ISBN : 978-602-73060-1-1 PENGARUH JERUK (Citrus sinensis) DAN TOMAT (Solanum Lycopersicum) TERHADAP ASAM URAT TIKUS Rahayuningsih1, Nuryani1, Khusnul1 1 Program Studi S1 Farmasi, STIKes BTH, Jl. Cilolohan No. 36, Tasikmalaya Corresponding author email: [email protected] ABSTRAK Beberapa tahun terakhir semakin banyak orang yang menderita penyakit akibat tingginya kadar asam urat dalam darah, ditandai dengan gangguan di persendian tulang (Gout). Salah satu cara mengatasi penyakit asam urat yaitu menurunkan produksi asam urat selain meningkatkan ekskresinya melalui urin. Jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) digunakan untuk mengatasi asam urat karena mengandung antioksidan. Sementara itu salah satu manfaat dari buah tomat (Solanum Lycopersicum L.) yaitu untuk gout. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh buah jeruk dan tomat terhadap kadar asam urat tikus. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alopurinol dosis 36 mg/200 BB tikus sebagai pembanding dan 3 variasi dosis uji. Jus jeruk (9 g/200 BB tikus, 18 g/200g BB tikus dan 36 g/200 g BB tikus). Ekstrak Etanol Tomat (0,16 g/200 g BB tikus, 0,32 g/200 g BB tikus, dan 0,64 g/200 g BB tikus). Induktor yang digunakan Potassium oxonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial satu jam setelah perlakuan. Serum darah dari vena jugularis, direaksikan dengan reagen uric acid dan diukur dengan Photometer TC-3300 pada panjang gelombang 546 nm. Dari penelitian diperoleh bahwa jeruk dan tomat dapat menurunkan kadar asam urat dengan penurunan paling tinggi dihasilkan oleh dosis 3. Kata kunci : Jeruk,Tomat, Asam Urat ABSTRACT The last few years more people suffered from diseases caused by high levels of uric acid in the blood, characterized by disturbances in bone joints (gout). One way to overcome gout is lowers uric acid production in addition to increasing its excretion in the urine. The orange (Citrus sinensis (L.) Osbeck) is used to treat gout because it contains antioxidants. Meanwhile one of the benefits of the tomato (Solanum Lycopersicum L.) is to treat gout. The aim of research is to identify the effect of citrus fruits and tomatoes to mice uric acid levels. Tests are carried out using allopurinol dose of 36 mg / 200 BB rats as a comparator and 3 variations of the test dose. Orange juice (9 g / 200 BB rats, 18 g / 200g BB rats and 36 g / 200 g BB rats). Ethanol Tomato extract (0.16 g / 200 g BB rats, 0.32 g / 200 g BB rats, and 0.64 g / 200 g BB rats). A dose of 50 mg / 200 g BB rats Potassium oxonat is used as inductor intraperitoneally one hour after treatment. Blood serum from the jugular vein, is reacted with uric acid reagent and measured with TC-3300 photometer at a wavelength of 546 nm. The research found that oranges and tomatoes can lower uric acid levels with the highest degradation produced by the third dose. Keywords : orange, tomat, uric acid PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir semakin banyak orang yang menderita penyakit akibat tingginya kadar asam urat dalam darah, ditandai dengan gangguan di persendian tulang (Gout). Pada umumnya untuk mengatasi penyakit hiperurisemia digunakan obat-obat sintesis seperti allopurinol, tetapi dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan pada kulit, lambung, usus dan juga gangguan darah. Mengingat banyak efek samping yang Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 57 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 ditimbulkan dari obat-obat sintetik, maka muncul kecenderungan dari masyarakat untuk menggunakan tanaman obat tradisional. Salah satu contoh pengobatan alternatif yang dilakukan untuk mengatasi asam urat adalah terapi jus buah dan sayur. Dari penelitian ditemukan bahwa vitamin C berefek meningkatkan pengeluaran asam urat dari tubuh. Selain itu, vitamin ini merupakan sumber antioksidan yang membentengi tubuh dari serangan penyakit. Jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) dan tomat (Solanum Lycopersicum L.) mengandung vitamin C dan senyawa antioksidan lain, sehingga digunakan sebagai pengobatan alternatif yang mempunyai efek antihiperurisemia. Tanaman yang mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk. Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas jeruk dan tomat sebagai antihiperurisemia. kemudian diberi kalium oksonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial) 2. Kelompok kontrol positif (tikus diberi allopurinol dosis 36 mg/200 g BB tikus dalam suspensi PGA 1% secara oral dan 1 jam kemudian diberi kalium oksonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial). 3. Kelompok uji dosis I, II dan III pada ekstrak tomat (tikus diberi ekstrak tomat dosis 0,16 g/200 g BB tikus, 0,32 g/200 g BB tikus, dan 0,64 g/200 g BB tikus dalam suspensi PGA 1% secara oral dan 1 jam kemudian diberi kalium oksonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial). 4. Kelompok uji dosis I, II dan III pada jus jeruk (tikus diberi jus jeruk dosis 9 g/200 BB tikus, 18 g/200g BB tikus dan 36 g/200 g BB tikus dalam suspensi PGA 1% secara oral dan 1 jam kemudian diberi kalium oksonat dosis 50 mg/200 g BB tikus secara intraperitonial) METODE Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah gelas kimia, gelas ukur, batang pengaduk, spatel, jarum suntik, sonde oral, blander, tabung eppendorf 2 mL, tabung sentrifuga 15 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, spet, mikropipet, Health H-C-8 Centrifuge, Photometer TC- 3300. Reagen kit Uric acid, alopurinol, aquadest, Potassium oxonat, PGA 1% (Pulvis Gummi Arabicum), HCl 1 N, Amil alkohol, serbuk magnesium, pereaksi Dragondorff, pereaksi Mayer, H2SO4, FeCl3 1%, larutan gelatin 1%, preaksi Lieberman-Burchard. Penapisan fitokimia Menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik untuk identifikasi senyawa golongan flavonoid, tanin, polifenol, saponin, alkaloid, steroid dan triterpenoid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid, serta kuinon. Pengujian Aktivitas Antihiperurisemia 1. Kelompok kontrol negatif (tikus diberi suspensi PGA 1% secara oral dan 1 jam HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan Fitokimia Tabel 1 Hasil Penapisan Fitokimia Jeruk dan Tomat. Senyawa Alkaloid Flavonoid Tanin Polifenol Steriod dan Triterpenoid Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid Saponin Kuinon Jeruk + + Tomat + + + + + Keterangan : (+) Teridentifikasi (-) Tidak teridentifikasi Penapisan fitokimia dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, kuinon, saponin, steroid dan triterpenoid, monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Adapun metabolit sekunder yang terdapat dalam jeruk dan tomat yaitu flavonoid (ditandai dengan adanya reduksi Zn yang memberikan warna kuning yang tertarik oleh amil alkohol), Steroid dan Triterpenoid Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 58 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 Pengujian aktivitas Antihiperurisemia Potassium oxonate digunakan sebagai induktor hiperurisemia karena potassium oxonat merupakan inhibitor urikase yang kompetitif untuk meningkatkan kadar asam urat dengan jalan mencegah asam urat menjadi allantoin. Dimana allantoin bersifat larut dalam air dan diekskresi lewat urin, sehingga dengan dihambatnya enzim urikase oleh Potassium oxonate maka asam urat akan tertumpuk dan tidak tereliminasi dalam bentuk urin. Enzim urikase tidak terdapat pada manusia namun terdapat pada mamalia dengan tingkatan lebih rendah seperti tikus. Potassium oxonate diberikan secara intraperitonial, agar tercapainya efek yang dikendaki dalam waktu yang cepat. Pengambilan darah dilakukan satu jam setelah pemberian Potassium oxonate. Hal ini mengacu pada penelitian sebelumnya. Pengambilan darah selang waktu 1 jam setelah pemberian potassium oxonat memberikan peningkatan yang paling tinggi. Semakin lama waktu pengambilan darah setelah induksi potassium oxonat semakin kecil kadar asam urat dalam darahnya. Hal ini disebabkan karena waktu paruh dari potassium oxonat yang pendek atau proses eliminasi dari dalam tubuh yang terlalu cepat sehingga potassium oxonat dalam darah telah habis, dimana hal ini menyebabkan potassium oxonat tidak dapat menghambat urikase dalam proses penguraian asam urat menjadi allantoin. Darah diambil dari vena jugularis dan selanjutnya dilakukan sentrifugasi 1500 rpm selama 10 menit, untuk memisahkan serum dan plasma. Serum tikus yang didapat direaksikan dengan pereaksi asam urat dan di inkubasi pada suhu 37º C selama 5 menit. Tujuan dari inkubasi yaitu untuk memperoleh serapan yang optimum dan stabil dari quinonimin yang telah terbentuk sempurna. Warna dari quinonimin yang terbentuk adalah merah muda dan memiliki gugus kromofor sehinggaga dapat dideteksi pada panjang gelombang 546 nm. Hasil pengukuran kadar asam urat Jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck). Tabel 2. Kadar asam urat rata-rata No. Kelompok Negatif 1 2 3 4 5 Ratarata ± SD 4,1 Kadar Asam Urat (mg/dL) Kelompok Kelompok Kelompok Dosis Uji Positif Dosis uji 1 2 0,3 3,8 3,4 4,2 4,5 4,1 4,4 4,26 0,19 0,6 1,6 1,2 0,9 0,92 0,51 ± ± 2,5 3,5 3,3 3,5 3,32 0,49 ± 3,2 2,5 3,2 3,3 3,12 0,36 ± Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar asam urat rata-rata pada setiap kelompok perlakuan bervariasi. Diantara lima kelompok tersebut kadar asam urat rata-rata kelompok kontrol negatif (-) lebih besar dibandingkan dengan kelompok uji lainnya, dengan rata-rata 4,26 ± 0,19 mg/dL. Disusul dengan kelompok dosis uji 1 dengan rata-rata 3,32 ± 0,49 mg/dL. Kemudian dosis uji 2 dengan rata-rata 3,12 ± 0,36 mg/dL dan selanjutnya kelompok dosis uji 3 dengan rata-rata 2,76 ± 0,11 mg/dL. Untuk kadar terendah terlihat pada kelompok positif (+) sebagai pembanding dengan rata-rata 0,92 ± 0,51 mg/dL. Kadar Asam Urat Rata-rata (mg/dL) (ditandai dengan warna hijau dari reaksi dengan Lieberman-Bucard), Monoterpenoid dan seskuiterpenoid (ditandai dengan warna ungu dari reaksi dengan vanillin-H2SO4). Kuinon hanya terdapat pada tomat (ditandai yang dengan warna kuning pucat, hasil reaksi antara hidrokuinon dengan larutan alkali kuat). 5 0 Kontrol Kontrol DOSIS DOSIS DOSIS Negatif Positif 1 2 3 Kelompok Perlakuan Gambar 1. Kadar Asam Urat Rata-rata Dari gambar 1dapat dilihat bahwa kadar asam urat kelompok kontrol negatif (-) lebih tinggi dari pada kelompok lainnya. Hal ini dikarenakan kelompok kontrol negatif (-) hanya diberi suspensi PGA 1% untuk menyamakan perlakuan dosis uji dengan kelompok lainnya. Dan diberi potassium Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 59 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia Kelompok Dosis Uji 3 2,8 2,9 2,7 2,6 2,8 2,76 0,11 ± oxonat sebagai induktor dengan dosis 50 mg/200 g BB tikus. Potassium oxonat terbukti dapat meningkatkan kadar asam urat pada tikus. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya bahwa tikus dikatakan hiperurisemia jika kadar asam uratnya 1,7-3,0 mg/dL. Pada kelompok dosis uji jus jeruk 1, 2, dan 3 berturut- turut, terlihat bahwa variasi dosis jus jeruk tidak memberikan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (+) sebagai pembanding. Pada kelompok kontrol positif (+) terlihat penurunan kadar asam urat paling rendah dibandingkan dengan kelompok dosis uji. Terbukti bahwa pemberian alopurinol sebagai pembanding dengan dosis 36 mg/200 g BB tikus memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat yang paling besar hampir mendekati kadar asam urat normal pada tikus, dengan kadar asam urat normal pada tikus yaitu sebesar 0,5-1,4 mg/dL. Penurunan kadar asam urat paling rendah pada kelompok dosis uji jus jeruk terlihat pada dosis uji 3 dengan dosis 36 g/200 g BB tikus, meskipun penurunannya belum mampu menandingi kelompok kontrol positif (+). Adanya penurunan kadar asam urat dari jus jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) kemungkinan karena adanya senyawa flavonoid. Beberapa senyawa flavonoid dapat menghambat kerja xantin oksidase sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat dalam tubuh. Kelompok dosis uji 1 dan dosis uji 2 dapat menurunkan kadar asam urat tetapi tidak sebaik kelompok dosis uji 3 dan kelompok kontrol positif (+). Dari ketiga dosis tersebut dosis uji 3 dikatakan lebih baik dibandingkan dengan dosis uji 1 dan dosis uji 2. Tetapi tidak sebaik kelompok kontrol positif (+). Kadar asam urat rata-rata kelompok dosis uji dan kelompok kontrol positif (+) dibandingkan dengan kadar asam urat rata-rata kelompok kontrol negatif (-) sebagai induksi. Pesentase Efektivitas Penurunan Kadar Asam Urat ISBN : 978-602-73060-1-1 44,91% 50% 0% 28,14% Dosis 1 34,13% Dosis 2 Dosis 3 Kelompok Dosis Uji Gambar 2 Efektivitas penurunan kadar asam urat dari masing-masing kelompok Berdasarkan data efektivitas penurunan kadar asam urat rata-rata dari setiap kelompok terlihat apabila dibandingkan dengan kelompok positif (+) sebagai pembanding, kelompok dosis uji 1, 2 dan 3, memiliki efektivitas masing-masing sebesar 28,14%, 34,13% dan 44,91%. Dari data ini kembali menegaskan bahwa dosis uji 3 memiliki kemampuan lebih baik dalam menurunkan kadar asam urat daripada kelompok dosis uji 1 dan dosis uji 2. Meskipun efektivitas penurunnya tidak signifikan, dan belum mampu menandingi kelompok kontrol positif (+) sebagai pembanding. Peningkatan efektivitas tersebut disebabkan tingginya jumlah dosis yang diberikan. Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Tabel 3 Kadar Asam Urat Rata-rata No. Kelompok Negatif 1 2 3 4 5 Ratarata ± SD 4,2 4,2 4,5 4,1 4,4 Kadar Asam Urat (mg/dL) Kelompok Kelompok Kelompok Dosis Uji Positif Dosis uji 1 2 0,3 3,4 3,2 0,6 3,9 3,4 1,6 3,6 3,2 1,2 3,5 3,5 0,9 3,5 3,2 4,26 ±0,18 0,92 0,51 ± 3,58 0,19 ± 3,30 0,14 ± Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 60 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia Kelompok Dosis Uji 3 2,5 2,6 2,8 2,7 3,1 2,74 0,23 ± Kadar Asam Urat (mg/dL) ISBN : 978-602-73060-1-1 5 4.26 4 3.58 3.3 2.74 3 2 0.92 1 0 Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Kelompok Perlakuan Gambar 3. Kadar Asam Urat Rata-rata Dari gambar 3 tersebut dapat terlihat kadar asam urat kelompok kontrol negatif paling tinggi karena pada kelompok ini hanya diberi induksi saja. Kadar asam urat kontrol positif menunjukkan kadar asam urat paling rendah. Sedangkan untuk kelompok dosis uji terjadi penurunan kadar asam urat dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Diantara ketiga kelompok dosis uji tersebut, kelompok dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus) menunjukkan kadar asam urat paling rendah yaitu 2,74 mg/dL, diikuti dengan kelompok dosis uji 2 (0,32 g/200 g BB tikus) sebesar 3,30 mg/dL dan kelompok dosis uji 1 (0,16 g/200 g BB tikus) sebesar 3,58 mg/dL. Tetapi hasil penurunan kadar asam urat kelompok uji tersebut masih dibawah penurunan pada kelompok kontrol positif yang diberi pembanding alopurinol (36 mg/200 g BB tikus). Efektivitas (%) 60 40 45.51 28.74 20.36 20 0 Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Kelompok Dosis Uji Gambar 4 Efektivitas penurunan kadar asam urat dari masing-masing kelompok Dari gambar tersebut terlihat bahwa kelompok dosis uji 3 dengan presentase efektivitas penurunan sebesar 45,51% memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosis uji 1 dengan presentase efektivitas penurunan sebesar 20,36% dan kelompok dosis uji 2 dengan presentase efektivitas penurunan sebesar 28,74%. Hasil Analisis Varians (ANAVA) Berdasarkan hasil uji ANAVA pada sampel jeruk dan tomat , ρ˃α (0,000 ˂ 0,05) sehingga H0 ditolak, artinya menunjukkan adanya perbedaan aktivitas diantara setiap kelompok. Hal ini membuktikan bahwa pada setiap kelompok uji memberikan perbedaan yang bermakna terhadap penurunan kadar asam urat dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini pula menunjukan bahwa perbedaan dosis uji jus jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) memberikan aktivitas yang berbeda. Hasil Uji Lanjutan LSD (Least Significant Difference) Pada Jus jeruk dengan tingkat kepercayaan 95%, kelompok kontrol negatif (-) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (+), dosis uji 1, dosis uji 2 dan dosis uji 3. Kelompok kontrol positif (+) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok dosis uji 1, dosis uji 2, dan dosis uji 3. Kelompok dosis uji 1 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kelompok dosis uji 3. Kelompok dosis uji 1 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan dosis uji 2. Hal ini menunjukkan bahwa dosis uji 1 dan dosis uji 2 memiliki efektivitas penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda secara bermakna. Pada ekstrak etanol tomat dengan tingkat kepercayaan 95%, kelompok negatif berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Dan jika dibandingkkan dengan kelompok dosis uji 1 (0,16 g/200 g BB tikus), dosis uji 2 (0,32 g/200 g BB tikus), dan dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus) menunjukkan adanya perbedaan secara bermakna. Kelompok kontrol positif berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok dosis uji 1 (0,16 g/200 g BB tikus), dosis uji 2 (0,32 g/200 g BB tikus), dan dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus). Kelompok dosis uji 1 bila dibandingkan dengan kelompok dosis Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 61 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-602-73060-1-1 uji 2 menunjukkan penurunan kadar asam urat tidak berbeda secara bermakna (0,133>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa dosis ekstrak etanol buah tomat dosis 0,16 g/200 g BB tikus mempunyai potensi menurunkan kadar asam urat yang sebanding atau sama dengan ekstrak etanol buah tomat dosis 0,32 g/200 g BB tikus. Kelompok dosis uji 3 (0,64 g/200 g BB tikus) menunjukkan penurunan kadar asam urat yang berbeda secara bermakna dibandingkan dengan kelompok dosis uji 1 dan kelompok dosis uji 2. KESIMPULAN Dari penelitian diperoleh bahwa jeruk dan tomat dapat menurunkan kadar asam urat dengan penurunan paling tinggi dihasilkan oleh tomat dosis 3 (0,64 g/200 g BB tikus) dengan presentase efektivitas penurunan kadar asam urat sebesar 45,51% dan jeruk dosis 3 (36 g /200 g BB tikus) dengan presentase efektivitas penurunan asam urat yaitu 44,91%. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Prodi S1 Farmasi STIKes BTH yang telah memfasilitasi penelitian ini dan kepada SNIFA UNJANI 2015 yang telah membantu dalam publikasi hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adi, L.T., 2007: Tanaman Obat dan Jus untuk Asam Urat dan Rematik, Jakarta, AgroMedia Pustaka Ariyanti R., et al., 2007: Pengaruh Pemberian Infusa Daun Salam (Eugenia poyantha Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Drah Mencit Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Potasium Oksonat, PHARMACON. Vol 8(2), 58. Dalimartha S. 2008: Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya Eveline., et al, 2014, Studi Aktivitas Antioksidan Tomat (Lycopersicon esculentum) Konvensional dan Organik Selama Penyimpanan, Prosiding SNST Ke5, Tangerang: Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pelita Harapan Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, editor. 1998: Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 6, Jakarta, EGC. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 62 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia