Penderita Kanker - Repository UIN Jakarta

advertisement
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA
PENDERITA KANKER
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
II • •
111
dari
. •'
Oleh:
,
' "*•*""""«'",µ\"'"\'~"HHl>"BOW•
.' •••
·\<
L- .• .,,. /'.l'OHl•H'I'
!.!),.,.',,.,\ .,.,,.,~,
);o. lnrink : Q..Lf?,J.. ,,..
~.~\l 'l/
•"I
h •
klasifikasi :
tl..::: ..
..
• • • 0 0 0 0 0 0 < 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 . . 000oooooooooo•HOoooo~
RISTI ANGGRAENI
NIM : 105070002255
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK
SEMBUH PADA PENDERITA KANKER
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
PERPUSTAKAAN UTA!vt\
UIN SYAHID JAKARTA
Oleh:
RISTI ANGGRAENI
NIM.105070002255
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
ldhU•h
o ..
Surnl•g•~M.s;
~
S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi
NIP. 1956 1223 198303 2001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H / 2009
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
berjudul
HUBUNGAN
OUKUNGAN
SOSIAL
OENGAN
MOTIVASI UNTUK SEMBUH PAOA PENOERITA KANKER telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada · tanggal 3 Desember 2009. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi.
Jakarta, 3 Desember 2009
Sidang Munaqasyah,
Oekan/
Ketua Merangkap Anggota,
Pembantu Oekan/
Sekretaris Merangkap Anggota,
Jahja Umar, Ph.O
NIP. 130 885 522
M.Si
Ora. F dhilah Surala
NIP. 1956 1223 198303 2001
Anggota
Penguji I
Nenen~:i•tl.
NIP. 150 300 679
Penguji II
M.s;,
P•I
Ora. adhilah Surala a M.Si
NIP. 1956 1223 198303 2001
Pembimbing I
Dra~dhlloh
S"ralog , M.SI
NIP. 1956 1223 198303 2001
__,
s.Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi
SELAGI ARU BE.2ttAFAS. ARU 'Gil:>AR
PU'GUSASA
~ARittLAH.
BE.2USAHALAH.
BE.2t>OALAH ••••
l:>@c:licel~@d ~o 111~ .isp:e.W~io11s
moru&Deld
ABSTRAK
(A)
(B)
(C)
(D)
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
November 2009
Risti Anggraeni
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Sembuh Pada
Penderita Kanker
(E) 100 halaman +vi lampiran
(F) Kanker merupakan penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi
setiap orang. Selain fisik, kanker juga menyebabkan psikis penderita
dapat terganggu. Stadium kanker terbagi menjadi stadium dini dan Ianjut
yang dapat menjadi tolak ukur untuk pengobatan yang akan dilakukan
dan juga tingkat kesembuhan penderita kanker.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dukungan sosial
dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker.
Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan
kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa
individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia
juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan
kepentingan bersama.
Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan
memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan
tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskripsi
korelasi untuk mengetahui adakah hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Responden penelitian
berjumlah 30 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling.
lnstrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari
kuesioner yang mengukur mengenai dukungan sosial dari keluarga
dengan jumlah aitem sebanyak 28 aitem, dengan nilai reliabilitas alpha
Cronbach sebesar 0,926. Skala motivasi untuk sembuh yang digunakan
terdiri dari 28 aitem dengan perolehan nilai reliabilitas alpha Cronbach
sebesar 0,881.
Untuk menguji hipotesa peneliti menggunakan teknik statistik korelasi
Pearson, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih besar
dari nilai r tabel yaitu 0,551 > 0,361, yang berarti Ha diterima.
(G) Diterimanya Ha ini berarti terdapat hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Keterbatasan penelitian
ini adalah dalam proses pengumpulan data banyak ditemui responden
yang cenderung tertutup sehingga . Saran yang diajukan dalam
penelitian ini adalah pada penelitian yang akan datang sebaiknya
melakukan pendekatan yang lebih dalam terhadap responden dan juga
meneliti variabel yang berkaitan seperti optimisme, berpikir positif dan
juga kebermaknaan hidup.
(H) Daftar Bacaan 47 (1990- 2009)
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk meyelesaikannya. Oleh karena itu saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar,
Ph.D.
2. Dosen Pembimbing I, Ora. Fadhilah Suralaga, M. Si dan Dosen
Pembimbing II, S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi atas seluruh
nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta saran dan kritik yang
membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini.
3. Dosen Pembimbing Akademik, Ora. Diana Mutia, M.Si., serta seluruh
dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan.
4. Untuk keluargaku terutama orang tuaku Bapak Suyatno dan lbu
Tukirah yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, yang tak
pernah berhenti memberikan dukungan moril, materiil serta doa yang
mengiringi setiap langkah ini, serta kakakku Dwi Ramdani dan calon
kakak iparku Dety Amelia yang memberikan dukungan serta nasehatnasehatnya. Untuk sepupu-sepupuku, Rekha, Puput, Devitha dan juga
Sulek Nani yang selalu membantu dan menghibur penulis dalam
mengerjakan skripsi dengan tawa serta candanya.
5. Keluarga besar Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya lbu Evy
Damayanti, S. Psi, Psi., selaku pembimbing lapangan, Bapak Kiki
S.Marzuki, HR, S. Sos dan lbu Hilfah yang membantu penulis dalam
proses perizinan, seluruh staff lnstalasi Rawat Jalan dan Rawat lnap,
serta seluruh responden yang telah mau berbagi dengan penulis.
6. Keluarga besar CISC (Cancer Information & Support Center) terutama
lbu Sri yang memberikan informasi tentang kegiatannya kepada
penulis, dan para anggota CISC yang lainnya yang ramah dan ceria.
7. Seluruh staff akademik,Bu Sariyah, Ka Rini, Mang Ayunk, Pak Deden
yang membantu dalam urusan birokrasi dan petugas perpustakaan
Fakultas Psikologi yakni Bapak Haidir dan Bapak Badawi yang selalu
membantu penulis dalam mencari referensi.
8. Sahabatku Hikmelia Dwi Sundari, terima kasih telah mau menjadi
temanku baik suka maupun duka. Banyak pelajaran tentang arti
persahabatan yang kita pelajari bersama-sama sehingga menguatkan
persahabatan kita. Moga persahabatan ini bisa terus terjaga.Amiiin ..
9. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan
angkatan 2005 kelas A, Hamda, Nisa,Yudi (terima kasih atas
pelajaran tentang arti persahabatan sesungguhnya, terimakasih telah
mengajariku untuk lebih baik lagi), Dina, Nadiyya, Dona, Nurlia &
Rizka teman KKL selama 3 bulan yang memberikan keceriaan, Saidati
yang selalu memotivasi penulis, Dian Eka Pratiwi teman
seperjuanganku, Widaad guru SPSSqu, Eka,Nala&lha yang baik hati
dengan mengizinkan singgah dikosannya, dan teman-teman lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah
memberikan semangat, keceriaan dan warna dalam hidupku
10. Keluarga besar SMAN 109 Jakarta, khususnya semua guru-guruku
dan teman-teman angkatan 2002, serta keluarga besar SMAN 66
Jakarta selaku tempat KKL yakni lbu Hetty Fahanie dan Bapak
Suparno yang telah memberikan nasehat dan juga doa yang sangat
berarti bagi penulis.
Akhir kata, saya berharap Allah S.W.T berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, November 2009
Penulis
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
MOTTO ...................................................................................................
ABSTRAKSI ...........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISi ............................................................................................
DAFTAR LAMPI RAN ..............................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
ii
iii
iv
vii
viii
xii
xv
BAB 1 PENDAHULUAN .. ........ ......... ................. .......... ........... ...............
1
1.1. La tar Belakang Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. ...... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .
1
1.2. ldentifikasi Masalah ................................................. ..........
13
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................
14
1.4. Perumusan Masalah ..........................................................
15
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
15
1.5.1. Tujuan Penelitian ....................................................
14
1.5.2. Manfaat Penelitian ...... ........................................ ....
14
1.6. Sistematika Penulisan .......................... .................... .........
16
BAB 2 KAJIAN TEORI ..........................................................................
18
2.1. Kanker ................................................................................
18
2.1.1. Pengertian Kanker ..................................................
18
2.1.2. Proses Terjadinya kanker .......................................
20
2.1.3. Jenis-Jenis Kanker .................................................
21
2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker ...........
22
2.1.5. Pengobatan Pada Kanker........................................
23
2.1.6. Aspek-Apek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita
Kanker......................................................................
25
2.1.7. Cara Mengurangi Resiko Kanker.............................
28
2.2. Motivasi .. .. ... ..... ............ ..... ............ ....... ... ... .......................
29
2.2.1. Pengertian Motivasi ................................................
29
2.2.2. Peranan Motivasi .......... ......... ....... ......... ...... ...........
33
2.2.3. Jenis-Jenis Motivasi ... .......... ... ...... ....... ...................
34
2.2.4. Fungsi-Fungsi Motivasi ..... ................................... ...
36
2.2.5
37
Motivasi untuk Sembuh ..........................................
2.2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan
2.3
2.4
.................................................................................
40
Dukungan Sosial ................................. ................................
41
2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial.... ................................
41
2.3.2 Sumber Dukungan Sosial .........................................
44
2.3.3 Jenis-Jenis Dukungan Sosial ... ................................
46
2.3.4 Efek Dukungan Sosial ..............................................
48
Kerangka Berpikir dan Hipotesis .... ... ... .......... .. ... ................
50
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..... ............... .. ..... ..... ............. ... ... ..
55
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................
55
3.1.1 Pendekatan Penelitian dan Metade Penelitian ...... ...
55
3.2. Variabel Penelitian dan definisi Operasianal Variabel .......
56
3.2.1. Definisi Variabel Penelitian ......................................
56
3.2.2. Definisi Operasianal variabel ........ ........... ...............
57
3.3. Papulasi dan Sarnpel .........................................................
58
3.3.1. Papulasi .. .................................... .......... .......... .........
58
3.3.2. Sarnpel....................................................................
58
3.3.3. Teknik Pengarnbilan Sarnpel ...................................
59
3.4. Pengurnpulan Data ............................................................
60
3.4. 1. Metade Pengurnpulan Data dan lnstrurnen Penelitian
............................................................................................
60
3.5. Teknik Uji lnstrurnen Penelitian .........................................
65
3.5.1
Uji Validitas ................................... ..................... .....
65
3.5.2
Uji Reliabilitas...................... ....................................
66
3.6. Hasil Uji Caba lnstrurnen Penelitian ..................................
66
3.6.1
Hasil Uji Caba (Try Out).........................................
66
3.7. Metade Analisis Data.........................................................
70
3.8. Prosedur Penelitian ...........................................................
72
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA .......................................
69
4.1 . Garnbaran Respanden .... ... ........ ...... .. ... .. ... ..... ... .. .. ...... ... ...
69
4.1.1. Berdasarkan Jen is Kela min.............................
69
4.1.2 Berdasarkan Usia..... .. . .. . . . . . . . .. . .. . . . . ... . . . . . .. . . . . . . . .
70
4.1.3 Berdasarkan Jen is Kanker................. .. . . . . . . . .. . ...
70
4.1.4 Berdasarkan Stadium................................. ..
71
4.2. Presentasi Data.................................................................
72
4.2.1 Deskripsi Statistik ......................................... .. .........
72
4.2.2 Kategari Skar .............. ...... .... .................... .......... .....
72
4.2.3 Uji Persyaratan .........................................................
75
4.2.3.1 Distribusi Skar ........................................................
78
4.3. Hasil Utama Penelitian ......................................................
87
4.3.1 Uji Karelasi ..............................................................
87
4.3.2 Uji Analisis Regresi............................ ........... ..... ... ...
89
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .....................................
92
5.1.
Kesimpulan ... ..... ......... ..... ... ................................ .......... ...
92
5.2.
Diskusi .. ... ..... ...................................... ................ .............
92
5.3.
Saran .. .. ........ .. ............................................... ............... ...
98
5.3.1 Saran Tearitis .........................................................
98
5.3.2 Saran Praktis ...... ... .......... ..... .... ... .... ...... ..... ...........
99
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Penelitian
Lampiran 2
Validitas dan Reliabilitas Item
Skala Dukungan Sosial dan Motivasi Untuk Sembuh
Lampiran 3
Data Mentah Skala Dukungan Sosial dan Skala
Motivasi Untuk Sembuh
Lampiran 4
Data Responden
Lampiran 5
Uji Normalitas dan Uji Korelasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir Penelitian .. .......... ..... .... .. ... ... ..
53
Gambar 4.1
Q-Q Plot Skala Dukungan Sosial ....................................
82
Gambar 4.2
Q-Q Plot Skala Motivasi Untuk Sembuh ..........................
83
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari enam sub bab. Keenam sub bab itu yakni latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan serta manfaat penelitian, dan sub bab terakhir adalah sistematika
penulisan.
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang cukup pesat tidak hanya mempengaruhi dunia
teknologi tetapi juga dunia kesehatan. Banyak sekali penyakit yang
berbahaya dan dapat berujung pada kematian bagi para penderitanya. Pada
umumnya masyarakat tidak sadar dan juga tidak tahu dengan penyakit yang
"mengintai" mereka, sebaliknya mereka hanya mengetahui penyakit-penyakit
tertentu saja yang dikategorikan berbahaya. Salah satu dari sekian banyak
penyakit tersebut adalah kanker.
Kanker masih menjadi momok yang menakutkan bagi yang mendengarnya.
Hal ini lebih disebabkan jika seseorang menderita kanker, maka bisa
berujung kematian apabila tidak terdeteksi secara dini.
Menurut Miller (2008) kanker dapat didefinisikan sebagai perkembangbiakan
sel secara abnormal dan tak terkendali yang akan terus mengalami
pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu yang bisa menghentikannya. Rama
Diananda (2007) mendefinisikan kanker sebagai istilah untuk pertumbuhan
sel tidak normal (tumbuh sangat cepat, tidak dikontrol, dan tidak berirama)
yang bisa menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan
tersebut sehingga mempengaruhi fungsi organ tubuh.
Penyakit kanker masih menjadi penyakit yang bisa menyebabkan kematian di
dunia, dan jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data dari Union Internationale Contre le Cancer (UICC) dan
WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2004 angka kematian akibat kanker
diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih tinggi dari angka kematian
yang disebabkan HIV/AIDS. Sampai tahun 2006 jumlah penderita kanker di
seluruh dunia mencapai 7 juta orang, bahkan UICC memperkirakan jumlah
penderita kanker di negara berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10
juta orang, dengan 16 kasus baru setiap tahunnya. Apalagi penyakit kanker
bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal kelas sosial ekonomi, jenis
kelamin dan usia penderita.(http://www.eramuslim.com/beritanasional/meskiangka-kematian-akibat -kanker-masih-tinggi-penderita-masih-punya-harapansembuh.htm)
Di Indonesia setiap tahunnya penderita kanker mencapai 150 ribu hingga
200 ribu orang (http://ww.antara.eo.id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=).
Kemudian,berdasarkan data tahun 2001 penyakit kanker merupakan
penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan
(http://cpddokter.com/home/index.php?option=com content&task=view&id=3
17&1temid=1).
Menurut Mangunkusuma, 1995 (dalam Namora Lumongga Lubis, 2009)
penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Dari beberapa
lembaga yang melakukan pendataan dapat diketahui bahwa 64,4% penderita
kanker adalah wanita dan 36,6% adalah kaum pria. Hal ini lebih dikarenakan
wanita mempunyai 2 organ vital di tubuhnnya yakni rahim dan payudara.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penderita kanker bertambah
setiap tahunnya. Kanker merupakan penyakit yang mengkhawatirkan semua
orang karena bisa menyerang siapa saja baik orang dewasa maupun anakanak. Selanjutnya penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum
wanita, hal ini disebabkan pada wanita, pertumbuhan banyak dipengaruhi
oleh faktor-faktor hormonal (Jan Takasihaeng, 2000).
Jen is kanker tergantung dari organ yang diserang atau letak sel-sel kanker
berada. Kanker merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan bisa
berujung pada kematian jika sel-sel tersebut telah menyebar dan merusak
organ-organ vital penderita. Penyakit ini memiliki tingkat keparahan atau juga
yang lebih dikenal dengan sebutan stadium. Stadium dapat diketahui apabila
penderita telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Stadium terdiri dari I,
II, Ill, dan IV yang menunjukkan tingkat keparahan bagi si penderita dan juga
berpengaruh terhadap jenis pengobatan yang akan dilakukan. Stadium I dan
II disebut stadium dini, sedangkan stadium Ill dan IV disebut sebagai stadium
Ianjut.
Kebanyakan pasien yang datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut.
Umumnya mereka tidak menyadari gejala-gejala awal dari kanker. Atau
bahkan, mereka mengabaikan gejala-gejala tersebut, sehingga tingkat
kesembuhan menjadi berkurang. Jika kanker sudah terdeteksi sejak dini,
maka tingkat kesembuhan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang
sudah berada pada stadium lanjut karena pengobatan bisa dilakukan
secepatnya untuk memotong laju sel kanker tersebut.
Tingginya angka kematian penderita kanker lebih banyak disebabkan oleh
keterlambatan pengobatan. Menurut Dukut Respati Kastomo (2006) , pada
tahun 2006 pasien yang datang berobat ke RS.Kanker Dharmais sebagian
besar sudah berada pada stadium lanjut, yakni stadium II sebanyak 10,52%,
stadium Ill sebanyak 42,92%, serta stadium IV sebanyak
46,56%.(http://www.dharmais.eo.id/new/content.php?page=article&lang=id&i
d=21)
Tentu ha! tersebut sangat merugikan penderita sendiri karena harapan hidup
pada pengobatan kanker sangat ditentukan oleh stadium atau tingkat
keparahan penderita.
Sementara itu, pasien yang sudah terdeteksi dini, kebanyakan kurang aktif
untuk melakukan pengobatan dikarenakan pengobatan yang cukup
memakan waktu, dan biaya yang relatif mahal untuk dapat menyembuhkan
penyakit kanker atau dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Banyak jenis terapi pengobatan yang akan dijalani oleh para penderita
kanker. Pengobatan ini tergantung dari stadium penderita. Pengobatan bisa
dilakukan secara medis mapun non medis. Rama Diananda (2007)
menyebutkan beberapa alternative pengobatan yang dilakukan terhadap
kanker meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal dan terapi
biologi. Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi untuk
memotong laju sel kanker. Menjalani kemoterapi pun ada juga efek
sampingnya, yakni pasien akan mengalami kerontokan rambut, cepat lelah
dan juga menjadi kurang bergairah yang diakibatkan oleh pengaruh obatobatan yang digunakan masuk kedalam jaringan tubuh.
Serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal dan juga
memerlukan waktu karena harus dilakukan secara terus menerus sampai
penderita dinyatakan hilang sel-sel kankernya. Selain membutuhkan waktu
dan biaya, yang paling dirasakan adalah efek dari berbagai pengobatan yang
tentunya tidak menyenangkan bagi penderita.
Salah satu contoh yang paling nyata bagi penderita kanker adalah dampak
pengobatan pada jenis kanker payudara yang jika sudah berada pada
stadium lanjut, maka diharuskan mastektomi (pengangkatan payudara).
Beberapa literatur menyebutkan bahwa kurang lebih sepertiga wanita
melewati suatu periode penyesuaian yang sukar terhadap seks dan kejiwaan
setelah operasi. Beberapa wanita mengalami depresi yang berlangsung
cukup lama. Beberapa wanita lain merasa terguncang karena mereka
menyadari telah menjadi wanita yang tidak lengkap, tidak feminin, tidak lagi
menggairahkan, dibandingkan sebelum dilakukannya mastektomi
(http://www.panduan kesehatanblogspot.com/2008/mastektomi.html.12k).
Kehilangan organ payudara menimbulkan perubahan citra tubuh yang
berbeda bagi setiap penderita. Hal ini berhubungan dengan makna khusus
payudara yakni sebagai simbol kewanitaan dan mempunyai nilai estetika
tersendiri bagi kaum wanita.
Hal ini sempat menjadi perhatian Federasi Kesehatan Mental Dunia
mengingat banyak penderita penyakit kronis yakni kanker dan diabetes
mengalami masalah emosional yang sering tak terdeteksi atau tak bisa
diobati secara memadai. Sebaliknya, banyak orang dengan gangguan mental
yang disebabkan menderita penyakit fisik namun tak terdiagnosis. Akibatnya,
terapi tak bisa maksimal demikian pula kualitas hidup mereka (Kompas,
2004).
Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Zubairi Djoerban (2004) pada awal
diagnosis pasien umumnya bereaksi dengan penyangkalan, kemudian
merasa marah, cemas, takut kehilangan keluarga maupun pekerjaan
(Kompas, 2004). Selanjutnya pasien mengalami tahap ambivalensi yakni
penderita bisa menerima kanker namun tidak siap untuk menderita ataupun
meninggal, tahap berikutnya ada kepasrahan dalam diri penderita. Kondisi ini
bisa naik turun dari kepasrahan kembali ke cemas bahkan kembali kepada
tahap awal yakni penyangkalan. Namun, kondisi ini dapat juga berbeda-beda
pada setiap pasien.
Kemoterapi, radioterapi, dan pengobatan lain kerapkali membuat penderita
kanker merasa kurang nyaman. Rasa lemas, mual, tidak nafsu makan,
rambut rontok, tidak bergairah, vagina kering, sistem kekebalan menurun
bakal dialami meski tidak setiap orang mengalami hal sama. Dalam situasi ini
penderita butuh teman, penghiburan serta orang-orang yang mendukung
bahwa semua yang dianjurkan dokter ini memang harus dijalaninya. Dengan
begitu kompleksnya masalah psikologis penderita, dukungan sosial yang
diberikan kepadanya bisa menjadi bagian yang sangat berarti bagi diri
penderita kanker.
Siegel (1993) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah informasi dari
orang lain bahwa ia dicintai, dan diperhatikan, memiliki harga diri dan
dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban
bersama {dalam Taylor 2003). Sarafino (1998) menyatakan bahwa adanya
dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau kelompok
terhadap individu yang menimbulkan persepsi
dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong.
Menurut Sarafino (1998) jenis-jenis dukungan sosial yang dapat diberikan
bagi target meliputi dukungan emosi, informasi, penghargaan diri,
instrumental, dan dukungan jaringan sosial.
Dukungan sosial secara garis besar dapat didefinisikan sebagai ketersediaan
sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang
didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan,
dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu
kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama. Sumber dukungan sosial
ini berasal dari keluarga, masyarakat, pihak rumah sakit ataupun juga suatu
kelompok atau komunitas yang serius mencoba membantu mereka. Keluarga
merupakan sumber dukungan yang paling dekat dengan penerima dukungan
sosial. Dengan adanya dukungan sosial, maka diharapkan ada peranan
positif bagi penerimanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dan Ronald Friend (2002)
pada 86 pasien penyakit ginjal kronis menyimpulkan bahwa dukungan sosial
dapat meningkatkan optimisme dan menurunkan depresi pada penderita
penyakit kronis. Siti Nur Azizah (2008) dalam penelitian kualitatifnya
memberikan suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial mempunyai peranan
positif terhadap manajemen stres penderita kanker payudara. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Jenifer Yeah dan Ying Liu (2002) dapat
diketahui bahwa dukungan sosial bisa meningkatkan fungsi-fungsi kognitif
pada orang lansia.
Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa dukungan sosial tidak
hanya mempunyai efek positif saja, tetapi juga efek negatif. Sarafino (1998)
mengemukakan bahwa dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan
efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stres, tetapi juga
mempunyai efek negatif bagi penerimanya. Salah satu contohnya adalah
jenis dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan penerimanya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa positif atau negatif efek
dukungan sosial tergantung pada individu yang merasakan dukungan sosial
terse but.
Selanjutnya kata motif sendiri diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya
penggerak dari dalam dan luar subyek untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sarlito Wirawan (2000), motivasi
merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses
gerakan, termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan
atau tingkah laku individu. Para ahli psikologi telah banyak yang memberikan
pengertian mengenai motivasi. Secara garis besar para ahli sepakat bahwa
motivasi adalah suatu proses yang terdapat pada setiap individu, berupa
keinginan atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan agar keinginan
individu tersebut dapar tercapai. Sembuh dari penyakit merupakan hal yang
diinginkan agar terbebas dari penyakit dan juga rasa sakit yang disebabkan
dari penyakit tersebut.
Motivasi untuk sembuh berarti sesuatu hal yang ada dalam diri seseorang
dimana ia menginginkan dan mempunyai tujuan untuk sehat kembali dari
penyakit yang di deritanya. Bagi penderita kanker yang berada pada stadium
1-111, bukanlah tidak mungkin untuk sembuh dari penyakitnya asalkan dari
dalam diri individu mempunyai motivasi yang besar untuk sembuh dari
penyakitnya dengan melakukan berbagai terapi pengobatan baik medis
maupu herbal. Sedangkan pada stadium IV, sel-sel kanker sudah menyebar
ke organ-organ tubuh lainnya, sehingga pengobatan paliatif yang digunakan.
Yakni pengobatan yang lebih fokus pada kualitas hidup penderita. Namun
demikian, motivasi untuk sembuh pada stadium IV pun tetap harus ada,
karena semua itu kembali ke kuasa Tuhan. Beberapa strategi pengobatan
merupakan pilihan masing-masing penderita kanker. Apapun pilihan mereka
intinya adalah keinginan untuk sembuh tanpa efek samping demi masa
depan yang lebih baik.
Seseorang yang mempunyai motivasi untuk sembuh dari penyakit kanker
antara lain dapat diketahui dari adanya tindakan melakukan berbagai
pengobatan medis untuk memotong sel laju kanker yang ada dalam
tubuhnya, sedangkan seseorang yang sudah pesimis atau dengan kata lain
kurang mempunyai motivasi untuk sembuh dapat terlihat dari tidak mau
melakukan pengobatan dikarenakan takut jika pengobatan yang dilakukan
membuat ia lebih menderita bahkan meninggal lebih cepat karena efek
samping yang ditimbulkan dari terapi pengobatan yang akan dijalankan.
Contohnya adalah komentar seorang anak yang ibunya menderita kanker
yang sudah parah. lbunya tidak mau menjalankan pengobatan medis karena
trauma melihat adik kandungnya yang menderita saat di kemoterapi dan
akhirnya meninggal 2 tahun kemudian. Hal ini tentunya berdampak buruk
bagi kondisi ibunya dan makin lama ibunya tidak bersemangat dan hanya
pasrah pada penyakitnya. (www.cancerclubcisc.wordpress.com). Terapi
pengobatan medis yang sangat melelahkan memang dapat berdampak pada
fisik maupun psikis penderita. Hal ini mau tidak mau harus dilakukan agar
penyakit dapat hilang dan sembuh serta kehidupan penderita dapat menjadi
lebih baik.
Para penderita kanker umumnya sangat memerlukan dukungan agar ia bisa
bertahan untuk hidup. Penyakit yang mereka derita membuat mereka
berbeda dengan orang yang lain. Jika penderita sudah tergolong kategori
stadium lanjut, yakni dimana mereka harus melakukan banyak terapi
penyembuhan dan juga meminum obat yang harus mereka konsumsi sampai
mereka dinyatakan sembuh, rangkaian kegiatan tersebut harus mereka
lakukan untuk mengobati penyakit yang mereka derita itu. Maka, pemberian
dukungan agar dapat mempunyai motivasi untuk sembuh bagi penderita
kanker sangatlah perlu untuk dilakukan.
Fenomena dukungan sosial bagi para penderita kanker dalam rangka
memberikan motivasi untuk sembuh sungguh sangat menarik perhatian
peneliti. Dengan semakin kompleksnya masalah psikologis yang dialami oleh
para penderita diperlukan upaya mengubah persepsi negatif dan sikap
pesimis terhadap kesembuhan penyakitnya dengan menumbuhkan motivasi
untuk sembuh. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian
dengan judul:" HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI
UNTUK SEMBUH PADA PENDERITA KANKER".
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengidentifikasikan
masalah-masalah tersebut diatas yang ada kaitannya dengan penulisan ini,
diantaranya sebagai berikut :
1. Seberapa era! kaitan dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh pada penderita kanker?
2. Jenis-jenis dukungan sosial apa yang diperlukan oleh para
penderita kanker?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesembuhan
penderita?
4. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan
sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker?
1.3. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki dan
supaya lebih terarah, maka perlu dilakukannya pembatasan masalah.
Adapun pembatasan masalahnya yakni:
1. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan
yang dirasakan oleh individu (penderita kanker), diberikan oleh salah
satu sumber dukungan sosial yakni keluarga, berkaitan dengan
adanya dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasi dan
dukungan jaringan sosial.
2. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah sesuatu yang
mendorong dan memperkuat perilaku serta memberikan arahan pada
individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf kesembuhan bagi
penderita kanker berkaitan dengan aspek kebutuhan, rasa ingin tahu
dan kepuasan.
3.
Penderita kanker, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pria
maupun wanita yang terkena kanker yang berusia mulai dari 20 tahun
sampai 60 tahun yang sedang melakukan pengobatan di Rumah Sakit
Kanker Dharmais, Jakarta.
orang-orang yang
concern membantu penderita kanker. Sebagai
contoh adalah komunitas-komunitas kanker yang ingin membantu para
penderita untuk lebih memberikan dukungan sosial kepada mereka.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang isi dan materi yang dibahas dalam
penelitian ini, maka penulis mengemukakan dalam 5 bab sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan
Yang berisikan : Latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penelitian.
2. Bab II : Kajian Pustaka
Yang berisikan : kanker meliputi; pengertian kanker, proses terjadinya
kanker, jenis-jenis kanker, faktor penyebab terjadinya kanker,
pengobatan kanker, aspek psikologis penderita kanker, cara
mengurangi resiko kanker; motivasi untuk sembuh, meliputi:
pengertian motivasi, peranan motivasi, jenis-jenis motivasi, fungsi
motivasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk
sembuh; dukungan sosial: pengertian dukungan sosial, sumber
dukungan sosial, jenis dan efek dukungan sosial; serta kerangka
berpikir dan hipotesis.
3. Bab Ill : Metodologi Penelitian
Meliputi : Pendekatan penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
4. Bab IV : Hasil Penelitian
Meliputi gambaran umum penelitian, presentasi data, uji persyaratan
dan pembahasan.
5. Bab V: Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
BAB2
KAJIAN TEORI
Bab ini terdiri dari empat sub bab. Pertama, membahas kanker. Kedua,
membahas pengertian motivasi untuk sembuh. Ketiga, membahas dukungan
sosial. Keempat, membahas kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1. Kanker
2.1.1. Pengertian kanker
Sally & Sheridan Radmacher (1992) memberikan suatu pengertian bahwa
istilah kanker atau Cancer berasal dari bahasa latin crab yang berarti
kepiting. Kanker ini bukan penyakit tunggal, melainkan penyakit yang yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel tidak normal yang tidak dapat
dikendalikan.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gregg Miller (2008) bahwa kanker dapat
didefinisikan sebagai perkembangbiakan sel secara abnormal dan tak
terkendali yang akan terus mengalami pertumbuhan kecuali jika ada sesuatu
yang bisa menghentikannya.
Rama Diananda (2007) mengatakan bahwa kanker adalah suatu istilah
umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak
terkontrol dan berirama dimana sel yang tidak normal ini akan menyusup ke
jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat
mempengaruhi fungsi tubuh penderitanya.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Setiawan Dalimartha (2004)
bahwa kanker adalah suatu penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel
karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang
tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan
gerakan yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi
organ asalnya.
Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa kanker terjadi pada suatu sel tertentu ketika terjadi
penyimpangan dari pola perilaku sel yang normal, terutama pada perilaku
pembelahan dirinya. Akibatnya, sel tidak mati seperti yang seharusnya, dan
justru terus menerus melakukan pembelahan diri, yang seringkali terjadi
dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan kanker.
2.1.2. Proses Terjadinya Kanker
Kanker itu tidak terjadi begitu saja. Sel-sel kanker memerlukan waktu untuk
dapat berkembang dan merusak organ tubuh yang terkena. Menurut
Setiawan Dalimartha (2004) dan Elaine Magee (2008) ada tiga tahapan yang
dilalui dalam perkembangan kanker, yakni :
a) lnisiasi, yakni agen penyebab kanker yang merusak materi genetis
sebuah sel. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen atau zat yang disebut karsinogen. Zat ini bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
b) Promosi, yakni sel-sel yang rusak terkontaminasi bahan kimia
sehingga dapat mempercepat proses pembelahan sel.
c) Progesi, yakni sel-sel menjadi sangat ganas dan mampu menyebar ke
bagian-bagian tubuh yang lain.
Skema 2.1
Proses Terjadinya Kanker
INISIASl->->->PROMOSl->->->PROGRESI
Sebagai contohnya pada Rama Diananda (2007) menyebutkan bahwa
proses terjadinya kanker untuk dapat menjadi tumor sebesar 1 cm pada
waktu 8-12 tahun. Jadi dapat diketahui bahwa kanker terjadi melalui
beberapa tahapan sehingga terjadilah kanker. Kanker ini juga terjadi dalam
waktu yang relatif lama bukan terjadi langsung begitu saja (Elaine Magee,
2008).
2.1.3. Jenis.Jenis Kanker
Menu rut Setiawan Dalimartha (2004) kanker dapat tumbuh di semua jaringan
tubuh seperti sel kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel jaringan ikat dan selsel lainnya.
Adapun jenis-jenis kanker berdasarkan jaringan asal tumbuhnya yakni:
a. Karsinoma (kanker sel epitel), meliputi kanker payudara, kanker kulit
dan kanker kolon;
b. Sarkoma (kanker jaringan mesodermal), meliputi fibriosarkoma (kanker
jaringan ikat), limfosarkoma (kanker sistem limfatik), dan
osteosarkoma (kanker tulang);
c. Leukimia (kanker sel darah putih)
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa kanker dapat tumbuh di dalam
jaringan tubuh manusia. Letak keberadaan sel kanker ini dapat menunjukkan
jenis kanker yang sedang di derita .
2.1.4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker
Dalam Gregg Miller (2008) disebutkan bahwa 80-90% penyakit kanker
disebabkan oleh faktor lingkungan karena masuknya zat karsinogen (zat
penyebab kanker) ke dalam tubuh, sisanya disebabkan oleh faktor biologis.
Menurut Namora Lumongga Lubis (2009), ada empat faktor utama penyebab
kanker yakni lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Adapun faktorfaktor tersebut terbagi menjadi:
1. Lingkungan; meliputi bahan kimia, penyinaran yang berlebihan,
merokok dan polusi udara.
2. Makanan yang mengandung zat-zat kimia seperti bahan pemanis,
bahan pengawet, zat pewarna, zat radioaktif, terlalu banyak
mengkonsumsi garam, dan juga makanan yang sudah tidak layak
dimakan. Doll &Peto memperkirakan bahwa 35 % kematian kanker
lebih disebabkan dari mengkonsumsi makanan (Kaplan, et.all; 1993)
3. Biologi; meliputi virus, hormonal, dan faktor keturunan.
4. Psikologis; meliputi orang dengan kepribadian tertutup yang mudah
terkena stres yang kemudian berusaha menekannya melaui cara-cara
tertentu sehingga dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh.
Dari penjabaran di atas dapat diketahui faktor-faktor penyebab kanker.
Keempat faktor tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor resiko yakni
faktor yang disebabkan bukan dari genetik penderita melainkan kondisi
disekitar penderita.
2.1.5. Pengobatan Pada Kanker
Pada umumnya jenis pengobatan yang dapat dilakukan tergantung pada
tingkatan keparahan atau stadium. Jika sudah diketahui stadiumnya, maka
pengobatan pun akan dilakukan sebagaimana mestinya. Semakin gejala
kanker terdeteksi dini (stadium I & II), maka pengobatan akan semakin cepat
dilakukan sehingga akan memotong laju pertumbuhan kanker dan juga
tingkat keberhasilan hidup menjadi lebih besar dibandingkan penderita yang
sudah pada stadium lanjut (stadium Ill & IV) dimana sel kanker sudah
menyebar ke organ tubuh yang lain.
Adapun pengobatan yang dapat dilakukan menurut Rama Diananda (2007)
yakni:
1. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif ( menyembuhkan) maupun
paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
2. Kemoterapi, yakni proses pemberian obat anti kanker dalam bentuk
pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan untuk membunuh sel-sel
kanker di dalam tubuh. Efek dari kemoterapi yang biasanya terjadi
adalah rambut rontok, mual, nafsu makan berkurang.
mengharapkan kesembuhan agar bisa hidup lebih baik dan tidak terjadi lagi
di kemudian hari.
2.1.6. Aspek-Aspek Psikologis Yang Terjadi Pada Penderita Kanker
Aniroh (2008) yang juga penderita kanker mengatakan bahwa seseorang
menerima kenyataan sebagai penderita kanker bukanlah suatu hal yang
mudah. Banyak cara yang sangat bervariasi dari setiap individu dalam
mengekspresikan dirinya menghadapi kenyataan hidup sebagai penderita
kanker.
Kanker tergolong pen ya kit kronis, hal ini dikarenakan penyakit kanker dapat
menyebabkan kematian bagi penderitanya. Kubler Ross (dalam Taylor, 2003)
mengemukakan ada lima tahap reaksi emosi yang berhubungan dengan
penyakit kronis yakni penyangkalan (denial), kemarahan (anger), tawarmenawar (barganing for extra), depresi (depression), dan penerimaan diri (
acceptance).
1. Penyangkalan (denial)
Taylor (2003) menyatakan bahwa penyangkalan adalah sistem
pertahanan yang membuat seseorang berusaha menghindari dampak
yang ditimbulkan dari suatu penyakit dan biasanya berlangsung dalam
beberapa hari. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Greer,
1992 (dalam Barraclough, 1996) bahwa penyangkalan yang dikenal
dalam mekanisme pertahanan ego, melibatkan alam bawah sadar
untuk menolak sesuatu yang tidak menyenangkan. Kebanyakan orang
menggunakan penyangkalan untuk melindungi dirinya dari suatu
kecemasan dan sesuatu yang tidak menyenangkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kemarahan (anger)
Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini pasien berusaha
mempertanyakan "mengapa harus saya yang menderita penyakit
kronis? ". Faulkner dkk, 1994 (dalam Barraclough, 1996)
mengemukakan bahwa pasien yang marah setelah menerima hasil
diagnosa kanker adalah hal wajar sebagai suatu proses penyesuaian.
Beberapa pasien dapat melepaskan suatu ungkapan spontan ataupun
menunjukkan ekspresi kemarahan yang selanjutnya akan mengarah
kepada suatu penerimaan emosional. Pada pasien lainnya,
kemarahan yang terus-menerus terjadi dan mendalam justru dapat
merusak diri pasien sendiri.
3. Tawar-menawar untuk sesuatu yang lebih (barganing for extra)
Menurut Taylor (2003) pada tahapan ini penderita kanker mengalihkan
kemarahan dengan lebih baik dan strategi yang berbeda, misalnya
berjanji untuk hid up lebih sehat dan juga lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan.
4. Depresi (depression)
Kubler Ross menggunakan istilah depresi sebagai kurangnya kontrol
yang merupakan realisasi dari memburuknya suatu simtom sebagai
kondisi dari penyakit yang tidak membaik . Pada tahap ini penderita
kanker akan merasa muak, sesak, letih, sulit makan, sulit mengontrol
diri, sulit memfokuskan perhatian, menghindar dari sakit dan juga
perasaan tidak nyaman (dalam Taylor, 2003).
5. Penerimaan diri (acceptance)
Pada tahap ini penderita kanker sudah tidak marah lagi dan sudah
membiasakan diri dengan ide kematian yang membuatnya tertekan
dan juga menghadapi pikirian-pikiran yang tidak menyenangkan.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa banyak aspek
psikologis yang terjadi pada penderita kanker. Namun demikian tidak semua
individu mencapai semua taraf yang diuraikan, hanya dua, tiga tahap atau
bahkan satu tahap saja yang dialami, misalnya tahap marah dan depresi,
atau penolakan dan depresi. Dengan semakin kompleksnya masalah
psikologis yang terjadi pada penderita kanker tentu akan berpengaruh
terhadap motivasi untuk sembuh bagi penderita sendiri.
r;;RPUSTAKAAN-;~~~ ,~,
I
UIN SYAHID JAl<ARTA
2.1. 7. Cara Mengurangi Resiko Kanker
Penelitian yang dilakukan Belloc dan Breslow, 1972 serta Enstrom, 1980
(dalam llsiana Sulistya, 1993) menemukan hubungan antara kebiasaan hidup
sehari-hari dengan status kesehatan. Meningkatnya status kesehatan dan
rata-rata usia harapan hidup dapat dilihat dari kebiasaan pola tidur 7-8 jam
sehari, sarapan pagi secara teratur, menghindari jajan, mempertahankan
berat ideal, tidak minum alkohol, berolahraga secara teratur serta tidak
merokok.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Walaupun seseorang sudah di
vonis menderita kanker, namun penderita kanker juga bisa memperbaiki
kondisinya dirinya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa aspek terpenting
setelah penderita kanker melakukan pengobatan medis & pengobatan psikis
adalah dengan melakukan pola hidup sehat pada dirinya. Menurut Gregg
Miller (2008), pola hidup sehat yang dapat dijalankan meliputi : menghentikan
kebiasaan merokok, makan-makanan yang sehat, menghindari obesitas,
berolahraga secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol, melindungi diri
dari sinar matahari, serta melakukan pemantauan diri terhadap resiko dari
kanker.
I
Dari penjabaran diatas, pola hidup sehat ini dapat berjalan dengan baik
apabila penderita kanker mempunyai keinginan yang besar terhadap
kesembuhan dirinya.
2.2. Motivasi
2.2.1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif. Motivasi mempunyai peranan penting di
dalam kehidupan manusia, karena motif merupakan dasar seseorang
melakukan sesuatu. Abd. Rachman Abror (1993) menjelaskan motif (motive)
berasal dari akar kata bahasa latin "movere" dan kemudian menjadi "motion"
yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak, dapat disimpulkan bahwa
motif adalah daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang melakukan
berbagai kegiatan dan dengan tujuan tertentu.
Chaplin (2006) mendefinisikan motif sebagai suatu keadaan ketegangan di
dalam individu yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah
laku menuju suatu tujuan atau sasaran. Di dalam kamus besar Bahasa
Indonesia (1990), motif didefinisikan sebagai alasan atau sebab seseorang
melakukan sesuatu.
Sumadi Suryabrata (2001) mengemukakan bahwa motif adalah keadaan
dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Menurut Gerungan (2004)
motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya
yang berasal dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Motif itu
memberikan tujuan dan arah terhadap tingkah laku individu.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2004) yang
mendefinisikan motif sebagai suatu dorongan yang yang timbul dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak atau melakukan
sesuatu, sedangkan motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk
melakukan sesuatu sehingga akan mencapai hasil ataupun juga tujuan
tertentu.
Pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Linda L. Davidoff (1991) bahwa
motif atau motivasi menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang
berasal dari akibat suatu kebutuhan, motif inilah yang mengaktifkan atau
membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motif
adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan suatu
tindakan atau aktivitas.
Setelah membahas motif, selanjutnya bahasan tentang motivasi.
Mangkunegara ( 2000) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi
(energi) yang menggerakkan dalam diri individu yang terarah untuk mencapai
suatu tujuan. Motivasi ini muncul dari dua dorongan, yaitu dorongan dari
dalam diri individu dan juga dorongan dari luar diri individu.
Dalam kamus psikologi istilah motivasi diartikan sebagai satu variabel
penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu. di dalam
organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju sasaran (Chaplin, 2006). Kartini Kartono &
Dali Gulo (2000) juga memberikan definisi serupa dimana motivasi bisa
diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan sesuatu, sikap atau
perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan serta diarahkan kepada suatu
tujuan yang telah direncanakan.
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000), motif itu berarti rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku, sedangkan
motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh
proses gerakan, termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya
tindakan atau tingkah laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan
bahwa motif itu tidak sebatas pada pelaksanaan perilaku, tetapi juga terarah
kepada suatu tujuan tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa motif merupakan
latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan
tertentu.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Veithzal Rivai & Ella Jauvani (2009)
bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu,
yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam
mencapai suatu tujuan. Adapun dorongan tersebut terdiri atas dua komponen
yakni, arah perilaku dan kekuatan perilaku.
Banyak para pakar yang telah mendefinisikan motivasi, namun demikian
esensi dari motivasi adalah suatu kekuatan (power), tenaga (forces) atau
daya (energy) dalam diri individu yang kompleks untuk bergerak kearah suatu
tujuan tertentu baik disadari maupun tidak disadari (Abin Syamsuddin
Makmun, 2005) .
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan dalam diri individu yang menggerakkan individu agar
mampu mencapai suatu tujuan guna mencapai pemuasan kebutuhan.
2.2.2. Peranan Motivasi
Adanya motivasi pada manusia sangat besar peranannya dalam membentuk
tingkah laku. Apa saja yang dilakukan manusia itu baik sesuatu yang
dilakukan, baik sesuatu yang penting atau tidak, bahaya atau tidak, akan
selalu ada motivasi yang mendorongnya. Motivasi bagaikan kekuatan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia kearah tujuan yang
dikehendakinya.
Sarlito Wirawan (2000) mengemukakan bahwa setiap perbuatan yang
dilakukan manusia dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam
diri manusia. Ketidakseimbangan ini tidak menyenangkan bagi individu yang
bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan
ketidakseimbangan itu. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan
atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan dan
apabila sesuai dengan kebutuhan maka tercapailah keadaan seimbang
dalam diri individu, dan timbul perasaan puas, senang,aman dan sebagainya.
Lebih dalam lagi Sarlito (2000) menjelaskan bahwa ketidakseimbangan itu
tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat
akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh
proses motivasi di atas terulang kembali. Proses motivasi tersebut
merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut lingkaran motivasi.
Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku. Hal ini disebabkan
karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri individu tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan.
2.2.3. Jenis..Jenis Motivasi
lndividu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat dilihat dari
kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam
kaitannya dengan hal diatas, Woolfolk (2004) membedakan motivasi menjadi
2 jenis, yaitu:
a. Motivasi intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar. Hal ini
dikarenakan dalam diri individ sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata
(2001) dan Ngalim Purwanto (2004 ), yang menjelaskan bahwa
motivasi intrinsik adalah suatu motif yang sudah berada dalam diri
individu tanpa adanya rangsangan dari luar. Adapun sumber motivasi
intrinsik menu rut Woolfolk (2004) meliputi kebutuhan (needs), minat
(interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa ingin tahu (curiosity).
Dalam motivasi intrinsik tidak perlu lagi ada reward dan punishment
bagi seseorang untuk melaksanakan aktifitasnya. Karena dorongan
yang muncul murni berasal dari dalam diri individu.
b. Motivasi ekstrinsik
Syaiful Bahri (2002) dan Ngalim Purwanto (2004) mengemukakan
bahwa pada dasarnya motivasi ekstrinsik terjadi apabila individu
melakukan sesuatu yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari
luar. Pada mtoivasi ekstrinsik ini seseorang melakukan aktifitas atas
dasar nilai yang terkandung dalam objek yang menjadi sasara atau
tendensi tertentu. Sumber motivasi ekstrinsik menu rut Woolfolk (2004)
meliputi imbalan (rewards), tekanan sosial (social pressure), dan
penghindaran diri dari hukuman (punishment) .
Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi
sebagai sesuatu yang kompleks dimana motivasi merupakan penggerak
individu melakukan suatu perbuatan yang mengarah pada suatu tujuan.
Dorongan ini bisa berasal dari dalam diri dan juga luar diri individu
2.2.4. Fungsi-Fungsi Motivasi
Menurut Utsman Najati (dalam Abdul Rahman Saleh& Muhbib Abdul wahab,
2004) serta Ngalim Purwanto (2004) motivasi memiliki tiga komponen pokok
yaitu:
a. menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada individu, serta
mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.
b. Mengarahkan, yakni mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu
tujuan. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang
diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach
motivation), sedangkan tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka
motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan (avoidance
motivation)
c. Menopang, yakni menjaga dan menopang tingkah laku dimana
lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas serta arah dorongandorongan dan kekuatan individu.
Dari penjabaran diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi. Tiga
fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa
yang diinginkan guna mencapai suatu tujuan.
2.2.5. Motivasi Untuk Sembuh
Dari penjabaran tentang motivasi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh
karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu
mengandung tema sesuai dengan yang didasarinya. Motivasi dapat juga
diartikan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan
suatu tindakan yang sesuai dengan keinginannya. Dapat diketahui bahwa
motivasi terjadi apabila seseorang mempuyai keinginan dan kemauan untuk
melakukan suatu tindakan tertentu.
Ketidakseimbangan yang terjadi pada penderita kanker adalah menderita
suatu penyakit yang tentunya berdampak bagi kondisi fisik maupun psikisnya.
Beberapa penderita kanker mencoba mengubah kondisi ketidakseimbangan
tersebut dengan memunculkan suatu dorongan yang ada dalam diri mereka.
Salah satunya adalah dorongan untuk sembuh atau pulih dari penyakitnya.
Dorongan tersebut mereka harapkan dapat membuat diri mereka lebih baik
dari keadaan sebelumnya.
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990) dikatakan bahwa sembuh
berarti orang yang sakit atau menderita suatu penyakit menjadi pulih atau
mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan. Dengan termotivasinya
seorang pasien untuk sembuh, maka besar kemungkinan pula dirinya untuk
sembuh. Motivasi sendiri sebagai bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu
yang dikehendaki, dengan kata lain motivasi merupakan penyemangat yang
timbul dari dirinya sendiri ataupun dengan bantuan pihak lain sebagai
motivator bagi diriya sendiri.
Motivasi intrinsik mengarah pada kepuasan dalam melakukan suatu kegiatan.
Motivasi intrinsik ini dapat menjadikan seseorang merasa tidak terpaksa
dalam mengikuti suatu aktivitas, karena dorongan yang muncul murni berasal
dari dalam individu itu sendiri. Pada penderita kanker yang memiliki motivasi
intrinsik melakukan berbagai pengobatan karena memang menginginkan
kesembuhan bagi dirinya sendiri, bukan karena stimulus eksternal misalnya
diberikan suatu penghargaan pada dirinya (mendapat pujian dari keluarga
karena telah mau mengikuti terapi), sedangkan motivasi ekstrinsik lebih
mengarah pada suatu kegiatan yang dipengaruhi stimulus dari luar. Penderita
yang mempunyai motivasi ekstrinsik akan melakukan serangkaian
pengobatan lebih didorong oleh stimulus eksternal, sebagai contohnya
karena dipaksa berobat oleh keluarga ataupun juga mengikuti sebuah
komunitas kanker yang memberikan dukungan sosial bagi dirinya dan juga
memiliki teman senasib dengannya.
2.2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan
Menurut Pitts, 1991 (dalam llsiana Sulistya Jatiputra, 1993) dua masalah
utama dalam masa kesembuhan bagi seseorang yang sedang menderita
penyakit kronis adalah pembatasan fisiologis dan patologis yang ditimbulkan
dari penyakit serta masalah psikologis yang berhubungan dengan
penyesuaian diri yang harus terus dilakukan sepanjang hidup penderita. Hal
ini mendasari bahwa begitu pentingnya motivasi untuk sembuh bagi
penderita kanker.
Menurut Muhammad Fadlul (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi
kesembuhan dapat dibagi menjadi dua, yakni:
a. Faktor intrinsik, faktor-faktor yang secara medik langsung berpengaruh
terhadap kesembuhan penderita misalnya meminum obat dan
melakukan serangkaian pengobatan yang diwajibkan dokter.
b. Faktor ekstrinsik, faktor-faktor yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kesembuhan, misalnya melaui proses interaksi
perilaku dan sikap, keadaan sosial dan topografi serta kondisi tubuh
penderita yang mengakibatkan tidak terpenuhinya faktor intrinsik
secara maksimal.
Kedua faktor ini sangat penting bagi kesembuhan penderita sendiri. Dengan
mau melakukan faktor intrinsik maka tingkat kesembuhan menjadi lebih besar
ditambah dengan adanya faktor ekstrinsik yang mendukung kesembuhan
penderita sendiri.
2.3. Dukungan Sosial
2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial
Setiap manusia pasti membutuhkan bantuan ataupun peranan orang lain
dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Kebutuhan
manusia itu banyak macamnya.Mulai dari kebutuhan fisik, kebutuhan sosial,
dan kebutuhan psikis tentu tidak akan mungkin terpenuhi tanpa bantuan dari
orang lain. Jika seseorang sedang menghadapi masalah baik ringan ataupun
berat, keberadaan orang lain disampingnya tentu sangat akan berdampak
bagi orang tersebut. Efek atau peranan positif ini dinamakan dukungan
sosial. Contohnya adalah ketika seseorang menderita sakit, keluarga yang
datang untuk menjenguknya serta menemaninya selama proses pengobatan
berlangsung merupakan sumber dukungan bagi dirinya. Dukungan sosial dari
orang lain menjadi sangat berharga dan akan menambah ketenteraman
hidupnya.
Terdapat banyak definisi tentang dukungan sosial yang dikemukakan para
ahli. Sheridan dan Radmacher menekankan pengertian dukungan sosial
sebagai sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain.
"Social support is the resources provided to us through our interaction with
other people". (Sheridan dan Sally Radmacher, 1992).
Sarafino (1998) menyatakan bahwa "Social support refers to the perceveid
comfort, caring, esteem, or help a person receives from other people or
groups" . Definisi tersebut dapat diartikan adanya dukungan sosial berarti
adanya penerimaan dari orang atau kelompok orang terhadap individu yang
menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan,
dihargai, dan ditolong.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gottlieb (1983) yang mendefinisikan
dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan orang-orang yang akrab dengan
subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam halhal yang memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah
laku penerimanya (dalam Smet, 1994).
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Siegel yang menyatakan bahwa
dukungan sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan
diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari
jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. "Social support is information
from others that one is loved and cared for, esteemed and valued. And part of
a network of communication and mutual obligation." (Siegel dalam Taylor,
2003).
Cobb, 1976 (Kaplan et.all, 1993)) memberikan definisi dukungan sosial
sebagai perasaan dilibatkan dalam suatu jaringan sosial dan mempunyai
kewajiban timbal balik. lndividu yang berada di dalam persepsi jaringan sosial
adalah mereka yang dapat diandalkan, mengetahui nilai, perhatian, dan
adanya perasaan saling menyayangi.
Menurut Neale, Davidson&Haaga (2004) dukungan sosial memiliki dua aspek
utama, yaitu dukungan sosial struktural dan dukungan sosial fungsional .
Dukungan sosial struktural menyangkut jaringan hubungan sosial yang
dimiliki individu, misalnya status pernikahan dan jumlah teman yang dimiliki.
Dukungan sosial fungsional lebih menekankan pada kualitas hubungan sosial
yang dimiliki. Contohnya sejauh mana individu percaya bahwa dirinya
memiliki teman untuk ditelpon setiap saat apabila dibutuhkan atau apakah
temannya dapat memberikan dukungan yang memang dibutuhkan untuk
menurunkan tingkat stres yang dirasakan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan
sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan
fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut
dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota
dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama.
Collin,1993 (dalam Nursiti, 2008) mengemukakan bahwa dukungan sosial
dibedakan menjadi dua yakni dukungan sosial yang dipersepsikan (perceived
support) dan dukungan sosial yang diterima secara nyata (enacted/received
support). Dukungan sosial yang dipersepsikan adalah keyakinan individu
akan kesediaan orang-orang dalam jaringan sosialnya untuk memberikan
bantuan dikala ia membutuhkannya, sementara dukungan sosial yang
diterima secara nyata adalah pemberian bantuan yang benar-benar terjadi
dalam situasi yang spesifik.
2.3.2. Sumber Dukungan Sosial
Ketika seseorang divonis dokter mengenai penyakitnya, maka mereka pasti
merasakan sebuah ketakutan yang terjadi pada dirinya. Disaat itulah mereka
membutuhkan dorongan yang dapat menjadikan penyemangat dalam
hidupnya. Semangat itulah yang dapat menumbuhkan keyakinan pada
dirinya untuk terus berusaha dalam proses penyembuhan. Semangat atau
dorongan tersebut bukan berasal hanya dari dirinya sendiri ataupun keluarga
terdekat melainkan juga dari orang yang dipercaya dalam menangani
penyakitnya tersebut baik dokter, suster, dan juga komunitas. Mereka
tersebut merupakan sumber-sumber dukungan sosial bagi penderita kanker.
Rook dan Dooley (1985) menyebutkan bahwa ada dua sumber dukungan
sosial yakni dukungan sosial yang bersifat artifisial dan sumber natural.
Dukungan sosial natural diterima individu melalui interaksi sosial dalam
kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitar
lingkungannya, contohnya adalah anggota keluarga, teman dekat ataupun
juga relasi. Selanjutnya adalah dukungan sosial artifisial. Dukungan sosial ini
dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, contohnya adalah
dukungan sosial akibat bencana alam (dalam Kuntjoro, 2002).
Dari definisi di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dari dukungan
sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga
individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis.
Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat,
teman, rekan kerja, stat medis serta anggota dalam kelompok
kemasyarakatan.
Dalam penelitian ini sumber dukungan sosial yang dipakai untuk penelitian
adalah sumber dukungan sosial natural, yakni keluarga. Hal ini menjadi
alasan tersendiri karena keluarga merupakan orang yang paling dekat
dengan penerima dukungan sosial. Pada umumnya individu-individu
(keluarga) yang sering berinteraksi dengan penerima dukungan sosial
mempunyai perasaan lebih care dengan yang dialami oleh target penerima
dukungan sosial, sehingga dipersepsikan lebih mampu untuk memberikan
dukungan sosial yang dibutuhkan oleh para target. Keadaan ini terjadi karena
mereka lebih dapat menunjukkan sikap empati kepada target penerima
dukungan sosial.
2.3.3. Jenis-Jenis Dukungan Sosial
Jenis-jenis dukungan sosial merupakan suatu cara yang diwujudkan bisa
dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu
yang satu ke individu yang membutuhkan. Sarafino (1998) membagi
dukungan sosial kedalam lima bentuk, yaitu :
1. Dukungan emosi (Emotional support)
Dukungan emosi adalah suatu bentuk dukungan yang diekpresikan melalui
perasaan positif yang berwujud empati, perhatian, dan kepedulian terhadap
individu yang lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan perasaan
nyaman, perasaan dilibatkan, dan dicintai oleh individu yang bersangkutan.
2.Dukungan penghargaan (Esteem support)
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian
yang positif untuk individu, dorongan untuk maju dan pemberian semangat,
dan juga perbandingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini
seseoranglsupport group yang dapat meringankan beban hidupnya mulai dari
butuhnya seseorang yang menemaninya, informasi tentang penyembuhan
penyakitnya, dan juga adanya tempat atau wadah untuk berbagi.
2.3.4. Efek Dukungan Sosial
Sarafino (1998) mengemukakan bahwa terdapat dua hipotesa yang
menjelaskan cara dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan dalam kehidupan manusia yaitu hipotesa efek langsung (direct
effect hypothesis) dan hipotesa efek pelindung (buffering effect hypothesis).
Hipotesa efek langsung berpendapat bahwa dukungan sosial bermanfaat
bagi kesehatan dan kesejahteraan, tidak tergantung pada banyak stres yang
dialami. Menurut hipotesa ini efek kegunaan dukungan soial sebanding
dibawah intensitas stres yang tinggi atau rendah. Sheridan & Sally
Radmacher (1992) menekankan bahwa model efek langsung berfokus pada
hubungan sosial dasar serta jaringan sosial, struktur dukungan sosial ini
meliputi status perkawinan, keanggotaan dalam sebuah organisasi, peranan
sosial serta menjadi anggota gereja.
Dalam hipotesa pelindung, dukungan sosial mempengaruhi kesehatan
dengan cara melindungi individu terhadap efek negatif dari sires yang di
derita oleh individu. Sebagai efek pelindung, fungsi dukungan sosial hanya
3. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti
melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.
4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan
sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program
rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan
menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain.
Dari beberapa penjelasan dapat diketahui bahwa dukungan sosial memiliki
efek positif maupun negatif bagi para penerimanya.Hal ini kembali kepada
penderita kanker merasakan dukungan sosial yang diberikan oleh sumbersumber dukungan sosial tersebut.
2.4. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Di Indonesia setiap tahunnya penderita kanker mencapai 150 ribu hingga
200 ribu orang (http://ww.antara.eo.id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=).
Kemudian,berdasarkan data tahun 2001 penyakit kanker merupakan
penyebab kematian kelima di Indonesia dan terus mengalami peningkatan
(http://cpddokter.com/home/index.php?option=com content&task=view&id=3
17&1temid=1). Menurut Mangunkusuma,1995 (dalam Namora Lumongga
Lubis, 2009) penyakit kanker lebih banyak didominasi oleh kaum wanita. Dari
Dukungan sosial adalah merupakan ketersediaan sumber daya yang
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat
pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh
orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang
berdasarkan kepentingan bersama. Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial
meliputi dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasi dan jaringan
sosial.
Apabila penderita kanker menerima banyak dukungan sosial, maka akan
meningkatkan motivasi untuk sembuh Motivasi untuk sembuh bagi penderita
kanker perlu dipupuk secara terus-menerus sehingga akan benar-benar
terjadi kesembuhan sesuai taraf yang diinginkan bagi penderita kanker.
Diduga, bila dukungan sosial yang diberikan oleh sumber dukungan sosial
(keluarga) semakin besar maka motivasi untuk sembuh juga semakin tinggi.
Sebaliknya, bila dukungan sosial yang diberikan oleh sumber dukungan
sosial (keluarga) semakin kecil maka motivasi untuk sembuh semakin
rendah.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kerangka berpikir
dari penelitian ini, maka kerangka berpikir hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh dapat dilihat pada skema 2.2
Skema 2.2
Bagan Kerangka Berpikir
I
Penderita Kanker
I
Diagnosa Kanker
l
Reaksi Psikologis
Alternatif
11>
(
banyak/kuat -
motivasi sembuh tinggi
Terapi Pengobatan ~ Dukungan Sosial \
1.Penyangkalan
l .Pembedahan
l .Duk.emosi
2.Kemarahan
2.Kemoterapi
2.Duk.penghargaan
3.Tawar-menawar
3.Radiasi
3 .Duk.instrumental
4.Depresi
4.Terapi gen
4.Duk.informasi
5.Penerimaan diri
5.Pengobatan altematif
5.Duk.jaringan sosial
i
Efek pengobatan
Rambut rontok, mual, nafsu makan berkurang,
Kelelahan fisik maupun psikis
sedikit/lemah- motivasi sembuh rendah
Hipotesis penelitian:
Ha: tidak ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker
Ha: ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menampilkan hasil
berupa angka-angka, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah
metode korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan
tingkatan-tingkatan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu
populasi. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya
arah hubungan (Sevilla,dkk. 1993).
Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian korelasional karena sesuai
dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara dua
variabel, yaitu antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada
penderita kanker. Jadi jenis penelitian yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1. Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian, atau dapat pula dikatakan sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Kerlinger (2006)
mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu sifat yang dapat memiliki
berbagai macam nilai, menyangkut segala sesuatu yag menjadi objek
penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari dari dua jenis, yaitu (a) variabel
bebas (independent variable) dan (dependent variable).
Variabel Bebas (Independent Variable)
Kerlinger (2006) mengatakan variabel bebas ialah sebab yang dipandang
sebagai kemunculan variabel terikat yang dipandang (atau diduga) sebagai
akibatnya. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu dukungan sosial.
Dukungan sosial yang dimaksud disini adalah dukungan yang diberikan oleh
sumber dukungan sosial yakni keluarga kepada penderita kanker berkaitan
dengan adanya dukungan sosial, yang berarti adanya penerimaan dari orang
atau kelompok individu yang merasakan dalam dirinya bahwa ia disayangi,
diperhatikan, dihargai dan ditolong.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur atau diramalkan untuk
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Kerlinger, 2006).
Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi untuk sembuh.
Motivasi untuk sembuh berarti sesuatu yang ada dalam diri seseorang
dimana ia mempunyai tujuan agar ia bisa sehat kembali dari penyakitnya,
dengan melakukan serangkaian pengobatan guna mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional berarti melekatkan arti pada suatu konstruk atau
variabel dengan cara menetapkan tindakan-tindakan yang perlu untuk
mengukur variabel tersebut (Kerlinger, 2006). Dalam penelitian ini terdapat
dua variabel yaitu dukungan sosial sebagai variabel bebas dan motivasi
untuk sembuh sebagai variabel terikat.
a. dukungan sosial : hasil skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial
yakni segala bentuk bantuan seperti emosi, dukungan informasi, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan, ataupun juga dukungan jaringan sosial
dari yang diterima penderita kanker.
b. motivasi untuk sembuh : Batasan operasionalnya adalah skor yang
didapatkan dari respon terhadap skala motivasi yang diambil dari teori
Woolfolk. Faktor ini disesuaikan dengan penderita kanker yakni hanya
menggunakan faktor intrinsik. Faktor-faktor tersebutdiantaranya meliputi
kebutuhan (needs), rasa ingin tahu (curiosity), kepuasan (enjoyment).
Kebutuhan yang dalam hal ini sembuh atau sehat dengan cara mengikuti
serangkaian pengobatan, mempunyai semangat hidup serta menjalankan
pola hidup sehat. Rasa ingin tahu meliputi mencari informasi yang
berhubungan dengan kesehatan serta bertanya kepada orang lain tentang
kondisi kesehatan. Kepuasan meliputi ada rasa puas dalam diri dan ada
ekspresi senang dan tenang.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Menurut Gay (dalam Sevilla dkk, 1993) populasi adalah kelompok besar yang
merupakan sasaran generalisasi pada penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah 300 orang penderita kanker yang menjalani perawatan di Rumah
Sakit kanker Dharmais, Jakarta.
3.3.2. Sampel
Menurut Sevilla dkk (1993), sampel adalah beberapa bagian terkecil atau
cuplikan yang didapat dari populasi. Untuk jumlah sampel, peneliti
menggunakan ukuran minimum yang diatawarkan Gay bahwa untuk
penelitian korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, dkk, 1993). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 30 orang.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik non probability sampling. Menu rut Sevilla,dkk ( 1993) teknik non
probability sampling yakni teknik pengambilan sampel dimana setiap individu
dalam populasi tidak mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel penelitian.
Bentuk non probability sampling yang digunakan adalah teknik purposive
sampling atau sampling bertujuan, yakni teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu. Kerlinger (2006) mencirikan
sampling purposif sebagai upaya untuk menilai dengan cermat dalam rangka
memperoleh sampel representatif dengan cara meliputi wiayah atau
kelompok yang diduga sebagai anggota kelompok sampelnya. Jadi semua
anggota populasi yang ada tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan sebagai responden. Adapun karakteristik subjek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. penderita kanker stadium 1-111
2. Berada di ruang rawat inap (lantai 4&5) dan ruang rawat jalan
(lantai 2)
3. Tidak buta huruf
<O
Pemilihan karakteristik stadium 1-111 dikarenakan tingkat kesembuhan masih
besar, sedangkan stadium IV dimana sel kanker sudah menyebar maka
tingkat kesembuhan menjadi lebih kecil dan pasien hanya menjalani
pengobatan paliatif. Karakeristik selanjutnya responden berada di ruang
rawat inap (lantai 4&5) dan juga rawat jalan (lantai 2), hal ini dikarenakan
pemilihan tempat sudah dipilihkan oleh pihak rumah sakit. Karakeristik
selanjutnya responden tidak buta huruf sehingga bisa membaca dan
memahami cara pengisian skala.
3.4. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode
pengumpulan data dan instrumen, teknik uji instrumen, serta teknik analisa
data
3.4.1. Metode Pengumpulan Data dan lnstrumen Penelitian
Skala dukungan sosial dibuat berdasarkan teori yang dikemukakan Sarafino
(1998) mengenai jenis-jenis dukungan sosial yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian ini yaitu dukungan sosiaf yang terdiri dari: dukungan emosi,
penghargaan diri, instrumental, informasi serta dukungan jaringan sosial.
4.
Dukungan
Mendapatkan
Jnformasi
pengarahan
Mendapatkan
6,22, 36
14,30,41
7,23
15, 31
8,24, 37,44
16,32,42,46
10
umpan balik
mengenai apa
yang dilakukan
5.
Dukungan
Jkut serta dalam
Jaringan
aktifitas
Sosial
kelompok
TOTAL
8
46
Skala Motivasi Untuk Sembuh
Skala motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini tersusun dari beberapa
butir pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
Woolfolk (2004) yang disesuaikan untuk penderita kanker. Adapun
indikatornya meliputi kebutuhan, rasa ingin tahu, dan kepuasan.
TABEL
3.2
SKALA MOTIVASI UNTUK SEMBUH
NO.
1.
ASP EK
Kebutuhan
INDIKATOR
Mengikuti
NO MOR
AITEM
FAVORABLE
UNFAVORABLE
1, 15, 29
8,22,36
2, 16,30
9,23,37
3, 17, 31
10, 24, 38
4, 18, 32
11, 25, 39
TOTAL
serangkaian
pengobatan
Semangat
18
hidup
Menjalankan
pol a
hid up
sehat
2.
Ras a ingin
Mencari
tahu
informasi
yang
berhubungan
tentang
12
kesehatan
Bertanya
kepada
5, 19, 33
orang
12, 26,40
lain
tentang
kondisi
kesehatan
3.
Kepuasan
Ada rasa puas 6,20,34
13,27,41
dalam diri
12
Ekspresi
senang
7, 21, 35
14,28,42
dan
tenang
TOTAL
42
Model skala Likert dikenal sebagai "summated rating method" adalah
pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden yang memberikan
indikasi pernyatan setuju atau tidak setuju (Sevilla.dkk, 1993). Tiap-tiap
pernyataan akan memberikan gambaran bagaimana individu dalam
menanggapi pernyataan tersebut. Setengah soal adalah disebut positif atau
kesetujuan (Favorable) dan setengah lainnya disebut negatif atau
ketaksetujuan (Unfavorable) (Sevilla,dkk. 1993). Untuk itu instrumen
penelitian ini menggunakan skala model Likert dengan empat kemungkinan
jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak
Sesuai. Setiap orang dapat mepunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada
jawaban yang dianggap salah.
Tabel 3.3
Bobot Nilai jawaban
SS
s
TS
STS
Favorable
4
3
2
1
Unfavorable
1
2
3
4
Pilihan
3.5. Teknik Uji lnstrumen Penelitian
3.5.1. Uji Validitas
Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur
tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas
dilakukan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Untuk menguji validitas item
digunakan rumus Korelasi Product Moment (Azwar, 2007). Validitas suatu
butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation
masing-masing butir pernyataan.
3.5.2. Uji Reliabiitas
Sevilla (1993) mengemukakan bahwa realiabilitas adalah derajat ketepatan
dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran.
Menurut Iqbal (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan
dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu
variable dan disusun dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach's alpha > dari 0,60.
3.6. Hasil Uji Coba lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji instrument penelitian
yang berjumlah 88 aitem dari dua skala yaitu skala dukungan sosial
sebanyak 46 aitem, serta skala motivasi untuk sembuh sebanyak 42 aitem.
Uji instrumen diberikan kepada 30 orang penderita kanker di Rumah Saki!
Kanker Dharmais. Adapun maksud dari uji instrument ini adalah:
a. Mengetahui validitas instrument dimana skor tiap aitem dikorelasikan
dengan skor total.
b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
Skala Motivasi Untuk Sembuh
Hasil reliabilitas uji coba skala motivasi untuk sembuh sebesar 0, 854. Dari 42
aitem yang dibuat, ada 14 aitem yang gugur. Untuk mengetahui nomor aitem
yang valid (*) dapat dilihat pada tabel 3.5.
TABEL 3.5
SKALA MOTIVASI UNTUK SEMBUH
Valid(*)
NO.
1.
ASP EK
Kebutuhan
INDIKATOR
Mengikuti
NO MOR
AITEM
FAVORABLE
UNFAVORABLE
1. 15*, 29
8*. 22*, 36*
2*. 16*, 30
9*, 23*, 37*
3*, 17, 31
10*, 24*, 38
4*, 18*, 32*
11*, 25*, 39
TOTAL
serangkaian
pengobatan
Semangat
hid up
Menjalankan
pola
hid up
sehat
2.
Rasa ingin
Mencari
12
tahu
informasi
yang
berhubungan
ten tang
8
kesehatan
Bertanya
kepada
lain
5*, 19, 33
12*, 26*, 40
6*, 20*, 34
13*,27,41
orang
ten tang
kondisi
kesehatan
3.
Kepuasan
Ada rasa puas
dalam diri
8
Ekspresi
senang
7*, 21*, 35
14*, 28*, 42*
dan
tenang
TOTAL
3.7. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu
kesimpulan dari penelitian ini, dengan metode statistik untuk
mengetahui signifikansi korelasi antara dukungan sosial dengan
28
motivasi untuk sembuh dan bagaimana arah hubungan antara variabel
tersebut, yang ditentukan pada taraf signifikansi sebesar 0,05 pada two
tailed test. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisa
statistik, yaitu:
a) Statistik Deskriptif
Digunakan untuk mengolah gambaran umum responden. Analisis
deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan
mendapatkan gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya dengan
mencari Mean, Median dan Modus.
b) Uji Validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan
pengujian validitas. Pada penelitian ini untuk melakukan uji validitas,
digunakan rumus Product moment (Pearson). Data yang diperoleh
akan diolah menggunakan SPSS 12.
c) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Selanjutnya hasil
penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu
'---~-------------·---...
/
PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SY1\HJO ,JAKARTA
f
------------ - -
i
yang berbeda. Reliabilitas suatu kostruk variabel dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach's alpha> dari 0.60.
d) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk menjawab pertanyaan utama penelitian
ini, apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara
dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita
kanker, dipergunakan metode korelasi Pearson (Pearson
Correlation).
3.8. Prosedur Penelitian
Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan
penelitian, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan proses merumuskan masalah,
menentukan variabel yang akan diteliti, pencarian data-data baik
primer maupun sekunder guna memperoleh landasan yang tepat
mengenai variabel penelitian, membuat rancangan penelitian ilmiah
dengan menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang
digunakan dalam penelitian, dan terakhir menentukan lokasi penelitian
dan juga menyelesaikan adminisitrasi perizinan.
J
2. Tahap pengujian alat ukur
Setelah rancangan penelitian yang berisikan skala dukungan sosial
dan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker, peneliti melakukan
uji coba skala. Uji coba skala dilakukan untuk melihat tingkat validitas
dan reliabilitas alat ukur.
Uji coba dilakukan dengan menyebarkan skala dukungan sosial dan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker sebanyak 30 orang
responden. Setelah uji coba dilakukan, peneliti kemudian melakukan
uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program SPSS versi
12.00.
3. Tahap pengambilan data
Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan menyebarkan skala
dukungan sosial,dan motivasi untuk sembuh yang telah direvisi pada
penderita kanker di RSKD. Penelitian sesungguhnya dilakukan pada
tanggal 21-30 Oktober 2009 peneliti menyebarkan 30 angket pada
penderita kanker yang memiliki kriteria sesuai dengan kriteria
responden yang telah ditentukan.
4. Tahap pengolahan data
Data yang telah didapat diolah dan di analisis menggunakan metode
yang telah ditetapkan.
5. Tahap penyusunan laporan
Setelah pengolahan data selesai, peneliti menyusun laporan secara
sistematis.
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Responden
Peneliti melakukan penelitian sesungguhnya di Rumah Sakit Kanker
Dharmais Jakarta yang dilakukan pada tanggal 21-30 Oktober 2009, dan juga
sesuai dengan karakteristik sampel penelitian subjek yang digunakan pada
field study yaitu penderita kanker sebanyak 30 orang. Segala sesuatu
mengenai gambaran secara umum subjek penelitian berdasarkan beberapa
aspek, akan dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
4.1.1 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
10
33,33%
Perempuan
20
66,67%
Total
30
100%
Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 10 orang (33,33%) berjenis kelamin
laki-laki dan 20 orang (66,67%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa penderita kanker terbanyak dengan jenis kelamin
perempuan.
4.1.2 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Usia
Tabel 4.2. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
Persentase
23-41 tahun
14
46,67%
43-57tahun
16
53,33%
Total
30
100%
Dari 30 responden, distribusi skor berdasarkan usia terbagi menjadi rentang
usia 23-41 tahun sebanyak 14 orang (46,67%), dan 16 orang (53,33%)
dengan rentang usia 43-57 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kanker lebih
banyak diderita pada usia 43-57 tahun.
4.1.3 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Jenis kanker
Tabel 4.3. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Jenis Kanker
Jenis Kanker
Frekuensl
Persentase
Ovarium
4
13,33%
Serviks
4
13,33%
Payudara
12
40%
Paru
2
6,67%
Limphoma
2
6,67%
Lainnya, ...
6
20%
TOTAL
30
100%
Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (13,33%) menderita kanker
ovarium, sebanyak 4 orang (13,33%) menderita kanker serviks, sebanyak 12
orang (40%) menderita kanker payudara, sebanyak 2 orang ( 6,67%)
menderita kanker paru, sebanyak 2 orang menderita lymphoma ( 6,67%) dan
sebanyak 6 orang (20%) yang menderita jenis kanker lainnya. Hal ini bahwa
jenis kanker terbanyak adalah kanker payudara.
4.1.4 Gambaran Penderita Kanker Berdasarkan Stadium
Tabet 4.4. Distribusi Penderita Kanker Berdasarkan Stadium
Stadium
Frekuensi
Persentase
I
2
6,67%
II
11
36,67%
111
17
56,66%
TOTAL
30
100%
Dari 30 responden kanker yang diteliti, sebanyak 2 orang (6,67%) dengan
stadium I, sebanyak 11 orang (36,67%) dengan stadium II, dan sebanyak 17
orang (56,66 %) dengan stadium Ill. Berdasarkan penjelasan diatas, stadium
terbanyak pada urutan stadium Ill.
77
4.2. Presentasi Data
4.2.1. Deskripsi Statistik
Data yang didapat dengan sampel berjumlah 30 orang, untuk skala dukungan
sosial skor terendah adalah 58, skor tertinggi adalah 109, standar deviasi
sebesar 11,35306 dan mean sebesar 85,2667, sedangkan untuk skala
motivasi untuk sembuh skor terendah adalah 73, skor tertinggi adalah 103,
standar deviasi sebesar 8,68583 dan mean sebesar 85,7333. Berikut ini
adalah tabel distribusinya:
Tabel 4.5. Deskripsi Statistik
Descriptive Statistics
N
dukungansosial
motivasiuntuksembuh
Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
58.00
73.00
109.00
103.00
30
30
30
Mean
85.2667
85.7333
Std. Deviation
11.35306
8.68583
4.2.2. Kategorisasi Skor
Adapun untuk kategorisasi skor dukungan sosial, peneliti membuat tiga
kategorisasi skor tingkat dukungan sosial yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Perhitungan kategorisasi skor menggunakan mean data field study yakni
sebagai berikut:
a. Skor tinggi
= X <: (M+1SD)
= 85,2667 + 11,35306 = 96, 61976 , dibulatkan menjadi 97
-.o
Rentangan skor tinggi = 97-109
b. Skor sedang
=(M-1 SD) :>X:> (M+1 SD)
= 85, 2667 - 11, 35306 = 73, 91364, dibulatkan menjadi 74
Rentangan skor sedang = 74-96
c. Skor rendah = X::; (M-1 SD)
=:574
Berikut ini tabel distribusi kategorisasi skor dukungan sosial:
Tabel 4.6. Distribusi Skor Responden
Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
97-109
4
13,33%
Sedang
74-96
23
76,67%
Rend ah
<74
4
10%
30
100%
TOTAL
Dari tabel distribusi di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang memilki tingkat dukungan sosial tinggi sebanyak 4 orang (13,33 %),
jumlah responden yang memilki tingkat dukungan sosial sedang sebanyak 23
orang ( 76,67%), dan responden yang memiliki tingkat dukungan sosial
rendah sebanyak 3 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
dukungan sosial terbanyak berada pada kategori sedang.
Dari tabel distribusi skor motivasi untuk sembuh dapat diketahui bahwa
sebanyak 6 orang (20%) yang berada pada kategori tingkat motivasi untuk
sembuh yang tinggi, sebanyak 20 orang (66, 67%) yang berada pada tingkat
kategori motivasi untuk sembuh sedang, dan sebanyak 4 responden (13,
33%) yang berada pada tingkat motivasi untuk sembuh yang rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat motivasi untuk sembuh kategori terbanyak
berada pada tingkat sedang.
4.2.3. Uji Persyaratan
Adapun untuk menguji normalitas, peneliti menggunakan Uji Normalitas
Shapiro Wilk dengan menggunakan program pengolah data SPSS 12.0.
Tabel 4.8. Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmoaorov-Smirnov•
Statistic
DukunganSosial
MotivasiUntukSembuh
.092
.107
df
Shaniro-Wilk
Sia.
30
30
.200·
.200·
Statistic
.986
.954
df
Sia.
30
30
*.This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Responden yang digunakan pada data tersebut berjumlah 30, karenanya uji
normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk. Hasil uji normalitas data
pada skala dukungan sosial diperoleh angka probabilitas sebesar 0,948
dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai
.948
.214
probabilitas 0,948 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal, berikut ini gambar scatterplot keluaran SPSS versi 12.0.
Gambar 4.1. scatterplot Dukungan Sosial
Normal Q-Q Plot of DukunganSosial
50
60
70
80
90
100
110
Observed Value
Gambar 4.2. scatterplot Dukungan Sosial 2
Detrended Normal Q-Q Plot of DukunganSosial
ca 0 . 4 . . . r - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,
§
0.2-
0
0
G
:z o.o+-------::---2-~_0_:00>··-=::=-_:::o_·.q,,,,,_-'~"l:
. .,..,,.::o::.__ _ _ _-l
~~2.:::
> -0.4Q)
Cl
0
--
vv
'
-0.6--._~---·~---~---~---~--~---~--'
I
I
I
I
I
I
I
50
60
70
80
90
100
110
Observed Value
Sedangkan pada skala motivasi untuk sembuh hasil uji normalitas data
diperoleh angka probabilitas sebesar 0,214 dengan menggunakan taraf
signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,214 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini
gambar scatterplot keluaran SPSS versi 12.0.
0">
Gambar 4.3. Scatterplot Motivasi untuk Sembuh
Normal Q-Q Plot of MotivasiuntukSembuh
2
tti
§
0
z
,
-0
0
.!!l
0
0
0
0
'-'
"'
0
C..-1
.ti
0
0
-2
70
80
90
100
Observed Value
Gambar 4.4. Scatterplot Motivasi untuk Sembuh
Detrended Normal Q-Q Plot of MotivasiuntukSembuh
E _
0
0.4
o.3-
ro 0.2-
>
E 0.10
Cl
-0.2-
~
0
0
0
0
0
0
000
o.o-t-----~~""·-------~0~0~,IJ~-------------j
<1>z-o.1-
0
Oo 0
oo
• •
-0.3-j__~---=
--~------~------~----_J
II
I
I
70
80
90
Observed Value
100
4.2.3.1. Distribusi Skor Motivasi Untuk Sembuh
Tabel 4.9. Distribusi skor motivasi untuk sembuh berdasarkan stadium
MOTIVASI UNTUK SEMBUH
STADIUM
Sedanq
Rend ah
0
2
0
0%
6,67%
0%
6,67%
II
4
13,33%
4
13,33%
3
10%
11
36,67%
Ill
2
6,67%
14
46,67%
1
17
56,67%
I
TOTAL
TOTAL
tinaai
2
3,33%
6
20
4
30
20%
66,67%
13,33%
100%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui 2 orang yang berada pada stadium I
diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki skor motivasi untuk
sembuh kategori tinggi, 2 orang (6,67%) yang memiliki kategori sedang dan
tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah.
Pada 11 orang yang berada pada stadium II terdapat 4 orang (13,33%) yang
memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 4 orang (13,33%) yang
memiliki kategori sedang, dan 3 orang (10%) yang memiliki motivasi untuk
sembuh kategori rendah. Selanjutnya pada 17 orang yang menderita kanker
stadium Ill terdapat 2 orang (6,67%) yang memiliki motivasi untuk sembuh
OA
Tabel. 4.11. Distribusi skor motivasi untuk sembuh berdasarkan jenis
kanker
JENIS
KANKER
Ovarium
Serviks
Payudara
Paru
Limphoma
Lainnya, ...
TOTAL
MOTIVASI UNTUK SEMBUH
tinrmi
sedanq
TOTAL
Rend ah
4
2
2
0
6,67%
6,67%
0%
0
3
1
0%
10%
3,33%
3
8
1
10%
26,67%
3,33%
1
1
0
3,33%
3,33%
0%
0
1
1
0%
3,33%
3,33%
0
5
1
0%
13,67%
3,33%
13,34%
4
13,33%
12
40%
2
6,66%
2
6,66%
6
20%
6
20
4
30
20%
66,67%
13,33%
100%
Berdasarkan tabel 4.11. dapat diketahui 4 orang yang menderita kanker
ovarium diketahui bahwa 2 orang (6,67%) memiliki motivasi untuk sembuh
kategori tinggi, 2 orang (6,67%) berada pada kategori sedang, dan tidak ada
seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 4
orang dengan jenis kanker serviks dapat diketahui bahwa tidak seorang pun
0£
yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori tinggi, 3 orang (10%) berada
pada kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk
sembuh kategori rendah. Pada 12 orang dengan jenis kanker payudara dapat
diketahui bahwa 3 orang (10%) memiliki motivasi untuk sembuh kategori
tinggi, 8 orang (26,67%) kategori sedang, dan 1 orang (3,33%) yang memiliki
motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 2 orang penderita kanker paru
diketahui bahwa 1 orang (3,33%) memiliki motivasi untuk sembuh kategori
tinggi, 1 orang (3,33%) berada pada kategori sedang dan tidak seorang pun
yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah. Pada 2 orang
penderita limphoma diketahui bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki
motivasi untuk sembuh kategori sedang, 1 orang (3,3%) kategori sedang, dan
1 orang (3,33%) yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah.
Selanjutnya 6 orang penderita kanker dengan jenis kanker lainnya diketahui
bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori
tinggi, 5 orang (13,67%) berada pada kategori sedang, dan 1 orang (3,33%)
yang memiliki motivasi untuk sembuh kategori rendah.
4.3. Hasil Utama Penelitian
4.3.1. Uji Korelasi
Dikarenakan sebaran data variabel dukungan sosial dan motivasi untuk
sembuh normal, maka peneliti menggunakan rumus korelasi Pearson.
4.3.2. Uji Analisis Regresi
Selain menggunakan korelasi Pearson Product Moment, peneliti juga
menggunakan uji analisis regresi yang menyatakan sumbangan variabel
dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh. Uji analisis regresi
dilakukan dengan menggunakan SPSS 12. Adapun hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.13.
Tabel 4.13.
ANOV.AI
Sum of
Model
Squares
1
Regression 663.760
Residual
1524.107
Total
2187.867
df
1
28
29
IAean Square
663.760
54.432
F
12.194
Sio.
.002a
a. Predictors: (Constant), DukunganSosial
b. Dependent Variable: MotivasiUntukSembuh
Tabel di atas menunjukkan f hitung sebesar 12, 194. Adapun untuk hasil f
tabel sebesar 4, 18. Maka f hitung > f tabel. Hal ini menunjukkan ada
hubungan dengan dukungan sosial terhadap motivasi sembuh.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel dukungan sosial terhadap
motivasi untuk sembuh, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
0()
Tabel 4.14.
Model Summary
Model
1
Adjusted Std. Error of
R Square R Square the Estimate
R
.279
7.37783
.551 8
.303
a. Predictors: (Constant), DukunganSosial
Berdasarkan label di atas dapat diketahui r square (r2) sebesar 0, 303. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial memiliki peranan sebesar
30,3 % terhadap motivasi untuk sembuh, selebihnya yakni 69,7 %
kemungkinan disebabkan peranan variabel lain yang tidak diteliti.
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui jenis dukungan mana
yang paling berperan terhadap motivasi untuk sembuh.
Tabel 4.14.
Coefficients a
Standardized
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
8
130.487
Std. Error
33.024
Beta
t
Sia.
3.951
.001
.531
duk.emosi
duk.penghargaan
1.350
2.124
·3.999
duk.instrumental
·3.773
2.842
2.273
.244
2.233
.031
.109
.914
1.512
2.061
.194
.734
.470
duk.informasi
duk.jarsos
.169
-.363
·1.407
.172
-.438
-1.660
.110
.636
a. Dependent Variable: motivasiuntuksembuh
(\(\
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada penderita kanker. Artinya, semakin tinggi
dukungan sosial diikuti dengan semakin tinggi pula motivasi untuk sembuh.
5.2.
Diskusi
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada
penderita kanker. Hal ini dapat diketahui dari r hitung lebih besar dari r label.
Maka dapat dikatakan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh memiliki hubungan yang signifikan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan data distribusi skor motivasi untuk sembuh, dapat diketahui
bahwa skor motivasi untuk sembuh terbanyak pada tingkat kategori sedang
yang berarti bahwa motivasi untuk sembuh penderita kanker tidak tinggi dan
Q?
Pada tabel di atas diketahui bahwa dari kelima aspek variabel dukungan
sosial, maka aspek dukungan jaringan sosial (aspek kelima) merupakan
aspek paling penting dalam mempengaruhi variabel motivasi untuk sembuh,
karena memiliki nilai t hitung paling besar (0,734) dibandingkan keempat
aspek lainnya. Sementara dukungan instrumental menjadi aspek paling
kurang menentukan variabel motivasi untuk sembuh karena memiliki nilai t
hitung yang paling kecil (-1,660) dibandingkan keempat aspek lainnya.
91
tidak rendah pula. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena penyakit yang
mereka derita memang penyakit yang bisa memberi dampak psikis yang luar
biasa bagi penderitanya sehingga jika sudah pada stadium lanjut, maka
umumnya penderita sudah pasrah dengan keadaan dirinya. Namun jika
masih ditemukan pada stadium dini, motivasi untuk sembuh bisa lebih besar
karena tingkat untuk menuju kesembuhan juga lebih besar.
Pada tabel distribusi skor dukungan sosial menunjukkan bahwa pada
penderita kanker lebih banyak yang masuk kategori menerima dukungan
sosial sedang, yang berarti tidak tinggi dan juga tidak rendah pula. Dukungan
sosial diterima atau dirasakan oleh penderita kanker tergantung dari persepsi
dirinya terhadap pemberi dukungan sosial dimana dalam hal ini adalah
keluarga. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang utama.
Menurut Rook & Dooley dukungan sosial natural diterima individu melalui
interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang
yang berada di sekitar lingkungannya, contohnya adalah anggota keluarga,
teman dekat ataupun juga relasi.(dalam Kuntjoro, 2002).
Motivasi untuk sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat
perilaku serta memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat
mencapai taraf kesembuhan . Penderita kanker yang memiliki motivasi untuk
sembuh umumnya dapat dilihat dari keseriusannya untuk melakukan
pengobatan dan mencari informasi sebanyak mungkin agar dapat mencapai
kesembuhan yang optimal dan juga selalu menjaga kesehatannya dengan
baik.
Menurut Fadlul (2000) menyebutkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi kesembuhan yakni faktor intrinsik yang secara medik
langsung berpengaruh terhadap kesembuhan penderita misalnya dengan
meminum obat dan melakukan serangkaian pengobatan yang diwajibkan
dokter serta faktor ekstrinsik yakni yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kesembuhan misalnya melalui proses interaksi perilaku dan sikap,
keadaan topografi serta kondisi tubuh penderita yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya faktori inrinsik secra maksimal.
Sarafino (1998) meyatakan bahwa "social support refers to the perceived
comfort, caring esteem, or help a person receives from other people or
groups". Definisi dapat diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya
penerimaan dari orang atau kelompok terhadap individu yang menimbulkan
persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai, dan
ditolong.
OA
Berdasarkan dari penjelasan tokoh-tokoh di atas, maka dapat dikatakan
bahwa kesembuhan penderita selain dipengaruhi oleh faktor intrinsik juga
dipengaruhi oleh dukungan dari orang-orang terdekat, dalam hal ini adalah
dukungan dari keluarga yang merupakan sumber utama dukungan sosial
bagi seseorang. Dengan adanya proses interaksi yang baik dimana penderita
kanker merasa dirinya disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong oleh
lingkungan sekitarnya akan membuat individu tersebut semakin termotivasi
untuk lekas sembuh dari penyakit yang sedang dideritanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Petra Symister dan Ronald Friend (2002)
pada 86 pasien penyakit ginjal kronis menyimpulkan bahwa dukungan sosial
dapat meningkatkan optimisme dan menurunkan depresi pada penderita
penyakit kronis. Siti Nur Azizah (2008) dalam penelitian kualitatifnya
memberikan suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial mempunyai peranan
positif terhadap manajemen stres penderita kanker payudara. Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Jenifer Yeah dan Ying Liu (2002) dapat
diketahui bahwa dukungan sosial bisa meningkatkan fungsi-fungsi kognitif
pada orang lansia. Ternyata dukungan sosial juga memiliki pengaruh bagi
motivasi sembuh seseorang. Dengan demikian, dukungan sosial mempunyai
peranan penting bagi penerimanya.
Pada distribusi skor jenis kelamin didapatkan sebanyak 10 orang (33,33%)
berjenis kelamin laki-laki dan 20 orang (66,67%) berjenis kelamin
perempuan. Hal ini sesuai dengan pemyataan Mangunkusuma, 1995 (dalam
Namora Lumongga Lubis, 2009) penyakit kanker lebih banyak didominasi
oleh kaum wanita. Hal ini lebih dikarenakan wanita mempunyai 2 organ vital
di tubuhnnya yakni rahim dan payudara yang mengakibatkan wanita lebih
banyak yang menderita kanker.
Berdasarkan distribusi skor jenis kanker, jenis kanker yang paling banyak di
derita adalah jenis kanker payudara. Hasilnya adalah sebanyak 12 orang
(40%) menderita kanker payudara,. Data tersebut menunjukkan bahwa
kanker payudara menempati urutan terbanyak dari jenis kanker lainnya, yang
juga jenis kanker tersebut banyak di dominasi oleh kaum wanita. Kanker
payudara adalah satu penyakit dimana selain bisa menyerang fisik penderita,
juga bisa menyerang psikis penderita. Hal ini dikarenakan payudara
merupakan organ tubuh yang sangat berharga dan juga mempunyai nilai
estetika tersendiri bagi wanita. Sehingga hal ini bisa berpengaruh terhadap
motivasi untuk sembuh penderita karena berpengaruh terhadap penampilan
si penderita itu sendiri.
Untuk tingkatan stadium, berdasarkan distribusi skor responden, dari 30
responden kanker yang diteliti,sebanyak 17 orang (56,66 %) dengan stadium
Ill. Data tersebut menunjukkan bahwa responden yang diteliti paling banyak
sudah pada stadium lll(stadium lanjut). Kondisi ini sejalan dengan pernyataan
dr. Dukut Respati Kastomo (2006) ,dimana pada tahun 2006 pasien yang
datang berobat ke RS.Kanker Dharmais sebagian besar sudah berada pada
stadium lanjut. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap kesembuhan
penderita. Jika kanker ditemukan dalam stadium dini, maka tingkat
kesembuhan menjadi lebih besar karena pengobatan akan lebih cepat
dilakukan. Sebaliknya jika stadium lanjut yakni sel sudah banyak yang
menyebar, maka kesembuhan akan menjadi berkurang.
Hasil yang didapatkan setelah melakukan penelitian terhadap 30 orang
penderita kanker adalah ada hubungan positif yang signifikan antara
dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada penderita kanker.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya responden yang cenderung
tertutup dengan keadaan dirinya sehingga walaupun populasinya banyak,
namun banyak diantaranya yang kurang bisa diajak bekerjasama. Hal ini
lebih dikarenakan banyak aspek-aspek psikologis yang terjadi pada diri
pasien tersebut dimana mereka sudah merasa lelah dengan keadaan dirinya
1Y7
pengetahuan tentang penyakit kanker, dimana banyak masyarakat
maupun penderita kanker kurang menyadari bahaya tentang kanker
dan juga pengobatan apa yang harus dilakukan setelah terdeteksi
kanker, selanjutnya tingkat sosial ekonomi dimana pengobatan kanker
memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit sehingga hal ini berkaitan
dengan motivasi untuk sembuh penderita kanker.
3. Sebaiknya pada penelitian yang akan datang meneliti variabel yang
berkaitan seperti optimisme, berpikir positif dan juga kebermaknaan
hidup karena yariabel-variabel tersebut masih berkaitan dengan
penderita kanker.
5.3.2. Saran Praktis
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin seseorang merasa
diperhatikan, disayangi, dan ditolong oleh lingkungan sekitarnya akan
membantu individu tersebut dalam proses kesembuhannya. Dengan
demikian bagi praktisi kesehatan hendaknya tidak hanya mementingkan
kondisi fisik penderita kanker saja, namun juga kondisi psikis penderita.
Selanjutnya bagi keluarga agar selalu memberikan dukungan sosial kepada
penderita kanker agar mereka tidak merasa sendiri dan juga bisa berjuang
bersama-sama dalam menghadapi penyakit yang mereka sedang derita. Bagi
para masyarakat khususnya komunitas kanker agar dapat lebih
memperhatikan mereka sehingga mereka merasa mendapatkan teman
(\(\
senasib yang juga memberikan informasi yang dapat membantu proses
kesembuhannya.Untuk tenaga sukarela agar lebih sering memperhatikan,
mendatangi, meningkatkan semangat untuk sembuh dan juga menghibur diri
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh&Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi suatu
pengantar. Jakarta: Prenada Media.
Abd.Rachman Abror. 1993. Psikologi pendidikan. Jogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.
Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Psikologi pendidikan. Cetakan kedelapan.
Bandung:Remaja Rosdakarya.
A.A. Prabu Mangkunegara. 2000. Perencanaan & pengembangan sumber
daya manusia. Bandung: Refika Aditama.
Barraclough, Jennifer. 1996. Cancer and emotion: a practical guide to
psycho-onchology. Second edition. John Willey & Sons Ltd.
Bart Smet.1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Chaplin, J.P. 2006. Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press
C.Davidson, Gerald et.all. 2004. Abnormal psychology. John Willey & Sons.
Davidoff, Linda. L. 1991. Psikologi suatu pengantar. Terjemahan, jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Edward, P. Sarafino. 1998. Biopsychosocial interactions. John Willey & Sons.
Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok materi metodologi pene/itian dan ap/ikasi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Jan Takahsihaeng. 2000. Hidup sehat bagi wanita. Jakarta:Kompas
Kaplan James, Robert M et.all. 1993. Health & human behaviour. Singapore:
Mc.Graw Hill International Edition
Kartini Kartono & Dani Gula. 2000. Kamus psikologi. Bandung: Pionir Jaya
Kerlinger,
Fred.N.
2006. Asas-asas penelitian
ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
behavioral,
edisi
Woolfolk, Anita. 2004. Educational psychology. Ninth Edition. The Ohio State
University.
W.A. Gerungan. 2004. Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama .
..... 1990. Kamus besar bahasa indonesia, cetakan kedua. Jakarta: Balai
Pustaka
Skripsi:
Dwi Nursiti. 2008. Hubungan dukungan sosial dengan perilaku coping pada
penderita hemofi/ia. Fakultas Psikolgi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
tidak diterbitkan
Siti Nur Azizah. 2008. Peranan dukungan sosial dalam manajemen stress
wanita kanker payudara (studi kasus pasien rumah sakit po/isi pusat
R.S. Sukanto Jakarla). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tidak diterbitkan.
Tesis:
Muhammad Fadlul. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan
penderita penyakit turbekulosis setelah pengobatan jangka pendek (6
bu/an) di kabupaten Sumba Timur propinsi Nusa Tenggara Timur.
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak
diterbitkan.
Disertasi:
llsiana Sulistya Jatiputra. 1993. Dimensi psikososia/ dari kualitas hidup pria
pasca infark miokard akut pada tiga tahap kesembuhan.1993.
Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tidak
diterbitkan
Jurnal:
Symister, Petra & Ronald Friend. 2003. The influence of social supporl and
problematic support on optimism and depression in chronic illness: a
prospective study evaluating self esteem as a mediator. State
University of New York at Stony Brook. Health Psychology, American
psychologocical Association.
Yeh, Shu-Chuan Jennifer & Yea-Ying liu. 2003. Influence of social support on
cognifitive function in the elderly. Institute of resource management,
National Sun-Yat-sen University, Kaohsiung, Taiwan. Diambil dari
BMC Health Services Reasearch, www.biomedcentral.com/14726963/3/prepub
Internet:
Zainuddin Sri Kuntjoro. 2002. Dukungan sosial pada lansia. Diambil dari
www.e-psikoloqi.com
..... 23 Maret 2006. Meski angka kematian akibat kanker masih tinggi,
penderita masih punya harapan sembuh. 23 Maret 2006. Diambil dari
(http://www.eramuslim.com/beritanasional/meski-angka-kematian-akibat kanker-masih-tingqi-penderita-masih-punya-harapan-sembuh.htm)
......21 April 2008. Dicanangkan, program nasional deteksi dini kanker rahim
dan payudara. Diambil dari
http://cpddokter.com/home/index. php?option=com content&task=view&id=31
7&1temid=1
Dukut Respati Kastomo. 2006. Mengapa kanker hampir selalu terlambat
untuk diketahui.
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?paqe=article&lang=id&id=21
panduankesehatanblogspot.com/2008/matektomi/html.127k
... 9 Oktober 2004. Aspek psikologis dan efektivitas terapi. Diambil dari
www.kcm.com
... 17 Januari 2008. Hanya 15 persenpenderita kanker di Indonesia yang
tertangani. Diambil dari
http://ww.antara.co. id/view/?i=1200574945&c=NAS&s=
Brosur:
Brosur Layanan Paliatif Siap Membantu Anda Memperoleh Kualitas Hidup
terbaik: Bekerja dengan Hati dan Iman. R.S. Kanker Dharmais Jakarta.
RUMAH SAK.IT KANKER
''DHARMAIS''
( PUSAT KANKER NASIONAL )
°.r
: DL.02.03/4/8719/2009 •
Jakarta,
01 Oktober 2009
prran
1al
: Ijin Penelitian
ida Yth:
>antu Dekan Bidang Akademik
ltas Psikologi
ersitas Islam Negeri SyarifHidayatullah
~rta Mukti No. 5 Cirendeu Jakarta Selatan
awab surat Saudara nomor: Un.OI/F7/KM.01.3/1843/2009 tanggal 05 Agustus 2009,
ng Permohonan Ijin Penelitian, dengan ini kami beritahukan bahwa kami dapat menyetujui
nemberikan ijill untuk .melakukan Peiielitian di Rumah Sakit Kallker "Dharmais" kepada
tsiswa Saudara :
Nam a : Risti Anggraeni
NIM
: 105070002255
Judul
: Hubungan Dnkungan Sosial Dengan Motivasi Untnk Sembuh Pada
Penderita Kanker ".
' kelancaran pelaksanaan Penelitian, kami telah menunjuk pembimbing dari Rumah Sakit
er "Dharmais" :
·
Nam a
: Evy Damayanti, S. Psi, Psi
Unit Kerja : Bagian S D M RS Kanker "Dharmais"
jutnya perlu kaini informasikan bahwa, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ·di RS
er ''Dharmais", untuk kegiatan .tersebut pada tingkat S I dikenakan biaya p.er minggu I
siswa, sebagai berikut:
Biaya Administrasi I Minggu x Rp. 45.000,= Rp. 45.000,Biaya Pembimbing I Minggu x Rp. 30.000,
= Rp. 30.000,Biaya Pemandu I Minggu x Rp. 30.000.= Rp. 30.000.,Jumlah
= Rp.105.000,ang: (Seratns lima ribu rupiah) .
tersebut agar· dibayarkan kepada Bendiihara Peneriina intern RS. Kallker ''Dharmais'' dan
un melaksanakan kegiatan kami minta agar yang bersangkutan terlebih dahulu
mbungi Bagian Diklat RS.Ka!iker "Dharmais".
dan di sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.-
1san Yth:
RUMAH SAKIT KANKER
''DBARMAIS''
( PUSAT KANKER NASIONAL)
Jakarta, 21 Oktober2009
>mor
: 267/Dikla1JRSKDJX/2009
mprran
rihal
: Biaya Tambahan.
ipada Yth:
mbantu Delran Bidang Akademik
kultas Psikologi
1iversitas Islam Negeri SyarifHidayatullah
KertaMukti No. 5 Cirendeu
:arta - Selatan
uai surat Saudara nomor: Un.Ol/F7/KM.Ol.3/1843/2009 tanggal 05 Agustus 2009, tentang
mohonan Jzin Penelitian, semi surat ijin dari Direktur SDM dan Pendidikan RS Kanker
tarmais" nomor DL.02.03/4/8719/2009 tanggal OrOktober 2009 tentang Ijin Penelitian kepada
'iasiswa Saudara :
·
Nam a : Risti Anggraeni
105070002255
NIM
: Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Untuk Sembuh Pada
Judul
Penderita Kanker.
g bersangkutan bermaksud akan mengajukan perpanjangan waktu se!ama 1 (satu) minggu untuk
lkukan Penelitian di Bagian SDM RS Kanker "Dharmais".
tbungan dengan itu, maka sesuai dengan _ketentuan yang berlaku di RS Kanker "Dharmais",
k kegiatan tersebut pada 1ingkat SI dikeaakan biaya tambahan sebesar:
~yaAdministrasi
I Minggu x Rp. 45.000,= Rp. 45.000,tya Pembimbing I Minggu x Rp. 30.000,= Rp. 30.000,tya Pemandu 1 Mhs x 1 Minggu x Rp. 30.000
= Rp. 30.000.Jtiinlah
= Rp. 105.0oo,Terbilang (Seratus lima ribu rupiah)
t tersebut agar dibayarkan kepada Bendahara Penerima Intern RS. Kanker "Dharmais" melalui
Mandiri KK RSKD No. Rekening 116-0000060286 dan sebelum melaksanakan kegiatan kami
1 agar yang bersangkutan terlebili dahulu meaghubungi Bagian Diklat RS.Kanker "Dharmais''.
kian kami sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.An. Kepala Bagian
dan Pelatihan
. .,,~
Pengelolaan Diklat
~
M..(...uJ<'a---....__
_,..-11,~-
":--' uki, HR, S.Sos
()131 198210 I 001
1san Yth:
1bimbing Mahasiswa di RS Kanker "Dharmais"
dahara Penerima Intern
KUESIONER
INFORMED CONSENT
,ssalamualaikum Wr.Wb.
egala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya sehingga kita masih
iberikan kelancaran dalam beraktifitas.
ebagai mahasiswa Psikologi, saya Risti Anggraeni bermaksud mengadakan penelitian.
ehubungan dengan itu saya membutuhkan partisipasi Saudara untuk mengisi angket sesuai
engan keadaan hati, perasaan, dan pikiran.
)ata pribadi dan jawaban Saudara akan dijaga kerahasiaannya, tidak akan disebarluaskan dan
kan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja tanpa menyebutkan nama.
'erima kasih untuk kesediaan Saudara yang telah meluangkan waktunya guna membantu
~rwujudnya
proses penelitian ini.
\Tassalamualaikum WR WB
Jakarta, Oktober 2009
Risti Anggraeni
SKALA I
PERNYATAAN
SS
Keluarga berkenan ada di samping saya
SS
SS
Keluarga meyakinkan saya bahwa saya dapat pulih kembali
SS
Keluarga mengizinkan saya melakukan aktifitas kerja yang sesuai dengan
SS
Keluarga ikut merasakan apa yang sedang saya alami saat ini
s
s
s
s
s
TS STS
TS STS
s
s
s
TS STS
TS STS
s
s
s
s
s
s
s
s
TS STS
TS STS
TS STS
s
s
s
s
s
s
s
s
TS STS
TS STS
TS STS
TS STS
TS STS
s
s
s
TS STS
TS STS
TS STS
TS STS
TS STS
kemampuan saya
Keluarga membimbing saya untuk dapat pulih kembali
SS
SS
Keluarga memberikan kepercayaan kepada saya mengenai terapi pengobatan
SS
Keluarga mau membantu biaya pengobatan
TS STS
yang saya lakukan
Keluarga mengizinkan saya bergabung dalam kegiatan keagamaan
SS
Keluarga tidak merasakan apa yang sedang saya alami saat ini
SS
SS
SS
Keluarga jarang berada di dekat saya
Keluarga kurang meyakinkan saya bahwa saya dapat pulih kembali
Keluarga enggan memberikan bantuan dana pengobatan untuk saya
SS
SS
Keluargajarang membimbing saya untuk dapat pulih kembali
SS
Keluarga kurang memberikan kepercayaan pada saya mengenai terapi
SS
Keluarga tidak mengizinkan saya melakukan aktifitas kerja
TS
TS
TS
TS
STS
STS
STS
STS
TS STS
pengobatan yang saya jalankan
Keluarga tidak mengizinkan saya bergabung dalam kegiatan keagamaan
K.eluarga berusaha menghibur diri saya
K.eluarga memperhatikan kondisi kesehatan saya
(eluarga menyemangati saya agar saya bisa melalui tahapan pengobatan
Celuarga mendukung semua terapi yang saya lakukan
SS
SS
SS
SS
SS
Celuarga mengarahkan saya untuk optimis dalam menjalani hidup
SS
SS
Cetika saya ingin melakukan sesuatu, keluarga memberikan tanggapan yang
SS
Celuarga bersedia menemani saya melakukan pengobatan
TS STS
TS STS
TS STS
1eragam kepada saya
Celuarga mengajak sayajalan-jalan bersama
~eluarga
enggan menghibur diri saya
:eluarga jarang memperhatikan kondisi kesehatan saya
SS
SS
SS
TS STS
SS
s
TS
STS
Keluarga kurang mendukung semua terapi yang saya lakukan
SS
TS
STS
Keluarga jarang bersedia menemani saya melakukan pengobatan
SS
TS
STS
Keluarga malas mengarahkan saya agar bisa optimis dalam menjalani hidup
SS
s
s
s
TS
STS
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
s
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
Keluarga jarang memberikan semangat kepada saya untuk dapat melalui
tahap-tahapan pengobatan
ini
Tak ada tanggapan apapun dari keluarga ketika saya melakukan sesuatu ha!
SS
Keluarga jarang mengajak saya untuk jalan-jalan bersama
SS
Keluarga menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan
SS
Keluarga masih membutuhkan saya
SS
Keluarga mencari informasi kesehatan (pengobatan) untuk saya
SS
Keluarga memberikan saran yang berarti bagi kesembuhan diri saya
SS
Keluarga memperbolehkan saya mengikuti komunitas kanker
SS
Keluarga jarang menenangkan diri saya saat saya takut akan efek pengobatan
SS
Keluarga sudah tidak membutuhkan saya lagi
SS
Keluarga malas mencari informasi kesehatan untuk saya
SS
Keluarga jarang memberikan saran yang menunjang bagi kesembuhan saya
SS
Keluarga membatasi saya untuk tidak mengikuti suatu komunitas
SS
Keluarga mengajarkan saya untuk hidup sehat
SS
Keluarga mengizinkan saya berkumpul bersama teman-teman
SS
Keluarga malas mengajarkan saya untuk hidup sehat
SS
Keluarga tidak memberikan izin bagi saya untuk dapat berkumpul bersama
SS
leman-teman saya
ll
PERNYATAAN
Saya mencoba menjalani semua terapi pengobatan yang dianjurkan oleh
SS
SS
s
s
TS
STS
TS
STS
s
s
s
s
s
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
dokter
Saya yakin dapat pulih kembali
SS
Sekarang saya lebih memperhatikan kandungan gizi di dalam makanan saya
SS
Saya mau membaca buku kesehatan
SS
Saya mau berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan
SS
Ada perasaan lega dalam diri saya ketika saya bisa mengikuti terapi
SS
pengobatan
Saya bahagia karena punya keyakinan dapat pulih kembali
SS
Saya malas mengikuti serangkaian pengobatan
SS
Saya tak yakin dapat pulih kembali seperti semula
SS
Saya jarang memperhatikan kandungan gizi di dalam makanan saya
SS
Saya enggan membaca buku kesehatan yang berhubungan dengan kondisi
SS
s
s
s
s
s
SS
s
TS
STS
fidak ada perasaan lega ketika saya bisa mengikuti terapi pengobatan
SS
s
TS
STS
'laya merasa sedih karena tak yakin dapat pulih kembali
SS
s
TS
STS
Efek pengobatan tidak menyurutkan niat saya untuk melakukan pengobatan
SS
TS
STS
?enyakit yang saya derita akan akan menghilang dalam tubuh saya
SS
s
s
TS
STS
Waktu tidur saya sekitar 8 jam sehari
SS
s
TS
STS
laya giat mencari solusi agar saya dapat pulih kembali
SS
TS
STS
laya sharing dengan keluarga mengenai kondisi saya
SS
s
s
TS
STS
;aya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
SS
TS
STS
;aya melakukan pengobatan dengan sepenuh hati
SS
s
s
TS
STS
;aya malas berobat karena takut akan efek pengobatan
SS
s
TS
STS
;aya tidak yakin penyakit ini akan cepat menghilang dari tubuh saya
SS
s
TS
STS
'ola tidur saya tidak menentu
SS
TS
STS
iaya sudah malas mencari solusi untuk kesembuhan diri saya
SS
s
s
TS
STS
iaya enggan sharing dengan keluarga mengenai kondisi saya
SS
s
TS
STS
iaya
Saya enggan berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi kesehatan saya
mat ini
Saya merasa kurang puas dengan pelayanan rumah sakit
SS
Pengobatan tidak saya lakukan sepenuh hati
SS
Saya mau mencoba altematif pengobatan yang lain
SS
Saya ingin bisa beraktifitas seperti sedia kala
SS
Saya tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang dokter
SS
Saya mau menonton acara TV yang berhubungan dengan kesehatan
SS
Saya tak segan bertanya mengenai altematif pengobatan kepada orang yang
SS
s
s
s
s
s
s
s
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
juga mengalami kondisi seperti saya
Saya merasa nyaman apabila bisa mengikuti terapi yang dianjurkan dokter
SS
Saya mencoba bersikap tenang menghadapi semua ini
SS
Saya lelah mencoba altematif pengobatan yang lain
SS
Saya merasa sudah tidak bisa melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari
SS
Makanan apapun saya makan
SS
Saya enggan menonton acara TV yang bertemakan kesehatan
SS
Saya enggan sharing dengan orang yangjuga mengalami kondisi seperti
SS
s
s
s
s
s
s
s
SS
s
saya
Tidak ada perasaan nyaman apabila saya bisa mengikuti terapi yang
dianjurkan dokter
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI
ANDA, SEMOGA TUHAN SELALU
MELIMPAHKAN RAHMAT KESEHATAN
UNTUK ANDA. AMIN .............. .
IDENTITAS RESPONDEN
Inisial
Jenis Kelamin
: a. Laki-Laki
b. Perempuan
Usia
Jenis Kanker
: a. Ovarium b. Serviks
c. Payudara
d. Paru
e. Limphoma f. lainnya, sebutkan ........ .
Stadium
c.III
b.ll
: a. I
Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan , bacalah setiap pernyataan kemudian
berikanjawaban dengan cara memberi tanda silang ( X) pada kolom yang tersedia:
I.SS, apabila pernyataan yang diberikan SANGAT SESUAI dengan diri Ada
2.S, apabila pernyataan yang diberikan SESUAI dengan diri Anda
3.TS, apabila pernyataan yang diberikan TIDAK SESUAI dengan diri Anda
4.STS, apabila pernyataan yang diberikan SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri
Anda
Contoh:
SS
Pernyataan
.
l.Saya senang dangdut
2.Saya senang menyanyi
s
x
x
TS STS
'•
'•
SS
s
s
s
TS STS
TS STS
SS
s
TS
SS
s
TS STS
SS
s
TS
SS
s
TS STS
SS
s
TS
SS
s
TS STS
SS
s
TS STS
SS
s
TS STS
SS
SS
s
s
TS STS
TS STS
Keluarga mengajak saya jalan-jalan bersama
SS
Keluarga jarang memperhatikan kondisi kesehatan saya
SS
Keluarga jarang bersedia menemani saya melakukan
TS
STS
pengobatan
I
Keluarga malas mengarahkan saya agar bisa optimis
STS
dalam menjalani hidup ini
I.
Keluarga menenangkan diri saya saat saya takut akan
efek pengobatan
Keluarga mencari informasi kesehatan (pengobatan)
STS
untuksaya
''"
Keluarga memberikan saran yang berarti bagi
kesembuhan diri saya
'-
Keluarga memperbolehkan saya mengikuti komunitas
STS
kanker
I.
Keluarga jarang menenangkan diri saya saat saya takut
akan efek pengobatan
I.
Keluarga jarang memberikan saran yang menunjang
bagi kesembuhan saya
'·
Keluarga membatasi saya untuk tidak mengikuti suatu
komunitas
'
Keluarga mengajarkan saya untuk hidup sehat
''·
Keluarga tidak memberikan izin bagi saya untuk dapat
berkumpul bersama teman-teman saya
SKALA II
SS
s
TS STS
Saya yakin dapat pulih kembali
SS
TS
STS
Sekarang saya lebih memperhatikan kandungan gizi di
SS
s
s
TS
STS
SS
SS
s
s
TS
TS
STS
STS
SS
s
TS
STS
SS
s
TS
STS
Saya malas mengikuti serangkaian pengobatan
SS
Saya tak yakin dapat pulih kembali seperti semula
SS
SS
s
s
s
TS
TS
TS
STS
STS
SS
s
TS
STS
SS
s
TS
STS
SS
s
TS
STS
SS
s
TS
STS
SS
s
TS
STS
PERNYATAAN
0
dalam makanan saya
Saya mau membaca buku kesehatan
Saya mau berkonsultasi dengan dokter mengenai
kondisi kesehatan
Ada perasaan Jega dalam diri saya ketika saya bisa
mengikuti terapi pengobatan
Saya bahagia karena punya keyakinan dapat pulih
kembali
Saya jarang memperhatikan kandungan gizi di dalam
STS
makanan saya
I.
Saya enggan membaca buku kesehatan yang
berhubungan dengan kondisi saya
Saya enggan berkonsultasi dengan dokter tentang
kondisi kesehatan saya saat ini
'
Tidak ada perasaan lega ketika saya bisa mengikuti
terapi pengobatan
'·
I.
Saya merasa sedih karena tak yakin dapat pulih
kembali
Efek pengobatan tidak menyurutkan niat saya untuk
melakukan pengobatan
SS
s
TS
STS
Saya giat mencari solusi agar saya dapat pulih kembali
SS
TS
STS
Saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
SS
s
s
TS
STS
s
s
s
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
Penyakit yang saya derita akan akan menghilang
dalam tubuh saya
oleh rumah sakit
Saya melakukan pengobatan dengan sepenuh hati
SS
Saya malas berobat karena takut akan efek pengobatan
SS
Saya tidak yakin penyakit ini akan cepat menghilang
SS
dari tubuh saya
Pola tidur saya tidak menentu
SS
Saya sudah malas mencari solusi untuk kesembuhan
SS
s
s
SS
s
TS
STS
Pengobatan tidak saya lakukan sepenuh hati
SS
TS
STS
Saya mau menonton acara TV yang berhubungan
SS
s
s
TS
STS
TS
STS
TS
STS
TS
STS
diri saya
Saya enggan sharing dengan keluarga mengenai
kondisi saya
dengan kesehatan
Saya lelah mencoba altematif pengobatan yang lain
SS
Saya merasa sudah tidak bisa melakukan aktifitas
SS
s
s
SS
s
kegiatan sehari-hari
Saya sering merasa gelisah menghadapi penyakit ini
'GEant!A KMJIH A"GAS RESEblAAl12A..
SEJttOOA Attt>A GEL.ALU bIBEaJKAJ1
RESEHA'GAtt..AJttIUitt •••••••••
ELIABILITAS DAN V ALIDITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL (FIELD STUDY)
Reliability Statistics
:ronbach's
Aloha
.926
~R00001
~R00002
~R00003
~R00004
~R00005
~R00006
~R00007
~R00008
~R00009
~R00010
~R00011
~R00012
~R00013
~R00014
\R00015
\R00016
\R00017
\R00018
\R00019
\R00020
\R00021
\R00022
\R00023
\R00024
\R00025
\R00026
\R00027
\R00028
N of Items
28
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
82.1000
82.6000
82.2333
82.0000
82.2000
82.0333
82.2000
82.5667
82.3333
82.5000
82.2333
82.3667
82.1333
82.0000
82.0000
82.5000
82.3333
82.4000
82.0667
81.9000
82.1667
82.0000
82.1667
82.2333
82.1000
82.3667
82.0000
82.4667
122.300
120.317
119.495
119.793
123.752
121.482
117.200
117.702
119.195
118.879
117.289
119.482
120.740
120.621
116.207
117.638
119.402
119.214
123.168
121.748
123.247
122.483
120.902
120.875
118.990
121.895
119.034
121.913
Corrected
Item-Total
Correlation
.477
.425
.494
.570
.493
.464
.749
.613
.566
.597
.665
.620
.513
.560
.713
.733
.650
.676
.395
.499
.439
.358
.519
.390
.617
.449
.677
.300
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.924
.926
.924
.923
.925
.925
.921
.923
.923
.923
.922
.923
.924
.923
.921
.921
.922
.922
.925
.924
.925
.926
.924
.926
.923
.925
.922
.928
1 2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 TOTAL
1
2
3
4
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
4
2
4
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
4
3
3
4
3
4
3
2
2
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
3
2
4
4
3
4
2
5
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
2
I
2
3
3
3
3
2
4
2
4
2
3
2
4
3
3
3
6
7
4
I
2
4
3
3
4
2
4
2
2
3
3
3
4
2
2
4
4
4
3
4
2
3
2
I
4
2
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
8
3
4
4
4
4
3
2
2
3
3
4
2
2
3
2
2
I
2
3
3
2
I
3
4
3
3
3
I
9
2
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
2
0
,l
.2
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
I
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
I
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
.5
.6
.7
!8
3
2
2
4
3
3
3
3
3
2
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
2
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
l9
4
4
4
3
3
3
3
I
2
3
3
3
4
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
I
w
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
I
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
I
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
2
80
76
104
87
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
89
3
4
4
3
3
2
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
2
3
3
4
4
99
90
.3
4
!l
!2
!3
!4
!5
!6
!7
!8
3
3
4
4
3
2
3
2
4
74
87
87
86
79
fil
94
76
89
104
67
71
109
86
84
88
77
94
77
93
58
-
----
-~
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
I
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
2
3
I
3
4
3
3
3
3
2
4
3
3
4
2
2
2
3
3
3
2
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
4
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
6
2
3
3
3
2
4
2
2
3
3
3
3
4
2
2
4
3
3
4
3
2
I
3
4
3
3
3
7
4
4
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
2
I
9
4
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
2
4
4
3
3
4
2
3
2
3
4
3
2
2
2
10
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
11
3
2
2
2
3
4
2
3
2
2
2
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
2
4
3
3
3
2
12
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
2
3
2
13
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
14
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
15
3
3
1
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
16
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
17
2
3
2
3
4
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
4
3
2
TOTAL
2
76
2
87
3
80
2
88
2
76
3
80
4
93
3
92
2
76
3
99
2
74
3
73
3
101
3
84
3
92
2
83
3
81
18
2
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
4
4
3
1
3
4
3
3
2
2
1
fil
19
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
20
4
3
2
3
3
4
2
3
3
I
3
3
2
4
4
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
21
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
1
2
3
3
3
2
22
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
23
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
24
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
4
3
2
3
2
3
1
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
4
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
103
75
75
94
79
97
84
90
97
86
25
26
27
28
3
4
2
4
3
3
3
3
3
28
r11u. ne3punut::n
.lJ.IDUU
•.n::nUi n.eu1m1n
Ul!Ua
JeDIS AaDKer
~1aa1um
I
6
6
3
3
3
3
2
3
3
I
us
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AD
I
YN
ER
TL
AS
PL
DS
SR
SW
2
2
2
35
39
45
49
47
I
31
4
3
2
2
2
2
3
11
EN
l
12
13
14
15
16
17
18
19
BA
SK
l
3
2
3
3
2
3
3
AS
FA
DW
20
YN
21
22
23
SR
38
28
53
48
34
32
41
49
43
23
27
24
54
46
53
28
56
33
53
46
43
57
44
39
24
25
26
27
28
29
30
NR
NH
HM
WR
FR
SC
2
2
2
l
l
l
l
2
2
2
2
2
ML
2
2
TN
l
VN
2
SF
DE
2
2
NY
6
3
3
6
6
3
3
3
6
3
5
I
2
3
3
5
l
l
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
4
2
2
2
3
2
l
1
l
KETERANGAN
Jenis Kelamin:
l.Laki-Laki = 33,33%
2.Perempuan = 66,67%
Jenis Kanker
1. Ovarium = 13,33%
2. Serviks =13,33%
3.Kanker Payudara = 40%
Umur:
4. Paru =6,67%
1 .23-41tahun=46,67% 5. Lymphoma= 6,67%
2. 40-60 tahun = 53,33% 6. Lainnya = 20%
Stadium
1. I =6,67%
2. II= 36,67%
3. III =56,66%
Lampiran6
Uji Normalitas Dukungan Sosial
Tests of Normality
Kolmoaorov-Smirno~
df
Sia.
Statistic
unganSosial
ivasiUntukSembu
.092
.107
30
30
Shapiro-Wilk
Statistic
.200*
.200*
df
.986
.954
Sia.
30
30
.948
.214
This is a lower bound of the true significance .
. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Motivasi Untuk Sembuh
Tests of Normality
Kolmoaorov-Smirno~
Statistic
SiQ.
df
vasiUntukSembL
unganSosial
.107
.092
30
30
This is a lower bound of the true significance.
Lilliefors Significance Correction
.200*
.200*
Shapiro-Wilk
Statistic
.954
.986
df
SiQ.
30
30
.214
.948
,,~"'-"-''"'~""'
,<•·-·------·
PE.F\PUST f\~:Afa.N
i
Ui N
\
---~=·
SYi~ri i_i.~-~tc.;·~~ ~ '.'
~·"'""' ~
---~
Uji Korelasi antara Dukungan Sosial dengan Motivasi Uutuk Sembuh
Correlations
Dukungan
Sosial
<unganSosial
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
tivasiUntukSembut Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
*
Motivasi
UntukSembuh
1
.551*'
30
.551*'
.002
30
.002
30
1
30
Download