jurnal skripsi pengaruh seduhan daun alpukat terhadap tekanan

advertisement
JURNAL SKRIPSI
PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN
DARAH DI DESA SEDATI KECAMATAN NGORO KABUPATEN
MOJOKERTO
ANDI DWI SETIAWAN
201001042
PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2014
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL SKRIPSI
PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN
DARAH DI DESA SEDATI KECAMATAN NGORO KABUPATEN
MOJOKERTO
ANDI DWI SETIAWAN
201001042
PEMBIMBING 1
Henry Sudiyanto, S.Kp. M.Kes
NIK. 220 250 001
PEMBIMBING 2
Anndy Prastya, S.Kep.Ns
NIK. 220 250 156
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto :
Nama
: Andi Dwi Setiawan
Nim
: 201001042
Program Study
: S1 Ilmu Keperawatan
Setuju naskah jurnal ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan setelah
mendapat arahan dari pembimbing, dipublikasikan dengan mencantumkan nama
tim pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum.
Mojokerto, 01 Juli 2015
Andi Dwi Setiawan
201001042
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Henry Sudiyanto, S.Kp.,M.Kes.
NIK. 220 250 001
Dosen Pembimbing II
Anndy Prastya, S.Kep.Ns
NIK. 220 250 156
PENGARUH SEDUHAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH
DI DESA SEDATI KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO
Andi Dwi Setiawan, Henry Sudiyanto, Anndy Prastya
Prodi S1 Keperawatan, STIKES Majapahit Mojokerto
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai the silent killer
diasease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Terapi
herbal banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani penyakit hipertensi
dikarenakan memiliki efek samping yang sedikit, salah satunya adalah daun
alpukat.sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah quasy-experiment dengan rancang bangun Non
equivalent control group design, dengan sampel 42 responden menggunakan
simple random sampling. Variabel independen adalah pemberian seduhan daun
alpukat variabel dependen ialah tekanan darah penderita hipertensi. Penelitian ini
menggunakan uji statistik dengan uji wilcoxon signed rank test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah pada kelompok
perlakuan setelah pemberian seduhan daun alpukat terjadi penurunan menjadi
ringan yaitu 12 orang (57,1%), hampir setengah mengalami penurunan menjadi
sedang yaitu 6 orang (28,6%) dan sebagian kecil yang mengalami penurunan
menjadi normal yaitu 3 orang (14,3%) Sedangkan pada kelompok kontrol tekanan
darah hampir keseluruhan masih tetap mengalami hipertensi sedang yaitu 17
orang (81,0%) dan sebagian kecil tetap dengan hipertensi buruk yaitu 4 orang
(19,0%).
Hasil uji wilcoxon signed rank test dengan bantuan SPSS Versi 16 pada
kelompok perlakuan, didapatkan p= 0,000<0,05 (α) sehingga H0 ditolak artinya
ada pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah
tinggi pada pasien hipertensi di Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto.
Kandungan dalam daun alpukat salah satunya adalah kalium dalam ekstrak
daun alpukat dapat menyebabkan dilastasi pembuluh darah, sehingga
menimbulkan efek antihipertensi, seduhan daun alpukat dapat di gunakan untuk
mengatasi tekanan darah tinggi yang diberikan 1x perhari setiap pagi sebanyak
100 cc selama 7 hari mengendalikan dan mengatasi tekanan darah tinggi dengan
rata-rata 145,71/91,09 mmHg efek antihipertensi, dengan demikian seduhan daun
alpukat menjadi alternatif untuk mengatasi hipertensi.
Kata kunci : tekanan darah, hipertensi, seduhan daun alpukat
ABSTRACT
Hypertension is a disease which is categorized as the silent killer disease
because the people do not know that he suffered hypertension. Herbal therapy is
widely used by the community in dealing with the disease due to hypertension
because it has few side effects, one of them is avocado leaf. So this study aims to
determine the effect of steeping the leaves of avocado to the reduction of high
blood pressure in hypertensive patients.
This research uses the Quasy experimental with design non-equivalent
control group design, with a sample of 42 random respondents were the selected
as the samples using simple random sampling. Independent variable is the
provision of avocado leaves steeping the dependent variable is the blood pressure
of hypertensive patients. This study used a statistical test to test Wilcoxon signed
rank test.
The results showed that the blood pressure in the treatment group after the
administration of avocado leaves steeping into a mild decline of up to 12 people
(57.1%), nearly half of which was decreased to 6 people (28.6%) and a small
proportion decreased to normal is 3 people (14.3%), while the control group blood
pressure remains nearly the whole experience was that 17 people with
hypertension (81.0%) and a small portion with hypertension remain poorly that
four people (19.0%).
The result test of Wilcoxon signed rank test with SPSS 16th version to
experimental group, obtained p = 0.000 <0.05 (α) so that H0 is rejected and there
is the effect of steeping the leaves of avocado to the reduction of high blood
pressure in hypertensive patients in the Village District of Ngoro Sedati
Mojokerto.
The content of the avocado leaves one of which is potassium in avocado
leaf extract can cause dilates blood vessels, giving rise to the antihypertensive
effect, steeping the leaves of avocado can be used to treat high blood pressure
were given 1x per day every morning as much as 100 cc for 7 days in control and
cope with pressure High blood with an average of 145.71 / 91.09 mmHg
antihypertensive effect, thus avocado leaves steeping be an alternative to treat
hypertension.
Keywords: blood pressure, hypertension, avocado leaves steeping
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
banyak di Indonesia. Hipertensi penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik
muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan
penyakit yang dikategorikan sebagai the silent killer diasease karena penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Hipertensi tidak dapat secara
langsung membunuh penderitanya melainkan hipertensi memicu terjadinya
penyakit lain yang tergolong kelas berat alias mematikan padahal bila terjadi
hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. (Wahdah, 2011). Seseorang
dinyatakan hipertensi bila tekanan sistolnya mencapai diatas 140 mMHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mMHg. Faktor – factor yang berperan penting sebagai
penyebab hiprtensi antara lain perubahan gaya hidup seperti merokok, minum
alcohol, pola makan tidak seimbang dan kurangnya aktifitas fisik (Martha, 2013)
Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak
hanya di Indonesia, namun juga di dunia.Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1
dari 4 orangdewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah
penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025.
Kurang lebih 10-30% pendudukdewasa di hampir semua negara mengalami
penyakit hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan
sebagai mayoritas utama yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila
dapat di kontrol tekanan darahnya (Adib (2009) dalam Ramadi, 2012). Menurut
data yang di dapatkan dari AHA (2008) 65 juta orang dari penderita hipertensi
69% menderita serangan jantung, 77% menderita stroke dan 74% menderita
gagal jantung .Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta
orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol (Armilawaty et al.,
2007).Data lain menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai
31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Prevalensi hipertensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Marliani
(2007) dalam Ramadi, 2012). Pada penderita hipertensi di Indonesia menunjukkan
60% tatalaksana terapi menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan herbal
terapy dan 10% fisikal terapi (Kusmana, 2006). Data di Provinsi Jawa Timur dari
tahun 2007 sebesar 1,87% mengalami peningkatan 2,02% pada tahun 2008, dan
3,30% pada tahun 2009 (Dinkes Provinsi Jatim, 2009). Pada tahun 2010 hipertensi
menempati urutan teratas yaitu 49527 orang penderita. Prevalensi Hipertensi di
kabupaten Mojokerto sebesar 34,7% (Riskesdas propinsi Jawa Timur, 2007).
Berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas Ngoro Kabupaten Mojokerto trend
kasus hipertensi dari tahun ke tahun meningkat dengan rincian sebagai berikut:
pada tahun 2009 sebanyak 3.569 (31,12%) pasien hipertensi, dan pada tahun 2010
jumlah pasien hipertensi sebanyak 4.054 (35,35%) penderita. Sedangkan pada
tahun 2011 tahun terdapat 4.132 penderita (37,08%). Berdasarkan dari hasil studi
pendahuluan di wilayah kerja polindes di desa Sedati kecamatan Ngoro di peroleh
data selama 1 tahun terakhir di dapatkan jumlah 72 kasus pasien yang menderita
hipertensi, angka tertingi urutan ke dua setelah diabetes dan ketiga arthritis gout.
Menurut (Yuliarti (2011) dalam Ramadi, 2012) penanganan hipertensi
secara umum yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Penanganan secara
farmakologik terdiri atas pemberian obat yang bersifat diuretik, simpatik,
betabloker dan vaso dilator yang memperhatikan tempat, mekanisme kerja dan
tingkat kepatuhan. Penanganan secara farmakologis dianggap mahal oleh
masyarakat, selain itu penanganan farmakologis juga mempunyai efek samping.
Efek samping tersebut bermacam-macam tergantung dari obat yang digunakan
(Brashers, 2008). Penanganan nonfarmakologis meliputi penurunan berat badan,
olahraga secara teratur, diet rendah garam & lemak dan terapi komplementer.
Penanganan secara non farmakologis sangat diminati oleh masyarakat karena
sangat mudah untuk dipraktekkan dan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu
banyak. Selain itu, penanganan nonfarmakologis juga tidak memiliki efek
samping yang berbahaya tidak seperti penanganan farmakologis, sehingga
masyarakat lebih menyukai nonfarmakologis dari pada secara farmakologis
(Yuliarti
(2011)
dalam
Ramadi,
2012).
Salah
satu
dari
penanganan
nonfarmakologis dalam menyembuhkan penyakit hipertensi yaitu terapi
komplementer. Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah
diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif,
meditasi, terapitawa, akupuntur, aromaterapi dan refleksologi. Terapi herbal
banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani penyakit hipertensi
dikarenakan memiliki efek samping yang sedikit (Sustrani, 2007). Banyak
tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk terapi herbal dalam pengobatan
hipertensi, diantaranya adalah bawang putih, seledri, bunga rosella, belimbing
wuluh dan daun alpukat. Bawang putih dan seledri kurang disukai oleh
masyarakat karena rasanya yang kurang enak untuk dijadikan obat. Sedangkan
bunga rosella dan belimbing wuluh memiliki rasa asam yang pada umumnya
kurang disukai oleh masyarakat. Daun alpukat memiliki rasa yang sedikit pahit
jika diseduh, namun rasa pahitnya tidak terlalu melekat dilidah dan dapat
dihilangkan dengan meminum sedikit air putih (Rachdian, 2011).
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan design penelitian quasyexperiment yaitu merupakan bentuk penelitian eksperimen yang menggunakan
kelompok kontrol tetapi kelompok kontrolnya tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhinya, karena
pembagian kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak dilakukan secara
random Sugiono (2009). Penelitian ini dilakukan di Desa Sedati Kecamatan Ngoro
Kabupaten Mojokerto, mulai tanggal 5 Mei - 11 Mei 2014.
Populasi dalam penelitian ini Sebagian penderita hipertensi di Desa Sedati
Ngoro Kabupaten Mojokerto, dengan jumlah 72 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara proportionate stratified random sampling, yaitu apabila suatu
populasi terdiri dari unit yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau
heterogen dengan dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi
berdasarkan masing-masing strata (Notoatmodjo, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
DATA UMUM
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian dari
responden berumur 41-50 tahun sebanyak 27 responden yaitu (64,3 %) dan
sebagian kecil dari responden berumur 21-30 tahun sebanyak 3 orang yaitu
(7,1%), dan diketahui sebagian dari responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 29 responden yaitu (69,0%) dan hampir setengah dari responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden yaitu (31,0%), dan hampir
sebagian dari responden mempunyai riwayat keturunan hipertensi sebanyak 31
responden yaitu (73,8%) dan hampir setengah dari responden tidak mempunyai
riwayat hipertensi sebanyak 11 responden yaitu ( 26,2%), dan sebagian besar
responden tidak merokok sebanyak 30 responden yaitu (71,4%) dan hampir
setengah dari responden merokok sebanyak 12 responden yaitu (28,6%), dan
keseluruhan dari reponden tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 42 responden
yaitu (100 %).
DATA KHUSUS
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum Pemberian Seduhan Daun
Alpukat Kelompok Perlakuan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sebelum
Pemberian Seduhan Daun Alpukat Di Desa Sedati Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto Pada Kelompok Perlakuan.
No.
Tekanan Darah
Frekuensi
Persentase( %)
1
Normal
0
0
2
Normal tinggi
0
0
3
Ringan
2
9,5
4
Sedang
13
61,9
5
Berat
6
28,6
6
Maligna
0
0
21
100
Jumlah
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sebelum Pemberian Seduhan Daun
Alpukat pada kelompok kontrol.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sebelum
Pemberian Seduhan Daun Alpukat Di Desa Sedati Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto Pada Kelompok Kontrol.
No.
Tekanan Darah
Frekuensi
Persentase( %)
1
Normal
0
0
2
Normal tinggi
0
0
3
Ringan
0
0
4
Sedang
17
81,0
5
Berat
4
19,0
6
Maligna
0
0
21
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7 diatas didapatkan bahwa pada
kelompok perlakuan sebagian dari responden mengalami hipertensi
sedang sebanyak 13 responden yaitu (61,9%), hampir setengah dari
responden mengalami hipertensi berat yaitu 6 responden (28,6%), dan
sebagian kecil dari responden mengalami hipertensi ringan sebanyak 2
responden (9,5%). Sedangkan pada kelompok kontrol hampir
keseluruan dari responden mengalami hipertensi sedang sebanyak 17
responden yaitu (81,0%) dan sebagian kecil dari responden mengalami
hipertensi berat sebanyak 4 responden (19,0%).
Hipertensi merupakan penyakit yang dikategorikan sebagai the
silent killer diasease karena penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi.
Hipertensi
tidak dapat
secara langsung
membunuh penderitanya melainkan hipertensi memicu terjadinya
penyakit lain yang tergolong kelas berat alias mematikan padahal bila
terjadi hipertensi terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung,
gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik.
(Wahdah, 2011). Menurut Jain (2010) dan Muhamadun (2011) tekanan
darah tinggi atau hipertensi di pengaruhi beberapa faktor antara lain
yakni keturunan yang mana setidaknya separuh dari kasus tekanan
darah tinggi dapat di prekdisikan dari info tentang tekanan darah orang
lanjut usia, kakak, dan adik seseorang dan hal ini di perkuat oleh fakta
bahwa orang-orang dalam satu keluarga memiliki gaya pola hidup dan
pola makan yang sama.
Faktor usia dan jenis kelamin juga
mempengaruhi dimana tekanan darah tinggi lebih mungkin di derita
oleh pria dan wanita cenderung menderita penyakit ini pada saat atau
setelah mengalami menoupose. Tekanan darah tinggi biasanya
meningkat seirirng dengan bertambahnya usia seseorang dan paling
banyak di temukan pada mereka yang berusia di atas 40 tahun,
meskipun banyak juga orang muda yang memiliki tekanan darah
tinggi. Faktor merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, hal
ini disebabkan karena rokok banyak mengandung zat kimia yang
berbahaya bagi tubuh seperti tar, nikotin dan gas karbon monoksida.
Nikotin merangsang sekresi hormon adrenalin yang menyebabkan
jantung berdebar-debar, meningkatkan tekanan darah. Serta faktor
konsumsi alkohol bisa meningkatkan keasaman darah dan menjadi
lebih kental. Kekentalan darah ini memaksa jantung memompa darah
lebih kuat lagi, agar darah dapat sampai ke jaringan yang
membutuhkan dengan cukup akibatnya tekanan darah jadi meningkat.
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan sebelum pemberian
seduhan daun alpukat di Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto bahwa yang menyebabkan sebagian dari responden
kelompok perlakuan mengalami hipertensi sedang 13 responden,
hampir setengah mengalami hipertensi berat 6 responden, sebagian
kecil mengalami hipertensi ringan 2 responden dan pada kelompok
kontrol hampir
keseluruan mengalami hipertensi sedang 17
responden, sebagian kecil mengalami hipertensi berat 4 responden
yaitu karena faktor usia, riwayat keturunan hipertensi dan merokok.
Faktor pertama adalah usia, dimana tekanan darah tinggi meningkat
seiring dengan bertambahnya usia seseorang dan paling banyak di
temukan pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, meskipun banyak
juga orang muda yang memiliki tekanan darah tinggi. Faktor kedua
adalah riwayat keturunan hipertensi diketahui bahwa hampir
keseluruhan responden mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan
tekanan darah tinggi dapat di prekdisikan dari info tentang tekanan
darah orang lanjut usia, kakak, dan adik seseorang dan hal ini juga di
perkuat fakta karena orang-orang dalam satu keluarga memiliki gaya
pola hidup dan pola makan yang sama. Dan faktor ketiga yakni di
dapatkan bahwa hampir setengah dari responden merokok yang
menyebabkan jantung berdebar-debar, meningkatkan tekanan darah
karena banyaknya kandungan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh
seperti tar, nikotin dan gas karbon monoksida.
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sesudah Pemberian Seduhan Daun
Alpukat pada kelompok perlakuan.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sesudah
Pemberian Pemberian Seduhan Daun Alpukat Di Desa Sedati
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto Pada Kelompok
Perlakuan.
No.
Tekanan Darah
Frekuensi
Persentase( %)
1
Normal
3
14,3
2
Normal tinggi
0
0
3
Ringan
12
57,1
4
Sedang
6
28,6
5
Berat
0
0
6
Maligna
0
0
21
100
Jumlah
Tekanan Darah Penderita Hipertensi Sesudah Pemberian Seduhan Daun
Alpukat pada kelompok kontrol.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Sesudah
Pemberian Seduhan Daun Alpukat di Desa Sedati Kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto Pada Kelompok Kontrol.
No.
Tekanan Darah
Frekuensi
Persentase( %)
1
Normal
0
0
2
Normal tinggi
0
0
3
Ringan
0
0
4
Sedang
17
81,0
5
Berat
4
19,0
6
Maligna
0
0
21
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.8 dan 4.9 diatas didapatkan bahwa pada
kelompok perlakuan sebagian dari responden mengalami penurunan
tekanan darah menjadi ringan yaitu 12 responden (57,1%), hampir
setengah mengalami penurunan menjadi sedang yaitu 6 responden
(28,6%), dan sebagian kecil mengalami penurunan menjadi normal
yaitu 3 responden (14,3%), sedangkan pada kontrol didapatkan bahwa
hampir keseluruhan dari responden tetap mengalami hipertensi sedang
yaitu 17 responden (81,0%), dan sebagian kecil tetap dengan hipertensi
berat yaitu 4 responden (19,0%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Runy Hermawan
(2010) dari Universitas Maranatha, Bandung. Hasil penelitiannya
menujukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan tekanan darah sebelum dan setelah minum seduhan daun
alpukat. Dengan demikian di simpulkan bahwa seduhan daun alpukat
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic. Dan menurut
Akusehatku (2013) daun buah alpukat mempunyai kegunaan sangat
beragam untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan secara
tradisional. Tidak hanya buahnya yang bermanfaat untuk kecantikan
kulit, khasiat ramuan alami dari rebusan daun alpukat juga sudah
banyak dipakai untuk pengobatan tradisional penyakit hipertensi dan
aman diminum. Kadar kalium dalam ekstrak daun alpukat dapat
menyebabkan dilastasi pembuluh darah, sehingga menimbulkan efek
antihipertensi.
Hasil observasi yang di dapatkan penilti terdapat hampir sebagian
dari responden mengalami penurunan tekanan darah menjadi ringan 12
responden dan hampir setengah mengalami penurunan menjadi sedang
6 responden sedangkan sebagian kecil responden mengalami
penurunan menjadi normal yaitu 3 responden. Menurut peneliti,
penurunan tekanan darah yang terjadi pada responden pada kelompok
perlakuan terjadi akibat kandungan kadar kalium dalam ekstrak daun
alpukat yang di berikan 1x sehari setiap pagi sebanyak 100 cc selama 7
hari. Sedangkan pada kelompok kontrol hampir keseluruhan dari
responden tetap mengalami hipertensi sedang dan sebagian kecil dari
responden tetap dengan hipertensi berat. Jadi pada kelompok kontrol
tidak ada perubahan tekanan darahnya tetap yang awalnya sedang tetap
sedang dan yang berat tetap berat.
Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah di
Pada Kelompok Perlakuan.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengaruh Pemberian Seduhan
Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah Pada Kelompok
Perlakuan.
Post test
Normal
Pre test
Normal
Normal
Tinggi
Ringan
Sedang
Berat
Maligna
Total
0
0%
0
0%
2
100%
1
7,7%
0
0%
0
0%
3
14,3%
Normal
Sedang
Tinggi Ringan
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
0%
0
0%
0
0%
12
92,3%
0
0%
0
0%
12
57,1%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
6
100%
0
0%
6
28,6%
Berat
Maligna
Total
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
100%
0
100%
2
100%
13
100%
6
100%
0
100%
21
100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa tekanan darah
pada kelompok perlakuan sebelum di berikan seduhan daun alpukat,
sebelumnya sebagian dari responden mengalami hipertensi sedang
sebanyak 13 responden yaitu (61,9%), hampir setengah dari
responden mengalami hipertensi berat yaitu 6 responden (28,6%), dan
sebagian kecil dari responden mengalami hipertensi ringan sebanyak
2 responden (9,5%) dan setelah di berikan seduhan daun alpukat
selama 7 hari, tekanan darah sebagian dari responden mengalami
penurunan tekanan darah menjadi ringan yaitu 12 responden (57,1%),
hampir setengah dari responden mengalami penurunan menjadi
sedang yaitu 6 responden (28,6%) dan sebagian kecil dari responden
mengalami penurunan menjadi normal yaitu 3 responden (14,3%).
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed rank
test pada tekanan darah didapatkan p= 0,000<0,05 (α) sehingga H0
ditolak dan Ha diterima dan
yang artinya terdapat pengaruh
pemberian seduhan daun alpukat terhadap tekanan darah di desa
sedati kecamatan ngoro kabupaten mojokerto.
Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan
adanya kesesuaian antara teori dengan fakta yang ada dimana seduhan
daun alpukat dapat di gunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi
yang diberikan 1x perhari setiap pagi sebanyak 100 cc selama 7 hari.
Pada saat sebelum dikasih perlakuaan tekanan darahnya ringan
setelah di kasih perlakuan menjadi normal, yang sedang menjadi
ringan, berat menjadi sedang. Sedangkan untuk satu responden pada
kelompok perlakuan yang mana sebelumnya mempunyai tekanan
darah dengan kategori sedang, sesudah pemberian seduhan daun
alpukat tekanan darah nya menjadi normal hal ini kemungkinan
disebabkan pada saat pengambilan data pre, reponden sedang banyak
beban pikiran, responden juga tidak memiliki riwayat hipertensi dan
sebelumnya sehingga menjadikan tekanan darah responden menjadi
normal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terutama pada
kelompok perlakuan yang di beri seduhan daun alpukat dapat
disimpulkan bahwa mengkonsumsi seduhan daun alpukat sebanyak
1x perhari setiap pagi dengan dosis 100 cc selama 7 hari dapat
menjadi solusi untuk mengendalikan dan mengatasi tekanan darah
tinggi dengan rata-rata 146/91 mmHg.
Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Tekanan Pada
Kelompok Kontrol.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pengaruh Pemberian Seduhan
Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah Pada Kelompok Kontrol.
Post test
Normal
Pre test
Normal
Normal
Tinggi
Ringan
Sedang
Berat
Maligna
Total
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
Normal
Sedang
Tinggi Ringan
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
0%
0
0%
0
0%
17
100%
0
0%
0
0%
17
81,0%
Berat
Maligna
Total
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
4
100%
0
0%
4
19,8%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
100%
0
100%
0
100%
0
100%
17
100%
4
100%
0
100%
21
100%
Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan data bahwa pada
kelompok kontrol hampir
keseluruan dari responden mengalami
hipertensi sedang sebanyak 17 responden yaitu (81,0%) dan sebagian
kecil dari responden mengalami hipertensi berat sebanyak 4 orang
(19,0%) dan setelah di berikan seduhan daun alpukat selama 7 hari,
hampir keseluruhan dari responden tetap mengalami hipertensi sedang
yaitu 17 responden dan sebagian kecil dari responden tetap dengan
hipertensi berat yaitu 4 responden. Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan uji wilcoxon signed rank test pada tekanan darah
didapatkan p= 1,000>0,05 (α) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak dan
yang artinya tidak terdapat pengaruh pemberian seduhan daun alpukat
terhadap tekanan darah di desa sedati kecamatan ngoro kabupaten
mojokerto.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tekanan darah responden pada kelompok perlakuan sebelum pemberian
seduhan daun aplukat didapatkan bahwa sebagian besar dari responden
mengalami hipertensi sedang hampir setengah mengalami hipertensi buruk dan
sebagian kecil mengalami hipertensi ringan. Dan pada kelompok kontrol hampir
keseluruan dari responden mengalami hipertensi sedang dan sebagian kecil dari
responden mengalami hipertensi berat, sedangkan Tekanan darah pada kelompok
perlakuan setelah pemberian seduhan daun alpukat terjadi penurunan menjadi
ringan, hampir setengah mengalami penurunan menjadi sedang dan sebagian kecil
yang mengalami penurunan menjadi normal. Sedangkan pada kelompok kontrol
tekanan darah hampir keseluruhan masih tetap mengalami hipertensi sedang dan
sebagian kecil tetap dengan hipertensi buruk. Jadi dapat di simpulkan Terdapat
Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat Terhadap Tekanan Darah Di Desa
Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
B. SARAN
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jangka waktu dalam
memberikan perlakuan pada responden dan memperhatikan faktor lain yang dapat
meningkatkan tekanan darah yakni salah satunya adalah asupan makanan
responden yang rendah garam serta tingkat stres responden. Sedangkan bagi
tenaga kesehatan dapat menggunakan seduhan daun alpukat untuk memperkuat
teori tentang terapi nonfarmakologi pada pasien hipertensi. Dan dapat
mengembangkan alternatif-alternatif pengobatan efektif dan efisien terhadap
hipertensi selain menggunakan seduhan daun alpukat. Serta bagi institusi
pelayanan Dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan health education
tentang terapi nonfarmakologis dalam menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Akusehatku,2013. Khasiat dan Manfaat Daun Alpukat Untuk Obat Herbal Alami.
(http://www.akusehatku.com/2013/08/khasiat-dan-manfaat-daunalpukat.html) Di akses 05 Desember 2013
Anna, dr. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Airlangga
Ardiansyah, Muhamad. 2012. “Medikal Bedah untuk Mahasisiwa”, Jogyakarta:
Diva Press.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka
Cipta
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemologi.,
Diunduh
pada
tanggal
30
Mei
2012
melalui
www.ridwanuddin.wordpress.com
Buku Pedoman Penyusunan Skripsi (2014). “Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Majapahit. Mojokerto : Stikes Majapahit
Depkes . 2010. Kejadian Hipertensi di Jawa Timur. www.depkes Ri.co.id, diakses
tanggal 20 Oktober 2012.
Edi Junaedi, SP, MSI., 2013, “Hipertensi Kandas Berkat Herbal”, Jakarta Selatan:
FMedia (Imprint ArgoMedia Pustaka)
Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan tehnik Analisis Data. Jakarta
PT.Rineka Cipta
Kowalski, R. E. The Blood Pressure Cure: 8 weeks to lower blood pressure
without prescription drugs, New Jersey : Jhon Wiley & Sons. Inc., 2007
Martha, Karnia. 2012. “Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi”, Hal 39
jogyakarta: Araska
Muhammadun. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta : In Books
Mun’im, A., E. Hanani, Fitoterapi Dasar, Jakarta: Dian Rakyat, 2011
Mysusis, 2012. Manfaat dan Kandungan : Manfaat daun, buah dan biji alpukat.
(http://manfaatdankandungan.blogspot.com/2012/11/manfaat-daundan-biji-alpukat.html). Di akses 05 Desember 2013
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nurul Wahdah, 2011 “Menaklukan Hipertensi dan Diabetes”, Umbulharjo
Yogyakarta: MultiPress. Jl. Veteran No. 97A
Perry, A. G & Potter, P. A. 2005. Buku Ajar Fundamental KeperawatanKonsep,
Proses & Pratik Ed 4 Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ramadi, Afdhal. 2012. Perbedaan pengaruh pemberian seduhan daun alpukat
(persea gratissima gaerth ) terhadap tekanan darah pada Pasien
hipertensi laki – laki yang perokok dengan bukan perokok. Di akses 07
Desember 2013
Ritu Jain, 2011 “Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah”, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Seno. 2013. Skripsi : Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sheph 2010, Sheldon, “Mayo Clinic Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi”,
Intisari, 2005
Sri Maryati. 2007 Kandungan Kimia Daun Alpukat.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta
Widyanimgrum, H., dkk., Kitab Tanaman Obat Nusantara, Yogyakarta: MedPress,
2011.
Wijaya, Hendra Nur. 2013. Skripsi : Pengaruh Diet Natrium Dan Stres Terhadap
Stabilisasi Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Download