PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS IVMI DARUL ULUM 02 NGEMBALREJO BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S1) dalam Bidang Pendidikan Islam Disusun Oleh: Winarsih NIM 131310001159 UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JEPARA 2015 ABSTRAK Winarsih (131310001159). “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih siswa Kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015” Skripsi. Jepara: Program Strata I Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU 2015. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah. 2) Mengetahui ada tidaknya p e n ingkatan hasil belajar fiqih siswa kelas IV pada materi pokok infak dan sedekah MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus. 3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus yang berjumlah 33 siswa (16 peserta didik laki-laki dan 17 peserta didik perempuan). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penerapannya melalui 3 siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pra siklus peneliti melakukan wawancara dengan guru tentang pembelajaran Fikih yang diterapkan di kelas IV. Peneliti mendapatkan data hasil belajar peserta didik dengan nilai ratarata kelas 72.88 dengan ketuntasan belajar klasikal 51.52% dan. Dari latar belakang inilah peneliti menawarkan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari nilai rata-rata kelas yaitu 74.85 dengan banyaknya 72.73% peserta didik yang tuntas. Pada siklus II didapat hasil nilai rata-rata kelas 88.36 dengan banyaknya 87.88 % peserta didik yang tuntas. Dari ketiga siklus tersebut (pra siklus, siklus I, dan siklus II) mengalami peningkatan hasil belajar yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran fikih dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. Berdasarkan data-data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran fiqih dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi An. Sdri. Winarsih Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya meneliti dan melakukan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari: Nama : Winarsih NIM : 210473 / 131310001159 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Siswa Kelas IV MI Darul Ulul 02 Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014 / 2015 Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jepara, 12 September 2015 Pembimbing, Drs. H. Mahalli, M. Pd iii Surat Pernyataan Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran- pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Jepara, Deklarator, Winarsih NIM. 131310001159 v MOTTO ……….. …Dan ……… tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran… ( Q. S. Al- Maidah : 02).1 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra,2009),hlm. 156. vi PERSEMBAHAN Dengan segala kebanggan hati karya ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayahanda Muksan Senu dan Ibunda Paini, yang selalu memmberikan do’a dan restunya untuk penulis. 2. Ayah dan Ibu mertua Suparman dan Rumisih, yang selalu membantu dan mendoakan penulis. 3. Suami tercinta Edi Triyono, yang selalu memberikan perhatian,dukungan, kasih sayng dan cintanya untuk penulis. 4. Putriku tersayang Adzkia Nur Habibatus Sa’adah, yang penulis sayangi. 5. Kakak-kakak penulis ( Nuryanto, Heri Darwanto, Sulis Tyaningsih, Rasup Adiyanto,Dan Marjanah). Sebagai tanda kasih saying. 6. Teman-teman UNISNU Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan semangat kalian. vii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Siwa Kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada: 1. Drs. H. Akhirin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. . 2. Drs. H. Mahalli, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 3. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik, membimbing, serta memberikan ilmunya dengan ikhlas selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 4. Kepala MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus, Hj. Istianah Ni’mah, S.pd.I yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian. 5. Guru Fikih kelas IV, Samsul Hadi, S.Pd.I yang berkenan membantu dan mengarahkan penulis dalam proses penelitian. 6. Suami tercinta Edi Triyono yang dengan tulus mencurahkan kasih sayang, perhatian dan do’a untuk keberhasilan penulis. 7. Putriku tersayang Habibah yang selalu memberikan pengertian untuk penulis menyelesaikan penulisan skripsi. viii Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah Swt. membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin. Jepara, Penulis , Winarsih NIM. 131310001159 ix Daftar Isi HALAMAN JUDUL................................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................. ii PENGESAHAN ........................................................................................................ iv SURAT PERNYATAAN ...........................................................................................v MOTTO ..................................................................................................................... vi PERSEMBAHAN .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii DAFTAR ISI ...............................................................................................................x DAFTAR TABEL.................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1 B. Penegasan Istilah.......................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7 D. Tujuan Penelitian. ....................................................................................... 8 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8 F. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 9 BAB II : LANDASAN TEORI.............................................................................. 11 A. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw......................... 11 1. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif ) ............................... 11 a. Prinsip Pembelajaran Cooperative ................................................... 13 b. Prosedur Pembelajaran Cooperative.................................................. 14 2. Cooperative Learning Tipe Jigsaw ........................................................ 16 a. Pengertian Cooperative Learning Jigsaw ...................................... 16 b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ......................................... 18 c. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw 19 d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw . 21 x B. HASIL BELAJAR ......................................Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 22 2. Macam – Macam Hasil Belajar ............................................................. 23 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 26 C. Pembelajaran Fiqih..................................................................................... 29 1. Pengertian Pembelajaran Fiqih ............................................................... 29 2. Tujuan Pembelajaran Fiqih .................................................................... 30 3. Materi Fikih Kelas IV ........................................................................... 31 D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 32 BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................... 36 A. Subjek Penelitian........................................................................................ 36 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 36 C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43 E. Teknik Analisis Data................................................................................. 45 F. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 46 BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...................................................................................................................... 47 A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 47 B. Analisis Data Penelitian............................................................................... 59 BAB V : PENUTUP................................................................................................ 63 A. Simpulan .................................................................................................... 63 B. Saran .......................................................................................................... 64 C. Penutup ...................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .................................... 15 2. Jadwal Pelaksanaan Siklus I ...................................................................... 48 3. Jadwal Pelaksanaan Siklus II ..................................................................... 55 4. Hasil Belajar .............................................................................................. 62 xii DAFTAR GAMBAR 1. Illustrasi Kelompok Jigsaw…………………………………………… 2. Skema Penelitian Tindakan Kelas…………………………………….. 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II……………………………………………………………… 20 38 62 3. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I……………………………………………………………. xiii 62 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Subjek Penelitian Kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015 Lampiran 2 : Daftar Nilai Peserta Didik pra siklus Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 4 : Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I Lampiran 5 : Lembar Kerja Ahli Siklus I Lampiran 6 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus I Lampiran 7 : Soal Tes Siklus I Lampiran 8 : Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I Lampiran 9 : Daftar Nilai Tes Siklus I Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 11 : Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Siklus II Lampiran 12 : Lembar Kerja Ahli Siklus II Lampiran 13 : Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli Siklus II Lampiran 14 : Soal Tes Siklus II Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II Lampiran 16 : Daftar Nilai Tes Siklus II Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 18 : Pedoman Wawancara Lampiran 19 : Lembar Observasi xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.1 Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsipprinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman. 2 KBM perlu mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada peserta didik lain, guru, atau pihak-pihak lain. Dengan demikian, KBM memungkinkan peserta didik bersosialisasi dengan menghargai pendapat, perbedaan sikap, perbedaan kemampuan, perbedaan prestasi dan berlatih untuk bekerja sama.3 Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah 1 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.5, hlm. 156 2 Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) Cet. 1, hlm. 48. 3 Ibid., hlm. 50. 1 2 suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.4 Proses pembelajaran dapat berlangsung jika terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Mengajar bukanlah semata persoalan menceritakan, belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi dalam benak peserta didik. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya variasi model mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal. Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.5 Dewasa ini perlu ditelaah kembali praktek-praktek pembelajaran di sekolah-sekolah atau madrasah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad ini akan sangat berbeda 4 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm. 28. 5 Yusti Arini, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com /2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015) 2 3 dengan peranan tradisional yang selama ini masih dipegang erat oleh sekolah-sekolah atau madrasah. MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus merupakan satu diantara sekolah-sekolah yang ada dikudus yang menghadapi permasalahan pembelajaran terkait Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan model konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi peserta didik untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif. Hal ini pula yang menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan. dari segi cara guru mengajar dengan ceramah dan penerapan materi pelajaran dalam pembelajaran fiqih tersebut. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai fiqih pada ulangan harian masih dibawah kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM), yaitu 75. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam upaya peningkatan keefektifan pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong. 3 4 Pembelajaran Cooperative telah dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara di dunia, sehingga sistematikanya dapat diterapkan di semua tingkat pendidikan dan di semua mata pelajaran termasuk fikih.6 Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang menciptakan suasana kelas lebih santai dan menyenangkan. Model pembelajaran jigsaw memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengekspresikan pengetahuannya melalui diskusi. Dengan model ini diharapkan peserta didik menjadi aktif.7 Dengan model pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fiqih, materi pokok infak dan shadaqoh siswa MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. Peran serta kemampuan guru sangat diharapkan untuk kelancaran jalannya model pembelajaran tersebut, serta guru harus memperhatikan respon dari siswa itu sendiri terhadap model pembelajaran . Disamping itu guru harus memperhatikan juga bagaimana cara mengantisipasi faktor-faktor yang bisa menjadi penghambat dalam pelaksanaan model Jigsaw tersebut. 6 Mahmudin,’’strategi pembelajaran cooperative learning’’ http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/22/strategi-pembelajaran-kooperatif-cooperativelearning. (diakses 30 Juli 2015) 7 Yusti Arini, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com /2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015). 4 5 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lapangan tentang “ Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 ” B. Penegasan Istilah Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari kesalahpahaman (miss understanding) dalam memahami judul skripsi diatas yaitu “ Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 ” maka penulis perlu menjelaskan maksud dan arti berbagai istilah yang ada pada judul tersebut. 1. Penerapan Menerapkan dapat diartikan menggunakan, mempraktikkan. penerapan berarti proses, cara, perbuatan menerapkan, pemanfaatan. 8 2. Model Pembelajaran ‘’Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulul dan lain-lain’'.9 8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1887 9 Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka hal. 5 5 6 3. Cooperative Learning Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.10 4. Cooperative Learning tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”11 5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik .12 6. Fiqih Pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari10 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35. 11 Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknikjigsaw/, (diakses tanggal 4 Agustus 2015). 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179 6 7 hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas IV adalah perbuatan menerapkan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran fikih yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam satuan mata pelajaran Fiqih yang diajarkan di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari proposal ini adalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih khususnya pada materi pokok infak dan sedekah? 2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. Siswa Kelas 4 khususnya bab materi pokok infak dan sedekah pada MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015? 7 8 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih khususnya pada materi pokok infak dan sedekah? D. Tujuan Penelitian Manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya p e n ingkatan hasil belajar fiqih siswa kelas IV pada materi pokok infak dan sedekah MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw pada materi pokok infak dan sedekah. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peserta didik a. Meningkatkan semangat dan minat belajar fiqih khususnya pada materi pokok infak dan shadaqoh. b. Meningkatkan kerjasama dan aktifitas belajar peserta didik. 2. Manfaat bagi guru a. Terperolehnya inovasi model pembelajaran fiqih dari dan oleh guru yang menitikberatkan pada pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. 8 model pembelajaran 9 b. Menambah wawasan bagi guru bidang studi fiqih sehingga dalam proses pembelajaran nantinya betul-betul memperhatikan metode dan model pembelajaran, dengan demikian hasil belajar peserta didik pada bidang studi fiqih dapat tercapai dengan baik. c. Dengan adanya penelitian ini, maka terjalin kerjasama atau kolaborasi sesama guru mata pelajaran fiqih di MI Darul Ulum 02. d. Dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian guru dalam turut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuninnya. 3. Manfaat bagi Madrasah Diperoleh wawasan tentang model pembelajaran fiqih dengan tutor sebaya yang selanjutnya diharapkan dipakai di kelas-kelas lainnya, baik di MI Darul Ulum 02 Ngembal Kudus maupun madrasah yang lain. 4. Manfaat bagi peneliti a. Menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam bidang studi. b. Menambah pengetahuan dan ketrampilan peneliti tentang tata cara dan proses penelitian dalam pendidikan. F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 9 10 Bagian awal, terdiri dari: sampul (sampul luar), halaman kosong, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi subsub bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, terdiri dari: Model Pembelajaran cooperative learning, cooperative learning (pembelajaran kooperatif), Cooperative learning tipe jigsaw, Hasil Belajar, Pengertian Hasil Belajar, Macam – macam Hasil Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Pembelajaran Fiqih, Pengertian Fiqih, Tujuan Pembelajaran Fiqih, Materi Fikih. Bab III Metodologi Penelitian, terdiri dari: Subjek Penelitian, Waktu Penelitian, Kolaborator, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, dan Indikator Keberhasilan Bab IV Deskripsi dan Analisis Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari: Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas dan Analisis Penelitian Tindakan Kelas Hasil Penelitian dan Pembahasan Pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 . Bab V Penutup, terdiri dari: Kesimpulan dan Saran Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ‘’Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencenakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulul dan lain-lain’'.1 1. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif ) ‘’Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal)”.2 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).3 Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat 1 Trianto. Op. cit.,hlm. 5 Mutadi, , op.cit., hlm. 35. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 3, hlm. 242. 2 11 12 yang bahagia dan memberikan kontribusi.4 Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong dalam pendidikan adalah falsafah Homo Homini Socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.5 Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 tentang tolong menolong. ... ….. …..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan bertakwalah dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...(Q.S. Al-Maidah: 02).6 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal kebajikan sangat dianjurkan, dan begitu pula sebaliknya. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, sehingga mereka akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. 4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 33. 5 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 28. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 2009), hlm. 156. 13 a. Prinsip Pembelajaran Cooperative Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya bahwa terdapat empat prinsip dasar pembelajaran Cooperative yaitu :7 1. Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence ) Artinya bahwa tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan mana kala ada anggota kelompok tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompoknya. 2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama, oleh karena itu keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya. Maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. 3. Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction) Pembelajaran Cooperative member ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. 4. Partisipasi dan komunikasi ( participation communication) Pembelajaran Cooperative melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat 7 Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 245 14 penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.8 b. Prosedur Pembelajaran Cooperative Menurut Sanjaya, prosedur pembelajaran Cooperative pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : 1. Penjelasan materi: proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini, guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan perdalam pada pembelajaran kelompok. 2. Belajar dalam kelompok: pada tahap ini siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Kelompok dibentuk secara heterogen dan mengakomodasi sebanyak mungkin variable pembeda. 3. Penilaian: Penilaian dalam pembelajaran Cooperative dapat dilakukan dalam bentuk tes atau kuis. Penilaian dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok. Pengakuan tim: Pada tahap ini, guru memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap siswa. Di mana penetapan tim yang dianggap paling menonjol 8 dan berprestasi Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 246-247 untuk kemudian diberikan 15 penghargaan. Pengakuan dan pemberian penghargaan diharapkan dapat memotivasi siswa dan tim untuk terus membangkitkan semangat berprestasi.9 Menurut Muslimin Ibrahim, terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.10 4. Tabel 2.1 Langkah-langkah kooperatif Fase model pembelajaran Tingkah laku guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan memotivasi peserta didik. pelajaran yang ingin dicapai pada Pelajarantersebut dan memotivasi peserta didik belajar. Fase-2 Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada Peserta Didik dengan jalan demonstrasiAtau lewat bahan bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan peserta Guru menjelaskan kepada peserta didik kedalam kelompok- didik bagaimana caranya kelompok belajar. membentuk kelompok belajar dan membantu Setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompokbekerja dan belajar. kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari Atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjasama. 9 Wina Sanjaya., , op.cit., hlm. 248-249 Muslimin Ibrahim, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), hlm. 10. 10 16 Fase-6 Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu. 2. Cooperative Learning Tipe Jigsaw a. Pengertian Cooperative Learning Jigsaw Ditinjau dari sisi etimologi, jigsaw berasal dari bahasa inggris yang berarti “gergaji ukir”. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah fuzzle yaitu sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (jigsaw) yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.11 ‘’Jigsaw dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins”.12 Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman peserta didik dan membantu peserta didik mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan 11 untuk mengolah informasi dan meningkatkan Siti nurjanah,’’model pembelajaran kooperatif’’,http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html ( diakses tanggal 30 Juli 2015 12 Ibid., hlm. 21. 17 keterampilan berkomunikasi.13 Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.14 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.15 Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari 13 Anita Lie, op.cit., hlm. 69. Ibid., hlm. 52. 15 Ibid., hlm. 52. 14 18 materi yang ditugaskan.16 Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian peserta didik-peserta didik itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.17 Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.18 b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dilihat dari tujuan kognitif pembelajaran kooperatif jigsaw bertujuan memberikan informasi akademik sederhana.Sedangkan jika dilihat dari segi tujuan social bertujuan kerja kelompok dan kerjasama. 19 16 Novi Emildadiany, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, hlm. 6 (diakses tanggal 5 Agustus 2015). 17 Ibid., hlm. 7 18 Ibid., hlm. 7 19 Trianto, op.cit, hlm 50 19 c. Sintak Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978) yang dikutip Rusman (2008), mengemukakan langkah-langkah cooperative tipe jigsaw sebagai berikut:20 1. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa. 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 4. Anggota dari tim yang berbeda telah mempelajari sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. 5. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali kepada kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu timnya tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama. 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru memberi evaluasi 8. 20 Penutup Siti nurjanah,’’model pembelajaran kooperatif’’,http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html (diakses 30 Juli 2015) 20 Pembelajaran Cooperative tipe Jigsaw dapat dijelaskan dengan gambar berikut : Kelompok asal ABC DE AAA AA ABC DE BBB BB ABC DE ABC DE ABC DE CCC CC DDD DD EEE EE Kelompok Ahli Gambar 1.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw Keterangan pada gambar di atas Kelompok asal : Kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap anggota dalam kelompok mendapat soal yang berbeda : Perpindahan kelompok, dari kelompok asal ke kelompok ahli Kelompok ahli : Kelompok yang terbentuk dari kelompok asal yangmendapatkan materi atau soal yang sama Kunci Jigsaw adalah interdependensi; tiap peserta didik bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi 21 yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian. 21 d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan (Ibrahim, dkk. 2000:70-71). Di antara kelebihannya adalah:22 1. Dapat memberikan kesempataan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lainnya 2. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan 3. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya 4. Dalam proses belajar mengajar, siswa saling ketergantungan positif 5. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Sedangkan kekurangannya adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama 2. Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. 21 22 Robert E. Slavin. Ibid, hlm. 237 Muslimin Ibrahim,Op.Cit, hlm 70-71 22 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.23 Sedangkan belajar secara psikologis merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.24 Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.25 Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.26 Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. 23 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2. 25 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 37-38. 26 Dimyati, Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 3 24 23 2. Macam – Macam Hasil Belajar Benyamin S Bloom dalam Nana Sudjana mengklasifikasikan hasil belajar dalam 3 ranah, yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.27 a. Ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: 1) Pengetahuan atau ingatan. Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam Taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat. Sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dan sebagainya. Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. 2) Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu: a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan. Mulai dari 27 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1999), hlm. 22. 24 terjemahan dalam arti yang sebenarnya. b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan beberapa bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian dan lain sebagainya. c) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. 3) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.28 4) Analisis Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsurunsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah 28 Ibid., hlm. 26. 25 daripada berpikir konvergen, pemecahan atau jawabannya akan sudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. 6) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain. Di lihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. b. Ranah afektif. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar kategorinya dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks: 1) Receiving / attending yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. 2) Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. 4) Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai terhadap nilai lain. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola 26 kepribadian.29 c. Ranah psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada 5 tingkatan keterampilan yakni: 1) Gerakan refleks. 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif, motoris dan lain-lain. 4) Gerakan-gerakan skill. 5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive.30 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas sebagai hasil belajar. Hasil belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar. Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu saja, yaitu 29 30 Ibid., hlm. 30. Ibid., hlm. 31. 27 faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. 1) Faktor intern, meliputi: a) Faktor jasmani Yang termasuk ke dalam faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan. c) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.31 2) Faktor ekstern, meliputi: a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang 31 Slameto,op.cit. ,hlm 54 - 59 28 tua, dan latar belakang kebudayaan.32 b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini adalah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.33 c) Faktor masyarakat Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat.34 Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang guru harus memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai peserta didik bisa maksimal. 32 Slameto,op.cit. ,hlm 60 Slameto,op.cit. ,hlm 64 34 Slameto,op.cit. ,hlm 69-70 33 29 C. Pembelajaran Fiqih 1. Pengertian Pembelajaran Fiqih Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.35 Fiqh (Fiqhu) artinya paham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqh (fuqoha’) ialah ilmu yang menerangkan hukumhukum syari’at Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci.36 Definisi ilmu fiqh secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang macam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang bersifat masyarakat sosial.37 pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal 35 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117 36 Zakiyah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.78 37 Nazar Bakri, Fiqih dan Ushul Fiqih (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 7. 30 dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan pembelajaran fiqih adalah kegiatan yang dilakukan guru yang melibatkan siswa dalam memahami materi fiqih dengan menggunakan strategi tertentu serta menggunakan peralatan tertentu. Dengan ketepatan penggunaan strategi dan media dalam pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu pembelajaran. 2. Tujuan Pembelajaran Fiqih Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 di sebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.38 Sedang pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 38 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya, hlm. 2. 31 a.Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. b.Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.39 3. Materi Fikih Kelas IV a. Zakat Standar Kompetensi : 1. Mengenal ketentuan zakat Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan ketentuan zakat maal 1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah 1.3 Mempraktekkan tata cara zakat maal dan zakat fitrah b. Infak dan Sedekah Standar Kompetensi : 2. Mengenal ketentuan infak dan ssedekah Kompetensi Dasar: 2.1. Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah 2.2 Mempraktekkan tata cara infak dan sedekah c. Shalat Idain Standar Kompetensi : 3. Mengenal ketentuan sholat id Kompetensi Dasar : 3.1. Menjelas-kan macam-macam shalat Id 39 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 59 32 3.2 Menjelas-kan tatacara sholat Id 3.3 Mendemonstrasikan tatacara shalat idul fitri dan idul adha D. Kajian Penelitian yang Relevan Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap skripsi yang ada, sudah ada penelitian yang hampir sama dengan judul yang penulis kaji. Diantara judul yang dijadikan kajian dalam skripsi ini adalah : 1. Buku karya Trianto : Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, kepemimpinan dan memfasilitasi siswa dengan membuat keputusan dalam pengalaman sikap kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2007:42). Dalam model pembelajaran kooperatif ada empat metode, yaitu (1) metode STAD (Student Teams Achievement Devisions), (2) metode jigsaw, (3) metode GI (Group Invertigation), dan (4) metode structural. Salah satu pembelajaran kooperatif yang dianggap mampu mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan ialah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.40 40 Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka hal. 42 33 2. Skripsi yang ditulis Etik Maisyaroh (NIM. 063111103) dengan judul Penerapan Strategi Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak Tercela Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010.41 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran aqidah akhlak untuk meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VIII B setelah strategi tersebut diterapkan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka strategi Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan keaktifan peseta didik kelas VIII B MTs Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara dalam pembelajaran aqidah akhlak materi pokok 063111079) Upaya akhlak tercela terhadap sesama manusia. 3. Skripsi karya Siti Nurchasanati (NIM: Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri Melalui 41 Etik Maisyaroh (NIM. 063111103) dengan judul Penerapan Strategi Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak Tercela Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. 34 Model Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester Gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun Ajaran 2010/2011. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010.42 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengetahui: 1) hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak menggunakan model cooperative learning tipe snow balling. 2) keaktifan peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak menggunakan model cooperative learning tipe snow balling. Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran akidah akhlak materi menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri melalui model cooperative learning tipe snow balling dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII A semester gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen tahun ajaran 2010/2011. 4. Jurnal Karya Natalia Indon, dkk : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa. Apakah dengan penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas, sebelum pelaksanaan tindakan menunjukkan siswa yang aktif hanya 9 orang siswa atau hanya 30 % dari jumlah siswa, 42 Siti Nurchasanati (NIM: 063111079) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester Gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun Ajaran 2010/2011. 35 dan hasil belajar yang mencapai nilai ketuntasan hanya 12 orang siswa atau hanya tercapai 40 %. Setelah pelaksanaan siklus I penerapan model kooperatif tipe jigsaw aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 12 orang, ini berarti terjadi peningkatan dari 30 % menjadi 40 % dari jumlah siswa. Dan untuk hasil belajar juga terjadi peningkatan dari yang tuntas 12 orang menjadi 20 orang atau, naik dari 40 % menjadi 66,66 %. Karena belum mencapai kriteria indikator kinerja, maka dilanjutkan dengan siklus ke 2. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2, tingkat aktivitas siswa meningkat lagi menjadi 20 orang siswa, yaitu naik dari 40 % menjadi 66,66 %. Sedangkan hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan, yaitu dari yang tuntas 20 orang atau 66,66 % meningkat menjadi 26 orang atau 86,66 %. Setelah pelaksanaan siklus ke 2 hasil tindakan mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa ; Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.43 Dari berbagai penelitian terkait yang relevan, peneliti setuju dan mendukung para peneliti sebelumnya dan akan melanjutkan penelitian ”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Kudus. 43 Natalia,Indon,dkk ‘’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/2100/2034./(diakses tanggal 30 mei 2015 ) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV semester I MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae kudus tahun pelajaran2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Adapun fokus penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw mata pelajaran fikih kurikulum 2013 pada materi pokok infak dan shadaqoh B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dan berlangsung pada tanggal 06 Juli 2015 sampai dengan 06 Agustus 2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae kudus. 3. Kolaborator Kolaborator dalam pelaksanaan tindakan kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang bertindak sebagai pengamat. Dalam hal ini peneliti sudah faham mengenai materi yang akan diajarkan. Bapak Samsul Hadi, S.pd.I 36 37 merupakan guru fikih siswa kelas IV semester I MI Ngembalrejo Bae kudus tahun pelajaran2014/2015 beliau sendiri bertindak sebagai guru. C. Prosedur Penelitian Rancangan atau desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya meliputi langkah-langkah berikut ini:.1 1. Perencanaan (plan) Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Melakukan tindakan (act) Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. 3. Melakukan pengamatan (observe) Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. 4. Melakukan refleksi (reflection) Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi 1 hal.22 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), 38 perbaikan terhadap rencana awal. Adapun tahapan penelitian ini digunakan sebagai berikut: 2 Rencana awal Refleksi Tindakan dan Observasi Refleksi Rencana yang direvisi Tindakan dan Observasi Gambar 3.1 Adopsi dari Siklus PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dirancang dan akan dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil satu kelas yang sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 2 16. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 39 1. Prasiklus Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran Fikih. Pada pelaksanaan pra siklus ini guru akan menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu belum menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajarannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal). Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw pada siklus 1 dan siklus 2. 2. Siklus 1 a. Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran Fikih pada materi Infak dan sedekah melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan Lembar Kerja ahli beserta kunci jawabannya 3) Menyiapkan soal-soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa beserta kunci jawabannya b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran 40 cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah pada siklus 1 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a. b) Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang infak dan shodaqah c) Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi tentang infak dan shodaqah. d) Memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik 2) Kegiatan Inti Eksplorasi a) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b) Guru memberikan 4 lembar kerja ahli kepada peserta didik. c) Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja ahli yang berbeda(satu peserta didik mengerjakan satu lembar kerja ahli). Elaborasi a) Kemudian setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama bertemu(disatukan) untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti benar dan dapat menyelesaikan lembar kerja ahli tersebut 41 dengan benar. b) Kemudian peserta didik itu kembali kekelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. c) Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan. d) Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Konfirmasi a) Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. b) Setelah selesai mengerjakan lembar kerja ahli secara tuntas, guru menganjurkan kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). 3) Penutup a) Menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. b) Guru menutup pelajaran dengan memberikan tugas rumah kepada peserta didik. c) Guru memberikan tes evaluasi sebagai hasil tes siklus 1. b. Pengamatan 1) Peneliti mengamati proses belajar peserta didik pada siklus 1 2) Mengamati peserta didik saat mengerjakan lembar kerja ahli. 3) Mengamati hasil evaluasi (tes). 4) Mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami 42 dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. c. Refleksi 1) Secara kolaboratif guru dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus ke 2 nantinya. 2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. 3. Siklus 2 Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama seperti pelaksanaan siklus 1. langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 2 merupakan perbaikan dari siklus 1 berdasarkan hasil refleksi siklus 1 akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus 1 b. Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sama seperti langkah-langkah pada siklus 1. Dalam siklus 2 membahas tentang sub materi pokok materi infak dan sedekah. 43 c. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus 1. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan simpulan. Setelah berakhirnya siklus 2 di harapkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada mata pelajaran Fikih materi infak dan sedekah dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut: 1. Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barangbarang tertulis.3 Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Dalam hal ini peneliti menggunakan dolumentasi untuk mendapatkan data-data nama peserta didik kelas IV dan gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Pengamatan (Observasi) Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.13, hlm. 158 44 atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.4 Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, dll. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3. Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.5 Metode wawancara ini digunakan untuk mewawancarai guru sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian, termasuk menanyakan keadaan peserta didik, hasil belajar peserta didik,serta metode yang diterapkan dalam pembelajaran fiqih. 4. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Metode tes digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi belajar 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 220 5 Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta :Teras, 2009), hal. 84 6 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 150. 45 peserta didik yang telah melakukan pembelajaran fikih khususnya materi infak dan sedekah melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancaradan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.7 Teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kelas adalah: Rata-rata = jumlah nilai tes seluruh peserta didik jumlah seluruh peserta didik Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus: Ketuntasan Belajar Klasikal = 7 Jumlah peserta didik yang lulus x100% Jumlah seluruh peserta didik Nana Sudjana, Penelitian dan Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1995), hlm. 64. 46 F. Indikator Keberhasilan Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus pada materi infak dan sedekah dengan indikator sebagai berikut: 1. Rata-rata kelas mencapai lebih dari atau sama dengan 75. 2. Ketuntasan belajar klasikal lebih dari atau sama dengan 75%.8 dari seluruh peserta didik di kelas IV MI Darul Ulum 02. 8 E. Mulyasa, Op.cit, hlm 101 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini adalah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran Fikih khususnya pada materi pokok Infak dan Sedekah dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Samsul Hadi, S.pd.I selaku guru mata pelajaran Fiqih kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus, bahwa pelaksanaan pembelajaran Fiqih masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru. Setelah guru menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal, peserta didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing. Adapun hasil belajar pra siklus ini akan dilihat dari nilai ulangan harian peserta didik pada materi Infak dan Sedekah dengan nilai rata-rata 72,88 % dan nilai ketuntasan klasikal 51,52 %. 47 48 2. Siklus I Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus I yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat RPP dengan indicator: a.)Mengetahui ketentuan infak dan sedekah dengan benar b)Menerapkan Ketentuan infak dan sedekah dengan benar. 2) Membuat lembar kerja ahli disertai kunci jawabannya. 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus I beserta kunci jawabannya. b. Pelaksanaan Tindakan Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan siklus I Hari / Tanggal Waktu Pertemuan ke- Materi Rabu, 29 Juli 2015 2 x 35’ 1 Ketentuan Infak dan Sedekah Kamis, 30 Juli 2015 1 x 35’ 2 Evaluasi siklus 1 49 Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2015 Waktu : 07.10- 08.20 WIB Materi : - Infak dan Sedekah Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Ketua kelas memimpin do’a, setelah selesai, guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, ada 2 peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, yaitu Muhammad Wisnu Ginanjar dan Tsania Zahrotul Wardah. Jadi jumlah peserta didik yang semula 33 menjadi 31. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi sebelumnya, yaitu dengan pertanyaan zakat yang di keluarkan wajib bagi orang islam setelah berpuasa adalah? Siswa berani menjawab dengan angkat jari yaitu Niti Sasmina Zakat fitrah. Setelah melakukan appersepsi, guru menjelasakan model pembelajarn yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru membagi peserta didik dalam 6 kelompok. Dengan perincian 5 kelompok beranggotakan 5 peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 6 peserta didik. Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 5 lembar kerja ahli yang 50 terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masing-masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya. Suasana menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaiakan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Saat peneliti berkeliling, peserta didik bernama Sazkya dari kelompok lembar kerja ahli 3 bertanya, “ini menurut pendapat pribadi bu? ”. Peneliti menjawab : ya akan tetapi di diskusikan satu kelompok sehingga jawabannya bisa sama. Peserta didik dari kelompok lembar kerja ahli 3 menjawab, “Oo....gitu.” Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan 51 hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Namun, peserta didik tidak ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, sehingga guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berani mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 30 Juli 2015 Waktu : 09.35 – 10.50 WIB Materi : Evaluasi Siklus 1 Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru bertanya “Tadi malam sudah belajar belum?”. Sebagian menjawab “Sudah, pak!”. Sebagian tidak menjawab. “Sudah siap ulangan ya anak-anak?” tanya pak Samsul. “ya, pak” jawab peserta didik. Guru memerintahkan peserta didik untuk memasukkan semua buku ke dalam laci. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi 52 siklus 1, guru memberikan 10 soal dalam bentuk uraian. Pada evaluasi siklus 1 diikuti oleh semua peserta didik kelas IV, yakni sebanyak 33 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik belum terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw belum terlaksana secara optimal. b) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk terlebih dahulu peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masing-masing. c) Beberapa peserta didik masih ada yang pasif, tidak mau berdiskusi sehingga guru harus menegurnya. d) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. 53 b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Hasil Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru bersama peneliti berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyimpulkan hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu diadakan perbaikan adalah: 1) Guru kurang menguasai pembelajaran model skenario pembelajaran, sehingga proses cooperative learning tipe jigsaw belum lancar/optimal. 2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat menyelesaikan masalah. 3) Masih banyak peserta didik yang belum berani untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 4) Masih ada beberapa murid yang pasif. 5) Ada beberapa murid yang trouble maker dalam kelompoknya. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 54 Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru mempelajari lebih lanjut dan mamahami skenario pembelajaran siklus II 2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi kelompok. 3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar berani maju di depan kelas. 4) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran. 5) Guru memberikan peringatan kepada peserta didik yang trouble maker. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus II. 3. Siklus II a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus II yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat RPP dengan indikator : mengetahui Pembagian Sedekah, macam sedekah, dan tata cara infaq dan Sedekah dengan benar. 2) Membuat lembar kerja ahli disertai kunci jawabannya. 3) Membuat lembar soal untuk evaluasi siklus II beserta kunci jawaban. 55 b. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan siklus II Hari / Tanggal Waktu Pertemuan ke- Materi Rabu, 5 Agustus 2015 2 x 35’ 1 Pembagian sedekah Macam sedekah, dan tata cara sedekah Kamis, 6 Agustus 2015 1 x 35’ 2 Evaluasi siklus 1 Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Rabu, 5 Agustus 2015 Waktu : 07.100- 08.20 WIB Materi : - Mengetahui Pembagian Sedekah, macam sedekah, dan tata cara infaq dan Sedekah Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru mengucapkan salam, dilanjutkan peserta didik menjawab salam dengan serempak. Guru mengabsen peserta didik. Pada pertemuan 1, semua peserta didik masuk sekolah sehingga jumlah peserta didik genap 33 peserta didik. Setelah mengabsen, guru mulai membuka pelajaran dengan mencoba mengingatkan kembali materi 56 sebelumnya, pengertian dan ketentuan infak dan sedekah. Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik dalam 8 kelompok. Dengan perincian 7 kelompok beranggotakan 4 peserta didik dan 1 kelompok beranggotakan 5 peserta didik. Setelah peserta berkelompok, guru membagikan lembar kerja ahli. Masing-masing peserta didik (anggota) mendapatkan 4 lembar kerja ahli yang terdiri dari lembar kerja ahli 1, lembar kerja ahli 2, lembar kerja ahli 3, dan lembar kerja ahli 4. Setelah lembar kerja ahli dibagikan, masing-masing ketua kelompok membagi anggotanya untuk mengerjakan lembar kerja ahli. Satu anggota mengerjakan satu lembar kerja ahli. Setiap anggota kelompok yang mengerjakan lembar kerja ahli yang sama berkumpul untuk mendiskusikan lembar kerja ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikannya dengan benar. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 1 yang lainnya. Anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 berkumpul dengan anggota yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 yang lainnya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Suasana menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat untuk berdiskusi. Setelah suasana kembali tenang, peserta didik mulai berdiskusi untuk menyelesaikan lembar kerja ahli. Guru dan peneliti berkeliling mengawasi peserta didik dalam berdiskusi dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan. Setelah menyelesaikan lembar kerja ahli, peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. Anggota yang mengerjakan 57 lembar kerja ahli 1 menjelaskan kepada teman-temannya sampai mengerti. Selanjutnya yang mengerjakan lembar kerja ahli 2 menjelaskan hasil diskusi kepada teman-temannya, dan seterusnya sampai lembar kerja ahli 4. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Peserta didik sudah ada yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru sebelumnya. Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berani mempresentasikan ke depan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan atau evaluasi dengan materi yang telah diajarkan. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan dijawab serempak oleh peserta didik. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis, 6 Agustus 2015 Waktu : 09.35 – 10.500 WIB Materi : Evaluasi Siklus II Guru mengawali pelajaran dengan salam, peserta didik menjawab serempak. Setelah itu guru memastikan bahwa peserta didik sudah siap untuk melakukan evaluasi. Guru membagikan lembar soal kepada peserta didik. Pada evaluasi siklus II, guru memberikan 10 butir soal uraian. 58 Pada evaluasi siklus II diikuti oleh semua peserta didik kelas IV, yakni sebanyak 33 peserta didik. Peserta didik diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah waktu habis, peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam, kemudian peserta didik menjawab salam. c. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus II, adalah sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran a) Peserta didik sudah terbiasa secara berkelompok, sehingga pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlaksana lebih optimal. b) Peserta didik sudah ada yang berani untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. c) Sebagian besar peserta didik sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran (diskusi). 2) Hasil pengamatan aktivitas guru a) Guru selalu memantau dan membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. b) Guru memotivasi peserta didik agar semua peserta didik terlibat aktif dalam diskusi. d. Hasil Refleksi Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan 59 bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus I. Meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai rata-rata kelas telah mencapai lebih dari 79,55 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari 75% pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus III. B. Analisis Data Penelitian 1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari bapak Samsul Hadi, S.Pd.I selaku guru Fikih kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus bahwa pelaksanaan pembelajaran Fikih belum mampu menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Setelah menjelaskan materi guru memberikan contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku tulis masing-masing. Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Pada pra siklus masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah. menunjukkan bahwa dari 33 peserta didik terdapat 16 peserta didik yang nilainya belum tuntas yakni masih di bawah KKM, yaitu 75, sedangkan peserta didik yang nilainya tuntas hanya 17 peserta didik sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 51.52%. 60 2. Siklus I Pada pelaksanaan siklus 1 belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah. Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat masih kacau, dapat dikatakan belum kondusif sehingga guru harus sering melerai untuk mengkondisikan kelas agar lebih tenang. Rata-rata peserta didik masih malu dan takut untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi. Selain itu, masih banyak peserta didik yang pasif dan tidak mau berdiskusi, hanya menunggu jawaban dari teman yang mengerjakan. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1 yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus 1. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV pada silus 1 sebesar 74.85 dengan ketuntasan belajar klasikal 72.73% dan yang tidak tuntas sebanyak 27.27%. Dari 33 peserta didik yang tuntas sebanyak 24 peserta didik , sedangkan yang belum tuntas sebanyak 9 peserta didik yakni masih di bawah KKM. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa untuk indikator penelitian pertama (rata-rata kelas) sudah terpenuhi. Namun untuk indikator penelitian kedua (ketuntasan belajar klasikal) masih di bawah ketentuan yang ditentukan oleh peneliti. Dengan demikian diperlukan perbaikan ke tahap siklus 61 selanjutnya yakni pada siklus 2. 3. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah. Peserta sudah bisa mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I. Peserta didik sudah terlihat aktif pada proses pembelajaran. Beberapa peserta didik sudah ada yang berani bertanya kepada guru perihal menyelesaikan lembar kerja ahli. Bahkan ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IV pada siklus II sebesar 81.36 dengan ketuntasan belajar klasikal 87.88% yang sudah berada di atas ketentuan yaitu nilai ratarata kelas lebih dari 75 dan ketuntasan belajar klasikal di atas 75 %. Jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 29 sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 peserta didik yang masih di bawah KKM. Mereka adalah Abdullah Kafabih, Abdullah Umar Thoyib, Muhammad Afrokhi, dan Muhammad Wisnu Ginanjar. Hasil belajar peserta didik pada siklus II yang diperoleh mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator yang diinginkan oleh peneliti yakni nilai rata-rata kelas ≥75 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥75%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan siklus 3. 62 Adapun hasil evaluasi pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.3. Hasil Belajar No Indikator Pra Siklus Siklus I 1. Nilai rata-rata Kelas Ketuntasan Belajar 2. Klasikal Siklus II 72.88 74.85 81.36 51.52% 72.73% 87.88% Grafik 4.1. Perbandingan nilai rata-rata kelas pada pra siklus, siklus I, dan siklus II 90 70 81,36 72,88 74,85 50 30 10 Pra Siklus Siklus I Siklus II Grafik 4.2. Perbandingan ketuntasan belajar klasikal pada pra siklus, siklus I, dan siklus II 100% 80% 87,88% 60% 40% 20% 72,73% 51,52% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dapat peneliti simpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran fikih dengan materi infak dan sedekah di kelas IV dirancang dan dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II.Pada pra siklus mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses KBM.Sedangakan siklus I dan siklus II terdiri atas perencanaan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi. Dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran fikih diketahui bahwa KBM berjalan dengan baik dan optimal ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam setiap siklusnya. 2. Adapun hasil pencapaian penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw khususnya pada materi infak dan sedekah peserta didik kelas IV MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo mengalami peningkatan yaitu dari pra siklus dengan nilai rata- rata 72.88 dengan ketuntasan belajar klasikal 51.52% meningkat menjadi 74.85 dengan ketuntasan belajar klasikal 72.73% pada siklus I, dan pada siklus II 63 64 rata – rata kelas IV meningkat menjadi 81.36 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 87.88%. 3. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi infak dan sedekah di kelas IV dapat diketahui kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihannya antara lain: 1) Dapat memberikan kesempataan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lainnya. 2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. 3) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya. 4) Dalam proses belajar mengajar, siswa saling ketergantungan positif. 5) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain. Sedangkan kekurangannya adalah: 1) Membutuhkan waktu yang lama. 2) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. B. Saran Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil 65 belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar fikih peserta didik, sebaiknya guru dapat memilih dan menerapkan model dan strategi pembelajaran yang baik dan tepat. 2. Dalam proses pembelajaran fikih, sebaiknya guru mengajar dengan pembelajaran kooperatif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar fikih peserta didik dapat meningkat. 3. Khusus pada para guru, hendaknya pembelajaran kooperatif ini juga dikembangkan pada materi lainnya yang cocok untuk menarik minat peserta didik belajar fikih. C. Penutup Demikian skripsi ini penulis susun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun dari pembaca menjadi harapan penulis. Semoga bermanfaat. Amin 66 Daftar Pustaka Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet.13. , Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Arini, Yusti, “ Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dan Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran”, http://yusti–arini.blogspot.com/2009/08/modelpembelajaran kooperatif.html, (diakses tanggal 4 Agustus 2015). Bakri, Nazar, Fiqih dan Ushul Fiqih Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Darajat, Zakiyah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Semarang:Karya Toha Putra, 2009. Emildadiany, Novi, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperativelearning-teknik-jigsaw/, hlm. 6 (diakses tanggal 5 Agustus 2015). Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), hlm. 10. Indon, Natalia,dkk ‘’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/2100/2034./ Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2004. Mahmudin,’’strategi pembelajaran cooperative learning’’ http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/22/strategi-pembelajarankooperatif-cooperative-learning. Maisyaroh, Etik (NIM. 063111103) dengan judul Penerapan Strategi Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement 67 Division) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Aqidah akhlak Materi Pokok Akhlak Tercela Terhadap Sesama Manusia Di Kelas VIII B Semester Genap Nahdlatul Fata Petekeyan Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010. Midjiono,Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Mulyasa, E, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung:Remaja Rosda Karya, 2004. ,Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008. Muslich, Masnur, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. 1. Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007. Nurchasanati, Siti (NIM: 063111079) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menerapkan Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snow Balling Kelas VIII A Semester Gasal MTs KHR Ilyas Tambakrejo Buluspesantren Kebumen Tahun Ajaran 2010/2011. Nurjanah, Siti,’’model pembelajaran kooperatif’’, http://siti-nurjanahboyolali.blogspot.com/2014/12/makalah-model-pembelajarankooperatif.html Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. 3. Standar Proses 68 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008. Sudjana, Nana, Penelitian dan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1995. , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1999. , Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. ,Metode Penelitian Tindakan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 1. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta :Teras, 2009. Syamsuddin, Abin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet.5. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya. 69 Lampiran 1 Subjek Penelitian Kelas IV Tahun Pelajaran 2014/2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Nama Abdullah Kafabih Abdullah Umar Thoyib Aji Barokah Satrio Widodo Edsa Auliya Izzatis Syifa Eizzat Lutfiyan Khawarizmi Evan Abiyansyah Faza Elma Nabila Intan Fauziah Anita . R Intan Nur 'Aisyah Kenes Dian Maharyati Litto Gundala Lovely Dara Putri Mita Zahrotus Shofwah Muhammad Afrokhi Muhammad Alaika salam Muhammad Raffie Rizwan Muhammad Wisnu Ginanjar Muhammad Wisnu Pradana Muhammad Yafi Elian . P Nadia Ayu Azalia najla Aisya Brilliannuha Niti Sasmina Zaezafi Priwi arum Lestari Rizqy Muqsith Setyawan Sania Amrina Rosyada Sazkya Mumtaz Tertia Ardis Sajid Tsania Izzati Nada Tsania Zahrotul Wardah Yahfazkha Yusroul Dawam Yanura Ibnu Ahada Yassirli Amri Zidan Iftikhar Romadlon Jenis Kelamin L/P L L L P L L p p p p L P p L L L L L L P P P P L P P P P P L L P L Keterangan Jumlah Siswa = 33 Laki –laki = 16 70 Lampiran 2 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas IV Pra siklus No Nama Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Abdullah Kafabih Abdullah Umar Thoyib Aji Barokah Satrio Widodo Edsa Auliya Izzatis Syifa Eizzat Lutfiyan Khawarizmi Evan Abiyansyah Faza Elma Nabila Intan Fauziah Anita R Intan Nur 'Aisyah Kenes Dian Maharyati Litto Gundala Lovely Dara Putri Mita Zahrotus Shofwah Muhammad Afrokhi Muhammad Alaika salam Muhammad Raffie Rizwan Muhammad Wisnu Ginanjar Muhammad Wisnu Pradana Muhammad Yafi Elian P Nadia Ayu Azalia najla Aisya Brilliannuha Niti Sasmina Zaezafi Priwi arum Lestari Rizqy Muqsith Setyawan Sania Amrina Rosyada Sazkya Mumtaz Tertia Ardis Sajid Tsania Izzati Nada Tsania Zahrotul Wardah Yahfazkha Yusroul Dawam Yanura Ibnu Ahada Yassirli Amri Zidan Iftikhar Romadlon Jumlah rata-rata 65 70 75 80 75 80 70 75 65 60 75 65 80 60 85 65 60 70 75 65 80 85 80 70 70 75 90 70 80 70 75 75 70 2405 72.88 % Ketercapaian 65% 70% 75% 80% 75% 80% 70% 75% 65% 60% 75% 65% 80% 60% 85% 65% 60% 70% 75% 65% 80% 85% 80% 70% 70% 75% 90% 70% 80% 70% 75% 75% 70% 72.88% Ketuntasan ya Tidak V V v v v v V v V V v V v V v V V V v V v v v V V v v V v V v v V 17 16 51.52% 48.48% 71 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Sekolah : MI Darul Ulum 02 Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : IV / 1 Alokasi Waktu : 1 x 35 menit A. Standar Kompetensi : 2. B. Kompetensi Dasar Mengenal ketentuan infak dan sedekah : 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah C. Indikator : - Mengetahui ketentuan infak dan sedekah dengan benar - Menerapkan Ketentuan infak dan sedekah dengan benar. D. Tujuan Pembelajaran : Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik idharapkan dapat mengetahui ketentuan infak dan sedekah dengan benar Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik idharapkan dapat menerapkan ketentuan infak dan sedekah dengan benar E. Materi Pembelajaran Infak dan sedekah F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab 72 G. Langkah-Langkah Pembelajaran No 1 2 3 Kegiatan Pembelajaran a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: bertanya jawab tentang infak dan sedekah c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyampaikan pembelajaran Infak dan sedekah b. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 - 6 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik, agar setiap kelompok dapat bertatap muka. c. Guru memberikan lembar kerja ahli d. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota untuk mengerjakan LK ahli yang berbeda (satu peserta didik mengerjakan satu LK ahli) Elaborasi a. anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama bertemu dan mengerjakan bersama sampai mengerti dan dapat menyelesaikan dengan benar b.Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. c. Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator, jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan d. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota e. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Konfirmasi a. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. b. Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas, guru meminta kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi yang sudah dipelajari. b. Guru memberikan tugas rumah. c.Guru mengakhiri pelajaran dengan salam. Waktu 10 menit 50 menit 10 menit 73 H. Alat/Sumber Belajar 1. Buku Fikih kelas IV 2. LKS Fikih kelas IV semester 1 I. Penilaian Tes Akhir Siklus Kudus, 29 Juli 2015 Guru kelas IV Peneliti Samsul Hadi, S.Pd.I Winarsih Mengetahui Kepala MI Darul Ulum 02 Hj. Istianah Ni’mah, S.Pd.I NIP. 19581216 198203 2 002 74 Lampiran 4 Daftar Kelompok Kegiatan Pembelajaran Dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siklus 1 Kelompok 1 1. 2. 3. 4. 5. Abdullah Kafabih Tsania Izzatin Nada Sazkya Mumtaz M. Yafi Elian. P Zidan Iftikhar. R Kelompok III 1. Abdullah Umar Thoyib 2. Intan Fauziah 3. Yassirli Amri 4. Najla Aisya.B 5. Rizky Muqsith Kelompok II 1. 2. 3. 4. 5. Faza Elma Nabila Intan Nur Aisyah Yanura Ibnu Ahada M. Wisnu Pradana Tertia Ardis Sajid Kelompok IV 1. 2. 3. 4. 5. Sania Amrina.R Aji Barokah Eizzat Lutfian Mita Zahrotus.S M. Alaika Salam Kelompok VI Kelompok V 1. 2. 3. 4. 5. Kenes Dian. M M. Afrokhi Y. Yusroul. D Priwi Arum. L Lovely Dara .p 1. 2. 3. 4. 5. 6. Litto Gundala Evan Abiansyah Nadya Ayu Edsa Aulia M. Raffie Rizwan Niti Sasmina .z 75 Lampiran 5 Lembar kerja Ahli 1 Siklus 1 Diskusikanlah Amir bermaksud mencuri buah milik tetangga. Ia tidak mempunyai bilah bambu untuk mengambil mangga. Seandainya kita meminjamkan sebilah bambu kepada Amir, apakah hal itu termasuk sedekah? Mengapa? 76 Lembar Kerja 2 Siklus 1 Diskusikanlah Toko kue Bu Fatma sangat laris karena kuenya enak. Jika kalian seperti Bu Fatma apa yang akan kalian lakukan untuk mensyukuri nikmat? 77 Lembar Kerja 3 Siklus 1 Diskusikanlah Pak Budi semakin maju usahanya, tetapi ia tidak mau bersedekah meskipun disekitar rumahnya banyak orang yang kurang mampu, menurut kalian bagaimanakah perilaku pak Budi dan Bagaimana pendapat kalian? 78 Lembar Kerja 4 Siklus 1 Diskusikanlah Apabila datang pengemis ke rumahmu apa yang akan kalian lakukan? 79 Lampiran 6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Ahli 1 Siklus 1 Dalam hal meminjamkan bilah bambu kepada Amir termasuk sedekah karena kita memberikan bantuan yang berupa bambu. Akan tetapi jika kita mengetahui niat Amir mencuri buah dengan bilah bambu yang dipinjam, maka seharusnya kita tidaklah meminjami. 80 Kunci Jawaban Lembar Kerja 2 Siklus 1 Seandainya kita seperti bu Fatma yang memiliki toko kue yang laris, kita akan bersedekah kepada fakir miskin dan tetanggan yang ada di samping kanan kiri dan depan belakang toko kue. 81 Kunci Jawaban Lembar Kerja 3 Siklus 1 Menurut pendapat kami prilaku pak Budi tersebut tidaklah patut ditiru, karena dalam hadist dikatakan ada bagian dari orang lain dari setiap rezeki yang kau peroleh,dan seharusnya pak Budi memperhatikan lingkungan sekitar dan membantu tetangga yang kurang mampu 82 Kunci Jawaban Lembar Kerja 4 Siklus 1 Jika datang pengemis ketempatku maka akan aku berikan sedikit uang, atau makanan yang aku punya, karena pengemis yang datang bisa saja seorang malaikat yang sedang menguji keimanan kita. 83 Lampiran 7 Tes Siklus 1 Nama :…………….. No.Absen :……………… Petunjuk a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal b. Isilah nama dan no. absen c. Jangan menyontek 1. Amal yang pahalanya mengalir terus walaupun orang yang beramal telah meninggal dunia disebut…. 2. Sedekah wajib berupa…. 3. Sedekah dapat menyucikan…….. 4. Hukum mengeluarkan infak adalah….. 5. Mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk…. 6. Orang yang suka menafkahkan sebagian hartanya di waktu lapang dan sempit disebut sebagai orang…. 7. Artikan ayat berikut ! ◌ۚ َﱴ ﺗُﻨ ِﻔ ُﻘﻮا ﳑِﱠﺎ ُِﲢﺒﱡﻮ َن ْٰﱪ ﺣ ﱠ ﻟَﻦ ﺗَـﻨَﺎﻟُﻮا ٱﻟِﱠ 8. Sedekah sunah muakad dapat berupa? 9. Sebutkan manfaat sedekah! 10. Sebutkan hal – hal yang dapat menghapus pahala sedekah dan infak! 84 Lampiran 8 Kunci jawaban tes siklus 1 1. Amal jariyah 2. Zakat 3. Harta 4. Wajib dan sunah 5. Sedekah 6. Dermawan 7. Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai 8. –Sedekah dalam bentuk wakaf dan amal jariyah 9. - Memanjangkan usia - Mempererat tali persaudaraan - Menghindarkan murka Allah swt - Memperkecil jurang pemisah antara si kaya dan si miskin 10. - Mengungkit- ungkitnya - Membicarakannya. - Merendahkan penerima 85 Lampiran 9 Daftar Nilai Tes Siklus 1 Kelas IV No Nama Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Abdullah Kafabih Abdullah Umar Thoyib Aji Barokah Satrio Widodo Edsa Auliya Izzatis Syifa Eizzat Lutfiyan. K Evan Abiyansyah Faza Elma Nabila Intan Fauziah Anita R Intan Nur 'Aisyah Kenes Dian Maharyati Litto Gundala Lovely Dara Putri Mita Zahrotus Shofwah Muhammad Afrokhi Muhammad Alaika salam Muhammad Raffie R Muhammad Wisnu G Muhammad Wisnu P Muhammad Yafi Elian P Nadia Ayu Azalia najla Aisya Brilliannuha Niti Sasmina Zaezafi Priwi arum Lestari Rizqy Muqsith Setyawan Sania Amrina Rosyada Sazkya Mumtaz Tertia Ardis Sajid Tsania Izzati Nada Tsania Zahrotul Wardah Yahfazkha Yusroul D Yanura Ibnu Ahada Yassirli Amri Zidan Iftikhar Romadlon Jumlah rata-rata 65 70 75 80 75 80 80 75 75 75 75 65 75 60 80 70 60 70 75 70 85 80 80 75 75 75 90 75 90 75 75 75 70 2470 74.85 % Ketercapaian 65% 70% 75% 80% 75% 80% 80% 75% 75% 75% 75% 65% 75% 60% 80% 70% 60% 70% 75% 70% 85% 80% 80% 75% 75% 75% 90% 75% 90% 75% 75% 75% 70% 74.85% Ketuntasan ya tidak v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 24 9 72.73% 27.27% 86 Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Sekolah : MI Darul Ulum 02 Mata Pelajaran : Fiqih Kelas/Semester : IV / 1 Alokasi Waktu : 1 x 35 menit A. Standar Kompetensi : 2. Mengenal ketentuan infak dan sedekah B. Kompetensi Dasar : 2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah C. Indikator : - Mengetahui , macam sedekah, dan tata cara infak dan Sedekah dengan benar D. Tujuan Pembelajaran : a. Dengan Menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat mengetahui macam dan tata cara infak dan sedekah dengan benar. E. Materi Pembelajaran Infak dan sedekah . F. Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran : Cooperative learning tipe jigsaw. b. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, dan Tanya jawab G. Langkah-langkah pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan 1 a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: mengingat kembali tentang ketentuan infak dan sedekah c. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran 10 menit 87 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dan mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap kelompok bertatap muka. b. Guru memberikan lembar kerja ahli c. Masing-masing ketua kelompok membagi setiap anggota Elaborasi a. Kemudian anggota kelompok yang mengerjakan LK ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan LK ahli tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikan LK tersebut dengan benar. 2 b. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajarkan teman dalam satu kelompoknya. 50 menit c. Guru bertindak sebagai fasilitator atau nara sumber jika peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan d. Guru memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Konfirmasi a. Guru memberikan penguatan terhadap presentasi kelompok. Setelah selesai mengerjakan LK ahli secara tuntas b. Guru meminta kepada peserta didik agar duduk kembali pada posisi semula (tidak berkelompok). Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi 3 yang sudah dipelajari b. Guru memberikan tugas rumah. c. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam. 10 menit 88 H. Alat / Sumber Belajar 1. Buku Fikih kelas IV 2. LKS Fikih kelas IV semester I I. Penilaian Tes Akhir Siklus Kudus, 05 Agustus 2015 Guru kelas IV Peneliti Winarsih Samsul Hadi, S.Pd.I NIP. - NIM. 210473 Mengetahui Kepala MI Darul Ulum 02 Hj. Istianah Ni’mah, S.Pd.I NIP. 19581216 198203 2 002 89 Lampiran 11 DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SIKLUS II Kelompok I 1. 2. 3. 4. Abdullah Kafabih Tsania Izzatin Nada Intan Nur Aisyah Yanura Ibnu Ahada 5. Kelompok II 1. 2. 3. 4. Sazkya Mumtaz M. Yafi Elian. P M. Wisnu P Tertia Ardis Sajid Kelompok V 1. 2. 3. 4. Yassirli Amri Kenes Dian M. Wisnu G Abdullah Umar Kelompok VII 1. M. Raffie.R 2. Nadia Ayu 3. Y. Yusroul.D 4. Niti Sasmina Kelompok III 1. 2. 3. 4. Tsania. Z. Wardah Litto Gundala Edsa Aulia Zidan Iftikhar Kelompok IV 1. 2. 3. 4. Eizzat Lutfian Intan Fauziah M.Alaika Faza Elma. N Kelompok VI 1. 2. 3. 4. Sania Amrina Dara Lovely Evan Abiansyah Mita Zahrotus. S Kelompok VIII 1. 2. 3. 4. 5. M. Afrokhi Priwi Arum Najla Aisya Aji Barokah Rizky Muqsith 90 Lampiran 12 LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 2 Allah Menganjurkan kita memberikan infak kepada orang lain yang terbaik yang kita punyai. Terdapat dalam firman Allah Surah apa? 91 LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 2 Tuliskanlah Hadist yang menyatakan bahwa lebih baik memberi daripada menerima 92 LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 2 Tuliskan hadis yang menyatakan bahwa 3 perkara yang tidak terputus ketika seorang anak Adam meninggal 93 LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 2 Artikan ayat surah Al Baqarah ayat 267 berikut ini ! 94 Lampiran 13 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 1 SIKLUS 2 Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (Q.S. Ali ‘Imran 92) 95 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 2 SIKLUS 2 Rasulullah saw mengajarkan orang yang memberi lebih baik daripada yang diberi. (اَﻟْﻴَ ُﺪ اْﻟﻌُْﻠﻴَﺎ َﺧْﻴـٌﺮ ِﻣ َﻦ اْﻟَﻴَ ِﺪ اﻟ ﱡﺴﻔْﻠ َﻰ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. 96 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 3 SIKLUS 2 َت اﺑْ ُﻦ َ ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ اِذاَ ﻣﺎ َ ِْل اﷲ ُ َﺎل َرﺳُﻮ َ ﻗ: َﺎل َ َﻋ ْﻦ اَﰊ ُﻫـَﺮﻳْـَﺮةَ َر ِﺿـَﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ .ِﺢ ﻳَ ْﺪﻋ ُْﻮﻟَﻪ ٍ ﺻ َﺪﻗٍَﺔ ﺟَﺎ ِرﻳٍَﺔ ا َْو ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ﻳـُْﻨﺘَـ َﻔ ُﻊ ﺑِِﻪ اَوَْوﻟَ ٍﺪﺻَﺎ ﻟ َ : َث ٍ اٰ َد َم اِﻧْـ َﻘﻄَ َﻊ َﻋ َﻤﻠُﻪُ اِﻻﱠِﻣ ْﻦ ﺛَﻼ رََوﻩُ ُﻣ ْﺴﻠِ ْﻢ Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh untuk orang tuanya.”(H.R. Muslim ) 97 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA AHLI 4 SIKLUS 2 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 98 Lampiran 14 Tes Siklus 2 Nama :………… No.Absen :…………… Petunjuk d. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal e. Isilah nama dan no. absen f. Jangan menyontek 1. Sedekah yang akan diterima Allah swt di nilai dari…. 2. Allah swt berjanji akan memberikan kelapangan sesudah….. 3. Diterima atau tidaknya perbuatan baik seseorang di sisi Allah swt di tentukan oleh…. 4. Berinfak merupakan amal jariyyah yang tidak akan terputus… 5. Allah swt akan membalas orang yang berbuat baik, walaupun hanya sebiji…. 6. Sebutkan macam-macam sedekah! 7. Sebutkan syarat-syarat agar infak kita diterima oleh Allah swt! 8. Artikanlah ayat dibawah ini! َُﺎل َذ ﱠرٍة َﺧْﻴـﺮًا ﻳـََﺮﻩۥ َ ﻓَﻤَﻦ ﻳـَ ْﻌ َﻤ ْﻞ ِﻣﺜْـﻘ 9. Tuliskan urutan pemberian sedekah yang benar ! 10. Sebutkan rukun infak ! 99 Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Siklus II 1. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 2. Kesempitan 3. Niatnya 4. Pahalanya 5. Zarrah 6. -Sedekah harta -Sedekah sikap -Sedekah berupa lisan -Sedekah fikiran -Sedekah tenaga 7. -Orang yang memiliki harta berlebih -Ikhlas karena Allah -Tidak menyebut-nyebut sedekah yang diperbuat -Tidak menyakiti orang yang menerima 8. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. 9. -Saudara / keluarga terdekat -Anak – anak yatim -Tetangga yang terdekat -Sahabat atau teman -Ibnu sabil 10. -Orang yang member infak -Orang yang menerima infak -Barang yang diinfakkan -Ada penyataan dari pemberi dan penerima. 100 Lampiran 16 Daftar Nilai Tes Siklus 2 Kelas IV No Nama Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Abdullah Kafabih Abdullah Umar Thoyib Aji Barokah Satrio Widodo Edsa Auliya Izzatis Syifa Eizzat Lutfiyan Khawarizmi Evan Abiyansyah Faza Elma Nabila Intan Fauziah Anita R Intan Nur 'Aisyah Kenes Dian Maharyati Litto Gundala Lovely Dara Putri Mita Zahrotus Shofwah Muhammad Afrokhi Muhammad Alaika salam Muhammad Raffie Rizwan Muhammad Wisnu Ginanjar Muhammad Wisnu Pradana Muhammad Yafi Elian P Nadia Ayu Azalia najla Aisya Brilliannuha Niti Sasmina Zaezafi Priwi arum Lestari Rizqy Muqsith Setyawan Sania Amrina Rosyada Sazkya Mumtaz Tertia Ardis Sajid Tsania Izzati Nada Tsania Zahrotul Wardah Yahfazkha Yusroul Dawam Yanura Ibnu Ahada Yassirli Amri Zidan Iftikhar Romadlon Jumlah rata-rata 70 70 75 90 85 85 80 80 80 75 80 80 95 70 90 75 65 85 90 80 90 85 85 80 75 80 95 80 95 80 75 85 80 2685 81.36 % Ketercapaian 70% 70% 75% 90% 85% 85% 80% 80% 80% 75% 80% 80% 95% 70% 90% 75% 65% 85% 90% 80% 90% 85% 85% 80% 75% 80% 95% 80% 95% 80% 75% 85% 80% 81.36% Ketuntasan ya tidak v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 29 4 87.88% 12.12% 101 Lampiran 17 Dokumentasi Gedung Sekolah Proses KBM Diskusi Diskusi 102 Mempresentasikan hasil diskusi Menuliskan Hasil Diskusi 103 Lampiran 18 PEDOMAN WAWANCARA Pokok-pokok wawancara dengan Guru mata pelajaran Fikih kelas IV (Samsul Hadi, S.Pd.I) di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus Meliputi: 1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran fikih di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus? 2. Bagaimana aktivitas peserta didik / kelas dalam pembelajaran fikih? 3. Bagaimana perolehan nilai peserta didik / kelas dalam pembelajaran fikih? 4. Dengan berlakunya KTSP, apakah pembelajaran fikih di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe jigsaw dalam proses pembelajarannya? Hasil wawancara dengan bapak Samsul Hadi, S.Pd.I 1. Selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran fikih adalah ceramah, memberikan latihan dan pemberian tugas rumah. Karena metode ini dianggap lebih efektif dan efisien. 2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran fikih, peserta didik jarang bertanya bahkan hampir tidak pernah. 3. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran fikih cukup bagus, namun ada beberapa yang harus mengadakan remidi karena masih ada peserta didik yang nilainya dibawah KKM yang ditentukan madrasah yaitu 75. 4. Model kooperatif tipe jigsaw belum pernah digunakan untuk pembelajaran fikih di MI Darul Ulum 02 Ngembalrejo Bae Kudus, hanya sesekali pernah saya gunakan metode kerja kelompok untuk mengerjakan soal/tugas. 104 Lampiran 19 Lembar Observasi Hasil Pengamatan Siklus I No. Idikator Skor 1 2 3 1. Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran √ 2. Peserta didik merespon apa yang disampaikan √ Guru 3. Keaktifan bekerjasama dalam kelompok 4. Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi √ √ Kelompok 5. Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan √ soal evaluasi Keterangan: Skor N : 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup), 2 (rendah), 1 (kurang). = Skor yang dicapai × 100 % Skor maksimal = 14x100% 25 = 56 % 4 5 105 Hasil Pengamatan Siklus II No. Idikator Skor 1 2 3 4 1. Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran √ 2. Peserta didik merespon apa yang disampaikan guru √ 3. Keaktifan bekerjasama dalam kelompok √ 4. Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi Kelompok 5. Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal evaluasi Keterangan : Skor : 5 (sangat baik, 4 (baik), 3(cukup), 2(rendah), 1(kurang) N =Skor yang dicapai × 100 % Skor maksimal = 19x100% 25 = 76 % √ √ 5 FAKULTAS TARBIYAH