BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal dikutip dari www.wikipedia.com. Pengertian investasi menurut Sunariyah (2010:4) adalah: “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Menurut Jogiyanto (2010:5) investasi adalah: “Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu.” Menurut Halim yang dikutip oleh Fahmi dan Hadi (2011:4): “Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.” Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi adalah penempatan sejumlah dana saat ini pada satu atau lebih aktiva yang dimiliki pada periode tertentu untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. 14 Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Pengertian proyek investasi menurut Husnan (1996: 5) adalah: “Proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedangkan modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/ bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/ bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. 15 2.1.2 Tujuan Investasi Pada umumnya tujuan berinvestasi adalah untuk mendapat keuntungan. Menurut Tandelilin (2010) “Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah” a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 2.1.3 Produk Investasi Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain: a. Tabungan di bank Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank 16 bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan. b. Deposito di bank Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank. c. Saham Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain. d. Obligasi Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya. 17 e. Properti Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu; menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa; dan menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi. f. Barang-barang koleksi Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain. g. Emas Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri. h. Mata uang asing Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif. 18 Secara umum, ada beberapa manfaat investasi bagi masa depan yang bisa didapat investor dalam rangka mengamankan rencana-rencana dalam hidupnya. Sebagai contoh, setiap orang memiliki berbagai rencana di masa mendatang yang ingin diwujudkannya. Manfaat umum investasi untuk masa depan investor yaitu; memperoleh jaminan pendapatan tetap; mendorong gaya hidup hemat; mencegah adanya jeratan hutang; menciptakan kebahagiaan hidup dalam keluarga. 2.1.4 Bentuk-bentuk Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) “Dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk yaitu” a. Investasi nyata Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. b. Investasi keuangan Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond). 2.1.5 Tipe-tipe Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) terdapat dua tipe investasi yaitu: a. Investasi Langsung Investasi langsung (direct investment) adalah mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui para perantara atau berbagai cara lainnya. b. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung (indirect investment) adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. 19 Investasi tidak Investasi Langsung langsung Perusahaan Investasi Investor Aktiva-aktiva Keuangan Investasi Langsung Gambar 2.1 Investasi langsung dan investasi tidak langsung Sumber: Jogiyanto (2010:7) 2.2 Pasar Modal 2.2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Pendapat para ahli lain mengenai pasar modal antara lain: Pengertian pasar modal jurnal ilmiah karya Telaumbanua dan Sumiyana (2008) adalah: “Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat dan akurat.” 20 Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) adalah: “Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.” Menurut Widoatmodjo (2012:15) adalah: “Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.” Menurut Martalena dan Malinda (2011:2) adalah: “Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument derivatif maupun instrument lainnya.” Konsep dari pasar yang efisien ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang tersedia dalam keputusan mereka, sehingga informasi tersebut selalu terefleksikan pada harga yang mereka transaksikan. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya. Dapat disimpulkan pasar modal adalah sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrument keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek lainnya. Ketika pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) melakukan transaksi perdagangan dengan pihak investor yang kelebihan dana maka terjadilah kegiatan jual-beli dipasar modal. Dana segar yang diperoleh perusahaan dari investor akan dimanfaatkan untuk memperluas kegiatan 21 bisnis atau memperbaiki kondisi keuangan yang kurang sehat sehingga kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan lancar kembali (Ginna, 2011). 2.2.2. Peran Pasar Modal Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu: a. Fungsi Ekonomi Pada fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana. b. Fungsi Keuangan. Pada fungsi keuangan pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. 2.2.3. Fungsi Pasar Modal Pasar Modal memiliki peran penting meliputi sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal; Sebagai sarana pemerataan pendapatan; Memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat; Menampung tenaga kerja; dan Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah. Secara umum manfaat dari keberadaan pasar modal adalah menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal; memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi; menyediakan leading indicator bagi 22 perkembangan perekonomian suatu negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan berkembang; penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat menengah; serta penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional. Pasar Modal juga memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument. 2.3 Diversifikasi Internasional 2.3.1 Pengertian Diversifikasi Internasional Banyak investor dan pelaku bisnis memulai di dalam negeri, investasi uang atau melakukan bisnis di daerah di mana mereka tinggal. Ada banyak keuntungan untuk ini, seperti tidak harus khawatir tentang bagaimana entitas asing dianggap oleh warga negara, dan dapat lebih mudah untuk mengawasi bisnis atau investasi. Pada saat yang sama, investasi atau melakukan bisnis hanya di wilayah domestik dapat menyebabkan risiko, karena ada tempat untuk berpaling jika situasi keuangan domestik terus menurun (Yuliana eka, Saldiana T, Noprianti S, 2015). Hal ini menyebabkan banyak orang untuk menggunakan diversifikasi internasional sebagai teknik manajemen risiko. Misalnya, seseorang yang hanya berinvestasi di perusahaan-perusahaan domestik yang membuat 23 elektronik mungkin menemukan bahwa hal-hal sulit jika berhenti elektronik menjual baik di wilayah domestik. Dengan diversifikasi internasional, investor dapat mengalokasikan dana ke daerah internasional yang mengalami penjualan elektronik yang lebih baik dan masih keuntungan dari investasinya. Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan bisnis dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah satu alasan untuk diversifikasi internasional adalah manajemen risiko, karena ini memungkinkan investor atau bisnis untuk membuat yang terbaik dari ayunan keuangan masing-masing daerah. Sementara kedua investor dan bisnis bisa menghasilkan uang dari pendekatan ini, mereka melakukannya dengan cara yang berbeda. Diversifikasi ini dapat bermanfaat ketika mata uang domestik melemah, tetapi kehilangan keuntungan ketika mata uang domestik menguat. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk suatu portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula. Contoh senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang investor yang memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi dari dua saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta, Surat Berharga Bank Indonesia, tiga saham yang listing di Bursa Straits Time Singapura, dua saham yang listing di Bursa Nikkei Jepang, dan tiga saham yang listing di London Stock Exchange. Dari sudut pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa), diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam hal mengumpulkan dana bagi operasional 24 perusahaan, cara yang ditempuh adalah dengan listing di bursa–bursa dunia (tidak hanya lokal saja). 2.3.2 Tujuan Diversifikasi Internasional Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. Tujuan dari diversifikasi internasional adalah untuk meningkatkan tradeoff risiko dan return bagi investor. Risiko dan return suatu aset juga dipengaruhi oleh suku bunga dan country risk premium yang berlaku di suatu negara. Bagi investor, country risk dapat diatasi dengan melakukan diversifikasi, karena diversifikasi akan mengurangi exposure dari country risk (Yuliana eka, Saldiana T, Noprianti S, 2015). Investor menyadari bahwa saham yang diperjual belikan pada pasar internasional memiliki karakteristik yang berbeda baik dari negara atau industri, sehingga dengan melakukan diversifikasi investor akan dapat meningkatkan performance portofolio. Investasi di pasar internasional akan berbeda dengan pasar domestik. Lessard (1976) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) hal penting yang membedakan pasar internasional dengan pasar domestik yaitu: 1. Covariance antar aset pasar domestik lebih tinggi dibandingkan covariance antar aset pada pasar internasional. 2. Adanya berbagai macam biaya yang harus dikeluarkan seperti pajak yang tinggi, hal ini merupakan hambatan investasi di pasar internasional. Selain itu, adanya kontrol mata uang domestik dan tradisi investor pasar nasional yang tersegmentasi sehingga dapat menyebabkan harga aset domestik lebih tinggi dari harga internasional. 3. Nilai tukar mata uang antar negara berbeda sehingga dapat menimbulkan risiko mata uang pada portofolio internasional. 25 Batram dan Dufey (2001) menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi portofolio internasional yaitu: 1. Partisipasi dalam pertumbuhan pasar asing. 2. Investor dapat melakukan hedging. 3. Kemungkinan adanya efek diversifikasi. 4. Pasar yang tersegmentasi biasanya tingkat return tidak normal atau berfluktuasi. 2.3.3 Manfaat Diversifikasi Internasional Pada umumnya investor akan memperhatikan pasar modal lokal dalam negeri saja. Disamping pasar modal dalam negeri, sebenarnya masih terbuka peluang untuk melakukan diversifikasi internasional yang melibatkan investasi pada berbagai pasar modal di berbagai negara. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memperoleh manfaat pengurangan risiko pada tingkat return tertentu. Besarnya manfaat yang akan diperoleh investor akan sangat bergantung dari koefisien korelasi, risiko dan tingkat return di masing-masing pasar modal tersebut. Diversifikasi internasional memberikan manfaat lebih besar bagi investor dibanding hanya berinvestasi pada pasar lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi return melalui diversifikasi internasional yang diperoleh investor akan lebih tinggi dibanding investasi-investasi yang hanya dilakukan pada pasar modal lokal. Demikian pula dengan resiko portofolio akan bisa dikurangi karena adanya manfaat diversifikasi yang lebih baik melalui diversifikasi internasional. Manfaat yang potensial dari diversifikasi investasi internasional selanjutnya dijelaskan oleh Solnik (1974) yang menyatakan bahwa risiko portofolio yang didiversifikasikan secara internasional dapat dikurangi 26 lebih dari setengahnya jika portofolio hanya didiversifikasi secara domestik. Gagasan mengenai pembentukan diversifikasi internasional ini banyak didorong oleh hasil-hasil penelitian empiris yang menunjukkan adanya manfaat yang bisa diperoleh investor dengan melakukan diversifikasi internasional. Tandelilin (1998) pernah melakukan penelitian tentang manfaat diversifikasi internasional pada 8 pasar modal sedang berkembang di Asia Tenggara ditinjau dari sudut pandang investor Indonesia dan investor Philipina. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa manfaat diversifikasi internasional akan lebih besar jika ditinjau dari perspektif investor Indonesia dibanding sudut pandang investor Philipina. Disamping itu, pertumbuhan pasar-pasar modal di negara-negara berkembang (emerging market) juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi internasional. Dengan bermunculannya emerging market, berarti alternatif diversifikasi internasional yang tersedia bagi investor akan semakin terbuka. Emerging market mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan pasar yang sudah maju, sehingga hal itu dapat dimanfaatkan investor untuk membentuk portofolio yang lebih menguntungkan. Pasar modal internasional terdiri dari sekian banyak pasar modal di berbagai negara, baik negara yang sudah maju maupun negara berkembang. Pasar-pasar modal di negara-negara berkembang mempunyai karakteristik resiko dan return yang berbeda dengan pasar-pasar modal yang sudah maju. Beberapa karakteristik resiko dan return yang ada di emerging market antara lain sebagai berikut, (Ginna, 2011): 1. Volatilitas yang tinggi. Dalam ukuran Dollar Amerika, hampir keseluruhan emerging market mempunyai volatilitas antara 30% sampai dengan 70%. Angka tersebut relatif lebih besar dibandingkan dengan volatilitas pasar Amerika sebesar 15%. Bahkan angka tersebut 27 akan lebih besar lagi jika dihitung dengan menggunakan mata uang lokal, sehingga emerging market mempunyai resiko yang tinggi tetapi juga menjanjikan return yang tinggi pula. 2. Emerging market menawarkan return yang tinggi, karena emerging market banyak yang mengalami pertumbuhan yang cukup menakjubkan. 3. Korelasi yang rendah antara emerging market dengan pasar modal yang maju. Hubungan yang rendah tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi investor yang melakukan diversifikasi internasional. Artinya, jika pasar modal suatu negara berkembang mempunyai korelasi yang rendah, maka perubahan siklis ekonomi yang terjadi di negara tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada pasar modal negara maju. 2.3.4 Risiko Investasi Internasional Dalam konsep dasar investasi, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan investor, yaitu tingkat expected return dan risiko. Hal yang sama juga akan berlaku dalam investasi internasional dengan mendiversifikasikan dana pada berbagai jenis sekuritas di berbagai negara juga akan terkait dengan semua jenis risiko yang terjadi pada investasi dalam negeri ditambah dua jenis risiko tambahan, yaitu risiko nilai tukar (exchange risk) dan risiko politik (political risk). Risiko nilai tukar berkaitan dengan ketidakpastian pergerakan nilai tukar antara mata uang domestik (mata uang negara asal investor) dan mata uang luar negeri dimana investasi internasional tersebut dilakukan (Tandelilin, 2010:510). Seorang investor yang memperoleh aliran kas dalam bentuk mata uang asing sebagai bentuk return investasi internasional yang dilakukannya, akan menghadapi risiko jika ternyata mata uang asing tersebut tidak bisa ditukarkan atau nilai tukarnya berubah, dan merugikan investor setelah dikonversi ke dalam mata uang domestik. Jadi, risiko nilai tukar ini akan berkaitan dengan ketidakpastian tingkat nilai tukar (exchange rate) aliran 28 kas dalam bentuk mata uang asing ke dalam mata uang domestik dimana investor tersebut berasal. Risiko politik sebagai bentuk risiko tambahan investasi internasional terkait dengan ketidakpastian kemampuan investor mengkonversikan aliran kas hasil investasi internasional yang dilakukannya ke dalam mata uang domestik. Risiko ini bisa disebabkan oleh ketidakpastian suhu atau perkembangan politik di suatu negara, peraturan yang selalu berubah-ubah, atau kebijakan pajak yang terlalu memberatkan. Risiko politik seperti ini akan mempengaruhi kemampuan investor untuk menghasilkan return dari investasi yang dilakukannya di luar negeri (Ardiansyah, 2011). 2.4 Return Saham 2.4.1 Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Pasar Modal memiliki beberapa instrumen salah satunya yaitu saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Tandelilin (2010) saham adalah: “Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.” 29 Menurut Husnan (2009:36) saham adalah: “Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan.” Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) saham adalah: a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal dana pada suatu perusahaan. b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. c. Persediaan yang siap untuk dijual. Dapat disimpulkan saham merupakan surat bukti tanda kepemilikan suatu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya. 2.4.2 Pengertian Return Saham Return saham adalah tingkat pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham atau investor dari suatu perusahaan. Semakin tingginya return saham yang diberikan kepada pemegang saham, kekayaan mereka pun akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai sebuah perusahaan. 30 Pengertian Return Saham menurut Hartono (2000:107) adalah: “Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.” Menurut Usman (2004) menyatakan bahwa return saham adalah: “Komponen return terdiri dari dua jenis: current income (pendapatan lancar, dan Capital gain (keuntungan selisih harga). Current Income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode seperti: pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Current income disebut sebagai pendapatan lancar, karena keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas,sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa giro, dan dividen tunai; juga dapat dalam bentuk setara kas seperti bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dan dapat dikonversikan menjadi uang kas.” “Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham suatu instrumen investasi. Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan dipasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return histories yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian (expected return).” Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian Konsep return atau kembalian menurut Ang (1997:97) adalah: “Tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income 31 yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu.” Menurut Jogiyanto (2000) return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Return realisasi (realized return) Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return Realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang. b. Return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dapat disimpulkan bahwa return saham yang dibagikan kepada para pemegang saham semakin meningkat akan mempengaruhi kinerja ataupun nilai perusahaan, karena dapat menambah kekayaan para pemegang saham. 32 2.5 Indeks Bursa Saham 2.5.1 Pengertian Indeks Pasar Saham Indeks pasar saham adalah pendaftaran saham, dan sebuah statistik menggambarkan harga komposit dari komponennya. Dia digunakan sebagai alat untuk mewakilkan karakteristik dari saham komponennya, semuanya memiliki kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang sama, merupakan bagian dari industri sejenis, atau memiliki kapitalisasi pasar yang mirip. Banyak index dibuat berdasarkan berita atau jasa finansial digunakan untuk mengukur performa portofolio seperti reksadana. A. INDEKS HARGA SAHAM Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu. Menurut J. Suprapto indeks harga saham adalah: “Indek harga saham merupakan angka yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa.” Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001): “Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: 1. Sebagai indikator tren pasar; 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan; 33 3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio; 4. Memfasilitasi pembentukan portfolio dengan strategi pasif; 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.” Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Pergerakan indeks menjadi indakator penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Dengan adanya indeks, tidak hanya investor tetapi masyarakat dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 7 (tujuh) jenis indeks, antara lain: 1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG, yaitu: Harga Pasar x 100 Harga Dasar 2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas 34 sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. 3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar yang disesuaikan setiap 6 bulan. Dengan demikian terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut. 5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah. 6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. 7. Indeks KOMPAS 100. merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut : 35 B. INDEKS OBLIGASI PEMERINTAH Indeks Obligasi Pemerintah pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004, sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi pemerintah. Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain : a. Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi. b. Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah c. Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi d. Analisa pengembangan instrumen obligasi pemerintah.Formula yang digunakan dalam pengembangan informasi Indeks Obligasi Pemerintah: Price (Performance) Index; Yield Index; Total Return Index. 2.5.2 Daftar Bursa Saham di Dunia Salah satu cara untuk menganalisis pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah dengan melihat bagaimana pergerakan indeks saham di negara-negara lain. Karena itulah pasti tidak asing dengan beberapa indeks terkenal seperti Dow Jones, Nikkei, Hang Seng, dll. Di seluruh dunia, indeks-indeks saham seperti ini jumlahnya sangat banyak, mungkin mencapai ribuan, karena satu negara biasanya memiliki lebih dari satu indeks saham (termasuk di Indonesia, selain IHSG ada juga indeks LQ45, indeks IDX 30, dll), sehingga tidak mungkin mengamati mereka semuanya secara satu per satu. Berikut adalah beberapa daftar indeks saham dunia yang penting untuk diperhatikan. 36 Catatan: Kode diatas adalah kode di Yahoo Finance Dimulai dari regional Asia Tenggara dan Australia. Disini yang harus perhatikan adalah JCI atau IHSG, KLSE Malaysia, Straits Times Index (STI) Singapura, dan All Ordinaries Australia. Khusus untuk STI, itu adalah semacam „Dow Jones-nya‟ Asia Tenggara, dimana indeks tersebut mencerminkan pergerakan dari 30 saham blue chip yang terdaftar di Singapura, seperti Jardine Cycle & Carriage (induk dari Astra International), SingTel, dan Wilmar International. Demikian pula dengan KLSE, yang hanya mencerminkan pergerakan dari 30 saham blue chip Malaysia, seperti CIMB Group (induk dari Bank CIMB Niaga), Air Asia, dan Petronas. Sementara IHSG dan All Ordinaries, pergerakan kedua indeks tersebut mencerminkan pergerakan dari seluruh saham di Indonesia dan Australia. Berdasarkan data di Yahoo Finance, jumlah saham yang menjadi komponen penggerak IHSG adalah 347 saham, sementara All Ordinaries 398 saham. 37 Untuk kawasan Asia, beberapa indeks yang bisa diperhatikan adalah Shanghai Composite Index (SCI) Tiongkok, Hang Seng Hongkong, Bombay Stock Exchange (BSE) India, Nikkei Jepang, dan Kospi Korea. Di Tiongkok sebenarnya ada satu indeks lagi yang cukup penting, yakni Indeks Shenzen, namun yang lebih diperhatikan adalah Indeks Shanghai. Selanjutnya ke Amerika, di bursa saham New York terdapat setidaknya 6,000 perusahaan yang terdaftar, jauh lebih banyak dibandingkan negara manapun. Mungkin karena itulah kemudian dibuat indeks – indeks yang lebih fokus pada saham – saham tertentu. Dan diantara indeks – indeks tersebut, yang penting untuk diperhatikan adalah Dow Jones dan Standard & Poors 500 (SP500). Dow Jones adalah indeks untuk 30 saham blue chip di Amerika, seperti Exxon, Microsoft, dan JP Morgan. Sementara SP500 adalah indeks untuk 500 saham yang sudah dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Investor paling terkenal di dunia, Warren Buffett, menggunakan kenaikan/penurunan indeks SP500 sebagai perbandingan untuk pertumbuhan/ penurunan dari investasi yang ia lakukan. Adapun bursa saham selain Dow Jones dan SP500 yaitu NASDAQ meski indeks ini juga cukup populer, namun tidak banyak orang memperhatikan bursa saham tersebut karena indeks tersebut sebenarnya merupakan indeks sektoral, dalam hal ini sektor teknologi. Tapi berhubung Amerika merupakan gudangnya jenius teknologi yang menghasilkan banyak perusahaan seperti Microsoft, Apple, Facebook, dll dan kebanyakan dari perusahaan tersebut beroperasi di seluruh dunia, maka indeks NASDAQ kemudian menjadi penting. Masalahnya, indeks NASDAQ tidak hanya mencakup perusahaan-perusahaan teknologi yang besar-besar, melainkan seluruh perusahaan teknologi yang terdaftar di bursa saham Amerika, yang jumlahnya lebih dari 2,000 saham. 38 Sementara di Eropa, beberapa bursa saham yang bisa diperhatikan adalah FTSE “Footsie” Inggris, DAX Jerman, dan CAC Perancis. Kenapa tiga negara tersebut yang dipilih? Ya karena di seantero Eropa, adalah tiga negara tersebut yang secara perekonomian paling maju. Jika anda tidak mau memperhatikan DAX dan CAC, maka Footsie relatif sudah cukup. Indeks ini mencakup 100 saham di Inggris yang sudah dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Sementara London Stock Exchange (LSE) sendiri memiliki setidaknya 2,500 perusahaan terdaftar termasuk Bumi Plc, namun saham dari perusahaan milik Bakrie - Rothschild ini tidak termasuk dalam 100 saham komponen Footsie. Satu region lagi yaitu Amerika Latin, disana terdapat dua indeks penting, yakni Bovespa Brazil, dan Merval Argentina. 2.5.3 Bursa Saham di Beberapa Negara a. Bursa Saham Amerika Dow Jones & Co didirikan pada tahun 1882 oleh Charles Dow, Edward Jones dan Charles Bergstresser. Namun indeks ratarata pertamanya tidak dipublikasikan di Wall Street Journal melainkan dipesaingnya yaitu Customers's Afternoon Letter. Awalnya tidak mengikutsertakan saham industrial. Fokus berada pada saham pertumbuhan pada masa itu, mayoritas saham perusahaan transportasi. Hal ini berarti indeks Dow Jones pertama menghitung sembilan saham perkeretaapian, perkapalan dan perusahaan telekomunikasi. Rata-rata harga saham ini akhirnya berevolusi menjadi Rata-rata Transportasi. Sampai pada 26 Mei 1896, Dow dibagi menjadi indeks transportasi dan industrial, yang menciptakan apa yang kita kenal sebagai Dow Jones Industrial Averages. Charles Dow memiliki visi untuk menciptakan tolok ukur indeks ini untuk melihat kondisi pasar secara umum dan karenanya akan menolong investor dalam melihat kinerja perusahaan. Pada 39 waktu itu, hal ini merupakan ide revolusioner, tetapi implementasinya sangat sederhana. Untuk menghitung indeks Dow Jones hanya dengan menambah harga saham-saham yang ada dan dibagi dengan 11, yang merupakan jumlah saham yang ada dalam indeks tersebut, dimasa itu. Saat ini, DJIA adalah tolok ukur dari saham-saham Amerika yang dianggap sebagai pemimpin dalam ekonomi dan juga ada di Nasdaq dan NYSE. DJIA meliputi 30 perusahaan dengan kapitalisasi besar, yang dipilih secara subjektif oleh editor Wall Street Journal. Selama ini, perusahaan-perusahaan yang ada di indeks ini telah berubah untuk memastikan tolok ukurnya terhadap ekonomi. Sampai saat ini, hanya General Electric yang merupakan bagian dari sejarah awal indeks ini, yang masih masuk ke dalam DJIA. Lainnya telah berubah-ubah. b. Bursa Saham China Bursa ini didirikan pada 26 November 1990 dan mulai beroperasi pada 19 Desember tahun itu juga. Bursa saham ini merupakan organisasi nirlaba yang dikelola oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC). Indeks pasar saham utama SSE adalah SSE Composite (dikenal sebagai "Shanghai Composite"), yang merupakan indikator paling sering digunakan untuk mencerminkan kinerja pasar SSE. Indeks penting lainnya yang digunakan di Bursa Efek Shanghai termasuk Indeks SSE 50 dan Indeks SSE 180. Pada Mei 2012, sejumlah 932 perusahaan mencatatkan sahamnya di SSE. Pada Desember 2011, harga saham-saham di SSE mencapai AS$2,3 triliun dalam kapitalisasi pasar global. Masa perdagangan di bursa SSE adalah 09:30 hingga 11:30 dan 13:00 hingga 15:00 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan pengelola bursa sebelumnya. 40 c. Bursa Saham Jepang Bursa Saham Tokyo adalah bursa saham yang terletak di Tokyo, Jepang. Didirikan pada 15 Mei 1878, dan perdagangan dimulai di sana pada 1 Juni pada tahun yang sama. Bursa ini ditutup selama Perang Dunia II; setelah pengorganisasian kembali, perdagangan dilanjutkan pada 16 Mei 1949. Pada 18 Januari 2006, akibat dugaan penggelapan uang di perusahaan Internet besar bernama Livedoor, terjadi penjualan saham besar-besaran yang mengakibatkan TSE untuk pertama kalinya ditutup lebih awal karena volume perdagangan pada hari tersebut telah mencapai jumlah yang hampir melampaui kapasitas sistem komputer di TSE sebesar 4,5 juta perdagangan per hari. Sedangkan Index saham Nikkei 225 itu sendiri merupakan barometer tertua bagi aktivitas bursa saham Jepang. Index ini diperkenalkan pada tahun 1949. Pada saat ini, pasar Jepang termasuk yang terbesar di antara negara-negara berkembang dalam hal kapitalisasi. Index saham Jepang adalah Index harga rata-rata harga saham 225 perusahaan besar dan terkemuka di Jepang, di antaranya adalah beberapa perusahaan paling terkenal di dunia seperti Sony, Canon, Toyota dan Honda. Selain prioritasnya di Asia, Index ini juga telah berkembang menjadi salah satu stock Index terbesar di dunia. Di Amerika, Index yang ditawarkan melalui Chicago Mercantile Exchange ini mengalami peningkatan volume sebesar lebih dari 30% di tahun 2003. d. Bursa Saham Korea Selatan Bursa Korea adalah operator bursa efek tunggal di Korea Selatan. Perusahaan ini bermarkas di Busan, dan memiliki kantor 41 untuk pasar tunai dan pengawasan pasar di Seoul. Indeks pasar saham utama Bursa Korea adalah KOSPI. Indeks saham Korea merupakan gabungan saham yang tercatat pada bursa saham di Korea Selatan. Sebagaimana halnya indeks saham negara lain, Negara-negara 'emerging market' dikenal dengan pertumbuhannya yang tinggi karena potensi kinerjanya masih bisa tumbuh besar. Korea Index Futures mempunyai spesifikasi kontrak yang hampir mirip dengan Japan Index Futures. Meski demikian, karakter pergerakannya lebih condong mirip dengan Indeks Saham Hong Kong. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesamaan metode perhitungan indeks yang menggunakan bobot kapitalisasi pasar. Bursa Korea diciptakan melalui integrasi Bursa Efek Korea (Korea Stock Exchange), Bursa Berjangka Korea (Korea Futures Exchange) dan Pasar Saham KOSDAQ di bawah Undang-Undang Bursa Efek & Berjangka Korea. Pasar sekuritas dan derivatif mantan bursa sekarang divisi usaha Bursa Korea: Divisi Pasar Saham, Divisi Pasar KOSDAQ dan Divisi Pasar Derivatif. Pada Oktober 2012, Bursa Korea memiliki 1.796 perusahaan terdaftar dengan kapitalisasi pasar gabungan sebesar $1,1 triliun. Masa perdagangan di bursa KRX adalah 09:00 hingga 15:15 setiap hari kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur yang ditetapkan pengelola bursa sebelumnya. e. Bursa Saham Indonesia Kegiatan perdagangan saham sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, yaitu ketika nama Indonesia masih Hindia Belanda. Kegiatan perdagangan efek di Batavia (sekarang Jakarta) dimulai pada tanggal 14 Desember 1912, di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. 42 Kegiatan ini ditutup karena Perang Dunia II berlangsung (1940). Saat itu perdagangan efek tidak terorganisasi dengan baik. Setelah Indonesia merdeka (1945), pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 15/1952 mengenai bursa efek. Pembukaan kembali bursa efek terutama ditujukan untuk menangani transaksi obligasi RI 3% tahun 1950. Pada waktu itu, Indonesia belum sempat memperbaiki kondisi perekonomian setelah kemerdekaan diploklamirkan. Pemerintah masih disibukkan dengan kasus politik yang tidak stabil dan banyaknya pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah. Pada masa Orde Baru, dikeluarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UUPMA) tahun 1967, disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal dalam Negeri (UUPMDN) tahun 1968. Sepuluh tahun kemudian perekonomian Indonesia mengalami keberhasilan dan pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan bursa efek diaktifkan kembali serta diorganisasi secara baik dengan dibentuknya Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sebagai pelaksana BEJ adalah BAPPEPAM (Badan Pelaksana dan Pembina Pasar Modal). Selanjutnya, pada tanggal 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi sehingga manajemen BEJ diserahkan kepada pihak swasta. Sejak BEJ diprivatisasi, fungsi BAPPEPAM diubah menjadi Pengawas, sehingga namanya diganti menjadi BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), yang tugas utamanya adalah mengawasi, membina dan mengatur pasar modal di Indonesia. Namun, sebenarnya bursa efek swasta yang pertama justru lahir di Surabaya pda tanggal 16 Juni 1989 bernama Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama 43 Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya mempunyai satu pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakkan harga saham di Bursa Efek Indonesia. IHSG mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai indikator trend pasar, sebagai indikator tingkat keuntungan, sebagai benchmark kinerja suatu portofolio dan memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif. 2.6 Uji Root Test Dalam statistik dan ekonometrik, uji akar unit digunakan untuk menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time series tidak stasioner. Uji yang sangat sederhana untuk melihat stasioneritas data adalah dengan analisis grafik yang dilakukan dengan membuat plot antara nilai observasi (Y) dan waktu (t). Berdasarkan plot tersebut kita dapat melihat pola data. Jika diperkirakan mempunyai nilai tengah dan varian konstan, maka data tersebut dapat disimpulkan stasioner. Akan tetapi, dalam menentukan stasioner atau tidaknya sebaran data dengan menggunakan grafik tidaklah mudah. Sangat mungkin terjadi, beberapa orang akan mengambil kesimpulan yang berbeda terhadap suatu grafik, karena keputusan diambil secara subjektif. Disamping itu, bila grafik dibuat pada skala ukuran yang berbeda, maka dimungkinkan pula terjadi perbedaan pengambilan keputusan. Untuk itulah dibutuhkan uji formal dalam menentukan stasioneritas data salah satunya yaitu Uji Root Test. Uji ini merupakan pengujian yang dikenalkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller. Untuk memudahkan pengertian mengenai uji root, perhatikan model berikut: Yt = ρ Yt-1 + ut (1) 44 Jika ρ = 1, maka model menjadi random walk tanpa trend. Di sini kita akan menghadapi masalah dimana varian Yt tidak stasioner. Dengan demikian Yt dapat disebut mempunyai “unit root” atau data tidak stasioner. Bila persamaan (1) diatas dikurangi pada Yt-1 sisi kanan dan kiri, maka persamaan menjadi: Yt-Yt-1 = ρ Yt-1 – Yt-1 + ut ∆ Yt = (ρ-1) Yt-1 +ut Atau dapat ditulis dengan : ∆ Yt = δ Yt-1 + ut Dari persamaan tersebut dapat dibuat hipotesis: H0: δ = 0 H1: δ ≠ 0 Jika H0 diterima maka ρ = 1. Artinya kita memiliki unit root, dimana data time series Yt tidak stasioner. Apabila pengujian stasioneritas menunjukkan bahwa data time series tidak stasioner (non-stationary), maka perlu dilakukan pengujian kembali atas data indeks saham tetapi melakukan perbedaan pertama (first-difference). Jika data time series firstdifference terintegrasi pada order yang sama dan kombinasi linier dari data series adalah stasioner, maka terdapat hubungan jangka panjang diantara lima bursa saham tersebut atau dengan kata lain kelima bursa saham tersebut saling terintegrasi. 2.7 Kointegrasi Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar Gujarati, 2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai uji 45 teori dan merupakan bagian yang penting dalam perumusan dan estimasi suatu model dinamis (Engle dan Granger, 1987). Menurut Gujarati (1995) dalam Fajar (2010): “jika dua variabel memiliki kointegrasi, maka regresi dihasilkan tidak akan spurious dan hasil dari uji t dan uji F akan valid. Untuk melihat apakah antar variabel terkointegrasi dapat dilihat stasioner atau tidaknya data. Jika data tersebut stasioner maka antar variabel terkointegrasi.” Dalam konsep kointegrasi, kadangkala dijumpai dua variabel random yang masing-masing merupakan random walk (tidak stasioner), tetapi kombinasi linier antara dua variabel tersebut merupakan time series yang stasioner. Misalkan : Xt dan Yt masing-masing random walk; tetapi Zt = Xt – λ Yt merupakan time series yang stasioner Pada kondisi ini, Xt dan Yt dikatakan berkointegrasi dan λ disebut parameter kointegrasi, dimana λ dapat diestimasi dengan OLS melalui regresi Xt pada Yt. Dalam beberapa hal, teori-teori ekonomi dan keuangan mengindikasikan adanya kointegrasi antara dua varabel tertentu. Misalkan saja ada kecenderungan pergerakan bersama antara harga saham dan dividen yang dibagikan, meskipun pergerakan harga saham dan pergerakan besaran dividen merupakan random walk. yang dibagikan masing-masing bisa Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang, bila dua seri tidak stasioner yang terdiri atas terkointegrasi, maka ada representasi khusus sebagai berikut: = + + 46 = – - Sedemikian rupa hingga (error term) stasioner, I (0). Untuk mengetahui runtun waktu stasioner atau tidak stasioner dapat digunakan regresi. Uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen. Uji Johansen menggunakan analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan 2.8 = 5 %. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bagan kerangka pemikiran untuk menguhubungkan variabel. Investasi adalah penempatan sejumlah dana saat ini pada satu atau lebih aktiva yang dimiliki pada periode tertentu untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi bisa dilakukan di setiap pasar modal atau bursa saham. Pasar modal adalah sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrument keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek lainnya. Pasar Modal memiliki beberapa instrumen salah satunya yaitu saham. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Ginna, 2011). 47 Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu. Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya. Diversifikasi internasional adalah proses investor mulai melakukan bisnis dengan atau berinvestasi di negara-negara lain atau daerah. Salah satu alasan untuk diversifikasi internasional adalah manajemen risiko, karena ini memungkinkan investor atau bisnis untuk membuat yang terbaik dari ayunan keuangan masing-masing daerah Return saham adalah tingkat pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham atau investor dari suatu perusahaan. Semakin tingginya return saham yang diberikan kepada pemegang saham, kekayaan mereka pun akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai sebuah perusahaan. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari sekian pasar modal yang ada hanya lima bursa saham yang akan diteliti, yaitu: Dow Jones Industrial Average (DJIA) adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company Charles Dow. Charles Dow memiliki visi untuk menciptakan tolok ukur indeks ini untuk melihat kondisi pasar 48 secara umum dan karenanya akan menolong investor dalam melihat kinerja perusahaan. SSE (China) yang merupakan indikator paling sering digunakan untuk mencerminkan kinerja pasar Bursa Efek Shanghai. KOSPI (Korea Selatan) operator bursa efek tunggal di Korea Selatan. Perusahaan ini bermarkas di Busan, dan memiliki kantor untuk pasar tunai dan pengawasan pasar di Seoul. Indeks pasar saham utama Bursa Korea adalah KOSPI. Indeks saham Korea merupakan gabungan saham yang tercatat pada bursa saham di Korea Selatan. Sebagaimana halnya indeks saham negara lain, Negara-negara 'emerging market' dikenal dengan pertumbuhannya yang tinggi karena potensi kinerjanya masih bisa tumbuh besar. NIKKEI 225 (Jepang) itu sendiri merupakan barometer tertua bagi aktivitas bursa saham Jepang. Index ini diperkenalkan pada tahun 1949. Pada saat ini, pasar Jepang termasuk yang terbesar di antara negara-negara berkembang dalam hal kapitalisasi. Index saham Jepang adalah Index harga rata-rata harga saham 225 perusahaan besar dan terkemuka di Jepang, di antaranya adalah beberapa perusahaan paling terkenal di dunia seperti Sony, Canon, Toyota dan Honda. Selain prioritasnya di Asia, Index ini juga telah berkembang menjadi salah satu stock Index terbesar di dunia. IHSG (Indonesia) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakkan harga saham di Bursa Efek Indonesia. IHSG mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai indikator trend pasar, sebagai indikator tingkat keuntungan, sebagai benchmark kinerja suatu portofolio dan memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif. 49 Penulis membatasi hanya pada lima bursa saham tersebut karena keterbatasan data. Data tersebut diambil dari return saham yang dilihat dari closing price setiap bursa yang dilanjutkan dengan mencari nilai pertumbuhan sahamnya lalu dilanjutkan mengolah data menggunakan Uji Root Test untuk mengetahui data tersebut stasioner atau tidak. Jika data tersebut tidak stasioner maka harus dilakukan pengujian kembali atas data indeks saham tetapi melakukan perbedaan pertama (first-difference). Setelah data sudah stasioner maka dilanjutkan dengan pengujian kointegrasi untuk mengetahui hubungan jangka panjang setiap bursa saham. 2.8.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap kajian Kointegrasi Antar Bursa Saham, dengan memakai alat ukur yang berbagai jenis dan negara yang beragam. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji Kointegrasi antar bursa saham. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1 Penulis Judul Yoopi Abimany u, dkk (2008) Pengaruh Indeks KLCI, STI, PSEi, SET, DJIA, NIKEI 225, HANG SENG, KOSPI, TWSE, SHANG HAI SHENZH Metode Persamaan Penelitian Uji Persamaann Kointegras ya adalah i Johansen dalam penelitian sebelumnya sama-sama menggunak an Uji Kointegrasi Johansen. Perbedaan Kesimpulan/ Hasil Perbedaann IHSG ya dalam terintegrasi penelitian dengan 14 ini hanya bursa saham, mengambil kecuali empat dengan bursa indeks dari saham di penelitian Thailand sebelumnya (SET) saja yaitu IHSG, yang tidak NIKKEI terintegrasi. 225, KOSPI dan DJIA, serta menambahk an indeks 50 No 2 3 4 Penulis Judul EN, FTSE 100, CAC 40, DAX, AEX Terhadap IHSG Tita Pengaruh Deitiana Indeks (2009) Dow Jones, Nikkei 225,KOS PI dan Shanghai Composit e Index terhadap IHSG BEI periode tahun 20042008 Ardiansy Kointegr ah A.R. asi Bursa Suyuti Saham (2011) DJIA dengan IHSG periode Januari 2006Januari 2011 Ginna Kointegr Apryani asi Bursa Nurunnis Saham ha ASEAN (2011) (KLCI, PSEi, SET, STI, Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Kesimpulan/ Hasil SSE. Analisis Regresi Berganda (multiple regression ). Persamaann ya adalah variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya sama. Perbedaann ya dalam penelitian sebelumnya ini menggunak an Analisis Regresi Berganda (multiple regression). Indeks Dow Jones, Nikkei 225, Indeks Kospi dan Indeks SSE baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG BEI. Uji Persamaann Kointegras ya adalah i Johansen dalam penelitian sebelumnya sama-sama menggunak an Uji Kointegrasi Johansen. Perbedaann ya dalam penelitian ini menambahk an indeks SSE, KOSPI dan Nikkei 225. Tidak adanya Kointegrasi antara DJIA dan IHSG. Uji Persamaann Kointegras ya adalah i Johansen dalam penelitian sebelumnya sama-sama menggunak an Uji Perbedaann ya dalam penelitian ini adalah variabel indeks saham yang diteliti. Hasil dari penelitian ini bahwa kelima bursa saham memiliki hubungan keseimbanga n jangka 51 No Penulis 5 Ahmad Ulil Albab (2015) 6 Anjar Ningtias (2014) Judul Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Kesimpulan/ Hasil IHSG) Kointegrasi panjang Johansen. (Kointegrasi). Pengaruh Pendekata Persamaann Perbedaann Hasilnya Indeks n ya dalam ya adalah dalam jangka Nikkei Kuantitatif penelitian variabelpanjang BI 225, Dow sebelumnya variabel rate tidak ada Jones yaitu yang lain pengaruh Industrial variabel dan juga terhadap Average, yang diteliti metode IHSG BI Rate, DJIA, analisisnya. sedangkan dan Kurs Nikkei 225 kurs dollar, Dollar dan IHSG indeks Nikkei terhadap 225 dan Indeks DJIA Harga berpengaruh Saham terhadap Gabunga IHSG. n periode tahun 20082013 Analisis Analisis Persamaann Perbedaann Bursa saham Integrasi Vector ya dalam ya adalah syariah yang Bursa Autoregre peneltian penelitian terintegrasi Saham ssive sebelumnya sebelumnya dengan bursa Di Asia, (VAR) / ini sampel meneliti saham Eropa, Vector variabel bursa saham syariah di dan Error yang diteliti syariah dari Indonesia Amerika Correction ada negara(JII) adalah Dengan Model beberapa negara FTSE Bursa Bursa (VECM). yang sama tersebut saham Saham di yaitu Nikkei juga serta Malaysia Indonesia 225, DJIA, metode Emas Shariah dan IHSG. yang dan bursa digunakan saham juga konvensional berbeda. yang terintegrasi dengan bursa saham konvensional di Indonesia (IHSG) adalah Kuala 52 No 7 Penulis Judul Metode Penelitian Persamaan Ridwan Nurazi, Paulus S Kananlu a, Iskandar Zulkarna in, Berto Usman 2013 Analisis Hubunga n Kointegr asi dan Kausalita s Serta Hubunga n Dinamis Antara Shanghai Composit e Index (SHCOM P) dan Indeks Harga Saham Gabunga n (IHSG) Indonesia Uji Root Test, Uji Kausalitas Granger dan Uji Kointegras i Persamaann ya adalah dalam penelitian sebelumnya menggunak an metode analisis yang sama yaitu Uji root test dan Uji kointegrasi. Perbedaan Kesimpulan/ Hasil Lumpur Stock Exchange (KLSE). Perbedaan Adanya variabel kointegrasi Kausalitas antara dan SHCOMP Hubungan dan IHSG Dinamis melalui serta satu pengujian metode hubungan analisis kointegrasi yaitu Uji dengan kausalitas melakukan granger. estimasi VAR bentuk Diffensi. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian, maka peneliti bermaksud menggambarkannya dalam suatu kerangka pemikiran sebagai bentuk alur pemikiran peneliti, kerangka akan disajikan sebagai berikut: 53 GAMBAR 2.2 Kerangka Pemikiran V Investasi Return Saham Pasar Modal Indeks Kointegrasi DJIA SSE KOSPI NIKKEI 225 IHSG Diversifikasi Internasional Uji Root Test Sumber: Olahan Penulis 2015 54 Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 H0 : Tidak terdapat hubungan jangka panjang (Kointegrasi) antara indeks saham DJIA, SSE, KOSPI, NIKKEI 225 dan IHSG. H1 : Terdapat hubungan jangka panjang (Kointegrasi) antara indeks saham DJIA, SSE, KOSPI, NIKKEI 225, dan IHSG. Hipotesis 2 H1 : Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi) antara indeks saham DJIA dengan IHSG H2 : Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara indeks saham Nikkei 225 dengan IHSG H3 : Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara indeks saham Kospi dengan IHSG H4 : Terdapat hubungan jangka panjang (kointegrasi antara indeks saham SSE dengan IHSG 55