GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE) DI BPS MIEN HENDRO DESA BANGAH SIDOARJO Ni Putu Widari* Wiwik Sri Sumariani** PRODI Kebidanan STIKES William Booth Surabaya. ABSTRAK Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan ibu dan bayinya secara berkala, dengan frekuensi minimal 4 kali selama hamil yaitu pada kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah 36 minggu dua kali kunjungan, tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Di Bps Mien Hendro Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan desain “Deskriptif”, Populasi sebanyak 27 orang,sampel 25 orang , metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling, data dikumpulkan melalui kuesioner. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil yaitu ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan sebanyak 19 orang (76%), ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (8%) dan ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (16%). Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yaitu baik, sehingga ibu lebih aktif dalam memeriksakan kehamilannya dan ibu memperoleh informasi tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan dari petugas kesehatan serta dapat mencegah atau mendeteksi secara dini adanya komplikasi kehamilan. Kata Kunci : Pengetahuan, Kunjungan pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pendahuluan Upaya pemerintah yang nyata guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satunya difokuskan pada program kesehatan ibu dan anak di setiap layanan kesehatan.Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu, pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan (Sarwono,2006,hal 22). Making Pregnancy Saver (MPS) yang mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan yang terampil.Pemeriksaan awal yang dilakukan berupa pemeriksaan antenatal care (Depkes, 2010).Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan ibu dan bayinya secara berkala, yang diikuti dengan upaya memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu juga janin, serta mengenali secara dini adanya ketidaknormalan yang mungkin terjadi pada kehamilan (Manuaba, 1999. Hal 88).Kunjungan Pemeriksaan kehamilan (antenatal care)yang dianjurkan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama hamil antara lain: kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36) dua kali kunjungan. Walaupun demikian disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut: sampai dengan kehamilan 28 minggu periksalah empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu setiap satu minggu sekali dan apabila terdapat keluhan-keluhan tertentu (Pantikawati, 2009, hal 9). Berdasarkan stu Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2010, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa,Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi jika dibandingkan Negara-negara Association South East Asian (ASEAN), yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu (Saifuddin, 2008).Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)pada Tahun 2010 sebesar 263 per 100.000 kelahiran hidupmenunjukkan bahwa cakupan K1 secara Nasional sebesar 86,76% serta cakupan K4 sebesar 79,44%. Bila dibandingkan tahun 2001 angka Cakupan K1 mengalami penurunan (dari 90,5%), sedangkan cakupan K4 mengalami sedikit peningkatan (dari 74,25%).Data profil dari provinsi jawa timur yaitu cakupan K1 pada tahun 2011 adalah 96.70%, sedangkn target 96%. Ada 14 Kabupaten/Kota yang dibawah target provinsi. Kabupaten/kota dengan pencapain terendah kabupaten Banyuwangi 91,90% dan tertinggi kabupaten gresik 100,81%. Cakupan K4 pada tahun 2011 adalah 88,31%, sedangkan target 91%. Lebih dari 50% tepatnya 28 Kabupaten/Kota yang belum mencapai target.Angka Kematian Ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) yang tinggal 3 Tahun lagi yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015, untuk menurunkan Angka Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas (WHO, 2011).Berdasarkan study pendahuluan yang didapat di BPS Mien Hendro dari data rekam medic bulan januari 2013 terdapat 10 ibu bersalin, 8 diantaranya melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilannya hanya 2 kali selama kehamilan sampai melahirkan. Pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan, agama, social ekonomi, usia, sumber informasi. Rendahnya pemeriksaan kehamilan menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani resiko tinggi obstetric.Ibu hamil yang tidak bersedia melakukan pemeriksaan kehamilan dengan alasan malu, hal ini dikarenakan kehamilan tersebut merupakan kegagalan kontrasepsi dan kehamilan itu kejadian yang biasa dan tidak perlu pemeriksaan.Tidak tercapainya kunjungan pemeriksaan menyebabkan kehamilan dapat mengakibatkan perdarahan, tanda-tanda preeklamsi, IUFD (Intra Uterine Fetal Destress). Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efesien. Salah satunya adalah Ante Natal Care dengan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga mampu menghadapi persalinan,kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,2008). Maka dari itu sangat diperlukannya kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin guna mendeteksi adanya komplikasi dini yang terjadi pada ibu hamil, Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan (Sarwono,2009).Oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas, bidan desa dan tokoh masyarakat dengan cara menyebarkan brosur/leaflet pada ibu hamil. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelititertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)di BPS Mien Hendro desa Bangah-Sidoarjo”. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif yaitu ingin menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)di BPS Mien Hendro Sidoarjo. Populasinya adalah semua ibu hamil yang ada di BPS Mien Hendro desa Bangah- Sidoarjo yang berjumlah 27 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di BPS Mien Hendro desa Bangah-Sidoarjo yang berjumlah 25 ibu hamil. Hasil dan Pembahasan Bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data dari lembar kuisioner yang diperoleh pada tanggal 1-14 April 2013 yang dilakukan di BPS Ny.Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah Kecamatan Gedangan-Sidoarjo dengan jumlah responden sebanyak 25 orang. Penyajian hasil ini meliputi gambaran umum dan lokasi penelitian, data umum, dan data khusus. Data umum meliputi karateristik responden berdasarkan pendidikan, umur, pekerjaan, usia kehamilan dan paritas. Sedangkan data khusus yang disajikan adalah Gambaran Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) Di BPS Mien Hendro Desa Bangah-Sidoarjo. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 4% 32% SMP 64% SMA PT Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb merupakan bidan praktek swasta yang terletak diwilayah Sidoarjo barat tepatnya di Jl. Singojoyo Gang V No.17 Desa Bangah Kecamatan Gedangan-Sidoarjo. Adapun batas-batasnya sebagai berikut : Sebelah utara adalah Jl. Jeruk, Wage, Sebelah Selatan adalah Jl. Kayun, Sebelah Timur adalah Jl. Sawo Tratap,Sebelah Barat adalah Jl. Singojoyo.BPS Ny. Mien Hendro memiliki fasilitas pelayanan sebagai berikut : Ruang periksa,Ruang bersalin Ruang nifas Kegiatan di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Kegiatan BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb antara lain setiap hari melayani persalinan selama 24 jam, menerima konsultasi kehamilan, pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, melayani USG 3 dimensi setiap hari senin oleh dr. obgyn, dan melayani imunisasi pada hari selasa dan jumat, jam praktek mulai dari pagi pukul 07.0012.00 wib, sore pukul 15.00-21.00 wib. Tenaga yang ada di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Sidoarjo sebanyak 6 karyawan terdiri dari 1 orang dokter obgyn, 3 orang bidan dan 2 orang asisten bidan. Hasil Penelitian Data Umum Data umum ini menggambarkan tentang karakteristik responden berdasarkan pendidikan, umur, pekerjaan, usia kehamilan, dan paritas. Gambar 1 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo Pada Tanggal 1-14 April 2013. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa responden yang paling banyak berpendidikan SMA yaitu16 orang (64%). Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 12% <20 20% 28% 40% 20-25 25-30 30-35 Gambar 2 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo Pada Tanggal 1-14 April 2013. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa yang paling banyak responden berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 10 orang (40%). Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 44% 48% Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas 44% Wiraswasta lain - lain Gambar 3 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo1-14 April 2013. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa yang paling banyak responden mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 12 orang (48%). Karakteristik Kehamilan Responden 28% 72% 56% Tidak Bekerja 8% Berdasarkan Usia Trimester II (1224minggu) Trimester III (lebih dari 24minggu) Multigravida (hamil beberapa kali) Gambar 5 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di wilayah BPS. Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo Pada Tanggal 1-14 April 2013 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa paritas responden terbanyak pada multigravida (hamil beberapa kali) yaitu 14 orang (56%). Data Khusus Data khusus ini menggambarkan pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb desa Bangah Kecamatan Gedangan-Sidoarjo. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 16% Gambar 4 Diagram Pie Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kehamilan di wilayah BPS. Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa BangahSidoarjo Pada Tanggal 1-14 April 2013. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa usia kehamilan responden terbanyak adalah pada trimester III (lebih dari 24 minggu) yaitu 18 orang (72%) Primigravida (hamil pertama) Baik : 76100% 8% 76% Cukup: 5675% Kurang: <56% Gambar 6 Diagram Pie Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)di BPS. Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah-Sidoarjo pada Bulan 1-14 April 2013. Berdasarkan gambar 1 menunjukan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan yaitu 19 orang (76%). Pembahasan Pada pembahasan ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Desa Bangah Kecamatan Gedangan-Sidoarjo. Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa dari 25 responden terbanyak adalah pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan adalah baik sebanyak 19 orang (76%) sedangkan sisanya 4 orang (16%) berpengetahuan kurang dan 2 orang (8%) berpengetahuan cukup. Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia, sumber informasi. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yaitu pendikan, umur, pekerjaan, usia kehamilan dan paritas sehingga dengan pengetahuan ibu hamil yang baik tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan maka dapat mencegah atau mendeteksi dini adanya komplikasi kehamilan. Berdasarkan gambar 1 tentang karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapatkan terbanyak SMA yaitu sebanyak 16 orang (64%) responden. Menurut Notoatmojo (2003) tingkat pendidikan merupakan upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perbedaan perilaku positif yang meningkat.Dalam hal ini ibuhamil yang memiliki tingkat pendidikan SMA dapat dikatakan sudah memiliki pendidikan menengah dimana ibu sudah bisa lebih memahami dan mendapat informasi tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan meskipun hal tersebut tidak diperoleh dalam pendidikan formal tetapi bias diperoleh dengan cara lain misalnya mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan atau bidan, membaca buku tentang kehamilan atau buku KIA. Berdasarkan gambar 2 tentang karakteristik berdasarkan umur didapatkan terbanyak adalah ibu hamil yang berusia antara 25-30 tahun yaitu sebesar 10 orang (40%) responden. Menurut Nursalam (2003) mengungkapkan bahwa semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih dalam berfikir dan bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia 25-30 tahun tersebut proses berfikir seseorang masih baik, sehingga pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan akan benar-benar menjadi pengetahuan yang bermanfaat, namun disisi lain makin muda umur seseorang memang semakin sedikit pengalaman yang didapat tetapi tidak semuanya dapat diproses dalam pikiran dengan baik, sebab pada usia tertentu seseorang mengalami penurunan kemampuan dalam mencerna informasi yang diterima sehingga mempengaruhi pengetahuan seseorang karena semakin muda usia seseorang belum mengalami kematangan. Berdasarkan gambar 3 tentang karateristik berdasarkan pekerjaan, didapatkan data 12 orang(48%) yang memiliki pekerjan sebagai wiraswasta. Menurut Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa keadaan ekonomi yang relative mencukupi akan menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebagai wiraswasta memiliki pendapatan sendiri yang cukup sehingga ibu hamil dapat memperoleh informasi tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan yang lebih maksimal sesuai dengan keinginan ibu, misalnya memilih tempat pemeriksaan kehamilan yang dirasa ibu dapat memuaskan baik dari pelayanan dan konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan selain itu juga bisa didapat dari buku-buku kehamilan yang di beli di toko. Berdasarkan gambar 4 tentang karateristik berdasarkan usia kehamilan terbanyak adalah pada Trimester III (lebih dari 24minggu) yaitu sebanyak 18 orang (72%).Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dipengaruhi oleh usia, lingkungan, pendidikan, agama dan sosial ekonomi. Dalam hal ini faktorfaktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tetapi hal tersebut tidak mutlak tergantung dari individu menerima informasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang usia kehamilannya pada trimester III, hal ini dapat dikarenakan ibu sudah memliki pengetahuan dalam menerima berbagai informasi tentang kunjungan hamil yang diterima pada saat melakukan kunjungan ulang di tempat tenaga kesehatan seperti BPS, Puskesmas, Polindes, Rumah Sakit dan lain sebagainya. Berdasarkan gambar 5 tentang karateristik berdasarkan Paritas terbanyak adalah pada Multigravida (hamil beberapa kali) yaitu sebanyak 14 orang (56%).Menurut Saifudin Azwar (2002) tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap negative terhadap obyek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar pembentuk sikap, pengalaman pribadi haruslah meningkatkan kesan yang kuat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan multigravida memiliki pengalaman tentang kunjungan hamil karena pada kehamilan pertama ibu dimungkinkan sudah berpengalaman untuk melakukan kunjungan hamil secara rutin ditempat tenaga kesehatan seperti BPS, Puskesmas, Polindes, Rumah Sakit dan lain sebagainya. Simpulan dan Saran Pada bab ini akan disajikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran yang sekiranya berguna bagi pihak yang berkepentingan. Simpulan Berdasarkan analisis data dan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb yang terbanyak memiliki tingkat pengetahuan Baik yaitu 19 orang (76%). Saran Saran yang diberikan oleh peneliti berdasarkan kesimpulan adalah sebagai berikut 1 Bagi BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Untuk pihak BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb Sidoarjo hendaknya sebagai bahan masukan untuk tetap mempertahankan pengetahuan pasien tentang pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan lewat pemberian informasi yang telah diberikan di BPS, sehingga pengetahuan pasien yang masih kurang tentang pentingnya kunjungan menjadi baik. 2. Bagi Institusi STIKES William Booth Surabaya Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan tentang Kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan “Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPS Ny. Mien Hendro, Amd. Keb di Desa Bangah Kecamatan GedanganSidoarjo dan dapat mengembangkan informasi khususnya tentang Kunjungan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Baston, Jelen.2009.. Midwifery essentials Antenatal volume 2, EGC : Jennifer Hall Notoatmojo, Soekarno. 2003. Konsep & Dasar Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Istrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. 2003. Konsep Dasar dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Thesis dan penelitian Keperawatan,Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Pantikawati, Ika .2010.Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta : Tuya Medika Setiadi. 2007. Konsep Dasar dan Penelitian Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Schott, Judith. 2002 . Seri Praktik Kebidanan kelas Antenatal Edisi :2. Jakarta : EGC Sullivan, Amanda. 2006. Panduan Pemeriksaan Antenatal. Jakarta: EGC UniversitasSumatraUtara.2012.Usu.Ac.id/bitstrea m/123456789/38487/3/chapter% 20.II.pdf, diakses tanggal 12-03-2013 pukul 14.00 Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI RT 07 RW 04 BANYU URIP WETAN KELURAHAN PUTAT JAYA KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA Lestrina Girsang* PRODI Kebidanan STIKES William Booth Surabaya. ABSTRAK Seks berarti melakukan hubungan lahir batin dalam sebuah ikatan suci berupa pernikahan. Seks bebas merupakan ancaman bagi masa depan remaja. Jadi perbuatan tersebut perlu dihindari, perkembangan seksual yang terjadi sekarang ini jika tidak di perhatikan seksama akan menimbulkan masalah baik bagi remaja itu sendiri maupun keluarga serta lingkungan. Secara teori ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan seks bebas antara lain tekanan yang datang dari teman pergaulannya, pengaruh orang terdekat (pacarnya), rasa penasaran, keluarga/lingkungan dalam keluarga, pelampiasan diri dan adanya kebutuhan badaniah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan utama untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau fenomena dalam menemukan ide baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pada remaja di Wilayah RT07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya. Sampel dalam penelitian dengan jumlah 42 responden, dimana responden yang dipilih remaja. Metode sampling yang digunakan adalah “ Total Sampling“ . Data dikumpulkan dengan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan seks bebas adalah karena faktor kebutuhan badaniah (87%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi Perilaku Seks Bebas Pada Remaja di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya adalah faktor adanya kebutuhan badaniah. Kata Kunci :Seks Bebas, Remaja, Badaniah. Pendahuluan Pada remaja mulai mengenal dengan lawan jenis yang biasa dikenal dengan istilah pacaran. Ada beberapa tingkatan dalam proses pacaran (bercinta), yaitu berkenalan, kencan, pernyataan cinta, saling bercumbu dan membelai, saling berdekapan (Sastriyani, 2006:9). Pada perkembangan zaman yang modern para remaja saat ini cenderung dalam berpacaran melakukan seks bebas. Semua dikatakan melakukan seks bebas apabila mereka melakukan Kissing, Necking, Petting, rabaan pada daerah vital, saling menggesek organ-organ vital, saling menjilat pada daerah yang sensitif, dan berhubungan intim sebelum ada ikatan pernikahan. Seks bebas itu dapat dipengaruh oleh: Tekanan yang datang dari teman pergaulannya, pengaruh orang terdekat (pacarnya), rasa penasaran, keluarga/lingkungan dalam keluarga, pelampiasan diri, adanya kebutuhan badaniah (Torsina,2010). Melihat berbagai fakta saat ini, tidak sedikit para remaja yang terjerumus seks bebas yang disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul. Penelitian di negara Indonesia melaporkan bahwa 20% sampai 60% kehamilan dan persalinan di bawah usia 20 tahun adalah kehamilan dini dan tidak diinginkan. Pernyataan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan bahwa 6 dari 10 wanita yang belum menikah sudah tidak virgin kenyataan ini diperburuk lagi dengan temuan BKKBN bahwa diperkirakan sebesar 750.000 sampai 1.000.000 aborsi ilegal di Indonesia pertahun (Supriatiningsih, 2003). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh BKKBN tahun 2009 remaja yang melakukan hubungan seks pranikah di Surabaya 45%, di Bandung 54%, di Medan 52%, di Jabodetabek 51%, dan Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI). Responden mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan sekual pada usia 14-19 tahun dan 20-24 tahun, itu yang lebih banyak melakukan pada usia 14-19 tahun. Dari hasil pengamatan peneliti yang dilakukan pada Remaja di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Surabaya setiap tahunya ada 1 atau 2 remaja yang hamil diluar nikah. Dorongan seksual pada masa remaja sangat tinggi, ditunjang semakin mudahnya akses internet sehingga banyak remaja yang ingin coba- coba melakukan beberapa aktivitas seksual, agar aktivitas seksual yang masih pantas untuk diketahui remaja agar remaja dapat bersikap bijaksana jika sewaktu-waktu dorongan seks itu datang dengan tiba-tiba, yaitu masturbasi, oral seks, anal seks. Tetapi kadang karena rasa penasaran yang tinggi mereka melakukan mencoba-coba aktivitas seksual itu dengan lawan jenisnya seperti yang terjadi pada remaja RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan ada remja yang hamil diluar nikah. Dan dari beberapa pendapat remaja alasan mereka melakukan seks bebas tersebut adalah mereka beranggapan bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan tentang seks sehingga mereka ingin mempraktekkan dengan lawan jenis. Mereka juga mengikuti gaya berpacaran zaman sekarang. Mereka berpendapat juga tahu cara mengatasi supaya tidak hamil saat melakukan hubungan seksual. Padahal menurut norma dan agama melakukan hubungan seksual di luar pernikahan itu dilarang. Dari segi kesehatan dapat berakibat Aborsi, PMS, serta bertambahnya pengidap virus HIV/AIDS. Dari segi pendidikan dapat berakibat jenjang karirnya tertunda karena harus menjalani cuti akademik. Upaya pencegahan dari dampak seks bebas dari kalangan remaja dapat dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan pembekalan agama untuk memperkuat iman, pemberian informasi tentang seks bebas, mengikuti sertakan remaja dalam hal-hal positif serta selalu mengingatkan bahwa tujuan pacaran adalah hanya sebatas untuk saling mengenal dan tidak lebih. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Data Umum Karakteristik responden berdasarkan umur 40% 12 - 18 tahun 60% 19 - 21 tahun Diagram Pie 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja berdasarkan umur pada tanggal 14 Mei 2013 di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Berdasarkan Diagram Pie 1 tampak sebanyak 17 orang ( 40 % ) respoden berusia 12 – 18 Tahun, 25 orang ( 60 % ) responden berusia 19 – 21 Tahun Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin 0% 40% Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, Pada penelitian ini desain yang digunakan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah Seluruh remaja di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya sebanyak 42 orang. Sampel yang diambil Seluruh remaja di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya sebanyak 42 orang dengan metode sampling menggunakan Total sampling. .Pada penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja. 60% Laki - laki Perempuan Diagram Pie 2 Distribusi frekuensi karakteristik responden dengan faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja berdasarkan Jenis Kelamin pada tanggal 14 Mei 2013 di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Berdasarkan Diagram Pie 4.2 tampak sebanyak 17 orang ( 40 % ) respoden Laki-laki, 25 orang ( 60 % ) responden Perempuan. 2. Data khusus Karakteristik responden berdasarkan faktor faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja. 12% 24% 18% 15% 9% 22% Faktor teman pergaulan Faktor teman dekat (pacarnya) Diagram Pie 3 Distribusi frekuensi karakteristik responden dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja pada tanggal 14 Mei 2013 di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Berdasarkan Diagram Pie 3 tampaksebanyak 22 responden ( 87 % ) dengan Mempengaruhi faktor adanya kebutuhan badaniah, 20 responden ( 13 % ) dengan Tidak mempengaruhi faktor adanya kebutuhan badaniah. Pembahasan 1. Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian mengenai Faktor - faktor yang mempengaruhi Perilaku Seks Beba Pada Remaja di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan, Surabaya. Berdasarkan diagram 3 menunjukkan faktor yang sangat mempengaruhi remaja melakukan seks bebas yaitu faktor adanya kebutuhan badaniah sebanyak 87% .Menurut Torsina, 2010 perkembangan fisik yang pesat pada remaja di picu oleh pengaruh hormonal menimbulkan hasrat dan dorongan seksual seseorang remaja pada lawan jenisnya, ketidak mampuan untuk menahan dorongan seksual di tambah dengan keinginan yang besar untuk mencoba dapat menjerumuskan remaja. Tekanan berupa kebutuhan untuk mencintai dan di cintai, dan kebutuhan rasa aman/nyaman. Masa remaja adalah masa peralihan dimana di masa-masa ini semua hal yang belum pernah tahu menjadi tahu, seperti halnya tentang seks bebas yang dulunya hanya pernah mendengar dan sekarang sudah tahu bahkan sudah melakukan. Mereka bahkan menganggap seks bebas ini kebutuhan badaniah dalam perilaku sehari-harinya. 2. Bila dilihat dari hasil pengumpulan data pada diagram pie 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 25 orang (60 %). Menurut Torsina, 2010 bahwa pria memiliki dorongan seks yang kuat ketika remaja sedangkan wanita memiliki dorongan seks yang kuat ketika usia 30an. Pada wanita akan memiliki dorongan seks yang kuat dikarenakan wanita memiliki banyak titik sensitive. Wanita mempunyai titik sensitive yang banyak jadi bila wanita terkena rangsangan dari luar maka wanita tersebut akan muda terangsang untuk melakukan hubungan seks pada lawan jenisnya yang member rangsangan tersebut. 3. Bila ditinjau dari hasil pengumpulan data pada diagram pie 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak mempunyai kelompok umur antara 1921 tahun dengan jumlah responden 25 orang (60%). Menurut Narendra, 2007 merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis, mulai menyadari akan realitas, sikapnya mulai jelas tentang hidup, mulai Nampak bakat dan minatnya. Pada usia remaja sebagai individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, jiwanya dan pada keadaan apa punya bahkan ekonominya tergantung kemandiriannya. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisa data dan penelitian yang telah dilakukan, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang perilaku seks bebas di RT 07 RW 04 Banyu Urip Wetan Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan Surabaya, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang dominan yang mempengaruhi perilaku seks bebas yakni factor adanya kebutuhan badaniah yaitu sebanyak 22 responden (87 %). Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan kesimpulan diatas adalah Diharapkan hasil penelitian bias dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan kesehatan dengan berkoordinasi dengan petugas kesehatan tentang bahaya perilaku seks bebas. Mengaktifkan kegiatan yang positif untuk mengimbangi keinginan remaja untuk menyalurkan suatu hal yang positif dan sebagai acuan dalam pembuatan asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dan dapat mengembangkan informasi khususnya tentang perilaku seks bebas. DAFTAR PUSTAKA Aziz Alimul Hidayat, 2007, Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta (Ensiklopediabebasberbahasa (2011), Budaya.www.Wikipedia.Co.Id.(download :3 November 20011)).(www.Ilmusekspg.com) diakses 22 februari 2013 (Ensiklopedia bebas berbahasa (2011), Pengetahuan .www. Wikipedia. Co.Id.(download:3 November 2011)). Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ___________________ 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nuranna, Laila. 2004. Wanita Kenali Dengan Organ Reproduksimu, (online), http://www.bkkbn.go.id, diakses 10 Februari 2013. Nursalam. 2003. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV SagungSeto. ________.2008. Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta :Salemba Medika. Sastroasmoro. 2001. Pengantar Kesehatan Wanita.Jakarta :Salemba Medika. Lilly H. Setiono.(2002). Beberapa Permasalahan Remaja.www.psikologi.com Paulus Subiyanto. (2005). Smart Seks. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hamzah, Nina. 2012. Dampak Dari Pergaulan. http://ninahamzah.wordpress.com Rauf, Abdul. 2008. Dampak Pergaulan Bebas Bagi Remaja. http://karyaabdulrauf.blogspot.com Wahw33d. 2010. Seks Bebas Dikalangan Remaja. http://wahw33d.blogspot.com Widyastuti Yani, Anita Rahmawati, Yuliasti Eka, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya