bab ii tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Investasi
2.1.1
Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan
dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai
penanaman modal dikutip dari www.wikipedia.com.
Pengertian investasi menurut Sunariyah (2010:4) adalah:
“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Menurut Jogiyanto (2010:5) investasi adalah:
“Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu yang tertentu.”
Menurut Halim yang dikutip oleh Fahmi dan Hadi (2011:4):
“Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di
masa mendatang.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa investasi adalah penempatan sejumlah dana saat ini pada satu atau
lebih aktiva yang dimiliki pada periode tertentu untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang.
14
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan
yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun
modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi
akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga
kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau
bahkan penambahan devisa.
Pengertian proyek investasi menurut Husnan (1996: 5) adalah:
“Proyek
investasi
merupakan
suatu
rencana
untuk
menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa
ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang
akan datang.”
Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedangkan
modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan
dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang
diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang.
Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis
rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan
berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/ bisnis
tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/ bisnis tersebut
dilaksanakan.
Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan
akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu
dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur
menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.
15
2.1.2
Tujuan Investasi
Pada umumnya tujuan berinvestasi adalah untuk mendapat keuntungan.
Menurut Tandelilin (2010)
“Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah”
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa
datang.
Seseorang
yang
bijaksana
akan
berpikir
bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya
berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang
ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi.
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang
bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan
investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2.1.3
Produk Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia
di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan
suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank
16
bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita
mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya,
dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang
diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank
selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam,
dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian).
Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga
tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak
akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut.
Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan
tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka
pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan
yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik
dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital
gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih
harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari
saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya
yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor
suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku
bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat
juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
17
e. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu;
menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan
uang sewa; dan menjual properti tersebut dengan harga yang lebih
tinggi.
f. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang
antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada
barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada
pihak lain.
g. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh
negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika,
Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas
akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7.
Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding
searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin
tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas
melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
h. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat
investasi.
Investasi
dalam
mata
uang
asing
lebih
beresiko
dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang
asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float)
yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di
pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang
rupiah sangat fluktuatif.
18
Secara umum, ada beberapa manfaat investasi bagi masa depan
yang bisa didapat investor dalam rangka mengamankan rencana-rencana
dalam hidupnya. Sebagai contoh, setiap orang memiliki berbagai rencana
di masa mendatang yang ingin diwujudkannya. Manfaat umum investasi
untuk masa depan investor yaitu; memperoleh jaminan pendapatan tetap;
mendorong gaya hidup hemat; mencegah adanya jeratan hutang;
menciptakan kebahagiaan hidup dalam keluarga.
2.1.4
Bentuk-bentuk Investasi
Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) “Dalam aktivitasnya investasi
pada umumnya dikenal ada dua bentuk yaitu”
a. Investasi nyata
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset
berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.
b. Investasi keuangan
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,
seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
2.1.5
Tipe-tipe Investasi
Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) terdapat dua tipe investasi yaitu:
a. Investasi Langsung
Investasi langsung (direct investment) adalah mereka yang memiliki
dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung
suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan
baik melalui para perantara atau berbagai cara lainnya.
b. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung (indirect investment) adalah mereka yang
memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan
tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup
hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja.
19
Investasi tidak
Investasi
Langsung
langsung
Perusahaan
Investasi
Investor
Aktiva-aktiva
Keuangan
Investasi Langsung
Gambar 2.1
Investasi langsung dan investasi tidak langsung
Sumber: Jogiyanto (2010:7)
2.2
Pasar Modal
2.2.1
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi
para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank,
membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar
Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti
obligasi, saham, dan lainnya. Pendapat para ahli lain mengenai pasar
modal antara lain:
Pengertian pasar modal jurnal ilmiah karya Telaumbanua dan
Sumiyana (2008) adalah:
“Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang
diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi
dengan cepat dan akurat.”
20
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) adalah:
“Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri.”
Menurut Widoatmodjo (2012:15) adalah:
“Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang
diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang
keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.”
Menurut Martalena dan Malinda (2011:2) adalah:
“Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument
derivatif maupun instrument lainnya.”
Konsep dari pasar yang efisien ini menyatakan bahwa pemodal selalu
memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka,
sehingga informasi tersebut selalu terefleksikan pada harga yang mereka
transaksikan.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana
dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya.
Dapat disimpulkan pasar modal adalah sebagai tempat yang
menawarkan berbagai instrument keuangan dalam bentuk surat berharga
berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek
lainnya. Ketika pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) melakukan
transaksi perdagangan dengan pihak investor yang kelebihan dana maka
terjadilah kegiatan jual-beli dipasar modal. Dana segar yang diperoleh
perusahaan dari investor akan dimanfaatkan untuk memperluas kegiatan
21
bisnis atau memperbaiki kondisi keuangan yang kurang sehat sehingga
kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan lancar kembali (Ginna, 2011).
2.2.2.
Peran Pasar Modal
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara
karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
a. Fungsi Ekonomi
Pada fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana
yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak
yang memerlukan dana.
b. Fungsi Keuangan.
Pada fungsi keuangan pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian
menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan
bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat
yang lebih luas.
2.2.3.
Fungsi Pasar Modal
Pasar Modal memiliki peran penting meliputi sebagai sarana badan
usaha untuk mendapatkan tambahan modal; Sebagai sarana pemerataan
pendapatan; Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga
produktivitas meningkat; Menampung tenaga kerja; dan Memperbesar
pemasukan pajak bagi pemerintah.
Secara umum manfaat dari keberadaan pasar modal adalah
menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal; memberikan
wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan
untuk melakukan diversifikasi; menyediakan leading indicator bagi
22
perkembangan perekonomian suatu negara. Maksudnya jika pasar modal
berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan berkembang;
penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat
menengah;
serta
penyebaran
kepemilikan,
keterbukaan
dan
profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong
pemanfaatan manajemen profesional.
Pasar Modal juga memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
2.3
Diversifikasi Internasional
2.3.1
Pengertian Diversifikasi Internasional
Banyak investor dan pelaku bisnis memulai di dalam negeri, investasi
uang atau melakukan bisnis di daerah di mana mereka tinggal. Ada banyak
keuntungan untuk ini, seperti tidak harus khawatir tentang bagaimana
entitas asing dianggap oleh warga negara, dan dapat lebih mudah untuk
mengawasi bisnis atau investasi. Pada saat yang sama, investasi atau
melakukan bisnis hanya di wilayah domestik dapat menyebabkan risiko,
karena ada tempat untuk berpaling jika situasi keuangan domestik terus
menurun (Yuliana eka, Saldiana T, Noprianti S, 2015).
Hal ini menyebabkan banyak orang untuk menggunakan diversifikasi
internasional sebagai teknik manajemen risiko. Misalnya, seseorang yang
hanya berinvestasi di perusahaan-perusahaan domestik yang membuat
23
elektronik mungkin menemukan bahwa hal-hal sulit jika berhenti
elektronik menjual baik di wilayah domestik. Dengan diversifikasi
internasional, investor dapat mengalokasikan dana ke daerah internasional
yang mengalami penjualan elektronik yang lebih baik dan masih
keuntungan dari investasinya.
Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan
bisnis dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah
satu alasan untuk diversifikasi internasional adalah manajemen risiko,
karena ini memungkinkan investor atau bisnis untuk membuat yang
terbaik dari ayunan keuangan masing-masing daerah. Sementara kedua
investor dan bisnis bisa menghasilkan uang dari pendekatan ini, mereka
melakukannya dengan cara yang berbeda. Diversifikasi ini dapat
bermanfaat ketika mata uang domestik melemah, tetapi kehilangan
keuntungan ketika mata uang domestik menguat.
Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan
suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko
dengan cara membentuk suatu portofolio investasi yang terdiri atas
kombinasi berbagai macam aset keuangan yang investasinya dilakuakan di
negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu portofolio yang
optimal yang menjanjikan return yang optimal pula.
Contoh senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang
investor yang memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas
kombinasi dari dua saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta,
Surat Berharga Bank Indonesia, tiga saham yang listing di Bursa Straits
Time Singapura, dua saham yang listing di Bursa Nikkei Jepang, dan tiga
saham yang listing di London Stock Exchange.
Dari sudut pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan
sahamnya di bursa), diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif
yang menguntungkan dalam hal mengumpulkan dana bagi operasional
24
perusahaan, cara yang ditempuh adalah dengan listing di bursa–bursa
dunia (tidak hanya lokal saja).
2.3.2
Tujuan Diversifikasi Internasional
Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap
memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Tujuan dari
diversifikasi internasional adalah untuk meningkatkan tradeoff risiko dan
return bagi investor. Risiko dan return suatu aset juga dipengaruhi oleh
suku bunga dan country risk premium yang berlaku di suatu negara. Bagi
investor, country risk dapat diatasi dengan melakukan diversifikasi, karena
diversifikasi akan mengurangi exposure dari country risk (Yuliana eka,
Saldiana T, Noprianti S, 2015).
Investor menyadari bahwa saham yang diperjual belikan pada pasar
internasional memiliki karakteristik yang berbeda baik dari negara atau
industri, sehingga dengan melakukan diversifikasi investor akan dapat
meningkatkan performance portofolio. Investasi di pasar internasional
akan berbeda dengan pasar domestik.
Lessard (1976) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) hal penting yang
membedakan pasar internasional dengan pasar domestik yaitu:
1. Covariance antar aset pasar domestik lebih tinggi dibandingkan
covariance antar aset pada pasar internasional.
2. Adanya berbagai macam biaya yang harus dikeluarkan seperti
pajak yang tinggi, hal ini merupakan hambatan investasi di pasar
internasional. Selain itu, adanya kontrol mata uang domestik dan tradisi
investor pasar nasional yang tersegmentasi sehingga dapat menyebabkan
harga aset domestik lebih tinggi dari harga internasional.
3. Nilai tukar mata uang antar negara berbeda sehingga dapat
menimbulkan risiko mata uang pada portofolio internasional.
25
Batram dan Dufey (2001) menjelaskan ada beberapa faktor yang
menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi portofolio
internasional yaitu:
1. Partisipasi dalam pertumbuhan pasar asing.
2. Investor dapat melakukan hedging.
3. Kemungkinan adanya efek diversifikasi.
4. Pasar yang tersegmentasi biasanya tingkat return tidak normal atau
berfluktuasi.
2.3.3
Manfaat Diversifikasi Internasional
Pada umumnya investor akan memperhatikan pasar modal lokal dalam
negeri saja. Disamping pasar modal dalam negeri, sebenarnya masih
terbuka peluang untuk melakukan diversifikasi internasional yang
melibatkan investasi pada berbagai pasar modal di berbagai negara.
Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh
manfaat pengurangan risiko pada tingkat return tertentu. Besarnya manfaat
yang akan diperoleh investor akan sangat bergantung dari koefisien
korelasi, risiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut.
Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi
investor dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka
panjang, kontribusi return melalui diversifikasi internasional yang
diperoleh investor akan lebih tinggi dibanding investasi-investasi yang
hanya dilakukan pada pasar modal lokal. Demikian pula dengan resiko
portofolio akan bisa dikurangi karena adanya manfaat diversifikasi yang
lebih baik melalui diversifikasi internasional.
Manfaat yang potensial dari diversifikasi investasi internasional
selanjutnya dijelaskan oleh Solnik (1974) yang menyatakan bahwa risiko
portofolio yang didiversifikasikan secara internasional dapat dikurangi
26
lebih dari setengahnya jika portofolio hanya didiversifikasi secara
domestik.
Gagasan mengenai pembentukan diversifikasi internasional ini banyak
didorong oleh hasil-hasil penelitian empiris yang menunjukkan adanya
manfaat yang bisa diperoleh investor dengan melakukan diversifikasi
internasional. Tandelilin (1998) pernah melakukan penelitian tentang
manfaat diversifikasi internasional pada 8 pasar modal sedang berkembang
di Asia Tenggara ditinjau dari sudut pandang investor Indonesia dan
investor Philipina. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa manfaat
diversifikasi internasional akan lebih besar jika ditinjau dari perspektif
investor Indonesia dibanding sudut pandang investor Philipina.
Disamping itu, pertumbuhan pasar-pasar modal di negara-negara
berkembang (emerging market) juga membuka peluang bagi investor
untuk melakukan diversifikasi internasional. Dengan bermunculannya
emerging market, berarti alternatif diversifikasi internasional yang tersedia
bagi investor akan semakin terbuka. Emerging market mempunyai
karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan pasar yang
sudah maju, sehingga hal itu dapat dimanfaatkan investor untuk
membentuk portofolio yang lebih menguntungkan.
Pasar modal internasional terdiri dari sekian banyak pasar modal di
berbagai negara, baik negara yang sudah maju maupun negara
berkembang. Pasar-pasar modal di negara-negara berkembang mempunyai
karakteristik resiko dan return yang berbeda dengan pasar-pasar modal
yang sudah maju. Beberapa karakteristik resiko dan return yang ada di
emerging market antara lain sebagai berikut, (Ginna, 2011):
1.
Volatilitas yang tinggi. Dalam ukuran Dollar Amerika, hampir
keseluruhan emerging market mempunyai volatilitas antara 30%
sampai dengan 70%. Angka tersebut relatif lebih besar dibandingkan
dengan volatilitas pasar Amerika sebesar 15%. Bahkan angka tersebut
27
akan lebih besar lagi jika dihitung dengan menggunakan mata uang
lokal, sehingga emerging market mempunyai resiko yang tinggi tetapi
juga menjanjikan return yang tinggi pula.
2.
Emerging market menawarkan return yang tinggi, karena emerging
market
banyak
yang
mengalami
pertumbuhan
yang
cukup
menakjubkan.
3.
Korelasi yang rendah antara emerging market dengan pasar modal
yang maju. Hubungan yang rendah tersebut akan memberikan manfaat
yang lebih besar bagi investor yang melakukan diversifikasi
internasional. Artinya, jika pasar modal suatu negara berkembang
mempunyai korelasi yang rendah, maka perubahan siklis ekonomi
yang terjadi di negara tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada
pasar modal negara maju.
2.3.4
Risiko Investasi Internasional
Dalam konsep dasar investasi, ada dua hal penting yang perlu
diperhatikan investor, yaitu tingkat expected return dan risiko. Hal yang
sama
juga
akan
berlaku
dalam
investasi
internasional
dengan
mendiversifikasikan dana pada berbagai jenis sekuritas di berbagai negara
juga akan terkait dengan semua jenis risiko yang terjadi pada investasi
dalam negeri ditambah dua jenis risiko tambahan, yaitu risiko nilai tukar
(exchange risk) dan risiko politik (political risk). Risiko nilai tukar
berkaitan dengan ketidakpastian pergerakan nilai tukar antara mata uang
domestik (mata uang negara asal investor) dan mata uang luar negeri
dimana investasi internasional tersebut dilakukan (Tandelilin, 2010:510).
Seorang investor yang memperoleh aliran kas dalam bentuk mata uang
asing sebagai bentuk return investasi internasional yang dilakukannya,
akan menghadapi risiko jika ternyata mata uang asing tersebut tidak bisa
ditukarkan atau nilai tukarnya berubah, dan merugikan investor setelah
dikonversi ke dalam mata uang domestik. Jadi, risiko nilai tukar ini akan
berkaitan dengan ketidakpastian tingkat nilai tukar (exchange rate) aliran
28
kas dalam bentuk mata uang asing ke dalam mata uang domestik
dimana investor tersebut berasal.
Risiko politik sebagai bentuk risiko tambahan investasi internasional
terkait dengan ketidakpastian kemampuan investor mengkonversikan
aliran kas hasil investasi internasional yang dilakukannya ke dalam mata
uang domestik. Risiko ini bisa disebabkan oleh ketidakpastian suhu atau
perkembangan politik di suatu negara, peraturan yang selalu berubah-ubah,
atau kebijakan pajak yang terlalu memberatkan. Risiko politik seperti ini
akan mempengaruhi kemampuan investor untuk menghasilkan return dari
investasi yang dilakukannya di luar negeri (Ardiansyah, 2011).
2.4
Return Saham
2.4.1
Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang
sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi
likuiditas.
Pasar Modal memiliki beberapa instrumen salah satunya yaitu
saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling
diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut Tandelilin (2010) saham adalah:
“Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham.”
29
Menurut Husnan (2009:36) saham adalah:
“Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu
perusahaan.”
Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) saham adalah:
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal dana pada suatu
perusahaan.
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang
dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
c. Persediaan yang siap untuk dijual.
Dapat
disimpulkan
saham
merupakan
surat
bukti
tanda
kepemilikan suatu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal,
nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.
Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya
adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk
mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah
diinvestasikannya.
2.4.2
Pengertian Return Saham
Return saham adalah tingkat pendapatan yang diinginkan oleh para
pemegang saham atau investor dari suatu perusahaan. Semakin tingginya
return saham yang diberikan kepada pemegang saham, kekayaan mereka
pun akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai
sebuah perusahaan.
30
Pengertian Return Saham menurut Hartono (2000:107) adalah:
“Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya.”
Menurut Usman (2004) menyatakan bahwa return saham adalah:
“Komponen return terdiri dari dua jenis: current income
(pendapatan lancar, dan Capital gain (keuntungan selisih harga).
Current Income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui
pembayaran yang bersifat periode seperti: pembayaran bunga
deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Current income
disebut sebagai pendapatan lancar, karena keuntungan yang
diterima biasanya dalam bentuk kas,sehingga dapat diuangkan
secara cepat, seperti bunga atau jasa giro, dan dividen tunai; juga
dapat dalam bentuk setara kas seperti bonus atau dividen saham
yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dan dapat
dikonversikan menjadi uang kas.”
“Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu
keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual
dengan harga beli saham suatu instrumen investasi. Capital gain
sangat bergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang
berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan dipasar.
Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai
suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain. Besarnya
capital gain dilakukan dengan analisis return histories yang terjadi
pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya
tingkat kembalian (expected return).”
Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang
dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak
ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang
mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut
return, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengertian Konsep return atau kembalian menurut Ang (1997:97)
adalah:
“Tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income
31
yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari
investasinya di perusahaan tertentu.”
Menurut Jogiyanto (2000) return saham dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu:
a. Return realisasi (realized return)
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan
dihitung berdasarkan data historis. Return Realisasi dapat
digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan
dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi
dan risiko dimasa yang akan datang.
b. Return ekspektasi (expected return).
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di
masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.
Dapat disimpulkan bahwa return saham yang dibagikan kepada
para pemegang saham semakin meningkat akan mempengaruhi kinerja
ataupun nilai perusahaan, karena dapat menambah kekayaan para
pemegang saham.
32
2.5
Indeks Bursa Saham
2.5.1
Pengertian Indeks Pasar Saham
Indeks pasar saham adalah pendaftaran saham, dan sebuah statistik
menggambarkan harga komposit dari komponennya. Dia digunakan
sebagai alat untuk mewakilkan karakteristik dari saham komponennya,
semuanya memiliki kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang
sama, merupakan bagian dari industri sejenis, atau memiliki kapitalisasi
pasar yang mirip. Banyak index dibuat berdasarkan berita atau jasa
finansial digunakan untuk mengukur performa portofolio seperti
reksadana.
A. INDEKS HARGA SAHAM
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai
indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi
pasar pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
Menurut J. Suprapto indeks harga saham adalah:
“Indek harga saham merupakan angka yang telah disusun dan
dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk
membandingkan kegiatan atau peristiwa.”
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001):
“Indeks harga saham merupakan indikator utama yang
menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah
indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu:
1. Sebagai indikator tren pasar;
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan;
33
3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio;
4. Memfasilitasi pembentukan portfolio dengan strategi pasif;
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.”
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu
indikator utama pergerakan harga saham. Pergerakan indeks menjadi
indakator penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Dengan adanya indeks, tidak hanya investor tetapi masyarakat
dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang
naik, stabil atau turun. Misal jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat
ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara
rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor
untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli
suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam
hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam
hitungan waktu yang cepat pula.
Di Bursa Efek Indonesia terdapat 7 (tujuh) jenis indeks, antara lain:
1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang
tercatat di BEI.
Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG,
yaitu:
Harga Pasar x 100
Harga Dasar
2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan,
pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas
34
sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka
industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan
jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price
Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen
penghitungan indeks.
4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan
mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan
kapitalisasi pasar yang disesuaikan setiap 6 bulan. Dengan demikian
terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut.
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks
yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam
atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam
Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi
dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah
adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan
syariah.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga
saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang
tercatat
di
BEI
yaitu
kelompok
Papan
Utama
dan
Papan
Pengembangan.
7. Indeks KOMPAS 100. merupakan Indeks Harga Saham hasil
kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini
meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut :
35
B. INDEKS OBLIGASI PEMERINTAH
Indeks Obligasi Pemerintah pertama kali diluncurkan pada tanggal
01 Juli 2004, sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal
dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan
obligasi pemerintah.
Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain :
a. Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di
pasar obligasi.
b. Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah
c. Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi
d. Analisa pengembangan instrumen obligasi pemerintah.Formula
yang digunakan dalam pengembangan informasi Indeks
Obligasi Pemerintah: Price (Performance) Index; Yield Index;
Total Return Index.
2.5.2
Daftar Bursa Saham di Dunia
Salah satu cara untuk menganalisis pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) adalah dengan melihat bagaimana pergerakan
indeks saham di negara-negara lain. Karena itulah pasti tidak asing dengan
beberapa indeks terkenal seperti Dow Jones, Nikkei, Hang Seng, dll. Di
seluruh dunia, indeks-indeks saham seperti ini jumlahnya sangat banyak,
mungkin mencapai ribuan, karena satu negara biasanya memiliki lebih dari
satu indeks saham (termasuk di Indonesia, selain IHSG ada juga indeks
LQ45, indeks IDX 30, dll), sehingga tidak mungkin mengamati mereka
semuanya secara satu per satu. Berikut adalah beberapa daftar indeks
saham dunia yang penting untuk diperhatikan.
36
Catatan: Kode diatas adalah kode di Yahoo Finance
Dimulai dari regional Asia Tenggara dan Australia. Disini yang
harus perhatikan adalah JCI atau IHSG, KLSE Malaysia, Straits Times
Index (STI) Singapura, dan All Ordinaries Australia. Khusus untuk STI,
itu adalah semacam „Dow Jones-nya‟ Asia Tenggara, dimana indeks
tersebut mencerminkan pergerakan dari 30 saham blue chip yang terdaftar
di Singapura, seperti Jardine Cycle & Carriage (induk dari Astra
International), SingTel, dan Wilmar International. Demikian pula dengan
KLSE, yang hanya mencerminkan pergerakan dari 30 saham blue chip
Malaysia, seperti CIMB Group (induk dari Bank CIMB Niaga), Air Asia,
dan Petronas.
Sementara IHSG dan All Ordinaries, pergerakan kedua indeks
tersebut mencerminkan pergerakan dari seluruh saham di Indonesia dan
Australia. Berdasarkan data di Yahoo Finance, jumlah saham yang
menjadi komponen penggerak IHSG adalah 347 saham, sementara All
Ordinaries 398 saham.
37
Untuk kawasan Asia, beberapa indeks yang bisa diperhatikan
adalah Shanghai Composite Index (SCI) Tiongkok, Hang Seng Hongkong,
Bombay Stock Exchange (BSE) India, Nikkei Jepang, dan Kospi Korea.
Di Tiongkok sebenarnya ada satu indeks lagi yang cukup penting, yakni
Indeks Shenzen, namun yang lebih diperhatikan adalah Indeks Shanghai.
Selanjutnya ke Amerika, di bursa saham New York terdapat
setidaknya 6,000 perusahaan yang terdaftar, jauh lebih banyak
dibandingkan negara manapun. Mungkin karena itulah kemudian dibuat
indeks – indeks yang lebih fokus pada saham – saham tertentu. Dan
diantara indeks – indeks tersebut, yang penting untuk diperhatikan adalah
Dow Jones dan Standard & Poors 500 (SP500). Dow Jones adalah indeks
untuk 30 saham blue chip di Amerika, seperti Exxon, Microsoft, dan JP
Morgan. Sementara SP500 adalah indeks untuk 500 saham yang sudah
dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Investor paling terkenal di dunia,
Warren Buffett, menggunakan kenaikan/penurunan indeks SP500 sebagai
perbandingan untuk pertumbuhan/ penurunan dari investasi yang ia
lakukan.
Adapun bursa saham selain Dow Jones dan SP500 yaitu NASDAQ meski
indeks ini juga cukup populer, namun tidak banyak orang memperhatikan
bursa saham tersebut karena indeks tersebut sebenarnya merupakan indeks
sektoral, dalam hal ini sektor teknologi. Tapi berhubung Amerika
merupakan gudangnya jenius teknologi yang menghasilkan banyak
perusahaan seperti Microsoft, Apple, Facebook, dll dan kebanyakan dari
perusahaan tersebut beroperasi di seluruh dunia, maka indeks NASDAQ
kemudian menjadi penting. Masalahnya, indeks NASDAQ tidak hanya
mencakup perusahaan-perusahaan teknologi yang besar-besar, melainkan
seluruh perusahaan teknologi yang terdaftar di bursa saham Amerika, yang
jumlahnya lebih dari 2,000 saham.
38
Sementara di Eropa, beberapa bursa saham yang bisa diperhatikan
adalah FTSE “Footsie” Inggris, DAX Jerman, dan CAC Perancis. Kenapa
tiga negara tersebut yang dipilih? Ya karena di seantero Eropa, adalah tiga
negara tersebut yang secara perekonomian paling maju. Jika anda tidak
mau memperhatikan DAX dan CAC, maka Footsie relatif sudah cukup.
Indeks ini mencakup 100 saham di Inggris yang sudah dipilih berdasarkan
kriteria tertentu. Sementara London Stock Exchange (LSE) sendiri
memiliki setidaknya 2,500 perusahaan terdaftar termasuk Bumi Plc,
namun saham dari perusahaan milik Bakrie - Rothschild ini tidak termasuk
dalam 100 saham komponen Footsie.
Satu region lagi yaitu Amerika Latin, disana terdapat dua indeks
penting, yakni Bovespa Brazil, dan Merval Argentina.
2.5.3
Bursa Saham di Beberapa Negara
a. Bursa Saham Amerika
Dow Jones & Co didirikan pada tahun 1882 oleh Charles
Dow, Edward Jones dan Charles Bergstresser. Namun indeks ratarata pertamanya tidak dipublikasikan di Wall Street Journal
melainkan dipesaingnya yaitu Customers's Afternoon Letter.
Awalnya tidak mengikutsertakan saham industrial. Fokus berada
pada saham pertumbuhan pada masa itu, mayoritas saham
perusahaan transportasi. Hal ini berarti indeks Dow Jones pertama
menghitung sembilan saham perkeretaapian, perkapalan dan
perusahaan telekomunikasi. Rata-rata harga saham ini akhirnya
berevolusi menjadi Rata-rata Transportasi. Sampai pada 26 Mei
1896, Dow dibagi menjadi indeks transportasi dan industrial, yang
menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow Jones Industrial
Averages.
Charles Dow memiliki visi untuk menciptakan tolok ukur
indeks ini untuk melihat kondisi pasar secara umum dan karenanya
akan menolong investor dalam melihat kinerja perusahaan. Pada
39
waktu
itu,
hal
ini
merupakan
ide
revolusioner,
tetapi
implementasinya sangat sederhana. Untuk menghitung indeks Dow
Jones hanya dengan menambah harga saham-saham yang ada dan
dibagi dengan 11, yang merupakan jumlah saham yang ada dalam
indeks tersebut, dimasa itu.
Saat ini, DJIA adalah tolok ukur dari saham-saham
Amerika yang dianggap sebagai pemimpin dalam ekonomi dan
juga ada di Nasdaq dan NYSE. DJIA meliputi 30 perusahaan
dengan kapitalisasi besar, yang dipilih secara subjektif oleh editor
Wall Street Journal. Selama ini, perusahaan-perusahaan yang ada
di indeks ini telah berubah untuk memastikan tolok ukurnya
terhadap ekonomi. Sampai saat ini, hanya General Electric yang
merupakan bagian dari sejarah awal indeks ini, yang masih masuk
ke dalam DJIA. Lainnya telah berubah-ubah.
b. Bursa Saham China
Bursa ini didirikan pada 26 November 1990 dan mulai
beroperasi pada 19 Desember tahun itu juga. Bursa saham ini
merupakan organisasi nirlaba yang dikelola oleh China Securities
Regulatory Commission (CSRC).
Indeks pasar saham utama SSE adalah SSE Composite
(dikenal sebagai
"Shanghai Composite"),
yang merupakan
indikator paling sering digunakan untuk mencerminkan kinerja
pasar SSE. Indeks penting lainnya yang digunakan di Bursa Efek
Shanghai termasuk Indeks SSE 50 dan Indeks SSE 180.
Pada Mei 2012, sejumlah 932 perusahaan mencatatkan
sahamnya di SSE. Pada Desember 2011, harga saham-saham di
SSE mencapai AS$2,3 triliun dalam kapitalisasi pasar global.
Masa perdagangan di bursa SSE adalah 09:30 hingga 11:30
dan 13:00 hingga 15:00 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari
libur yang ditetapkan pengelola bursa sebelumnya.
40
c. Bursa Saham Jepang
Bursa Saham Tokyo adalah bursa saham yang terletak di
Tokyo, Jepang. Didirikan pada 15 Mei 1878, dan perdagangan
dimulai di sana pada 1 Juni pada tahun yang sama. Bursa ini
ditutup selama Perang Dunia II; setelah pengorganisasian kembali,
perdagangan dilanjutkan pada 16 Mei 1949. Pada 18 Januari 2006,
akibat dugaan penggelapan uang di perusahaan Internet besar
bernama Livedoor, terjadi penjualan saham besar-besaran yang
mengakibatkan TSE untuk pertama kalinya ditutup lebih awal
karena volume perdagangan pada hari tersebut telah mencapai
jumlah yang hampir melampaui kapasitas sistem komputer di TSE
sebesar 4,5 juta perdagangan per hari.
Sedangkan Index saham Nikkei 225 itu sendiri merupakan
barometer tertua bagi aktivitas bursa saham Jepang. Index ini
diperkenalkan pada tahun 1949. Pada saat ini, pasar Jepang
termasuk yang terbesar di antara negara-negara berkembang dalam
hal kapitalisasi.
Index saham Jepang adalah Index harga rata-rata harga
saham 225 perusahaan besar dan terkemuka di Jepang, di antaranya
adalah beberapa perusahaan paling terkenal di dunia seperti Sony,
Canon, Toyota dan Honda.
Selain prioritasnya di
Asia, Index ini juga telah
berkembang menjadi salah satu stock Index terbesar di dunia. Di
Amerika, Index yang ditawarkan melalui Chicago Mercantile
Exchange ini mengalami peningkatan volume sebesar lebih dari
30% di tahun 2003.
d. Bursa Saham Korea Selatan
Bursa Korea adalah operator bursa efek tunggal di Korea
Selatan. Perusahaan ini bermarkas di Busan, dan memiliki kantor
41
untuk pasar tunai dan pengawasan pasar di Seoul. Indeks pasar
saham utama Bursa Korea adalah KOSPI.
Indeks saham Korea merupakan gabungan saham yang
tercatat pada bursa saham di Korea Selatan. Sebagaimana halnya
indeks saham negara lain, Negara-negara 'emerging market'
dikenal dengan pertumbuhannya yang tinggi karena potensi
kinerjanya masih bisa tumbuh besar.
Korea Index Futures mempunyai spesifikasi kontrak yang
hampir mirip dengan Japan Index Futures. Meski demikian,
karakter pergerakannya lebih condong mirip dengan Indeks Saham
Hong Kong. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesamaan metode
perhitungan indeks yang menggunakan bobot kapitalisasi pasar.
Bursa Korea diciptakan melalui integrasi Bursa Efek Korea
(Korea Stock Exchange), Bursa Berjangka Korea (Korea Futures
Exchange) dan Pasar Saham KOSDAQ di bawah Undang-Undang
Bursa Efek & Berjangka Korea. Pasar sekuritas dan derivatif
mantan bursa sekarang divisi usaha Bursa Korea: Divisi Pasar
Saham, Divisi Pasar KOSDAQ dan Divisi Pasar Derivatif. Pada
Oktober 2012, Bursa Korea memiliki 1.796 perusahaan terdaftar
dengan kapitalisasi pasar gabungan sebesar $1,1 triliun. Masa
perdagangan di bursa KRX adalah 09:00 hingga 15:15 setiap hari
kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan pengelola
bursa sebelumnya.
e. Bursa Saham Indonesia
Kegiatan perdagangan saham sudah ada sejak jaman
penjajahan Belanda, yaitu ketika nama Indonesia masih Hindia
Belanda. Kegiatan perdagangan efek di Batavia (sekarang Jakarta)
dimulai pada tanggal 14 Desember 1912, di Surabaya pada tanggal
11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
42
Kegiatan ini ditutup karena Perang Dunia II berlangsung (1940).
Saat itu perdagangan efek tidak terorganisasi dengan baik.
Setelah
Indonesia
merdeka
(1945),
pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No. 15/1952 mengenai bursa efek.
Pembukaan kembali bursa efek terutama ditujukan untuk
menangani transaksi obligasi RI 3% tahun 1950. Pada waktu itu,
Indonesia belum sempat memperbaiki kondisi perekonomian
setelah kemerdekaan diploklamirkan. Pemerintah masih disibukkan
dengan
kasus
politik
yang
tidak
stabil
dan
banyaknya
pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah.
Pada masa Orde Baru, dikeluarkan Undang-Undang
Penanaman Modal Asing (UUPMA) tahun 1967, disusul dengan
Undang-Undang Penanaman Modal dalam Negeri (UUPMDN)
tahun 1968. Sepuluh tahun kemudian perekonomian Indonesia
mengalami keberhasilan dan pada tanggal 10 Agustus 1977
kegiatan bursa efek diaktifkan kembali serta diorganisasi secara
baik dengan dibentuknya Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Sebagai pelaksana BEJ adalah BAPPEPAM (Badan
Pelaksana dan Pembina Pasar Modal). Selanjutnya, pada tanggal
13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi sehingga manajemen BEJ
diserahkan kepada pihak swasta. Sejak BEJ diprivatisasi, fungsi
BAPPEPAM diubah menjadi Pengawas, sehingga namanya diganti
menjadi BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), yang tugas
utamanya adalah mengawasi, membina dan mengatur pasar modal
di Indonesia. Namun, sebenarnya bursa efek swasta yang pertama
justru lahir di Surabaya pda tanggal 16 Juni 1989 bernama Bursa
Efek Surabaya (BES).
Pada tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan usaha yang secara
efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama
43
Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia
hanya mempunyai satu pasar modal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan
indikator utama yang menggambarkan pergerakkan harga saham di
Bursa Efek Indonesia. IHSG mempunyai beberapa fungsi yaitu
sebagai
indikator
trend
pasar,
sebagai
indikator
tingkat
keuntungan, sebagai benchmark kinerja suatu portofolio dan
memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
2.6
Uji Root Test
Dalam statistik dan ekonometrik, uji akar unit digunakan untuk
menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time series tidak stasioner.
Uji yang sangat sederhana untuk melihat stasioneritas data adalah dengan
analisis grafik yang dilakukan dengan membuat plot antara nilai observasi
(Y) dan waktu (t). Berdasarkan plot tersebut kita dapat melihat pola data.
Jika diperkirakan mempunyai nilai tengah dan varian konstan, maka data
tersebut dapat disimpulkan stasioner.
Akan tetapi, dalam menentukan stasioner atau tidaknya sebaran
data dengan menggunakan grafik tidaklah mudah. Sangat mungkin terjadi,
beberapa orang akan mengambil kesimpulan yang berbeda terhadap suatu
grafik, karena keputusan diambil secara subjektif. Disamping itu, bila
grafik dibuat pada skala ukuran yang berbeda, maka dimungkinkan pula
terjadi perbedaan pengambilan keputusan.
Untuk itulah dibutuhkan uji formal dalam menentukan stasioneritas
data salah satunya yaitu Uji Root Test. Uji ini merupakan pengujian yang
dikenalkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller.
Untuk memudahkan pengertian mengenai uji root, perhatikan
model berikut:
Yt = ρ Yt-1 + ut
(1)
44
Jika ρ = 1, maka model menjadi random walk tanpa trend. Di sini
kita akan menghadapi masalah dimana varian Yt tidak stasioner.
Dengan demikian Yt dapat disebut mempunyai “unit root” atau
data tidak stasioner.
Bila persamaan (1) diatas dikurangi pada Yt-1 sisi kanan dan kiri,
maka persamaan menjadi:
Yt-Yt-1 = ρ Yt-1 – Yt-1 + ut
∆ Yt = (ρ-1) Yt-1 +ut
Atau dapat ditulis dengan :
∆ Yt = δ Yt-1 + ut
Dari persamaan tersebut dapat dibuat hipotesis:
H0: δ = 0
H1: δ ≠ 0
Jika H0 diterima maka ρ = 1. Artinya kita memiliki unit root,
dimana data time series Yt tidak stasioner. Apabila pengujian stasioneritas
menunjukkan bahwa data time series tidak stasioner (non-stationary),
maka perlu dilakukan pengujian kembali atas data indeks saham tetapi
melakukan perbedaan pertama (first-difference). Jika data time series firstdifference terintegrasi pada order yang sama dan kombinasi linier dari data
series adalah stasioner, maka terdapat hubungan jangka panjang diantara
lima bursa saham tersebut atau dengan kata lain kelima bursa saham
tersebut saling terintegrasi.
2.7
Kointegrasi
Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987)
(Damodar Gujarati, 2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan
pengujian terhadap kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka
panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh
teori ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai uji
45
teori dan merupakan bagian yang penting dalam perumusan dan estimasi
suatu model dinamis (Engle dan Granger, 1987).
Menurut Gujarati (1995) dalam Fajar (2010):
“jika dua variabel memiliki kointegrasi, maka regresi dihasilkan
tidak akan spurious dan hasil dari uji t dan uji F akan valid. Untuk
melihat apakah antar variabel terkointegrasi dapat dilihat stasioner
atau tidaknya data. Jika data tersebut stasioner maka antar variabel
terkointegrasi.”
Dalam konsep kointegrasi, kadangkala dijumpai dua variabel
random yang masing-masing merupakan random walk (tidak stasioner),
tetapi kombinasi linier antara dua variabel tersebut merupakan time series
yang stasioner.
Misalkan :
Xt dan Yt masing-masing random walk; tetapi
Zt = Xt – λ Yt merupakan time series yang stasioner
Pada kondisi ini, Xt dan Yt dikatakan berkointegrasi dan λ disebut
parameter kointegrasi, dimana λ dapat diestimasi dengan OLS melalui
regresi Xt pada Yt.
Dalam
beberapa
hal,
teori-teori
ekonomi
dan
keuangan
mengindikasikan adanya kointegrasi antara dua varabel tertentu. Misalkan
saja ada kecenderungan pergerakan bersama antara harga saham dan
dividen yang dibagikan, meskipun pergerakan harga saham dan
pergerakan besaran dividen
merupakan
random
walk.
yang dibagikan masing-masing bisa
Bila
variabel
runtun
waktu
tersebut
terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang,
bila dua seri tidak stasioner yang terdiri atas
terkointegrasi,
maka ada representasi khusus sebagai berikut:
=
+
+
46
=
–
-
Sedemikian rupa hingga
(error term) stasioner, I (0). Untuk
mengetahui runtun waktu stasioner atau tidak stasioner dapat digunakan
regresi. Uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
kointegrasi
yang
dikembangkan
oleh
Johansen.
Uji
Johansen
menggunakan analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat
kepercayaan
2.8
= 5 %.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan oleh penulis,
maka
dapat
disimpulkan
bagan
kerangka
pemikiran
untuk
menguhubungkan variabel.
Investasi adalah penempatan sejumlah dana saat ini pada satu atau
lebih aktiva yang dimiliki pada periode tertentu untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang. Investasi bisa dilakukan di setiap
pasar modal atau bursa saham.
Pasar modal adalah sebagai tempat yang menawarkan berbagai
instrument keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant,
obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek lainnya. Pasar Modal
memiliki beberapa instrumen salah satunya yaitu saham. Saham
merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor
karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Ginna, 2011).
47
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai
indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi
pasar pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya
adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk
mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah
diinvestasikannya.
Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan
bisnis dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah
satu alasan untuk diversifikasi internasional adalah manajemen risiko,
karena ini memungkinkan investor atau bisnis untuk membuat yang
terbaik dari ayunan keuangan masing-masing daerah
Return saham adalah tingkat pendapatan yang diinginkan oleh para
pemegang saham atau investor dari suatu perusahaan. Semakin tingginya
return saham yang diberikan kepada pemegang saham, kekayaan mereka
pun akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai
sebuah perusahaan. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi
yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang
tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang
disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari sekian pasar modal yang ada hanya lima bursa saham yang
akan diteliti, yaitu:
Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks
pasar saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan
pendiri Dow Jones & Company Charles Dow. Charles Dow memiliki visi
untuk menciptakan tolok ukur indeks ini untuk melihat kondisi pasar
48
secara umum dan karenanya akan menolong investor dalam melihat
kinerja perusahaan.
SSE (China) yang merupakan indikator paling sering digunakan
untuk mencerminkan kinerja pasar Bursa Efek Shanghai.
KOSPI (Korea Selatan) operator bursa efek tunggal di Korea
Selatan. Perusahaan ini bermarkas di Busan, dan memiliki kantor untuk
pasar tunai dan pengawasan pasar di Seoul. Indeks pasar saham utama
Bursa Korea adalah KOSPI. Indeks saham Korea merupakan gabungan
saham yang tercatat pada bursa saham di Korea Selatan. Sebagaimana
halnya indeks saham negara lain, Negara-negara 'emerging market' dikenal
dengan pertumbuhannya yang tinggi karena potensi kinerjanya masih bisa
tumbuh besar.
NIKKEI 225 (Jepang) itu sendiri merupakan barometer tertua bagi
aktivitas bursa saham Jepang. Index ini diperkenalkan pada tahun 1949.
Pada saat ini, pasar Jepang termasuk yang terbesar di antara negara-negara
berkembang dalam hal kapitalisasi.
Index saham Jepang adalah Index harga rata-rata harga saham 225
perusahaan besar dan terkemuka di Jepang, di antaranya adalah beberapa
perusahaan paling terkenal di dunia seperti Sony, Canon, Toyota dan
Honda. Selain prioritasnya di Asia, Index ini juga telah berkembang
menjadi salah satu stock Index terbesar di dunia.
IHSG (Indonesia) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakkan harga
saham di Bursa Efek Indonesia. IHSG mempunyai beberapa fungsi yaitu
sebagai indikator trend pasar, sebagai indikator tingkat keuntungan,
sebagai
benchmark
kinerja
suatu
portofolio
dan
memfasilitasi
pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
49
Penulis membatasi hanya pada lima bursa saham tersebut karena
keterbatasan data. Data tersebut diambil dari return saham yang dilihat
dari closing price setiap bursa yang dilanjutkan dengan mencari nilai
pertumbuhan sahamnya lalu dilanjutkan mengolah data menggunakan Uji
Root Test untuk mengetahui data tersebut stasioner atau tidak. Jika data
tersebut tidak stasioner maka harus dilakukan pengujian kembali atas data
indeks saham tetapi melakukan perbedaan pertama (first-difference).
Setelah data sudah stasioner maka dilanjutkan dengan pengujian
kointegrasi untuk mengetahui hubungan jangka panjang setiap bursa
saham.
2.8.1
Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap
kajian Kointegrasi Antar Bursa Saham, dengan memakai alat ukur yang
berbagai jenis dan negara yang beragam. Berikut adalah beberapa
penelitian terdahulu yang mengkaji Kointegrasi antar bursa saham.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Penulis
Judul
Yoopi
Abimany
u,
dkk
(2008)
Pengaruh
Indeks
KLCI,
STI,
PSEi,
SET,
DJIA,
NIKEI
225,
HANG
SENG,
KOSPI,
TWSE,
SHANG
HAI
SHENZH
Metode
Persamaan
Penelitian
Uji
Persamaann
Kointegras ya adalah
i Johansen dalam
penelitian
sebelumnya
sama-sama
menggunak
an
Uji
Kointegrasi
Johansen.
Perbedaan Kesimpulan/
Hasil
Perbedaann IHSG
ya
dalam terintegrasi
penelitian
dengan
14
ini
hanya bursa saham,
mengambil kecuali
empat
dengan bursa
indeks dari saham
di
penelitian
Thailand
sebelumnya (SET)
saja
yaitu IHSG, yang
tidak
NIKKEI
terintegrasi.
225, KOSPI
dan DJIA,
serta
menambahk
an indeks
50
No
2
3
4
Penulis
Judul
EN,
FTSE
100,
CAC 40,
DAX,
AEX
Terhadap
IHSG
Tita
Pengaruh
Deitiana Indeks
(2009)
Dow
Jones,
Nikkei
225,KOS
PI
dan
Shanghai
Composit
e Index
terhadap
IHSG
BEI
periode
tahun
20042008
Ardiansy Kointegr
ah A.R. asi Bursa
Suyuti
Saham
(2011)
DJIA
dengan
IHSG
periode
Januari
2006Januari
2011
Ginna
Kointegr
Apryani asi Bursa
Nurunnis Saham
ha
ASEAN
(2011)
(KLCI,
PSEi,
SET,
STI,
Metode
Penelitian
Persamaan
Perbedaan Kesimpulan/
Hasil
SSE.
Analisis
Regresi
Berganda
(multiple
regression
).
Persamaann
ya adalah
variabelvariabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
sebelumnya
sama.
Perbedaann
ya
dalam
penelitian
sebelumnya
ini
menggunak
an Analisis
Regresi
Berganda
(multiple
regression).
Indeks Dow
Jones, Nikkei
225, Indeks
Kospi
dan
Indeks SSE
baik secara
simultan
maupun
parsial
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
IHSG BEI.
Uji
Persamaann
Kointegras ya adalah
i Johansen dalam
penelitian
sebelumnya
sama-sama
menggunak
an
Uji
Kointegrasi
Johansen.
Perbedaann
ya
dalam
penelitian
ini
menambahk
an indeks
SSE,
KOSPI dan
Nikkei 225.
Tidak adanya
Kointegrasi
antara DJIA
dan IHSG.
Uji
Persamaann
Kointegras ya adalah
i Johansen dalam
penelitian
sebelumnya
sama-sama
menggunak
an
Uji
Perbedaann
ya
dalam
penelitian
ini adalah
variabel
indeks
saham yang
diteliti.
Hasil
dari
penelitian ini
bahwa kelima
bursa saham
memiliki
hubungan
keseimbanga
n
jangka
51
No
Penulis
5
Ahmad
Ulil
Albab
(2015)
6
Anjar
Ningtias
(2014)
Judul
Metode
Penelitian
Persamaan
Perbedaan Kesimpulan/
Hasil
IHSG)
Kointegrasi
panjang
Johansen.
(Kointegrasi).
Pengaruh Pendekata Persamaann Perbedaann Hasilnya
Indeks
n
ya
dalam ya adalah dalam jangka
Nikkei
Kuantitatif penelitian
variabelpanjang BI
225, Dow
sebelumnya variabel
rate tidak ada
Jones
yaitu
yang
lain pengaruh
Industrial
variabel
dan
juga terhadap
Average,
yang diteliti metode
IHSG
BI Rate,
DJIA,
analisisnya. sedangkan
dan Kurs
Nikkei 225
kurs dollar,
Dollar
dan IHSG
indeks Nikkei
terhadap
225
dan
Indeks
DJIA
Harga
berpengaruh
Saham
terhadap
Gabunga
IHSG.
n periode
tahun
20082013
Analisis
Analisis
Persamaann Perbedaann Bursa saham
Integrasi Vector
ya
dalam ya adalah syariah yang
Bursa
Autoregre peneltian
penelitian
terintegrasi
Saham
ssive
sebelumnya sebelumnya dengan bursa
Di Asia, (VAR) / ini sampel meneliti
saham
Eropa,
Vector
variabel
bursa saham syariah
di
dan
Error
yang diteliti syariah dari Indonesia
Amerika Correction ada
negara(JII) adalah
Dengan
Model
beberapa
negara
FTSE Bursa
Bursa
(VECM).
yang sama tersebut
saham
Saham di
yaitu Nikkei juga serta Malaysia
Indonesia
225, DJIA, metode
Emas Shariah
dan IHSG.
yang
dan
bursa
digunakan
saham
juga
konvensional
berbeda.
yang
terintegrasi
dengan bursa
saham
konvensional
di Indonesia
(IHSG)
adalah Kuala
52
No
7
Penulis
Judul
Metode
Penelitian
Persamaan
Ridwan
Nurazi,
Paulus S
Kananlu
a,
Iskandar
Zulkarna
in, Berto
Usman
2013
Analisis
Hubunga
n
Kointegr
asi dan
Kausalita
s
Serta
Hubunga
n
Dinamis
Antara
Shanghai
Composit
e Index
(SHCOM
P)
dan
Indeks
Harga
Saham
Gabunga
n (IHSG)
Indonesia
Uji Root
Test, Uji
Kausalitas
Granger
dan
Uji
Kointegras
i
Persamaann
ya adalah
dalam
penelitian
sebelumnya
menggunak
an metode
analisis
yang sama
yaitu
Uji
root test dan
Uji
kointegrasi.
Perbedaan Kesimpulan/
Hasil
Lumpur Stock
Exchange
(KLSE).
Perbedaan
Adanya
variabel
kointegrasi
Kausalitas
antara
dan
SHCOMP
Hubungan
dan
IHSG
Dinamis
melalui
serta
satu pengujian
metode
hubungan
analisis
kointegrasi
yaitu
Uji dengan
kausalitas
melakukan
granger.
estimasi
VAR bentuk
Diffensi.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan beberapa teori yang
berhubungan
dengan
penelitian,
maka
peneliti
bermaksud
menggambarkannya dalam suatu kerangka pemikiran sebagai bentuk alur
pemikiran peneliti, kerangka akan disajikan sebagai berikut:
53
GAMBAR 2.2
Kerangka Pemikiran
V
Investasi
Return Saham
Pasar Modal
Indeks
Kointegrasi
DJIA
SSE
KOSPI
NIKKEI 225
IHSG
Diversifikasi
Internasional
Uji Root Test
Sumber: Olahan Penulis 2015
54
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka penulis
membuat hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
H0 : Tidak terdapat hubungan jangka panjang (Kointegrasi) antara
indeks saham DJIA, SSE, KOSPI, NIKKEI 225 dan IHSG.
H1 : Terdapat hubungan jangka panjang (Kointegrasi) antara
indeks saham DJIA, SSE, KOSPI, NIKKEI 225, dan IHSG.
Hipotesis 2
H1
: Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi) antara
indeks saham DJIA dengan IHSG
H2
: Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara
indeks saham Nikkei 225 dengan IHSG
H3
: Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara
indeks saham Kospi dengan IHSG
H4
: Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara
indeks saham SSE dengan IHSG
55
Download