69 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4. 1

advertisement
 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penerapan sistem Activity Based Costing (ABC)
dalam perhitungan harga pokok per kamar untuk menentukan harga jual kamar di
Hotel Grand Royal Panghegar Bandung, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Hotel Grand Royal Panghegar Bandung belum menerapkan sistem yang baku
dalam perhitungan harga pokok per kamarnya. Perhitungan harga pokok per
kamar didapat dari perhitungan biaya pemakaian listrik, biaya pemakaian
guest supplies, biaya laundry, biaya printing dan biaya tenaga kerja langsung
yaitu gaji room boy.
2.
Keterangan
Total Biaya
Tarif Sewa
Mark Up
Persentase
Metode Panghegar
Metode ABC
Rp. 93,735
Rp. 402,223
Rp. 476,000
Rp. 382,265
407.81%
Rp. 73,777
18.34%
Harga jual kamar tipe Deluxe Condotel yang diterapkan oleh manajemen hotel
sebesar Rp. 476,000 dengan persentase mark up sebesar 407.81% dari harga
pokok Rp. 93,735, apabila menggunakan metode perhitungan harga pokok
dengan sistem ABC dan menerapkan harga jual yang saat ini dipakai oleh
hotel, maka mark up yang diperoleh hanya sebesar 18.34% dari harga pokok
sebesar Rp. 402,223. Dengan demikian, walaupun total biaya per kamar
rendah, tetapi bila terus menerus digunakan tidak menutup kemungkinan akan
69
70
terjadi kerugian yang disebabkan oleh harga pokok per kamar yang tidak
mencerminkan total biaya per kamar yang sebenarnya dan dengan sistem ABC
pihak manajemen dapat memberikan data yang lebih informatif pada
pengukuran perolehan laba atas produk yang lebih akurat.
3. Perhitungan harga pokok per kamar tipe Deluxe Condotel dengan metode
Activity Based Costing menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari pada hasil
perhitungan dengan metode yang diterapkan manajemen hotel, tetapi
walaupun lebih tinggi dengan penerapan metode ABC akan mencerminkan
keseluruhan biaya yang melekat pada pengadaan kamar.
4.
Keterangan
Total Biaya
Tarif Sewa
Mark Up
Persentase
Metode Panghegar
Metode ABC
Rp. 93,735
Rp. 402,223
Rp. 476,000
Rp. 784,488
Rp. 382,265
407.81%
95.04%
Harga jual kamar tipe Deluxe Condotel yang didapat dengan menerapkan
sistem ABC, dari total biaya sebesar Rp. 402,223 dan mark up Rp. 382,265
adalah Rp. 784,488 akan menghasilkan persentase mark up sebesar 95.04%
lebih tinggi dari persentase mark up dengan harga jual yang diterapkan di
hotel. Dalam jangka pendek perusahaan kemungkinan akan mengalami
kerugian. Hal ini dikarenakan tingginya harga jual yang ditawarkan yang akan
mengakibatkan menurunnya tinggat hunian kamar. Tetapi tingginya harga jual
dapat atasi dengan penyesuaian mark up yang akan ditetapkan oleh pihak
manajemen hotel. Dengan menerapkan sistem ABC, perusahaan akan
menikmati keuntungan jangka panjang, hal ini dikarenakan harga pokok pada
71
sistem ABC mencerminkan biaya yang sesungguhnya dikonsumsi oleh
pelanggan, sehingga pihak manajemen hotel dapat menentukan harga jual
kamar minimal yang akan ditawarkan pada pelanggan.
4.2.
Saran
Pihak manajemen sebaiknya mulai mempertimbangkan perhitungan
pokok kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing System,
harga
sehingga pihak manajemen dapat menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan
informatif karena metode perhitungan yang ada tidak mencerminkan seluruh
biaya yang melekat pada pengadaan kamar hotel.
Download