Paper Title (use style: paper title)

advertisement
ISBN : 978-602-73060-1-1
PENGARUH JERUK (Citrus sinensis) DAN TOMAT (Solanum Lycopersicum)
TERHADAP ASAM URAT TIKUS
Rahayuningsih1, Nuryani1, Khusnul1
1
Program Studi S1 Farmasi, STIKes BTH, Jl. Cilolohan No. 36, Tasikmalaya
Corresponding author email: [email protected]
ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir semakin banyak orang yang menderita penyakit akibat tingginya kadar
asam urat dalam darah, ditandai dengan gangguan di persendian tulang (Gout). Salah satu cara
mengatasi penyakit asam urat yaitu menurunkan produksi asam urat selain meningkatkan
ekskresinya melalui urin. Jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) digunakan untuk mengatasi asam
urat karena mengandung antioksidan. Sementara itu salah satu manfaat dari buah tomat (Solanum
Lycopersicum L.) yaitu untuk gout. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh buah jeruk dan
tomat terhadap kadar asam urat tikus. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alopurinol dosis
36 mg/200 BB tikus sebagai pembanding dan 3 variasi dosis uji. Jus jeruk (9 g/200 BB tikus, 18
g/200g BB tikus dan 36 g/200 g BB tikus). Ekstrak Etanol Tomat (0,16 g/200 g BB tikus, 0,32
g/200 g BB tikus, dan 0,64 g/200 g BB tikus). Induktor yang digunakan Potassium oxonat dosis
50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial satu jam setelah perlakuan. Serum darah dari vena
jugularis, direaksikan dengan reagen uric acid dan diukur dengan Photometer TC-3300 pada
panjang gelombang 546 nm. Dari penelitian diperoleh bahwa jeruk dan tomat dapat menurunkan
kadar asam urat dengan penurunan paling tinggi dihasilkan oleh dosis 3.
Kata kunci : Jeruk,Tomat, Asam Urat
ABSTRACT
The last few years more people suffered from diseases caused by high levels of uric acid in the
blood, characterized by disturbances in bone joints (gout). One way to overcome gout is lowers
uric acid production in addition to increasing its excretion in the urine. The orange (Citrus
sinensis (L.) Osbeck) is used to treat gout because it contains antioxidants. Meanwhile one of the
benefits of the tomato (Solanum Lycopersicum L.) is to treat gout. The aim of research is to
identify the effect of citrus fruits and tomatoes to mice uric acid levels. Tests are carried out using
allopurinol dose of 36 mg / 200 BB rats as a comparator and 3 variations of the test dose. Orange
juice (9 g / 200 BB rats, 18 g / 200g BB rats and 36 g / 200 g BB rats). Ethanol Tomato extract
(0.16 g / 200 g BB rats, 0.32 g / 200 g BB rats, and 0.64 g / 200 g BB rats). A dose of 50 mg / 200
g BB rats Potassium oxonat is used as inductor intraperitoneally one hour after treatment. Blood
serum from the jugular vein, is reacted with uric acid reagent and measured with TC-3300
photometer at a wavelength of 546 nm. The research found that oranges and tomatoes can lower
uric acid levels with the highest degradation produced by the third dose.
Keywords
: orange, tomat, uric acid
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir semakin banyak
orang yang menderita penyakit akibat
tingginya kadar asam urat dalam darah,
ditandai dengan gangguan di persendian tulang
(Gout). Pada umumnya untuk mengatasi
penyakit hiperurisemia digunakan obat-obat
sintesis seperti allopurinol, tetapi dapat
menimbulkan efek samping seperti gangguan
pada kulit, lambung, usus dan juga gangguan
darah. Mengingat banyak efek samping yang
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
57
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1
ditimbulkan dari obat-obat sintetik, maka
muncul kecenderungan dari masyarakat untuk
menggunakan tanaman obat tradisional. Salah
satu contoh pengobatan alternatif yang
dilakukan untuk mengatasi asam urat adalah
terapi jus buah dan sayur. Dari penelitian
ditemukan bahwa vitamin C berefek
meningkatkan pengeluaran asam urat dari
tubuh. Selain itu, vitamin ini merupakan
sumber antioksidan yang membentengi tubuh
dari serangan penyakit. Jeruk (Citrus sinensis
(L.)
Osbeck)
dan
tomat
(Solanum
Lycopersicum L.) mengandung vitamin C dan
senyawa antioksidan lain, sehingga digunakan
sebagai
pengobatan alternatif yang
mempunyai efek antihiperurisemia. Tanaman
yang mengandung senyawa yang memiliki
aktivitas
sebagai
antioksidan
dapat
menghambat kerja enzim xantin oksidase
sehingga asam urat tidak terbentuk. Maka
dilakukan penelitian untuk mengetahui
aktivitas
jeruk
dan
tomat
sebagai
antihiperurisemia.
kemudian diberi kalium oksonat dosis 50
mg/200 g BB tikus secara intraperitonial)
2. Kelompok kontrol positif (tikus diberi
allopurinol dosis 36 mg/200 g BB tikus
dalam suspensi PGA 1% secara oral dan 1
jam kemudian diberi kalium oksonat dosis
50 mg/200 g BB tikus secara
intraperitonial).
3. Kelompok uji dosis I, II dan III pada ekstrak
tomat (tikus diberi ekstrak tomat dosis 0,16
g/200 g BB tikus, 0,32 g/200 g BB tikus,
dan 0,64 g/200 g BB tikus dalam suspensi
PGA 1% secara oral dan 1 jam kemudian
diberi kalium oksonat dosis 50 mg/200 g
BB tikus secara intraperitonial).
4. Kelompok uji dosis I, II dan III pada jus
jeruk (tikus diberi jus jeruk dosis 9 g/200
BB tikus, 18 g/200g BB tikus dan 36 g/200
g BB tikus dalam suspensi PGA 1% secara
oral dan 1 jam kemudian diberi kalium
oksonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara
intraperitonial)
METODE
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah gelas kimia, gelas ukur,
batang pengaduk, spatel, jarum suntik, sonde
oral, blander, tabung eppendorf 2 mL, tabung
sentrifuga 15 mL, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, spet, mikropipet, Health H-C-8
Centrifuge, Photometer TC- 3300. Reagen kit
Uric acid, alopurinol, aquadest, Potassium
oxonat, PGA 1% (Pulvis Gummi Arabicum),
HCl 1 N, Amil alkohol, serbuk magnesium,
pereaksi Dragondorff, pereaksi Mayer, H2SO4,
FeCl3 1%,
larutan gelatin 1%, preaksi
Lieberman-Burchard.
Penapisan fitokimia
Menggunakan pereaksi-pereaksi yang
spesifik untuk identifikasi senyawa golongan
flavonoid, tanin, polifenol, saponin, alkaloid,
steroid dan triterpenoid, monoterpenoid dan
seskuiterpenoid, serta kuinon.
Pengujian Aktivitas Antihiperurisemia
1. Kelompok kontrol negatif (tikus diberi
suspensi PGA 1% secara oral dan 1 jam
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penapisan Fitokimia
Tabel 1 Hasil Penapisan Fitokimia Jeruk
dan Tomat.
Senyawa
Alkaloid
Flavonoid
Tanin
Polifenol
Steriod
dan
Triterpenoid
Monoterpenoid
dan Seskuiterpenoid
Saponin
Kuinon
Jeruk
+
+
Tomat
+
+
+
+
+
Keterangan : (+) Teridentifikasi
(-) Tidak teridentifikasi
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap
golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
polifenol, tanin, kuinon, saponin, steroid dan
triterpenoid,
monoterpenoid
dan
seskuiterpenoid. Adapun metabolit sekunder
yang terdapat dalam jeruk dan tomat yaitu
flavonoid (ditandai dengan adanya reduksi Zn
yang memberikan warna kuning yang tertarik
oleh amil alkohol), Steroid dan Triterpenoid
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
58
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1
Pengujian aktivitas Antihiperurisemia
Potassium oxonate digunakan sebagai
induktor hiperurisemia karena potassium
oxonat merupakan inhibitor urikase yang
kompetitif untuk meningkatkan kadar asam
urat dengan jalan mencegah asam urat menjadi
allantoin. Dimana allantoin bersifat larut dalam
air dan diekskresi lewat urin, sehingga dengan
dihambatnya enzim urikase oleh Potassium
oxonate maka asam urat akan tertumpuk dan
tidak tereliminasi dalam bentuk urin. Enzim
urikase tidak terdapat pada manusia namun
terdapat pada mamalia dengan tingkatan lebih
rendah seperti tikus. Potassium oxonate
diberikan
secara
intraperitonial,
agar
tercapainya efek yang dikendaki dalam waktu
yang cepat.
Pengambilan darah dilakukan satu jam
setelah pemberian Potassium oxonate. Hal ini
mengacu pada penelitian sebelumnya.
Pengambilan darah selang waktu 1 jam setelah
pemberian potassium oxonat memberikan
peningkatan yang paling tinggi. Semakin lama
waktu pengambilan darah setelah induksi
potassium oxonat semakin kecil kadar asam
urat dalam darahnya. Hal ini disebabkan
karena waktu paruh dari potassium oxonat
yang pendek atau proses eliminasi dari dalam
tubuh yang terlalu cepat sehingga potassium
oxonat dalam darah telah habis, dimana hal ini
menyebabkan potassium oxonat tidak dapat
menghambat urikase dalam proses penguraian
asam urat menjadi allantoin. Darah diambil
dari vena jugularis dan selanjutnya dilakukan
sentrifugasi 1500 rpm selama 10 menit, untuk
memisahkan serum dan plasma. Serum tikus
yang didapat direaksikan dengan pereaksi
asam urat dan di inkubasi pada suhu 37º C
selama 5 menit. Tujuan dari inkubasi yaitu
untuk memperoleh serapan yang optimum dan
stabil dari quinonimin yang telah terbentuk
sempurna. Warna dari quinonimin yang
terbentuk adalah merah muda dan memiliki
gugus kromofor sehinggaga dapat dideteksi
pada panjang gelombang 546 nm.
Hasil pengukuran kadar asam urat
Jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck).
Tabel 2. Kadar asam urat rata-rata
No.
Kelompok
Negatif
1
2
3
4
5
Ratarata
± SD
4,1
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok
Kelompok Kelompok
Dosis Uji
Positif
Dosis uji 1
2
0,3
3,8
3,4
4,2
4,5
4,1
4,4
4,26
0,19
0,6
1,6
1,2
0,9
0,92
0,51
±
±
2,5
3,5
3,3
3,5
3,32
0,49
±
3,2
2,5
3,2
3,3
3,12
0,36
±
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar asam
urat rata-rata pada setiap kelompok perlakuan
bervariasi. Diantara lima kelompok tersebut
kadar asam urat rata-rata kelompok kontrol
negatif (-) lebih besar dibandingkan dengan
kelompok uji lainnya, dengan rata-rata 4,26 ±
0,19 mg/dL. Disusul dengan kelompok dosis
uji 1 dengan rata-rata 3,32 ± 0,49 mg/dL.
Kemudian dosis uji 2 dengan rata-rata 3,12 ±
0,36 mg/dL dan selanjutnya kelompok dosis uji
3 dengan rata-rata 2,76 ± 0,11 mg/dL. Untuk
kadar terendah terlihat pada kelompok positif
(+) sebagai pembanding dengan rata-rata 0,92
± 0,51 mg/dL.
Kadar Asam Urat Rata-rata
(mg/dL)
(ditandai dengan warna hijau dari reaksi
dengan Lieberman-Bucard), Monoterpenoid
dan seskuiterpenoid (ditandai dengan warna
ungu dari reaksi dengan vanillin-H2SO4).
Kuinon hanya terdapat pada tomat (ditandai
yang dengan warna kuning pucat, hasil reaksi
antara hidrokuinon dengan larutan alkali kuat).
5
0
Kontrol Kontrol DOSIS DOSIS DOSIS
Negatif Positif
1
2
3
Kelompok Perlakuan
Gambar 1. Kadar Asam Urat Rata-rata
Dari gambar 1dapat dilihat bahwa kadar
asam urat kelompok kontrol negatif (-) lebih
tinggi dari pada kelompok lainnya. Hal ini
dikarenakan kelompok kontrol negatif (-)
hanya diberi suspensi PGA 1% untuk
menyamakan perlakuan dosis uji dengan
kelompok lainnya. Dan diberi potassium
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
59
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kelompok
Dosis Uji
3
2,8
2,9
2,7
2,6
2,8
2,76
0,11
±
oxonat sebagai induktor dengan dosis 50
mg/200 g BB tikus. Potassium oxonat terbukti
dapat meningkatkan kadar asam urat pada
tikus. Hal ini didukung oleh penelitian
sebelumnya
bahwa
tikus
dikatakan
hiperurisemia jika kadar asam uratnya 1,7-3,0
mg/dL.
Pada kelompok dosis uji jus jeruk 1, 2, dan
3 berturut- turut, terlihat bahwa variasi dosis
jus jeruk tidak memberikan perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan kelompok
kontrol positif (+) sebagai pembanding. Pada
kelompok kontrol positif (+) terlihat penurunan
kadar asam urat paling rendah dibandingkan
dengan kelompok dosis uji. Terbukti bahwa
pemberian alopurinol sebagai pembanding
dengan dosis 36 mg/200 g BB tikus memiliki
kemampuan menurunkan kadar asam urat yang
paling besar hampir mendekati kadar asam urat
normal pada tikus, dengan kadar asam urat
normal pada tikus yaitu sebesar 0,5-1,4 mg/dL.
Penurunan kadar asam urat paling rendah
pada kelompok dosis uji jus jeruk terlihat pada
dosis uji 3 dengan dosis 36 g/200 g BB tikus,
meskipun penurunannya belum mampu
menandingi kelompok kontrol positif (+).
Adanya penurunan kadar asam urat dari jus
jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
kemungkinan karena adanya senyawa
flavonoid. Beberapa senyawa flavonoid dapat
menghambat kerja xantin oksidase sehingga
dapat menghambat pembentukan asam urat
dalam tubuh.
Kelompok dosis uji 1 dan dosis uji 2 dapat
menurunkan kadar asam urat tetapi tidak
sebaik kelompok dosis uji 3 dan kelompok
kontrol positif (+). Dari ketiga dosis tersebut
dosis uji 3 dikatakan lebih baik dibandingkan
dengan dosis uji 1 dan dosis uji 2. Tetapi tidak
sebaik kelompok kontrol positif (+).
Kadar asam urat rata-rata kelompok dosis
uji dan kelompok kontrol positif (+)
dibandingkan dengan kadar asam urat rata-rata
kelompok kontrol negatif (-) sebagai induksi.
Pesentase Efektivitas Penurunan
Kadar Asam Urat
ISBN : 978-602-73060-1-1
44,91%
50%
0%
28,14%
Dosis 1
34,13%
Dosis 2
Dosis 3
Kelompok Dosis Uji
Gambar 2 Efektivitas penurunan kadar asam urat
dari masing-masing kelompok
Berdasarkan data efektivitas penurunan
kadar asam urat rata-rata dari setiap kelompok
terlihat
apabila
dibandingkan
dengan
kelompok positif (+) sebagai pembanding,
kelompok dosis uji 1, 2 dan 3, memiliki
efektivitas masing-masing sebesar 28,14%,
34,13% dan 44,91%. Dari data ini kembali
menegaskan bahwa dosis uji 3 memiliki
kemampuan lebih baik dalam menurunkan
kadar asam urat daripada kelompok dosis uji 1
dan dosis uji 2. Meskipun efektivitas
penurunnya tidak signifikan, dan belum
mampu menandingi kelompok kontrol positif
(+) sebagai pembanding. Peningkatan
efektivitas tersebut disebabkan tingginya
jumlah dosis yang diberikan.
Tomat (Solanum Lycopersicum L.)
Tabel 3 Kadar Asam Urat Rata-rata
No.
Kelompok
Negatif
1
2
3
4
5
Ratarata
± SD
4,2
4,2
4,5
4,1
4,4
Kadar Asam Urat (mg/dL)
Kelompok
Kelompok Kelompok
Dosis Uji
Positif
Dosis uji 1
2
0,3
3,4
3,2
0,6
3,9
3,4
1,6
3,6
3,2
1,2
3,5
3,5
0,9
3,5
3,2
4,26
±0,18
0,92
0,51
±
3,58
0,19
±
3,30
0,14
±
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
60
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kelompok
Dosis Uji
3
2,5
2,6
2,8
2,7
3,1
2,74
0,23
±
Kadar Asam Urat (mg/dL)
ISBN : 978-602-73060-1-1
5
4.26
4
3.58
3.3
2.74
3
2
0.92
1
0
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kelompok Perlakuan
Gambar 3. Kadar Asam Urat Rata-rata
Dari gambar 3 tersebut dapat terlihat
kadar asam urat kelompok kontrol negatif
paling tinggi karena pada kelompok ini hanya
diberi induksi saja. Kadar asam urat kontrol
positif menunjukkan kadar asam urat paling
rendah. Sedangkan untuk kelompok dosis uji
terjadi
penurunan
kadar
asam urat
dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif. Diantara ketiga kelompok dosis uji
tersebut, kelompok dosis uji 3 (0,64 g/200 g
BB tikus) menunjukkan kadar asam urat paling
rendah yaitu 2,74 mg/dL, diikuti dengan
kelompok dosis uji 2 (0,32 g/200 g BB tikus)
sebesar 3,30 mg/dL dan kelompok dosis uji 1
(0,16 g/200 g BB tikus) sebesar 3,58 mg/dL.
Tetapi hasil penurunan kadar asam urat
kelompok uji tersebut masih dibawah
penurunan pada kelompok kontrol positif yang
diberi pembanding alopurinol (36 mg/200 g
BB tikus).
Efektivitas (%)
60
40
45.51
28.74
20.36
20
0
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Kelompok Dosis Uji
Gambar 4 Efektivitas penurunan kadar asam urat
dari masing-masing kelompok
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kelompok
dosis uji 3 dengan presentase efektivitas
penurunan
sebesar
45,51%
memiliki
kemampuan menurunkan kadar asam urat lebih
baik dibandingkan dengan kelompok dosis uji
1 dengan presentase efektivitas penurunan
sebesar 20,36% dan kelompok dosis uji 2
dengan presentase efektivitas penurunan
sebesar 28,74%.
Hasil Analisis Varians (ANAVA)
Berdasarkan hasil uji ANAVA pada
sampel jeruk dan tomat , ρ˃α (0,000 ˂ 0,05)
sehingga H0 ditolak, artinya menunjukkan
adanya perbedaan aktivitas diantara setiap
kelompok. Hal ini membuktikan bahwa pada
setiap kelompok uji memberikan perbedaan
yang bermakna terhadap penurunan kadar
asam urat dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hal ini pula menunjukan bahwa perbedaan
dosis uji jus jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
memberikan aktivitas yang berbeda.
Hasil Uji Lanjutan LSD (Least
Significant Difference)
Pada Jus jeruk dengan tingkat kepercayaan
95%, kelompok kontrol negatif
(-)
menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol positif (+), dosis uji 1, dosis uji 2 dan
dosis uji 3. Kelompok kontrol positif (+)
menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna dibandingkan dengan kelompok
dosis uji 1, dosis uji 2, dan dosis uji 3.
Kelompok dosis uji 1 menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna dibandingkan
dengan kelompok kelompok dosis uji 3.
Kelompok dosis uji 1 menunjukkan tidak
adanya
perbedaan
yang
bermakna
dibandingkan dengan dosis uji 2. Hal ini
menunjukkan bahwa dosis uji 1 dan dosis uji 2
memiliki efektivitas penurunan kadar asam
urat yang tidak berbeda secara bermakna.
Pada ekstrak etanol tomat dengan tingkat
kepercayaan 95%, kelompok negatif berbeda
secara bermakna bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif. Dan jika
dibandingkkan dengan kelompok dosis uji 1
(0,16 g/200 g BB tikus), dosis uji 2 (0,32 g/200
g BB tikus), dan dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB
tikus) menunjukkan adanya perbedaan secara
bermakna. Kelompok kontrol positif berbeda
secara bermakna bila dibandingkan dengan
kelompok dosis uji 1 (0,16 g/200 g BB tikus),
dosis uji 2 (0,32 g/200 g BB tikus), dan dosis
uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus). Kelompok dosis
uji 1 bila dibandingkan dengan kelompok dosis
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
61
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1
uji 2 menunjukkan penurunan kadar asam urat
tidak berbeda secara bermakna (0,133>0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa dosis ekstrak
etanol buah tomat dosis 0,16 g/200 g BB tikus
mempunyai potensi menurunkan kadar asam
urat yang sebanding atau sama dengan ekstrak
etanol buah tomat dosis 0,32 g/200 g BB tikus.
Kelompok dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus)
menunjukkan penurunan kadar asam urat yang
berbeda secara bermakna dibandingkan dengan
kelompok dosis uji 1 dan kelompok dosis uji 2.
KESIMPULAN
Dari penelitian diperoleh bahwa jeruk dan
tomat dapat menurunkan kadar asam urat
dengan penurunan paling tinggi dihasilkan
oleh tomat dosis 3 (0,64 g/200 g BB tikus)
dengan presentase efektivitas penurunan kadar
asam urat sebesar 45,51% dan jeruk dosis 3
(36 g /200 g BB tikus) dengan presentase
efektivitas penurunan asam urat yaitu 44,91%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada Prodi S1 Farmasi STIKes
BTH yang telah memfasilitasi penelitian ini
dan kepada SNIFA UNJANI 2015 yang telah
membantu dalam publikasi hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, L.T., 2007: Tanaman Obat dan Jus untuk
Asam Urat dan Rematik, Jakarta,
AgroMedia Pustaka
Ariyanti R., et al., 2007: Pengaruh Pemberian
Infusa Daun Salam (Eugenia poyantha
Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam
Urat Drah Mencit Putih Jantan Yang
Diinduksi Dengan Potasium Oksonat,
PHARMACON. Vol 8(2), 58.
Dalimartha S. 2008: Resep Tumbuhan Obat
Untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar
Swadaya
Eveline., et al, 2014, Studi Aktivitas
Antioksidan
Tomat
(Lycopersicon
esculentum) Konvensional dan Organik
Selama Penyimpanan, Prosiding SNST Ke5, Tangerang: Jurusan Teknologi Pangan,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Pelita Harapan
Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, editor.
1998: Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi
6, Jakarta, EGC.
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI
62
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
Download