penerapan model problem based learning pada mata pelajaran

advertisement
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA
DI SDN KRAMATJATI 18 PAGI KELAS VI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
HURUL AIN
208011000034
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Hurul Ain (NIM: 208011000034). Penerapan Model Problem Based Learning
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas
Belajar Siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2014.
Kata kunci : Pembelajaran Aktif Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dan Hasil Belajar siswa.
Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa dalam pembelajaran
PAI selama ini guru masih gemar menggunakan metode ceramah, hal ini
berdampak pada keengganan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
sehingga menimbulkan lemahnya keaktifan dan hasil belajar siswa. Di dalam
pembelajaran guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik
sehingga proses belajar siswa kurang kondusif. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara
guru dan peneliti, yang terdiri dari dua siklus, dan yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa kelas VI SDN Kramatjati 18 Pagi yang berjumlah 21 siswa. Data
tersebut diambil melalui teknik pengumpulan data berupa data hasil obeservasi
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran aktif model Problem
Based Learning atau biasa dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah, guna
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. Dengan model Problem Based Learning siswa
dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan model ini sebagai salah satu
alternative yang menjadikan pembelajaran lebih aktif, efektif, kreatif, dan
menyenangkan yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran aktif model Problem
Based Learning mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini terbukti dari
nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklusnya, yaitu pada siklus I sebesar 55,2%
dan siklus II sebesar 82%. Hasil belajar siswa mengalami persentase peningkatan
keaktifan siswa. Pada siklus I skor rata-rata sebesar 46,9 dan pada siklus II skor
rata-rata meningkat menjadi 71,05 Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model pembelajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI di SDN Kramatjati 18
Pagi.
i
KATA PENGANTAR
Dengan membaca Bismillahirrahmanirrohim, penulis menyusun skripsi yang
berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa di SDN
Kramatjati 18 Pagi Kelas VI”
Penyusunan skripsi ini diajukan dalam rangka memperoleh gelar sarjana
S-1 Pendidikan Islam di UIN Jakarta.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan
rahmat
taufiq
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Teriring ucapan do’a penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada yang terhormat:
1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.
Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang telah
mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga dengan ikhlas untuk memberikan
motivasi serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5.
Kedua orang tua, mertua serta suami tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materil selama menuntut ilmu dari awal hingga
akhir. Terimakasih atas semua pengorbanan, cinta, kasih sayang dan doa’nya.
ii
6.
Adik-Adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a
7.
Semua Pihak yang telah banyak memberikan dukungan yang tidak dapat
disebut satu persatu. Semoga Allah swt membalas kebaikan kalian dengan
sebaik-baik balasan. Amin
Mudah-mudahan bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan
pahala dan keridhoan Allah swt, serta tercatat sebagai amal yang sholeh hanya
do’a yang bias peulis panjatkan kepada Allah swt.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi penulis. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
semata karena kekurangan yang penulis miliki saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 18 Desember 2014
Penulis
Hurul Ain
iii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................ 7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Hakikat Pembelajaran Based Learning .................................. 8
B. Aktivitas Belajar....................................................................... 12
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................................... 16
D. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
Model Pembelajaran Based Learning pada sub Tarikh ......... 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ................................ 23
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................. 26
E. Tahap Intervensi Tindakan ....................................................... 27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ............................. 30
G. Sumber Data ............................................................................. 30
iv
H. Instrumen-Instrumen Penelitian ............................................... 30
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan ........................................ 32
K. Analisi Data dan Interprestasi Hasil Analisis .......................... 33
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan ........................................ 35
B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................. 52
C. Analisis Data ............................................................................ 53
D. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................ 57
E. Pembahasan Tema Penelitian................................................... 57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 59
B. Saran-Saran .............................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan proses yang
terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru
dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pendidikan
yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif
serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, dalam pendidikan
antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar
dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya, sehingga pendidikan itu harus berorientasi pada siswa (student active
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bidang DIKBUD KBRI Tokyo. h.1
1
Sistem
2
learning) dan peserta didik harus dipandang sebagai seorang yang sedang
berkembang dan memiliki potensi.
Sedangkan tugas pendidik adalah mengembangkan potensi yang dimiliki
anak. Dalam pelaksanaan undang-undang ini dijabarkan ke dalam sejumlah
peraturan antara lain Peratutran Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.2 Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan yaitu
standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Berdasarkan peraturan pemerintah di atas maka standar proses pendidikan
berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu
di manapun lembaga pendidikan itu berada termasuk SDN Kramatjati 18 Pagi.
Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran,
yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan
standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi
kelulusan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang meliputi berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungannya,
beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, Relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan
berkesinambungan, belajar sepanjang hayat dan seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah. Melalui standar proses pendidikan setiap guru
dapat mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang
ditentukan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1 point (a) guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Pendidikan Nasional Tahun 2003 . . . . . . h. 3.
Sistem
3
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.3
Artinya, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan anak
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Guru merupakan pendorong belajar
siswa yang mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat para murid
untuk belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik maka
siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan mengembangkan ilmu
pengetahuannya.4
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut untuk menguasai
berbagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam. Dalam
menentukan model yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu diketahui
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran antara lain:
1. Kondisi karakteristik peserta didik yang dihadapi. Dalam penelitian ini
peneliti meneliti siswa kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi, karena
karakteristik peserta didik kelas VI merupakan siswa yang sudah mampu
berfikir secara kritis dibanding dengan adik kelasnya. Dengan tujuan
mewujudkan peserta didik yang aktif kreatif dan kritis pada pelajaran PAI.
Karena masih banyak masalah-masalah dalam proses pembelajaran, antara
lain peserta didik kurang mampu untuk memberikan contoh kasus, siswa
kurang bergairah dalam pelajaran, malu bertanya dan mengungkapkan
pendapat serta bersifat individu satu sama lain dan kurangnya minat siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Apabila diadakan diskusi,
siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa
cenderung terpaku pada satu bahasan yang ada di kelompoknya sendiri
dan kelompok lain tidak memahami apa yang disampaikan serta ramai
sendiri.
3
Undang-Undang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2003. http//:www.depdiknas.go.id.
4
Muhammad Abdullah ad- Duweisy. Menjadi Guru Yang Sukses dan Berpengaruh,
terj.,Izzudin Karimi (Surabaya: Pustaka Elba) h.20
4
2. Realitas daya dukung yang ada di sekolah atau madrasah, khususnya di
SDN Kramatjati 18 Pagi dalam mendukung proses pembelajaran sudah
memiliki beberapa macam fasilitas yang dapat digunakan dalam
menunjang proses pembelajaran misalnya sekolah yang sudah dilengkapi
dengan akses internet, ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk belajar
dan berbagai media gambar dan peragaan untuk menunjang pembelajaran
PAI.
3. Kondisi lingkungan SDN Kramatjati 18 Pagi tempatnya srtategis dan
nyaman untuk belajar karena jauh dari pusat keramaian. Berdasarkan
faktor karakteristik siswa, daya dukung SDN Kramatjati 18 Pagi dan
kondisi lingkungannya maka pembelajaran yang sesuai dengan faktorfaktor tersebut yaitu pembelajaran berbasis masalah karena Strategi
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan suatu
strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah/kasus riil dalam
kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar Isi
2006 siswa dituntut agar dapat kreatif dan mampu mengembangakan kemampuan
berfikir kritis dalam menghadapi pelajaran juga dalam menghadapi masalahmasalah yang sedang terjadi saat ini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
dalam pembelajaran karena siswa didorong untuk mencari dan menemukan
pengetahuan baru yang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran (student
oriented) dan guru sebagai fasilitator. Anjuran untuk berpikir juga terdapat dalam
Al Qur an surat Ar Ra’d ayat 4 :
5
 
            
    
            
) ٤ : ‫ ) سورة الرعد‬   
Artinya :
Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebunkebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan
yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan
sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir.5
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah model
pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Serta berdasarkan wawancara
dengan guru PAI kelas VI, penelitian terhadap model pembelajaran berbasis
masalah sebelumnya belum pernah dilakukan di SDN Kramatjati 18 Pagi.
Berdasarkan karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah, lingkungan
sekolah serta dengan adanya penelitian terdahulu dan wawancara dengan guru
PAI kelas VI, maka model pembelajaran berbasis masalah atau yang disebut
(Problem Based Learning) dapat diterapkan di SDN Kramatjati 18 Pagi. Dengan
penerapan model ini diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis dalam
memecahkam berbagai permasalahan yang terkait dengan mata pelajaran PAI
yang membutuhkan pemikiran kritis dalam menganalisis permasalahan yang
sedang terjadi saat ini serta membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri. Oleh
karena itu penulis mengambil judul :
“Penerapan Model Problem
Based Learning pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa di
SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI”.
5
Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, ( Semarang, PT Tanjung Mas Inti,
2005) h. 368.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian
dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya :
1. Kurangnya kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran khusus
dalam bidang study Pendidikan Agama Islam sub Tarikh dan Akhlak
tentang Kisah Kaum Muhajirin dan Anshar serta perilaku apa saja yang
dapat diambil dari kisah tersebut.
2. Guru kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar disebabkan
model yang digunakan masih menggunakan model konvensional.
3. Untuk efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam sub ini
memerlukan model yang tepat.
4. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam.
5. Guru kurang menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
6. Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan
model problem based learning jarang dipraktekkan oleh guru.
C. Pemtasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pembahasan, maka pembahasan
dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran
PAI kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. Oleh karena dalam mata pelajaran PAI
kelas VI mencakup banyak Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
harus dikuasai oleh siswa, maka dalam penelitian ini hanya akan dikaji Standar
Kompetensi 8 dan 9.
Menceritakan peruangan kaum Muhajirin 8.1.menceritakan perjuangan
kaum Anshar 8.2. meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin
dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan peserta didik 9.1. Meneladani perilaku
tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta
didik 9.2.
7
Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam
aktivitas pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning) yaitu siswa SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI pada mata
pelajaran PAI.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana aktifitas siswa selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masala pada pelajaran PAI?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) terhadap meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata
pelajaran PAI kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan peneliti lakukan di SDN Kramatjati 18 diharapkan dapat
bermanfaat untuk :
a. Manfaat Teoritis : untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan dan
wawasan khususnya mengenai pentingnya tentang penerapan model
problem based learning dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Manfaat Praktis : dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
berkepentingan khususnya guru dalam menggunakan model problem
based learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Hakikat Problem Based Learning (PBL)
1.
Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model yang dapat
menjadikan siswa aktif, mandiri, menyenangkan dan mampu membentuk kerja
sama yang baik antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
dalam menemukan dan memahami konsep tersebut.
Menurut I wayan Dasna „„PBL merupakan pelaksanaan pembelajaran
berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian di analisis lebih lanjut guna
untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa”.1
Menurut Wiantinaisyah “Problem Based Learning adalah metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru-baru”.2
Model
pembelajaran
berbasis
masalah
adalah
“suatu
pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah faktual sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar berpikir kritis dan terampil dalam pemecahan masalah,
1
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based
learning). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. h.98.
2
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran Melalui Metode PBL dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/
item/7/. diakses tanggal 10 Maret 2013
8
9
sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep yang esensial dari
materi pembelajaran”.3
Menurut Ibrahim dan Nur (2002) “pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan salah satu bentuk pengajaran yang memberikan penekanan
untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.
Melalui bimbingan yang diberikan secara berulang akan mendorong
mereka mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah
konkrit oleh mereka sendiri serta menyelesaikan tugas – tugas tersebut
secara mandiri”.4
Menurut Muhibbin Syah “Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah
belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,
rasional, lugas, dan teratur, dan teliti”.5
Menurut Nurhayati Abbas “PBL merupakan suatu pendekatan pengajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran”.6
Menurut Stepien, dkk, yang dikutip I wayan bahwa “PBL adalah suatu
model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui
tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah”.7
Dalam model Problem Based Learning (PBL), fokus pembelajaran ada pada
masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga metode
ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu siswa tidak saja harus
3
Standar
Penilaian dan
Buku
Pelajaran
Sosial
SD,
SMP,
dari
www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/doc. diakses pada tanggal 10 Maret 2013
4
Latifah, Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 6 SD Negeri
Loktabat I Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah, wordpress, dari http
://latifah04.wordpress.com, diakses pada tanggal 11 Maret 2013
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya. h. 123
6
Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU, dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Jakarta, November 2004 Tahun ke-10, No.051, h. 834
7
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal
10 Maret 2013
10
memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian
tetapi juga memperoleh pengalaman belajar
keterampilan menggunakan
yang berhubungan dengan
metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kritis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan salah
satu model yang dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual (belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi pembelajar yang otonom atau
mandiri) serta bertanggung jawab. Model pengajaran ini sangat efektif untuk
mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di
sekelilingnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah adalah
pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
2.
Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning(PBL)
Nurhayati mengemukakan “pelaksanaan model pembelajaran PBL
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan atau masalah
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
c. Penyelidikan auntentik
d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
e. Kerja sama”.8
8
Achmad Saifudin, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Jakarta; UIN Syarif
Hidayatullah. h.14.
11
Selain itu menurut I wayan Dasna dan Sutrisno, Problem Based learning
(PBL) memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Belajar dimulai dengan suatu masalah
Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan
dunia nyata siswa.
Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah,
Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar
mereka sendiri
Menggunakan Kelompok kecil.
Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka
pelajari dalam bentuk suatu kinerja.9
Berdasarkan uraian tersebut terdapat tampak jelas bahwa pembelajaran
dengan model PBL dimulai adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau
guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya untuk memecahkan
masalah tersebut sehingga siswa terdorong berperan aktif dalam belajar.
3.
Beberapa Tahapan PBL
Menurut Nurhayati, pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah
meliputi lima tahapan, yaitu:
a. Orientasi siswa terhadap masalah auntentik. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah.
b. Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap
ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada
tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi
9
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal
20 Agustus 2013
12
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang
mereka gunakan.10
Menurut Iwayan Sadia, langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
merancang program pembelajaran PBL sehingga proses pembelajaran benar-benar
menjadi berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
4.
Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep
sains yang esensial dan strategis.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya
melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali datadata yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Berikan kesempatan siswa untuk mengelola data yang mereka
miliki yang merupakan proses latihan metakognisi.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusisolusi yang mereka kemukaan. Penyajiannya dapat dilakukan
dalam bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian
poster.11
Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey
adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa
merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek
pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya”.12
B. Aktivitas Belajar
1. Hakikat Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Sebelum membahas tentang aktivitas belajar, akan diuraikan terlebih
dahulu maksud dari belajar itu sendiri. Menurut Sadirman belajar memiliki
maksud antara lain untuk :
10
Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah....., h. 833
Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam
Pembelajaran Fisika”. dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1
Th.XXXX Januari 2007. Diakses pada tanggal 14 Maret 2011. h. 6-7
12
Anwar
Holil,
Model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
dari
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran -berdasarkan-masalah.html. diakses
pada tanggal 10 Maret 2013
11
13
a. Mengetahui kepandaian, kecakapan atau konsep yang
sebelumnya tidak pernah diketahui.
b. Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat
diperbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.
c. Mampu mengombinasikan dua pengetahuan (dua lebih) ke
dalam suatu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan,
konsep maupun sikap/tingkah laku.
d. Dapat memahami dan/ atau menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh.13
Dengan melihat beberapa maksud belajar seperti disebut di atas, faktor
keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan. Pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Menurut Sadirman “berbuat untuk mengubah tingkah laku
jadi melakukan kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.14
Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman pribadi
yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan merupakan
pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Sedangkan
mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat
memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar.
Aktivitas siswa merupakan salah satu ciri interaksi belajar mengajar
sebagaimana yang dikemukakan oleh Edi Suardi dalam bukunya pedagogik
(1980), yaitu “bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan
syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar”.15
Menurut Sriyono “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik
secara jasmani atau rohani”.16
Menurut Ahmad Rohani “aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif
dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak
hanya duduk dan mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis
adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
13
Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.2008). h. 3
14
Ibid., h. 95
15
Ibid., h. 17
16
Aktivitas dan Prestasi Belajar. Dalam http:ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal
14 Maret 2013
14
berfungsi dalam rangka pengajaran”.17
Dari pengertian beberapa di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa baik kegiatan fisik ataupun mental
selama proses belajar mengajar.
2.
Prinsip Aktivitas
Menurut Pieget “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan
anak tak berpikir. Agar anak berpikir sendiri, ia harus diberi kesempatan untuk
berbuat sendiri”.18 Menurut Pieget ada 4 prinsip belajar aktif yaitu :
a. Siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, sehingga
bermakna.
b. Cara belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan
berinteraksi dengan objek yang konkrit.
c. Belajar harus berpusat pada siswa yang bersifat pribadi
d. Interaksi sosial dari kerja sama harus diberi peranan penting
dalam kelas.19
Dengan demikian dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subjek
haruslah aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan
adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan
baik. Jadi, dalam proses belajar mengajar siswalah yang harus membangun
pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi
yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna.
Siswa harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan objek yang nyata.
3.
Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Ditinjau dari segi
proses dan hasil, Sriyono mengemukakan “bahwa siswa dikatakan memiliki
keaktifan apabila memiliki ciri-ciri perilaku sebagi berikut :
17
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT. Bhineka Cipta,2004). h. 6-9
S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara,2000). Cet.II. h. 89.
19
http://hemow.wordpress.com. Implementasi Improving Learning dengan Teknik
Inquiry sebagai Usaha untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2013.
18
15
a. Sering bertanya kepada guru atau siswa lain
b. Mampu menjawab pertanyaan
c. Senang dan mau mengerjakan tugas yang diberikan
d. Mengajukan pendapat
e. Dapat bekerjasama dengan siswa lain”.20
Menurut Paul B. Diedrich menyimpulkan kegiatan peserta didik yang
meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, klasifikasinya antara lain sebagai
berikut :
a. Visual activitiest, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebagainya.
c. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato, dan sebagainya.
d. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket,
menyalin, dan sebagainya.
e. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola,
dan sebagainya.
f. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, dan sebagainya.
g. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan
sebagainya.
h. Emitional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup dan sebagainya. 21
Dari beberapa klasifikasi aktivitas di atas siswa diminta untuk memiliki
aktivitas tersebut dalam proses pembelajaran agar proses belajarnya lebih
bermakna dan aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
4.
Nilai Aktivitas dalam Pengajaran
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan melakukan aktivitas
peseta didik dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku
20
Aktivitas dan Prestasi Belajar dalam http//ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal
14 Maret 2013
21
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 10
16
lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup
bermasyarakat.
Menurut Oemar Hamalik, penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi
pengajaran para siswa, karena :
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral
c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
e. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan
antara orang tua dengan guru
f. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga
mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis
serta
menghindarkan verbalitas
g. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.22
C. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.
Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap
pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pengertian pendidikan
Islam dikaitkan dengan konsepsi tentang
kejadian manusia yang dari sejak awal kejadiannya sebagai mahluk
Tuhan yang mempunyai ciri dasar dengan dibekali potensi hidayah akal
dan ilmu, disamping pada sisi lain menjalankan misi untuk mengabdi
dalam arti yang luas sebagai khalifah di Bumi memikul amanat-Nya dan
tanggung jawab. Oleh Karena itu pengertian pendidikan agama Islam
adalah merupakan usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugrahkan oleh
22
175
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2008).Cet. ke-8. h.
17
Allah SWT kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung
jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada
Allah SWT.23
Menerapkan pengertian dan konsep Pendidikan Agama Islam yang
berusaha mengembangkan kepentingan dunia dan akhirat, adalah pendidikan yang
mementingkan aqidah, ahlak, budi pekerti luhur serta amal saleh dengan
menguasai ilmu pengetahuan dan keahlian/ teknologi yang fungsional bagi
pembangunan bangsa dan Negara Republic Indonesia berdasarkan pancasila.
Dalam hubungan itu Pendidikan Agama Islam pada satu sisi diharapkan
agar dalam perkembangannya dikembangkan dalam kerangka pembentukan
kepribadian sebagai muslim yang taat menjalankan agamanya, sehingga program
Pendidikan Agama Islam adalah dalam rangka program kurikuler yang diwajibkan
bagi setiap peserta didik di setiap sekolah. Pada sisi lain diharapkan pilihan untuk
menjadikan Pendidikan Agama Islam sebagai lembaga pendidikan yang akan
menjadikan ahli agama dan spesialisasi di bidang agama, yaitu lembaga
Pendidikan Agama Islam yang memperdalam ilmu-ilmu keIslaman sebagai
program pokoknya.
Adapun latar belakang diterapkannya pembelajaran PAI di SDN
Kramatjati 18 yaitu untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta
peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan
moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual
mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan
pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
23
Abdul Rachman Sheh, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi dan Aksi, (PT.
Gemawindu Pancaperkasa), h. 2.
18
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan
potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini
mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang
persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
a.
Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain
penguasaan materi.
b.
Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia.
c.
Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak berurutan. Peran orang tua sangat
penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama
Islam.
19
2.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Para ahli pendidikan banyak mengemukakan tentang pentingnya tujuan
pembelajaran agama Islam. Di bawah ini salah satu kutipan dari seorang ahli
pendidikan Ahmad Sodik dalam bukunya mengatakan :
Pendidikan sering dipraktekkan sebagai pengajaran yang bersifat
verbalistik. Maka yang terjadi terutama dalam system persekolahan formal
hanyalah dikte, diktat dan hafalan. Pengembangan daya kreasi, inovasi,
pembentukan kepribadian, dan penanaman nilai, cara berfikir hampir nihil dalam
system pendidikan kita. Kalau kenyataan demikian, berarti para murid hanyalah
mampu menjadi penerima informasi, belum menunjukkan bukti bahwa telah
menghayati nilai-nilai Islam yang diajarkan. Pendidikan agama Islam seharusnya
bukanlah hanya menghafal dalil-dalil naqli atau beberapa syarat rukun ibadah
syar‟iyah, namun merupakan upaya, proses dan usaha mendidik murid-murid
untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam. Bahkan seharusnya lebih
dari itu yaitu kepekaan akan amaliyah ajaran amar ma‟ruf nahi munkar.
Islam
menghendaki
agar
manusia
dididik
supaya
ia
mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah
SWT. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini
diketahui dari Firman Allah SWT yang berbunyi:
) ٦٥ : ‫ ( سورة الزاريات‬       
Dan aku menjadikan jin dan manusia itu hanyalah agar mereka
menyembah kepada-Ku. (Q.S. al-Dzariyat; 56).
“Konsep ibadah dalam ayat diatas ditafsirkan kepada artian menyembah
Allah SWT dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syariat yang
telah ditentukan.”24
Pendidikan
agama
Islam
di
sekolah/madrasah
bertujuan
untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
24
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an,
(TT,TP), h. 134
20
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimana, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.25
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tujuan dalam pendidikan agama
Islam terbagi dalam 4 macam, yaitu tujuan umum, akhir, sementara, dan
oprasional.
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum
pendidikan agama Islam yaitu harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional
Negara tempat Pendidikan Agama Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula
dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.
Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran,
pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenaran.
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam dapat dipahami dalam firman
Allah SWT yang berbunyi :

            
) ‫)سورة ال عمران‬
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
Keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali Imron; 3; 102).
Maksudnya yaitu mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah SWT
sebagai muslim yang merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup
jelas berisi kegiatan pendidikan.
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola taqwa
sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa
25
Abdul Majid, S.Ag., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-3, h. 135.
21
ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Sedangkan tujuan oprasional
ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan
tertentu. Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan
sebagian kemampuan dan keterampilan Insan Kamil dalam ukuran anak, yang
menuju kepada bentuk Insan Kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak
harus sudah terampil melakukan ibadat, meskipun ia belum memahami dan
menghayati ibadah itu.26
Ditetapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kramatjati
18 bertujuan untuk:
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT,
b. Mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusia yang
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta
menjaga harmoni secara personal dan social serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah,
c. Menetapkan tata cara membaca al-Qur‟an menurut tajwid,
d. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun
iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar serta
Asmaul Husna,
e. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qana‟ah dan
tasammuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela,
f. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamak
baik salat wajib maupun sunat,
g. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara.
26
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
cet., ke-3, h. 29-33.
22
D. PEMBELAJARAN PAI DENGAN MODEL BASED LEARNING PADA
SUB TARIKH
Dalam kegiatan ngajar mengajar para guru harus mempunyai segudang
metode untuk mentransfer pengetahuan dengan secara maksimal kepara para
peserta didik, agar membuahkan pemahan yang optimal. Salah satu ahli
pendidikan mengemukakan dalam bukunya :
Pemahaman tentang Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu PAI sebagai aktifitas dan PAI sebagai
fenomena. PAI sebagai aktifitas, berarti upaya yang secara sadar dirancang
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam
mengembangkan pandangan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental dan sosial yang bernafaskan atau dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam. Sedangkan PAI sebagai fenomena adalah
pristiwa perjuangan antara dua orang atau lebih dan atau perincian suasana
yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup yang
bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam, yang
diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup pada salah satu
atau beberapa pihak.27
Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan yang diambil dalam
rangka peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam yang diharapkan mampu
memberikan nuansa baru bagi pengembangan system pendidikan di Indonesia.
Namun
demikian,
dalam
beberapa
hal
adanya
pemikiran
konseptual
pengembangan PAI dan beberapa kebijakan yang diambil kadang-kadang
berkesan menggebu-gebu, idealis, romantic, atau bahkan kurang realistis,
sehingga para pelaksana di lapangan kadang-kadang mengalami hambatan dan
kesulitan untuk merealisasikannya atu bahkan intensitas pelaksanaannya dan
efektifitasnya masih dipertanyakan.
Penulis juga kurang sependapat bila ada orang yang menyatakan bila
timbulnya krisis akhlak dan moral disebabkan karena kegagalan PAI dengan
bertolak dari suatu pandangan bahwa kegiatan pendidikan merupakan suatu proses
27
Muhaimin, M.A., Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Madrasah, dan Perguruan
Tingggi, (Jakarta, Rajawali Pers 2010), Cet.4, h. 15-17.
23
penanaman dan pengembangan seperangkat nilai dan moral yang implicit dalam
setiap bidang study sekaligus gurunya, maka tugas mendidik akhlak yang mulia
sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab guru PAI saja. Apalagi iman
dan taqwa terhadap Tuhan YME merupakan persyaratan utama bagi setiap guru
untuk mengimplisitkan nilai akhlak yang mulia dalam setiap bidang study yang
dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Dengan demikian disimpulkan
bahwa setiap ilmu atau mata pelajaran yang diajarkan oleh guru atau pendidik
harus memperjuangkan terciptanya akhlak yang mulia.
Secara normative-teologis yang menjadi tujuan utama diterapkannya
pembelajaran PAI pada sub Tarikh di SDN Kramatjati 18 yaitu untuk menyiapkan
siswa-siswi atau generasi penerus yang sudah siap dengan kemajuan zaman di era
modernisasi ini. Yang di dasari dengan hati dan perilaku yang qur‟ani yang telah
di ambil dari perilaku terpuji sang Nabi dan para sahabatnya. Untuk mewujudkan
hati dan prilaku tersebut sudah barang tentu memerlukan pokok atau dasar yang
kuat dan kokoh yang penulis singkat dengan empat huruf yakni “DUIT” yang
memiliki makna dalam setiap hurufnya. Huruf yang pertama D berarti Do‟a. Agar
menjadi orang yang berakhlakul karimah tentu saja dengan iringan do‟a dari diri
sendiri dan kedua orang tua. Karena doa orang tua untuk anaknya seperti doa nabi
untuk umatnya.
Dan huruf yang ke dua adalah U yakni Usaha. Setia manusia pasti
memiliki cita-cita dan sebaiknya manusia adalh yang berguna untuk sesame, agar
menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan diri sendiri
khususnya pasti dengan do‟a karena usaha tanpa doa itu sombong dan do‟a tanpa
usaha itu sia-sia. Huruf yang ke tiga adalah Iman. Iman dan taqwa adalah dua kata
yang selalu bergandengan dan dua kata ini yang harus kita jaga dimana dan kapan
saja karena dengan keimanan dan taqwa kita kepada Allah maka kita akan
menjadi manusia yang paling mulia disisi-NYA sesuai dengan firman-NYA Q.S.
Al-Hujurat:13.
24
               
) ‫ ( سورة الحجرات‬      
    
Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.28
Sedangkan huruf yang terakhir adalah huruf T yang berarti Tawakal.
Setelah berusaha, berdoa serta menjalankan semua perintahnya dengan keimanan
kita maka sebgai manusia kita dianjurkan untuk bertawakal (berserah diri) karena
kehidupan manusia bagaikan buah catur yang sedang dimainkan oleh pemainnya
(Allah). Kita hanya dapat berusaha dan berdoa semua keputusan hanya di kuasaNYA. Dengan dasar empat huruf ini maka generasi penerus yang dihasilkan akan
menjadi lebih berkualitas dan berakhlakul karimah.
Dipilihnya metode based learning pada bidang study PAI sub Tarikh
dengan materi kisah Muhajirin dan Anshar yaitu untuk menambah pemahan
siswa-siswi dalam sebab terjadinya Nabi dan para sahabatnya melaksanakan
hijrah serta menjadikan siswa lebih aktif kreatif juga inovatifdalam memecahkan
masalah pada pembelajaran tersebut. Karena dengan demikian, siswa akan lebih
tertantang untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan konsep tersebut.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil konsep
penelitian
bidang
study PAI
pada
materi
Bab
8
dan
9
mengenai
Menceritakankisah kaum Muhajirin dan Ansar serta membiasakan perilaku terpuji
yang dapat kita ambil dari kisah tersebut. Untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari khususnya siswa di SDN Kramatjati 18.
28
Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, h. 756.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 (Semester Genap)
yang beralokasi di SDN Kramatjati 18 Pagi, yang beralamat di Jl. Langgar No. 31
RT:008/011 Kramatjati Jakarta Timur 13510, yang telah terakreditasi dengan
peringkat B.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom
action research) dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
Menurut Suharsimi Arikunto “Penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal
dengan Action Research adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas”.1
Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh
karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu kita telusuri pengertian
penelitian tindakan. Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk
1
Suharsimi Arikunto (ed), Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008), cet,.
ke- 7, hal. 2
23
24
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.2
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan
berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.
Dengan demikian, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan
mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan.
Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua
siklus. Prosedur penelitian ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap
siklus, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
dilakukan.
2. Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan.
3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan
digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet.
Ke-2, hal. 24
25
Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai berikut:
Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)
Permasalahan
Perencanaan
Pelaksanaan
tindakan I
tindakan I
Siklus I
Refleksi I
Pengamatan/peng
umpulan data I
Permasalahan baru
Siklus II
hasil refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan tindakan II
tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Pengamatan/pengumpula
n data II
Apabila masalah
Dilanjutkan ke siklus
belum
berikutnya
terselesaikan
26
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Kramatjati 18 yang terletak di jalan
Langgar Kramatjati Jakarta Timur. Penelitian dilakukan di kelas VI terdiri atas 21
siswa, laki-laki 15 siswa dan perempuan 6 siswa.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini
peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) . Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas VI SDN Kramatjati
18. Guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever sedangkan
siswa kelas VI SDN Kramatjati 18 sebagai objek dari penelitian ini.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian
bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran PAI dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan
guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan
obsever. Dimana guru membantu peneliti dalam hal membuat
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan
menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
Selain itu, guru bidang studi sebagai pemberi penilaian terhadap peneliti dalam
mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan mengamati seluruh aktivitas belajar PAI siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang
setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling
membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
27
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam dua
siklus pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini dimaksudkan
untuk melihat perkembangan aktivitas siswa pada setiap siklus setelah diberikan
tindakan. Bila pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan indikator
keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang melalui siklus
berikutnya (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan
terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I.
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Pendahuluan
a. Wawancara antara peneliti dan guru serta peneliti dan siswa tentang
tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa terhadap mata
pelajaran PAI.
b. Observasi proses pembelajaran
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran PAI di kelas VI SDN Kramatjati 18. Peneliti mengamati
segala aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran PAI di
kelas tersebut.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1). Peneliti dan guru bidang studi PAI bekerjasama membuat acuan
program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL).
2). Guru bidang studi PAI menentukan materi yang akan diajarkan
oleh peneliti untuk setiap pertemuan.
28
3). Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar
Pendidikan Agama Islam, lembar wawancara untuk guru dan
siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir
siklus ini.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1). Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkahlangkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
kepada siswa
2). Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi dengan menggunakan LKS
3). Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran
4). Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi pelajaran
5). Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan
dibahas selanjutnya
c. Tahap observasi
1). Observer (guru bidang studi) mencatat secara detail aktivitas guru
dan siswa di kelas pada format observasi.
2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) yang telah dilaksanakan.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi PAI melakukan refleksi.
Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat
dilakukan pengamatan atau observasi tindakan. Kemudian hasil refleksi
digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II.
29
3. Siklus II
a.
Tahap Perencanaan Tindakan
1). Guru membuat acuan program pembelajaran rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
2). Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi
guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama
Islam, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa
(LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini.
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
1). Guru melakukan proses model pembelajaran Problem Based Learnig
(PBL) dengan menggunakan metode diskusi
2). Peneliti membagikan LKS kepada siswa, untuk dikerjakan secara
kelompok
3). Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, peneliti meminta hasil kerja
setiap kelompok di kemukakan di depan kelas. Apabila hasil kerja
kelompok ada yang berbeda, peneliti kelompok tersebut mengemukakan
alasannya.
4). Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pelajaran
c.
Tahap Observasi dan evaluasi
1). Observer (guru bidang studi PAI) mencatat secara detail aktivitas guru
dan siswa di kelas pada format observasi
2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan
tentang proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah
dilaksanakan.
d.
Tahap Analisis dan Refleksi
1). Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II
2). Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II dengan
melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, tes hasil belajar dan
wawancara. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus
selanjutnya. Tetapi, jika pada saat refleksi dari siklus II sudah tidak
30
ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan sudah tercapai, maka
penelitian diberhentikan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hasil penelitian yang diharapkan
oleh penulis adalah aktivitas belajar PAI siswa semakin meningkat, sehingga
dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
G. Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1.
Data Kualitatif : hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi
guru pada KBM, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan
lapangan, serta hasil dokumentasi.
2.
Data Kuantitatif : hasil lembar kerja siswa dan nilai tes siswa pada setiap
akhir siklus.
H. Instrumen-instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.
Lembar wawancara
Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat peneliti
melakukan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir
siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
pandangan guru dan siswa, peran dan permasalahan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran PAI serta penerapan model pembelajaran “Problem
Based Learning (PBL)”
2.
Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa
Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa digunakan untuk mengetahui
persentase aktivitas belajar PAI siswa dengan diterapkan model
31
pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Aktivitas belajar siswa
yang diukur tercantum dalam lembar observasi tersebut.
3.
Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang kejadian-kejadian yang
terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini
berfungsi untuk menganalisis apabila terdapat temuan-temuan aktivitas
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
4.
Lembar soal tes akhir siklus
Lembar soal diberikan kepada siswa-siswi untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir
siklus I berbentuk pilihan ganda, sedangkan lembar soal pada siklus II
berbentuk pilihan ganda dan essay.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1.
Observasi guru pada KBM, data diperoleh dari lembar observasi guru pada
KBM yang diisi oleh guru bidang studi PAI yang bertindak sebagai
observer dengan cara mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru
yang mengajar di kelas dengan mencheklist setiap aspek yang dinilai pada
setiap pertemuan.
2.
Observasi aktivitas siswa belajar PAI siswa, data diperoleh dari lembar
observasi aktivitas belajar PAI siswa yang diisi oleh guru bidang studi
yang bertindak sebagai observer dengan mencheklist skor untuk setiap
aktivitas yang diukur pada setiap pertemuan.
3.
Wawancara, data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi PAI
dan beberapa siswa kelas VI pada observasi pendahuluan dan pada setiap
akhir siklus.
4.
Dokumentasi, dokumentasi diperoleh dengan cara mengambil gambar
segala bentuk aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
32
5.
Catatan lapangan, diperoleh dengan cara mencatat setiap aktivitas yang
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.
Data yang sudah terkumpul, kemudian didiskusikan dan dianalisis oleh
peneliti dan guru bidang studi untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
sebagai pembanding. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumber
data yang berbeda yaitu pengamatan aktivitas belajar siswa, wawancara dan
catatan lapangan.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan instrumen tes hasil belajar.
Menurut suharsimi arikunto “sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur”.3 Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada
siswa maka peneliti terlebih dahulu mengukur validitasnya yaitu menggunakan
validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh
berdasarkan hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara
logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah
memiliki validitas rasional, apabila setelah dilakukan penganalisisan secara
rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang (secara rasional) dengan
tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.4
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas
rasional ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari segi isinya (content).
Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar yaitu: sejauhmana tes hasil belajar sebagai alat pengukur
hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT . Bumi Aksara,
2006, edisi revisi, cet., ke- 6. hal. 65
4
Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
1996), hal. 164.
33
terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan
(diujikan).
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis
Menganalisis data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang
yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian .
Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas guru
dan siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data
tersebut
dilakukan
saat
pengumpulan
data
dengan
mempertimbangkan
pembahasan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.
Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar siswa digunakan
teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut :
X 100%
Sedangkan dalam menganalisis data pada aspek kognitif/penguasaan
konsep dengan menggunakan gain Skor. Gain adalah selisih antara nilai postes
dan pretes. Gain ini menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep setelah pembelajaran dilakukan guru.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dari N-Gain.
N-Gain = skor postes – skor pretes
Skor ideal – skor pretes
Terdapat kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu:
1. g tinggi : nilai (<g>) > 0,70
2. g sedang : nilai 0,70 > (<g>) < 0,30
3. g rendah : nilai (<g>) < 0,305
5
Yanti, “Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan Bernuansa
Nilai”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta, 2008, hal.
41
34
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Peneliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan (pra penelitian), dan akan dilanjutkan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan
analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai,
maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) telah tercapai, yaitu aktivitas siswa meningkat dan seluruh
indikator aktivitas belajar PAI siswa meningkat dan seluruh indikator mencapai ≥
70% serta nilai rata-rata tes ≥ 70.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi
pembelajaran di SDN Kramatjati 18 di kelas VI serta melakukan wawancara
terhadap guru PAI dan orang siswa kelas VI. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 8 - 10 April 2014.
Penelitian diawali dengan melakukan kunjungan ke sekolah SDN
Kramatjati 18 untuk konfirmasi tentang penerapan model pembelajaran “Problem
Based Learning (PBL)” pada pembelajaran PAI sudah atau belum diterapkan di
SDN Kramatjati 18.
Setelah mendapat izin, penentuan kelas yang dapat dijadikan objek
penelitian yaitu kelas VI. Pada tahapan ini peneliti melakukan wawancara dengan
guru bidang studi PAI dan siswa. Tujuan dari wawancara ini adalah mengetahui
tingkat aktivitas belajar siswa, tanggapan guru tersebut tentang model
pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)” dan permasalahan yang terjadi
pada pembelajaran PAI di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi di kelas, diperoleh informasi sebagai berikut:
35
36
a. Beberapa siswa menyukai pelajaran PAI, tetapi sebagian siswa ada yang
kurang senang dengan PAI disebabkan PAI materinya banyak sehingga
membuat siswa bosan (ngantuk).
b. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang masih
ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tergantung kondisi
guru
c. Metode pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah metode
ceramah
d. Guru masih mendominasi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga
mengakibatkan siswa pasif
e. Beberapa siswa masih takut jika di minta oleh guru untuk mengerjakan
soal di depan kelas, karena khawatir jawabannya akan salah.
f. Beberapa siswa masih takut untuk bertanya atau menjawab kepada
gurunya.1
Hasil wawancara dan observasi pembelajaran PAI di kelas tersebut
digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan siklus I selanjutnya.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian ini
dilakukan proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannyaadalah
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model
pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”, membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrument penelitian yaitu lembar
observasi aktivitas, lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk
guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir
siklus I ini.
1
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian Tanggal 8 – 10 April
2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB.
37
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru PAI yang bertidak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun
dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan cara mengisi lembar observasi serta cara
penilaian baik pada lembar observasi guru pada KBM, ataupun lembar observasi
aktivitas belajar PAI siswa.
Model PBL yang gunakan di kelas VI untuk Bab Tarikh, KD Menceritakan
kisah kaum Muhajirin dan Ansar. Adapun yang menjadi permasalahan
diantaranya adalah sebab atau faktor yang mendorong Nabi Muhammad dan para
sahabatnya melakukan hijrah, serta mengapa Nabi dan sahabatnya Abu Bakar
hijrah secara sembunyi-sembunyi.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan (6x35 menit) dengan
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning” (PBL). Pada
pertemuan pertama siswa tidak hadir 2 orang siswa sedangkan pada pertemuan
kedua siswa yang tidak hadir 4 orang siswa. Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian
yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan.
Materi yang dibahas adalah pengertian muhajirin & ansor, faktor-faktor yang
mempengaruhi hijrahnya Nabi dan para sahabatnya. Pelaksanaan penerapan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di
kelas VI sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tindakan Siklus I
No.
1.
Tahapan
Orientasi siswa
pada masalah
Tindakan
a. Guru
menjelaskan
tujuan pembelajaran
dan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan
siswa siswa dalam
Siswa
a. Siswa
mendengarkan,
menyimak dan
mencatat
penjelasan
38
diskusi kelompok.
b. Guru
memotivasi
siswa untuk aktif
dalam pembelajaran.
c. Guru
menjelaskan
materi pelajaran dan
guru.
b. Siswa
termotivasi
untuk
aktif
dalam
pembelajaran.
memberikan masalah
berupa LKS yang
telah dibuat guru.
2.
Mengorganisasi
siswa
untuk
belajar
a. Pada tahap ini guru
membagi siswa ke
dalam kelompok yang
terdiri dari teman
sebangku
dan
meminta
setiap
kelompok
untuk
menggunakan ide dari
kelompoknya sendiri
menyelesaikan
masalah
yang
diberikan.
b. Guru
menginformasikan
kepada siswa untuk
a. Siswa bekerja
sama
dalam
kelompok
untuk
menyelesaikan
LKS
yang
diberikan.
mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan
di depan kelas.
3.
Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
a. Guru
mengaktifkan
diskusi
antar
kelompok
dan
berkeliling memantau
kerja masing-masing
kelompok
serta
membantu kelompok
a. Siswa
menyusun
jawaban yang
akan digunakan
untuk
menjawab
di
depan kelas.
39
yang
mengalami
kesulitan.
4.
5.
b. Siswa
melakukan
tanya
jawab
pada kelompok
masing-masing.
Mengembangkan
a. Secara random, guru
a. Setiap
dan menyajikan
hasil karya.
menunjuk salah satu
kelompok
untuk
mempresentasikan
hasil kerja diskusi
kelompok,
serta
kelompok lain sebagai
penyangga dan akan
mempersiapkan
pertanyaan.
b. Guru berperan sebagai
fasilitator,
dan
mediator.
kelompok
mempersentasi
kan
hasil
diskusinya di
depan kelas.
b. Siswa
diarahkan dan
dimotivasi
untuk membuat
atau menjawab
pertanyaan.
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
a. Guru membantu siswa Siswa
menyimak
untuk
melakukan penjelasan dari guru.
refleksi atau evaluasi
terhadap
jawaban
yang dibuat
b. Guru
memberikan
informasi
dan
klarifikasi
terhadap
pertanyaan
dan
jawaban siswa.
40
c. Tahap Observasi dan analisis
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi PersentaseAktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
Klasifikasi
No.
Aktivitas
1.
Visual
activities
Aspek yang diteliti
Skor
Skor
Pertemuan Pertemuan
1
2
Aktivitas
siswa
memperhatikan
penjelasan guru
2
3
49,5%
47%
52%
49,5%
Aktivitas keberanian
Siswa
(mengajukan
pertanyaan
dan
menjawab/menanggapi
pertanyaan)
1
2
23,5%
Aktivitas siswa di
dalam berdiskusi antar
teman
2
3
54%
28%
49,5%
38,7%
3
3
61,5%
57%
66%
61,5%
3
3
71%
71%
71%
71%
Rata-rata visual activities
2.
Oral
activities
Rata-rata Oral activities
3.
Emotional
activities
Aktivitas
semangat
siswa
dalam
mengerjakan tugas
Rata-rata Emotional activities
4.
Mental
activities
Ratarata
Aktivitas siswa dalam
memecahkan masalah
pada LKS
Rata-rata Mental activities
Rata-rata activities siklus
55,2%
41
Keterangan persentase aktivitas siswa
1 = kurang (0%-25%)
2 = cukup (25%-50%)
3 = baik (50%-75%)
4 = sangat baik (lebih dari 75%)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar
siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
1). Aktivitas memperhatikan penjelasan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru
sebesar 49,5%. Aspek memperhatikan penjelasan guru pada setiap pertemuan
mengalami peningkatan skor. Skor terendah yaitu 47% pada pertemuan pertama.
Hal ini dikarenakan siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran dan masih
bingung dengan model pembelajaran Problem based Learning (PBL). Tetapi,
pada pertemuan berikutnya aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengalami
peningkatan karena siswa mendapat teguran jika tidak memperhatikan penjelasan
guru.
2).
Aktivitas
keberanian
Siswa
(mengajukan
pertanyaan
dan
menjawab/menanggapi pertanyaan)
Rata-rata persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 23,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa belum berani bertanya dan menjawab atau
menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan
beberapa siswa masih kurang yakin dengan jawabannya.
Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus
II.
3). Aktivitas berdiskusi antar teman
Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 54%. Pada
pertemuan
pertama
skor
persentase
sebesar
42%,
kebanyakan
siswa
mengandalkan jawaban dari teman kelompoknya saja. Tetapi pada pertemuan
kedua aktivitas ini mengalami peningkatan yaitu sebesar 66%. Masing-masing
42
kelompok dipantau dan jika dijumpai ada pasangan yang tidak bekerjasama, maka
siswa diminta untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Hal ini dapat dikatakan
belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.
4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
sebesar 61,5%. Pada dua pertemuan berturut-turut, masih terdapat siswa yang
malas untuk mengerjakan tugasnya, karena merasa tidak akan dihukum apabila
tidak mengerjakan tugas tersebut. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga
perlu adanya perbaikan pada siklus II.
5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS
Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebesar
71%. Pada dua pertemuan siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa
merasa cukup semangat dalam memecahkan masalah pada LKS.Meskipun ada
beberapa siswa yang masih merasa bingung dalam menjawab atau memecahkan
masalah pada LKS.
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini, guru PAI kelas VI yang bertindak sebagai observer
mengobservasi aktivitas belajar PAI siswa sekaligus mengamati proses
pembelajaran di kelas dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I
pada pertemuan kedua. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Nilai Tes Hasil Belajar Siklus 1
No
1
2
3
4
5
Nama
S1
S2
S3
S4
S5
Pre-test
30
40
45
45
35
Pos-test
40
0
70
60
40
N-gain
0,14
-0,67
0,45
0,27
0,08
43
6
S6
7
S7
8
S8
9
S9
10
S10
11
S11
12
S12
13
S13
14
S14
15
S15
16
S16
17
S17
18
S18
19
S19
20
S20
21
S21
JUMLAH
RATA-RATA
55
50
50
55
25
45
20
60
55
35
30
65
25
65
50
0
20
55
0
0
40
55
25
70
55
75
0
0
60
80
50
65
755
985
35,95238 46,90476
-0,11
0,10
0,27
0,50
-0,44
0,50
0,53
-1,00
0,44
0,00
0,25
0,60
0,44
0,00
0,50
0,30
3,16
0,29
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar
siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 46,91 dan rata-rata N-gain sebesar 0,29.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ini masih rendah, dan
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (65). Penyebabnya
karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based
Lerning (PBL) ini.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM cukup baik, hanya saja peneliti
harus lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab/menanggapi
pertanyaan guru atau siswa.
d. Refleksi
Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan analisis
pada siklus I. Berdasarkan analisispada observasi, wawancara dan tes ditemukan
beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil tersebut dijelaskan pada tabel
4.4 berikut:
44
Tabel 4.4
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No
1.
Kekurangan-kekurangan
Perencanaan perbaikan pada siklus II
Pada awal pembelajaran, masih Memberikan pengurangan skor pada
ada siswa yang n gobrol dengan siswa yang berbuat kesalahan
temannya dalam proses diskusi
2.
Kemampuan
bertanya
menjawab siswa
dan Peneliti
mengarahkan
siswa
lebih
masih rendah banyak membaca buku pelajaran dan
dilihat dari jumlah siswa yang lebih
aktif
aktif
pembelajaran
dalam
dengan
kegiatan
memberikan
point plus dalam pembelajaran
3.
Siswa
masih
mengangkat
malu
untuk Memberikan hadiah pada siswa yang
tangannya
ketika berani mengangkat tangannya untuk
akan menjawab pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang diajukan
diajukan
oleh
peneliti.
Siswa oleh peneliti.
sering menjawabpertanyaan secara
bersamaan
4.
Beberapa siswa masih malu untuk Mengarahkan siswa untuk bertanya
bertanya jika ada pembahasan pada
pembahasan
yang
belum
materi yang belum dimengerti dimengerti.
siswa.
5.
Siswa masih merasa takut untuk Memilih satu siswa dari pasangan yang
mengerjakan hasil kerjanya di mendapat giliran mengerjakan hasil
depan kelas, sehingga siswa hanya kerjanya dalam kelompokya.
mengandalkan kelompoknya saja
6.
Siswa mulai merasa bosan dengan Diadakan
sebuah
diskusi
dan
dilakukannya
kelompok
yang kelompok
permainan
adanya
antar
pemberian
reward (hadiah) pada kelompok yang
menang.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai
nilai rata-rata 46,91 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai masih dibawah
45
KKM. Hal ini menujukkan bahwa tes hasil belajar pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada pada siklus I
diperoleh informasi bahwa aktivitas dan nilai tes akhir siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan, sehingga perlu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
dengan hasil refleksi siklus I di gunakan sebagai perbaikan.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan
model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumen-instrumen penelitian yaitu
lembar observasi aktivitas, lembar observasi guru pada KBM, pedoman
wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta
soal tes untuk akhir siklus II ini.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru PAI yang bertidak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun
dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan cara mengisi lembar observasi serta cara
penilaian baik pada lembar observasi guru pada KBM, ataupun lembar observasi
aktivitas belajar PAI siswa. KD yang dibahas pada siklus II ini adalah perilaku
terpuji yang dapat diambil dari kisah Kaum Muhajirin dan Ansar. Seperti
permasalahan yang dibahas diantaranya adalah mengapa begitu senang dan
bergembira Kaum Ansar menyambut Kaum Muhajirin serta apa tujuan Rasulullah
mendirikan Masjid Nabawi.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan (6x35 menit) dengan
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning”(PBL). Pada
pertemuan ketiga terdapat 3 orang siswa tidak hadir siswa sedangkan pada
pertemuan keempat hanya 1 orang siswa yang tidak hadir. Pembelajaran ini terdiri
46
dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan
pembahasan. Materi yang dibahas adalah perilaku terpuji yang dapat diambil dari
kisah Kaum Muhajirin dan Ansar serta dapat dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan
sebagai berikut:
Tabel. 4.5
Tindakan siklus II
No Tahapan
1.
Orientasi
Tindakan
siswa
pada masalah
Siswa
a. Guru
tujuan
menjelaskan
a. Siswa
pembelajaran
mendengarkan,
dan kegiatan-kegiatan
menyimak dan
yang akan dilakukan
siswa
siswa
mencatat
dalam
penjelasan
diskusi kelompok.
b. Guru
siswa
guru.
memotivasi
untuk
aktif
b. Siswa
termotivasi
dalam pembelajaran.
menjelaskan
untuk
materi pelajaran dan
dalam
memberikan masalah
pembelajaran.
c. Guru
berupa
LKS
aktif
yang
telah dibuat guru.
2.
Mengorganisasi
a. Guru
siswa
siswa untuk kumpul dalam kelompok untuk
dalam kelompoknya.
menyelesaikan
LKS
b. Guru
yang diberikan.
menginformasikan
untuk
belajar
mengarahkan Siswa
bekerja
untuk mempersiapkan
diri untuk melakukan
presentasi
di
depan
kelas.
3.
Membimbing
a. Guru
memberikan
a. Siswa
sama
47
penyelidikan
bimbingan
agar
menjawab LKS
individu maupun
dilakukan tanya jawab
yang digunakan
kelompok
dalam
kelompok
untuk
sebagai
persiapan
persentasi.
b. Guru
melakukan
bimbingan
persentasi.
b. Siswa
melakukan
kepada
tanya
setiap kelompok.
jawab
pada kelompok
masing-masing.
4.
Mengembangkan
dan
menyajikan
hasil karya.
c. Secara random, guru
c. Setiap
menunjuk salah satu
kelompok
kelompok
mempersentasi
untuk
mempresentasikan
hasil
kerja
kan
diskusi
kelompok,
diskusinya
serta
d. Siswa
mempersiapkan
diarahkan
pertanyaan.
dimotivasi
d. Guru berperan sebagai
fasilitator,
dan
mediator.
5.
Menganalisis dan
mengevaluasi
di
depan kelas.
kelompok lain sebagai
penyangga dan akan
hasil
dan
untuk membuat
atau menjawab
pertanyaan.
c. Guru membantu siswa Siswa
untuk
menyimak
proses pemecahan
melakukan penjelasan dari guru.
refleksi atau evaluasi
masalah
terhadap
jawaban
LKS yang dibuat
d. Guru
memberikan
informasi
dan
klarifikasi
terhadap
pertanyaan
jawaban siswa.
dan
48
c. Tahap Observasi dan analisis
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar obsrvasi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
No.
1.
Klasifikasi
Aktivitas
Skor
Aspek yang diteliti
Visual
Aktivitas
activities
memperhatikan
Skor
Pertemuan Pertemuan
Ratarata
3
4
3
4
73%
71%
76%
73%
3
3
66,5%
4
4
88%
78,5%
73,5%
77,25%
4
4
90,5%
86%
95%
90,5%
4
4
88%
81%
95%
88%
siswa
penjelasan guru
Rata-rata visual activities
2.
Oral
Aktivitas
activities
Siswa
keberanian
(mengajukan
pertanyaan
dan
menjawab/menanggapi
pertanyaan)
Aktivitas
siswa
di
dalam berdiskusi antar
teman
Rata-rata Oral activities
3.
Emotional
Semangat siswa dalam
activities
mengerjakan tugas
Rata-rata Emotional activities
4.
Mental
Aktivitas siswa dalam
activities
memecahkan masalah
Rata-rata Mental activities
Rata-rata activities siklus
82%
49
Keterangan persentase aktivitas siswa adalah :
1 = kurang (0%-25%)
2 = cukup (25%-50%)
3 = baik (50%-75%)
4 = sangat baik (lebih dari 75%)
1). Aktivitas memperhatikan penjelasan guru
Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru
sebesar 73%. Pada tes siklus I, masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM. Sehingga pada siklus II ini, aktivitas memperhatikan penjelasan guru
mengalami peningkatan sebesar 23,5%. Pembelajaran pada siklus II ini guru
menggunakan drama dalam pembelajaran. Sehingga siswa lebih fokus dalam
memperhatikan penjelasan peneliti. Karena kalau tidak memperhatikan siswa akan
merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas.
2).
Aktivitas
keberanian
Siswa
(mengajukan
pertanyaan
dan
menjawab/menanggapi pertanyaan)
Rata-rata persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 66,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa sudah cukup berani bertanya dan menjawab atau
menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan pada
siklus II ini, guru memberikan reward kepada siswa yang berani mengajukan
pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan.
3). Aktivitas berdiskusi antar teman
Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 88%. Ratarata ini aktivitas ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 34%. Karena jika
teman kelompoknya belum mengerti membuat grafik maka teman satu
kelompoknya akan mengajarinya.
4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas
sebesar 90,5%. Pada setiap pertemuan siswa selalu mengerjakan tugas, hanya
siswa yang tidak hadir yang tidak mengerjakan tugas.
50
5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS
Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS
sebesar 88%. Pada siklus II ini, selama dua pertemuan siswa dalam memecahkan
masalah baik, karena siswa semangat dalam memecahkan masalah pada LKS.
Adapun hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II. Hasil
tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
No
Nama
1
S1
2
S2
3
S3
4
S4
5
S5
6
S6
7
S7
8
S8
9
S9
10
S10
11
S11
12
S12
13
S13
14
S14
15
S15
16
S16
17
S17
18
S18
19
S19
20
S20
21
S21
JUMLAH
RATA-RATA
Pre-test Pos-test
60
80
50
70
62
75
60
70
60
70
70
75
64
73
65
75
60
70
60
67
62
70
62
77
0
70
60
70
62
0
50
70
70
80
62
85
0
70
0
85
60
90
1099
1492
52,33333 71,04762
N-gain
0,50
0,40
0,34
0,25
0,25
0,17
0,25
0,29
0,25
0,18
0,21
0,39
0,70
0,25
-1,63
0,40
0,33
0,61
0,70
0,85
0,75
6,43
0,31
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwahasil belajar siswa pada siklus
II ini mencapai rata-rata 71,05 dan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,31. Hal ini
51
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini baik, dan sudah tidak
ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru kolaborator, setelah
melakukan analisis pada siklus II. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini,
siswa terlihat bersemangat, siswa sudah tidak malu untuk bertanya jika ada
pembahasan yang belum dimengerti, dan berani mengungkapkan pendapatnya
jika ada jawaban yang berbeda dengan jawaban kelompok lain.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 85,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini
mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini,
dimana rata-rata persentase aktivitas siswa belajar siswa harus mencapai 70%.
Berdasarkan tes hasil berlajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai ratarata 71,05 dengan nilai terendah 67. Hal ini juga menunjukkan bahwa tes hasil
belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini,
dumana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan sudah tidak ada lagi
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.
Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi
bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan
bahwa penerapan model pembelajaran initelah dilaksanakan dengan baik,
sehingga benar-benar meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.2
Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai
dengan siklus II.
2
Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Tanggal 20 Mei 2014
52
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data yaitu instrumen tes dan non tes. Untuk instrument tes yang digunakan adalah
tes formatif yang diberikan setiap akhir siklus, dan tes submatif diberikan setiap
akhir pembelajaran berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tes ini
bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar PAI siswa pada setiap
pertemuan dari tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. Sedangkan untuk
instrument non tes berupa lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk
guru dan siswa. Untuk lembar observasi, data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas
pada saat proses pembelajaran PAI berlangsung, sedangkan wawancara dilakukan
pada akhir siklus.
Dalam penelitian ini untuk dat-data kualitatif digunakan teknik
Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu sebagai pembanding. Untuk itu, perlu diadakan
pengecekan ulangterhadap sumber data dengan cara membandingkan data
pengamatan aktivitas belajar siswa dengan lembar observasi aktivitas belajar PAI
siswa, lembar wawancara terhadap siswa, dan catatan lapangan.
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang
diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi
aktivitas belajar PAI siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas
belajar PAI siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan
merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus.
Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
53
Tabel 4.8
Hasil observasi aktivitas belajar siswa
No
Rata-rata Persentase
Komponen Aktivitas
Siklus I
Siklus II
1.
Visual activities
49,5%
73%
2.
Oral activities
38,7%
77,25%
3.
Emotional activities
61,5%
90,5%
4.
Mental activities
71%
88%
55,2%
82%
Rata-rata
Dari skor pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, jumlah rata-rata
untuk siklus I terlihat masih rendah yaitu 55,2%. Akan tetapi, pada siklus II
jumlah rata-rata aktivitas belajar PAI siswa meningkat menjadi 82%. Hal ini
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.
Peningkatan ini rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 26,8%. Perbandingan
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam
diagram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar PAI Siswa
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
Siklus I
40.00%
Siklus II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Visual activities
Oral activities
Emotional
activities
Mental activities
54
2. Tes hasil belajar
Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yang dilaksanakan pada
awal dan akhir siklus (pretes-postes). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.9
Perbandingan Nilai TesHasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No.
SIKLUS I
Nama
Siswa
1 S1
2 S2
3 S3
4 S4
5 S5
6 S6
7 S7
8 S8
9 S9
10 S10
11 S11
12 S12
13 S13
14 S14
15 S15
16 S16
17 S17
18 S18
19 S19
20 S20
21 S21
JUMLAH
RATA-RATA
Pre-Tes
Pos-Tes
30
40
40
0
45
70
45
60
35
40
55
50
50
55
25
45
20
60
55
35
30
65
25
65
50
0
20
55
0
0
40
55
25
70
55
75
0
0
60
80
50
65
755
985
35,95238 46,90476
SIKLUS II
N-Gain
0,14
-0,67
0,45
0,27
0,08
-0,11
0,10
0,27
0,50
-0,44
0,50
0,53
-1,00
0,44
0,00
0,25
0,60
0,44
0,00
0,50
0,30
3,16
0,29
Pre-Tes
Pos-Tes
60
80
50
70
62
75
60
70
60
70
70
75
64
73
65
75
60
70
60
67
62
70
62
77
0
70
60
70
62
0
50
70
70
80
62
85
0
70
0
85
60
90
1099
1492
52,33333 71,04762
N-Gain
0,50
0,40
0,34
0,25
0,25
0,17
0,25
0,29
0,25
0,18
0,21
0,39
0,70
0,25
-1,63
0,40
0,33
0,61
0,70
0,85
0,75
6,43
0,31
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil
belajar siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 46,9
dan rata-rata N-Gain sebesar 0,29, dimana siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM pada siklus I sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang mendapatkan nilai
diatas KKM pada siklus I sebanyak 7 orang siswa. Nilai terendah adalah 35 dan
55
nilai tertinggi adalah 80. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I
tergolong rendah. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar
71,04 dan rata-rata N-gain 0,31.
Selanjutnya pada siklus II ini nilai terendahnya adalah 67 dan nilai tertingginya
adalah 90 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Sedangkan hasil lembar observasi dari aktivitas belajar siswa dan hasil
belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Rekapitulasi rata-rata aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
No.
Aspek yang dinilai
Siklus I
Siklus II
1.
Rata-rata aktivitas belajar siswa
55,2%
82%
2.
Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa
46,9
71,05
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar
rata-rata aktivitas belajar siswa, semakin besar pula rata-rata nilai tes hasil belajar
siswa, dan sebaliknya.
Karena seluruh indikator keberhasilan telah tercapai yaitu untuk aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan dan telah mencapai batasan indikator yaitu
70% sedangkan untuk hasil belajar rata-rata tes akhir siklus juga telah mencapai
batasan indikator, yaitu 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM. Maka peneliti ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan pertama kali pada saat pra peneliti dan setelah
dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru
bidang studi PAI dan siswa.
Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa
sebagian siswa cukup antusias dengan PAI, tetapi sebagian siswa ada yang kurang
senang dengan PAI karena mata pelajaran PAI membuat mengantuk, siswa masih
takut bertanya jika ada materi pembahasan yang belum dipahami, cara mengajar
56
guru cenderung ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dalam
pembelajaran PAI.3
Dari hasil wawancara saat siklus I diperoleh informasibahwa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) cukup baik digunakan sehingga
siswa dapat memecahkan masalah dengan teman kelompoknya, sebagian siswa
sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih
malu.4
Adapun dari hasil wawancara saat akhir siklus II diperoleh informasi
bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran PAI khususnya dengan model
pembelajaran PBL, dan guru kolaborator mengatakan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) sudah dilaksanakan cukup baik sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.5
D. Interpretasi Hasil Analisis
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan
kelas (PTK). Hasil dari dari penelitian ini yaitu pada siklus I rata-rata persentase
aktivitas belajar PAI siswa sebesar 55,2% dan rata-rata hasil belajar PAI siswa
sebesar 46,9. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase aktivitas belajar PAI
siswa sebesar 82% dan rata-rata hasil belajar PAI siswa sebesar 71,05. Pada siklus
II seluruh indikator telah tercapai maka penelitian berakhir sampai siklus II. Jadi,
dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
aktivitas belajar PAI siswa mengalami peningkatan sebesar 26,8% dan rata-rata
hsil belajar PAI siswa meningkat.
3
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian pada Tanggal 8 – 10
April 2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB.
4
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Siklus I tanggal 15 April 2014 di Kelas
VI di Kelas VI pukul 11.00 WIB.
5
Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada siklus II tanggal 6 Mei 2014 di Kelas VI
pukul 11.00 WIB.
57
E. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.
Peningkatan aktivitas belajar PAI dapat terligat dari hasil observasi
aktivitas belajar siswa bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada
siklus I sebesar 55,2%, sedangkan pada rata-rata persentase aktivitas belajar PAI
siswa pada siklus II sebesar 82%. Hasilnya mengalami peningkatan sebesar
26,8%.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar PAI siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari rata-rata nilai tes akhir
siklus I sebesar 46,9, sedangkan rata-rata nilai tes akhir siklus II sebesar 71,05.
Hasilnya mengalami peningkatan yang cukup signifiean.
3. Dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terdapat respon yang positif bagi siswa
Dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat memberikan respon positif bagi siswa, karena siswa dapat saling membantu
dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga memudahkan
siswa dalam menyerap materiyang diajarkan. Selain itu, respon positif dari model
pembelajaran ini dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa
dalam menyelesaikan soal serta memecahkan masalah pada LKS.
4. Pemberian hadiah dapat meningkatkan aktivitas siswa pada aspek
keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi
pertanyaan)
Pemberian hadiah berupa makanan kecil (seperti coklat, wafer) dan alatalat tulis (seperti pensil, pulpen) bagi siswa yang berani mengungkapkan
pendapatnya/jawabannya terhadap kelompok lain atau guru dapat meningkatkan
aktivitas siswa pada aspek keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan
menjawab/menanggapi pertanyaan) terhadap guru atau siswa lainnya. Dalam hal
ini siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan berusaha untuk
58
mendapatkan hadiah sebanyak-banyaknya. Pemberian hadiah ini hanya dilakukan
kadang-kadang saja.
5. Aktivitas belajar mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap hasil
belajar PAI siswa.
Berdasarkan hasil analisis data terhadap persentase aktivitas belajar PAI
siswa dan rata-rata hasil belajar siswa, keduanya mempunyai hubungan
berbanding lurus yaitu semakin meningkat rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa, maka semakin meningkat pula rata-rata hasil belajar siswa pada tes akhir
siklus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah
diuraikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berbasis Masalah dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam
mengatasi proses pembelajaran. Mereka aktif dalam memaknai konsep
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengkaitkannya kepada persoalan
konstekstual. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep tetapi juga
berusaha memecahkan dan mengatasi permasalahan perosalan konstektual yang
terjadi.
Kesimpulan di atas di sukung oleh data kuantitatif sebagai berikut :
1.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas
belajar PAI siswa yang meningkat sebesar 26,8%. Berdasarkan data ratarata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus I sebesar 55,2%,
sedangkan pada rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus
II sebesar 82%, hal ini dilihat dari siswa yang awalnya pasif menjadi aktif.
59
60
2.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai tes akhir siklus
I sebesar 46,9 dan N-gainna sebesar 0.29, sedangkan rata-rata nilai tes
akhir siklus II sebesar 71,05 n N-gainnya sebesar 0,31. Jadi hasil belajar
PAI siswa mengalami peningkatan.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dianggap berhasil dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa, karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B. Saran
1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) karena model pembelajaran ini dapat
meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa dan hasil belajar siswa.
2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari
salah satu kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan
kelas, sehingga lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil
kerjanya di depan kelas.
3. Siswa hendanya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya
dalam memecahkan masalah.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi
untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Nurhayati.Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(problem based Instruction) dalam pembelajaran matematika di SMU.
dalam Jurnal Pendidikan dan kebudayaan Jakarta, November 2004 Tahun
ke-10, No.051.
Ahmadi, Abu.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991
Aktivitas dan Prestasi Belajar. Dalam http:ipotes.wordpress.com.
AM, Sadirman.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008.
Anas, Sudjiono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Arikunto, Suharsimi.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006. edisi revisi, cet,6.
Arikunto, Suharsimi.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Daldjoeni, N.Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Alumni, 1992,
Dasna, I wayan, Sutrisno, Pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning). dari http://lubisgrafura.wordpress.com.
Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, Semarang: PT Tanjung
Mas Inti, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional, UU RI Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Tahun 2003.Bandung : Citra Umbara.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,2008.Cetakan
ke-8.
Holil,
Anwar.
Model
Pembelajaran
Berdasarkan
Masalah
dari
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran - berdasarkan
- masalah.html
http://hemow.wordpress.com. Implementasi Improving Learning dengan teknik
Inquiry sebagai usaha untuk meninkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika.
Isjoni, Model pmbelajaran yang efektif Pendidikan Anak Usia Dini,.yang dikutip
dari http://www.isjoni.net/
Latifah.Upaya meningkatkan proses dan Hasil Belajar IPA siswa kelas 6 SD
Negeri Loktabat I melalui pembelajaran berdasarkan masalah.wordpress.
dari http ://latifah04.wordpress.com.
Nasution,S. Didaktik Asas-asas mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2000. Cetakan
Ke II.
Rohani ,Ahmad. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: PT. Bhineka Cipta,2004.
Sadia, I Wayan.“Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA
Melalui Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan
"Cycle Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”. dalamJurnal Pendidikan
dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th. 2007.
Saifudin, Achmad.Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta:
Bumi Aksara, 1991. Cet. 1
Slameto.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003.
Standar penilaian dan Buku pelajaran sosial SD,
www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/ips.doc.
SMP,
dari
Syah, Muhibbin.Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya.
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.
http:/wiantimultiply.com/journal/item/7/.
Yanti, “Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui permainan
Bernuansa Nilai”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta:
Perpustakaan UIN Jakarta, 2008.
Zaini, Hisyam,dkk.Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: CTSD
IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
kaum Ansar
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
Pertemuan ke
: SDN Kramatjati 18 PG
: Pendidikan Agama Islam
: VI/2
: 8.
Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan
: 8.1
Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin
: 3x35 menit (1x pertemuan)
:1
Tujuan Pembelajaran : 1.
2.
Siswa dapat menjelaskan kisah perjungan kaum
Muhajirin
Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum
Muhajirin
Materi Pembelajaran :
Kisah kaum Muhajirin dan Ansar.
Metode Pembelajaran : 1.
2.
Problem Based Learning ( PBL )
Diskusi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Doa sebelum belajar dilanjutkan dengan Tadarus bersama surahsurah yang telah dihafal siswa
 Guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran
 Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah
hijrahnya Nabi Muhammad SAW
 Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan
(melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan
ajar
 Guru meminta siswa berkumpul ke kelompoknya masing-masing
 Guru memberikan soal atau permasalahan ( LKS ) kepada kelompok
untuk di diskusikan dalam diskusi
 Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahn dari LKS
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, :
 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru
 Siswa mengemukakan pendapat kisah perjuangan kaum Muhajirin
bersama Rasulullah SAW
 Siswa menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Bersama-sama membuat ksimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan dan dikoreksi oleh guru
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya
terbaik
 Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah ).
2. Tes Tulisan
Jakarta, 22 April 2014
Guru Pend. Agama Islam
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
kaum Ansar
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
Pertemuan ke
: SDN Kramatjati 18 PG
: Pendidikan Agama Islam
: VI/2
: 8.
Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan
: 8.2
: 3x35
:2
Menceritakan perjuangan kaum Ansar
menit (1x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Kaum
Anshar
2. Siswa dapat mendeskripsikan kisah perjungan
kaum Ansar
3. Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum
Ansar
Materi Pembelajaran :
Kisah kaum Muhajirin dan Ansar
Metode Pembelajaran : 1. Problem Based Learning ( PBL )
2. Diskusi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Membaca doa dilanjutkan dengan mengkorelasikan materi
sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
 Guru mengabsen siswa dan motivasi siswa dalam pembelajaran
 Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah
hijrahnya Nabi ke Madinah
 Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan
ajar
 Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing
 Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok
untuk didiskusikan dalam diskusi
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru
 Masing-masing kelompok menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar
dalam mewujudkan persaudaraan dengan kaum Muhajirin
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan
siswa yang aktif dalam diskusi
 Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
Alat/Sumber belajar:
1. LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3. Alquran (juz Amma)
4. Spidol & whiteboard
5. Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah).
2. Tes Tulisan
Jakarta, 29 April 2014
Guru Pend. Agama Islam
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
Pertemuan ke
:
:
Tujuan Pembelajaran :
SDN Kramatjati 18 PG
Pendidikan Agama Islam
VI/2
9.
Membiasakan periklaku terpuji
9.1
Meneladani perilaku kegigihan perjuangan
kaum Muhajirin dalam lingkungan seharihari di lingkungan peserta didik
3x35 menit (1x pertemuan)
3
1.
2.
3.
Materi Pembelajaran :
Metode Pembelajaran :
Siswa dapat menjelaskan kisah kegigihan
perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih
kehidupan yang lebih baik
Siswa dapat meneladani kegigihan usah-usaha
kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan
sehari-hari yang lebih baik
Siswa dapat menunjunjukkan manfaat memiliki
sifat gigih serta dapat menunjukkan dalil naqli
yang senada dalan sifat gigih
Membiasakan perilaku terpuji.
1.
2.
Problem Based Learning ( PBL )
Siswa mengadakan diskusi dengan temantemannya memecahkan masalah yang diberikan
guru tentang kegigihan perjuangan kaum
Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih
baik
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Membaca doa dan surah pendek pilihan serta membacakan daftar
hadir siswa
 Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka
tentang kisah kaum Muhajirin
 Meminta pendapat siswa tentang definisi sifat gigih berdasarkan
pengetahuan mereka
 Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Guru menjelaskan kegigihan kaum Muhajirin
 Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing
 Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok
untuk didiskusikan dalam diskusi
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru
 Masing-masing kelompok menyebutkan kegigihan perjuangan kaum
Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik
 Masing-masing kelompok memberikan contoh sifat gigih dalam
kehidupan sehari-hari
 Masing-masing kelompok meneyebutkan manfaat dari sifat gigih
serta menunjukkan dalil yang senada dengan sifat gigih
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan
siswa yang aktif dalam diskusi
 Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah ).
2. Tes Tulisan
Jakarta, 13 Mei 2014
Guru Pend. Agama Islam
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
Tujuan Pembelajaran :
SDN Kramatjati 18 PG
Pendidikan Agama Islam
VI/2
9. Membiasakan periklaku terpuji
9.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum
Ansar dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan peserta didik
3x35 menit (1x pertemuan)
1.
2.
3.
Materi Pembelajaran :
Metode Pembelajaran :
Siswa dapat menjelaskan kisah perilaku tolongmenolong kaum Ansar
Siswa dapat meneladani sifat tolong-menolong
kaum Ansar dalam terbentuknya Ukhuwah
Islamiyah
Siswa dapat menunjukkan dalil naqli tentang
tolong-menolong
Membiasakan perilaku terpuji
1.
2.
Problem Based Learning (PBL)
Siswa mengadakan diskusi dengan temantemannya membahas perilaku tolong-menolong
kaum Ansar
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
 Membaca doa dan surat pendek yang telah dihafal serta
membacakan daftar hadir siswa.
 Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan
disampaikan
 Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka
tentang kisah kaum Ansar
 Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Guru menjelaskan kisah kaum Ansar
 Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing
 Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok
untuk didiskusikan dalam diskusi
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru
 Masing-masing kelompok menyebutkan
contoh sifat tolongmenolong berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan seharihari
 Masing-masing kelompok menyebutkan manfaat dari sifat tolongmenolong
 Masing-masing kelompok menyebutkan dalil naqli yang
menganjurkan untuk saling tolong-menolong
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
 Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan
siswa yang aktif dalam diskusi
 Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
Alat/Sumber belajar:
1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang
Anyar Jawa Tengah
2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di,
Yogyakarta.
3) Alquran (juz Amma)
4) Spidol & whiteboard
5) Laptop & infokus
Penilaian:
1) Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model
pemecahan masalah).
2) Tes Tulisan
Jakarta, 20 Mei 2014
Guru Pend. Agama Islam
Hurul ‘Ain
NIM. 208011000034
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN 1
Tujuan
:
Kelompok
Nama
1. Dapat menjelaskan pengertian Kaum Muhajirin
2. Dapat menyebutkan sebab-sebab Nabi melakukan hijrah
3. Dapat menyebutkan usaha-usaha Kaum Muhajirin
:........................
:
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kaum Muhajirin
Sebagian besar dari kamu pasti pernah berpindah (hijrah) dari satu tempat
ke tempat yang lain. Demi menjadi yang terbaik dan nyaman dari sebelumnya.
Berpindah (hijrah) itu tentu saja tidak menjamin disebabkan dengan satu faktor
yang sama antara satu sama lain. Kondisi ini pula yang berpengaruh pada dakwah
Rasulullah sehingga beliau dan para sahabatnya memutuskan untuk berhijrah.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum
Muhajirin dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Rasulullah berhijrah?
a. Pengertian Kaum Muhajirin
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasulullah dan para sahabat hijrah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
c. Usaha yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat dalam berhijrah
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN 2
Tujuan
Kelompok
Nama
:
1. Dapat menjelaskan pengertian Kaum Anshar
2. Dapat menyebutkan usaha-usaha Kaum Anshar dalam
membantu kaum Muhajirin
3. Dapat menyebutkan perjuangan Kaum Anshar dalam
kelancaran dakwah Rasulullah saw.
:........................
:
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kaum Anshar
Anshar berasal dari kata nashara yang berarti menolong. Setiap manusia
harus saling tolong menolong jika melihat saudaranya sedang kesusahan dan
kesulitan. Kita dianjurkan tolong menolong dalam perbuatan baik dan takwa dan
kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa atau kejahatan.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum
Anshar dan apa saja usaha Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muhajirin serta
apa usaha Kaum Anshar demi melancarkan dakwah Rasulullah saw. ?
a. Pengertian Kaum Anshar
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
b. Usaha yang dilakukan Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muhajirin
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
c. Perjuangan Kaum Anshar dalam kelancaran dakwah Rasulullah saw.
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN 3
Tujuan
Kelompok
Nama
:
1. Dapat menyebutkan kegigihan Kaum Muhajirin
2. Dapat menyebutkan contoh kegigihan dalam beribadah dan
sebagai pelajar sehari-hari
3. Dapat menyebutkan manfaat sifat gigih
4. Dapat menujukkan dalil naqli yang senada dengan anjuran sifat
gigih.
:........................
:
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegigihan
Setiap manusia harus berusaha segigih mungkin demi mewujudkan segala
apa yang dicita-citakan dengan tidak lupa diiringi doa dan ibadah yang tulus.
Meskipun segala keputusan ada di Kekuasaan Allah namun, Allah tidak akan
merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri.
Dari pernyataan di atas menurut kalian kegigihan apa yang dilakukan
Kaum Muhajirin dalam mempertahankan agama Islam, dan sebutkan contoh
kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar dalam kehidupan sehari-hari, dan
apa manfaat jika kita memiliki sifat gigih serta tunjukkan dalil yang senada
dengan anjuran sifat gigih!
a. Kegigihan yang dilakukan Kaun Muhajirin dalam mempertahankan dan
menyebarkan agama Islam
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
b. Contoh kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar dalam
kehidupan sehari-hari
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
c. Manfaat jika kita memiliki sifat gigih
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
d.
Dalil naqli yang senada dengan anjuran untuk bersikap gigih
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PERTEMUAN 4.
Tujuan
Kelompok
Nama
:
1. Dapat menyebutkan contoh tolong menolongyang dilakukan
Kaum Anshar terhadap Kaum Muhajirin
2. Dapat menyebutkan contoh tolong-menolong dalam kehidupan
sehari-hari
3. Dapat menyebutkan manfaat tolong menolong
4. Dapat menyebutkan dalil naqli yang menganjurkan untuk
tolong-menolong
:........................
:
1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tolong-Menolong
Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
bantuan/pertolongan dari orang lain. Sebagai contoh banyak para dermawan dan
relawan yang menolong saudaranya tatkala ditimpa bencana seperti banjir, tanah
longsor maupun gunung meletus. Hal ini sama seperti yang dilakukan Kaum
Anshar terhadap kaum Muhajirin. Karena kita dianjurkan tolong menolong dalam
perbuatan baik dan takwa dan kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa
atau kejahatan.
Dari pernyataan di atas menurut kalian apa saja yang dilakukan Kaum
Anshar dalam menolong Kaum Muahajirin dan apa saja contoh tolong menolong
dalam kehidupan sehari-hari, dan apa manfaat jika kita saling tolong-menolong
serta apa dalil yang menunjukkan tentang tolong menolong ?
a. Contoh tolong-menolong yang dilakukan Kaum Anshar terhadap Kaum
Muhajirin
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
b. Contoh tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
c. Manfaat tolong-menolong.
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
d. Menyebutkan dalil naqli tolong-menolong
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
N
Lampiran 3
Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Belajar Siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )
Pertemuan Ke –
Hari / Tanggal :
Pokok Bahasan :
Tujuan Observasi: Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar PAI siswa
pada penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ).
Petunjuk
: Beri tanda checklist ( √ ) pada kolom yang sesuai pengamatan
anda !
Aspek yang Dinilai
Nama
No.
Keterangan
Siswa
A
B
C
D
E
1.
S1
2.
S2
3.
S3
4.
S4
5.
S5
6.
S6
7.
S7
8.
S8
9.
S9
10.
S10
11.
S11
12.
S12
13.
S13
14.
S14
15.
S15
16
S16
17.
S17
18.
S18
19.
S19
20.
S20
21.
S21
Jumlah
Presentase Skor
Keterangan :
A = Aktivitas memperhatikan penjelasan guru ( visual activities )
B = Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas ( mental activities )
C = Keberanian ( Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan )
D = Berdiskusi dengan baik ( oral activities )
E = aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS ( emotional activities )
Jakarta, April 2014
Observer
Fuad Ma’ruf Nur, S.S.
( Guru Kolaborator )
Lampiran 4
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )
Kelas VI SDN Kramatjati 18 Pagi.
Klasifikasi
NO
Aktivitas
1.
2.
3.
4.
Visual
activities
Oral
activities
Emotional
activities
Mental
activities
Aspek yang diteliti
Aktivitas
siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
Persentase
skor
visual
activities
Aktivitas keberanian siswa
(mengajukan pertanyaan dan
menjawab/menanggapi
pertanyaan)
Persentase skor oral activities
Aktivitas siswa di dalam
berdiskusi antar temas
Persentase skor oral activities
Aktivitas semangat siswa
dalam mengerjakan tugas
Persentase skor emotional
activities
Aktivitas
siswa
dalam
memecahkan masalah pada
LKS
Persentase
skor
mental
activities
Keterangan Persentase aktivitas siswa
1 = kurang (0%-25%)
2 = cukup (25%-50%)
3 = baik (50%-75%)
4 = sangat baik (lebih dari 75%)
Jumlah siswa 21 orang
Skor Pertemuan ke Siklus I
Siklus II
1
2
3
4
10
11
15
16
47%
52%
71%
76%
3
7
13
15
14%
33%
62%
71%
9
14
17
20
42%
66%
81%
95%
12
14
18
20
42%
66%
86%
95%
15
15
17
20
71%
71%
81%
95%
Lampiran 5
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.2.
Skor
Skor
Klasifikasi
No.
Aspek yang diteliti
Pertemuan Pertemuan
Aktivitas
1
2
1.
Aktivitas
Visual
activities
siswa
memperhatikan
Aktivitas
siswa
2.
dan
4.
activities
49,5%
1
2
23,5%
2
3
54%
28%
49,5%
38,7%
3
3
61,5%
57%
66%
61,5%
3
3
71%
71%
71%
71%
Aktivitas semangat siswa
dalam
mengerjakan
tugas
Rata-rata emotional activities
Mental
52%
pertanyaan)
Rata-rata oral acivities
activities
47%
menjawab/menanggapi
berdiskusi antar teman
3.
49,5%
(mengajukan
Aktivitas siswa di dalam
Emotional
3
keberanian
pertanyaan
activities
2
penjelasan guru
Rata-rata visual activities
Oral
Rata-rata
Aktivitas siswa dalam
memecahkan
masalah
pada LKS
Rata-rata mental activities
Rata-rata activities siklus
55,2%
Keterangan : Pada pertemuan pertama siswa yang tidak hadir 1 orang siswa
sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang tidak hadir 4 orang
siswa.
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.3.
Skor
Skor
Klasifikasi
No.
Aspek yang diteliti
Pertemuan Pertemuan
Aktivitas
3
4
1.
Aktivitas
Visual
activities
siswa
memperhatikan
Aktivitas
siswa
2.
dan
4.
activities
73%
3
3
66,5%
4
4
88%
71,5%
83%
77,25%
4
4
90,5%
86%
95%
90,5%
4
4
88%
81%
95%
88%
Aktivitas semangat siswa
dalam
mengerjakan
tugas
Rata-rata emotional activities
Mental
76%
pertanyaan)
Rata-rata oral acivities
activities
71%
menjawab/menanggapi
berdiskusi antar teman
3.
73%
(mengajukan
Aktivitas siswa di dalam
Emotional
4
keberanian
pertanyaan
activities
3
penjelasan guru
Rata-rata visual activities
Oral
Rata-rata
Aktivitas siswa dalam
memecahkan
masalah
pada LKS
Rata-rata mental activities
Rata-rata activities siklus
82%
Keterangan : Pada pertemuan ketiga siswa yang tidak hadir 3 orang siswa dan
pada pertemuan keempat siswa yang tidak hadir 1 orang siswa.
Lampiran 6
Nama Guru
Mata Pelajaran
Pertemuan keHari/Tanggal
Tujuan
Petunjuk
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lembar Observasi Guru pada KBM
:
Semester/Kelas :
:
Materi
:
:
Siklus
:
:
: Sebagai Evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran
PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
: Beri tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai menurut anda!
Aspek yang dinilai
1
Penilaian
2
3
4
Komentar
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Memilih metode yang tepat
Memilih media yang tepat
Menyusun alat evaluasi/penilaian
Membuka pelajaran
Memotivasi siswa
Menjelaskan materi
Penguasaan materi
Menuntun
siswa
dalam
mengerjakan LKS
10. Penguasaan kelas
11. Penggunaan metode Pembelajaran
Problem Based Learning
a. Membuat masalah pada LKS
b. Membentuk siswa kedalam
kelompok
c. Mengarahkan siswa dalam
diskusi kelompok
d. Mengarahkan siswa agar dapat
memecahkan masalah pada
LKS
12. Menutup pengajaran
Jumlah
Skor Total
Saran-saran : ..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Keterangan skala penilaian :
1 = kurang
Pengamat
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Guru Kolabolator
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Aspek yang dinilai
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Memilih metode yang tepat
Memilih media yang tepat
Menyusun alat evaluasi/penilaian
Membuka pelajaran
Memotivasi siswa
Menjelaskan materi
Penguasaan materi
Menuntun
siswa
dalam
mengerjakan LKS
Penguasaan kelas
Penggunaan metode Pembelajaran
Problem Based Learning
a. Membuat masalah pada LKS
b. Membentuk siswa kedalam
kelompok
c. Mengarahkan siswa dalam
diskusi kelompok
d. Mengarahkan siswa agar
dapat memecahkan masalah
pada LKS
Menutup pengajaran
Jumlah
Skor Total
Penilaian
Pertemuan
Pertemuan
1
2
3
4
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
4
Jumlah
Ratarata
12
11
12
12
12
10
12
12
3
2,75
3
3
3
2,25
3
3
2
3
2
3
10
2,25
2
3
3
4
12
3
2
2
3
3
3
3
4
4
12
12
3
3
2
3
4
4
13
3,25
2
3
3
4
12
3
2
31
2,07
3
45
3
3
45
3
4
56
3,7
12
174
11,6
3
45
3
Jadi rata-rata observasi guru pada KBM sebesar 3, maka guru pada proses KBM
baik dalam pelaksanaannya.
Keterangan skala penilaian :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Lampiran 8
INTRUMEN TES
SIKLUS I
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Orang berhijrah bersama NAbi Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah
disebut kaum . . .
a. Muhajirin
c. Anshar
b. Muslimin
d. Mukminin
2. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin hijrah kemadinah berdasarkan
....
a. Wahyu dan permohonan orang Madinah
b. Permintaan kafir quraisy
c. Perintah pembesar Madinah
d. Usul Abu Bakar As-Shidiq
3. Salah satu hikmah dari hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah adalah
setiap kebenaran akan mendatangkan . . .
a. Kesukaan
c. Keonaran
d. Kesenangan
b. Kemenangan
4. Menghindari gangguna dari orang-orang kafir quraisy dan membangun
kekuatan Islam adalah tujuan Rasulullah hijrah ke . . .
a. Quba
c. Taif
b. Habsy
d. Madinah
5. Ketika mengetahui bahwa Rasulullah mengajak dirinya untuk berhijrah,
Abu Bakar bersikap . . .
a. Menyetujuinya
c. Menggerutu
b. Kesal dan sedih
d. Menolak dengan tegas
6. Sebelum sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. dan kaum Muhajirin
singgah dulu di Desa . . . dan mendirikan masjid di sana.
a. Aqabah
c. Quba
d. Madinah
b. Yastrib
7. Kaum Muhajirin adalah kaum muslimin Mekkah yang hijrah ke Madinah.
Kata Muhajirin mengandung arti orang-orang yang . . .
a. Baik hati
c. Tertindas
d. Pindah
b. Terancam
8. Orang-orang Madinah yang menyambut kehadiran orang-orang Islam
Mekkah yang berhijrah adalah kaum . . .
a. Quraisy
c. Muhajirin
b. Bani Israil
d. Anshar
9. Kaum Anshar adalah penduduk asli Kota . . .
a. Madinah
c. Mekkah
b. Mesir
d. Taif
10. Masjid di Kota Madinah yang digunakan untuk pusat ibadah, sosial dan
pendidikan pada awal perkembangan Islam disebut . . .
a. Masjidil Haram
c. Masjid Quba
b. Masjidil Aqsa
d. Masjid Nabawi
11. Kaum uhajirin berpindah ke Madinah karena membela . . .
a. Islam dan iman
c. Kekayaan
b. Harta benda
d. Istri dan anak
12. Tempat persembunyian Nabi Muhammad saw. ketika hijrah ke Madinah
adalah . . .
a. Masjid Nabawi
c. Habsy
b. Gua Tsur
d. Gua Hira
13. Kaum Muhajirin sebelum hijrah tinggal di Kota . . .
a. Yamamah
c. Mekkah
b. Madinah
d. Habsy
14. Orang-orang Madinah baik laiki-laki maupun prempuan menyambut
kedatangan Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan penuh . . .
a. Duka cita
b. Kesedihan
c. Suka cita
d. Kegundahan
15. Kemenangan dan kemuliaan akan diperoleh kaum muslimin jika kecintaan
mereka kepada Allah SWT. Dan Rasul-Nya lebih . . . dari pada kecintaan
mereka terhadap harta bendanya.
a. Kecil
b. Besar
c. Sedang
d. Biasa
INTRUMEN TES
SIKLUS II
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Perilaku terpuji orang-orang terdahulu perlu kita . . .
a. Tinggalkan
c. Hindari
b. Jauhi
d. Tinggalkan
2. Dibawah ini merupakan prilaku kaum Muhajirin, kecuali . . .
a. Ikhlas beramal
c. Sederhana dan sabar
b. Gigih dalam berjuang
d. Penakut dan khianat
3. Sikap kaum Muhajirin yang patut diteladani, antara lain . . .
a. Senang berkelahi
c. Pekerja keras
b. Pendusta
d. Pasrah pada keadaan
4. Salah satu tujuan hijrah ke Madinah adalah . . .
a. Melarikan diri
b. Menyebarkan Islam ke daerah lain
c. Mencari kekayaan
d. Untuk bertamasya
5. Menurut Al-Qur’an tiap-tiap diri sendiri bertanggung jawab atas perbuatan
...
a. Orang tuanya
c. Sendirinya
b. Orang lainnya
d. Anak keturunannya
6. Rela menerima rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita disebut
...
a. Penyesuain diri
c. Tanggung jawab
b. Qanaah
d. Pengendalian diri
7. Sikap menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah berusaha disebut . . .
a. Ikhtiar
c. Iktikaf
b. Takarub
d. Tawakal
8. Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar didasari oleh persamaan . . .
a. Keinginan
c. Kekayaan
b. Kedudukan
d. Akidah/kepercayaan
9. Melakukan perbuatan dengan sepenuh hati, apa pun resiko dari perbuatan
yang dilakukan siap menerima dengan ikhlas disebut . . .
a. Tanggung jawab
b. Memenuhi janji
c. Berkhianat
d. Berbakti
10. Berikut ini yang bukan manfaat tolong-menolong adalah . . .
a. Mempererat silaturrahmi
b. Saling menghormati
c. Merasa sama-sama makhluk Allah
d. Menumbuhkan sifat iri
11. Sikap yang patut diteladani dari kaum Anshar adalah . . .
a. Menolong dengan ikhlas
b. Menolong dengan setengah hati
c. Menolong dengan imbalan
d. Tak peduli dengan penderitaan orang lain
12. Kita harus gigih dalam beribadah dengan cara . . .
a. Membiasakan shalat lima waktu
b. Bersedekah jika perlu
c. Melalaikan shalat wajib
d. Setiap hari bermain di rumah teman
13. Sebagai seorang pelajar harus meneladani dan memperaktikkan kegigihan
kaum Muajirin dengan cara . . .
a. Banyak jajan dan bermain
b. Rajin belajar tanpa diperintah
c. Menyontek pekerjaan teman
d. Mengejek teman sekelas
14. Kaum Anshar mempunyai perilaku mulia yakni . . .
a. Merusak persaudaraan
c. Membantu kaum Muahjirin
b. Mencari keuntungan duniawi
d. Menolong dengan pamrih
15. Allah menganjurkan tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang
tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan jahat. Hal ini terdapat dalam
Surah Al-Maidah ayat . . .
a. Dua
c. Empat
b. Tiga
d. Lima
Lampiran 10
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi PAI
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
: Selasa, 8 April 2014
Responden
: Bapak. Fuad Ma’ruf Nur, S.S
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa, dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran PAI sebelumnya.
Daftar pertanyaan :
1. Apa yang bapak persiapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran?
Jawab : Saya membuat RPP terlebih dahulu sesuai materi yang akan saya
bahas
2. Bagaimana keaktifan belajar PAI siswa di kelas VI yang bapak ajar?
Jawab : Keaktifan siswa kelas VI ini kurang baik dibanding kelas yang
lainnya, mungkin karena jam pelajarannnya tergolong terakhir.
3. Apakah anak-anak bersemangat dalam pembelajaran PAI?
Jawab : Lumayan, tapi terkadang anak-anak pada malas dikarenakan dapat
waktunya jam terakhir itu.
4. Metode apa saja yang bapak terapkan dalam pembelajaran PAI?
Jawab : Metode yang saya pakai biasanya ceramah dan pemberian tugas
saja.
5. Apakah metode Problem Based Learning (PBL) pernah bapak terapkan
pada pembelajaran PAI?
Jawab : Belum
6. Apakah Bapak pernah menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan bapak
di depan kelas?
Jawab : Pernah.
7. Apakah siswa selalu menjawab pertanyaan bapak di depan kelas?
Jawab : Tidak terlalu sering, mereka maju ke depan kelas hanya jika disuruh
sama saya saja. Mereka belum berani.
8. Apakah siswa memperhatikan penjelasan bapak, ketika bapak sedang
menjelaskan pembahasan materi?
Jawab : Memeperhatikan, tetapi ada juga siswa yang asik dengan
kegiatannya sendiri. Seperti, ngobrol dengan temannya.
9. Apabila siswa tidak memeperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan
bapak lakukan?
Jawab : Saya akan memberikan teguran, seperti : siswa harus mengulang
kembali materi yang baru saja saya jelaskan.
Lampiran 11
Tapap
Hari/Tanggal
Tujuan Wawancara
Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa
: Pra Penelitian
: Selasa, 9 April 2014
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa,
dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran PAI sebelumnya.
Daftar pertanyaan :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran PAI?
a. Iya
b. Tidak
c. Biasa saja
Jawab :
S3 : Iya
S14 : Biasa saja
S20 : Iya
2. Dari jawaban no.1 (satu) berikan alasan!
Jawab :
S3 : karena saya suka dengan sejarah-sejarah Nabi.
S14 : bikin ngantuk saya bu.
S20 : suka saja
3. Apakah kamu bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru jika
masih kurang jelas atau belum paham?
Jawab :
S3 : jarang
S14 : tidak pernah
S20 : iya, saya sering bertanya jika ada materi yang belum saya mengerti.
4. Apabila guru member pertanyaan, apakah kamu berusaha ingin
menjawabnya?
Jawab :
S3 : kadang-kadang kalau bisa saya jawab saja.
S14 : tidak, karena takut salah.
S20 : iya.
5. Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan gurumu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Jika menjawab b dan c, beri alasan kenapa pada saat itu kamu tidak
mengerjakan tugas.
Jawab :
S3 : kadang-kadang, karena ikut-ikutan teman yang tidak mengerjakan juga.
S14 : kadang-kadang, karena suka lupa dan sedikit malas.
S20 : selalu.
6. Apabila kamu diminta mengerjakan soal ke depan kelas, apakah yang kamu
rasakan?
a. Senang
b. Takut
c. Malu
Jawab :
S3 : Takut salah.
S14 : Takut salah, nanti diketawain teman-teman kalau salah.
S20 : Senang, tetapi takut salah juga kalau lagi mengerjakan di depan kelas.
Lampiran 12
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru
Hari/Tanggal
: Selasa, 29 April 2014
Responden
: Bapak Fuad Ma’ruf Nur, S.S.
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan
yang adapa pada tindakan dalam aktivitas siswa dalam belajar PAI.
Daftar pertanyaan wawancara dengan guru setelah siklus I
1. Menurut bapak, apakah penerapan pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) ini cocok diterapkan pada pembelajaran PAI khususnya
pada sub Tarikh?
Jawab : Iya, cukup cocok diterapkan pada pembelajaran PAI.
2. Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat kemajuan
dalam belajar PAI siswa setelah melakukan pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) ini?
Jawab : Lumayan, dilihat dari semangat siswa dalam berdiskusi cukup
meningkat.
3. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan
pengamatan?
Jawab : Kemajuan dalam belajarnya dengan diskusi, para siswa berusaha
untuk menyelesaikan LKS yang disajikan, meskipun ada beberapa
siswa yang masih mengandalkan temannya dalam mengerjakan
LKS tersebut.
4. Apakah siswa menyukai metode ini?
Jawab : Dilihat dari semangat belajarnya, sebagian siswa mulai menyukai
model pembelajaran ini.
5. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) ini?
Jawab : Beberapa siswa ada yang menegeluhkan bahwa teman
sekelompoknya masih ada yang tidak bekerja sama dalam proses
diskusinya.
6. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan
siklus I ini?
Jawab : Menurut saya, lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Lampiran 13
Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I
Hari/Tanggal
Tujuan Wawancara
: Selasa, 29 April 2014
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan
pelajaran PAI khususnya pada sub Tarikh di siklus I
Daftar pertanyaan :
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Bases Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : iya.
S14: biasa saja.
S20 : iya.
2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : dua-duanya, yang biasa dengan PBL.
S14 : lebih suka PBL.
S20 : PBL.
3. Metode manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : semua saya sukai ko bu.
S14 : saya suka karena belajarnay bersama-sama, tapi ga sukanya disuruh
majunya dan banyak ngerjain tugasnya.
S20 : tidak ada yang saya tidak sukai karena metode PBL bikin saya aktif.
4. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : lebih aktif.
S14 : biasa saja.
S20 : saya lebih sering bertanya kalo ada materi yang saya tidak tahu.
5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : tidak.
S14 : agak sulit.
S20 : tidak sulit ko.
6. Apakah kamu aktif dalam bertanya?
Jawab :
S3 : kadang-kadang.
S14 : belum aktif saya.
S20: aktif dong bu.
7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu? Berikan alasannya!
Jawab :
S3 : iya, karena saya takut terkena hukuman kalo mengerjakan tugasnya.
S14 : kadang-kadang.
S20 : iya, karena itu kewajiban saya bu.
8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : tidak terlalu aktif, karena sudah dijawab sama teman saya yang satu
kelompok dengan saya.
S20 : iya bu.
9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini
memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya, karena nanti ditanya sama gurunya tentang materi yang akan
dibahas.
S20 : iya.
10. Menurut kamu apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model
PBL ini?
Jawab :
S3 : waktu dalam mengerjakan LKS terlalu cepat, kelebihannya dapat
belajar bersama-sama.
S14 : tidak tahu bu.
S20 : kelebihannya saya bisa belajar sendiri bersama teman-teman tentang
materi yang diajarkan.
Lampiran 14
Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II
Hari/Tanggal
: Selasa, 20 Mei 2014
Responden
: Bapak Fuad Ma’ruf Nur, S.S.
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar PAI
siswa, setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap siklus I
Daftar pertanyaan wawancara dengan guru setelah siklus II
1. Menurut bapak, apakah penerapan pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) ini cocok diterapkan pada pembelajaran PAI?
Jawab : iya cocok sekali.
2. Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat kemajuan
dalam belajar PAI siswa setelah dilakukan pembelajaran model Problem
Based Learning (PBL)?
Jawab : iya, pada siklus ke dua ini kemajuan proses aktivitas siswa sangat
terlihat.
3. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan
pengamatan?
Jawab : hampir semua indikator proses aktivitas pembelajaran meningkat.
Seperti : keberanian siswa sudah meningkat dan bersemangat
dalam menerjakan tugas juga meningkat.
4. Dengan pengamatan bapak pada siklus II ini, bagaimana tingkat aktivitas
siswa terhadap pembelajaran PAI?
Jawab : tingkat aktivitas siswa meningkat cukup baik.
5. Apakah siswa menyukai metode ini?
Jawab : menurut saya siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran
dengan metode PBL ini.
6. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)?
Jawab : pada siklus ini siswa tidak ada yang mengeluh kepada saya,
mungkin dikarenakan semua siswa telah berdiskusi dengan baik.
7. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa?
Jawab : iya, karena dapat terlihat dari hasil observasi aktivitas dan nilai tes
akhir siklus II ini.
Lampiran 15
Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II
Hari/Tanggal
Tujuan Wawancara
: Selasa, 20 Mei 2014
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas dan hasil belajar PAI
siswa pada siklus II.
Daftar pertanyaan :
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya.
2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : PBL dan ceramah.
S14 : PBL.
S20 : PBL.
3. Hal manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : yang saya sukai saat mengerjakan dan memecahkan masalah di LKS.
S14 : dapat hadiahnya kalau bisa menjawab dan bertanya.
S20 : semuanya saya suka ko bu.
4. Kelebihan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : asik dalam belajarnya.
S14 : lebih rajin ngerjain tugasnya.
S20 : lebih aktif dalam belajar.
5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
Jawab :
S3 : tidak.
S14 : tidak.
S20 : tidak.
6. Apakah kamu aktif dalam bertanya?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : kadang-kadang.
S20 : iya.
7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu?
Jawab :
S3 : iya
S14 : iya
S20 : iya.
8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS?
Jawab :
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya.
9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini
memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI?
Jawab :
S3 : iya
S14 : iya.
S20 : iya.
10. Menurut kamu apakah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar kamu?
Jawab:
S3 : iya.
S14 : iya.
S20 : iya
Lampiran : 16
Foto Kegiatan Siklus I & II
Download