Keefektifan Penggunaan Buku Ajar Berbasis Scientific Approach.… KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN BUKU AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATERI EKOLOGI UNTUK KELAS X SMA Kurniati ‘Aziza, Endang Susantini, Herlina Fitrihidajati Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Gedung C3 Lt. 2 Surabaya 60231 [email protected] ABSTRAK Tahap scientific approach terdiri dari lima tahapan yakni mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Lima tahapan tersebut dapat dilatihkan dan dikembangkan melalui perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatihkan tahapan scientific approach yakni buku ajar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keefektifan buku ajar berdasarkan ketercapaian indikator dan ketercapaian kinerja ilmiah. Metode yang digunakan yakni one group pretest-posttes design yang diujicobakan secara terbatas pada 16 peserta didik kelas X MIA SMA NU 1 Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor ketercapaian indikator sebesar 85,80% dan rata-rata skor ketercapaian keterampilan kinerja ilmiah sebesar 88,75%. Buku ajar berbasis scientific approach materi ekologi kelas X SMA dinyatakan sangat efektif untuk dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Kata kunci: keefektifan, buku ajar, scientific approach, materi ekologi PENDAHULUAN Seiring berjalannya perkembangan kurikulum yang berlaku yakni kurikulum 2013 mengisyaratkan perlunya proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (Permendikbud, 2014). Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan kegiatan-kegiatan ilmiah atau menerapkan nilai-nilai ilmiah dan menghindari nilainilai non ilmiah. Kegiatan tersebut meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (5M). Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal, memahami bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah oleh guru(Hosnan, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rochmah (2015), menunjukkan bahwa hasil belajar menggunakan buku ajar berbasis pendekatan saintifik materi virus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik diketahui dari hasil tes dengan ketuntasan indikator mencapai lebih dari 90%.Penelitian yang dilakukan oleh Cahyono (2015), menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat memudahkan peserta didik dalam memahami konsep materi yang dipelajari.Hal ini diketahui dari hasil belajar peserta didik memperoleh ketuntasan indikator sebesar 100%.Penilitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Qomariah, dkk (2015), menjelaskan bahwa Penerapan pembelajaran melalui pendekatan ilmiah dapat meningkatkan ranah pengetahuan peserta didik. Persentase ranah pengetahuan peserta didik pada siklus I sebesar 70% meningkat Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 sebesar 16.5% sehingga menjadi 86.5% pada siklus II. Aplikasi pendekatan saintifik dengan langkah kegiatan melalui mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan data sudah dapat terlihat dalam konteks pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Asih, 2014). Berdasarkan paparan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran. Lima kegiatan pendekatan saintifik dapat dilatihkan dan dikembangkan melalui perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatihkan pendekatan saintifik yakni buku ajar. buku ajar yakni salah satu sumber belajar bagi peserta didik, memuat materi-materi yang perlu dikuasai dan disesuaikan dengan tagihan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum. Adanya buku ajar, dapat membantu peserta didik dalam mengakses informasi selama proses pembelajaran (Prastowo, 2012 danDepdiknas, 2004). Buku ajar menjadi bagian yang utama dalam proses pembelajaran karena memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sumber pembelajaran dan memperbaiki karakter peserta didik (Sitomorang, 2013), Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMA NU 1 Gresik menjelaskan bahwa ketika proses pembelajaran salah satunya pada materi ekologi penerapan pendekatan saintifik kurang maksimal, karena kegiatan dalam pendekatan saintifik tidak semua dilatihkan. Guru berasumsi apabila setiap materi dilakukan pendekatan saintifik akan menghabiskan 427 Keefektifan Penggunaan Buku Ajar Berbasis Scientific Approach.… alokasi waktu pembelajaran, sehingga materi tidak terselesaikan sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil analisis dua buku biologi yang digunakan oleh SMA NU 1 Gresik menunjukkan bahwa di dalam buku tersebut sudahmelatihkan kegiatan mengamati, mengumpulkan data, dan mengasosiasi sedangkan kegiatan menanya dan mengkomunikasikan kurang dilakukan. Ekologi merupakan materi yang mengkaji objek nyata yaitu lingkungan sekitar. Pada materi ekologi peserta didik secara langsung akan dihadapkan denganfenomena-fenomena yang terjadi dialam beserta permasalahannya. Pengetahuan tersebutdidapatkan denganmelakukan tahapan observasi (pengamatan) pada objek atau suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan.Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pendekatan saintifik mendukung penyampaian materi ekologi kepada peserta didik. Buku ajar berbasis scientific approachpada materi ekologi adalah buku ajar yang didalamnya terdapat tahaptahap pendekatan saintifik. Pada buku tersebut terdapat empat sub bab yang akan dipelajari yakni komponen penyusun ekosistem, interaksi dalam ekosistem, aliran energi, dan daur biogeokimia. Pada setiap sub bab terdapat tahap-tahap pendekatan saintifikyaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan mengamati di dalam buku disajikan berbagai macam informasi seperti gambar, berita/artikel, dan pengamatan secara langsung ke alam. Hal ini dimaksudkanagar peserta didik dapat bekerja secara aktif dalam menemukan dan memahami konsep yang dipelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan buku ajar berbasis scientific approach materi ekologi kelas X SMA ditinjau dari ketercapaian indikator dan keterampilan kinerja ilmiah. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan yakni one group pretestposttes design. Subjek penelitian sebanyak 16 peserta didik kelas X MIA-3 SMA NU 1 Gesik. Instrumen penelitian meliputi lembar pre-test danlembar posttestyangterdiri dari 11 butir soal uraian untuk mengukur ketercapaian indikator dan keterampilan peserta didik dalam kinerja ilmiah yang meliputi kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.Lembar pre-test diberikan kepada peserta didik sebelum penggunaan buku ajar untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dan lembarpost-testsetelah penggunaan buku ajar untuk mengecek pemahaman konsep peserta didik. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soalpre-test maupun posttest adalah 45 menit. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 Perhitungan ketercapaian indikator dan ketercapaian keterampilankinerja ilmiahdidapatkan dari ketuntasan peserta didik dalam menjawab soal post-test. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Peserta didik dinyatakan tuntas apabila setiap indikator dan setiap keterampilan kinerja ilmiah mendapatkan skor presentase ≥75%.Buku ajar berbasis scientific approach materi ekologi dinyatakan efektif apabila ketercapaian indikator ketercapaian keterampilankinerja ilmiah mendapatkan rata-rata persentase skor ≥75%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitain menujukkan bahwa rata-rata skor ketercapaian indikator sebesar 85,80% dan rata-rata skor ketercapaian keterampilan kinerja ilmiah sebesar 88,75%. Rekapitulasi ketercapaian indikator disajikan pada Tabel 1 dan rekapitulasi ketercapaian kinerja ilmiah disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa ratarata ketercapaian indikator tertinggi yaitu pada indikator 1 yakni mengidentifikasi komponen yang menyusun ekosistem, dan indikator 5 yakni menganalisis ketidakseimbangan rantai makanan dalam ekosistem dengan nilai ketercapaian sebesar 100%, sedangkan ratarata ketercapaian terendah yaitu pada indikator 11 yakni membuat bagan daur biogeokimia dengan nilai ketercapaian sebesar 68,75%. Pada indikator 11 yakni membuat bagan daur biogeokimia, mendapatkan persentase nilai sebesar 68,75% termasuk dalam kategori tidak tuntas. Ketidaktuntasan tersebut dikarenakan beberapa peserta didik masih belum memahami secara utuh konsep daur biogeokimia yang bersifat abstrak. Pada saat guru menayangkan video interaktif empat daur biogeokimia diputar secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh sehingga mereka tidak dapat memahami konsep empat daur secara keseluruhan sehingga pada saat peserta didik diminta untuk mengkomunikasikan daur biogeokimia dalam bentuk bagan hanya sebagian kecil peserta didik yang dapat menjelaskan konsep dari masing-masing daur. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh WenChi (2012), menjelaskan bahwa pemutaran video dengan durasi yang terlalu panjang atau lama mengakibatkan peserta didik tidak dapat berkonsentrasi secara penuh, sehingga penayangan video secara berulang-ulang dapat mengatasi hal tersebut. 428 Keefektifan Penggunaan Buku Ajar Berbasis Scientific Approach.… Tabel 1. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Setelah Menggunakan Buku Ajar Berbasis Scientific Approach Materi Ekologi Jumlah Persentase Peserta Kriteria No Indikator Pembelajaran Ketercapaian Didik yang Ketercapaian Indikator (%) Tuntas 1 Mengidentifikasi komponen yang menyusun ekosistem 16 100 Tuntas 2 Mengidentifikasi tingkat satuan makhluk hidup dalam 14 87.50 Tuntas ekosistem 3 Menganalisis interaksi yang terjadi dalam ekosistem 14 87.50 Tuntas 4 Menjelaskan aliran energi yang terjadi dalam ekosistem 14 87.50 Tuntas 5 Menganalisis ketidaksimbangan rantai makanan dalam 16 100 Tuntas ekosistem 6 Menjelaskan perbedaan antara piramida energi, piramida 12 75 Tuntas jumlah, dan piramida biomassa 7 Mengidentifikasi komponen yang berperan pada setiap daur 13 81,25 Tuntas biogeokimia 8 Menjelaskan proses yang terjadi pada daur biogeokimia 13 81,25 Tuntas 9 Menganalisis pengaruh hubungan antara 13 81,25 Tuntas ketidakseimbangan daur biogeokimia terhadap lingkungan 10 Membuat bagan jejaring makanan pada suatu ekosistem 15 93.75 Tuntas 11 Membuat bagan daur biogeokimia 11 68,75 Belum Tuntas Rata-rata Ketuntasan Indikator Pembelajaran (%) 85,80 Tuntas Keterangan : M1= Mengamati M2= Menanya M3= Mengumpulkan Data M4= Mengasosiasi M5= Mengkomunikasikan Gambar 1. Grafik ketercapaian keterampilan kinerja ilmiah Berdasarkan Gambar 1menunjukkan bahwa didapatkan rata-rata keterampilan kinerja ilmiah yang tercapai sebesar 88,75%, hal ini dikarenakan adanya tahapan pendekatan saintifik di setiap materi pada buku ajar yang dikembangkan. Salah satunya pada materi komponen penyusun ekosistem, pendekatan saintifik diawali dengan tahap mengamati. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi dua buah akuarium yang memiliki komponen biotik dan abiotik yang berbeda, peserta didik juga diminta untuk menghitung jumlah individu pada masing-masing akuarium, dan mengukur pH dan suhu. Tahap kedua, peserta didik diminta merumuskan pertanyaan dari hasil pengamatan. Pada buku ajar yang dikembangkan terdapat contoh pertanyaan untuk memudahkan peserta didik merumuskan pertanyaan. Tahap ketiga, peserta didik diminta Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 mengumpulkan data dengan cara mengorganisasikan hasil identifikasi dua akuarium pada tabel meliputi komponen abiotik, komponen biotik, dan jumlah setiap individu masing-masing akuarium. Tahap keempat, peserta didik diminta mengelompokkan komponen biotik berdasarkan cara memperoleh makanan, kemudian menganalisis data secara kelompok untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Tahap kelima, peserta didik diminta mengomunikasikan secara tulisan dengan membuat peta konsep dan mempresentasikannya untuk mendapat saran dan tanggapan di depan kelas. Hal ini sesuai dengan hasil validasi terhadap kesesuaian buku ajar dengan kegiatan pembelajaran scientific approach. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marjan, dkk (2014), bahwa kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik selain 429 Keefektifan Penggunaan Buku Ajar Berbasis Scientific Approach.… meningkatkan hasil belajar peserta didik juga dapat meningkatkan keterampilan kinerja ilmiah, hal ini dikarenakan peserta didik melakukan pengamatan objek secara langsung dan menemukan konsepnya sendiri. Rata-rata ketercapaian keterampilan tertinggi yaitu pada keterampilan menanya dengan nilai ketercapaian sebesar 100%. Hal ini disebabkan guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam membuat pertanyaan mengenai apa yang sudah diamati. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Machin (2014), bahwa melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu, sehingga semakin tinggi rasa ingin tahu semakin tinggi pula motivasi untuk bertanya. Rata-rata ketercapaian keterampilan terendah yaitu pada keterampilan mengumpulkan data dengan nilai ketercapaian sebesar 75%.Hal ini dikarenakan objek kurang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data disebabkan objek tersebut hanya berupa gambar piramida sedangkan tagihan untuk materi aliran energi adalah membedakan tiga macam piramida ekologi. Guru menyikapi hal tersebut dengan menjelaskan cara menganalisis gambar piramida ekologi dan mengisi tabel hasil pengamatan untuk mengumpulkan data. Pada saat implementasi alokasi waktu penyampaian materi piramida ekologi kurang, sehingga peneliti mengantisipasi hal dengan menyampaikan materi secara tergesa-gesa agar keseluruhan materi dapat tersampaikan. Ada beberapa peserta didik kurang paham terhadap materi yang disampaikan sehingga hal ini berdampak terhadap keterampilan peserta didik dalam mengumpulkan data dan hasil post-test. SIMPULAN Buku ajar berbasis scientific approach materi ekologi untuk kelas X SMA dinyatakan sangat efektif untuk diimplementasikan pada pembelajaran berdasarkan rata-rata skor ketercapaian indikator pembelajaran sebesar 85,80% dan rata-rata skor ketercapaian keterampilan kinerja ilmiah sebesar 88,75%. Pembelajaran Materi Pertumbuhan”. Jurnal Pendidikan diakses pada tanggal 19 Januari 2016) Marjan, Johari.,Arnyana, I.B. Putu., Setiawan, I.G.A. Nyoman. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’amalat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, (Online), Vol. 4, (http://pasca.undiksha.ac.id/ , diakses 28 November 2015). Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Qomariah, Lailatul., Indriawati, Sri Endah., dan Sulasmi, Eko Sri. 2015. Penerapan Pembelajaran Melalui Pendekatan Ilmiah untuk Meningkatkan Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Proses Peserta Didik Kelas X MIA 4 SMAN 3 MALANG Pada Materi Kingdom Animalia, (Online), (http://jurnalonline.um.ac.id/, diakses 19Februari 2016). Rochmah, Fauriz. 2015. Pengembangan Buku Ajar Berorientasi Pendekatan Saintifik Pada Materi Virus Kelas X IPA. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Sitomorang, Manihar. 2013. Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Online), (http://www.undana.ac.id/, diakses pada tanggal 19 Januari 2016). Wen-chi, Liao. 2012. “Using short videos In teaching a social science subject: values and challenges”. Journal of the NUS Teaching Academy. Vol. 2(1): hal. 42-55. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Achmad D. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Scientific Approach pada Materi Daur Biogeokimia untuk SMA. Skripsitidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Machin, A. 2014. “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 430