penerapan model pe learning tipe jigsaw u belajar fiqih siswa

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR FIQIH SISWA KELAS IVMI DARUL ULUM 02
NGEMBALREJO BAE KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S1)
dalam Bidang Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Winarsih
NIM 131310001159
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JEPARA
2015
ABSTRAK
Winarsih (131310001159). “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih siswa Kelas
IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”
Skripsi. Jepara: Program Strata I Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak
dan sedekah. 2) Mengetahui ada tidaknya p e n ingkatan hasil belajar fiqih
siswa kelas IV pada materi pokok infak dan sedekah MI Darul Ulum 02
Ngembal Kudus. 3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan
sedekah.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02
Ngembalrejo Bae Kudus yang berjumlah 33 siswa (16 peserta didik laki-laki
dan 17 peserta didik perempuan). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penerapannya melalui 3 siklus,
yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus peneliti melakukan
wawancara dengan guru tentang pembelajaran Fikih yang diterapkan di kelas
IV. Peneliti mendapatkan data hasil belajar peserta didik dengan nilai ratarata kelas 72.88 dengan ketuntasan belajar klasikal 51.52% dan. Dari latar
belakang inilah peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari nilai rata-rata kelas yaitu
74.85 dengan banyaknya 72.73% peserta didik yang tuntas. Pada siklus II
didapat hasil nilai rata-rata kelas 88.36 dengan banyaknya 87.88 % peserta
didik yang tuntas. Dari ketiga siklus tersebut (pra siklus, siklus I, dan siklus
II) mengalami peningkatan hasil belajar yang dilakukan peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui
bahwa pembelajaran fikih dengan penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas MI Darul Ulum 02
Ngembalrejo Bae Kudus.
Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran
fiqih dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
pada materi infak dan sedekah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Winarsih
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya meneliti dan melakukan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudari:
Nama
: Winarsih
NIM
: 210473 / 131310001159
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive
Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fikih Siswa Kelas IV MI Darul Ulul 02
Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014 /
2015
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jepara, 12 September 2015
Pembimbing,
Drs. H. Mahalli, M. Pd
iii
Surat Pernyataan
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran- pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Jepara,
Deklarator,
Winarsih
NIM. 131310001159
v
MOTTO
……….. 
…Dan
         ………
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…
( Q. S. Al- Maidah : 02).1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Karya
Toha Putra,2009),hlm. 156.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kebanggan hati karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahanda Muksan Senu dan Ibunda Paini, yang selalu memmberikan do’a dan
restunya untuk penulis.
2. Ayah dan Ibu mertua Suparman dan Rumisih, yang selalu membantu dan
mendoakan penulis.
3. Suami tercinta Edi Triyono, yang selalu memberikan perhatian,dukungan,
kasih sayng dan cintanya untuk penulis.
4. Putriku tersayang Adzkia Nur Habibatus Sa’adah, yang penulis sayangi.
5. Kakak-kakak penulis ( Nuryanto, Heri Darwanto, Sulis Tyaningsih, Rasup
Adiyanto,Dan Marjanah). Sebagai tanda kasih saying.
6. Teman-teman UNISNU Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Angkatan 2010
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan
semangat kalian.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Siwa Kelas IV MI Darul Ulum 02
Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
skripsi penulis, terutama kepada:
1. Drs. H. Akhirin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU Jepara. .
2. Drs. H. Mahalli, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang berkenan meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis.
3. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik, membimbing, serta
memberikan ilmunya dengan ikhlas selama penulis menuntut ilmu di Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara.
4. Kepala MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus, Hj. Istianah Ni’mah,
S.pd.I yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
5. Guru Fikih kelas IV, Samsul Hadi, S.Pd.I yang berkenan membantu dan
mengarahkan penulis dalam proses penelitian.
6. Suami tercinta Edi Triyono yang dengan tulus mencurahkan kasih sayang,
perhatian dan do’a untuk keberhasilan penulis.
7. Putriku tersayang Habibah yang selalu memberikan pengertian untuk penulis
menyelesaikan penulisan skripsi.
viii
Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa
terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah Swt. membalas semua amal kebaikan
mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin.
Jepara,
Penulis ,
Winarsih
NIM. 131310001159
ix
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ...........................................................................................v
MOTTO ..................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Penegasan Istilah.......................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian. ....................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
F.
Sistematika Pembahasan .............................................................................. 9
BAB II : LANDASAN TEORI.............................................................................. 11
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw......................... 11
1.
Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif ) ............................... 11
a. Prinsip Pembelajaran Cooperative ................................................... 13
b. Prosedur Pembelajaran Cooperative.................................................. 14
2. Cooperative Learning Tipe Jigsaw ........................................................ 16
a. Pengertian Cooperative Learning Jigsaw ...................................... 16
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ......................................... 18
c. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw 19
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw . 21
x
B. HASIL BELAJAR ......................................Error! Bookmark not defined.
1.
Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 22
2.
Macam – Macam Hasil Belajar ............................................................. 23
3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 26
C. Pembelajaran Fiqih..................................................................................... 29
1.
Pengertian Pembelajaran Fiqih ............................................................... 29
2.
Tujuan Pembelajaran Fiqih .................................................................... 30
3.
Materi Fikih Kelas IV ........................................................................... 31
D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 32
BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Subjek Penelitian........................................................................................ 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 36
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
E. Teknik Analisis Data................................................................................. 45
F.
Indikator Keberhasilan .............................................................................. 46
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN
KELAS ...................................................................................................................... 47
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 47
B. Analisis Data Penelitian............................................................................... 59
BAB V : PENUTUP................................................................................................ 63
A. Simpulan .................................................................................................... 63
B. Saran .......................................................................................................... 64
C. Penutup ...................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 15
2. Jadwal Pelaksanaan Siklus I ...................................................................... 48
3. Jadwal Pelaksanaan Siklus II ..................................................................... 55
4. Hasil Belajar .............................................................................................. 62
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Illustrasi Kelompok Jigsaw……………………………………………
2. Skema Penelitian Tindakan Kelas……………………………………..
2. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II………………………………………………………………
20
38
62
3. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pada Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus I…………………………………………………………….
xiii
62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Subjek Penelitian Kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015
Lampiran 2 : Daftar Nilai Peserta Didik pra siklus
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 : Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I
Lampiran 5 : Lembar Kerja Ahli Siklus I
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus I
Lampiran 7 : Soal Tes Siklus I
Lampiran 8 : Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
Lampiran 9 : Daftar Nilai Tes Siklus I
Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 11 : Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 12 : Lembar Kerja Ahli Siklus II
Lampiran 13 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus II
Lampiran 14 : Soal Tes Siklus II
Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II
Lampiran 16 : Daftar Nilai Tes Siklus II
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 18 : Pedoman Wawancara
Lampiran 19 : Lembar Observasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.1
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsipprinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif
peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman. 2 KBM perlu
mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan
temuannya kepada peserta didik lain, guru, atau pihak-pihak lain. Dengan
demikian, KBM memungkinkan peserta didik bersosialisasi dengan
menghargai pendapat, perbedaan sikap, perbedaan kemampuan, perbedaan
prestasi dan berlatih untuk bekerja sama.3
Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan
komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga
kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya
usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu
antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
1
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
Cet.5, hlm. 156
2
Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007) Cet. 1, hlm. 48.
3
Ibid., hlm. 50.
1
2
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.4
Proses pembelajaran dapat berlangsung jika terjadi interaksi antara
guru dan peserta didik. Mengajar bukanlah semata persoalan menceritakan,
belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi dalam
benak peserta didik. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya variasi
model mengajar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar dapat
berjalan secara optimal.
Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau
petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.5
Dewasa ini perlu ditelaah kembali praktek-praktek pembelajaran di
sekolah-sekolah atau madrasah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia
pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara
utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad ini akan sangat berbeda
4
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2008), hlm. 28.
5
Yusti Arini, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com
/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015)
2
3
dengan peranan tradisional yang selama ini masih dipegang erat oleh
sekolah-sekolah atau madrasah.
MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus merupakan satu diantara
sekolah-sekolah yang ada dikudus yang menghadapi permasalahan
pembelajaran terkait Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan model
konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga
suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian
materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya
duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang
bagi peserta didik untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran
menjadi tidak kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif. Hal ini pula yang
menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan. dari
segi cara guru mengajar dengan ceramah dan penerapan materi pelajaran
dalam pembelajaran fiqih tersebut. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai fiqih
pada ulangan harian masih dibawah kriteria ketuntasan belajar minimal
(KKM), yaitu 75.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam upaya peningkatan
keefektifan pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran
yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi
belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan
dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong.
3
4
Pembelajaran Cooperative telah dikembangkan melalui riset ilmiah
diberbagai negara di dunia, sehingga sistematikanya dapat diterapkan di
semua tingkat pendidikan dan di semua mata pelajaran termasuk fikih.6
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw. Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang
menciptakan suasana kelas lebih santai dan menyenangkan. Model
pembelajaran jigsaw memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
mengekspresikan pengetahuannya melalui diskusi. Dengan model ini
diharapkan peserta didik menjadi aktif.7
Dengan model pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar fiqih, materi pokok infak dan shadaqoh
siswa MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. Peran serta kemampuan
guru sangat diharapkan untuk kelancaran jalannya model pembelajaran
tersebut, serta guru harus memperhatikan respon dari siswa itu sendiri
terhadap model pembelajaran . Disamping itu guru harus memperhatikan
juga bagaimana cara mengantisipasi faktor-faktor yang bisa menjadi
penghambat dalam pelaksanaan model Jigsaw tersebut.
6
Mahmudin,’’strategi
pembelajaran
cooperative
learning’’
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/22/strategi-pembelajaran-kooperatif-cooperativelearning. (diakses 30 Juli 2015)
7
Yusti Arini, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com
/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015).
4
5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian lapangan tentang “ Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih
Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus
Tahun Pelajaran
2014/2015 ”
B. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar
dari kesalahpahaman (miss understanding) dalam memahami judul skripsi
diatas yaitu “ Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas 4 MI Darul
Ulum 02 Ngembal Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 ” maka penulis perlu
menjelaskan maksud dan arti berbagai istilah yang ada pada judul tersebut.
1. Penerapan
Menerapkan dapat diartikan menggunakan,
mempraktikkan.
penerapan berarti proses, cara, perbuatan menerapkan, pemanfaatan. 8
2. Model Pembelajaran
‘’Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,
kurikulul dan lain-lain’'.9
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi
III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1887
9
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka hal. 5
5
6
3. Cooperative Learning
Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja
bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.10
4. Cooperative Learning tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”11
5. Hasil Belajar
Hasil
belajar
merupakan
perubahan
tingkah
laku
secara
keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan
psikomotorik .12
6. Fiqih
Pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih
ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari10
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT
Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35.
11
Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw
dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknikjigsaw/, (diakses tanggal 4 Agustus 2015).
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179
6
7
hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas IV adalah perbuatan
menerapkan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran fikih yang diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar dalam satuan mata pelajaran Fiqih yang
diajarkan di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah dari proposal ini adalah
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe
Jigsaw dalam pembelajaran fiqih khususnya pada materi pokok infak dan
sedekah?
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning
tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Siswa Kelas 4
khususnya bab materi pokok infak dan sedekah pada MI Darul Ulum 02
Ngembal Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015?
7
8
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih khususnya pada materi
pokok infak dan sedekah?
D. Tujuan Penelitian
Manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti
adalah sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang peneliti
paparkan, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning
tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya p e n ingkatan hasil belajar fiqih siswa
kelas IV pada materi pokok infak dan sedekah MI Darul Ulum 02
Ngembal Kudus.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Meningkatkan semangat dan minat belajar fiqih khususnya
pada
materi pokok infak dan shadaqoh.
b. Meningkatkan kerjasama dan aktifitas belajar peserta didik.
2. Manfaat bagi guru
a. Terperolehnya inovasi model pembelajaran fiqih dari dan oleh guru
yang
menitikberatkan
pada
pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw.
8
model
pembelajaran
9
b. Menambah wawasan bagi guru bidang studi fiqih sehingga dalam
proses pembelajaran nantinya betul-betul memperhatikan metode dan
model pembelajaran, dengan demikian hasil belajar peserta didik
pada bidang studi fiqih dapat tercapai dengan baik.
c. Dengan adanya penelitian ini, maka terjalin kerjasama atau
kolaborasi sesama guru mata pelajaran fiqih di MI Darul Ulum 02.
d. Dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian guru dalam turut
serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang
ditekuninnya.
3. Manfaat bagi Madrasah
Diperoleh wawasan tentang model pembelajaran fiqih dengan tutor
sebaya yang selanjutnya diharapkan dipakai di kelas-kelas lainnya, baik di
MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus maupun madrasah yang lain.
4. Manfaat bagi peneliti
a.
Menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor yang mempengaruhi
hasil belajar peserta didik dalam bidang studi.
b.
Menambah pengetahuan dan ketrampilan peneliti tentang tata cara
dan proses penelitian dalam pendidikan.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun
nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika
pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut:
9
10
Bagian awal, terdiri dari: sampul (sampul luar), halaman kosong,
halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto,
halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
Bagian inti terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi subsub bab, antara lain:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan
sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori, terdiri dari: Model Pembelajaran cooperative
learning, cooperative learning (pembelajaran kooperatif), Cooperative
learning tipe jigsaw, Hasil Belajar, Pengertian Hasil Belajar, Macam – macam
Hasil Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Pembelajaran Fiqih,
Pengertian Fiqih, Tujuan Pembelajaran Fiqih, Materi Fikih.
Bab III Metodologi Penelitian, terdiri dari: Subjek Penelitian, Waktu
Penelitian, Kolaborator, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Teknik Analisa Data, dan Indikator Keberhasilan
Bab IV Deskripsi dan Analisis Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari:
Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas dan Analisis Penelitian Tindakan Kelas
Hasil Penelitian dan Pembahasan Pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 .
Bab V Penutup, terdiri dari: Kesimpulan dan Saran
Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
‘’Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulul
dan lain-lain’'.1
1. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif )
‘’Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja
bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.2
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).3
Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah
untuk memberikan para peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan, dan
pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat
1
Trianto. Op. cit.,hlm. 5
Mutadi, , op.cit., hlm. 35.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 3, hlm. 242.
2
11
12
yang bahagia dan memberikan kontribusi.4
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong
dalam pendidikan adalah falsafah Homo Homini Socius. Berlawanan
dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada
individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.5
Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Maidah
ayat 2 tentang tolong menolong.
...          …..
…..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan bertakwalah dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran...(Q.S. Al-Maidah: 02).6
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal
kebajikan sangat dianjurkan, dan begitu pula sebaliknya. Dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif bekerjasama dalam
kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan masalah,
sehingga mereka akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
4
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron
(Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 33.
5
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 28.
6
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Karya
Toha Putra, 2009), hlm. 156.
13
a. Prinsip Pembelajaran Cooperative
Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya bahwa terdapat empat
prinsip dasar pembelajaran Cooperative yaitu :7
1. Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence )
Artinya bahwa tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan
mana kala ada anggota kelompok tidak bisa menyelesaikan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari
masing-masing anggota kelompoknya.
2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama, oleh
karena
itu
keberhasilan
kelompok
tergantung
pada
setiap
anggotanya. Maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
3. Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)
Pembelajaran Cooperative member ruang dan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan.
4. Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)
Pembelajaran Cooperative melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
7
Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 245
14
penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat
kelak.8
b. Prosedur Pembelajaran Cooperative
Menurut Sanjaya, prosedur pembelajaran
Cooperative pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu :
1. Penjelasan materi: proses penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tahapan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa terhadap
pokok materi pelajaran. Pada tahap ini, guru memberikan
gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai
yang
selanjutnya
siswa
akan perdalam pada pembelajaran
kelompok.
2. Belajar dalam kelompok: pada tahap ini siswa bekerja dalam
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
Kelompok dibentuk secara heterogen dan mengakomodasi
sebanyak mungkin variable pembeda.
3. Penilaian: Penilaian dalam pembelajaran Cooperative dapat
dilakukan dalam
bentuk tes atau kuis. Penilaian
dapat
dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Pengakuan
tim: Pada tahap ini, guru memberikan pengakuan dan penghargaan
terhadap siswa. Di mana penetapan tim yang dianggap paling
menonjol
8
dan
berprestasi
Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 246-247
untuk
kemudian diberikan
15
penghargaan. Pengakuan
dan
pemberian
penghargaan
diharapkan dapat memotivasi siswa dan tim untuk terus
membangkitkan semangat berprestasi.9
Menurut Muslimin Ibrahim, terdapat enam langkah
utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif.10
4.
Tabel 2.1 Langkah-langkah
kooperatif
Fase
model
pembelajaran
Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan
memotivasi peserta didik.
pelajaran yang ingin dicapai pada
Pelajarantersebut dan memotivasi
peserta didik belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada
Peserta Didik
dengan jalan
demonstrasiAtau
lewat bahan
bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan peserta Guru menjelaskan kepada peserta
didik kedalam kelompok- didik
bagaimana
caranya
kelompok belajar.
membentuk kelompok belajar dan
membantu Setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok
Guru membimbing kelompokbekerja dan belajar.
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
Atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjasama.
9
Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 248-249
Muslimin Ibrahim, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2000), hlm. 10.
10
16
Fase-6
Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik
upaya maupun
hasil belajar individu.
2. Cooperative Learning Tipe Jigsaw
a. Pengertian Cooperative Learning Jigsaw
Ditinjau dari sisi etimologi, jigsaw berasal dari bahasa inggris
yang berarti “gergaji ukir”. Ada juga yang menyebutnya dengan
istilah fuzzle yaitu sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengambil pola cara
bekerja sebuah gergaji (jigsaw) yaitu siswa melakukan kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai
tujuan bersama.11
‘’Jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh
Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins”.12
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik
mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja sama dengan sesama
peserta didik dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak
kesempatan
11
untuk
mengolah
informasi
dan
meningkatkan
Siti
nurjanah,’’model
pembelajaran
kooperatif’’,http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html ( diakses tanggal 30
Juli 2015
12
Ibid., hlm. 21.
17
keterampilan berkomunikasi.13
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya.14
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan
bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari
dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain.15
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
peserta
didik
terhadap
pembelajarannya
sendiri
dan
juga
pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
Dengan demikian, peserta didik saling tergantung satu dengan yang
lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
13
Anita Lie, op.cit., hlm. 69.
Ibid., hlm. 52.
15
Ibid., hlm. 52.
14
18
materi yang ditugaskan.16
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama
bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian
peserta didik-peserta didik itu kembali pada tim / kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah
mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.17
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok
induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli
yaitu kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.18
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Dilihat dari tujuan kognitif pembelajaran kooperatif jigsaw bertujuan
memberikan informasi akademik sederhana.Sedangkan jika dilihat
dari segi tujuan social bertujuan kerja kelompok dan kerjasama. 19
16
Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik
Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, hlm. 6 (diakses tanggal 5 Agustus 2015).
17
Ibid., hlm. 7
18
Ibid., hlm. 7
19
Trianto, op.cit, hlm 50
19
c.
Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978) yang dikutip Rusman
(2008), mengemukakan langkah-langkah cooperative tipe jigsaw
sebagai berikut:20
1. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa.
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota dari tim yang berbeda telah mempelajari sub bagian
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka.
5. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali
kepada kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu timnya
tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan seksama.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8.
20
Penutup
Siti
nurjanah,’’model
pembelajaran
kooperatif’’,http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html (diakses 30 Juli
2015)
20
Pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw dapat dijelaskan dengan
gambar berikut :
Kelompok asal
ABC
DE
AAA
AA
ABC
DE
BBB
BB
ABC
DE
ABC
DE
ABC
DE
CCC
CC
DDD
DD
EEE
EE
Kelompok Ahli
Gambar 1.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Keterangan pada gambar di atas
Kelompok asal
: Kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan
karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap
anggota dalam kelompok mendapat soal yang
berbeda
: Perpindahan kelompok, dari kelompok
asal ke kelompok ahli
Kelompok ahli : Kelompok yang terbentuk dari kelompok asal
yangmendapatkan materi atau soal yang sama
Kunci Jigsaw adalah interdependensi; tiap peserta didik
bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi
21
yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat
penilaian. 21
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki
kelebihan dan kekurangan (Ibrahim, dkk. 2000:70-71). Di antara
kelebihannya adalah:22
1. Dapat memberikan kesempataan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lainnya
2. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
3. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya
4. Dalam proses belajar mengajar, siswa saling ketergantungan
positif
5. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lama
2. Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan
temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan
sendirinya.
21
22
Robert E. Slavin. Ibid, hlm. 237
Muslimin Ibrahim,Op.Cit, hlm 70-71
22
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami Pengertian hasil
(product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional.23
Sedangkan belajar secara psikologis merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah
laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.24
Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku
yang relatif menetap.25 Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.26
Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik
meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik
pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu
meningkat setelah melakukan proses pembelajaran.
23
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 2.
25
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003), hlm. 37-38.
26
Dimyati, Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 3
24
23
2. Macam – Macam Hasil Belajar
Benyamin S Bloom dalam Nana Sudjana mengklasifikasikan hasil belajar
dalam 3 ranah, yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.27
a. Ranah kognitif.
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
yaitu:
1) Pengetahuan atau ingatan.
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari
kata knowledge dalam Taksonomi Bloom. Sekalipun demikian,
maknanya tidak sepenuhnya tepat. Sebab dalam istilah tersebut
termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan
atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dan
sebagainya.
Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpannya dalam
ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan
kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar
pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah.
2) Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan. Mulai dari
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,
1999), hlm. 22.
24
terjemahan dalam arti yang sebenarnya.
b) Tingkat
kedua
adalah
pemahaman
penafsiran,
yakni
menghubungkan beberapa bagian-bagian terdahulu dengan yang
diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari
grafik dengan kejadian dan lain sebagainya.
c) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret
atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori,
atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru
disebut aplikasi.28
4) Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsurunsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
5) Sintesis
Penyatuan
unsur-unsur
atau
bagian
ke
dalam
bentuk
menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan,
berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat
dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah
28
Ibid., hlm. 26.
25
daripada berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah
diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materi, dan lain-lain. Di lihat dari segi tersebut
maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.
b. Ranah afektif.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar
kategorinya dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat
yang kompleks:
1) Receiving / attending yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2) Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi.
4) Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai terhadap nilai lain.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
26
kepribadian.29
c. Ranah psikomotorik.
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada 5 tingkatan
keterampilan yakni:
1) Gerakan refleks.
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
auditif, motoris dan lain-lain.
4) Gerakan-gerakan skill.
5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive.30
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas
sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui
usaha-usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai
secara optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam
proses belajar.
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu saja, yaitu
29
30
Ibid., hlm. 30.
Ibid., hlm. 31.
27
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor intern, meliputi:
a) Faktor jasmani
Yang termasuk ke dalam faktor jasmani yaitu faktor kesehatan
dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor
psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi, perhatian,
minat, bakat, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.31
2) Faktor ekstern, meliputi:
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
31
Slameto,op.cit. ,hlm 54 - 59
28
tua, dan latar belakang kebudayaan.32
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini adalah mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.33
c) Faktor masyarakat
Masyarakat
sangat
berpengaruh
terhadap
belajar
siswa.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat.34
Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi
faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk
mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang guru harus
memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai peserta
didik bisa maksimal.
32
Slameto,op.cit. ,hlm 60
Slameto,op.cit. ,hlm 64
34
Slameto,op.cit. ,hlm 69-70
33
29
C. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang
berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang
menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik
sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.35
Fiqh (Fiqhu) artinya paham atau tahu. Menurut istilah yang
digunakan para ahli fiqh (fuqoha’) ialah ilmu yang menerangkan hukumhukum syari’at Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci.36
Definisi ilmu fiqh secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari
tentang macam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam
aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang
bersifat masyarakat sosial.37
pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah,
terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari,
serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
35
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
(Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117
36
Zakiyah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), hlm.78
37
Nazar Bakri, Fiqih dan Ushul Fiqih (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 7.
30
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
Berdasarkan
pengertian
di
atas,
yang
dimaksud
dengan
pembelajaran fiqih adalah kegiatan yang dilakukan guru yang melibatkan
siswa dalam memahami materi fiqih dengan menggunakan strategi tertentu
serta menggunakan peralatan tertentu. Dengan ketepatan penggunaan
strategi dan media dalam pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam suatu pembelajaran.
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 di sebutkan
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.38
Sedang pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
38
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya, hlm. 2.
31
a.Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b.Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran
agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungannya.39
3. Materi Fikih Kelas IV
a. Zakat
Standar Kompetensi : 1. Mengenal ketentuan zakat
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan ketentuan zakat maal
1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah
1.3 Mempraktekkan tata cara zakat maal dan zakat
fitrah
b. Infak dan Sedekah
Standar Kompetensi : 2. Mengenal ketentuan infak dan ssedekah
Kompetensi Dasar: 2.1. Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah
2.2 Mempraktekkan tata cara infak dan sedekah
c. Shalat Idain
Standar Kompetensi : 3. Mengenal ketentuan sholat id
Kompetensi Dasar : 3.1. Menjelas-kan macam-macam shalat Id
39
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 59
32
3.2 Menjelas-kan tatacara sholat Id
3.3 Mendemonstrasikan tatacara shalat idul fitri
dan idul adha
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap skripsi yang ada,
sudah ada penelitian yang hampir sama dengan judul yang penulis kaji.
Diantara judul yang dijadikan kajian dalam skripsi ini adalah :
1. Buku karya Trianto : Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstrutivistik. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan
sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja
secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu
pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisipasi
siswa,
kepemimpinan
dan
memfasilitasi
siswa
dengan
membuat
keputusan
dalam
pengalaman
sikap
kelompok,
serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2007:42).
Dalam model pembelajaran kooperatif ada empat metode, yaitu (1) metode
STAD (Student Teams Achievement Devisions), (2) metode jigsaw, (3)
metode GI (Group Invertigation), dan (4) metode structural. Salah satu
pembelajaran kooperatif yang dianggap mampu mengatasi permasalahan
yang telah dipaparkan ialah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.40
40
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka hal. 42
33
2. Skripsi yang ditulis Etik Maisyaroh (NIM. 063111103) dengan judul
Penerapan Strategi Cooperative Learning tipe STAD (Student Team
Achievement Division) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta
Didik Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak
Tercela Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap
Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010.
Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, 2010.41
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi
Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran aqidah akhlak
untuk meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VIII B setelah strategi
tersebut diterapkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka strategi Cooperative Learning
tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan
keaktifan peseta didik kelas VIII B MTs Nahdlatul Fata Petekeyan
Tahunan Jepara dalam pembelajaran
aqidah
akhlak
materi
pokok
063111079)
Upaya
akhlak tercela terhadap sesama manusia.
3. Skripsi
karya
Siti
Nurchasanati
(NIM:
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Materi Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri Melalui
41
Etik Maisyaroh (NIM. 063111103) dengan judul Penerapan Strategi Cooperative
Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) sebagai Upaya Meningkatkan
Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak Tercela
Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan
Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010.
34
Model Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester
Gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun
Ajaran 2010/2011. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010.42
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) yang bertujuan untuk mengetahui: 1) hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak menggunakan model
cooperative learning tipe snow balling. 2) keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran akidah akhlak menggunakan model cooperative learning
tipe snow balling.
Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akidah
akhlak materi menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri melalui
model cooperative learning tipe snow balling dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik
kelas VIII A semester gasal
MTs
KHR
Ilyas
Tambakrejo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2010/2011.
4. Jurnal Karya Natalia Indon, dkk : Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe jigsaw untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar
siswa. Apakah dengan penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah
penelitian Tindakan Kelas, sebelum pelaksanaan tindakan menunjukkan
siswa yang aktif hanya 9 orang siswa atau hanya 30 % dari jumlah siswa,
42
Siti Nurchasanati (NIM: 063111079) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri
Sendiri Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester Gasal
MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun Ajaran 2010/2011.
35
dan hasil belajar yang mencapai nilai ketuntasan hanya 12 orang siswa
atau hanya tercapai 40 %. Setelah pelaksanaan siklus I penerapan model
kooperatif tipe jigsaw aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu
menjadi 12 orang, ini berarti terjadi peningkatan dari 30 % menjadi 40 %
dari jumlah siswa. Dan untuk hasil belajar juga terjadi peningkatan dari
yang tuntas 12 orang menjadi 20 orang atau, naik dari 40 % menjadi 66,66
%. Karena belum mencapai kriteria indikator kinerja, maka dilanjutkan
dengan siklus ke 2. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2, tingkat aktivitas
siswa meningkat lagi menjadi 20 orang siswa, yaitu naik dari 40 %
menjadi 66,66 %. Sedangkan hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan,
yaitu dari yang tuntas 20 orang atau 66,66 % meningkat menjadi 26 orang
atau 86,66 %. Setelah pelaksanaan siklus ke 2 hasil tindakan mencapai
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Maka dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ; Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.43
Dari berbagai penelitian terkait yang relevan, peneliti setuju dan
mendukung para peneliti sebelumnya dan akan melanjutkan penelitian
”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas IV MI Darul Ulum 02
Ngembalrejo Kudus.
43
Natalia,Indon,dkk ‘’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw untuk
meningkatkan
Aktivitas
dan
Hasil
belajar
siswa
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/2100/2034./(diakses tanggal 30 mei
2015 )
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV
semester
I
MI Darul
Ulum
02 Ngembalrejo
Bae
kudus tahun
pelajaran2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Adapun fokus penelitian ini adalah
menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw mata
pelajaran fikih kurikulum 2013 pada materi pokok infak dan shadaqoh
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2015/2016 dan berlangsung pada tanggal 06 Juli 2015 sampai
dengan 06 Agustus 2015.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae kudus.
3. Kolaborator
Kolaborator dalam pelaksanaan tindakan kelas (PTK) adalah
orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang
sedang digarap. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
yang bertindak sebagai pengamat. Dalam hal ini peneliti sudah faham
mengenai materi yang akan diajarkan. Bapak Samsul Hadi, S.pd.I
36
37
merupakan guru fikih siswa kelas IV semester I MI Ngembalrejo Bae
kudus tahun pelajaran2014/2015 beliau sendiri bertindak sebagai guru.
C.
Prosedur Penelitian
Rancangan atau desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
digunakan adalah PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart yang dalam alur
penelitiannya meliputi langkah-langkah berikut ini:.1
1. Perencanaan (plan)
Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai
solusi.
2. Melakukan tindakan (act)
Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Melakukan pengamatan (observe)
Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi
merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan
yang dilakukan dalam PTK.
4. Melakukan refleksi (reflection)
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan
hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi
1
hal.22
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008),
38
perbaikan terhadap rencana awal.
Adapun tahapan penelitian ini digunakan sebagai berikut: 2
Rencana awal
Refleksi
Tindakan dan
Observasi
Refleksi
Rencana yang
direvisi
Tindakan dan
Observasi
Gambar 3.1 Adopsi dari Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dirancang dan akan
dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra
siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus
akan diambil satu kelas yang sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan
dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Sebagai
langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
2
16.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.
39
1. Prasiklus
Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran Fikih.
Pada pelaksanaan pra siklus ini guru akan menggunakan metode
pembelajaran yang konvensional yaitu belum menggunakan model
cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajarannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini juga akan diukur
dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata
kelas dan ketuntasan belajar klasikal). Hal ini dilakukan sebagai dasar
untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan
model cooperative learning tipe jigsaw pada siklus 1 dan siklus 2.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan meliputi sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran Fikih pada materi Infak dan sedekah
melalui model pembelajaran cooperative learning
tipe
jigsaw
dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan Lembar Kerja ahli beserta kunci jawabannya
3) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa beserta kunci jawabannya
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan
proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
40
cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah pada
siklus 1 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
b) Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang infak dan shodaqah
c) Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran
siswa untuk menguasai materi tentang infak dan shodaqah.
d) Memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan tugas
yang harus dilaksanakan peserta didik
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat
duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka.
b) Guru memberikan 4 lembar kerja ahli kepada peserta didik.
c) Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota
untuk mengerjakan lembar kerja ahli yang berbeda(satu
peserta didik mengerjakan satu lembar kerja ahli).
Elaborasi
a) Kemudian setiap anggota kelompok yang mengerjakan
lembar kerja ahli yang sama bertemu(disatukan) untuk
mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti
benar dan dapat menyelesaikan lembar kerja ahli tersebut
41
dengan benar.
b) Kemudian peserta didik itu kembali kekelompok asalnya
dan
bergantian
mengajarkan
teman
dalam
satu
kelompoknya.
c) Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika
peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Konfirmasi
a) Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok.
b) Setelah selesai mengerjakan lembar kerja ahli secara tuntas,
guru menganjurkan kepada peserta didik agar duduk
kembali pada posisi semula (tidak berkelompok).
3) Penutup
a) Menyimpulkan
pelaksanaan
pembelajaran
yang
telah
dilakukan.
b) Guru menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumah
kepada peserta didik.
c) Guru memberikan tes evaluasi sebagai hasil tes siklus 1.
b. Pengamatan
1) Peneliti mengamati proses belajar peserta didik pada siklus 1
2) Mengamati peserta didik saat mengerjakan lembar kerja ahli.
3) Mengamati hasil evaluasi (tes).
4) Mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami
42
dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan
penelitian.
c. Refleksi
1) Secara
kolaboratif
guru
dan
peneliti
menganalisis
dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu
diperbaiki untuk siklus ke 2 nantinya.
2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
3. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama seperti pelaksanaan
siklus 1. langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 2
merupakan perbaikan dari siklus 1 berdasarkan hasil refleksi siklus 1 akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus 1
b. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya sama seperti langkah-langkah pada
siklus 1. Dalam siklus 2 membahas tentang sub materi pokok materi
infak dan sedekah.
43
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus 1.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil pengamatan
untuk mendapatkan simpulan. Setelah berakhirnya siklus 2 di harapkan
bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
pada mata pelajaran Fikih materi infak
dan sedekah dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas IV MI
Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis.3 Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti dokumen, peraturan-peraturan,
dan sebagainya.
Dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan
dolumentasi
untuk
mendapatkan data-data nama peserta didik kelas IV dan gambar pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
2. Pengamatan (Observasi)
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet.13, hlm. 158
44
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.4 Kegiatan tersebut bisa
berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, dll.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk
mengamati aktivitas peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
3. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya
jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden
tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.5
Metode wawancara ini digunakan untuk mewawancarai guru
sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian, termasuk menanyakan
keadaan peserta didik, hasil belajar peserta didik,serta metode yang
diterapkan dalam pembelajaran fiqih.
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6
Metode tes digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi belajar
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 220
5
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta :Teras,
2009), hal. 84
6
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 150.
45
peserta didik yang telah melakukan pembelajaran fikih khususnya materi
infak dan sedekah melalui penerapan model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya mencari dan menata secara
sistematis
catatan
hasil
observasi,
wawancaradan
lainnya
untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.7
Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk
menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw yang dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kelas adalah:
Rata-rata =
jumlah nilai tes seluruh peserta didik
jumlah seluruh peserta didik
Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
Ketuntasan Belajar Klasikal =
7
Jumlah peserta didik yang lulus
x100%
Jumlah seluruh peserta didik
Nana Sudjana, Penelitian dan Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1995), hlm. 64.
46
F. Indikator Keberhasilan
Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02
Ngembalrejo Bae Kudus pada materi infak dan sedekah dengan indikator
sebagai berikut:
1. Rata-rata kelas mencapai lebih dari atau sama dengan 75.
2. Ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama dengan 75%.8 dari seluruh
peserta didik di kelas IV MI Darul Ulum 02.
8
E. Mulyasa, Op.cit, hlm 101
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah
menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada
pelajaran Fikih khususnya pada materi pokok Infak dan Sedekah dilaksanakan
dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Deskripsi
Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Berdasarkan keterangan dari bapak Samsul Hadi, S.pd.I selaku guru
mata pelajaran Fiqih kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus,
bahwa pelaksanaan pembelajaran Fiqih masih menggunakan metode
konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik
sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah guru
menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal, peserta didik
menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing.
Adapun hasil belajar pra siklus ini akan dilihat dari nilai ulangan harian
peserta didik pada materi Infak dan Sedekah dengan nilai rata-rata 72,88 %
dan nilai ketuntasan klasikal 51,52 %.
47
48
2. Siklus I
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario
pembelajaran siklus I yang telah direncanakan. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
1) Membuat RPP dengan indicator:
a.)Mengetahui ketentuan infak dan sedekah dengan benar
b)Menerapkan Ketentuan infak dan sedekah dengan benar.
2) Membuat lembar kerja ahli disertai kunci jawabannya.
3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus I beserta
kunci jawabannya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan siklus I
Hari /
Tanggal
Waktu
Pertemuan
ke-
Materi
Rabu, 29
Juli 2015
2 x 35’
1
Ketentuan Infak dan
Sedekah
Kamis, 30
Juli 2015
1 x 35’
2
Evaluasi siklus 1
49
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2015
Waktu
: 07.10- 08.20 WIB
Materi
: - Infak dan Sedekah
Kegiatan pembelajaran
diawali
oleh guru
mengucapkan salam,
dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Ketua kelas
memimpin do’a, setelah selesai, guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan
1, ada 2 peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, yaitu
Muhammad Wisnu Ginanjar dan Tsania Zahrotul Wardah. Jadi jumlah peserta
didik yang semula 33 menjadi 31. Setelah mengabsen, guru mulai membuka
pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, yaitu
dengan pertanyaan zakat yang di keluarkan wajib bagi orang islam setelah
berpuasa adalah? Siswa berani menjawab dengan angkat jari yaitu Niti Sasmina
Zakat fitrah.
Setelah melakukan appersepsi, guru menjelasakan model pembelajarn yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw.
Guru membagi peserta didik dalam 6 kelompok. Dengan perincian 5
kelompok beranggotakan 5 peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 6
peserta didik. Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli.
Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 5 lembar kerja ahli yang
50
terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan
lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masing-masing ketua
kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu
anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli.
Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama
berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan
dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja
ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang
lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan
anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya.
Suasana menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi.
Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk
menyelesaiakan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi
peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan. Saat peneliti berkeliling, peserta didik bernama Sazkya dari kelompok
lembar kerja ahli 3 bertanya, “ini menurut pendapat pribadi bu? ”. Peneliti
menjawab : ya akan tetapi di diskusikan satu kelompok sehingga jawabannya
bisa sama. Peserta didik dari kelompok lembar kerja ahli 3 menjawab,
“Oo....gitu.”
Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok
asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota
yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya
sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan
51
hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4.
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Namun,
peserta didik tidak ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi
ke depan kelas, sehingga guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke
depan kelas. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berani
mempresentasikan ke depan kelas.
Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik
bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan
materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam
dan dijawab serempak oleh peserta didik.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015
Waktu
: 09.35 – 10.50 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus 1
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak.
Setelah itu guru bertanya “Tadi malam sudah belajar belum?”. Sebagian
menjawab “Sudah, pak!”. Sebagian tidak menjawab. “Sudah siap ulangan ya
anak-anak?” tanya pak Samsul. “ya, pak” jawab peserta didik.
Guru memerintahkan peserta didik untuk memasukkan semua buku ke
dalam laci. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi
52
siklus 1, guru memberikan 10 soal dalam bentuk uraian.
Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas IV, yakni
sebanyak 33 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk
mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan
hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam,
kemudian peserta didik menjawab salam.
c. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah
sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
a) Peserta didik belum terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw belum terlaksana secara optimal.
b) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih dahulu
peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masing-masing.
c) Beberapa peserta didik masih ada yang pasif, tidak mau berdiskusi
sehingga guru harus menegurnya.
d) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi
kelompok.
53
b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini
menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Hasil Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru bersama peneliti
berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu diadakan
perbaikan adalah:
1) Guru kurang menguasai
pembelajaran
model
skenario pembelajaran, sehingga proses
cooperative
learning
tipe
jigsaw
belum
lancar/optimal.
2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat
menyelesaikan masalah.
3) Masih banyak peserta didik yang belum berani untuk mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
4) Masih ada beberapa murid yang pasif.
5) Ada beberapa murid yang trouble maker dalam kelompoknya.
6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan.
54
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru
untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Guru mempelajari lebih lanjut dan mamahami skenario pembelajaran
siklus II
2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi
kelompok.
3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani maju di
depan kelas.
4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam
pembelajaran.
5) Guru memberikan peringatan kepada peserta didik yang trouble maker.
6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus
II yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Membuat RPP dengan indikator : mengetahui Pembagian Sedekah,
macam sedekah, dan tata cara infaq dan Sedekah dengan benar.
2) Membuat lembar kerja ahli disertai kunci jawabannya.
3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus II beserta kunci jawaban.
55
b. Pelaksanaan Tindakan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan
penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal
yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan siklus II
Hari /
Tanggal
Waktu
Pertemuan
ke-
Materi
Rabu, 5
Agustus
2015
2 x 35’
1
Pembagian sedekah Macam
sedekah, dan tata cara
sedekah
Kamis, 6
Agustus
2015
1 x 35’
2
Evaluasi siklus 1
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2015
Waktu
: 07.100- 08.20 WIB
Materi
: - Mengetahui Pembagian Sedekah, macam sedekah, dan tata
cara infaq dan Sedekah
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam,
dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen
peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah sehingga
jumlah peserta didik genap 33 peserta didik. Setelah mengabsen, guru mulai
membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan
kembali
materi
56
sebelumnya, pengertian dan ketentuan infak dan sedekah.
Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik dalam 8
kelompok. Dengan perincian 7 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 1
kelompok beranggotakan 5 peserta didik. Setelah peserta berkelompok, guru
membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota)
mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar
kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja
ahli dibagikan, masing-masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk
mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja
ahli.
Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama
berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti
dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan
lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja
ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul
dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan
seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Suasana menjadi gaduh saat peserta
didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang,
peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja ahli. Guru
dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Setelah menyelesaikan
lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian
mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan
57
lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti.
Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi
kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4.
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan
tanggapan. Peserta didik sudah ada yang berani maju untuk mempresentasikan
hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru sebelumnya. Guru memberikan
penguatan kepada kelompok yang berani mempresentasikan ke depan kelas.
Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta
didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi
dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran
dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Agustus 2015
Waktu
: 09.35 – 10.500 WIB
Materi
: Evaluasi Siklus II
Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab
serempak. Setelah itu guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap untuk
melakukan evaluasi.
Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi
siklus II, guru memberikan 10 butir soal uraian.
58
Pada evaluasi siklus II diikuti oleh semua peserta didik kelas IV, yakni
sebanyak 33 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk
mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan
hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam,
kemudian peserta didik menjawab salam.
c. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus II, adalah
sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
a) Peserta didik sudah terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan
pembelajaran fiqih dengan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw terlaksana lebih optimal.
b) Peserta didik sudah ada yang berani untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
c) Sebagian besar peserta didik sudah terlihat aktif dalam proses
pembelajaran (diskusi).
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Guru selalu memantau dan membimbing peserta didik dalam diskusi
kelompok.
b) Guru memotivasi peserta didik agar semua peserta didik terlibat aktif
dalam diskusi.
d. Hasil Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan
59
bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus I.
Meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai rata-rata kelas
telah mencapai lebih dari 79,55 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai
lebih dari 75% pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak
perlu diadakan siklus III.
B. Analisis Data Penelitian
1. Pra Siklus
Berdasarkan keterangan dari bapak Samsul Hadi, S.Pd.I selaku guru
Fikih kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus bahwa
pelaksanaan pembelajaran Fikih belum mampu menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru masih menggunakan
metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik
sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Setelah menjelaskan
materi guru memberikan contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku
tulis masing-masing. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang
belum mereka pahami.
Pada pra siklus masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak
sekolah. menunjukkan bahwa dari 33 peserta didik terdapat 16 peserta didik
yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 75, sedangkan
peserta didik yang nilainya tuntas hanya 17 peserta didik sehingga ketuntasan
belajar klasikal hanya mencapai 51.52%.
60
2. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus 1 belum menunjukkan adanya hasil yang
diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw pada materi infak dan sedekah. Peserta didik belum bisa mengikuti atau
menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw. Suasana kelas terlihat masih kacau, dapat dikatakan belum kondusif
sehingga guru harus sering melerai untuk mengkondisikan kelas agar lebih
tenang. Rata-rata peserta didik masih malu dan takut untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi. Selain itu, masih banyak peserta
didik yang pasif dan tidak mau berdiskusi, hanya menunggu jawaban dari
teman yang mengerjakan.
Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 yang diperoleh mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini dapat
dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus 1.
Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV pada silus 1 sebesar
74.85 dengan ketuntasan belajar klasikal 72.73% dan yang tidak tuntas
sebanyak 27.27%. Dari 33 peserta didik yang tuntas sebanyak 24 peserta
didik , sedangkan yang belum tuntas sebanyak 9 peserta didik yakni masih di
bawah KKM.
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa untuk indikator penelitian
pertama (rata-rata kelas) sudah terpenuhi. Namun untuk indikator penelitian
kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang ditentukan
oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus
61
selanjutnya yakni pada siklus 2.
3. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya hasil yang
diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw pada materi infak dan sedekah. Peserta sudah bisa mengikuti atau
menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I.
Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta
didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal menyelesaikan
lembar kerja ahli. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Nilai rata-rata hasil
belajar peserta didik kelas IV pada siklus II sebesar 81.36 dengan ketuntasan
belajar klasikal 87.88% yang sudah berada di atas ketentuan yaitu nilai ratarata kelas lebih dari 75 dan ketuntasan belajar klasikal di atas 75 %. Jumlah
peserta didik yang tuntas sebanyak 29 sedangkan yang belum tuntas sebanyak
4 peserta didik yang masih di bawah KKM. Mereka adalah Abdullah Kafabih,
Abdullah Umar Thoyib, Muhammad Afrokhi, dan Muhammad Wisnu
Ginanjar.
Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat
dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus II.
Pada pelaksanaan siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator yang
diinginkan oleh peneliti yakni nilai rata-rata kelas ≥75 dengan ketuntasan
belajar klasikal ≥75%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan siklus 3.
62
Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4.3. Hasil Belajar
No Indikator
Pra Siklus Siklus I
1. Nilai rata-rata Kelas
Ketuntasan Belajar
2. Klasikal
Siklus II
72.88
74.85
81.36
51.52%
72.73%
87.88%
Grafik 4.1. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus, siklus I,
dan siklus II
90
70
81,36
72,88
74,85
50
30
10
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik 4.2. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus, siklus I,
dan siklus II
100%
80%
87,88%
60%
40%
20%
72,73%
51,52%
0%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dapat
peneliti simpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada
pelajaran fikih dengan materi infak dan sedekah di kelas IV
dirancang dan dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus,
siklus I, dan siklus II.Pada pra siklus mengetahui pelaksanaan
pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam proses KBM.Sedangakan siklus I dan
siklus II terdiri atas perencanaan, melakukan tindakan, melakukan
pengamatan, dan melakukan refleksi. Dengan menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran
fikih diketahui bahwa KBM berjalan dengan baik dan optimal
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam
setiap siklusnya.
2. Adapun hasil pencapaian penerapan model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw khususnya pada materi infak dan sedekah peserta
didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo mengalami
peningkatan yaitu dari pra siklus dengan nilai rata- rata 72.88 dengan
ketuntasan belajar klasikal 51.52% meningkat menjadi 74.85 dengan
ketuntasan belajar klasikal 72.73% pada siklus I, dan pada siklus II
63
64
rata – rata kelas IV meningkat menjadi 81.36 dengan ketuntasan
belajar klasikal mencapai 87.88%.
3. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw pada materi infak dan sedekah di kelas IV dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihannya
antara lain:
1) Dapat memberikan kesempataan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lainnya.
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.
3) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya.
4) Dalam proses belajar mengajar, siswa saling ketergantungan
positif.
5) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
Sedangkan kekurangannya adalah:
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan
temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan
sendirinya.
B. Saran
Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
65
belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka saran-saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar fikih peserta didik, sebaiknya
guru
dapat
memilih
dan
menerapkan
model
dan
strategi
pembelajaran yang baik dan tepat.
2. Dalam proses pembelajaran fikih, sebaiknya guru mengajar dengan
pembelajaran kooperatif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta
didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil
belajar fikih peserta didik dapat meningkat.
3. Khusus pada para guru, hendaknya pembelajaran kooperatif ini juga
dikembangkan pada materi lainnya yang cocok untuk menarik minat
peserta didik belajar fikih.
C. Penutup
Demikian skripsi ini penulis susun, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan
kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
menjadi harapan penulis. Semoga bermanfaat. Amin
66
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006, Cet.13.
, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Arini, Yusti, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan
Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran”,
http://yusti–arini.blogspot.com/2009/08/modelpembelajaran kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015).
Bakri, Nazar, Fiqih dan Ushul Fiqih Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Darajat, Zakiyah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Bumi
Aksara, 1995.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya,
Semarang:Karya Toha Putra, 2009.
Emildadiany, Novi, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik
Jigsaw
dalam
Pembelajaran”,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, hlm. 6 (diakses tanggal 5 Agustus 2015).
Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya, 2000), hlm. 10.
Indon, Natalia,dkk ‘’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/2100/2034./
Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2004.
Mahmudin,’’strategi
pembelajaran
cooperative
learning’’
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/22/strategi-pembelajarankooperatif-cooperative-learning.
Maisyaroh, Etik (NIM. 063111103) dengan judul Penerapan Strategi
Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement
67
Division) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik
Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak Tercela
Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap
Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara Tahun Pelajaran
2009/2010.
Midjiono,Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Mulyasa, E, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004.
,Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2008.
Muslich, Masnur, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman
dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. 1.
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007.
Nurchasanati, Siti (NIM: 063111079) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi
Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri Melalui Model
Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester
Gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun
Ajaran 2010/2011.
Nurjanah, Siti,’’model pembelajaran kooperatif’’, http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajarankooperatif.html
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Sanjaya,
Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. 3.
Standar
Proses
68
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita
Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1995.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Rosdakarya, 1999.
, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004.
,Metode Penelitian Tindakan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005,
Cet. 1.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Yogyakarta :Teras, 2009.
Syamsuddin, Abin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002, Cet.5.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik,
Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya.
69
Lampiran 1
Subjek Penelitian
Kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Nama
Abdullah Kafabih
Abdullah Umar Thoyib
Aji Barokah Satrio Widodo
Edsa Auliya Izzatis Syifa
Eizzat Lutfiyan Khawarizmi
Evan Abiyansyah
Faza Elma Nabila
Intan Fauziah Anita . R
Intan Nur 'Aisyah
Kenes Dian Maharyati
Litto Gundala
Lovely Dara Putri
Mita Zahrotus Shofwah
Muhammad Afrokhi
Muhammad Alaika salam
Muhammad Raffie Rizwan
Muhammad Wisnu Ginanjar
Muhammad Wisnu Pradana
Muhammad Yafi Elian . P
Nadia Ayu Azalia
najla Aisya Brilliannuha
Niti Sasmina Zaezafi
Priwi arum Lestari
Rizqy Muqsith Setyawan
Sania Amrina Rosyada
Sazkya Mumtaz
Tertia Ardis Sajid
Tsania Izzati Nada
Tsania Zahrotul Wardah
Yahfazkha Yusroul Dawam
Yanura Ibnu Ahada
Yassirli Amri
Zidan Iftikhar Romadlon
Jenis
Kelamin
L/P
L
L
L
P
L
L
p
p
p
p
L
P
p
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
L
L
P
L
Keterangan
Jumlah Siswa = 33
Laki –laki = 16
70
Lampiran 2
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas IV
Pra siklus
No
Nama
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Abdullah Kafabih
Abdullah Umar Thoyib
Aji Barokah Satrio Widodo
Edsa Auliya Izzatis Syifa
Eizzat Lutfiyan Khawarizmi
Evan Abiyansyah
Faza Elma Nabila
Intan Fauziah Anita R
Intan Nur 'Aisyah
Kenes Dian Maharyati
Litto Gundala
Lovely Dara Putri
Mita Zahrotus Shofwah
Muhammad Afrokhi
Muhammad Alaika salam
Muhammad Raffie Rizwan
Muhammad Wisnu Ginanjar
Muhammad Wisnu Pradana
Muhammad Yafi Elian P
Nadia Ayu Azalia
najla Aisya Brilliannuha
Niti Sasmina Zaezafi
Priwi arum Lestari
Rizqy Muqsith Setyawan
Sania Amrina Rosyada
Sazkya Mumtaz
Tertia Ardis Sajid
Tsania Izzati Nada
Tsania Zahrotul Wardah
Yahfazkha Yusroul Dawam
Yanura Ibnu Ahada
Yassirli Amri
Zidan Iftikhar Romadlon
Jumlah
rata-rata
65
70
75
80
75
80
70
75
65
60
75
65
80
60
85
65
60
70
75
65
80
85
80
70
70
75
90
70
80
70
75
75
70
2405
72.88
%
Ketercapaian
65%
70%
75%
80%
75%
80%
70%
75%
65%
60%
75%
65%
80%
60%
85%
65%
60%
70%
75%
65%
80%
85%
80%
70%
70%
75%
90%
70%
80%
70%
75%
75%
70%
72.88%
Ketuntasan
ya
Tidak
V
V
v
v
v
v
V
v
V
V
v
V
v
V
v
V
V
V
v
V
v
v
v
V
V
v
v
V
v
V
v
v
V
17
16
51.52% 48.48%
71
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 1
Sekolah
: MI Darul Ulum 02
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: IV / 1
Alokasi Waktu
: 1 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal ketentuan infak dan sedekah
: 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah
C. Indikator
: - Mengetahui ketentuan infak dan sedekah dengan
benar
- Menerapkan Ketentuan infak dan sedekah dengan
benar.
D. Tujuan Pembelajaran :

Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw peserta didik idharapkan dapat mengetahui ketentuan infak dan
sedekah dengan benar

Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw peserta didik idharapkan dapat menerapkan ketentuan infak dan
sedekah dengan benar
E. Materi Pembelajaran
Infak dan sedekah
F.
Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe jigsaw.
2. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
72
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
No
1
2
3
Kegiatan Pembelajaran
a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a.
b. Apersepsi: bertanya jawab tentang infak dan sedekah
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menyampaikan pembelajaran Infak dan sedekah
b. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 5 - 6 peserta didik dan mengatur tempat
duduk peserta didik, agar setiap kelompok dapat bertatap
muka.
c. Guru memberikan lembar kerja ahli
d. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota
untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda
(satu peserta didik mengerjakan satu LK ahli)
Elaborasi
a. anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama
bertemu dan mengerjakan bersama sampai mengerti dan
dapat menyelesaikan dengan benar
b.Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian
mengajarkan teman dalam satu kelompoknya.
c. Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator, jika
siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan
d. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota
e. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi
kelompok.
b. Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru
meminta kepada peserta didik agar duduk kembali pada
posisi semula (tidak berkelompok).
Penutup
a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi
yang sudah dipelajari.
b. Guru memberikan tugas rumah.
c.Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
Waktu
10
menit
50
menit
10
menit
73
H. Alat/Sumber Belajar
1. Buku Fikih kelas IV
2. LKS Fikih kelas IV semester 1
I. Penilaian
Tes Akhir Siklus
Kudus, 29 Juli 2015
Guru kelas IV
Peneliti
Samsul Hadi, S.Pd.I
Winarsih
Mengetahui
Kepala MI Darul Ulum 02
Hj. Istianah Ni’mah, S.Pd.I
NIP. 19581216 198203 2 002
74
Lampiran 4
Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Dengan
Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siklus 1
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
Abdullah Kafabih
Tsania Izzatin Nada
Sazkya Mumtaz
M. Yafi Elian. P
Zidan Iftikhar. R
Kelompok III
1. Abdullah Umar
Thoyib
2. Intan Fauziah
3. Yassirli Amri
4. Najla Aisya.B
5. Rizky Muqsith
Kelompok II
1.
2.
3.
4.
5.
Faza Elma Nabila
Intan Nur Aisyah
Yanura Ibnu Ahada
M. Wisnu Pradana
Tertia Ardis Sajid
Kelompok IV
1.
2.
3.
4.
5.
Sania Amrina.R
Aji Barokah
Eizzat Lutfian
Mita Zahrotus.S
M. Alaika Salam
Kelompok VI
Kelompok V
1.
2.
3.
4.
5.
Kenes Dian. M
M. Afrokhi
Y. Yusroul. D
Priwi Arum. L
Lovely Dara .p
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Litto Gundala
Evan Abiansyah
Nadya Ayu
Edsa Aulia
M. Raffie Rizwan
Niti Sasmina .z
75
Lampiran 5
Lembar kerja Ahli 1
Siklus 1
Diskusikanlah
Amir bermaksud mencuri buah milik tetangga. Ia tidak mempunyai
bilah bambu untuk mengambil mangga. Seandainya kita
meminjamkan sebilah bambu kepada Amir, apakah hal itu termasuk
sedekah? Mengapa?
76
Lembar Kerja 2
Siklus 1
Diskusikanlah
Toko kue Bu Fatma sangat laris karena kuenya enak. Jika kalian
seperti Bu Fatma apa yang akan kalian lakukan untuk mensyukuri
nikmat?
77
Lembar Kerja 3
Siklus 1
Diskusikanlah
Pak Budi semakin maju usahanya, tetapi ia tidak mau bersedekah meskipun
disekitar rumahnya banyak orang yang kurang mampu, menurut kalian
bagaimanakah perilaku pak Budi dan Bagaimana pendapat kalian?
78
Lembar Kerja 4
Siklus 1
Diskusikanlah
Apabila datang pengemis ke rumahmu apa yang akan kalian
lakukan?
79
Lampiran 6
Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli 1
Siklus 1
Dalam hal meminjamkan bilah bambu kepada Amir termasuk
sedekah karena kita memberikan bantuan yang berupa bambu. Akan
tetapi jika kita mengetahui niat Amir mencuri buah dengan bilah
bambu yang dipinjam, maka seharusnya kita tidaklah meminjami.
80
Kunci Jawaban Lembar Kerja 2
Siklus 1
Seandainya kita seperti bu Fatma yang memiliki toko kue yang
laris, kita akan bersedekah kepada fakir miskin dan tetanggan yang
ada di samping kanan kiri dan depan belakang toko kue.
81
Kunci Jawaban Lembar Kerja 3
Siklus 1
Menurut pendapat kami prilaku pak Budi tersebut tidaklah patut
ditiru, karena dalam hadist dikatakan ada bagian dari orang lain dari
setiap rezeki yang kau peroleh,dan seharusnya pak Budi
memperhatikan lingkungan sekitar dan membantu tetangga yang
kurang mampu
82
Kunci Jawaban Lembar Kerja 4
Siklus 1
Jika datang pengemis ketempatku maka akan aku berikan sedikit
uang, atau makanan yang aku punya, karena pengemis yang datang
bisa saja seorang malaikat yang sedang menguji keimanan kita.
83
Lampiran 7
Tes Siklus 1
Nama
:……………..
No.Absen
:………………
Petunjuk
a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal
b. Isilah nama dan no. absen
c. Jangan menyontek
1. Amal yang pahalanya mengalir terus walaupun orang yang beramal telah
meninggal dunia disebut….
2. Sedekah wajib berupa….
3. Sedekah dapat menyucikan……..
4. Hukum mengeluarkan infak adalah…..
5. Mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk….
6. Orang yang suka menafkahkan sebagian hartanya di waktu lapang dan
sempit disebut sebagai orang….
7. Artikan ayat berikut !
◌ۚ ‫َﱴ ﺗُﻨ ِﻔ ُﻘﻮا ﳑِﱠﺎ ُِﲢﺒﱡﻮ َن‬
ٰ‫ْﱪ ﺣ ﱠ‬
‫ﻟَﻦ ﺗَـﻨَﺎﻟُﻮا ٱﻟِﱠ‬
8. Sedekah sunah muakad dapat berupa?
9. Sebutkan manfaat sedekah!
10. Sebutkan hal – hal yang dapat menghapus pahala sedekah dan infak!
84
Lampiran 8
Kunci jawaban tes siklus 1
1. Amal jariyah
2. Zakat
3. Harta
4. Wajib dan sunah
5. Sedekah
6. Dermawan
7. Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai
8. –Sedekah dalam bentuk wakaf dan amal jariyah
9. - Memanjangkan usia
- Mempererat tali persaudaraan
- Menghindarkan murka Allah swt
- Memperkecil jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
10. - Mengungkit- ungkitnya
- Membicarakannya.
- Merendahkan penerima
85
Lampiran 9
Daftar Nilai Tes Siklus 1
Kelas IV
No
Nama
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Abdullah Kafabih
Abdullah Umar Thoyib
Aji Barokah Satrio Widodo
Edsa Auliya Izzatis Syifa
Eizzat Lutfiyan. K
Evan Abiyansyah
Faza Elma Nabila
Intan Fauziah Anita R
Intan Nur 'Aisyah
Kenes Dian Maharyati
Litto Gundala
Lovely Dara Putri
Mita Zahrotus Shofwah
Muhammad Afrokhi
Muhammad Alaika salam
Muhammad Raffie R
Muhammad Wisnu G
Muhammad Wisnu P
Muhammad Yafi Elian P
Nadia Ayu Azalia
najla Aisya Brilliannuha
Niti Sasmina Zaezafi
Priwi arum Lestari
Rizqy Muqsith Setyawan
Sania Amrina Rosyada
Sazkya Mumtaz
Tertia Ardis Sajid
Tsania Izzati Nada
Tsania Zahrotul Wardah
Yahfazkha Yusroul D
Yanura Ibnu Ahada
Yassirli Amri
Zidan Iftikhar Romadlon
Jumlah
rata-rata
65
70
75
80
75
80
80
75
75
75
75
65
75
60
80
70
60
70
75
70
85
80
80
75
75
75
90
75
90
75
75
75
70
2470
74.85
%
Ketercapaian
65%
70%
75%
80%
75%
80%
80%
75%
75%
75%
75%
65%
75%
60%
80%
70%
60%
70%
75%
70%
85%
80%
80%
75%
75%
75%
90%
75%
90%
75%
75%
75%
70%
74.85%
Ketuntasan
ya
tidak
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
24
9
72.73%
27.27%
86
Lampiran 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 2
Sekolah
: MI Darul Ulum 02
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester
: IV / 1
Alokasi Waktu
: 1 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 2.
Mengenal ketentuan infak dan sedekah
B. Kompetensi Dasar
: 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah
C. Indikator
: - Mengetahui , macam sedekah, dan tata cara infak
dan Sedekah dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran :
a. Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw peserta didik diharapkan dapat mengetahui macam dan tata cara
infak dan sedekah dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Infak dan sedekah .
F.
Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe jigsaw.
b. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
G.
Langkah-langkah pembelajaran
No
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan
1
a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a.
b. Apersepsi: mengingat kembali tentang ketentuan infak
dan sedekah
c. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
10 menit
87
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur
tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap
muka.
b. Guru memberikan lembar kerja ahli
c. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap
anggota
Elaborasi
a. Kemudian anggota kelompok yang mengerjakan LK
ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan
LK ahli tersebut sampai mengerti dan dapat
menyelesaikan LK tersebut dengan benar.
2
b. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan
bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya.
50 menit
c. Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika
peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan
d. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Konfirmasi
a. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi
kelompok.
Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas
b. Guru meminta kepada peserta didik agar duduk kembali
pada posisi semula (tidak berkelompok).
Penutup
a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi
3
yang sudah dipelajari
b. Guru memberikan tugas rumah.
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
10 menit
88
H. Alat / Sumber Belajar
1. Buku Fikih kelas IV
2. LKS Fikih kelas IV semester I
I. Penilaian
Tes Akhir Siklus
Kudus, 05 Agustus 2015
Guru kelas IV
Peneliti
Winarsih
Samsul Hadi, S.Pd.I
NIP. -
NIM. 210473
Mengetahui
Kepala MI Darul Ulum 02
Hj. Istianah Ni’mah, S.Pd.I
NIP. 19581216 198203 2 002
89
Lampiran 11
DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SIKLUS II
Kelompok I
1.
2.
3.
4.
Abdullah Kafabih
Tsania Izzatin Nada
Intan Nur Aisyah
Yanura Ibnu Ahada
5.
Kelompok II
1.
2.
3.
4.
Sazkya Mumtaz
M. Yafi Elian. P
M. Wisnu P
Tertia Ardis Sajid
Kelompok V
1.
2.
3.
4.
Yassirli Amri
Kenes Dian
M. Wisnu G
Abdullah Umar
Kelompok VII
1. M. Raffie.R
2. Nadia Ayu
3. Y. Yusroul.D
4. Niti Sasmina
Kelompok III
1.
2.
3.
4.
Tsania. Z. Wardah
Litto Gundala
Edsa Aulia
Zidan Iftikhar
Kelompok IV
1.
2.
3.
4.
Eizzat Lutfian
Intan Fauziah
M.Alaika
Faza Elma. N
Kelompok VI
1.
2.
3.
4.
Sania Amrina
Dara Lovely
Evan Abiansyah
Mita Zahrotus. S
Kelompok VIII
1.
2.
3.
4.
5.
M. Afrokhi
Priwi Arum
Najla Aisya
Aji Barokah
Rizky Muqsith
90
Lampiran 12
LEMBAR KERJA AHLI 1
SIKLUS 2
Allah Menganjurkan kita memberikan
infak kepada orang lain yang terbaik yang
kita punyai. Terdapat dalam firman Allah
Surah apa?
91
LEMBAR KERJA AHLI 2
SIKLUS 2
Tuliskanlah Hadist yang
menyatakan bahwa lebih baik
memberi daripada menerima
92
LEMBAR KERJA AHLI 3
SIKLUS 2
Tuliskan hadis yang menyatakan bahwa 3 perkara
yang tidak terputus ketika seorang anak Adam
meninggal
93
LEMBAR KERJA AHLI 4
SIKLUS 2
Artikan ayat surah Al Baqarah ayat 267 berikut ini !
        
         
          

94
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 1
SIKLUS 2
          
     
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu
menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah
Maha Mengetahui.” (Q.S. Ali ‘Imran 92)
95
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 2
SIKLUS 2
Rasulullah saw mengajarkan orang yang memberi lebih
baik daripada yang diberi.
(‫اَﻟْﻴَ ُﺪ اْﻟﻌُْﻠﻴَﺎ َﺧْﻴـٌﺮ ِﻣ َﻦ اْﻟَﻴَ ِﺪ اﻟ ﱡﺴﻔْﻠ َﻰ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ‬
Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di
bawah.
96
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 3
SIKLUS 2
‫َت اﺑْ ُﻦ‬
َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ اِذاَ ﻣﺎ‬
َ ِ‫ْل اﷲ‬
ُ ‫َﺎل َرﺳُﻮ‬
َ ‫ ﻗ‬: ‫َﺎل‬
َ ‫َﻋ ْﻦ اَﰊ ُﻫـَﺮﻳْـَﺮةَ َر ِﺿـَﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ‬
.‫ِﺢ ﻳَ ْﺪﻋ ُْﻮﻟَﻪ‬
ٍ ‫ﺻ َﺪﻗٍَﺔ ﺟَﺎ ِرﻳٍَﺔ ا َْو ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ﻳـُْﻨﺘَـ َﻔ ُﻊ ﺑِِﻪ اَوَْوﻟَ ٍﺪﺻَﺎ ﻟ‬
َ : ‫َث‬
ٍ ‫اٰ َد َم اِﻧْـ َﻘﻄَ َﻊ َﻋ َﻤﻠُﻪُ اِﻻﱠِﻣ ْﻦ ﺛَﻼ‬
‫رََوﻩُ ُﻣ ْﺴﻠِ ْﻢ‬
Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia maka
terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh untuk orang
tuanya.”(H.R. Muslim )
97
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 4
SIKLUS 2
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
98
Lampiran 14
Tes Siklus 2
Nama
:…………
No.Absen :……………
Petunjuk
d. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal
e. Isilah nama dan no. absen
f. Jangan menyontek
1. Sedekah yang akan diterima Allah swt di nilai dari….
2. Allah swt berjanji akan memberikan kelapangan sesudah…..
3. Diterima atau tidaknya perbuatan baik seseorang di sisi Allah swt di
tentukan oleh….
4. Berinfak merupakan amal jariyyah yang tidak akan terputus…
5. Allah swt
akan membalas orang yang berbuat baik, walaupun hanya
sebiji….
6. Sebutkan macam-macam sedekah!
7. Sebutkan syarat-syarat agar infak kita diterima oleh Allah swt!
8. Artikanlah ayat dibawah ini!
ُ‫َﺎل َذ ﱠرٍة َﺧْﻴـﺮًا ﻳـََﺮﻩۥ‬
َ ‫ﻓَﻤَﻦ ﻳـَ ْﻌ َﻤ ْﻞ ِﻣﺜْـﻘ‬
9.
Tuliskan urutan pemberian sedekah yang benar !
10. Sebutkan rukun infak !
99
Lampiran 15
Kunci Jawaban Tes Siklus II
1. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.
2. Kesempitan
3. Niatnya
4. Pahalanya
5. Zarrah
6. -Sedekah harta
-Sedekah sikap
-Sedekah berupa lisan
-Sedekah fikiran
-Sedekah tenaga
7. -Orang yang memiliki harta berlebih
-Ikhlas karena Allah
-Tidak menyebut-nyebut sedekah yang diperbuat
-Tidak menyakiti orang yang menerima
8. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia
akan melihat balasannya.
9. -Saudara / keluarga terdekat
-Anak – anak yatim
-Tetangga yang terdekat
-Sahabat atau teman
-Ibnu sabil
10. -Orang yang member infak
-Orang yang menerima infak
-Barang yang diinfakkan
-Ada penyataan dari pemberi dan penerima.
100
Lampiran 16
Daftar Nilai Tes Siklus 2
Kelas IV
No
Nama
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Abdullah Kafabih
Abdullah Umar Thoyib
Aji Barokah Satrio Widodo
Edsa Auliya Izzatis Syifa
Eizzat Lutfiyan Khawarizmi
Evan Abiyansyah
Faza Elma Nabila
Intan Fauziah Anita R
Intan Nur 'Aisyah
Kenes Dian Maharyati
Litto Gundala
Lovely Dara Putri
Mita Zahrotus Shofwah
Muhammad Afrokhi
Muhammad Alaika salam
Muhammad Raffie Rizwan
Muhammad Wisnu Ginanjar
Muhammad Wisnu Pradana
Muhammad Yafi Elian P
Nadia Ayu Azalia
najla Aisya Brilliannuha
Niti Sasmina Zaezafi
Priwi arum Lestari
Rizqy Muqsith Setyawan
Sania Amrina Rosyada
Sazkya Mumtaz
Tertia Ardis Sajid
Tsania Izzati Nada
Tsania Zahrotul Wardah
Yahfazkha Yusroul Dawam
Yanura Ibnu Ahada
Yassirli Amri
Zidan Iftikhar Romadlon
Jumlah
rata-rata
70
70
75
90
85
85
80
80
80
75
80
80
95
70
90
75
65
85
90
80
90
85
85
80
75
80
95
80
95
80
75
85
80
2685
81.36
%
Ketercapaian
70%
70%
75%
90%
85%
85%
80%
80%
80%
75%
80%
80%
95%
70%
90%
75%
65%
85%
90%
80%
90%
85%
85%
80%
75%
80%
95%
80%
95%
80%
75%
85%
80%
81.36%
Ketuntasan
ya
tidak
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
29
4
87.88% 12.12%
101
Lampiran 17
Dokumentasi
Gedung Sekolah
Proses KBM
Diskusi
Diskusi
102
Mempresentasikan hasil diskusi
Menuliskan Hasil Diskusi
103
Lampiran 18
PEDOMAN WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Guru mata pelajaran Fikih kelas IV (Samsul
Hadi, S.Pd.I) di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus Meliputi:
1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran fikih di MI Darul Ulum
02 Ngembalrejo Bae Kudus?
2. Bagaimana aktivitas peserta didik / kelas dalam pembelajaran fikih?
3. Bagaimana perolehan nilai peserta didik / kelas dalam pembelajaran fikih?
4. Dengan berlakunya KTSP, apakah pembelajaran fikih di MI Darul Ulum
02 Ngembalrejo Bae Kudus sudah menerapkan model pembelajaran
kooperatif khususnya tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya?
Hasil wawancara dengan bapak Samsul Hadi, S.Pd.I
1. Selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran fikih adalah
ceramah, memberikan latihan dan pemberian tugas rumah. Karena
metode ini dianggap lebih efektif dan efisien.
2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran fikih, peserta didik jarang
bertanya bahkan hampir tidak pernah.
3. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran fikih cukup bagus, namun ada
beberapa yang harus mengadakan remidi karena masih ada peserta didik
yang nilainya dibawah KKM yang ditentukan madrasah yaitu 75.
4. Model
kooperatif
tipe
jigsaw
belum
pernah
digunakan
untuk
pembelajaran fikih di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus, hanya
sesekali pernah saya gunakan metode kerja kelompok untuk mengerjakan
soal/tugas.
104
Lampiran 19
Lembar Observasi
Hasil Pengamatan Siklus I
No.
Idikator
Skor
1
2
3
1.
Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
√
2.
Peserta didik merespon apa yang disampaikan
√
Guru
3.
Keaktifan bekerjasama dalam kelompok
4.
Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi
√
√
Kelompok
5.
Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan
√
soal evaluasi
Keterangan:
Skor
N
: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang).
= Skor yang dicapai × 100 %
Skor maksimal
=
14x100%
25
= 56 %
4
5
105
Hasil Pengamatan Siklus II
No.
Idikator
Skor
1
2
3
4
1.
Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
√
2.
Peserta didik merespon apa yang
disampaikan guru
√
3.
Keaktifan bekerjasama dalam kelompok
√
4.
Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi
Kelompok
5.
Kemampuan peserta didik dalam
mengerjakan soal evaluasi
Keterangan :
Skor : 5 (sangat baik, 4 (baik), 3(cukup), 2(rendah), 1(kurang)
N
=Skor yang dicapai × 100 %
Skor maksimal
=
19x100%
25
= 76 %
√
√
5
FAKULTAS TARBIYAH
Download