Jurnal Salwin - PNP Repository

advertisement
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
ISSN : 1858-3709
Variabel Tegangan Terhadap Hasil Electroplating
Pada Alat Penyepuh Logam
Voltage variable to result of electroplating at gilder metal
Salwin Anwar
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576
ABSTRACT
Elektroplating is deposition proces of a protecting metal in which the deposited metal has an adhesive
characteristc on the surface of base metal. In this experiment, the electroplating is compared by using current
variable to find the comparison of plating process using gilder metal. This electroplating reguires high voltage
current namely DC current while the voltage needed is low since the current used in electroplating is low
voltage. Travo of 220 volt inlet and 12 volt outlet was used in the gilder equipment to produce 5 amphere
current and the voltage variable from 2 volt to 8 volt by using second transformator of 3500 mA, a relay and a
converter circuit with outlet of 12 volt and 5 volt which then parallelized with main transformator. Based on the
comparison of various voltage used, it is found that the best plating result is in 2 volt to 4 volt as the product is
more shine and smooth and this is in accordance with the theory
Keywords: Electroplating, Transformator, Elektrolit Liquit.
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan teknologi
sekarang berbagai barang yang terbuat dari
logam dapat direkayasa dengan berbagai
cara seperti dicetak, dibentuk, dan diwarnai
serta dilapisi dengan logam lain. Bahkan
untuk proses penyelesaian (finishing)
disamping dipoles, ada yang dicat, dipernis,
dam dilapisi logam. Finishing diperlukan
bagi logam-logam yang mudah mengalami
korosi, selain itu juga untuk berfungsi
dekoratif (memperindah penampilan).
Berbagai barang logam dibuat,
dibentuk, dicetak sehingga jadilah wujud
akhirnya seperti yang dikehendaki, baik
untuk bumper mobil, paku sampai kabel,
setelah itu diperlukan tahap perampungan,
penyelesaian (finishing). Finishing itu ada
bermacam-macam. Ada yang sekedar
dipoles agar halus dan mengkilat dapat pula
dilapisi logam lain agar sifatnya berubah,
dapat dicat atau dipernis, dilapisi keramik
atau enamel dan ada pula pelapisannya dari
substratnya sendiri misalnya dalam bentuk
oksidasinya, penghitaman baja, anodasi dan
sebagainya.
Finishing logam merupakan bidang
yang sangat luas. Beberapa proses penting
finishing
adalah
elektroploting.
Elektroplating merupakan suatu cara
pelapisan yang menggunakan listrik sebagai
medianya. Selain elektropoloting mengenal
diantaranya adalah anodasi, plating
“electroless“ (tanpa listrik), pelapisan/
coating konversi, plating mekanis dan
plating terhadap plastik.
Transformator
Transformator
adalah
suatu
peralatan listrik yang dipergunakan untuk
memindahkan daya atau energi listrik dari
suatu bagian rangkaian ke rangkaian yang
lain secara induksi dengan tegangan dan
arus berubah serta frekuensi tetap (melalui
suatu gandengan magnet dan prinsip-prinsip
elektromagnet).
Didalam tenaga listrik transformator
dikelompokkan menjadi:
1. Transformator daya disebut juga
transformator penarik tegangan
(step-up)
digunakan
untuk
menaikkan tegangan pembangkit
menjadi tegangan transmisi.
2. Transformator distribusi disebut
juga sebagai transformator penurun
tegangan (step-down) digunakan
42
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
untuk
menurunkan
tegangan
transmisi menjadi tegangan yang
dapat disalurkan kekonsumen atau
pemakai.
3. Transformator pengukuran yang
terdiri dari transformator arus dan
tegangan.
Sedangkan dalam bidang elektronika
transformator digunakan untuk:
1. Mengubah tinggi tegangan bolakbalik
yaitu
menaikkan
dan
menurunkannya.
2. Menyesuaikan impedansi.
3. Menyekat sirkuit.
Hal-hal yang merupakan bagian
penting dari sebuah transformator adalah
sebagai berikut:
a. Konstruksi Transformator.
Umumnya konstruksi transformator
daya secara singkat terdiri dari:
1. Inti yang terbuat dari lembaranlembaran plat besi lunak atau baja
silikon yang diklem menjadi satu.
2. Belitan dibuat dari tembaga yang
cara membelitkannya pada inti dapat
dikosentris atau spiral.
3. Sistem
pendinginan
pada
transformator dengan daya yang
cukup besar.
4. Bushing untuk menghubungkan
rangkaian dalam transformator
dengan rangkaian luar.
Antara inti dan belitan akan
memberikan dua jenis transformator adalah
sebagai berikut:
1. jenis inti (kode type) yaitu belitan
mengelilingi inti, terlihat pada
gambar 1 untuk transformator
dengan daya dan tegangan tinggi.
Gambar 1. Konstruksi transformator tipe inti.
2. jenis cangkang (shell type) yaitu inti
mengelilingi belitan, seperti pada
gambar 2 yang mana untuk trafo
daya tegangan rendah.
ISSN : 1858-3709
Gambar 2. Konstruksi
cangkang.
transformator tipe
b. Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah
dimana alat ini terdiri dari sebuah susunan
teras besi tertutup didalamnya terdapat
gulungan kawat tembaga yang digulungkan
pada kaki-kaki transformator yaitu:
1. Gulungan primer (P) adalah
gulungan yang dipasangkan pada
sumber arus.
2. Gulungan sekunder (S) adalah
gulungan yang dipasang pada aliran
listrik.
Bekerjanya
transformator
ini
berdasarkan pembangkitan tegangan bolak
balik secara induksi didalam gulungangulungan kawat yang melingkari garis gaya
(fluks) yang berubah. Tegangan bolak-balik
E1 mengalir I1 dan aliran I1 akan
membangkitkan tegangan induksi E2 pada
klem-klem gulungan sekunder.
Transformator tanpa beban
Gambar 3. Rangkaian transformator
tanpa beban
Bila tegangan V1 yang berbentuk
sinusoidal dihubungkan kegulungan primer
suatu transformator maka pada gulungan
tersebut akan mengalirkan arus listrik yang
disebut arus penguatan. Arus pengutan ini
akan menimbulkan fluks berbentuk
gelombang sinus pada inti transormator.
Fluks yang mengalir melalui inti ini
disamping memotong gulungan primer juga
memotong gulungan sekunder. Pada
gambar diatas belitan sekunder tidak
43
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
tersambung dengan alat pemakai (beban)
oleh sebab itu belitan sekunder tidak
mengeluarkan arus dan belitan primer
dipandang sebagai belitan penghambat,
tidak ada kehilangan tegangan E2 = V2.
Arus yang mengalir pada kumparan primer
disebut arus tanpa beban (Io) karena pada
belitan primer tetap ada arus yang mengalir
yang diperlukan untuk membangkitkan
fluks, arus ini menyebabkan jatuhnya
tegangan sepanjang belitan primer sehingga
gaya gerak listrik dalam primer tidak sama
dengan sumber listrik V1, jadi E1 tidak sama
dengan V1.
Transformator Berbeban
Gambar 4. Rangkaian transformator berbeban.
Bila tegangan V1 yang berbentuk
sinusoidal dihubungkan ke gulungan primer
suatu transformator maka pada gulungan
tersebut akan mengalir arus listrik Io yang
membangkitkan fluks bolak-balik yang
mengalir ke seluruh inti sehingga
menimbulkan gaya gerak listrik induksi E1
pada belitan primer dan E2 pada belitan
sekunder, karena pada belitan sekunder
diberi beban Z maka akan timbul arus I2
(arus beban) yang melingkari kumparan
sekunder. Arus I2 yang melalui kumparan
menimbulkan
fluks
( Φ 2)
sehingga
mengurangi fluks yang pertama ( Φ m),
sehingga fluks menjadi kecil dan E1 juga
turun begitu juga dengan E2, jadi Φ = ( Φ m
- Φ 2). Dengan turunnya E1 berarti timbul I2
untuk menyeimbangi (pelemahan Φ m) E2
sehingga E1dan E2 tetap.
Besarnya
tegangan
induksi
dituliskan dalam gulungan primer (N1)
dalam gulungan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
E1 = fv . Φ . N . 10-8 Volt
(1)
Karena : fv = 1,11 (konstan)
Jadi
: E1 = 4,44 . Φ . 10-8 Volt
ISSN : 1858-3709
Sedangkan
untuk
gulungan
sekunder N2, maka tegangan induksi pada
gulungan sekunder adalah :
E2 = 4,44 . Φ . N2 . 10-8 Volt
Dimana :
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
N1 = gulungan primer
N2 = gulungan sekunder
Perbandingan antara arus primer
dengan arus sekunder adalah berbanding
terbalik dengan perbandingan antra
tegangan induksi primer dan tegangan
induksi sekunder ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
N1 I 2 V 1
=
=
N 2 I1 V 2
Perbandingan rumus diatas apabila
transformator
dianggap
ideal
dan
perbandingan
tersebut
dinamakan
perbandingan transformasi.
Polaritas Transformator
yang dimaksud dengan polaritas
transformator adalah arah relatif pada
tegangan imbas dengan jepitan pada
tegangan rendah. Ada dua macam polaritas
transformator yaitu:
1. Polaitas penjumlahan.
2. Polaritas pengurangan
Polaritas
transformator
dapat
ditentukan dengan menghubungkan H1 dan
X1 yang terdekat padanya dan tegangan
dipasang pada kumparan tinggi, kemudian
diukur tegangan antara H2 dan X2 tidak
dihubungkan. Apabila tegangan bertambah
besar dari tegangan yang dipasang pada
jepitan tegangan tinggi, maka transformator
ini mempunyai polaritas penjumlahan dan
apabila tegangan jepita berkurang nilai
tegangan yang dipasang maka polaritas
transformator tersebut adalah polaritas
pengurangan (gambar 6).
44
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
Gambar 5. Macam-macam
transformator.
polaritas
Elektroplating
Electroplating (proses lapis listrik)
adalah suatu proses pengendapan (deposisi)
suatu logam pelindung yang dikehendaki
diatas logam lain dengan cara elektrolisa
dimana endapan logam yang terjadi bersifat
adhesive terhadap permukaan logam
dasar.logam-logam yang bisa digunakan
sebagai logam pelapis adalah: Tembaga
(Cu), Nikel (Ni), Chrom (Cr), Cadmium
(Cd), Emas (Au) Perak (Ag) dan timah (Sn)
didalam
logam-logam
diatas
sulit
terkomusi.
Adapun tujuan dari elektroplating
adalah:
1. Melindungi logam yang mudah
rusak (mencegah korosi)
2. Meningkatkan
ketahanan
terhadap gesekan.
3. Memberikan penampilan yang
lebih menarik dari pada logam
aslinya.
4. Memperbaiki sifat permukaan
logam dasar,diantaranya adalah:
a. Untuk menaikkan daya
hantar listrik (dengan
melapis Cu).
b. Untuk
mempertinggi
kekerasan
(dengan
melapis Cr).
c. Untuk
memperindah
penampakan
(dengan
melapis Cu, Ni dan Cr)
5. Memperbaiki ukuran dan
toleransi logam dasar.
Elektroplating
(lapis
lisrik)
termasuk dalam proses yang secara umum
disebut proses elekterolisa. proses ini
dilakukan dalam suatu bejana yang disebut
sel elektronik dan berisi cairan elektrolit
ISSN : 1858-3709
pada cairan ini minimal dicelupkan dua
buah elektroda masing-masing elektroda
dihububungkan kesumber listrik. Kutub
positif dinamkan anoda sedangkan yang
dihubungkan
dengan
kutub
negatif
dinamakan katoda.
Jika arus lisrik dialirkan,maka
daerah elekroda maupun reaksi kimia baik
reaksi maupun reaksi oksidasi. Reaksi
seperti ini diharapkan menjadi terus menuju
arah tertentu secara tetap. Hal penting
dalam proses ini dengan menggunakan arus
searah.
Hubungan antara besarnya arus listrik
dengan jumlah zat yang dibebaskan dalam
larutan tersebut dinyatakan oleh michael
faraday (1791 – 1867) yaitu:
e.i.t
G=
F
Dimana:
G: massa zat yang terbentuk
(gram)
E: berat ekivalen zat yang
dibebaskan
I : kuat arus yang mengalir
(ampere)
t : waktu mengalir (detik)
1F : 96500 coulomb, yaitu
jumlah arus listrik yang diperlukan untuk
membebaskan 1 gram ekivalen (1 grek)
suatu zat.
Kemudian :
e
(gr) yaitu
96500
jumlah logam yang mengendap pada katoda
apabila besar arus = 1 couloumb atau 1
ampere dalam 1 detik maka:
G=z.i.t
Tara elektrokimia (z) =
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar prinsip kerja elektroploting yaitu
pelapisan besi dengan tembaga dibawah ini:
45
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
C
u
F
e
C
u
ISSN : 1858-3709
4OH- → 02+2H2O + 4 eSehingga dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
+
S
o
4
-
Gambar 6. Prinsip kerja elektroploting
(+)
-
Cl - - - -- - - - - - - - - - - - - - -
------------------------------
------
anoda
Macam – macam sistim elektroploting
a. Rack Plating
Rack plating adalah suatu sistem
pelapisan yang menggunakan alat sebagai
tempat menggantungkan barang yang akan
dilapis, dimana alat (rack) ini berfungsi
juga menghantar arus listrik.
b. Continous Plating
Continous plating adalah sistim
elapisan yang terus menerus, dimana barang
yang akan dilapisi bergerak menuju larutan
dan keluar secara berantai. Biasanya barang
yang akan dilapis adalah berbentuk kawat
panjang dan juga barang yang berbentuk
lembaran-lembaran.Waktu operasi proses
untuk dapat dihitung sebagai berikut:
60 xL
T=
s
Dimana:
T = waktu operasi (menit)
L = panjang kawat/lembaran (m)
s = kecepatan roll (meter/menit)
METODOLOGI
Perencanaan Larutan Elektrolit.
Perencanaan larutan yang dipakai
pada proses elektroploting ini adalah cairan
galvanis yang disebut cairan nikel. Dalam
proses elektrolisa nikel terjadi reaksi katoda
yaitu proses reduksi dari ion-ion nikel
dengan bantuan elektron-eleketron yang
berasal dari sumber arus searah. Dimana
reaksinya sebagai berikut:
Ni2+ +
2 e→
Ni
+
e2H
+
2
→
H2
Sedangkan pada anoda terjadi reaksi
oksidasi. Reaksinya adalah:
→ Ni2+ + 2 eNi
(-)
-------- -------------------- -------------------------------------Ni2+- - ----- -------------------
katoda
Gambar 7. Proses pelapisan nikel.
Maka untuk perencanaan pelapisan
nikel ini besar kadar larutan galvanis berupa
cairan nikel adalah sebagai berikut:
a. Kompisisi larutan:
1. nickel sulfate (NiSO4.6H2O)
240-300 gr/lt
2. nickel choliride (NiCl2.6H2O)
40-60 gr/lt
3.boric acid (H3BO3)
25-40 gr/lt
b. Kondisi operasi
1. suhu larutan
65oC
2. rapat arus
A/dm2
3. pH
4,5
4. anoda
Ni; C; Pt-Ti; SS
213-7
1,599%
c. Kontrol larutan
a.Analisa larutan:
1. logam nikel.
2. khorida.
3. boric acid.
4. bahan additive.
b. suhu larutan.
c. Rapat arus.
d. pH.
46
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
Menentukan Tebal Lapisan.
Untuk menentukan tebal lapisan
dapat mikroskop dengan memotong
penampang benda yang telah dilapisi.
Secara teoritis tebal lapisan dapat dilakukan
berdasarkan hukum faraday. Dimana
faraday menemukan hubungan antra berat
logam yang diendapkan dari ion logam
dengan jumlah arus yang digunakan.
Hubungan tersebut dapat dilihat dalam
hukumnya sebagai berikut:
“ Jumlah logam yang terendap
(terdekomposisi) pada saat berlansungnya
proses elektrolisa berbanding lurus dengan
besar arus yang dialirkan dalam lamanya
proses dalam suatu larutan elektrolit”. Dari
pernyataan faraday diatas dapat dirumuskan
berat logam yang diendapkan selama proses
berlansung dengan rumus sebagai berikut:
I .t. A
w=
z .F
dimana:
w = berat lapisan (gram)
I = arus DC (ampere)
t = waktu pelapisan (detik).
A = berat atom dari logam yang
akan dilapiskan (gram/mol).
z = valensi dari logam yang akan
dilapiskan.
F = bilangan faraday sebesar 96500
coulomb.
Jika berat logam yang diendapkan
sudah diketahui, maka dihitung volumenya
kalau diketahui berat jenis logam tersebut
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
m
V=
ρ
Dimana:
V = volume
m = massa netto pelapis (berat
benda akhir dikurangi berat awal)
ρ = berat jenis logam.
Dengan mengukur lansung luas permukaan
benda kerja yang akan dilapisi, bila
dianggap tebal endapan sama pada semua
permukaan benda kerja, maka dapat
dihitung tebal lapisan dengan cara:
ISSN : 1858-3709
HASIL
Sebelum pengujian data dapat
dilihat pada gambar di bawah ini bagaimana
logam sebelum diplating:
Gambar 8. Logam yang belum dilapisi.
Pada pengujian 2 volt didapatkan data
sebagai berikut:
a. Vsumber = 220 volt.
b. I sumber = 10 amper
c. Vout = 2 volt
d. Iout
= 150 mA atau 0,7 A.
e. waktu = 15 menit
hasil plating pada tegangan sebesar 2 volt
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 9. Hasil plating pada tegangan 2 Volt
Pada pengujian 3 Volt didapatkan data
sebagai berikut:
a. Vsumber = 220 volt.
b. I sumber = 10 amper
c. Vout = 3 volt
d. Iout
= 208,3mA atau 0,73 A.
e. Waktu = 15 menit
Hasil plating pada tegangan sebesar 3 volt
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 10.Hasil plating pada tegangan 3 Volt.
Pada pengujian 4 Volt didapatkan data
sebagai berikut:
47
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
a. Vsumber = 220 volt.
b. I sumber = 10 amper
c. Vout = 4 volt
d. Iout
= 190 mA atau 0,91 A.
e. Waktu = 15 menit
hasil plating pada tegangan sebesar 4 volt
ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 11. Hasil plating pada tegangan 4 volt.
PEMBAHASAN
Dari
data
percobaan
yang
didapatkan
pada
saat
melakukan
pengukuran adalah arus yang dibutuhkan
sangat besar dimana sesuai dengan
peralatan yang dibuat yaitu dengan arus
sebesar 10 Amper dengan menghasilkan
tegangan yang kecil sehingga dapat dilihat
bagaimana hasil plating dari percobaan
tersebut.
Pada percobaan 2 volt dengan waktu
plating selama 15 menit dimana disini hasil
plating sangat bagus dimana hasil plating
terasa licin, mengkilat, dan cairan tidak
menumpuk dimana pada saat cairan beraksi
terhadap benda beraksi lambat sehingga
dengan ini cairan dapat menyatu dengan
baik karena pada electroplating tegangan
yang dibutuhka sangat kecil.
Pada percobaan 3 volt dengan waktu
plating selama 15 menit dimana hasil
palting juga bagus yang hasil benda kerja
yang diplating terasa agak licin,mengkilat
dan cairan tidak menumpuk dimana pada
saat cairan beraksi terhadap benda kerja
juga lambat sehingga hal ini juga dapat
membuat cairan dapat menyatu dengan baik
terhadap benda kerja.
Pada percobaan 4 volt dengan waktu
plating selama 15 menit dimana hasil
plating agak bagus yang mana hasil benda
kerja yang diplating terasa juga agak
licin,agak mengkilat dan cairan agak sedikit
menumpuk dan cairan beraksi terhadap
benda kerja agak mulai cepat yang
ISSN : 1858-3709
menimbulkan buih-buih yang agak mulai
banyak hal ini disebabkan tegangan
keluaran yang diset sudah naik.
Dari semua percobaan diatas dengan
semua waktu yang sama terlihat bahwa
dalam electroplating adalah hal yang sangat
diperhatikan adalah arus yang dibutuhkan
besar semantara tegangan yang dihasilkan
kecil karena hal ini mempengaruhi terhadap
cairannya nantinya dan juga apabila
tegangan yang diberikan besar dan
tegangan yang dihasilkan juga besar maka
cairan dapat menghitam karena cairan nikel
memiliki hambat listrik yang kecil sehingga
dengan memberikan tegangan yang besar
dapat menyebakan cairan tidak dapat
bekerja dan akan melapisi logam nantinya.
Pada elektoplating dapat juga
dihitung berapa besar berat lapisan nikel
pada logam yang dilapisi dimana dapat
menggunakan hukum faraday untuk
menghitungnya. Dan perhitungan berat
tersebut dapat diambil dari salah satu data
yang diperoleh. Data: arus sebesar 10
amper dengan waktu pelapisan selama 15
menit dan efesiensi yang telah ditetapkan
yaitu 99% dan juga berat atom dari nikel
yang telah menjadi ketetapan yaitu sebesar
29,63 serta valensi nikel berdasarkan
ketetapan yaitu 2 gram/mol dan juga
bilangan faraday yang telah menjadi
ketetapan yaitu 96500 maka berat lapisan
yang diperoleh adalah :
I .t. A
w=
z .F
10.(15.60).29,63
x0,99
w=
2.96500
w = 1,367 gram.
Selain dapat menentukan hasil plating
terhadap
tegangan
yang
diberikan
electroplating dapat juga menentukan
berapa
berat
lapisannya
yaitunya
menghitungnya berdasarkan hukum faraday
yang seperti terlihat diatas.
Besarnya bak plating juga sangat
menentukan terhadap hasil plating yang
diinginkan karena semakin besar bak
plating yang ditentukan maka arus yang
dibutuhkan juga besar dan tegangan yang
48
POLI REKAYASA Volume 4, Nomor 1, Oktober 2008
ISSN : 1858-3709
kecil. Pada percobaan diatas bak plating
yang dipergunakan berukuran kecil
sehingga disini hanya memakai arus sebesar
10 amper dengan tegangan yang kecil yaitu
mulai dari 2 volt sampai 8 volt yang hasil
terlihat pada hasil percobaan diatas.
SIMPULAN
Setelah menyelesaikan pembahasan
mengenai variabel tegangan terhadap hasil
elektroplating pada mesin penyepuh logam
maka dapat ditarik kesimpulan yang
berdasarkan dari rangkuman pembahasan
yaitu:
1. Pada proses pengelektroplatingan
hendaknya memiliki arus yang besar
dan tegangan yang kecil.
2. Pada pengelektroplatingan hasil yang
memiliki tegangan yang kecil akan
menghasilkan hasil sepuhan yang sangat
baik.
3. Electroplating dapat dimanfaatkan
sebagai alat yang dapat menghilangkan
korosi dan karat sehingga logam yang
dilapisi logam memiliki nilai jual yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Armanto,Hari dan Haryanto.1992.Ilmu
Bahan.Penerbit Bumi Aksara,Jakarta.
J.Hartomo
dan
Tomijiro
kaneko.1995.Mengenal
Pelapisan
logam (Elektroplating), edisi pertama.
Penerbit Andi Offset,Yogyakarta.
Tooley,Mike.2003.Rangkaian Elektronika,
Edisi ke 2.Penerbit Erlangga,Jakarta.
Zuhal.1995.Dasar Teknik Tenaga Listrik
dan Elektronika Daya.Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Van Vlack,Lawrence H.1989.Ilmu dan
Teknologi Bahan,edisi 5.Penerbit
Erlangga Jakarta.
Wahyudi,soleh.2006.Elektroplating Perak
Seri
Pelapisan
Logam.Penerbit
Technic,Bandung.
49
Download