BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Energi Listrik Energi listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka penyampaiain tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan, memerlukan berbagai penanganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara. Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena pohon dan lain-lain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan kerja 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan Rumah. 5 6 Dalam prakteknya, karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung tidak langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung. Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Dari uraian diatas, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik. Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini. Gambar 2.1 Alur Listrik [9] 7 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2.2 Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. besar fungsi distribusi tenaga listrik adalah: a. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat pelanggan b. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, 8 selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda. 2.3 Transformator Daya Transformator daya adalah salah satu peralatan terpenting dalam sistem listrik yang fungsinya adalah untuk menaikkan atau menurunkan tegangan tenaga dari satu nilai ke nilai tertentu. Transformator daya yang banyak dipakai oleh PT.PLN (Persero) sebagian besar memiliki perbandingan tegangan 70/20 KV yang menurunkan tegangan tinggi 70 KV pada sisi primer ke tegangan distribusi 20 KV pada sisi sekunder, yang kemudian disalurkan melalui saluran-saluran penyulang (feeder). Transformator daya ini merupakan transformator 3 (tiga) phasa yang memiliki 3 terminal pada sisi primer dan 4 terminal pada sisi sekunder dengan rating daya berkisar antara 6 MVA hingga 100 MVA. Dalam sebuah gardu induk bisa terdapat lebih dari 1 (satu) unit transformator daya. Kerja transformator yang berdasarkan induksi-elektromagnet, menghendaki adanya gandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator, yaitu tipe inti dan tipe cangkang. Gambar 2.2 Tipe Kumparan Transformator [7] 9 2.4 Penyulang Distribusi Tenaga Listrik Pada sistem distribusi 20 kV pasokan daya listrik didapat dari penyaluran 150 kV atau 70 kV melalui trafo tenaga yang terpasang di gardu induk. Dan besarnya kapasitas trafo bervariasi antara 5,10,20,30, sampai 60 MVA. Dan keluaran trafo dihubungkan ke bus 20 kV pada gardu-gardu induk yang kemudian didistribusikan ke masing-masing penyulang 20 kV ke konsumen-konsumen dengan mnenggunakan saluran udara tegangan menengah (SUTM) atau saluran kabel tegangan menengah (SKTM). Dan biasanya di Indonesia pemakaian saluran tegangan menengah lebih dominan oleh sebab itu sering terjadi gangguan udara hubung singkat baik itu gangguan antar Phasa atau gangguan Phasa dengan tanah. Ketika terjadi gangguan, sistem proteksi dapat mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar, dan dapat bekerja melokalisasi gangguan tersebut. Penyulang distribusi 20 kV PLN diamankan dari gangguan arus hubung singkat dengan menggunakan over current relay (OCR), Sesuai dengan pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka PLN tidak saja berusaha memenuhi permintaan daya yang meningkat, akan tetapi PLN memperbaiki TMP. Sejalan dengan itu, perlu dikembangkan suatu cara penilaian terhadap TMP atau diperlukan penentuan TMP. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mutu adalah sekumpulan atibut yang memberikan kepuasan pada pelanggan. Apabila ditinjau secara etimologi, maka penentuan TMP penyulang ini harus dilihat dari sisi pelanggan sebagai pengguna tenaga listrik. Mutu pelayanan antara lain tegantung lamanya pemadaman dan kerapnya pemadaman yang terjadi. Untuk dapat memenuhi mutu pelayanan tersebut, maka diperlukan data atau laporan tentang sebab-sebab pemadaman (trip) pada penyulang. 2.5 Jenis Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan pada sistem tenaga listrik tebagi menjadi dua yaitu gangguan temporer(sementara) dan gangguan permanen. Gangguan temporer ditandai dengan normalnya kerja sistem dari PMT setelah dimasukkan (menutup) kembali. 10 Sedangkan gangguan permanen (stationer) ditandai dengan jatuhnya PMT setelah dimasukkan kembali, biasanya dilakukan sampai tiga kali. Pada gangguan permanen, PMT dapat bekerja normal kembali setelah gangguan tersebut bisa diatasi. Sedangkan gangguan yang bersifat temporer, penyebab gangguan akan hilang dengan sendirinya setelah PMT jatuh atau trip. Ditinjau dari macamnya, gangguan hubung singkat dibedakan menjadi : a. Gangguan hubung singkat tiga Phasa. b. Gangguan hubung singkat dua Phasa. c. Gangguan hubung singkat satu Phasa ke tanah. d. Gangguan hubung singkat dua Phasa ke tanah. 2.5.1 Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa Gangguan hubung singkat tiga Phasa adalah gangguan hubung singkat yang berupa hubungan pendek antara ketiga Phasanya. Didapat persamaan sebagai berikut: I f 3 Dimana: Ea ( Ampere) ......................................................... (2.1) Z1 Ea = VLL (Volt ) ....................................................... (2.2) 3 IA A Ea IB a). b). B Z1 IC C Gambar 2.3 Gangguan Hubung Singkat 3 Phasa (a), Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat 3 Phasa (b). [1] Ihs 11 Arus gangguan hubung singkat 3 Phasa bila dibandingkan dengan gangguan hubung singkat yang lain, mempunyai arus gangguan yang paling besar. 2.5.2 Gangguan Hubung Singkat Dua Phasa Gangguan hubung singkat dua Phasa adalah gangguan hubung singkat yang berupa hubungan pendek antara satu Phasa dengan Phasa yang lain. Apabila hubung singkat terjadi pada Phasa a dan b akan didapat persamaan dibawah : I f 2 Ea ( Ampere) ......................................................(2.3) Z1 Z 2 Oleh karena Z1 = Z2 dan I f 3 3 Maka: I f 2 I f 3 2 Ea ......................................(2.4) Z1 3 ...............................................................(2.5) IA A Ea IB a). b). B Ihs Z1 IC C Z2 Gambar 2.4 Gangguan Hubung Singkat 2 Phasa (a), Rangkaian Ekivalen Gangguan Hubung Singkat 2 Phasa (b). [1] Arus hubung singkat dua Phasa lebih kecil daripada arus gangguan hubung singkat tiga Phasa. 12 Faktor Penyebab gangguan 2.6 Adapun faktor penyebab terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik diantaranya : a. Daun-daun atau Sampah yang Menempel Pada Isolator Daun-daun atau sampah yang terbang terbawa angin dan kemudian menempel pada isolator akan mengakibatkan jarak bebas berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya loncatan bunga api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan antar Phasa atau gangguan dari Phasa ke tanah. b. Isolator yang Rusak Isolator yang rusak akibat tersambar petir atau usia yang sudah tua dapat menyebabkan terjadinya gangguan antar Phasa atau gangguan dari Phasa ke tanah. c. Kerusakan Mekanis dari Peralatan d. Pohon-pohon yang Tidak Terawat Ranting-ranting yang masuk ke daerah bebas saluran transmisi dan distribusi akan mengakibatkan terjadinya gangguan ke tanah. e. Polusi Debu Debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu tersebut akan menjadi konduktor yang dapat menyebabkan gangguan ke tanah. f. Surja Hubung Merupakan kenaikan tegangan pada saat dilangsungkan pemutusan arus oleh pemutus tenaga. Gangguan ini pun dapat mengakibatkan rusaknya isolasi pada peralatan. g. Surja Petir Biasanya sering terjadi pada saat musim penghujan. Gangguan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang berbeda-beda di suatu tempat. Gangguan yang disebabkan oleh petir ini sangat berbahaya karena dapat merusak isolasi dari peralatan. h. Turunnya Kekuatan Dielektris dari Isolasi Sistem. 13 2.7 Peralatan Proteksi Gangguan pada jaringan distribusi tenaga listrik sebagian besar merupakan gangguan hubung singkat, yang menimbulkan arus listrik cukup besar. Semakin besar sistemnya, semakin besar pula arus gangguannya. Arus gangguan yang besar bila tidak segera dihilangkan akan merusak peralatan yang dilalui arus gangguan. Untuk melepaskan daerah yang terganggu diperlukan alat pengaman. Di sini jelas bahwa alat pengaman bertujuan untuk melepaskan atau membuka sistem yang terganggu sehingga arus gangguan ini akan padam. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka diperlukan sistem proteksi. Yang dimaksud dengan sistem proteksi tenaga listrik adalah suatu sistem pengaman kepada peralatan-peralatan listrik dan saluran terhadap kondisi abnormal. Sistem proteksi diperlukan untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat gangguan. Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat. Disamping itu dengan bekerjanya sistem proteksi maka daerah yang terganggu bisa dilokalisir sehingga dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen, dan juga untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. Suatu sistem proteksi terdiri dari beberapa komponen peralatan yang membentuk satu rangkaian yang masing-masing komponen mempunyai tugas sesuai dengan fungsinya.Komponen peralatan pada sistem pengaman adalah sebagai berikut: Circuit Breaker/Pemutus Tenaga Relai Trafo Arus (CT) Trafo Tegangan (PT) Kabel Kontrol Baterai 14 Relai Pengaman (Relai Arus Lebih) 2.8 Relai pengaman adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi adanya suatu gangguan atau merasakan adanya kondisi tidak normal yang mungkin terjadi pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik. Relai proteksi dapat mendeteksi adanya gangguan pada peralatan yang diamankan dengan mengukur besaran-besaran listrik yang diterimanya dan membandingkan antara besaran pada saat kondisi normal dengan besaran pada saat kondisi gangguan. Besaran-besaran yang berubah harganya pada kondisi gangguan tersebut misalnya arus, tegangan, daya, sudut Phasa, impedansi, frekuensi, dan lain sebagainya. Relai secara otomatis akan membuka pemutus tenaga (PMT) untuk memisahkan peralatan atau bagian dari sistem yang terganggu dan memberikan isyarat berupa lampu dan alarm (bel) yang menandakan pada sistem telah terjadi gangguan. 2.8.1 Fungsi Relai Pengaman Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa relai proteksi mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Merasakan, mengukur, dan menentukan bagian sistem yang terganggu serta memisahkan secepatnya, sehingga sistem lainnya yang tidak terganggu dapat beroperasi secara normal. b. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu. c. Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem lain yang tidak terganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya gangguan. d. Memperkecil bahaya bagi manusia atau operator. e. Menunjukan lokasi dan macam gangguan. 2.8.2 Persyaratan Relai Proteksi Relai proteksi dirancang untuk dapat merasakan atau mengukur adanya gangguan pada bagian suatu sistem tenaga listrik yang kemudian secara otomatis akan membuka Pemutus Tenaga. 15 Relai proteksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat diandalkan ( Reliable ) Dalam keadaan normal (tidak ada gangguan) relai tidak boleh bekerja. Tetapi bila suatu saat terjadi gangguan yang mengharuskan relai bekerja, maka relai tidak boleh gagal bekerja untuk mengatasi gangguan tersebut. Kegagalan kerja relai dapat mengakibatkan kerusakan yang berat bagi alat atau sistem yang diamankan atau gangguan menjadi meluas sehingga daerah yang mengalami pemadaman akan meluas. Disamping itu relai tidak boleh salah bekerja, sehingga menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya ataupun menyulitkan analisa gangguan yang terjadi. Dalam hal ini yang harus dapat diandalkan tidak hanya relainya sendiri tetapi mulai dari trafo arus, trafo tegangan serta rangkaiannya, baterai serta pemutus tenaganya. 2. Selektif Relai bertugas mengamankan peralatan atau bagian sistem dalam daerah pengamannya. Letak PMT (Pemutus Tenaga) sedemikian rupa sehingga setiap bagian dari sistem dapat dipisahkan. Maka tugas relai adalah mendeteksi adanya gangguan yang terjadi pada daerah pengamanannya dan memberi perintah untuk membuka PMT (Pemutus Tenaga) untuk memisahkan bagian dari sistem pada daerah yang terganggu. Dengan demikian bagian sistem lainnya yang tidak terganggu jangan sampai dilepas, dan masih beroperasi normal sehingga tidak terjadi pemutusan pelayanan. Dengan kata lain pengamanan dinyatakan selektif bila relai dan PMT (Pemutus Tenaga) yang bekerja hanyalah pada daerah yang terganggu saja. 3. Waktu kerja relai cepat Relai pengaman harus dapat bekerja dengan cepat segera setelah merasakan adanya gangguan pada sistem guna mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan atau bagian sistem yang terganggu. 16 4. Peka Relai pengaman harus cepat merasakan adanya arus gangguan yang melebihi arus settingnya. Relai dikatakan peka (sensitif) apabila dapat bekerja dengan masukan dari besaran yang dideteksi kecil. Jadi relai dapat bekerja pada awal kejadian gangguan atau dengan kata lain gangguan dapat diatasi pada awal kejadian. Hal ini memberi keuntungan dimana kerusakan peralatan yang diamankan akibat gangguan menjadi kecil. Namun demikian relai harus stabil, yang artinya relai harus dapat membedakan antara arus gangguan dan arus beban maksimum. 5. Ekonomis dan sederhana Penggunaan relai pengaman harus dipertimbangkan sisi ekonomisnya tanpa mempengaruhi fungsi relai tersebut. 2.9 Pengertian Relai Arus Lebih Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerjanya berdasarkan kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, sehingga relai ini dapat dipakai sebagai pola pengaman arus lebih. Relai ini pada dasarnya mengamankan adanya arus lebih yang disebabkan oleh gangguan hubung singkat atau beban lebih. Relai arus lebih akan bekerja bila besarnya arus input melebihi suatu harga tertentu (arus kerja) yang dapat diatur dan dinyatakan menurut kumparan sekunder dari trafo arus. Relai arus lebih akan memberi isyarat kepada PMT (Pemutus Tenaga) bila terjadi gangguan hubung singkat untuk membuka rangkaian sehingga kerusakan alat akibat gangguan dapat dihindari. Pengamanan dengan menggunakan relai arus lebih mempunyai beberapa keuntungan yaitu : a. Dapat mengamankan arus lebih yang terjadi karena hubung singkat atau beban lebih. 17 b. Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan juga merupakan pengaman cadangan. c. Harganya relatif murah. Adapun beberapa kekurangan pengamanan dengan menggunakan relai arus lebih adalah : a. Untuk jaringan dengan sirkuit ganda tanpa dilengkapi dengan relai arah tidak dapat selektif. b. Untuk jaringan yang interkoneksi tidak dapat sebagai pengaman utama, karena sukar untuk dapat selektif bila tidak dilengkapi dengan relai arah. Dengan demikian pemakaian relai arus lebih pada sistem tenaga listrik umumnya digunakan pada : a. Jaringan tegangan menengah atau saluran transmisi. b. Jaringan sub-transmisi radial. c. Pengaman untuk motor-motor tegangan menengah yang kecil. d. Pengaman cadangan untuk generator, motor yang besar, transformator daya, jaringan transmisi tegangan tinggi. e. Bila dilengkapi dengan relai arah dapat digunakan sebagai pengaman saluran transmisi sirkuit ganda dan pengaman gangguan tanah sampai tegangan ekstra tinggi. 2.9.1 Fungsi Relai Arus Lebih Pemakaian relai arus lebih pada sistem tenaga listrik dapat difungsikan sebagai: 1. Pengaman utama. Relai pengaman sebagai pengaman utama adalah relai yang pertama kali merespon dan bertindak jika terjadi gangguan pada sistem. 2. Pengaman cadangan Sedangkan sebagai pengaman cadangan, relai pengaman cadangan baru akan merespon dan bekerja jika relai pengaman utama gagal bekerja. 18 2.9.2 Cara Kerja Relai Arus Lebih Relai arus lebih adalah suatu relai proteksi yang dikerjakan oleh suatu besaran arus gangguan akibat hubung singkat yang mengalir pada rangkaian kumparan geraknya. Apabila besarnya arus yang dideteksi melebihi batas settingnya, maka akan bekerja (Pick up), kemudian dalam waktu tertentu akan memberikan perintah trip ke PMT untuk mengelimir gangguan tersebut. Prinsip kerja relai arus lebih yang bekerja berdasarkan besaran arus lebih akibat adanya gangguan hubung singkat dan memberikan perintah trip ke PMT dengan karakteristik waktunya. sesuai Pada gambar di bawah ini diberikan contoh gambar rangkaian relai arus lebih waktu sesaat pada SUTM. CT Ib PMT CT CT Ir R S Ir Ir trip coil T OCR + - Batere Gambar 2.5 Rangkaian Relai Arus Lebih. [5] Pada kondisi normal arus beban (Ib) mengalir pada SUTM dan oleh trafo arus besaran arus ini ditransformasikan ke besaran sekunder (Ir). Arus Ir mengalir pada kumparan relai, tetapi karena arus ini masih lebih kecil dari pada suatu harga yang ditetapkan (setting), maka relai tidak bekerja. Bila terjadi gangguan hubung singkat, arus Ib akan naik dan menyebabkan arus Ir naik pula. Apabila arus Ir naik melebihi suatu harga yang telah ditetapkan 19 (diatas setting) maka relai akan bekerja dan memberikan perintah trip coil untuk bekerja dan membuka PMT, sehingga SUTM yang terganggu dipisahkan dari jaringan. 2.9.3 Jenis Relai Arus Lebih Berdasarkan karakteristik arus terhadap waktu kerja, relai arus lebih terbagi atas beberapa jenis, antara lain: 2.9.3.1 Relai Arus Lebih Karakteristik Waktu Sesaat/Moment (Instantaneous). Adalah relai arus lebih yang tidak dilengkapi dengan elemen pengukur waktu, sehingga apabila suatu kumparan bekerja, maka dalam waktu seketika mengirim perintah trip ke PMT. Gambar 2.6 Karakteristik Relai Arus Lebih Waktu Seketika (Instantaneous). [5] 2.9.3.2 Relai Arus Lebih Karakteristik Waktu Tertentu (Definite Time) Adalah relai arus lebih yang mempunyai elemen pengukur waktu yang independent, yaitu tidak tergantung kepada besarnya arus gangguan yang dideteksi. Jadi waktu kerjanya selalu tetap (konstan), untuk setiap arus gangguan yang berbeda. 20 Gambar 2.7 Karakteristik Relai Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time). [5] . 2.9.3.3 Relai Arus Lebih Karakteristik Waktu Terbalik (Inverse Time) Adalah relai arus lebih yang mempunyai elemen pengukur waktu dependent terhadap arus yang dideteksi. Besarnya waktu kerja relai berbanding terbalik dengan besarnya arus gangguan yang dideteksi, makin besar arus gangguan, maka makin cepat waktu kerja relai dan sebaliknya. Gambar 2.8 Karakteristik Relai Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Time). [5] 21 Terdapat 4 macam karakteristik Relay Inverse yaitu : Standard Inverse yaitu karakteristik yang menunjukan perbandingan antara besar arus dengan waktu kerja relai yang standard, ditulis dengan rumus: t 0,14 TMS I 1 0 , 02 Very Inverse yaitu karakteristik yang menunjukkan perbandingan antara besar arus dengan waktu kerja relai yang lebih cepat/tinggi dari Standard Inverse, ditulis dengan rumus: t 13,5 TMS I 1 Extremely Inverse, yaitu karakteristik yang menunjukkan perbandingan antara besar arus dengan waktu kerja relai yang lebih cepat/tinggi dari Standard Inverse dan very inverse, ditulis dengan rumus: 𝑡= 80 𝑇𝑀𝑆 −1 𝐼2 Long Time earth fault yaitu karakteristik yang menunjukkan perbandingan antara besar arus dengan waktu kerja relai yang lebih lambat/rendah diantara karakteristik yang lain, ditulis dengan rumus: 𝑡 = 120 𝑇𝑀𝑆 𝐼−1 22 Gambar 2.9 Kurva karakteristik waktu [4] 2.9.3.4 Parameter Pada Relai Arus Lebih 1. I Pick up – Ip Ip = Arus kerja ( Arus Pick up ). Adalah arus minimum yang menyebabkan relai bekerja atau pick-up. 2. I reset ( Ir atau Id) Id = Ir = arus kembali (arus drop-off / Id, arus reset / Ir). Adalah arus maksimum yang menyebabkan rele kembali tidak bekerja. 3. In = Arus minimum relai In adalah besarnya kemampuan relai untuk dialiri arus secara terus menerus. 23 4. I sett = Arus setting relai Isett adalah besarnya suatu harga penetapan arus kerja relai sesuai dengan yang diharapkan relai harus pick-up. 5. Im = Arus moment / arus kerja sesaat Im adalah besarnya suatu harga penetapan arus kerja relai sesuai yang diharapkan relai harus bekerja sesaat (instantaneous). 6. I sett (time delay) = tunda waktu I sett atau tunda waktu adalah periode waktu yang sengaja diberikan pada relai untuk memperlambat trip ke PMT sejak relai itu pick-up. Tunda waktu ini dimaksudkan untuk koordinasi dengan relai lainnya. 7. TMS = Time multiple setting TMS adalah besarnya kelipatan tunda waktu (t sett). 8. Starting Adalah suatu tanda bahwa relai pick-up atau merasakan adanya suatu besaran arus yang sama dengan atau lebih besar dari I sett. 9. Trip Adalah suatu tanda bahwa relai bekerja dan telah memberi perintah pada tripping coil untuk bekerja melepas kontak PMT. 2.9.4 Setting Relai Arus Lebih Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan setting relai arus lebih adalah sebagai berikut : 1. Arus kerja minimum relai harus lebih besar dari arus beban maksimum dan lebih kecil dari arus gangguan hubung singkat terkecil, yaitu arus gangguan hubung singkat dua Phasa di ujung seksi. 2. Penentuan setting dari seksi yang paling ujung dan secara bertahap dilakukan untuk seksi-seksi berikutnya kearah sumber. Untuk menentukan setting waktu relai perlu diketahui beda waktu koordinasi minimum yang di perbolehkan sesuai dengan spesifikasi relai dan pemutus daya yang dipakai. 24 3. Pada saat melakukan setting waktu relai inverse, lakukanlah pada saat arus gangguan maksimum karena untuk arus yang lebih kecil waktu kerja relai akan lebih besar. 2.9..4.1 Setting Arus Untuk Tunda waktu ( I>) [8] (1) Iset = ks x In…………………………………………………………(1) kd (2) Iset = 0,8 x I hs2 ………………………………………………………(2) Iset diambil dari nilai terkecil diantara persamaan (1) dan persamaan (2) k S = 1,1 → 1,2 k D > 80 % In = Arus beban nominal 2.9.4.2 Setting Arus Untuk Instantaneous ( I>>) [8] Di sisi hilir maka : (1) I hs2 min I set1 I hs3 min ……………………….................. (3) (2) I set 2 I kemampuankabel …………………………………………….. (4) Iset diambil dari nilai terkecil diantara persamaan (3) dan (4) Di sisi hulu maka : I setInst = 1,2 x I hs3 max diHilir ……………………………. (5) 25 2.10 Konstruksi Relai Arus Lebih (OCR) tipe ABB SPAM 150C Gambar 2.10 Konstruksi Relai Arus Lebih tipe ABB SPAM 150C [3] Keterangan : 1. Phasa R 25. Arus Netral 2. current transformer In = 5 A 26. Rating Arus 5 A 3. current transformer In = 1 A 27. Rating Arus 1 A 4. Phasa S 61. Auxiliary tegangan ( + ) 5. current transformer In = 5 A 61. Auxiliary tegangan ( - ) 6. current transformer In = 1 A 70. Internal Relay Fault signal NC 7. Phasa T 71,72. Internal Relay Fault signal NO 8. current transformer In = 5 A 74,75. Output Relay ke CB 9. current transformer In = 1 A 77,78. Indikator keadaan Overload 26 10,11 control input 80,81. Prior Alarm Signal 2 63. grounding 65,66. Trip output Relai 2.11 Pengawatan Relai Arus Lebih tipe ABB SPAM 150C L1 L2 L3 PMT OCR P1 R GFR S E T S1 OCR CT S2 P2 3 buah OCR 1 buah GFR Gambar 2.11 Pengawatan Relai Arus Lebih tipe ABB SPAM 150C Pada Jaringan Tenaga Listrik [3] Didalam OCR ABB SPAM 150C terdapat 4 buat relai yaitu, 1 buang relai setiap phasa nya dan 1 relai buat GFR. 2.12 Relai Arus Lebih tipe ABB SPAM 150C Relai spam 150 c berbasis mikroprosesor adalah desain relai terpadu dengan pengukuran multifungsi lengkap dengan pelindung motor, melingkupi cakupan yang besar atau menengah seperti motor 2 Phasa dalam semua jenis konvensional kontaktor atau pemutus sirkuit yang di kendalikan oleh drive. Reli proteksi motor tersedia dalam dua versi, satu dengan membuat trip kontak dan yang lain menggunakan breaking trip kontak. Relai ini juga dapat digunakan dalam aplikasi arus lebih 1,2 dan 3 Phasa dan proteksi beban lebih dan earth fault protection. Kombinasi multifungsi relai proteksi motor adalah sebuah perangkat relai sekunder yang di hubungkan ke transformator arus dari drive motor yang 27 dilindungi. Arus tiga Phasa dan arus netral dari perangkat yang dilindungi dapat di ukur dan atas dasar pengukuran ini, kondisi termal dari motor dihitung dan kesalahan jaringan dapat terdeteksi. Dalam keadaan fault unit proteksi dari relai meminta alarm atau men-tripkan CB. Dengan signal pemrograman yang sesuai dari matriks output relai, berbagai signal, alaram awal atau signal restart inhibit akan menerima sebagai fungsi kontak. Kontak informasi dapat digunakan untuk memblokir, bekerja sama dengan relai pelindung yang terletak di hulu, untuk koneksi ke unit signal. Relai pelindung motor berisi satu logika input kontrol ekternal, yang diaktifkan oleh signal kontrol pada level tambahan tegangan. Pengaruh input kontrol pada relai ditentukan oleh switch pemograman. Input kontrol dapat digunakan baik untuk memblokir satu atau lebih level proteksi, untuk melaksanakan perintah trip, untuk menghambat upaya untuk restart atau reset relai yang terkunci secara manual. Gambar 2.12 Fungsi dari jenis relay Proteksi bermotor SPAM 150 C. mengacu pada ANSIpenomoran fungsi pelindung [3] 28 2.12.1 Diagram Koneksi . Diagram Koneksi dari relai proteksi motor SPAM 150 C. versi tampil adalah dengan kontak trip NO, yaitu dengan auxiliary supply dan output tipe relay SPTU 240R2 atau SPTU 48R2. modul Gambar 2.13 Diagram Koneksi ABB SPAM 150 C [3] 29 Uaux A, B, C, D, E, F output relay IRF Self-supervision SGB Switchgroup untuk konfigurasi pemblokiran atau sinyal kontrol TRIP Auxiliary tegangan trip output relay, output 65-66 SIGNAL Signal pada trip PRIOR ALARM Prewarning untuk kondisi kelebihan beban awal START Mulai informasi dari motor Restart ENABLE start dari motor terhambat dalam kondisi gangguan U1 pelindung motor modul SPCJ 4D34 U2 Power supply dan output relay modul SPTU 240 R2 atau SPTU 48 R2 dengan kontak NO, 240 SPTU R3 atau SPTU 48 R3 dengan kontak NC U3 Masukan modul SPTE 4E3 SPA-ZC- Bus koneksi modul PORT SERIAL port komunikasi Serial Rx, Tx Receiver terminal bus (Rx) dan terminal bus pemancar (Tx) dari modul koneksi bus STALL Eksternal kios kontrol input RESTART INHIBITAT Restart Eksternal menghambat sinyal control Latching fungsi Latching dari relay trip 30 Gambar 2.14 Terminal relay SPAM 150 C [3] 2.12.2 Koneksi Tiga arus Phasa yang terhubung ke terminal 1-2, 4-5 dan 7-8, ketika arus pengenal dari sirkuit sekunder adalah In = 5 A. Bila menggunakan transformator arus dengan arus pengenal 1 A, terminal 1-3 , 4-6 dan 7-9 yang digunakan. Perlindungan kelebihan beban termal juga dapat digunakan dalam aplikasi fase tunggal atau dua fase, dalam hal ini input tidak digunakan dapat dibiarkan tidak tersambung. Untuk mendapatkan operasi yang tepat dari perlindungan fase urutan ketidakseimbangan dan tidak benar dalam aplikasi dua fase, dua arus Phasa harus disimpulkan pada input tahap ketiga saat ini. Dalam satu fase aplikasi, kabel fase arus melalui dua atau tiga input saat ini di seri sedikit dapat meningkatkan kecepatan operasi dari relay dan menstabilkan operasi di unit termal. 31 Arus netral dari perlindungan gangguan tanah terhubung ke terminal 25-26 ketika arus pengenal adalah 5 A dan ke terminal 25-27 ketika arus pengenal adalah 1 A. input kontrol 10-11 dapat digunakan di lima cara yang berbeda: - Sebagai input kontrol dikendalikan oleh motor kecepatan switch di Ex-jenis aplikasi - Sebagai input kontrol dari pemblokiran eksternal sinyal untuk memblokir operasi dari ketidakseimbangan atau gangguan tanah unit perlindungan - Sebagai masukan kontrol untuk sinyal trip eksternal - Sebagai masukan kontrol untuk membuka pengait rantai pengamannya relay trip - Sebagai masukan kontrol untuk restart mengaktifkan relay. Fungsi dirancang dipilih melalui switch 1 ... 8 dari switchgroup SGB dalam menu utama dari modul perlindungan relay. Tegangan suplai auxiliary dari relay adalah dihubungkan ke terminal 6162. Pada D.C. tegangan suplai auxiliary positif dihubungkan ke terminal 61. Rentang tegangan input diterima ditentukan oleh jenis power supply dan modul output relay dimasukkan dalam relay. Untuk keterangan lebih lanjut lihat keterangan dari modul power supply. Rentang tegangan yang diterima auxiliary relay ditunjukkan pada panel depan. Output relay A memberikan perintah trip ke CB ketika waktu beroperasi dari unit pelindung telah berlalu. Unit gangguan ke tanah dapat dibuat tidak trip, yaitu hanya sinyal, dengan switch 8 dari switchgroup SGR1. Pada pengiriman dari pabrik semua unit pelindung dipilih untuk melakukan trip. Fungsi latching relay dari output A dapat dipilih melalui switch SGB / 7 dan SGB / 8. Switch SGB / 7 memberikan fungsi latching setelah short-circuit, gangguan ke tanah atau ketidakseimbangan trip. Switch SGB / 8 menyediakan fungsi latching setelah setiap operasi perjalanan. Setelah mengunci relay output harus secara manual mengatur ulang atau mengatur ulang dengan remote control. Sinyal trip alarm dari modul relai adalah diperoleh melalui keluaran relay B dan C. sinyal untuk diteruskan ke relay ini dipilih dengan switches 1 ... 7 dari switchgroup SGR1 dan switch 4 ... 8 dari switchgroup SGR2 dari modul relay. Biasanya output relay B 32 dan C diberikan seperti konfigurasi yang alarm sebelum termal diperoleh dari relai C dan sinyal perjalanan dari unit perlindungan terkait dengan output relay B untuk membentuk sinyal trip tambahan. Ini juga merupakan pengaturan default dari relay pada pengiriman dari pabrik. Sinyal-sinyal untuk diteruskan ke relay D output dipilih dengan switch 1, 2 dan 3 perangkat lunak switchgroup SGR2 dalam menu utama dari modul relay. Switch SGR2 / 1 rute alarm sebelum termal, beralih SGR2 / 2 rute informasi startup untuk motor dan beralih SGR2 / 3 rute sinyal awal tahap set arus lebih untuk output relay D. Output relay E, terminal 74-75, adalah output relay tugas berat, mampu mengendalikan pemutus sirkuit, sebagai relai trip utama A. E Relay digunakan untuk mengendalikan restart motor. Jika kapasitas termal yang digunakan melebihi set restart menghambat tingkat unit termal, jika maksimum yang diperbolehkan kumulatif start-up jumlah terlampaui atau jika restart eksternal menghambat sinyal aktif E output relay mencegah motor memulai kembali usaha. Ini juga berlaku untuk suatu kondisi dimana relay pelindung dari tegangan tambahan atau relai rusak. F output relay, terminal 70-71-72, beroperasi sebagai relay output dari sistem self-supervisi-sion terintegrasi. Relay beroperasi pada prinsip sirkuit tertutup, sehingga dalam kondisi layanan normal kesenjangan kontak 70-72 ditutup. Jika suatu kesalahan terdeteksi oleh sistem self-supervisision, atau jika pasokan tambahan gagal, output relay drops off, memberikan sinyal alarm dengan menutup kontak NO 71-72. Relay dihubungkan ke bus data SPA dengan jenis modul bus koneksi SPA-ZC 17 atau SPA-ZC21. Modul koneksi bus dihubungkan ke konektor tipe D ditandai PORT SERIAL pada panel belakang relai. Kabel serat optik yang terhubung ke konektor Tx dan Rx dari modul koneksi bus. Modus komunikasi pemilih switch pada modul koneksi bus diatur dalam posisi "SPA". 2.12.3 Kontrol Signal Gambar di bawah ini secara skematis menggambarkan bagaimana , start, trip, kontrol dan pemblokiran sinyal dapat diprogram untuk mendapatkan fungsi yang diperlukan dari relay proteksi. 33 Gambar 2.15 Sinyal kontrol modul relai proteksi SPAM 150 C [3] Fungsi sinyal blocking dan mulai dipilih dengan switch dari switchgroups SGF, SGB dan SGR. Checksum dari switchgroups ditemukan dalam menu pengaturan dari modul relai pengukuran. Fungsi switch yang berbeda dijelaskan dalam manual pengguna dari modul SPCJ 4D34. 2.12.4 Indikator Operasi a. TRIP indikator operasi menyala jika salah satu tahap perlindungan beroperasi. Ketika perlindungan tahap reset, indikator merah tetap turun. b. Jika layar gelap ketika salah satu tahap proteksi I>, I>> atau I0> beroperasi, gangguan Phasa atau netral ditandai dengan LED kuning. Jika, misalnya, indikator TRIP bersinar merah, dan indikator IL1 dan IL2 pada saat yang sama diterangi, telah terjadi kelebihan arus pada fase L1 dan L2. 34 c. Selain menjadi nomor kode pada penyajian data, angka merah paling kiri di layar berfungsi sebagai indikator operasi visual. Indikator operasi diakui oleh fakta bahwa angka merah saja diaktifkan. Biasanya hal pertama yang muncul diindikasikan. Untuk unit termal, bagaimanapun, alarm sebelum sinyal ini kemudian diganti dengan indikasi trip, jika tripping dilakukan. Untuk memungkinkan pembacaan tingkat termal sebenarnya dll, adalah mungkin untuk mengakui indikasi thermal unit saat unit masih diaktifkan. Hal yang sama berlaku untuk sinyal gangguan ke tanah. Dalam kasus ini, indikasi yang menyimpan dan muncul kembali ketika layar gelap. Semua indikator operasi secara otomatis me-reset ketika motor di-restart. Tabel berikut, bernama OPERASI IND. pada panel depan relay, adalah kunci ke nomor operasi indikator kode yang digunakan. d. Indikasi TRIP bertahan ketika tahap pelindung kembali normal. Indikatorreset dengan menekan tombol RESET / STEP. Sebuah restart secara otomatis me-reset indikasi operasi. Selanjutnya, indikator dapat mengatur ulang melalui input kontrol eksternal 10-11 dengan menggunakan tegangan kontrol untuk input, asalkan saklar SGB / 6 pada posisi 1. Fungsi dasar Relay proteksi tidak tergantung pada keadaan indikator operasi, yaitu reset atau non-reset. Relay adalah permanen operasi. e. Dalam dua menit setelah sistem self-super-visi internal telah mendeteksi gangguan permanen, indikator IRF merah menyala dan relay output dari sistem pengawasan beroperasi. Selanjutnya, dalam situasi gangguan akan di diagnostik secara otomatis dan ditampilkan di layar. Kode gangguan terdiri dari 1 angka merah dan nomor kode hijau, yang menunjukkan jenis gangguan. Kode gangguan tidak dapat mengatur ulang selama gangguan terus berlanjut. Ketika kode gangguan muncul di layar, nomor kode harus dicatat pada kertas dan diberikan kepada bengkel resmi, ketika overhaul diperintahkan. 35 Tabel 2.1 Indikator Operasi Indikasi Keterangan 1. = level thermal telah melampauai set level prior alaram 2. 3. = unit termal sudah terputus = restart termal menjaga tingkat berlebih waktu start up atau mencegah sinyal ekternal aktif 4. 5. 6. 7. 8. = setting tripping arus lebih = Ketidakseimbangan / salah urutan fase trip = proteksi bagian unit utama terputus = gangguan ke tanah trip = undercurrent trip 9. = trip eksternal sudah dilakukan 2.12.5 Kontrol Switch Group Panel depan dari modul relai berisi dua push button. Push button RESET / STEP digunakan untuk mereset indikator operasi dan untuk melangkah maju atau mundur dalam menu utama layar atau submenu. Push button PROGRAM digunakan untuk bergerak dari posisi tertentu dalam menu utama ke submenu yang sesuai, untuk masuk ke mode setting parameter tertentu dan bersama-sama dengan tombol push STEP untuk menyimpan nilai yang ditetapkan. 2.12.6 DISPLAY Nilai-nilai diukur dan ditetapkan dan data yang direkam akan ditampilkan pada layar modul relai proteksi. Layar terdiri dari empat digit. Tiga digit hijau di sebelah kanan menunjukkan pengukuran, mengatur atau merekam nilai dan paling kiri merah menunjukkan jumlah digit kode dari register. Nilai diukur atau ditetapkan ditampilkan diindikasikan dengan indikator LED 36 yang berdekatan kuning pada panel depan. Ketika sebuah nilai gangguan direkam sedang ditampilkan menunjukkan angka merah nomor sesuai mendaftar. Ketika fungsi layar sebagai indikator operasi angka merah saja itampilkan. Ketika tegangan auxiliary dari modul relai proteksi diaktifkan modul awalnya menguji layar dengan melangkah melalui semua segmen layar selama sekitar 15 detik. Pada awalnya segmen yang sesuai dari semua angka yang menyala satu per satu searah jarum jam, termasuk titik desimal. Kemudian segmen tengah setiap digit menyala satu per satu. Urutan lengkap dilakukan dua kali. Ketika tes selesai layar akan gelap. Pengujian dapat terganggu dengan menekan tombol push STEP. Fungsi perlindungan dari modul relai diberitahu seluruh pengujian. 2.12.7 DISPLAY MAIN MENU Setiap data yang dibutuhkan selama operasi normal dapat diakses di menu utama yaitu nilai-nilai pengukuran ini, nilai pengaturan sekarang dan nilai parameter yang direkam. Data yang akan ditampilkan dalam menu utama secara berurutan dipanggil untuk ditampilkan dengan cara menekan tombol STEP. Ketika tombol push STEP ditekan selama sekitar satu detik, layar bergerak maju dalam urutan tampilan. Ketika push button ditekan selama sekitar 0,5 detik, layar akan bergerak mundur dalam urutan tampilan. Dari layar gelap hanya maju gerakan adalah mungkin. Ketika tombol push STEP didorong terus, layar terus bergerak maju menghentikan untuk sementara dalam posisi gelap. Kecuali layar dimatikan dengan melangkah ke titik gelap, itu tetap menyala selama sekitar 5 menit dari saat memencet tombol STEP terakhir ditekan. Setelah 5 menit time-out dispaly dimatikan. 2.12.8 DISPLAY SUBMENU Nilai yang kurang penting dan nilai-nilai tidak terlalu sering yang ada akan ditampilkan dalam submenu. Jumlah submenu bervariasi dengan jenis modul relai berbeda. Submenu disajikan dalam deskripsi modul relai proteksi yang bersangkutan. Submenu akan dimasukkan dari menu utama dengan menekan tombol push PROGRAM selama sekitar satu detik. Ketika push button dilepas, angka merah layar mulai berkedip, menunjukkan bahwa submenu telah 37 dimasukkan. Pergi dari satu submenu lain atau kembali ke menu utama mengikuti prinsip yang sama seperti ketika bergerak dari tampilan menu utama yang lain. layar bergerak maju ketika tombol push STEP ditekan selama satu detik dan mundur ketika ditekan selama 0,5 detik. Menu utama telah kembali memasuki saat layar merah akan gelap. Ketika submenu dimasukkan dari menu utama dari sebuah nilai yang diukur atau ditetapkan ditunjukkan dengan indikator LED, indikator tetap menyala dan jendela alamat dari layar mulai berkedip. Posisi submenu diindikasikan oleh sejumlah alamat berkedip merah sendirian di dispaly nilai yang ditetapkan menyalakan LED indikator pada panel depan. tanpa 2.12.9 Selector switch-groups SGF, SGB and SGR Bagian dari pengaturan dan pilihan dari karakteristik operasi dari modul relay di berbagai aplikasi yang dibuat dengan SG_ switchgroups selektor. switchgroups adalah perangkat lunak berbasis dan dengan demikian tidak secara fisik dapat ditemukan dalam perangkat keras dari modul relay. Indikator dari switchgroup menyala jika checksum dari switchgroup ditampilkan pada layar. Mulai dari checksum yang ditampilkan dan dengan memasukkan pengaturan modus, switch dapat diatur satu per satu seolah-olah mereka switch fisik yang nyata. Pada akhir prosedur pengaturan, sebuah checksum untuk switchgroup seluruh ditampilkan. Checksum dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa switch telah ditetapkan dengan benar. Gambar. 2 menunjukkan contoh dari perhitungan checksum manual. Ketika checksum dihitung menurut contoh sama dengan checksum yang ditunjukkan pada layar modul relay, switch di switchgroup bersangkutan ditetapkan dengan benar. 38 Gambar 2.16 Contoh menghitung checksum dari pemilih switchgroup SG_ [3] Fungsi dari switch selektor dari modul proteksi yang berbeda relai dijelaskan secara rinci dalam manual dari relay yang berbeda modul. 2.12.10 Settings Sering kali dari nilai awal dan beroperasi ditetapkan melalui layar dan push button pada panel depan dari modul relay. Pengaturan masing-masing memiliki indikator terkait yang menyala ketika nilai pengaturan yang bersangkutan ditampilkan pada layar. Selain susunan utama dari nilai pengaturan modul jenis yang paling D relai memungkinkan tumpukan kedua pengaturan. Beralih di antara pengaturan utama dan pengaturan yang kedua dapat dilakukan dengan tiga cara berbeda: 1) Dengan perintah V150 melalui bus komunikasi serial 2) Dengan kontrol sinyal eksternal BS1, BS2 atau RRES (BS3) 3) Via push-tombol dari modul relay, melihat submenu 4 dari register A. 2.12.11 Setting mode Secara umum, ketika sejumlah besar pengaturan adalah untuk diubah, misalnya selama komisioning relay sistem, dianjurkan bahwa relay settings dimasukkan dengan keyboard dari komputer pribadi disediakan dengan yang diperlukan perangkat lunak. Bila tidak ada komputer atau perangkat lunak adalah tersedia atau ketika hanya nilai beberapa pengaturan perlu harus diubah prosedur yang diuraikan di bawah ini digunakan. Register dari menu utama dan submenu 39 berisi semua parameter yang dapat diatur. pengaturan yang dibuat dalam modus pengaturan yang disebut, yang dapat diakses dari menu utama atau submenu dengan menekan push PROGRAM tombol, sampai seluruh tampilan mulai berkedip. Posisi ini menunjukkan nilai parameter sebelum telah diubah. Dengan menekan PROGRAM menekan tombol pemrograman sequence bergerak maju satu langkah. Pertama paling kanan digit mulai berkedip sementara sisa display yang steady Angka berkedip diatur oleh cara push button STEP. Kursor berkedip yang pindah dari digit ke digit oleh persing tombol push PROGRAM dan dalam setiap menghentikan pengaturan dilakukan dengan STEP tersebut menekan tombol. Setelah nilai parameter memiliki telah ditetapkan, titik desimal diberlakukan. Pada mengakhiri posisi dengan tampilan keseluruhan berkedip tercapai lagi dan data siap menjadi disimpan. Sebuah nilai yang ditetapkan dicatat dalam memori dengan persing STEP tombol push dan PROGRAM secara bersamaan. Sampai nilai baru telah mencatat kembali dari modus pengaturan akan tidak berpengaruh pada pengaturan yang dahulu nilai masih akan berlaku. Selanjutnya setiap upaya untuk membuat pengaturan di luar batas yang diijinkan untuk parameter tertentu akan menyebabkan nilai baru yang akan didiskualifikasi dan nilai sebelumnya akan main terjadi saat. Kembali dari mode pengaturan ke menu utama atau submenu dimungkinkan dengan menekan menekan tombol PROGRAM sampai hijau digit pada layar berkedip berhenti. CATATAN! Selama setiap komunikasi manusia-mesin lokal di atas tombol push dan tampilan pada panel depan fungsi waktu lima menit aktif. Jadi, jika tidak ada tombol push telah ditekan selama lima menit terakhir, relay kembali ke keadaan normal secara otomatis. Ini berarti bahwa layar akan gelap, relay terlepas dari mode tampilan, rutinitas pemrograman atau rutin terjadi, ketika relay ini tidak tersentuh. Ini adalah cara yang nyaman keluar dari setiap situasi ketika pengguna tidak tahu harus berbuat apa. Sebelum modul relay dimasukkan ke dalam hal relay, kita harus memastikan bahwa modul tersebut telah diberikan pengaturan yang benar. Jika ada namun keraguan tentang pengaturan dari modul yang akan dimasukkan, nilai pengaturan harus dibaca menggunakan unit relai cadang atau dengan sirkuit trip relai terputus. Jika ini tidak dapat dilakukan relay 40 dapat sett ke dalam mode non-tripping dengan menekan tombol push PROGRAM dan powering up modul relai secara bersamaan. Layar akan menampilkan tiga strip "---" untuk menunjukkan modus non tripping. Komunikasi serial adalah operasi dan semua utama dan submenues dapat diakses. Dalam mode non-tripping trippings yang tidak perlu dihindari dan pengaturan dapat diperiksa. Modus perlindungan normal relay dimasukkan secara otomatis setelah batas waktu lima menit atau sepuluh detik setelah posisi layar gelap dari menu utama telah dimasukkan. Gambar 2.17 Dasar prinsip menu utama dan submenu dari modul relay [3] 41 Tabel 2.2 Contoh cara mensetting relai No Langkah-langkah Gambar 1 Tekan tombol ”STEP” berulang kali sampai RESET STEP ke lampu LED pada simnol I> menyala, kemudian nilai arus start akan tertera di display 2 Tekan tombol “PROGRAM” lebih dari satu detik kemudian lepas, untuk memasuki sub menu dari I>. Muncul angka 1 berwarna merah yang berkedip-kedip. Ini menunjukan posisi sub menu pertama, dan tiga angka warna hijau menunjukan nilainya. 3 Untuk mengubah nilai setelan sub menu pertama tersebut, tekan tombol “PROGRAM” kemnbali selama 5 detik, sampai semua berkedip PROGRAM 4 Tekan tombol “PROGRAM” selama 1 detik, untuk mengubah nilai setting paling kanan. PROGRAM 5 Nilai tersebut bisa diganti dengan menekan tombol “RESET/STEP” sampai ke nilai yang diinginkan. PROGRAM 6 Tekan tombol “PROGRAM” mengubah nilai nilai berikutnya. untuk PROGRAM 7 Ubah nilai tersebut ke nilai yang diinginkan, dengan menekan tombol “RESET/STEP” PROGRAM 8 Tekan tombol “PROGRAM” kembali, sampai angka warna hijau paling kiri berkedip. PROGRAM , PROGRAM 42 9 Ubah ke nilai yang diinginkan dengan menekan tombol “RESET/STEP” RESET/ STEP Tekan “PROGRAM” kembali, mengedipkan titik maksimal. PROGRAM 10 untuk 11 Jika perlu, pindahkan titik desimal ke nilai yang diinginkan dengan menekan tombol”STEP”. RESET STEP 12 Tekan tombol “PROGRAM” untuk membuat semua angka berkedip. Pada posisi ini, kita bisa melihat nilai yang baru sebelum di save. Jika ingin mengubah nilainya, tekan tombol “PROGRAM” PROGRAM 13 Jika nilai yang telah kita masukan benar, tekan tombol “RESET/STEP” dan “PROGRAM” secara bersamaan. Dengan cara ini berarti nilai setting pada sub menu telah di save. RESET STEP 43 14 Apabila tidak ingin memasukkan nilai yang baru pada salah satu sub menu tersebut, hanya tinggal menekan tombol “PROGRAM” selama 5 detik. PROGRAM 15 Jika ingin mengubah nilai setelan pada sub menu kedua dari I>, tekan “STEP” selama 1 detik, lalu angka 1 warna merah akan digantikan dengan 2. RESET STEP 2.12.12 Karakteristik Tahap set arus lebih dimulai jika arus pada satu atau beberapa Phasa melebihi nilai pengaturan. Ketika start, mengeluarkan sinyal awal. Jika situasi arus lebih berlangsung cukup lama melebihi set waktu beroperasi, unit trip akan mengindikasikan untuk memutus CB. Pada saat yang sama indikator operasi menyala dengan cahaya merah. Indikator operasi merah akan tetap menyala selama gangguan. Indikator direset dengan tombol RESET. Rute Sinyal selalu diarahkan ke output SS3 dan juga dapat dengan pemrograman akan diarahkan ke output SS2. Pengaturan awal saat ini kisaran pada set arus lebih adalah 0,5 ... 20 x In. Waktu beroperasi t >> dari set arus lebih diatur dalam kisaran operasi 0,04 ... 30 s. Unit set arus lebih dilengkapi dengan fitur latching (saklar SGB / 7 atau SGB / 8) , yang menjaga output triping tetap energize, meskipun gangguan yang menyebabkan operasi telah menghilang. Relay output yang mungkin diatur ulang dalam lima cara yang berbeda: a) dengan menekan tombol PROGRAM, b) dengan menekan LANGKAH PROGRAM dan push tombol simultaneously, dengan remote control melalui bus SPA menggunakan c) perintah V101 atau d) perintah V102 dan e lebih lanjut) dengan remote control atas input kontrol eksternal. 44 Ketika mengatur ulang sesuai dengan a) atau c) tidak ada data yang tersimpan akan terhapus, tetapi ketika mengatur ulang sesuai b), d) atau e) data yang tercatat akan terhapus. Nilai pengaturan I >> / In Dalam tahap set arus lebih dapat diberikan fungsi penggandaan otomatis ketika objek yang dilindungi terhubung ke jaringan, yaitu dalam situasi awal. Oleh karena itu nilai pengaturan set arus lebih mungkin lebih rendah daripada arus aliran masuk koneksi. Fungsi penggandaan otomatis dipilih dengan switch SGF / 2. Situasi mulai didefinisikan sebagai situasi dimana arus Phasa bangkit dari nilai di bawah 0,12 x Iɵ ke nilai melebihi 1,5 x Iɵ waktu kurang dari 60 ms. Situasi mulai berakhir ketika arus jatuh di bawah dalam 1,25 x Iɵ set arus lebih dapat ditetapkan operasi dengan menggunakan saklar SGF / 1. Ketika unit tinggi set diatur dari operasi layar menampilkan "---" pembacaan, menunjukkan bahwa nilai operasi tidak terbatas. 2.12.13 Block Diagram Gambar 2.18 Blok diagram modul proteksi motor SPCJ 4D34 [3] 45 IL1, IL2, IL3 arus Phasa I0 arus Netral BS Eksternal kontrolbloking atau mengatur ulang sinyal SGF Pemilih switchgroup SGF SGB Pemilih switchgroup SGB SGR 1 ... 2 Pemilih switchgroups SGR TS1 Restart menggunakan sinyal SS1 Memulai atau sebelum alarm sinyal dipilih dengan switchgroup SGR2 SS2 alarm Sebelum atau sinyal perjalanan 2 dipilih dengan switchgroup SGR1 SS3 perjalanan sinyal 2 untuk tahap dipilih dengan switchgroup SGR2 TS2 Tripping sinyal dipilih dengan switchgroup SGR2 AR1, AR2, AR3 Mulai sinyal untuk unit autoreclose eksternal (tidak digunakan dengan motor!) TRIP Merah indikator untuk pemutusan Note: Semua sinyal input dan output dari modul tidak perlu kabel ke terminal dari setiap unit estafet menggunakan modul tertentu. Sinyal-sinyal kabel ke terminal diperlihatkan dalam diagram yang menggambarkan aliran sinyal antara modul perlindungan dari unit relay. 46 2.12.14 Setting Relai Nilai pengaturan ditunjukkan oleh tiga digit paling kanan pada layar. Indikator dekat dengan simbol nilai pengaturan yang menunjukkan kelompok pengaturan nilai saat ini ditunjukkan pada layar. Tabel 2.2 Setting Relai Setting Parameter Setting range Motor beban penuh arus Iɵ sebagai kelipatan dari relay ratting arus In. Tripping akan dilakukan jika arus melebihi nilai yang ditetapkan lebih dari 5% dengan nilai yang lama. Maksimum stall waktu yang aman operasi 2.0...120 s waktu dalam detik pada motor dingin di enam kali beban penuh Iɵ p Pembobotan faktor untuk kurva thermal unit Sebelum alarm untuk tingkat kelebihan beban 20...100% (50%) 50...100% of trip level termal mendekati dalam persen dari tingkat trip Restart mencegah tingkat untuk kondisi kelebihan beban termal dalam persen dari 20...80% of trip level tingkat trip faktor reduksi Pendinginan untuk motor terhenti 1...64 x heating t.c. dibanding dengan waktu pemanasan konstan pengaturan Motor start sebagai kelipatan dari 1.0...10.0 x In relay ratting arus In Pengaturan start Motor, waktu dalam hitungan detik *) I>> Pengaturan unit set arus lebih sebagai kelipatan 0.3...80 s (2 s) 47 dari relay ratting Pada arus In 0.5...20 x In Setting waktu pada arus lebih dalam detik 0.04...30 s Pengaturan start arus netral untuk unit eart-fault 1.0...100% In dalam persen dari relay ratting arus In t>> I0 Operasi waktu unit earth-fault dalam detik t0 Mengatur I∆ untuk perlindungan I∆ ketidakseimbangan beban dalam persen dari t∆ 0.05...30 s 10...40% IL arus Phasa Mengoperasikan waktu di tingkat awal dalam hitungan detik, waktu terbalik Mengoperasikan 20...120 s waktu untuk perlindungan urutan fase yang I< t< tidak sesuai < 1s Menjalankan nilai unit undercurrent dalam 30...80% Iɵ and off persen dari motor saat penuh beban Operasi waktu unit undercurrent dalam detik 2…600 s Time-based start inhibit counter pengaturan 5...500 s dalam detik*) Countdown tingkat counter start dalam hitungan detik per jam Checksum dari pemilih switchgroups SGF, SGB, SGF SGR1 dan SGR2 ditunjukkan pada layar saat SGB indikator berdekatan dengan simbol SGR switchgroup di panel depan menyala. incluence dari posisi switch yang berbeda pada operasi relay dijelaskan dalam paragraf terpisah. 2...250 s/h 48 2.12.15 Programing Switching Fungsi tambahan yang dibutuhkan dalam berbagai aplikasi yang dipilih dengan cara kelompok saklar SGF, SGB, SGR1 dan SGR2 ditunjukkan pada panel depan. Selanjutnya, pelindung motor modul relai berisi saklar software kelompok SG4, yang terletak di submenu empat dari register A. penomoran dari switch, 1 ... 8, dan posisi saklar 0 dan 1 ditunjukkan saat menetapkan switchgroups. Dalam layanan normal hanya checksum yang akan ditampilkan. Pemrograman fungsional saklar kelompok SGF Saklar pemilih dari SGF switchgroup digunakan untuk mendefinisikan fungsi fungsi tertentu dari relay dan diidentifikasi sebagai SGF / 1 sampai SGF / 8. Tabel 2.3 Pemrograman fungsional saklar kelompok SGF Factory Fungsi Switch Default SGF/1 High-set overcurrent unit inhibited or in use User Weight Setting Value 1 1 1 2 0 = High-set stage inhibited (setting displayed “- - “) SGF/2 1 = High-set stage yang digunakan Mengatur tinggi set tingkat arus lebih dua kali lipat selama motor start-up 0 = dua kali lipat tidak SGF/3 1 = dua kali lipat fitur aktif 0 4 SGF/4 Earth-Fault trip on overcurrent lebih tinggi tinggi 0 8 1 16 dari kelipatan dipilih dari FLC Motor saat beban penuh sebagai berikut: SGF/3 = 0 SGF/4 = 0 no inhibit SGF/3 =1 inhibit at four times FLC SGF/4 = 1 inhibit at six times FLC inhibit at eight times SGF/5 FLC Seleksi atau deselection dari ketidakseimbangan 49 perlindungan 0 = tidak digunakan (pengaturan ditampilkan “---“) SGF/6 1 = operatif 1 32 1 64 0 128 Perlindungan Salah urutan Phasa inhibited atau digunakan 0 = tidak digunakan SGF/7 1 = operatif Stall perlindungan berdasarkan pengawasan tegangan termal Is2 x ts atau fungsi arus lebih waktu tertentu Is & ts. 0 = arus lebih waktu tertentu; SGF/8 1 = pemantauan termal tekanan Seleksi atau deselection perlindungan undercurrent 0 = tidak digunakan (pengaturan ditampilkan “---“) 1 = operatif Checksum untuk setelan pabrik SGF 115 Pemblokiran dan kendali input pemilih switchgroup SGB Saklar pemilih dari SGB switchgroup digunakan untuk mendefinisikan fungsifungsi tertentu dari input kontrol eksternal dari relay dan diidentifikasi sebagai SGB / 1 sampai SGB / 8. Tabel 2.4 Pemblokiran dan kendali input pemilih switchgroup SGB Switch SGB /1 Fungsi Stall informasi untuk relay dari switch kecepatan Factory Checksum setting value 0 1 0 2 pada motor (1). Fitur ini terutama digunakan untuk EXE-jenis drive motor dimana motor tidak harus terhenti untuk waktu yang melebihi motor start-up. SGB /2 Restart motor dihambat oleh perintah eksternal (1). Dapat digunakan untuk mengikat motor restart 50 untuk suatu peralatan otomatisasi eksternal. SGB /3 Ketika SGB / 3 = 1, fase ketidakseimbangan unit 0 4 0 8 0 16 0 32 0 64 diblokir oleh sinyal input BS. Pada deblocking, unit dioperasikan dengan waktu beroperasi normal. Dapat digunakan misalnya untuk menghambat operasi selama start-up ketika motor terhubung ke soft-starter. SGB /4 Ketika SGB / 4 = 1, unit earth-fault diblokir oleh sinyal input BS. Pada deblocking, unit dioperasikan dengan waktu pengoperasian normal. Dapat digunakan misalnya untuk menghindari gangguan trippings mungkin selama start-up karena CTs softstarter atau jenuh SGB/5 Perintah trip eksternal dilakukan untuk relay output A (1). Relay pelindung eksternal dapat terhubung ke jalur trip menggunakan fitur ini. Perhatikan! Sinyal perjalanan tidak ditangani oleh modul SPCJ-dan harus diatur menggunakan kontak pada relay pelindung eksternal. Relai reset eksternal (1) memungkinkan untuk memiliki manual Master tombol reset luar relai Tombol yang sama dapat melayani semua relay di stasiun. Kemungkinan lain adalah untuk menghubungkan reset untuk otomatisasi beberapa. SGB/6 Latching relay output untuk arus pendek, earth-fault atau menyeimbangkan trip. SGB/7 Ketika SGB / 7 = 0, sinyal trip kembali ke keadaan awal, yaitu output relay drop off, ketika sinyal pengukuran menyebabkan operasi turun di bawah tingkat awal. Ketika SGB / 7 = 1, sinyal trip tetap 51 menyala, yaitu output relay dioperasikan meskipun sinyal pengukuran jatuh di bawah tingkat awal. Kemudian sinyal trip harus diatur ulang dengan menekan tombol PROGRAM, dengan menekan PROGRAM RESET dan tombol secara bersamaan atau dengan remote control melalui bus SPA atau masukan kontrol eksternal. SGB/8 Latching (1) relay output untuk apapun, trip 0 128 indepen den penyebabnya. Ketika SGB / 8 = 0, sinyal trip kembali ke keadaan awal, yaitu output relay drop off, ketika sinyal mengukur menyebabkan operasi turun di bawah tingkat awal. Ketika SGB / 8 = 1, sinyal trip tetap menyala, yaitu keluaran relay energize, meskipun sinyal pengukuran turun di bawah mulai tingkat. Sinyal trip harus diatur ulang dengan menekan PROGRAM tombol push, dengan menekan PROGRAM dan RESET push-tombol secara bersamaan atau dengan remote control bus SPA atau masukan kontrol eksternal. Checksum untuk setelan pabrik SGB 0 Kelompok pemrograman saklar Output Relay SGR1 dan SGR2 Saklar pemilih dari switchgroups SGR 1 dan SGR2 digunakan untuk sinyal output rute yang diinginkan ke relay output yang sesuai. Switch diidentifikasi sebagai SGR1 / 1 ... SGR1 / 8 dan SGR2/1...SGR2/8. 52 Tabel 2.5 Pemilih switchgroup SGR 1 Switch Fungsi 1 Checksum setting value 1 1 0 2 0 4 0 8 0 16 0 32 0 64 1 128 dihubungkan dengan SS2 2 Ketika SGR1 / 1 = 1, alarm sebelum termal Factory Ketika SGR1 / 2 = 1, sinyal trip termal dihubungkan dengan SS2 3 Ketika SGR1 / 3 = 1, sinyal dari proteksi stall dihubungkan dengan SS2 4 Ketika SGR1 / 4 = 1, sinyal untuk-set arus lebih dihubungkan dengan SS2 5 Ketika SGR1 / 5 = 1, sinyal untuk ketidakseimbangan arus dihubungkan dengan SS2 6 Ketika SGR1 / 6 = 1, sinyal untuk earthfault dihubungkan dengan SS2 7 Ketika SGR1 / 7 = 1, sinyal untuk undercurrent dihubungkan dengan SS2 8 Ketika SGR1 / 8 = 1, trip Unit earthfault dihubungkan dengan TS2 Checksum untuk setelan pabrik untuk SGR1 129 129 Tabel 2.6 Selektor switchgroup SGR 2 Switch 1 Fungsi Ketika SGR2 / 1 = 1, alarm sebelum termal Factory Checksum setting value 0 1 1 2 0 4 1 8 dihubungkan dengan SS1 2 Ketika SGR2 / 2 = 1, motor start-up Output informasi dihubungkan dengan SS1 3 Ketika SGR2 / 3 = 1, start dari unit arus lebih dihubungkan dengan SS1 4 Ketika SGR2 / 4 = 1, sinyal trip termal dihubungkan dengan SS3 53 5 Ketika SGR2 / 5 = 1, sinyal dari proteksi stall 1 16 1 32 1 64 1 128 dihubungkan dengan SS3 6 arus dihubungkan dengan SS3 7 Ketika SGR2 / 7 = 1, sinyal untuk earthfault dihubungkan dengan SS3 8 Ketika SGR2 / 8 = 1, sinyal untuk undercurrent dihubungkan dengan SS3 Ketika SGR2 / 6 = 1, sinyal untuk ketidakseimbangan Checksum untuk setelan pabrik untuk SGR 2 129 250 Perangkat lunak switchgroup SG4 berisi tiga switch pemilih di submenu keempat register A. Tabel 2.7 Switchgroup SG4 Switch 1 Fungsi Switch SG4 / 1 digunakan, ketika Is2 x ts prinsip telah Factory Checksum setting value 0 1 0 2 0 4 dipilih untuk start-up pengawasan. (SGF / 7 = 1) Ketika SG4 / 1 = 0, relay menghitung Apakah Is2 x ts nilai dalam situasi start. Situasi start didefinisikan sebagai suatu situasi, di mana arus Phasa meningkat dari nilai kurang dari 0,12 IƟ ke nilai melebihi 1,5 x IƟ dalam waktu kurang dari 60 ms. Situasi start tersebut berhenti saat arus Phasa jatuh di bawah 1,25 x IƟ Untuk lebih dari 100 ms. Ketika SG4 / 1 = 1, relay mulai menghitung Apakah nilai Is2 x ts ketika arus start Apakah terlampaui. 2 Ketika SG4 / 2 = 1, restart memungkinkan pesan TS1 dinonaktifkan. 3 Ketika SG4 / 3 = 1, sinyal tahap awal Is secara langsung dialihkan ke output SS1. Checksum untuk setelan pabrik untuk SGR 2 129 0 54 Contoh perhitungan checksum Contoh di bawah menggambarkan bagaimana checksum dari switchgroup SGF dapat dihitung secara manual: Ketika checksum dihitung menurut contoh sama dengan checksum yang tertera di layar dari modul relay, switch ditetapkan dengan benar. Data Pengukuran Nilai-nilai diukur ditampilkan oleh tiga digit paling kanan layar. Data saat ini diukur ditunjukkan dengan indikator LED menyala pada panel depan. Tabel 2.8 Data Pengukuran Indikator Data Pengukuran IL1 Arus pada Phasa L1 sebagai kelipatan dari nilai Arus nominal IL2 Arus pada Phasa L2 sebagai kelipatan dari nilai Arus Nominal IL3 Arus pada Phasa L3 sebagai kelipatan dari nilai Arus Nominal I0 Arus di netral dinyatakan dalam persen dari nilai Arus Nominal. Pencatatan informasi Setiap saat relay start atau melakukan sebuah, trip nilai arus pada saat tripping, durasi awal bagi unit yang berbeda dan parameter lainnya disimpan dalam tumpukan memori dua tempat. Sebuah operasi baru bergerak nilai-nilai lama ke tempat kedua dan menambahkan nilai baru ke tempat pertama dari 55 tumpukan yang terdiri dari register 1 ... 7. Dua pasang nilai yang hafal jika start ketiga terjadi, set lama nilai-nilai akan hilang. Sebuah master reset dari relai menghapus semua isi dari kedua blok register Angka merah paling kiri menampilkan alamat register dan tiga lainnya digit informasi yang dicatat. Sebuah simbol “/ /” dalam teks menunjukkan bahwa item berikut ini terletak di submenu. Tabel 2.9 Pencatatan Informasi 1 s/d 8 Register / Pencatatan informasi Step 1 Phasa IL1 saat ini diukur sebagai kelipatan dari arus pengenal unit arus lebih. / / Durasi start dari unit I > dalam persen dari waktu beroperasi. 2 Phasa IL2 saat ini diukur sebagai kelipatan dari arus pengenal unit arus lebih. / / Durasi start dari unit I >> persen dari waktu beroperasi. 3 Phasa IL3 saat ini diukur sebagai kelipatan dari arus pengenal unit arus lebih. / / Durasi start dari unit I < persen dari waktu beroperasi. 4 Netral Io diukur sebagai persen dari arus pengenal unit earthfault. / / Durasi start dari unit I0 dalam persen dari waktu beroperasi. 5 Phasa tidak seimbang ∆I dalam persen dari arus Phasa tertinggi. // durasi starting dari unit ∆I dalam persen waktu trip 6 Start up thermal Is2 x ts. // Motor start-up menghitung. Dibersihkan hanya oleh interupsi power supply Tingkat termal 7 Iɵ di akhir proses, diberikan dalam persen dari tingkat trip. / / Tingkat termal Iɵ di awal proses, yang diberikan dalam persen dari tingkat trip. 8 Nilai aktual dari kapasitas termal yang digunakan. / / Nilai aktual dari Phasa ketidakseimbangan. 56 Tabel 2.10 Pencatatan Informasi Register A Register / Pencatatan informasi Step 0 Tampilan bloking signal dan sinyal kontrol eksternal. Digit paling kanan menunjukkan status dari input kontrol eksternal unit. Status berikut mungkin ditunjukkan: 0 = tidak ada kontrol / memblokir sinyal 1 = kontrol atau memblokir sinyal BS energize Efek dari sinyal pada unit ditentukan oleh pengaturan switchgroup SGB Dari Register "0" dimungkinkan untuk beralih ke mode TEST, di mana alarm dan tripping sinyal dari modul diaktifkan satu per satu dalam urutan sebagai berikut dan ditunjukkan oleh indikasi pengaturan flashing LED: Tripping disebabkan oleh thermal unit Unit alarm Thermal sebelum dilakukan Trip dari start-up unit pengawasan dan mulai sinyal kondisi Trip dari unit arus lebih Trip dari unit earthfault Trip dari unit ketidakseimbangan Trip dari unit arus bawah Restart menghambat dari start-up time counter Posisi LED berdekatan dengan SGF, SGB dan SGR tidak terikat dengan fungsi tes. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat keterangan "Karakteristik umum Dtipe relay modul SPC". A Kode alamat dari modul relai proteksi, yang dibutuhkan oleh 57 sistem komunikasi serial. / / Data transfer rate dari komunikasi serial. / / jalur bus monitor yang menunjukkan keadaan operasi sistem komunikasi serial. Jika modul terhubung ke sistem termasuk data kontrol komunikator jenis SACO 148D4 dan jika sistem komunikasi beroperasi, pembacaan counter monitor lalu lintas bus akan menjadi nol. Jika angka 0 ... 255 terus bergulir di counter / / Password diperlukan untuk remote control pengaturan. Password yang diberikan dalam modus pengaturan dari langkah submenu berikutnya harus selalu dimasukkan melalui komunikasi serial sebelum pengaturan jarak jauh dapat diubah. / / Checksum dari switchgroup SG4 Tampilan gelap. Dengan menekan LANGKAH push-tombol awal urutan tampilan kembali masuk. Nilai memori di register 1 ... 7 akan terhapus dengan menekan tombol-tombol RESET dan PROGRAM bersamaan. Register juga terhapus jika pasokan daya tambahan dari modul terganggu. Kode alamat dari modul relay, transfer data rate dari komunikasi serial dan password tidak terhapus oleh kegagalan tegangan. Petunjuk untuk menetapkan alamat dan kecepatan transfer data yang dijelaskan di bagian "Karakteristik umum dari D modul tipe relai SPC.”