PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Oleh: PURNOMO JATI NIM. 12.22.1.1.084 JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2017 i PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah Oleh: PURNOMO JATI NIM. 12.22.1.1.084 Surakarta, 29 Desember 2016 Disetujui dan disahkan oleh: Dosen Pemimbing Skripsi Drs. Basuki Rahardjo, M.S. NIP. 19530526 1981031 1 001 ii PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memperoleh Sebagian Persyaratan GunaMemperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah Oleh: PURNOMO JATI NIM. 12.22.1.1.084 Surakarta, 29 Desember 2016 Disetujui dan Disahkan Oleh : Biro Skripsi Ika Yoga, S.E., M.M. NIP 19790406 201403 1 001 iii SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI Assalamu’alaikum, Wr, Wb Yang bertanda tangan di bawah ini: NAMA : PURNOMO JATI NIM : 12.22.1.1.084 JURUSAN : MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO Benar-benar bukan merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti sebelumnya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan plagiasi , saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum, Wr.Wb. Surakarta, 29 Desember 2016 Purnomo Jati iv Drs. Basuki Rahardjo, M.S. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta NOTA DINAS Hal : SKRIPSI Sdr. : Purnomo Jati Kepada Yang Terhormat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Di Tempat Assalamu’alaikum, Wr. Wb Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudara Purnomo Jati NIM: 12.22.1.1.084 yang berjudul: PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO. Sudah dapat dimunaqosyahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE.) dalam bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah. Oleh karena itu, kami mohon agar skripsi tersebut segera dimunaqosyahkan dalam waktu dekat. Demikian atas terkabulnya permohonan ini disampaikan terimakasih Wassalamualaikum, Wr. Wb Surakarta, 29 Desember 2016 Dosen Pembimbing Skripsi Drs. Basuki Rahardjo, M.S. NIP. 19530526 1981031 1 001 v PENGESAHAN PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO. Oleh: PURNOMO JATI NIM. 12.22.1.1.084 Telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah Pada hari kamis tanggal 26 Januari 2017 dan dinyatakan Telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Dewan Penguji : Penguji I (Merangkap Ketua Sidang) Ika Yoga, S.E., M.M. NIP. 19790406 201403 1 001 __________________ Penguji II Awan Kostrad Diharto, S.E., M.Ag. NIP. 19651225 200003 1 001 __________________ Penguji III Budi Sukardi, S.E.I., M.S.I. NIP. 19791111 200604 1 003 __________________ Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Surakarta Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D NIP. 19561011 198303 1 002 vi MOTTO Barang siapa yang meringankan penderitaan seseorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari kiamat dan barang siapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat (HR. Muslim) Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kebaikan itu untuk dirimu. Dan jika kamu berbuat jahat, berarti kamu telah berbuat jahat atas dirimu pula (QS. Al- Israa: 7) Sampaikanlah kabar gembira, jangan menakut-nakuti, dan permudahlah jangan mempersulit (HR. Muslim) vii PERSEMBAHAN Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa Karya yang sederhana ini untuk: Bapak dan ibu tercinta, kakakku yang tersayang, Almamater IAIN Surakarta, Teman-teman satu kelas saya Manajemen Bisnis Syariah B Terimakasih viii KATA PENGANTAR Assalamualaikum, Wr, Wb. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA PENDIDIKAN GURU TINGKAT TERHADAP SD/MI DI PENINGKATAN KELURAHAN KUALITAS WARU, BAKI, SUKOHARJO”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Datien Eriska Utami, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 4. Awan Kostrad Diharto, SE., M.ag, Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 5. Drs. Basuki Rahardjo, M.S., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi. ix 6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 8. Ibu dan bapakku, terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu sungguh mulia. 9. Kakak-kakaku yang saya sayangi dan selalu menyemangati dan mendoakanku. 10. Sahabat-sahabatku Putiksari Setiawati, Pandu Prasetyo dan Muslih Adi Saputra yang selalu menolong dan mendukung saya selama ini dan temanteman seperjuanganku kelas Manajemen Syariah B. 11. Teman-teman angkatan 2012, dan Adik-adik tingkat. 12. Guru-guru yang membantu berpartisipasi mengisi kuisioner, semoga beliau dipermudah dalam setiap urusan. 13. Teman-teman Karang Taruna SIREMA yang selalu memberikan dorongan dan pengalaman. Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta Puji Syukur kepada Allah SWT, semoga diberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Aamiin. Wassalamualaikum, Wr. Wb Surakarta, 29 Desember 2016 Penulis x ABSTRACT The purpose of this study was to determine the influence of woman headmaster leadership and the teachers' work againts improvement quality/education quality. The populations in this study was the teachers who teach SD/MI in Waru region and lead by woman headmaster in total 54. The Sampling technique used was convenience sampling were 50 respondents. There are two variables in this study, they are dependent Variable and independent variable. The dependent variable was Improvement quality/education quality(y). For the independent variable were Leadership (x1),and teachers' work (x2). The analysis method used multiple linear regression analysis. Quantitative research method. For the data used IBM SPSS Statistics 20.0. The result of this study showed that partially positive and significant influence againts improvenent quality/education quality was the leadership and teachers' work variable. The variable most dominant influence was leadership. Keywords: leadership, teachers' work, improvement quality/education quality xi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru yang mengajar di SD/MI di kelurahan Waru yang di pimpin kepala sekolah wanita yang berjumlah 54. Teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 50 responden. Variabel penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Untuk variabel dependen (y) dari penelitian ini adalah peningkatan mutu/ kualitas pendidikan. Untuk variabel independen (x) meliputi: kepemimpinan (x1), dan kinerja guru (x2). Untuk metode analisis data dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Sedangkan untuk olah data dengan mengunakan program IBM SPSS Statistik 20.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan mutu/kualitas pendidikan adalah variabel kepemimpinan dan kinerja guru. Variabel yang berpengaruh paling dominan adalah kepemimpinan. Kata Kunci :Kepemimpinan, kinerja guru, peningkatan mutu/kualitas pendidikan. xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ............................................ iv HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH .................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRACT .............................................................................................................. x ABSTRAK ............................................................................................................ xii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 9 1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 9 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 9 1.5 Tujuan Penelitian................................................................................. 10 1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 10 xiii 1.7 Jadwal Penelitian................................................................................. 11 1.8 Sistematika Penulisan ......................................................................... 11 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14 2.1. Kajian Teori ........................................................................................ 14 2.1.1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita ......................................... 14 1. Pengertian Kepemimpinan ........................................................ 14 2. Teori-teori Kepemimpinan ........................................................ 14 3. Gaya Kepemimpinan ................................................................. 16 4. Wanita dan Kepemimpinan ....................................................... 17 5. Peningkatan Perempuan sebagai Pemimpin ............................. 17 6. Perbedaan Pemimpin Wanita dan Pemimpin Pria ..................... 18 7. Persamaan antara Pemimpin Wanita dan laki-laki ................... 19 2.1.2. Kinerja Guru ................................................................................... 19 1. Pengertian Kinerja Guru ............................................................ 19 2. Faktor-Faktor yang Mempengauhi Kinerja Guru ...................... 21 2.1.3. Kualitas Pendidikan......................................................................... 23 1. Pengertian Kualitas Pendidikan ............................................... 23 2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pendidikan .......... 27 2.2. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 30 2.3. Kerangka Berfikir ............................................................................... 31 2.4. Hipotesis ............................................................................................. 31 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ........................................................... 33 xiv 3.2. Jenis Penelitian ................................................................................... 33 3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 33 3.4. Data dan Sumber data......................................................................... 35 3.5. Teknik pengupulan data ..................................................................... 35 3.6. Variabel- Variabel Penelitian ............................................................. 37 3.6.1 Variabel Penelitian .................................................................... 37 3.6.2. Definisi Operasional Variabel .................................................. 38 3.7. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39 3.7.1. Uji Instrumen Penelitian........................................................... 39 1. Uji Validitas ....................................................................... 39 2. Uji Reliabilitas .................................................................... 39 3.7.2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 40 1. Uji Multikolinieritas ............................................................. 40 2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 41 3. Uji Normalitas ...................................................................... 41 3.7.3. Uji Ketetapan Model ................................................................ 41 1. Koefisien Determinasi ......................................................... 41 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .........................................42 3.7.4. Analisis Regresi Berganda ...................................................... 43 3.7.5. Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) ........... 44 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 45 4.1. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 45 4.1.1. Prrofil MI M Waru ................................................................... 45 xv 4.1.2. Profil SD N Waru 01 ................................................................ 47 4.1.3. Profil SD N Waru 02 ................................................................ 49 4.2. Karakteristik responden...................................................................... 50 4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data ..................................................... 50 4.3.1. Uji Instrumen Penelitian........................................................... 50 1. Uji Validitas .......................................................................... 51 2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 52 4.3.2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 53 1. Uji Multikolonieritas ............................................................ 53 2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 54 3. Uji Normalitas ...................................................................... 54 4.3.3 Uji Ketetapan Model ................................................................ 55 1. Koefisien Determinasi ......................................................... 55 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................... .56 4.3.4 Analisis Regresi Berganda ....................................................... 57 4.3.5 Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) ........... 58 4.4. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 59 4.4.1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas pendidikan .......... 60 4.4.2. Pengaruh kinerja guru terhadap kualitas pendidikan ............... 61 BAB V PENUTUP ........................................................................................... .63 5.1. Kesimpulan.................................................................................... .63 5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................. .63 5.3. Saran .............................................................................................. .64 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .66 LAMPIRAN. .................................................................................................... .69 xvi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rangking Sekolah .......................................................................... 8 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 38 Tabel 4.1 Info MI M Waru ............................................................................ 45 Tabel 4.2 Rekapitulasi Sekolah MI Muhammadiyah Waru .......................... 46 Tabel 4.3 Info SD N Waru 01……………………………………………….47 Tabel 4.4 Info SD N Waru 02……………………………………………….49 Tabel 4.5 Hasil Uji validitas .......................................................................... 51 Tabel 4.6 Hasil Uji realibilitas ....................................................................... 52 Tabel 4.7 Hasil uji multikolonieritas ............................................................. 53 Tabel 4.8 Hasil uji heteroskedastisitas .......................................................... 54 Tabel 4.9 Hasil Uji normalitas ....................................................................... 55 Tabel 4.10 Koefisien Determinasi ................................................................... 56 Tabel 4.11 Uji statistik F ................................................................................. 56 Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda ............................................................ 57 Tabel 4.13 Hasil Uji t ...................................................................................... 59 xvii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Berfikir .......................................................................... 31 xviii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Jadwal Penelitian ............................................................................70 Lampiran 2: Kuisioner Penelitian .......................................................................71 Lampiran 3: Hasil Rekap Kuesioner ...................................................................75 Lampiran 4: Hasil Olah Data SPSS ....................................................................79 Lampiran 5: Surat Penelitian...............................................................................86 Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup.....................................................................90 xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, Wanita sebagai pemimpin telah berlangsung terutama pada profesi tenaga akademis, keperawatan dan usaha-usaha kesejahteraan sosial. banyaknya perempuan usia 15 tahun ke atas dari pada laki-laki usia 15 tahun ke atas pada periode 2015-2019 menunjukkan semakin terbukanya kesempatan kepada perempuan sebagai pemimpin dan mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Namun jajak pendapat yang dilakukan oleh UNDP dalam jurnal Management of Education (Halilah, 2010: 38) tentang perilaku dan persepsi terhadap partisipasi mengungkapkan perempuan bahwa 77,6% secara responden sosial, ekonomi laki-laki maupun dan politis perempuan memandang bahwa laki-laki harus menjadi pengambil keputusan dan memimpin kalangan masyarakat. Berdasarkan survey tersebut menunjukkan bahwa masih ada sebagian masyarakat yang meragukan kemampuan memimpin seorang perempuan. Walaupun sebenarnya perempuan mempunyai peran yang strategis baik dalam keluarga maupun lingkungannya. Kepemimpinan perempuan dianggap mampu menyelesaikan beberapa, persoalan dalam dunia pendidikan. Naisbitt J dan Aburdene P (1990) menjelaskan bahwa jalan menuju kepemimpinan bagi perempuan dimulai dengan pendidikan. Perempuan yang memiliki pendidikan yang tinggi dapat memilih berbagai alternative pekerjaan yang kini terbuka lebar 1 baginya, misalnya menjabat sebagai presiden, rektor, kepala sekolah dan sebagainya. Melihat kemampuan yang dimiliki perempuan sudah selayaknya wanita mendapatkan kepercayaan dan di berikan kesempatan sebagai seorang pemimpin. Khususnya sebagai kepala sekolah dengan harapan agar persoalan-persoalan rendahnya mutu pendidikan di indonesia bisa teratasi dengan gaya kepemimpinan perempuan, kesuksesan perempuan memimpin karena gayanya yang non tradisional yang mana kepemimpinan perempuan muncul dari keinginanan mengerjakan apa yang mereka inginkan atau mempunyai kendali atas dirinya sendiri, tidak memandang jabatan kepemimpinan sebagai perintah dan kendali tetapi muncul dari mendapatkan kepatuhan dan kesetiaan dengan memahami serta memenuhi kebutuhan orang lain dan dikatakan juga bahwa model kepemimpinan perempuan berdasarkan pada nilai. Nilai membentuk hakikat mengenai cara perempuan menerapkan perilaku kepemimpinan harian, mulai dari mengembangkan visi, menciptakan tim berkinerja tinggi dan mengambil risiko. Frankel (2007:19) mengemukakan ada enam nilai yang menjadi model kepemimpinan perempuan yang menurutnya adalah model kepemimpinan yang diperlukan pada saat ini. Keenam nilai itu adalah penetapan arah, mempengaruhi orang lain, pembentukan tim, pengambilan resiko, kemampuan memotivasi, dan kecerdasan emosi. Pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mendapatkan yang diharapkan, peserta didik bisa mendapatkan melalui lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan potensi peserta didik agar terbentuk sesuai dengan apa yang telah diungkapkan diatas. Lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, tidak lepas dari usaha-usaha kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, orang tua, masyarakat dan komite sekolah (stakeholders). Dalam hal ini yang mempunyai peran dalam membawa sekolah menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas adalah pemimpinya, yang dimaksud disini adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang berpengaruh dan mempunyai kebijakan-kebijakan sekolah serta merupakan orang yang membawa kemana sekolah diarahkan. Dengan demikian maka kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan pendidikan. Seperti diungkapkan (H.E. Mulyasa, 2005) sangat berkaitan mutu kepala sekolah dengan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim disiplin budaya sekolah. Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersediaakan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh kepemimpinan yang baik. Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan kepemimpinan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan perlu pula dilakukan upaya pola kepemimpinan partisiparotis. Realitanya dalam kepemimpinan partisipatoris itu masih ada kesenjangan seperti belum terintegrasinya stakeholder secara menyeluruh dalam rangka peningkatan mutu yang diharapkan. Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di dalam sekolah yang diharapkan dapat berperan dalam mempengaruhi bawahanya, khususnya para guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan pekerjaan seperti itu tidaklah mudah karena pekerjaan tidak hanya memiliki kemampuan di bidang pengetahuan, tetapi juga memiliki keterampilan mengendalikan emosi untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan hasil studi pendekatan sifat, ada tiga macam sifat pribadi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam kepemimpinannya, yakni: 1) ciri-ciri fisik seperti tinggi badan dan penampilan; 2) kepribadian, seperti menjunjung tinggi harga diri, berpengaruh, dan stabilitas emosi 3) kemampuan atau kecakapan, seperti kecerdasan umum, lancar berbicara, keaslian, dan sense social (Davis dalam Thoha, 1998: 127). Kepemimpinan dalam sekolah sangat penting, karena pada dasarnya sekolah merupakan intuisi yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu pendidikan. Peningkatan mutu sekolah memerlukan kepala sekolah sebagai berikut: (a) Memandang bahwa menyediakan dorongan yang sumber memadai daya bagi yang ada adalah guna guru-guru. (b) Mencurahkan banyak waktu Untuk pengelolaan dan koordinasi proses instruksional. (c) Berkomunikasi secara teratur dengan staf, orang tua, siswa dan anggota masyarakat di sekitarnya (Sudjana, 2001: 23). Harapan tentang keberhasilan peningkatan mutu/kualitas pendidikan utama pada suatu pendidikan dasar dan menengah sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah. Karena dua faktor tersebut merupkan kunci yang menentukan dalam menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolahan yang lain (Uhur Suharsaputra, 2010:108). Dalam posisi tersebut baik buruknya komponen yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tapi tanpa mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya. Mutu, proses dan hasil pendidikan akan lebih banyak tergantung pada kinerja guru sebagai pihak dalam praktek pembelajaran. Menurut Sanjaya Wina (2011:52) dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi juga sabagai pengelola pembelajaran, dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, oleh karenanya keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas dan kinerja guru. Kinerja guru yang professional amat sangat penting bagi pembentukan sekolah, implementasi kemampuan professional guru mutlak diperlukan sejalan dengan diberlakukan otonomi daerah, khususnya di bidang pendidikan. Kemampuan professional guru akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dan mengelola interaksi belajar mengajar pada tataran mikro, dan memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan pada tataran mikro (Setiawan Maman, 2010:37). Berkualitas tidaknya pendidikan sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki kepala sekolah dan kesunguhan guru dalam mengajar. Pendapat tersebut masih relevan dijadikan suatu inspirasi bahwa begitu pentingnya peran dan fungsi kepala sekolah dan kinerja guru dalam rangka melakukan perubahan di lingkungannya yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan. Kepala Sekolah juga berupaya memperbaiki manajemen pendidikan dasar dengan cara (Mulyasa H.E,2005) (1) melaksanakan desentralisasi bidang pendidikan secara bertahap, bijaksana dan profesional, termasuk peningkatan peranan Komite Sekolah dengan mendorong daerah untuk melaksanakan rintisan penerapan konsep pembentukan Dewan Sekolah; (2) mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat; (3) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti diversifikasi penggunaan sumber daya dan dana; (4) mengembangkan sistem insentif yang mendorong kompetisi yang sehat baik antar lembaga dan personel sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan; (5) memberdayakan personel dan lembaga, antara lain, melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Program pemberdayaan ini perlu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi secara bertahap dan intensif agar kinerja sekolah dapat bertahan sesuai dengan standar mutu pendidikan yang ditetapkan; (6) meninjau kembali semua produk hukum di bidang pendidikan yang tidaksesuai lagi dengan arah dan tuntutan pembangunan pendidikan; dan (7) merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di daerah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara independen . Umumnya Kepala Sekolah negeri di Indonesia memiliki otonomi yang terbatas dalam mengelola sekolah dan mengalokasi sumber daya yang diperlukan. Tambahan pula, kepala sekolah kebanyakan tidak dilengkapi dengan kemampuan manajerial kepemimpinan yang memadai. Banyak di antara kepala sekolah yang hanya mengikuti pelatihan beberapa hari tentang konsep administrasi dan orientasi peraturan kebijaksanaan pendidikan ketika mereka baru menjabat sebagai kepala sekolah. Selain itu promosi sebagai kepala sekolah secara ketat didasarkan pada urutan jenjang kepangkatan, dan belum ada suatu pola yang mantap (World Bank Study, 1988). Michael Fulan (1995:12), mengemukakan isi pokok lemahnya peraturan kepala sokolah dalam mengelola lembaganya. Ada tiga faktor, yaitu pertama, pada umumnya kepala sekolah dasar memiliki otonomi yang sangat terbatas dalam mengelola sekolahnya atau dalam memutuskan pengalokasian sumber daya. Kedua, pada sisi kepala sekolah sendiri di identifikasi bahwa kepala sekolah kurang memiliki ketrampilan untuk mengelola sekolah dengan baik. Ketiga, kecilnya peran masyarakat dalam pengelolaan sekolah, padahal perolehan dukungan dari masyarakat merupakan bagian dari peran kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu menarik perhatian penulis untuk menganalisis upayaupaya apa yang dapat disumbangkan kepada suatu rencana atau keadaan di masa depan berkenaan dengan pendidikan, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian, baik secara konseptual maupun praktik di lapangan pendidikan, yaitu kepemimpinan kepala sekolah wanita di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan Baki, yang semula untuk kedudukan Kepala Sekolah khususnya pada jenjang Sekolah Dasar lebih banyak diisi oleh pria. Namun dalam perkembangannya, para guru wanita yang potensial mulai menduduki jabatan kepala sekolah. Hal tentunya menimbulkan paradigma dalam keorganisasian dengan adanya kesangsian akan kualitas kepemimpinan para wanita tersebut terutama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di institusi yang dipimpinnya. Kondisi demikian muncul karena adanya pandangan bahwa wanita adalah sosok yang lemah sebagai decision maker atau pengambil keputusan. Namun pada kenyataan, para kepala sekolah wanita dapat berbuat lebih banyak dengan keberhasilan membawa sekolah yang dipimpinnya dapat berprestasi lebih jauh dilihat dari rangking sekolah dalam satu kecamatan yang menempati ringking 10 besar dari 44 sekolah yang berada dikecamatan baki. NO Nama Sekolah Tabel 1.1 Rangking sekolah Jumlah Nilai Peringkat 1 MI Muhamadiyah Waru 261.3 1 2 SD Islam AL-Azhar 28 257.2 2 3 MIN Baki 256.7 3 4 SDN 01 Gentan 256.2 4 5 SDN 01 Mancasan 255.7 5 6 SDN Waru 02 252.7 6 7 SDN Waru 01 249.8 7 Sumber: http://20310521.siap-sekolah.com/sekolah-profil/). Berdasarkan fenomena di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang kepemimpinan wanita dengan mengambil judul penelitian: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita dan Kinerja Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tingkat SD/MI di Kelurahan Waru, Baki, Sukoharjo”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkaan kualitas pendidikan, dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan Kinerja guru. 2. Peningkatan kualitas pendidikan sangat bergantung terhadap kepemimpinan atau kepala sekolah dan kinerja guru. 3. Kepemimpinan wanita dianggap lemah, karena adanya pandangan bahwa wanita adalah sosok yang lemah sebagai decision maker atau pengambil keputusan. 1.3 Batasan Masalah Pada penelitian ini dilakukan terhadap guru di Sekolah Dasar/ MI di desa Waru yang di bawahi Kepala sekolah wanita. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kuantitatif tersebut. 1. Apakah kepemimpinan kepala sekolah wanita berpengaruh terhadap peningkatan kulitas/mutu pendidikan? 2. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap peningkatan kualitas/ mutu pendidikan? 3. Faktor apa yaang paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan di SD/ MI di desa Waru yang di bawahi Kepala sekolah wanita? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita terhadap peningkatan kualitas pendidikan. 2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan. 3. Untuk mengetahui factor apa yang paling berpengaruh terhadap peningkatan mutu/kualitas pendidikan 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi manfaat dan kegunaan dari penulisan penelitian adalah sebagai berikut : 1.Secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki sumbangan teoritis dalam khasanah pengetahuan dalam bidang ma najemen pendidikan khususnya tentang kepemimpinan. b. Memenuhi persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana manajemen bisnis syariah pada IAIN Surakarta 2. Manfaat Praktis a. Sebagai mengenai masukan informasi pentingnya bagi pihak manajemen kepemimpinan wanita pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. b. Bagi stakeholders pendidikan, sebagai bahan kaji untuk rujukan pengambilan persoalan peningkatan keputusan, kegiatan terutama belajar kualitas yang mengajar pendidikan terkait di langsung sekolah dengan dalam dengan upaya mengoptimalkan kepemimpinan kepala sekolah 1.7 Jadwal Penelitian Penelitian ini di lakukan pada Guru SD/ MI di kelurahan Waru yang dikepalai Kepala Sekolah Perempuan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai Desember 2016. 1.8 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang mengenai pokok pikiran penyusunan tentang fenomena yang terjadi. Identifikasi masalah berisi berbagai masalah yang relevan. Batasan masalah menunjukan fokus objek dan variabel yang akan dikaji. Rumusan masalah merupakan inti dari gambaran skripsi yang akan dikaji. Tujuan penelitian mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai peneliti yang mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Manfaat penelitian merupakan bagian yang isinya menyebutkan mengenai berbagai manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Jadwal penelitian menerangkan kapan penelitian akan dilakukan. Sistematika penulisan penelitian mencangkup uraian singkat pembahasan dari tiap bab. BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang kajian teori yang relevan yan menjelaskan teori-teori yang relevan dengan variabel penelitian. Hasil penelitian berisi analis hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kerangka berfikir berisi pola hubungan ant ar variabel kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan waktu dan wilayah penelitian, metode penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Variabel-variabel menjelaskan dan menyebutkan variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian. Operasional variabel mengemukakan batasan-batasan variabel secara operasional untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Populasi dan sampel menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan populasi, sampel, jumlah sampel dan seterusnya. Data dan sumber data menjelaskan berbagai hal terkait dengan data. Alat analis data menjelaskan alat analis yang digunakan penelitian dalam menguji data. BAB IV Analisis dan Pembahasan Bab ini menguraikan profil subyek penelitian yang menjelaskan dan menggambarkan subyek penelitian. Pengujian dan hasil analisis data menampilkan proses pengujian data dengan menggunakan model dan alat analisis data serta hasil pengujian tersebut. Pembuktian hipotesis menyajikan jawaban atas hipotesis yang dibuat peneliti. Pembahasan hasil analisis menjelaskan dan membahas hasil pengujian di atas dan mengintrepertasikan dalam kalimat naratif. Jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah menyajikan atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan masalah. BAB V Penutup Berisi uraian hasil kesimpulan yang merangkum hasil penelitian yang telah diuraiakan dalam bab IV. Keterbatasan menunjukan adanya kelemahan yang dilakukan oleh peneliti.Saran-saran merupakan rekomendasi lebih lanjut dari hasil dan kesimpulan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepemimpinan Menurut Stogdill (1974), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasikan menuju kepada penentuan/ pencapaian tujuan. Keberhasilan dan kegagalan pemimpin ditentukan sifat dan gaya kepemimpinan dalam mengarahkan dinamika kelompoknya. 2. Teori-teori Kepemimpinan Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan, dapat dilihat dari beberapa literatur yang membahas hal-hal yang sama. Dari literatur tersebut diketahui ada teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Ada pula yang menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompokkelompok, orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Teori lain mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena situasinya memungkinkan ia ada. Dan teori yang paling mutakhir melihat kepemimpinan lewat perilau organisasi (Thoha, 2010: 32). Berikut ini akan diuraikan beberapa teori yang tidak asing lagi, antara lain: 14 1. Teori Sifat Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang-orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Suatu kenyataan yang dapat diterima bahwa sifatsifat kepemimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai lewat suatu pendidikan dan pengalaman. Sifat itu berinteraksi sebagai suatu integrator dari kepribadian dan pelaku atau bagaimana situasi menentukan relevisi dari berbagai sifat dan kemampuan bagi keberhasilan seorang pemimpin, (Daryanto 2007: 20) 2. Teori pelaku Hasil penelitian dari Michigan University menunjukan bahwa perilaku pemimpin memiliki kecenderuangan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi pada produksi/ hasil. (Daryanto, 2007 :21) . 3. Teori Kontingensi Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektifitas kepemimpinan. (Daryanto, 2007: 21). 4. Teori Atribut Kepemimpinan Teori atribut kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semaata mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seseorang pemimpin mengenani individu-individu lain yang menjadi bawahannya. 3. Gaya Kepemimpinan Menurut Daryanto 2007. Gaya kepemimpinan ada 4 yaitu : a. Otoriter Kepemimpinan ini dilaksanakan dengan kekuasaan berada di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang, yang diantara mereka selalu ada seseorang yang menempatkan diri sebagai orang yang paling berkuasa. Seorang pemimpin yang otoriter menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi bawahannya terpusat di tangannya. Seorang pemimpin yang otoriter mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan. b. Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. Dasar dari gaya kepemimpinan demokratis ini adalah pengakuan dan penerimaan bahwa manusia merupakan mahluk yang memiliki harkat dan martabat yang mulia dengan hak asasi yang sama. c. Pelengkap Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat, yang dilakukan dengan member kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi kelompoknya yang memerlukan. e. Bebas Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus diri masing-masing. Sehingga pemimpin hanya memberi sedikit pengarahan atau petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. 4. Wanita dan Kepemimpinan Menurut Henning M dan Jardin A (1977), Kebanyakan wanita melihat dirinyasebagai seseorang yang ragu, bimbang, bingung akan tujuan-tujuan mereka dalam hidup, dan menunggu dipilih atau disadari keberadaannya oleh pria. Mereka tidak suka mengambil risiko dan mereka menjadi gelisah dalam situasi di mana mereka tidak mengetahui banyak hal. Jika demikian, bagaimana bisa wanita menjadi pemimpin? Sifat-sifat seperti itu bertentangan dengan sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin seseorang yang bertanggung jawab, menetapkan tujuan, mengambil risiko,dan membuat keputusan. Oleh karena itu, wanita dapat menjadi pemimpin mungkin karena mereka dididik dengan cara yang berbeda atau mereka mengenali potensi kepemimpinan yang ada dan telah belajar untuk memimpin . 5. Peningkatan Perempuan Sebagai Pemimpin Menurut Murniati (2004: 63), usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan sebagai pemimpin adalah: a. Perempuan harus menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang bermartabat dan haknya sama dengan manusia laki-laki. b. Perempuan perlu menyadari dan memahami pengaruh struktur kebudayaan patriarkhi terhadap laki-laki. c. Perempuan meningkatkan dirinya menjadi androgynous manager. Untuk mencapai hal tersebut, yang perlu diperhatikan adalah: 1) Mengembangkan kualifikasi manajer seperti keberanian memasuki persaingan sehat, percaya diri, objektif dalam berpikir, agresif, ulet, berambisi, berani bertanggung jawab dan mau menanggung resiko. 2) Meningkatkan keterampilan dalam analisis dan penyelesaian masalah dalam kaitannya untuk meningkatkan keterampilan mengambil keputusan. 3) Membiasakan diri dalam memimpin dan melakukan proses pengelolaan aksi-relfeksi-perencanaan dan seterusnya sehingga dapat menemukan model pengelolaan yang makin berdasarkan pengalaman dan direfleksi terus menerus. 6. Perbedaan Pemimpin Wanita Dan Pemimpin Pria Menurut Robbin (2001: 35), memang ada kecendrungan perbedaan dalam gaya kepemimpinan antara wanita dan laki-laki karena sifatnya. Perbedaan antara wanita dan laki-laki adalah bahwa wanita memiliki gaya kepemimpinan yang lebih demokratis. Mereka mendorong partisipasi, berbagai kekuasaan dan informasi, dan mencoba untuk meningkatkan “kemanfaatan” bagi pengikutnya. Mereka cenderung memimpin melalui pelibatan atau pemberdayaan dan mendasarkan pada kharisma, keahlian, kontak, dan keahlian interpersonal dalam mempengaruhi orang lain. Sedangkan laki-laki merasa lebih nyaman dengan gaya yang bersifat directive (menekankan pada cara-cara yang bersifat perintah). Mereka lebih mendasarkan pada jabatan otoritas formal sebagai dasar baginya untuk melakukan pengaruhnya. Perbedaan yang dapat dilihat selanjutnya adalah bagaimana wanita dan laki-laki berkomunikasi. Bahwa wanita menekankan pada hubungan keakraban, sedangkan laki-laki berbicara dan menekankan status dan kemandirian. 7. Persamaan antara pemimpin wanita dan laki-laki Menurut Robbin (2001:37), kesamaan antara kepemimpinan wanita dan laki-laki tidak begitu mengherankan. Hampir semua studi yang melihat pada isu tersebut mnggunakan “jabatan manajerial” sebagai persamaan dari kepemimpinan. Jelasnya para individu, perempuan maupun laki-laki yang memilih karir manajerial cenderung memiliki kesamaan. Para individu dengan sifat kepribadian yang berkaitan dengan kepemimpinan, seperti kecerdasan, kepercayaan diri, dan kemampuan bersosialisasi, kemungkinan lebih diterima sebagai para pemimpin dan mendorong untuk lebih mengejar karir di bidang manajerial. 2.1.2 1. Kinerja Guru Pengertian Kinerja Guru kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorangatau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dantanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moralmaupun etika. Menurut Whitmore dalam Uno (2014: 59), secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Menurut Supardi (2014 45), kinerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Whitmore dalam Uno (2014: 59) secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Mangkunegara dalam Wahyudi (2012:7), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadannya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang di capai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Berbagai pengertian kinerja diatas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Guru merupakan subsistem penting yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses dan mutu peserta didik. Secara sederhana, guru berarti orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang mengajar di tempat tertentu, tidak hanya di lingkungan lembaga formal, tetapi juga di rumah, tempat ibadah atau di tempat lain. Tugas dan tanggung jawab guru tidak sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kompleks dari itu. Seorang guru mengemban amanah sebagai pengajar, juga sekaligus sebagai seorang pendidik. Guru bukan semata sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan arahan dan tuntunan kepada peserta didik. Menurut Djamarah (2000:12), guru adalah figur pemimpin, sekaligus arsitektur yang membangun dan membentuk jiwa dan watak peserta didik. Berdasarkan penjelasan dan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan, kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu apa yang dikerjakan didalam kelas dan bagaimana caranya mengajar menggunakan metode dan model pembelajaran sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain kemampuan dan kemauan. Kemampuan tanpa adanya kemauan tidak menghasilkan kinerja. Demikian halnya, kemauan tanpa disertai kemampuan juga tetap tidak menghasilkan kinerja optimal. Menurut Mulyasa (2010:16), yang berkaitan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja atau produktivitas, yaitu faktor teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat kesehatan dan tingkat upah minimal, serta kepemimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Sejalan dengan pendapat tersebut, sedangkan menurut Sedarmayanti (2001:67), menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja, dan budaya kerja), pendidikan, keterampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan, jaminan sosial dan kesejahteraan, iklim kerja, sarana dan prasarana yang memadai,teknologi, dan kesempatan untuk berprestasi. Kedua pendapat tersebut merujuk pada variabel yang sama, yakni beberapa aspek yang terdapat pada individu, lingkungan dan budaya kerja, sarana dan prasarana, dan kesejahteraan sebagai motivasi kerja. Secara umum, kinerja menurut Hasibuan (2001:126) dapat di terjemahkan dalam penilaian perilaku yang secara mendasar meliputi kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan, keputusan yang diambil, perencanaan kerja, dan daerah organisasi kerja. Jika, kinerja adalah kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka kinerja merupakan keluaran pelaksanaan tugas. Kinerja berpengaruh erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimanan upaya untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam organisasi. Kinerja merupakan hal-hal seperti yang diungkapkan Nawawi (2003: 13), yaitu sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja. Kaitannya dengan kinerja yang dimaksudkan adalah prestasi atau kemampuan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengaruh antar pribadi. Kinerja gurua dalah perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang dikerjakan ketika menghadapi suatu tugas. Sementara Yamin dan Maisah (2010: 87), berpendapat bahwa kinerja guru menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru, jawaban yang mereka buat, untuk memberi hasil atau tujuan. Kinerja guru yang baik pada suatu instansi terlihat dari kehadiran guru di kelas, kesungguhan mengajar dengan disertai dedikasi dan semangat yang tinggi, serta diiringi rasa senang. Ukuran kinerja dikatakan baik jika dapat ditunjukan dengan kinerja yang baik ditinjau dari berbagai faktor. Ukuran kinerja guru tertuang pada kompetensi pedagogik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil proses pembelajaran. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam mengartikulasikan kecakapan atau kemampuan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu dengan keluaran yang dihasilkan tercermin secara kuantitas dan kualitas yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengaruh antar pribadi. Atau beberapa pendapat tersebut dapat di simpulkan yang dimaksud dengan kinerja guru merupakan kualitas kerja, kecepatan/ ketepatan kerja, inisiatif kerja, kemampuan kerja, dan komunikasi kerja. 2.1.3 1. Kualitas Pendidikan Pengertian Kualitas Pendidikan Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional yang sedangdihadapi dan dapat perhatian sungguh-sungguh dalam sistem pendidikan nasional Indonesia dewasa ini. Sebelum mutu pendidikan ada baiknya mengetahui apa itu mutu dan apa itu pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan). Secara substantif, istilah mutu itu sendiri mengandung dua hal, yaitu pertama sifat dan kedua taraf. Menurut Uwes (1999:27), sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda sedangkan taraf menunjukkan kedudukan dalam suatu benda. Menurut Komariah (2005:9), dalam pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi, yaitu mutlak/ absolut dan relatif. Dalam pengertian mutlak mutu adalah suatu jasa yang memiliki nilai tertinggi, bersifat unik dan sangat berkaitan dengan ungkapan kebaikan (goodness), keindahan (beauty), kebenaran (truth), dan idealitas. Dalam arti relatif, mutu berdasarkan pada kebutuhan pelanggan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi suatu benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai oleh suatu proses. Sedangkan Pendidikan dalam Undang-undang Pendidikan No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Menurut Lengeveld dalam Sabri (2005: 8,) pendidikan adalah pemberian bimbingan atau bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Pendidikan itu terjadi melalui pengaruh dari seseorang yang telah dewasa kepada orang yang belum dewasa. Dalam hal ini, Lengeveld menegaskan pendidikan ialah semua usaha, pengaruh, perlindungan, serta bantuan yang diberikan harus tertuju kepada anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Beberapa pengertian menurut pandangan dari beberapa tokoh, yang pada dasarnya menjelaskan bahwa pendidikan itu merupakan pemberian bimbingan atau bantuan kepada mereka yang memerlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, menuju kesempurnaan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini dan masa yang akan datang. Sebelum penulis menarik kesimpulan tentang mutu pendidikan. Ada yang perlu dijelaskan terlebih dahulu yaitu bahwa pengertian mutu pendidikan, merupakan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntunan kebutuhan hasil pendidikan, yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia. Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Dalam konteks menurut Departemen Pendidikan Nasional, sebagaimana dikutip Mulyasa dalam Qomar (2007:206), pengertian mutu mencakup input, proses, dan output. Konsepsi merupakan gambaran input dan output mutu pendidikan adalah pendidikan sejauh ini gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Mutu pendidikan tidak terlepas dari seperangkat pelaksana pendidikan, karena perangkat pelaksana pendidikan memiliki lingkup kegiatan langsung berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Suryadi (1999:299), mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam dua dimensi yaitu kemampuan teknis dan pengelolaan. Menurut Dzaujak Ahmad dalam buku Umiarso & Gojali (2010: 124), mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional danefisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehinga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku. Sedangkan menurut Sallis (2010:267), mutu pendidikan merupakan fungsi dari dari proses pembelajaran yang efektif, kepemimpinan, peran serta guru, peran serta siswa, manajemen, organisasi, lingkungan fisik dan sumberdaya, kepuasan pelanggan sekolah, dukungan input dan fasilitas, dan budaya sekolah. Optimalisasi dari masing-masing komponen ini menentukan mutu sekolah sebagai satuan penyelenggara pendidikan. Menurut Danim (2008: 53), mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses, iuran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama,kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah,guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain . Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketentuan, dan cita-cita. Mutu pendidikan difokuskan kepada mutu proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran ini mencaku psejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Dengan demikian, pengertian tentang mutu pendidikan adalah tingkat atau taraf atau derajat kemampuan dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen-komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu/kualitas pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti, sedangkan sekolah terutama dikota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi agenda utama semua birokrasi pendidikan, semua komponen persekolahan, semua orang tua dan wali murid, serta pihak-pihak lainnya yang memiliki jaringan langsung atau tidak terhadap dunia pendidikan. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak, pemerintah, masyarakat, sekolah, orangtua dan siswa itu sendiri. Menurut Maslikhah (2007:889), ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Pertama, fungsi dan tujuan pendidikan kurang melekat pada pelaksana dan pelaksanaan pendidikan. Kedua, prinsip penyelenggaraan pendidikan yang demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif tidak dijadikan sebagai prinsip yang harus dijunjung tinggi. Ketiga, masyarakat sering kali diberlakukan sebagai komunitas untuk melegalkan sebuah kebijakan pelaksana pendidikan, dan bukan sebagai pelaku untuk memberdayakan sekolahnya. Keempat, evaluasi pendidikan seringkali dibelok kandengan kepentingan tertentu. Menurut Isjoni (2006: 22), pembangunan pendidikan hendaknya diarahkan kepada beberapa sektor yang merupakan kebutuhan mendasar karena langsung memberikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan diantaranya yaitu: pertama, sarana dan prasarana pendidikan, meliputi pembangunan ruang belajar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta perangkat pendukungnya, ruang laboratorium, perpustakaan, komputer, pusat sumber belajar, dan termasuk rumah guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, WC guru dan murid. Kedua, sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan dengan pengadaan alat dan media pembelajaran, untuk bidang IPA, IPS, Bahasa, dan bidang lainnya, seperangkat alat praktek laboratorium, pengadaan buku-buku perpustakaan, dan sebagainya. Ketiga, Pembangunan SDM, kualifikasi pendidikan guru. Keempat, Pembangunan sektor pendidikan luar sekolah. Kelima, pembangunan life skill. Menurut Sidi (2001: 74), ada lima langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan: a) Pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal. b) Peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan. c) Penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. d) Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah. e) Penciptaan iklim dan suasana kompetitif dan koperatif antar sekolah. Sedangkan Isjoni menjelaskan dalam bukunya “Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan” ada tujuh aspek yang dijadikan pertimbangan dalam pembangunan pendidikan: a. Pengadaan guru b. Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan c. Pengembangan kurikulum d. Peningkatan kualitas pendidikan e. Peningkatan profesionalisme dan tanggung jawab terhadap profesi f. Peningkatan kesejahteraan guru g. Pemberdayaan masyarakat. Dari semua pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas dapat penulis simpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan menitik beratkan kepada pengembangan pendidikan komponen-komponen dan pembangunan mutu secara yang ada keseluruhan dalam mulai satuan dari pemerintah, sekolah dan masyarakat atau stakeholder pendidikan, agar dalam proses peningkatan mutu pendidikan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan baik dari aparatur pemerintah maupun satuan pendidikan itu sendiri. Faktor penentu atas keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan juga ditentukan atas kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, bagaimana guru akan mengajar lebih efektif, dan hasil belajar anak didiknya baik, kalau sarana pembelajaran dalam kelas tidak tersedia. Ini jelas akan menjadi kebijakan pemerintah karena itu tugas pemerintahlah untuk menyediakan sarana pembelajaran di kelas yang diperlukan guru. Seperangkat pembelajaran tersebut sangat menentukan dalam mewujudkan mutu pendidikan. 2.2 Penelitian yang relevan Beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini yakni mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas/ mutu pendidikan yang telah banyak dilakukan. Hasil dari beberapa penelitian akan digunakan sebagai bahan refrensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dipilih diantaranya sebagai berikut. Paul D. Hirtz, Susan L. Murray dan Ctherine A. Riordan. Penelitian berjudul The Effects of Leadership on Quality (2007). (Pengaruh Kepemimpinan pada Mutu 2007). Penelitian memeriksa manajemen mutu telah difokuskan terutama pada organisasi manufaktur dengan diarahkan karyawan organisasi. Dalam penelitian perhatian khusus ini, gaya kepemimpinan transformasional dalam transaksional dan non transaksional klasifikasi dievaluasi relatif terhadap kinerja organisasi berdasarkan kriteria dari Baldrige Quality Award. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan memang memiliki mempengaruhi pada kualitas, dan tertentu lebih efektif. gaya transformasional dan transaksional Agustina (2016). “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu pendidikan di smp negri kecamatan Terbanggi besar kabupaten Lampung Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh positif terhadap mutu pendidikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda. 2.3 Kerangka berfikir Dari data yang telah dijelaskan diatas tersebut maka dari itu kita dapat membuat kerangka pemikiran yang digunakan sebagai acuan agar penelitian memiliki arah penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah (X1) Kinerja guru (X2) H1 Kualitas/ mutu pendidikan (Y) H2 2.4 Hipotesis Menurut Sugiyono (2008: 93), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H1= Diduga kepemimpinan berpengaruh terhadap kualitas/ mutu pendidikan. 2. H2= Diduga kinerja guru berpengaruh terhadap kualitas/ mutu pendidikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Wilayah Penelitian Waktu penelitian direncanakan dimulai dari penyusunan usulan penelitian sampai terlaksana laporan penelitian ini, yakni pada bulan April 2016 sampai bulan Desember 2016. Penelitian dilaksanakan di SD/MI Kelurahan Waru, Baki, Sukoharjo yang dipimpin kepala sekolah perempuan. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan (Elvinaro,2014: 47). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan. 3.3 Populasi, Sampel, Teknik pengambilan sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian dicari kesimpulan (Sugiyono, 2011: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di SD/MI Kelurahan Waru yang di pimpin kepala sekolah wanita yaitu ada 2 SD yang terdiri dari 30 guru dan satu MI yang berjumlah 24 guru jadi total ada 54 guru. 33 3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 62). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini guru yang dipimpin kepala sekolah wanita. Roscoe (1975), mengatakan bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 berdasarkan pada responden yang dipimpin kepala sekolah wanita. Sehingga jumlah sampel yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan analisis. 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karaktersistik tersebut pada elemen populasi (Noor, 2011: 148). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan convenience sampling. Convenience sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan mengumpulkan data dari anggota populasi yang tersedia dan bersedia memberikannya (Noor, 2011: 155). Populasi penelitian ini ada 54 orang guru, ketika peneliti melakukan pengambilan data dengan kuesioner ada 3 guru yang cuti dan 1guru bertugas diluar kota. Sehinga pengambilan sampel melalui teknik convenience sampling berhasil mengumpulkan 50 guru sebagai sampel untuk penelitian ini. 3.4 Data dan Sumber Data Data merupakan yang dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Suharsimi (2006:107), sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dan dioleh sendiri langsung oleh peneliti dari sumber penelitian (Sugiyono, 2009: 402). Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan langsung pada guru di SD/MI yang dipimpin Kepala sekolah Wanita. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara sebagai contoh dari buku-buku, jurnal, majalah, home page internet, dan referensi-referensi lainnya yang berhubungan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2009: 402). Data sekunder diperoleh secara tidak langsung yang digunakan untuk melengkapi data primer. Jenis data ini merupakan data tambahan yang diperlukan dari objek penelitian, seperti profil di SD/MI Waru. 3.5 Teknik Pengumpulan Data. 3.5.1 Kuisioner Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas dasar pertanyaan tersebut (Noor, 20011: 139). Daftar pertanyaan yang diberikan pada guru di SD/MI Waru dengan maksud orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Kuisioner berupa data pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada responden. 3.5.2 Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka atau wawancara dan responden atau orang diwaancarai, dengan atau menggunakan pedoman wawancara (Elvinaro, 2014: 164). Peneliti melakukan wawancara dengan mempersiapkan pedoman tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan responden. 3.5.3 Observasi Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Elvinaro, 2014: 165). Pada observasi ini peneliti melakukan observasi dengan melihat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan dikalangan guru-guru di SD/MI di desa Waru. 3.5.4 Kepustakaan Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang memadai dan dipergunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan menganalisis hasil-hasil penelitian sebelumnya (review) dengan membaca literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3.6 Variabel-Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Penelitian Menurut Sangadji dan Sopiah (2010 : 42), variabel penelitian adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagaii berikut : 1. Variabel Bebas (Independent) Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen merupakan variabel yang variabilitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2013 : 62). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah (x1) dan kinerja guru (x2), . 2. Variabel Terikat (Dependent) Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi/ respon jika dihubungkan dengan variabel independen atau bebas. Variabel dependen adalah variabel yang variabilitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel independen (Sarwono, 2013: 62). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas pendidikan (y). 3.6.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi Oprasional Variabel Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah Definisi Manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektiv dan efisien (Kandar, 2007:1) Kinerja Guru Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajran dan evaluasi hasil pembelajaran (Suyanto, 2001:3) Mutu Pendidikan Menurut Dzaujak Ahmad dalam buku Umiarso & Gojali (2010:124), mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponenkomponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku. Sumber: data diolah penulis, 2016 Indikator (a). Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah. (b). pelaksanaan monitoring n dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekoalh dan tindak lanjutnya (c). memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (d).menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan (e).melakukan tugas-tugas pengawasan dan pengendalian (f).memimpin tugas sekolah dalam rangka pendayagunaan SDM secara optimal (a).kesetiaan dan komitmen mengajar (b).menguasai dan mengembangkan bahan ajar (c).kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya (d).kreatif dalam melakukan pengajaran (e).bekerjasama dengan sekolah (f).berkebribadiaan yang objektif (g).bertangung jawab terhadap tugasnya (a). peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan. (b). penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. (c). pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah. (d). penciptaan iklim dan suasana kompetitif dan koperatif antar sekolah. Variabel-variabel tersebut akan diukur dengan menggunakan skala likert dan nilai jawaban dari setiap responden akan diberi skor 1-5 dengan nilai tanggapan tertinggi adalah 5 dan tanggapan terendah adalah 1. Adapun skala likert yang digunakan dalam pengukuran variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Selalu SL 5 2. Sering S 4 3. Kadang-kadang K 3 4. Jarang J 2 5. Tidak pernah T 1 Skala likert ini digunakan untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap kualitas pendidikan. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel ItemTotal Statistics. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel maka dikatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Realibilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan jawaban responden atas pertanyaan di quisioner. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Untuk mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian ini dilakukan dengan Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode one shot dimana pengukuran dilakukan hanya satu kali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban. Dalam pengukurannya one shot akan dilakukan dengan analisis Cronbach’s Alpha. Ghozali (2013: 238) mengklasifikasikan nilai cronbach’s alpha sebagai berikut: a) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,00 - 0,20 dikatakan kurang reliabel; b) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,21 - 0,40 dikatakan agak reliabel; c) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,41 - 0,60 dikatakan cukup reliabel; d) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,61 - 0,80 dikategorikan reliabel; e) Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,81 – 1,00 dikatakan sangat reliabel. 3.7.2 Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Kriteria pengujian pada uji multikolonieritas, nilai Tollerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukan adanya multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2013:105). 2. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi problem heteroskedestisitas pada model regresi dengan cara melihat grafik glejser, yaitu jika variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedasitas. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidaknya dengan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot (Ghozali, 2013:160). 3.7.3 Uji Ketetapan Model 1. Uji Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model (Ghozali, 2013: 97). 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2013: 98). Adapun langkah-langkah dalam pengujian adalah: Ho : β1, β2, β3 = 0, artinya variabel-variabel bebas (kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru) tidak dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikatnya (kualitas pendidikan). Ha : β1, β2, β3 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru) dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikatnya (kualitas pendidikan). Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi a. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru tidak dapat menjelaskan variabel kualitas pendidikan. b. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru dapat menjelaskan variabel kualitas pendidikan (untuk tingkat signifikansi = 5 % ). c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Apabila F table > F hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F table < F hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3.7.4 Analisis Regresi Berganda Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen Algifari (2000: 62). Sesuai kerangka pada pengolahan data menggunakan analisis berganda dengan menggunakan IBM SPSS 20.0. Analisis linear berganda digunakan untuk mengetauhi keeratan hubungan antara profitabilitas (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun bentuk persamaanya sebagai berikut : Y=α+c+ b1X1+b2X2+ e Dimana: Y = Kualitas pendidikan α = Konstanta b1, b2, = Koefisien regresi parsial X1 = Variabel kepemimpinan X2 = Variabel kinerja guru e = Eror 3.7.5 Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel (Ghozali : 2013: 98). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ho : β = 0, artinya variabel-variabel bebas (artinya faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru) secara individual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhada variabel terikat (kualitas pendidikan). Ha : β ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (artinya factor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru) secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kualitas pendidikan). BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Gambaran umum penelitian berisi tentang informasi dari objek penelitian. Objek penelitian ini adalah profil dari MI M Waru. 4.1.1 Profil MI M Waru 1. Info sekolah Tabel 4.1 Info MI M Waru MI MUHAMMADIYAH WARU NPSN NSS Nama Akreditasi Alamat Kodepos Nomer Telpon Nomer Faks Email Jenjang Status Situs Lintang Bujur Ketinggian Waktu Belajar Kota Propinsi Kecamatan Kelurahan Kodepos : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : 111233110053 MI MUHAMMADIYAH WARU Akreditasi A Waru 57556 02717890684 [email protected] SD Swasta -7.587352533780697 110.76795145869255 107 Sekolah Pagi Kab. Sukoharjo Jawa Tengah Baki Waru 57556 Sumber : MIM Waru, 2016 45 2. Rekapitulasi Sekolah MI MUHAMMADIYAH WARU Tabel 4.2 Rekapitulasi Sekolah MI MUHAMMADIYAH WARU 532 siswa 24 guru 1 juru san 17 kelas 106 pelajaran 3 ekstrakurikuler Sumber: http://20310521.siap-sekolah.com/sekolah-profil/). 3. Tujuan Sekolah Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 4. Visi dan Misi MI M Waru Visi Terwujudnya madrasah yang unggul, dinamis dan berkepribadian islami, dalam pengembangan ilmu pengetauhan dan peradaban islam, serta pembinaan akhlak karimah. Misi a. Sekolah/ Madrasah berupaya memberikan ilmu pengetahuan dan penanaman nilai-nilai agama pada anak didiknya agar menjadi anak yang “Taqwa, Cerdas dan Terampil”. Agar masyarakat Leuwiliang dan sekitarnya dapat mengenyam pendidikan yang memadai. b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, dengan menggunakan metode dan bervariasi dan berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah / madrasah, dengan meningkatkan prestasi belajar anak untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan umum untuk menjadi sekolah Unggulan. 4.1.2 Profile SD N Waru 01 1. Info sekolah Tabel 4.3 Info SD N 01 Waru Nama sekolah :SD NEGERI WARU 01 NSPN :20310630 Alamat :karanglo Rt 4 Rw IV Kode Pos :57556 Desa /Kelurahan :Waru Kecamatan :Baki Kab.-Kota :Sukoharjo Propinsi :Jawa Tengah Status sekolah :NEGERI Waktu penyelengaran :Pagi Jenjang pendidikan :SD Jumlah siswa :79 Jumlah guru :15 Sumber :http://.Refrensi.Data.Kemdikbud.go.id 2. Visi dan Misi SD N Waru 01 Visi Santun dalam budaya, umgul dalam IPTEK dan IMTQ, Terwujudnya budaya tertib, disiplin, santun dalam ucapan sopan dalam perilaku terhadap sesama, berdasarkan iman dan taqwa. Misi a. Menyiapkan sumber daya manusia yang budaya, cerdas terampil, dan berbudi. b. Pekerti luhur Yng berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ c. Meningkatkan wawasan dan kreatif budaya lewat bimbingan dan latihan d. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman dan nyaman demi efektifitas seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan e. Menumbuh kembangkan semangat berprestasi dan mewujudkan budaya kompetitif yang jujur dan sportif bagi seluruh warga sekolah dalam berlomba meraih prestasi. f. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dianut sehingga terbangun insan yang beriman, bertaqwa serta berakhlak mulia. 4.1.3 1. Profile SD N Waru 02 Info Sekolah Tabel 4.4 Info SD N 01 Waru Nama sekolah :SD NEGERI WARU 02 NSPN :20310335 Alamat :Nglondo Rt 3 Rw VIII Kode Pos :57556 Desa /Kelurahan :Waru Kecamatan :Baki Kab.-Kota :Sukoharjo Propinsi :Jawa Tengah Status sekolah :NEGERI Waktu penyelengaran :Pagi Jenjang pendidikan :SD Jumlah siswa :123 Jumlah guru :15 Sumber :http://.Refrensi.Data.Kemdikbud.go.id 2. Visi dan Misi SD N Waru 02 Visi Menciptakan insan berprestasi, berbudaya dan bertaqwa, menjalankan nilai- nilai agama, berprilaku akhlakuil karimah dalam kehidupan sehari-hari Misi a. Melaksankan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenengkan untuk mengembangkan potensi keilmuan peserta didik. b. Menumbuhkan semangat berprestasi kepada seluruh warga sekolah. c. Membimbing dan mengembangkan bakat dan minat pesereta didik d. Terlaksananya program ekstrakulikuler untuk menghasilkan siswa yang berprestasi dan bermanfat bagi kehidupan sehari-hari 4.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden menjelaskan gambaran mengenai identitas responden dalam penelitian ini, sebab dengan menjelaskan identitas responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui sejauh mana identitas responden dalam penelitian ini. Oleh karena itu, karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi berapa kali berganti kepala sekolah dan pengalaman di pimpin kepala sekolah laki-laki. 4.3 Pengujian dan Hasil Analisis Data Pengujian dalam penelitian ini untuk menjelaskan data yang ada dalam penelitian. Hasil dari uji tersebut menjelaskan seberapa akurat data yang digunakan, model yang dibuat dalam penelitian sudah layak atau tidak, dan hipotesis dalam penelitian memiliki keterkaitan satu sama lain atau tidak. 4.3.1 Uji Instrumen Penelitian Uji instrumen data dalam penelitian ini untuk melihat data yang digunakan seakurat mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan. Uji instrrumen data dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Hasilnya dapat dijelaskan satu per satu sebagai berikut: 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan pada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. Teknik yang dipakai yaitu melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan/pernyataan dengan total skor konstruk atau variabel. Teknik ini membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, rtabel dicari pada siginifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 50, df = n-2 maka didapat rtabel sebesar 0,279 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1) Butir Corrected Item-Total Pernyataan Correlation ( r hitung) K1 0,525 K2 0,883 K3 0,633 K4 0,829 K5 0,806 K6 0,660 KG1 0,648 KG2 0,791 KG3 0,764 Kinerja Guru (X2) KG4 0,837 KG5 0,683 KG6 0,668 KG7 0,759 MP1 0,543 Mutu Pendidikan MP2 0,632 (Y) MP3 0,723 MP4 0,549 Sumber : Data primer yang diolah, 2016. r tabel Keterangan 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0,279 0,279 0,279 0,279 Pada table 4.5 Nilai corrected item-total correlation yang kurang dari rtabel menunjukkan bahwa pertanyaan tidak mampu mengukur variabel yang ingin diukur, dan apabila r hitung> r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Dilihat dari hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai korelasi dari tiap skor butir pernyataan variabel yang ada dalam penelitian di atas rtabel yaitu 0,279 yang berarti valid semua item pernyataan mampu mengukur variabel kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. 2. Uji Reliabilitas Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kekonsistenan jawaban responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for Windows, yang memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha Coefficient (α). Hasil perhitungan uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Alpha cronbach”s Kepemimpinan 0,896 Kineja Guru 0,916 Mutu pendidikan 0,796 Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Critical value Kesimpulan 0,70 0,70 0,70 Reliabel Reliabel Reliabel Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,70 (Ghozali, 2013:53). Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Artinya semua jawaban responden sudah konsisten dalam menjawab setiap item pertanyaan yang mengukur masing-masing variabel. Variabel tersebut meliputi kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. 4.3.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik atau persamaan regresi berganda yang digunakan. Pengujian ini terdiri atas uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Berikut hasilnya akan dijelaskan satu per satu. 1. Uji multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen) (Ghozali, 2013:105). Hasil pengujian Multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas Model Coefficientsa Collinearity Statistics Tolera VIF nce Kepemimpinan 0,877 1,141 Kinerja guru 0,877 1,141 1 Keterangan Tidak terjadi multikolonieritas Tidak terjadi multikolonieritas a. Dependent Variable: Mutu pendidikan Sumber: Data primer diolah, 2016 Dari table 4.7 dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena syarat untuk tidak terjadi multikolonieritas sudah dipenuhi yakni nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF <10. 2. Uji heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:13). Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil uji heteroskedastisitas Coefficientsa Model 1 Kepemimpinan Sig. Keterangan 0,117 Tidak terjadi heteroskedastisitas Kinerja guru 0,076 Tidak terjadi heteroskedastisitas a. Dependent Variable: RES2 Sumber: data primer diolah, 2016 Pada tabel 4.8 berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi variabel kepemimpinan (X1) sebesar 0,117 lebih besar dari 0,05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepemimpinan. Sementara itu, diketahui itu nilai signifikasi variabel kinerja guru (X2) yaitu sebesar 0,076, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel kinerja guru. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 50 a,b Normal Parameters Mean 0E-7 Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 1.75514490 .135 .135 -.098 .952 .325 Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Besarnya nilai Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0,952. Hasil nilai Asym. Sig diperoleh sebesar 0,325, hasil ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. 4.3.3 Uji Ketetapan Model 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menggambarkan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai semakin mendekati angka satu berarti kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen semakin tinggi (Ghozali, 2013: 97) Hasil analisis koefisien determinasi (R2) yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi pada software SPSS 20.0 for Windows memperoleh sebagai berikut: Tabel 4.10 Koefisien determinasi (R2) Mode l 1 Model Summaryb R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a .759 .576 .558 1.792 a. Predictors: (Constant), Kinerja guru, Kepemimpinan b. Dependent Variable: kualitas pendidikan Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Dari hasil analisis koefisien determinasi (R2) diketahui nilai R Square sebesar R Square menunjukan nilai sebesar 0,576 atau 57,6% pada variabel kepemimpinan dan kinerja guru secara bersama-sama mempengaruhi mutu pendidikan sudah bagus karena >0,5 atau 5% atau karena lebih besar dari 0,5 Sedangkan 42,4% lagi dijelskan oleh variabel lain diluar model. 2. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2013: 98). Hasil uji statistik F sebagai berikut. Tabel 4.11 Uji Statistik F ANOVAa Model Sum of Df Mean Squares Square Regression 205.374 2 102.687 1 Residual 150.946 47 3.212 Total 356.320 49 a. Dependent Variable: kualitas Pendidikan b. Predictors: (Constant), Kinerja guru, Kepemimpinan F 31.974 Sig. .000b Berdasarkan tabel 4.11 uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 31,974 dan nilai Sig. F 0,000. Nilai Sig. F tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) yang dalam penelitian ini sebesar 5% (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini lebih besar jika dibandingkan dengan Ftabel diperoleh nilai Ftabel =3,19 (diperoleh dari excel) maka Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa faktor kepemimpinan, dan kinerja guru secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. 4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen Algifari (2000: 62). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas yaitu mutu pendidikan. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) 1 a Std. Error 7.125 1.709 Kepemimpinan .333 .056 Kinerja guru .146 .050 T Sig. Beta 4.168 .000 .602 5.940 .000 .297 2.927 .005 a. Dependent Variable: kualitas Pendidikan Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.12 model regresi linear berganda berdasarkan hasil analisis regresi adalah sebagai berikut: Y= 7,125+ 0,333X1+ 0,146X2 Dari persamaan regresi linear berganda dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Nilai konstanta (a) adalah 7,125, artinya jika variabel kepemimpinan (X1), dan kinerja guru (X2) nilainya 0, maka kualitas pendidikan nilainya positif, yaitu 7,125. b. Koefisien untuk variabel kepemimpinan adalah 0,333 dan mempunyai nilai koefisien yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap penambahan variasi faktor kepemimpinan maka akan mengalami peningkatan nilai kualitas pendidikan sebesar 0,333. c. Koefisien untuk variabel kinerja guru adalah 0,146 dan mempunyai nilai koefisien yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap penambahan variasi faktor kinerja guru maka akan mengalami peningkatan nilai kualitas pendidikan sebesar 0,146. 4.3.5 Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel (Ghozali : 2006). Uji t bermaksud untuk menguji pengaruh variabel independen (kepemimpinan dan kinerja guru) terhadap variabel dependen (kualitas pendidikan) secara terpisah. Hasil uji t dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji t Model Kepemimpinan T 5,940 Sig. 0,000 Keterangan Kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan Kinerja guru 2,927 0,005 Kinerja guru berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan Sumber: data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.13 mengenai hasil uji t di atas dapat diketahui sebagai berikut: Variabel kepemimpinan diperoleh nilai thitungsebesar 5,940 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterim dan H0 ditolak, artinya kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan. Variabel kinerja guru diperoleh nilai thitungsebesar 2,927 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, artinya kinerja guru berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan. 4.4 Pembahasan Hasil analisis data Dari hasil uji F regresi yang dilakukan ditemukan bahwa seluruh variabel yang meliputi kepemimpinan dan kinerja guru secara simultan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Sedangkan dari hasil uji t yang dilakukan bahwa secara parsial variabel berpengaruh adalah kepemimpinan dan kinerja guru secara simultan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan Penjelasan dari tiap variabel sebagai berikut: 4.4.1 Faktor Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kualitas Pendidikan Berdasarkan uji t, variabel kepemimpinan diperoleh nilai thitungsebesar 5,940 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterim dan H0 ditolak, artinya kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap mutu pendidikan. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Paul D. Hirtz, Susan L. Murray dan Ctherine A. Riordan mengenai kepemimpinan pada mutu atau kualitas pendidikan yang menunjukan bahwa kepemimpinan mempengaruhi pada kualitas. Hasil penelitian juga didukung oleh teori Sudjana yang menyatakan bahwa kepemimpinan dalam sekolah sangat penting, karena pada dasarnya sekolah merupakan intuisi yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan tingkat sd/ mi di kelurahan Waru, Baki, Sukoharjo. Pada dasarnya kepemimpinan kepala sekolah wanitu juga sangat berpengaruh dan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepemimpinan di sd/mi Waru, Baki, Sukoharjo lebih disiplin untuk melakukan perencanaan mengenai pelaksanaan kegiatan yang ada di sekolah misalnya memanfaatkan teknologi informasi yang ada di sekolah agar pembelajaran di sd/mi Waru, Baki, Sukoharjo lebih maju, melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler sesuai jadwal, berkomunikasi secara teratur dengan guru, staf, orang tua, siswa dan anggota masyarakat disekitarnya untuk kepentingan pendidikan sehingga kepemimpinan kepala sekolah di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo yang ditampilkan sudah baik dan akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo. 4.4.2 Pengaruh Kinerja Guru berpengaruh terhadap Kualitas Pendidikan Berdasarkan uji t, variabel kinerja guru diperoleh nilai thitungsebesar 2,927 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, artinya kinerja guru berpengaruh signifikan positif terhadap mutu pendidikan. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Agustina (2016). “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu pendidikan di smp negri kecamatan Terbanggi besar kabupaten Lampung Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh positif terhadap mutu atau kualitas pendidikan. Penelitian ini didukung oleh suhardana (2006: 9) dikemukakan bahwa kinerja guru merupakan titik sentral dalam usaha informasi pendidikan dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha meningkatkan mutu pendidikan. Kinerja guru berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Pada dasarnya kinerja guru di di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo begitu professional memberiakan pembelajaran di sekolah tersebut. Selalu setia, berkomitmen serta bertanggung jawab dalam melakukan tugas-tugas yang ada di sekolah. Dan tugas dari guru tidak sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan arahan dan tuntunan kepada peserta didik. Sehingga dengan kinerja guru yang seperti itu juga akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kepemimpinanan kepala sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas/ mutu pendidikan pada sekolah yang dipimpin kepala sekolah wanita, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan kepala sekolah wanita berpengaruh signifikan dan positif terhadap Peningkitan kualitas pendidikan di SD dan MI yang berada di Kelurahan Waru. 2. Kinerja guru berpengaruh signifikan dan positif terhadap Peningkitan kualitas pendidikan di SD/MI yang berada di Kelurahan Waru. 3. Berdasarkan hasil regresi, kepemimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan pada SD MI yang berada di desa Waru dengan standardized coefficients beta sebesar 0,602 dibandingkan dengan Variabel kinerja guru. 5.2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data penelitian diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan tanya jawab secara langsung dengan responden dan hanya responden guru yang mengajar di SD/MI yang berkepala sekolah wanita. 64 2. Keterbatasan jumah sampel yang diteliti. Peneliti hanya menggunakan 50 sampel. Dan hanya responden guru yang mengajar di SD dan MI yang berkepala sekolah wanita. 5.3. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang penulis ajukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang menunjukkan bahwa Variabel kepemimpinan yang paling berpengaruh terhadap terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan pada SD/MI yang dipimpin kepala sekolah wanita yang berada di Desa Waru, maka disarankan agar kualitas/ mutu pendidikan meningkat sebaiknya kepala sekolah harus baik dalam memimpin sehingga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas/mutu pendidikan. 2. Dalam meningkatkan kualitas/mutu pendidikan disekolah, sekolah perlu memperhatikan dari semua sisi dan dikombinasikan, karena semua faktor penting. Sekolah perlu melihat kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru secara keseluruhan. Namun sekolah perlu melihat faktor mana yang paling berpengaruh dan mana yang paling tidak berpengaruh, sehingga strategi yang diterapkan tepat untuk meningkatkan kualitas/mutu pendidikan. 3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini semua variabel yang terbukti saling mempengaruhi satu sama lain, namun untuk pengembangan penelitian yang akan dating, penambahan variabel lainnya di luar variabel, sehingga di sarankan untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat meneliti dengan menggunakan variabel-variabel lain di luar variabel yang telah diteliti agar memperoleh hasil yang lebih variatif serta memperkaya teori yang ada. DAFTAR PUSTAKA Abas & Suyanto. (2001). Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa. Yogyakarta: Adicita. Ahmad, Sabri. (2005). Strategi Belajar M engajar. Padang: Quantum Teaching. Algifari. (2000). Analisis Regresi. Edisi Ke dua. Yogyakarta. BPFE. Aplikasi, Jakarta: Balai Pustaka, 1999 Danim. (2008). Kinerja Staf dan Organisasi, Jakarta : CV. Pustaka Setia. Daryanto. (2007). Sejahtera. Media Pembelajaran. Bandung : Sarana Tutorial Nurani Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikolog Belajar. Rieneka Cipta: jakarta. Elvinaro, Ardianto. (2014). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosarekatama Media. Frankel, Lois P. (2007). See Jane Lead: 99 Kiat Sukses Memimpin Bagi Perempuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Halilah. (2010). Kepemimpinan Wanita dalam Manajemen Kependidikan. Jurnal Manajemen Of Education, Vol 1, Is 1. Hlm 1-9. Hasibuan, Malayu S.P,. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Indonesia Henning, M. & Jardian, A. (1977). The Managerial woman. Anchor Press/Doubleday.New York Isjoni. (2006). Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan, Jakarta: Yayasan Obor Jakarta: Bumi Akasara Kandar. (2007). Guru Profesional. Yogyakarta. Rajawali Pres Komariah, Aan. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya Maslikhah, Quo Vadis. (2007). Pendidikan Pendidikan Multikultur; Rekonstruksi Sistem Michael Fulan. (1992). The Future Educational Change. The Meaning of Educational. Ontarion: OISE Press. Mulyasa, Enco. (2012). Menjadi Guru Profesional;Menciptakan Pembelajaran Mulyasa, Endang. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyasa, H.E. (2005). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Murniati, Nunuk. (2004). Getar Gender, Magelang: Indonesia Tera. Naisbitt, J., & Aburdene, P. (1990.) Megatrends 2000: Sepuluh Arah Baru Untuk Tahun. 1990-an. Alih Bahasa F.X. Budijanto. Jakarta: Bina Putra Aksara. Nawawi, Hamdani. (2003). Kepemimpinan yang Efektif, Jakarta: Gajah Mada Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Kencana. Paul D. Hirtz, susan L. Murray dan Ctherine A. Riordan. (2007). The effects of leadership on Quality. Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall. Jakarta. Rosco, J.T. (1975). Fundamental Research Statistic For The Behavior Sciencess. (2nd, end), Holt, Rinehart and Winston. New York. Sallis, Edward.( 2010). Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sarwono, Jonathan. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, S.W. (2010). Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Setiawan Maman. (2006). Pengaruh Struktur Kepemimpinan, Karekteristik Perusahaan, dan Karekteristik tata kelola Koprasi terhadap Kinerja Perusahaan. Laporan Penelitian Universitas Padjajaran: Diterbitkan. Sidi, Indra. (2001). Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru Stogdill, R.M. (1974). Handbook of Leadership: A Survey Of Theory and Research. New York: Free Press, Suatu divisi dari Macmillan. Sudjana,D. (2001). Metode & Teknik Pembelajara Partisipatif. Bandung: Falah Production. Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Suharsaputra, Uhur. (2010). Adminitrasi Pendiddikan. Bandung: PT. Reflika Aditama. Suharsini. (2006). Metodologi Penelitian: Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Supardi. (2010). Kinerja Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suryadi. (1999). Ace Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan; Isu, Teori dan Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali press. Thoha. (2010). Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Umiarso & Imam, Gojali. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. University Press Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina. ( 2014). Teori Kinerja Dan Pengukurannya. Jakarta : Logos Wacana Ilmu. Uwes, Sanusi. (1999). Manajemen Pengebangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana Ilmu Wahyudi, Imam. (2012). PrestasiPustaka Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Word Bank Study. (1989). Indonesia: Basic Eucation Study. Washington D.C.: Word Bank. Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press