PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA DI SDN KRAMATJATI 18 PAGI KELAS VI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh HURUL AIN 208011000034 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRAK Hurul Ain (NIM: 208011000034). Penerapan Model Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri. Jakarta: 2014. Kata kunci : Pembelajaran Aktif Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Hasil Belajar siswa. Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa dalam pembelajaran PAI selama ini guru masih gemar menggunakan metode ceramah, hal ini berdampak pada keengganan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga menimbulkan lemahnya keaktifan dan hasil belajar siswa. Di dalam pembelajaran guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik sehingga proses belajar siswa kurang kondusif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti, yang terdiri dari dua siklus, dan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Kramatjati 18 Pagi yang berjumlah 21 siswa. Data tersebut diambil melalui teknik pengumpulan data berupa data hasil obeservasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran aktif model Problem Based Learning atau biasa dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah, guna meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. Dengan model Problem Based Learning siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran dan model ini sebagai salah satu alternative yang menjadikan pembelajaran lebih aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran aktif model Problem Based Learning mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklusnya, yaitu pada siklus I sebesar 55,2% dan siklus II sebesar 82%. Hasil belajar siswa mengalami persentase peningkatan keaktifan siswa. Pada siklus I skor rata-rata sebesar 46,9 dan pada siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 71,05 Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. i KATA PENGANTAR Dengan membaca Bismillahirrahmanirrohim, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI” Penyusunan skripsi ini diajukan dalam rangka memperoleh gelar sarjana S-1 Pendidikan Islam di UIN Jakarta. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Teriring ucapan do’a penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan pikiran, waktu dan tenaga dengan ikhlas untuk memberikan motivasi serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Kedua orang tua, mertua serta suami tercinta yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil selama menuntut ilmu dari awal hingga akhir. Terimakasih atas semua pengorbanan, cinta, kasih sayang dan doa’nya. ii 6. Adik-Adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a 7. Semua Pihak yang telah banyak memberikan dukungan yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga Allah swt membalas kebaikan kalian dengan sebaik-baik balasan. Amin Mudah-mudahan bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridhoan Allah swt, serta tercatat sebagai amal yang sholeh hanya do’a yang bias peulis panjatkan kepada Allah swt. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan semata karena kekurangan yang penulis miliki saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, 18 Desember 2014 Penulis Hurul Ain iii DAFTAR ISI Hal LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6 D. Perumusan Masalah ................................................................ 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Hakikat Pembelajaran Based Learning .................................. 8 B. Aktivitas Belajar....................................................................... 12 C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................................... 16 D. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Model Pembelajaran Based Learning pada sub Tarikh ......... 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ................................ 23 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................... 26 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................. 26 E. Tahap Intervensi Tindakan ....................................................... 27 F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ............................. 30 G. Sumber Data ............................................................................. 30 iv H. Instrumen-Instrumen Penelitian ............................................... 30 I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31 J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan ........................................ 32 K. Analisi Data dan Interprestasi Hasil Analisis .......................... 33 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 34 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan ........................................ 35 B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................. 52 C. Analisis Data ............................................................................ 53 D. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................ 57 E. Pembahasan Tema Penelitian................................................... 57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 59 B. Saran-Saran .............................................................................. 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan proses yang terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga pendidikan itu harus berorientasi pada siswa (student active 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bidang DIKBUD KBRI Tokyo. h.1 1 Sistem 2 learning) dan peserta didik harus dipandang sebagai seorang yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Sedangkan tugas pendidik adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Dalam pelaksanaan undang-undang ini dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peratutran Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.2 Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan peraturan pemerintah di atas maka standar proses pendidikan berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu di manapun lembaga pendidikan itu berada termasuk SDN Kramatjati 18 Pagi. Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran dan standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi kelulusan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang meliputi berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, Relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat dan seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dapat mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang ditentukan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bab 1 pasal 1 point (a) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Tahun 2003 . . . . . . h. 3. Sistem 3 menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.3 Artinya, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan anak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Guru merupakan pendorong belajar siswa yang mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat para murid untuk belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik maka siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan mengembangkan ilmu pengetahuannya.4 Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam. Dalam menentukan model yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran antara lain: 1. Kondisi karakteristik peserta didik yang dihadapi. Dalam penelitian ini peneliti meneliti siswa kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi, karena karakteristik peserta didik kelas VI merupakan siswa yang sudah mampu berfikir secara kritis dibanding dengan adik kelasnya. Dengan tujuan mewujudkan peserta didik yang aktif kreatif dan kritis pada pelajaran PAI. Karena masih banyak masalah-masalah dalam proses pembelajaran, antara lain peserta didik kurang mampu untuk memberikan contoh kasus, siswa kurang bergairah dalam pelajaran, malu bertanya dan mengungkapkan pendapat serta bersifat individu satu sama lain dan kurangnya minat siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Apabila diadakan diskusi, siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa cenderung terpaku pada satu bahasan yang ada di kelompoknya sendiri dan kelompok lain tidak memahami apa yang disampaikan serta ramai sendiri. 3 Undang-Undang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2003. http//:www.depdiknas.go.id. 4 Muhammad Abdullah ad- Duweisy. Menjadi Guru Yang Sukses dan Berpengaruh, terj.,Izzudin Karimi (Surabaya: Pustaka Elba) h.20 4 2. Realitas daya dukung yang ada di sekolah atau madrasah, khususnya di SDN Kramatjati 18 Pagi dalam mendukung proses pembelajaran sudah memiliki beberapa macam fasilitas yang dapat digunakan dalam menunjang proses pembelajaran misalnya sekolah yang sudah dilengkapi dengan akses internet, ruang kelas yang bersih dan nyaman untuk belajar dan berbagai media gambar dan peragaan untuk menunjang pembelajaran PAI. 3. Kondisi lingkungan SDN Kramatjati 18 Pagi tempatnya srtategis dan nyaman untuk belajar karena jauh dari pusat keramaian. Berdasarkan faktor karakteristik siswa, daya dukung SDN Kramatjati 18 Pagi dan kondisi lingkungannya maka pembelajaran yang sesuai dengan faktorfaktor tersebut yaitu pembelajaran berbasis masalah karena Strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah/kasus riil dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar Isi 2006 siswa dituntut agar dapat kreatif dan mampu mengembangakan kemampuan berfikir kritis dalam menghadapi pelajaran juga dalam menghadapi masalahmasalah yang sedang terjadi saat ini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pembelajaran karena siswa didorong untuk mencari dan menemukan pengetahuan baru yang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran (student oriented) dan guru sebagai fasilitator. Anjuran untuk berpikir juga terdapat dalam Al Qur an surat Ar Ra’d ayat 4 : 5 ) ٤ : ) سورة الرعد Artinya : Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebunkebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.5 Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Serta berdasarkan wawancara dengan guru PAI kelas VI, penelitian terhadap model pembelajaran berbasis masalah sebelumnya belum pernah dilakukan di SDN Kramatjati 18 Pagi. Berdasarkan karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah, lingkungan sekolah serta dengan adanya penelitian terdahulu dan wawancara dengan guru PAI kelas VI, maka model pembelajaran berbasis masalah atau yang disebut (Problem Based Learning) dapat diterapkan di SDN Kramatjati 18 Pagi. Dengan penerapan model ini diharapkan siswa mampu untuk berpikir kritis dalam memecahkam berbagai permasalahan yang terkait dengan mata pelajaran PAI yang membutuhkan pemikiran kritis dalam menganalisis permasalahan yang sedang terjadi saat ini serta membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri. Oleh karena itu penulis mengambil judul : “Penerapan Model Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI”. 5 Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, ( Semarang, PT Tanjung Mas Inti, 2005) h. 368. 6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya : 1. Kurangnya kreatifitas guru dalam menentukan model pembelajaran khusus dalam bidang study Pendidikan Agama Islam sub Tarikh dan Akhlak tentang Kisah Kaum Muhajirin dan Anshar serta perilaku apa saja yang dapat diambil dari kisah tersebut. 2. Guru kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar disebabkan model yang digunakan masih menggunakan model konvensional. 3. Untuk efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam sub ini memerlukan model yang tepat. 4. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam. 5. Guru kurang menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. 6. Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model problem based learning jarang dipraktekkan oleh guru. C. Pemtasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pembahasan, maka pembahasan dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. Oleh karena dalam mata pelajaran PAI kelas VI mencakup banyak Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa, maka dalam penelitian ini hanya akan dikaji Standar Kompetensi 8 dan 9. Menceritakan peruangan kaum Muhajirin 8.1.menceritakan perjuangan kaum Anshar 8.2. meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan peserta didik 9.1. Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik 9.2. 7 Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam aktivitas pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu siswa SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI pada mata pelajaran PAI. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana aktifitas siswa selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah? 2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masala pada pelajaran PAI? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terhadap meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VI di SDN Kramatjati 18 Pagi. 2. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan di SDN Kramatjati 18 diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Manfaat Teoritis : untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pentingnya tentang penerapan model problem based learning dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Manfaat Praktis : dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang berkepentingan khususnya guru dalam menggunakan model problem based learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB II KAJIAN TEORITIK A. Hakikat Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model yang dapat menjadikan siswa aktif, mandiri, menyenangkan dan mampu membentuk kerja sama yang baik antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya dalam menemukan dan memahami konsep tersebut. Menurut I wayan Dasna „„PBL merupakan pelaksanaan pembelajaran berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian di analisis lebih lanjut guna untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa”.1 Menurut Wiantinaisyah “Problem Based Learning adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru-baru”.2 Model pembelajaran berbasis masalah adalah “suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah faktual sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan terampil dalam pemecahan masalah, 1 I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. h.98. 2 Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran Melalui Metode PBL dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/ item/7/. diakses tanggal 10 Maret 2013 8 9 sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep yang esensial dari materi pembelajaran”.3 Menurut Ibrahim dan Nur (2002) “pembelajaran berdasarkan masalah merupakan salah satu bentuk pengajaran yang memberikan penekanan untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Melalui bimbingan yang diberikan secara berulang akan mendorong mereka mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah konkrit oleh mereka sendiri serta menyelesaikan tugas – tugas tersebut secara mandiri”.4 Menurut Muhibbin Syah “Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, rasional, lugas, dan teratur, dan teliti”.5 Menurut Nurhayati Abbas “PBL merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran”.6 Menurut Stepien, dkk, yang dikutip I wayan bahwa “PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah”.7 Dalam model Problem Based Learning (PBL), fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu siswa tidak saja harus 3 Standar Penilaian dan Buku Pelajaran Sosial SD, SMP, dari www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/doc. diakses pada tanggal 10 Maret 2013 4 Latifah, Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 6 SD Negeri Loktabat I Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah, wordpress, dari http ://latifah04.wordpress.com, diakses pada tanggal 11 Maret 2013 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. h. 123 6 Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dalam Pembelajaran Matematika di SMU, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, November 2004 Tahun ke-10, No.051, h. 834 7 I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal 10 Maret 2013 10 memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar keterampilan menggunakan yang berhubungan dengan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual (belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi pembelajar yang otonom atau mandiri) serta bertanggung jawab. Model pengajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik membangun sendiri pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning(PBL) Nurhayati mengemukakan “pelaksanaan model pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau masalah b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin c. Penyelidikan auntentik d. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya e. Kerja sama”.8 8 Achmad Saifudin, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Jakarta; UIN Syarif Hidayatullah. h.14. 11 Selain itu menurut I wayan Dasna dan Sutrisno, Problem Based learning (PBL) memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Belajar dimulai dengan suatu masalah Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa. Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri Menggunakan Kelompok kecil. Menuntut siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu kinerja.9 Berdasarkan uraian tersebut terdapat tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model PBL dimulai adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya untuk memecahkan masalah tersebut sehingga siswa terdorong berperan aktif dalam belajar. 3. Beberapa Tahapan PBL Menurut Nurhayati, pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah meliputi lima tahapan, yaitu: a. Orientasi siswa terhadap masalah auntentik. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah. b. Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai. e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi 9 I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah...... Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013 12 atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.10 Menurut Iwayan Sadia, langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam merancang program pembelajaran PBL sehingga proses pembelajaran benar-benar menjadi berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai berikut : a. b. c. d. 4. Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains yang esensial dan strategis. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali datadata yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Berikan kesempatan siswa untuk mengelola data yang mereka miliki yang merupakan proses latihan metakognisi. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusisolusi yang mereka kemukaan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.11 Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya”.12 B. Aktivitas Belajar 1. Hakikat Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Sebelum membahas tentang aktivitas belajar, akan diuraikan terlebih dahulu maksud dari belajar itu sendiri. Menurut Sadirman belajar memiliki maksud antara lain untuk : 10 Nurhayati Abbas, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah....., h. 833 Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”. dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th.XXXX Januari 2007. Diakses pada tanggal 14 Maret 2011. h. 6-7 12 Anwar Holil, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dari http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran -berdasarkan-masalah.html. diakses pada tanggal 10 Maret 2013 11 13 a. Mengetahui kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui. b. Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat diperbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan. c. Mampu mengombinasikan dua pengetahuan (dua lebih) ke dalam suatu pengertian baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap/tingkah laku. d. Dapat memahami dan/ atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.13 Dengan melihat beberapa maksud belajar seperti disebut di atas, faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Menurut Sadirman “berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”.14 Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Aktivitas siswa merupakan salah satu ciri interaksi belajar mengajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Edi Suardi dalam bukunya pedagogik (1980), yaitu “bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar”.15 Menurut Sriyono “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”.16 Menurut Ahmad Rohani “aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak 13 Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008). h. 3 14 Ibid., h. 95 15 Ibid., h. 17 16 Aktivitas dan Prestasi Belajar. Dalam http:ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal 14 Maret 2013 14 berfungsi dalam rangka pengajaran”.17 Dari pengertian beberapa di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa baik kegiatan fisik ataupun mental selama proses belajar mengajar. 2. Prinsip Aktivitas Menurut Pieget “seorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan anak tak berpikir. Agar anak berpikir sendiri, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.18 Menurut Pieget ada 4 prinsip belajar aktif yaitu : a. Siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna. b. Cara belajar yang paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi dengan objek yang konkrit. c. Belajar harus berpusat pada siswa yang bersifat pribadi d. Interaksi sosial dari kerja sama harus diberi peranan penting dalam kelas.19 Dengan demikian dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subjek haruslah aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Jadi, dalam proses belajar mengajar siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan objek yang nyata. 3. Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Ditinjau dari segi proses dan hasil, Sriyono mengemukakan “bahwa siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila memiliki ciri-ciri perilaku sebagi berikut : 17 Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT. Bhineka Cipta,2004). h. 6-9 S. Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara,2000). Cet.II. h. 89. 19 http://hemow.wordpress.com. Implementasi Improving Learning dengan Teknik Inquiry sebagai Usaha untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Diakses pada tanggal 14 Maret 2013. 18 15 a. Sering bertanya kepada guru atau siswa lain b. Mampu menjawab pertanyaan c. Senang dan mau mengerjakan tugas yang diberikan d. Mengajukan pendapat e. Dapat bekerjasama dengan siswa lain”.20 Menurut Paul B. Diedrich menyimpulkan kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, klasifikasinya antara lain sebagai berikut : a. Visual activitiest, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. b. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. c. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. d. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya. e. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya. f. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan sebagainya. g. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. h. Emitional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. 21 Dari beberapa klasifikasi aktivitas di atas siswa diminta untuk memiliki aktivitas tersebut dalam proses pembelajaran agar proses belajarnya lebih bermakna dan aktif dalam melakukan kegiatan belajar. 4. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan melakukan aktivitas peseta didik dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku 20 Aktivitas dan Prestasi Belajar dalam http//ipotes.wordpress.com. diakses pada tanggal 14 Maret 2013 21 Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 10 16 lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup bermasyarakat. Menurut Oemar Hamalik, penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, karena : a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri e. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru f. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas g. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.22 C. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pengertian pendidikan Islam dikaitkan dengan konsepsi tentang kejadian manusia yang dari sejak awal kejadiannya sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai ciri dasar dengan dibekali potensi hidayah akal dan ilmu, disamping pada sisi lain menjalankan misi untuk mengabdi dalam arti yang luas sebagai khalifah di Bumi memikul amanat-Nya dan tanggung jawab. Oleh Karena itu pengertian pendidikan agama Islam adalah merupakan usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugrahkan oleh 22 175 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2008).Cet. ke-8. h. 17 Allah SWT kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.23 Menerapkan pengertian dan konsep Pendidikan Agama Islam yang berusaha mengembangkan kepentingan dunia dan akhirat, adalah pendidikan yang mementingkan aqidah, ahlak, budi pekerti luhur serta amal saleh dengan menguasai ilmu pengetahuan dan keahlian/ teknologi yang fungsional bagi pembangunan bangsa dan Negara Republic Indonesia berdasarkan pancasila. Dalam hubungan itu Pendidikan Agama Islam pada satu sisi diharapkan agar dalam perkembangannya dikembangkan dalam kerangka pembentukan kepribadian sebagai muslim yang taat menjalankan agamanya, sehingga program Pendidikan Agama Islam adalah dalam rangka program kurikuler yang diwajibkan bagi setiap peserta didik di setiap sekolah. Pada sisi lain diharapkan pilihan untuk menjadikan Pendidikan Agama Islam sebagai lembaga pendidikan yang akan menjadikan ahli agama dan spesialisasi di bidang agama, yaitu lembaga Pendidikan Agama Islam yang memperdalam ilmu-ilmu keIslaman sebagai program pokoknya. Adapun latar belakang diterapkannya pembelajaran PAI di SDN Kramatjati 18 yaitu untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. 23 Abdul Rachman Sheh, Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi dan Aksi, (PT. Gemawindu Pancaperkasa), h. 2. 18 Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: a. Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi. b. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia. c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak berurutan. Peran orang tua sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. 19 2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Para ahli pendidikan banyak mengemukakan tentang pentingnya tujuan pembelajaran agama Islam. Di bawah ini salah satu kutipan dari seorang ahli pendidikan Ahmad Sodik dalam bukunya mengatakan : Pendidikan sering dipraktekkan sebagai pengajaran yang bersifat verbalistik. Maka yang terjadi terutama dalam system persekolahan formal hanyalah dikte, diktat dan hafalan. Pengembangan daya kreasi, inovasi, pembentukan kepribadian, dan penanaman nilai, cara berfikir hampir nihil dalam system pendidikan kita. Kalau kenyataan demikian, berarti para murid hanyalah mampu menjadi penerima informasi, belum menunjukkan bukti bahwa telah menghayati nilai-nilai Islam yang diajarkan. Pendidikan agama Islam seharusnya bukanlah hanya menghafal dalil-dalil naqli atau beberapa syarat rukun ibadah syar‟iyah, namun merupakan upaya, proses dan usaha mendidik murid-murid untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Islam. Bahkan seharusnya lebih dari itu yaitu kepekaan akan amaliyah ajaran amar ma‟ruf nahi munkar. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini diketahui dari Firman Allah SWT yang berbunyi: ) ٦٥ : ( سورة الزاريات Dan aku menjadikan jin dan manusia itu hanyalah agar mereka menyembah kepada-Ku. (Q.S. al-Dzariyat; 56). “Konsep ibadah dalam ayat diatas ditafsirkan kepada artian menyembah Allah SWT dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.”24 Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan 24 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan al-Qur’an, (TT,TP), h. 134 20 pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimana, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.25 Zakiah Daradjat berpendapat bahwa tujuan dalam pendidikan agama Islam terbagi dalam 4 macam, yaitu tujuan umum, akhir, sementara, dan oprasional. Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum pendidikan agama Islam yaitu harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional Negara tempat Pendidikan Agama Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenaran. Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam dapat dipahami dalam firman Allah SWT yang berbunyi : ) )سورة ال عمران Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali Imron; 3; 102). Maksudnya yaitu mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah SWT sebagai muslim yang merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa 25 Abdul Majid, S.Ag., Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-3, h. 135. 21 ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Sedangkan tujuan oprasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian kemampuan dan keterampilan Insan Kamil dalam ukuran anak, yang menuju kepada bentuk Insan Kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak harus sudah terampil melakukan ibadat, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah itu.26 Ditetapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kramatjati 18 bertujuan untuk: a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, b. Mewujudkan manusia Indonesia berakhlak mulia yaitu manusia yang produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta menjaga harmoni secara personal dan social serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah, c. Menetapkan tata cara membaca al-Qur‟an menurut tajwid, d. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna, e. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qana‟ah dan tasammuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela, f. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamak baik salat wajib maupun sunat, g. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara. 26 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet., ke-3, h. 29-33. 22 D. PEMBELAJARAN PAI DENGAN MODEL BASED LEARNING PADA SUB TARIKH Dalam kegiatan ngajar mengajar para guru harus mempunyai segudang metode untuk mentransfer pengetahuan dengan secara maksimal kepara para peserta didik, agar membuahkan pemahan yang optimal. Salah satu ahli pendidikan mengemukakan dalam bukunya : Pemahaman tentang Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu PAI sebagai aktifitas dan PAI sebagai fenomena. PAI sebagai aktifitas, berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Sedangkan PAI sebagai fenomena adalah pristiwa perjuangan antara dua orang atau lebih dan atau perincian suasana yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam, yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak.27 Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan yang diambil dalam rangka peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam yang diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi pengembangan system pendidikan di Indonesia. Namun demikian, dalam beberapa hal adanya pemikiran konseptual pengembangan PAI dan beberapa kebijakan yang diambil kadang-kadang berkesan menggebu-gebu, idealis, romantic, atau bahkan kurang realistis, sehingga para pelaksana di lapangan kadang-kadang mengalami hambatan dan kesulitan untuk merealisasikannya atu bahkan intensitas pelaksanaannya dan efektifitasnya masih dipertanyakan. Penulis juga kurang sependapat bila ada orang yang menyatakan bila timbulnya krisis akhlak dan moral disebabkan karena kegagalan PAI dengan bertolak dari suatu pandangan bahwa kegiatan pendidikan merupakan suatu proses 27 Muhaimin, M.A., Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Madrasah, dan Perguruan Tingggi, (Jakarta, Rajawali Pers 2010), Cet.4, h. 15-17. 23 penanaman dan pengembangan seperangkat nilai dan moral yang implicit dalam setiap bidang study sekaligus gurunya, maka tugas mendidik akhlak yang mulia sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab guru PAI saja. Apalagi iman dan taqwa terhadap Tuhan YME merupakan persyaratan utama bagi setiap guru untuk mengimplisitkan nilai akhlak yang mulia dalam setiap bidang study yang dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Dengan demikian disimpulkan bahwa setiap ilmu atau mata pelajaran yang diajarkan oleh guru atau pendidik harus memperjuangkan terciptanya akhlak yang mulia. Secara normative-teologis yang menjadi tujuan utama diterapkannya pembelajaran PAI pada sub Tarikh di SDN Kramatjati 18 yaitu untuk menyiapkan siswa-siswi atau generasi penerus yang sudah siap dengan kemajuan zaman di era modernisasi ini. Yang di dasari dengan hati dan perilaku yang qur‟ani yang telah di ambil dari perilaku terpuji sang Nabi dan para sahabatnya. Untuk mewujudkan hati dan prilaku tersebut sudah barang tentu memerlukan pokok atau dasar yang kuat dan kokoh yang penulis singkat dengan empat huruf yakni “DUIT” yang memiliki makna dalam setiap hurufnya. Huruf yang pertama D berarti Do‟a. Agar menjadi orang yang berakhlakul karimah tentu saja dengan iringan do‟a dari diri sendiri dan kedua orang tua. Karena doa orang tua untuk anaknya seperti doa nabi untuk umatnya. Dan huruf yang ke dua adalah U yakni Usaha. Setia manusia pasti memiliki cita-cita dan sebaiknya manusia adalh yang berguna untuk sesame, agar menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa dan diri sendiri khususnya pasti dengan do‟a karena usaha tanpa doa itu sombong dan do‟a tanpa usaha itu sia-sia. Huruf yang ke tiga adalah Iman. Iman dan taqwa adalah dua kata yang selalu bergandengan dan dua kata ini yang harus kita jaga dimana dan kapan saja karena dengan keimanan dan taqwa kita kepada Allah maka kita akan menjadi manusia yang paling mulia disisi-NYA sesuai dengan firman-NYA Q.S. Al-Hujurat:13. 24 ) ( سورة الحجرات Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.28 Sedangkan huruf yang terakhir adalah huruf T yang berarti Tawakal. Setelah berusaha, berdoa serta menjalankan semua perintahnya dengan keimanan kita maka sebgai manusia kita dianjurkan untuk bertawakal (berserah diri) karena kehidupan manusia bagaikan buah catur yang sedang dimainkan oleh pemainnya (Allah). Kita hanya dapat berusaha dan berdoa semua keputusan hanya di kuasaNYA. Dengan dasar empat huruf ini maka generasi penerus yang dihasilkan akan menjadi lebih berkualitas dan berakhlakul karimah. Dipilihnya metode based learning pada bidang study PAI sub Tarikh dengan materi kisah Muhajirin dan Anshar yaitu untuk menambah pemahan siswa-siswi dalam sebab terjadinya Nabi dan para sahabatnya melaksanakan hijrah serta menjadikan siswa lebih aktif kreatif juga inovatifdalam memecahkan masalah pada pembelajaran tersebut. Karena dengan demikian, siswa akan lebih tertantang untuk mencari jalan keluar dalam menyelesaikan konsep tersebut. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil konsep penelitian bidang study PAI pada materi Bab 8 dan 9 mengenai Menceritakankisah kaum Muhajirin dan Ansar serta membiasakan perilaku terpuji yang dapat kita ambil dari kisah tersebut. Untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya siswa di SDN Kramatjati 18. 28 Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, h. 756. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 (Semester Genap) yang beralokasi di SDN Kramatjati 18 Pagi, yang beralamat di Jl. Langgar No. 31 RT:008/011 Kramatjati Jakarta Timur 13510, yang telah terakreditasi dengan peringkat B. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto “Penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan Action Research adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas”.1 Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu kita telusuri pengertian penelitian tindakan. Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk 1 Suharsimi Arikunto (ed), Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008), cet,. ke- 7, hal. 2 23 24 penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.2 Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus. Prosedur penelitian ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu: 1. Perencanaan (planning) Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan. 2. Tindakan (acting) Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan. 3. Pengamatan (observing) Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi. 4. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya. 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-2, hal. 24 25 Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai berikut: Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74) Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan tindakan I tindakan I Siklus I Refleksi I Pengamatan/peng umpulan data I Permasalahan baru Siklus II hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan tindakan II tindakan II Siklus II Refleksi II Pengamatan/pengumpula n data II Apabila masalah Dilanjutkan ke siklus belum berikutnya terselesaikan 26 C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Kramatjati 18 yang terletak di jalan Langgar Kramatjati Jakarta Timur. Penelitian dilakukan di kelas VI terdiri atas 21 siswa, laki-laki 15 siswa dan perempuan 6 siswa. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) . Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas VI SDN Kramatjati 18. Guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever sedangkan siswa kelas VI SDN Kramatjati 18 sebagai objek dari penelitian ini. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan obsever. Dimana guru membantu peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan mengamati seluruh aktivitas belajar PAI siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. 27 E. Tahapan Intervensi Tindakan Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam dua siklus pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan aktivitas siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang melalui siklus berikutnya (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Pendahuluan a. Wawancara antara peneliti dan guru serta peneliti dan siswa tentang tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa terhadap mata pelajaran PAI. b. Observasi proses pembelajaran Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran PAI di kelas VI SDN Kramatjati 18. Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran PAI di kelas tersebut. 2. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan 1). Peneliti dan guru bidang studi PAI bekerjasama membuat acuan program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). 2). Guru bidang studi PAI menentukan materi yang akan diajarkan oleh peneliti untuk setiap pertemuan. 28 3). Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1). Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkahlangkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kepada siswa 2). Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dengan menggunakan LKS 3). Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran 4). Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran 5). Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan dibahas selanjutnya c. Tahap observasi 1). Observer (guru bidang studi) mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi. 2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) yang telah dilaksanakan. d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi PAI melakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan atau observasi tindakan. Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II. 29 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan 1). Guru membuat acuan program pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2). Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar Pendidikan Agama Islam, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus ini. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1). Guru melakukan proses model pembelajaran Problem Based Learnig (PBL) dengan menggunakan metode diskusi 2). Peneliti membagikan LKS kepada siswa, untuk dikerjakan secara kelompok 3). Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, peneliti meminta hasil kerja setiap kelompok di kemukakan di depan kelas. Apabila hasil kerja kelompok ada yang berbeda, peneliti kelompok tersebut mengemukakan alasannya. 4). Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran c. Tahap Observasi dan evaluasi 1). Observer (guru bidang studi PAI) mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi 2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah dilaksanakan. d. Tahap Analisis dan Refleksi 1). Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II 2). Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II dengan melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, tes hasil belajar dan wawancara. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Tetapi, jika pada saat refleksi dari siklus II sudah tidak 30 ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah aktivitas belajar PAI siswa semakin meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. G. Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kualitatif : hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi guru pada KBM, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, catatan lapangan, serta hasil dokumentasi. 2. Data Kuantitatif : hasil lembar kerja siswa dan nilai tes siswa pada setiap akhir siklus. H. Instrumen-instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Lembar wawancara Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui pandangan guru dan siswa, peran dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran PAI serta penerapan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)” 2. Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa digunakan untuk mengetahui persentase aktivitas belajar PAI siswa dengan diterapkan model 31 pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Aktivitas belajar siswa yang diukur tercantum dalam lembar observasi tersebut. 3. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berfungsi untuk menganalisis apabila terdapat temuan-temuan aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 4. Lembar soal tes akhir siklus Lembar soal diberikan kepada siswa-siswi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir siklus I berbentuk pilihan ganda, sedangkan lembar soal pada siklus II berbentuk pilihan ganda dan essay. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi guru pada KBM, data diperoleh dari lembar observasi guru pada KBM yang diisi oleh guru bidang studi PAI yang bertindak sebagai observer dengan cara mengamati peneliti yang bertindak sebagai guru yang mengajar di kelas dengan mencheklist setiap aspek yang dinilai pada setiap pertemuan. 2. Observasi aktivitas siswa belajar PAI siswa, data diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa yang diisi oleh guru bidang studi yang bertindak sebagai observer dengan mencheklist skor untuk setiap aktivitas yang diukur pada setiap pertemuan. 3. Wawancara, data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi PAI dan beberapa siswa kelas VI pada observasi pendahuluan dan pada setiap akhir siklus. 4. Dokumentasi, dokumentasi diperoleh dengan cara mengambil gambar segala bentuk aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 32 5. Catatan lapangan, diperoleh dengan cara mencatat setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Data yang sudah terkumpul, kemudian didiskusikan dan dianalisis oleh peneliti dan guru bidang studi untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumber data yang berbeda yaitu pengamatan aktivitas belajar siswa, wawancara dan catatan lapangan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan instrumen tes hasil belajar. Menurut suharsimi arikunto “sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”.3 Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada siswa maka peneliti terlebih dahulu mengukur validitasnya yaitu menggunakan validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh berdasarkan hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas rasional, apabila setelah dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang (secara rasional) dengan tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.4 Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari segi isinya (content). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauhmana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT . Bumi Aksara, 2006, edisi revisi, cet., ke- 6. hal. 65 4 Anas, Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1996), hal. 164. 33 terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis Menganalisis data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian . Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas guru dan siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut dilakukan saat pengumpulan data dengan mempertimbangkan pembahasan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya. Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar siswa digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut : X 100% Sedangkan dalam menganalisis data pada aspek kognitif/penguasaan konsep dengan menggunakan gain Skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes. Gain ini menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah pembelajaran dilakukan guru. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dari N-Gain. N-Gain = skor postes – skor pretes Skor ideal – skor pretes Terdapat kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi, yaitu: 1. g tinggi : nilai (<g>) > 0,70 2. g sedang : nilai 0,70 > (<g>) < 0,30 3. g rendah : nilai (<g>) < 0,305 5 Yanti, “Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan Bernuansa Nilai”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta, 2008, hal. 41 34 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Peneliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian), dan akan dilanjutkan dalam dua siklus. Masingmasing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah tercapai, yaitu aktivitas siswa meningkat dan seluruh indikator aktivitas belajar PAI siswa meningkat dan seluruh indikator mencapai ≥ 70% serta nilai rata-rata tes ≥ 70. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Intervensi Tindakan 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi pembelajaran di SDN Kramatjati 18 di kelas VI serta melakukan wawancara terhadap guru PAI dan orang siswa kelas VI. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 - 10 April 2014. Penelitian diawali dengan melakukan kunjungan ke sekolah SDN Kramatjati 18 untuk konfirmasi tentang penerapan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)” pada pembelajaran PAI sudah atau belum diterapkan di SDN Kramatjati 18. Setelah mendapat izin, penentuan kelas yang dapat dijadikan objek penelitian yaitu kelas VI. Pada tahapan ini peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi PAI dan siswa. Tujuan dari wawancara ini adalah mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa, tanggapan guru tersebut tentang model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)” dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran PAI di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di kelas, diperoleh informasi sebagai berikut: 35 36 a. Beberapa siswa menyukai pelajaran PAI, tetapi sebagian siswa ada yang kurang senang dengan PAI disebabkan PAI materinya banyak sehingga membuat siswa bosan (ngantuk). b. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tergantung kondisi guru c. Metode pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru adalah metode ceramah d. Guru masih mendominasi jalannya pembelajaran di kelas, sehingga mengakibatkan siswa pasif e. Beberapa siswa masih takut jika di minta oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, karena khawatir jawabannya akan salah. f. Beberapa siswa masih takut untuk bertanya atau menjawab kepada gurunya.1 Hasil wawancara dan observasi pembelajaran PAI di kelas tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan siklus I selanjutnya. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian ini dilakukan proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannyaadalah merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrument penelitian yaitu lembar observasi aktivitas, lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus I ini. 1 Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian Tanggal 8 – 10 April 2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB. 37 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru PAI yang bertidak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga menjelaskan cara mengisi lembar observasi serta cara penilaian baik pada lembar observasi guru pada KBM, ataupun lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa. Model PBL yang gunakan di kelas VI untuk Bab Tarikh, KD Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan Ansar. Adapun yang menjadi permasalahan diantaranya adalah sebab atau faktor yang mendorong Nabi Muhammad dan para sahabatnya melakukan hijrah, serta mengapa Nabi dan sahabatnya Abu Bakar hijrah secara sembunyi-sembunyi. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan (6x35 menit) dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning” (PBL). Pada pertemuan pertama siswa tidak hadir 2 orang siswa sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang tidak hadir 4 orang siswa. Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah pengertian muhajirin & ansor, faktor-faktor yang mempengaruhi hijrahnya Nabi dan para sahabatnya. Pelaksanaan penerapan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas VI sebagai berikut: Tabel 4.1 Tindakan Siklus I No. 1. Tahapan Orientasi siswa pada masalah Tindakan a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa siswa dalam Siswa a. Siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat penjelasan 38 diskusi kelompok. b. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. c. Guru menjelaskan materi pelajaran dan guru. b. Siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. memberikan masalah berupa LKS yang telah dibuat guru. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar a. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari teman sebangku dan meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide dari kelompoknya sendiri menyelesaikan masalah yang diberikan. b. Guru menginformasikan kepada siswa untuk a. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan LKS yang diberikan. mempersiapkan diri menjawab pertanyaan di depan kelas. 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok a. Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok a. Siswa menyusun jawaban yang akan digunakan untuk menjawab di depan kelas. 39 yang mengalami kesulitan. 4. 5. b. Siswa melakukan tanya jawab pada kelompok masing-masing. Mengembangkan a. Secara random, guru a. Setiap dan menyajikan hasil karya. menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok, serta kelompok lain sebagai penyangga dan akan mempersiapkan pertanyaan. b. Guru berperan sebagai fasilitator, dan mediator. kelompok mempersentasi kan hasil diskusinya di depan kelas. b. Siswa diarahkan dan dimotivasi untuk membuat atau menjawab pertanyaan. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah a. Guru membantu siswa Siswa menyimak untuk melakukan penjelasan dari guru. refleksi atau evaluasi terhadap jawaban yang dibuat b. Guru memberikan informasi dan klarifikasi terhadap pertanyaan dan jawaban siswa. 40 c. Tahap Observasi dan analisis Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi PersentaseAktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I Klasifikasi No. Aktivitas 1. Visual activities Aspek yang diteliti Skor Skor Pertemuan Pertemuan 1 2 Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru 2 3 49,5% 47% 52% 49,5% Aktivitas keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) 1 2 23,5% Aktivitas siswa di dalam berdiskusi antar teman 2 3 54% 28% 49,5% 38,7% 3 3 61,5% 57% 66% 61,5% 3 3 71% 71% 71% 71% Rata-rata visual activities 2. Oral activities Rata-rata Oral activities 3. Emotional activities Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Rata-rata Emotional activities 4. Mental activities Ratarata Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Rata-rata Mental activities Rata-rata activities siklus 55,2% 41 Keterangan persentase aktivitas siswa 1 = kurang (0%-25%) 2 = cukup (25%-50%) 3 = baik (50%-75%) 4 = sangat baik (lebih dari 75%) Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1). Aktivitas memperhatikan penjelasan guru Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 49,5%. Aspek memperhatikan penjelasan guru pada setiap pertemuan mengalami peningkatan skor. Skor terendah yaitu 47% pada pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran dan masih bingung dengan model pembelajaran Problem based Learning (PBL). Tetapi, pada pertemuan berikutnya aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan karena siswa mendapat teguran jika tidak memperhatikan penjelasan guru. 2). Aktivitas keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) Rata-rata persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 23,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum berani bertanya dan menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan beberapa siswa masih kurang yakin dengan jawabannya. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 3). Aktivitas berdiskusi antar teman Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 54%. Pada pertemuan pertama skor persentase sebesar 42%, kebanyakan siswa mengandalkan jawaban dari teman kelompoknya saja. Tetapi pada pertemuan kedua aktivitas ini mengalami peningkatan yaitu sebesar 66%. Masing-masing 42 kelompok dipantau dan jika dijumpai ada pasangan yang tidak bekerjasama, maka siswa diminta untuk bekerjasama dalam kelompoknya. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas sebesar 61,5%. Pada dua pertemuan berturut-turut, masih terdapat siswa yang malas untuk mengerjakan tugasnya, karena merasa tidak akan dihukum apabila tidak mengerjakan tugas tersebut. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sebesar 71%. Pada dua pertemuan siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa merasa cukup semangat dalam memecahkan masalah pada LKS.Meskipun ada beberapa siswa yang masih merasa bingung dalam menjawab atau memecahkan masalah pada LKS. Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru PAI kelas VI yang bertindak sebagai observer mengobservasi aktivitas belajar PAI siswa sekaligus mengamati proses pembelajaran di kelas dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan kedua. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Nilai Tes Hasil Belajar Siklus 1 No 1 2 3 4 5 Nama S1 S2 S3 S4 S5 Pre-test 30 40 45 45 35 Pos-test 40 0 70 60 40 N-gain 0,14 -0,67 0,45 0,27 0,08 43 6 S6 7 S7 8 S8 9 S9 10 S10 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 17 S17 18 S18 19 S19 20 S20 21 S21 JUMLAH RATA-RATA 55 50 50 55 25 45 20 60 55 35 30 65 25 65 50 0 20 55 0 0 40 55 25 70 55 75 0 0 60 80 50 65 755 985 35,95238 46,90476 -0,11 0,10 0,27 0,50 -0,44 0,50 0,53 -1,00 0,44 0,00 0,25 0,60 0,44 0,00 0,50 0,30 3,16 0,29 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 46,91 dan rata-rata N-gain sebesar 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ini masih rendah, dan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (65). Penyebabnya karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) ini. Hasil observasi terhadap guru pada KBM cukup baik, hanya saja peneliti harus lebih memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab/menanggapi pertanyaan guru atau siswa. d. Refleksi Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan analisispada observasi, wawancara dan tes ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil tersebut dijelaskan pada tabel 4.4 berikut: 44 Tabel 4.4 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No 1. Kekurangan-kekurangan Perencanaan perbaikan pada siklus II Pada awal pembelajaran, masih Memberikan pengurangan skor pada ada siswa yang n gobrol dengan siswa yang berbuat kesalahan temannya dalam proses diskusi 2. Kemampuan bertanya menjawab siswa dan Peneliti mengarahkan siswa lebih masih rendah banyak membaca buku pelajaran dan dilihat dari jumlah siswa yang lebih aktif aktif pembelajaran dalam dengan kegiatan memberikan point plus dalam pembelajaran 3. Siswa masih mengangkat malu untuk Memberikan hadiah pada siswa yang tangannya ketika berani mengangkat tangannya untuk akan menjawab pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang diajukan diajukan oleh peneliti. Siswa oleh peneliti. sering menjawabpertanyaan secara bersamaan 4. Beberapa siswa masih malu untuk Mengarahkan siswa untuk bertanya bertanya jika ada pembahasan pada pembahasan yang belum materi yang belum dimengerti dimengerti. siswa. 5. Siswa masih merasa takut untuk Memilih satu siswa dari pasangan yang mengerjakan hasil kerjanya di mendapat giliran mengerjakan hasil depan kelas, sehingga siswa hanya kerjanya dalam kelompokya. mengandalkan kelompoknya saja 6. Siswa mulai merasa bosan dengan Diadakan sebuah diskusi dan dilakukannya kelompok yang kelompok permainan adanya antar pemberian reward (hadiah) pada kelompok yang menang. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 46,91 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai masih dibawah 45 KKM. Hal ini menujukkan bahwa tes hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada pada siklus I diperoleh informasi bahwa aktivitas dan nilai tes akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga perlu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I di gunakan sebagai perbaikan. 3. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrumen-instrumen penelitian yaitu lembar observasi aktivitas, lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru PAI yang bertidak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. Selain itu, peneliti juga menjelaskan cara mengisi lembar observasi serta cara penilaian baik pada lembar observasi guru pada KBM, ataupun lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa. KD yang dibahas pada siklus II ini adalah perilaku terpuji yang dapat diambil dari kisah Kaum Muhajirin dan Ansar. Seperti permasalahan yang dibahas diantaranya adalah mengapa begitu senang dan bergembira Kaum Ansar menyambut Kaum Muhajirin serta apa tujuan Rasulullah mendirikan Masjid Nabawi. b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan (6x35 menit) dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning”(PBL). Pada pertemuan ketiga terdapat 3 orang siswa tidak hadir siswa sedangkan pada pertemuan keempat hanya 1 orang siswa yang tidak hadir. Pembelajaran ini terdiri 46 dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah perilaku terpuji yang dapat diambil dari kisah Kaum Muhajirin dan Ansar serta dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai berikut: Tabel. 4.5 Tindakan siklus II No Tahapan 1. Orientasi Tindakan siswa pada masalah Siswa a. Guru tujuan menjelaskan a. Siswa pembelajaran mendengarkan, dan kegiatan-kegiatan menyimak dan yang akan dilakukan siswa siswa mencatat dalam penjelasan diskusi kelompok. b. Guru siswa guru. memotivasi untuk aktif b. Siswa termotivasi dalam pembelajaran. menjelaskan untuk materi pelajaran dan dalam memberikan masalah pembelajaran. c. Guru berupa LKS aktif yang telah dibuat guru. 2. Mengorganisasi a. Guru siswa siswa untuk kumpul dalam kelompok untuk dalam kelompoknya. menyelesaikan LKS b. Guru yang diberikan. menginformasikan untuk belajar mengarahkan Siswa bekerja untuk mempersiapkan diri untuk melakukan presentasi di depan kelas. 3. Membimbing a. Guru memberikan a. Siswa sama 47 penyelidikan bimbingan agar menjawab LKS individu maupun dilakukan tanya jawab yang digunakan kelompok dalam kelompok untuk sebagai persiapan persentasi. b. Guru melakukan bimbingan persentasi. b. Siswa melakukan kepada tanya setiap kelompok. jawab pada kelompok masing-masing. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. c. Secara random, guru c. Setiap menunjuk salah satu kelompok kelompok mempersentasi untuk mempresentasikan hasil kerja kan diskusi kelompok, diskusinya serta d. Siswa mempersiapkan diarahkan pertanyaan. dimotivasi d. Guru berperan sebagai fasilitator, dan mediator. 5. Menganalisis dan mengevaluasi di depan kelas. kelompok lain sebagai penyangga dan akan hasil dan untuk membuat atau menjawab pertanyaan. c. Guru membantu siswa Siswa untuk menyimak proses pemecahan melakukan penjelasan dari guru. refleksi atau evaluasi masalah terhadap jawaban LKS yang dibuat d. Guru memberikan informasi dan klarifikasi terhadap pertanyaan jawaban siswa. dan 48 c. Tahap Observasi dan analisis Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar obsrvasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II No. 1. Klasifikasi Aktivitas Skor Aspek yang diteliti Visual Aktivitas activities memperhatikan Skor Pertemuan Pertemuan Ratarata 3 4 3 4 73% 71% 76% 73% 3 3 66,5% 4 4 88% 78,5% 73,5% 77,25% 4 4 90,5% 86% 95% 90,5% 4 4 88% 81% 95% 88% siswa penjelasan guru Rata-rata visual activities 2. Oral Aktivitas activities Siswa keberanian (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) Aktivitas siswa di dalam berdiskusi antar teman Rata-rata Oral activities 3. Emotional Semangat siswa dalam activities mengerjakan tugas Rata-rata Emotional activities 4. Mental Aktivitas siswa dalam activities memecahkan masalah Rata-rata Mental activities Rata-rata activities siklus 82% 49 Keterangan persentase aktivitas siswa adalah : 1 = kurang (0%-25%) 2 = cukup (25%-50%) 3 = baik (50%-75%) 4 = sangat baik (lebih dari 75%) 1). Aktivitas memperhatikan penjelasan guru Rata-rata persentase aktivitas siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebesar 73%. Pada tes siklus I, masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Sehingga pada siklus II ini, aktivitas memperhatikan penjelasan guru mengalami peningkatan sebesar 23,5%. Pembelajaran pada siklus II ini guru menggunakan drama dalam pembelajaran. Sehingga siswa lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan peneliti. Karena kalau tidak memperhatikan siswa akan merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas. 2). Aktivitas keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) Rata-rata persentase aktivitas keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan sebesar 66,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup berani bertanya dan menjawab atau menanggapi pertanyaan dari guru maupun dari siswa lainnya, dikarenakan pada siklus II ini, guru memberikan reward kepada siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan. 3). Aktivitas berdiskusi antar teman Rata-rata persentase aktivitas siswa berdiskusi dengan teman 88%. Ratarata ini aktivitas ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 34%. Karena jika teman kelompoknya belum mengerti membuat grafik maka teman satu kelompoknya akan mengajarinya. 4). Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Rata-rata persentase aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas sebesar 90,5%. Pada setiap pertemuan siswa selalu mengerjakan tugas, hanya siswa yang tidak hadir yang tidak mengerjakan tugas. 50 5). Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Rata-rata persentasi aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS sebesar 88%. Pada siklus II ini, selama dua pertemuan siswa dalam memecahkan masalah baik, karena siswa semangat dalam memecahkan masalah pada LKS. Adapun hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II No Nama 1 S1 2 S2 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S7 8 S8 9 S9 10 S10 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 17 S17 18 S18 19 S19 20 S20 21 S21 JUMLAH RATA-RATA Pre-test Pos-test 60 80 50 70 62 75 60 70 60 70 70 75 64 73 65 75 60 70 60 67 62 70 62 77 0 70 60 70 62 0 50 70 70 80 62 85 0 70 0 85 60 90 1099 1492 52,33333 71,04762 N-gain 0,50 0,40 0,34 0,25 0,25 0,17 0,25 0,29 0,25 0,18 0,21 0,39 0,70 0,25 -1,63 0,40 0,33 0,61 0,70 0,85 0,75 6,43 0,31 Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwahasil belajar siswa pada siklus II ini mencapai rata-rata 71,05 dan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,31. Hal ini 51 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini baik, dan sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. d. Tahap Refleksi Tahap ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru kolaborator, setelah melakukan analisis pada siklus II. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, siswa terlihat bersemangat, siswa sudah tidak malu untuk bertanya jika ada pembahasan yang belum dimengerti, dan berani mengungkapkan pendapatnya jika ada jawaban yang berbeda dengan jawaban kelompok lain. Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 85,9%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas siswa belajar siswa harus mencapai 70%. Berdasarkan tes hasil berlajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai ratarata 71,05 dengan nilai terendah 67. Hal ini juga menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dumana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran PAI menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran initelah dilaksanakan dengan baik, sehingga benar-benar meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.2 Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II. 2 Hasil Wawancara Guru dan Siswa pada Tanggal 20 Mei 2014 52 B. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu instrumen tes dan non tes. Untuk instrument tes yang digunakan adalah tes formatif yang diberikan setiap akhir siklus, dan tes submatif diberikan setiap akhir pembelajaran berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar PAI siswa pada setiap pertemuan dari tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. Sedangkan untuk instrument non tes berupa lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa. Untuk lembar observasi, data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran PAI berlangsung, sedangkan wawancara dilakukan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini untuk dat-data kualitatif digunakan teknik Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sebagai pembanding. Untuk itu, perlu diadakan pengecekan ulangterhadap sumber data dengan cara membandingkan data pengamatan aktivitas belajar siswa dengan lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa, lembar wawancara terhadap siswa, dan catatan lapangan. C. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi aktivitas belajar PAI siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas belajar PAI siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: 53 Tabel 4.8 Hasil observasi aktivitas belajar siswa No Rata-rata Persentase Komponen Aktivitas Siklus I Siklus II 1. Visual activities 49,5% 73% 2. Oral activities 38,7% 77,25% 3. Emotional activities 61,5% 90,5% 4. Mental activities 71% 88% 55,2% 82% Rata-rata Dari skor pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, jumlah rata-rata untuk siklus I terlihat masih rendah yaitu 55,2%. Akan tetapi, pada siklus II jumlah rata-rata aktivitas belajar PAI siswa meningkat menjadi 82%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa. Peningkatan ini rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 26,8%. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram sebagai berikut: Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar PAI Siswa 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% Siklus I 40.00% Siklus II 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Visual activities Oral activities Emotional activities Mental activities 54 2. Tes hasil belajar Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yang dilaksanakan pada awal dan akhir siklus (pretes-postes). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Perbandingan Nilai TesHasil Belajar Siklus I dan Siklus II No. SIKLUS I Nama Siswa 1 S1 2 S2 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S7 8 S8 9 S9 10 S10 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 17 S17 18 S18 19 S19 20 S20 21 S21 JUMLAH RATA-RATA Pre-Tes Pos-Tes 30 40 40 0 45 70 45 60 35 40 55 50 50 55 25 45 20 60 55 35 30 65 25 65 50 0 20 55 0 0 40 55 25 70 55 75 0 0 60 80 50 65 755 985 35,95238 46,90476 SIKLUS II N-Gain 0,14 -0,67 0,45 0,27 0,08 -0,11 0,10 0,27 0,50 -0,44 0,50 0,53 -1,00 0,44 0,00 0,25 0,60 0,44 0,00 0,50 0,30 3,16 0,29 Pre-Tes Pos-Tes 60 80 50 70 62 75 60 70 60 70 70 75 64 73 65 75 60 70 60 67 62 70 62 77 0 70 60 70 62 0 50 70 70 80 62 85 0 70 0 85 60 90 1099 1492 52,33333 71,04762 N-Gain 0,50 0,40 0,34 0,25 0,25 0,17 0,25 0,29 0,25 0,18 0,21 0,39 0,70 0,25 -1,63 0,40 0,33 0,61 0,70 0,85 0,75 6,43 0,31 Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 46,9 dan rata-rata N-Gain sebesar 0,29, dimana siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM pada siklus I sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM pada siklus I sebanyak 7 orang siswa. Nilai terendah adalah 35 dan 55 nilai tertinggi adalah 80. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I tergolong rendah. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71,04 dan rata-rata N-gain 0,31. Selanjutnya pada siklus II ini nilai terendahnya adalah 67 dan nilai tertingginya adalah 90 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Sedangkan hasil lembar observasi dari aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Rekapitulasi rata-rata aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa No. Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II 1. Rata-rata aktivitas belajar siswa 55,2% 82% 2. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa 46,9 71,05 Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar rata-rata aktivitas belajar siswa, semakin besar pula rata-rata nilai tes hasil belajar siswa, dan sebaliknya. Karena seluruh indikator keberhasilan telah tercapai yaitu untuk aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dan telah mencapai batasan indikator yaitu 70% sedangkan untuk hasil belajar rata-rata tes akhir siklus juga telah mencapai batasan indikator, yaitu 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Maka peneliti ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. 3. Wawancara Wawancara dilakukan pertama kali pada saat pra peneliti dan setelah dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru bidang studi PAI dan siswa. Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian siswa cukup antusias dengan PAI, tetapi sebagian siswa ada yang kurang senang dengan PAI karena mata pelajaran PAI membuat mengantuk, siswa masih takut bertanya jika ada materi pembahasan yang belum dipahami, cara mengajar 56 guru cenderung ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran PAI.3 Dari hasil wawancara saat siklus I diperoleh informasibahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) cukup baik digunakan sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan teman kelompoknya, sebagian siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih malu.4 Adapun dari hasil wawancara saat akhir siklus II diperoleh informasi bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran PAI khususnya dengan model pembelajaran PBL, dan guru kolaborator mengatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah dilaksanakan cukup baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa.5 D. Interpretasi Hasil Analisis Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil dari dari penelitian ini yaitu pada siklus I rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa sebesar 55,2% dan rata-rata hasil belajar PAI siswa sebesar 46,9. Sedangkan pada siklus II rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa sebesar 82% dan rata-rata hasil belajar PAI siswa sebesar 71,05. Pada siklus II seluruh indikator telah tercapai maka penelitian berakhir sampai siklus II. Jadi, dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) aktivitas belajar PAI siswa mengalami peningkatan sebesar 26,8% dan rata-rata hsil belajar PAI siswa meningkat. 3 Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Pra Penelitian pada Tanggal 8 – 10 April 2014 di Kelas VI pukul 08.00 WIB. 4 Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada Siklus I tanggal 15 April 2014 di Kelas VI di Kelas VI pukul 11.00 WIB. 5 Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa pada siklus II tanggal 6 Mei 2014 di Kelas VI pukul 11.00 WIB. 57 E. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa. Peningkatan aktivitas belajar PAI dapat terligat dari hasil observasi aktivitas belajar siswa bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus I sebesar 55,2%, sedangkan pada rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus II sebesar 82%. Hasilnya mengalami peningkatan sebesar 26,8%. 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari rata-rata nilai tes akhir siklus I sebesar 46,9, sedangkan rata-rata nilai tes akhir siklus II sebesar 71,05. Hasilnya mengalami peningkatan yang cukup signifiean. 3. Dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terdapat respon yang positif bagi siswa Dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat memberikan respon positif bagi siswa, karena siswa dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga memudahkan siswa dalam menyerap materiyang diajarkan. Selain itu, respon positif dari model pembelajaran ini dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan soal serta memecahkan masalah pada LKS. 4. Pemberian hadiah dapat meningkatkan aktivitas siswa pada aspek keberanian Siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) Pemberian hadiah berupa makanan kecil (seperti coklat, wafer) dan alatalat tulis (seperti pensil, pulpen) bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya/jawabannya terhadap kelompok lain atau guru dapat meningkatkan aktivitas siswa pada aspek keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) terhadap guru atau siswa lainnya. Dalam hal ini siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan berusaha untuk 58 mendapatkan hadiah sebanyak-banyaknya. Pemberian hadiah ini hanya dilakukan kadang-kadang saja. 5. Aktivitas belajar mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap hasil belajar PAI siswa. Berdasarkan hasil analisis data terhadap persentase aktivitas belajar PAI siswa dan rata-rata hasil belajar siswa, keduanya mempunyai hubungan berbanding lurus yaitu semakin meningkat rata-rata persentase aktivitas belajar siswa, maka semakin meningkat pula rata-rata hasil belajar siswa pada tes akhir siklus. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Masalah dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengatasi proses pembelajaran. Mereka aktif dalam memaknai konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengkaitkannya kepada persoalan konstekstual. Dengan demikian, siswa tidak hanya memahami konsep tetapi juga berusaha memecahkan dan mengatasi permasalahan perosalan konstektual yang terjadi. Kesimpulan di atas di sukung oleh data kuantitatif sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas belajar PAI siswa yang meningkat sebesar 26,8%. Berdasarkan data ratarata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus I sebesar 55,2%, sedangkan pada rata-rata persentase aktivitas belajar PAI siswa pada siklus II sebesar 82%, hal ini dilihat dari siswa yang awalnya pasif menjadi aktif. 59 60 2. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai tes akhir siklus I sebesar 46,9 dan N-gainna sebesar 0.29, sedangkan rata-rata nilai tes akhir siklus II sebesar 71,05 n N-gainnya sebesar 0,31. Jadi hasil belajar PAI siswa mengalami peningkatan. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dianggap berhasil dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. B. Saran 1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa dan hasil belajar siswa. 2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari salah satu kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas. 3. Siswa hendanya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda. DAFTAR PUSTAKA Abbas, Nurhayati.Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (problem based Instruction) dalam pembelajaran matematika di SMU. dalam Jurnal Pendidikan dan kebudayaan Jakarta, November 2004 Tahun ke-10, No.051. Ahmadi, Abu.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991 Aktivitas dan Prestasi Belajar. Dalam http:ipotes.wordpress.com. AM, Sadirman.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Anas, Sudjiono. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Arikunto, Suharsimi.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. edisi revisi, cet,6. Arikunto, Suharsimi.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Daldjoeni, N.Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Alumni, 1992, Dasna, I wayan, Sutrisno, Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). dari http://lubisgrafura.wordpress.com. Departemen Agama RI, AI-Qur 'an dan Terjemahnya, Semarang: PT Tanjung Mas Inti, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, UU RI Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003.Bandung : Citra Umbara. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,2008.Cetakan ke-8. Holil, Anwar. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dari http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran - berdasarkan - masalah.html http://hemow.wordpress.com. Implementasi Improving Learning dengan teknik Inquiry sebagai usaha untuk meninkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Isjoni, Model pmbelajaran yang efektif Pendidikan Anak Usia Dini,.yang dikutip dari http://www.isjoni.net/ Latifah.Upaya meningkatkan proses dan Hasil Belajar IPA siswa kelas 6 SD Negeri Loktabat I melalui pembelajaran berdasarkan masalah.wordpress. dari http ://latifah04.wordpress.com. Nasution,S. Didaktik Asas-asas mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2000. Cetakan Ke II. Rohani ,Ahmad. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: PT. Bhineka Cipta,2004. Sadia, I Wayan.“Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”. dalamJurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th. 2007. Saifudin, Achmad.Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. 1 Slameto.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Standar penilaian dan Buku pelajaran sosial SD, www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/ips.doc. SMP, dari Syah, Muhibbin.Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/item/7/. Yanti, “Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui permainan Bernuansa Nilai”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan UIN Jakarta, 2008. Zaini, Hisyam,dkk.Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002. Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SD/MI Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi kaum Ansar Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Pertemuan ke : SDN Kramatjati 18 PG : Pendidikan Agama Islam : VI/2 : 8. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan : 8.1 Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin : 3x35 menit (1x pertemuan) :1 Tujuan Pembelajaran : 1. 2. Siswa dapat menjelaskan kisah perjungan kaum Muhajirin Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin Materi Pembelajaran : Kisah kaum Muhajirin dan Ansar. Metode Pembelajaran : 1. 2. Problem Based Learning ( PBL ) Diskusi Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Doa sebelum belajar dilanjutkan dengan Tadarus bersama surahsurah yang telah dihafal siswa Guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa dalam pembelajaran Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah hijrahnya Nabi Muhammad SAW Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam) 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar Guru meminta siswa berkumpul ke kelompoknya masing-masing Guru memberikan soal atau permasalahan ( LKS ) kepada kelompok untuk di diskusikan dalam diskusi Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahn dari LKS Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, : Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru Siswa mengemukakan pendapat kisah perjuangan kaum Muhajirin bersama Rasulullah SAW Siswa menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama membuat ksimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan dikoreksi oleh guru Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang kinerjanya terbaik Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran Alat/Sumber belajar: 1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang Anyar Jawa Tengah 2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di, Yogyakarta. 3) Alquran (juz Amma) 4) Spidol & whiteboard 5) Laptop & infokus Penilaian: 1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model pemecahan masalah ). 2. Tes Tulisan Jakarta, 22 April 2014 Guru Pend. Agama Islam Hurul ‘Ain NIM. 208011000034 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SD/MI Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi kaum Ansar Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Pertemuan ke : SDN Kramatjati 18 PG : Pendidikan Agama Islam : VI/2 : 8. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan : 8.2 : 3x35 :2 Menceritakan perjuangan kaum Ansar menit (1x pertemuan) Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Kaum Anshar 2. Siswa dapat mendeskripsikan kisah perjungan kaum Ansar 3. Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar Materi Pembelajaran : Kisah kaum Muhajirin dan Ansar Metode Pembelajaran : 1. Problem Based Learning ( PBL ) 2. Diskusi Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Membaca doa dilanjutkan dengan mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan Guru mengabsen siswa dan motivasi siswa dalam pembelajaran Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah hijrahnya Nabi ke Madinah Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi : Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru Masing-masing kelompok menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar dalam mewujudkan persaudaraan dengan kaum Muhajirin Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan siswa yang aktif dalam diskusi Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran Alat/Sumber belajar: 1. LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang Anyar Jawa Tengah 2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di, Yogyakarta. 3. Alquran (juz Amma) 4. Spidol & whiteboard 5. Laptop & infokus Penilaian: 1. Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model pemecahan masalah). 2. Tes Tulisan Jakarta, 29 April 2014 Guru Pend. Agama Islam Hurul ‘Ain NIM. 208011000034 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SD/MI Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Alokasi Waktu Pertemuan ke : : Tujuan Pembelajaran : SDN Kramatjati 18 PG Pendidikan Agama Islam VI/2 9. Membiasakan periklaku terpuji 9.1 Meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam lingkungan seharihari di lingkungan peserta didik 3x35 menit (1x pertemuan) 3 1. 2. 3. Materi Pembelajaran : Metode Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan kisah kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik Siswa dapat meneladani kegigihan usah-usaha kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan sehari-hari yang lebih baik Siswa dapat menunjunjukkan manfaat memiliki sifat gigih serta dapat menunjukkan dalil naqli yang senada dalan sifat gigih Membiasakan perilaku terpuji. 1. 2. Problem Based Learning ( PBL ) Siswa mengadakan diskusi dengan temantemannya memecahkan masalah yang diberikan guru tentang kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Membaca doa dan surah pendek pilihan serta membacakan daftar hadir siswa Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka tentang kisah kaum Muhajirin Meminta pendapat siswa tentang definisi sifat gigih berdasarkan pengetahuan mereka Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru menjelaskan kegigihan kaum Muhajirin Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru Masing-masing kelompok menyebutkan kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik Masing-masing kelompok memberikan contoh sifat gigih dalam kehidupan sehari-hari Masing-masing kelompok meneyebutkan manfaat dari sifat gigih serta menunjukkan dalil yang senada dengan sifat gigih Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan siswa yang aktif dalam diskusi Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran Alat/Sumber belajar: 1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang Anyar Jawa Tengah 2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di, Yogyakarta. 3) Alquran (juz Amma) 4) Spidol & whiteboard 5) Laptop & infokus Penilaian: 1. Tes untuk kerja ( Menganalisis permasalahan hijrah dengan model pemecahan masalah ). 2. Tes Tulisan Jakarta, 13 Mei 2014 Guru Pend. Agama Islam Hurul ‘Ain NIM. 208011000034 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SD/MI Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : : : : Alokasi Waktu : Tujuan Pembelajaran : SDN Kramatjati 18 PG Pendidikan Agama Islam VI/2 9. Membiasakan periklaku terpuji 9.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Ansar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik 3x35 menit (1x pertemuan) 1. 2. 3. Materi Pembelajaran : Metode Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan kisah perilaku tolongmenolong kaum Ansar Siswa dapat meneladani sifat tolong-menolong kaum Ansar dalam terbentuknya Ukhuwah Islamiyah Siswa dapat menunjukkan dalil naqli tentang tolong-menolong Membiasakan perilaku terpuji 1. 2. Problem Based Learning (PBL) Siswa mengadakan diskusi dengan temantemannya membahas perilaku tolong-menolong kaum Ansar Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Membaca doa dan surat pendek yang telah dihafal serta membacakan daftar hadir siswa. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka tentang kisah kaum Ansar Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru menjelaskan kisah kaum Ansar Guru meminta siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing Guru memberikan soal atau permasalahan di LKS kepada kelompok untuk didiskusikan dalam diskusi Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa dan guru Masing-masing kelompok menyebutkan contoh sifat tolongmenolong berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan seharihari Masing-masing kelompok menyebutkan manfaat dari sifat tolongmenolong Masing-masing kelompok menyebutkan dalil naqli yang menganjurkan untuk saling tolong-menolong Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama membuat kesimpulan kisah dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik dan siswa yang aktif dalam diskusi Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran Alat/Sumber belajar: 1) LKS Pendidikan Agama Islam Kelas 6 Sem. 2 CV. Fatihul Ihsan, Karang Anyar Jawa Tengah 2) Buku Paket Pendidikan Agama Islam SD Kelas VI M. Zaid Su’di, Yogyakarta. 3) Alquran (juz Amma) 4) Spidol & whiteboard 5) Laptop & infokus Penilaian: 1) Tes untuk kerja (Menganalisis permasalahan hijrah dengan model pemecahan masalah). 2) Tes Tulisan Jakarta, 20 Mei 2014 Guru Pend. Agama Islam Hurul ‘Ain NIM. 208011000034 Lampiran 2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN 1 Tujuan : Kelompok Nama 1. Dapat menjelaskan pengertian Kaum Muhajirin 2. Dapat menyebutkan sebab-sebab Nabi melakukan hijrah 3. Dapat menyebutkan usaha-usaha Kaum Muhajirin :........................ : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kaum Muhajirin Sebagian besar dari kamu pasti pernah berpindah (hijrah) dari satu tempat ke tempat yang lain. Demi menjadi yang terbaik dan nyaman dari sebelumnya. Berpindah (hijrah) itu tentu saja tidak menjamin disebabkan dengan satu faktor yang sama antara satu sama lain. Kondisi ini pula yang berpengaruh pada dakwah Rasulullah sehingga beliau dan para sahabatnya memutuskan untuk berhijrah. Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum Muhajirin dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Rasulullah berhijrah? a. Pengertian Kaum Muhajirin ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasulullah dan para sahabat hijrah ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... c. Usaha yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat dalam berhijrah ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN 2 Tujuan Kelompok Nama : 1. Dapat menjelaskan pengertian Kaum Anshar 2. Dapat menyebutkan usaha-usaha Kaum Anshar dalam membantu kaum Muhajirin 3. Dapat menyebutkan perjuangan Kaum Anshar dalam kelancaran dakwah Rasulullah saw. :........................ : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kaum Anshar Anshar berasal dari kata nashara yang berarti menolong. Setiap manusia harus saling tolong menolong jika melihat saudaranya sedang kesusahan dan kesulitan. Kita dianjurkan tolong menolong dalam perbuatan baik dan takwa dan kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa atau kejahatan. Dari pernyataan di atas menurut kalian apa yang dimaksud dengan Kaum Anshar dan apa saja usaha Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muhajirin serta apa usaha Kaum Anshar demi melancarkan dakwah Rasulullah saw. ? a. Pengertian Kaum Anshar ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... b. Usaha yang dilakukan Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muhajirin ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... c. Perjuangan Kaum Anshar dalam kelancaran dakwah Rasulullah saw. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN 3 Tujuan Kelompok Nama : 1. Dapat menyebutkan kegigihan Kaum Muhajirin 2. Dapat menyebutkan contoh kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar sehari-hari 3. Dapat menyebutkan manfaat sifat gigih 4. Dapat menujukkan dalil naqli yang senada dengan anjuran sifat gigih. :........................ : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegigihan Setiap manusia harus berusaha segigih mungkin demi mewujudkan segala apa yang dicita-citakan dengan tidak lupa diiringi doa dan ibadah yang tulus. Meskipun segala keputusan ada di Kekuasaan Allah namun, Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri. Dari pernyataan di atas menurut kalian kegigihan apa yang dilakukan Kaum Muhajirin dalam mempertahankan agama Islam, dan sebutkan contoh kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar dalam kehidupan sehari-hari, dan apa manfaat jika kita memiliki sifat gigih serta tunjukkan dalil yang senada dengan anjuran sifat gigih! a. Kegigihan yang dilakukan Kaun Muhajirin dalam mempertahankan dan menyebarkan agama Islam ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... b. Contoh kegigihan dalam beribadah dan sebagai pelajar dalam kehidupan sehari-hari ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... c. Manfaat jika kita memiliki sifat gigih ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... d. Dalil naqli yang senada dengan anjuran untuk bersikap gigih ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PERTEMUAN 4. Tujuan Kelompok Nama : 1. Dapat menyebutkan contoh tolong menolongyang dilakukan Kaum Anshar terhadap Kaum Muhajirin 2. Dapat menyebutkan contoh tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari 3. Dapat menyebutkan manfaat tolong menolong 4. Dapat menyebutkan dalil naqli yang menganjurkan untuk tolong-menolong :........................ : 1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tolong-Menolong Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan/pertolongan dari orang lain. Sebagai contoh banyak para dermawan dan relawan yang menolong saudaranya tatkala ditimpa bencana seperti banjir, tanah longsor maupun gunung meletus. Hal ini sama seperti yang dilakukan Kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin. Karena kita dianjurkan tolong menolong dalam perbuatan baik dan takwa dan kita dilarang tolong meolong dalam keadaan dosa atau kejahatan. Dari pernyataan di atas menurut kalian apa saja yang dilakukan Kaum Anshar dalam menolong Kaum Muahajirin dan apa saja contoh tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari, dan apa manfaat jika kita saling tolong-menolong serta apa dalil yang menunjukkan tentang tolong menolong ? a. Contoh tolong-menolong yang dilakukan Kaum Anshar terhadap Kaum Muhajirin ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... b. Contoh tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... c. Manfaat tolong-menolong. ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... d. Menyebutkan dalil naqli tolong-menolong ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... N Lampiran 3 Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) Pertemuan Ke – Hari / Tanggal : Pokok Bahasan : Tujuan Observasi: Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar PAI siswa pada penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ). Petunjuk : Beri tanda checklist ( √ ) pada kolom yang sesuai pengamatan anda ! Aspek yang Dinilai Nama No. Keterangan Siswa A B C D E 1. S1 2. S2 3. S3 4. S4 5. S5 6. S6 7. S7 8. S8 9. S9 10. S10 11. S11 12. S12 13. S13 14. S14 15. S15 16 S16 17. S17 18. S18 19. S19 20. S20 21. S21 Jumlah Presentase Skor Keterangan : A = Aktivitas memperhatikan penjelasan guru ( visual activities ) B = Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas ( mental activities ) C = Keberanian ( Mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ) D = Berdiskusi dengan baik ( oral activities ) E = aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS ( emotional activities ) Jakarta, April 2014 Observer Fuad Ma’ruf Nur, S.S. ( Guru Kolaborator ) Lampiran 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) Kelas VI SDN Kramatjati 18 Pagi. Klasifikasi NO Aktivitas 1. 2. 3. 4. Visual activities Oral activities Emotional activities Mental activities Aspek yang diteliti Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru Persentase skor visual activities Aktivitas keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan) Persentase skor oral activities Aktivitas siswa di dalam berdiskusi antar temas Persentase skor oral activities Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Persentase skor emotional activities Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Persentase skor mental activities Keterangan Persentase aktivitas siswa 1 = kurang (0%-25%) 2 = cukup (25%-50%) 3 = baik (50%-75%) 4 = sangat baik (lebih dari 75%) Jumlah siswa 21 orang Skor Pertemuan ke Siklus I Siklus II 1 2 3 4 10 11 15 16 47% 52% 71% 76% 3 7 13 15 14% 33% 62% 71% 9 14 17 20 42% 66% 81% 95% 12 14 18 20 42% 66% 86% 95% 15 15 17 20 71% 71% 81% 95% Lampiran 5 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I Tabel 4.2. Skor Skor Klasifikasi No. Aspek yang diteliti Pertemuan Pertemuan Aktivitas 1 2 1. Aktivitas Visual activities siswa memperhatikan Aktivitas siswa 2. dan 4. activities 49,5% 1 2 23,5% 2 3 54% 28% 49,5% 38,7% 3 3 61,5% 57% 66% 61,5% 3 3 71% 71% 71% 71% Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Rata-rata emotional activities Mental 52% pertanyaan) Rata-rata oral acivities activities 47% menjawab/menanggapi berdiskusi antar teman 3. 49,5% (mengajukan Aktivitas siswa di dalam Emotional 3 keberanian pertanyaan activities 2 penjelasan guru Rata-rata visual activities Oral Rata-rata Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Rata-rata mental activities Rata-rata activities siklus 55,2% Keterangan : Pada pertemuan pertama siswa yang tidak hadir 1 orang siswa sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang tidak hadir 4 orang siswa. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus II Tabel 4.3. Skor Skor Klasifikasi No. Aspek yang diteliti Pertemuan Pertemuan Aktivitas 3 4 1. Aktivitas Visual activities siswa memperhatikan Aktivitas siswa 2. dan 4. activities 73% 3 3 66,5% 4 4 88% 71,5% 83% 77,25% 4 4 90,5% 86% 95% 90,5% 4 4 88% 81% 95% 88% Aktivitas semangat siswa dalam mengerjakan tugas Rata-rata emotional activities Mental 76% pertanyaan) Rata-rata oral acivities activities 71% menjawab/menanggapi berdiskusi antar teman 3. 73% (mengajukan Aktivitas siswa di dalam Emotional 4 keberanian pertanyaan activities 3 penjelasan guru Rata-rata visual activities Oral Rata-rata Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah pada LKS Rata-rata mental activities Rata-rata activities siklus 82% Keterangan : Pada pertemuan ketiga siswa yang tidak hadir 3 orang siswa dan pada pertemuan keempat siswa yang tidak hadir 1 orang siswa. Lampiran 6 Nama Guru Mata Pelajaran Pertemuan keHari/Tanggal Tujuan Petunjuk No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Lembar Observasi Guru pada KBM : Semester/Kelas : : Materi : : Siklus : : : Sebagai Evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran PAI dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) : Beri tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai menurut anda! Aspek yang dinilai 1 Penilaian 2 3 4 Komentar Merumuskan Tujuan Pembelajaran Memilih metode yang tepat Memilih media yang tepat Menyusun alat evaluasi/penilaian Membuka pelajaran Memotivasi siswa Menjelaskan materi Penguasaan materi Menuntun siswa dalam mengerjakan LKS 10. Penguasaan kelas 11. Penggunaan metode Pembelajaran Problem Based Learning a. Membuat masalah pada LKS b. Membentuk siswa kedalam kelompok c. Mengarahkan siswa dalam diskusi kelompok d. Mengarahkan siswa agar dapat memecahkan masalah pada LKS 12. Menutup pengajaran Jumlah Skor Total Saran-saran : .............................................................................................................. .............................................................................................................. .............................................................................................................. Keterangan skala penilaian : 1 = kurang Pengamat 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik Guru Kolabolator Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Aspek yang dinilai Merumuskan Tujuan Pembelajaran Memilih metode yang tepat Memilih media yang tepat Menyusun alat evaluasi/penilaian Membuka pelajaran Memotivasi siswa Menjelaskan materi Penguasaan materi Menuntun siswa dalam mengerjakan LKS Penguasaan kelas Penggunaan metode Pembelajaran Problem Based Learning a. Membuat masalah pada LKS b. Membentuk siswa kedalam kelompok c. Mengarahkan siswa dalam diskusi kelompok d. Mengarahkan siswa agar dapat memecahkan masalah pada LKS Menutup pengajaran Jumlah Skor Total Penilaian Pertemuan Pertemuan 1 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 Jumlah Ratarata 12 11 12 12 12 10 12 12 3 2,75 3 3 3 2,25 3 3 2 3 2 3 10 2,25 2 3 3 4 12 3 2 2 3 3 3 3 4 4 12 12 3 3 2 3 4 4 13 3,25 2 3 3 4 12 3 2 31 2,07 3 45 3 3 45 3 4 56 3,7 12 174 11,6 3 45 3 Jadi rata-rata observasi guru pada KBM sebesar 3, maka guru pada proses KBM baik dalam pelaksanaannya. Keterangan skala penilaian : 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik Lampiran 8 INTRUMEN TES SIKLUS I Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat! 1. Orang berhijrah bersama NAbi Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah disebut kaum . . . a. Muhajirin c. Anshar b. Muslimin d. Mukminin 2. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin hijrah kemadinah berdasarkan .... a. Wahyu dan permohonan orang Madinah b. Permintaan kafir quraisy c. Perintah pembesar Madinah d. Usul Abu Bakar As-Shidiq 3. Salah satu hikmah dari hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah adalah setiap kebenaran akan mendatangkan . . . a. Kesukaan c. Keonaran d. Kesenangan b. Kemenangan 4. Menghindari gangguna dari orang-orang kafir quraisy dan membangun kekuatan Islam adalah tujuan Rasulullah hijrah ke . . . a. Quba c. Taif b. Habsy d. Madinah 5. Ketika mengetahui bahwa Rasulullah mengajak dirinya untuk berhijrah, Abu Bakar bersikap . . . a. Menyetujuinya c. Menggerutu b. Kesal dan sedih d. Menolak dengan tegas 6. Sebelum sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. dan kaum Muhajirin singgah dulu di Desa . . . dan mendirikan masjid di sana. a. Aqabah c. Quba d. Madinah b. Yastrib 7. Kaum Muhajirin adalah kaum muslimin Mekkah yang hijrah ke Madinah. Kata Muhajirin mengandung arti orang-orang yang . . . a. Baik hati c. Tertindas d. Pindah b. Terancam 8. Orang-orang Madinah yang menyambut kehadiran orang-orang Islam Mekkah yang berhijrah adalah kaum . . . a. Quraisy c. Muhajirin b. Bani Israil d. Anshar 9. Kaum Anshar adalah penduduk asli Kota . . . a. Madinah c. Mekkah b. Mesir d. Taif 10. Masjid di Kota Madinah yang digunakan untuk pusat ibadah, sosial dan pendidikan pada awal perkembangan Islam disebut . . . a. Masjidil Haram c. Masjid Quba b. Masjidil Aqsa d. Masjid Nabawi 11. Kaum uhajirin berpindah ke Madinah karena membela . . . a. Islam dan iman c. Kekayaan b. Harta benda d. Istri dan anak 12. Tempat persembunyian Nabi Muhammad saw. ketika hijrah ke Madinah adalah . . . a. Masjid Nabawi c. Habsy b. Gua Tsur d. Gua Hira 13. Kaum Muhajirin sebelum hijrah tinggal di Kota . . . a. Yamamah c. Mekkah b. Madinah d. Habsy 14. Orang-orang Madinah baik laiki-laki maupun prempuan menyambut kedatangan Rasulullah saw. dan kaum muslimin dengan penuh . . . a. Duka cita b. Kesedihan c. Suka cita d. Kegundahan 15. Kemenangan dan kemuliaan akan diperoleh kaum muslimin jika kecintaan mereka kepada Allah SWT. Dan Rasul-Nya lebih . . . dari pada kecintaan mereka terhadap harta bendanya. a. Kecil b. Besar c. Sedang d. Biasa INTRUMEN TES SIKLUS II Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat! 1. Perilaku terpuji orang-orang terdahulu perlu kita . . . a. Tinggalkan c. Hindari b. Jauhi d. Tinggalkan 2. Dibawah ini merupakan prilaku kaum Muhajirin, kecuali . . . a. Ikhlas beramal c. Sederhana dan sabar b. Gigih dalam berjuang d. Penakut dan khianat 3. Sikap kaum Muhajirin yang patut diteladani, antara lain . . . a. Senang berkelahi c. Pekerja keras b. Pendusta d. Pasrah pada keadaan 4. Salah satu tujuan hijrah ke Madinah adalah . . . a. Melarikan diri b. Menyebarkan Islam ke daerah lain c. Mencari kekayaan d. Untuk bertamasya 5. Menurut Al-Qur’an tiap-tiap diri sendiri bertanggung jawab atas perbuatan ... a. Orang tuanya c. Sendirinya b. Orang lainnya d. Anak keturunannya 6. Rela menerima rezeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita disebut ... a. Penyesuain diri c. Tanggung jawab b. Qanaah d. Pengendalian diri 7. Sikap menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah berusaha disebut . . . a. Ikhtiar c. Iktikaf b. Takarub d. Tawakal 8. Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar didasari oleh persamaan . . . a. Keinginan c. Kekayaan b. Kedudukan d. Akidah/kepercayaan 9. Melakukan perbuatan dengan sepenuh hati, apa pun resiko dari perbuatan yang dilakukan siap menerima dengan ikhlas disebut . . . a. Tanggung jawab b. Memenuhi janji c. Berkhianat d. Berbakti 10. Berikut ini yang bukan manfaat tolong-menolong adalah . . . a. Mempererat silaturrahmi b. Saling menghormati c. Merasa sama-sama makhluk Allah d. Menumbuhkan sifat iri 11. Sikap yang patut diteladani dari kaum Anshar adalah . . . a. Menolong dengan ikhlas b. Menolong dengan setengah hati c. Menolong dengan imbalan d. Tak peduli dengan penderitaan orang lain 12. Kita harus gigih dalam beribadah dengan cara . . . a. Membiasakan shalat lima waktu b. Bersedekah jika perlu c. Melalaikan shalat wajib d. Setiap hari bermain di rumah teman 13. Sebagai seorang pelajar harus meneladani dan memperaktikkan kegigihan kaum Muajirin dengan cara . . . a. Banyak jajan dan bermain b. Rajin belajar tanpa diperintah c. Menyontek pekerjaan teman d. Mengejek teman sekelas 14. Kaum Anshar mempunyai perilaku mulia yakni . . . a. Merusak persaudaraan c. Membantu kaum Muahjirin b. Mencari keuntungan duniawi d. Menolong dengan pamrih 15. Allah menganjurkan tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan jahat. Hal ini terdapat dalam Surah Al-Maidah ayat . . . a. Dua c. Empat b. Tiga d. Lima Lampiran 10 Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi PAI Tahap : Pra Penelitian Hari/Tanggal : Selasa, 8 April 2014 Responden : Bapak. Fuad Ma’ruf Nur, S.S Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa, dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran PAI sebelumnya. Daftar pertanyaan : 1. Apa yang bapak persiapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran? Jawab : Saya membuat RPP terlebih dahulu sesuai materi yang akan saya bahas 2. Bagaimana keaktifan belajar PAI siswa di kelas VI yang bapak ajar? Jawab : Keaktifan siswa kelas VI ini kurang baik dibanding kelas yang lainnya, mungkin karena jam pelajarannnya tergolong terakhir. 3. Apakah anak-anak bersemangat dalam pembelajaran PAI? Jawab : Lumayan, tapi terkadang anak-anak pada malas dikarenakan dapat waktunya jam terakhir itu. 4. Metode apa saja yang bapak terapkan dalam pembelajaran PAI? Jawab : Metode yang saya pakai biasanya ceramah dan pemberian tugas saja. 5. Apakah metode Problem Based Learning (PBL) pernah bapak terapkan pada pembelajaran PAI? Jawab : Belum 6. Apakah Bapak pernah menyuruh siswa untuk menjawab pertanyaan bapak di depan kelas? Jawab : Pernah. 7. Apakah siswa selalu menjawab pertanyaan bapak di depan kelas? Jawab : Tidak terlalu sering, mereka maju ke depan kelas hanya jika disuruh sama saya saja. Mereka belum berani. 8. Apakah siswa memperhatikan penjelasan bapak, ketika bapak sedang menjelaskan pembahasan materi? Jawab : Memeperhatikan, tetapi ada juga siswa yang asik dengan kegiatannya sendiri. Seperti, ngobrol dengan temannya. 9. Apabila siswa tidak memeperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan bapak lakukan? Jawab : Saya akan memberikan teguran, seperti : siswa harus mengulang kembali materi yang baru saja saya jelaskan. Lampiran 11 Tapap Hari/Tanggal Tujuan Wawancara Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa : Pra Penelitian : Selasa, 9 April 2014 : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa, dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran PAI sebelumnya. Daftar pertanyaan : 1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran PAI? a. Iya b. Tidak c. Biasa saja Jawab : S3 : Iya S14 : Biasa saja S20 : Iya 2. Dari jawaban no.1 (satu) berikan alasan! Jawab : S3 : karena saya suka dengan sejarah-sejarah Nabi. S14 : bikin ngantuk saya bu. S20 : suka saja 3. Apakah kamu bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru jika masih kurang jelas atau belum paham? Jawab : S3 : jarang S14 : tidak pernah S20 : iya, saya sering bertanya jika ada materi yang belum saya mengerti. 4. Apabila guru member pertanyaan, apakah kamu berusaha ingin menjawabnya? Jawab : S3 : kadang-kadang kalau bisa saya jawab saja. S14 : tidak, karena takut salah. S20 : iya. 5. Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan gurumu? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Jika menjawab b dan c, beri alasan kenapa pada saat itu kamu tidak mengerjakan tugas. Jawab : S3 : kadang-kadang, karena ikut-ikutan teman yang tidak mengerjakan juga. S14 : kadang-kadang, karena suka lupa dan sedikit malas. S20 : selalu. 6. Apabila kamu diminta mengerjakan soal ke depan kelas, apakah yang kamu rasakan? a. Senang b. Takut c. Malu Jawab : S3 : Takut salah. S14 : Takut salah, nanti diketawain teman-teman kalau salah. S20 : Senang, tetapi takut salah juga kalau lagi mengerjakan di depan kelas. Lampiran 12 Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Hari/Tanggal : Selasa, 29 April 2014 Responden : Bapak Fuad Ma’ruf Nur, S.S. Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang adapa pada tindakan dalam aktivitas siswa dalam belajar PAI. Daftar pertanyaan wawancara dengan guru setelah siklus I 1. Menurut bapak, apakah penerapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) ini cocok diterapkan pada pembelajaran PAI khususnya pada sub Tarikh? Jawab : Iya, cukup cocok diterapkan pada pembelajaran PAI. 2. Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat kemajuan dalam belajar PAI siswa setelah melakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini? Jawab : Lumayan, dilihat dari semangat siswa dalam berdiskusi cukup meningkat. 3. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan pengamatan? Jawab : Kemajuan dalam belajarnya dengan diskusi, para siswa berusaha untuk menyelesaikan LKS yang disajikan, meskipun ada beberapa siswa yang masih mengandalkan temannya dalam mengerjakan LKS tersebut. 4. Apakah siswa menyukai metode ini? Jawab : Dilihat dari semangat belajarnya, sebagian siswa mulai menyukai model pembelajaran ini. 5. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini? Jawab : Beberapa siswa ada yang menegeluhkan bahwa teman sekelompoknya masih ada yang tidak bekerja sama dalam proses diskusinya. 6. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan siklus I ini? Jawab : Menurut saya, lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Lampiran 13 Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I Hari/Tanggal Tujuan Wawancara : Selasa, 29 April 2014 : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar PAI siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran PAI khususnya pada sub Tarikh di siklus I Daftar pertanyaan : 1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model pembelajaran Problem Bases Learning (PBL)? Jawab : S3 : iya. S14: biasa saja. S20 : iya. 2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : dua-duanya, yang biasa dengan PBL. S14 : lebih suka PBL. S20 : PBL. 3. Metode manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : semua saya sukai ko bu. S14 : saya suka karena belajarnay bersama-sama, tapi ga sukanya disuruh majunya dan banyak ngerjain tugasnya. S20 : tidak ada yang saya tidak sukai karena metode PBL bikin saya aktif. 4. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : lebih aktif. S14 : biasa saja. S20 : saya lebih sering bertanya kalo ada materi yang saya tidak tahu. 5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : tidak. S14 : agak sulit. S20 : tidak sulit ko. 6. Apakah kamu aktif dalam bertanya? Jawab : S3 : kadang-kadang. S14 : belum aktif saya. S20: aktif dong bu. 7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu? Berikan alasannya! Jawab : S3 : iya, karena saya takut terkena hukuman kalo mengerjakan tugasnya. S14 : kadang-kadang. S20 : iya, karena itu kewajiban saya bu. 8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS? Jawab : S3 : iya. S14 : tidak terlalu aktif, karena sudah dijawab sama teman saya yang satu kelompok dengan saya. S20 : iya bu. 9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI? Jawab : S3 : iya. S14 : iya, karena nanti ditanya sama gurunya tentang materi yang akan dibahas. S20 : iya. 10. Menurut kamu apa kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran model PBL ini? Jawab : S3 : waktu dalam mengerjakan LKS terlalu cepat, kelebihannya dapat belajar bersama-sama. S14 : tidak tahu bu. S20 : kelebihannya saya bisa belajar sendiri bersama teman-teman tentang materi yang diajarkan. Lampiran 14 Lembar Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II Hari/Tanggal : Selasa, 20 Mei 2014 Responden : Bapak Fuad Ma’ruf Nur, S.S. Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar PAI siswa, setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap siklus I Daftar pertanyaan wawancara dengan guru setelah siklus II 1. Menurut bapak, apakah penerapan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) ini cocok diterapkan pada pembelajaran PAI? Jawab : iya cocok sekali. 2. Berdasarkan pengamatan yang bapak lakukan, apakah terdapat kemajuan dalam belajar PAI siswa setelah dilakukan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL)? Jawab : iya, pada siklus ke dua ini kemajuan proses aktivitas siswa sangat terlihat. 3. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama bapak melakukan pengamatan? Jawab : hampir semua indikator proses aktivitas pembelajaran meningkat. Seperti : keberanian siswa sudah meningkat dan bersemangat dalam menerjakan tugas juga meningkat. 4. Dengan pengamatan bapak pada siklus II ini, bagaimana tingkat aktivitas siswa terhadap pembelajaran PAI? Jawab : tingkat aktivitas siswa meningkat cukup baik. 5. Apakah siswa menyukai metode ini? Jawab : menurut saya siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan metode PBL ini. 6. Apakah terdapat keluhan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : pada siklus ini siswa tidak ada yang mengeluh kepada saya, mungkin dikarenakan semua siswa telah berdiskusi dengan baik. 7. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sudah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa? Jawab : iya, karena dapat terlihat dari hasil observasi aktivitas dan nilai tes akhir siklus II ini. Lampiran 15 Lembar Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II Hari/Tanggal Tujuan Wawancara : Selasa, 20 Mei 2014 : Untuk mengetahui tingkat aktivitas dan hasil belajar PAI siswa pada siklus II. Daftar pertanyaan : 1. Apakah kamu menyukai pembelajaran PAI menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : iya. S14 : iya. S20 : iya. 2. Metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : PBL dan ceramah. S14 : PBL. S20 : PBL. 3. Hal manakah yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : yang saya sukai saat mengerjakan dan memecahkan masalah di LKS. S14 : dapat hadiahnya kalau bisa menjawab dan bertanya. S20 : semuanya saya suka ko bu. 4. Kelebihan apa yang kamu rasakan setelah belajar PAI menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : asik dalam belajarnya. S14 : lebih rajin ngerjain tugasnya. S20 : lebih aktif dalam belajar. 5. Apakah kamu lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)? Jawab : S3 : tidak. S14 : tidak. S20 : tidak. 6. Apakah kamu aktif dalam bertanya? Jawab : S3 : iya. S14 : kadang-kadang. S20 : iya. 7. Apakah kamu mengerjakan tugas dengan tepat waktu? Jawab : S3 : iya S14 : iya S20 : iya. 8. Apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS? Jawab : S3 : iya. S14 : iya. S20 : iya. 9. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari PAI? Jawab : S3 : iya S14 : iya. S20 : iya. 10. Menurut kamu apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar kamu? Jawab: S3 : iya. S14 : iya. S20 : iya Lampiran : 16 Foto Kegiatan Siklus I & II