pengeruh media gambar pada pembelajaran sholat - Seminar

advertisement
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)
Maret 2013, pp. 142~149
142
PENGERUH MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN
SHOLAT SISWA SDN BENDUNGAN 6 WATES
Yayan Mulyana
AMIK BSI Yogyakarta
e-mail: [email protected]
Abstrak
Media gambar merupakan media pembelajaran partisipatif, dalam pembuatannya
media pembelajaran ini, selain dapat menekan biaya ekonomis juga dalam pembuatannya
dapat melibatkan peranserta siswa. Bahkan kita ciptakan suasana kompetitif dalam
pembuatannya. Sehingga tercipta suasana kompetitif. Lebih besar lagi manfaat yang akan
diperoleh adalah siswa lebih menguasai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai karena
di sini terjadi proses pembelajaran kontektual. Salah satu media pembelajaran yang penulis
maksudkan adalah media gambar. Media ini setidaknya memiliki pengaruh besar bagi siwa
dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam aktivitas guru
mengajar, media gambar bisa menjadi pilihan sebagai alat bantu untuk mempermudah
pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran akan membatu mempercepat
pemahaman siswa dalam belajar.Terutama pada pelajaran-pelajaran yang membutuhkan
praktek agar siswa dapat memahami secara langsung terhadap materi yang disampaikan tadi.
Misalnya dalam hal ini adalah materi tentang sholat, dimana media gambar sangatlah penting
untuk menjelaskan posisi gerakan-gerakan dalam sholat disamping itu juga tentang anggota
tubuh mana saja yang berperan dalam gerakan tersebut. Sehingga dalam menjelaskan tentang
bacaan yang harus dibaca akan pas dengan gambar yang ada.
Keywords: Media, Gambar, Pembelajaran Sholat
1. Pendahuluan
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
setiap hari, merupakan kehidupan dari suatu
kelas, dimana guru dan siswa saling terkait
dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan
oleh
guru.
Keberhasilan
kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab guru, karena guru merupakan
pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena
itu bila siswa kurang bisa menunjukkan
keterampilan dalam suatu mata pelajaran,
maka tuduhan kekurang berhasilan juga
tertuju pada guru.
Dan pada hakekatnya sebuah pembelajaran
disampaikan untuk memberikan sebuah
perubahan bagi peserta didiknya, dengan
menggunakan berbagai cara bahkan berbagai
media agar peserta didik tersebut dapat
memahami apa yang disampaikan atau
diberikan oleh sang guru. Mengadopsi
pemikiran Resnick, ada tiga hal penting yang
harus dipikirkan ulang: (1) bagaimana belajar;
(2) apa yang dipelajari; dan (3) kapan dan
dimana belajar (Risnick.M, 2002:23). Dengan
mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan
ini, bagaimana seharusnya pendidikan Islam
diposisikan akan semakin jelas.
Pertanyaan pertama, bagaimana belajar,
terkait
dengan
metode
atau
model
pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru
dengan siswa sangat menentukan model
pembelajaran ini. Terkait dengan ini, menurut
Pannen, saat ini terjadi perubahan paradigma
pembelajaran terkait dengan ketergantungan
terhadap guru dan peran guru dalam proses
pembelajaran
(Pannen,
2005).
Proses
pembelajaran
seharusnya
tidak
100%
bergantung kepada guru lagi (instructor
dependent) tetapi lebih banyak terpusat
kepada siswa (student centered learning atau
instructor independent). Guru juga tidak lagi
dijadikan
satu-satunya
rujukan
semua
pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator
atau konsultan. Siswa harus diberikan
kepercayaan
untuk
berpendapat
dan
menentukan sikap. Nabi Ibrahim telah
memberikan
contoh
dengan
meminta
pendapat Ismail sewaktu mendapat perintah
untuk menyembelih Ismail.
Dalam teori pendidikan modern, pendekatan
ini dikenal dengan andragogi. Sehingga
penggunaan media pembelajaran gambar
sangatlah mendukung. Keberadaan media
pembelajaran
merupakan
salah
satu
Diterima 25 Januari 2013; Revisi 14 Februari 2013; Disetujui 15 Maret 2013
ISBN: 978-602-61242-1-0
komponen
penting
dalam
mencapai
keberhasilan dalam proses pembelajaran.
banyak media pembelajaran yang dapat kita
gunakan
untuk
menunjang
kegiatan
pembelajaran ini, namu seringkali sekolah
terbentur pada kendala kemampuan dalam
pengadaannya. Terutama saat dihadapkan
pada harga media yang harus dibelanjakan
tidak dapat terjangkau oleh sekolah.
Menghadapi hal ini sekolah melalui para guru
harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar
dapat
menciptakan
sendiri
media
pembelajaran tersebut.
Media
gambar
merupakan
media
pembelajaran
partisipatif,
dalam
pembuatannya media pembelajaran ini, selain
dapat menekan biaya ekonomis juga dalam
pembuatannya dapat melibatkan peranserta
siswa. Bahkan kita ciptakan suasana
kompetitif dalam pembuatannya. Sehingga
tercipta suasana kompetitif. Lebih besar lagi
manfaat yang akan diperoleh adalah siswa
lebih menguasai kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai karena di sini terjadi
proses pembelajaran kontektual. Salah satu
media pembelajaran yang penulis maksudkan
adalah media gambar. Media ini setidaknya
memiliki pengaruh besar bagi siwa dalam
mencapai kompetensi pembelajaran yang
telah ditetapkan. Pembuatan gambar dapat
dilakukan dengan membuat gambar sendiri,
atau menyunting dari gambar yang bisa di
dapat di foto, poster, buku, atau media cetak
lain atau bahkan dengan media film yang
dipuar melalui DVD/ laptop/komputer.
Disinilah kreativitas guru sangatlah dituntut
dalam menyampaikan materi terhadap anak
didiknya. Terutama dalam menggunakan
media atau alat pembelajaran sebagai alat
bantu untuk mempermudah pembelajaran.
Dengan kata lain media pembelajaran akan
membatu mempercepat pemahaman siswa
dalam belajar.
Terutama
pelajaran-pelajaran
yang
membutuhkan praktek agar siswa dapat
memahami secara langsung terhadap materi
yang disampaikan tadi. Misalnya dalam hal ini
adalah materi tentang sholat, dimana media
gambar sangatlah penting untuk menjelaskan
posisi
gerakan-gerakan
dalam
sholat
disamping itu juga tentang anggota tubuh
mana saja yang berperan dalam gerakan
tersebut. Sehingga dalam menjelaskan
tentang bacaan yang harus dibaca akan pas
dengan gambar yang ada.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan media gambar
pada pembelajaran sholat di SDN
Bendungan 6 Wates?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates
dengan menggunakan media gambar
dengan yang tidak menggunakan media
gambar?
3. Adakah pengaruh media gambar pada
pembelajaran
sholat
terhadap
pelaksanaan
sholat
siswa
SDN
Bendungan 6 Wates?
4. Bagaimana pengaruh media gambar pada
pembelajaran
sholat
terhadap
pelaksanaan sholat SDN Bendungan 6
Wates?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
bagaimana penerapan media gambar
pada pembelajaran sholat di SDN
Bendungan 6 Wates
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
bagaimana pelaksanaan pembelajaran
sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates
dengan menggunakan media gambar
dengan yang tidak menggunakan media
gambar
3. Untuk mengetahui dan menganalisis
adakah pengaruh media gambar pada
pembelajaran
sholat
terhadap
pelaksanaan
sholat
siswa
SDN
Bendungan 6 Wates
4. Untuk mengetahui dan menganalisis
bagaimana pengaruh media gambar pada
pembelajaran
sholat
terhadap
pelaksanaan sholat SDN Bendungan 6
Wates.
2. Metode Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
penulis
akan
menggunakan
beberapa
metode
agar
mendapatkan hasil penelitian yang valid.
Sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih
memudahkan dalam memperoleh data-data
seperti yang dikehendaki penulis. Metodemetode tersebut adalah :
1. Metode Penentuan Subyek
Yang dimaksud dengan subyek penelitian
adalah
sumber
tempat
mendapatkan
keterangan penelitian. Suharsimi Arikunto
berpendapat bahwa subyek penelitian berarti
orang atau apa saja yang menjadi tempat
penelitian (Suharsimi, 2008:102, yang menjadi
sumber penelitian adalah populasi siswa kelas
II SDN Bendungan 6 Wates dengan jumlah
populasi 25 siswa dan dari berbagai sumber
KNiST, 30 Maret 2013
143
ISBN: 978-602-61242-1-0
yang terkait dengan penelitian ini diantaranya
Komite Sekolah, unsur-unsur sekolah (Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, para guru,
siswa bahkan wali siswa) dan dokumendokumen serta pihak-pihak lain yang
memberikan
informasi
sesuai
dengan
penelitian ini. Dari data tersebut akan penulis
teliti seluruhnya
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data sangat dibutuhkan
adanya teknik yang tepat dan relevan dengan
jenis data yang ingin dicari. Untuk
mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian
diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan
data tertentu, sehingga proses penelitian
dapat berjalan lancar. Adapun data yang
diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Metode observasi ini merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap obyek yang hendak diteliti
langsung di lapangan. Observasi menurut
Sutrisno Hadi (2006:13). diartikan sebagai
pengamatan
dan
pencatatan
dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.
Sedangkan
menurut
Sanafiah
Faisal
(2006:311-313) metode observasi terbagi
menjadi tiga macam:
1) Observasi partisipatif yaitu pengumpulan
data dimana peneliti terlibat langsung dalam
kegiatan penelitian sehingga data yang
diperoleh akan lebih lengkap, akurat dan
terpercaya.
2) Observasi terus terang dan tersamar yaitu
penelitian yang dilakukan secara terus terang
terhadap sumber data akan tetapi pada suatu
saat yang ada sesuatu yang sengaja
disembunyikan
oleh
peneliti
untuk
menghindari adanya hal-hal yang tidak
diinginkan terhadap peneliti.
3) Observasi tak terstruktur yaitu observasi
yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu
mengenai apa yang akan diobservasi
disebabkan karena ketidaktahuan peneliti
secara pasti terhadap obyek yang akan diteliti.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode
observasi yang pertama dan kedua.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber yang benar dan
bersifat alamiah sesuai dengan konteks.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data dari sumber non insani atau informasi
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, legger, notulen rapat,
agenda dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan barang atau benda. Dokumentasi ini
sangat bermanfaat untuk mendukung data
primer yang diperoleh melalui observasi.
c. Angket
"Angket adalah daftar pertanyaan yang setiap
pertanyaan sudah disediakan jawabannya
untuk dipilih, atau telah disediakan tempat
untuk mengisi jawabannya"(Sumadi, 2006:32).
Metode angket dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
do'a sebelum belajar siswa pada setiap
harinya. Angket ini disusun berdasarkan skala
nilai model likert. "Skala likert menurut
Kinnear, yaitu cara mengukur secara
sistematis dengan memberikan skor pada
respon yang terjadi pada setiap pertanyaan".
Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan mengenai
pelaksanaan berdo'a sebelum belajar.
d. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu dialog yang
dilakukan oleh peneliti guna mencari informasi
secara jelas dan detail dari pihak-pihak yang
berkompeten dalam penelitian ini. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data
sebagai pendahuluan dalam penelitian, baik
dilakukan secara terstruktur ataupun tidak
terstruktur. Dengan wawancara terstruktur
peneliti harus menyiapkan instrumen seperti
gambar, brosur dan material lain bahan yang
akan digunakan pada saat wawancara.
Sedangkan wawancara tidak terstruktur
peneliti
tidak
menggunakan
pedoman
wawancara yang telah tersusun sebelumnya,
pedoman yang dibawa hanya garis besar yang
permasalahan
yang
akan
ditanyakan
Sugiyono (2006:38).
3. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa data-data yang telah
terkumpul maka penulis menggunakan
metode analisis kuantitatif, yaitu dengan
menghitung koefisien korelasi dengan rumus
angka
kasar.
Kemudian
memberikan
interpretasi terhadap data yang telah
terhimpun dan melaporkan sesuai dengan
kondisi yang sesungguhnya. Rumus yang
digunakan
adalah
Product
Moment
Correlations (Sudjiono, 2005: 183):
KNiST, 30 Maret 2013
144
ISBN: 978-602-61242-1-0
3. Pembahasan
Pelaksanaan Ibadah Shalat Siswa SDN
Bendungan 6 Wates
Dari hasil temuan di lapangan pelaksanaan
kegiatan ibadah shalat siswa secara umum
berjalan dengan baik dan sesuai dengan tugas
dan wewenang yang telah disepakati bersama
pada rapat dewan guru dengan komite. Akan
tetapi masih terjadi pelaksanaannya siswa
banyak yang melakukan sholat kurang
tumakninahnya.
Untuk kegiatan ibadah shalat pelaksanaannya
terbagi tiga kegiatan sesuai dengan waktunya
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Ibadah Shalat Sunah (Dhuha)
Shalat dhuha dilaksanakan pada pagi sampai
siang hari. Dari setelah matahari agak tinggi
(irtifa' asy-Syamsi) sampai sebelum masuk
waktu dzuhur. Adapun waktu terbaik adalah
dengan mengakhirkan sampai waktu agak
siang (panas). Kira-kira antara jam 08.00
sampai jam 10.00.
2. Pelaksanaan Ibadah Shalat Dhuhur
ibadah shalat sunah dhuha, hanya saja yang
membedakan adalh waktunya yaitu pada jam
istirahat kedua pukul 12.00- 12.30. dipandu
oleh guru Pendidikan Agama Islam dan
dibantu oleh guru kelasnya masing-masing.
Hal ini dimaksudkan agar siswa senantiasa
melaksanakan shalat berjamaah dan tepat
waktu dalam melaksanakannya.
Media Gambar pada Pembelajaran Sholat
di SDN Bendungan 6 Wates.
Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen
penting
dalam
mencapai
keberhasilan dalam proses pembelajaran
banyak media pembelajaran yang dapat kita
gunakan
untuk
menunjang
kegiatan
pembelajaran ini, namu seringkali sekolah
terbentur pada kendala kemampuan dalam
pengadaannya. Terutama saat dihadapkan
pada harga media yang harus dibelanjakan
tidak dapat terjangkau oleh sekolah.
Mengfhadapi hal ini sekolah melalui para guru
harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar
dapat
menciptakan
sendiri
media
pembelajaran tersebut.
Salah satu media pembelajaran yang penulis
maksudkan adalah media gambar. Dalam
pemebelajaran sholat adalah gambar orang
lagi melaksanakan sholat laki-laki dan
perempuan dengan jumlah gambar sesuai
dengan gerakan sholat sekaligus di bawahnya
ada tulisan bacaan sholat, berikut penjelasan
gambar sholat:
1. Gambar orang berdiri dengan tegak
menghadap ke kiblat
2. Gambar orang mengangkat kedua
belahtangan yang disejajarkan dengan telinga,
ini dinamakan gerakan takbiratul ikhram
3. Kemudian gambar orang lagi sedakep
(membaca surat al Fatihah dan surat pendek)
4. Gambar orang sedang ruku posisi kepala
dan punggung sejajar, kedua tangan di atas
kedua lutut dengan merenggangkan jarijarinya.
5. Gambar orang lagi sujud, dengan posisi
dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut
dan dua ujung tapak kaki betul-betul mengenai
lantai.
6. Gambar orang yang lagi duduk tashahud,
posisi duduk bertumpu pada kaki kiri dan
menegakkan telapak kaki kanan.
7. Gambar orang yang lagi menengok
kekanan dan kekiri dengan posisi badan
seperti pada posisi tashahud.
Dengan gambar di atas tadi diharapkan dapat
mempermudah proses pembelajaran sholat
pada pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN
Bendungan 6 Wates.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya
pada pembelajaran sholat yang terjadi
sebelum penelitian ini, di SDN Bendungan 6
Wates belum menggunakan alat peraga
gambar orang yang lagi melaksanakan sholat.
Sehingga ketika dilakukan tes pelaksanaan
sholat siswa SDN Bendungan 6 Wates
mayoritas belum bisa melakukan gerakan
sholat dengan baik. Tes yang dilakukan
terhadap 25 siswa SDN Bendungan 6 Wates
meliputi gerakan dan hafalan bacaannya. Dari
sisi gerakan yang dinilai adalah ketepatan
posisi badan dan anggota badan setra
tumakninahnya sedangkan darisisi hafalan
adalah ketepatan bacaan dengan gerakan
termasuk juga tajwidnya. Berikut ini hasil tes
terhadap siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Tes Sholat Siswa SDN
Bendungan 6 Wates sebelum Pembelajaran
Memakai Gambar
KNiST, 30 Maret 2013
145
ISBN: 978-602-61242-1-0
Untuk menguraikan data di atas agar dapat
diketahui nilai rata-rata hitungnya, maka
digunakan rumus:
Sebagai kriteria standar nilai penyebutan
kualitas dari baik sekali hingga kurang sekali
yang digunakan dalam melaporkan penilaian
ini sebagi berikut:
Tabel 2. Standar Penilaian Angket
Dengan melihat tabel. 6 dan nilai rata-rata
yang
diperoleh
6,98,
setelah
itu
memasukannya pada criteria standar nilai
pada tabel. 7, maka nilai tes prakter sholat
siswa SDN Bendungan 6 Wates memperoleh
nilai dengan katagori cukup baik.
Dari hasil temuan di lapangan pelaksanaan
inilah maka peneliti mencoba memberikan
masukan metode pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga pada pembelajaran
sholat yaitu dengan menggunakan gambar
orang yang lagi melakukan gerakan sholat.
Hal ini dilakukan pada siswa yang sama yaitu
siswa SDN Bendungan 6 Wates dengan
memberikan penjelasan sebanyak 4 kali
pertemuan dengan materi yang sama yaitu
penjelasan tentang pelasanaan sholat, tiap
gerakan dikenalkan dengan gambar dan juga
dijelaskan bacaannya sesuai dengan urutan
sholah. Dari hasil bimbingan tersebut pada
dilakukan tes tentang penggunaan gambar
maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Tes Sholat Siswa SDN
Bendungan 6 Wates setelah Pembelajaran
Memakai Gambar
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata
dengan memasukan kerumus mean (nilai ratarata hitung) data tunggal, yaitu:
Dengan demikian diketahui bahwa nilai ratarata tes praktek sholat siswa SDN Bendungan
6 Wates adalah 7.31 apabila dimasukan pada
kriteria yang ada pada tabel.7 maka termasuk
kategori baik.
Pengaruh
Media
Gambar
pada
Pembelajaran Sholat terhadap Pelaksanaan
Sholat Siswa SDN Bendungan 6 Wates.
Untuk melihat pengaruh antara Media Gambar
pada
Pembelajaran
Sholat
terhadap
Pelaksanaan Sholat Siswa SDN Bendungan 6
Wates, untuk mencari pengaruh tersebut
maka peneliti menggunakan analisis kuantitatif
dengan menganalisa nilai tes praktek sholat
siswa SDN Bendungan 6 Wates sebelum
dikenalkan media gambar untuk melihat
kondisi awal dibandingkan dengan nilai tes
praktek shalat siswa setelah mendapat
pembelajaran sholat dengan menggunakan
media gambar untuk mengetahui pelaksanaan
sholat siswa sudah sesuai dengan tuntunan
yang diajarkan atau belum.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan
yang signifikan atau tidak, maka rumus yang
digunakan
adalah
Product
Moment
Correlations dengan mencari indeks korelasi
"r" yang didasarkan pada perhitungan standar
deviasi dari data yang sedang dicari
korelasinya sebagai berikut:
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan
antara nilai tes praktek sholat sebelum
dikenalkan media gambar (disebut dengan
variabel x) dengan nilai tes praktek sholat
sesudah dikenalkan media gambar (disebut
dengan variabel Y). Dan populasi penelitian
yang ditetapkan adalah 25 siswa SDN
Bendungan 6 Wates.
KNiST, 30 Maret 2013
146
ISBN: 978-602-61242-1-0
Dengan
demikian
penghitungan
dapat
dilakukan sebagai berikut yang disesuaikan
dengan rumus di atas.
Tabel 4. Tabel Perhitungan Antara Variabel X
dan Variabel Y
maka dari semua deviasi y yang ada pada
kolom 5 dijumlahkan maka hasil tersebut
harus nol atau Σy = 0.
9. Sedangkan kolom 6 berisikan pengalian
antara deviasi x dan y (kolom 4 dikalikan
kolom 5 hasil adalah Σxy = 6,655
10. Pada kolom 7 adalah hasil pengkuadratan
deviasi x dan dijumlahkan dengan hasil
yang diperoleh Σx² = 8,99
11. Kolom delapan memuat hasil kuadrat
deviasi y dengan jumlah yang diperoleh
Σy² = 6,285
12. Langkah berikutnya adalah menghitung
Standar Deviasi (SD) dari variabel x
dengan menggunakan rumus:
Penjelasan perhitungan pada tabel di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menjumlahkan subyek penelitian diperoleh
N = 25
2. Menjumlah skor variabel X (kolom 2)
diperoleh ΣX = 174,5
3. Menjumlah skor variabel Y (kolom 3)
diperoleh ΣY = 182,75
4. Menghitung
variabel
X
dengan
Diketahui : ΣX = 174,5
7. Menghitung deviasi (penyimpangan) dari
masing-masing skor x terhadap MX dengan
menggunakan rumus x = X-MX. Untuk
membuktikan penghitungan pada kolom 4
tersebut sudah benar, maka dari semua
deviasi x dijumlahkan maka hasil tersebut
harus nol atau Σx = 0.
8. Menghitung deviasi dari masing-masing
skor y terhadap MY dengan menggunakan
rumus y = Y-MY. Untuk pembuktiannya
sama seperti yang terjadi pada kolom 4,
Interpretasi data yang diperoleh di atas
dengan menggunakan tabel nilai “r” Product
Moment dijelaskan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesa alternatifnya : "ada
pengaruh positif antara variabel X dengan
variabel Y" atau Ha = " ada pengaruh
positif antara variabel X (nilai tes praktek
sholat sebelum menggunakan media
gambar) dengan variabel Y (nilai tes
praktek sholat setelah menggunakan
media gambar)."
KNiST, 30 Maret 2013
147
ISBN: 978-602-61242-1-0
2. Merumuskan hipotesa nol (nihil) " tidak
ada pengaruh positif antara variabel X
dengan variabel Y atau Ho = "tidak ada
pengaruh positif antara variabel X (nilai
tes praktek sholat sebelum menggunakan
media gambar) dengan variabel Y (nilai
tes praktek sholat setelah menggunakan
media gambar)."
3. Mencari df atau db dengan rumus df = N –
nr, dari sampel yang dipakai oleh peneliti
SDN Bendungan 6 Wates adalah 25 siswa
dengan demikian N = 25, variabel yang
dicari variabel X dan Y, jadi nr = 2.
Dengan demikian dapat diperoleh nilai dfnya adalah: df = 25 – 2 = 23
4. Dikomparasikan dengan tabel nilai “r”
Product Moment, maka dapat diketahui
bahwa df sebesar 23, dengan perolehan
“r” Product Moment pada taraf signifikan
5% = 0,396 dan pada taraf signifikan 1% =
0,505 dengan kata lain rt pada t.s 5 % =
0,396 dan pada t.s 1 % = 0,505.
5. Membandingkan besarnya rxy atau ro
dengan rt, seperti telah kita ketahui bahwa
nilai rxy atau ro = 0,887 sedangkan rt
masing-masing
0,396
pada
taraf
signifikansi 5 % dan 0,505 pada taraf
signifikansi 1 %. Apabila dilihat dari hasil
penghitungan, ternyata rxy atau ro lebih
besar dari pada rt baik pada taraf
signifikansi 5 % maupun 1%, maka
hipotesa alternatifnya (Ha) diterima atau
disetujui, sedangkan hipotesa nol (Ho)
ditolak.
6. Dengan demikian, ada pengaruh yang
positif antara media gambar dengan
pelaksanaan praktek sholat siswa SDN
Bendungan 6 Wates.
gambar. Ada pengaruh yang signifikan antara
sebelum menggunakan media gambar dengan
yang sesudah menggunakan media gambar
dalam pembelajaran sholat pada SDN
Bendungan 6 Wates. Hal ini dapat dilihat
dengan membandingkan besarnya rxy atau ro
dengan rt, seperti telah kita ketahui bahwa
nilai rxy atau ro = 0,887 sedangkan rt masingmasing 0,396 pada taraf signifikansi 5 % dan
0,505 pada taraf signifikansi 1 %. Apabila
dilihat dari hasil penghitungan, ternyata rxy
atau ro lebih besar dari pada rt baik pada taraf
signifikansi 5 % maupun 1%, maka hipotesa
alternatifnya (Ha) diterima atau disetujui,
sedangkan hipotesa nol (Ho) ditolak. Media
gambar berpengaruh dalam pelaksanaan
praktek sholat siswa SDN Bendungan 6
Wates.
4. Simpulan
Hasil yang diperoleh dari pemaparan
pengaruh media gambar pembelajaran sholat
terhadap pelaksanaan sholat siswa, dapat
kesimpulan bawa di SDN Bendungan 6 Wates
pembelajaran pendidikan Agama Islam
khusunya sholat belum menerapkan media
gambar
sebagai
media
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran sholat sebelum
mengguakan media gambar pada SDN
Bendungan 6 Wates dengan nilai rata-rata
174,5 atau MXnya 6,98 termasuk kategori
Bukup Baik, sedangkan setelah pelaksanaan
pembelajaran sholat setelah media gambar
dengan hasil, nilai rata-rata 182,75 atau
MYnya 7,31 termasuk kategori Baik. Dengan
demikian ada perubahan yang baik antara
sebelum dan sesudah penggunaan media
Prasetyono, Metode Membuat Anak Cerdas
Sejak Dini, Yogyakarta: Garailmu,
2008.
Referensi
Abu Bakr Jabir Al Jazairi, Ensklopedi Muslim,
Darul Falah, Jakarta, 2000
Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu
pendekatan praktek, edisi revisi V,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Ibrahim, H., Media pembelajaran: Arti, fungsi,
landasan
pengunaan,
klasifikasi,
pemilihan, karakteristik oht, opaque,
filmstrip, slide, film, video, Tv, dan
penulisan naskah slide. Bahan sajian
program pendidikan akta mengajar IIIIV. Malang, FIP-IKIP
Maman
Kh, er,al, Metodologi Penelitian
Agama Teori dan Praktek, Raja
grafindo Persada, Jakarta, 2006
Resnick, M., The Global Information
Technology Report 2001- 2002:
Readiness for the Networked World.
New York: Oxford University Press,
USA, 2002
Roestiyah N.R, Strategi Belajar Mengajar,
Renuka Cipta, Jakarta, 2001
Sadiman,
A.S.,
Media
pendidikan:
pengeratian, pengembangan, dan
pemanfaatannya,
CV.
Rajawali,
Jakarta, 1986
KNiST, 30 Maret 2013
148
ISBN: 978-602-61242-1-0
Salam, Suroso Adb., Membina Keluarga dan
Pendidikan Anak, Jakarta: Darul Haq,
2006
Sonhaji,
Teknik Pengumpulan Data dan
Analisis Data dalam
Penelitian
Kualitatif, Kalimasada, Malang 2005
Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan
Kualitatif dan R &D, Alfabeta,
Bandung, 2006
KNiST, 30 Maret 2013
149
Download