IMBANGAN EFISIENSI PROTEIN RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG TEPUNG BULU AYAM HASIL FERMENTASI DENGAN Bacillus spp. DAN Lactobacillus spp. SKRIPSI LUQMAN HAKIM E10013041 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 IMBANGAN EFISIENSI P PROTEIN RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG TEPUNG BULU AYAM HASIL FERMENTASI DENGAN Bacillus spp. DAN Lactobacillus spp. OLEH LUQMAN HAKIM E10013041 Telah Diuji Dihadapan Tim Penguji Pada Selasa, Tanggal 09 Mei 2017, dan dinyatakan Lulus Ketua : Ir. Ella Hendalia, M.S Sekretaris : Filawati, S.Pt, MP Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, M.Sc.agr 2. Ir. Suhessy Syarif, MP 3. Ir. Sestilawarti, MP Menyetujui : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Ir. Ella Hendalia, M.S NIP. 19570327 198303 2 001 Tanggal: Filawati, S.Pt, MP NIP. 19700821 199702 2 001 Tanggal: Mengetahui : Wakil Dekan BAKSI Ketua Jurusan/Prodi Peternakan Dr. Sc. Agr. Ir. Teja Kaswari, M. Sc NIP. 196612151992031002 Tanggal: Ir. Darmawan, MP NIP.195706151987101001 Tanggal: IMBANGAN EFISIENSI PROTEIN RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG TEPUNG BULU AYAM HASIL FERMENTASI DENGAN Bacillus spp. DAN Lactobacillus spp. Luqman Hakim E10013041, dibawah bimbingan : Ella Hendalia1) dan Filawati 2) Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jl. Jambi – Ma. Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361 e-mail:[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujan untuk mengetahui imbangan efisiensi penggunaan protein ransum ayam broiler yang mengandung tepung bulu ayam (TBA) hasil fermentasi dengan Bacillus spp., Lactobacillus spp. dan gabungan Bacillus spp. + Lactobacillus spp. Materi yang digunakan adalah DOC ayam broiler sebanyak 180 ekor, bulu ayam, bungkil kelapa, Probio_FM yang mengandung Bacillus dan Probio-FM mengandung Lactobacillus, dan bahan pakan penyusun ransum. Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 4 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah penggunaan 3 jenis TBA hasil fermentasi, yaitu fermentasi dengan Bacillus (TBA-B), fermentasi dengan Lactobacillus (TBA-L) dan fermentasi dengan gabungan Bacillus + Lactobacillus (TBA-BL). Faktor kedua adalah 4 taraf penggunaan TBA dalam ransum (0%, 4%, 8%, 12%). Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konsumsi protein, efisiensi penggunaan pakan dan imbagan efisiensi protein. Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan’s multiple range test (DMRT). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan TBA hasil fermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap semua peubah yang diamati, sedangkan taraf penggunaan TBA secara nyata (P<0,05) dapat menurunkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konsumsi protein, efisiensi penggunaan pakan dan imbangan efisiensi protein. Tidak terdapat interaksi antara jenis TBA dan taraf penggunaannya di dalam ransum. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan ketiga jenis TBA menghasilkan imbangan efisiensi protein yang relatif sama, namun pada taraf penggunaan 4% dapat menurunkan imbangan efisiensi protein pada ayam broiler. Kata Kunci Keterangan : Bulu ayam, Bacillus, Lactobacillus : 1) Pembimbing Utama 2) Pembimbing Pendamping DAFTAR ISI Halaman PRAKATA ................................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1. Latar belakang ........................................................................ 1 1.2. Tujuan .................................................................................... 3 1.3. Manfaat .................................................................................. 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4 2.1. Potensi Bulu Ayam Sebagai Pakan Unggas........................... 4 2.2. Pengolahan Bulu Ayam ......................................................... 4 2.3. Pengaruh Pengolahan Terhadap Kualitas TBA ..................... 5 2.4. Protein dan Efisiensi Penggunaannya .................................... 7 BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 9 3.1. Tempat dan Waktu ................................................................. 9 3.2. Materi dan Peralatan .............................................................. 9 3.3. Metode .................................................................................. 9 3.3.1. Prosedur Pembuatan TBA Fermentasi ................................ 9 3.3.2. Persiapan Kandang.............................................................. 10 3.3.3. Ransum ............................................................................... 11 3.3.4. Pencampuran Ransum ......................................................... 13 3.3.5. Pengacakan Perlakuan dan Pengacakan Ayam ................... 13 3.3.6. Pemeliharaan ....................................................................... 13 3.4. Rancangan Percobaan ............................................................ 14 3.5. Peubah yang Diamati ............................................................. 14 3.6. Analisis Data .......................................................................... 15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 16 4.1. Konsumsi Ransum ................................................................. 17 4.2. Pertambahan Bobot Badan ..................................................... 18 4.3. Konsumsi Protein .................................................................. 19 4.4. Efisiensi Penggunaan Pakan .................................................. 20 4.5. Imbangan Efisiensi Protein .................................................... 21 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 23 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 23 5.2. Saran ...................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24 LAMPIRAN ............................................................................................... 29 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Kebutuhan Zat-Zat Makanan dan EM Broiler Fase Starter dan Grower. 11 2. Komposisi Zat Makanan dan EM Penyusun Bahan Ransum ............... 12 3. Komposisi Bahan Penyusun Ransum ................................................... 12 4. Kandungan Zat Makanan dan EM Ransum Perlakuan ....................... 13 5. Pengaruh penggunaan TBA dalam Ransum terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi protein, efisiensi penggunaan pakan dan imbangan efisiensi protein ayam broiler selama 35 hari pemeliharaan ................................................................ 16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Analisis Ragam Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Bulu Ayam Hasil Fermentasi Bacillus spp. Dan Lactobacillus spp. . .................................................. 29 2. Analisis Ragam Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Bulu Ayam Hasil Fermentasi Bacillus spp. Dan Lactobacillus spp.. ................................ 32 3. Analisis Ragam Terhadap Konsumsi Protein Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Bulu Ayam Hasil Fermentasi Bacillus spp. Dan Lactobacillus spp.. ................................................... 4. Analisis Ragam Terhadap Efisiensi Penggunaan Pakan Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Bulu Ayam Hasil Fermentasi Bacillus spp. Dan Lactobacillus spp.. ................................ 5. Analisis Ragam Terhadap Imbangan Efisiensi Protein Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Bulu Ayam Hasil Fermentasi Bacillus spp. Dan Lactobacillus spp.. ................................ 35 38 41 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bulu ayam merupakan limbah pemotongan unggas, khususnya ayam broiler, yang berpotensi untuk dijadikan bahan pakan sumber protein, karena limbah ini mengandung protein yang sangat tinggi mencapai 81% jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan 58% (NRC, 1994). Hingga saat ini Indonesia masih menjadi negara importir terbesar tepung bulu ayam (TBA), bahkan pada tahun 2014 Indonesia melakukan impor sebanyak 99.000 ton dari Amerika Serikat (Wanasuria, 2015). Belum termanfaatkannya bulu ayam di dalam Negeri karena belum adanya teknik pengolahannya yang memadai, terutama untuk meningkatkan kualitas nutrisi TBA yang dihasilkan. Teknik pengolahan bulu ayam yang umum dilakukan saat ini adalah kombinasi antara pengolahan fisik dengan menggunakan tekanan uap pada suhu tinggi dan kimia menggunakan larutan asam (HCl) atau basa (NaOH). Teknik ini belum mampu meningkatkan kualitas nutrisi secara signifikan, sehingga TBA yang dihasilkan umumnya hanya dapat digunakan dalam ransum ayam pedaging sekitar 2-4% (Hendalia et. al., 2008). Terbatasnya penggunaan TBA didalam ransum karena hampir 90% protein yang terkandung di dalamnya merupakan keratin ( Kim dan Patterson, 2000). Menurut Puastuti (2007) bahwa keratin memiliki sifat tidak larut di dalam air, serta resisten terhadap pengolahan fisik dan kimia. Sebagai akibatnya protein bulu ayam menjadi sulit dicerna, sehingga tidak efisien untuk digunakan sebagai sumber protein bagi ternak unggas. Salah satu teknik yang aman untuk menghidolisis keratin pada bulu ayam, adalah pengolahan secara mikrobiologis dengan memanfaatkan mikroba penghasil keratinase, diantaranya adalah kelompok Bacillus dan Lactobacillus. Menurut Lakshmi et. al. (2013), Bacillus subtilis dan Bacillus cereus memiliki aktivitas keratinase yang tinggi serta mampu meningkatkan jumlah asam amino sistin, methionine dan asam amino bebas selama 5 hari fermentasi. Demikian pula menurut Hwang et. al. (2015) Lactobacillus plantarum, memiliki aktifitas keratinolitik empat kali lebih kuat dibandingan dengan enzim papain. Hasil penelitian Sapdiyanto (2016) menunjukkan bahwa fermentasi selama 7 hari menggunakan Probio_FM yang mengandung Lactobacillus spp. dan gabungan Bacillus spp. + Lactobacillus spp. secara nyata akan menghasilkan karakteristik fisik bulu ayam yang lebih baik dibandingkan dengan fermentasi menggunakan Bacillus spp., yang tercermin dari teksturnya yang lebih lembut dan rapuh serta berkurangnya keambaan (bulkiness). Dari hasil penelitian Pratama (2016) diketahui bahwa kandungan protein bulu ayam yang difermentasi dengan Bacillus spp., Lactobacillus spp. dan gabungan keduanya masing-masing adalah 78,62%, 76,21% dan 74,91%, sedangkan yang difermentasi tanpa menggunakan bakteri (kontrol) adalah 79.17%. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut terdapat indikasi bahwa Lactobacillus lebih mampu mendegradasi keratin dibandingkan dengan Bacillus. Semakin banyak ikatan keratin yang terdegradasi menyebabkan terjadinya penurunan kandungan protein yang berasal dari keratin, sehingga hidrolisat bulu ayam yang dihasilkan menjadi lebih lembut, lebih rapuh, dan tidak bulky. Untuk mengevaluasi kualitas protein TBA hasil fermentasi dengan Bacillus spp., Lactobacillus spp. dan gabugan keduanya perlu dilakukan pengujian secara biologis pada ternak, salah satu cara untuk adalah dengan melihat imbangan efisiensi protein pada ayam broiler. Menurut Piliang dan Al Haj (1991) bahwa Imbangan Efisiensi Protein (IEP) adalah pertambahan bobot badan (gram) per banyaknya protein yang dikonsumsi (gram). Semakin besar nilai IEP menunjukan bahwa semakin efisien protein yang dikonsumsi dan dikonversikan kedalam pertambahan bobot badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imbangan efisiensi protein ransum ayam broiler yang mengandung tepung bulu ayam hasil fermentasi Bacillus spp. dan Lactobacillus spp. dan gabungan keduanya. 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan TBA dan taraf maksimal penggunaan TBA hasil fermentasi dengan Bacillus spp., Lactobacillus spp. dan gabungan keduanya terhadap imbangan efisiensi protein (IEP) ransum ayam broiler. 1.3. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai informasi tentang potensi bulu ayam hasil fermentasi dengan Bacillus spp., Lactobacillus spp., dan gabungan Bacillus spp. + Lactobacillus spp. sebagai pakan sumber protein pada ayam broiler. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penggunaan ketiga jenis TBA menghasilkan imbangan efisiensi protein yang relatif sama, namun pada taraf penggunaan 4% dapat menurunkan imbangan efisiensi protein pada ayam broiler. 5.2. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui potensi Lactobacillus spp. sebagai penghasil keratinase serta untuk memperbaiki keseimbangan asam amino didalamnya.