DEBAT KANDIDAT CAGUB-CAWAGUB DKI JAKARTA PUTARAN KEDUA DI JAK TV Faradibba Program Studi Penyiaran Akom BSI Jakarta Jl. Kayu Jati V No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur [email protected] Abstract With the development of human beings that makes it easy to get the information through the media . One of these mass media television. Because television is the most influential in people’s lives in order to obtain actual and factual information . Therefore , any competing television stations in presenting impressions able to attract the attention of the audience . Candidates Debate in program production , the producer has to arrange everything in the pre- production phase . This was done aiming to increase the dramatic effect that this spectacle has appeal for viewers . Related to this, interesting to examine the dramaturgical process in the production program Candidates Debate Candidates for governor and vice governor of Jakarta in the second round of Jak tv . The method used is descriptive qualitative . The results showed that the program through preproduction phase , production and post- production . In these phases there are elements such as Like a stage play that front are all things that appear in front of the stage and back stage is a producer with a creative team that arranged for the shooting process going well and interesting . Keywords : process , dramaturgy , television programs , Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Dengan perkembangan itulah membuat manusia mudah untuk mendapatkan informasi melalui media. Salah satunya media massa televisi, karena televisi merupakan yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat guna memperoleh informasi secara aktual dan faktual. Karenanya, setiap stasiun televisi saling bersaing dalam menyajikan tayangan yang mampu menarik perhatian penontonnya. Dalam produksi program Debat Kandidat ini, produser telah mengatur segala sesuatunya pada fase pra produksi. Ini dilakukan bertujuan untuk menambah kesan dramatis sehingga tontonan ini memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Terkait dengan hal ini, menarik untuk meneliti proses dramaturgi dalam produksi program Debat Kandidat Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Putaran kedua di Jak tv. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program acara tersebut dibuat melalui fase yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada fase-fase tersebut terdapat unsur seperti laiknya drama yakni panggung depan (front stage) yaitu semua hal yang ditampilkan didepan panggung dan panggung belakang (back stage) yaitu produser bersama tim kreatif yang mengatur agar proses syuting berjalan dengan baik dan menarik. . Kata kunci : proses, dramaturgi, program televisi, I. PENDAHULUAN Dewasa ini stasiun televisi banyak dijadikan sebagai media dalam mengkampanyekan para calon pemimpin. Dalam hal ini banyak calon yang mengambil kesempatan ini sebagai ajang mempromosikan diri guna mudah dilihat oleh masyarakat. Salah satunya pada pemilihan kepala daerah (pilkada) dalam hal ini gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Pemilihan gubernur Jakarta menjadi menjadi perhatian banyak pihak, salah satunya media televisi yang berlomba untuk dapat menyiarkan acara debat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Terkait dengan media yang menyiarkan acara debat tersebut, Jak tv menjadi salah satu media yang dipilih oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah(KPUD) guna mensukseskan pemilihan. Dengan melihat fenomena yang begitu dinanti-nantikan oleh para khalayak luas, maka Jak tv berusaha membuat program acara debat ini semenarik mungkin. Program acara Debat Kandidat sebenarnya merupakan program acara yang tidak rutin ditayangkan oleh Jak tv, karena debat merupakan acara yang menayangkan perdebatan antar calon pemimpin Jakarta 67 guna memberikan kesempatan kepada masing-masing kandidat atau calon gubernur dan wakil gubernur untuk menyatakan visi dan misi nya sekaligus mempertahan kan visi misi tadi di depan panelis serta calon lainnya. Langkah awal dalam pembuatan sebuah program acara televisi biasanya dilakukan sebuah perencanaan. Disini unsur seperti halnya ide, pengisi acara siaran atau narasumber, peralatan penunjang acara, kelompok kerja produksi dan juga pemirsa saling berhubungan satu dengan lainnya dan tidak dapat dipisahkan. Pada tahap perencanaan ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan susunan acara (rundown acara), tata panggung debat. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana lokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat hati-hati dan teliti. Program Debat Kandidat disiarkan dan diproduksi oleh Jak tv bersama dengan KPUD. Program acara debat ini dibuat dalam tata panggung dan penonton yang hadir di lokasi telah diatur oleh seorang program director (PD). Para kandidat gubernur dan wakil gubernur yang akan tampil tentu telah mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari komunikasi verbal, komunikasi non verbal sampai busana yang akan dikenakan saat proses debat berlangsung. Guna mendapat sambutan posisitf serta apresiasi oleh penontonnya, baik disengaja ataupun tidak para kandidat menggunakann konsep dramaturgi. Mereka berperan untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan kostum, penggunakan kata saat dialog dan tindakan non verbal lain. Ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Mereka sebagaimana aktor dalam sebuah pertunjukan drama. Dalam konsep dramaturgi manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Dalam konsep itu dijelaskan pula bahwa identitas manusia adalah labil yang merupakan bagian dari kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Begitu juga dalam program Debat Kandidat putaran kedua di Jak tv. Program ini sarat akan pe-nerapan konsep dari dramaturgi, baik itu pengemasan programnya apalagi para kandidat yang tampil. Jak tv berupaya untuk membuat tayangan ini menarik. Disinilah dramaturgi berperan, 68 bagaimana kita me-nguasai interaksi tersebut dan memainkan berbagai peran juga mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran-perannya (Mulyana, 2003 : 110). Dalam kaitannya dengan program acara debat ini, tentunya ada sebuah proses perencanaan saat kandidat calon gubernur serta calon wakil gubernur ini berlakon sebagai aktor-aktornya program tersebut. Semuanya telah diatur oleh pembuat program tersebut yaitu produser. Produser berperan besar dalam pembuatan produksi sebuah program televisi dari pra hingga pasca produksi. Berdasarkan pemaparan diatas menarik untuk mengetahui bagamiana proses dramaturgi itu berlangsung dalam sebuah program acara. Dalam hal ini program acara yang kami teliti adalah program Debat Kandidat calon gubernur dan Wakil gubernur DKI Jakarta putaran kedua” yang tayang di Jak tv khususnya pada edisi 14 September 2012 lalu. Saat itu pembawa acaranya Abdul Rasyid dan Rahma Sarita . II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Proses Produksi Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan tekhnik bagaimana sesungguhnya sumbersumber yang terdiri dari tenaga kerja, mesin, bahan dan dana yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri: 1995). Proses Menurut Ahyari produksi adalah (2002) ialah proses suatu cara, metode ataupun tehnik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melalui kedua definisi diatas, dipahami bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada, seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Dalam konteks ini yang berkaitan dengan proses produksi sebuah program televisi terdapat tiga tahapan, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi merupakan tahap awal dari pembuatan sebuah program produksi. Pada tahapan ini aktivitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi atau sebagai masukan pada pola dasar yang memuat judul, kriteria serta format program. Tujuannya yakni untuk mendapatkan sebuah desain program yang tentu saja yang menarik serta memenuhi kebutuhan khalayak atau penonton. 2.2. Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Selanjutnya media massa bisa dipahami sebagai alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa diban-ding dengan jenis komunikasi lainnya ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Berdasarkan penjelasan tentang media massa diatas, maka penulis memahami bahwa media massa merupakan alat tercepat dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Pesan-pesan yang disampaikan mampu menjangkau tempat terpencil sekalipun karena begitu besarnya media massa berpengaruh dalam kehidupan manusia. Media massa sangat berpengaruh mengubah perilaku khalayaknya. Media massa juga memiliki fungsi, menurut Harold D. Laswell ada tiga fungsi dari media massa yang tidak berdiri sendiri melainkan saling menunjang, diantaranya : the surveilance of the environment, ini berarti bahwa media massa bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu akan memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau khalayak. Fungsi selanjutnya the correlation of the parts of society in responding to the environment, berarti bahwa media massa itu lebih menekan kepada pemilihan, penilaian, penafsiran tentang apa yang patut di sampaikan kepada khalayak. Fungsi ketiga yakni the transmission of the social hertage from generation to the generation. Hal ini menunjukkan bahwa media massa berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan budaya dari generasi ke generasi, atau dengan kata lain media massa berfungsi pula sebagai media pendidikan. bahkan ada yang berpendapat bahwa gambar yang ditayangkan di televisi haruslah merupakan perpaduan antar gerak, seni dan teknik. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaran-siaran yang menawarkan gambar dan suara sekaligus. Dari siaran televisi ini penonton dapat mendengarkan dan melihat gambar-gambar yang disajikan, yang memadukan antara unsur-unsur film sekaligus. Televisi memang bisa dikatakan “kotak ajaib” dunia. Ia membawa pesan- pesan dengan sangat menarik ada gambar, suara, warna dan kecepatan yang menjadi favorit sejak awal penemuannya. Tentunya ada faktor yang menarik dari televisi sehingga pemirsa mempunyai minat yang sangat tinggi untuk menontonnya, yaitu memiliki karakter audio visual secara bersamaan dan mampu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar serta penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. Pada sisi lain, medium televisi memiliki konsekuensi dalam pengoperasian peralatan yang digunakannya untuk menyampaikan pesannya, yakni lebih banyak dan lebih rumit serta harus dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih. (Elvinaro dkk, 2007: 137-140). Lebih jauh lagi Elvinaro (2007) menyatakan bahwa dalam penayangan acara televisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa, baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang yang sudah lanjut usia sekalipun. b. Waktu penayangan harus sesuai dengan kelaziman pemirsa. c. Durasi, disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu terlalu singkat atau terlalu lama. d. Metode penyajiannya, mengemas pesan sedemikian rupa yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengundang unsur hiburan. Penayangan televisi harus berimbang di mana media televisi mencirikan proses interaksi bagi pemirsa dalam meningkatkan pengetahuannya terhadap informasi yang berkembang. Selain itu, tingkat kepentingan dan kebutuhan pemirsa menjadi terpenuhi. 2.3. Televisi Sebagai salah satu media massa televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu tele yang berarti jauh dan vision yang berarti melihat, jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio televisi (Ilham Z, 255) Sementara itu, J.B. Wahyudi (1982) men- 2.4. Program Televisi definisikan televisi sebagai medium audioSecara teknis penyiaran televisi, provisual yang hidup, dengan demikian lebih mengutamakan gerak atau moving / acting, gram televisi (programming television) diartikan 69 sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemrograman (Soenarto, 2007:1). Secara garis besar, berbagai jenis program dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan. Jika dilihat dari sifatnya, maka dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu program faktual (meliputi program berita, talkshow, dokumenter dan reality show) dan program fiksi (meliputi program komedi dan drama). (Morissan, 2008:207) 2.5. Talk Show Salah satu format yang sering digunakan televisi dalam menampilkan wacana “serius” adalah talk show. Jenis program ini merupakan wacana penyiaran yang bisa dilihat sebagai produk media. Sebagai produk media, talk show dapat menjadi ‘teks’ budaya yang berinteraksi dengan pemirsanya dalam produksi dan pertukaran makna. Dalam hal ini talk show akan memperhatikan masalah efisiensi dan akurasi, pada aspek kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan evaluasi penontonnya. Pengertian talk show menurut Farlex (2005) adalah sebuah acara televisi atau radio, yang terdapat orang terkemuka, seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar. Program ini mempunyai ciri penggunaan percakapan sederhana (casual conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi heterogenitas khalayak). Tema yang diangkat haruslah benar-benar penting (atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (trend) yang sedang berkembang dan hangat di masyarakat. Sedang menurut R. Faldi, Talk show berisikan para narasumber yang hadir bersamaan, seperti di studio, kafe, ballroom hotel dan tempat representatif, lantas disiarkan secara live. (2001; 21) Jak Tv menyelenggarakan program talk show yang bertemakan “Debat Kandidat Cagub-Cawagub Putaran Kedua”. Program yang menyajikan konsep acara debat dan juga saling melontarkan visi-misi dari program masing-masing kandidat jika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur nanti. Sesuai dengan berita yang sedang berkembang tentang pemilihan cagub-cawagub. Jak tv mengambil kesempatan dalam pemilihan gubernur ini dan dijadikan sebagai sebuah program debat yang dikonsepkan 70 sedemikian rupa agar tayangannya berhasil memikat pemirsa serta mampu memberikan tayangan yang membantu masyarakat dalam memilih gubernur yang akan memimpin Jakarta nantinya. 2.6. Dramaturgi Tujuan dramatisme adalah memberikan penjelasan logis untuk memahami motif tindakan manusia, atau kenapa manusia melakukan apa yang mereka lakukan (Fox, 2002). Berdasarkan pandangan Burke bahwa pemahaman yang layak atas perilaku manusia harus bersandar pada tindakan, dramaturgi menekankan dimensi ekspresif / impresif aktivitas manusia, yakni bahwa makna kegiatan manusia terdapat dalam cara mereka mengekspresikan diri dalam interaksi dengan orang lain yang juga ekspresif. Oleh karena manusia bersifat ekspresif inilah perilaku manusia bersifat dramatik. Teori dramaturgi ini menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut menjadi bagian kejiwaan psikologi yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis berperan, bagaimana manusia menguasai interaksi tersebut. Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya sendiri”. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgis, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan latar lokasi, kostum, penggunakan kata (dialog) dan tindakan non verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Dalam kaitannya dengan program acara debat yang penulis teliti ini, aktor yang berperan adalah para kandidat cagub dan cawagub. Moderator dalam program ini adalah pembawa acaranya yang juga telah dipersiapkan dengan daftar petanyaan yang dibuat oleh seorang produser. Goffman dalam Mulyana ( 2006:113) menyebut aktivitas untuk mempengaruhi orang lain ini sebagai “pertunjukan” (performance). Sebagian pertunjukan itu mungkin diperhitungkan untuk memperoleh respons tertentu, sebagian lainnya kurang diperhitungkan dan lebih mudah dilakukan karena pertunjukan itu tampak alami, namun pada dasarnya tetap ingin meyakinkan kepada penonton. Kehidupan sosial itu dapat dibagi menjadi “wilayah depan” (front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya. Sebaiknya, wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkanya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Terkait dengan penelitian yang dibahas dalam karya ini yaitu panggung dalam debat tersebut, seorang produser beserta tim telah mempersiapkan sebelumnya. Produser membuat floor plan jalannya acara guna menjadikan program tersebut nampak menarik dimata pemirsa baik yang berada di studio maupun di rumah. 2.7. Debat Arti debat menurut Dipodjojo (1982: 59) adalah proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat. Setiap pihak yang berdebat akan menyatakan argumen, memberikan alasan dengan cara tertentu agar pihak lawan berdebat atau pihak lain yang mendengarkan perdebatan itu menjadi yakin dan berpihak padanya. Debat berasal dari bahasa inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang berasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti-bukti yang mendukung kasus dari masing-masing pihak yang berdebat. Debat di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua aliran, yang pertama adalah aliran konvensional atau aliran yang jarang dipakai, dan yang kedua adalah aliran yang mengikuti standar internasional atau aliran yang sekarang sedang digalakkan pemakaiannya di Indonesia. Berdasarkan penjelasan mengenai debat diatas, penulis memahami bahwa debat merupakan proses komunikasi dengan bahasa guna mempertahankan pendapat dalam bentuk argumen yang logis disertai bukti-bukti agar pihak lain mendengarkan dan berpihak padanya. penelitan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainlain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sementara tujuan dari riset kualitatif yaitu untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. (Kriyantono, 2006:56) Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu hanya untuk mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses dramaturgi yang terjadi dalam produksi program Debat Kandidat putaran kedua calon gubernur dan wakil gubernur di Jak tv. Pada penelitian ini hanya menggambaran mengenai proses terjadinya dramaturgi dalam produksi programnya saja. Pembahasan hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk deskripsi yang didukung dengan teori yang bersumber dari buku, kemudian dianalisis untuk mengetahui proses dramaturgi yang terjadi dalam program debat yang diselenggarakan di Jak tv. Selanjutnya, ditarik beberapa kesimpulan sebagai hasil dari penelitian. IV. PEMBAHASAN Debat Kandidat Cagub-Cawagub putaran kedua adalah sebuah tayangan tematik, tidak selalu ada setiap saat secara reguler. Program hanya diadakan pada saat pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Jadi sifat dari program ini adalah temporer. Program ini diselenggarakan atas dasar kerjasama antara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi. Kedua lembaga tersebut melakukan tender dalam meyukseskan pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dalam proyek ini ternyata dimenangkan oleh sebuah perusahaan agensi AHA Communica. Dalam tender disepakati bahwa yang berhak memilih stasiun televisi sebagai pihak resmi yang boleh siarkan ptogram Debat Kandidat adalah pemenang tender, yaitu pihak AHA Communica. Namun pada saat penyelenggaraannya pihak KPUD menyatakan bahwa jika terjadi dua putaran pemilihan gubernur DKI Jakarta ini, pada putaran pertama dilaksanakan hanya di satu stasiun tv swasta nasional, sedangkan di putaran kedIII. METODE PENELITIAN ua akan dilaksanakan program acara debat di stasiun Dalam penelitian ini pendekatan yang digu- tv lokal Jakarta dan juga stasiun tv swasta nasional. Jak tv menjadi salah satu stasiun tv yang nakan adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2005:6) yakni, aktif berkomunikasi dengan KPUD dan dalam 71 mensosialisasikan program kampanye pemilihan gubernur ini KPUD mempercayakan kepada Jak tv sebagai televisi yang menyiarkan secara resmi program debat kandidat. Sehingga pada saat pelaksanaan debat kandidat putaran kedua Jak tv memiliki kesempatan menjadi penyelenggara acara debat cagub-cawagub DKI Jakarta bekerjasama dengan agensi yang memenangkan proyek. Program debat ini diselenggarakan atas kerjasama KPUD, agency AHA Communica dan juga Jak tv sebagai media siarannya. Program Debat Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI diselenggarakan pada 14 September 2012. Proses pembuatan program ini melalui serangkaian diskusi dan juga rapat antara KPUD, pihak agensi dan juga Jak tv. Setiap detail pembuatan produksinya harus melalui persetujuan dari KPUD, karena yang memilki kendali atas penyelenggaraan ini merupakan bagian dari tugas KPUD DKI Jakarta. Setelah semua rencana dan juga kesepakatan, akhirnya terlaksana sebuah program acara ini. Program bertujuan agar masyarakat bisa melihat dan menilai langsung bagaimana kandidat cagub-cawagub yang dipilihnya memaparkan visi-misinya. Acara debat ini diharapkan dapat memudahkan warga dalam memilih calon gubernur dan wakil gubernur yang kelak akan memimpin Jakarta. Menurut penjelasan Irfan yang menjabat sebagai produser Program Debat bahwa, sejak setahun yang lalu, sebelum pemilukada digelar sudah terjadi komunikasi yang intens antara pihak Jak tv dengan KPUD. Sebagai stasiun televisi lokal Jakarta yang saat itu sedang mengembangkan program berita, sejak bulan November 2011 lalu, Jak tv sudah menyelenggarakan program-program yang terkait dengan isu-isu pemilukada DKI. Sebelumnya staiun TV ini memiliki program Menuju Jakarta Satu, pada saat itulah Jak tv secara reguler sampai dua minggu sebelum pemungutan suara kita intens menggelar program Menuju Jakarta Satu. Se-telah itu barulah mengarap program Debat Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur putaran kedua. Pada tahapan produksi program acara debat kandidat cagub-cawagub ini dipersiapkan waktu yang cukup lama. Didahului oleh sebuah rapat agensi dengan pihak Jak tv dan juga KPUD selaku penyelenggara. Semua keputusan hasil rapat dan konsep acara debatnya harus melalui persetujuan KPUD. Bukan hanya Jak tv yang memegang kendali, karena Jak tv hanya bertugas sebagai penanggung jawab penyelenggara acara. Dalam produksi tersebut, pembagian tanggung jawabnya 50 : 50, yaitu semua peralatan secara teknis dari pihak Agensy yang menyediakan sampai pada tim teknis mereka yang atur. 72 Sedangkan pihak Jak tv sebagai team yang bertanggunga jawab dalam isi acara debat, yaitu rundown, tayangan rekaman, grafis serta animasi. Pada tahapan produksi ini gambar diambil sesuai dengan rundown yang dibuat oleh Jak tv dan disetujui pihak KPUD, karena dalam hal ini KPUD yang memegang wewenang penuh untuk menyetujui atau tidak disetujuinya susunan acara juga konsepnya. Dalam tiap segmennya sudah ditentukan durasinya. Pada saat sebelum pelaksanaan, semua tim produksi mengadakan briefing. Ini dilakukan guna memastikan segala sesuatunya sudah sesuai dengan apa yang dirapatkan sebelumnya. Rundown disiapkan persegmen dan dipegang oleh floor director (FD). Program Director yang yang bertugas dalam acara debat ini adalah seorang yang sudah profesional dibidangnya khususnya dalam program-program debat. Pada tahap ini produser bertanggung jawab penuh selama proses syuting berlangsung dan mengawasi dari dalam ruang kontrol. Sedangkan, untuk mengurusi proses acara di lokasi seorang FD mengawasi jalannya proses produksi. Jika terjadi kelebihan durasi, FD yang mengingatkan kepada pembawa acara. FD bertanggung jawab penuh di lokasi, seperti yang dikatakan oleh Abner sebagai FD bertugas memberitahukan kepada pembawa acra dan semua tim agar kembali kepada susunan rundown yang disusun sebelumnya. Pada saat proses produksi rundown menjadi acuan. Jika dikaitkan dengan rumusan masalah, maka proses dramaturgi sudah berlangsung pada pengaturan yang dilakukan oleh produser serta semua hal yang dipersiapkan dari ide awal hingga proses produksi. Ia juga menggunakan konsep dramaturgi saat dalam mendesain tata panggung, pencahayaan, posisi kamera dan penempatan kandidat Cagub-Cawagub serta para panelis. Jumlah pendukung masing-masing calon yang menjadi penonton dan hadir di ruangan menjadi salah satu unsur drama yang dibuat oleh produser. Sebab tingkah polah penonton akan meraimaikan tampilan debat tersebut. Front stage atau panggung depan dalam program acara debat terdiri dari pembawa acara, sofa dan podium untuk para masing-masing calon gubernur dan calon wakil gubernur serta para panelis. Dalam panggung depan ini pelakon yaitu para kandidat, pembawa acara dan panelis melakukan perannya. Agar acara debat berlangsung menarik dibuatlah pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh panelis kepada para kandidat. Pembawa acara berperan sebagai moderator, yang akan membatasi waktu dan juga mengatur siapa saja yang berhak berbicara atau menyampaikan argumennya. Sedangkan back stage atau panggung belakang dalam program ini merupakan suatu yang perilaku dan tindakan yang tidak diperlihatkan oleh semua pihak yang nampak di kamera dan cenderung sikap asli mereka baik itu pembawa acara, para kandidat, panelis bahkan penonton yang hadir di ruangan tersebut. Namun dalam penelitian ini ruang lingkupnya dibatasi hanya pada para kandidat saja. Nampak jelas, bagaimana dramaturgi yang terdapat dalam program ini. Para kandidat memiliki ciri khas masing-masing. Pasangan pertama yaitu Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dengan pakaian yang khas mengenakan Baju muslim pria, sedangkan pasangan lainnya yaitu Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama memakai kemeja kotak-kotak yang khas yang mereka kenakan disetiap kampanye. Dalam pakaian yang mereka kenakan sudah ada unsur dramaturgisnya. Karena untuk mengambil perhatian masyarakat, mereka mengenakan pakaian yang berupaya menciptakan citra positif. Pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi ingin dilihat sebagai sosok Betawi dengan pakaian yang mereka gunakan. Mereka berusaha untuk menjadi orang Betawi dan akan membangun Jakarta dengan memperhatikan kearifan lokal Betawi. Sedangkan pakaian yang dikenakan pasangan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama dengan pakaian bermotif kotak-kotaknya ingin terlihat sebagai sosok pekerja keras yang ingin membangun Jakarta. Pakaian tersebut merupakan salah satu panggung depan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tiap lontaran kata yang disampaikan mereka pun merupakan drama juga, karena mereka telah menyiapkan melalui visi dan misi yang telah dikonsep sebelumnya. Begitu juga dengan sikap dan bahasa non verbal yang terjadi dalam program tersebut. Goffman mengemukakan bahwa kehidupan sosial ini ibarat teater, interaksi antar manusia yang menampilkan peran-peran dan dimainkan oleh aktor. Pada konteks ini aktor dalam pertunjukkannya adalah para kandidat calon gubernur dan wakil gubernur. Drama mereka meliputi penggunakan kostum tertentu, arah berjalan, bahasa verbal yang diungkapkannya, menjaga nada suara, melakukan gestur tubuh dan juga mengekspresikan wajah yang sesuai dengan situasi. Hal-hal itu juga tidak lepas dari arahan produser. Diatas panggung atau didepan penonton mereka berdebat soal kebijakan masing-masing dalam menyelesaikan masalah Jakarta, bahkan nampak cukup sengit didepan para pemirsa. Namun, di belakang panggung mereka bersalaman saling menegur sapa seperti biasa tanpa ada dendam. Karena memang di depan panggung itu hanya sebagai peran. V. PENUTUP Program acara Debat Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang di tayangkan di Jak tv tidak terlepas dari unsur drama. Terdapat pengelolaan kesan dan pesan sedemikian rupa agar penonton bersimpati dan memilih kandidat yang tampil untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI. Pakaian yang dikenakan oleh kandidat, gaya bicara, isi pembicaraan, semua gerak tubuh non verbal para kandidat merupakan panggung depan yang nampak di televisi dan bisa dilihat oleh penonton. Sementara panggung belakang mereka bisa jadi sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan di panggung depan. Saat program berlangsung terdapat debat yang cukup sengit antara pasangan Fauzi Bowo- Nachrowi dengan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama. Tapi di balik layar mereka saling menegur seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media. Ahyari, Agus. 2002. Manajamen Produksi. Yogyakarta. BPFE. Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. ----------, 2003. Teori dan Praktek Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. ----------, 2006. Teori dan Praktek Ilmu Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka Fisher, Aubrey. 1978. Teori-Teori Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Hamidi, 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang, UMM Press. Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. ----------, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset komunikasi. Jakarta, Kencana Narbuko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. 73 Jakarta, Bumi Aksara. Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. Rajawali Pers. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yoyakarta. Lkis Wibowo, Fred. 2009. Tehnik Produksi Program Televisi. Yogyakarta. Pinus Book Publisher. 74