PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBERIAN TES FORMATIF DENGAN NILAI TUGAS Evi Ermawati Fakultas Ekonomi, Unesa,Kampus Ketintang ABSTRAK The aim of the study is investigate whether there is a difference in the assignment score and formative test score. The population was all the tenth year students of Accounting classes at SMK Negeri I Mojoagung in the academic year 2008-2009, while the sample was the tenth year students of Accounting class I. The data were collected through interview, documentation, and tests. The data were then analyzed with t-test. The result indicates that there is a significant difference in the students’ assignment score and formative test score. Key words: formative test, assignment test, learning outcome Guru memegang peran penting dalam kegiatan pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab merencanakan sekaligus melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga profesional harus mempunyai kemampuan mengaplikasikan teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung, mampu mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembelajaran, dengan evaluasi, guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa wancara dengan 5 orang siswa kelas X Ak 1 diperoleh informasi bahwa Akuntansi itu pelajaran yang sulit dan membosankan. Kesulitan yang dialami siswa tersebut disebabkan karena siswa kurang terlatih dan kurang menguasai materi.Hal tersebut juga terlihat dari nilai ujian akhir semester satu mata diklat Akuntansi tahun ajaran 2008-2009 yang menunjukkan bahwa sebagian siswa masih ada yang mendapat nilai dibawah ratarata. Menurut penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, nilai rata-rata kelas mata diklat Akuntansi dikatakan baik jika telah mencapai nilai 70,00. memahami materi yang telah diberikan. Hasil evaluasi diharapkan menggambarkan kemajuan belajar siswa seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XVI Pasal 58 Ayat 1 yang menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi guru yaitu untuk memperbaiki dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik. Akuntansi merupakan salah satu disiplin ilmu yang diberikan di SMK Negeri 1 Mojoagung. Dari hasil wa Banyak alternatif untuk mengatasi persoalan di atas,salah satunya adalah memberikan tugas terhadap materi yang diajarkan. Tugas merupakan bahan untuk memperbaiki pemahaman siswa setelah materi pelajaran diberikan oleh guru di sekolah. Tugas harus memberikan hasil yang baik, sehingga perlu memperhatikan ketentuan antara lain: tugas yang dikerjakan siswa harus jelas dan tegas pembatasannya. Selain itu juga harus disesuaikan dengan taraf perkembangan kemampuan siswa serta berhubungan erat dengan materi yang akan dibahas atau telah dibahas (Warsiyo, 2006 : 3). 3 Namun demikian, metode tugas juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah guru sulit mengontrol apakah tugas yang diberikan tersebut Masyarakat. Menurut Hudoyo (2001:6) “mengajar adalah sesuatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki kepada siswa”. Sedangkan menurut Sudjana (2008:29) “Mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehinnga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa dalam melakukan proses belajar”.Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa definisi mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkankan kegiatan belajar mengajar siswa sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku dan mendapatkan pengetahuan. Jika belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran atau pengetahuan, maka mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan guru sebagai pengajar dalam menyampaikan pelajaran atau pengetahuan. Suharsimi “Mengajar yang efektif merupakan kegiatan yang berhasil dengan baik karena memang diupayakan dengan sungguhsungguh untuk peningkatan keberhasilannya”. Kualitas mengajar dapat dibedakan atas beberapa tingkat yaitu 1) Mengajar kualitas 1, 2) Kualitas mengajar 2, 3) Kualitas mengajar 3, 4) Kualitas mengajar 4. Dari keempat kualitas mengajar, kualitas pertama memang lebih baik dibandingkan dari kualitas yang lain. Dari kualitas pertama nampak terlihat dampak positif dalam pelaksanaannya yaitu mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Menurut Sagala (2009:219) “metode pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya”, artinya dengan memberikan tugas seorang guru memotivasi siswa untuk belajar dan diharapkan siswa tersebut menyelesaikan tugas yang diberikan. Sedangakan menurut Warsiyo (2006:17) “metode tugas adalah mengajar yang ditandai dengan adanya kegiatan perencanaan antara guru dengan siswa tentang suatu masalah yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama”, artinya adalah dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu kesepakatan antara guru dan siswa dalam menyesaikan suatu permasalahan. Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode tugas mengandung komponenkomponen antara lain : a. Adanya guru yang memberikan tugas, b. Adanya perencanaan terhadap tugas yang diberikan, c. Adanya kesepakatan waktu pengajaran tugas, d. Adanya murid yang mengerjakan tugas, dan e. Adanya evaluasi sebagai pengontrol tugas. Tugas sangat banyak macamnya tergantung pada tujuan yang akan dicapai, antara lain 1) Tugas membuat rangkuman dari sebuah topik atau bab dari sebuah buku, 2) Tugas membuat makalah, 3) Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu, 4) Tugas mengadakan observasi atau wawancara, 5) Tugas mengadakan latihan. Menurut Sagala (2009), ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode pemberian tugas antara lain seperti yang terurai di bawah ini : a. Kebaikan, 1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar akan berguna untuk hidup mereka.2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mau bertanggung jawab dan berdiri sendiri. 3)Menambah wawasan siswa tentang apa yang dipelajari dan tidak hanya bersumber dari guru. 4) Membiasakan siswa untuk mencari sendiri informasi. 5) Membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. b. Kelemahan,1) Siswa sering meniru hasil pekerjaan orang lain. 2)Tugas bisa dikerjakan oleh orang lain. 3) Akan timbul ketegangan mental apabila tugas yang diberikan terlalu sukar dan berlebihan. 4) Siswa akan mengalami kesulitan apabila tugas yang diberikan bersifat umum,hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kemampuan antar siswa. Arikunto (2003:32) menyatakan bahwa “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”, artinya tes adalah soal-soal yang berisi sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan 4 seseorang. Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek .( http://ch1ples.wordpress.com) Persyaratan tes sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur (Arikunto, 2003:57), 1).Valid (sahih), sebuah tes di sebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. 2). Reliabel (dapat dipercaya), tes dikatakan dapat dipecaya dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. 3). Obyektif, sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. 4). Praktis, tes yang praktis adalah tes yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali orang lain. 5) Ekonomis, pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Berdasarkan dari segi kegunaan maka tes dibedakan menjadi 3 yaitu 1) Tes diagnostik.Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa. 2) Tes formatif. Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. 3) Tes sumatif. Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Pelaksanaan tes ini biasanya dilakukan pada akhir semester yang biasa disebut sebagai ujian semester. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan adalah tes formatif atau biasa di sebut ulangan harian. Tes ini diberikan oleh guru setelah mempelajari satu pokok bahasan tertentu. Dari hasil tes formatif seorang guru bisa mengetahui sejauh mana siswa terbentuk dan guru tersebut juga bisa tingkat keberhasilannya dalam mengajar. Berdasarkan teknik dan bentuk tes, dalam penelitian ini guru menggunakan teknik tes yang dibuat guru. Jenis tes tertulis dan berbentuk uraian bebas. Hal ini dilakukan karena tes disesuaikan dengan materi. Menurut Djamarah (2006 : 19) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok untuk mengetahui seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil, ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah diadakan evaluasi”. Bloom (dalam Sudjana 2008 : 50-55) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga tipe, yaitu : a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perpetual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan intrepetatif. Dalam penelitian ini penilaian hasil belajar siswa ditujukan pada tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sehingga ketiga ranah tersebut dapat tercapai dengan seimbang. Siklus Akuntansi perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa. Perbedaannya hanya terletak pada akun-akun khusus yang ada pada perusahaan dagang, yaitu pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, beban angkut pembelian, penjualan, retur penjualan, potongan penjualan, dan persediaan barang dagangan. Setelah saldo-saldo buku besar dipindahkan ke dalam neraca saldo dan saldosaldo yang belum sesuai dengan kenyataan disesuaikan dengan menggunakan jurnal penyesuaian, selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan berdasarkan dat-data yang diperoleh dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Namun untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan data-data yang diperoleh dari neraca saldo yang telah disesuaikan kadang-kadang mengalami banyak kendala, terutama pada perusahaan yang sudah besar dan mempunyai banyak akun. Untuk mempermudah penyusunan laporan laporan 5 keuangan tersebut, ada alat yang dapat digunakan disebut neraca lajur. Neraca lajur adalah suatu kertas berkolomkolom (berlajur) yang dirancang untuk menghimpun semua data Akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaann akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Sedangkan tujuan Pembuatan Neraca Lajur; 1)Untuk memudahkan menyusun laporan keuangan dan 2) Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari Neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal. 3) Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian. Bentuk-bentuk Neraca Lajur, bentuk kertas kerja perusahaan dagang sama dengan kertas kerja pada perusahaan jasa yaitu terdiri dari 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, dan 12 kolom. Penyusunan Neraca Lajur yaitu 1) Menyusun Neraca Lajur dengan pendekatan Ikhtisar L/R Pada pendekatan ikhtisar L/R, yang perlu diperhatikan adalah penyusunan ayat penyesuaian untuk persediaan barang dagangan. Persediaan barannng dagang awal periode (yang terdapat pada neraca sisa) dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut: Persediaan barang awal Akun-akun yang merupakan unsur harga pokok penjualan tersebut dipindahkan ke akun harga pokok penjualan melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut: 1) Persediaan barang dagang awal 2) Persediaan barang akhir 3) Pembelian 4) Beban angkut pembelian 5) Retur pembelian 6) Potongan pembelian Persediaan barang akhir METODE PENELITIAN Menyusun Neraca Lajur dengan pendekatan Harga Pokok penjualan, Harga pokok penjualan adalah harga perolehan barang yang telah dijual. Unsur harga pokok penjualan meliputi persediaan barang dagang awal dan akhir periode, pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian, dan potongan pembelian. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Mojoagung yang beralamat di Jl. Veteran No. 66 Mojoagung Jombang. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2008-2009 yaitu pada bulan Mei s/d Juni 2009. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas X Ak SMK Negeri 1 Mojoagung yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas X Ak 1, X Ak 2, X Ak3 dan X Ak 4 pada tahun ajaran 2008/2009. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa pada kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Mojoagung. 6 Rancangan Penelitian Tabel 1 One-shot Case Study (Arikunto, 2003:75) Instrumen penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar soal pre-test dan post-test. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Neraca Lajur Pada Perusahaan Dagang. Tes tersebut dibuat dalam bentuk soal subjektif dengan tujuan untuk menghindari adanya spekulasi siswa dalam mengerjakannya. Soal tes tersebut dibuat oleh peneliti berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi Akuntansi di SMK Negeri 1 Mojoagung. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian butir-butir soal tes di ujicobakan di kelas XI Ak SMK Negeri 1 Mojoagung pada tanggal 4 April 2009. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Tingkat validitas butir tes, suatu butir tes yang di katakana valid jika butir tes tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur. Untuk mengetahui validitas dari tiap-tiap butir tes dengan skor tes secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu : (Arikunto, 2003 :72) Dengan : x = y = rxy = n butir soal skor total koefisien korelasi antar skor butir soal dan skor total = peserta uji coba Intepretasi koefisien : Tabel 3.2 Uji Validitas Reliabilitas instrumen, rumus yang dipakai untuk mengetahui realibilitas soal adalah rumus Alpha berikut ini : (Arikunto , 2003:109) Keterangan : r = realibilitas yang dicari = nilai varians skor tiap-tiap soal = varians keseluruhan Kriteria reliabel tidaknya adalah berikut : sebagai Tabel 3.3 Uji Realibilitas (Arikunto, 2003 :75) Tingkat kesukaran, untuk mengukur tingkat kesukaran dapat digunakan rumus sebagai berikut: (Arikunto 2003:208) Keterangan: P = indeks kesukaran XA = nilai rata-rata kelompok atas XB = nilai rata-rata kelompok bawah n = jumlah Ketentuan tingkat kesukaran sebagai berikut : Tabel 3.4 7 Intepretasi Nilai P guru yang harus dikerjakan oleh siswa dan digunakan digunakan sebagai tugas. 4) Soal tes formatif . Merupakan tes yang diberikan oleh guru yang biasa disebut sebagai ulangan harian. Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. (Arikunto, 2003 : 210) Daya pembeda, Daya beda dapat diukur dengan rumus: (Arikunto 2003:213) keterangan : D = Indeks kesukaran XA = Nilai rata-rata kelompok atas XB = nilai rata-rata kelompok bawah n = jumlah siswa Kriteria daya pembeda suatu butir tes : Tabel 3.5 Daya Pembeda (Arikunto , 2003 : 218) Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Silabus Mata Diklat Akuntansi. Merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatann pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Mata Diklat Akuntansi. Merupakan perangkat pembelajaran yang memuat satu pokok bahasan dan rencana kegiatan belajar mengajar yang hendak dilakukan guru untuk beberapa kali pertemuan. 3) Soal-soal Tugas. Merupakan soal-soal dari Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah 1) Wawancara. Metode wawancara digunakan untuk mencari data awal tentang hasil belajar siswa kelas X AK SMK Negeri 1 Mojoagung. 2)Dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa sejarah SMK Negeri 1 Mojoagung, srtuktur organisasi, hasil belajar siswa pada mata diklat Akuntansi yang didapat dari ulangan semester satu siswa, silabus, soal dan jawaban ulangan harian. 3)Tes. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif yaitu tentang hasil belajar siswa setelah diberikan tugas setiap sub pokok materi dan tes formatif pada akhir materi Siklus Akuntansi Perusahaa Dagang. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik inferensial yaitu menggunakan uji t. Keterangan : = mean dari nilai tugas = mean dari nilai ulangan harian(tes formatif) D = jumlah selisih dari nilai tugas dan nilai ulangan harian n = jumlah siswa. HASIL PENELITIAN Analisis Instrumen Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian butir-butir soal tes di ujicobakan di kelas XI Ak SMK Negeri 1 Mojoagung pada tanggal 4 April 2009. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui ; 1) validitas Berdasarkan perhitungan, seluruh butir soal dapat dikatakan 8 valid. Hal tersebut disebabkan karena dari hasil perhitungan setelah dikonsultasikan pada tabel uji validitas, kriteria yang terdapat dalam butir soal tersebut antara lain rendah, tnggi, dan cukup tinggi. Terdapat satu soal yang apabila dikonsultasikan pada tabel uji validitas, validitasnya rendah. Namun jika dikonsultasikan pada r tabel, validitas butir soal tersebut lebih besar dari pada r tabel. 2) reliabilitas, Berdasarkan perhitungan, seluruh butir soal dapat dikatakan realibel. Hal tersebut disebabkan karena dari hasil perhitungan setelah dikonsultasikan pada tabel uji realibilitas, kriteria yang terdapat dalam butir soal seluruhnya adalah cukup realibel. 3) taraf kesukaran. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, butir soal yang digunakan dalam ujicoba tes mempunyai kriteria soal sedang dan soal mudah. dan 4) daya pembeda. Berdasarkan perhitungan daya pembeda, butir soal yang digunakan dalam ujicoba tes mempunyai kriteria cukup, baik, dan baik sekali. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar pertemuan pertama; a. Perencanaan, pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa RPP, buku paket, dan soal tugas. b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pada putaran pertama ini siswa mempelajari buku paket siklus akuntansi pada pokok bahasan neraca lajur pada perusahaan dagang. Sub kompetensi pertama yang harus dikuasai siswa adalah mengatahui penyusunan jurnal penyesuaian dalam neraca lajur, waktu yang disediakan adalah 3 x 45 menit.Selama itu siswa mempelajari buku paket dan memperhatikan guru dalam menjelaskan cara menyusun jurnal penyesuaian serta memasukkan data dari jurnal penyesaian ke dalam neraca lajur. Setelah itu siswa diminta untuk mengerjakan tugas. Guru memberikan pengaran bahwa dalam mengerjakan tugas siswa tidak diperbolehkan bertanya pada kepada guru maupun kepada siswa lain yang lebih mengerti tentang materi yang berhubungan dengan tugas yang diberikan. Setelah mendapatkan soal tugas siswa diberi lembar jawaban dan meminta siswa untuk mengerjakan. Guru mengadakan pengecekan keliling dalam kelas untuk memastikan siswa bekerja sendiri dan memantau sejauh mana siswa mengerjakan tugas. Setelah waktu yang disediakan habis, siswa diminta untuk mengumpulkan tugas yang diberikan guru.Sebelum pelajaran selesai, guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan tugas yang diberikan dan setelah itu guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan. Di akhir pertemuan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu mungisi kolom L/R dan Neraca. Kegiatan belajar mengajar pertemuan kedua; a. Perencanaan, pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa RPP, buku paket, dan soal tugas.b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, diawal kegiatan belajar mengajar, tugas guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, selanjutnya membagikan hasil tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru membahas tugas pada pertemuan sebelumnya serta menunjukkan kunci jawaban kepada siswa. Diakhir pertemuan guru memberikan tugas yang berhubungan dengan materi yang telah disampaikan dan meminta siswa mengumpulkan tugas tesebut pada keesokan harinya. Kemudian guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan dan meminta siswa untuk belajar. Kegiatan belajar mengajar pertemuan ketiga; a. Perencanaan, pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa RPP, buku paket, dan soal tugas.b. Pelaksanaan kegitan belajar mengajar,diawal kegiatan belajar mengajar, tugas guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, selanjutnya membagikan hasil tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru membahas sekilas tentang tugas pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan guru memberikan jawaban tentang pertanyaan yang diberikan siswa. Seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa diminta guru untuk mempelajari buku paket serta memperhatikan penjelasan guru tentang 9 sub kompetensi yang ketiga. Selanjutnya guru bertanya pada siswa tentang materi yang baru saja disampaikan. Sebaliknya, siswa menjawab dan bertanya balik pada guru tentang materi yang kurang dipahami.Kemudian guru memberikan tugas dan setelah mendapatkan soal tugas siswa diberi lembar jawaban dan meminta siswa untuk mengerjakan. Guru mengadakan pengecekan keliling dalam kelas untuk memastikan siswa bekerja sendiri dan memantau sejauh mana siswa mengerjakan tugas. Setelah waktu yang disediakan habis, siswa diminta untuk mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Sebelum pelajaran selesai, guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan tugas yang diberikan dan setelah itu guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan. Di akhir pertemuan, guru meminta siswa untuk belajar tentang keseluruhan materi yang pernah diberikan oleh guru karena pada pertemuan selanjutnya guru akan mengadakan ulangan harian. PEMBAHASAN Dalam melakukan analisis data sampel penelitian ini, digunakan data yang berupa hasil belajar yaitu selisih antara nilai tugas dan nilai tes formatif. Dalam analisis data tidak dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas, hal ini disebabkan karena sampel yang dipergunakan hanya satu kelas. Dalam melakukan pengujian kebenaran dari hipotesis penelitian, penulis menggunakan metode statistik dengan menggunakan uji t. Pengujian analisis statistik dengan menggunakan metode statistik dan rumus uji test bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara nilai tes formatif dengan nilai tugas pada pokok bahasan Neraca Lajur kelas X Ak 1 SMK Negeri 1 Mojoagung. Analisis data pada penelitian ini akan disajikan berdasarkan selisih nilai tugas dan nilai tes formatif seperti daftar nilai tugas siswa, Pada panelitian ini, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan siswa diberi tugas yang harus dikerjakan, antara lain : a.Tugas pada tertemuan pertama adalah menyusun jurnal penyesuaian dalam 2 pendekatan yaitu pendekatan ikhtisar L/R dan pendekatan Harga Pokok Penjualan. Dari jurnal yang tersebut, siswa diminta memasukkan angka-angka ke dalam kolom jurnal penyesuaian dan neraca setelah disesuaikan pada neraca lajur. b. Tugas pada pertemuan kedua adalah memasukkan angka-angka dari kolom neraca disesuaikan ke dalam kolom L/R dan kolom neraca. C. Tugas pada pertemuan ketiga adalah menyusun laporan keungan yang berasal dari neraca lajur. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara nilai tugas dan nilai tes formatif maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : Mean nilai tugas : 2720/40 = 68 Mean nilai formatif : 3100/40 = 77,5 Tanda negatif pada koefisien to tersebut menunjukkan bahwa mean kedua lebih besar dari pada mean pertama. Untuk melihat batas harga kritik nilai t tersebut digunakan df = N-1 dimana N adalah jumlah pasangan pada correlated sample. Dengan demikian batas harga kritik dengan df (40-1) = 39 dan taraf signifikansi 0,05 pada tabel menunjukkan sebesar 2,042. Mengingat besarnya koefisien to yang diketemukan (tanpa dibaca tanda minesnya/harga mutlak saja) adalah 6,953 , ini berarti t hitung lebih besar dari pada harga kritiknya 2,042. Jadi Ho ditolak dan diterima ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai tes formatif dengan nilai tugas pada pokok bahasan Neraca Lajur kelas X Ak 1 SMK Negeri 1 Mojoagung. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai tes formatif dengan nilai tugas pada pokok bahasan Neraca Lajur kelas X Ak 1 SMK Negeri 1 Mojoagung 10 Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang signifikan (meyakinkan) antar antara nilai tugas dan nilai ulanngan harian. Saran Sebaiknya penelitian ini tidak hanya dipakai untuk meneliti hasil belajar siswa saja tetapi juga untuk meneliti aktivitas belajar siswa, 2) Pelaksanaan metode pemberian tugas ini dapat dilakukan disemua kelas dan tidak hanya 1 kelas saja, 3) Pemberian tugas dapat digunakan pada pokok bahasan yang lain, 4) Dalam melakukan pengawasan dalam kegiatan pemberian tugas, diharapkan guru memperhatikan sungguh-sungguh sehingga guru tidak salah dalam melakukan penilaian, 5) Guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar diharapkan lebih berinteraksi dengan siswa-siswi, 6)Guru dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mampu menjadi fasilitator dan motivator yang baik agar siswa lebih baik, 7) Kepada peneliti-peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian serupa diharapkan memperhatikan indikator-indikator yang belum terjangkau pada penelitian ini. Warsiyo, 2006. Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Perhitungan Statika Bangunan Pada Siswa Kelas I Semester 2 Jurusan Bangunan Gedung Di SMK Bina Karya 1 Karanganyar Kebumen Tahun Pelajaran 2002/2003. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Akasara Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo Herman, Hudoyo. 2001. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud http://ch1ples.wordpress.com/2008/02/27/peng ertian-dan-hubungan-antara-tespengukuran-dan-evaluasi/ (Diakses pada 30 Januari 2010) http://wilianisme.blogspot.com/2009/06dampak -pendiddkan -jarakjauh Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. 11