Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 142~149 142 PENGERUH MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN SHOLAT SISWA SDN BENDUNGAN 6 WATES Yayan Mulyana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: [email protected] Abstrak Media gambar merupakan media pembelajaran partisipatif, dalam pembuatannya media pembelajaran ini, selain dapat menekan biaya ekonomis juga dalam pembuatannya dapat melibatkan peranserta siswa. Bahkan kita ciptakan suasana kompetitif dalam pembuatannya. Sehingga tercipta suasana kompetitif. Lebih besar lagi manfaat yang akan diperoleh adalah siswa lebih menguasai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai karena di sini terjadi proses pembelajaran kontektual. Salah satu media pembelajaran yang penulis maksudkan adalah media gambar. Media ini setidaknya memiliki pengaruh besar bagi siwa dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam aktivitas guru mengajar, media gambar bisa menjadi pilihan sebagai alat bantu untuk mempermudah pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran akan membatu mempercepat pemahaman siswa dalam belajar.Terutama pada pelajaran-pelajaran yang membutuhkan praktek agar siswa dapat memahami secara langsung terhadap materi yang disampaikan tadi. Misalnya dalam hal ini adalah materi tentang sholat, dimana media gambar sangatlah penting untuk menjelaskan posisi gerakan-gerakan dalam sholat disamping itu juga tentang anggota tubuh mana saja yang berperan dalam gerakan tersebut. Sehingga dalam menjelaskan tentang bacaan yang harus dibaca akan pas dengan gambar yang ada. Keywords: Media, Gambar, Pembelajaran Sholat 1. Pendahuluan Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan kehidupan dari suatu kelas, dimana guru dan siswa saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru. Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru, karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena itu bila siswa kurang bisa menunjukkan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka tuduhan kekurang berhasilan juga tertuju pada guru. Dan pada hakekatnya sebuah pembelajaran disampaikan untuk memberikan sebuah perubahan bagi peserta didiknya, dengan menggunakan berbagai cara bahkan berbagai media agar peserta didik tersebut dapat memahami apa yang disampaikan atau diberikan oleh sang guru. Mengadopsi pemikiran Resnick, ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang: (1) bagaimana belajar; (2) apa yang dipelajari; dan (3) kapan dan dimana belajar (Risnick.M, 2002:23). Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, bagaimana seharusnya pendidikan Islam diposisikan akan semakin jelas. Pertanyaan pertama, bagaimana belajar, terkait dengan metode atau model pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat menentukan model pembelajaran ini. Terkait dengan ini, menurut Pannen, saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran (Pannen, 2005). Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan. Siswa harus diberikan kepercayaan untuk berpendapat dan menentukan sikap. Nabi Ibrahim telah memberikan contoh dengan meminta pendapat Ismail sewaktu mendapat perintah untuk menyembelih Ismail. Dalam teori pendidikan modern, pendekatan ini dikenal dengan andragogi. Sehingga penggunaan media pembelajaran gambar sangatlah mendukung. Keberadaan media pembelajaran merupakan salah satu Diterima 25 Januari 2013; Revisi 14 Februari 2013; Disetujui 15 Maret 2013 ISBN: 978-602-61242-1-0 komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. banyak media pembelajaran yang dapat kita gunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran ini, namu seringkali sekolah terbentur pada kendala kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut. Media gambar merupakan media pembelajaran partisipatif, dalam pembuatannya media pembelajaran ini, selain dapat menekan biaya ekonomis juga dalam pembuatannya dapat melibatkan peranserta siswa. Bahkan kita ciptakan suasana kompetitif dalam pembuatannya. Sehingga tercipta suasana kompetitif. Lebih besar lagi manfaat yang akan diperoleh adalah siswa lebih menguasai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai karena di sini terjadi proses pembelajaran kontektual. Salah satu media pembelajaran yang penulis maksudkan adalah media gambar. Media ini setidaknya memiliki pengaruh besar bagi siwa dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembuatan gambar dapat dilakukan dengan membuat gambar sendiri, atau menyunting dari gambar yang bisa di dapat di foto, poster, buku, atau media cetak lain atau bahkan dengan media film yang dipuar melalui DVD/ laptop/komputer. Disinilah kreativitas guru sangatlah dituntut dalam menyampaikan materi terhadap anak didiknya. Terutama dalam menggunakan media atau alat pembelajaran sebagai alat bantu untuk mempermudah pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran akan membatu mempercepat pemahaman siswa dalam belajar. Terutama pelajaran-pelajaran yang membutuhkan praktek agar siswa dapat memahami secara langsung terhadap materi yang disampaikan tadi. Misalnya dalam hal ini adalah materi tentang sholat, dimana media gambar sangatlah penting untuk menjelaskan posisi gerakan-gerakan dalam sholat disamping itu juga tentang anggota tubuh mana saja yang berperan dalam gerakan tersebut. Sehingga dalam menjelaskan tentang bacaan yang harus dibaca akan pas dengan gambar yang ada. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan media gambar pada pembelajaran sholat di SDN Bendungan 6 Wates? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates dengan menggunakan media gambar dengan yang tidak menggunakan media gambar? 3. Adakah pengaruh media gambar pada pembelajaran sholat terhadap pelaksanaan sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates? 4. Bagaimana pengaruh media gambar pada pembelajaran sholat terhadap pelaksanaan sholat SDN Bendungan 6 Wates? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan media gambar pada pembelajaran sholat di SDN Bendungan 6 Wates 2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan pembelajaran sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates dengan menggunakan media gambar dengan yang tidak menggunakan media gambar 3. Untuk mengetahui dan menganalisis adakah pengaruh media gambar pada pembelajaran sholat terhadap pelaksanaan sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates 4. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh media gambar pada pembelajaran sholat terhadap pelaksanaan sholat SDN Bendungan 6 Wates. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan beberapa metode agar mendapatkan hasil penelitian yang valid. Sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih memudahkan dalam memperoleh data-data seperti yang dikehendaki penulis. Metodemetode tersebut adalah : 1. Metode Penentuan Subyek Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah sumber tempat mendapatkan keterangan penelitian. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa subyek penelitian berarti orang atau apa saja yang menjadi tempat penelitian (Suharsimi, 2008:102, yang menjadi sumber penelitian adalah populasi siswa kelas II SDN Bendungan 6 Wates dengan jumlah populasi 25 siswa dan dari berbagai sumber KNiST, 30 Maret 2013 143 ISBN: 978-602-61242-1-0 yang terkait dengan penelitian ini diantaranya Komite Sekolah, unsur-unsur sekolah (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, para guru, siswa bahkan wali siswa) dan dokumendokumen serta pihak-pihak lain yang memberikan informasi sesuai dengan penelitian ini. Dari data tersebut akan penulis teliti seluruhnya 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data sangat dibutuhkan adanya teknik yang tepat dan relevan dengan jenis data yang ingin dicari. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Observasi Metode observasi ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang hendak diteliti langsung di lapangan. Observasi menurut Sutrisno Hadi (2006:13). diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sanafiah Faisal (2006:311-313) metode observasi terbagi menjadi tiga macam: 1) Observasi partisipatif yaitu pengumpulan data dimana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan penelitian sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, akurat dan terpercaya. 2) Observasi terus terang dan tersamar yaitu penelitian yang dilakukan secara terus terang terhadap sumber data akan tetapi pada suatu saat yang ada sesuatu yang sengaja disembunyikan oleh peneliti untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap peneliti. 3) Observasi tak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu mengenai apa yang akan diobservasi disebabkan karena ketidaktahuan peneliti secara pasti terhadap obyek yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi yang pertama dan kedua. b. Dokumentasi Dokumen merupakan sumber yang benar dan bersifat alamiah sesuai dengan konteks. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani atau informasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya yang berkaitan dengan barang atau benda. Dokumentasi ini sangat bermanfaat untuk mendukung data primer yang diperoleh melalui observasi. c. Angket "Angket adalah daftar pertanyaan yang setiap pertanyaan sudah disediakan jawabannya untuk dipilih, atau telah disediakan tempat untuk mengisi jawabannya"(Sumadi, 2006:32). Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan do'a sebelum belajar siswa pada setiap harinya. Angket ini disusun berdasarkan skala nilai model likert. "Skala likert menurut Kinnear, yaitu cara mengukur secara sistematis dengan memberikan skor pada respon yang terjadi pada setiap pertanyaan". Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan mengenai pelaksanaan berdo'a sebelum belajar. d. Wawancara (Interview) Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti guna mencari informasi secara jelas dan detail dari pihak-pihak yang berkompeten dalam penelitian ini. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data sebagai pendahuluan dalam penelitian, baik dilakukan secara terstruktur ataupun tidak terstruktur. Dengan wawancara terstruktur peneliti harus menyiapkan instrumen seperti gambar, brosur dan material lain bahan yang akan digunakan pada saat wawancara. Sedangkan wawancara tidak terstruktur peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sebelumnya, pedoman yang dibawa hanya garis besar yang permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono (2006:38). 3. Metode Analisis Data Untuk menganalisa data-data yang telah terkumpul maka penulis menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dengan menghitung koefisien korelasi dengan rumus angka kasar. Kemudian memberikan interpretasi terhadap data yang telah terhimpun dan melaporkan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Rumus yang digunakan adalah Product Moment Correlations (Sudjiono, 2005: 183): KNiST, 30 Maret 2013 144 ISBN: 978-602-61242-1-0 3. Pembahasan Pelaksanaan Ibadah Shalat Siswa SDN Bendungan 6 Wates Dari hasil temuan di lapangan pelaksanaan kegiatan ibadah shalat siswa secara umum berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah disepakati bersama pada rapat dewan guru dengan komite. Akan tetapi masih terjadi pelaksanaannya siswa banyak yang melakukan sholat kurang tumakninahnya. Untuk kegiatan ibadah shalat pelaksanaannya terbagi tiga kegiatan sesuai dengan waktunya adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Ibadah Shalat Sunah (Dhuha) Shalat dhuha dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi (irtifa' asy-Syamsi) sampai sebelum masuk waktu dzuhur. Adapun waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 08.00 sampai jam 10.00. 2. Pelaksanaan Ibadah Shalat Dhuhur ibadah shalat sunah dhuha, hanya saja yang membedakan adalh waktunya yaitu pada jam istirahat kedua pukul 12.00- 12.30. dipandu oleh guru Pendidikan Agama Islam dan dibantu oleh guru kelasnya masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar siswa senantiasa melaksanakan shalat berjamaah dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Media Gambar pada Pembelajaran Sholat di SDN Bendungan 6 Wates. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran banyak media pembelajaran yang dapat kita gunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran ini, namu seringkali sekolah terbentur pada kendala kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Mengfhadapi hal ini sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut. Salah satu media pembelajaran yang penulis maksudkan adalah media gambar. Dalam pemebelajaran sholat adalah gambar orang lagi melaksanakan sholat laki-laki dan perempuan dengan jumlah gambar sesuai dengan gerakan sholat sekaligus di bawahnya ada tulisan bacaan sholat, berikut penjelasan gambar sholat: 1. Gambar orang berdiri dengan tegak menghadap ke kiblat 2. Gambar orang mengangkat kedua belahtangan yang disejajarkan dengan telinga, ini dinamakan gerakan takbiratul ikhram 3. Kemudian gambar orang lagi sedakep (membaca surat al Fatihah dan surat pendek) 4. Gambar orang sedang ruku posisi kepala dan punggung sejajar, kedua tangan di atas kedua lutut dengan merenggangkan jarijarinya. 5. Gambar orang lagi sujud, dengan posisi dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung tapak kaki betul-betul mengenai lantai. 6. Gambar orang yang lagi duduk tashahud, posisi duduk bertumpu pada kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan. 7. Gambar orang yang lagi menengok kekanan dan kekiri dengan posisi badan seperti pada posisi tashahud. Dengan gambar di atas tadi diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran sholat pada pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Bendungan 6 Wates. Pelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya pada pembelajaran sholat yang terjadi sebelum penelitian ini, di SDN Bendungan 6 Wates belum menggunakan alat peraga gambar orang yang lagi melaksanakan sholat. Sehingga ketika dilakukan tes pelaksanaan sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates mayoritas belum bisa melakukan gerakan sholat dengan baik. Tes yang dilakukan terhadap 25 siswa SDN Bendungan 6 Wates meliputi gerakan dan hafalan bacaannya. Dari sisi gerakan yang dinilai adalah ketepatan posisi badan dan anggota badan setra tumakninahnya sedangkan darisisi hafalan adalah ketepatan bacaan dengan gerakan termasuk juga tajwidnya. Berikut ini hasil tes terhadap siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Sholat Siswa SDN Bendungan 6 Wates sebelum Pembelajaran Memakai Gambar KNiST, 30 Maret 2013 145 ISBN: 978-602-61242-1-0 Untuk menguraikan data di atas agar dapat diketahui nilai rata-rata hitungnya, maka digunakan rumus: Sebagai kriteria standar nilai penyebutan kualitas dari baik sekali hingga kurang sekali yang digunakan dalam melaporkan penilaian ini sebagi berikut: Tabel 2. Standar Penilaian Angket Dengan melihat tabel. 6 dan nilai rata-rata yang diperoleh 6,98, setelah itu memasukannya pada criteria standar nilai pada tabel. 7, maka nilai tes prakter sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates memperoleh nilai dengan katagori cukup baik. Dari hasil temuan di lapangan pelaksanaan inilah maka peneliti mencoba memberikan masukan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada pembelajaran sholat yaitu dengan menggunakan gambar orang yang lagi melakukan gerakan sholat. Hal ini dilakukan pada siswa yang sama yaitu siswa SDN Bendungan 6 Wates dengan memberikan penjelasan sebanyak 4 kali pertemuan dengan materi yang sama yaitu penjelasan tentang pelasanaan sholat, tiap gerakan dikenalkan dengan gambar dan juga dijelaskan bacaannya sesuai dengan urutan sholah. Dari hasil bimbingan tersebut pada dilakukan tes tentang penggunaan gambar maka hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Tes Sholat Siswa SDN Bendungan 6 Wates setelah Pembelajaran Memakai Gambar Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata dengan memasukan kerumus mean (nilai ratarata hitung) data tunggal, yaitu: Dengan demikian diketahui bahwa nilai ratarata tes praktek sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates adalah 7.31 apabila dimasukan pada kriteria yang ada pada tabel.7 maka termasuk kategori baik. Pengaruh Media Gambar pada Pembelajaran Sholat terhadap Pelaksanaan Sholat Siswa SDN Bendungan 6 Wates. Untuk melihat pengaruh antara Media Gambar pada Pembelajaran Sholat terhadap Pelaksanaan Sholat Siswa SDN Bendungan 6 Wates, untuk mencari pengaruh tersebut maka peneliti menggunakan analisis kuantitatif dengan menganalisa nilai tes praktek sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates sebelum dikenalkan media gambar untuk melihat kondisi awal dibandingkan dengan nilai tes praktek shalat siswa setelah mendapat pembelajaran sholat dengan menggunakan media gambar untuk mengetahui pelaksanaan sholat siswa sudah sesuai dengan tuntunan yang diajarkan atau belum. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah Product Moment Correlations dengan mencari indeks korelasi "r" yang didasarkan pada perhitungan standar deviasi dari data yang sedang dicari korelasinya sebagai berikut: Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tes praktek sholat sebelum dikenalkan media gambar (disebut dengan variabel x) dengan nilai tes praktek sholat sesudah dikenalkan media gambar (disebut dengan variabel Y). Dan populasi penelitian yang ditetapkan adalah 25 siswa SDN Bendungan 6 Wates. KNiST, 30 Maret 2013 146 ISBN: 978-602-61242-1-0 Dengan demikian penghitungan dapat dilakukan sebagai berikut yang disesuaikan dengan rumus di atas. Tabel 4. Tabel Perhitungan Antara Variabel X dan Variabel Y maka dari semua deviasi y yang ada pada kolom 5 dijumlahkan maka hasil tersebut harus nol atau Σy = 0. 9. Sedangkan kolom 6 berisikan pengalian antara deviasi x dan y (kolom 4 dikalikan kolom 5 hasil adalah Σxy = 6,655 10. Pada kolom 7 adalah hasil pengkuadratan deviasi x dan dijumlahkan dengan hasil yang diperoleh Σx² = 8,99 11. Kolom delapan memuat hasil kuadrat deviasi y dengan jumlah yang diperoleh Σy² = 6,285 12. Langkah berikutnya adalah menghitung Standar Deviasi (SD) dari variabel x dengan menggunakan rumus: Penjelasan perhitungan pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menjumlahkan subyek penelitian diperoleh N = 25 2. Menjumlah skor variabel X (kolom 2) diperoleh ΣX = 174,5 3. Menjumlah skor variabel Y (kolom 3) diperoleh ΣY = 182,75 4. Menghitung variabel X dengan Diketahui : ΣX = 174,5 7. Menghitung deviasi (penyimpangan) dari masing-masing skor x terhadap MX dengan menggunakan rumus x = X-MX. Untuk membuktikan penghitungan pada kolom 4 tersebut sudah benar, maka dari semua deviasi x dijumlahkan maka hasil tersebut harus nol atau Σx = 0. 8. Menghitung deviasi dari masing-masing skor y terhadap MY dengan menggunakan rumus y = Y-MY. Untuk pembuktiannya sama seperti yang terjadi pada kolom 4, Interpretasi data yang diperoleh di atas dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesa alternatifnya : "ada pengaruh positif antara variabel X dengan variabel Y" atau Ha = " ada pengaruh positif antara variabel X (nilai tes praktek sholat sebelum menggunakan media gambar) dengan variabel Y (nilai tes praktek sholat setelah menggunakan media gambar)." KNiST, 30 Maret 2013 147 ISBN: 978-602-61242-1-0 2. Merumuskan hipotesa nol (nihil) " tidak ada pengaruh positif antara variabel X dengan variabel Y atau Ho = "tidak ada pengaruh positif antara variabel X (nilai tes praktek sholat sebelum menggunakan media gambar) dengan variabel Y (nilai tes praktek sholat setelah menggunakan media gambar)." 3. Mencari df atau db dengan rumus df = N – nr, dari sampel yang dipakai oleh peneliti SDN Bendungan 6 Wates adalah 25 siswa dengan demikian N = 25, variabel yang dicari variabel X dan Y, jadi nr = 2. Dengan demikian dapat diperoleh nilai dfnya adalah: df = 25 – 2 = 23 4. Dikomparasikan dengan tabel nilai “r” Product Moment, maka dapat diketahui bahwa df sebesar 23, dengan perolehan “r” Product Moment pada taraf signifikan 5% = 0,396 dan pada taraf signifikan 1% = 0,505 dengan kata lain rt pada t.s 5 % = 0,396 dan pada t.s 1 % = 0,505. 5. Membandingkan besarnya rxy atau ro dengan rt, seperti telah kita ketahui bahwa nilai rxy atau ro = 0,887 sedangkan rt masing-masing 0,396 pada taraf signifikansi 5 % dan 0,505 pada taraf signifikansi 1 %. Apabila dilihat dari hasil penghitungan, ternyata rxy atau ro lebih besar dari pada rt baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1%, maka hipotesa alternatifnya (Ha) diterima atau disetujui, sedangkan hipotesa nol (Ho) ditolak. 6. Dengan demikian, ada pengaruh yang positif antara media gambar dengan pelaksanaan praktek sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates. gambar. Ada pengaruh yang signifikan antara sebelum menggunakan media gambar dengan yang sesudah menggunakan media gambar dalam pembelajaran sholat pada SDN Bendungan 6 Wates. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan besarnya rxy atau ro dengan rt, seperti telah kita ketahui bahwa nilai rxy atau ro = 0,887 sedangkan rt masingmasing 0,396 pada taraf signifikansi 5 % dan 0,505 pada taraf signifikansi 1 %. Apabila dilihat dari hasil penghitungan, ternyata rxy atau ro lebih besar dari pada rt baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1%, maka hipotesa alternatifnya (Ha) diterima atau disetujui, sedangkan hipotesa nol (Ho) ditolak. Media gambar berpengaruh dalam pelaksanaan praktek sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates. 4. Simpulan Hasil yang diperoleh dari pemaparan pengaruh media gambar pembelajaran sholat terhadap pelaksanaan sholat siswa, dapat kesimpulan bawa di SDN Bendungan 6 Wates pembelajaran pendidikan Agama Islam khusunya sholat belum menerapkan media gambar sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sholat sebelum mengguakan media gambar pada SDN Bendungan 6 Wates dengan nilai rata-rata 174,5 atau MXnya 6,98 termasuk kategori Bukup Baik, sedangkan setelah pelaksanaan pembelajaran sholat setelah media gambar dengan hasil, nilai rata-rata 182,75 atau MYnya 7,31 termasuk kategori Baik. Dengan demikian ada perubahan yang baik antara sebelum dan sesudah penggunaan media Prasetyono, Metode Membuat Anak Cerdas Sejak Dini, Yogyakarta: Garailmu, 2008. Referensi Abu Bakr Jabir Al Jazairi, Ensklopedi Muslim, Darul Falah, Jakarta, 2000 Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek, edisi revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Ibrahim, H., Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar IIIIV. Malang, FIP-IKIP Maman Kh, er,al, Metodologi Penelitian Agama Teori dan Praktek, Raja grafindo Persada, Jakarta, 2006 Resnick, M., The Global Information Technology Report 2001- 2002: Readiness for the Networked World. New York: Oxford University Press, USA, 2002 Roestiyah N.R, Strategi Belajar Mengajar, Renuka Cipta, Jakarta, 2001 Sadiman, A.S., Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya, CV. Rajawali, Jakarta, 1986 KNiST, 30 Maret 2013 148 ISBN: 978-602-61242-1-0 Salam, Suroso Adb., Membina Keluarga dan Pendidikan Anak, Jakarta: Darul Haq, 2006 Sonhaji, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif, Kalimasada, Malang 2005 Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan R &D, Alfabeta, Bandung, 2006 KNiST, 30 Maret 2013 149