Hal 1 PT HD Capital Tbk DEFINISI BAE : Berarti Biro Administrasi Efek, yaitu pihak yang melaksanakan administrasi saham yang ditunjuk oleh Perseroan, yang dalam hal ini adalah PT Ficomindo Buana Registrar. Bapepam-LK :Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan liabilitasnya dari PMK No. 184/PMK.01.2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan tanggal 11 Oktober 2011 (sekarang bernama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana didefinisikan pada bagian Definisi ini). BEI :Berarti PT Bursa Efek Indonesia yang berkedudukan di Jakarta Selatan dan merupakan bursa efek dimana sahamsaham Perseroan dicatatkan, sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UUPM. Benturan Kepentingan :Berarti perbedaan antara kepentingan ekonomis Perseroan dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan Perseroan. DPS :Berarti singkatan dari Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Entitas Anak : Berarti PT Hasta Dana Sekuritas Indonesia Keterbukaan Informasi : Berarti Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Transaksi Material yang akan dilakukan oleh Perseroan. KSEI : Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta yang merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di Pasar Modal Indonesia. Laporan Keuangan :Berarti Laporan Keuangan Audit Perseroan per tanggal 31 Desember 2015. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK :Berarti Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan lembaga independen penerus Bapepam-LK, dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Pemegang Saham : Berarti pemegang saham PT HD Capital Tbk. Peraturan No.IX.E.1 : Berarti Peraturan Bapepam – LK tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam – LK No. Kep-412/BL/2009, tanggal 25 November 2009. Peraturan No. IX.E.2 : Berarti Peraturan Bapepam – LK tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Ketua Bapepam – LK No. Kep-614/BL/2011, tanggal 28 November 2011. Peraturan OJK No. 32:Berarti Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, tanggal 8 Desember 2014. Perseroan : Berarti PT HD Capital Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia. Penyertaan Saham :Berarti penyertaan saham Perseroan dalam Entitas Anak sejumlah 49.500 (empat puluh sembilan ribu lima ratus) saham atau setara dengan 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Entitas Anak. Rp : Berarti Rupiah, yaitu mata uang yang berlaku di Negara Republik Indonesia. RUPSLB :Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Juni 2016. Transaksi :Berarti rencana Perseroan untuk melakukan transaksi penjualan Penyertaan Saham Perseroan dalam Entitas Anak yang merupakan Transaksi Material sebagaimana dimaksud Peraturan No. IX.E.2. Transaksi Afiliasi : Berarti transaksi yang dilakukan oleh Perseroan atau Perusahaan Terkendali yang merupakan Perusahaan dengan Afiliasi dari Perseroan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau Pemegang Saham Perseroan, sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.1. Transaksi Material : Berarti setiap transaksi yang berupa: a. Penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau kegiatan usaha tertentu; b.Pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar asset atau segmen usaha; c. Sewa menyewa aset; d.Pinjam meminjam dana; e.Menjaminkan aset; dan/atau f. Memberikan jaminan perusahaan; dan dengan nilai 20% (dua puluh persen) atau lebih dari ekuitas Perseroan, yang dilakukan dalam satu kali atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu. UUPM : Berarti Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, yang diterbitkan dalam Lembaran Negara No. 64 tahun 1995, Tambahan No. 3608. I. PENDAHULUAN Keterbukaan Informasi ini disampaikan kepada para Pemegang Saham Perseroan berkaitan dengan rencana Perseroan untuk melakukan transaksi penjualan Penyertaan Saham Perseroan dalam Entitas Anak. Mengingat Perseroan merupakan perusahaan publik dan rencana Transaksi yang akan dilakukan Perseroan memenuhi unsur-unsur dalam ketentuan Bapepam-LK yaitu Peraturan No. IX.E.2, dimana Transaksi bernilai melebihi 50% (lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan; Dan oleh karenanya, Transaksi harus terlebih dahulu disetujui oleh Pemegang Saham Perseroan atau para wakilnya yang telah diberikan wewenang untuk dapat mewakili Pemegang Saham dalam RUPSLB. Dalam rangka memberikan informasi yang lebih lengkap kepada para Pemegang Saham Perseroan mengenai Transaksi yang akan dilakukan oleh Perseroan, maka sesuai dengan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Peraturan No. IX.E.2, Perseroan menyampaikan Keterbukaan Informasi ini. II. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI A. PENJELASAN, ALASAN DAN PERTIMBANGAN MENGENAI TRANSAKSI Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perusahaan efek, yang telah memperoleh izin usaha untuk menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara pedagang efek dari Badan Pengawas Pasar Modal pada tahun 1992 melalui Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-187/PM/1992 tanggal 10 April 1992 dan izin usaha untuk menjalankan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek dari Badan Pengawas Pasar Modal pada tahun 1995 melalui Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-23/PM/1995 tanggal 1 September 1995. Dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai perusahaan efek, Perseroan melihat bahwa bisnis perusahaan efek membutuhkan modal yang besar, dimana terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi Perseroan dan Entitas Anak dalam memperoleh pembiayaan modal. Keterbatasan-keterbatasan tersebut termasuk di antaranya adalah sebagai berikut: - Perseroan dan/atau Entitas Anak hanya dapat memperoleh kredit dari pihak perbankan dengan jumlah yang sangat terbatas mengingat berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 24/32/KEP/DIR dan No. 24/1/UKU masing-masing tertanggal 12 Agustus 1991 mengatur bahwa Perusahaan Efek hanya dapat memperoleh kredit dari bank dengan jumlah maksimum 25% (dua puluh lima persen) dari modal setor dalam Perseroan dan/atau Entitas Anak; - Dilihat dari segi pembiayaan ekuitas, Perseroan tidak memiliki keyakinan bahwa investor akan melakukan investasi lebih di Perseroan dan/atau Entitas Anak mengingat perkembangan industri yang kurang mendukung. Selain itu, Perseroan juga berpendapat bahwa kompetisi di industri perusahaan efek semakin ketat, dimana semakin banyak kompetitor Perseroan dan/atau Entitas Anak yang memiliki modal yang memadai yang diperoleh dari investor asing. Di lain pihak, Perseroan melihat bahwa terdapat kesempatan yang baik di industri properti, dimana industri properti dapat memberikan hasil yang lebih baik kepada investor, pemegang saham, dan/atau pemangku kepentingan Perseroan lainnya. Dengan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Perseroan berencana untuk lebih fokus pada kegiatan usaha di bidang properti dan Perseroan berencana untuk melakukan perubahan kegiatan usaha utama dari sebelumnya bergerak sebagai perusahaan efek menjadi bergerak di bidang investasi di bidang properti dan penasihat keuangan. Lebih lanjut, terkait rencana perubahan kegiatan usaha utama Perseroan sebagaimana disebutkan di atas, Perseroan telah menandatangani Nota Kesepahaman Penggabungan Usaha dengan PT Sugih Bara Selaras tertanggal 20 Mei 2015 (“Nota Kesepahaman I”) dan Nota Kesepahaman Penggabungan Usaha dengan PT Tuah Guenong Halimon tertanggal 20 Mei 2015 (“Nota Kesepahaman II”). Ringkasan dari Nota Kesepahaman I dan Nota Kesepahaman II diuraikan pada Bab VII Keterbukaan Informasi ini. B. OBJEK TRANSAKSI Objek Transaksi adalah 49.500 (empat puluh sembilan ribu lima ratus) Saham Entitas Anak atau setara dengan 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Entitas Anak. C. NILAI TRANSAKSI Perseroan telah menandatangani Conditional Shares Sale and Purchase tertanggal 28 Desember 2015 dengan KGI Capital Asia Limited selaku calon pembeli (“CSPA”). Berdasarkan CSPA, nilai Transaksi adalah Nilai Aset Bersih Entitas Anak ditambahkan dengan Premium sebesar Rp 32.175.000.000,- (tiga puluh dua miliar seratus tujuh puluh lima juta Rupiah). D. KETERANGAN TENTANG PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI 1. Pihak Penjual PT HD Capital Tbk (“Perseroan”) Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26 Jakarta Selatan, 12920 Telp: (62-21) 2506337 Fax : (62-21) 2506351 Email : [email protected] Riwayat Singkat PT HD Capital Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Harumdana Sekuritas berdasarkan Akta Notaris No. 24 tanggal 10 Februari 1989 yang dibuat di hadapan Soebagjo Ronoatmodjo, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-3711.HT.01.01.Th.89 tanggal 24 April 1989 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 5 Desember 1989, Tambahan No. 3363/1989. Akta pendirian tersebut telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Jakarta Timur pada tanggal 2 November 1989 dengan Surat No. 183/Leg/1989. Perubahan nama Perseroan menjadi PT HD Capital Tbk berdasarkan Akta Notaris No. 12 tanggal 26 Desember 2007 yang dibuat di hadapan Leolin Jayayanti, SH., Notaris di Jakarta. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-06604. AH.01.02.2008 tanggal 11 Februari 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal 26 Februari 2008, Tambahan No. 2198/2008. Berdasarkan akta Notaris yang dibuat dihadapan Leolin Jayayanti, S.H., Notaris di Jakarta, No. 6 tanggal 7 Agustus 2008 sehubungan peningkatan modal dasar Perseroan dan perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tentang PokokPokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Akta Notaris tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-76062. AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 21 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 27 tanggal 3 April 2009, Tambahan No. 9438/2009. Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 49 tanggal 14 Juli 2015, yang dibuat dihadapan Leolin Jayayanti, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan antara lain sehubungan perubahan susunan Dewan Komisaris Perseroan, persetujuan atas peralihan seluruh aset dan liabilitas Perseroan kepada Entitas Anak yaitu PT Hasta Dana Sekuritas Indonesia (HDSI), persetujuan atas peralihan seluruh saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dimiliki oleh Perseroan ke Entitas Anak, persetujuan atas pengembalian ijin Perusahaan Efek Perseroan kepada OJK dan pertukaran keanggotaan Perseroan di BEI kepada Entitas Anak, dan persetujuan atas perubahan anggaran dasar Perseroan yang disesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32. Akta Notaris tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-AH.01.03. 0956651 dan No. AHU-AH.01.03.0956652 tanggal 13 Agustus 2015. Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan meliputi jasa perantara perdagangan efek, penjamin emisi efek, manajer investasi dan penasehat investasi. Perseroan telah memperoleh ijin usaha sebagai perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (“Bapepam”) masing-masing berdasarkan surat No. Kep-187/PM/1992 tanggal 10 April 1992 dan No. Kep-23/PM/1995 tanggal 1 September 1995. Perseroan beroperasi secara komersil pada tanggal 14 Juni 1989. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Sona Topas Tower Lt. 11, Jl. Jend Sudirman Kav. 26, Jakarta Selatan 12920. Hal 1 PT HD Capital Tbk KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN PERATURAN BAPEPAM-LK NO.IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI PENTING UNTUK DIBACA DAN DIPERHATIKAN OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN MENGENAI TRANSAKSI MATERIAL. KETERBUKAAN INI DAN INFORMASI YANG TERCANTUM DIDALAMNYA TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN UMUM ATAU ANJURAN UNTUK MEMBELI, BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG ATAS EFEK PERSEROAN. PT HD Capital Tbk Kegiatan Usaha Utama: Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia KANTOR PUSAT Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26 Jakarta Selatan, 12920 Telp: (62-21) 2506337 Fax : (62-21) 2506351 Email : [email protected] Website : www.hdx.co.id INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI MENGENAI RENCANA TRANSAKSI PENJUALAN 49.500 (EMPAT PULUH SEMBILAN RIBU LIMA RATUS) SAHAM ENTITAS ANAK, YAITU PT HASTA DANA SEKURITAS INDONESIA, MILIK PT HD CAPITAL TBK. (‘PERSEROAN”). TRANSAKSI INI MERUPAKAN TRANSAKSI MATERIAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA, DIMANA NILAI TRANSAKSI PENJUALAN TERSEBUT MELEBIHI 50% (LIMA PULUH PERSEN) DARI EKUITAS PERSEROAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN AUDIT KONSOLIDASIAN PERSEROAN PER TANGGAL 31 DESEMBER 2015; DAN OLEH KARENANYA, TRANSAKSI HARUS TERLEBIH DAHULU DISETUJUI OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN ATAU PARA WAKILNYA YANG TELAH DIBERIKAN WEWENANG UNTUK DAPAT MEWAKILI PEMEGANG SAHAM DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA. DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN BAIK BERSAMA SAMA MAUPUN SENDIRI-SENDIRI, BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEBENARAN INFORMASI DALAM PENGUMUMAN KETERBUKAAN INFORMASI INI DAN MENEGASKAN BAHWA SETELAH MELAKUKAN PEMERIKSAAN YANG WAJAR DAN SEPANJANG PENGETAHUAN SERTA KEYAKINAN MEREKA TIDAK TERDAPAT FAKTA PENTING LAINNYA YANG TELAH DIABAIKAN SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI DALAM PENGUMUMAN INI MENJADI TIDAK BENAR ATAU MENYESATKAN. Keterbukaan Informasi ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 2016 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi saat ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Miming Irawan Jusup Komisaris Independen : Basa Sidabutar Direksi Direktur Utama: Antony Direktur: Anong Wicaksono Struktur Permodalan Susunan Pemegang Saham Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal Rp 100,Persentase Jumlah Saham Jumlah Nominal Kepemilikan (lembar saham) (Rupiah) (%) 8.480.000.000 848.000.000.000 Modal Dasar Modal ditempatkan dan disetor penuh: − PT Maxima Financindo 717.200.000 71.720.000.000 33,83% − Dana Pensiun Karyawan Bank Panin 202.800.000 20.280.000.000 9,57% − PT Maxima Investindo Utama 200.000.000 20.000.000.000 9,43% − Masyarakat 1.000.000.000 100.000.000.000 47,17% Total modal ditempatkan dan disetor 2.120.000.000 212.000.000.000 100,00% penuh Saham dalam portepel 6.360.000.000 636.000.000.000 Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, adalah sebagai berikut : Laporan Posisi Keuangan (Dalam Jutaan Rupiah) 31 Desember Keterangan 2015 2014 Total Aset 292.891 203.933 Total Liabilitas 128.014 37.740 Total Ekuitas 164.876 166.193 Total Liabilitas dan Ekuitas 292.891 203.933 Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) 31 Desember Keterangan 2015 2014 Pendapatan Usaha 14.511 27.720 Beban Usaha 19.578 14.290 (Rugi) Laba dari Usaha (5.067) 13.430 Rugi Sebelum Pajak Penghasilan (1.625) (493) Rugi Tahun Berjalan (1.906) (2.095) 2. Pihak Pembeli KGI Capital Asia Limited (“KGICA”) 41/F, Central Plaza, 18 Harbour Road Wanchai, Hong Kong Telp: (+852) 28786888 Fax : (+852) 28786800 Website : www.kgieworld.com Riwayat Singkat KGICA didirikan dengan nama Sinpac Securities (Hong Kong) Co., Limited di Hong Kong pada tanggal 23 Juni 1993. Kegiatan usaha utama KGICA bergerak dalam jasa penasihat keuangan, broker sekuritas dan penjamin pelaksana emisi efek di Hong Kong dan jual beli saham manca negara. Kantor Pusat Pihak Pembeli terletak di 41/F, Central Plaza, 18 Harbour Road, Wanchai, Hong Kong. Susunan Direksi Direktur : Huang Pi-Lin Direktur : Wong Hoe Choon Reddy Direktur : Kwong Man Bun Direktur : Kwan Lai On Warren Direktur : Lee Siu Lun Direktur : Wong Chak Wai Direktur : Kwan Ringo Cheuk Kai E. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ENTITAS ANAK PERSEROAN Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, adalah sebagai berikut : Laporan Posisi Keuangan (Dalam Jutaan Rupiah) Keterangan 31 Desember 2015 Total Aset 147.249 Total Liabilitas 96.255 Total Ekuitas 50.994 Total Liabilitas dan Ekuitas 147.249 Laba Rugi (Dalam Jutaan Rupiah) KETERANGAN 31 Desember 2015 Pendapatan Usaha 2.463 Beban Usaha 4.005 Laba (Rugi) Usaha (1.542) Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan 398 Laba (Rugi) Tahun Berjalan 982 F. TRANSAKSI BUKAN MERUPAKAN TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN Perseroan dengan ini menyatakan bahwa Transaksi yang akan dilakukan oleh Perseroan tidak merupakan transaksi Benturan Kepentingan dan/atau transaksi afiliasi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1. III. DAMPAK ATAS DILAKUKANNYA TRANSAKSI TERHADAP KONDISI KEUANGAN PERSEROAN Proforma Ringkasan Posisi Keuangan Perseroan semata-mata disusun untuk mencerminkan dampak keuangan material atas informasi Laporan Keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2015 yang telah direviu oleh KAP Arman Hendiyanto dan Rekan pada tanggal 23 Mei 2016. Kewajaran Ringkasan Proforma Posisi Keuangan Perseroan sangat tergantung pada asumsi dan estimasi. Hasil yang sebenarnya mungkin dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. Berikut adalah Ringkasan Proforma Posisi Keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2015 yang telah direviu oleh KAP Arman Hendiyanto dan Rekan: Laporan Posisi Keuangan (Dalam Jutaan Rupiah) Historis Proforma 31 Desember 2015* 31 Desember 2015 Total Aset 292.891 229.140 Total Liabilitas 128.014 39.042 Total Ekuitas 164.876 190.098 Total Liabilitas dan Ekuitas 292.891 229.140 * Berdasarkan laporan keuangan audit konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akutan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Proforma Posisi Keuangan Perseroan menunjukkan: • Secara keseluruhan proforma aset Perseroan mengalami penurunan sebesar 21,77%. • Secara keseluruhan proforma liabilitas Perseroan mengalami penurunan sebesar 69,50%. • Proforma ekuitas mengalami peningkatan 15,30% dengan adanya penyesuaian penambahan sebesar Rp. 25.221.282.000,Berikut adalah Ringkasan Proforma Laba Rugi Perseroan per tanggal 31 Desember 2015: Laba Rugi ( Dalam Jutaan Rupiah) Historis Proforma KETERANGAN 31 Desember 2015* 31 Desember 2015 Pendapatan Usaha 14.511 12.048 Beban Usaha 19.578 15.573 Laba (Rugi) Usaha (5.067) (3.525) Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan (1.625) 31.136 Laba (Rugi) Tahun Berjalan (1.906) 23.827 Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan (1.817) 23.905 * Berdasarkan laporan keuangan audit konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akutan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Proforma Laba Rugi Perseroan menunjukkan: • Proforma pendapatan usaha mengalami penurunan 16,97% dengan adanya penyesuaian pengurangan sebesar Rp. 2.462.819.000,-. • Proforma beban usaha mengalami penurunan 20,46% dengan adanya penyesuaian pengurangan sebesar Rp. 4.005.278.000,-. • Proforma laba (rugi) sebelum pajak penghasilan mengalami peningkatan sebesar 2015,77% yang utamanya disebabkan oleh pendapatan lain-lain berupa keuntungan penjualan anak perusahaan sebesar Rp.32.186.674.000,-. • Proforma laba (rugi) tahun berjalan mengalami peningkatan sebesar 1350,39% dengan adanya penyesuaian penambahan sebesar Rp. 25.733.074.000,-. KETERANGAN IV. RINGKASAN LAPORAN PENILAI INDEPENDEN Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (“KJPP”) Iskandar dan Rekan selanjutnya disebut “Penilai” sebagai penilai independen untuk memberikan pendapat kewajaran atas Transaksi. Penilai independen menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal. Berikut adalah ringkasan Laporan Pendapat Kewajaran Rencana Transaksi Penjualan Saham Milik Perseroan di PT Hasta Dana Sekuritas Indonesia (HDSI) Kepada KGI Capital Asia Limited (KGICA) dengan No. 031.2/IDR/BFO/V/2016: Pihak-Pihak Yang Bertransaksi Pihak-pihak yang bertransaksi adalah Perseroan dan KGICA, dimana Perseroan selaku penjual dan KGICA selaku pembeli. Obyek Penilaian Obyek penilaian adalah rencana transaksi penjualan saham Perseroan di HDSI kepada KGICA. Berdasarkan Conditional Sale And Purchase Agreement (CSPA) antara Perseroan dan KGICA tanggal 28 Desember 2015 jumlah saham yang akan dijual adalah sebanyak 49.500 saham atau 99% saham dalam HDSI dengan harga transaksi yang telah disepakati, yaitu 99% Nilai Aset Bersih (NAB) HDSI (yang telah diaudit) ditambahkan dengan Premium sebesar Rp 32.175.000.000,-. Maksud dan Tujuan Penilaian Maksud penilaian adalah memberikan pendapat kewajaran atas rencana transaksi untuk tujuan pelaksanaan rencana transaksi. Asumsi dan Kondisi Pembatas • Pendapat Kewajaran disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah pada tanggal Pendapat ini dikeluarkan. Penilaian Kewajaran ini hanya dilakukan terhadap Rencana Transaksi seperti yang diuraikan di atas. • Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan prinsip integritas informasi dan data. Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, Penilai melandaskan dan berdasarkan pada informasi dan data sebagaimana diberikan manajemen Perseroan yang mana berdasarkan hakekat kewajaran adalah benar, lengkap, dapat diandalkan, serta tidak menyesatkan. Penilai tidak melakukan audit ataupun uji kepatuhan secara mendetail atas penjelasan maupun data-data yang diberikan oleh manajemen Perseroan, baik lisan maupun tulisan, dan dengan demikian Penilai tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung-jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan dari informasi atau penjelasan tersebut. • Sebagai dasar bagi Penilai untuk melakukan analisis dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, Penilai menggunakan data-data sebagaimana tercantum pada Sumber Data pada laporan pendapat kewajaran sebagai bahan pertimbangan. • Penilai juga berpegang kepada surat pernyataan manajemen Perseroan (management representation letter) atas penugasan Penilai untuk mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran, bahwa mereka telah menyampaikan seluruh informasi penting dan relevan berkenaan dengan Rencana Transaksi dan sepanjang pengetahuan manajemen Perseroan tidak ada faktor material yang belum diungkapkan dan dapat menyesatkan. • Mengingat bahwa adanya kemungkinan terjadinya perbedaan waktu dari tanggal laporan ini dengan pelaksanaan Rencana Transaksi, maka kesimpulan di atas berlaku bila tidak ada perubahan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai dari Rencana Transaksi. Perubahan tersebut termasuk perubahan baik secara internal pada masing-masing perusahaan maupun secara eksternal meliputi: kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan pemerintah Indonesia setelah tanggal laporan ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal laporan ini dikeluarkan terjadi perubahan tersebut di atas, maka pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi ini mungkin berbeda. Pendekatan dan Metode Pendapat kewajaran diberikan setelah dilakukan analisis atas : - Nilai dari obyek yang ditransaksikan. - Dampak keuangan dari rencana transaksi terhadap kepentingan perusahaan dan pemegang saham. - Pertimbangan bisnis dari manajemen terkait dengan rencana transaksi terhadap kepentingan pemegang saham. Dalam melakukan analisis tersebut diatas, maka dilakukan analisis sebagai berikut : a. Analisis transaksi. b. Analisis kualitatif atas rencana transaksi. c. Analisis kuantitatif atas rencana transaksi. d. Analisis kewajaran nilai transaksi. Kesimpulan A. Analisis Transaksi 1. Materialitas nilai transaksi. Nilai transaksi adalah Rp. 82.658.820.817,-, sedangkan jumlah ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan audited per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 164.876.398 ribu, dengan demikian materialitas transaksi 50,13% dari ekuitas Perseroan. Dengan jumlah nilai Transaksi sebesar 50,13% dari jumlah ekuitas Perseroan makaTransaksi tersebut merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan No. IX.E.2. 2. Hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi. Hubungan pihak-pihak yang bertransaksi adalah antara Perseroan dengan KGICA tidak terdapat hubungan dalam kepemilikan saham dan kepengurusan sehingga rencana transaksi bukan termasuk Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.E.1. 3. Analisis perjanjian dan persyaratan yang telah disepakati. Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat antara Perseroan dan KGICA telah sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian Penilai berpendapat bahwa transaksi tersebut adalah wajar bagi Perseroan. 4. Analisis manfaat dan risiko dari transaksi. Manfaat transaksi adalah sebagai berikut : • Dana yang diterima dari penjualan saham dapat digunakan untuk berbagai alternatif pengembangan usaha lainnya yang lebih menguntungkan bagi Perseroan. • Mengurangi risiko likuiditas dan solvabilitas Perseroan. Risiko transaksi adalah sebagai berikut : • Hilangnya prospek pendapatan dari HDSI. • Tidak dapat membuka usaha baru atau menjalankan usaha yang berpotensi menjadi kompetitor HDSI selama 5 tahun. • Kehilangan personil kunci yang dapat menjalankan kegiatan usaha perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek yang telah cukup lama dijalankan Perseroan selama ini, sehingga Perseroan berpotensi tidak akan dapat menjalankan bisnis tersebut dimasa mendatang. B. Analisis Kualitatif 1. Analisis industri dan lingkungan. Di Indonesia, kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai pada abad ke19. Perkembangan transaksi efek meningkat namun belum adanya bursa resmi hingga akhirnya pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse Effectenbueurs, bursa efek di Amsterdam mendirikan cabang di Batavia. Bursa ini memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi pemerintah, sertifikat perusahaan Amerika, dan efek Belanda lainnya. Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam yaitu mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). UU No. 23 Tahun 1999 dan kemudian disempurnakan melalui UU No. 3 Tahun 2004 yang mengamanatkan fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2004, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010 sebagai lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyarakat. 2. Analisis operasional dan prospek perusahaan. Kondisi pasar modal di Indonesia tahun 2015 tidak terlepas dari perlambatan perekonomian, baik di tingkat global dan domestik. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date tahun 2015 (2 Januari hingga 7 Agustus) mengalami penurunan hingga -9,01% atau di level 4.770,30. Dalam lima tahun terakhir IHSG di Indonesia masih relatif lebih baik dibanding perkembangan indeks di beberapa bursa global. Pasar Modal Indoensia masih lebih baik dari Australia (ASX), Malaysia (KLCI), Singapura (STI), dan lainnya yang dimana angka pertumbuhan IHSG negara-negara tersebut masih di bawah IHSG Indonesia dalam lima tahun ini. Kinerja pasar saham di Bursa Efek Indonesia hingga akhir tahun 2016 diperkirakan akan bertumbuh 15 persen – 18 persen atau ke level 5.400 – 5.500. Dengan catatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.700 pada akhir tahun 2015. Proyeksi ini mengasumsikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2%-5,4% dan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) berada di level 7 persen. Selain itu posisi inflasi juga diharapkan stabil. 3. Alasan dilakukannya transaksi. Alasan dilakukannya transaksi antara lain adalah : • Keterbatasan yang dihadapi Perseroan dalam memperoleh pembiayaan modal. • Kompetisi di industri perusahaan efek semakin ketat. • Perseroan berpeluang memperoleh alternatif pengembangan usaha lainnya yang lebih menguntungkan. • Mengurangi risiko likuiditas dan solvabilitas Perseroan. 4. Keuntungan dan kerugian yang bersifat kualitatif. Keuntungan Perseroan yang bersifat kualitatif adalah berpeluang untuk memperoleh berbagai alternatif pengembangan usaha lain yang lebih menguntungkan dalam pengembangan usahanya, yang jika usaha lain tersebut berkembang Perseroan akan lebih dikenal masyarakat. Kerugian Perseroan yang bersifat kualitatif atas transaksi yang dilakukan adalah hilangnya nama Perseroan sebagai perusahaan yang telah dikenal masyarakat didalam jasa perantara perdagangan efek dan penjamin emisi efek. C. Analisis Kuantitatif 1. Penilaian Atas Potensi Pendapatan, Aset, Kewajiban Dan Kondisi Keuangan Dengan dilakukannya transaksi, maka potensi pendapatan Perseroan dari HDSI akan hilang dan akan digantikan dari alternatif pengembangan usaha lain yang akan dibangun Perseroan dari dana hasil penjualan HDSI. Aset dan kewajiban Perseroan juga akan berkurang sebesar aset dan kewajiban HDSI. Kondisi keuangan Perseroan dengan dilakukan transaksi akan meningkatkan likuiditas dan solvabilitas Perseroan. 1.1. Penilaian kinerja historis dan Rasio Keuangan. Profitabilitas Perseroan selama dalam periode tahun 2011–2015 berfluktuasi cenderung menurun yang ditunjukkan oleh EBITDA margin, EBIT margin, EBT margin dan EAT margin dengan rata-rata masing-masing sebesar 21,38%, 19,37%, 17,66% dan 13,30%. Pada tahun 2015 masingmasing tercatat -31,49%, -34,92%, -11,20% dan -13,13%. Kondisi likuiditas Perusahaan dalam periode tahun 2011 – 2015 berfluktuasi yang ditunjukkan oleh current ratio yang besarnya berkisar 179,37%504,34% dengan rata-rata 263,01%, pada tahun 2015 sebesar 215,06%. Dengan angka rasio tersebut, kondisi likuiditas Perseroan baik. Solvabilitas Perseroan dalam periode tahun 2011 – 2015 ditunjukkan oleh debt to equity ratio dan debt to aset ratio cenderung meningkat masing-masing berkisar 22,71% - 113,43% dan 18,51% - 53,15% dengan rata-rata masing-masing 78,33% dan 41,68%, pada tahun 2015 masingmasing sebesar 77,64% dan 43,71%.Dengan angka rasio tersebut, kondisi solvabilitas Perseroan cukup. Rasio pendapatan usaha terhadap total aset dalam tahun 2011-2015 cenderung menurun dari 0,08x pada tahun 2011 menjadi 0,05x pada tahun 2015 atau selama periode tersebut rata-rata 0,08x. Rasio pendapatan usaha terhadap piutang usaha dalam tahun 2011-2015 cenderung menurun dari 0,21x pada tahun 2011 menjadi 0,16x pada tahun 2015 atau selama periode tersebut rata-rata 0,40x. Rasio pendapatan usaha terhadap utang usaha dalam tahun 2011-2015 cenderung menurun dari 0,29x pada tahun 2011 menjadi 0,17x pada tahun 2015 atau selama periode tersebut rata-rata 0,80x. 1.2.Penilaian arus kas. Dalam tahun 2011 - 2015, arus kas dari aktivitas operasi berfluktuasi meningkat, pada tahun 2014 - 2015 meningkat dari Rp. 1.985.494 ribu menjadi Rp. 21.628.890 ribu, utamanya disebabkan penerimaan nasabah sebesar Rp. 26.665.776 ribu. Arus kas dari aktivitas investasi pada tahun 2015 sebesar Rp. 991.337 ribu utamanya disebabkan oleh pembelian aset tetap sebesar Rp. 1.185.963 ribu. Arus kas dari aktivitas pendanaan pada tahun 2015 sebesar Rp. 10.807.266 ribu utamanya disebabkan Penerimaan pinjaman bank sebesar Rp. 30.807.266 ribu. Dengan demikian kas dan setara kas pada tahun 2015 adalah Rp. 33.427.493 ribu, sehingga saldo kas setara kas pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 50.158.718 ribu dibanding pada tahun 2014 sebesar Rp. 16.731.226 ribu. 1.3.Penilaian atas proyeksi keuangan. Penilai telah menerima proyeksi keuangan tanpa dan dengan dilakukannya transaksi, selain itu Penilai menerima proyeksi keuangan HDSI dari manajemen. Proyeksi keuangan tersebut Penilai sesuaikan agar mencerminkan kewajaran proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen dengan kemampuan pencapaiannya. Berdasarkan hasil proyeksi keuangan, dengan dilakukannya transaksi profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas Perseroan akan semakin meningkat. 1.4. Analisis laporan keuangan sebelum transaksi dan proforma laporan keuangan setelah transaksi. Berdasarkan analisis laporan keuangan sebelum transaksi dan proforma laporan keuangan setelah transaksi dapat disimpulkandengan dilakukannya transaksi kondisi likuiditas dan solvabilitas serta kondisi profitabilitas Perseroan akan meningkat. 2. Analisis Inkremental 2.1.Konstribusi Nilai Tambah Berdasarkan hasil analisis konstribusi nilai tambah dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya transaksi penjualan saham HDSI terdapat potensi peningkatan konstribusi nilai sebesar Rp. 5.288.019 ribu setiap tahun. Dengan demikian Rencana Transaksi adalah wajar bagi Perseroan, dimana memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan. 2.2.Biaya dan pendapatan yang relevan. Dengan dilakukannya transaksi, Perseroan akan kehilangan pendapatan dan biaya yang berasal dari konsolidasi pendapatan dan biaya HDSI. 2.3.Informasi non keuangan yang relevan. Informasi non keuangan yang relevan adalah Perseroan akan dapat berpeluang memperoleh alternatif pengembangan usaha lainnya yang lebih menguntungkan sehingga lebih dikenal masyarakat sebagai perusahaan yang berkembang. 2.4.Prosedur pengambilan keputusan oleh Perseroan. Prosedur pengambilan keputusan oleh Perseroan dalam menentukan transaksi dan nilai transaksi dengan memperhatikan alternatif lain adalah dilakukan oleh Direksi dengan persetujuan Komisaris Perseroan. Dengan dilakukannya Transaksi, Perseroan memiliki peluang memperoleh alternatif pengembangan usaha lainnya yang lebih menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja Perseroan. Prosedur pengambilan keputusan oleh manajemen dalam menentukan transaksi dan nilai transaksi mudah dan transparan, dengan persyaratan yang wajar dan terbuka serta dapat dipenuhi Perseroan dan transaksi dapat dilakukan dengan kondisi free and clear. D. Analisis kewajaran nilai transaksi 1. Nilai Transaksi Nilai transaksi penjualan 99% saham atau sebanyak 49.500 saham milik Perseroan di HDSI berdasarkan CSPA antara Perseroan dan KGICA tanggal 28 Desember 2015 adalah 99% Nilai Aset Bersih (NAB) HDSI yang telah diaudit ditambahkan dengan Premium sebesar Rp. 32.175.000.000,- (Harga Pembelian Final). NAB yang telah diaudit berdasarkan laporan keuangan HDSI (audited) per 31 Desember 2015 tercatat Rp. 50.993.758.401,- atau untuk 99% adalah Rp. 50.483.820.817,-. Dengan demikian harga pembelian final yang merupakan nilai transaksi dari jual beli saham tersebut adalah Rp. 82.658.820.817,-. 2. Hasil Penilaian Obyek Transaksi NAB dari HDSI berdasarkan laporan keuangan (audited). Berdasarkan Laporan Penilaian Nilai Aset Bersih (NAB) PT Hasta Dana Sekuritas Indonesia No. 031.1/IDR/BS/V/2016 tanggal 23 Mei 2016 yang diterbitkan oleh KJPP Iskandar dan Rekan, menyatakan bahwa Nilai Aset Bersih HDSI per 31 Desember 2015 adalah Rp. 51.369.141.163,- atau dengan porsi 99% adalah sebesar Rp. 50.855.449.751,-. Berdasarkan hasil perhitungan, Nilai Wajar Premi adalah Rp. 30.658.000 ribu atau dengan porsi 99% adalah Rp. 30.351.420 ribu. Dengan demikian berdasarkan hasil penilaian Nilai Wajar obyek transaksi yaitu 99% NAB ditambah premi adalah Rp. 81.206.870 ribu. 3. Analisis Kewajaran Nilai Transaksi Dengan nilai transaksi Rp. 82.658.820.817,- dan Nilai Wajar hasil penilaian obyek transaksi sebesar Rp. 81.206.870.000,-, maka nilai transaksi lebih tinggi dan masih dalam kisaran Nilai Wajarnya, dengan demikian Penilai berpendapat bahwa nilai transaksi tersebut adalah wajar. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, nilai transaksi sebesar Rp. 82.658.820.817,- memberikan potensi peningkatan konstribusi nilai sebesar Rp. 5.288.019.000,- per tahun yang akan memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan. Berdasarkan analisis tersebut, Penilai berpendapat bahwa nilai transaksi adalah wajar dan transaksi memberikan nilai tambah bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan. Pendapat Kewajaran Atas Transaksi Hasil analisis atas nilai transaksi adalah lebih tinggi dan masih dalam kisaran nilai yang didapatkan dari hasil penilaian memberikan kesimpulan bahwa nilai transaksi adalah wajar. Hasil analisis atas dampak keuangan dari transaksi yang akan dilakukan terhadap kepentingan perusahaan dan pemegang saham memberikan kesimpulan bahwa dengan dilakukannya transaksi potensi pendapatan Perseroan dari HDSI akan hilang yang akan digantikan oleh pendapatan dari alternatif pengembangan usaha lain, selain itu aset dan kewajiban Perseroan juga akan berkurang sebesar aset dan kewajiban HDSI, yang akan meningkatkan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas Perseroan. Dengan demikian dengan dilakukannya transaksi memberikan dampak keuangan yang positif terhadap kepentingan Perseroan dan Pemegang Saham Perseroan. Hasil analisis atas pertimbangan bisnis dari manajemen terkait dengan transaksi terhadap kepentingan pemegang saham adalah untuk meningkatkan kinerja Perseroan dan untuk meningkatkan nilai saham Perseroan, memberikan kesimpulan bahwa pertimbangan bisnis dari manajemen tersebut sejalan dengan tujuan perusahaan dan kepentingan pemegang saham. Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis tersebut diatas, maka Penilai berpendapat bahwa transaksi adalah wajar bagi Perseroan dan pemegang saham Perseroan. V. PELAKSANAAN RUPSLB SEHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TRANSAKSI Syarat – syarat yang ditetapkan untuk pelaksanaan RUPSLB sehubungan dengan pelaksanaan Transaksi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Peraturan No. IX.E.2 dan Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagai berikut: • RUPSLB Perseroan diselenggarakan dengan tujuan untuk menyetujui Transaksi penjualan Penyertaan Saham Perseroan dengan kewajiban harus dihadiri atau diwakili paling sedikit ¾ (tiga perempat) saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham atau wakilnya dengan Surat Kuasa, dan keputusan RUPSLB Perseroan harus disetujui lebih dari ¾ (tiga perempat) dari seluruh saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Perseroan. • Apabila Pemegang Saham tidak menyetujui rencana Transaksi Material yang telah diusulkan, maka rencana Transaksi Material tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal RUPSLB Perseroan yang menolak rencana Transaksi Material. A. TANGGAL – TANGGAL PENTING Berikut adalah perkiraan jadwal RUPSLB Perseroan sehubungan dengan Transaksi: Peristiwa Tanggal Pemberitahuan RUPSLB Perseroan melalui 1 (satu) surat kabar, situs web 24 Mei 2016 Perseroan dan situs web BEI Pengumuman ringkasan Keterbukaan Informasi mengenai rencana Transaksi 24 Mei 2016 penjualan Penyertaan Saham Perseroan melalui 1 (satu) surat kabar Keterbukaan Informasi tersedia untuk pemegang saham 24 Mei 2016 Tanggal DPS – Recording Date 7 Juni 2016 Panggilan RUPSLB melalui 1 (satu) surat kabar, situs web Perseroan dan situs 8 Juni 2016 web BEI Tanggal RUPSLB Perseroan 30 Juni 2016 Laporan kepada OJK tentang hasil RUPSLB Perseroan 11 Juli 2016 Pengumuman hasil RUPSLB melalui 1 (satu) surat kabar, situs web Perseroan dan 11 Juli 2016 situs web BEI B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN RUPSLB PERSEROAN RUPSLB Perseroan berdasarkan rencana akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2016 , yang diselenggarakan mulai pukul 14:00 WIB sampai dengan selesai dan diselenggarakan di Favehotel Melawai - Jakarta, Jl. Melawai IV No. 3-11, Jakarta Selatan - 12160. Perseroan berencana untuk melaksanakan RUPSLB bersamaan dengan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. VI. RINGKASAN NOTA KESEPAHAMAN PENGGABUNGAN USAHA Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman penggabungan usaha dengan PT Sugih Bara Selaras tertanggal 20 Mei 2016 (“Nota Kesepahaman I”), dimana diatur dalam Nota Kesepahaman I bahwa penggabungan usaha antara Perseroan dan PT Sugih Bara Selaras belum dapat dilaksanakan karena terdapat beberapa prasyarat pendahuluan yang belum terlaksana, yaitu sebagai berikut: a. Telah selesainya proses uji tuntas (due diligence) atas aset-aset PT Sugih Bara Selaras; b.Telah ditandatanganinya Surat Persetujuan Dewan Komisaris masing-masing Pihak yang menyetujui penggabungan usaha; c. Telah diperolehnya surat pernyataan efektifnya penggabungan usaha dari Otoritas Jasa Keuangan; d.Telah diperolehnya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) masing-masing Pihak yang menyetujui pelaksanaan penggabungan usaha; e.Telah diperolehnya persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehubungan dengan keputusan RUPSLB masing-masing Pihak yang menyetujui pelaksanaan penggabungan usaha. Perseroan juga telah menandatangani nota kesepahaman penggabungan usaha dengan PT Tuah Guenong Halimon tertanggal 20 Mei 2016 (“Nota Kesepahaman II”), dimana diatur dalam Nota Kesepahaman II bahwa penggabungan usaha antara Perseroan dan PT Tuah Guenong Halimon belum dapat dilaksanakan karena terdapat beberapa prasyarat pendahuluan yang belum terlaksana, yaitu sebagai berikut: a. Telah selesainya proses uji tuntas (due diligence) atas aset-aset PT Tuah Guenong Halimon; b.Telah ditandatanganinya Surat Persetujuan Dewan Komisaris masing-masing Pihak yang menyetujui penggabungan usaha; c. Telah diperolehnya surat pernyataan efektifnya penggabungan usaha dari Otoritas Jasa Keuangan; d.Telah diperolehnya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) masing-masing Pihak yang menyetujui pelaksanaan penggabungan usaha; e.Telah diperolehnya persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehubungan dengan keputusan RUPSLB masing-masing Pihak yang menyetujui pelaksanaan penggabungan usaha. Lebih lanjut, diatur dalam Nota Kesepahaman I dan Nota Kesepahaman II hal-hal sebagai berikut: - Penggabungan usaha antara Perseroan dan PT Sugih Bara Selaras dan antara Perseroan dan PT Tuah Guenong Halimon akan dilaksanakan secara bersamaan; - Dalam hal PT Sugih Bara Selaras membatalkan Penggabungan Usaha dengan Perseroan, pembatalan tersebut tidak membatalkan penggabungan usaha Perseroan dengan PT Tuah Guenong Halimon dan begitu juga sebaliknya, dalam hal PT Tuah Guenong Halimon membatalkan penggabungan usaha dengan Perseroan, pembatalan ini tidak membatalkan penggabungan usaha Perseroan dengan PT Sugih Bara Selaras. VII. PERNYATAAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, baik secara bersama-sama maupun sendirisendiri, bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi yang dimuat dalam Keterbukaan Informasi ini dan menegaskan, bahwa setelah mengadakan pemeriksaan yang cukup dan sepanjang yang diketahui dan diyakini Perseroan, informasi yang dimuat dalam Keterbukaan Informasi ini adalah benar dan tidak terdapat fakta penting lainnya yang tidak diungkapkan dan/atau dihilangkan sehingga menyebabkan informasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini menjadi tidak benar dan/atau memberikan pengertian yang menyesatkan. VIII. INFORMASI TAMBAHAN Untuk informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut di atas dapat menghubungi Perseroan pada jam kerja dengan alamat: PT HD Capital Tbk Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26 Jakarta Selatan, 12920 Telp: (62-21) 2506337 Fax : (62-21) 2506351 Email : [email protected] Website : www.hdx.co.id Sekretaris Perusahaan