HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENDERITA KANKER Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi II • • 111 dari . •' Oleh: , ' "*•*""""«'",µ\"'"\'~"HHl>"BOW• .' ••• ·\< L- .• .,,. /'.l'OHl•H'I' !.!),.,.',,.,\ .,.,,.,~, );o. lnrink : Q..Lf?,J.. ,,.. ~.~\l 'l/ •"I h • klasifikasi : tl..::: .. .. • • • 0 0 0 0 0 0 < 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 . . 000oooooooooo•HOoooo~ RISTI ANGGRAENI NIM : 105070002255 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENDERITA KANKER Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi PERPUSTAKAAN UTA!vt\ UIN SYAHID JAKARTA Oleh: RISTI ANGGRAENI NIM.105070002255 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I ldhU•h o .. Surnl•g•~M.s; ~ S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi NIP. 1956 1223 198303 2001 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul HUBUNGAN OUKUNGAN SOSIAL OENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PAOA PENOERITA KANKER telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada · tanggal 3 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 3 Desember 2009 Sidang Munaqasyah, Oekan/ Ketua Merangkap Anggota, Pembantu Oekan/ Sekretaris Merangkap Anggota, Jahja Umar, Ph.O NIP. 130 885 522 M.Si Ora. F dhilah Surala NIP. 1956 1223 198303 2001 Anggota Penguji I Nenen~:i•tl. NIP. 150 300 679 Penguji II M.s;, P•I Ora. adhilah Surala a M.Si NIP. 1956 1223 198303 2001 Pembimbing I Dra~dhlloh S"ralog , M.SI NIP. 1956 1223 198303 2001 __, s.Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi SELAGI ARU BE.2ttAFAS. ARU 'Gil:>AR PU'GUSASA ~ARittLAH. BE.2USAHALAH. BE.2t>OALAH •••• l:>@c:licel~@d ~o 111~ .isp:e.W~io11s moru&Deld ABSTRAK (A) (B) (C) (D) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta November 2009 Risti Anggraeni Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Sembuh Pada Penderita Kanker (E) 100 halaman +vi lampiran (F) Kanker merupakan penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi setiap orang. Selain fisik, kanker juga menyebabkan psikis penderita dapat terganggu. Stadium kanker terbagi menjadi stadium dini dan Ianjut yang dapat menjadi tolak ukur untuk pengobatan yang akan dilakukan dan juga tingkat kesembuhan penderita kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskripsi korelasi untuk mengetahui adakah hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Responden penelitian berjumlah 30 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. lnstrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari kuesioner yang mengukur mengenai dukungan sosial dari keluarga dengan jumlah aitem sebanyak 28 aitem, dengan nilai reliabilitas alpha Cronbach sebesar 0,926. Skala motivasi untuk sembuh yang digunakan terdiri dari 28 aitem dengan perolehan nilai reliabilitas alpha Cronbach sebesar 0,881. Untuk menguji hipotesa peneliti menggunakan teknik statistik korelasi Pearson, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,551 > 0,361, yang berarti Ha diterima. (G) Diterimanya Ha ini berarti terdapat hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Keterbatasan penelitian ini adalah dalam proses pengumpulan data banyak ditemui responden yang cenderung tertutup sehingga . Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah pada penelitian yang akan datang sebaiknya melakukan pendekatan yang lebih dalam terhadap responden dan juga meneliti variabel yang berkaitan seperti optimisme, berpikir positif dan juga kebermaknaan hidup. (H) Daftar Bacaan 47 (1990- 2009) KATA PENGANTAR Puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk meyelesaikannya. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, Ph.D. 2. Dosen Pembimbing I, Ora. Fadhilah Suralaga, M. Si dan Dosen Pembimbing II, S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi atas seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta saran dan kritik yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini. 3. Dosen Pembimbing Akademik, Ora. Diana Mutia, M.Si., serta seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan. 4. Untuk keluargaku terutama orang tuaku Bapak Suyatno dan lbu Tukirah yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, yang tak pernah berhenti memberikan dukungan moril, materiil serta doa yang mengiringi setiap langkah ini, serta kakakku Dwi Ramdani dan calon kakak iparku Dety Amelia yang memberikan dukungan serta nasehatnasehatnya. Untuk sepupu-sepupuku, Rekha, Puput, Devitha dan juga Sulek Nani yang selalu membantu dan menghibur penulis dalam mengerjakan skripsi dengan tawa serta candanya. 5. Keluarga besar Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya lbu Evy Damayanti, S. Psi, Psi., selaku pembimbing lapangan, Bapak Kiki S.Marzuki, HR, S. Sos dan lbu Hilfah yang membantu penulis dalam proses perizinan, seluruh staff lnstalasi Rawat Jalan dan Rawat lnap, serta seluruh responden yang telah mau berbagi dengan penulis. 6. Keluarga besar CISC (Cancer Information & Support Center) terutama lbu Sri yang memberikan informasi tentang kegiatannya kepada penulis, dan para anggota CISC yang lainnya yang ramah dan ceria. 7. Seluruh staff akademik,Bu Sariyah, Ka Rini, Mang Ayunk, Pak Deden yang membantu dalam urusan birokrasi dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi yakni Bapak Haidir dan Bapak Badawi yang selalu membantu penulis dalam mencari referensi. 8. Sahabatku Hikmelia Dwi Sundari, terima kasih telah mau menjadi temanku baik suka maupun duka. Banyak pelajaran tentang arti persahabatan yang kita pelajari bersama-sama sehingga menguatkan persahabatan kita. Moga persahabatan ini bisa terus terjaga.Amiiin .. 9. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan angkatan 2005 kelas A, Hamda, Nisa,Yudi (terima kasih atas pelajaran tentang arti persahabatan sesungguhnya, terimakasih telah mengajariku untuk lebih baik lagi), Dina, Nadiyya, Dona, Nurlia & Rizka teman KKL selama 3 bulan yang memberikan keceriaan, Saidati yang selalu memotivasi penulis, Dian Eka Pratiwi teman seperjuanganku, Widaad guru SPSSqu, Eka,Nala&lha yang baik hati dengan mengizinkan singgah dikosannya, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat, keceriaan dan warna dalam hidupku 10. Keluarga besar SMAN 109 Jakarta, khususnya semua guru-guruku dan teman-teman angkatan 2002, serta keluarga besar SMAN 66 Jakarta selaku tempat KKL yakni lbu Hetty Fahanie dan Bapak Suparno yang telah memberikan nasehat dan juga doa yang sangat berarti bagi penulis. Akhir kata, saya berharap Allah S.W.T berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu. Jakarta, November 2009 Penulis DAFTAR ISi HALAMAN JUDUL ................................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. MOTTO ................................................................................................... ABSTRAKSI ........................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................ DAFTAR ISi ............................................................................................ DAFTAR LAMPI RAN .............................................................................. DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ii iii iv vii viii xii xv BAB 1 PENDAHULUAN .. ........ ......... ................. .......... ........... ............... 1 1.1. La tar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 1 1.2. ldentifikasi Masalah ................................................. .......... 13 1.3. Pembatasan Masalah ........................................................ 14 1.4. Perumusan Masalah .......................................................... 15 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 15 1.5.1. Tujuan Penelitian .................................................... 14 1.5.2. Manfaat Penelitian ...... ........................................ .... 14 1.6. Sistematika Penulisan .......................... .................... ......... 16 BAB 2 KAJIAN TEORI .......................................................................... 18 2.1. Kanker ................................................................................ 18 2.1.1. Pengertian Kanker .................................................. 18 2.1.2. Proses Terjadinya kanker ....................................... 20 2.1.3. Jenis-Jenis Kanker ................................................. 21 2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker ........... 22 2.1.5. Pengobatan Pada Kanker........................................ 23 2.1.6. Aspek-Apek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita Kanker...................................................................... 25 2.1.7. Cara Mengurangi Resiko Kanker............................. 28 2.2. Motivasi .. .. ... ..... ............ ..... ............ ....... ... ... ....................... 29 2.2.1. Pengertian Motivasi ................................................ 29 2.2.2. Peranan Motivasi .......... ......... ....... ......... ...... ........... 33 2.2.3. Jenis-Jenis Motivasi ... .......... ... ...... ....... ................... 34 2.2.4. Fungsi-Fungsi Motivasi ..... ................................... ... 36 2.2.5 37 Motivasi untuk Sembuh .......................................... 2.2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan 2.3 2.4 ................................................................................. 40 Dukungan Sosial ................................. ................................ 41 2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial.... ................................ 41 2.3.2 Sumber Dukungan Sosial ......................................... 44 2.3.3 Jenis-Jenis Dukungan Sosial ... ................................ 46 2.3.4 Efek Dukungan Sosial .............................................. 48 Kerangka Berpikir dan Hipotesis .... ... ... .......... .. ... ................ 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..... ............... .. ..... ..... ............. ... ... .. 55 3.1. Jenis Penelitian .................................................................. 55 3.1.1 Pendekatan Penelitian dan Metade Penelitian ...... ... 55 3.2. Variabel Penelitian dan definisi Operasianal Variabel ....... 56 3.2.1. Definisi Variabel Penelitian ...................................... 56 3.2.2. Definisi Operasianal variabel ........ ........... ............... 57 3.3. Papulasi dan Sarnpel ......................................................... 58 3.3.1. Papulasi .. .................................... .......... .......... ......... 58 3.3.2. Sarnpel.................................................................... 58 3.3.3. Teknik Pengarnbilan Sarnpel ................................... 59 3.4. Pengurnpulan Data ............................................................ 60 3.4. 1. Metade Pengurnpulan Data dan lnstrurnen Penelitian ............................................................................................ 60 3.5. Teknik Uji lnstrurnen Penelitian ......................................... 65 3.5.1 Uji Validitas ................................... ..................... ..... 65 3.5.2 Uji Reliabilitas...................... .................................... 66 3.6. Hasil Uji Caba lnstrurnen Penelitian .................................. 66 3.6.1 Hasil Uji Caba (Try Out)......................................... 66 3.7. Metade Analisis Data......................................................... 70 3.8. Prosedur Penelitian ........................................................... 72 BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA ....................................... 69 4.1 . Garnbaran Respanden .... ... ........ ...... .. ... .. ... ..... ... .. .. ...... ... ... 69 4.1.1. Berdasarkan Jen is Kela min............................. 69 4.1.2 Berdasarkan Usia..... .. . .. . . . . . . . .. . .. . . . . ... . . . . . .. . . . . . . . . 70 4.1.3 Berdasarkan Jen is Kanker................. .. . . . . . . . .. . ... 70 4.1.4 Berdasarkan Stadium................................. .. 71 4.2. Presentasi Data................................................................. 72 4.2.1 Deskripsi Statistik ......................................... .. ......... 72 4.2.2 Kategari Skar .............. ...... .... .................... .......... ..... 72 4.2.3 Uji Persyaratan ......................................................... 75 4.2.3.1 Distribusi Skar ........................................................ 78 4.3. Hasil Utama Penelitian ...................................................... 87 4.3.1 Uji Karelasi .............................................................. 87 4.3.2 Uji Analisis Regresi............................ ........... ..... ... ... 89 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 92 5.1. Kesimpulan ... ..... ......... ..... ... ................................ .......... ... 92 5.2. Diskusi .. ... ..... ...................................... ................ ............. 92 5.3. Saran .. .. ........ .. ............................................... ............... ... 98 5.3.1 Saran Tearitis ......................................................... 98 5.3.2 Saran Praktis ...... ... .......... ..... .... ... .... ...... ..... ........... 99 DAFT AR PUST AKA LAMPI RAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Penelitian Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial dan Motivasi Untuk Sembuh Lampiran 3 Data Mentah Skala Dukungan Sosial dan Skala Motivasi Untuk Sembuh Lampiran 4 Data Responden Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Korelasi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian .. .......... ..... .... .. ... ... .. 53 Gambar 4.1 Q-Q Plot Skala Dukungan Sosial .................................... 82 Gambar 4.2 Q-Q Plot Skala Motivasi Untuk Sembuh .......................... 83 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari enam sub bab. Keenam sub bab itu yakni latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian, dan sub bab terakhir adalah sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang cukup pesat tidak hanya mempengaruhi dunia teknologi tetapi juga dunia kesehatan. Banyak sekali penyakit yang berbahaya dan dapat berujung pada kematian bagi para penderitanya. Pada umumnya masyarakat tidak sadar dan juga tidak tahu dengan penyakit yang "mengintai" mereka, sebaliknya mereka hanya mengetahui penyakit-penyakit tertentu saja yang dikategorikan berbahaya. Salah satu dari sekian banyak penyakit tersebut adalah kanker. Kanker masih menjadi momok yang menakutkan bagi yang mendengarnya. Hal ini lebih disebabkan jika seseorang menderita kanker, maka bisa berujung kematian apabila tidak terdeteksi secara dini. Menurut Miller (2008) kanker dapat didefinisikan sebagai perkembangbiakan sel secara abnormal dan tak terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. Rama Diananda (2007) mendefinisikan kanker sebagai istilah untuk pertumbuhan sel tidak normal (tumbuh sangat cepat, tidak dikontrol, dan tidak berirama) yang bisa menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tersebut sehingga mempengaruhi fungsi organ tubuh. Penyakit kanker masih menjadi penyakit yang bisa menyebabkan kematian di dunia, dan jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Union Internationale Contre le Cancer (UICC) dan WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS. Sampai tahun 2006 jumlah penderita kanker di seluruh dunia mencapai 7 juta orang, bahkan UICC memperkirakan jumlah penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Apalagi penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita.(http://www.eramuslim.com/beritanasional/meskiangka-kematian-akibat -kanker-masih-tinggi-penderita-masih-punya-harapansembuh.htm) Di Indonesia setiap tahunnya penderita kanker mencapai 150 ribu hingga 200 ribu orang (http://ww.antara.eo.id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=). Kemudian,berdasarkan data tahun 2001 penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan (http://cpddokter.com/home/index.php?option=com content&task=view&id=3 17&1temid=1). Menurut Mangunkusuma, 1995 (dalam Namora Lumongga Lubis, 2009) penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Dari beberapa lembaga yang melakukan pendataan dapat diketahui bahwa 64,4% penderita kanker adalah wanita dan 36,6% adalah kaum pria. Hal ini lebih dikarenakan wanita mempunyai 2 organ vital di tubuhnnya yakni rahim dan payudara. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penderita kanker bertambah setiap tahunnya. Kanker merupakan penyakit yang mengkhawatirkan semua orang karena bisa menyerang siapa saja baik orang dewasa maupun anakanak. Selanjutnya penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita, hal ini disebabkan pada wanita, pertumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal (Jan Takasihaeng, 2000). Jen is kanker tergantung dari organ yang diserang atau letak sel-sel kanker berada. Kanker merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan bisa berujung pada kematian jika sel-sel tersebut telah menyebar dan merusak organ-organ vital penderita. Penyakit ini memiliki tingkat keparahan atau juga yang lebih dikenal dengan sebutan stadium. Stadium dapat diketahui apabila penderita telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Stadium terdiri dari I, II, Ill, dan IV yang menunjukkan tingkat keparahan bagi si penderita dan juga berpengaruh terhadap jenis pengobatan yang akan dilakukan. Stadium I dan II disebut stadium dini, sedangkan stadium Ill dan IV disebut sebagai stadium Ianjut. Kebanyakan pasien yang datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut. Umumnya mereka tidak menyadari gejala-gejala awal dari kanker. Atau bahkan, mereka mengabaikan gejala-gejala tersebut, sehingga tingkat kesembuhan menjadi berkurang. Jika kanker sudah terdeteksi sejak dini, maka tingkat kesembuhan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah berada pada stadium lanjut karena pengobatan bisa dilakukan secepatnya untuk memotong laju sel kanker tersebut. Tingginya angka kematian penderita kanker lebih banyak disebabkan oleh keterlambatan pengobatan. Menurut Dukut Respati Kastomo (2006) , pada tahun 2006 pasien yang datang berobat ke RS.Kanker Dharmais sebagian besar sudah berada pada stadium lanjut, yakni stadium II sebanyak 10,52%, stadium Ill sebanyak 42,92%, serta stadium IV sebanyak 46,56%.(http://www.dharmais.eo.id/new/content.php?page=article&lang=id&i d=21) Tentu ha! tersebut sangat merugikan penderita sendiri karena harapan hidup pada pengobatan kanker sangat ditentukan oleh stadium atau tingkat keparahan penderita. Sementara itu, pasien yang sudah terdeteksi dini, kebanyakan kurang aktif untuk melakukan pengobatan dikarenakan pengobatan yang cukup memakan waktu, dan biaya yang relatif mahal untuk dapat menyembuhkan penyakit kanker atau dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Banyak jenis terapi pengobatan yang akan dijalani oleh para penderita kanker. Pengobatan ini tergantung dari stadium penderita. Pengobatan bisa dilakukan secara medis mapun non medis. Rama Diananda (2007) menyebutkan beberapa alternative pengobatan yang dilakukan terhadap kanker meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal dan terapi biologi. Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi untuk memotong laju sel kanker. Menjalani kemoterapi pun ada juga efek sampingnya, yakni pasien akan mengalami kerontokan rambut, cepat lelah dan juga menjadi kurang bergairah yang diakibatkan oleh pengaruh obatobatan yang digunakan masuk kedalam jaringan tubuh. Serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal dan juga memerlukan waktu karena harus dilakukan secara terus menerus sampai penderita dinyatakan hilang sel-sel kankernya. Selain membutuhkan waktu dan biaya, yang paling dirasakan adalah efek dari berbagai pengobatan yang tentunya tidak menyenangkan bagi penderita. Salah satu contoh yang paling nyata bagi penderita kanker adalah dampak pengobatan pada jenis kanker payudara yang jika sudah berada pada stadium lanjut, maka diharuskan mastektomi (pengangkatan payudara). Beberapa literatur menyebutkan bahwa kurang lebih sepertiga wanita melewati suatu periode penyesuaian yang sukar terhadap seks dan kejiwaan setelah operasi. Beberapa wanita mengalami depresi yang berlangsung cukup lama. Beberapa wanita lain merasa terguncang karena mereka menyadari telah menjadi wanita yang tidak lengkap, tidak feminin, tidak lagi menggairahkan, dibandingkan sebelum dilakukannya mastektomi (http://www.panduan kesehatanblogspot.com/2008/mastektomi.html.12k). Kehilangan organ payudara menimbulkan perubahan citra tubuh yang berbeda bagi setiap penderita. Hal ini berhubungan dengan makna khusus payudara yakni sebagai simbol kewanitaan dan mempunyai nilai estetika tersendiri bagi kaum wanita. Hal ini sempat menjadi perhatian Federasi Kesehatan Mental Dunia mengingat banyak penderita penyakit kronis yakni kanker dan diabetes mengalami masalah emosional yang sering tak terdeteksi atau tak bisa diobati secara memadai. Sebaliknya, banyak orang dengan gangguan mental yang disebabkan menderita penyakit fisik namun tak terdiagnosis. Akibatnya, terapi tak bisa maksimal demikian pula kualitas hidup mereka (Kompas, 2004). Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Zubairi Djoerban (2004) pada awal diagnosis pasien umumnya bereaksi dengan penyangkalan, kemudian merasa marah, cemas, takut kehilangan keluarga maupun pekerjaan (Kompas, 2004). Selanjutnya pasien mengalami tahap ambivalensi yakni penderita bisa menerima kanker namun tidak siap untuk menderita ataupun meninggal, tahap berikutnya ada kepasrahan dalam diri penderita. Kondisi ini bisa naik turun dari kepasrahan kembali ke cemas bahkan kembali kepada tahap awal yakni penyangkalan. Namun, kondisi ini dapat juga berbeda-beda pada setiap pasien. Kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan lain kerapkali membuat penderita kanker merasa kurang nyaman. Rasa lemas, mual, tidak nafsu makan, rambut rontok, tidak bergairah, vagina kering, sistem kekebalan menurun bakal dialami meski tidak setiap orang mengalami hal sama. Dalam situasi ini penderita butuh teman, penghiburan serta orang-orang yang mendukung bahwa semua yang dianjurkan dokter ini memang harus dijalaninya. Dengan begitu kompleksnya masalah psikologis penderita, dukungan sosial yang diberikan kepadanya bisa menjadi bagian yang sangat berarti bagi diri penderita kanker. Siegel (1993) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai, dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama {dalam Taylor 2003). Sarafino (1998) menyatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Menurut Sarafino (1998) jenis-jenis dukungan sosial yang dapat diberikan bagi target meliputi dukungan emosi, informasi, penghargaan diri, instrumental, dan dukungan jaringan sosial. Dukungan sosial secara garis besar dapat didefinisikan sebagai ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Sumber dukungan sosial ini berasal dari keluarga, masyarakat, pihak rumah sakit ataupun juga suatu kelompok atau komunitas yang serius mencoba membantu mereka. Keluarga merupakan sumber dukungan yang paling dekat dengan penerima dukungan sosial. Dengan adanya dukungan sosial, maka diharapkan ada peranan positif bagi penerimanya. Penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dan Ronald Friend (2002) pada 86 pasien penyakit ginjal kronis menyimpulkan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan optimisme dan menurunkan depresi pada penderita penyakit kronis. Siti Nur Azizah (2008) dalam penelitian kualitatifnya memberikan suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial mempunyai peranan positif terhadap manajemen stres penderita kanker payudara. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Jenifer Yeah dan Ying Liu (2002) dapat diketahui bahwa dukungan sosial bisa meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang lansia. Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya mempunyai efek positif saja, tetapi juga efek negatif. Sarafino (1998) mengemukakan bahwa dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stres, tetapi juga mempunyai efek negatif bagi penerimanya. Salah satu contohnya adalah jenis dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan penerimanya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa positif atau negatif efek dukungan sosial tergantung pada individu yang merasakan dukungan sosial terse but. Selanjutnya kata motif sendiri diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan luar subyek untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sarlito Wirawan (2000), motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu. Para ahli psikologi telah banyak yang memberikan pengertian mengenai motivasi. Secara garis besar para ahli sepakat bahwa motivasi adalah suatu proses yang terdapat pada setiap individu, berupa keinginan atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan agar keinginan individu tersebut dapar tercapai. Sembuh dari penyakit merupakan hal yang diinginkan agar terbebas dari penyakit dan juga rasa sakit yang disebabkan dari penyakit tersebut. Motivasi untuk sembuh berarti sesuatu hal yang ada dalam diri seseorang dimana ia menginginkan dan mempunyai tujuan untuk sehat kembali dari penyakit yang di deritanya. Bagi penderita kanker yang berada pada stadium 1-111, bukanlah tidak mungkin untuk sembuh dari penyakitnya asalkan dari dalam diri individu mempunyai motivasi yang besar untuk sembuh dari penyakitnya dengan melakukan berbagai terapi pengobatan baik medis maupu herbal. Sedangkan pada stadium IV, sel-sel kanker sudah menyebar ke organ-organ tubuh lainnya, sehingga pengobatan paliatif yang digunakan. Yakni pengobatan yang lebih fokus pada kualitas hidup penderita. Namun demikian, motivasi untuk sembuh pada stadium IV pun tetap harus ada, karena semua itu kembali ke kuasa Tuhan. Beberapa strategi pengobatan merupakan pilihan masing-masing penderita kanker. Apapun pilihan mereka intinya adalah keinginan untuk sembuh tanpa efek samping demi masa depan yang lebih baik. Seseorang yang mempunyai motivasi untuk sembuh dari penyakit kanker antara lain dapat diketahui dari adanya tindakan melakukan berbagai pengobatan medis untuk memotong sel laju kanker yang ada dalam tubuhnya, sedangkan seseorang yang sudah pesimis atau dengan kata lain kurang mempunyai motivasi untuk sembuh dapat terlihat dari tidak mau melakukan pengobatan dikarenakan takut jika pengobatan yang dilakukan membuat ia lebih menderita bahkan meninggal lebih cepat karena efek samping yang ditimbulkan dari terapi pengobatan yang akan dijalankan. Contohnya adalah komentar seorang anak yang ibunya menderita kanker yang sudah parah. lbunya tidak mau menjalankan pengobatan medis karena trauma melihat adik kandungnya yang menderita saat di kemoterapi dan akhirnya meninggal 2 tahun kemudian. Hal ini tentunya berdampak buruk bagi kondisi ibunya dan makin lama ibunya tidak bersemangat dan hanya pasrah pada penyakitnya. (www.cancerclubcisc.wordpress.com). Terapi pengobatan medis yang sangat melelahkan memang dapat berdampak pada fisik maupun psikis penderita. Hal ini mau tidak mau harus dilakukan agar penyakit dapat hilang dan sembuh serta kehidupan penderita dapat menjadi lebih baik. Para penderita kanker umumnya sangat memerlukan dukungan agar ia bisa bertahan untuk hidup. Penyakit yang mereka derita membuat mereka berbeda dengan orang yang lain. Jika penderita sudah tergolong kategori stadium lanjut, yakni dimana mereka harus melakukan banyak terapi penyembuhan dan juga meminum obat yang harus mereka konsumsi sampai mereka dinyatakan sembuh, rangkaian kegiatan tersebut harus mereka lakukan untuk mengobati penyakit yang mereka derita itu. Maka, pemberian dukungan agar dapat mempunyai motivasi untuk sembuh bagi penderita kanker sangatlah perlu untuk dilakukan. Fenomena dukungan sosial bagi para penderita kanker dalam rangka memberikan motivasi untuk sembuh sungguh sangat menarik perhatian peneliti. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang dialami oleh para penderita diperlukan upaya mengubah persepsi negatif dan sikap pesimis terhadap kesembuhan penyakitnya dengan menumbuhkan motivasi untuk sembuh. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul:" HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENDERITA KANKER". 1.2. ldentifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah tersebut diatas yang ada kaitannya dengan penulisan ini, diantaranya sebagai berikut : 1. Seberapa era! kaitan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker? 2. Jenis-jenis dukungan sosial apa yang diperlukan oleh para penderita kanker? 3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesembuhan penderita? 4. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker? 1.3. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan supaya lebih terarah, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalahnya yakni: 1. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan yang dirasakan oleh individu (penderita kanker), diberikan oleh salah satu sumber dukungan sosial yakni keluarga, berkaitan dengan adanya dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasi dan dukungan jaringan sosial. 2. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan bagi penderita kanker berkaitan dengan aspek kebutuhan, rasa ingin tahu dan kepuasan. 3. Penderita kanker, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pria maupun wanita yang terkena kanker yang berusia mulai dari 20 tahun sampai 60 tahun yang sedang melakukan pengobatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. orang-orang yang concern membantu penderita kanker. Sebagai contoh adalah komunitas-komunitas kanker yang ingin membantu para penderita untuk lebih memberikan dukungan sosial kepada mereka. 1.6. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran jelas tentang isi dan materi yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan dalam 5 bab sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan Yang berisikan : Latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. 2. Bab II : Kajian Pustaka Yang berisikan : kanker meliputi; pengertian kanker, proses terjadinya kanker, jenis-jenis kanker, faktor penyebab terjadinya kanker, pengobatan kanker, aspek psikologis penderita kanker, cara mengurangi resiko kanker; motivasi untuk sembuh, meliputi: pengertian motivasi, peranan motivasi, jenis-jenis motivasi, fungsi motivasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk sembuh; dukungan sosial: pengertian dukungan sosial, sumber dukungan sosial, jenis dan efek dukungan sosial; serta kerangka berpikir dan hipotesis. 3. Bab Ill : Metodologi Penelitian Meliputi : Pendekatan penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis data. 4. Bab IV : Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum penelitian, presentasi data, uji persyaratan dan pembahasan. 5. Bab V: Kesimpulan, Diskusi, dan Saran BAB2 KAJIAN TEORI Bab ini terdiri dari empat sub bab. Pertama, membahas kanker. Kedua, membahas pengertian motivasi untuk sembuh. Ketiga, membahas dukungan sosial. Keempat, membahas kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 2.1. Kanker 2.1.1. Pengertian kanker Sally & Sheridan Radmacher (1992) memberikan suatu pengertian bahwa istilah kanker atau Cancer berasal dari bahasa latin crab yang berarti kepiting. Kanker ini bukan penyakit tunggal, melainkan penyakit yang yang disebabkan oleh pertumbuhan sel tidak normal yang tidak dapat dikendalikan. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gregg Miller (2008) bahwa kanker dapat didefinisikan sebagai perkembangbiakan sel secara abnormal dan tak terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. Rama Diananda (2007) mengatakan bahwa kanker adalah suatu istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan berirama dimana sel yang tidak normal ini akan menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh penderitanya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Setiawan Dalimartha (2004) bahwa kanker adalah suatu penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kanker terjadi pada suatu sel tertentu ketika terjadi penyimpangan dari pola perilaku sel yang normal, terutama pada perilaku pembelahan dirinya. Akibatnya, sel tidak mati seperti yang seharusnya, dan justru terus menerus melakukan pembelahan diri, yang seringkali terjadi dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan kanker. 2.1.2. Proses Terjadinya Kanker Kanker itu tidak terjadi begitu saja. Sel-sel kanker memerlukan waktu untuk dapat berkembang dan merusak organ tubuh yang terkena. Menurut Setiawan Dalimartha (2004) dan Elaine Magee (2008) ada tiga tahapan yang dilalui dalam perkembangan kanker, yakni : a) lnisiasi, yakni agen penyebab kanker yang merusak materi genetis sebuah sel. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen atau zat yang disebut karsinogen. Zat ini bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. b) Promosi, yakni sel-sel yang rusak terkontaminasi bahan kimia sehingga dapat mempercepat proses pembelahan sel. c) Progesi, yakni sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. Skema 2.1 Proses Terjadinya Kanker INISIASl->->->PROMOSl->->->PROGRESI Sebagai contohnya pada Rama Diananda (2007) menyebutkan bahwa proses terjadinya kanker untuk dapat menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Jadi dapat diketahui bahwa kanker terjadi melalui beberapa tahapan sehingga terjadilah kanker. Kanker ini juga terjadi dalam waktu yang relatif lama bukan terjadi langsung begitu saja (Elaine Magee, 2008). 2.1.3. Jenis.Jenis Kanker Menu rut Setiawan Dalimartha (2004) kanker dapat tumbuh di semua jaringan tubuh seperti sel kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel jaringan ikat dan selsel lainnya. Adapun jenis-jenis kanker berdasarkan jaringan asal tumbuhnya yakni: a. Karsinoma (kanker sel epitel), meliputi kanker payudara, kanker kulit dan kanker kolon; b. Sarkoma (kanker jaringan mesodermal), meliputi fibriosarkoma (kanker jaringan ikat), limfosarkoma (kanker sistem limfatik), dan osteosarkoma (kanker tulang); c. Leukimia (kanker sel darah putih) Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kanker dapat tumbuh di dalam jaringan tubuh manusia. Letak keberadaan sel kanker ini dapat menunjukkan jenis kanker yang sedang di derita . 2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Dalam Gregg Miller (2008) disebutkan bahwa 80-90% penyakit kanker disebabkan oleh faktor lingkungan karena masuknya zat karsinogen (zat penyebab kanker) ke dalam tubuh, sisanya disebabkan oleh faktor biologis. Menurut Namora Lumongga Lubis (2009), ada empat faktor utama penyebab kanker yakni lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Adapun faktorfaktor tersebut terbagi menjadi: 1. Lingkungan; meliputi bahan kimia, penyinaran yang berlebihan, merokok dan polusi udara. 2. Makanan yang mengandung zat-zat kimia seperti bahan pemanis, bahan pengawet, zat pewarna, zat radioaktif, terlalu banyak mengkonsumsi garam, dan juga makanan yang sudah tidak layak dimakan. Doll &Peto memperkirakan bahwa 35 % kematian kanker lebih disebabkan dari mengkonsumsi makanan (Kaplan, et.all; 1993) 3. Biologi; meliputi virus, hormonal, dan faktor keturunan. 4. Psikologis; meliputi orang dengan kepribadian tertutup yang mudah terkena stres yang kemudian berusaha menekannya melaui cara-cara tertentu sehingga dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Dari penjabaran di atas dapat diketahui faktor-faktor penyebab kanker. Keempat faktor tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor resiko yakni faktor yang disebabkan bukan dari genetik penderita melainkan kondisi disekitar penderita. 2.1.5. Pengobatan Pada Kanker Pada umumnya jenis pengobatan yang dapat dilakukan tergantung pada tingkatan keparahan atau stadium. Jika sudah diketahui stadiumnya, maka pengobatan pun akan dilakukan sebagaimana mestinya. Semakin gejala kanker terdeteksi dini (stadium I & II), maka pengobatan akan semakin cepat dilakukan sehingga akan memotong laju pertumbuhan kanker dan juga tingkat keberhasilan hidup menjadi lebih besar dibandingkan penderita yang sudah pada stadium lanjut (stadium Ill & IV) dimana sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh yang lain. Adapun pengobatan yang dapat dilakukan menurut Rama Diananda (2007) yakni: 1. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif ( menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit). 2. Kemoterapi, yakni proses pemberian obat anti kanker dalam bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker di dalam tubuh. Efek dari kemoterapi yang biasanya terjadi adalah rambut rontok, mual, nafsu makan berkurang. mengharapkan kesembuhan agar bisa hidup lebih baik dan tidak terjadi lagi di kemudian hari. 2.1.6. Aspek-Aspek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita Kanker Aniroh (2008) yang juga penderita kanker mengatakan bahwa seseorang menerima kenyataan sebagai penderita kanker bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak cara yang sangat bervariasi dari setiap individu dalam mengekspresikan dirinya menghadapi kenyataan hidup sebagai penderita kanker. Kanker tergolong pen ya kit kronis, hal ini dikarenakan penyakit kanker dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Kubler Ross (dalam Taylor, 2003) mengemukakan ada lima tahap reaksi emosi yang berhubungan dengan penyakit kronis yakni penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawarmenawar (barganing for extra), depresi (depression), dan penerimaan diri ( acceptance). 1. Penyangkalan (denial) Taylor (2003) menyatakan bahwa penyangkalan adalah sistem pertahanan yang membuat seseorang berusaha menghindari dampak yang ditimbulkan dari suatu penyakit dan biasanya berlangsung dalam beberapa hari. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Greer, 1992 (dalam Barraclough, 1996) bahwa penyangkalan yang dikenal dalam mekanisme pertahanan ego, melibatkan alam bawah sadar untuk menolak sesuatu yang tidak menyenangkan. Kebanyakan orang menggunakan penyangkalan untuk melindungi dirinya dari suatu kecemasan dan sesuatu yang tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kemarahan (anger) Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini pasien berusaha mempertanyakan "mengapa harus saya yang menderita penyakit kronis? ". Faulkner dkk, 1994 (dalam Barraclough, 1996) mengemukakan bahwa pasien yang marah setelah menerima hasil diagnosa kanker adalah hal wajar sebagai suatu proses penyesuaian. Beberapa pasien dapat melepaskan suatu ungkapan spontan ataupun menunjukkan ekspresi kemarahan yang selanjutnya akan mengarah kepada suatu penerimaan emosional. Pada pasien lainnya, kemarahan yang terus-menerus terjadi dan mendalam justru dapat merusak diri pasien sendiri. 3. Tawar-menawar untuk sesuatu yang lebih (barganing for extra) Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini penderita kanker mengalihkan kemarahan dengan lebih baik dan strategi yang berbeda, misalnya berjanji untuk hid up lebih sehat dan juga lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. 4. Depresi (depression) Kubler Ross menggunakan istilah depresi sebagai kurangnya kontrol yang merupakan realisasi dari memburuknya suatu simtom sebagai kondisi dari penyakit yang tidak membaik . Pada tahap ini penderita kanker akan merasa muak, sesak, letih, sulit makan, sulit mengontrol diri, sulit memfokuskan perhatian, menghindar dari sakit dan juga perasaan tidak nyaman (dalam Taylor, 2003). 5. Penerimaan diri (acceptance) Pada tahap ini penderita kanker sudah tidak marah lagi dan sudah membiasakan diri dengan ide kematian yang membuatnya tertekan dan juga menghadapi pikirian-pikiran yang tidak menyenangkan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa banyak aspek psikologis yang terjadi pada penderita kanker. Namun demikian tidak semua individu mencapai semua taraf yang diuraikan, hanya dua, tiga tahap atau bahkan satu tahap saja yang dialami, misalnya tahap marah dan depresi, atau penolakan dan depresi. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang terjadi pada penderita kanker tentu akan berpengaruh terhadap motivasi untuk sembuh bagi penderita sendiri. r;;RPUSTAKAAN-;~~~ ,~, I UIN SYAHID JAl<ARTA 2.1. 7. Cara Mengurangi Resiko Kanker Penelitian yang dilakukan Belloc dan Breslow, 1972 serta Enstrom, 1980 (dalam llsiana Sulistya, 1993) menemukan hubungan antara kebiasaan hidup sehari-hari dengan status kesehatan. Meningkatnya status kesehatan dan rata-rata usia harapan hidup dapat dilihat dari kebiasaan pola tidur 7-8 jam sehari, sarapan pagi secara teratur, menghindari jajan, mempertahankan berat ideal, tidak minum alkohol, berolahraga secara teratur serta tidak merokok. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Walaupun seseorang sudah di vonis menderita kanker, namun penderita kanker juga bisa memperbaiki kondisinya dirinya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa aspek terpenting setelah penderita kanker melakukan pengobatan medis & pengobatan psikis adalah dengan melakukan pola hidup sehat pada dirinya. Menurut Gregg Miller (2008), pola hidup sehat yang dapat dijalankan meliputi : menghentikan kebiasaan merokok, makan-makanan yang sehat, menghindari obesitas, berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol, melindungi diri dari sinar matahari, serta melakukan pemantauan diri terhadap resiko dari kanker. I Dari penjabaran diatas, pola hidup sehat ini dapat berjalan dengan baik apabila penderita kanker mempunyai keinginan yang besar terhadap kesembuhan dirinya. 2.2. Motivasi 2.2.1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif. Motivasi mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia, karena motif merupakan dasar seseorang melakukan sesuatu. Abd. Rachman Abror (1993) menjelaskan motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin "movere" dan kemudian menjadi "motion" yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak, dapat disimpulkan bahwa motif adalah daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang melakukan berbagai kegiatan dan dengan tujuan tertentu. Chaplin (2006) mendefinisikan motif sebagai suatu keadaan ketegangan di dalam individu yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju suatu tujuan atau sasaran. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990), motif didefinisikan sebagai alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu. Sumadi Suryabrata (2001) mengemukakan bahwa motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Menurut Gerungan (2004) motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberikan tujuan dan arah terhadap tingkah laku individu. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2004) yang mendefinisikan motif sebagai suatu dorongan yang yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak atau melakukan sesuatu, sedangkan motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu sehingga akan mencapai hasil ataupun juga tujuan tertentu. Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Linda L. Davidoff (1991) bahwa motif atau motivasi menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan, motif inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan. Dari beberapa definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motif adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Setelah membahas motif, selanjutnya bahasan tentang motivasi. Mangkunegara ( 2000) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi (energi) yang menggerakkan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi ini muncul dari dua dorongan, yaitu dorongan dari dalam diri individu dan juga dorongan dari luar diri individu. Dalam kamus psikologi istilah motivasi diartikan sebagai satu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu. di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju sasaran (Chaplin, 2006). Kartini Kartono & Dali Gulo (2000) juga memberikan definisi serupa dimana motivasi bisa diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan sesuatu, sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan serta diarahkan kepada suatu tujuan yang telah direncanakan. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000), motif itu berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku, sedangkan motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa motif itu tidak sebatas pada pelaksanaan perilaku, tetapi juga terarah kepada suatu tujuan tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa motif merupakan latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan tertentu. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Veithzal Rivai & Ella Jauvani (2009) bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu, yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai suatu tujuan. Adapun dorongan tersebut terdiri atas dua komponen yakni, arah perilaku dan kekuatan perilaku. Banyak para pakar yang telah mendefinisikan motivasi, namun demikian esensi dari motivasi adalah suatu kekuatan (power), tenaga (forces) atau daya (energy) dalam diri individu yang kompleks untuk bergerak kearah suatu tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari (Abin Syamsuddin Makmun, 2005) . Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menggerakkan individu agar mampu mencapai suatu tujuan guna mencapai pemuasan kebutuhan. 2.2.2. Peranan Motivasi Adanya motivasi pada manusia sangat besar peranannya dalam membentuk tingkah laku. Apa saja yang dilakukan manusia itu baik sesuatu yang dilakukan, baik sesuatu yang penting atau tidak, bahaya atau tidak, akan selalu ada motivasi yang mendorongnya. Motivasi bagaikan kekuatan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia kearah tujuan yang dikehendakinya. Sarlito Wirawan (2000) mengemukakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri manusia. Ketidakseimbangan ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan itu. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan dan apabila sesuai dengan kebutuhan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas, senang,aman dan sebagainya. Lebih dalam lagi Sarlito (2000) menjelaskan bahwa ketidakseimbangan itu tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas terulang kembali. Proses motivasi tersebut merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi. Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku. Hal ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan. 2.2.3. Jenis..Jenis Motivasi lndividu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat dilihat dari kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya dengan hal diatas, Woolfolk (2004) membedakan motivasi menjadi 2 jenis, yaitu: a. Motivasi intrinsik Menurut Syaiful Bahri (2002) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan dalam diri individ sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (2001) dan Ngalim Purwanto (2004 ), yang menjelaskan bahwa motivasi intrinsik adalah suatu motif yang sudah berada dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar. Adapun sumber motivasi intrinsik menu rut Woolfolk (2004) meliputi kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa ingin tahu (curiosity). Dalam motivasi intrinsik tidak perlu lagi ada reward dan punishment bagi seseorang untuk melaksanakan aktifitasnya. Karena dorongan yang muncul murni berasal dari dalam diri individu. b. Motivasi ekstrinsik Syaiful Bahri (2002) dan Ngalim Purwanto (2004) mengemukakan bahwa pada dasarnya motivasi ekstrinsik terjadi apabila individu melakukan sesuatu yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Pada mtoivasi ekstrinsik ini seseorang melakukan aktifitas atas dasar nilai yang terkandung dalam objek yang menjadi sasara atau tendensi tertentu. Sumber motivasi ekstrinsik menu rut Woolfolk (2004) meliputi imbalan (rewards), tekanan sosial (social pressure), dan penghindaran diri dari hukuman (punishment) . Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi sebagai sesuatu yang kompleks dimana motivasi merupakan penggerak individu melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada suatu tujuan. Dorongan ini bisa berasal dari dalam diri dan juga luar diri individu 2.2.4. Fungsi-Fungsi Motivasi Menurut Utsman Najati (dalam Abdul Rahman Saleh& Muhbib Abdul wahab, 2004) serta Ngalim Purwanto (2004) motivasi memiliki tiga komponen pokok yaitu: a. menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada individu, serta mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu. b. Mengarahkan, yakni mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation), sedangkan tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan (avoidance motivation) c. Menopang, yakni menjaga dan menopang tingkah laku dimana lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas serta arah dorongandorongan dan kekuatan individu. Dari penjabaran diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi. Tiga fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa yang diinginkan guna mencapai suatu tujuan. 2.2.5. Motivasi Untuk Sembuh Dari penjabaran tentang motivasi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan yang didasarinya. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempuyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Ketidakseimbangan yang terjadi pada penderita kanker adalah menderita suatu penyakit yang tentunya berdampak bagi kondisi fisik maupun psikisnya. Beberapa penderita kanker mencoba mengubah kondisi ketidakseimbangan tersebut dengan memunculkan suatu dorongan yang ada dalam diri mereka. Salah satunya adalah dorongan untuk sembuh atau pulih dari penyakitnya. Dorongan tersebut mereka harapkan dapat membuat diri mereka lebih baik dari keadaan sebelumnya. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990) dikatakan bahwa sembuh berarti orang yang sakit atau menderita suatu penyakit menjadi pulih atau mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan. Dengan termotivasinya seorang pasien untuk sembuh, maka besar kemungkinan pula dirinya untuk sembuh. Motivasi sendiri sebagai bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki, dengan kata lain motivasi merupakan penyemangat yang timbul dari dirinya sendiri ataupun dengan bantuan pihak lain sebagai motivator bagi diriya sendiri. Motivasi intrinsik mengarah pada kepuasan dalam melakukan suatu kegiatan. Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan seseorang merasa tidak terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang muncul murni berasal dari dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker yang memiliki motivasi intrinsik melakukan berbagai pengobatan karena memang menginginkan kesembuhan bagi dirinya sendiri, bukan karena stimulus eksternal misalnya diberikan suatu penghargaan pada dirinya (mendapat pujian dari keluarga karena telah mau mengikuti terapi), sedangkan motivasi ekstrinsik lebih mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus dari luar. Penderita yang mempunyai motivasi ekstrinsik akan melakukan serangkaian pengobatan lebih didorong oleh stimulus eksternal, sebagai contohnya karena dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah komunitas kanker yang memberikan dukungan sosial bagi dirinya dan juga memiliki teman senasib dengannya. 2.2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan Menurut Pitts, 1991 (dalam llsiana Sulistya Jatiputra, 1993) dua masalah utama dalam masa kesembuhan bagi seseorang yang sedang menderita penyakit kronis adalah pembatasan fisiologis dan patologis yang ditimbulkan dari penyakit serta masalah psikologis yang berhubungan dengan penyesuaian diri yang harus terus dilakukan sepanjang hidup penderita. Hal ini mendasari bahwa begitu pentingnya motivasi untuk sembuh bagi penderita kanker. Menurut Muhammad Fadlul (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan dapat dibagi menjadi dua, yakni: a. Faktor intrinsik, faktor-faktor yang secara medik langsung berpengaruh terhadap kesembuhan penderita misalnya meminum obat dan melakukan serangkaian pengobatan yang diwajibkan dokter. b. Faktor ekstrinsik, faktor-faktor yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesembuhan, misalnya melaui proses interaksi perilaku dan sikap, keadaan sosial dan topografi serta kondisi tubuh penderita yang mengakibatkan tidak terpenuhinya faktor intrinsik secara maksimal. Kedua faktor ini sangat penting bagi kesembuhan penderita sendiri. Dengan mau melakukan faktor intrinsik maka tingkat kesembuhan menjadi lebih besar ditambah dengan adanya faktor ekstrinsik yang mendukung kesembuhan penderita sendiri. 2.3. Dukungan Sosial 2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial Setiap manusia pasti membutuhkan bantuan ataupun peranan orang lain dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Kebutuhan manusia itu banyak macamnya.Mulai dari kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikis tentu tidak akan mungkin terpenuhi tanpa bantuan dari orang lain. Jika seseorang sedang menghadapi masalah baik ringan ataupun berat, keberadaan orang lain disampingnya tentu sangat akan berdampak bagi orang tersebut. Efek atau peranan positif ini dinamakan dukungan sosial. Contohnya adalah ketika seseorang menderita sakit, keluarga yang datang untuk menjenguknya serta menemaninya selama proses pengobatan berlangsung merupakan sumber dukungan bagi dirinya. Dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketenteraman hidupnya. Terdapat banyak definisi tentang dukungan sosial yang dikemukakan para ahli. Sheridan dan Radmacher menekankan pengertian dukungan sosial sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. "Social support is the resources provided to us through our interaction with other people". (Sheridan dan Sally Radmacher, 1992). Sarafino (1998) menyatakan bahwa "Social support refers to the perceveid comfort, caring, esteem, or help a person receives from other people or groups" . Definisi tersebut dapat diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gottlieb (1983) yang mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam halhal yang memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (dalam Smet, 1994). Pendapat senada juga dikemukakan oleh Siegel yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. "Social support is information from others that one is loved and cared for, esteemed and valued. And part of a network of communication and mutual obligation." (Siegel dalam Taylor, 2003). Cobb, 1976 (Kaplan et.all, 1993)) memberikan definisi dukungan sosial sebagai perasaan dilibatkan dalam suatu jaringan sosial dan mempunyai kewajiban timbal balik. lndividu yang berada di dalam persepsi jaringan sosial adalah mereka yang dapat diandalkan, mengetahui nilai, perhatian, dan adanya perasaan saling menyayangi. Menurut Neale, Davidson&Haaga (2004) dukungan sosial memiliki dua aspek utama, yaitu dukungan sosial struktural dan dukungan sosial fungsional . Dukungan sosial struktural menyangkut jaringan hubungan sosial yang dimiliki individu, misalnya status pernikahan dan jumlah teman yang dimiliki. Dukungan sosial fungsional lebih menekankan pada kualitas hubungan sosial yang dimiliki. Contohnya sejauh mana individu percaya bahwa dirinya memiliki teman untuk ditelpon setiap saat apabila dibutuhkan atau apakah temannya dapat memberikan dukungan yang memang dibutuhkan untuk menurunkan tingkat stres yang dirasakan. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Collin,1993 (dalam Nursiti, 2008) mengemukakan bahwa dukungan sosial dibedakan menjadi dua yakni dukungan sosial yang dipersepsikan (perceived support) dan dukungan sosial yang diterima secara nyata (enacted/received support). Dukungan sosial yang dipersepsikan adalah keyakinan individu akan kesediaan orang-orang dalam jaringan sosialnya untuk memberikan bantuan dikala ia membutuhkannya, sementara dukungan sosial yang diterima secara nyata adalah pemberian bantuan yang benar-benar terjadi dalam situasi yang spesifik. 2.3.2. Sumber Dukungan Sosial Ketika seseorang divonis dokter mengenai penyakitnya, maka mereka pasti merasakan sebuah ketakutan yang terjadi pada dirinya. Disaat itulah mereka membutuhkan dorongan yang dapat menjadikan penyemangat dalam hidupnya. Semangat itulah yang dapat menumbuhkan keyakinan pada dirinya untuk terus berusaha dalam proses penyembuhan. Semangat atau dorongan tersebut bukan berasal hanya dari dirinya sendiri ataupun keluarga terdekat melainkan juga dari orang yang dipercaya dalam menangani penyakitnya tersebut baik dokter, suster, dan juga komunitas. Mereka tersebut merupakan sumber-sumber dukungan sosial bagi penderita kanker. Rook dan Dooley (1985) menyebutkan bahwa ada dua sumber dukungan sosial yakni dukungan sosial yang bersifat artifisial dan sumber natural. Dukungan sosial natural diterima individu melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitar lingkungannya, contohnya adalah anggota keluarga, teman dekat ataupun juga relasi. Selanjutnya adalah dukungan sosial artifisial. Dukungan sosial ini dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, contohnya adalah dukungan sosial akibat bencana alam (dalam Kuntjoro, 2002). Dari definisi di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dari dukungan sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, stat medis serta anggota dalam kelompok kemasyarakatan. Dalam penelitian ini sumber dukungan sosial yang dipakai untuk penelitian adalah sumber dukungan sosial natural, yakni keluarga. Hal ini menjadi alasan tersendiri karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan penerima dukungan sosial. Pada umumnya individu-individu (keluarga) yang sering berinteraksi dengan penerima dukungan sosial mempunyai perasaan lebih care dengan yang dialami oleh target penerima dukungan sosial, sehingga dipersepsikan lebih mampu untuk memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan oleh para target. Keadaan ini terjadi karena mereka lebih dapat menunjukkan sikap empati kepada target penerima dukungan sosial. 2.3.3. Jenis-Jenis Dukungan Sosial Jenis-jenis dukungan sosial merupakan suatu cara yang diwujudkan bisa dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu yang satu ke individu yang membutuhkan. Sarafino (1998) membagi dukungan sosial kedalam lima bentuk, yaitu : 1. Dukungan emosi (Emotional support) Dukungan emosi adalah suatu bentuk dukungan yang diekpresikan melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian, dan kepedulian terhadap individu yang lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan perasaan nyaman, perasaan dilibatkan, dan dicintai oleh individu yang bersangkutan. 2.Dukungan penghargaan (Esteem support) Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian yang positif untuk individu, dorongan untuk maju dan pemberian semangat, dan juga perbandingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini seseoranglsupport group yang dapat meringankan beban hidupnya mulai dari butuhnya seseorang yang menemaninya, informasi tentang penyembuhan penyakitnya, dan juga adanya tempat atau wadah untuk berbagi. 2.3.4. Efek Dukungan Sosial Sarafino (1998) mengemukakan bahwa terdapat dua hipotesa yang menjelaskan cara dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia yaitu hipotesa efek langsung (direct effect hypothesis) dan hipotesa efek pelindung (buffering effect hypothesis). Hipotesa efek langsung berpendapat bahwa dukungan sosial bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan, tidak tergantung pada banyak stres yang dialami. Menurut hipotesa ini efek kegunaan dukungan soial sebanding dibawah intensitas stres yang tinggi atau rendah. Sheridan & Sally Radmacher (1992) menekankan bahwa model efek langsung berfokus pada hubungan sosial dasar serta jaringan sosial, struktur dukungan sosial ini meliputi status perkawinan, keanggotaan dalam sebuah organisasi, peranan sosial serta menjadi anggota gereja. Dalam hipotesa pelindung, dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu terhadap efek negatif dari sires yang di derita oleh individu. Sebagai efek pelindung, fungsi dukungan sosial hanya 3. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat. 4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain. Dari beberapa penjelasan dapat diketahui bahwa dukungan sosial memiliki efek positif maupun negatif bagi para penerimanya.Hal ini kembali kepada penderita kanker merasakan dukungan sosial yang diberikan oleh sumbersumber dukungan sosial tersebut. 2.4. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Di Indonesia setiap tahunnya penderita kanker mencapai 150 ribu hingga 200 ribu orang (http://ww.antara.eo.id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=). Kemudian,berdasarkan data tahun 2001 penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan (http://cpddokter.com/home/index.php?option=com content&task=view&id=3 17&1temid=1). Menurut Mangunkusuma,1995 (dalam Namora Lumongga Lubis, 2009) penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Dari Dukungan sosial adalah merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial meliputi dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasi dan jaringan sosial. Apabila penderita kanker menerima banyak dukungan sosial, maka akan meningkatkan motivasi untuk sembuh Motivasi untuk sembuh bagi penderita kanker perlu dipupuk secara terus-menerus sehingga akan benar-benar terjadi kesembuhan sesuai taraf yang diinginkan bagi penderita kanker. Diduga, bila dukungan sosial yang diberikan oleh sumber dukungan sosial (keluarga) semakin besar maka motivasi untuk sembuh juga semakin tinggi. Sebaliknya, bila dukungan sosial yang diberikan oleh sumber dukungan sosial (keluarga) semakin kecil maka motivasi untuk sembuh semakin rendah. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka berpikir dari penelitian ini, maka kerangka berpikir hubungan dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh dapat dilihat pada skema 2.2 Skema 2.2 Bagan Kerangka Berpikir I Penderita Kanker I Diagnosa Kanker l Reaksi Psikologis Alternatif 11> ( banyak/kuat - motivasi sembuh tinggi Terapi Pengobatan ~ Dukungan Sosial \ 1.Penyangkalan l .Pembedahan l .Duk.emosi 2.Kemarahan 2.Kemoterapi 2.Duk.penghargaan 3.Tawar-menawar 3.Radiasi 3 .Duk.instrumental 4.Depresi 4.Terapi gen 4.Duk.informasi 5.Penerimaan diri 5.Pengobatan altematif 5.Duk.jaringan sosial i Efek pengobatan Rambut rontok, mual, nafsu makan berkurang, Kelelahan fisik maupun psikis sedikit/lemah- motivasi sembuh rendah Hipotesis penelitian: Ha: tidak ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker Ha: ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker BAB3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menampilkan hasil berupa angka-angka, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkatan-tingkatan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan (Sevilla,dkk. 1993). Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian korelasional karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Jadi jenis penelitian yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional. 3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1. Definisi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian, atau dapat pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Kerlinger (2006) mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai, menyangkut segala sesuatu yag menjadi objek penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari dari dua jenis, yaitu (a) variabel bebas (independent variable) dan (dependent variable). Variabel Bebas (Independent Variable) Kerlinger (2006) mengatakan variabel bebas ialah sebab yang dipandang sebagai kemunculan variabel terikat yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu dukungan sosial. Dukungan sosial yang dimaksud disini adalah dukungan yang diberikan oleh sumber dukungan sosial yakni keluarga kepada penderita kanker berkaitan dengan adanya dukungan sosial, yang berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok individu yang merasakan dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur atau diramalkan untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Kerlinger, 2006). Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi untuk sembuh. Motivasi untuk sembuh berarti sesuatu yang ada dalam diri seseorang dimana ia mempunyai tujuan agar ia bisa sehat kembali dari penyakitnya, dengan melakukan serangkaian pengobatan guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 3.2.2. Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional berarti melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel tersebut (Kerlinger, 2006). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu dukungan sosial sebagai variabel bebas dan motivasi untuk sembuh sebagai variabel terikat. a. dukungan sosial : hasil skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial yakni segala bentuk bantuan seperti emosi, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan, ataupun juga dukungan jaringan sosial dari yang diterima penderita kanker. b. motivasi untuk sembuh : Batasan operasionalnya adalah skor yang didapatkan dari respon terhadap skala motivasi yang diambil dari teori Woolfolk. Faktor ini disesuaikan dengan penderita kanker yakni hanya menggunakan faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebutdiantaranya meliputi kebutuhan (needs), rasa ingin tahu (curiosity), kepuasan (enjoyment). Kebutuhan yang dalam hal ini sembuh atau sehat dengan cara mengikuti serangkaian pengobatan, mempunyai semangat hidup serta menjalankan pola hidup sehat. Rasa ingin tahu meliputi mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan serta bertanya kepada orang lain tentang kondisi kesehatan. Kepuasan meliputi ada rasa puas dalam diri dan ada ekspresi senang dan tenang. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Menurut Gay (dalam Sevilla dkk, 1993) populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi pada penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah 300 orang penderita kanker yang menjalani perawatan di Rumah Sakit kanker Dharmais, Jakarta. 3.3.2. Sampel Menurut Sevilla dkk (1993), sampel adalah beberapa bagian terkecil atau cuplikan yang didapat dari populasi. Untuk jumlah sampel, peneliti menggunakan ukuran minimum yang diatawarkan Gay bahwa untuk penelitian korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, dkk, 1993). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 30 orang. 3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling. Menu rut Sevilla,dkk ( 1993) teknik non probability sampling yakni teknik pengambilan sampel dimana setiap individu dalam populasi tidak mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Bentuk non probability sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling atau sampling bertujuan, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu. Kerlinger (2006) mencirikan sampling purposif sebagai upaya untuk menilai dengan cermat dalam rangka memperoleh sampel representatif dengan cara meliputi wiayah atau kelompok yang diduga sebagai anggota kelompok sampelnya. Jadi semua anggota populasi yang ada tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai responden. Adapun karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. penderita kanker stadium 1-111 2. Berada di ruang rawat inap (lantai 4&5) dan ruang rawat jalan (lantai 2) 3. Tidak buta huruf <O Pemilihan karakteristik stadium 1-111 dikarenakan tingkat kesembuhan masih besar, sedangkan stadium IV dimana sel kanker sudah menyebar maka tingkat kesembuhan menjadi lebih kecil dan pasien hanya menjalani pengobatan paliatif. Karakeristik selanjutnya responden berada di ruang rawat inap (lantai 4&5) dan juga rawat jalan (lantai 2), hal ini dikarenakan pemilihan tempat sudah dipilihkan oleh pihak rumah sakit. Karakeristik selanjutnya responden tidak buta huruf sehingga bisa membaca dan memahami cara pengisian skala. 3.4. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan instrumen, teknik uji instrumen, serta teknik analisa data 3.4.1. Metode Pengumpulan Data dan lnstrumen Penelitian Skala dukungan sosial dibuat berdasarkan teori yang dikemukakan Sarafino (1998) mengenai jenis-jenis dukungan sosial yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu dukungan sosiaf yang terdiri dari: dukungan emosi, penghargaan diri, instrumental, informasi serta dukungan jaringan sosial. 4. Dukungan Mendapatkan Jnformasi pengarahan Mendapatkan 6,22, 36 14,30,41 7,23 15, 31 8,24, 37,44 16,32,42,46 10 umpan balik mengenai apa yang dilakukan 5. Dukungan Jkut serta dalam Jaringan aktifitas Sosial kelompok TOTAL 8 46 Skala Motivasi Untuk Sembuh Skala motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini tersusun dari beberapa butir pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Woolfolk (2004) yang disesuaikan untuk penderita kanker. Adapun indikatornya meliputi kebutuhan, rasa ingin tahu, dan kepuasan. TABEL 3.2 SKALA MOTIVASI UNTUK SEMBUH NO. 1. ASP EK Kebutuhan INDIKATOR Mengikuti NO MOR AITEM FAVORABLE UNFAVORABLE 1, 15, 29 8,22,36 2, 16,30 9,23,37 3, 17, 31 10, 24, 38 4, 18, 32 11, 25, 39 TOTAL serangkaian pengobatan Semangat 18 hidup Menjalankan pol a hid up sehat 2. Ras a ingin Mencari tahu informasi yang berhubungan tentang 12 kesehatan Bertanya kepada 5, 19, 33 orang 12, 26,40 lain tentang kondisi kesehatan 3. Kepuasan Ada rasa puas 6,20,34 13,27,41 dalam diri 12 Ekspresi senang 7, 21, 35 14,28,42 dan tenang TOTAL 42 Model skala Likert dikenal sebagai "summated rating method" adalah pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden yang memberikan indikasi pernyatan setuju atau tidak setuju (Sevilla.dkk, 1993). Tiap-tiap pernyataan akan memberikan gambaran bagaimana individu dalam menanggapi pernyataan tersebut. Setengah soal adalah disebut positif atau kesetujuan (Favorable) dan setengah lainnya disebut negatif atau ketaksetujuan (Unfavorable) (Sevilla,dkk. 1993). Untuk itu instrumen penelitian ini menggunakan skala model Likert dengan empat kemungkinan jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Setiap orang dapat mepunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Tabel 3.3 Bobot Nilai jawaban SS s TS STS Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4 Pilihan 3.5. Teknik Uji lnstrumen Penelitian 3.5.1. Uji Validitas Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Untuk menguji validitas item digunakan rumus Korelasi Product Moment (Azwar, 2007). Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan. 3.5.2. Uji Reliabiitas Sevilla (1993) mengemukakan bahwa realiabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Menurut Iqbal (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variable dan disusun dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach's alpha > dari 0,60. 3.6. Hasil Uji Coba lnstrumen Penelitian Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji instrument penelitian yang berjumlah 88 aitem dari dua skala yaitu skala dukungan sosial sebanyak 46 aitem, serta skala motivasi untuk sembuh sebanyak 42 aitem. Uji instrumen diberikan kepada 30 orang penderita kanker di Rumah Saki! Kanker Dharmais. Adapun maksud dari uji instrument ini adalah: a. Mengetahui validitas instrument dimana skor tiap aitem dikorelasikan dengan skor total. b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut. Skala Motivasi Untuk Sembuh Hasil reliabilitas uji coba skala motivasi untuk sembuh sebesar 0, 854. Dari 42 aitem yang dibuat, ada 14 aitem yang gugur. Untuk mengetahui nomor aitem yang valid (*) dapat dilihat pada tabel 3.5. TABEL 3.5 SKALA MOTIVASI UNTUK SEMBUH Valid(*) NO. 1. ASP EK Kebutuhan INDIKATOR Mengikuti NO MOR AITEM FAVORABLE UNFAVORABLE 1. 15*, 29 8*. 22*, 36* 2*. 16*, 30 9*, 23*, 37* 3*, 17, 31 10*, 24*, 38 4*, 18*, 32* 11*, 25*, 39 TOTAL serangkaian pengobatan Semangat hid up Menjalankan pola hid up sehat 2. Rasa ingin Mencari 12 tahu informasi yang berhubungan ten tang 8 kesehatan Bertanya kepada lain 5*, 19, 33 12*, 26*, 40 6*, 20*, 34 13*,27,41 orang ten tang kondisi kesehatan 3. Kepuasan Ada rasa puas dalam diri 8 Ekspresi senang 7*, 21*, 35 14*, 28*, 42* dan tenang TOTAL 3.7. Metode Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian ini, dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi korelasi antara dukungan sosial dengan 28 motivasi untuk sembuh dan bagaimana arah hubungan antara variabel tersebut, yang ditentukan pada taraf signifikansi sebesar 0,05 pada two tailed test. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik, yaitu: a) Statistik Deskriptif Digunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya dengan mencari Mean, Median dan Modus. b) Uji Validitas Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan pengujian validitas. Pada penelitian ini untuk melakukan uji validitas, digunakan rumus Product moment (Pearson). Data yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS 12. c) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu '---~-------------·---... / PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SY1\HJO ,JAKARTA f ------------ - - i yang berbeda. Reliabilitas suatu kostruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach's alpha> dari 0.60. d) Uji Hipotesis Pengujian hipotesis untuk menjawab pertanyaan utama penelitian ini, apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker, dipergunakan metode korelasi Pearson (Pearson Correlation). 3.8. Prosedur Penelitian Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan penelitian, yaitu: 1. Tahap persiapan Pada tahap ini dimulai dengan proses merumuskan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, pencarian data-data baik primer maupun sekunder guna memperoleh landasan yang tepat mengenai variabel penelitian, membuat rancangan penelitian ilmiah dengan menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, dan terakhir menentukan lokasi penelitian dan juga menyelesaikan adminisitrasi perizinan. J 2. Tahap pengujian alat ukur Setelah rancangan penelitian yang berisikan skala dukungan sosial dan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker, peneliti melakukan uji coba skala. Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur. Uji coba dilakukan dengan menyebarkan skala dukungan sosial dan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker sebanyak 30 orang responden. Setelah uji coba dilakukan, peneliti kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS versi 12.00. 3. Tahap pengambilan data Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan menyebarkan skala dukungan sosial,dan motivasi untuk sembuh yang telah direvisi pada penderita kanker di RSKD. Penelitian sesungguhnya dilakukan pada tanggal 21-30 Oktober 2009 peneliti menyebarkan 30 angket pada penderita kanker yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria responden yang telah ditentukan. 4. Tahap pengolahan data Data yang telah didapat diolah dan di analisis menggunakan metode yang telah ditetapkan. 5. Tahap penyusunan laporan Setelah pengolahan data selesai, peneliti menyusun laporan secara sistematis. BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Responden Peneliti melakukan penelitian sesungguhnya di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta yang dilakukan pada tanggal 21-30 Oktober 2009, dan juga sesuai dengan karakteristik sampel penelitian subjek yang digunakan pada field study yaitu penderita kanker sebanyak 30 orang. Segala sesuatu mengenai gambaran secara umum subjek penelitian berdasarkan beberapa aspek, akan dijelaskan secara ringkas sebagai berikut: 4.1.1 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 10 33,33% Perempuan 20 66,67% Total 30 100% Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 10 orang (33,33%) berjenis kelamin laki-laki dan 20 orang (66,67%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa penderita kanker terbanyak dengan jenis kelamin perempuan. 4.1.2 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Usia Tabel 4.2. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 23-41 tahun 14 46,67% 43-57tahun 16 53,33% Total 30 100% Dari 30 responden, distribusi skor berdasarkan usia terbagi menjadi rentang usia 23-41 tahun sebanyak 14 orang (46,67%), dan 16 orang (53,33%) dengan rentang usia 43-57 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kanker lebih banyak diderita pada usia 43-57 tahun. 4.1.3 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Jenis kanker Tabel 4.3. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kanker Jenis Kanker Frekuensl Persentase Ovarium 4 13,33% Serviks 4 13,33% Payudara 12 40% Paru 2 6,67% Limphoma 2 6,67% Lainnya, ... 6 20% TOTAL 30 100% Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (13,33%) menderita kanker ovarium, sebanyak 4 orang (13,33%) menderita kanker serviks, sebanyak 12 orang (40%) menderita kanker payudara, sebanyak 2 orang ( 6,67%) menderita kanker paru, sebanyak 2 orang menderita lymphoma ( 6,67%) dan sebanyak 6 orang (20%) yang menderita jenis kanker lainnya. Hal ini bahwa jenis kanker terbanyak adalah kanker payudara. 4.1.4 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Stadium Tabet 4.4. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Stadium Stadium Frekuensi Persentase I 2 6,67% II 11 36,67% 111 17 56,66% TOTAL 30 100% Dari 30 responden kanker yang diteliti, sebanyak 2 orang (6,67%) dengan stadium I, sebanyak 11 orang (36,67%) dengan stadium II, dan sebanyak 17 orang (56,66 %) dengan stadium Ill. Berdasarkan penjelasan diatas, stadium terbanyak pada urutan stadium Ill. 77 4.2. Presentasi Data 4.2.1. Deskripsi Statistik Data yang didapat dengan sampel berjumlah 30 orang, untuk skala dukungan sosial skor terendah adalah 58, skor tertinggi adalah 109, standar deviasi sebesar 11,35306 dan mean sebesar 85,2667, sedangkan untuk skala motivasi untuk sembuh skor terendah adalah 73, skor tertinggi adalah 103, standar deviasi sebesar 8,68583 dan mean sebesar 85,7333. Berikut ini adalah tabel distribusinya: Tabel 4.5. Deskripsi Statistik Descriptive Statistics N dukungansosial motivasiuntuksembuh Valid N (listwise) Minimum Maximum 58.00 73.00 109.00 103.00 30 30 30 Mean 85.2667 85.7333 Std. Deviation 11.35306 8.68583 4.2.2. Kategorisasi Skor Adapun untuk kategorisasi skor dukungan sosial, peneliti membuat tiga kategorisasi skor tingkat dukungan sosial yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Perhitungan kategorisasi skor menggunakan mean data field study yakni sebagai berikut: a. Skor tinggi = X <: (M+1SD) = 85,2667 + 11,35306 = 96, 61976 , dibulatkan menjadi 97 -.o Rentangan skor tinggi = 97-109 b. Skor sedang =(M-1 SD) :>X:> (M+1 SD) = 85, 2667 - 11, 35306 = 73, 91364, dibulatkan menjadi 74 Rentangan skor sedang = 74-96 c. Skor rendah = X::; (M-1 SD) =:574 Berikut ini tabel distribusi kategorisasi skor dukungan sosial: Tabel 4.6. Distribusi Skor Responden Kategori Skor Frekuensi Persentase Tinggi 97-109 4 13,33% Sedang 74-96 23 76,67% Rend ah <74 4 10% 30 100% TOTAL Dari tabel distribusi di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memilki tingkat dukungan sosial tinggi sebanyak 4 orang (13,33 %), jumlah responden yang memilki tingkat dukungan sosial sedang sebanyak 23 orang ( 76,67%), dan responden yang memiliki tingkat dukungan sosial rendah sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat dukungan sosial terbanyak berada pada kategori sedang. Dari tabel distribusi skor motivasi untuk sembuh dapat diketahui bahwa sebanyak 6 orang (20%) yang berada pada kategori tingkat motivasi untuk sembuh yang tinggi, sebanyak 20 orang (66, 67%) yang berada pada tingkat kategori motivasi untuk sembuh sedang, dan sebanyak 4 responden (13, 33%) yang berada pada tingkat motivasi untuk sembuh yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi untuk sembuh kategori terbanyak berada pada tingkat sedang. 4.2.3. Uji Persyaratan Adapun untuk menguji normalitas, peneliti menggunakan Uji Normalitas Shapiro Wilk dengan menggunakan program pengolah data SPSS 12.0. Tabel 4.8. Tabel Uji Normalitas Tests of Normality Kolmoaorov-Smirnov• Statistic DukunganSosial MotivasiUntukSembuh .092 .107 df Shaniro-Wilk Sia. 30 30 .200· .200· Statistic .986 .954 df Sia. 30 30 *.This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Responden yang digunakan pada data tersebut berjumlah 30, karenanya uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk. Hasil uji normalitas data pada skala dukungan sosial diperoleh angka probabilitas sebesar 0,948 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai .948 .214 probabilitas 0,948 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, berikut ini gambar scatterplot keluaran SPSS versi 12.0. Gambar 4.1. scatterplot Dukungan Sosial Normal Q-Q Plot of DukunganSosial 50 60 70 80 90 100 110 Observed Value Gambar 4.2. scatterplot Dukungan Sosial 2 Detrended Normal Q-Q Plot of DukunganSosial ca 0 . 4 . . . r - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - , § 0.2- 0 0 G :z o.o+-------::---2-~_0_:00>··-=::=-_:::o_·.q,,,,,_-'~"l: . .,..,,.::o::.__ _ _ _-l ~~2.::: > -0.4Q) Cl 0 -- vv ' -0.6--._~---·~---~---~---~--~---~--' I I I I I I I 50 60 70 80 90 100 110 Observed Value Sedangkan pada skala motivasi untuk sembuh hasil uji normalitas data diperoleh angka probabilitas sebesar 0,214 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,214 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini gambar scatterplot keluaran SPSS versi 12.0. 0"> Gambar 4.3. Scatterplot Motivasi untuk Sembuh Normal Q-Q Plot of MotivasiuntukSembuh 2 tti § 0 z , -0 0 .!!l 0 0 0 0 '-' "' 0 C..-1 .ti 0 0 -2 70 80 90 100 Observed Value Gambar 4.4. Scatterplot Motivasi untuk Sembuh Detrended Normal Q-Q Plot of MotivasiuntukSembuh E _ 0 0.4 o.3- ro 0.2- > E 0.10 Cl -0.2- ~ 0 0 0 0 0 0 000 o.o-t-----~~""·-------~0~0~,IJ~-------------j <1>z-o.1- 0 Oo 0 oo • • -0.3-j__~---= --~------~------~----_J II I I 70 80 90 Observed Value 100 4.2.3.1. Distribusi Skor Motivasi Untuk Sembuh Tabel 4.9. Distribusi skor motivasi untuk sembuh berdasarkan stadium MOTIVASI UNTUK SEMBUH STADIUM Sedanq Rend ah 0 2 0 0% 6,67% 0% 6,67% II 4 13,33% 4 13,33% 3 10% 11 36,67% Ill 2 6,67% 14 46,67% 1 17 56,67% I TOTAL TOTAL tinaai 2 3,33% 6 20 4 30 20% 66,67% 13,33% 100% Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui 2 orang yang berada pada stadium I diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki skor motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 2 orang (6,67%) yang memiliki kategori sedang dan tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 11 orang yang berada pada stadium II terdapat 4 orang (13,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 4 orang (13,33%) yang memiliki kategori sedang, dan 3 orang (10%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Selanjutnya pada 17 orang yang menderita kanker stadium Ill terdapat 2 orang (6,67%) yang memiliki motivasi untuk sembuh OA Tabel. 4.11. Distribusi skor motivasi untuk sembuh berdasarkan jenis kanker JENIS KANKER Ovarium Serviks Payudara Paru Limphoma Lainnya, ... TOTAL MOTIVASI UNTUK SEMBUH tinrmi sedanq TOTAL Rend ah 4 2 2 0 6,67% 6,67% 0% 0 3 1 0% 10% 3,33% 3 8 1 10% 26,67% 3,33% 1 1 0 3,33% 3,33% 0% 0 1 1 0% 3,33% 3,33% 0 5 1 0% 13,67% 3,33% 13,34% 4 13,33% 12 40% 2 6,66% 2 6,66% 6 20% 6 20 4 30 20% 66,67% 13,33% 100% Berdasarkan tabel 4.11. dapat diketahui 4 orang yang menderita kanker ovarium diketahui bahwa 2 orang (6,67%) memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 2 orang (6,67%) berada pada kategori sedang, dan tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 4 orang dengan jenis kanker serviks dapat diketahui bahwa tidak seorang pun 0£ yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 3 orang (10%) berada pada kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 12 orang dengan jenis kanker payudara dapat diketahui bahwa 3 orang (10%) memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 8 orang (26,67%) kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 2 orang penderita kanker paru diketahui bahwa 1 orang (3,33%) memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 1 orang (3,33%) berada pada kategori sedang dan tidak seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 2 orang penderita limphoma diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori sedang, 1 orang (3,3%) kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Selanjutnya 6 orang penderita kanker dengan jenis kanker lainnya diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 5 orang (13,67%) berada pada kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. 4.3. Hasil Utama Penelitian 4.3.1. Uji Korelasi Dikarenakan sebaran data variabel dukungan sosial dan motivasi untuk sembuh normal, maka peneliti menggunakan rumus korelasi Pearson. 4.3.2. Uji Analisis Regresi Selain menggunakan korelasi Pearson Product Moment, peneliti juga menggunakan uji analisis regresi yang menyatakan sumbangan variabel dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh. Uji analisis regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS 12. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13. ANOV.AI Sum of Model Squares 1 Regression 663.760 Residual 1524.107 Total 2187.867 df 1 28 29 IAean Square 663.760 54.432 F 12.194 Sio. .002a a. Predictors: (Constant), DukunganSosial b. Dependent Variable: MotivasiUntukSembuh Tabel di atas menunjukkan f hitung sebesar 12, 194. Adapun untuk hasil f tabel sebesar 4, 18. Maka f hitung > f tabel. Hal ini menunjukkan ada hubungan dengan dukungan sosial terhadap motivasi sembuh. Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh, maka dapat dilihat pada tabel berikut: 0() Tabel 4.14. Model Summary Model 1 Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate R .279 7.37783 .551 8 .303 a. Predictors: (Constant), DukunganSosial Berdasarkan label di atas dapat diketahui r square (r2) sebesar 0, 303. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial memiliki peranan sebesar 30,3 % terhadap motivasi untuk sembuh, selebihnya yakni 69,7 % kemungkinan disebabkan peranan variabel lain yang tidak diteliti. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui jenis dukungan mana yang paling berperan terhadap motivasi untuk sembuh. Tabel 4.14. Coefficients a Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) 8 130.487 Std. Error 33.024 Beta t Sia. 3.951 .001 .531 duk.emosi duk.penghargaan 1.350 2.124 ·3.999 duk.instrumental ·3.773 2.842 2.273 .244 2.233 .031 .109 .914 1.512 2.061 .194 .734 .470 duk.informasi duk.jarsos .169 -.363 ·1.407 .172 -.438 -1.660 .110 .636 a. Dependent Variable: motivasiuntuksembuh (\(\ BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial diikuti dengan semakin tinggi pula motivasi untuk sembuh. 5.2. Diskusi Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Hal ini dapat diketahui dari r hitung lebih besar dari r label. Maka dapat dikatakan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh memiliki hubungan yang signifikan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan data distribusi skor motivasi untuk sembuh, dapat diketahui bahwa skor motivasi untuk sembuh terbanyak pada tingkat kategori sedang yang berarti bahwa motivasi untuk sembuh penderita kanker tidak tinggi dan Q? Pada tabel di atas diketahui bahwa dari kelima aspek variabel dukungan sosial, maka aspek dukungan jaringan sosial (aspek kelima) merupakan aspek paling penting dalam mempengaruhi variabel motivasi untuk sembuh, karena memiliki nilai t hitung paling besar (0,734) dibandingkan keempat aspek lainnya. Sementara dukungan instrumental menjadi aspek paling kurang menentukan variabel motivasi untuk sembuh karena memiliki nilai t hitung yang paling kecil (-1,660) dibandingkan keempat aspek lainnya. 91 tidak rendah pula. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena penyakit yang mereka derita memang penyakit yang bisa memberi dampak psikis yang luar biasa bagi penderitanya sehingga jika sudah pada stadium lanjut, maka umumnya penderita sudah pasrah dengan keadaan dirinya. Namun jika masih ditemukan pada stadium dini, motivasi untuk sembuh bisa lebih besar karena tingkat untuk menuju kesembuhan juga lebih besar. Pada tabel distribusi skor dukungan sosial menunjukkan bahwa pada penderita kanker lebih banyak yang masuk kategori menerima dukungan sosial sedang, yang berarti tidak tinggi dan juga tidak rendah pula. Dukungan sosial diterima atau dirasakan oleh penderita kanker tergantung dari persepsi dirinya terhadap pemberi dukungan sosial dimana dalam hal ini adalah keluarga. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang utama. Menurut Rook & Dooley dukungan sosial natural diterima individu melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitar lingkungannya, contohnya adalah anggota keluarga, teman dekat ataupun juga relasi.(dalam Kuntjoro, 2002). Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan . Penderita kanker yang memiliki motivasi untuk sembuh umumnya dapat dilihat dari keseriusannya untuk melakukan pengobatan dan mencari informasi sebanyak mungkin agar dapat mencapai kesembuhan yang optimal dan juga selalu menjaga kesehatannya dengan baik. Menurut Fadlul (2000) menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan yakni faktor intrinsik yang secara medik langsung berpengaruh terhadap kesembuhan penderita misalnya dengan meminum obat dan melakukan serangkaian pengobatan yang diwajibkan dokter serta faktor ekstrinsik yakni yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesembuhan misalnya melalui proses interaksi perilaku dan sikap, keadaan topografi serta kondisi tubuh penderita yang mengakibatkan tidak terpenuhinya faktori inrinsik secra maksimal. Sarafino (1998) meyatakan bahwa "social support refers to the perceived comfort, caring esteem, or help a person receives from other people or groups". Definisi dapat diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong. OA Berdasarkan dari penjelasan tokoh-tokoh di atas, maka dapat dikatakan bahwa kesembuhan penderita selain dipengaruhi oleh faktor intrinsik juga dipengaruhi oleh dukungan dari orang-orang terdekat, dalam hal ini adalah dukungan dari keluarga yang merupakan sumber utama dukungan sosial bagi seseorang. Dengan adanya proses interaksi yang baik dimana penderita kanker merasa dirinya disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong oleh lingkungan sekitarnya akan membuat individu tersebut semakin termotivasi untuk lekas sembuh dari penyakit yang sedang dideritanya. Penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dan Ronald Friend (2002) pada 86 pasien penyakit ginjal kronis menyimpulkan bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan optimisme dan menurunkan depresi pada penderita penyakit kronis. Siti Nur Azizah (2008) dalam penelitian kualitatifnya memberikan suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial mempunyai peranan positif terhadap manajemen stres penderita kanker payudara. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Jenifer Yeah dan Ying Liu (2002) dapat diketahui bahwa dukungan sosial bisa meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang lansia. Ternyata dukungan sosial juga memiliki pengaruh bagi motivasi sembuh seseorang. Dengan demikian, dukungan sosial mempunyai peranan penting bagi penerimanya. Pada distribusi skor jenis kelamin didapatkan sebanyak 10 orang (33,33%) berjenis kelamin laki-laki dan 20 orang (66,67%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan pemyataan Mangunkusuma, 1995 (dalam Namora Lumongga Lubis, 2009) penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Hal ini lebih dikarenakan wanita mempunyai 2 organ vital di tubuhnnya yakni rahim dan payudara yang mengakibatkan wanita lebih banyak yang menderita kanker. Berdasarkan distribusi skor jenis kanker, jenis kanker yang paling banyak di derita adalah jenis kanker payudara. Hasilnya adalah sebanyak 12 orang (40%) menderita kanker payudara,. Data tersebut menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan terbanyak dari jenis kanker lainnya, yang juga jenis kanker tersebut banyak di dominasi oleh kaum wanita. Kanker payudara adalah satu penyakit dimana selain bisa menyerang fisik penderita, juga bisa menyerang psikis penderita. Hal ini dikarenakan payudara merupakan organ tubuh yang sangat berharga dan juga mempunyai nilai estetika tersendiri bagi wanita. Sehingga hal ini bisa berpengaruh terhadap motivasi untuk sembuh penderita karena berpengaruh terhadap penampilan si penderita itu sendiri. Untuk tingkatan stadium, berdasarkan distribusi skor responden, dari 30 responden kanker yang diteliti,sebanyak 17 orang (56,66 %) dengan stadium Ill. Data tersebut menunjukkan bahwa responden yang diteliti paling banyak sudah pada stadium lll(stadium lanjut). Kondisi ini sejalan dengan pernyataan dr. Dukut Respati Kastomo (2006) ,dimana pada tahun 2006 pasien yang datang berobat ke RS.Kanker Dharmais sebagian besar sudah berada pada stadium lanjut. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap kesembuhan penderita. Jika kanker ditemukan dalam stadium dini, maka tingkat kesembuhan menjadi lebih besar karena pengobatan akan lebih cepat dilakukan. Sebaliknya jika stadium lanjut yakni sel sudah banyak yang menyebar, maka kesembuhan akan menjadi berkurang. Hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian terhadap 30 orang penderita kanker adalah ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya responden yang cenderung tertutup dengan keadaan dirinya sehingga walaupun populasinya banyak, namun banyak diantaranya yang kurang bisa diajak bekerjasama. Hal ini lebih dikarenakan banyak aspek-aspek psikologis yang terjadi pada diri pasien tersebut dimana mereka sudah merasa lelah dengan keadaan dirinya 1Y7 pengetahuan tentang penyakit kanker, dimana banyak masyarakat maupun penderita kanker kurang menyadari bahaya tentang kanker dan juga pengobatan apa yang harus dilakukan setelah terdeteksi kanker, selanjutnya tingkat sosial ekonomi dimana pengobatan kanker memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit sehingga hal ini berkaitan dengan motivasi untuk sembuh penderita kanker. 3. Sebaiknya pada penelitian yang akan datang meneliti variabel yang berkaitan seperti optimisme, berpikir positif dan juga kebermaknaan hidup karena yariabel-variabel tersebut masih berkaitan dengan penderita kanker. 5.3.2. Saran Praktis Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin seseorang merasa diperhatikan, disayangi, dan ditolong oleh lingkungan sekitarnya akan membantu individu tersebut dalam proses kesembuhannya. Dengan demikian bagi praktisi kesehatan hendaknya tidak hanya mementingkan kondisi fisik penderita kanker saja, namun juga kondisi psikis penderita. Selanjutnya bagi keluarga agar selalu memberikan dukungan sosial kepada penderita kanker agar mereka tidak merasa sendiri dan juga bisa berjuang bersama-sama dalam menghadapi penyakit yang mereka sedang derita. Bagi para masyarakat khususnya komunitas kanker agar dapat lebih memperhatikan mereka sehingga mereka merasa mendapatkan teman (\(\ senasib yang juga memberikan informasi yang dapat membantu proses kesembuhannya.Untuk tenaga sukarela agar lebih sering memperhatikan, mendatangi, meningkatkan semangat untuk sembuh dan juga menghibur diri mereka. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Shaleh&Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi suatu pengantar. Jakarta: Prenada Media. Abd.Rachman Abror. 1993. Psikologi pendidikan. Jogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Psikologi pendidikan. Cetakan kedelapan. Bandung:Remaja Rosdakarya. A.A. Prabu Mangkunegara. 2000. Perencanaan & pengembangan sumber daya manusia. Bandung: Refika Aditama. Barraclough, Jennifer. 1996. Cancer and emotion: a practical guide to psycho-onchology. Second edition. John Willey & Sons Ltd. Bart Smet.1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo. Chaplin, J.P. 2006. Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press C.Davidson, Gerald et.all. 2004. Abnormal psychology. John Willey & Sons. Davidoff, Linda. L. 1991. Psikologi suatu pengantar. Terjemahan, jilid 2. Jakarta: Erlangga. Edward, P. Sarafino. 1998. Biopsychosocial interactions. John Willey & Sons. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok materi metodologi pene/itian dan ap/ikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jan Takahsihaeng. 2000. Hidup sehat bagi wanita. Jakarta:Kompas Kaplan James, Robert M et.all. 1993. Health & human behaviour. Singapore: Mc.Graw Hill International Edition Kartini Kartono & Dani Gula. 2000. Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya Kerlinger, Fred.N. 2006. Asas-asas penelitian ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. behavioral, edisi Woolfolk, Anita. 2004. Educational psychology. Ninth Edition. The Ohio State University. W.A. Gerungan. 2004. Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama . ..... 1990. Kamus besar bahasa indonesia, cetakan kedua. Jakarta: Balai Pustaka Skripsi: Dwi Nursiti. 2008. Hubungan dukungan sosial dengan perilaku coping pada penderita hemofi/ia. Fakultas Psikolgi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan Siti Nur Azizah. 2008. Peranan dukungan sosial dalam manajemen stress wanita kanker payudara (studi kasus pasien rumah sakit po/isi pusat R.S. Sukanto Jakarla). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diterbitkan. Tesis: Muhammad Fadlul. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan penderita penyakit turbekulosis setelah pengobatan jangka pendek (6 bu/an) di kabupaten Sumba Timur propinsi Nusa Tenggara Timur. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Disertasi: llsiana Sulistya Jatiputra. 1993. Dimensi psikososia/ dari kualitas hidup pria pasca infark miokard akut pada tiga tahap kesembuhan.1993. Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan Jurnal: Symister, Petra & Ronald Friend. 2003. The influence of social supporl and problematic support on optimism and depression in chronic illness: a prospective study evaluating self esteem as a mediator. State University of New York at Stony Brook. Health Psychology, American psychologocical Association. Yeh, Shu-Chuan Jennifer & Yea-Ying liu. 2003. Influence of social support on cognifitive function in the elderly. Institute of resource management, National Sun-Yat-sen University, Kaohsiung, Taiwan. Diambil dari BMC Health Services Reasearch, www.biomedcentral.com/14726963/3/prepub Internet: Zainuddin Sri Kuntjoro. 2002. Dukungan sosial pada lansia. Diambil dari www.e-psikoloqi.com ..... 23 Maret 2006. Meski angka kematian akibat kanker masih tinggi, penderita masih punya harapan sembuh. 23 Maret 2006. Diambil dari (http://www.eramuslim.com/beritanasional/meski-angka-kematian-akibat kanker-masih-tingqi-penderita-masih-punya-harapan-sembuh.htm) ......21 April 2008. Dicanangkan, program nasional deteksi dini kanker rahim dan payudara. Diambil dari http://cpddokter.com/home/index. php?option=com content&task=view&id=31 7&1temid=1 Dukut Respati Kastomo. 2006. Mengapa kanker hampir selalu terlambat untuk diketahui. http://www.dharmais.co.id/new/content.php?paqe=article&lang=id&id=21 panduankesehatanblogspot.com/2008/matektomi/html.127k ... 9 Oktober 2004. Aspek psikologis dan efektivitas terapi. Diambil dari www.kcm.com ... 17 Januari 2008. Hanya 15 persenpenderita kanker di Indonesia yang tertangani. Diambil dari http://ww.antara.co. id/view/?i=1200574945&c=NAS&s= Brosur: Brosur Layanan Paliatif Siap Membantu Anda Memperoleh Kualitas Hidup terbaik: Bekerja dengan Hati dan Iman. R.S. Kanker Dharmais Jakarta. RUMAH SAK.IT KANKER ''DHARMAIS'' ( PUSAT KANKER NASIONAL ) °.r : DL.02.03/4/8719/2009 • Jakarta, 01 Oktober 2009 prran 1al : Ijin Penelitian ida Yth: >antu Dekan Bidang Akademik ltas Psikologi ersitas Islam Negeri SyarifHidayatullah ~rta Mukti No. 5 Cirendeu Jakarta Selatan awab surat Saudara nomor: Un.OI/F7/KM.01.3/1843/2009 tanggal 05 Agustus 2009, ng Permohonan Ijin Penelitian, dengan ini kami beritahukan bahwa kami dapat menyetujui nemberikan ijill untuk .melakukan Peiielitian di Rumah Sakit Kallker "Dharmais" kepada tsiswa Saudara : Nam a : Risti Anggraeni NIM : 105070002255 Judul : Hubungan Dnkungan Sosial Dengan Motivasi Untnk Sembuh Pada Penderita Kanker ". ' kelancaran pelaksanaan Penelitian, kami telah menunjuk pembimbing dari Rumah Sakit er "Dharmais" : · Nam a : Evy Damayanti, S. Psi, Psi Unit Kerja : Bagian S D M RS Kanker "Dharmais" jutnya perlu kaini informasikan bahwa, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ·di RS er ''Dharmais", untuk kegiatan .tersebut pada tingkat S I dikenakan biaya p.er minggu I siswa, sebagai berikut: Biaya Administrasi I Minggu x Rp. 45.000,= Rp. 45.000,Biaya Pembimbing I Minggu x Rp. 30.000, = Rp. 30.000,Biaya Pemandu I Minggu x Rp. 30.000.= Rp. 30.000.,Jumlah = Rp.105.000,ang: (Seratns lima ribu rupiah) . tersebut agar· dibayarkan kepada Bendiihara Peneriina intern RS. Kallker ''Dharmais'' dan un melaksanakan kegiatan kami minta agar yang bersangkutan terlebih dahulu mbungi Bagian Diklat RS.Ka!iker "Dharmais". dan di sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.- 1san Yth: RUMAH SAKIT KANKER ''DBARMAIS'' ( PUSAT KANKER NASIONAL) Jakarta, 21 Oktober2009 >mor : 267/Dikla1JRSKDJX/2009 mprran rihal : Biaya Tambahan. ipada Yth: mbantu Delran Bidang Akademik kultas Psikologi 1iversitas Islam Negeri SyarifHidayatullah KertaMukti No. 5 Cirendeu :arta - Selatan uai surat Saudara nomor: Un.Ol/F7/KM.Ol.3/1843/2009 tanggal 05 Agustus 2009, tentang mohonan Jzin Penelitian, semi surat ijin dari Direktur SDM dan Pendidikan RS Kanker tarmais" nomor DL.02.03/4/8719/2009 tanggal OrOktober 2009 tentang Ijin Penelitian kepada 'iasiswa Saudara : · Nam a : Risti Anggraeni 105070002255 NIM : Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Untuk Sembuh Pada Judul Penderita Kanker. g bersangkutan bermaksud akan mengajukan perpanjangan waktu se!ama 1 (satu) minggu untuk lkukan Penelitian di Bagian SDM RS Kanker "Dharmais". tbungan dengan itu, maka sesuai dengan _ketentuan yang berlaku di RS Kanker "Dharmais", k kegiatan tersebut pada 1ingkat SI dikeaakan biaya tambahan sebesar: ~yaAdministrasi I Minggu x Rp. 45.000,= Rp. 45.000,tya Pembimbing I Minggu x Rp. 30.000,= Rp. 30.000,tya Pemandu 1 Mhs x 1 Minggu x Rp. 30.000 = Rp. 30.000.Jtiinlah = Rp. 105.0oo,Terbilang (Seratus lima ribu rupiah) t tersebut agar dibayarkan kepada Bendahara Penerima Intern RS. Kanker "Dharmais" melalui Mandiri KK RSKD No. Rekening 116-0000060286 dan sebelum melaksanakan kegiatan kami 1 agar yang bersangkutan terlebili dahulu meaghubungi Bagian Diklat RS.Kanker "Dharmais''. kian kami sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.An. Kepala Bagian dan Pelatihan . .,,~ Pengelolaan Diklat ~ M..(...uJ<'a---....__ _,..-11,~- ":--' uki, HR, S.Sos ()131 198210 I 001 1san Yth: 1bimbing Mahasiswa di RS Kanker "Dharmais" dahara Penerima Intern KUESIONER INFORMED CONSENT ,ssalamualaikum Wr.Wb. egala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya sehingga kita masih iberikan kelancaran dalam beraktifitas. ebagai mahasiswa Psikologi, saya Risti Anggraeni bermaksud mengadakan penelitian. ehubungan dengan itu saya membutuhkan partisipasi Saudara untuk mengisi angket sesuai engan keadaan hati, perasaan, dan pikiran. )ata pribadi dan jawaban Saudara akan dijaga kerahasiaannya, tidak akan disebarluaskan dan kan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja tanpa menyebutkan nama. 'erima kasih untuk kesediaan Saudara yang telah meluangkan waktunya guna membantu ~rwujudnya proses penelitian ini. \Tassalamualaikum WR WB Jakarta, Oktober 2009 Risti Anggraeni SKALA I PERNYATAAN SS Keluarga berkenan ada di samping saya SS SS Keluarga meyakinkan saya bahwa saya dapat pulih kembali SS Keluarga mengizinkan saya melakukan aktifitas kerja yang sesuai dengan SS Keluarga ikut merasakan apa yang sedang saya alami saat ini s s s s s TS STS TS STS s s s TS STS TS STS s s s s s s s s TS STS TS STS TS STS s s s s s s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS kemampuan saya Keluarga membimbing saya untuk dapat pulih kembali SS SS Keluarga memberikan kepercayaan kepada saya mengenai terapi pengobatan SS Keluarga mau membantu biaya pengobatan TS STS yang saya lakukan Keluarga mengizinkan saya bergabung dalam kegiatan keagamaan SS Keluarga tidak merasakan apa yang sedang saya alami saat ini SS SS SS Keluarga jarang berada di dekat saya Keluarga kurang meyakinkan saya bahwa saya dapat pulih kembali Keluarga enggan memberikan bantuan dana pengobatan untuk saya SS SS Keluargajarang membimbing saya untuk dapat pulih kembali SS Keluarga kurang memberikan kepercayaan pada saya mengenai terapi SS Keluarga tidak mengizinkan saya melakukan aktifitas kerja TS TS TS TS STS STS STS STS TS STS pengobatan yang saya jalankan Keluarga tidak mengizinkan saya bergabung dalam kegiatan keagamaan K.eluarga berusaha menghibur diri saya K.eluarga memperhatikan kondisi kesehatan saya (eluarga menyemangati saya agar saya bisa melalui tahapan pengobatan Celuarga mendukung semua terapi yang saya lakukan SS SS SS SS SS Celuarga mengarahkan saya untuk optimis dalam menjalani hidup SS SS Cetika saya ingin melakukan sesuatu, keluarga memberikan tanggapan yang SS Celuarga bersedia menemani saya melakukan pengobatan TS STS TS STS TS STS 1eragam kepada saya Celuarga mengajak sayajalan-jalan bersama ~eluarga enggan menghibur diri saya :eluarga jarang memperhatikan kondisi kesehatan saya SS SS SS TS STS SS s TS STS Keluarga kurang mendukung semua terapi yang saya lakukan SS TS STS Keluarga jarang bersedia menemani saya melakukan pengobatan SS TS STS Keluarga malas mengarahkan saya agar bisa optimis dalam menjalani hidup SS s s s TS STS s s s s s s s s s s s s s s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS Keluarga jarang memberikan semangat kepada saya untuk dapat melalui tahap-tahapan pengobatan ini Tak ada tanggapan apapun dari keluarga ketika saya melakukan sesuatu ha! SS Keluarga jarang mengajak saya untuk jalan-jalan bersama SS Keluarga menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan SS Keluarga masih membutuhkan saya SS Keluarga mencari informasi kesehatan (pengobatan) untuk saya SS Keluarga memberikan saran yang berarti bagi kesembuhan diri saya SS Keluarga memperbolehkan saya mengikuti komunitas kanker SS Keluarga jarang menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan SS Keluarga sudah tidak membutuhkan saya lagi SS Keluarga malas mencari informasi kesehatan untuk saya SS Keluarga jarang memberikan saran yang menunjang bagi kesembuhan saya SS Keluarga membatasi saya untuk tidak mengikuti suatu komunitas SS Keluarga mengajarkan saya untuk hidup sehat SS Keluarga mengizinkan saya berkumpul bersama teman-teman SS Keluarga malas mengajarkan saya untuk hidup sehat SS Keluarga tidak memberikan izin bagi saya untuk dapat berkumpul bersama SS leman-teman saya ll PERNYATAAN Saya mencoba menjalani semua terapi pengobatan yang dianjurkan oleh SS SS s s TS STS TS STS s s s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS dokter Saya yakin dapat pulih kembali SS Sekarang saya lebih memperhatikan kandungan gizi di dalam makanan saya SS Saya mau membaca buku kesehatan SS Saya mau berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan SS Ada perasaan lega dalam diri saya ketika saya bisa mengikuti terapi SS pengobatan Saya bahagia karena punya keyakinan dapat pulih kembali SS Saya malas mengikuti serangkaian pengobatan SS Saya tak yakin dapat pulih kembali seperti semula SS Saya jarang memperhatikan kandungan gizi di dalam makanan saya SS Saya enggan membaca buku kesehatan yang berhubungan dengan kondisi SS s s s s s SS s TS STS fidak ada perasaan lega ketika saya bisa mengikuti terapi pengobatan SS s TS STS 'laya merasa sedih karena tak yakin dapat pulih kembali SS s TS STS Efek pengobatan tidak menyurutkan niat saya untuk melakukan pengobatan SS TS STS ?enyakit yang saya derita akan akan menghilang dalam tubuh saya SS s s TS STS Waktu tidur saya sekitar 8 jam sehari SS s TS STS laya giat mencari solusi agar saya dapat pulih kembali SS TS STS laya sharing dengan keluarga mengenai kondisi saya SS s s TS STS ;aya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit SS TS STS ;aya melakukan pengobatan dengan sepenuh hati SS s s TS STS ;aya malas berobat karena takut akan efek pengobatan SS s TS STS ;aya tidak yakin penyakit ini akan cepat menghilang dari tubuh saya SS s TS STS 'ola tidur saya tidak menentu SS TS STS iaya sudah malas mencari solusi untuk kesembuhan diri saya SS s s TS STS iaya enggan sharing dengan keluarga mengenai kondisi saya SS s TS STS iaya Saya enggan berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi kesehatan saya mat ini Saya merasa kurang puas dengan pelayanan rumah sakit SS Pengobatan tidak saya lakukan sepenuh hati SS Saya mau mencoba altematif pengobatan yang lain SS Saya ingin bisa beraktifitas seperti sedia kala SS Saya tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang dokter SS Saya mau menonton acara TV yang berhubungan dengan kesehatan SS Saya tak segan bertanya mengenai altematif pengobatan kepada orang yang SS s s s s s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS juga mengalami kondisi seperti saya Saya merasa nyaman apabila bisa mengikuti terapi yang dianjurkan dokter SS Saya mencoba bersikap tenang menghadapi semua ini SS Saya lelah mencoba altematif pengobatan yang lain SS Saya merasa sudah tidak bisa melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari SS Makanan apapun saya makan SS Saya enggan menonton acara TV yang bertemakan kesehatan SS Saya enggan sharing dengan orang yangjuga mengalami kondisi seperti SS s s s s s s s SS s saya Tidak ada perasaan nyaman apabila saya bisa mengikuti terapi yang dianjurkan dokter TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA, SEMOGA TUHAN SELALU MELIMPAHKAN RAHMAT KESEHATAN UNTUK ANDA. AMIN .............. . IDENTITAS RESPONDEN Inisial Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan Usia Jenis Kanker : a. Ovarium b. Serviks c. Payudara d. Paru e. Limphoma f. lainnya, sebutkan ........ . Stadium c.III b.ll : a. I Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan , bacalah setiap pernyataan kemudian berikanjawaban dengan cara memberi tanda silang ( X) pada kolom yang tersedia: I.SS, apabila pernyataan yang diberikan SANGAT SESUAI dengan diri Ada 2.S, apabila pernyataan yang diberikan SESUAI dengan diri Anda 3.TS, apabila pernyataan yang diberikan TIDAK SESUAI dengan diri Anda 4.STS, apabila pernyataan yang diberikan SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri Anda Contoh: SS Pernyataan . l.Saya senang dangdut 2.Saya senang menyanyi s x x TS STS '• '• SS s s s TS STS TS STS SS s TS SS s TS STS SS s TS SS s TS STS SS s TS SS s TS STS SS s TS STS SS s TS STS SS SS s s TS STS TS STS Keluarga mengajak saya jalan-jalan bersama SS Keluarga jarang memperhatikan kondisi kesehatan saya SS Keluarga jarang bersedia menemani saya melakukan TS STS pengobatan I Keluarga malas mengarahkan saya agar bisa optimis STS dalam menjalani hidup ini I. Keluarga menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan Keluarga mencari informasi kesehatan (pengobatan) STS untuksaya ''" Keluarga memberikan saran yang berarti bagi kesembuhan diri saya '- Keluarga memperbolehkan saya mengikuti komunitas STS kanker I. Keluarga jarang menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan I. Keluarga jarang memberikan saran yang menunjang bagi kesembuhan saya '· Keluarga membatasi saya untuk tidak mengikuti suatu komunitas ' Keluarga mengajarkan saya untuk hidup sehat ''· Keluarga tidak memberikan izin bagi saya untuk dapat berkumpul bersama teman-teman saya SKALA II SS s TS STS Saya yakin dapat pulih kembali SS TS STS Sekarang saya lebih memperhatikan kandungan gizi di SS s s TS STS SS SS s s TS TS STS STS SS s TS STS SS s TS STS Saya malas mengikuti serangkaian pengobatan SS Saya tak yakin dapat pulih kembali seperti semula SS SS s s s TS TS TS STS STS SS s TS STS SS s TS STS SS s TS STS SS s TS STS SS s TS STS PERNYATAAN 0 dalam makanan saya Saya mau membaca buku kesehatan Saya mau berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan Ada perasaan Jega dalam diri saya ketika saya bisa mengikuti terapi pengobatan Saya bahagia karena punya keyakinan dapat pulih kembali Saya jarang memperhatikan kandungan gizi di dalam STS makanan saya I. Saya enggan membaca buku kesehatan yang berhubungan dengan kondisi saya Saya enggan berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi kesehatan saya saat ini ' Tidak ada perasaan lega ketika saya bisa mengikuti terapi pengobatan '· I. Saya merasa sedih karena tak yakin dapat pulih kembali Efek pengobatan tidak menyurutkan niat saya untuk melakukan pengobatan SS s TS STS Saya giat mencari solusi agar saya dapat pulih kembali SS TS STS Saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan SS s s TS STS s s s TS STS TS STS TS STS TS STS TS STS Penyakit yang saya derita akan akan menghilang dalam tubuh saya oleh rumah sakit Saya melakukan pengobatan dengan sepenuh hati SS Saya malas berobat karena takut akan efek pengobatan SS Saya tidak yakin penyakit ini akan cepat menghilang SS dari tubuh saya Pola tidur saya tidak menentu SS Saya sudah malas mencari solusi untuk kesembuhan SS s s SS s TS STS Pengobatan tidak saya lakukan sepenuh hati SS TS STS Saya mau menonton acara TV yang berhubungan SS s s TS STS TS STS TS STS TS STS diri saya Saya enggan sharing dengan keluarga mengenai kondisi saya dengan kesehatan Saya lelah mencoba altematif pengobatan yang lain SS Saya merasa sudah tidak bisa melakukan aktifitas SS s s SS s kegiatan sehari-hari Saya sering merasa gelisah menghadapi penyakit ini 'GEant!A KMJIH A"GAS RESEblAAl12A.. SEJttOOA Attt>A GEL.ALU bIBEaJKAJ1 RESEHA'GAtt..AJttIUitt ••••••••• ELIABILITAS DAN V ALIDITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL (FIELD STUDY) Reliability Statistics :ronbach's Aloha .926 ~R00001 ~R00002 ~R00003 ~R00004 ~R00005 ~R00006 ~R00007 ~R00008 ~R00009 ~R00010 ~R00011 ~R00012 ~R00013 ~R00014 \R00015 \R00016 \R00017 \R00018 \R00019 \R00020 \R00021 \R00022 \R00023 \R00024 \R00025 \R00026 \R00027 \R00028 N of Items 28 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted 82.1000 82.6000 82.2333 82.0000 82.2000 82.0333 82.2000 82.5667 82.3333 82.5000 82.2333 82.3667 82.1333 82.0000 82.0000 82.5000 82.3333 82.4000 82.0667 81.9000 82.1667 82.0000 82.1667 82.2333 82.1000 82.3667 82.0000 82.4667 122.300 120.317 119.495 119.793 123.752 121.482 117.200 117.702 119.195 118.879 117.289 119.482 120.740 120.621 116.207 117.638 119.402 119.214 123.168 121.748 123.247 122.483 120.902 120.875 118.990 121.895 119.034 121.913 Corrected Item-Total Correlation .477 .425 .494 .570 .493 .464 .749 .613 .566 .597 .665 .620 .513 .560 .713 .733 .650 .676 .395 .499 .439 .358 .519 .390 .617 .449 .677 .300 Cronbach's Alpha if Item Deleted .924 .926 .924 .923 .925 .925 .921 .923 .923 .923 .922 .923 .924 .923 .921 .921 .922 .922 .925 .924 .925 .926 .924 .926 .923 .925 .922 .928 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 TOTAL 1 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 2 5 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 I 2 3 3 3 3 2 4 2 4 2 3 2 4 3 3 3 6 7 4 I 2 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 2 3 2 I 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 8 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 I 2 3 3 2 I 3 4 3 3 3 I 9 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 0 ,l .2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 I 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 I 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 .5 .6 .7 !8 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 l9 4 4 4 3 3 3 3 I 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 I w 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 I 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 80 76 104 87 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 89 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 99 90 .3 4 !l !2 !3 !4 !5 !6 !7 !8 3 3 4 4 3 2 3 2 4 74 87 87 86 79 fil 94 76 89 104 67 71 109 86 84 88 77 94 77 93 58 - ---- -~ I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 I 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 I 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 6 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 2 I 3 4 3 3 3 7 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 I 9 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 2 2 10 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 11 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 12 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 13 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 15 3 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 16 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 17 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 TOTAL 2 76 2 87 3 80 2 88 2 76 3 80 4 93 3 92 2 76 3 99 2 74 3 73 3 101 3 84 3 92 2 83 3 81 18 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 1 3 4 3 3 2 2 1 fil 19 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 20 4 3 2 3 3 4 2 3 3 I 3 3 2 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 21 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 22 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 23 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 24 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 103 75 75 94 79 97 84 90 97 86 25 26 27 28 3 4 2 4 3 3 3 3 3 28 r11u. ne3punut::n .lJ.IDUU •.n::nUi n.eu1m1n Ul!Ua JeDIS AaDKer ~1aa1um I 6 6 3 3 3 3 2 3 3 I us 2 3 4 5 6 7 8 9 10 AD I YN ER TL AS PL DS SR SW 2 2 2 35 39 45 49 47 I 31 4 3 2 2 2 2 3 11 EN l 12 13 14 15 16 17 18 19 BA SK l 3 2 3 3 2 3 3 AS FA DW 20 YN 21 22 23 SR 38 28 53 48 34 32 41 49 43 23 27 24 54 46 53 28 56 33 53 46 43 57 44 39 24 25 26 27 28 29 30 NR NH HM WR FR SC 2 2 2 l l l l 2 2 2 2 2 ML 2 2 TN l VN 2 SF DE 2 2 NY 6 3 3 6 6 3 3 3 6 3 5 I 2 3 3 5 l l 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 l 1 l KETERANGAN Jenis Kelamin: l.Laki-Laki = 33,33% 2.Perempuan = 66,67% Jenis Kanker 1. Ovarium = 13,33% 2. Serviks =13,33% 3.Kanker Payudara = 40% Umur: 4. Paru =6,67% 1 .23-41tahun=46,67% 5. Lymphoma= 6,67% 2. 40-60 tahun = 53,33% 6. Lainnya = 20% Stadium 1. I =6,67% 2. II= 36,67% 3. III =56,66% Lampiran6 Uji Normalitas Dukungan Sosial Tests of Normality Kolmoaorov-Smirno~ df Sia. Statistic unganSosial ivasiUntukSembu .092 .107 30 30 Shapiro-Wilk Statistic .200* .200* df .986 .954 Sia. 30 30 .948 .214 This is a lower bound of the true significance . . Lilliefors Significance Correction Uji Normalitas Motivasi Untuk Sembuh Tests of Normality Kolmoaorov-Smirno~ Statistic SiQ. df vasiUntukSembL unganSosial .107 .092 30 30 This is a lower bound of the true significance. Lilliefors Significance Correction .200* .200* Shapiro-Wilk Statistic .954 .986 df SiQ. 30 30 .214 .948 ,,~"'-"-''"'~""' ,<•·-·------· PE.F\PUST f\~:Afa.N i Ui N \ ---~=· SYi~ri i_i.~-~tc.;·~~ ~ '.' ~·"'""' ~ ---~ Uji Korelasi antara Dukungan Sosial dengan Motivasi Uutuk Sembuh Correlations Dukungan Sosial <unganSosial Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N tivasiUntukSembut Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N * Motivasi UntukSembuh 1 .551*' 30 .551*' .002 30 .002 30 1 30