RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 Kebijakan ekonomi dan

advertisement
Kebijakan ekonomi dan keuangan Kabupaten Musi Rawas tahun 2015
dengan asumsi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016-2017 dapat
digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah. Mengacu pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 dan RKPD Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2017 serta memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD
Kabupaten Musi Rawas tahun 2015, maka dalam rangka menjalankan amanat
Undang-Undang pelaksanaan penyusunan RKPD Kabupaten Musi Rawas
tahun 2017 akan melanjutkan arah kebijakan ekonomi daerah dengan
memperhatikan
aspek
yang
bersifat
analitis
dan
strategis
dengan
memaksimalkan potensi dan kemampuan keuangan yang ada dengan
berorientasi manfaat pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan.
Bab ini akan menjelaskan perkembangan kondisi ekonomi makro
Kabupaten Musi Rawas tahun 2015, dan prospek perekonomian Kabupaten
Musi Rawas tahun 2016 dan 2017. Pada bab ini akan membahas perkiraan
keuangan daerah serta kebijakan keuangan daerah termasuk kebijakan
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah tahun 2017.
3.1.
Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Perkembangan perekonomian global menunjukan perkembangan
aktivitas ekonomi yang lebih baik, namun yang perlu diwaspadai
kecenderungan harga komoditas yang masih melemah, perlambatan
perekonomian Tiongkok, dan kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini dapat
sewaktu-waktu melemahkan kondisi ekonomi di Indonesia. Namun beberapa
hal yang membuat Pemerintah Indonesia optimis dengan perkembangan
ekonomi di Indonesia. Pertama, Tingkat inflasi yang terkendali, tren
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.1
pertumbuhan positif investasi langsung, defisit APBN yang sehat dan terjaga,
Neraca transaksi berjalan membaik, nilai tukar rupiah dan Pasar saham
bergerak positif.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di prediksikan di tahun 2017 berada
pada angka 5,5 – 5,9 persen secara global lebih rendah dari target RPJMN
sebesar 7,1 persen. Kondisi di Indonesia pasca pergantian kepemimpinan
membawa nuansa baru dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
secara makro. Pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019
ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Berdasarkan
hal tersebut maka tema pembangunan nasional Indonesia Tahun 2017 di
dalam RKP adalah “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Untuk
Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan
Kesenjangan Antar Wilayah”. Tahun 2017 pemerintah pusat akan melakukan
efektifitas belanja dengan memperkuat
landasan pembangunan
berkesinambungan dan menyerap tenaga kerja melalui pengembangan
kawasan industri dan desitinasi wisata, serta pembangunan infrastruktur dan
memperkenalkan pembangunan dengan pendekatan holistic, tematik,
terintegrasi, serta spasial untuk meningkatkan kualitas belanja.
Kebijakan ekonomi daerah Kabupaten Musi Rawas di tahun 2017
diarahkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan dengan
mengedepankan
upaya
pembangunan
infrastruktur,
mengutamakan
kesejahteraan masyarakat yang mandiri, produktif dan unggul, serta
menciptakan kondisi ekonomi yang aman dan nyaman dalam berinvestasi.
Kondisi ekonomi di Kabupaten Musi Rawas sangat tergantung dengan
perkembangan kondisi ekonomi nasional dan global, karena sektor unggulan di
Kabupaten Musi Rawas adalah pertanian dan pertambangan, hal ini
menyebabkan Kabupaten Musi Rawas sangat tergantung dengan
perkembangan harga komoditas seperti Karet, Sawit dan Hasil Tambang.
Maka dalam penyusunan asumsi dasar dan perkiraan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017 memperhitungkan hasil analisis terhadap
kinerja perekonomian global dan nasional tahun 2015 dan 2016.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.2
3.1.1. Analisis Perekonomian Global
Perkembangan perekonomian global tahun 2016 dan 2017 diperkirakan
akan terus membaik sehingga dapat memberikan dampak baik terhadap
perekonomian
nasional.
Perekonomian
Amerika
Serikat
menunjukan
perbaikan. bahkan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi global.
Pemulihan
ekonomi Amerika
Serikat
semakin
solid
dengan
capaian
pertumbuhan sebesar 2,4 persen sementara pemulihan Eropa masih
melambat
dengan nilai pertumbuhan
0,8
persen
tahun 2015.
Data
perekonomian Eropa menunjukkan perkembangan aktivitas ekonomi yang
lebih baik, tercermin dari berlanjutnya peningkatan hasil survei terhadap
aktivitas manufaktur dan jasa.
Tabel 3.1.
Pertumbuhan Ekonomi Dunia Tahun 2015
Negara
2015
Dunia
Negara Maju
Amerika Serikat
Wilayah Eropa
Jepang
Inggris
Negara
Berkembang
China
India
Indonesia
3,3
1,8
2,4
0,8
0,1
2,6
4,4
2016
3,5
2,4
3,6
1,2
0,6
2,7
4,3
7,4
5,8
5,1
6,9
6,3
5,2
Prediksi
2017
3,5
2,4
2,5
1,4
0,7
2
4,7
6,7
7,3
5,2
2018
3,5
2,4
0,4
2,2
6,5
7,5
5,3
Sumber : Word Bank, 2016
Pemulihan Ekonomi global yang yang masih terbatas berdampak pada
perkembangan harga komoditas global yang masih terus menurun seperti
minyak dunia pada tahun 2015 turun 10,5 persen realisasi harga minyak minas
turun menjadi 99 dollar AS per barel hal ini dikarenakan perlambatan ekonomi
Tiongkok dan Jepang serta pemulihan ekonomi eropa yang lambat. Kebijakan
keuangan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang meninggalkan rezim
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.3
bunga nol persen sejak tahun lalu memperkuat mata uang dollar dan
memperketat pembiyaan global.
Grafik 3.1.
Perkembangan Harga Minyak Brent Tahun 2014
Sumber: Paparan Menteri Keuangan Pada Musrenbangnas RKP Tahun 2017
Penurunan harga minyak disebabkan oleh Pertama, permintaan
terhadap minyak dunia menurun terutama akibat perlambatan ekonomi
Tiongkok dan Jepang, serta pemulihan ekonomi kawasan Eropa yang berjalan
lambat. Kedua, pasokan minyak dunia meningkat dipengaruhi oleh produksi
shale oil di AS yang meningkat dan kebijakan pelonggaran peraturan ekspor
minyak oleh otoritas AS serta menurunnya tensi ketegangan geopolitik di
Timur Tengah. Penurunan harga minyak dunia semakin tajam setelah
Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (Organization of the Petroleum
Exporting Countries /OPEC) pada bulan November 2014 memutuskan untuk
mempertahankan level produksinya dalam rangka menjaga pangsa pasar
sebagai produsen minyak dunia.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.4
Grafik 3.2.
Tren Harga CPO 2011-2015
Sumber : Bloomberg, 2016
Pada Harga CPO dunia merangkak naik secara fluktuatif pada
volatilitas yang cukup tinggi hingga tahun 2014 pada triwulan I sebesar US $
800 per metrik ton dan kembali mengalami penurunan hingga triwulan I tahun
2015 pada kisaran US $ 700 per metrik ton.
Grafik. 3.3.
Tren Harga Karet 2011-2015
Sumber : Bloomberg, 2016
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.5
Harga karet dunia juga terpengaruh oleh krisis ekonomi di Uni Eropa
dan Amerika Serikat, hal ini tergambar dari tren penurunan harga karet dunia
yang cukup signifikan. Harga karet dunia diawali kisaran US $ 5 - 5,5 per
kilogram pada triwulan I tahun 2011 berada di level tertinggi dan mulai
merangkak menurun pada triwulan III pada kisaran US $ 4,5 - 5 per kilogram.
Pada tahun 2012 hingga tahun 2013 tren harga karet pada kisaran US $ 2,5 3,5 per kilogram dan terus mengalami fluktuasi penurunan hingga triwulan I
2015 pada kisaran US$ 1,5 - 2 per metrik ton. Pengelolaan harga karet harus
diseimbangkan supply dan permintaan karet dunia.
3.1.2. Analisis Perekonomian Nasional
Pemerintah Pusat menetapkan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun
2016
adalah 5,3 persen dan pada tahun 2017 perkiraan pertumbuhan
ekonomi akan berkisaran di angka 5,5-5,9 persen. Untuk mendukung
pertumbuhan
ekonomi
yang
berkelanjutan
dan
semakin
berkeadilan
Pemerintah pusat akan melakukan optimalisasi penerimaan dan kualitas
belanja dengan membuat kesinambungan pembiayaan selain itu dalam jangka
pendek pemerintah akan menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan
iklim investasi yang kondusif. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut
dapat diiringi oleh perbaikan investasi sejalan realisasi proyek infrastruktur dan
iklim investasi serta konsumsi masyarakat yang tetap kuat. Untuk pokok-pokok
kebijakan fiskal 2017 pemerintah akan menghadapi tantangan seperti
terbatasnya ruang fisal untuk menopang belanja produktif dan prioritas,
penyerapan belanja yang belum sepenuhnya optimal. Pemerintah pusat di
tahun 2017 akan mengendalikan risiko dalam menjangka menengah dan
panjang melalui pengendalian defisit, rasio utang serta keseimbangan primer.
Tabel. 3.2.
Perkembangan Kondisi Makro Ekonomi Indonesia
Uraian
Pertumbuhan
Ekonomi
%, yoy
2014
2015
2016
Realisasi
Realisasi
APBN
APBN-P
5,0
4,8
5,3
5,2
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
2017
Pagu
Indikatif
5,5 - 5,9
III.6
Uraian
Inflasi %, yoy
Nilai Tukar eop
Rupiah per US$, rata
rata Ytd
Suku Bunga SPN 3
Bulanan
(% rata rata)
ICP
(USD per barel)
Lifting Minyak Bumi
(ribu barel per hari)
Gas
(ribu barel setara
minyak/hari)
2014
2015
2016
2017
Pagu
Indikatif
Realisasi
Realisasi
APBN
APBN-P
8,4
3,35
4,7
0,62 - 4,45
4,0±1
11.87812.440
13.39213.795
13.900
13.27613.527
13.70014.200
5,8
5,97
5,5
5,9
5,5 – 6,5
97
49,2
50
30.2
45
793,5
777,6
830
785,2*
750
1.224
1.195
1.155
1234,6*
1.050 – 1.150
Kondisi fundamental ekonomi makro nasional cukup kuat dimana
perkembangan inflasi terkendali,tren pertumbuhan positif investasi langsung,
defisit APBN yang terkendali dan neraca transaksi berjalan membaik, berikut
perkembangan kondisi ekonomi makro nasional :
Grafik 3.4
Tingkat Inflasi Yang Terkendali
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.7
Grafik 3.5
Tren Pertumbuhan Investasi
3.1.3. Analisis Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang mencerminkan
peningkatan ekonomi yang tercipta di suatu wilayah. Sehingga semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi, dharapkan mampu membawa dampak yang semakin
baik bagi kondisi ekonomi masyarakat di daerah bersangkutan. Pertumbuhan
ekonomi
yang
tinggi
mencerminkan
keberhasilan
pembangunan
dan
kesejahteraan masyarakat meningkat.
Tabel 3.3
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 dan Proyeksi
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016 dan 2017 Kabupaten Musi Rawas
No
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
2015** 2016***
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
6,97
7,17
Pertambangan dan Penggalian
1,68
1,88
Industri Pengolahan
8,21
8,41
Pengadaan Listrik dan Gas
0,77
0,97
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
6,98
7,18
Limbah dan Daur Ulang;
Konstruksi;
4,68
4,88
Perdagangan Besar dan Eceran;
4,79
4,99
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
Transportasi dan Pergudangan;
9,23
9,43
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9,97
10,37
Minum;
Informasi dan Komunikasi;
8,45
8,65
Jasa Keuangan dan Asuransi;
4,16
4,36
Lapangan Usaha/Industry
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
Proyeksi Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
2017
7,37
2,08
8,61
1,17
7,38
5,08
5,09
9,63
10,57
5,85
4,56
III.8
L
M,N
O
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial
Wajib;
Jasa Pendidikan;
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
Jasa Lainnya.
7,14
4,96
8,73
7,34
4,16
8,93
P
7,12
7,32
Q
7,67
7,87
R,S,T
4,01
4,21
,U
Produk Domestik Regional Bruto
5,13
5,37
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas
**) Angka sangat sementara
***) Angka sangat sangat sementara
7,54
4,36
9,03
7,52
8,07
4,41
5,57
Berdasarkan tabel diatas pertumbuhan ekonomi kabupaten Musi Rawas
pada tahun 2015 sebesar 5,13 persen capaian pertumbuhan ekonomi diatas 5
persen tersebut tentunya merupakan suatu capaian yang menggembirakan,
terlebih melihat sejumlah tantangan yang ada seperti belum stabilnya kondisi
ekonomi global, laju inflasi yang cukup tinggi akibat meningkatnya harga BBM
bersubsidi serta pengaruh cuaca yang menyebabkan penurunan pada produksi
beberapa komoditas pertanian seperti karet dan padi.
Selama tahun 2014
kegiatan ekonomi yang terjadi di kabupaten Musi Rawas telah mampu
menciptakan total nilai PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan
usaha sebesar Rp 10.510.757,1 (Juta).
Jika ditinjau dari sektor lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Musi Rawas yang mengalami laju pertumbuhan paling tinggi adalah
jasa pendidikan sebesar 13,11 persen sehingga ada baikknya kedepan
program- program pembangunan juga selayaknya diarahkan pada sektor
dengan
laju
pertumbuhan
yang
tinggi
untuk
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas.
membantu
menopang
Lalu diikuti sektor jasa
kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,17 persen dan sektor pertambangan
sebesar 8,99 persen. Untuk tahun 2015 Kabupaten Musi Rawas mengalami
perlambatan ekonomi diakibatkan lesunya aktivitas ekonomi di
Kabupaten
Musi Rawas, Pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi melambat sebesar
5,13 persen. Laju pertumbuhan sektoral tertinggi yaitu pada penyediaan
akomodasi dan makan minum sebesar 9,97 persen, seiring dengan masih
rendahnya harga komoditas utama, berdampak pada penurunan pencapaian
kenaikan produksi dan PDRB sektor pertanian dan pertambangan.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.9
Disamping itu sejumlah faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang
masih cukup baik dikarenakan daya beli masyarakat juga masih cukup baik
sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, berbagai stimulus yang
telah diberikan melalui berbagai program maupun pembangunan fisik ikut
membawa ekonomi Kabupaten Musi Rawas turut serta dalam berperan
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan peran Investasi Swasta juga ikut turut
andil dalam menggerakan roda perekonomian. Selain itu fungsi lembaga
perbankan sebagai intermediasi juga menunjukan peningkatan kinerja sehigga
perputaran ekonomi di Kabupaten Musi Rawas bisa berjalan dengan baik.
Tabel 3.4
PDRB Kabupaten Musi Rawas ADHB=2010
Menurut lapangan usaha Tahun 2015-2017 (juta Rp)
No
Lapangan Usaha/Industri
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang;
Konstruksi;
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor;
Transportasi dan
Pergudangan;
Penyediaan
Akomodasi
dan Makan Minum;
Informasi dan Komunikasi;
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M,N
O
P
Q
Jasa Keuangan dan
Asuransi;
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan
Sosial Wajib;
Jasa Pendidikan;
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial;
2015
4536599,10
2016*
4839228,82
4643608,10
2017**
5141658,55
4900799,65
1696090,70
2905,40
954,60
4772203,87
1874545,85
3195,82
1047,40
2053001,00
3486,25
1140,20
827033,60
965555,00
925473,32
1067586,22
1023913,05
1169617,45
65055,40
72644,95
80234,50
38940,40
43499,30
48058,20
40518,40
43804.82
47091,25
89836,30
97467,85
105099,40
184043,10
202872,90
221702,70
2268,70
2509,05
2749,40
369165,90
402478,97
435792,05
430947,60
480254,47
529561,35
93302,40
102205,92
111109,45
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.10
R,S,T,U
Jasa Lainnya.
Produk Domestik Regional Bruto
134109,20
14120933,70
142551,77
15073571,13
150994,35
160226208,55
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas
* Angka sementara
** Angka proyeksi
Nilai PDRB Kabupaten Musi Rawas atas Berdasarkan data pada tabel
2.3. di atas, pada tahun 2014 adalah sebesar 10.510.757,1 (Juta Rp) nilai
PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha Kabupaten Musi
Rawas akan meningkat yang diproyeksikan menjadi 11.054.248,6 (Juta Rp)
pada tahun 2015. Sektor pertanian dan pertambangan menjadi tumpuan
didalam komposisi penyumbang PDRB Kabupaten Musi Rawas yaitu pada
tahun 2014 Sektor Pertanian sebesar 3.746.798 (Juta Rp) dan mengalami
peningkatan
di tahun
2015
sebesar 4.008.022,0
(Juta
Rp).
Sektor
Pertambangan tahun 2014 menduduki posisi kedua sebesar 3.413.480,9 (Juta
Rp) diproyeksikan meningkat di tahun 2015 sebesar 4.008.022,0 (Juta Rp).
Struktur Ekonomi suatu daerah menjadi indikator penentu apakah
daerah tersebut didominasi oleh sektor primer, sekunder ataupun tersier.
Sektor primer adalah sektor yang masih banyak mengandalkan peran
sumberdaya alam dalam proses produksi, yaitu : sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor yang sudah
tidak terlalu mengandalkan peran sumber daya alam lagi, tapi lebih banyak
mengandalkan kemajuan teknologi dan peran sumber daya manusia, yaitu
sektor industri pengolahan, listrik, dan air, serta kontruksi. Sedangkan sektor
tersier adalah adalah sektor yang bisa dikatakan sudah tidak mengandalkan
sumber daya alam lagi, yaitu sektor perdagangan, pengangkutan dan
telekomunikasi, bank dan lembaga keuangan lain, dan sektor jasa-jasa.
Tabel 3.4
Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2014 dan Tahun 2015
No
Lapangan Usaha/Industri
A
B
C
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
% Realisasi
2014
34,58
34,87
10,46
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
% Realisasi
2015*
32,67
32,24
12,06
III.11
D
E
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
F
Konstruksi;
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
H
Transportasi dan Pergudangan;
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum;
J
Informasi dan Komunikasi;
K
Jasa Keuangan dan Asuransi;
L
Real Estat
M,N
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial
Wajib;
P
Jasa Pendidikan;
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
R,S,T,U Jasa Lainnya.
Produk Domestik Regional Bruto
0,02
0,01
0,02
0,01
5,20
5,64
5,87
6,85
0,38
0,24
0,46
0,28
0,27
0,63
1,11
0,01
2,50
0,29
0,64
1,31
0,02
2,62
2,54
0,61
0,94
100,00
3,06
0,66
0,95
100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas
*) Angka sementara
Dari sisi sektoral, struktur PDRB Kabupaten Musi Rawas
masih
ditopang oleh tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan
dan sektor industri pengolahan. Dengan sumbangan andil sebesar 34,87
persen pada sektor pertambangan pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebesar
32,24 persen. Sektor Pertanian sebesar 34,58 persen untuk tahun 2014 dan
tahun 2015 sebesar 32,67 persen dan Sektor Industri pengolahan sebesar
10,46 persen dan 12,06 persen untuk tahun 2014 dan 2015. Berikut
perkembangan struktur PDRB sektoral tahun 2014 dan 2015:
Mengacu fluktuasi harga berbagai komoditas akhir-akhir ini, tingkat
inflasi pada tahun 2017 sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen. Beberapa
kebijakan nasional yang menurunkan harga BBM, tarif angkutan yang ikut
menurun serta harga komoditas yang perlahan stabil membuat inflasi di tahun
2017 dan dengan paket kebijakan nasional yang dicanangkan diperkirakan
inflasi akan terkendali. Kemungkinan inflasi akan naik adalah rencana
pemerintah pusat menaikan tarif listrik dan gas benar-benar dilakukan.
Penetapan berbagai asumsi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi
Rawas ditujukan untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus
peluang bagi para pelaku usaha untuk melakukan investasi baru dan
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.12
mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya investasi dan meningkatnya
skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong perluasan
lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan
kemiskinan.
3.1.4. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017
Tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Musi Rawas tidak
bisa terlepas dari tantangan dan prospek global, nasional, provinsi, dan
Kabupaten Musi Rawas sendiri. Dengan memperhatikan kondisi dan dinamika
perekonomian daerah nasioal dan global beberapa tahun sebelumnya serta
proyeksi perkembangan ekonomi daerah secara makro, maka prospek
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas tahun 2016 dan 2017
diprediksikan dalam kondisi cukup stabil walaupun dihadapkan dengan kondisi
ketidakpastian perekonomian. Dengan memperhatikan kondisi tersebut,
indikator makro ekonomi kabupaten Musi Rawas di proyeksikan sebagai
berikut :
Tabel 3.6
Target Makro Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017-2018
Target
Tahun 2017
Target
Tahun 2018
6% -7 %
6,5%-7%
6,66 %
6,80
a. Produk Domestik Bruto
10.866.259
11.740.583
b. Pendapatan Perkapita
26.949.146
29.215.080
6,7
6,6
No
1
Uraian
Pertumbuhan Ekonomi
a. Range
b. Moderat
2
Ekonomi Kabupaten Musi Rawas
3
Tingkat Inflasi
4
Kemiskinan
13,22
12,05
5
Ketenagakerjaan
2,02
2,01
72,84
73,26
a. Angka Partisipasi Angkatan
Kerja
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.13
b. Tingkat Pengangguran
6
Indeks Pembangunan Manusia
2,02
2,01
69,00
69,21
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas diprediksikan akan
tumbuh pada kisaran sebesar 6 - 7 persen untuk tahun 2017 dan 6,5 7 persen pada pada tahun 2018. Sementara PDRB per kapita untuk tahun
2017 diprediksikan sebesar Rp. 26.949.146,00dan menjadi sebesar Rp
29.215.080,00tahun 2018. Dari sisi tingkat kemiskinan, diprediksikan angka
kemiskinan
secara
gradual
akan
menurun.
Pada tahun 2017, tingkat
kemiskinan di kabupaten Musi Rawas ditargetkan akan berada pada angka
13,22 persen pada tahun 2017 dan sekitar 12,5 persen pada tahun 2018.
Sejalan dengan tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
juga akan memiliki kecenderungan trend yang menurun. Pada tahun 2017
TPT akan berada pada kisaran
2,02 persen dan tahun 2018 sekitar 2,01
persen. Secara sektoral, sektor primer diperkirakan masih akan menjadi
sumber
utama
pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten Musi Rawas
pada
periode tahun 2017-2018, namun demikian sektor sekunder dan sektor
tersier diperkirakan akan tetap memberikan kontribusi dalam pertumbuhan
perekonomian kabupaten Musi Rawas.
Dari
sisi
permintaan,
konsumsi
pemerintah yang lebih ekspansif, investasi yang relatif stabil dengan
kecenderungan meningkat yang dilandasi oleh perkiraan investasi swasta
relatif stabil serta investasi pemerintah yang lebih ekspansif diperkirakan
menjadi
komponen-komponen
yang akan membantu mempertahankan
kinerja perekonomian Kabupaten Musi Rawas tetap stabil. Tekanan inflasi
pada tahun 2017 dan 2018 diperkirakan semakin mereda, kondisi ini seiring
dengan
telah
berakhirnya
Namun
demikian,
tekanan
dampak
inflasi
kenaikan harga
BBM
bersubsidi.
diperkirakan muncul dari berbagai
pengaruh seperti faktor cuaca yang mempengaruhi produksi komoditas
pertanian.
Analisis dengan menggunakan teknik analisis SWOT untuk perekonomian
Kabupaten Musi Rawas :
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.14
Tabel 3.7
SWOT Ekonomi Kabupaten Musi Rawas
VARIABEL
KEKUATAN
KELEMAHAN
PELUANG
TANTANGAN
SUB VARIABEL
1. Terdapatnya potensi pertambangan seperti minyak
bumi (83.871,60 MSTB), gas bumi (1.563,01 BSCF),
batubara (1,2 milyar ton), emas (10 juta ton), perak
(7,5 juta ton), biji besi (800.000 metric ton)
2. Terdapatnya potensi pertanian dan perkebunan
seperti sawah (89.398 ha), karet (258.184 ha), kelapa
sawit (142.339 ha), hutan produksi (350.440 ha).
3. Letak geografis Kabupaten Musi Rawas yang dilintasi
jalan arteri primer yang menghubungkan Pusat
Kegiatan Nasional Bandar Lampung-BengkuluPalembang-Jambi dan Padang.
4. Lebih dari 70% wilayah Musi Rawas merupakan lahan
datar, sehingga dapat dikembangkan sebagai
kawasan budidaya secara optimal.
5. Tersedianya tenaga kerja produktif lebih kurang
277.350 jiwa.
6. 6.Tersedianya infrastruktur (jalan dan listrik) yang
telah menghubungkan dan melayani seluruh Ibu Kota
Kecamatan.
1. Belum Optimalnya Produksi dan Produktivitas
Pertanian
2. Masih Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia
3. Penduduk Miskin yang tinggi
4. Kurangnya Sarana Prasana
5. Kurangnya Pasokan Listrik
6. Pertumbuhan ekonomi yang belum optimal dan minat
investasi masih kecil
7. Penerapan teknologi sangat terbatas
1. Meningkatnya permintaan gobal atas komoditi pangan
dan energy
2. Berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
1. Pembangunan yang lebih merata dan inklusif untuk
mengatasi ketimpangan daerah
2. Perubahan iklim global bagi akan berdampak pada
pertanian Musi Rawas
3. Pertumbuhan penduduk yang relative tinggi
4. Persaingan
perdagangan
internasional
dan
liberalisasi yang makin terbuka dan ketat
5. Menggali sumber-sumber penerimaan
6. Mengefektifkan dan mengefisenkan pengeluaran
pembangunan
7. Pengembangan system inovasi daerah
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.15
Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian saat ini serta
tantangan, peluang dan prospek perekonomian Kabupaten Musi Rawas maka
Fokus Perencanaan Pembangunan Kabupaten Musi Rawas akan diarahkan
sebagai berikut :
1. Penanggulangan Kemiskinan
2. Pengentasan Daerah Tertinggal
3. Pengentasan Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal
4. Pemenuhan Persentase Alokasi Dana Desa
5. Perbaikan Pelayanan Dasar di Tingkat Kecamatan dan Desa
6. Peningkatan Kondisi Infrastruktur Kecamatan dan Desa
7. Peningkatan Pelayanan Publik
8. Perbaikan Penyelenggaraaan Pemerintah
9. Pengurangan
Persentase
Belanja
Operasional
dan
Peningkatan
Persentase Belanja Langsung
10. Fokus Pada Program Prioritas (Program Nyata dalam RPJMD 20162021)
11. Penyederhanaan Jenis Program dan Kegiatan pada Perangkat Daerah
Kebijakan ekonomi Kabupaten Musi Rawas di Tahun 2016 juga akan di
sinergikan untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah
Pusat dan ProvinsiTahun 2017 yang berdasarkan Nawacita dan Trisakti
sehingga
terwujudnya
“Indonesia
yang
berdaulat,
mandiri
dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong”maka prioritas pembangunan
pada RKPD Tahun 2017 antara lain :
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan & SDM Menuju Musi Rawas yang
religius
2. Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran
3. Peningkatan Akses & Kualitas Kesehatan
4. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Ramah Lingkungan
5. Pengembangan Ekonomi Poduktif
Masyrakat Berbasis Ekonomi
Kerakyatan Daerah
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.16
6. Pembangunan Kedaulatan Pangan yang Berbasis Agribisnis &
Agroindustri Komoditas Unggulan
7. Peningkatan Pelayanan Publik dan Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintah yang bersih & Berwibawa
8. Peningkatan Investasi Daerah
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Musi Rawas
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Musi Rawas tahun 2017
mencakup arah dan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah. Kebijakan keuangan daerah merupakan komponen yang
sangat penting dalam perencanaan pembangunan sehingga analisis mengenai
kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam mendanai perencanaan pembagunan daerah.
Kebijakan keuangan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 secara umum
disusun dalam rangka mewujudkan arah kebijakan pembangunan yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2016-2021, tidak terlepas dari kapasitas fiskal
daerah
sebagai
salah
satu
penopang
strategis
dalam
implementasi
pembangunan Kabupaten Musi Rawas. Tingkat kemampuan keuangan
daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan
asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan
perkiraan yang terukur melalui proses analisis secara efektif untuk mengetahui
kemampuan
daerah
dalam mendanai rencana
pembangunan
daerah.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana sebagai hak pemerintah daerah
dalam satu tahun anggaran. Upaya yang digunakan untuk memenuhi target
pendapatan dilakukan antara lain, penelitian potensi pendapatan daerah,
pembebasan
dan
penyerderhanaan
prosedur
pajak
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
dan
non
pajak,
III.17
pembebasan sanksi administrasi berupa denda dan bunga, operasionalisasi
penagihan pajak daerah door to door. Kebijakan umum pendapatan daerah
pemerintah Kabupaten Musi Rawas diarahkan untuk mengoptimalkan seluruh
potensi pendapatan daerah guna membiayai pelaksanaan pembangunan
sesuai dokumen perencanaan yang telah ditetapkan, agar dapat semaksimal
mungkin mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu, pendapatan daerah
yang dianggarkan dalam APBD Kabupaten Musi Rawas merupakan perkiraan
terukur secara nasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai ketentuan UndangUndang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, upaya-upaya
penting yang terus dilakukan dalam rangka meningkatkan penerimaan PAD
tersebut adalah :
1.
Menghitung kembali PAD secara riil, khususnya pada sumber-sumber
pendapatan tertentu dalam kerangka ekstensifikasi dan intensifikasi
pungutan PAD, baik sumber-sumber retribusi daerah maupun pajak.
2.
Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dengan cara mengoptimalkan
sumber-sumber penerimaan daerah yang bersifat ekonomis dan rasional
dengan merangsang pertumbuhan potensi perekonomian daerah.
3.
Optimalisasi peran BUMD guna memacu pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi daerah, serta dapat memberikan kontribusinya secara signifikan
terhadap peningkatan PAD.
4.
Mempelajari kemungkinan meningkatkan pendapatan melalui penjualan
jasa-jasa publik.
5.
Menyempurnakan administrasi penerimaan pendapatan daerah dan
meningkatkan
pengendalian
pendapatan
daerah
untuk
menjamin
efektivitas pengumpulan pendapatan.
Sedangkan, upaya dalam rangka meningkatkan penerimaan dana
perimbangan adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Pusat dalam rangka optimalisasi dan efektivitas pendapatan daerah,
antara lain melalui penyampaian akurasi data maupun penyusunan
kegiatan prioritas yang berskala nasional dan regional.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.18
2.
Pengusulan kegiatan khusus dan strategis dalam skala daerah dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan potensi perekonomian daerah dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 3.8
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016
dan proyeksi Tahun 2017
KODE
URAIAN
1
(*)
2
I
1
2
3
4
II
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah
2
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
3
Dana Alokasi Khusus
1
III
1
2
3
4
Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
Pendapatan Hibah
Bagi Hasi pajak dari provinsi
dan pemerintah daerah lainya
Bantuan keuangan dari
provinsi atau pemerintahan
daerah lainnya
Bantuan Keuangan dari
Pemerintah Pusat
APBD
TA. 2016
PROYEKSI APBD TA.
2017
4
1.336.989.118.270,50
5
1.539.897.550.200,00
105.070.860.821,00
105.470.860.821,00
39.030.601.765,00
3.344.359.563,00
5.000.000.000,00
39.130.601.765,00
3.444.359.562,00
5.100.000.000,00
57.695.899.494,00
57.795.899.494,00
1.078.367.104.000.00
350.547.571.000,00
1.357.367.104.000,00
415.547.571.000,00
641.789.648.000,00
661.789.648.000,00
75.029.885.000,00
180.029.885.000,00
158.664.102.860,00
159.914.102.860,00
2.650.000.000,00
28.888.779.560,00
2.700.000.000,00
29.888.779.560,00
127.125.323.300,00
203.875.538.800,00
120.125.323.300,00
120.225.323.300,00
Sumber : Dinas PPKAD
Tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa untuk periode tahun 2016 dan
2017, pendapatan daerah diproyeksikan naik dari pendapatan tahun 2016.
Proyeksi pendapatan ini merupakan sekumpulan angka-angka perkiraan yang
dapat berubah dan atau asumsi-asumsinya tidak mengalami perubahan.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.19
Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar diproyeksikan dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah, kemudian dana perimbangan, dan PAD.
3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Pengalokasian belanja daerah oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas
tahun 2017 disesuaikan dengan asumsi ekonomi makro, kebutuhan
penyelenggaraan daerah, prioritas kebutuhan pembangunan dan mengikuti
ketentuan perundangan berlaku. Belanja daerah disusun untuk mendanai
pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan.
Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib
dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah
ditetapkan. Belanja daerah di arahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi
dan misi pembangunan daerah Bupati Musi Rawas yang baru untuk 5 tahun
kedepan. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, belanja
daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi tersebut.
Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan, penata
usahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek
efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.Arah pengelolaan belanja
daerah adalah sebagai berikut:
a.
Efisiensi dan Efektifitas Anggaran Belanja
Anggaran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk
dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan harapan selanjutnya
adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung
dengan kepentingan masyarakat.Berikut hal yang akan dilaksanakan terkait
dengan efiensi dan efektifitas belanja daerah :
1. Memperbaiki komposisi dan efisiensi belanja dengan peningkatan
efisiensi belanja dengan penajaman nomenklatur belanja (Jelas
peruntukannya, penyederhanaan jenis program dan kegiatan dan
menghindari duplikasi.
2. Memperkenalkan pembangunan dengan pendekatan holistic, tematik,
terintegrasi, serta spasial untuk meningkatkan kualitas belanja
3. Menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks
daerah, Perangkat Daerah maupun program dan kegiatan yang
bertujuan meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.20
4. Pengurangan persentase belanja
persentase belanja langsung
b.
operasional
dan
peningkatan
Prioritas Anggaran
Prioritas penggunaan anggaran tahun 2017 diarahkan untuk mendanai
kegiatan dalam memenuhi kegiatan pelayanan publik dan untuk mendukung
pencapaian prioritas nasional yang tertuang dalam RPJMN di bidang
pendidikan,
kesehatan,
pengembangan
dan
pembangunan
wilayah,
penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur guna mendukung
ekonomi kerakyatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi serta diarahkan
untuk penanggulangan kemiskinansecara berkelanjutan dan terarah dan
meretar Kabupaten Musi Rawas dari daerah tertinggal demi mewujudkan
masyarakat yang SEMPURNA (Sejahtera,Mandiri,Produktif, Unggul, Religius,
Nyaman dan Aman) berdasarkan RPJMD Kabupaten Musi Rawas 2016-2021.
c.
Pengoptimalan belanja langsung
Belanja langsung diupayakan dengan tujuan pembangunan secara
efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata
masyarakat, sesuai strategi pembangunan. Bentuk optimalisasi belanja
langsung untuk pembangunan infrastruktur publik dengan dilakukan kerjasama
dengan pihak swasta/pihak ketiga, sesuai dengan ketentuan berlaku.
d.
Transparansi dan Akuntabel setiap pengeluaran belanja harus dengan
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban
sesuai
harus
ketentuan
memenuhi
berlaku.
aspek
administrasi
Pelaporan
dan
juga
menyangkut proses keluaran dan hasil harus jelas.
Tabel 3.9
Struktur Belanja dan Pengeluaran Wajib Daerah
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 dan proyeksi Tahun 2017
Belanja
NO
Uraian
A
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
Gaji dan Tunjangan
1
2
Tambahan Penghasilan
PNS
Tahun 2016
566.753.866.421,60
Proyeksi 2017
623.429.253.063,76
544.051.499.623,50
598.456.649.585,85
14.138.915.617,20
15.552.807.178,92
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.21
3
4
5
B
1
2
3
4
5
6
7
Belanja Penerimaan
lainnya Pimpinan dan
Anggota DPRD serta
KDH/WKDH
Biaya Pemungutan
Pajak Daerah
Insentif pemungutan
pajak daerah
BELANJA LANGSUNG
Belanja honorarium
PNS khusus untuk guru
dan tenaga medis
Belanja jasa kantor
Belanja sewa
rumah/gedung/gudang/pa
rkir
Belanja sewa sarana
mobilitas
Belanja sewa
perlengkapan dan
peralatan kantor
Belanja beasiswa
pendidikan PNS
Belanja Modal
TOTAL (A+B)
3.768.050.000,00
4.144.855.000,00
3.985.543.784,20
4.384.098.162,62
809.857.396,70
890.843.136,37
780.235.251.852,90
4.456.367.900,00
916.468.297.139,00
4.950.490.000,00
56.607.588.332,90
62.268.347.166,19
1.990.164.110,00
2.189.180.521,00
4.310.643.700,00
4.741.708.070,00
2.410.574.100,00
2.651.631.510,00
1.463.000.000,00
1.609.300.000,00
693.627.663.520,59
8842.990.429.872,64
1.336.989.118.270,50
1.539.897.550.200,00
Berdasarkan tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa belanja dan
pengeluaran wajib, mengikat, serta prioritas utama periode 2017 diproyeksikan
mengalami kenaikan dari belanja dan pengeluaran wajib, mengikat serta
prioritas utama tahun 2017 dengan memperhatikan belanja tahun 2016.
1.
Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Lansung merupakan belanja yang digunakan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Penganggaran
belanja
tidak
langsung
tahun
2017
diproyeksikan
sebesar
Rp623.429.253.063,76.Belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Belanja Pegawai
1. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja
pegawai yang sudah dilakukan dalam rangka perhitungan DAU Tahun
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.22
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Anggaran 2017 serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok
dan penganggaran gaji ke-13 dan ke-14 dirasakan perlu disiapkan.
Penganggaran Tambahan Penghasilan, Tunjangan Kinerja Daerah
atau Tunjangan Beban Kerja PNSD harus memperhatikan kemampuan
keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63
ayat 2 peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Penentuan
kriterianya ditentukan dahulu dengan peraturan Kepala Daerah
sebagaimana di atur oleh peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13
tahun 2006.
Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, mutasi dan
penambahan PNSD memperhitungkan acress yang besarnya
maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan
tunjangan);
Penganggaran belanja uang makan harian PNS dianggarkan hal ini
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72 tahun 2016
tentang uang makan harian PNS
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi kepala
daerah/wakil kepala daerah, pimpinan dan anggota DPRD serta PNSD
dibebankan pada APBD tahun 2017 dengan mempedomani Undangundang no 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional, UU
No 24 tahun 2011 tentang penyelenggaraan Jaminan Nasional (BPJS)
serta PP no 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Sosial.
Tunjangan Beras dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor PER-3/PB/2015
berlaku bulan Januari tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk Natura
dan Uang, bahwa pemberian tunjangan beras dalam bentuk uang
kepada PNS ditetapkan sebesar Rp. 8.047,00 per kilogram;
Penganggaran untuk Tunjangan Jabatan Fungsional dirinci secara
jelas sesuai dengan klasifikasi dan jabatan fungsional yang ditetapkan
dengan Keputusan Bupati;
Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain Pimpinan dan
Anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan didasarkan pada:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007;
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.23
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran
dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang
Operasional Pimpinan DPRD serta tata cara Pengembalian
Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional.
9. Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempedomani
ketentuan:
1) Penganggaran Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000
tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.
2) Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000
ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah.
b.
Belanja Hibah
Belanja hibah digunakan untuk mendukung fungsi penyelenggaraan
pemerintah daerah. Sehubungan telah diterbitkannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBD
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14
Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang bersumber dari APBD, maka penganggaran hibah berupa uang
kepada organisasi kemasyarakatan dicantumkan dalam RKA-PPKD,
sedangkan untuk pemberian hibah berupa barang atau jasa dicantumkan
dalam RKA-PD. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam Naskah Perjanjian
Hibah Daerah yang ditandatangani bersama oleh Bupati dan penerima hibah.
c.
Belanja Bantuan Sosial
Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah
dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota
masyarakat namun tetap secara selektif/tidak mengikat, memiliki identitas yang
jelas, sesuai dengan tujuan penggunaan dan berdomisili dalam wilayah
administrasi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan jumlahnya dibatasi dan
dalam mekanismenya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.24
Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari APBD.
d.
Belanja Tidak Terduga
Penetapan anggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional
dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2015 dan kemungkinan
adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya,
diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah.
2.
Belanja Langsung
Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran
2017, Penganggaran belanja langsung tahun 2017 diproyeksikan sebesar
916.468.297.139,00. Untuk ituPemerintah Kabupaten Musi Rawas akan
memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a. Alokasi belanja langsung dalam APBD untuk setiap kegiatan dilakukan
sesuai dengan skala prioritas serta analisis kegiatan biaya yang dikaitkan
dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan. Oleh karena itu, untuk
menghindari adanya pemborosan, program dan kegiatan yang
direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil.
b. Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja
modal diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau
belanja barang dan jasa. Untuk itu, diberikan batasan jumlah belanja
pegawai dan belanja barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanan
kegiatan pembangunan fisik dan diatur dalam peraturan kepala daerah.
c.
Belanja Pegawai :
1. Pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya
didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non
PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi
nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan. Besaran honorarium
bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan dengan
keputusan kepala daerah.Dalam rangka meningkatkan efisiensi
anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.25
PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas
dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai
target kinerja kegiatan dimaksud.
2. Uang lembur dianggarkan sesuai dengan kebutuhan Perangkat Daerah
masing-masing apabila tahun 2017 tidak dianggarkan Tunjangan Kinerja
Daerah.
d. Barang Belanja dan Jasa :
1. Dengan ditetapkannya Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007, pada jenis belanja barang/jasa ditambahkan obyek belanja
pemeliharaan, jasa konsultasi, dan lain-lain pengadaan barang/jasa,
dan belanja lainnya yang sejenis. Sehingga terhadap penganggaran
upah tenaga kerja dan tenaga lainnya yang terkait dengan jasa
pemeliharaan atau jasa konsultasi baik yang dilakukan secara
swakelola maupun pihak ketiga dianggarkan pada belanja barang dan
jasa dimaksud.
2. Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis
disesuaikan dengan kebutuhan riil yang didasarkan atas pelaksanaan
tugas dan fungsi Perangkat Daerah, jumlah pegawai dan volume
pekerjaan serta memperhitungkan sisa barang persediaan Tahun
Anggaran 2015.
3. Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang inventaris
dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-masing Perangkat
Daerah. Oleh karena itu sebelum merencanakan anggaran terlebih
dahulu dilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap barang-barang
inventaris yang tersedia baik dari segi kondisi maupun umur
ekonomisnya;
4. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja
dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun
perjalanan dinas luar negeri dilakukan secara selektif, frekuensi dan
jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari
perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi
kebijakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas.
Penganggaran
perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Permenkeu No.
33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2017. Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan
daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menerapkan
penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.26
kebutuhan nyata (at cost). Standar satuan harga perjalanan dinas
selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
5. Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan SDM yang
tempat penyelenggaraannya di luar daerah, sangat selektif dengan
mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta
manfaat
yang
akan
diperoleh
dari
kehadiran
dalam
pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas
penggunaan anggaran daerah.
6. Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan diprioritaskan
menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang
sudah tersedia milik pemerintah daerah.
7. Dalam merencanakan belanja pemeliharaan barang inventaris kantor
disesuaikan dengan kondisi fisik barang yang akan dipelihara dan lebih
diprioritaskan untuk mempertahankan kembali fungsi barang inventaris
yang bersangkutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 27 tahun 2014.
8. Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap)
yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat
pada Tahun Anggaran 2017, dianggarkan pada jenis belanja barang
dan jasa.
e. Belanja Modal :
1. Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar
perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Permendagri Nomor 7 Tahun 2006.
2. Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007, maka untuk penganggaran belanja modal tidak
hanya sebesar harga beli/bangun aset tetapi harus ditambah seluruh
belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai
aset tersebut siap digunakan.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.27
3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah.
Dalam Struktur APBD selain komponen Pendapatan dan Belanja
daerah, terdapat juga pembiayaan daerah. Kebijakan pembiayaan terdiri dari
kebijakan dan rencana penerimaan Pembiayaan daerah serta kebijakan dan
Rencana Pengeluaran Pembiayaan daerah. Dengan
diberlakukannya
anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya
defisit
maupun
surplus. Defisit
terjadi
ketika
pendapatan
lebih
kecil
dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan
lebih besar dibandingkan beban. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan
pembiayaan daerah. Sumber pembiayaan dapat berasal dari .
1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA)
mencakup
pelampauan
penerimaan
PAD,
Daerah Kabupaten Musi Rawas penerimaan
pelampauan
penerimaan
pelampauan Pemerintah
dana
perimbangan
lain-lain pendapatan daerah yang sah,
pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja,
kewajiban
kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan,
dan sisa dana kegiatan lanjutan.
2. Pembiayaan pembangunan dengan pola cost sharing antara Pemerintah
Pusat dan Provinsi ke Pemerintah Kabupaten Musi Rawas
3. Transfer dari dana cadangan daerah, pencairan
digunakan
untuk
menganggarkan pencairan
dana
cadangan
dana cadangan
dari
rekening dana cadangan ke rekening kas umum daerah dalam tahun
anggaran berkenaan, dengan Jumlah yang dianggarkan sesuai dengan
jumlah yang telah ditetapkan
pembentukan
dana cadangan
dalam
peraturan
daerah
tentang
berkenaan.Penggunaan atas dana
cadangan yang dicairkan dari rekening dana cadangan ke rekening kas
umum
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1)
dianggarkan dalam belanja langsung Perangkat Daerah pengguna dana
cadangan berkenaan, kecuali diatur tersendiri dalam peraturan perundang
-undangan.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.28
4. Penerimaan
piutang
digunakan
untuk
menganggarkan
penerimaan
yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga seperti : Piutang
terhadap Provinsi terkait dana bagi hasil Provinsi.
5. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di Pisahkan.
3.3
Arah Kebijakan Pengembangan Pendanaan Daerah
Setiap
tahun
pemerintah
Kabupaten
Musi
Rawas
melakukan
penyusunan Rancangan Kerja pemerintah (RKPD), dimana RKPD merupakan
hasil akhir dari berbagai proses perencanaan yang dilakukan. Dokumen RKPD
disusun dalam kondisi ideal, tetapi karena faktor tidak seimbangnya kapasitas
keuangan daerah dan pengeluaran menjadi perencanaan tidak bisa berjalan
secara ideal. Perlu upaya terobosan penggalian sumber dana lain yang dapat
menopang RKPD bisa berjalan secara ideal sesuai dengan perencanaan.
Disisi lain dalam kenyataannya di lapangan, cukup banyak dana-dana
pembangunan untuk tujuan kesejahteraan masyarakat baik yang dilakukan
NGO dan perusahaan dengan Corporate Social Responbility (CSR). Tetapi
sulit
mengukur
efektifitas
dari
program-program
yang
dilakukan
non
pemerintah tersebut, beberapa faktor kelemahan tersebut adalah :

Tidak terintegrasi dengan dokumen
perencanaan Kabupaten Musi
Rawas, sehingga seringkali salah sasaran.

Tidak mampu mengukur dampak bantuan.

Terjadi tumpang tindih program/kegiatan dalam satu lokasi dengan yang
dilakukan pemerintah.
Beberapa persoalan diatas menjadi landasan dasar pemerintah
Kabupaten Musi Rawas untuk melakukan sinergi dan mengintegrasikan
program CSR
yang dilakukan perusahaan/lembaga/instansi
kedalam
Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas.
Adapun mekanisme kerja yang dibangun dalam membangun sinergitas
perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :

Dokumen RKPD sebagai acuan membangun kerjasama dengan CSR.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.29

RKPD yang tidak bisa dibiayai dari dari APBD/APBN diserahkan ke Tim
CSR untuk dikoordinasikan dengan anggotanya dan menjadi tawaran
kerjasama dalam pembiayaannya.

TIM CSR akan bekerja untuk mengkoordinasikan usulan tersebut dengan
anggotanya guna membangun komitmen kerjasama yang jelas pada
tahun anggaran berikutnya.

Pelaksanaan kegiatan penggunaan dana CSR bisa dilaksanakan melalui
rekanan atau PD terkait.
.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017
III.30
Download