BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penerapan sistem Activity Based Costing (ABC) dalam perhitungan harga pokok per kamar untuk menentukan harga jual kamar di Hotel Grand Royal Panghegar Bandung, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Hotel Grand Royal Panghegar Bandung belum menerapkan sistem yang baku dalam perhitungan harga pokok per kamarnya. Perhitungan harga pokok per kamar didapat dari perhitungan biaya pemakaian listrik, biaya pemakaian guest supplies, biaya laundry, biaya printing dan biaya tenaga kerja langsung yaitu gaji room boy. 2. Keterangan Total Biaya Tarif Sewa Mark Up Persentase Metode Panghegar Metode ABC Rp. 93,735 Rp. 402,223 Rp. 476,000 Rp. 382,265 407.81% Rp. 73,777 18.34% Harga jual kamar tipe Deluxe Condotel yang diterapkan oleh manajemen hotel sebesar Rp. 476,000 dengan persentase mark up sebesar 407.81% dari harga pokok Rp. 93,735, apabila menggunakan metode perhitungan harga pokok dengan sistem ABC dan menerapkan harga jual yang saat ini dipakai oleh hotel, maka mark up yang diperoleh hanya sebesar 18.34% dari harga pokok sebesar Rp. 402,223. Dengan demikian, walaupun total biaya per kamar rendah, tetapi bila terus menerus digunakan tidak menutup kemungkinan akan 69 70 terjadi kerugian yang disebabkan oleh harga pokok per kamar yang tidak mencerminkan total biaya per kamar yang sebenarnya dan dengan sistem ABC pihak manajemen dapat memberikan data yang lebih informatif pada pengukuran perolehan laba atas produk yang lebih akurat. 3. Perhitungan harga pokok per kamar tipe Deluxe Condotel dengan metode Activity Based Costing menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari pada hasil perhitungan dengan metode yang diterapkan manajemen hotel, tetapi walaupun lebih tinggi dengan penerapan metode ABC akan mencerminkan keseluruhan biaya yang melekat pada pengadaan kamar. 4. Keterangan Total Biaya Tarif Sewa Mark Up Persentase Metode Panghegar Metode ABC Rp. 93,735 Rp. 402,223 Rp. 476,000 Rp. 784,488 Rp. 382,265 407.81% 95.04% Harga jual kamar tipe Deluxe Condotel yang didapat dengan menerapkan sistem ABC, dari total biaya sebesar Rp. 402,223 dan mark up Rp. 382,265 adalah Rp. 784,488 akan menghasilkan persentase mark up sebesar 95.04% lebih tinggi dari persentase mark up dengan harga jual yang diterapkan di hotel. Dalam jangka pendek perusahaan kemungkinan akan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan tingginya harga jual yang ditawarkan yang akan mengakibatkan menurunnya tinggat hunian kamar. Tetapi tingginya harga jual dapat atasi dengan penyesuaian mark up yang akan ditetapkan oleh pihak manajemen hotel. Dengan menerapkan sistem ABC, perusahaan akan menikmati keuntungan jangka panjang, hal ini dikarenakan harga pokok pada 71 sistem ABC mencerminkan biaya yang sesungguhnya dikonsumsi oleh pelanggan, sehingga pihak manajemen hotel dapat menentukan harga jual kamar minimal yang akan ditawarkan pada pelanggan. 4.2. Saran Pihak manajemen sebaiknya mulai mempertimbangkan perhitungan pokok kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing System, harga sehingga pihak manajemen dapat menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif karena metode perhitungan yang ada tidak mencerminkan seluruh biaya yang melekat pada pengadaan kamar hotel.