LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN DETEKSI DINI RESIKO TINGGI (DDRT) IBU HAMIL PADA KADER POSYANDU KOTA KEDIRI Pelaksana Kegiatan : 1. Nia Sari. SSi. MKes (Co) 2. Dr. Indasah, MKes 3. Ema Mayasari.SKM 4. Shinta Lutfiana, SKM PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA KEDIRI 2011 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : PELATIHAN DETEKSI DINI RESIKO TINGGI (DDRT) IBU HAMIL PADA KADER POSYANDU KOTA KEDIRI 2. Bidang Kegiatan : Pendidikan Kesehatan 3. Bidang Ilmu : Kesehatan Masyarakat 4. Koordinator Pelaksana : Nama Lengkap dan Gelar : Nia Sari. Ssi. MKes NIK : 13.05.03.034 Jabatan Fungsional : Assisten Ahli 5. Anggota Nama Lengkap : Dr. Indasah, MKes Nama Lengkap : Ema Mayasari.SKM 6. Jangka waktu Pelaksanaan : 3 Bulan Kediri, 26 Desember 2011 Program Studi IKM Ketua Pelaksana Ketua Dr. Sentot Imam S, MM Nia Sari. Ssi. MKes Mengetahui BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator utama pencapaian kesehatan masyarakat.Millenium Development Goals (MDG’s) for Health merumuskan delapan tujuan bersama di bidang kesehatan, dan salah satu diantaranya adalah komitmen dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Target ke 4 dari MDG’s adalah penurunan angka kematian bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan target ke 6 dari MDG’s adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar 102 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010, AKI di Kota Kediri sudah turun 50% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu terdapat 88 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2009, terdapat 175 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup). Namun sebaliknya, AKB tahun 2010 justru meningkat hampir 100% dibandingkan 2 tahun yang lalu, yaitu sebesar 12,59 per 1.000 kelahiran hidup (2 tahun yang lalu 6,83 per 1.000 kelahiran hidup). Dari tahun ke tahun, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya, baik dalam level nasional maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu, upaya penurunan AKI dan AKB tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI-AKB agar dapat mencapai target MDGs. Oleh karena itulah, pada tahun 2011 ini, pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan mengeluarkan program kesehatan baru yaitu Jampersal. Jampersal adalah adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir (Juknis Jampersal, 2011).Melalui program ini, diharapkan seluruh cakupan kunjungan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di tenaga kesehatan profesional meningkat. Sehingga segala komplikasi yang timbul dapat terdeteksi dan tertangani secara lebih dini. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang keberhasilan program jampersal terhadap AKI dan AKB. Dengan pogram Jampersal diharapkan mempermudah masyarakat mengakses pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program Jampersal di Kota Kediri telah diberlakukan sejak bulan April 2011. Faktor Kehamilan risiko adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2007,). Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta masyarakat ( kader) sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. (Muslihatun, 2009, ). Seorang kader tidak hanya melakukan kegiatan pada saat pelaksanan posyandu, melainkan harus selalu tanggap dan peduli dengan masalah kesehatan ibu dan anak di lingkungannya. Kader diharapkan dapat jeli menemukan masalah dan melakukan penilaian terhadap masalah tersebut. Yaitu menentukan masalah yang paling mendesak untuk ditangani dan menentukan kegiatan untuk menanggani masalah tersebut ( Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2009). Berdasarkan fakta diatas, perlu dilakukan sebuah pelatihan Deteksi Tinggi Resiko Tinggi (DDRT) ibu hamil untuk memberikan kemampuan kepada kader posyandu dalam melakukan DDRT. B. TUJUAN Kegiatan 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran kader dalam memotivasi ANC,PNC dan DDRT di Kota Kediri. 2. Tujuan khusus a. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran kader dalam memotivasi ANC,PNC ibu hamil di Kota Kediri b. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peran kader dalam mendeteksi DDRT di Kota Kediri C. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Dengan penelitian ini diharapkan diketahuinya factor-faktor yang mempengaruhi kader dalam Memotivasi ANC,PNC dan DDRT di Kota Kediri. 2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya upaya peningkatan program ANC,PNC dan Deteksi dini risiko tinggi (DDRT ) pada ibu hamil di wilayah Kota Kediri.