1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),
penyebab kematian terbanyak pada wanita golongan reproduktif disebabkan oleh
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penularan HIV dapat melalui berbagai
cara, salah satunya transmisi dari ibu ke bayi. Saat ini, target global dari WHO di
bidang HIV adalah eliminasi dari penularan infeksi baru HIV pada anak dan
mempertahankan keselamatan ibu pada tahun 2015. Dengan adanya target global
dari WHO ini maka WHO memberikan program dan revisi-revisi baru dalam
penanggulangan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi (Kemenkes RI, 2011).
Angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia sudah menjadi fenomena gunung
es. Fenomena tersebut dapat dibuktikan dari data Badan Intel CIA Amerika
Serikat, di Indonesia, jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) pada tahun 2007
adalah sebesar 270.000 kasus yang menduduki peringkat ke-25 di dunia dengan
angka kematian dilaporkan sebanyak 8.700 kasus yang merupakan peringkat ke36 di dunia. Sedangkan dari data yang didapatkan pada Ditjen PPM & PL Depkes
RI, angka kematian oleh karena AIDS dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2009
adalah 3806 kasus. Di Indonesia sejak tahun 1987 sampai dengan tahun 2011,
kasus AIDS telah tersebar di 368 (73,9%) dari 498 kabupaten atau kota. Pada
akhir Juni tahun 2011, di Indonesia telah dilaporkan 26.483 kasus AIDS. Kasus
AIDS terbesar pada tahun 2011 terjadi pada kelompok ibu rumah tangga (22%)
1
2
dan (2,7%) kasus AIDS ditularkan dari ibu positif HIV kepada bayinya
(Kemenkes RI, 2011).
Angka penularan HIV dari ibu kebayi di Indonesia semakin tinggi, hal ini
menyebabkan tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) yang
berbunyi memerangi Human Immunodeficiency Virus (HIV) belum tercapai.
Apabila demografi ibu hamil dengan HIV dapat diketahui lebih dini, dapat
membantu mencegah dan mengevaluasi penularan HIV dari ibu kebayi.
Berdasarkan data, penularan HIV/AIDS pada ibu ke anak sangat besar
dikarenakan wanita dengan HIV/AIDS (85%) berada pada usia subur (15-44
tahun) mengakibatkan penularan infeksi bias terjadi pada saat kehamilan.Tingkat
transmisi HIV dapat dikurangi dari (25% - 30%) menjadi kurang dari 2%
(berkurang> 90%) apabila menggunakan obat antiretovirus (ARV) pada trismester
terakhir kehamilan, selama persalinan, dan kelahiran dan bayi diobati
pascapersalinan selama 6 minggu. Pencegahan terjadinya penularan HIV dari ibu
ke anak dengan kegiatan empat prong yang telah direkomendasikan oleh WHO
tahun 2010 (Kemenkes RI, 2011).
Penularan HIV dari ibu ke anak pada umumnya terjadi pada saat
persalinan dan pada saat menyusui. Resiko penularan HIV pada ibu yang tidak
mendapat pelayanan PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak) saat
hamil diperkirakan sekitar 15-45%. Risiko penularan 15-30% terjadi pada saat
hamil dan bersalin, sedangkan peningkatan risiko transmisi HIV sebesar 10-20%
dapat terjadi pada masa nifas dan menyusui. Apabila ibu tidak menyusui bayinya,
risiko penularan HIV menjadi 20-30% dan akan berkurang bila ibu mendapatkan
3
pengobatan ARV. Pemberian ARV jangka pendek dan ASI eksklusif memiliki
resiko penularan 15-25% dan risiko penularan sebesar 5-15% apabila ibu tidak
menyusui . Akan tetapi, pemberian ART jangka panjang dapat menurunkan resiko
penularan hingga 1-5% dan ibu dapat menyusui secara eksklusif memiliki risiko
yang sama untuk menularkan HIV ke anaknya di banding dengan ibu yang tidak
menyusui anaknya (Permenkes RI, 2013).
Infeksi HIV merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia dan
menjadi salah satu penyakit menular yang mempengaruhi kematian ibu dan anak
(Permenkes, 2013). Lebih dari 90% anak yang terifeksi HIV ditularkan melalui
proses penularan dari ibu ke anak. Anak dengan HIV positif sangat rentan terkena
penyakit
infeksi
dan
mengalami
gangguan
tumbuh
kembang
bahkan
menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2011).
Pelayanan nifas dengan kasus HIV/AIDS dapat diberikan di rumah sakit
rujukan. Salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS bagi
ibu nifas adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi. Rumah sakit ini
merupakan rumah sakit tipe A Non Pendidikan milik pemerintah daerah Kota
Surakarta serta menjadi pusat rujukan bagi pelayanan kesehatan lain di daerah Eks
Karisidenan Surakarta. Fasilitas yang dimiliki rumah sakit ini berupa rawat jalan
dan rawat inap. Di RSUD Dr Moewardi menangani berbagai macam pelayanan
termasuk pelayanan kebidanan. Pelayan kebidanan yang diberikan salah satunya
adalah perawatan masa nifas normal maupun disertai komplikasi. Berdasarkan
catatan rekam RSUD Karanganyar pada bulan November 2014 - November 2015
4
terdapat 15 kasus ibu nifas dengan HIV/AIDS dan 1 kasus bayi dengan
HIV/AIDS (RSUD DrMoewardi, 2015).
Pentingnya peran seorang bidan dalam melakukan penanganan ibu nifas
dengan HIV/AIDS dengan cara pemberian KIE tentang penanganan masa nifas,
melakukan observasi involusi uteri pada kasus HIV/AIDS dan semakin tingginya
angka kejadian di masyarakat melatarbelakangi penulis untuk membuat Karya
Tulis Ilmiah berupa Studi Kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Post
Sectio Caesaria Pada Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Dengan HIV/AIDS Di Bangsal
Ponek Rsud Dr Moewardi”.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh I Made Setiawan (dokter Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof DR. Sulianti Saroso, Jakarta) yang berjudul
“TATALAKSANA PENCEGAHAN PENULARAN VERTIKAL DARI IBU
TERINFEKSI HIV KE BAYI YANG DILAHIRKAN” berupa tatalaksana
pencegahan penularan vertikal dari ibu terinfeksi HIV kebayi yang dilakukan
dengan pemberian terapi dan penatalaksanaan lainnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
diajukan adalah “Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Post
Sectio Caesaria Pada Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Dengan HIV/AIDS Di Bangsal
Ponek Rsud Dr Moewardi?”.
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada
ibu nifas pada Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Post Sectio Caesaria Dengan
HIV/AIDS Di Bangsal Ponek RSUD Dr Moewardi.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mempelajari tentang:
a. Pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif pada kasus ibu nifas
pada Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Post Sectio Caesaria Dengan HIV/AIDS
Di Bangsal Ponek Rsud Dr Moewardi.
b. Interpretasi data klien untuk kasus Ibu nifas pada Ny. D P2A0 Umur 33
Tahun Post Sectio Caesaria Dengan HIV/AIDS Di Bangsal Ponek Rsud
Dr Moewardi.
c. Penetapan diagnose potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan
dari kasus Ibu nifas pada Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Post Sectio
Caesaria Dengan HIV/AIDS Di Bangsal Ponek Rsud Dr Moewardi .
d. Penetapan kebutuhan atau tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi,
merujuk kasus Ibu nifas Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Post Sectio Caesaria
Dengan HIV/AIDS Di Bangsal Ponek Rsud Dr Moewardi.
e. Perencanaan asuhan kebidanan untuk kasus Ibu nifas pada Ny. D P2A0
Umur 33 Tahun Post Sectio Caesaria Dengan HIV/AIDS Di Bangsal
Ponek Rsud Dr Moewardi.
6
f. Pelaksanaan tindakan untuk kasus Ibu nifas pada Ny. D P2A0 Umur 33
Tahun Post Sectio Caesaria Dengan HIV/AIDS Di Bangsal Ponek Rsud
Dr Moewardi.
g. Penetapan evaluasi efektivitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki
tindakan yang dipandang perlu.
h. Mengidentifikasi ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek
pada penanganan Ibu nifas Ny. D P2A0 Umur 33 Tahun Post Sectio
Caesaria Dengan HIV/AIDS Di Bangsal Ponek Rsud Dr Moewardi.
D. Manfaat
Manfaat KTI secara aplikatif untuk institusi, klien dan masyarakat yaitu:
1. Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan
pembelajaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kualitas pelayanan
yang baik terhadap kasus Ibu nifas dengan HIV/AIDS.
2. Klien dan masyarakat
Klien maupun masyarakat bias mendapatkan pelayanan yang lebih optimal
terutama untuk asuhan ibu nifas dengan HIV/AIDS.
Download