoalan yang berhubungan dengan masalah kesusialaan, dan kadangkadang orang memakai istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat asusila. Dengan demikian dapat dikatakan etika ialah penyelidikan filosofi mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan hal-hal baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat dibidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melaikan membahas bagaimana manusia itu bertingkah laku benar. Etika juga merupakan filsafat praktis 15 manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar atau dalam pengertian lain tentang moral dan immoral. 2. Sistematika Etika Secara umum, menurut Keraf (1993) dalam Rismawaty (2008), bahwa etika dapat dibagi dua bagian, yaitu : 1. Etika Umum Membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk menilai “baik atau buruknya” suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. 2. Etika Khusus Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau dapat juga sebagai seseorang profesional untuk bertindak etis yang berlandaskan teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus dibagi menjadi dua bagian, yaitu antara lain: 1. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur (akhlakul kharimah). 16 2. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata krama dan saling menghormati yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya. 3. Orientasi Etika Hal yang perlu diperhatikan dalam etika adalah konsep diri dari sistem nilai yang ada pada auditor sebagai pribadi yang tidak lepas dari sistem nilai diluar dirinya. Tiap-tiap pribadi memiliki konsep diri sendiri yang turut menentukan perilaku etikanya, sesuai dengan peran yang disandangnya (Khomsiayah, 1998 dalam Falah, 2006). Menurut Forsyth (1980) bahwa orientasi etika dikendalikan oleh dua karakteristik, yaitu idealisme dan realitivisme. Idealisme mengacu pada pemahaman seorang individu yang percaya bahwa keinginan dari konsekuensi dapat dihasilkan tanpa melanggar petunjuk moral. Sikap idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan terhindar dari berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap idealis hanya mementingkan dirinya sendiri agar dapat mendapat fee yang tinggi dengan meninggalkan sikap independensi. Di sisi lain, sikap realitivisme secara implisit menolak moral absolut pada perilakunya. Kedua konsep tersebut bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan skala yang terpisah, yang 17 dapat dikategorikan menjadi empat klasifikasi sikap orientasi etika: (1) Situasionisme, (2) Absolutisme, (3) Subyektif, (4) Eksepsionis. Penjelasan mengenai empat klasifikasi sikap dalam orientasi tersebut dijelaskan dalam tabel 2.2 sebagai berikut (Forsyth, 1980): Idealisme Tinggi Idealisme Rendah Tabel 2.2 Klasifikasi Orientasi Etika Relativisme Tinggi Relativisme Rendah Absolutisme Situasionis menolak bahwa aturan moral, membela Mengasumsikan hasil yang terbaik hanya analisis individual atas dicapai dengan mengikuti setiap tindakan dalam aturan moral secara setiap situasi universal. Subyektif Penghargaan lebih didasarkan pada nilai personal dibandingkan prinsip moral secara universal Eksepsionis Moral secara mutlak digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap standar yang berlaku. Sumber: Forsyth (1980) Penelitian Hunt dan Vitell yang dilakukan pada manajemen pemasaran mendukung adanya hubungan orientasi etika dengan faktor eksternal seperti lingkungan budaya, lingkungan industri atau perusahaan, lingkungan organisasi dan pribadi yang merupakan faktor internal individu tersebut (Falah, 2006). Idealisme menunjukkan keyakinan bahwa konsekuensi sebuah keputusan yang diinginkan dapat diperoleh tanpa melanggar nilai-nilai luhur moralitas. Sedangkan konsep relativisme menunjukkan perilaku penolakan terhadap kemutlakan aturan-aturan moral yang mengatur perilaku individu yang ada. Kebalikannya, orientasi etika non- 18 relativisme (atau absoulutisme) menunjukkan pengakuan adanya prinsip-prinsip moral dengan kewajiban-kewajiban yang mutlak (Ajis, 2012). 4. Sensitivitas Etika Auditor Penelitian dalam akuntansi difokuskan pada etika dalam hal kemampuan pengambilan keputusan dan perilaku etis. Kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika (Aziza, 2008). Jika auditor tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengatahui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika (ethical sensitivity) (Jones, 1991 dalam Kurniawan, 2013). Hunt dan Vitell (1986) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika akuntan berdasarkan teori yang ditemukannya. Secara khusus, lingkungan budaya akuntan (CPA), pengalaman personal, lingkungan industri dan lingkungan organisasional dihipotesiskan untuk mempengaruhi mereka dalam mengenal situasi yang memuat etika. Lingkungan budaya dan pengalaman personal diasumsikan sebagai bentuk orientasi etika akuntan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Forsyth (1980) yaitu idealisme dan relativisme. Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat diperngaruhi oleh sensitivitas penilaian individu tersebut. Faktor yang penting dalam menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para 19 individu bahwa mereka adalah agen moral. Kesadaran individu tersebut dapat dinilai melalui kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai etis dalam suatu keputusan yang disebutkan sebagai sensitivitas etika (Falah, 2007). Kemampuan seorang individu untuk berperilaku profesional sangat dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Menurut Falah (2007) faktor yang terpenting dalam menilai sensitivitas etis adalah kesadaran individu bahwa mereka sebagai agen moral. Oleh sebab itu kesadaran etis dapat dinilai melalui kemampuannya untuk menyadari adanya nilai-nilai etis dalam lingkungan dimana dia bekerja. Rest (1983) dalam Richmond (2001) mengajukan model atau kerangka analisis empat komponen kerangka kerja untuk meneliti pengembangan proses berpikir moral individual dan perilaku individu dalam mengambil keputusan dimana tiap komponen tersebut mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan pada komponen dapat menyebabkan perilaku tidak etis. Menurut Rest (1983) komponen tersebut dicirikan sebagai berikut: 1. Pengenalan individu pengevaluasian akan pengaruh keberadaan pilihan masalah perilaku etis potensial dan pada kesejahteraan pihak yang terimbas. 2. Penentuan perilaku moral secara ideal yang sesuai untuk sebuah situasi. 3. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan berbagai hasil yang dinilai dan diimplikasi moralnya. 4. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut. 20 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sensitivitas etika berasal dari diri kita sebagai seseorang yang bermoral. Sensitivitas etika berasal dari kesadaran kita untuk menyadari lingkungan dimana kita bekerja sebagai individual atau agen. Tabel 2.3 Proses Psikologi Proses Psikologi I. Sensitivitas Moral II. Penentuan Pertimbangan Hasil Identifikasi dilema moral III. Pertimbangan Yang Mendalam Pertimbangan moral untuk solusi yang ideal dengan dilemanya Niat untuk patuh atau tidak patuh dengan solusi yang ideal IV. Karakter Moral Tindakan moral atau perilaku Sumber: Rest (1983) 5. Komitmen Profesional Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya. Komitmen profesional yang didasari oleh pemahaman perilaku, sikap dan orientasi profesional seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas merupakan cerminan dari norma-norma, aturan dan kode etik profesinya. Norma, aturan dan kode etik profesin ini berfungsi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas pekerjaannya. Ini berarti dalam diri seorang profesional terdapat suatu sistem nilai atau norma yang akan mengatur perilaku mereka didalam proses pelaksanaan tugas atau pekerjaan mereka. Tingkat keinginan untuk mempertahankan sikap profesional tersebut dapat berbeda-beda antara pekerja dengan pekerja lainnya, tergantung persepsi individu 21 masing-masing. Karena itulah suatu asosiasi profesi ditekankan akan adanya tingkat komitmen profesional yang tinggi yang diwujudkan dalam kinerja yang berkualitas sekaligus sebagai jaminan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang dihadapinya (Trianingsih, 2003). Komitmen profesional menurut Allen dan Meyer (1984) dalam Istiqomah (2008) dapat dilihat melalui: a. Bagaimana seseorang yang berdedikasi terhadap profesinya seperti meningkatkan keterampilan dalam pekerjaannya, menjunjung tinggi profesi dan memaknai nilai-nilai dalam profesi. b. Komitmen profesi dilihat dari segi kewajiban sosial, bagaimana seorang membawa pekerjaannya di masyarakat, seperti kebanggan atas profesi yang dijalani. c. Otonomi, berkaitan dengan penerapan standar-standar khusus dan umum dalam pekerjaan, jaringan komunikasi aktif, dan ikut dalam kegiatan yang diadakan berkaitan dengan profesi. Komitmen profesional dapat didefinisikan sebagai (1) Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari profesi, (2) sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguhsungguh guna kepentingan profesi, (3) sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi (Araya et. al., 1982 dalam Restuningdiah, 2009). Komitmen profesi diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan kerja individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan 22 tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika. Komitmen pada profesi dikembangkan selama mengikuti kuliah di perguruan tinggi dan semala permulaan masuk karir. Selama periode itu afiliasi dengan nilai profesional dikembangkan dengan kuat. (Araya et. al., 1996 dalam Alfianto, 2002). Pemahaman komitmen profesional sangatlah penting agar tercipta suasana penghargaan terhadap profesi yang baik sehingga operasi perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif serta bisa menumbuhkan motivasi untuk mencapai kepuasan kerja yang tinggi. Komitmen yang kuat biasanya terdapat pada pegawai yang masa kerjanya sudah lama, mereka yang bekerja dalam kelompok yang mempunyai komitmen tinggi terhadap pekerjaan maupun terhadap organisasi kerja sebagai akibat logisnya. Komitmen kerja diperusahaan tidak terlepas dari bentuk hubungan antara pegawai dengan pekerjaan atau profesinya (Ajis, 2012). Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen profesional adalah keyakinan dan penerimaan tujuan serta nilai profesi, mempertahankan keanggotaan dalam profesi, keinginan untuk berusaha sekuatnya dalam profesi dan perilaku sesuai dengan kepentingan publik serta menjauhkan diri dari perilaku yang membahayakan profesi. 6. Pengalaman Menurut Widiyanto (2005), pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang 23 dialami dalam perjalanan hidupnya. Marinus (1997) dalam Sukriah (2011) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job). Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Fazio & Zanna (1978) serta Regan & Fazio (1977) dalam Wardoyo(2011) merumuskan bahwa auditor yang kurang berpengalaman memiliki tingkat kepercayaan diri lebih rendah dibandingkan dengan auditor yang sudah berpengalaman. Fazio & Zanna (1978) menyebutkan dua alasan mengapa pengalaman menghasilkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Pertama, pengalaman menghasilkan banyak simpanan informasi dalam memori jangka panjang auditor. Bila auditor menghadapi tugas yang sama selain mereka dapat dengan mudah mengakses lebih banyak informasi. Dengan dukungan banyak informasi, auditor dapat mengerjakan tugasnya dengan lebih percaya diri. Kedua, saat auditor menjalankan suatu tugas, maka perilakunya akan terfokus pada tugas tersebut. Dengan memfokuskan perilaku pada tugas tersebut dan mereka juga akan memperoleh lebih banyak pengetahuan yang berkaitan dengan tugas tersebut. Peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus 24 dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional. Auditor harus menjalanai pelatihan yang cukup. Pelatihan disni dapat berupa kegiatan-kegiatan seperti seminar, simposium, lokakarya dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, pengarahan yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor pemula (yunior) juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan karena kegiatan ini dapat meningkatkan kerja auditor, melalui program pelatihan dan praktek-praktek audit yang dilakukan para auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ia temui, struktur pengetahuan auditor yang berkenaan dengan kekeliruan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun dengan bertambahnya pengalaman auditor (Asih, 2006) B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel. 25 No 1. 2. Peneliti (Tahun) Gusti Ayu, Nyoman Trisna, Ni Kadek (2014) Dani Adi Kurniawan (2013) Tabel 2.4 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Metode Penelitian Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh Budaya Etis Orientasi Etika Budaya Etis Organisasi, Idealisme, Idealisme Organisasi Dan Relativisme Relativisme, Populasi seluruh Terhadap Sensitivitas Sensitivitas Etika Aparatur Etika Auditor Metode Uji Inspektorat Hipotesis SPSS 19 Pemerintah Kabupaten Buleleng Pengaruh Orientasi Variabel Tidak terdapat Etika Teehadap Komitmen variabel Sensitivitas Etika Profesional sebagai independen dan Auditor Dengan variabel variabel dependen. Komitmen Profesional Intervening Metode penelitian: Dan Komitmen Partial Least Organisasi Sebagai Square (PLS) Variabel Intervening Populasi: 6 KAP di Semarang. Hasil Penelitian Budaya Etis Organisasi, Orientasi etika Idealisme Relativisme berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor. Idealisme berpengaruh terhadap komitmen profesi, komitmen organisasi, dan sesitivitas etika. Relativisme berpengaruh terhadap komitmen profesional, dan sensitivitas etika. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Bersambung kehalaman berikutnya 26 26 No 3. 4. Peneliti (Tahun) Indira Juniarti (2011) Widi Hidayat dan Sari Handayani (2010) Tabel 2.3 (lanjutan) Metode Penelitian Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Analisis Pengaruh Variabel Nilai etika, Pengalaman Auditor, Pengalaman, persepsi dan Komitmen Profesional, komitmen pertimbangan etis Orientasi Etika Dan profesional, Populasi: Auditor Nilai Etika Organisasi orientasi etika BPK se Jawa. Terhadap Presepsi Dan Pertimbangan Etis (Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia) Peran Faktor-Faktor Individual Dan Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara Variabel Pengalaman kerja Hasil Penelitian Orientasi berpengaruh signifikan terhadap persepsi dan pertimbangan etis. Namun pengalaman, komitmen profesional, dan nilai etika organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi dan pertimbangan etis Locus of control, Interaksi antara locus of self efficacy, control, self efficacy, tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan gender, dengan pertimbangan pertimbangan etis etis berpengaruh dan perilaku signifikan terhadap auditor dalam perilaku auditor dalam situasi konflik audit situasi konflik audit. Populasi: Auditor Sedangkan interaksi Inspektorat antara pengalaman Sulawesi Tenggara. kerja, jenis kelamin dengan pertimbangan etis tidak berpengaruh signifikan 27 Bersambung kehalaman berikutnya 27 No 5. 6.. Peneliti (Tahun) Aziza dan Salim (2008) Wijayanti (2008) Tabel 2.3 (lanjutan) Metode Penelitian Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh Orientasi Variabel Idealisme, Komitmen Etika Pada Komitmen relatisme, organisasional. Dan Sensitivitas Etika komitmen Metode penelitian Auditor profesional dan menggunakan path sensitivitas etika analysis AMOS Populasi: 11 KAP di Bengkulu dan Sumatra Selatan. Pengaruh Komitmen Variabel komitmen Variabel Auditor, Terhadap Kepuasan profesional kepuasan kerja, Kerja Auditor motivasi Internal:Motivasi Sebagai Variabel Moderating Hasil Penelitian Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen. Komitmen organisasional dan profesional tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor internal. Sumber: Data primer yang diolah 28 28 C. Dasar Perumusan Hipotesis a. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen Profesional Auditor Internal sering menghadapi situasi yang dilematis dalam menjalankan tugasnya. Konflik audit muncul ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritas dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor, 1995 dalam Sutiarsi, 2014). Hal ini menyebabkan auditor dihadapkan pada pilihan keputusan etis ataupun tidak etis. Etika seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lingkungan kerja. Hunt dan Vitell (1986) menyebutkan kemampuan seseorang profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalahmasalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi. Sedangkan komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin, 1990 dalam Kurniawan, 2013). Agar auditor dapat menerapkan etika secara nyata dalam menjalankan tugasnya, tentu dibutuhkan komitmen professionalisme yang mendalam dari diri mereka sendiri untuk mengetahui dan memahami keterkaitannya atas etika. Jeffry (1996) mengatakan komitmen profesional adalah (1) suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai-nilai dalam organisasi profesi, (2) kemauan untuk 29 memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi, keinginan untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi. Hogan dalam Kurniawan (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa orientasi etika yang dikendalikan oleh dua karakteristik idealisme dan relativisme berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap komitmen profesi. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Minanda (2013) mengenai pengaruh etika terhadap pertimbangan tingkat materialitas, menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif. Penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2012) mengenai orientasi etika terhadap komitmen profesional, hasilnya juga menunjukkan hubungan yang yang signifikan dan positif. Agar dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat menyadari ada masalah etika dalam pekerjaannya, dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan keputusan etika. Penelitian yang dilakukan oleh Indira (2011) mengenai pengaruh orientasi etika terhadap persepsi dan pertimbangan etis, menunjukkan hubungan yang positif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hogan dalam Kurniawan (2013), Miranda (2013), Irawati (2012), serta Indira (2011), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1: Orientasi Etika berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. 30 b. Pengaruh Pengalaman Terhadap Komitmen Profesional Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki oleh audit, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang berpengalaman. Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1)mendeteksi kesalahan, 2)memahami kesalahan dan 3)mencari penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam Salim, 2012). Kompetensi seseorang (pendidikan, keahlian dan pengalaman) berpengaruh terhadap komitmen profesional seseorang dalam bekerja. Menurut Nor (2012) untuk dapat melaksanakan tugas audit dengan baik, maka seorang auditor dalam melaksanakan pemeriksaan selain memiliki pengetahuan juga harus memiliki keahlian. Keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seseorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2012) mengenai pengaruh etika, keahlian dan pengalaman audit terhadap skeptisme profesional auditor, menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. 31 Dalam penelitiannya auditor harus menunjukkan sikap yang ahli dan berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing. Hal ini mengharuskan auditor agar terus meningkatkan keahlian dan pengalaman secara berkesinambungan dengan cara mengikuti pelatihan, seminar dan simposium. Begitupula penelitian yang dilakukan Hudiwinarsih (2010) mengenai pengalaman terhadap sikap professional auditor yang hasilnya menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap sikap professional auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005) mengenai pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit teradap skeptisme profesional auditor menunjukkan hubungan yang positif baik secara parsial maupun secara simultan. Secara parsial pengaruh pengalaman audit dan risiko audit terhadap skeptisisme profesional auditor kecil, namun secara simultan pengaruhnya cukup besar yaitu 61%. Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) bahwa pengalaman memiliki pengaruh positif terhadap professionalisme auditor. Lamanya bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting yang mempengaruhi sikap profesionalisme. Dimana pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan audit expertise dan professional judgment dalam pemeriksaan. Hal-hal tersebut tentu berkaitan dengan pembentuk sikap profesionalisme. 32 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012), Anggraini (2012), Hudiwinarsih (2010), Suraida (2005), Sumardi (2001) maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha2: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. c. Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Terhadap Komitmen Profesional Komitmen merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kerja, dan komitmen memiliki hunbungan yang sangat positif dengan kinerja. Komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas seseorang terhadap pekerjaan yang keberhasilan dilakukannya untuk dapat mencapai tingkat yang tinggi. Untuk tetap mempertahankan sikap profesionalismenya kesadaran etis dan sikap profesional menjadi hal yang sangat penting bagi seseorang akuntan (Louwers, et al 1997). Penelitian yang dilakukan oleh Adi (2004) mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap komitmen profesionalisme, menunjukkan hubungan positif dan signifikan. Libby (1990) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan temuan audit. Dalam kutipan Jeffrey (1996) pada penelitian-penelitian mengenai pengalaman dibidang psikologi memperlihatkan bahwa seseorang yang lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang substantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa. 33 Sama halnya dalam penerapan dan pengembangan panelitian masalah pengalaman dalam bidang auditing. Butt J.L (1988) memaparkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Sedangkan dalam hubungannya dengan skeptisisme profesional auditor Rita et. al. (2011) menemukan bahwa pengalaman audit memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman mempengaruhi komitmen profesionalisme. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Louwers, et all (1997), Adi (2004), Libby (1990), Butt (1988), dan Rita et. al. (2011), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha3: Orientasi Etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. d. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Auditor Internal Etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, bak yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi (Alim, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012) mengenai pengaruh pengalaman auditor, komitmen profesional, orientasi etis, dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor, menujukkan hubungan yang signifikan dan positif. Orientasi etika bisa disandarkan pada pola-pola etika yang 34 diakui masyarakat secara umum dan dapat dijakadikan pedoman bahwa prinsip moral adalah salah satu aspek terpenting bagi seseorang di lingkungan tempat ia bekerja sekaligus bersosialisasi agar timbul persepsi yang bisa menyadarkan bahwa tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan bisa dihindari demi menjaga akuntabilitas profesi dalam masyarakat luas. Januarti (2011) dalam penelitiannya menyatakan hasil yang sama bahwa orientasi etis berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi dan penilaian etika sehingga pemahaman etis yang baik oleh seorang auditor akan semakin baik terhadap sensitivitas yang dimilikinya. Begitupula penelitian yang dilakukan Aziza (2008) mengenai pengaruh orientasi etika terhadap sensitifitas menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa seorang auditor yang absolutis (relativisme rendah, idealisme tinggi) akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat sensitivitas etika yang tinggi. Sedangkan relativisme rendah lebih sensitif terhadap situasi yang melanggar norma atau peraturan. Penelitian yang dilakukan Falah (2007) menyatakan relativisme kurang sensitif terhadap situasi yang melanggar norma atau aturan. Hal ini berbeda dengan idealisme lebih sensitif terhadap situasiyang melanggar norma atau aturan, dimana seseorang idealisme akan peka pada kerugian yang menimpa prang lain sehingga orientasi etis seseorang bisa mempengaruhi sensitivitas etika yang dimilikinya. 35 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ajis (2012), Januarti (2011), Aziza (2008) dan Falah (2007), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha4: Orientasi etika berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas auditor internal. e. Pengaruh Pengalaman Terhadap Sensitivitas Auditor Internal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya. Jika didefinisikan, pengalaman merupakan gabungan dari semua yang diperoleh dari hasil interaksi atas semua yang pernah dialami. Penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012) bahwa pengalaman auditor internal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas auditor internal. Pengalaman bekerja yang cukup memadai dapat membantu menjaga nilai-nilai etika dalam bersikap di dunia kerja bagi seseorang auditor, sedangkan hal positif yang diterima dari perusahaan klien pun berdampak pada meningkatnya citra baik bagi auditor itu sendiri sehingga kerja sama yang baik dapat terbina. Butt (1988) dalam Gusti (2008) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya dibanding auditor yang kurang berpengalaman. Purnamasari (2005) dalam penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa seseorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki 36 keunggulan dalam beberapa hal diantaranya; mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, mencari penyebab munculnya kesalahan. Keunggulan tersebut Berbagai macam bermanfaat bagi pengembangan keahlian. pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih mudah dan peka dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) bahwa pengalaman memiliki pengaruh positif terhadap professionalisme auditor. Lamanya bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting yang mempengaruhi sikap professionalisme. Dimana pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan audit expertise dan professional judgment dalam pemeriksaan. Hal-hal tersebut tentu berkaitan dengan pembentuk sikap professionalisme. Penelitian yang dilakukan Hudiwinarsih (2010) mengenai pengalaman terhadap sikap professional auditor yang hasilnya menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap sikap professional auditor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Butt dalam Gusti (2008), Purnamasari (2005), Sumardi (2001) dan Hudiwinarsih (2010), maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha5: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas auditor internal. 37 f. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Auditor Internal Komitmen profesional dikatakan debagai tingkat loyalitas individu pada professinya seperti yang telah dipersepsikan oleh individu tersebut. Komitmen professional mendasari perilaku, sikap, dan orientasi seseorang dalam menjalankan tugasnya atau pekerjaannya (Tranggono dan Kartika, 2008). Ajis (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh profesional terhadap sensitivitas auditor internal menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa pentingnya menghargai profesi dalam bentuk komitmen yang jelas, kemudian diimplementasikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika menjadikan seorang auditor sebagai pekerja profesional lebih dinilai positif oleh lingkungan kerja mereka, serta yang terpenting adalah kemungkinan besar terhindar dari tindakan-tindakan melanggar aturan profesi karena pada umumnya tindakan bermoral itu akan terus sejalan dengan aturan-aturan kerja yang ada pada tiap institusi. Hasil penelitian yang dilakukan Jeffrey (1996) menyimpulkan bahwa akuntan dengan komitmen profesional yang kuat perilakunya akan mengarah pada ketaatan terhadap aturan dibandingkan dengan akuntan yang komitmen profesionalnya rendah. Penelitian yang dilakukan Sutikno (1997) juga menyatakan bahwa komitmen auditor pada profesi secara positif berpengaruh pada kepekaan etika profesi. Dewi (2013) dalam penelitiannya terhadap auditor internal menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya seorang auditor 38 internal harus memiliki rasa komitmen profesional, karena dengan memiliki jiwa yang berkomitmen secara profesional dapat menjalin suatu hubungan dengan sesama profesi, dan juga dengan berkomitmen secara profesional seorang auditor dituntut untuk dapat bekerja secara mandiri dan juga taat dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Jeffrey (1966), Sutikno (1977), dan Dewi (2013), maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha6: Komitmen Profesional berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas auditor internal. g. Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Terhadap Sensitivitas Auditor Internal Melalui Komitmen Profesional Sebagai Variabel Intervening Profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang auditor internal yang professional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesinya untuk berperilaku semestinya. Hapsari (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman auditor dan orientasi etika adalah dua hal penting yang berhubungan dengan komitmen profesional dan pengambilan keputusan etis. Dalam jangka panjang pengalaman auditor yang lama dan orientasi 39 etika yang tinggi bisa memperbaiki komitmen profesional dengan baik sehingga bisa meningkatkan keputusan etis. Penelitian yang dilakukan oleh Lenny (2010) mengenai pengaruh etika kerja islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi dan komitmen profesi sebagai variabel intervening, menunjukka bahwa eksternal auditor yang semakin memahami nama atau aturan yang berlaku dalam hal ini kode etik dalam etika kerja islam yang bersumber pada syariah dan etika bisnis, akan benar-benar melakukan tugas dan fungsinya sebagai seseorang eksternal auditor, dan selanjutnya mempengaruhi komitmennya terhadap profesi sebagai seorang eksternal auditor dan komitmenya terhadap organisasi. Dengan kata lain semakin tinggi pelaksanaan kode etik dalam etika kerja islam secara menyeluruh dan menerapkan etika bisnis mencerminkan semakin tinggi pula adanya komitmen profesi eksternal auditor dan juga komitmen terhadap organisasi. Begitupula penelitian yang dilakukan Poerwati (2003) mengenai pengaruh pengalaman terhadap kinerja dan kepuasan kerja melalui profesionalisme sebagai variabel intervening menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor internal yang mempunyai pengalaman lebih banyak akan mempunyai profesionalisme yang lebih tinggi, akan lebih diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) mengenai pengaruh aturan etika dan independensi terhadap kinerja auditor dengan profesionalisme sebagai variabel intervening, menunjukka pengaruh 40 positif dan signifikan. Dalam hipotesisnya menyatakan bahwa aturan etika mempunyai pengaruh positif terhadap terbentuknya profesionalisme internal auditor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011), Lenny (2010), Poerwati (2003), Putri (2011) maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: Ha7: Orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas auditor internal melalui komitmen profesional sebagai variabel intervening. 41 D. Kerangka Penelitian Model kerangka penelitian pada penelitian saat ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian Pengaruh Orientasi Etika (Fenomena dan Kasus Pelanggaran Kode Etik) Pentingnya Audit Internal (Basis Teori: Teori Keperilakuan) Etika (X1) Komitmen Profesional (Y) Sensitivitas Auditor Internal (Z) Pengalaman (X2) Metode Analisis Jalur Path Analysis) Hasil Pembahasan Kesimpulan Dan Saran Sumber: Data Primer yang diolah 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kausalitas, dimana tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu orientasi etika dan pengalaman, variabel dependen yaitu sensitivitas etika auditor internal dan variabel intervening yaitu komitmen profesional. Yang akan menjadi objek studi penelitian adalah auditor internal Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta dengan populasi seluruh auditor internal yang ada di wilayah DKI Jakarta. B. Metode Penentuan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah auditor internal Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta yang terdapat di wilayah DKI Jakarta. Penentuan sample menggunakan teknik Convenience Sampling, yaitu suatu metode pemilihan sampel non probabilitas. Menurut Indriantoro (1999), pertimbangan menggunakan sampel ini adalah kemudahan untuk memilih sampel dari elemen populasi yang ada. Sampel diambil secara proporsional berdasarkan jumlah masing-masing karyawan diperusahaannya. Penelitian menggunakan teknik tersebut karena subjek kurang dari 100 dan ditentukan pula oleh berbagai pertimbangan berikut: 43 1) Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana. 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena halini menyangkut banyak sedikitnya dana. 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik. No 1. Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Nama Perusahaan Alamat Multika Building 4th Floor, PT Eptco Dian Persada Mampang 2. PT Jetek IndonesiaActemium Indonesia Wisma Mampang Building, 1st Floor, Mampang Prapatan. 3. PT Mitra Galperti Gedung Sovreign Plaza, 6th Floor, Cilandak. 4. PT Grama Bazita Alamanda Tower 30th Floor, Cilandak. Sumber: Data primer yang diolah C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Data primer 44 merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Indrianto, 1999). Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survey yaitu peneliti mengirimkan secara langsung atau melalui perantara kuesioner kepada auditor internal yang bekerja pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta, agar dapat diterima langsung oleh subjek penelitian tersebut. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor internal yang bekerja di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor internal yang bekerja pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta sebagai responden. D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS 22. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel orientasi etika (X1), pengalaman (X2) terhadap sensitivitas auditor internal (Z) dengan komitmen profesional (Y) sebagai variabel intervening. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata 45 (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected item-Total Correlation dengan nilai r tabel, untuk degree of fredom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sample dan alpha = 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali 2011). 46 3. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen (Ridwan dan Kuncoro, 2007). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 22. Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati, agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Adapun alngkah-langkah pengujian analisis jalur (path analysis) menurut Ridwan dan Kuncoro (2007) adalah sebagai berikut: a. Menggambarkan diagram jalur lengkap; b. Merumuskan persamaan struktual; c. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur yang telah dirumuskan; d. Menghitung koefisien jalur secara individual maupun secara simultan (keseluruhan); e. Merangkum ke dalam tabel, kemudian memaknai dan menyimpulkan hasil analisis jalur. Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kasual variabel yang dekat kesebelah kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2011). 47 Teknis analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kasual antar variabel orientasi etika (x=X1), pengalaman (X2) dan komitmen profesionalisme (Y) terhadap sensitivitas auditor internal (Z). Orientasi Etika (X1) ρzxI ρyx1 ρyx2 ρzy Komitmen Profesional (Y) Pengalaman (X2) Sensitivitas Etika (Z) ρZX2 Gambar 3.1 Diagram Jalur Keterangan : ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadapY. ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y. ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z. ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Z. ρyЄ1: Besarnya pengaruh variable lain ρzЄ2: Besarnya pengaruh variable lain 48 X1 : Varibel eksogenorientasi etika X2 : Variabel eksogen pengalaman Y : Variebel intervening komitmen profesional Z : Variabel endogen sensitivitas etika Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan bahwa orientasi etika dan pengalaman mempunyai pengaruh langsung terhadap sensitivitas etika. Namun demikian orientasi etika, dan pengalaman juga mempunyai hubungan tidak langsung terhadap sensitivitas etika yaitu dari orientasi etika dan pengalaman terhadap komitmen profesional baru kemudian ke sensitivitas etika. Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen variabel) akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians yang tak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel itu (Ghozali, 2011). Berdasarkan diagram jalur di atas dibuat dua persamaan struktual: a. Persamaan 1 Y=ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyЄ1 b. Persamaan 2 Z= ρzx1 X1 + ρzx2 X2 +ρzy Y+ ρzЄ2 Pengujian dalam analisis jalur yang dapat dilakukan antara lain: 49 1) Koefisien Determinasi (R²) Koefisien Determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Koefisien jalur adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku. Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007). 2) Uji Korelasi Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kasual atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matrriks korelasi dari variabel etika dan pengalaman. Untuk menafsirkan angka, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Kuncoro (2007): 50 1) 0.00-0.199 : korelasi sangat rendah 2) 0.20-0.399 : korelasi rendah 3) 0.40-0.599 : korelasi cukup kuat 4) 0.60-0.799 : korelasi kuat 5) 0.80-1.00 : korelasi sangat kuat 3) Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan menurut Riduwan dan Kuncoro (2007) adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengannilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4) Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat nilai probabilitas (sig). Jika nilai sig <0.05, maka 51 keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan (Ghazali, 2011). E. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberikan berbagai macam nilai (Indriantoro, 1999). Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen.Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan tiga hingga sembilan indikator dan masing-masing indikator berupa pertanyaan yang akan mengukur keahlian internal auditor. Selanjutnya variabel yang ada akan dijabarkan dalam beberapa pertanyaan dimana masing-masing pertanyaan mempunyai skor jawaban mulai 1 sampai dengan 5. Maka operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain(Indriantoro 1999). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Orientasi Etika Etika profesional terdiri dari empat dimensi prinsip etis yaitu integritas, objektifitas, kerahasiaan, dan kompetensi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan isntrument variabel yang digunakan oleh Krisnawati (2012). Variabel ini digali dengan 4 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai 52 (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju. b. Pengalaman Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen variabel yang digunakan oleh Sukriah (2010). Variabel ini digali dengan 2 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai 5. 2. Variabel Intervening Variabel intervening adalah tipe variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, menjadi hubungan tidak langsung (Indriantoro, 1999). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah komitmen profesional. Variabel ini digali dengan 4 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju. 53 3. Variabel Terikat (Dependen variabel) Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sensitivitasetika. Variabel ini digali dengan 2 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai 5. Variabel Orientasi Eika (X1) Gde Herry (2013) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tabel 3.2 Operasional Tabel No Butir Indikator Pernyataan Prinsip Etika 1, 3 Aturan-aturan 2 Etika Prinsip-prinsip 4 Moral Penilaian 5 Individu Kepastian 6 Hasil Audit Toleransi 7 Tindakan 8 Menyakiti dan 9 merugikan Tindakan 10 Pengancaman Pengalaman 1. Lamanya (X2) bekerja Ika Sukriah 2. Banyaknya (2010) penugasan Bersambung kehalaman berikutnya 11, 12, 13 Pengukuran Skala Interval Skala Interval 14,15 54 Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Komitmen Profesional (Y1) Gde Herry (2013) Sensitivitas Etika (Y2) Gde Herry (2013) Indikator 1. Kesuksesan 2. Kebanggaan 3. Inspirasi 1. Estimasi Waktu 2. Pengendalian Internal No Butir Pernyataan 16 17 18 Kasus 1 Kasus 2 Pengukuran Skala Interval Skala interval Sumber: Data primer yang diolah 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Profil Umum Perusahaan Manufaktur Oil And Gas di DKI Jakarta Indonesia Berikut merupakan sekilas profil umum responden dari 4 (empat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta. Tabel 4.1 Profil Umum Perusahaan Manufaktur Oil and Gas No. Nama Perusahaan Profil Umum 1. PT Eptco Dian Persada PT Eptco Dian Persada didirikan pada 14 Februari, 1986. Merupakan perusahaan lokal swasta yang berasal dari Indonesia dibawah naungan Eptco Group. PT Eptco Dian Persada memfokuskan diri sebagai kontraktor bagi perusahaan Oil and Gas yang berada di Indonesia. 2. PT Jetec IndonesiaPT Jetec Indonesia-Actemium Actemium Indonesia Indonesia merupakan anak perusahaan dari Vinci Energies yang berasal dari Perancis. Berkembang di Indonesia sejak 2003 PT Jetec Indonesia berpengalaman pada kontraktor Oil and Gas dengan fokus pada telcom and control system dan electrical engineering and integration services. 3. PT Grama Bazita PT Grama Bazita merupakan perusahaan yang berasal dari India dibawah naungan Grama Bazita Group. Grama Bazita telah berkarir selama 30 tahun di berbagai negara. Grama Bazita mempunyai pengalaman yang bertahun-tahun pada industri Oil and Gas. Bersambung kehalaman berikutnya 56 Tabel 4.1 (Lanjutan) No. 4. Nama Perusahaan PT Mitra Galperti Profil Umum Dimana berfokus pada pengerjaan Engineering, Procurement and Construction dan Project Development and Management. Mitra Galperti merupakan perusahaan yang berasal dari Italia dibawah naungan Galperti Group dimana didirikan di Jakarta pada April 1995. Mitra Galperti merupakan vendor dari pipa, flens, perabot dan klep yang berfokus pada konstruksi oil and gas diseluruh negara. Klien utamanya adalah Oil and Gas Project Companies, Oil and Gas Project Contractors, Fertilizer Plant dan Vessel Fabricators. Sumber: Data primer yang dikelola 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 4 (empat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta yang berada di DKI Jakarta. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas auditor internal dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening pada auditor internal yang terdapat dalam wilayah kerja perusahaan manufaktur oil and gas swasta. Adapun jumlah auditor internal dalam 4 (keempat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta berjumlah 50 orang. Tabel 4.2 Pegawai pada Keempat Perusahaan No. Nama Perusahaan 1. PT Eptco Dian Persada 2. PT Jetec Indonesia-Actemium Indonesia 3. PT Grama Bazita 4. PT Mitra Galperti Sumber: Data primer yang diolah Jumlah Pegawai 15 orang pegawai 15 orang pegawai 10 orang pegawai 10 orang pegawai 57 Jumlah keseluruhan pegawai pada 4 (keempat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta yang berjumlah 110 orang tidak dijadikan responden dalam penelitian ini karena beberapa diantaranya tidak memenuhi kriteria sebagai auditor. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai dari 11 Desember 2014 sampai 19 Desember 2014. Kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal kerja keempat perusahaan manufaktur oil and gas swasta tersebut. a) Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan berjumlah 50 eksemplar berdasarkan jumlah auditor di 4 (keempat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta. Tabel 4.3 Karakteristik Data Kuesioner No Keterangan Jumlah 1. Kuesioner yang disebar 50 a. PT Eptco Dian Persada 15 b. PT Jetec Indo 15 c. nesia-Actemium Indonesia d. PT Grama Bazita 10 e. PT Mitra Galperti 10 2. Kuesioner yang tidak kembali a. PT Eptco Dian Persada b. PT Jetec IndonesiaActemium Indonesia c. PT Grama Bazita d. PT Mitra Galperti 3. Kuesioner yang tidak dapat diolah 4. Kuesioner yang dapat diolah 50 Sumber: Data primer yang diolah Presentase 100% 30% 30% 20% 20% 100% 58 Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah data sebanyak 50 kuesioner yaitu 50 dari total kuesioner yang disebar. Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat berikut ini: a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan jabatan fungsional. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional Valid Auditor Internal Frequency 50 Percent Valid Percent 100.0 100.0 Cumulative Percent 100.0 Sumber: Data primer yang diolah Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui responden yang menjabat sebagai auditor internal berjumlah 50 orang (100%). b. Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terkahir Frequen cy Valid Dibawah Percent Valid Cumulative Percent Percent 2 4.0 4.0 4.0 s1 44 88.0 88.0 92.0 s2 4 8.0 8.0 100.0 50 100.0 100.0 Strata Total Sumber: Data primer yang diolah 59 Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa responden yang berada pada jenjang pendidikan Dibawah Strata berjumlah 2 orang (4%), jenjang pendidikan S1 berjumlah 44 orang (88%), dan untuk responden pada jenjang S2 berjumlah 4 orang (4%). Hal ini dikarenakan di Indonesia pada umumnya standar pendidikan untuk direkrut menjadi auditor minimal Strata Satu (S1). c. Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan Dalam Jenjang Pendidikan Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan jurusan. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan Jurusan Frequency Valid Akuntansi Percent Valid Percent Cumulative Percent 43 86.0 86.0 86.0 Hukum 3 6.0 6.0 92.0 Lainnya 1 2.0 2.0 94.0 Manajemen 3 6.0 6.0 100.0 50 100.0 100.0 Total Sumber: Data primer yang diolah Untuk responden berdasarkan jurusan pada pendidikan terakhir, didapat bahwa responden yang berasal dari jurusan akuntansi berjumlah 43 orang (86%), responden yang berasal dari jurusan hukum berjumlah 3 orang (6%), untuk responden yang berasal dari lainnya 1 orang (2%), dan yang berasal dari jurusan manajemen berjumlah 3 orang (6%). Hal ini dikarenakan untuk menjadi seorang auditor internal tidak harus memiliki latar belakang pendidikan formal dibidang akuntansi saja, tetapi bias dari berbagai jurusan lainnya. 60 d. Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1-3 thn 43 86.0 86.0 86.0 4-7 thn 7 14.0 14.0 100.0 50 100.0 100.0 Total S Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan pengalaman bekerja didapatkan bahwa responden yang lama bekerja 1-3 tahun berjumlah 43 orang (86%), dan untuk responden yang lama bekerja 4-7 tahun berjumlah 7 orang (14%). B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Kualiditas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan r table. Jika r hitung lebih besar dari nilai r table maka item valid dan sebaliknya r hitung lebih kecil dari nilai r table maka item tidak valid. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 50 , maka besarnya df= 50-2 = 48. Dengan alpha = 0,05, maka didapat r tabel = 0.278. 61 Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel orientasi etika dalam tabel 4.8. No. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Etika Corrected Item- Total Correlation r table (r hitung) Kriteria OE1 0.462 0.278 Valid OE2 0.541 0.278 Valid OE3 0.427 0.278 Valid OE4 0.529 0.278 Valid OE5 0.684 0.278 Valid OE6 0.588 0.278 Valid OE7 0.811 0.278 Valid OE8 0.526 0.278 Valid OE9 0.455 0.278 Valid OE10 0.642 0.278 Valid Sumber: Data primer yang diolah Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan etika, semua nilai r hitung lebih besar dari nilai r table sebesar 0.278, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan etika adalah valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas variable pengalaman dalam table 4.9. 62 Tabel 4.9 Hasil Validitas Item Pertanyaan Pengalaman No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) r table Kriteria PE1 0.596 0.278 Valid PE2 0.815 0.278 Valid PE3 0.707 0.278 Valid PE4 0.543 0.278 Valid PE5 0.398 0.278 Valid Sumber: Data primer yang diolah Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan pengalaman, semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas variable sensitivitas etika dalam table 4.10 Tabel 4.10 Hasil Validitas Item Pertanyaan Sensitivitas Etika No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) SE1 SE2 0.693 0.693 r table Kriteria 0.278 0.278 Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan sensitivitas etika, semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pendidikan adalah valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas variable komitmen professional dalam table 4.11. 63 Tabel 4.11 Hasil Validitas Item Pertanyaan Komitmen Profesional No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) PR1 PR2 PR3 0.616 0.422 0.547 r table Kriteria 0.278 0.278 0.278 Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan pengalaman, semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah valid. b. Hasil Uji Reabilitas Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0.70. berikut adalah hasil pengujian reabilitas variable orientasi etika, pengalaman, sensitivitas etika dan komitmen professional dalam table 4.12. Tabel 4.12 Hasil Uji Reabilitas Konstruk Variabel Cronbach's Alpha Orientasi Etika 0.861 Pengalaman 0.811 Sensitivitas Etika 0.818 Komitmen Profesional 0.726 Sumber: Data primer yang diolah Jumlah Item 10 5 2 3 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel orientasi etika sebesar 0.861, pengalaman sebesar 0.811, sensitivitas etika sebesar 0.818 dan komitmen profesional sebesar 0.726. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena 64 mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua persamaan, yaitu persamaan 1 dan persamaan 2. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 22 sebagai berikut: a. Menguji Persamaan Analisis Jalur 1 Persamaan analisis jalur 1 (satu) adalah jalur yang diaplikasikan untuk menganalisis pengaruh variable orientasi etika dan pengalaman terhadap variable komitmen professional. 1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1 Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berikut hasil pengolahan koefisien jalur tabel 4.13. 65 Tabel 4.13 Koefisien Jalur Persamaan 1 Standardized Coefficients Model 1 Beta (Constant) Orintasi Etika .626 Pengalaman -.102 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.14 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien determinasi pada persamaan analisis jalur 1. Tabel 4.14 Koefisien Determinasi (R²) 1 Model R 1 .616a R Square .379 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .353 .642 Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat besarnya pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap komitmen profesional dapat dilihat dari hasil perhitungan Koefisien Determinasi dalam tabel 4.14, khususnya angka Adjusted R Square. Koefisien Determinasi dengan simbol r² secara umum digunakan sebagai informasi kecocokan suatu model.Besarnya angka Adjusted R Square (r²) adalah 0.353. Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r² x 100% KD = 0.353 x 100% KD = 35.3% Keterangan: 66 KD : Koefisien Determinasi r² : R Square Kerangka hubungan kausal Persamaan 1 dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyЄ1 Diketahui: R² = 0.353 ρyЄ1 =√(1-R² ) = √ (1-0.353= 0.804 = 80.4% Keterangan: ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y. ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y. ρyx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y. ρyЄ1: Besarnya pengaruh variabel lain X1 : Varibel eksogen orientasi etika X2 : Variabel eksogen pengalaman Y : Variebel intervening komitmen profesional Jadi ρyЄ1 menunjukkan jumlah varians variabel komitmen profesional yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel oreientasi etika, pengalaman, sensitivitas etika dan komitmen profesional atau dengan kata lain 67 dipengaruhi variabel lain sebesar 80.4%. Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = 0.626 X1 + - 0.102 X2+ 0.804 Є1 2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Orientasi Etika (X1) dan Pengalaman (X2) Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kausal atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi dari variabel orientasi etika dan pengalaman dalam tabel 4.15. Tabel 4.15 Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional Orientasi Komitmen Etika Orientasi Etika Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) Profesional ,174 ,608 ** ,227 ,000 50 50 50 Pearson Correlation ,174 1 ,007 Sig. (2-tailed) ,227 N Pengalaman Pengalaman N Komitmen Pearson Correlation Profesional Sig. (2-tailed) N ,964 50 50 50 ** ,007 1 ,000 ,964 50 50 ,608 50 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan dengan table 4.16. 68 Hubungan Tabel 4.16 Pengujian Hubungan Antar Variabel Koefisien Kategori Probabilitas Kesimpulan Korelasi 0.174 Sangat 0.227 Tidak Rendah Signifikan Orientasi Etika (X1) dengan Pengalaman (X2) Data primer yang diolah Sumber: Korelasi sebesar 0.174 mempunyai maksud hubungan antara variabel orientasi etika dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.227<0.05. 3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model 1 B (Constant) Orientasi Etika Pengalaman Error 11.825 1.467 .096 .018 -.053 .060 Beta T Sig. 8.060 .000 .626 5.361 .000 -.102 -.875 .386 a. Dependent Variable: Komitmen Profesionalisme Sumber: Data primer yang diolah 69 a. Orientasi Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Komitmen Profesionalisme (Y) Hasil Uji statistic t dapat terlihat pada kolom Sig pada table 4.17 Coefficient diperoleh variable oreintasi etika dengan nilai sig 0.000. dibandingkan dengan probabilitas sig atau (0.05>0.000), maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya signifikan pengaruh orientasi etika terhadap komitmen profesional. Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap komitmen profesional sebesar 0.626 atau 62.6%. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013), Miranda (2013), Irawati (2012) dan Indira (2011). Kurniawan (2013) menyatakan akuntan yang memiliki idealisme orientasi yang tinggi akan berusaha untuk menghindari kesalahan pada penggunaan laporan keuangan. Dengan demikian seseorang yang memiliki tipe tersebut akan lebih menerima dan percaya akan tujuan dan nilai profesi, taat pada standar profesi dan memberikan opini secara moral serta berusaha untuk tetap menjadi bagian dari sebuah profesi. Selain itu Hunt dan Vitell (1986) menjelaskan bahwa kemampuan seorang yang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap masalahmasalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan dimana masyarakat itu berada. Sedangkan komitmen profesional merupakan tingkatan sebuah loyalitas individu pada profesinya sebagaimana telah dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin, 1990 dalam Kurniawan, 2013). 70 Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Penelitian menujukkan bahwa seorang internal auditor yang memiliki orientasi etika yang tinggi maka cenderung akan memiliki komitmen yang tinggi pula terhadap profesionalisme dalam bekerja. Dan hal ini terbukti melalui tanya jawab langsung bahwa semua responden pada penelitian ini telah berstatus sebagai pegawai tetap dan mereka menjunjung tinggi terapan etika dalam komitmen bekerja sebagai seseorang yang profesional. Dimana orientasi etika akan membentuk keyakinan, kemauan dan keinginan untuk menjalankan dan mempertahankan status sebagai seseorang yang profesional pada bidangnya demi kelangsungan hidup baik terhadap perusahaan ataupun individual tersebut. b. Pengalaman (X2) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Komitmen Profesional (Y) Hasil uji statistik t terlihat pada kolom Sig pada tabel 4.17 Coefficients diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.386. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05<0.386), maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh pengalaman terhadap komitmen profesional. Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan negatif antara variabel pengalaman terhadap komitmen profesional sebesar -0.102 atau -10.2%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nor (2012), Anggraini (2012), Hudiwirnasih (2010), Suraida (2005) dan Sumardi (2001). 71 Sumardi (2001) mengatakan lamanya bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting yang mempengaruhi sikap komitmen profesionalisme. Dengan pengalaman yang didapat oleh seorang auditor akan meningkatkan keahlian seperti audit expertise dan profesional judgment dimana berkaitan erat dengan pembentuk sebuah sikap profesionalisme. Menurut Nor (2012) selain memiliki pengetahuan seorang auditor harus memiliki keahlian audit. Keahlian tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu keahlian teknis dan non teknis. Dan salah satunya kelahlian non teknis diperoleh oleh faktor-faktor personal dan salah satunya yaitu pengalaman. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan. Penelitian menunjukkan bahwaseorang internal auditor yang memiliki pengalaman yang tinggi tidak selalu memiliki komitmen yang tinggi pula terhadap komitmen profesionalisme dalam bekerja. Pengalaman merupakan pelajaran non teknis yang didapatkan dari masa lalu melalui kegiatan yang telah didapati sebelumnya dan dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana perkembangan seorang individual. Hal ini terlihat pula bahwa pada perusahaan manufaktur oil and gas sebesar 84% karyawan hanya memiliki pengalaman 1-3 tahun sedangkan pengalamankerja 4-7 tahun hanya 16%. 4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara bersama-sama atau serentak terhadap variabel dependen. 72 Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F b ANOVA Sum of Model Squares Mean df Square 1 Regression 11.848 2 5.924 Residual 19.372 47 .412 Total 31.220 49 F Sig. 14.373 .000 a a. Predictors: (Constant), PET, EOT b. Dependent Variable: PRT Sumber: Data primer yang diolah Uji secara simultan ditunjukkan oleh table 4.20 hasil uji F (ANOVA). Dari tabel 4.18 diperoleh nilai F sebesar 14.373 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000 karena nilai sig <0.05, maka keputusannya adalah Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Gambar hasil penelitian persamaan analisis jalur 1 ditujukkan pada gambar 4.1. ρyЄ1= 0.804 Orientasi Etika (X1) ρyx1= 0.626 Komitmen Profesional (Y) r12= 0.174 Pengalaman (X2) ρyx2 = -0.102 Gambar 4.1 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1 Hasil Pengujian persamaan 1 dapat diringkas seperti pada tabel 4.19 sebagai berikut: 73 Tabel 4.19 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1) dan Pengalaman (X2) Secara Simultan Dan Signifikan Terhadap Komitmen Profesional (Y) Variabel Koefisien Jalur Kontribusi Langsung Tidak Langsung Total X1 0.626 0.626 - 0.626 X2 -0.102 0.865 - -0.102 0.647 - - -0.102 - Є1 X1 dan X2 - Kontribusi Bersama 0.353 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur persamaan 1 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) yang secara langsung mempengaruhi komitmen profesional (Y) adalah 0.626 atau 62.6%. 2. Besarnya kontribusi pengalaman (X2) yang secara langsung tidak mempengaruhi komitmen profesional (Y) adalah -0.102 atau -10.2%. 3. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) secara simultan yang secara langsung mempengaruhi komitmen professional (Y) adalah 0.353 = 35.3%. sisanya sebesar 0.647 atau 64.7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti (Nor, 2012) pengaruh fee audit, kompetensi auditor dan perubahan kewenangan. 74 b. Menguji Persamaan Analisis Jalur 2 Persamaan analisis jalur 2 (dua) adalah jalur yang diaplikasikan untuk menganalisis pengaruh variable orientasi etika dan pengalaman terhadap variable sensitivitas etika melalui variable komitmen professional. 1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 2 Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Berikut hasil pengolahan koefisien jalur pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Koefisien Jalur Persamaan 2 Coefficientsa Standardized Coefficients Model 1 Beta (Constant) Orientasi Etika ,435 Pengalaman ,155 Komitmen Profesional -,135 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.21 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien determinasi pada persamaan analisis jalur 2. Tabel 4.21 Koefisien Determinasi (R²) 2 Model Summary Model 1 a. R ,428 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a ,183 ,130 ,760 Predictors: (Constant), Komitmen Prefesional, Pengalaman, Orientasi Etika b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika Sumber: Data primer yang diolah 75 Untuk melihat besarnya pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional sebagai variabel intervening dilihat dari hasil perhitungan dalam tabel 4.22, khususnya angka Adujusted Rsquare. Koefisien Determinasi dengan simbol r² secara umum digunakan sebagai informasi kecocokan suatu model. Besarnya angka Adjusted Rsquare (r²) adalah 0.130.Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r² x 100% KD = 0.130 x 100% KD = 13.0% Keterangan: KD : Koefisien Determinasi r² : Rsquare Kerangka hubungan kausal persamaan 2 dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3+ ρzy Y+ ρzЄ2 Diketahui: R² = 0.130 ρyЄ2=√(1-R² ) = √1-0.130= 0.932 = 93.2% Keterangan: ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z. ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh 76 langsung X2 terhadap Z. ρzx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z. ρzЄ2: Besarnya pengaruh variabel lain X1 : Varibel eksogen orienatsi etika X2 : Variabel eksogen pengalaman Y Z : Variebel intervening komitmen profesional : Variabel endogen sensitivitas etika Jadi ρzЄ2 menunjukkan jumlah varians variabel sensitivitas etika yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel orientasi etika, pengalaman dan komitmen profesional atau dengan kata lain dipengaruhi variabel lain sebesar 93.2%. Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut: Z = 0.435 X1 + 0.155 X2 + -0.135 Y + 0.932 Є2 2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Orientasi Etika (X1), Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional (Y) Berikut hasil uji korelasi hubungan variabel orientasi etika dan pengalaman dalam tabel 4.22 77 Tabel 4.22 Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional, Sensitivitas Etika Orientasi Etika Pearson Orientasi Pengalama Komitmen Sensitivitas Etika n Profesional Etika 1 ,174 ,608 ** ,380 ** Correlation Sig. (2-tailed) N Pengalaman Pearson ,227 ,000 ,007 50 50 50 50 ,174 1 ,007 ,229 ,964 ,109 Correlation Sig. (2-tailed) N Komitmen Pearson Profesional Correlation Sig. (2-tailed) N Sensitivitas Pearson Etika Correlation Sig. (2-tailed) N ,227 50 50 50 50 ** ,007 1 ,131 ,000 ,964 50 50 50 50 ** ,229 ,131 1 ,007 ,109 ,366 50 50 50 ,608 ,380 ,366 50 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan dengan tabel 4.23 yang terdapat dibawah ini: 78 Hubungan Tabel 4.23 Pengujian Hubungan Antar Variabel Koefisien Kategori Probabilitas Kesimpulan Korelasi 0.174 Rendah 0.227 Tidak Signifikan Orientasi Etika (X1) dengan Pengalaman (X 2) Orientasi 0.608 Kuat Etika (X1) dengan Komitmen Profesional Pengalaman 0.007 Sangat (Y) (X2) Rendah (X3) dengan Komitmen Profesional (Y) Sumber: Data primer yang diolah 0.000 Signifikan 0.964 Signifikan Korelasi sebesar 0.174 mempunyai maksud hubungan antara variabel orientasi etika dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak siginifikan karena angka siginifikansinya sebesar 0.227>0.05. Korelasi sebesar 0.608 mempunyai maksud hubungan antara variabel orientasi etika dengan komitmen profesional cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.000<0.05. Korelasi sebesar 0.007 mempunyai maksud hubungan antara variabel pengalaman dengan komitmen profesional rendah dan searah (karena hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.964>0.05. 79 3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t) Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05. Tabel 4.24 Hasil Uji Statistik t Coefficients Model 1 a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error 6,736 2,679 Orientasi Etika ,068 ,027 Pengalaman ,081 -,137 Komitmen Beta t Sig. 2,514 ,015 ,435 2,530 ,015 ,072 ,155 1,134 ,263 ,173 -,135 -,795 ,430 Profesional a. Dependent Variable: Sensitivitas Etika Sumber: Data primer yang diolah a. Orientasi Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Internal (Z) Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel 4.24 Coefficients diperoleh variabel orientasi etika dengan nilai sig 0.015. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05>0.015), maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, artinya orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap sensitivitas etika sebesar 0.435 atau 43.5%. Hasil penelitian ini mendukung 80 hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Ajis (2012), Januarti (2011), Aziza (2008) dan Falah (2007). Ajis (2012) menyatakan bahwa orientasi etika dapat dijadikan sebagai pedoman prinsip moral sebagai salah satu aspek terpenting bagi seseorang dalam suatu lingkungan. Sehingga seorang perkeja dapat sadar bahwa tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan bisa dihindari demi menjaga akuntabilitas profesi dalam masyarakat yang luas. Menurut Januarti (2011) pemahaman etis yang baik oleh seorang auditor akan berpengaruh baik terhadap sensitivitas etika yang dimilikinya. Begitupula terhadap Aziza (2008) yang menyatakan bahwa seseorang yang absolutis akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat yang tinggi terhadap sensitivitas etika. Selain itu Falah (2007) membuktikan bahwa relativisme kurang sensitif terhadap situasi yang melanggar norma atau aturan. Hal ini berbeda dengan idealisme dengan idealisme orientasi etika yang lebih peka terhadap sebuah situasi yang melanggar norma atau aturan, dimana seseorang yang idealisme dalam etika akan peka terhadap sebuah kerugian yang menimpa orang lain sehingga dapat mempengaruhi sensitivitas etika yang dimilikinya. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi orientasi etika yang dimiliki oleh seorang auditor internal maka sensitivitas etika dalam sebuah lingkungan akan meningkat, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini terbukti bahwa etika dapat mengukur sejauh mana kepekaan dan rasa sadar didalam jiwa seseorang terhadap lingkungan dalam sebuah organisasi. Selain itu 81 dengan adanya orientasi etika karyawan dapat menempatkan diri saat berinteraksi sesama karyawan sebagai sekelompok teman ataupun sebagai seorang yang profesional dalam bekerja. Disamping itu kemampuan dalam melakukan analisis tugas juga dapat dipengaruhi oleh tingginya tingkat orientasi etika yang dimiliki. Seseorang yang memiliki etika yang tinggi akan lebih sadar dan peka terhadap lebih banyak kecurangan dibandingkan dengan auditor yang memiliki etika rendah. b. Pengalaman (X2) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika (Z) Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel 4.24 Coefficients diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.263. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05>0.263), maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh orientasi etika terhadap sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap sensitivitas etika sebesar 0.155 atau 15.5%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Butt dalam Gusti (2008), Purnamasari (2005), Sumardi (2001) dan Hudiwinarsih (2010). Ajis (2012) memaparkan bahwa pengalaman yang cukup memadai dapa membantu menjaga nilia-nilai etika dalam bersikap di dunia kerja bagi seorang auditor. Sedangkan hal positif yang diterima dari perusahaan atau klien pun berdampak pada meningkatnya citra baik bagi auditor itu sendiri 82 sehingga kerja sama yang baik dapat terbina dengan baik. Sejalan dengan pemaparan tersebut Butt (1988) dalam Gusti (2008) telah membuktikan bahwa auditor yang mempunyai pengalaman akan membuat sebuah judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas yang dijalani sebagai seorang auditor profesional dibandingkan yang kurang berpengalaman. Purnamasari (2005) menyatakan seseorang yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal seperti mendeteksi kesalahan, memahaminya dan dapat mencari penyebab munculnya sebuah kesalahan. Dan keunggulan tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan keahlian dimana pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih sensitif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan. Bahwa pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika. Lamanya bekerja sebagai seorang auditor (ukuran pengalaman) tidak mempengaruhi kepekaan terhadap perilaku etis dikarenakan kesadaran akan berperilaku etis tersebut akan muncul dari masing-masing individu bukan dari pengalaman kerja yang semakin tinggi. Pengalaman itu sendiri merupakan kejadian yang pernah dialami sebelumnya. Sedangkan kepekaan terhadap aturan etika tidak selalu berdasarkan dengan apa yang telah dialami dimasa lalu tetapi bagaimana 83 seorang individual menempatkan kesadaran dalam berkomitmen agar selalu bersikap patuh kepada aturan-aturan yang berlaku didalam sebuah organisasi. Selain itu dapat diketahui bahwa munculnya kepekaan terhadap lingkungan, standar-standar tertentu ataupun aturan dalam sebuah organisasi akan tumbuh dari jiwa secara individual dan bagaimana pengendalian dan kesadaran jika kita berada dalam suatu kelompok itu sendiri. Faktor lainnya disebabkan juga oleh mayoritas auditor internal pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta hanya memiliki masa kerja antara satu hingga tiga tahun. c. Komitmen Profesional (Y) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika (Z) Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel 4.24 Coefficients diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.430. Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05<0.430), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh orientasi etika terhadap sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan negatif antara variabel komitmen profesional terhadap sensitivitas etika sebesar -0.795 atau -79.5%. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), Ajiz (2012), Jeffrey (1966) dan Sutikno (1977). Menurut Dewi (2013) dalam menjalankan tugasnya seorang auditor internal harus memiliki rasa komitmen profesional, karena dengan memiliki jiwa yang berkomitmen secara profesional dapat menjalin suatu hubungan 84 dengan sesama profesi. Dan juga dengan berkomitmen secara profesional seorang auditor dituntut untuk dapat bekerja secara mandiri dan juga taat dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku. Sejalan dengan pernyataan tersebut Jeffrey (1996) telah membuktikan bahwa seorang akuntan dengan berlandaskan komitmen profesional yang kuat perilakunya akan lebih taat terhadap aturan dibandingkan dengan akuntan komitmen profesionalnya rendah. Dalam pernyataannya Ajis (2012) menjelaskan bahwa sebuah profesi harus dihargai dengan sebuah komitmen yang jelas, dan kemudian komitmen tersebut dapat dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Dan yang terpenting adalah kemungkinan besar dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang melanggar aturan profesi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (1997) yang menyatakan bahwa komitmen auditor pada sebuah profesi akan berpengaruh secara positive pada kepekaan etika profesi. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang diajukan hal ini dikarenakan auditor pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta masih menganggap tidak perlu untuk menjunjung tinggi nilainilai etika dalam bekerja. Dapat diketahui bahwa komitmen profesional merupakan sebuah janji dan pengabdian pada diri seorang individu untuk menjadi seseorang yang ahli dibidangnya demi memajukan kelangsungan sebuah organisasi. Faktor lainnya disebabkan pula oleh latar belakang pendidikan karyawan yang bervariasi pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta. 85 Sehingga kesadaran akan pentingnya aturan pada profesi auditor yang diberlakukan oleh perusahaan dan manajemen khusus rendah. Selain itu pula pendidikan terkahir yang ditempuh oleh karyawan bervariasi. Dapat diketahui semakin tinggi pendidikan akan semakin pula jiwa bekerja sebagai seorang yang profesional dan akan memberikan nilai yang tinggi dalam mendeteksi kesalahan-kesalahan ketika penyimpangan terjadi. 4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F) Hasil pengujian secara simultan variable orientasi etika dan pengalaman ditunjukkan pada tabel 4.25 berikut. Tabel 4.25 Hasil Uji Statistik F b ANOVA Model 1 Regression Sum of Squares 5,944 df Mean Square 3 Residual 26,536 46 ,577 Total 32,480 49 1,981 F Sig. 3,434 ,024 a a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengalaman, Orientasi Etika b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.25 diperoleh nilai F sebesar 3.434 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.024 karena nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho9 dan Ha9 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Gambar hasil penelitian persamaan analisis jalur 2 ditujukkan pada gambar 4.2. 86 Є2= 0.932 ρzx1= 0.435 Orientasi Etika (X1) Komitmen Proefesional (Y) r12= 0.174 Pengalaman (X2) ρzy=-0.135 Sensitivitas Etika (Z) ρzx2= 0.155 Gambar 4.2 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 2 Hasil pengujian persamaan 2 dapat diringkas seperti pada tabel 4.26 sebagai berikut Tabel 4.26 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1), Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional (Y) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika (Z) Pengaruh Variabel X1 terhadap Y X1 terhadap Z X2 terhadap Y X2 terhadapZ Y terhadap Z Є2 Koefisien Jalur Kontribusi Langsung Tidak Langsung Melalui Komitmen Profesional (Y) Total 0.626 0.626 - 0.626 0.435 0.435 -0.084 0.351 -0.102 -0.102 - -0.102 0.155 0.155 0.013 0.168 -0.135 -0.135 - -0.135 0.932 0.87 - - X1, X2 dan Y Sumber: Data primer yang diolah - Kontribusi Bersama 0.130 87 Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur persamaan 2 tersebut, maka pemberian informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) yang secara langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) adalah 0.435 atau 43.5%. Sedangkan besarnya kontribusi orientasi etika (X1) secara tidak langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional (Y) X1→Z→Y= 0.626x(-0.135)= -0.084. 2. Besarnya kontribusi pengalaman (X2) secara langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) adalah 0.155 atau 15.5%. sedangkan besarnya kontribusi pengalaman (X2) secara tidak langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional adalah X2→Z→Y=-0.102x(-0.135)= -0.013. 3. Besarnya kontribusi komitmen profesional (Y) yang secara langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) adalah -0.135 atau -13.5%. 4. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) yang mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional (Y) sebagai variabel intervening secara simultan adalah 0.130 atau 13%. Sisanya sebesar 0.87 atau 87% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keahlian, situasi audit dan gender (Sabrina dan Januarti, 2012). Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan bahwa orientasi etika dan pengalaman yang mempengaruhi sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional hanya 13% lebih rendah dibandingkan pengaruh dari faktor-faktor lain sebesar 87%. 88 C. Diagram Analisi Jalur Diagram jalur yang dapat digambarkan dari hasil pengaruh langsung dan tidak langsung dalam gambar 4.3 berikut: Є2= 0.932 Orientasi Etika (X1) ρzx1= 0.435 ρzy=-0.135 r12= 0.174 Pengalaman (X2) ρyx2 = -0.102 ρzx2= 0.155 Komitmen Proefesional (Y) Sensitivitas ρyx1 = 0.626 Etika (Z) ρyЄ1= 0.804 Gambar 4.3 Diagram Jalur Sumber: Data primer yang diolah Gambar diagram jalur diatas merupakan hasil dari keseluran yang berawal pada jalur satu dan berakhir pada jalur dua yang menjelaskan bahwa orientasi etika (X1) terhadap sensitivitas etika (Z) mempunyai nilai signifikan positif koefisien jalur sebesar 0.435 atau 43.5%. Pengalaman (X2) terhadap sensitivitas etika (Z) mempunyai nilai signifikan positif koefisien jalur sebesar 0.155 atau 15.5%. Dan secara keseluruhan besarnya kontribusi orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) yang mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional (Y) sebagai variabel intervening adalah 0.130 atau 13%. Sisanya sebesar 0.87 atau 87% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti (Nor, 2012) pengaruh fee audit, kompetensi auditor dan perubahan kewenangan. 89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas etika dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening. Responden penelitian ini berjumlah 50 auditor yang bekerja di empat (4) perusahaan manufaktor oil and gas swasta di DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode analisis jalur (path analysis), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Januarti (2011), Aziza (2008) dan Falah (2007). 2. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Butt dalam Gusti (2008), Purnamasari (2005), Sumardi (2001) dan Hudiwinarsih (2010). 3. Orientasi etika dan pengalaman secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap komitmen profesional. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rita et. al. (2011), Adi dan Indrawati (2004), Louwers, et all (1997), Libby (1990), Butt (1988). 90 4. Komitmen profesional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Jeffrey (1966), Sutikno (1977) dan Dewi (2013). 5. Orientasi etika dan pengalaman memiliki pengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional sebagai variabel intervening. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011), Lenny (2010), Poerwati (2003), Putri (2011). B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi empat (4) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta untuk lebih meningkatkan orientasi etika, pengalaman serta komitmen profesional. Hal ini bertujuan agar sikap sensitivitas etika auditor internal di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta semakin meningkat demi terciptanya kinerja dan hasil audit yang lebih baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan orientasi etika dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap komitmen profesional auditor internal perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta, terutama orientasi etika yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap komitmen profesional. Hasil tersebut berimplikasi dengan adanya orientasi etika dan kode etik akan menimbulkan sebuah komitmen untuk bekerja secara profesional dan sebaik-baiknya pada suatu organisasi sebagai upaya 91 mewujudkan tujuan bersama. Selain itu, dengan adanya pengalaman akan meningkatkan komitmen profesional auditor untuk bekerja. Orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta. Hasil tersebut berimplikasi pada auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta bahwa orientasi etika memegang peranan signifikan dalam peningkatan sensitivitas etika auditor internal. Orientasi etika auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta sudah diterapkan dengan baik, tetapi tetap harus ditingkatkan sebagai salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang muncul. Pengalaman tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta. Hasil tersebut berimplikasi pada auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta harus meningkatkan pengalaman kerja dalam melaksanakan audit, pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan kepekaan dalam pemeriksaan. Komitmen profesional tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor internal di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta. Hasil tersebut berimplikasi pada auditor internal di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta bahwa komitmen profesional tidak memegang peranan signifikan dalam peningkatan sensitivitas etika auditor internal. Akan tetapi, dengan orientasi etika auditor akan memperoleh pengetahuan dan 92 pemahaman tersebut. Auditor internal akan semakin sensitiv atau peka dalam menyelesaikan tugas pengawasan yang dibebankan. C. Saran Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup area penelitian, tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja, sehingga lebih dapat digeneralisasikan. 2. Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya dan lebih sadar lagi terhadap orientasi etika, pengalaman dan komitmen profesional para auditornya sehingga mampu untuk menjaga dan meningkatkan sensitivitas etika auditornya untuk dapat melaksanakan tugas pengawasan dalam rangka menciptakan efisiensi perusahaan. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti melakukan metode wawancara langsung kepada responden agar lebih mencerminkan jawaban atas kondisi sebenarnya. 4. Penelitian lebih lanjut diharapkan akan dapat memperluas daerah survey seperti melakukan penelitian di area manufaktur oil and gas pemerintah sehingga hasil penelitian dalat disimpulkan secara umum. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi kekurangankekurangan dalam keterbatasan penelitian ini, dengan meneliti faktorfaktor lain seperti lingkungan, usia, dan jenis kelamin yang dapat meningkatkan sensitivitas etika auditor internal. 93 DAFTAR PUSTAKA Ajis, Arpandi, “Pengaruh Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional, Orientasi Etis dan Komitmen Organisasi Terhadap Sensitivitas Etika Auditor”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012. Alim, M. Nizarul., Trisna Hapsari., dan Liliek Purwanti, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebaga iVariabel Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar 2007. Amrizal, 2004. “Auditor Internal”, Jakarta Alfianto, Nasron. “ Pengaruh Etika Kerja Akuntan terhadap Komitmen Profesi dan Komitmen Organisasi”, Tesis, Semarang, 2002. Asih, Dwi Ananing Tyas, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Audit,” Yogyakarta: Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Aziza, Nurma dan Agus Salim, “Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen Sensitivitas Etika Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak 2008. Barnett, T, Bass, K, Brown, G, “Ethical Ideologi And Ethical Judgements Regarding Ethical Issues In Business”, Journal Of Business Ethics. Vol 13, pp 469-480, 1994. Cahayu, Dwi Ranti, “Pengaruh Etika, Pendidikan Dan Pengalaman Terhadap Profesional Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Inspektorat Jendral Kementerian Perdagangan Republik Indonesia)”, Skripsi, Jakarta, 2013. Cahyasumirat, Gunawan, “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT. Bank ABC)”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2006. Effendi, Arif Muhammad,“Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21”. Jakarta, 2007. Falah, Syaikul,“Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika”, SNA X Makasar. 2006. Forsyth, Donelson. R. 1980. “A Taxonomi of Ethical Ideologis, Journal of Personality and Social Psychology”. Januari. Pp. 175 – 184. 1980. 94 Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Gustati, “Hubungan Antara Komponen Standar Umum Aparat Pengawasan Interen Pemerintah (APIP), Motivasi, dan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Auditor BPKP”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6 No. 2, Desember 2011. Gusti, Maghfirah Dan Syahril Alis, “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman Serta Keahlian Audit Dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik”, Simposium Nasional Akuntansi XII, Pontianak, 2008. Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan Pertimbangan Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 1, April, 2010. Hudiwinarsih, Gunasti, “Auditor’s Experience, Cpmpetency, And Their Independency As The Influencal Factors In Profesioanlism”, Journal of Economics, Business and Accountancy Ventura, Volume 13 No. 3, Pages 2 53-264, December, 2010. Hunt, Shelby D dan Scott J. Vitell, “The General Theory of Marketing Ethics: A Revision and Three Questions”, Desember 2006. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Peneltian Bisnis”, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE, 1999. Irawati, Anik dan Supriyadi, “Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen Profesional, Komitmen Organisasional dan Sensitivitas Etika Pemeriksa dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin 2012. Istiqomah, “Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Komitmen Profesional terhadap Keinginan Berpindah Auditor Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Timur”, 2008. Januarti, Indira, “Analisis Pengaruh Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional, Orientasi Etis dan Nilai Etika Organisasi Terhadap Persepsi Dan Pertimbangan Etis (Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia),” SNA XIV Aceh, 2011. Krisnawati, Baiq, “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten dan 95 Kota Se-Pulau Lombok)”, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 3, Hal. 158-169, November 2012. Kurniawan, Dani Adi, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Dengan Komitmen Profesional Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Akuntansi Diponogoro, Vol. 2 No. 2, 2013. Louwers, Timothy J. Lawrence A Poneman and Robin R. Radike, “Examining Accountant Ethical Behaviour: A Review and Implementation For Future Research” Behavioural Accounting ResearchFoundation and Frontiers. Edited by Vicky Arnold & Steve G Sutton, American Accounting Association, 1997. Miranda, Reza dan Dul Muid, “Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengelaman Bekerja Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang)”, Diponogoro Journal Of Accounting Vol 1, No 1, Halaman 1-8, 2013. Mulyadi, Agus, “BPK Minta Itjen Kementerian Laporkan Tiket Palsu”, Diakses melalui:http://nasional.kompas.com/read/2012/05/17/21461584/BPK.Minta. Itjen.Kementerian.Laporkan.Tiket.Palsu, Pada tanggal: 30 September 2012. Nor, Wahyudin, “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan Kewenangan terhadap Motivasi Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin 2012. Novianti, Lenny dan Hendra Gunawan, “Pengaruh Etika Kerja Islam dan Etika Bisnis Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Komitmen Profesi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 2, Agustus 2010. Nugraha, A Basit Fauzi, “Pengaruh Pengalaman, Due Profesional Care, dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Auditor Inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)”, Tesis Universita sKomputer Indonesia, 2012. Poerwati, Srini, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Profesionalisme Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris: Auditor Internal Bawasda Jateng)”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2013. Purnamasari, St. Vera, “Sifat Machiavelian dan Pertimbangan Etis Anteseden Independensi & Perilaku Etis Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006. 96 Restuningdiah, Nurika. “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik Melalui Komitmen Organisasional”. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 3, November 2009. Richmond, Kelly Ann. “Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and Gender: The impact on Accounting Students’ Ethical Decision Making”, Dissertation, Virginia, 2001. Riduwan dan Kuncoro Engkos Ahmad, “Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Jakarta, 2007. Rismawaty, “Kepribadian & Etika Profesi”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H Sceiner, ”Internal Auditing”, Jakarta: Salemba Empat, 2005. Salim, Anisa Rahmatika,” Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Kompetensi, dan Integritas terhadap Kualitas Audit”, Diakses melalui: repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1728/1/jurnal.pdf, Pada tanggal 1-5 Oktober 2012. Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu, “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terha dap Auditor KAP di Jambi dan Palembang)”, E-Jurnal Binar Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hal. 5-13, September 2012. Saryanti, Endang, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Etika Profesi terhadap Pengambilang Keputusan Auditor”, Diakses melalui: e-journal.stieaub.ac.id/e-journal/index.php/probank/article/…/107/89, Pada tanggal: 28 Spetember 2012. Setyorini, Andini Ika, “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2011. Shaub, Michael K., and Don W. Finn. “The Effect of Auditor’s Ethical Orientation on Commitment and Ethical Sensititivity”. Behavioral Research in Accounting. Voul. 5 pp 146 – 166. 1993. Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Buwono, “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas terhadap KualitasAudit”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010. 97 Soetikno et. al., “Pengaruh Orientasi Etika Oleh Auditor Terhadap Komitmen Dan Kepekaannya Pada Etika Profesi Akuntan”, Universitas Diponegoro, 1998. Sumardi, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja”, Tesis Program StudiMagister Akuntansi, Universitas Diponegoro, 2001. Sukriah, Ika, “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Diakses melalui: http://blog.umy,ac,id/ervin/files/2012/06/aspsia13.pdf. Pada tanggal: 4 November 2012. Sutiarsih, Gusti Ayu, “Pengaruh Budaya Etis Organisasi, Idealisme, Dan Relativisme Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi pada Aparatur Inspektorat Pemerintah Kabupaten Buleleng)”, Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1, 2014. Suraidah, Ida, “Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Jurnal Akuntansi/ Th.IX,Mei, 2005. Tranggono, Rahadyan Pobo dan Andi Kartika, “Pengaruh Komitmen Organisasio naldan Profesional terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagaiVariabel Intervening”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 15, No. 1, Hal. 80-90,Maret 2008. Trianingsih, Sri. “Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Timur)”. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponogoro, Semarang, 2003. Wardoyo, Trimanto Setyo dan Putri Ayu Seruni, “Pengaruh Pengalaman dan Pertimbangan Profesional Auditor terhadap Kualitas Bahan Bukti Audit yang Dikumpulkan”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 6, Tahun ke-2, September-Desember, 2011. Widiyanto, Adi Kurniawan Dwi dan Indrawati Yuhertian, “Pengaruh Pendidikan, Pengalaman dan Pelatihan terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah yang Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”, Konferensi Nasional Akuntansi, Jakarta, 2005. Wirnaningsih, Srihadi http://www.unpad.ac.id/archives/14315. http:/referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11 http://michelia.blogspot.com/2012/7 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN 99 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN 100 PENGARUH ORIENTASIETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGANKOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL TERVENING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta) KUESIONER Nama : Mulyana Sari Nim : 109082000012 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] 101 No (Diisi oleh peneliti):............................. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara Auditor Internal/Manajer/Supervisor Di Tempat Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi (SE), dengan ini saya: Nama : Mulyana Sari Nim : 109082000012 Jurusan : Akuntansi Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap. Kuesioner ini akan dijadikan data penelitian saya. Oleh karena itu, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membacanya dengan teliti dan menjawabnya dengan lengkap. Segala informasi yang diperoleh dari kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih. Mohon maaf atas waktu Bapak/Ibu/Saudara yang telah saya gunakan. Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] 102 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : .............................................. 2. Jabatan Fungsional : .............................................. 3. Pendidikan Terakhir : 1. Dibawah strata 2. Strata 1 (Sarjana) 3. Strata 2 (Master) 4. Strata 3 (Doktoral) 4. Jurusan : 1. Akuntansi 2. Manajemen 3. Hukum 4. Lainnya......................... 5. Berapa lamakah Anda telah menjadi Auditor ditempat Anda bekerja sekarang: 1. 1-3 Tahun 2. 4-7 Tahun 3. 8-11Tahun 4. >11 Tahun Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] 103 1. Variabel Orientasi Etika (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: No 1. 2. 3. 4. 5. No 6. 7. STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral TS= Tidak Setuju S= Setuju SS= Sangat Setuju Pertanyaan STS TS Relativisme Tidak ada prinsip-prinsip etika yang begitu penting untuk dijadikan bagian dari kode etik auditor. Aturan-aturan etika berbeda antara tim audit satu dengan yang lain, demikian juga dengan penerapannya, berbeda antara situasi satu dengan yang lainnya. Prinsip-prinsip harus dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya subjektif. Apa yang dianggap seseorang bermoral, mungkin saja dianggap tidak bermoral bagi orang lain. Adanya perbedaan dalam sistem atau sikap moral tidak dapat dianggap sebagai suatu perbedaan yang telah menjadi sifat atau karakteristik dari prinsip-prinsip moral. Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah sesuatu itu bersifat etis atau tidak bagi setiap orang tidak akan pernah bisa diselesaikan karena apa yang dianggap bermoral atau tidak bermoral tergantung pada penilaian individu. Pertanyaan STS Idealisme Auditor harus memastikan terlebih dahulu bahwa hasil audit mereka tidak pernah secara sengaja merugikan orang lain, dalam tingkat sekecil apapun. Auditor tidak dapat memberikan toleransi pada perbuatan yang merugikan orang lain. 8. Melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain adalah tindakan yang salah, walaupun tindakan tersebut menguntungkan auditor. 9. Auditor tidak boleh menyakiti dan merugikan orang lain secara fisik maupun psikologis. Auditor tidak boleh melakukan tindakan pengancaman. 10. Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] TS N N S SS S SS 104 2. Variabel Pengalaman (X2) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: No 11. 12. 13. 14. 15. STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral TS= Tidak Setuju S= Setuju Pertanyaan Semakin lama menjadi auditor, semakin mengerti bagaimana menghadapi entitas/obyek pemeriksaan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat mengetahui informasi yang relevan untuk mengambil pertimbangan dalam membuat keputusan. Semakin lama bekerja sebagai seorang auditor, semakin dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan obyek pemeriksaan. Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan kesempatan untuk belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami. Banyaknya tugas yang diterima dapat memacu auditor untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi penumpukan tugas. Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] SS= Sangat Setuju STS TS N S SS 105 3. Variabel Komitmen Profesional (X3) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral TS= Tidak Setuju S= Setuju No Pertanyaan STS 17. Saya ingin melakukan usaha luar biasa melebihiyang diharapkan demi kesuksesan profesi auditor. Saya bangga memberitahukan orang lain bahwa saya adalah bagian dari profesi auditor. 18. Profesi auditor menginpirasi saya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. 16. 4. SS= Sangat Setuju TS N S SS Variabel Sensitivitas Etika (Y) Dalam membaca skenario di bawah ini Bapak?Ibu ditempatkan sebagai auditor. Kemudian indikasi tingkat pentingnya kasus tersebut menurut Bapak/Ibu dengan memberikan tanda silang (X) sebagai berikut: STP (1) = Sangat tidak penting P (3) = Penting TP (2) = Tidak penting SP(4) = Sangat penting Kasus 1 Surya adalah auditor senior KAP ABC yang bertanggung jawab atas audit PT XYZ. Selama dua jam di pagi hari Surya mempersiapkan rapat dengan partner dan manajer guna membahas temuan audit awal. Di sisi lain, pekerjaan menumpuk dan diharapkan selesai di akhir tahun karena beberapa staf ditugaskan menghadiri public offering klien dan pertimbangan bahwa ada beberapa staf yang mengundurkan diri. Sebenarnya audit ini telah sesuai dengan anggaran, tapi Surya mengetahui bahwa beberapa junior auditor gagal memenuhi estimasi waktu audit. Padahal jam kerja audit tahun ini 3% dibawah tahun lalu. STP (1) TP (2) N(3) P (4) SP (5) Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] 106 Kasus 2 Surya menemukan kelemahan dalam struktur pengendalian internal PT XYZ dari bendel kertas pemeriksaan interim yang dilakukan oleh auditor senior KAP ABC. Kelemahan tersebut utamanya disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kuartal sebelumnya. Dokumentasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkat keyakinan terhadap pengendalian internal dan luasnya pengujian pada akhir tahun. STP (1) TP (2) N(3) P (4) SP (5) *Terimakasih* Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected] 107 LAMPIRAN 2 JAWABAN KUESIONER 108 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Orientasi Etika (X1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 EO1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 EO2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 EO3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 EO4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 EO5 1 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 EO6 1 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 EO7 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 EO8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 EO9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 1 5 5 5 4 EO10 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Orientasi Etika (X1) (Lanjutan) 43 44 45 46 47 48 49 50 1 1 1 2 2 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 5 1 1 5 5 5 5 1 1 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 1 1 5 5 5 5 5 1 1 5 4 5 5 4 5 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 1 5 5 1 1 5 4 4 5 5 1 1 5 110 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pengalaman (X2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 PE1 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 PE2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 PE3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 PE4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 PE5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 111 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pengalaman (X2) (Lanjutan) 43 44 45 46 47 48 49 50 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 112 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Sensitivitas Etika (Z) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 SE1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 SE2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 113 Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Sensitivitas Etika (Z) (Lanjutan) 43 44 45 46 47 48 49 50 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 114 Daftar Jawaban Kuesioner Komitmen Profesional (Y) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 PR1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 PR2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 PR3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 115 Daftar Jawaban Kuesioner Komitmen Profesional (Y) (Lanjutan) 43 44 45 46 47 48 49 50 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 116 LAMPIRAN 3 TABEL SPSS 117 A. Hasil Uji Deskriptif Responden J Jabatan Fungsional j Valid Auditor Internal Frequency 50 Cumulative Percent 100.0 Percent Valid Percent 100.0 100.0 Pendidikan Terkahir Frequen cy Valid Dibawah Percent Valid Cumulative Percent Percent 2 4.0 4.0 4.0 s1 44 88.0 88.0 92.0 s2 4 8.0 8.0 100.0 50 100.0 100.0 Strata Total Jurusan Frequency Valid Akuntansi Percent Valid Percent Cumulative Percent 43 86.0 86.0 86.0 Hukum 3 6.0 6.0 92.0 Lainnya 1 2.0 2.0 94.0 Manajemen 3 6.0 6.0 100.0 50 100.0 100.0 Total Pengalaman Kerja Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 1-3 thn 43 86.0 86.0 86.0 4-7 thn 7 14.0 14.0 100.0 50 100.0 100.0 Total 118 B. Hasil Uji Validitas 1. Orientasi Etika (X1) No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) r table Kriteria OE1 0.462 0.278 Valid OE2 0.541 0.278 Valid OE3 0.427 0.278 Valid OE4 0.529 0.278 Valid OE5 0.684 0.278 Valid OE6 0.588 0.278 Valid OE7 0.811 0.278 Valid OE8 0.526 0.278 Valid OE9 0.455 0.278 Valid OE10 0.642 0.278 Valid 2. Pengalaman (X2) No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) r table Kriteria PE1 0.596 0.278 Valid PE2 0.815 0.278 Valid PE3 0.707 0.278 Valid PE4 0.543 0.278 Valid PE5 0.398 0.278 Valid r table Kriteria 0.278 0.278 Valid Valid 3. Sensitivitas Etika (Z) No. SE1 SE2 Corrected Item- Total Correlation (r hitung) 0.693 0.693 119 4. Komitmen Profesional (Y) No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung) PR1 PR2 PR3 r table Kriteria 0.278 0.278 0.278 Valid Valid Valid 0.616 0.422 0.547 C. Hasil Uji Reabilitas Variabel Orientasi Etika Pengalaman Sensitivitas Etika Komitmen Profesional Cronbach's Alpha 0.861 0.811 0.818 0.726 Jumlah Item 10 5 2 3 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel D. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 1 Standardized Coefficients Model 1 Beta (Constant) Orintasi Etika .626 Pengalaman Model 1 -.102 R R Square .616a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .379 .353 .642 b ANOVA Sum of Model Squares Mean df Square 1 Regression 11.848 2 5.924 Residual 19.372 47 .412 Total 31.220 49 F 14.373 Sig. .000 a 120 Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model 1 B (Constant) Error 11.825 1.467 .096 .018 -.053 .060 Orientasi Etika Pengalaman Beta T Sig. 8.060 .000 .626 5.361 .000 -.102 -.875 .386 E. Hasil Uji Korelasi Persamaan 1 Orientasi Komitmen Etika Orientasi Etika Pearson Correlation Pengalaman Profesional ,174 ,608 1 Sig. (2-tailed) ,227 ,000 50 50 50 Pearson Correlation ,174 1 ,007 Sig. (2-tailed) ,227 N Pengalaman ** N Komitmen Pearson Correlation Profesional Sig. (2-tailed) N ,964 50 50 50 ** ,007 1 ,000 ,964 50 50 ,608 50 F. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 2 Standardized Coefficients Model 1 Beta (Constant) Orientasi Etika Pengalaman Komitmen Profesional ,435 ,155 -,135 121 Model Summary Model 1 c. R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square ,428 a ,183 ,130 ,760 Predictors: (Constant), Komitmen Prefesional, Pengalaman, Orientasi Etika d. Dependent Variable: Sensitivitas Etika b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df 5,944 Mean Square 3 F 1,981 Residual 26,536 46 ,577 Total 32,480 49 Sig. 3,434 ,024 a a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengalaman, Orientasi Etika b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error Beta t Sig. 2,514 ,015 6,736 2,679 Orientasi Etika ,068 ,027 ,435 2,530 ,015 Pengalaman ,081 ,072 ,155 1,134 ,263 -,137 ,173 -,135 -,795 ,430 Komitmen Profesional a. Dependent Variable: Sensitivitas Etika 122 G. Hasil Uji Korelasi Persamaan 2 Orientasi Etika Pearson Orientasi Pengalama Komitmen Sensitivitas Etika n Profesional Etika 1 ,174 ,608 ** ,380 ** Correlation Sig. (2-tailed) N Pengalaman Pearson ,227 ,000 ,007 50 50 50 50 ,174 1 ,007 ,229 ,964 ,109 Correlation Sig. (2-tailed) N Komitmen Pearson Profesional Correlation Sig. (2-tailed) N Sensitivitas Pearson Etika Correlation Sig. (2-tailed) N ,227 50 50 50 50 ** ,007 1 ,131 ,000 ,964 50 50 50 50 ** ,229 ,131 1 ,007 ,109 ,366 50 50 50 ,608 ,380 ,366 50 123 LAMPIRAN 4 SURAT IZIN PENELITIAN 124 125 126 127 128 LAMPIRAN 5 SURAT KETERANGAN PENELITIAN 129 130 131 132 133