PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (Studi Kasus UMKM XX Ceramics) Oleh : Sofiningsih (0810230144) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif model studi kasus. Objek penelitian adalah UMKM XX Ceramics. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. UMKM XX Ceramics mengakui, mengukur dan mengungkapkan pendapatan dan beban berdasarkan kas yang diterima dan dikeluarkan (cash basis). UMKM XX Ceramics tidak menyusun laporan keuangan, tetapi hanya membuat laporan laba rugi yang merupakan rekap buku kas. Padahal sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui, diukur dan diungkapkan berbasis akrual (accrual basis). Laporan laba rugi harus mengungkapkan pendapatan, beban dan laba yang diperoleh pada suatu periode berbasis akrual. Kata kunci : Perlakuan Akuntansi, Pendapatan dan Beban, SAK ETAP PENDAHULUAN Malang merupakan kota kedua terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik. Sebagian besar industri di kota Malang merupakan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu usaha mikro, kecil dan menengah yang ada di kota Malang adalah usaha keramik. Keramik merupakan bagian dari industri pengolahan di kota Malang. Data Badan Pusat Statistika (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2012, sumbangan UMKM terutama industri pengolahan terhadap produk domestic regional bruto (PDRB) mencapai 33 %. Usaha keramik di kota Malang terletak di Kampoeng Keramik Jalan MT. Haryono. Hampir dari seluruh usaha keramik yang ada di kampoeng keramik merupakan usaha mikro dan kecil yang memproduksi dan mendistribusikan keramik. Pendirian usaha keramik yang merupakan UMKM terbilang cukup mudah dibanding badan usaha lainnya. Tidak memerlukan modal dan teknologiyang canggih. Apalagi tempat usaha yang dijadikan satu oleh pemerintah daerah kota Malang, yang mempermudah pengembangan usaha dan pemasaran. Akan tetapi, sampai saat ini tidak banyak usaha keramik yang mampu bertahan karena kurang mampu dalam mengelola usaha terutama dalam hal keuangan. UMKM merupakan salah satu yang sangat rentan untuk bangkrut. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kemampuan pemilik atau manajer dalam mengelola usaha. Hal ini disebabkan tidak adanya pemisahan kegiatan dan keuangan usaha dengan pribadi pemilik. Mempertimbangkan kondisi tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi IFRS For SMEs dan menyederhanakannya menjadi Standar Akutansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP akan membantu UMKM dalam menyediakan pelaporan keuangan sehingga UMKM dapat mengambil keputusan keuangan dan manajerial dengan baik. Selain itu, adanya pelaporan keuangan diharapkan dapat mempermudah UMKM dalam pengajuan pinjaman kredit ke bank atau koperasi. Sehingga UMKM dapat mengembangkan usahanya. Hingga saat ini banyak UMKM yang enggan menerapkan SAK ETAP. Berbagai pelatihan dan seminar tentang penerapan SAK ETAP yang diadakan oleh IAI, universitas maupun Lembaga Swadaya Masyarakat rupanya kurang diketahui dan diminati oleh UMKM. Salah satu penyebabnya adalah biaya pelatihan yang tergolong mahal. Pada tanggal 9-10 April 2010, IAI Jawa Timur mengadakan pelatihan SAK ETAP di Hotel Bumi Surabaya dengan pemateri Merlyana Syamsul dan Roy Imam Wirahardja dengan investasi peserta sebesar Rp 1.375.000,-. Harga yang tergolong mahal bagi usaha kecil. Penelitian Rini (2010) tentang persepsi pelaku UMKM terhadap SAK ETAP di Kota Malang mengungkapkan bahwa pelaku UMKM di kota Malang menyambut baik hadirnya SAK ETAP. Namun mereka masih kurang memahami implementasi dan penerapan SAK ETAP bagi usahanya. Faktor penyebabnya adalah tingkat pendidikan pelaku UMKM yang mayoritas hanya sebatas SMA dan kurang memahami tentang akuntansi. Prisilia (2011) telah melakukan penelitian tentang penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Studi Kasus pada CV ADI BUANA-KTV Inul Vizta Malang. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada CV ADI BUANA- KTV Inul Vizta Malang yang termasuk dalam usaha menengah dimulai dengan mencatat transaksi dan mengakui unsur-unsur laporan keuangan kemudian membuat laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Pencatatan transaksi menggunakan single entry yaitu sistem pencatatan tunggal yang hanya mencatat setiap transaksi sekali. UMKM XX Ceramics merupakan salah satu usaha kecil di Kota Malang yang menjadi produsen sekaligus distributor keramik. UMKM XX Ceramics menyusun laporan laba rugi yang berbasis kas (cash basis) setiap akhir bulan. Laporan laba rugi tersebut digunakan UMKM XX Ceramics untuk mengajukan pinjaman di perbankan atau koperasi. Namun, hasilnya UMKM XX Ceramics tidak memperoleh pinjaman dari perbankan karena laporan laba rugi yang disusun tidak sesuai dengan format yang diharapkan perbankan. UMKM XX Ceramics menyusun laporan laba rugi berdasarkan buku kas. Laporan laba rugi UMKM XX Ceramics menjelaskan transaksi kas yang terjadi, baik kas masuk maupun keluar. Tidak ada pengklasifikasian transaksi yang terjadi dalam suatu akun. UKM tidak menyusun laporan laba rugi yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan laba rugi menunjukkan kinerja usaha pada suatu periode. Laporan laba rugi mengungkapkan pos pendapatan, beban dan laba usaha pada suatu periode (IAI;2009). Laporan laba rugi dapat membantu manajer sekaligus pemilik UMKM XX Ceramics dalam memperoleh pinjaman. Laporan laba rugi dapat digunakan oleh perbankan untuk menilai kelayakan UMKM XX Ceramics dalam meperoleh pinjaman. RUMUSAN MASALAH 1. 2. Bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM XX Ceramics? Bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada laporan keuangan UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP? TUJUAN PENELITIAN 1. 2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM XX Ceramics. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada laporan keuangan UMKM XX Ceramics yang sesuai dengan SAK ETAP. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian). Penelitian deskriptif mempunyai tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moleong, 2006). Penelitian ini berupa penelitian yang mengarah pada studi kasus. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam. Objek penelitian adalah UMKM XX Ceramics. UMKM XX Ceramics merupakan salah satu usaha distributor keramik milik perseorangan. Pemilik adalah seorang wanita yang sangat antusias untuk belajar tentang akuntansi dan keuangan serta strategi mengembangkan usaha. Fokus utama dalam penelitian ini adalah perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang sesuai dengan SAK ETAP bagi UMKM XX Ceramics. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan catatan lapangan saat observasi. Tehnik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Peneliti merangkum data gambaran umum usaha, memilih informasi yang diperlukan dan memfokuskan pada kegiatan operasional untuk mencari pola perlakuan akuntansi. Data operasional disajikan dalam bentuk tabel dan diperjelas dengan narasi. Penarikan kesimpulan diperoleh dari analisis data dan hasil penelitian perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di UMKM XX Ceramics dan yang sesuai dengan SAK ETAP. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Usaha UMKM XX Ceramics merupakan usaha pengrajin dan distributor keramik yang didirikan pada tahun 1993. Perusahaan termasuk dalam kategori usaha kecil, karena omset usaha rata-rata per bulan adalah 30 juta (360.000.000 per tahun). Pada awalnya pengrajin keramik di UMKM XX Ceramics hanya pemilik yaitu Bu Anis dan suaminya Bapak Sucipta. Bapak Sucipta merupakan pegawai negeri di Dinas Perikanan, beliau merupakan Insinyur Perikanan sedangkan Bu Anis adalah Guru MI (Madrasah I’tidaiah) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah). Mereka memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha sendiri. Keinginan tersebut memotivasi mereka untuk mempelajari tentang seluk beluk keramik dan membuka usaha keramik. Saat ini XX Ceramics memiliki toko di Dinoyo-Jalan MT Haryono, tepatnya di daerah Kampoeng Keramik Dinoyo dan tempat produksi keramik di daerah Tunggul Wulung. Tujuan pendirian usaha XX Ceramics adalah untuk membuka dan mengembangkan usaha keramik, mendapatkan keuntungan (profit), membuka lowongan pekerjaan dan mengembangkan jiwa seni dan kreatifitas. Struktur organisasi XX Ceramics adalah sebagai berikut : Pemilik Bagian Produksi Bagian Penjualan Bagan 1. Struktur Organisasi Deskripsi tugas (job descriptions): a. Pemilik 1) Manajer usaha, pemegang otoritas tertinggi.Menentukan strategi usaha. 2) Melakukan komunikasi rutin dengan pelanggan yang sudah pernah membeli produk dan mencari pelanggan baru. 3) Terkadang membantu produksi dan pengepakan. 4) Melakukan pengawasan atas proses produksi untuk menjamin kualitas produk dan ketersediaan produk. 5) Membayar gaji karyawan setiap akhir pekan. 6) Melakukan pembelian bahan baku beserta peralatan dan perlengkapan lain (yang nilai pembeliannya dinilai material) untuk menjamin kelancaran proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. 7) Membuat laporan arus kas berdasarkan catatan yang dilakukan secara pribadi. 8) Terkadang menjaga dan melayani pembeli di toko. b. Bagian Penjualan 1) Melakukan pengepakan barang. 2) Menjaga dan melayani pembeli di toko. 3) Bertanggung jawab atas produksi souvenir. 4) Melakukan pembelian atas perlengkapan atau peralatan produksi souvenir yang nilainya tidak material. c. Bagian Produksi 1) Memproduksi dan menyediakan keramik. Kegiatan Operasional XX Ceramics merupakan pengrajin dan distributor keramik dan souvenir. Keramik yang diproduksi XX Ceramics beraneka ragam jenis mulai dari keramik yang ukurannya kecil hingga besar. Proses produksi keramik meliputi pencetakan, pengeringan, pengecetan dan pembakaran. Dalam proses pencetakan pertama-tama karyawan bagian operasional/produksi membuat adonan keramik dari kaolin, mase, water glas, ball clay, dan air di dalam timba besar. Kemudian karyawan bagian operasional/produksi membersihkan tempat cetakan dengan teleg atau glassur. Adonan keramik dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan 10-15 menit tergantung besarnya cetakan. Setelah adonan keramik bagian pinggir mengering, adonan keramik bagian tengah yang masih basah dimasukkan lagi ke dalam timba besar untuk digunakan lagi. Adonan keramik bagian pinggir yang telah mengering tersebut adalah cetakan keramik Hasil cetakan keramik ditaruh di nampan. Nampan dijemur di tempat terbuka (proses pengeringan). Apabila pesanan keramik diambil dalam jangka waktu yang lama atau hasil cetakan keramik hanya untuk persediaan usaha, maka setelah proses pengeringan hasil cetakan keramik dapat disimpan terlebih dahulu. Hasil cetakan keramik harus disimpan di tempat kering dan terlindungi dari debu. Namun apabila pesanan keramik perlu segera diambil atau dikirim, maka hasil cetakan keramik langsung diukir dan dicat serta dikeringkan kembali di proses pengecetan kemudian di bakar di mesin oven dalam proses pembakaran. Keramik yang sudah usai diproduksi dan siap dijual dimasukkan ke dalam kardus dan dikirim ke toko. Produk souvenir yang disediakan oleh XX Ceramics ada dua macam yaitu produk souvenir yang berisi keramik dan non keramik. Produk souvenir non keramik ditentukan sesuai dengan pesanan pelanggan, bisa berupa gantungan kunci, handuk dan sebagainya. Biasanya XX Ceramics membeli souvenir non keramik dari toko lain baik dari dalam kota maupun luar kota seperti Jogjakarta. Kartu ucapan dan beberapa bahan baku pengepakan souvenir juga dibeli dari toko lain untuk menghemat waktu dan biaya. Apabila souvenir sudah siap, maka XX Ceramics melakukan proses produksi souvenir. Proses produksi souvenir berupa pengepakan souvenir. Proses pengepakan meliputi pembungkusan souvenir dengan plastik dan pemberian hiasan serta kartu ucapan. Souvenir yang sudah selesai diproses, dipak dalam satu kardus besar dan siap dikirim ke pelanggan. XX Ceramics menjual produk secara eceran dan pesanan. Siklus Akuntansi Periode akuntansi XX Ceramics dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Proses pencatatan transaksi dan pelaporan masih manual, belum menggunakan teknologi komputer. Pemilik memanfaatkan microsoft excel hanya pada saat pencetakan laporan laba rugi yang digunakan untuk kebutuhan perolehan modal dari perbankan atau instansi lain. Siklus akuntansi XX Ceramics dimulai dengan terjadinya transaksi. Transaksi tersebut dicatat di buku kas pemilik. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang ada hubungannya dengan kas (pemasukan atau pengeluaran kas) seperti pembelian bahan baku, penjualan, pengiriman, penggajian, piutang karyawan, pembayaran tagihan telepon, listrik dan sebagainya. Bukti transaksi penjualan XX Ceramics disimpan, sedangkan bukti transaksi pengeluaran kas XX Ceramics tidak disimpan. Transaksi pengeluaran kas dicatat langsung setelah pengeluaran kas terjadi, oleh karena itu bukti pengeluaran kas tidak disimpan. Pemilik menganggap bukti pengeluaran kas tidak penting untuk disimpan. Bukti penjualan XX Ceramics berupa nota penjualan berisi catatan produk yang telah terjual baik bentuk dan tipe maupun kuantitas/jumlah produk. Selain itu, di dalam nota penjualan dicantumkan nama pembeli, tanggal pesanan diambil dan pembayaran awal atau DP (Down Payment) dan kurangan pembayaran. Oleh karena itu, pemilik menganggap nota penjualan tersebut penting untuk disimpan sebagai bukti dan salah satu petunjuk penagihan piutang dan pendukung proses produksi usaha. Pemilik XX Ceramics tidak membuat buku tagihan utang, atau buku pesanan produk. Pemilik menetapkan keputusan produksi sebuah pesanan dan melakukan penagihan piutang berdasarkan nota penjualan. Pemilik mencatat kas yang diperoleh atas penjualan dank as yang keluar untuk pembayaran beban pada buku kas. Pada akhir bulan, pemilik membuat laporan laba rugi berdasarkan buku kas dan nota penjualan di microsoft excel. Laporan laba rugi tersebut digunakan untuk kepentingan perolehan modal dari perbankan atau instansi lain. Apabila instansi atau pihak perbankan yang telah memberikan pinjaman modal tidak meminta laporan atau catatan keuangan maka pemilik tidak merekap buku kas dan mencetak rekapan tersebut. Transaksi Pencatatan di Buku Kas Cetak Laporan Membuat laporan kas di mc. excel Bagan 2. Siklus Akuntansi XX Ceramics Gambar 1. Buku Kas Pemilik Gambar 2. Buku Transaksi 2. Perlakuan Akuntansi atas Pendapatan dan Beban di XX Ceramics Pendapatan Pendapatan XX Ceramics diperoleh dari dua macam penjualan yaitu penjualan tunai dan penjualan pesanan. a. Pendapatan atas Penjualan Tunai Penjualan tunai XX Ceramics biasanya dalam nilai nominal yang kecil. Misalnya pembelian mug atau aromatherapy di toko. 1) Pengakuan Penjualan tunai diakui oleh XX Ceramics pada saat terjadinya transaksi yaitu pertukaran persediaan dengan kas yang diterima. 2) Pengukuran Kas yang diterima atas penjualan tunai dicatat oleh pemilik di buku kas berdasarkan nilai nominal penjualan produk. 3) Pengungkapkan Pendapatan atas penjualan tunai disajikan secara rinci per pembelian. b. Pendapatan atas Penjualan Pesanan Penjualan pesanan bisa berupa penjualan souvenir atau penjualan keramik dalam jumlah besar. Penjualan pesanan produk keramik biasanya dilakukan oleh pelanggan XX Ceramics. 1) Pengakuan Pendapatan atas penjualan pesanan diakui pada saat pelanggan melakukan pemesanan dan diukur berdasarkan jumlah dari keseluruhan pesanan. Kas awal yang diserahkan oleh pelanggan dicatat di buku kas pada tanggal terjadinya pesanan. Kas yang diterima XX Ceramics sebagai pelunasan pembayaran pesanan dicatat di buku kas pada tanggal terjadinya pelunasan pembayaran. Tanggal pemesanan dan pelunasan bisa terjadi pada periode bulan yang sama ataupun tidak. 2) Pengukuran XX Ceramics mengakui dan mengukur pendapatan atas penjualan pesanan dari total keseluruhan pesanan, tanpa melakukan penyesuaian di akhir periode. 3) Pengungkapan Pendapatan atas penjualan pesanan yang sudah diselesaikan, masih dalam proses atau sudah dikirim ke pelanggan disajikan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi pada bulan terjadinya pemesanan. Pendapatan XX Ceramics tidak diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan tetapi disajikan secara rinci per pesanan. Beban Perlakuan akuntansi atas beban di XX Ceramics adalah sebagai berikut: a. Perubahan Barang Dalam Proses dan Barang Jadi XX Ceramics tidak mengakui adanya biaya atas perubahan barang dalam proses dan barang jadi. b. Bahan Baku yang digunakan Biaya bahan baku diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku. Tidak ada akun bahan baku. Biaya bahan baku disajikan secara rinci, tidak diklasifikasikan dalam satu akun. c. Beban pegawai Beban pegawai diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji pegawai dan pemilik setiap bulan. Kas yang dikeluarkan berupa akumulasi dari total gaji pegawai yang diserahkan setiap hari sabtu pada bulan tersebut. Tidak ada akun beban pegawai. Gaji pegawai dan pemilik disajikan secara rinci, tidak disajikan dalam satu akun. d. Beban Penyusutan atau amortisasi XX Ceramics tidak mengakui adanya beban penyusutan atau amortisasi baik peralatan maupun perlengkapan. e. Beban Listrik, Air dan Telepon Beban listrik, air dan telepon diakui dan diukur sesuai dengan jumlah kas yang dikeluarkan setiap bulan. Tidak ada pemisahan beban listrik, air dan telepon yang digunakan oleh XX Ceramics dan pemilik. XX Ceramics menyajikan beban listrik, air dan telepon secara rinci, tidak dalam satu akun beban listrik, air dan telepon. f. Beban Pengiriman Beban pengiriman diakui, diukur dan disajikan sesuai dengan kas yang dikeluarkan oleh XX Ceramics setiap bulan. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh XX Ceramics adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi disusun oleh pemilik setiap akhir bulan sesuai dengan nota penjualan dan buku kas pemilik. Pemilik membuat format laporan laba rugi sama dengan buku kas. Laporan laba rugi yang dibuat oleh XX Ceramics adalah sebagai berikut : Tabel 3 Laporan Laba Rugi Bulan Januari 2013 Sumber : XX Ceramics 2013, data diolah oleh penulis 3. Perlakuan Akuntansi atas pendapatan dan Beban yang Sesuai dengan SAK ETAP Pendapatan Sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui pada saat terjadinya transaksi penjualan barang. Kondisi penjualan barang yang diakui sebagai pendapatan yaitu terjadinya pengalihan manfaat dan resiko kepemilikan barang dari penjual kepada pembeli dan perolehan manfaat ekonomi oleh penjual dari pembeli atas biaya yang muncul dan akan terjadi dari barang tersebut. Jumlah pendapatan harus dapat diukur secara andal. a. Pengakuan Pendapatan tunai diakui pada saat terjadi transaksi, sedangkan pendapatan pesanan diakui pada saat terjadinya pengalihan manfaat dan resiko kepemilikan barang dari penjual kepada pembeli serta sebaliknya. Pembayaran tunai di awal pesanan diakui sebagai pendapatan diterima dimuka. b. Pengukuran Pendapatan tunai diukur sesuai nilai pembelian. Nilai Pendapatan atas penjualan pesanan diukur atas nilai dari harga jual barang yang sudah siap dikirim kepada pelanggan. Nilai pendapatan dapat ditelusuri dari nota penjualan. Berikut pengukuran nilai pendapatan yang sesuai dengan SAK ETAP untuk XX Ceramics: Tabel 2. Nilai Pendapatan XX Ceramics 31 Januari Tahun 2013 Tabel 5. Nilai Pendapatan Diterima Dimuka XX Ceramics 31 Januari Tahun 2013 Nilai Pendapatan Diterima Dimuka Bulan Januari Tahun 2013 Nama Pengiriman Pesanan Jumlah Endah 2 Februari 2013 Rp 2.875.000 Riati 20 Februari 2013 Rp 1.950.000 Mira 18 Februari 2013 Rp 660.000 Susan 21 Februari 2013 Rp 405.000 Masayu 15 Februari 2013 Rp 1.500.000 Sari 26 Februari 2013 Rp 945.000 Natalia 15 Februari 2013 Rp 2.100.000 Budi 16 Februari 2013 Rp 2.975.000 Yayuk 07 Februari 2013 Rp 42.000 Total Rp 13.452.000 c. Pengungkapan Pendapatan tunai dan pesanan dicatat dan diklasifikasikan dalam akun pendapatan. Untuk pembayaran awal atas penjualan pesanan dicatat dan diklasifikasikan dalam akun pendapatan diterima dimuka. Akun pendapatan disajikan di laporan laba rugi sedangkan pendapatan diterima di muka disajikan di neraca. Beban Sesuai dengan SAK ETAP, entitas diperkenankan melakukan pemilihan atas metode analisis beban. Baik menggunakan analisis beban berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat. Untuk menyesuaikan dengan kondisi XX Ceramics yang tidak memiliki akuntan atau pencatat keuangan khusus, memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan, mempermudah penyusunan laporan keuangan dan analisa laporan keuangan oleh pemilik dan pihak lainnya seperti stakeholders maka metode analisis beban yang sesuai dengan XX Ceramics adalah metode analisis beban berdasarkan sifat. a. Perubahan Barang Dalam Proses dan Barang Jadi Dalam proses produksi, XX Ceramics pada umumnya memproduksi barang dalam jumlah yang sesuai dengan pesanan. Untuk beberapa pesanan, XX Ceramics terkadang memproduksi barang dalam jumlah yang melebihi pesanan namum dinilai tidak material yaitu berkisar antara 1-10 barang. Penelusuran dari nilai barang tersebut tidak mudah dilakukan sehingga penulis mengusulkan untuk tidak memasukkan nilai dari perubahan barang dalam proses dan barang jadi dalam laporan laba rugi. b. Bahan Baku yang digunakan Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus diakui dan diukur sesuai dengan penggunaan bahan baku. Bahan Baku harus diungkapkan pada laporan laba rugi dalam satu akun Bahan Baku yang digunakan. Bahan Baku yang digunakan XX Ceramics meliputi bahan baku produksi keramik dan souvenir. Pengukuran nilai bahan baku yang digunakan dapat dilihat dari laporan laba rugi yang dibuat oleh XX Ceramics. XX Ceramics senantiasa membeli bahan baku untuk produk keramik pada akhir bulan, mengganti persediaan bahan baku yang digunakan. Untuk produk souvenir, XX Ceramics melakukan pembelian dan penggunaan sesuai dengan kebutuhan pesanan pelanggan. Nilai sisa bahan baku tidak dapat ditelusuri dan mempersulit penilaian bahan baku yang digunakan sehingga tidak diperhitungkan. Berikut pengukuran bahan baku yang digunakan XX Ceramics : Tabel 6. Pengukuran Bahan Baku yang Digunakan c. Beban Pegawai Beban pegawai harus diakui dan diukur sesuai dengan hak pegawai akibat dari jasa yang diberikan kepada entitas selama periode pelaporan. Hak pegawai yang belum diserahkan diakui sebagai kewajiban atau utang. Untuk mengakui dan mengukur beban gaji XX Ceramics perlu adanya penelusuran daftar gaji pegawai, jam kerja dan lembur per bulan. Dari penelusuran tersebut dapat diukur beban pegawai pada bulan tertentu. Berikut perhitungan beban gaji pegawai XX Ceramics bulan Januari : Tabel 7. Daftar Gaji Pegawai Bulan Januari Tahun 2013 d. Beban Penyusutan atau Amortisasi SAK ETAP mengharuskan perusahaan mengakui biaya perolehan aset. Biaya perolehan mencakup harga beli, biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan, estimasi awal biaya pembongkaran, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi lokal. Tanah dan Bangunan harus diakui dan dicatat secara terpisah. Setelah pengakuan awal, XX Ceramics harus mengukur nilai aset setiap akhir periode. Nilai aset setiap akhir periode diperoleh dari nilai pengakuan awal dikurangi nilai penyusutan atau amortisasi aset setiap bulan atas manfaat yang telah digunakan. Sebelum mengakui dan mengukur nilai dari beban penyusutan setiap bulan, peneliti harus menelusuri jenis aset, tanggal dan nilai awal perolehan aset. Selain itu peneliti harus mengetahui estimasi masa manfaat aset tersebut. Berikut perhitungan beban penyusutan aset XX Ceramics : Tabel 8. Perhitungan Beban Penyusutan XX Ceramics XX Ceramics mengungkapkan nilai beban penyusutan dalam laporan laba rugi. Selain nilai beban penyusutan, XX Ceramics diwajibkan untuk mengungkapkan dasar pengukuran, estimasi umur ekonomi, metode penyusutan yang digunakan, jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan. Poin tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Beban Listrik. Telepon dan Air Beban listrik, air dan telepon harus diakui, diukur dan diungkapkan sesuai dengan biaya yang keluar atas manfaat yang telah digunakan oleh XX Ceramics. Beban listrik XX Ceramics menjadi satu dengan rumah pemilik sehingga diperlukan adanya penelusuran dan perhitungan penggunaan listrik oleh XX Ceramics berdasarkan daya (kwh) yang digunakan. Penelusuran dan perhitungan persentase daya listrik yang digunakan oleh XX Ceramics adalah sebagai berikut: Tabel 9. Perhitungan Persentase Penggunaan Listrik Perhitungan Persentase Daya 1.300 kwh Keterangan Watt Watt Listrik Keseluruhan per pekan 7 lampu @ 25 W x 10 jam per hari 12250 Mesin cuci 350 watt 5 jam per pecan 1750 Kulkas 50 watt x 24 jam per hari 8400 Laptop 150 watt x 4 jam per hari 4200 Kran 200 watt x @ 8 jam per hari 11200 Alat Print Mug 550 watt @ 10 jam per pecan 5500 Telepon rumah @ 20 watt x 24 jam per hari 3360 Total Watt per pekan 43300 Watt XX Ceramics per pekan 1 lampu @ 25 W x 10 jam per hari 1750 Alat Print Mug 550 watt @ 10 jam per pecan 5500 Telepon rumah @ 20 watt x 24 jam per hari 3360 Total Watt XX Ceramics per pekan 10610 Persentase Beban Listrik XX Ceramics 24.50% Beban listrik yang digunakan oleh XX Ceramics dapat dihitung dengan mengalikan total beban listrik suatu periode dengan persentase penggunaan daya listrik oleh XX Ceramics. Nilai beban listrik XX Ceramics bulan Januari adalah Rp 29.400,- yang merupakan pembulatan nilai dari beban listrik bulan Januari tahun 2013 sebesar Rp 120.000,- dikalikan dengan persentase penggunaan listrik XX Ceramics yaitu 25%. Beban telepon XX Ceramics merupakan keseluruhan biaya telepon yang dibayarkan pada suatu periode. XX Ceramics tidak menggunakan PDAM tetapi air kran dalam produksi sehinggan total beban listrik, air dan telepon XX Ceramics bulan Januari 2013 adalah Rp 114.000,- yaitu beban listrik Rp 29.400,ditambah beban telepon Rp 85.000,-. Nilai tersebut diungkapkan dalam laporan laba rugi. f. Beban Pengiriman Beban pengiriman keramik dan souvenir pesanan pelanggan menjadi tanggung jawab XX Ceramics sehingga seluruh biaya kirim yang dicatat di laporan laba rugi XX Ceramics merupakan beban pengiriman. Beban pengiriman diungkapkan dalam laporan laba rugi. Laporan Laba Rugi Format Laporan laba rugi dan nilai akun dalam laporan laba rugi yang sesuai dengan SAK ETAP adalah sebagai berikut : Tabel 10. Laporan Laba Rugi XX CERAMICS LAPORAN LABA RUGI Untuk Bulan yang Berakhir 31 Januari 2013 Pendapatan Pendapatan operasi lainnya Jumlah Pendapatan Perubahan Barang Dalam Proses dan Barang Jadi Bahan Baku yang Digunakan Beban Pegawai Beban Penyusutan atau Amortisasi Beban Listrik, Air dan Telepon Beban Pengiriman Beban Perlengkapan Jumlah Beban Operasi Rp 37.271.500,00 Rp Rp 37.271.500,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 18.214.450,00 8.235.000,00 197.500,00 29.400,00 1.100.000,00 245.000,00 Laba Operasi Rp 28.021.350,00 Rp 9.250.150,00 . KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban di XX Ceramics tidak sesuai dengan SAK ETAP. XX Ceramics mengakui pendapatan dan beban berdasarkan kas yang diterima dari pelanggan dan tidak melakukan penyesuaian pada akhir periode. 2. Sesuai dengan SAK ETAP, pendapatan harus diakui, diukur dan diungkapkan apabila telah memenuhi beberapa kriteria antara lain terjadi pengalihan manfaat dan resiko dari penjual kepada pembeli, jumlah pendapatan dan biaya dapat diukur secara andal, tidak ada hubungan manajerial atas barang, ada kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam usaha. Beban harus diakui, diukur dan diungkapkan pada saat terjadinya pendapatan (prinsip penandigan). Setelah mempelajari, menganalisa dan menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Perguruan Tinggi dan Mahasiswa memiliki inisiatif untuk membantu UMKM dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP terutama laporan laba rugi dalam pos pendapatan dan beban. Perguruan tinggi dapat memasukkan ide tersebut dalam salah satu program pengabdian masyarakat. 2. UMKM UMKM dapat membuka pikiran dan diri serta memiliki semangat dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, terutama laporan laba rugi dalam pos pendapatan dan beban. 3. Pemerintah Pemerintah dapat ikut dan mendorong lembaga dan atau universitas yang memiliki inisiatif membantu UMKM dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, terutama laporan laba rugi pos pendapatan dan beban.