bab ii tinjauan pustaka

advertisement
 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Umum
Jembatan merupakan suatu struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang
atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun
untuk
membolehkan laluan pejalan kaki, pemandu kendaraan atau kereta api di
atas halangan itu. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi
untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran
irigasi dan pembuang.
Jembatan juga berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah
dengan daerah yang lainnya. Melihat pentingnya fungsi suatu jembatan
maka dibutuhkan perawatan dan perbaikan jembatan setelah jembatan
tersebut dibangun.
Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007), t erdapat macam-macam
jembatan yang telah dibuat diantaranya:
Jembatan lengkung batu (stone arch bridge)
a.
Jembatan pelengkung (busur) dari bahan batu, telah ditemukan
pada
masa
lampau,
dimasa
babylonia.
Pada
perkembangannbya
jembatan jenis ini semakin banyak ditinggalkan, jadi saat ini hyanya
berupa sejarah.
b. Jembatan gantung (suspension bridge)
Dengan
tuntunan
semakin
kebutuhan
majunya
teknologi
transportasi,
manusia
dan
demikian
banyak
mengembangkan
tipe
jembatan gantung, yaitu dengan memanfaatkan kabel-kabel baja.
Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang
penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-1
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
mendukung lalulintas (dek jembatan). Selain bentang utama, biasanya
jembatan gantung mempunyai bentang l uar (side span) yang berfungsi
untuk
mengikat/mengangkerkan
kabel
utama
pada
blok
angker.
Walaupun
pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel utama
dapat
langsung
memungkinkan
diangkerkan
adanya
pada
bentang
ujung
luar,
jembatan
bahkan
dan
tidak
k adangkala
tidak
membutuhkan dibangunnya pilar
c. Jembatan cable stayed
Jembatan tipe ini sangat baik dan menguntungkan bila digunakan
untuk jembatan bentang panjang. Kombinasi penggunaan kabel dan dek
beton
prategang merupakan
keunggulan
jembata
tipe
ini.
Pada
umumnya jembatan kabel menggunakan gelagar baja, rangka, beton
atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah,
1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada perhitungan semata
melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan.
d. Jembatan beton
Beton lebih banyak dikenal dalam dunia konstruksi. Dewasa ini,
dengan kemajuan teknologi beton dimungkinkan untuk memperoleh
bentuk penampang beton yang beragam bahkan dalam kenyataan
sekarang jembatan beton ini tidak hanya berupa beton ber tulang
konvensional
saja,
tetapi
telah
dikembangkan
berupa
jembatan
prategang. Jembatan beton lainnya yaitu jembatan slab beton bertulang,
jembatan gelagar kotak (box girder), jembatan gelagar deck (deck
girder)
Jembatan slab pada tumpuan sedserhana tersus un dari pelat
monolit, dengan bentang dari tumpuan ke tumpuan tanpa di dukungf
oleh gelagar atau balok melintang ( Stringer). Jembatan beton bertulang
dengan tipe struktur atas berupa akan lebih efisien bila digunakan
untuk bentang pendek. Hal ini disebabkan berat slab yang tidak
ekonomis lagi untuk bentang yang lebih panjang lagi. Struktur slab
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-2
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
lebih sesuai untuk bentang sampai dengan 35 ft (±10 m) , akan tetapi
banyak perencana mengatakan bahwa penggunaannya lebih ekonomis
bila tidak lebih dari 20-25 ft (±6-8m). system bentang menerus akan
menambah
penghematan
panjang
bentang,
dengan
pertimbangan
kesederhanaan dalam desain dan pekerjaan lapangan.
Jembatan gelagar kotak (box girder) tersusun dari gelagar
longitudinal dengan slab diatas dan di bawah yang berbentuk rongga
(hollow) atau gelagar kotak. Tipe gelagar ini digunakan untuk jembatan
bentang
panjang. Bentang sederhana sepanjang 40 ft
(± 12m)
menggunakan tipe ini, tetapi biasanya bentang gelagar kotak beton
bertu7lang lebih ekonomis antara 60-100 ft (18-30 m) dan biasanya
didesain sebagai struktur menerus diatas pilar. Gelagar kotak beton
prategang dalam desain biasanya lebih menguntungkan untuk bentang
menerus dengan panjang bentang ± 300ft (±100 m).
Jembatan gelagar dek terdiri atas gelagar utama arah longitudinal
dengan slab beton membentangi diantara gelagar. Spasi gelagar
longitudinal atau balok lantai dibuat sedemikian sehingga hanya cukup
mampu menggunakan slab tipis, sehingga beban mati menjadi relatif
kecil. Jembatan gelagar deck mempunyai banyak variasi dalam desain
dan fabrikasi. Salah satunya jembatan balok T. dengan jembatan
gelagar dek yang lebih sederhana dalam desain dan relative mudah
untuk dibangun, serta akan ekonomis bila dibangun pada bentang 40 -80
ft (±15-25 m).
Jembatan
beton
prategang
jika
dibandingkan
kayu,
beton
bertulang atau baja, penggunaan beton prategang pada struktur atas
jembatan masih tergolong baru. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan
teknologi bahan. Beton prategang adalah jenis beton dimana tulangan
bajanya ditarik/ditegangkan pada tegangan dalm (tarik pada baja dan
tekan pada beton) yang akan meningkatkan kemampuan beton menahan
beban luar. Karena beton cukup kuat dan daktail terhadap tekanan dan
sebaliknya lemah serta rapuh terhadap tarikan maka kemampuan
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-3
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
menahan
beban
luar
dapat
ditin gkatkan
dengan
pemberian
pratekan.(Collins dan Mitchell, 1991 dalam Supriyadi dan Muntohar,
2007) Menurut komisi ACI dalam Supriyadi dan Muntohar (2007),
prategang adalah beton yang mengalami tegangan dal am dengan
beton
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi
sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban luar. Pada
elemen beton bertulang, system prategang dilakukan dengan menarik
tulangannya. (truss bridge).
e. Jembatan rangka
Jembatan rangka dapat terbuat dari bahan kayu atau logam.
Jembatan rangka kayu (wooden truss) termasuk tipe klasik yang sudah
banyak tertinggal mekanika bahannya. Jembatan rangka kayu, hanya
terbatas untuk mendukung beban yang tidak terlalu besar.
Jembatan rangka baja adalah merupakan bangunan atas jembatan yang
disusun dari beberapa panel segitiga dan dirangkai satu persatu dengan hubungan
baut untuk menahan beban rencana jembatan yang sesuai dengan peraturan beban
yang berlaku pada saat itu.
Dari segi fungsi, jembatan rangka baja dapat diapkai sebagai lalu lintas jalan
raya maupun lalu lintas kereta api. Selain itu jembatan rangka juga memiliki
beberapa keuntungan yaitu :
- Konstruksi jembatan jauh lebih ringan
- Bentangan jembatan jauh lebih panjang
- Pengangkutan bahan jauh lebih mudah untuk dilakukan
- Pelaksanaan dilapangan lebih mudah
- Dengan sistem badan terbuka pada rangka batang dimungkinkan menggunakan
tinggi maksimal dibandingakan dengan jembatan balok tanpa rongga.
Selain
keuntungan-keuntungan
tersebut,
jembatan
rangka
bukanlah
jembatan yang paling sempurna. Terdapat pula kekurangan pada jembatan rangka
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-4
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
baja. Salah satunya di karenakan jembatan rangka tersusun oleh system batang
yang kompleks maka bila terjadi kerusakan pada salah satu komponen rangka
maupun pelat penyambung dapat menyebabkan konstruksi runtuh total. Selain itu
kekurangan
lainnya yaitu:
- Dibutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar. Hal ini sangat erat
hubungannya dengan kegagalan struktur misalkan saja korosi pada baja.
- Dibutuhkannya
ketelitian dalam proses fabrikasi. Sebagai contoh saat proses
pembuatan lubang pada pelat buhul maupun profil. Meleset sedikit saja dapat
menyebabkan kerugian dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.
- Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika
jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka
batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut
yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu
mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka
batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.
Sehubung dengan perwujudan jembatan rangka baja yang kokoh, diperlukan
perencanaan dan manajemen konstruksi yang baik agar pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lancar. Proses perencanaan biasanya di muali dengan design
drawing yang kemudian diteruskan pada perhitungan struktur. Apabila
perhitungan struktur telah selesai dilakukan maka diperlukan shop drawing yang
akan dipakai dalam proses fabrikasi di pabrik. Di akhir proses adalah proses
erection dari pada jembatan tersebut di lapangan.
Jembatan jenis ini pertama kali dipasang di Indonesia sekitar 1990. Dengan
bertambahnya umur jembatan dapat diduga terjadi :1. peningkatan beban dan
volume lalu-lintas,2. peningkatan beban akibat tebal pelapisan ulang perkerasan
aspal di jembatan yang berlebihan, 3. penurunan ketahanan konstruksi jembatan.
Hal–hal tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan tegangan elemen jembatan
dan bertambahnya besarnya lendutan yang terjadi.
(Bina Marga Jembatan Rangka Baja Australia : 2004).
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-5
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Kepala jembatan/abutmen adalah struktur bawah jembatan yang berada di
kedua ujung jembatan yang berfungsi untuk menerima beban langsung dan
struktur atas. Selain itu abutmen juga berfungsi untuk menahan gaya lateral tanah
di bagian oprit. Pada bagian kepala jembatan terdapat juga landasan atau
yang
bearing yang menghubungkan antara girder jembatan dengan abutmen.
Abutment adalah substruktur pendukung akhir rentang tunggal atau akhir
ekstrim dari multispan suprastruktur dan biasanya mempertahankan atau
mendukung tanggul pendekatan. Abutment biasanya terdiri dari pijakan, sebuah
buritan
atau payudara dinding, kursi jembatan, backwall, dan sayap dinding. Para
backwall
mencegah
tanggul
pendekatan
tanah
tumpah
ke
kursi
jembatan. Abutment dibangun dari beton biasa, beton bertulang, atu batu, atau
kombinasi dari beton dan batu batu. Pelat beton dan pasangan batu abutment
biasanya menggunakan struktur gravitasi, sedangkan abutment beton bertulang
kebanyakan cantilever atau jenis counterfort. (Bridge Inspection, Maintenance
and Repair : 1994)
Oprit adalah akses penghubung antara jembatan dengan jalan yang ada.
Elevasi jalan pendekat yang ada lebih rendah apabila dibandingkan dengan elevasi
jembatannya. Pada beberapa kasus terdapat keadaan dimana terjadi kerusakan
pada bagian oprit jembatan. Diantaranya yaitu penurunan oprit yang
menyebabkan patahnya pelat injak pada jembatan. Maka dari itu perencanaan
konsturksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan
nantinya dapat aman dan awet sesuai dengan umur rencana yang telah di tentukan.
2.2 Pemeriksaan Elemen-elemen Jembatan
Pemeriksaan jembatan merupakan salah satu komponen yang terpenting
dalam Sistem Manajemen Jembatan. Pemeriksaan jembatan merupakan suatu
mata rantai esensial antara jembatan yang ada dengan rencana untuk penanganan
dan pemeliharaan atau peningkatan di masa mendatang.
Pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yaitu :
a) Merekam kondisi jembatan secara keseluruhan pada saat itu.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-6
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b) Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, pembangunan dan
pemeliharaan.
c) Memeriksa pengaruh akibat beban kendaraan dan jumlah kendaraan.
e) Memantau keadaan jembatan dalam jamgka waktu yang lama
f) Menyediakan informasi untuk rating pembebanan jembatan.
Data dari pemeriksaan jembatan tersebut digunakan untuk merencanakan
jenis penanganan yang akan dilakukan, apakah cukup hanya dengan pemeliharaan
rutin atau berkala, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.
Dalam Sistem Manajemen Jembatan, terdapat tiga jenis pemeriksaan yang
dilaksanakan terhadap jembatan. Tiga pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Pemeriksaan Inventarisasi
b) Pemeriksaan Detail
c) Pemeriksaan Rutin
Meskipun demikian, pemeriksaan jembatan dapat dilakukan kapan saja, oleh
orang yang memenuhi syarat. Pemeriksaan seperti itu merujuk pada pemeriksaan
sekilas. Pemeriksaan sekilas ini bukan merupakan bagian dari system Manajemen
Jembatan. (Bina Marga : 2008 )
2.2.1 Pemeriksaan lnventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi,
geometri, material dan data tambahan lainnya pada setiap jembatan, termasuk
lokasi jembatan, panjang bentang dan jenis konstruksi untuk setiap bentang..
Sebelum
menyusun
manajemen
jembatan
terlebih
dahulu
kerusakan
diinventariskan. Data jembatan adalah bagian nilai organisasi pemeliharaan ketika
mempersiapkan jadwal kerja dan jadwal kebutuhan bahan untuk suatu jembatan.
(BMS Bina Marga : 2008 ; IBMS : 1993)
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-7
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.2.2 Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan detail jembatan membuat pengecekan rinci terhadap semua
kerusakan
elemen jembatan, kelompok elemen, dan komponen utama jembatan.
Elemen dan bagian jembatan diberi nilai kondisi oleh pemeriksa. Nilai kondisi
digunakan untuk menetapkan peringkat dan membuat program pekerjaan untuk
mempertahankan fungsi jembatan secara efektif. Pemeriksaan ini dilakukan paling
sedikit sekali dalam lima tahun atau dengan interval waktu yang lebih pendek
tergantung
pada kondisi jembatan.
Laporan pemeriksaan detail jembatan memberikan daftar semua jenis
kerusakan yang ditemui pada jembatan serta lokasinya ke pusat data. Pemeriksaan
mendetail ini dilaksanakan pada jarak waktu 5 tahun maksimum untuk menilai
kondisi detail jembatan dan semua elemennya. Ada tingkat hirarki untuk elemen
jembatan, untuk fasilitas inspeksi, dan laporan yang dilaksanakan pada
kemungkinan tingkat yang paling tinggi. Kondisi jembatan dan elemen dicacat
pada skala nol sampai lima, dengan tingkat nol adalah jembatan atau elemen
dalam kondisi baru dan tingkat lima untuk masa pelayanan tidak lama. (BMS
Bina Marga : 2008 ; IBMS : 1993)
2.2.3 Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun untuk menjamin tidak adanya
yang tidak diharapkan yang terjadi pada tahun sebelumnya dan untuk memerikssa
bahwa pemeliharaan rutin dilaksanakan secara efektif . Tujuan dari pemeriksaan
rutin adalah memeriksa hasil pemeliharaan rutin dan menentukan tindakan darurat
agar jembatan layak dan aman. (BMS Bina Marga : 2008 ; IBMS :1993)
2.3 Pemeliharaan dan Rahabilitas Kerusakan Jembatan
Pemeliharaan jembatan di definisikan sebagai tindakan atau strategi untuk
mencegah, menunda atau mengurangi kerusakan jembatan atau elemen jembatan,
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-8
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
mengembalikan fungsi jembatan yang ada, menjaga jembatan dalam kondisi baik
dan memperpanjang umur jembatan. (FHWA Bridge Preservation Expert Task
Group).
mencakup tiga jenis pekerjaan yaitu:
Dalam Sistem Manajemen Jembatan (BMS) pemeliharaan jembatan
a. Pemeliharaan rutin
b. Pemeliharaan berkala
c. Rehabilitas dan perbaikan Besar
Pekerjaan pemeliharaan dilakukan agar jembatan tetap berfungsi sesuai
dengan masa layan yang direncanakan. Perbaikan kecil yang bersifat darurat
kadang-kadang di perlukan agar jembatan tetap aman. Selama penanganan ini,
maka perlu dilakukan pembatasan kecepatan kendaraan yang melewati jembatan,
agar lalu lintas dan pekerja aman.
2.3.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti
semula dan mencakup beberapa pekerjaan yang secara teknis cukup sederhana.
Pemeliharaan rutin harus di mulai pada waktu jembatan selesai dibangun
(jembatan masih dalam keadaan baru) dan di lanjutkan selama umur rencana
jembatan tersebut. Hal ini merupakan suatu pengalokasian dana yang efektif
dalam hal pemeliharaan.
Pemeliharaan rutin jembatan biasanya dimasukan dalam pekerjaan
pemeliharaan rutin jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin
jalan tersebut.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut.
a. Pembersihan secara umum
b. Membuang tumbuhan liar dan sampah
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-9
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
c. Penanganan kerusakan ringan drainase
d. Pengecatan sederhana
e. Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan.
2.3.2 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaaan berkala dilakukan untuk mengembalikan jembatan pada
kondisi dan daya layan atau yang seharusnya dipunyai jembatan segera setelah
pembangunan dan mencakup tipe kegiatan dibawah ini:
a. Kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan, dilakukan pada tenggang
waktu yang direncanakan.
Kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan mencakup hal-hal sebagai
berikut:
- Pengecatan ulang
- Pelapisan permukaan aspal
- Pembersihan menyeluruh jembatan
- Pemeliharaan peletakan/landasan
- Penggantian siar muai (sambungan siar muai)
b. Perbaikan kecil
Perbaikan kecil mencakup hal-hal berikut ini:
- Perbaharui bagian-bagian dan elemen-elemen keci
- Perbaiki pegangan sandaran dan pagar pengaman
- Jalankan bagian-bagian yang dapat bergerak
- Perkuat bagian struktural
- Perbaiki longsor dan erosi tebing
- Perbaiki pekerjaan pengalihan aliran sungai
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-10
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.3.3 Rehabilitas Darurat dan Penanganan Sementara
Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu
perbaikan sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara
diatas jembatan yang runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Karena dana pemeliharaan seringkali terbatas jumlahnya, maka biasanya
diprioritaskan
jembatan-jembatan untuk pemeliharaan berkala, rehabilitasi dan
perbaikan
atau penggantian. Tak dapat dihindari bahwa beberapa jembatan tidak
akan
tetap
berada
pada
tingkat
kemampuan
yang diinginkan
hingga
diselesaikannya tindakan-tindakan perbaikan dan mungkin suatu bentuk pekerjaan
sementara dibutuhkan untuk mempertahankan struktur tersebut tetap dapat dipakai
walaupun kemampuannya pada tingkat yang lebih rendah. Penanganan sementara
tersebut dapat berupa pembuatan pengaku sementara balok, menopang balok pada
saat pengerjaan struktur sementara, baik pada lokasi yang sama atau berdekatan
dengan struktur yang sudah ada.
2.4 Perawatan dan Perbaikan Jembatan
2.4.1 Umum
Perawatan adalah suatu aktifitas pemeliharaan atau menjaga fasilitas atau
peralatan jembatan dan mengadakan perbaikan atau penggantian komponen yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan. Adapun tujuan dari perawatan :
- Menjaga tingkat kelayakan agar umur rencana jembatan tercapai
- Agar kemampuan jembatan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
perencanaan
- Menghindari kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
Perbaikan Jembatan adalah suatu tindakan untuk memperbaiki masalah atau
kerusakan yang ada pada jembatan.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-11
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.4.2
Daerah Aliran Sungai
a. Elemen dengan bahan pasangan batu atau bata
Sebelum diadakan perbaikan keretakan pada pasangan batu atau bata, harus
diketahui terlebih dulu apa yang menyebabkan keretakan dan apakah pergerakan
serta keretakan tersebut disebabkan oleh adanya suatu penurunan pada struktur
tersebut.
Perbaikan konstruksi dengan bahan pasangan batu diperlukan apabila
ada sebagian batu atau bata hancur atau hilang akibat bergeraknya kepala
jembatan, pilar atau dinding. Untuk masalah pengaman dasar sungai yang ada di
jembatan tersebut tidak ada. Maka harus segera dilakukan pekerjaan pengaman
dasar sungai untuk menahan tergerusnya tanah yang ada di tebing sungai guna
mencegah terserapnya air ke kepala jembatan.
b. Penumpukan sampah dan hambatan pada saluran air
Penyebab utama penumpukan sampah yaitu karena kotoran-kotoran yang
terjadi pada daerah aliran sungai disekitar bangunan jembatan disebabkan oleh
hanyutan yang terbawa oleh air sungai. Jika penumpukan sampah dibiarkan terusmenerus akan mengakibatkan:
- Terganggunya aliran sungai
- Polusi (pencemaran)
Cara penanganan penumpukkan sampah dan hambatan pada saluran air
adalah semua sampah dan penghalang yang menyebabkan masalah harus dibuang
dari saluran air. Pembersih sampah, umumnya dilaksanakan pada pemeliharaan
rutin. Daerah pembersihan yaitu 100 meter dari as jembatan. (Pemeliharaan runtin
perwatan aliran sungai : 1992)
c. Gerusan
Penyebab terjadinya gerusan kecepatan aliran sungai yang dapat tergerus.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka dapat terjadi longsoran pada lereng atau
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-12
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
tebing sungai. Usaha perbaikan yang dilakukan adalah memasang bangunan
pelimpah airdari pasangan batu atau beton, mengurangi kecepatan air yang
mungkin perlu di lengkapi dengan bangunan terjunan. Tabel 2.1 menunjukkan
berbagai
macam penanganan sesuai dengan kebutuhannya. (Pemeliharaan Rutin
Talud dan Dinding Penahan Tanah : 1992)
Tabel 2.1: cara penanganan gerusan saluran air
Tipe
Kecocokan Pengguna
Air Sungai yang Dangkal dan Pondasi yang
Kokoh
Bronjong
Air Sungai yang Dangkal dan Pondasi yang
Kokoh Dimana
Dekat Tebing Untuk Pengaman Tebing dan
Groin
Mengarahkan Aliran
Penurunan yang Dangkal Melintang Penuh
Pengaman Daras Sungai
Selebar Sungai
Aliran Sungai yang Dangkal Dimana Aliran
Pembuatan Perkerasan Alur Pembersih
Sungai
Disek Eliling Pilar Untuk Melindungi
Rip - Rap / Pasangan Batu Besar
Pondasi
Jika Terjadi Lubang Akibat Gerusan dan
Tetrahedron
Gunanya Untuk
Air Sungai yang Dalam dan / atau Tanah
Turap
Lunak. Gunakan Sebagai Pengaman
Pondasi Bangunan Bawah
Dinding Beton
Sumber :dinas bina marga 2008
Dari tabel diatas maka perawatan dan perbaikan yang dilakukan adalah
dengan cara membuat groin di sekitar tebing sungai guna mengarahkan aliran
sungai dan mencegah terserapnya air ke kepala jembatan.
d. Pengendapan saluran air
Pengendapan atau pendangkalan sungai dapat mengakibatkan:
- Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux yang
berlebihan yang menyebabkan kecepatan air meningkat.
- Aliran air normal dan arus sungai dapat berubah dalam bentuk yang dapat
membahayakan tebing sungai, tanah timbunan atau struktur jembatan.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-13
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Cara penanganannya untuk masalah pengendapan saluran air yaitu keruklah
endapan lumpur yang terjadi guna mengembalikan sungai tersebut pada bentuk
yang seharusnya. Periksalah daerah terjadinya penurunan hulu jembatan untuk
menstabilkan
jika diperlukan. Hal ini akan menjadi perhatian penyelidikan khusus
dan mungkin melibatkan instansi lain. Jika aliran sungai bergerak menyamping
diantara tebing, gunakan groin, bronjong, dinding penahan tanah, turap atau caracara pengamanan lainnya guna mengamankan daerah yang penting, misalnya
daerah tanah timbunan atau pilar.
Semua pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini dilaksanakan dalam
pekerjaan rehabilitasi. Untuk melindungi kepala jembatan dan daerah tanah
timbunan dapat dilakukan dengan cara membangun groin untuk membelokkan
aliran sungai.
2.4.3
Bangunan Bawah
a. Kerusakan cacat pada beton
Cara penanganan untuk mengatasi masalah keretakan beton adalah sebagai
berikut:
- Buang atau lepaskan semua bagian yang lepas dan rusak sampai bagian beton
yang baik terlihat dan dalam keadaan bersih
- Usahakan membersihkan beton sampai 15 mm di belakang besi tulangan agar
didapat ikatan yang baik
- Bersihkan semua karat yang ada pada besi tulangan
- Kaitkan atau ikatkan besi tulangan yang baru jika didapat bagian besi tulangan
yang diameternya hilang lebih dari 20%
- Pasanglah dan bentuklah beton baru untuk mendapatkan selimut beton yang
sesuai asalnya dengan menggunakan bahan yang disetujui. (Pemeliharaan
Rutin Bangunan Bawah Jembatan : 1992)
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-14
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b. Kerusakan keretakan beton
Sebelum pekerjaan perbaikan dimulai, perlu menentukan penyebab retak
dan bagian yang mengalami keretakan tersebut dibuang jika perlu.
Keretakan dapat disebabkan oleh:
- Beban yang berlebihan pada elemen tersebut. Dalam hal ini harus dilakukan
perkuatan atau pembatasan muatan yang diterapkan pada struktur
- Susut, terutama pada pelat lantai beton.
- Kualitas beton yang rendah (pada pengecoran beton yang kurang baik,
keausan).
Jika kerusakan tersebut dibiarkan terus menerus maka akan mengurangi
kekuatan, umur dan daya tahan jembatan. Usaha perbaikan yang dilakukan yaitu
dengan cara buang/lepaskan semua bagian yang rusak/lepas sampai bagian yang
baik terlihat dan bersih. Jika kerusakan mencapai kedalaman 4 cm tetapi tidak
terkena besi beton, gunakan wire mesh halus ditempelkan pada permukaan beton
lama. Apabila kerusakan sampai pada besi beton usahakan membersihkan sampai
15 mm dibelakang besi beton agar didapat ikatan yang baik.
2.4.4
Bangunan Atas
a. Penurunan Mutu Lapisan Pelindung terhadap Karat
Jembatan baja mempunyai beberapa keunggulan terhadap jembatan beton.
Jembatan baja lebih ringan, lebih mudah dibuat, kekuatannya dapat lebih
dipercaya. Kebanyakan jembatan baja dilindungi terhadap korosi dengan
pengecatan secara berkala. Pengecatan ulang pada jembatan dengan laju korosi
sedang biasanya dilakukan setiap lima tahun sekali. Setelah perang dunia II
banyak cat resin sintesis yang sudah diperkenalkan. Namun demikian tingkat
keawetannya masih sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan pembersihan
permukaan sebelum pengecatan.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-15
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
(http://ariselang.blogspot.com/2011/12/pencegahan-korosi-pada-jembatan
baja.html)
Pembersihan harus dilakukan pertama kali dengan mencuci dan menggosok
dan menggunakan salah satu dari yang diuraikan berikut ini :
- Sikat kawat yang dapat berputar secara mekanis
- Alat penembak pneumatik runcing
- Pembersihan dengan pemanasan
- Pembersihan
dengan sikat kombinasi dengan semprotan – di lapangan
- Pembersihan dengan sikat kombinasi dengan semprotan – di bengkel
Untuk semua cara pembersihan tersebut, perhatian harus diambil untuk
mencapai tingkat yang diperlukan dari penyiapan permukaan tanpa menyebabkan
kerusakan pada pemukaan baja atau sifat – sifat bahan.
Pencegahan yang harus dilakukan meliputi :
- Sikat kawat, dan alat menembak – pembersihan yang selalu lama pada satu
tempat akan menimbulkan goresan pada permukkaan.
- Pembersihan dengan pemanasan – penggunaan api untuk membersihkan harus
dikendalikan agar hanya cat saja yang menjadi lunak atau mulai terkelupas.
Pembakaran tidak boleh dilakukan pada satu tempat saja sebab dapat
mengakibatkan baja menjadi panas dan mulai meleleh. (BMS Bina Marga :
2008)
Jika jembatan sudah di cat maka penyebab utama terjadinya pengelupasan
cat (karat) adalah keausan cat, lapisan galvanis akibat cuaca/lingkungan,
pengecatan kurang sempurna, benturan pada komponen waktu pemasangan,
pengumpulan air karena sampah, drainase kurang berfungsi akibat benturan
kendaraan.
Usaha perbaikan yang dapat dilakukan yaitu bagian yang berkarat disikat
dengan sikat kawat dan diamplas sampai bersih kemudian dicat sampai rata, untuk
komponen galvanis hendaknya dipergunakan cat galvanis (zinc rich paint).
(Pemeliharaan Rutin Bangunan Atas Jembatan : 1992)
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-16
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
b. Patah atau hilangnya elemen baja
Cara penanganannya yaitu jika elemen tersebut tidak ada maka harus
diadakan penggantian. Jika elemen baja tersebut patah akan diperbaiki maka
teknik perbaikan berikut dapat di gunakan:
- Pengelasan, pemasangan baut atau paku keling pada bagian yang baru
- Perkuatan atau meringankan beban yang dipikul oleh bagian yang pecah atau
rusak
- Penggantian
bagian yang rusak
c. Korosi Elemen Baja
Cara penanganan untuk mengatasi masalah korosi elemen baja adalah
sebagai berikut:
Bersihkan semua permukaan yang terkorosi secara menyeluruh untuk
menentukkan besarnya kehilangan luas penampang elemen. Jika kehilangan
penampang kurang dari 15% maka bagian tersebut harus dibersihkan seluruhnya
dan dicat.
Jika luas kerusakan melebihi 15% maka pemeriksaan khusus diperlukan
untuk menentukan dengan akurat strategi pemeliharaan.
d. Baut yang Kurang Kencang
Pengecekann baut yang kurang kencang maka dengan menggunakan palu (1
kg) yang dipukulkan pada sekitar lokasi tempat kedudukan baut tersebut. Baut
yang kurang kencang dapat dosebabkan karena pemasangannya yang kurang
sempurna, keausan bahan, getaran akibat lalu lintas. Jika masalah ini dibiarkan
maka akan mengakibatkan getaran yang lebih besar, lawan lendut jembatan
berkurang dan membahayakan keamanan konstruksi. Usaha yang dilakukan untuk
mengatasi masalah yang terjadi dapat dilakukan dengan cara memperkencang baut
dan baut yang hilang segera diganti.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-17
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
e. Lendutan lantai jembatan yang berlebihan
Cara penanganannya yaitu dengan mengecek desain untuk menjamin bahwa
lendutan yang terjadi masih aman untuk digunakan. Perhitungan lendutan ada di
perhitungan
pelat lantai.
2.4.5
Pelengkap Jembatan
a. Drainase lantai yang tersumbat
Pekerjaan pemeliharaan rutin bertanggung jawab untuk menjaga agar semua
sampah dan bahan lainnya tidak menyumbal pipa cucuran pada permukaan lantai.
Jika lapisan aspal menghalang air (genangan) mengalir kedalam pipa cucuran
maka hal itu harus dibersihkan agar air dapat mengalir dan permukaan lantai
menjadi kering.
b. Pembatas-pembatas yang rusak atau hilang
Cara penanganan untuk mengatasi masalah pembatas-pembatas yang hilang
adalah sebagai berikut:
- Jika hilang, gantilah perekat atau bagian tersebut dengan pembatas yang sesuai
dimensinya untuk batasan maksimum kendaraan yang boleh lewat pada
jembatan tersebut
- Jika rusak atau bengkok, luruskan, perbaiki atau ganti pembatas
- Jika tidak terpasang, pasanglah pembatas sehingga kendaraan tidak dapat lewat
pembatas tersebut kecuali diberikan izin khusus
- Hilangnya rambu lalu-lintas dan marka jalan
Setiap rambu atau marka jalan yang hilang harus diganti jika masih
diperlukan. Penggantian tersebut biasanya dilakukan oleh bagian pemeliharaan
rutin.
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-18
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.5 Data Jembatan Rangka Baja Eksisting
Nama Jembatan
: Citarum II
Lokasi
: Bojong Soang
Ruas Jalan
: Dayah Kolot – Bojong Soang
Th. Pembangunan
: 1999
Asal
: kab. Bandung
Jenis Layan
: Lalu-lintas
Lintasan
Lebar
: 100 m
Jenis Lintasan
: Sungai
Jenis Bangunan Atas
: Rangka Baja
Jumlah Bentang
:2
Panjang Bentang
: 55 m
Lebar Lantai Kendaraan
:7m
Lebar Trotoar
: 0,5 m
Jenis Perkerasan
: Aspal
Status Pelayanan
: Open traffic
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-19
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.5.1 Gambar Eksisting Jembatan
Sumber :pengamatan lapangan
Gambar 2.1: gambar eksisting jembatan
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-20
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2.5.2 Foto Kondisi Lapangan
Pada gambar 2.2 dapat dilihat sambungan dan baut dimana pada
permukaannya
terlihat berkarat yang menutupi beberapa lapisan baja dan
diantaranya terjadi kororsi.
Sumber : Dokumentasi lapangan
Gambar 2.2: Gambar kondisi lapangan sambungan dan baut
Pada gambar 2.3 dapat dilihat rangka batang baja dimana pada
permukaannya terlihat berkarat yang menutupi beberapa lapisan baja dan
diantaranya terjadi kororsi.
Sumber : Dokumentasi lapangan
Gambar 2.3: Gambar kondisi lapangan struktur rangka batang baja
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-21
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Pada gambar 2.4 dapat dilihat contoh kerusakan karat yang dapat
mengakibatkan mengurangnya luas penampang profil.
Sumber : Dokumentasi lapangan
Gambar 2.4: Gambar kondisi lapangan kerusakan korosi pada batang tepi bawah
Pada gambar 2.5 dapat dilihat sandaran jembatan yang rusak akibat
benturan kendaraan.
Sumber : Dokumentasi lapangan
Gambar 2.5: Gambar kondisi lapangan sandaran jembatan
BRAMA LESMONO,WINDA PURNAMA SARI, PERAWATAN DAN PERBAIKAN….
II-22
Download