PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN

advertisement
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
(Studi Kasus UMKM XX Ceramics)
Oleh : Sofiningsih (0810230144)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas
pendapatan dan beban di UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP.
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif model studi
kasus. Objek penelitian adalah UMKM XX Ceramics. Teknik pengumpulan data
adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. UMKM XX Ceramics mengakui,
mengukur dan mengungkapkan pendapatan dan beban berdasarkan kas yang
diterima dan dikeluarkan (cash basis). UMKM XX Ceramics tidak menyusun
laporan keuangan, tetapi hanya membuat laporan laba rugi yang merupakan rekap
buku kas. Padahal sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui, diukur
dan diungkapkan berbasis akrual (accrual basis). Laporan laba rugi harus
mengungkapkan pendapatan, beban dan laba yang diperoleh pada suatu periode
berbasis akrual.
Kata kunci : Perlakuan Akuntansi, Pendapatan dan Beban, SAK ETAP
PENDAHULUAN
Malang merupakan kota kedua terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya.
Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik. Sebagian besar industri di
kota Malang merupakan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu
usaha mikro, kecil dan menengah yang ada di kota Malang adalah usaha keramik.
Keramik merupakan bagian dari industri pengolahan di kota Malang. Data Badan
Pusat Statistika (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2012, sumbangan UMKM
terutama industri pengolahan terhadap produk domestic regional bruto (PDRB)
mencapai 33 %.
Usaha keramik di kota Malang terletak di Kampoeng Keramik Jalan MT.
Haryono. Hampir dari seluruh usaha keramik yang ada di kampoeng keramik
merupakan usaha mikro dan kecil yang memproduksi dan mendistribusikan
keramik. Pendirian usaha keramik yang merupakan UMKM terbilang cukup
mudah dibanding badan usaha lainnya. Tidak memerlukan modal dan
teknologiyang canggih. Apalagi tempat usaha yang dijadikan satu oleh pemerintah
daerah kota Malang, yang mempermudah pengembangan usaha dan pemasaran.
Akan tetapi, sampai saat ini tidak banyak usaha keramik yang mampu bertahan
karena kurang mampu dalam mengelola usaha terutama dalam hal keuangan.
UMKM merupakan salah satu yang sangat rentan untuk bangkrut. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kemampuan pemilik atau manajer dalam
mengelola usaha. Hal ini disebabkan tidak adanya pemisahan kegiatan dan
keuangan usaha dengan pribadi pemilik.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mengadopsi IFRS For SMEs dan menyederhanakannya menjadi Standar Akutansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP akan
membantu UMKM dalam menyediakan pelaporan keuangan sehingga UMKM
dapat mengambil keputusan keuangan dan manajerial dengan baik. Selain itu,
adanya pelaporan keuangan diharapkan dapat mempermudah UMKM dalam
pengajuan pinjaman kredit ke bank atau koperasi. Sehingga UMKM dapat
mengembangkan usahanya.
Hingga saat ini banyak UMKM yang enggan menerapkan SAK ETAP.
Berbagai pelatihan dan seminar tentang penerapan SAK ETAP yang diadakan
oleh IAI, universitas maupun Lembaga Swadaya Masyarakat rupanya kurang
diketahui dan diminati oleh UMKM. Salah satu penyebabnya adalah biaya
pelatihan yang tergolong mahal. Pada tanggal 9-10 April 2010, IAI Jawa Timur
mengadakan pelatihan SAK ETAP di Hotel Bumi Surabaya dengan pemateri
Merlyana Syamsul dan Roy Imam Wirahardja dengan investasi peserta sebesar Rp
1.375.000,-. Harga yang tergolong mahal bagi usaha kecil.
Penelitian Rini (2010) tentang persepsi pelaku UMKM terhadap SAK ETAP
di Kota Malang mengungkapkan bahwa pelaku UMKM di kota Malang
menyambut baik hadirnya SAK ETAP. Namun mereka masih kurang memahami
implementasi dan penerapan SAK ETAP bagi usahanya. Faktor penyebabnya
adalah tingkat pendidikan pelaku UMKM yang mayoritas hanya sebatas SMA dan
kurang memahami tentang akuntansi.
Prisilia (2011) telah melakukan penelitian tentang penyusunan dan penyajian
laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Studi Kasus pada CV ADI BUANA-KTV Inul
Vizta Malang. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa proses penyusunan dan
penyajian laporan keuangan pada CV ADI BUANA- KTV Inul Vizta Malang
yang termasuk dalam usaha menengah dimulai dengan mencatat transaksi dan
mengakui unsur-unsur laporan keuangan kemudian membuat laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Pencatatan transaksi menggunakan single entry yaitu sistem pencatatan
tunggal yang hanya mencatat setiap transaksi sekali.
UMKM XX Ceramics merupakan salah satu usaha kecil di Kota Malang
yang menjadi produsen sekaligus distributor keramik. UMKM XX Ceramics
menyusun laporan laba rugi yang berbasis kas (cash basis) setiap akhir bulan.
Laporan laba rugi tersebut digunakan UMKM XX Ceramics untuk mengajukan
pinjaman di perbankan atau koperasi. Namun, hasilnya UMKM XX Ceramics
tidak memperoleh pinjaman dari perbankan karena laporan laba rugi yang disusun
tidak sesuai dengan format yang diharapkan perbankan.
UMKM XX Ceramics menyusun laporan laba rugi berdasarkan buku kas.
Laporan laba rugi UMKM XX Ceramics menjelaskan transaksi kas yang terjadi,
baik kas masuk maupun keluar. Tidak ada pengklasifikasian transaksi yang terjadi
dalam suatu akun. UKM tidak menyusun laporan laba rugi yang sesuai dengan
SAK ETAP.
Laporan laba rugi menunjukkan kinerja usaha pada suatu periode. Laporan
laba rugi mengungkapkan pos pendapatan, beban dan laba usaha pada suatu
periode (IAI;2009). Laporan laba rugi dapat membantu manajer sekaligus pemilik
UMKM XX Ceramics dalam memperoleh pinjaman. Laporan laba rugi dapat
digunakan oleh perbankan untuk menilai kelayakan UMKM XX Ceramics dalam
meperoleh pinjaman.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
Bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM XX
Ceramics?
Bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada laporan
keuangan UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP?
TUJUAN PENELITIAN
1.
2.
Untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di
UMKM XX Ceramics.
Untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada
laporan keuangan UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian). Penelitian deskriptif
mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Moleong, 2006). Penelitian ini berupa penelitian
yang mengarah pada studi kasus. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian
pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara
mendalam.
Objek penelitian adalah UMKM XX Ceramics. UMKM XX Ceramics
merupakan salah satu usaha distributor keramik milik perseorangan. Pemilik
adalah seorang wanita yang sangat antusias untuk belajar tentang akuntansi dan
keuangan serta strategi mengembangkan usaha. Fokus utama dalam penelitian ini
adalah perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang sesuai dengan SAK
ETAP bagi UMKM XX Ceramics.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
daftar pertanyaan wawancara dan catatan lapangan saat observasi. Tehnik
pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Peneliti merangkum data gambaran umum usaha, memilih
informasi yang diperlukan dan memfokuskan pada kegiatan operasional untuk
mencari pola perlakuan akuntansi. Data operasional disajikan dalam bentuk tabel
dan diperjelas dengan narasi. Penarikan kesimpulan diperoleh dari analisis data
dan hasil penelitian perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM
XX Ceramics dan yang sesuai dengan SAK ETAP.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Usaha
UMKM XX Ceramics merupakan usaha pengrajin dan distributor
keramik yang didirikan pada tahun 1993. Perusahaan termasuk dalam kategori
usaha kecil, karena omset usaha rata-rata per bulan adalah 30 juta (360.000.000
per tahun). Pada awalnya pengrajin keramik di UMKM XX Ceramics hanya
pemilik yaitu Bu Anis dan suaminya Bapak Sucipta. Bapak Sucipta merupakan
pegawai negeri di Dinas Perikanan, beliau merupakan Insinyur Perikanan
sedangkan Bu Anis adalah Guru MI (Madrasah I’tidaiah) dan MTs (Madrasah
Tsanawiyah). Mereka memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha
sendiri. Keinginan tersebut memotivasi mereka untuk mempelajari tentang
seluk beluk keramik dan membuka usaha keramik. Saat ini XX Ceramics
memiliki toko di Dinoyo-Jalan MT Haryono, tepatnya di daerah Kampoeng
Keramik Dinoyo dan tempat produksi keramik di daerah Tunggul Wulung.
Tujuan pendirian usaha XX Ceramics adalah untuk membuka dan
mengembangkan usaha keramik, mendapatkan keuntungan (profit), membuka
lowongan pekerjaan dan mengembangkan jiwa seni dan kreatifitas. Struktur
organisasi XX Ceramics adalah sebagai berikut :
Pemilik
Bagian Produksi
Bagian Penjualan
Bagan 1. Struktur Organisasi
Deskripsi tugas (job descriptions):
a. Pemilik
1) Manajer usaha, pemegang otoritas tertinggi.Menentukan strategi usaha.
2) Melakukan komunikasi rutin dengan pelanggan yang sudah pernah
membeli produk dan mencari pelanggan baru.
3) Terkadang membantu produksi dan pengepakan.
4) Melakukan pengawasan atas proses produksi untuk menjamin kualitas
produk dan ketersediaan produk.
5) Membayar gaji karyawan setiap akhir pekan.
6) Melakukan pembelian bahan baku beserta peralatan dan perlengkapan
lain (yang nilai pembeliannya dinilai material) untuk menjamin
kelancaran proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
7) Membuat laporan arus kas berdasarkan catatan yang dilakukan secara
pribadi.
8) Terkadang menjaga dan melayani pembeli di toko.
b. Bagian Penjualan
1) Melakukan pengepakan barang.
2) Menjaga dan melayani pembeli di toko.
3) Bertanggung jawab atas produksi souvenir.
4) Melakukan pembelian atas perlengkapan atau peralatan produksi
souvenir yang nilainya tidak material.
c. Bagian Produksi
1) Memproduksi dan menyediakan keramik.
Kegiatan Operasional
XX Ceramics merupakan pengrajin dan distributor keramik dan
souvenir. Keramik yang diproduksi XX Ceramics beraneka ragam jenis mulai
dari keramik yang ukurannya kecil hingga besar. Proses produksi keramik
meliputi pencetakan, pengeringan, pengecetan dan pembakaran. Dalam proses
pencetakan pertama-tama karyawan bagian operasional/produksi membuat
adonan keramik dari kaolin, mase, water glas, ball clay, dan air di dalam timba
besar. Kemudian karyawan bagian operasional/produksi membersihkan tempat
cetakan dengan teleg atau glassur. Adonan keramik dimasukkan ke dalam
cetakan dan dibiarkan 10-15 menit tergantung besarnya cetakan. Setelah
adonan keramik bagian pinggir mengering, adonan keramik bagian tengah
yang masih basah dimasukkan lagi ke dalam timba besar untuk digunakan lagi.
Adonan keramik bagian pinggir yang telah mengering tersebut adalah cetakan
keramik Hasil cetakan keramik ditaruh di nampan. Nampan dijemur di tempat
terbuka (proses pengeringan).
Apabila pesanan keramik diambil dalam jangka waktu yang lama atau
hasil cetakan keramik hanya untuk persediaan usaha, maka setelah proses
pengeringan hasil cetakan keramik dapat disimpan terlebih dahulu. Hasil
cetakan keramik harus disimpan di tempat kering dan terlindungi dari debu.
Namun apabila pesanan keramik perlu segera diambil atau dikirim, maka hasil
cetakan keramik langsung diukir dan dicat serta dikeringkan kembali di proses
pengecetan kemudian di bakar di mesin oven dalam proses pembakaran.
Keramik yang sudah usai diproduksi dan siap dijual dimasukkan ke dalam
kardus dan dikirim ke toko.
Produk souvenir yang disediakan oleh XX Ceramics ada dua macam
yaitu produk souvenir yang berisi keramik dan non keramik. Produk souvenir
non keramik ditentukan sesuai dengan pesanan pelanggan, bisa berupa
gantungan kunci, handuk dan sebagainya. Biasanya XX Ceramics membeli
souvenir non keramik dari toko lain baik dari dalam kota maupun luar kota
seperti Jogjakarta. Kartu ucapan dan beberapa bahan baku pengepakan
souvenir juga dibeli dari toko lain untuk menghemat waktu dan biaya. Apabila
souvenir sudah siap, maka XX Ceramics melakukan proses produksi souvenir.
Proses produksi souvenir berupa pengepakan souvenir. Proses pengepakan
meliputi pembungkusan souvenir dengan plastik dan pemberian hiasan serta
kartu ucapan. Souvenir yang sudah selesai diproses, dipak dalam satu kardus
besar dan siap dikirim ke pelanggan. XX Ceramics menjual produk secara
eceran dan pesanan.
Siklus Akuntansi
Periode akuntansi XX Ceramics dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir
pada tanggal 31 Desember. Proses pencatatan transaksi dan pelaporan masih
manual, belum menggunakan teknologi komputer. Pemilik memanfaatkan
microsoft excel hanya pada saat pencetakan laporan laba rugi yang digunakan
untuk kebutuhan perolehan modal dari perbankan atau instansi lain.
Siklus akuntansi XX Ceramics dimulai dengan terjadinya transaksi.
Transaksi tersebut dicatat di buku kas pemilik. Transaksi yang dicatat adalah
transaksi yang ada hubungannya dengan kas (pemasukan atau pengeluaran kas)
seperti pembelian bahan baku, penjualan, pengiriman, penggajian, piutang
karyawan, pembayaran tagihan telepon, listrik dan sebagainya. Bukti transaksi
penjualan XX Ceramics disimpan, sedangkan bukti transaksi pengeluaran kas
XX Ceramics tidak disimpan. Transaksi pengeluaran kas dicatat langsung
setelah pengeluaran kas terjadi, oleh karena itu bukti pengeluaran kas tidak
disimpan. Pemilik menganggap bukti pengeluaran kas tidak penting untuk
disimpan.
Bukti penjualan XX Ceramics berupa nota penjualan berisi catatan
produk yang telah terjual baik bentuk dan tipe maupun kuantitas/jumlah
produk. Selain itu, di dalam nota penjualan dicantumkan nama pembeli,
tanggal pesanan diambil dan pembayaran awal atau DP (Down Payment) dan
kurangan pembayaran. Oleh karena itu, pemilik menganggap nota penjualan
tersebut penting untuk disimpan sebagai bukti dan salah satu petunjuk
penagihan piutang dan pendukung proses produksi usaha. Pemilik XX
Ceramics tidak membuat buku tagihan utang, atau buku pesanan produk.
Pemilik menetapkan keputusan produksi sebuah pesanan dan melakukan
penagihan piutang berdasarkan nota penjualan.
Pemilik mencatat kas yang diperoleh atas penjualan dank as yang keluar
untuk pembayaran beban pada buku kas. Pada akhir bulan, pemilik membuat
laporan laba rugi berdasarkan buku kas dan nota penjualan di microsoft excel.
Laporan laba rugi tersebut digunakan untuk kepentingan perolehan modal dari
perbankan atau instansi lain. Apabila instansi atau pihak perbankan yang telah
memberikan pinjaman modal tidak meminta laporan atau catatan keuangan
maka pemilik tidak merekap buku kas dan mencetak rekapan tersebut.
Transaksi
Pencatatan di
Buku Kas
Cetak Laporan
Membuat laporan
kas di mc. excel
Bagan 2. Siklus Akuntansi XX Ceramics
Gambar 1. Buku Kas Pemilik
Gambar 2. Buku Transaksi
2. Perlakuan Akuntansi atas Pendapatan dan Beban di XX Ceramics
Pendapatan
Pendapatan XX Ceramics diperoleh dari dua macam penjualan yaitu
penjualan tunai dan penjualan pesanan.
a. Pendapatan atas Penjualan Tunai
Penjualan tunai XX Ceramics biasanya dalam nilai nominal yang kecil.
Misalnya pembelian mug atau aromatherapy di toko.
1) Pengakuan
Penjualan tunai diakui oleh XX Ceramics pada saat terjadinya transaksi
yaitu pertukaran persediaan dengan kas yang diterima.
2) Pengukuran
Kas yang diterima atas penjualan tunai dicatat oleh pemilik di buku kas
berdasarkan nilai nominal penjualan produk.
3) Pengungkapkan
Pendapatan atas penjualan tunai disajikan secara rinci per pembelian.
b. Pendapatan atas Penjualan Pesanan
Penjualan pesanan bisa berupa penjualan souvenir atau penjualan keramik
dalam jumlah besar. Penjualan pesanan produk keramik biasanya dilakukan
oleh pelanggan XX Ceramics.
1) Pengakuan
Pendapatan atas penjualan pesanan diakui pada saat pelanggan
melakukan pemesanan dan diukur berdasarkan jumlah dari keseluruhan
pesanan. Kas awal yang diserahkan oleh pelanggan dicatat di buku kas
pada tanggal terjadinya pesanan. Kas yang diterima XX Ceramics
sebagai pelunasan pembayaran pesanan dicatat di buku kas pada tanggal
terjadinya pelunasan pembayaran. Tanggal pemesanan dan pelunasan
bisa terjadi pada periode bulan yang sama ataupun tidak.
2) Pengukuran
XX Ceramics mengakui dan mengukur pendapatan atas penjualan
pesanan dari total keseluruhan pesanan, tanpa melakukan penyesuaian di
akhir periode.
3) Pengungkapan
Pendapatan atas penjualan pesanan yang sudah diselesaikan, masih dalam
proses atau sudah dikirim ke pelanggan disajikan sebagai pendapatan
dalam laporan laba rugi pada bulan terjadinya pemesanan. Pendapatan
XX Ceramics tidak diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan tetapi
disajikan secara rinci per pesanan.
Beban
Perlakuan akuntansi atas beban di XX Ceramics adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Barang Dalam Proses dan Barang Jadi
XX Ceramics tidak mengakui adanya biaya atas perubahan barang dalam
proses dan barang jadi.
b. Bahan Baku yang digunakan
Biaya bahan baku diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas yang
dikeluarkan untuk pembelian bahan baku. Tidak ada akun bahan baku.
Biaya bahan baku disajikan secara rinci, tidak diklasifikasikan dalam satu
akun.
c. Beban pegawai
Beban pegawai diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas yang
dikeluarkan untuk pembayaran gaji pegawai dan pemilik setiap bulan. Kas
yang dikeluarkan berupa akumulasi dari total gaji pegawai yang diserahkan
setiap hari sabtu pada bulan tersebut. Tidak ada akun beban pegawai. Gaji
pegawai dan pemilik disajikan secara rinci, tidak disajikan dalam satu akun.
d. Beban Penyusutan atau amortisasi
XX Ceramics tidak mengakui adanya beban penyusutan atau amortisasi
baik peralatan maupun perlengkapan.
e. Beban Listrik, Air dan Telepon
Beban listrik, air dan telepon diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas
yang dikeluarkan setiap bulan. Tidak ada pemisahan beban listrik, air dan
telepon yang digunakan oleh XX Ceramics dan pemilik. XX Ceramics
menyajikan beban listrik, air dan telepon secara rinci, tidak dalam satu akun
beban listrik, air dan telepon.
f. Beban Pengiriman
Beban pengiriman diakui, diukur dan disajikan sesuai dengan kas yang
dikeluarkan oleh XX Ceramics setiap bulan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh XX Ceramics adalah laporan laba rugi.
Laporan laba rugi disusun oleh pemilik setiap akhir bulan sesuai dengan nota
penjualan dan buku kas pemilik. Pemilik membuat format laporan laba rugi sama
dengan buku kas. Laporan laba rugi yang dibuat oleh XX Ceramics adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 Laporan Laba Rugi Bulan Januari 2013
Sumber : XX Ceramics 2013, data diolah oleh penulis
3. Perlakuan Akuntansi atas pendapatan dan Beban yang Sesuai dengan SAK
ETAP
Pendapatan
Sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui pada saat terjadinya
transaksi penjualan barang. Kondisi penjualan barang yang diakui sebagai
pendapatan yaitu terjadinya pengalihan manfaat dan resiko kepemilikan barang dari
penjual kepada pembeli dan perolehan manfaat ekonomi oleh penjual dari pembeli
atas biaya yang muncul dan akan terjadi dari barang tersebut. Jumlah pendapatan
harus dapat diukur secara andal.
a. Pengakuan
Pendapatan tunai diakui pada saat terjadi transaksi, sedangkan pendapatan
pesanan diakui pada saat terjadinya pengalihan manfaat dan resiko kepemilikan
barang dari penjual kepada pembeli serta sebaliknya. Pembayaran tunai di awal
pesanan diakui sebagai pendapatan diterima dimuka.
b. Pengukuran
Pendapatan tunai diukur sesuai nilai pembelian. Nilai Pendapatan atas penjualan
pesanan diukur atas nilai dari harga jual barang yang sudah siap dikirim kepada
pelanggan. Nilai pendapatan dapat ditelusuri dari nota penjualan. Berikut
pengukuran nilai pendapatan yang sesuai dengan SAK ETAP untuk XX
Ceramics:
Tabel 2. Nilai Pendapatan XX Ceramics 31 Januari Tahun 2013
Tabel 5. Nilai Pendapatan Diterima Dimuka XX Ceramics
31 Januari Tahun 2013
Nilai Pendapatan Diterima Dimuka
Bulan Januari
Tahun 2013
Nama
Pengiriman Pesanan
Jumlah
Endah
2 Februari 2013
Rp 2.875.000
Riati
20 Februari 2013
Rp 1.950.000
Mira
18 Februari 2013
Rp 660.000
Susan
21 Februari 2013
Rp 405.000
Masayu
15 Februari 2013
Rp 1.500.000
Sari
26 Februari 2013
Rp 945.000
Natalia
15 Februari 2013
Rp 2.100.000
Budi
16 Februari 2013
Rp 2.975.000
Yayuk
07 Februari 2013
Rp
42.000
Total
Rp 13.452.000
c. Pengungkapan
Pendapatan tunai dan pesanan dicatat dan diklasifikasikan dalam akun
pendapatan. Untuk pembayaran awal atas penjualan pesanan dicatat dan
diklasifikasikan dalam akun pendapatan diterima dimuka. Akun pendapatan
disajikan di laporan laba rugi sedangkan pendapatan diterima di muka disajikan
di neraca.
Beban
Sesuai dengan SAK ETAP, entitas diperkenankan melakukan pemilihan atas
metode analisis beban. Baik menggunakan analisis beban berdasarkan fungsi atau
berdasarkan sifat. Untuk menyesuaikan dengan kondisi XX Ceramics yang tidak
memiliki akuntan atau pencatat keuangan khusus, memenuhi karakteristik kualitatif
laporan keuangan, mempermudah penyusunan laporan keuangan dan analisa laporan
keuangan oleh pemilik dan pihak lainnya seperti stakeholders maka metode analisis
beban yang sesuai dengan XX Ceramics adalah metode analisis beban berdasarkan
sifat.
a. Perubahan Barang Dalam Proses dan Barang Jadi
Dalam proses produksi, XX Ceramics pada umumnya memproduksi barang dalam
jumlah yang sesuai dengan pesanan. Untuk beberapa pesanan, XX Ceramics
terkadang memproduksi barang dalam jumlah yang melebihi pesanan namum
dinilai tidak material yaitu berkisar antara 1-10 barang. Penelusuran dari nilai
barang tersebut tidak mudah dilakukan sehingga penulis mengusulkan untuk tidak
memasukkan nilai dari perubahan barang dalam proses dan barang jadi dalam
laporan laba rugi.
b. Bahan Baku yang digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus diakui dan diukur sesuai
dengan penggunaan bahan baku. Bahan Baku harus diungkapkan pada laporan
laba rugi dalam satu akun Bahan Baku yang digunakan. Bahan Baku yang
digunakan XX Ceramics meliputi bahan baku produksi keramik dan souvenir.
Pengukuran nilai bahan baku yang digunakan dapat dilihat dari laporan laba rugi
yang dibuat oleh XX Ceramics. XX Ceramics senantiasa membeli bahan baku
untuk produk keramik pada akhir bulan, mengganti persediaan bahan baku yang
digunakan. Untuk produk souvenir, XX Ceramics melakukan pembelian dan
penggunaan sesuai dengan kebutuhan pesanan pelanggan. Nilai sisa bahan baku
tidak dapat ditelusuri dan mempersulit penilaian bahan baku yang digunakan
sehingga tidak diperhitungkan. Berikut pengukuran bahan baku yang digunakan
XX Ceramics :
Tabel 6. Pengukuran Bahan Baku yang Digunakan
c. Beban Pegawai
Beban pegawai harus diakui dan diukur sesuai dengan hak pegawai akibat dari
jasa yang diberikan kepada entitas selama periode pelaporan. Hak pegawai yang
belum diserahkan diakui sebagai kewajiban atau utang. Untuk mengakui dan
mengukur beban gaji XX Ceramics perlu adanya penelusuran daftar gaji pegawai,
jam kerja dan lembur per bulan. Dari penelusuran tersebut dapat diukur beban
pegawai pada bulan tertentu. Berikut perhitungan beban gaji pegawai XX
Ceramics bulan Januari :
Tabel 7. Daftar Gaji Pegawai Bulan Januari Tahun 2013
d. Beban Penyusutan atau Amortisasi
SAK ETAP mengharuskan perusahaan mengakui biaya perolehan aset. Biaya
perolehan mencakup harga beli, biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung
untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan, estimasi awal biaya
pembongkaran, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi lokal. Tanah dan
Bangunan harus diakui dan dicatat secara terpisah.
Setelah pengakuan awal, XX Ceramics harus mengukur nilai aset setiap akhir
periode. Nilai aset setiap akhir periode diperoleh dari nilai pengakuan awal
dikurangi nilai penyusutan atau amortisasi aset setiap bulan atas manfaat yang
telah digunakan.
Sebelum mengakui dan mengukur nilai dari beban penyusutan setiap bulan,
peneliti harus menelusuri jenis aset, tanggal dan nilai awal perolehan aset. Selain
itu peneliti harus mengetahui estimasi masa manfaat aset tersebut. Berikut
perhitungan beban penyusutan aset XX Ceramics :
Tabel 8. Perhitungan Beban Penyusutan XX Ceramics
XX Ceramics mengungkapkan nilai beban penyusutan dalam laporan laba rugi.
Selain nilai beban penyusutan, XX Ceramics diwajibkan untuk mengungkapkan
dasar pengukuran, estimasi umur ekonomi, metode penyusutan yang digunakan,
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan. Poin tersebut diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
e. Beban Listrik. Telepon dan Air
Beban listrik, air dan telepon harus diakui, diukur dan diungkapkan sesuai dengan
biaya yang keluar atas manfaat yang telah digunakan oleh XX Ceramics. Beban
listrik XX Ceramics menjadi satu dengan rumah pemilik sehingga diperlukan
adanya penelusuran dan perhitungan penggunaan listrik oleh XX Ceramics
berdasarkan daya (kwh) yang digunakan. Penelusuran dan perhitungan persentase
daya listrik yang digunakan oleh XX Ceramics adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Perhitungan Persentase Penggunaan Listrik
Perhitungan Persentase
Daya 1.300 kwh
Keterangan
Watt
Watt Listrik Keseluruhan per pekan
7 lampu @ 25 W x 10 jam per hari
12250
Mesin cuci 350 watt 5 jam per pecan
1750
Kulkas 50 watt x 24 jam per hari
8400
Laptop 150 watt x 4 jam per hari
4200
Kran 200 watt x @ 8 jam per hari
11200
Alat Print Mug 550 watt @ 10 jam per pecan
5500
Telepon rumah @ 20 watt x 24 jam per hari
3360
Total Watt per pekan
43300
Watt XX Ceramics per pekan
1 lampu @ 25 W x 10 jam per hari
1750
Alat Print Mug 550 watt @ 10 jam per pecan
5500
Telepon rumah @ 20 watt x 24 jam per hari
3360
Total Watt XX Ceramics per pekan
10610
Persentase Beban Listrik XX Ceramics
24.50%
Beban listrik yang digunakan oleh XX Ceramics dapat dihitung dengan
mengalikan total beban listrik suatu periode dengan persentase penggunaan daya
listrik oleh XX Ceramics. Nilai beban listrik XX Ceramics bulan Januari adalah
Rp 29.400,- yang merupakan pembulatan nilai dari beban listrik bulan Januari
tahun 2013 sebesar Rp 120.000,- dikalikan dengan persentase penggunaan listrik
XX Ceramics yaitu 25%.
Beban telepon XX Ceramics merupakan keseluruhan biaya telepon yang
dibayarkan pada suatu periode. XX Ceramics tidak menggunakan PDAM tetapi
air kran dalam produksi sehinggan total beban listrik, air dan telepon XX
Ceramics bulan Januari 2013 adalah Rp 114.000,- yaitu beban listrik Rp 29.400,ditambah beban telepon Rp 85.000,-. Nilai tersebut diungkapkan dalam laporan
laba rugi.
f. Beban Pengiriman
Beban pengiriman keramik dan souvenir pesanan pelanggan menjadi tanggung
jawab XX Ceramics sehingga seluruh biaya kirim yang dicatat di laporan laba
rugi XX Ceramics merupakan beban pengiriman. Beban pengiriman diungkapkan
dalam laporan laba rugi.
Laporan Laba Rugi
Format Laporan laba rugi dan nilai akun dalam laporan laba rugi yang sesuai
dengan SAK ETAP adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Laporan Laba Rugi
XX CERAMICS
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Januari 2013
Pendapatan
Pendapatan operasi lainnya
Jumlah Pendapatan
Perubahan Barang Dalam Proses
dan Barang Jadi
Bahan Baku yang Digunakan
Beban Pegawai
Beban Penyusutan atau Amortisasi
Beban Listrik, Air dan Telepon
Beban Pengiriman
Beban Perlengkapan
Jumlah Beban Operasi
Rp 37.271.500,00
Rp
Rp 37.271.500,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
18.214.450,00
8.235.000,00
197.500,00
29.400,00
1.100.000,00
245.000,00
Laba Operasi
Rp 28.021.350,00
Rp
9.250.150,00
.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di XX Ceramics tidak sesuai dengan
SAK ETAP. XX Ceramics mengakui pendapatan dan beban berdasarkan kas yang
diterima dari pelanggan dan tidak melakukan penyesuaian pada akhir periode.
2. Sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui, diukur dan diungkapkan
apabila telah memenuhi beberapa kriteria antara lain terjadi pengalihan manfaat dan
resiko dari penjual kepada pembeli, jumlah pendapatan dan biaya dapat diukur secara
andal, tidak ada hubungan manajerial atas barang, ada kemungkinan manfaat
ekonomi akan mengalir ke dalam usaha. Beban harus diakui, diukur dan
diungkapkan pada saat terjadinya pendapatan (prinsip penandigan).
Setelah mempelajari, menganalisa dan menyimpulkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perguruan Tinggi dan Mahasiswa
Perguruan Tinggi dan Mahasiswa memiliki inisiatif untuk membantu UMKM dalam
penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP terutama laporan laba
rugi dalam pos pendapatan dan beban. Perguruan tinggi dapat memasukkan ide
tersebut dalam salah satu program pengabdian masyarakat.
2. UMKM
UMKM dapat membuka pikiran dan diri serta memiliki semangat dalam menyusun
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, terutama laporan laba rugi dalam
pos pendapatan dan beban.
3. Pemerintah
Pemerintah dapat ikut dan mendorong lembaga dan atau universitas yang memiliki
inisiatif membantu UMKM dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang sesuai
dengan SAK ETAP, terutama laporan laba rugi pos pendapatan dan beban.
Download