TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA 1. Pendahuluan “ Kaum laki-laki (suami) adalah pelindung bagi wanita (isteri) oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (suami) atas sebahagian yang lain (isteri) dan karena mereka (suami) telah diwajibkan menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Oleh sebab itu) maka wanita (isteri) yang sholeh ialah isteri yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah memelihara mereka ……..”(Al-Qur’an ayat 34 surat An-Nisaa ) Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa dalam arti bahwa dalam kedudukannya sebagai pelindung dan kepala rumah tangga memiliki pengetahuan tentang rumah tangga dengan segala kewajibannya dan haknya. Suami yang dianugerahi Allah kelebihan kekuatan fisik dan psikis ditetapkan sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas keselamatan seluruh keluarga. Untuk keberhasilan sebagai pemimpin harus dapat menempatkan diri sebagai pemimpin, teman, guru, dan menjadi suri teladan (uswatun hasanah) bagi semua keluarga. Dalam rangka membentuk keluarga sakinah, BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas akan menyampaikan pengetahuan dalam membantu calon pengantin dalam mengarungi rumah tangga yang sakinah. 1. Kewajiban suami dalam keluarga Bertanggung jawab secara sosial, membangun keluarga menyangkut : • Pencari nafkah utama • Pelindung • Keteladanan • Pengasuhan • Menjalin Hubungan dengan lingkungan moral dan ekonomi dalam Dalam Kesehatan Reproduksi dan KB, merupakan pasangan dalam proses reproduksi maka : • Mempunyai hak reproduksi yang sama dengan perempuan/isteri • Peran dan tanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung dalam KB dan KR 1 2. Apa yang dilakukan sebelum memimpin : Mengenal diri sendiri : • Kemampuan dan kelebihan yang dimiliki • Kelemahan atau kekuarangan yang dirasa mengganggu • Bagimana dapat meningkatkan kelebihan dan mengurangi atau menutupi kelemahan. 3. Tujuh Langkah Suami dalam Memimpin • • • • • • • Mempunyai kekuatan untuk tidak bergantung, memiliki kekuatan emosional untuk memberikan kasih sayang, dan memiliki kekuatan jasmani untuk memenuhi peran sebagai suami dan orang tua Kepekaan dalam menangkap kebutuhan keluarganya yang tidak perlu dipelajari dalam teori dibuku, menggunakan nalurinya untuk menangkap kebutuhan diri sendiri dan keluarganya Mempunyai rasa sosial yang tinggi, dimana suami ramah, mudah didekati, suami akan merasa senang bila didalam keluarganya ada keterbukaan, santun, hubungan dengan lingkungtan sosial sangat baik Suami mempunyai keterampilan secara sosial seperti berbicara sangat baik dan santun, tegas tetapi dapat mengendalikan perasaan dan adanya kesenagan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan keluarganya dan terbuka terhadap hal-hal yang baru Suami mempunyai dorongan untuk mendukung penuh mengarahkan keluarganya ke berbagai kegiatan di rumah tangga dan lingkungannya. Suami harus mempunyai keseimbangan hidup dengan cara mengatur dan merencanakan kebutuhan pokok kehidupan keluarganya, baik kehidupan dalam agama, jasmani, sosial dan psikologis. Kesuksesan keluarga ada ditangan suami bila mempunyai tujuan jelas, tegas, tidak mengalami kebingungan dengan godaan dan tantangan hidupnya. 4 Kewajiban dan Hak sebagai calon Keluarga Baru • • • • • • Berhak mendapatkan informasi mengenai keluarga, kesehatan reproduksi dan KB. Merencanakan kapan, berapa jumlah dan jarak untuk mempunyai anak, Memberikan kesempatan dan menghargai keputusan isteri dalam rumah tangga termasuk dalam kesehatan reproduksi dan KB. Dalam kesehatan reproduksi dan KB bersama isterinya dalam memilih cara kontrasepsi yang mantap Bertanggung jawab dalam keluarga dalam kesehatan reproduksi dan KB menghindari perilaku terutama seksual yang menyimpang untuk menghindari Penyakit Menular Seksual dan HIV/Aids Berhak untuk mengetahui 12 hak-hak reproduksi : 2 5. Apa kewajiban suami terhadap isteri yang sedang hamil : • Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada isteri • Mengetahui mengenai kesehatan maternal, kehamilan dan nifas • Mengetahui tanda kehamilan dan kehamilan yang beresiko • Mengetahui usia terbaik bagi wanita untuk hamil • Mendorong dan mengantar isteri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan • Menentukan tempat persalinan sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah masing-masing. • Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan sedini mungkin bila terjadi hal-hal yang menyangkut kesehatan selama hamil ( perdarahan, eklamsia dll) • Menyiapkan biaya melahirkan • Mengetahui tentang 3 T, 4 T dan 5 T • Memperhatikan gizi bagi ibu hamil 6. Kewajiban suami merencanakan persalinan Mengerti arti persalinan, nifas Mengerti arti persalinan genap bulan, kurang bulan, lebih bulan. • Tanda akan melahirkan dan persiapan menjelang kelahiran. – Persiapan isteri – Tempat akan melahirkan - Siapa penolongnya Kelainan yang mungkin terjadi dan terjadi dan tindakan yang harus dilakukan Mengetahui manfaat ASI Peran suami diwujudkan dalam SUAMI SIAGA – SIAP Suami waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan – ANTAR Suami hendaknya merencanakan system angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan – JAGA Suami hendaknya mendampingi isteri pada saat selesai persalinan • • • • • 7. Kewajiban suami dalam pola asuh Mengetahui tumbuh kembang balita, anak, remaja Memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku seksual beresiko dan akibatnya Sumber informasi mengenai Penyakit Menular Seksual dan HIV/Aids • • • 3 8. Kewajiban Suami dalam Kesehatan Reproduksi dan KB Membicarakan dengan isteri mengenai : - Jumlah anak - Jarak Anak - Alat kontrasepsi yang digunakan - Mengingatkan isteri minum Pil KB - Menjadi Peserta KB Pria Alat/Cara KB apa yang digunakan oleh Pria. a. Cara Moderen • Medis Operasi Pria ( MOP ) • Kondom • Suntikan Pria ( Masih Dalam Uji Coba ) b. Cara Tradisional • Pantang Berkala • Senggama Terputus Apa Media Operasi Pria ( MOP ) Medis Operasi Pria (MOP) atau dikenal dengan vasektomi adalah tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua saluran mani kanan kiri suami atau Vas Defferens, pada waktu sanggama sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, karena pada vasektomi saluran sperma yang diikat, sehingga produksi hormon kejantanan tidak terganggu; sedangkan pada kebiri buah pelirnya yang dibuang sehingga hormon kejantanan tidak terbentuk. (Lebih lengkap pada seri booklet 2 mengenai vasektomi ). Apa Kondom Kondom sebagai alat kontrasepsi yang dibuat dari karet/latek dianjurkan bagi pasangan suami isteri yang tidak alergi terhadap bahan kondom tersebut. Bentuk dari kondom seperti tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujung tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Fungsi dari Kondom adalah : a. Sebagai alat kontrasepsi KB b. Mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids c. Membantu pria/suami yang mengalami ejakulasi dini 4 Kelebihan Kondom : a. b. c. d. Efektif, murah dan mudah didapat tanpa resep dokter Praktis dapat dipakai sendiri dan tidak ada efek hormonal Muda dibawa Dapat mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids Keterbatasan Kondom : a. Ada pasangan suami isteri yang alergi terhadap bahan karet/latek b. Dipakai hanya satu kali c. Secara psikologis kemungkinan mengganggu kenyaman. d. Yang kadaluwarsa mudah sobek dan bocor. Sanggama Terputus Metode pencegahan terjadinya kehamilan yang dilakukan dengan cara menarik alat kelamin laki-laki dari liang sanggama sebelum keluar sperma (ejakulasi), sehingga sperma dikeluarkan diluar liang sanggama. Metode ini efektif bila dilaksanakan dengan baik dan benar dan perlu kesiapan mental dari pasangan suami isteri. Kelebihan : a. b. c. d. Tanpa biaya, tidak perlu menggunakan alat/obat kontrasepsi Tidak berbahaya bagi fisik Tidak memerlukan pemeriksaan medis terlebih dahulu Mudah diterima dan dilakukan setiap waktu tanpa memperhatikan masa subur maupun tidak subur, jika dilakukan dengan baik dan benar. Keterbatasan : a. Memerlukan penguasaan diri yang kuat b. Kemungkinan ada cairan mengandung sperma tertumpah dan masuk kedalam vagina dan dapat terjadi kehamilan. c. Secara psikologis mengurangi kenikmatan dan menimbulkan gangguan hubungan seksual. d. Jika salah satu pasangan tidak menyetujui dapat menimbulkan ketegangan sehingga dapat merusak hubungan seksual e. Cara kontrasepsi ini tidak selalu berhasil. f. Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids. Pantang Berkala Salah satu cara kontrasepsi alamiah yang dikerjakan oleh pasangan suami isteri tanpa pemeriksaan media terelebih dahulu, dengan memperhatikan masa subur isteri melalui perhitungan masa haid. Cara menghitung masa subur : a. Mencatat jumlah hari dalam setiap satu siklus haid selama 6 bulan ( 6 siklus haid ) b. Hari pertama siklus haid selalu dihitung sebagai hari ke-satu. 5 c. Jumlah hari terpendek selama 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur d. Jumlah hari terpanjang selama 6 kali siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur. Contoh : Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : • • Siklus terpendek 26 hari ( mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya ) Siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya ) • Perhitungan : 26 – 18 = 8 32 – 11 = 21 Masa subur mulai hari ke 8 sampai 21 dari hari pertama haid, pada masa ini pasangan suami isteri tidak boleh bersanggama atau harus memakai kondom atau cara lain. Kelebihan : a. Tanpa biaya tidak perlu pemeriksaan medis b. Dapat diterima pasangan suami isteri yang menolak atau tidak sesuai dengan metode lain c. Tidak mempengaruhi ASI dan tidak ada efek samping hormonal d. Melibatkan partisipasi pria dalam ber-KB Keterbatasan : a. Masa berpantang untuk bersanggama sangat lama sehingga dapat menimbulkan rasa kecewa dan dapat tidak mentaati aturan perhitungan masa subur dan tidak subur. b. Tidak tepat bagi ibu/isteri yang siklus haid tidak teratur. c. Memerlukan waktu 6 sampai 12 kali siklus haid untuk menentukan masa subur sebenarnya d. Tidak melindungi pasangan suami isteri dari penyakit menular seksual termasuk HIV/Aids. Sumber : Cetakan BKKBN Pusat ( Bahan Buku Saku Sosialisasi KB Pria) 6