Web Deteksi Gangguan Kecemasan dan Depresi

advertisement
ISSN 2085-4552
Web Deteksi Gangguan Kecemasan dan Depresi
Nina Sevani1, Silvia2
Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat, Indonesia
1
[email protected], [email protected]
Diterima 13 Februari 2015
Disetujui 22 April 2015
Abstract—One of mental disorders that is often
experienced by the population in Indonesia is anxiety
and depression. Those disorders can interfere the
activity if they are not handled properly. However, the
lack of public knowledge of the symptoms of anxiety
and depression, as well as the reluctance to consult
a psychologist, can make the handling becomes too
late. This problem can be overcome with the webbased application to detect anxiety and depression
in the public. This application is made through
several stages that begin with the literature study,
interviews with psychologists, analyzing the needs of
both application and database. The evaluation of this
application is done by distributing questionnaires
to 45 respondents who have tried to use this
application, as well as functional and validity testing
by psychologists. The results of the evaluation states
that every feature in this application is functioning
well, is easy to use and in accordance with the code
of ethics of psychology.
Index Terms— anxiety disorders, depression,
application, web
I. PENDAHULUAN
Setiap manusia memiliki resiko terkena
gangguan mental berupa gangguan kecemasan
dan/atau depresi pada saat menghadapi
tantangan, tekanan dan konflik yang terjadi dalam
kehidupannya. Pada tahun 2011, Direktur Jenderal
Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan,
Supriyantoro menyatakan bahwa tingkat penderita
gangguan kecemasan dan depresi pada orang
dewasa di Indonesia mencapai 17,4 juta jiwa [1].
Depresi adalah gangguan mental yang umumnya
terjadi pada usia remaja sampai dewasa yang
disebabkan oleh faktor lingkungan sekitarnya,
dimana memiliki beberapa ciri seperti, mood
yang tertekan, kehilangan minat/kesenangan,
penurunan energi tubuh dan sebagainya [2].
Sedangkan kecemasan adalah keadaan emosional
yang tidak menyenangkan, seperti perasaan
tertekan dalam menghadapi kesulitan sebelum
kesulitan itu terjadi dan ditandai dengan adanya
20
keterangsangan fisiologi, perasaan tegang yang
tidak menyenangkan, perasaan aprehensif atau
khawatir, prihatin dan rasa takut pada situasi
tertentu [3].
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai gejala, bahaya dan cara menangani
gangguan kecemasan dan depresi menjadi
penyebab utama kedua gangguan tersebut tidak
terdeteksi atau tidak segera ditangani dengan
baik. Adapun akibat dari hal tersebut adalah
turunnya produktivitas seseorang, terjadinya
gangguan pada organ tubuh yang mengakibatkan
timbulnya penyakit tertentu yang berbahaya, serta
yang terpenting adalah mengakibatkan terjadinya
aksi bunuh diri [4].
Penerapan teknologi dan ilmu komputer
dalam bentuk pembuatan aplikasi komputer yang
membantu pekerjaan manusia sudah menjadi
topik yang berkembang. Salah satu bidang ilmu
komputer yang mengeksplorasi model komputasi
dari penyelesaian masalah adalah kecerdasan
buatan. Penerapan kecerdasan buatan dalam
aplikasi komputer telah membantu penggunanya
dalam memperoleh solusi dari permasalahan yang
dihadapi seperti layaknya berkonsultasi dengan
seorang pakar [5]. Salah satu penerapan teknologi
yaitu internet, juga mengalami perkembangan
dan hingga saat ini hampir seluruh dunia dapat
menggunakan akses internet. Teknologi internet
menjadikan batasan waktu dan ruang dalam
menyampaikan suatu informasi dan pengetahuan
menjadi kecil, karena setiap informasi yang
diinginkan dapat diakses dimanapun dan
kapanpun.
Beberapa
penelitian
terkait
dengan
penggunaan aplikasi komputer dan teknologi
internet pada bidang psikologi telah banyak
dilakukan. Penelitian Taylor dan Luce [6], serta
Kraemer dan Freedman [7] menyimpulkan bahwa
aplikasi komputer dan internet memiliki potensi
besar untuk membuat penilaian dan perawatan
psikologis yang lebih hemat waktu dan biaya.
Kemudian, penelitian Christensen et al. [8]
menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
ISSN 2085-4552
internet dalam bentuk web dapat dijadikan cara
praktis dan menjanjikan bagi terapi perilaku dan
kognitif untuk mencegah terjadinya gangguan
kecemasan dan/atau depresi. Pertanyaannya
apakah dapat dibuat web yang dapat mendeteksi
gangguan kecemasan dan depresi pada manusia,
mampu memberikan informasi yang dapat
membantu penanganan lanjutan? Tujuan dari
penelitian ini adalah membuat sebuah web
deteksi gangguan kecemasan dan depresi yang
dapat menyimpan file deteksi sebagai arsip dan
memberikan saran untuk penanganan lanjutan
yang diperlukan.
II.METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara studi literatur
melalui penelusuran beberapa buku, artikel
dan jurnal yang terkait dengan penelitian ini.
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan,
dapat diketahui bahwa penerapan aplikasi
komputer pada bidang psikologi dapat membantu
psikolog dalam pengambilan keputusan
diagnosis, membantu dalam melakukan diagnosa
awal dan mendeteksi berbagai jenis gangguan
mental pada masyarakat, sehingga penanganan
dini dapat segera dilakukan [9].
Selain dilakukan studi literatur, dilakukan
juga wawancara dengan para psikolog dari
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM) di Universitas Kristen Krida Wacana
(UKRIDA) sebagai pakar. Proses wawancara
dilakukan pada periode Agustus dan September
2014. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
didapat data berupa gejala fisik dan psikis
yang dibentuk dalam 28 pernyataan terkait
dengan gangguan kecemasan dan depresi.
Skala menentukan nilai berdasarkan pilihan
jawaban yang tersedia pada masing-masing
pernyataan, data kejadian dan saran untuk
penanganan selanjutnya. Pertanyaan dan skala
yang digunakan ini merupakan pertanyaan dan
skala yang digunakan pada LPPM Ukrida, yang
disusun melalui penelitian psikologi sebelumnya
tentang depresi dan kecemasan.
Berdasarkan wawancara dengan para psikolog
ini juga didapatkan masukan tentang kebutuhan
akan layanan dan juga bentuk tampilan yang
dibutuhkan untuk aplikasi. Hasil wawancara
tentang jenis layanan dan tampilan yang
dibutuhkan yang akan digunakan untuk tahap
berikutnya, yaitu tahap perancangan aplikasi.
B. Metode Perancangan Aplikasi
Penelitian
ini
menggunakan
metode
perancangan aplikasi melalui pemodelan
beberapa diagram yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pemodelan Use Case Diagram
Pemodelan use case diagram
digunakan
untuk
menggambarkan
interaksi antara pengguna aplikasi yang
disebut sebagai actor dengan aplikasi
yang digunakannya.
2. Pemodelan Sequence Diagram
Pemodelan
menggunakan
sequence diagram bertujuan untuk
menggambarkan alur informasi yang
masuk dan keluar dalam aplikasi
pendeteksi gangguan kecemasan dan
depresi pada manusia berbasis web.
3. Pemodelan State Transition Diagram
Pemodelan state transition
diagram
digunakan
untuk
menggambarkan setiap urutan serta
variasi layar yang muncul dan dapat
terjadi selama aplikasi ini berjalan.
4. Pemodelan Flowchart
Pemodelan
menggunakan
flowchart
bertujuan
untuk
menggambarkan atau mempresentasikan
suatu algoritma atau prosedur pada setiap
proses yang terdapat dalam aplikasi
pendeteksi berbasis web ini.
5. Pemodelan Entity Relationship Diagram
Pemodelan entity relationship
diagram digunakan untuk memodelkan
hubungan setiap entitas yang terdapat
dalam basis data yang digunakan dalam
aplikasi ini.
Pada Gambar 1 ditunjukkan use case
diagram dari aplikasi ini, dimana terdapat
tiga actor dengan aksi tertentu sesuai dengan
perannya. User merupakan actor yang dapat
melakukan deteksi terhadap gangguan kecemasan
dan depresi, serta dapat melihat riwayat hasil
deteksi yang pernah dilakukannya. Adapun
terdapat actor dengan peran sebagai psikolog
yang dapat memberikan komentar terhadap hasil
deteksi user. Selain user dan psikolog, terdapat
juga actor dengan peran sebagai admin yang
dapat melakukan aksi autentikasi pengguna, lihat
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
21
ISSN 2085-4552
data, perbarui data dan hapus data pada aplikasi
ini.
Melakukan Deteksi
Melihat Hasil Deteksi
User
Memberikan Komentar Terhadap
Hasil Deteksi
Melakukan Autentikasi Pengguna
Psikolog
Melihat Data
Admin
Memperbarui Data
Menghapus Data
Gambar 1. Use Case Diagram
C. Perhitungan Proses Deteksi
Proses deteksi yang terjadi dalam aplikasi
ini diawali dengan tampilnya sebuah form
persyaratan yang berisi syarat dan ketentuan
dalam mengikuti deteksi terhadap gangguan
kecemasan dan depresi, dimana form tersebut
perlu disetujui oleh user terlebih dahulu untuk
dapat dilanjutkan pada proses berikutnya. Jika
form tersebut telah disetujui maka aplikasi akan
menampilkan petunjuk deteksi yang digunakan
untuk membantu user dalam memahami
bagaimana melakukan deteksi dengan tepat.
Setelah itu, user perlu memilih kejadian
menyenangkan dan menyedihkan yang pernah
dialami selama hidupnya melalui suatu form
kejadian yang ditampilkan oleh aplikasi, dimana
terdapat beberapa pilihan kejadian yang ditentukan
berdasarkan usulan pakar. Data kejadian yang
telah dipilih oleh user dapat dijadikan psikolog
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
komentar khusus terhadap hasil deteksi user.
Kemudian, user akan melakukan deteksi dengan
cara menjawab beberapa butir pernyataan yang
ditampilkan oleh aplikasi.
Adapun terdapat dua buah form pernyataan
yang ditampilkan oleh aplikasi, yaitu form berisi
14 pernyataan untuk mendeteksi depresi dan form
berisi 14 pernyataan untuk mendeteksi gangguan
kecemasan. Pada masing-masing form tersebut,
terdapat tiga pernyataan validasi yang terletak
pada posisi teratas form tersebut, dimana berarti
dari masing-masing 14 pernyataan yang ada,
pernyataan pertama hingga pernyataan ketiga
adalah pernyataan validasi. Ketiga pernyataan
tersebut dapat menentukan validitas deteksi yang
dilakukan oleh user. Dalam menentukan suatu
22
deteksi valid atau tidak, aplikasi akan mengecek
jawaban dari ketiga pernyataan tersebut. Apabila
ketiganya memiliki jawaban yang sama, maka
deteksi yang dilakukan dinyatakan valid, namun
bila ada jawaban yang berbeda dari ketiga
pernyataan tersebut, maka dinyatakan deteksi
tersebut tidak valid.
Semua pernyataan yang ditampilkan harus
dijawab oleh user, apabila ada pernyataan yang
belum dijawab, maka aplikasi akan menampilkan
output berupa suatu peringatan untuk menjawab
semua pernyataan yang tersedia. Apabila semua
pernyataan telah dijawab, maka aplikasi akan
melakukan proses perhitungan (scoring), lalu
aplikasi akan menampilkan hasil deteksi berupa
nilai serta saran untuk tindakan selanjutnya yang
perlu dilakukan. Proses deteksi tersebut dapat
digambarkan melalui sebuah flowchart yang
dapat dilihat pada Gambar 2.
Mulai
Menyetujui form
persyaratan?
Tidak
Anda perlu
menyetujui form
persyaratan
terlebih dahulu!
Ya
Baca Petunjuk
Deteksi
Memilih Kejadian Menyenangkan dan
Menyedihkan yang pernah dialami
Menjawab Pernyataan
pada Aplikasi
Ada pernyataan tidak
dijawab?
Ya
Semua
Pernyataan harus
dijawab!
Tidak
Proses Perhitungan
(Scoring)
Nilai (Score) dan
Saran
Akhir
Gambar 2. Flowchart Proses Deteksi
Proses perhitungan (scoring) dari jawaban
user dapat diuraikan dalam algoritma yang dapat
dilihat pada Gambar 3.
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
ISSN 2085-4552
3. Logika untuk pengembangan interface dan
aplikasi dipisahkan.
4. Built-in validasi user input dan diagnosa
program.
5. Integrasi dengan ADO.Net dan AJAX.
6. Fitur pembuatan site navigation dan site
map.
Untuk basis data, pemilihan menggunakan
MySQL dikarenakan adanya fitur-fitur sebagai
berikut:
1. Ukuran aplikasi yang kecil.
2. Kecepatan dalam memproses basis data.
Gambar 3. Algoritma Proses Perhitungan
(scoring)
Adapun proses perhitungan (scoring)
dilakukan dengan menjumlahkan nilai (score)
dari jawaban yang telah dipilih oleh user pada
setiap pernyataan yang ada, dimana nilai pilihan
jawaban yang tersedia dalam setiap pernyataan
diberikan berdasarkan skala yang telah ditentukan
oleh pakar. Proses penjumlahan tersebut dimulai
dari pernyataan ke-empat, hal ini dikarenakan
pilihan jawaban yang memiliki nilai dimulai dari
pernyataan tersebut, dimana dapat dilihat rumus
perhitungannya pada Gambar 4.
3. Kemudahan dalam instalasi.
4. Menggunakan bahasa SQL yang telah
menjadi bahasa basis data dunia.
5. Mudah diterapkan bersamaan dengan bahasa
pemrograman lain.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Struktur Navigasi
Struktur navigasi adalah struktur atau alur
dari suatu program yang merupakan perancangan
hubungan dan rantai kerja dari beberapa area
yang berbeda dan dapat membantu dalam
mengorganisasikan seluruh elemen dalam aplikasi
ini. Adapun struktur navigasi yang digunakan
pada aplikasi ini adalah struktur navigasi hirarki,
dimana dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 4. Rumus Perhitungan
Dalam membuat Web Deteksi Gangguan
Kecemasan dan Depresi, digunakan teknologi
web yang berbasis ASP.NET dengan MySQL
sebagai basis datanya. Adapun pemilihan ASP.
NET sebagai bahasa pemrograman web ini
disebabkan oleh terdapatnya fitur-fitur sebagai
berikut:
1. Menggunakan framework berorientasi
objek, dimana pengguna/user dapat memilih
bahasa pemrograman yaitu, Visual Basic.
Net dan C#.
2. Pengembangan
lebih
mendekati
pengembangan aplikasi dekstop.
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
23
ISSN 2085-4552
Menu Utama
User
Psikolog
Admin
Beranda
Beranda
Beranda
Tentang
Aplikasi
Profil
Autentikasi
Keluar
Autentikasi
User
Pasien
Autentikasi
Psikolog
Analisa
Hasil
Deteksi
Sejarah
Analisa
Deteksi
Reset Kata
Sandi
Lihat Data
Lihat Data
User
Tentang
Aplikasi
Gambar 6. Tampilan Layar Awal
Halaman Utama
Lihat Data
Psikolog
Keluar
Lihat Data
Hasil Deteksi
Perbarui
Data
Perbarui Persyaratan
Deteksi
Perbarui Data
Kejadian
Menyenangkan
Perbarui Data
Kejadian
Menyedihkan
Perbarui Data Saran
2. Tampilan Form Deteksi
Pada Gambar 7 ditunjukkan tampilan
form deteksi yang akan muncul setelah
user menekan tombol “Melakukan
Deteksi” yang terdapat pada halaman
berandanya, dan kemudian menyetujui
persyaratan deteksi, serta mengisi data
kejadian menyenangkan dan menyedihkan
yang pernah dialami.
Hapus Data
Nonaktifkan
Psikolog
Hapus Data
User
Hapus Data
Hasil Deteksi
Keluar
Gambar 5. Struktur Navigasi Menu Aplikasi
B. Tampilan Aplikasi
Adapun tampilan aplikasi pendeteksi
gangguan kecemasan dan depresi pada manusia
berbasis web adalah sebagai berikut:
1. Tampilan Layar Awal Halaman Utama
Pada Gambar 6 ditunjukkan tampilan
layar awal halaman utama, dimana layar
tersebut ditampilkan pada saat pengguna
menjalankan aplikasi ini.
24
Gambar 7. Tampilan Form Deteksi
3. Tampilan Layar Hasil Deteksi
Tampilan layar hasil deteksi dapat
dilihat pada Gambar 8, dimana layar
tersebut dapat diakses dengan menekan
tombol “Lihat Hasil Deteksi” yang
terdapat pada layar beranda halaman
user. Pada layar ini, terdapat sebuah tabel
yang berisi riwayat hasil deteksi user,
dimana terdapat sebuah tombol “Detail”
pada setiap hasil deteksi yang ada, serta
keterangan apakah hasil deteksi sudah
dikomentari oleh psikolog atau belum.
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
ISSN 2085-4552
dalam aplikasi ini sudah sesuai dengan kode etik
psikologi. Pada Gambar 10 ditunjukkan grafik
dari hasil kuesioner yang diperoleh.
Gambar 8. Tampilan Layar Hasil Deteksi
Apabila tombol “Detail” tersebut
ditekan, maka akan ditampilkan suatu
form hasil deteksi yang berisi hasil deteksi
secara lebih detail atau rinci, berikut
dengan komentar khusus oleh psikolog
(bila sudah dikomentari). Hasil deteksi
pada form tersebut dapat dikirimkan ke
e-mail milik user yang telah dicantumkan
saat user melakukan pendaftaran atau
dapat dikonversikan menjadi laporan
dalam bentuk file PDF. Pada Gambar 9
ditunjukkan tampilan form hasil deteksi.
Gambar 10. Hasil Kuesioner
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan aplikasi pendeteksi gangguan
kecemasan dan depresi pada manusia berbasis
web yang telah selesai dibuat, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya aplikasi ini, membantu
dalam mendeteksi adanya gangguan
kecemasan dan depresi. Aplikasi ini dapat
menghasilkan informasi sebagai pijakan
dalam penanganan selanjutnya yang perlu
dilakukan.
2. Aplikasi ini memiliki tampilan dan fitur
yang menarik, memudahkan pengguna
dalam penggunaannya (user-friendly),
serta fungsinya sudah sesuai dengan kode
etik psikologi dalam mendeteksi gangguan
kecemasan dan depresi.
Gambar 9. Tampilan Form Hasil Deteksi
C. Evaluasi
Dalam mengetahui apakah aplikasi pendeteksi
ini sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau
belum, dilakukan evaluasi dengan cara pengujian
oleh pakar dan penyebaran kuesioner kepada
45 orang sebagai responden. Adapun responden
tersebut terdiri dari sepuluh orang mahasiswa
Ukrida, 15 orang masyarakat yang tinggal di
daerah Jelambar (Jakarta Barat), serta 20 orang
masyarakat yang tinggal di daerah Tangerang.
Kuesioner tersebut disebarkan kepada setiap
responden yang telah mencoba menggunakan
aplikasi ini. Berdasarkan evaluasi yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi
ini memiliki fitur dan tampilan yang cukup
menarik dan user-friendly, serta setiap fungsi
3. Penggunaan basis data pada aplikasi ini
bertujuan untuk membuat setiap data pada
aplikasi ini (baik itu data diri pengguna
aplikasi, data hasil deteksi dan lain-lain)
menjadi lebih terstruktur, tersimpan
dengan baik dan mudah untuk diakses
kembali.
4. Penggunaan fitur autentikasi psikolog
dalam aplikasi ini bertujuan untuk
menjamin
psikolog
yang
dapat
memberikan komentar terhadap hasil
deteksi user adalah psikolog yang telah
mendapat persetujuan oleh admin.
5. Pernyataan validitas saat proses deteksi
membantu psikolog dalam mengetahui
apakah deteksi yang telah dilakukan oleh
user valid atau tidak, dimana membantu
psikolog dalam memberikan komentar
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
25
ISSN 2085-4552
yang tepat terhadap hasil deteksi yang ada.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas
Kristen Krida Wacana atas bantuan, bimbingan
dan dukungan dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
[1]
Kompas, “Kecemasan dan Depresi Capai 11,6
Persen”, Koran Kompas, 2011.
[2]
Marcus, M., Yasamy, T. M., Ommeren, M., dan
Chisholm, D., “Depression: A Global Public
Health Concern”, WHO Department of Mental
Health and Substance Abuse, 2012.
[3]
Yanti, S., “Hubungan Antara Kecemasan Dalam
Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa”,
Konselor, 2(1), 2013.
[4]
Mirani, E., “Pengaruh Konseling Genetik Pada
Tingkat Kecemasan dan Depresi Terhadap
Penentuan
Gender Ambigus
Genitalia”,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
26
[5]
McDermott, D., “Artificial intelligence and
consciousness”, The Cambridge handbook of
consciousness, 117-150, 2007.
[6]
Taylor, C. B., dan Luce, K. H., “Computer and
Internet-based Psychotherapy Interventions”,
Current Directions in Psychological Science,
12(1), 18-22, 2003.
[7]
Kraemer, H. C., dan Freedman, R., “Computer
Aids for the Diagnosis of Anxiety and
Depression”, American Journal of Psychiatry,
171(2), 134-136, 2014.
[8]
Christensen, H., Griffiths, K. M., dan Korten,
A., “A Web-based Cognitive Behavior Therapy:
Analysis of Site Usage and Changes in Depression
and Anxiety Scores”, Journal Medical Internet
Research, 4(1):e3, 2002.
[9]
Spiegel, R., dan Nenh, Y. P., “An Expert System
Supporting Diagnosis In Clinical Psychology”,
Human Perspectives in the Internet Society:
Culture, Psychology and Gender, 4, 145-154,
2004.
ULTIMATICS, Vol. VII, No. 1 | Juni 2015
Download