pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita dan kinerja guru

advertisement
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN
WARU, BAKI, SUKOHARJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Oleh:
PURNOMO JATI
NIM. 12.22.1.1.084
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2017
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN
WARU, BAKI, SUKOHARJO.
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah
Oleh:
PURNOMO JATI
NIM. 12.22.1.1.084
Surakarta, 29 Desember 2016
Disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pemimbing Skripsi
Drs. Basuki Rahardjo, M.S.
NIP. 19530526 1981031 1 001
ii
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN
WARU, BAKI, SUKOHARJO.
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memperoleh Sebagian Persyaratan
GunaMemperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah
Oleh:
PURNOMO JATI
NIM. 12.22.1.1.084
Surakarta, 29 Desember 2016
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Biro Skripsi
Ika Yoga, S.E., M.M.
NIP 19790406 201403 1 001
iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI
Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NAMA
: PURNOMO JATI
NIM
: 12.22.1.1.084
JURUSAN : MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Menyatakan bahwa penelitian skripsi berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH WANITA DAN KINERJA GURU DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI
KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO
Benar-benar bukan merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti
sebelumnya. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan
plagiasi , saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
Surakarta, 29 Desember 2016
Purnomo Jati
iv
Drs. Basuki Rahardjo, M.S.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
NOTA DINAS
Hal
: SKRIPSI
Sdr. : Purnomo Jati
Kepada Yang Terhormat
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Di Tempat
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan bahwa setelah menelaah dan
mengadakan perbaikan seperlunya, kami memutuskan bahwa skripsi saudara
Purnomo Jati NIM: 12.22.1.1.084 yang berjudul:
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN WARU, BAKI, SUKOHARJO.
Sudah dapat dimunaqosyahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (SE.) dalam bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah. Oleh
karena itu, kami mohon agar skripsi tersebut segera dimunaqosyahkan dalam
waktu dekat.
Demikian atas terkabulnya permohonan ini disampaikan terimakasih
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Surakarta, 29 Desember 2016
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Basuki Rahardjo, M.S.
NIP. 19530526 1981031 1 001
v
PENGESAHAN
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI DI KELURAHAN
WARU, BAKI, SUKOHARJO.
Oleh:
PURNOMO JATI
NIM. 12.22.1.1.084
Telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah
Pada hari kamis tanggal 26 Januari 2017 dan dinyatakan
Telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi
Dewan Penguji :
Penguji I (Merangkap Ketua Sidang)
Ika Yoga, S.E., M.M.
NIP. 19790406 201403 1 001
__________________
Penguji II
Awan Kostrad Diharto, S.E., M.Ag.
NIP. 19651225 200003 1 001
__________________
Penguji III
Budi Sukardi, S.E.I., M.S.I.
NIP. 19791111 200604 1 003
__________________
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
IAIN Surakarta
Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D
NIP. 19561011 198303 1 002
vi
MOTTO
Barang siapa yang meringankan penderitaan seseorang mukmin di dunia, niscaya
Allah akan meringankan penderitaan (kesulitan)nya kelak di hari kiamat dan
barang siapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, niscaya
Allah akan memudahkan urusanya di dunia dan akhirat
(HR. Muslim)
Kalau kamu berbuat baik, sebetulnya kebaikan itu untuk dirimu. Dan jika kamu
berbuat jahat, berarti kamu telah berbuat jahat atas dirimu pula
(QS. Al- Israa: 7)
Sampaikanlah kabar gembira, jangan menakut-nakuti, dan permudahlah
jangan mempersulit
(HR. Muslim)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa
Karya yang sederhana ini untuk:
Bapak dan ibu tercinta,
kakakku yang tersayang,
Almamater IAIN Surakarta,
Teman-teman satu kelas saya Manajemen Bisnis Syariah B
Terimakasih
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr, Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Karunia dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH WANITA
DAN
KINERJA
PENDIDIKAN
GURU
TINGKAT
TERHADAP
SD/MI
DI
PENINGKATAN
KELURAHAN
KUALITAS
WARU,
BAKI,
SUKOHARJO”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1
(S1) Jurusan Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Mudofir, S.Ag, M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Datien Eriska Utami, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Awan Kostrad Diharto, SE., M.ag, Dosen Pembimbing Akademik Jurusan
Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
5. Drs. Basuki Rahardjo, M.S., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan
skripsi.
ix
6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta
yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Ibu dan bapakku, terimakasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang tak
pernah ada habisnya, kasih sayangmu sungguh mulia.
9. Kakak-kakaku
yang
saya
sayangi
dan
selalu
menyemangati
dan
mendoakanku.
10. Sahabat-sahabatku Putiksari Setiawati, Pandu Prasetyo dan Muslih Adi
Saputra yang selalu menolong dan mendukung saya selama ini dan temanteman seperjuanganku kelas Manajemen Syariah B.
11. Teman-teman angkatan 2012, dan Adik-adik tingkat.
12. Guru-guru yang membantu berpartisipasi mengisi kuisioner, semoga beliau
dipermudah dalam setiap urusan.
13. Teman-teman Karang Taruna SIREMA yang selalu memberikan dorongan
dan pengalaman.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa
serta Puji Syukur kepada Allah SWT, semoga diberikan balasan kebaikan kepada
semuanya. Aamiin.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Surakarta, 29 Desember 2016
Penulis
x
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the influence of woman
headmaster leadership and the teachers' work againts improvement
quality/education quality. The populations in this study was the teachers who
teach SD/MI in Waru region and lead by woman headmaster in total 54. The
Sampling technique used was convenience sampling were 50 respondents. There
are two variables in this study, they are dependent Variable and independent
variable.
The dependent variable was Improvement quality/education quality(y).
For the independent variable were Leadership (x1),and teachers' work (x2). The
analysis method used multiple linear regression analysis. Quantitative research
method. For the data used IBM SPSS Statistics 20.0.
The result of this study showed that partially positive and significant
influence againts improvenent quality/education quality was the leadership and
teachers' work variable. The variable most dominant influence was leadership.
Keywords: leadership, teachers' work, improvement quality/education quality
xi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan
kualitas/mutu pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah Guru yang
mengajar di SD/MI di kelurahan Waru yang di pimpin kepala sekolah wanita yang
berjumlah 54. Teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience sampling
dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 50 responden. Variabel penelitian ini
menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Untuk variabel dependen (y) dari penelitian ini adalah peningkatan mutu/
kualitas pendidikan. Untuk variabel independen (x) meliputi: kepemimpinan (x1),
dan kinerja guru (x2). Untuk metode analisis data dengan menggunakan model
analisis regresi linear berganda. Sedangkan untuk olah data dengan mengunakan
program IBM SPSS Statistik 20.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap peningkatan mutu/kualitas pendidikan adalah
variabel kepemimpinan dan kinerja guru. Variabel yang berpengaruh paling
dominan adalah kepemimpinan.
Kata Kunci :Kepemimpinan, kinerja guru, peningkatan mutu/kualitas pendidikan.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ............................................ iv
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH .................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 9
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................. 10
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
xiii
1.7 Jadwal Penelitian................................................................................. 11
1.8 Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
2.1. Kajian Teori ........................................................................................ 14
2.1.1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita ......................................... 14
1. Pengertian Kepemimpinan ........................................................ 14
2. Teori-teori Kepemimpinan ........................................................ 14
3. Gaya Kepemimpinan ................................................................. 16
4. Wanita dan Kepemimpinan ....................................................... 17
5. Peningkatan Perempuan sebagai Pemimpin ............................. 17
6. Perbedaan Pemimpin Wanita dan Pemimpin Pria ..................... 18
7. Persamaan antara Pemimpin Wanita dan laki-laki ................... 19
2.1.2. Kinerja Guru ................................................................................... 19
1. Pengertian Kinerja Guru ............................................................ 19
2. Faktor-Faktor yang Mempengauhi Kinerja Guru ...................... 21
2.1.3. Kualitas Pendidikan......................................................................... 23
1. Pengertian Kualitas Pendidikan ............................................... 23
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pendidikan .......... 27
2.2. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 30
2.3. Kerangka Berfikir ............................................................................... 31
2.4. Hipotesis ............................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ........................................................... 33
xiv
3.2. Jenis Penelitian ................................................................................... 33
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 33
3.4. Data dan Sumber data......................................................................... 35
3.5. Teknik pengupulan data ..................................................................... 35
3.6. Variabel- Variabel Penelitian ............................................................. 37
3.6.1 Variabel Penelitian .................................................................... 37
3.6.2. Definisi Operasional Variabel .................................................. 38
3.7. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39
3.7.1. Uji Instrumen Penelitian........................................................... 39
1. Uji Validitas ....................................................................... 39
2. Uji Reliabilitas .................................................................... 39
3.7.2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 40
1. Uji Multikolinieritas ............................................................. 40
2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 41
3. Uji Normalitas ...................................................................... 41
3.7.3. Uji Ketetapan Model ................................................................ 41
1. Koefisien Determinasi ......................................................... 41
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .........................................42
3.7.4. Analisis Regresi Berganda ...................................................... 43
3.7.5. Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) ........... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 45
4.1. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 45
4.1.1. Prrofil MI M Waru ................................................................... 45
xv
4.1.2. Profil SD N Waru 01 ................................................................ 47
4.1.3. Profil SD N Waru 02 ................................................................ 49
4.2. Karakteristik responden...................................................................... 50
4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data ..................................................... 50
4.3.1. Uji Instrumen Penelitian........................................................... 50
1. Uji Validitas .......................................................................... 51
2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 52
4.3.2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 53
1. Uji Multikolonieritas ............................................................ 53
2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 54
3. Uji Normalitas ...................................................................... 54
4.3.3 Uji Ketetapan Model ................................................................ 55
1. Koefisien Determinasi ......................................................... 55
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................... .56
4.3.4 Analisis Regresi Berganda ....................................................... 57
4.3.5 Uji Signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) ........... 58
4.4. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 59
4.4.1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas pendidikan .......... 60
4.4.2. Pengaruh kinerja guru terhadap kualitas pendidikan ............... 61
BAB V PENUTUP ........................................................................................... .63
5.1. Kesimpulan.................................................................................... .63
5.2. Keterbatasan Penelitian ................................................................. .63
5.3. Saran .............................................................................................. .64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .66
LAMPIRAN. .................................................................................................... .69
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Rangking Sekolah .......................................................................... 8
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel ....................................................... 38
Tabel 4.1
Info MI M Waru ............................................................................ 45
Tabel 4.2
Rekapitulasi Sekolah MI Muhammadiyah Waru .......................... 46
Tabel 4.3
Info SD N Waru 01……………………………………………….47
Tabel 4.4
Info SD N Waru 02……………………………………………….49
Tabel 4.5
Hasil Uji validitas .......................................................................... 51
Tabel 4.6
Hasil Uji realibilitas ....................................................................... 52
Tabel 4.7
Hasil uji multikolonieritas ............................................................. 53
Tabel 4.8
Hasil uji heteroskedastisitas .......................................................... 54
Tabel 4.9
Hasil Uji normalitas ....................................................................... 55
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi ................................................................... 56
Tabel 4.11
Uji statistik F ................................................................................. 56
Tabel 4.12
Analisis Regresi Berganda ............................................................ 57
Tabel 4.13
Hasil Uji t ...................................................................................... 59
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Kerangka Berfikir .......................................................................... 31
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal Penelitian ............................................................................70
Lampiran 2: Kuisioner Penelitian .......................................................................71
Lampiran 3: Hasil Rekap Kuesioner ...................................................................75
Lampiran 4: Hasil Olah Data SPSS ....................................................................79
Lampiran 5: Surat Penelitian...............................................................................86
Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup.....................................................................90
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia, Wanita sebagai pemimpin telah berlangsung terutama pada
profesi tenaga akademis, keperawatan dan usaha-usaha kesejahteraan sosial.
banyaknya perempuan usia 15 tahun ke atas dari pada laki-laki usia 15 tahun ke
atas pada periode 2015-2019 menunjukkan semakin terbukanya kesempatan
kepada perempuan sebagai pemimpin dan mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan. Namun jajak pendapat yang dilakukan oleh UNDP dalam jurnal
Management of Education (Halilah, 2010: 38) tentang perilaku dan persepsi
terhadap
partisipasi
mengungkapkan
perempuan
bahwa
77,6%
secara
responden
sosial,
ekonomi
laki-laki
maupun
dan
politis
perempuan
memandang bahwa laki-laki harus menjadi pengambil keputusan dan memimpin
kalangan masyarakat.
Berdasarkan survey tersebut menunjukkan bahwa masih ada sebagian
masyarakat yang meragukan kemampuan memimpin seorang perempuan.
Walaupun sebenarnya perempuan mempunyai peran yang strategis baik dalam
keluarga maupun lingkungannya. Kepemimpinan perempuan dianggap mampu
menyelesaikan beberapa, persoalan dalam dunia pendidikan. Naisbitt J dan
Aburdene P (1990) menjelaskan bahwa jalan menuju kepemimpinan bagi
perempuan dimulai dengan pendidikan. Perempuan yang memiliki pendidikan
yang tinggi dapat memilih berbagai alternative pekerjaan yang kini terbuka lebar
1
baginya, misalnya menjabat sebagai presiden, rektor, kepala sekolah dan
sebagainya.
Melihat kemampuan yang dimiliki perempuan sudah selayaknya wanita
mendapatkan
kepercayaan dan di berikan kesempatan sebagai seorang pemimpin.
Khususnya sebagai kepala sekolah dengan harapan agar persoalan-persoalan
rendahnya mutu pendidikan di indonesia bisa teratasi dengan gaya kepemimpinan
perempuan, kesuksesan perempuan memimpin karena gayanya yang non
tradisional yang mana kepemimpinan perempuan muncul dari keinginanan
mengerjakan apa yang mereka inginkan atau mempunyai kendali atas dirinya
sendiri, tidak memandang jabatan kepemimpinan sebagai perintah dan kendali
tetapi muncul dari mendapatkan kepatuhan dan kesetiaan dengan memahami serta
memenuhi kebutuhan orang lain dan dikatakan juga bahwa model kepemimpinan
perempuan berdasarkan pada nilai.
Nilai membentuk hakikat mengenai cara perempuan menerapkan perilaku
kepemimpinan harian, mulai dari mengembangkan visi, menciptakan tim
berkinerja tinggi dan mengambil risiko. Frankel (2007:19) mengemukakan ada
enam nilai yang menjadi model kepemimpinan perempuan yang menurutnya
adalah model kepemimpinan yang diperlukan pada saat ini. Keenam nilai itu
adalah penetapan arah, mempengaruhi orang lain, pembentukan tim, pengambilan
resiko, kemampuan memotivasi, dan kecerdasan emosi.
Pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
mendapatkan yang diharapkan, peserta didik bisa mendapatkan melalui lembaga
pendidikan,
karena
lembaga
pendidikan
merupakan
tempat
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar terbentuk sesuai dengan apa yang
telah diungkapkan diatas. Lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk
menghasilkan peserta didik yang berkualitas, tidak lepas dari usaha-usaha kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, orang tua, masyarakat
dan komite sekolah (stakeholders).
Dalam hal ini yang mempunyai peran dalam membawa sekolah menjadi
lembaga pendidikan yang berkualitas adalah pemimpinya, yang dimaksud disini
adalah kepala sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang berpengaruh dan
mempunyai kebijakan-kebijakan sekolah serta merupakan orang yang membawa
kemana sekolah diarahkan. Dengan demikian maka kepala sekolah merupakan
salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan pendidikan.
Seperti diungkapkan (H.E. Mulyasa, 2005) sangat berkaitan mutu kepala sekolah
dengan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim disiplin budaya
sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersediaakan terwujud
dengan baik apabila didukung secara optimal oleh kepemimpinan yang baik.
Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan kepemimpinan dalam penyelenggaraan
pendidikan
di
sekolah
yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan perlu pula dilakukan upaya pola kepemimpinan
partisiparotis. Realitanya dalam kepemimpinan partisipatoris itu masih ada
kesenjangan seperti belum terintegrasinya stakeholder secara menyeluruh dalam
rangka peningkatan mutu yang diharapkan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di dalam sekolah yang
diharapkan dapat berperan dalam mempengaruhi bawahanya, khususnya para guru
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan pekerjaan
seperti itu tidaklah mudah karena pekerjaan tidak hanya memiliki kemampuan di
bidang pengetahuan, tetapi juga memiliki keterampilan mengendalikan emosi
untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain.
Berdasarkan hasil studi pendekatan sifat, ada tiga macam sifat pribadi
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat berhasil dalam
kepemimpinannya, yakni: 1) ciri-ciri fisik seperti tinggi badan dan penampilan;
2) kepribadian, seperti menjunjung tinggi harga diri, berpengaruh, dan stabilitas
emosi 3) kemampuan atau kecakapan, seperti kecerdasan umum, lancar berbicara,
keaslian, dan sense social (Davis dalam Thoha, 1998: 127).
Kepemimpinan dalam sekolah sangat penting, karena pada dasarnya
sekolah merupakan intuisi yang memegang peranan penting dalam menentukan
mutu pendidikan. Peningkatan mutu sekolah memerlukan kepala sekolah sebagai
berikut: (a) Memandang bahwa
menyediakan dorongan
yang
sumber
memadai
daya
bagi
yang
ada
adalah
guna
guru-guru. (b) Mencurahkan
banyak waktu Untuk pengelolaan dan koordinasi proses instruksional. (c)
Berkomunikasi secara teratur dengan staf, orang tua, siswa dan anggota
masyarakat di sekitarnya (Sudjana, 2001: 23).
Harapan tentang keberhasilan peningkatan mutu/kualitas pendidikan
utama pada suatu pendidikan dasar dan menengah sangat bergantung pada guru
dan kepala sekolah. Karena dua faktor tersebut merupkan kunci yang menentukan
dalam menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolahan yang lain (Uhur
Suharsaputra, 2010:108). Dalam posisi tersebut baik buruknya komponen yang
lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tapi tanpa
mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya. Mutu, proses dan hasil
pendidikan akan lebih banyak tergantung pada kinerja guru sebagai pihak dalam
praktek pembelajaran.
Menurut Sanjaya Wina (2011:52) dalam proses pembelajaran, guru tidak
hanya sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi juga sabagai pengelola
pembelajaran, dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak di pundak
guru, oleh karenanya keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan
oleh kualitas dan kinerja guru.
Kinerja guru yang professional amat sangat penting bagi pembentukan
sekolah, implementasi kemampuan professional guru mutlak diperlukan sejalan
dengan diberlakukan otonomi daerah, khususnya di bidang pendidikan.
Kemampuan professional guru akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran
dan komitmen yang tinggi dan mengelola interaksi belajar mengajar pada tataran
mikro, dan memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan pada
tataran mikro (Setiawan Maman, 2010:37). Berkualitas tidaknya pendidikan
sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi yang dimiliki kepala sekolah dan
kesunguhan guru dalam mengajar.
Pendapat tersebut masih relevan dijadikan suatu inspirasi bahwa begitu
pentingnya peran dan fungsi kepala sekolah dan kinerja guru dalam rangka
melakukan perubahan di lingkungannya yang mengarah pada peningkatan
kualitas pendidikan.
Kepala Sekolah juga berupaya memperbaiki manajemen pendidikan dasar
dengan cara (Mulyasa H.E,2005) (1) melaksanakan desentralisasi bidang
pendidikan secara bertahap, bijaksana dan profesional, termasuk peningkatan
peranan Komite Sekolah dengan mendorong daerah untuk melaksanakan
rintisan penerapan konsep pembentukan Dewan Sekolah; (2) mengembangkan
pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah untuk
meningkatkan
efisiensi pemanfaatan
sumber daya pendidikan
dengan
memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat; (3) meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti diversifikasi
penggunaan sumber daya dan dana; (4) mengembangkan sistem insentif yang
mendorong kompetisi yang sehat baik antar lembaga dan personel sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan; (5) memberdayakan personel dan lembaga, antara
lain, melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Program
pemberdayaan
ini
perlu
diikuti
dengan pemantauan dan evaluasi secara
bertahap dan intensif agar kinerja sekolah dapat bertahan sesuai dengan standar
mutu pendidikan yang ditetapkan; (6) meninjau kembali semua produk hukum di
bidang pendidikan yang tidaksesuai
lagi
dengan
arah
dan
tuntutan
pembangunan pendidikan; dan (7) merintis pembentukan badan akreditasi dan
sertifikasi mengajar di daerah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan
secara independen .
Umumnya Kepala Sekolah negeri di Indonesia memiliki otonomi yang
terbatas dalam mengelola sekolah dan mengalokasi sumber daya yang diperlukan.
Tambahan pula, kepala sekolah kebanyakan tidak dilengkapi dengan kemampuan
manajerial kepemimpinan yang memadai. Banyak di antara kepala sekolah yang
hanya mengikuti pelatihan beberapa hari tentang konsep administrasi dan
orientasi peraturan kebijaksanaan pendidikan ketika mereka baru menjabat
sebagai kepala sekolah. Selain itu promosi sebagai kepala sekolah secara ketat
didasarkan pada urutan jenjang kepangkatan, dan belum ada suatu pola yang
mantap (World Bank Study, 1988).
Michael Fulan (1995:12), mengemukakan isi pokok lemahnya peraturan
kepala sokolah dalam mengelola lembaganya. Ada tiga faktor, yaitu pertama,
pada umumnya kepala sekolah dasar memiliki otonomi yang sangat terbatas
dalam mengelola sekolahnya atau dalam memutuskan pengalokasian sumber
daya. Kedua, pada sisi kepala sekolah sendiri di identifikasi
bahwa kepala
sekolah kurang memiliki ketrampilan untuk mengelola sekolah dengan baik.
Ketiga, kecilnya peran masyarakat dalam pengelolaan sekolah, padahal perolehan
dukungan dari masyarakat merupakan bagian dari peran kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh sebab itu menarik perhatian penulis untuk menganalisis upayaupaya apa yang dapat disumbangkan kepada suatu rencana atau keadaan di masa
depan berkenaan dengan pendidikan, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
di Indonesia.
Salah satu yang menjadi perhatian, baik secara konseptual maupun praktik
di lapangan pendidikan, yaitu kepemimpinan kepala sekolah wanita di lingkungan
Dinas Pendidikan Kecamatan Baki, yang semula untuk kedudukan Kepala
Sekolah khususnya pada jenjang Sekolah Dasar lebih banyak diisi oleh pria.
Namun dalam perkembangannya, para guru wanita yang potensial mulai
menduduki jabatan kepala sekolah. Hal tentunya menimbulkan paradigma dalam
keorganisasian dengan adanya kesangsian akan kualitas kepemimpinan para
wanita tersebut terutama dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
institusi yang dipimpinnya.
Kondisi demikian muncul karena adanya pandangan bahwa wanita adalah
sosok yang lemah sebagai decision maker atau pengambil keputusan. Namun pada
kenyataan, para kepala sekolah wanita dapat berbuat lebih banyak dengan
keberhasilan membawa sekolah yang dipimpinnya dapat berprestasi lebih jauh
dilihat dari rangking sekolah dalam satu kecamatan yang menempati ringking 10
besar dari 44 sekolah yang berada dikecamatan baki.
NO
Nama Sekolah
Tabel 1.1
Rangking sekolah
Jumlah Nilai
Peringkat
1
MI Muhamadiyah Waru
261.3
1
2
SD Islam AL-Azhar 28
257.2
2
3
MIN Baki
256.7
3
4
SDN 01 Gentan
256.2
4
5
SDN 01 Mancasan
255.7
5
6
SDN Waru 02
252.7
6
7
SDN Waru 01
249.8
7
Sumber: http://20310521.siap-sekolah.com/sekolah-profil/).
Berdasarkan fenomena di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
tentang kepemimpinan wanita dengan mengambil judul penelitian: “Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita dan Kinerja Guru dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tingkat SD/MI di Kelurahan Waru,
Baki, Sukoharjo”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa identifikasi masalah
sebagai berikut.
1.
Kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkaan kualitas
pendidikan, dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan Kinerja guru.
2.
Peningkatan kualitas pendidikan sangat bergantung terhadap kepemimpinan
atau kepala sekolah dan kinerja guru.
3.
Kepemimpinan wanita dianggap lemah, karena adanya pandangan bahwa
wanita adalah sosok yang lemah sebagai decision maker atau pengambil
keputusan.
1.3
Batasan Masalah
Pada penelitian ini dilakukan terhadap guru di Sekolah Dasar/ MI di desa
Waru yang di bawahi Kepala sekolah wanita.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian kuantitatif tersebut.
1.
Apakah kepemimpinan kepala sekolah wanita berpengaruh terhadap
peningkatan kulitas/mutu pendidikan?
2.
Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap peningkatan kualitas/ mutu
pendidikan?
3.
Faktor apa yaang paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas/mutu
pendidikan di SD/ MI di desa Waru yang di bawahi Kepala sekolah wanita?
1.5
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita terhadap
peningkatan kualitas pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap peningkatan kualitas
pendidikan.
3. Untuk mengetahui factor apa yang paling berpengaruh terhadap peningkatan
mutu/kualitas pendidikan
1.6
Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang
menjadi manfaat dan kegunaan dari penulisan penelitian adalah sebagai berikut :
1.Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki sumbangan teoritis dalam
khasanah pengetahuan dalam bidang ma najemen pendidikan khususnya
tentang kepemimpinan.
b. Memenuhi persyaratan bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana
manajemen bisnis syariah pada IAIN Surakarta
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai
mengenai
masukan
informasi
pentingnya
bagi
pihak
manajemen
kepemimpinan wanita
pendidikan
dalam meningkatkan
kualitas pendidikan.
b. Bagi stakeholders pendidikan, sebagai bahan kaji untuk rujukan
pengambilan
persoalan
peningkatan
keputusan,
kegiatan
terutama
belajar
kualitas
yang
mengajar
pendidikan
terkait
di
langsung
sekolah
dengan
dalam
dengan
upaya
mengoptimalkan
kepemimpinan kepala sekolah
1.7
Jadwal Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada Guru SD/ MI di kelurahan Waru yang
dikepalai Kepala Sekolah Perempuan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
April 2016 sampai Desember 2016.
1.8
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang mengenai
pokok pikiran penyusunan tentang fenomena yang terjadi.
Identifikasi masalah berisi berbagai masalah yang relevan. Batasan
masalah menunjukan fokus objek dan variabel yang akan dikaji.
Rumusan masalah merupakan inti dari gambaran skripsi yang akan
dikaji. Tujuan penelitian mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai
peneliti yang mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Manfaat penelitian merupakan bagian yang isinya menyebutkan
mengenai berbagai manfaat yang akan diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Jadwal penelitian menerangkan
kapan penelitian akan dilakukan. Sistematika penulisan penelitian
mencangkup uraian singkat pembahasan dari tiap bab.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang kajian teori yang relevan yan
menjelaskan teori-teori yang relevan dengan variabel penelitian.
Hasil penelitian berisi analis hasil penelitian terdahulu yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Kerangka berfikir berisi pola
hubungan ant ar variabel kerangka konsep yang akan digunakan
untuk menjawab masalah yang diteliti.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan waktu dan wilayah penelitian, metode
penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian.
Variabel-variabel menjelaskan dan menyebutkan variabel-variabel
yang
di
gunakan
dalam
penelitian.
Operasional
variabel
mengemukakan batasan-batasan variabel secara operasional untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Populasi dan
sampel menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan populasi,
sampel, jumlah sampel
dan seterusnya. Data dan sumber data
menjelaskan berbagai hal terkait dengan data. Alat analis data
menjelaskan alat analis yang digunakan penelitian dalam menguji
data.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini menguraikan profil subyek penelitian yang
menjelaskan dan menggambarkan subyek penelitian. Pengujian
dan hasil analisis data menampilkan proses pengujian data dengan
menggunakan model dan alat analisis data serta hasil pengujian
tersebut. Pembuktian hipotesis menyajikan jawaban atas hipotesis
yang dibuat peneliti. Pembahasan hasil analisis menjelaskan dan
membahas hasil pengujian di atas dan mengintrepertasikan dalam
kalimat naratif. Jawaban atas pertanyaan dalam perumusan
masalah menyajikan atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan
dalam perumusan masalah.
BAB V Penutup
Berisi uraian hasil kesimpulan yang merangkum hasil
penelitian yang telah diuraiakan dalam bab IV. Keterbatasan
menunjukan
adanya
kelemahan
yang
dilakukan
oleh
peneliti.Saran-saran merupakan rekomendasi lebih lanjut dari hasil
dan kesimpulan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Stogdill (1974), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasikan menuju kepada
penentuan/ pencapaian tujuan. Keberhasilan dan kegagalan pemimpin ditentukan
sifat dan gaya kepemimpinan dalam mengarahkan dinamika kelompoknya.
2. Teori-teori Kepemimpinan
Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan, dapat dilihat dari beberapa
literatur yang membahas hal-hal yang sama. Dari literatur tersebut diketahui ada
teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Ada pula
yang menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompokkelompok, orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan yang dipimpin.
Teori
lain
mengemukakan
bahwa
pemimpin
timbul
karena
situasinya
memungkinkan ia ada. Dan teori yang paling mutakhir melihat kepemimpinan
lewat perilau organisasi (Thoha, 2010: 32). Berikut ini akan diuraikan beberapa
teori yang tidak asing lagi, antara lain:
14
1. Teori Sifat
Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali pada zaman Yunani
kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang-orang percaya bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukannya dibuat. Suatu kenyataan yang dapat diterima bahwa sifatsifat
kepemimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai lewat
suatu pendidikan dan pengalaman. Sifat itu berinteraksi sebagai suatu integrator
dari kepribadian dan pelaku atau bagaimana situasi menentukan relevisi dari
berbagai sifat dan kemampuan bagi keberhasilan seorang pemimpin, (Daryanto
2007: 20)
2. Teori pelaku
Hasil penelitian dari Michigan University menunjukan bahwa perilaku
pemimpin
memiliki
kecenderuangan
berorientasi
kepada
bawahan
dan
berorientasi pada produksi/ hasil. (Daryanto, 2007 :21) .
3. Teori Kontingensi
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin
dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektifitas kepemimpinan. (Daryanto,
2007: 21).
4. Teori Atribut Kepemimpinan
Teori atribut kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan
semaata mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seseorang
pemimpin mengenani individu-individu lain yang menjadi bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan
Menurut Daryanto 2007. Gaya kepemimpinan ada 4 yaitu :
a. Otoriter
Kepemimpinan ini dilaksanakan dengan kekuasaan berada di tangan satu
orang atau sekelompok kecil orang, yang diantara mereka selalu ada seseorang
yang menempatkan diri sebagai orang yang paling berkuasa. Seorang pemimpin
yang otoriter menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan,
untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan
mengawasi bawahannya terpusat di tangannya. Seorang pemimpin yang otoriter
mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan maksud untuk meminimumkan
penyimpangan dari arah yang ia berikan.
b. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya yang menempatkan manusia
sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan
mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. Dasar dari
gaya kepemimpinan demokratis ini adalah pengakuan dan penerimaan bahwa
manusia merupakan mahluk yang memiliki harkat dan martabat yang mulia
dengan hak asasi yang sama.
c. Pelengkap
Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat, yang dilakukan
dengan member kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi kelompoknya
yang memerlukan.
e. Bebas
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota
organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus
diri masing-masing. Sehingga pemimpin hanya memberi sedikit pengarahan atau
petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari
tugas pokok organisasi.
4. Wanita dan Kepemimpinan
Menurut Henning M dan Jardin A (1977), Kebanyakan wanita melihat
dirinyasebagai seseorang yang ragu, bimbang, bingung akan tujuan-tujuan mereka
dalam hidup, dan menunggu dipilih atau disadari keberadaannya oleh pria.
Mereka tidak suka mengambil risiko dan mereka menjadi gelisah dalam situasi di
mana mereka tidak mengetahui banyak hal. Jika demikian, bagaimana bisa wanita
menjadi pemimpin? Sifat-sifat seperti itu bertentangan dengan sifat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin seseorang yang bertanggung jawab,
menetapkan tujuan, mengambil risiko,dan membuat keputusan. Oleh karena itu,
wanita dapat menjadi pemimpin mungkin karena mereka dididik dengan cara
yang berbeda atau mereka mengenali potensi kepemimpinan yang ada dan telah
belajar untuk memimpin .
5. Peningkatan Perempuan Sebagai Pemimpin
Menurut Murniati (2004: 63), usaha yang harus dilakukan untuk
meningkatkan peran perempuan sebagai pemimpin adalah:
a. Perempuan harus menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang bermartabat
dan haknya sama dengan manusia laki-laki.
b. Perempuan perlu menyadari dan memahami pengaruh struktur kebudayaan
patriarkhi terhadap laki-laki.
c. Perempuan meningkatkan dirinya menjadi androgynous manager. Untuk
mencapai hal tersebut, yang perlu diperhatikan adalah:
1) Mengembangkan kualifikasi manajer seperti keberanian memasuki
persaingan sehat, percaya diri, objektif dalam berpikir, agresif, ulet,
berambisi, berani bertanggung jawab dan mau menanggung resiko.
2) Meningkatkan keterampilan dalam analisis dan penyelesaian masalah
dalam kaitannya untuk meningkatkan keterampilan mengambil keputusan.
3) Membiasakan diri dalam memimpin dan melakukan proses pengelolaan
aksi-relfeksi-perencanaan dan seterusnya sehingga dapat menemukan
model pengelolaan yang makin berdasarkan pengalaman dan direfleksi
terus menerus.
6. Perbedaan Pemimpin Wanita Dan Pemimpin Pria
Menurut Robbin (2001: 35), memang ada kecendrungan perbedaan dalam
gaya kepemimpinan antara wanita dan laki-laki karena sifatnya. Perbedaan antara
wanita dan laki-laki adalah bahwa wanita memiliki gaya kepemimpinan yang
lebih demokratis. Mereka mendorong partisipasi, berbagai kekuasaan dan
informasi, dan mencoba untuk meningkatkan “kemanfaatan” bagi pengikutnya.
Mereka cenderung memimpin melalui pelibatan atau pemberdayaan dan
mendasarkan pada kharisma, keahlian, kontak, dan keahlian interpersonal dalam
mempengaruhi orang lain. Sedangkan laki-laki merasa lebih nyaman dengan gaya
yang bersifat directive
(menekankan pada cara-cara yang bersifat perintah).
Mereka lebih mendasarkan pada jabatan otoritas formal sebagai dasar baginya
untuk melakukan pengaruhnya. Perbedaan yang dapat dilihat selanjutnya adalah
bagaimana wanita dan laki-laki berkomunikasi. Bahwa wanita menekankan pada
hubungan keakraban, sedangkan laki-laki berbicara dan menekankan status dan
kemandirian.
7. Persamaan antara pemimpin wanita dan laki-laki
Menurut Robbin (2001:37), kesamaan antara kepemimpinan wanita dan
laki-laki tidak begitu mengherankan. Hampir semua studi yang melihat pada isu
tersebut
mnggunakan
“jabatan
manajerial”
sebagai
persamaan
dari
kepemimpinan. Jelasnya para individu, perempuan maupun laki-laki yang
memilih karir manajerial cenderung memiliki kesamaan. Para individu dengan
sifat kepribadian yang berkaitan dengan kepemimpinan, seperti kecerdasan,
kepercayaan diri, dan kemampuan bersosialisasi, kemungkinan lebih diterima
sebagai para pemimpin dan mendorong untuk lebih mengejar karir di bidang
manajerial.
2.1.2
1.
Kinerja Guru
Pengertian Kinerja Guru
kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorangatau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dantanggung jawab masing-masing
dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moralmaupun etika. Menurut Whitmore
dalam
Uno (2014: 59), secara
sederhana mengemukakan,
kinerja
adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Menurut Supardi
(2014 45), kinerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut
Whitmore dalam
Uno (2014: 59)
secara
sederhana
mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang. Mangkunegara dalam Wahyudi (2012:7), kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang di capai seseorang dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadannya.
Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha
seseorang yang di capai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu. Berbagai pengertian kinerja diatas,
dapat
dipahami
bahwa
kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan yang dilakukan seseorang secara
kualitas dan kuantitas sesuai dengan kemampuan dan perbuatannya.
Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru. Guru
merupakan subsistem penting yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan
proses dan mutu peserta didik. Secara sederhana, guru berarti orang yang
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang mengajar di tempat tertentu, tidak hanya di
lingkungan lembaga formal, tetapi juga di rumah, tempat ibadah atau di tempat
lain. Tugas dan tanggung jawab guru tidak sekadar mengajarkan ilmu
pengetahuan, tetapi lebih kompleks dari itu. Seorang guru mengemban amanah
sebagai pengajar, juga sekaligus sebagai seorang pendidik. Guru bukan semata
sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga
sebagai pendidik
yang
mentransfer
nilai-nilai
dan
sekaligus
sebagai
pembimbing yang memberikan arahan dan tuntunan kepada peserta didik.
Menurut Djamarah (2000:12), guru adalah figur pemimpin, sekaligus
arsitektur yang membangun dan membentuk jiwa dan watak peserta didik.
Berdasarkan penjelasan dan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan,
kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu apa yang
dikerjakan didalam kelas dan bagaimana caranya mengajar menggunakan
metode dan model pembelajaran sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain
kemampuan dan kemauan.
Kemampuan
tanpa
adanya
kemauan
tidak
menghasilkan kinerja. Demikian halnya, kemauan tanpa disertai kemampuan
juga tetap tidak menghasilkan kinerja optimal. Menurut Mulyasa (2010:16),
yang berkaitan dengan
beberapa
faktor
yang mempengaruhi kinerja
atau
produktivitas, yaitu faktor teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat kesehatan
dan tingkat upah minimal, serta kepemimpinan dalam hal ini kepala sekolah.
Sejalan
dengan pendapat tersebut, sedangkan menurut Sedarmayanti
(2001:67), menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi
kinerja antara lain: sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja,
dan
budaya
kerja), pendidikan, keterampilan, manajemen
kepemimpinan,
tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan, jaminan sosial dan kesejahteraan, iklim
kerja, sarana dan prasarana yang memadai,teknologi, dan kesempatan untuk
berprestasi. Kedua pendapat tersebut merujuk pada variabel yang sama,
yakni beberapa aspek yang terdapat pada individu, lingkungan dan budaya
kerja, sarana dan prasarana, dan kesejahteraan sebagai motivasi kerja.
Secara umum, kinerja
menurut
Hasibuan (2001:126)
dapat di
terjemahkan dalam penilaian perilaku yang secara mendasar meliputi kualitas
kerja,
kuantitas
kerja,
pengetahuan
tentang
pekerjaan,
pendapat
atau
pernyataan yang disampaikan, keputusan yang diambil, perencanaan kerja,
dan daerah organisasi kerja. Jika, kinerja adalah kualitas dan kuantitas pekerjaan
yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka kinerja merupakan keluaran
pelaksanaan tugas. Kinerja berpengaruh erat dengan produktivitas karena
merupakan indikator dalam menentukan bagaimanan upaya untuk mencapai
tingkat produktivitas yang tinggi dalam organisasi.
Kinerja merupakan hal-hal seperti yang diungkapkan Nawawi (2003:
13), yaitu sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan
kerja. Kaitannya dengan kinerja yang dimaksudkan adalah prestasi atau
kemampuan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengaruh antar pribadi.
Kinerja gurua dalah perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu
kepada apa yang dikerjakan ketika menghadapi suatu tugas.
Sementara Yamin dan Maisah (2010: 87), berpendapat bahwa kinerja
guru menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru, jawaban
yang mereka buat, untuk memberi hasil atau tujuan. Kinerja guru yang baik
pada suatu instansi terlihat dari kehadiran guru di kelas, kesungguhan mengajar
dengan disertai dedikasi dan semangat yang tinggi, serta diiringi rasa senang.
Ukuran kinerja dikatakan baik jika dapat ditunjukan dengan kinerja yang baik
ditinjau dari berbagai faktor. Ukuran kinerja guru tertuang pada kompetensi
pedagogik yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil proses
pembelajaran.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan kinerja
guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dalam mengartikulasikan kecakapan atau kemampuan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu dengan keluaran yang dihasilkan
tercermin secara kuantitas dan kualitas yang didasari oleh pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan motivasi, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pengaruh antar pribadi. Atau beberapa pendapat tersebut dapat di simpulkan
yang dimaksud dengan kinerja guru merupakan kualitas kerja, kecepatan/
ketepatan kerja, inisiatif kerja, kemampuan kerja, dan komunikasi kerja.
2.1.3
1.
Kualitas Pendidikan
Pengertian Kualitas Pendidikan
Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional
yang
sedangdihadapi dan dapat perhatian sungguh-sungguh dalam sistem
pendidikan nasional Indonesia dewasa ini. Sebelum mutu pendidikan ada baiknya
mengetahui apa itu mutu dan apa itu pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf, atau
derajat (kepandaian, kecerdasan). Secara substantif, istilah mutu itu sendiri
mengandung dua hal, yaitu pertama sifat dan kedua taraf. Menurut Uwes
(1999:27), sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda sedangkan taraf
menunjukkan kedudukan dalam suatu benda.
Menurut Komariah (2005:9), dalam pengertian mutu dapat dilihat dari
dua segi, yaitu mutlak/ absolut dan relatif. Dalam pengertian mutlak mutu adalah
suatu jasa yang memiliki nilai tertinggi, bersifat unik dan sangat berkaitan dengan
ungkapan kebaikan (goodness), keindahan (beauty), kebenaran (truth), dan
idealitas. Dalam arti relatif, mutu berdasarkan pada kebutuhan pelanggan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi suatu
benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai oleh suatu proses.
Sedangkan Pendidikan dalam Undang-undang Pendidikan No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan diartikan
sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Menurut
Lengeveld dalam Sabri (2005: 8,) pendidikan adalah pemberian bimbingan atau
bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Pendidikan itu terjadi melalui
pengaruh dari seseorang yang telah dewasa kepada orang yang belum
dewasa.
Dalam hal ini, Lengeveld menegaskan pendidikan ialah semua usaha,
pengaruh, perlindungan, serta bantuan yang diberikan harus tertuju kepada anak
didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup cakap
dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Beberapa pengertian menurut
pandangan dari beberapa tokoh, yang pada dasarnya menjelaskan bahwa
pendidikan itu merupakan pemberian bimbingan atau bantuan kepada mereka
yang memerlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani,
menuju kesempurnaan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini dan masa
yang akan datang.
Sebelum penulis menarik kesimpulan tentang mutu pendidikan. Ada
yang
perlu dijelaskan
terlebih
dahulu
yaitu
bahwa
pengertian
mutu
pendidikan, merupakan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan
tuntunan kebutuhan hasil pendidikan, yang berkaitan dengan kemajuan ilmu
dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya
manusia. Mutu pendidikan yang dimaksudkan
di sini
adalah
kemampuan
lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Dalam konteks menurut Departemen Pendidikan Nasional, sebagaimana
dikutip Mulyasa dalam Qomar (2007:206), pengertian mutu mencakup input,
proses, dan output. Konsepsi
merupakan
gambaran
input
dan
output
mutu pendidikan adalah
pendidikan
sejauh
ini
gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam
memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Mutu pendidikan
tidak
terlepas
dari
seperangkat pelaksana
pendidikan, karena
perangkat
pelaksana pendidikan memiliki lingkup kegiatan langsung berkaitan dengan
pelaksanaan
proses
pembelajaran. Menurut Suryadi (1999:299), mutu
pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam dua dimensi yaitu
kemampuan teknis dan pengelolaan.
Menurut Dzaujak Ahmad dalam buku Umiarso & Gojali (2010: 124),
mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional danefisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan
sekolah, sehinga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
norma/ standar yang berlaku. Sedangkan menurut Sallis (2010:267), mutu
pendidikan merupakan fungsi dari dari proses pembelajaran yang efektif,
kepemimpinan, peran serta guru, peran serta siswa, manajemen, organisasi,
lingkungan fisik dan sumberdaya, kepuasan pelanggan sekolah, dukungan
input dan fasilitas, dan budaya sekolah. Optimalisasi dari masing-masing
komponen ini menentukan mutu sekolah sebagai satuan penyelenggara
pendidikan.
Menurut Danim (2008: 53), mutu pendidikan mengacu pada masukan,
proses, iuran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi.
Pertama,kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala
sekolah,guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya
kriteria masukan
material
berupa
alat
peraga,
buku-buku,
kurikulum,
prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain . Ketiga, memenuhi atau tidaknya
kriteria
masukan
yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur
organisasi, dan deskripsi kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan
dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketentuan, dan cita-cita.
Mutu pendidikan difokuskan kepada mutu proses pendidikan. Inti
dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta didik. Proses pembelajaran
ini mencaku psejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu
kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Dengan
demikian, pengertian tentang mutu pendidikan adalah tingkat atau taraf atau
derajat kemampuan dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap
komponen-komponen
yang
berkaitan dengan
sekolah
sehingga
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen-komponen tersebut menurut
norma atau standar yang berlaku.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu/kualitas
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana
pendidikan dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun
demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan
yang berarti, sedangkan sekolah terutama dikota-kota, menunjukan peningkatan
mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya
masih memprihatinkan. Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan
menjadi
agenda utama semua birokrasi
pendidikan, semua komponen
persekolahan, semua orang tua dan wali murid, serta pihak-pihak lainnya yang
memiliki jaringan langsung atau tidak terhadap
dunia
pendidikan.
Mutu
pendidikan sangat ditentukan oleh banyak pihak, pemerintah, masyarakat,
sekolah, orangtua dan siswa itu sendiri.
Menurut Maslikhah (2007:889), ada tiga faktor yang menyebabkan
mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Pertama,
fungsi
dan tujuan
pendidikan
kurang
melekat
pada
pelaksana
dan
pelaksanaan pendidikan. Kedua, prinsip penyelenggaraan pendidikan yang
demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif tidak dijadikan sebagai
prinsip
yang
harus
dijunjung
tinggi. Ketiga, masyarakat sering kali
diberlakukan sebagai komunitas untuk melegalkan sebuah kebijakan pelaksana
pendidikan, dan bukan sebagai pelaku untuk memberdayakan sekolahnya.
Keempat, evaluasi pendidikan seringkali dibelok kandengan kepentingan tertentu.
Menurut Isjoni (2006: 22), pembangunan pendidikan hendaknya
diarahkan kepada beberapa sektor yang merupakan kebutuhan mendasar
karena langsung memberikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan
diantaranya
yaitu: pertama, sarana dan prasarana pendidikan, meliputi
pembangunan ruang belajar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta
perangkat pendukungnya, ruang laboratorium, perpustakaan, komputer, pusat
sumber belajar, dan termasuk rumah guru, kepala sekolah, penjaga sekolah,
WC guru dan murid. Kedua, sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan
dengan pengadaan alat dan media pembelajaran, untuk bidang IPA, IPS,
Bahasa, dan bidang lainnya, seperangkat alat praktek laboratorium, pengadaan
buku-buku
perpustakaan,
dan
sebagainya. Ketiga, Pembangunan
SDM,
kualifikasi pendidikan guru. Keempat, Pembangunan sektor pendidikan luar
sekolah. Kelima, pembangunan life skill.
Menurut Sidi (2001: 74), ada lima langkah yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan:
a) Pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan
dan keterampilan dasar minimal.
b) Peningkatan
kualitas,
kompetensi
dan
profesionalisme
tenaga
kependidikan sesuai dengan kebutuhan.
c) Penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
d) Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah.
e) Penciptaan iklim dan suasana kompetitif dan koperatif antar sekolah.
Sedangkan Isjoni menjelaskan dalam bukunya “Pendidikan sebagai
Investasi Masa Depan” ada tujuh aspek yang dijadikan pertimbangan dalam
pembangunan pendidikan:
a. Pengadaan guru
b. Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
c. Pengembangan kurikulum
d. Peningkatan kualitas pendidikan
e. Peningkatan profesionalisme dan tanggung jawab terhadap profesi
f. Peningkatan kesejahteraan guru
g. Pemberdayaan masyarakat.
Dari semua pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas dapat
penulis simpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan menitik beratkan
kepada pengembangan
pendidikan
komponen-komponen
dan pembangunan
mutu
secara
yang
ada
keseluruhan
dalam
mulai
satuan
dari
pemerintah, sekolah dan masyarakat atau stakeholder pendidikan, agar dalam
proses peningkatan mutu pendidikan dapat mencapai tujuan yang telah
direncanakan baik dari aparatur pemerintah maupun satuan pendidikan itu
sendiri.
Faktor penentu
atas
keberhasilan
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan juga ditentukan atas kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran,
bagaimana guru akan mengajar lebih efektif, dan hasil belajar anak didiknya
baik, kalau sarana pembelajaran dalam kelas tidak tersedia. Ini jelas akan
menjadi
kebijakan pemerintah karena
itu
tugas
pemerintahlah
untuk
menyediakan sarana pembelajaran di kelas yang diperlukan guru. Seperangkat
pembelajaran tersebut sangat menentukan dalam mewujudkan mutu pendidikan.
2.2 Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini
yakni mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas/ mutu pendidikan
yang telah banyak dilakukan. Hasil dari beberapa penelitian akan digunakan
sebagai bahan refrensi dan perbandingan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu
yang dipilih diantaranya sebagai berikut.
Paul D. Hirtz, Susan L. Murray dan Ctherine A. Riordan. Penelitian
berjudul The
Effects
of
Leadership
on
Quality (2007).
(Pengaruh
Kepemimpinan pada Mutu 2007). Penelitian memeriksa manajemen mutu telah
difokuskan
terutama
pada organisasi manufaktur dengan
diarahkan karyawan organisasi. Dalam penelitian
perhatian khusus
ini, gaya kepemimpinan
transformasional dalam transaksional dan non transaksional klasifikasi dievaluasi
relatif terhadap kinerja organisasi berdasarkan kriteria dari Baldrige Quality
Award. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan memang memiliki
mempengaruhi pada kualitas, dan
tertentu lebih efektif.
gaya transformasional
dan transaksional
Agustina (2016). “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah,
dan kinerja guru terhadap mutu pendidikan di smp negri kecamatan Terbanggi
besar
kabupaten
Lampung
Tengah”.
Hasil
penelitian
ini
menunjukan
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh positif terhadap mutu
pendidikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear
berganda.
2.3 Kerangka berfikir
Dari data yang telah dijelaskan diatas tersebut maka dari itu kita dapat
membuat kerangka pemikiran yang digunakan sebagai acuan agar penelitian
memiliki arah penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
Kepemimpinan
kepala sekolah (X1)
Kinerja guru (X2)
H1
Kualitas/ mutu
pendidikan (Y)
H2
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008: 93), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu
dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul. Dengan menguji
hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat
ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H1= Diduga kepemimpinan berpengaruh terhadap kualitas/ mutu pendidikan.
2. H2= Diduga kinerja guru berpengaruh terhadap kualitas/ mutu pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Wilayah Penelitian
Waktu penelitian direncanakan dimulai dari penyusunan usulan penelitian
sampai terlaksana laporan penelitian ini, yakni pada bulan April 2016 sampai
bulan Desember 2016. Penelitian dilaksanakan di SD/MI Kelurahan Waru, Baki,
Sukoharjo yang dipimpin kepala sekolah perempuan.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa
angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan (Elvinaro,2014: 47).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
3.3
Populasi, Sampel, Teknik pengambilan sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan kemudian dicari kesimpulan (Sugiyono, 2011: 61).
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di SD/MI Kelurahan
Waru yang di pimpin kepala sekolah wanita yaitu ada 2 SD yang terdiri dari 30
guru dan satu MI yang berjumlah 24 guru jadi total ada 54 guru.
33
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2011: 62). Adapun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini guru yang dipimpin kepala sekolah wanita. Roscoe (1975),
mengatakan bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 50 berdasarkan pada responden yang dipimpin kepala sekolah wanita.
Sehingga jumlah sampel yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan
analisis.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman
tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan
sifat atau karaktersistik tersebut pada elemen populasi (Noor, 2011: 148). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan convenience sampling.
Convenience
sampling
merupakan
teknik
penentuan
sampel
dengan
mengumpulkan data dari anggota populasi yang tersedia dan bersedia
memberikannya (Noor, 2011: 155). Populasi penelitian ini ada 54 orang guru,
ketika peneliti melakukan pengambilan data dengan kuesioner ada 3 guru yang
cuti dan 1guru bertugas diluar kota. Sehinga pengambilan sampel melalui teknik
convenience sampling berhasil mengumpulkan 50 guru sebagai sampel untuk
penelitian ini.
3.4
Data dan Sumber Data
Data merupakan yang dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Suharsimi
(2006:107), sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan dioleh sendiri langsung
oleh peneliti dari sumber penelitian (Sugiyono, 2009: 402). Data primer diperoleh
dari jawaban kuesioner yang diberikan langsung pada guru di SD/MI yang
dipimpin Kepala sekolah Wanita.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara sebagai contoh dari buku-buku, jurnal, majalah, home
page internet, dan referensi-referensi lainnya yang berhubungan dalam penelitian
ini (Sugiyono, 2009: 402). Data sekunder diperoleh secara tidak langsung yang
digunakan untuk melengkapi data primer. Jenis data ini merupakan data tambahan
yang diperlukan dari objek penelitian, seperti profil di SD/MI Waru.
3.5
Teknik Pengumpulan Data.
3.5.1 Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan
respons atas dasar pertanyaan tersebut (Noor, 20011: 139). Daftar pertanyaan
yang diberikan pada guru di SD/MI Waru dengan maksud orang tersebut bersedia
memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Kuisioner berupa data
pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada responden.
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka atau wawancara dan responden
atau orang diwaancarai, dengan atau menggunakan pedoman wawancara
(Elvinaro, 2014: 164). Peneliti melakukan wawancara dengan mempersiapkan
pedoman tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan responden.
3.5.3 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra serta dibantu dengan
pancaindra lainnya (Elvinaro, 2014: 165). Pada observasi ini peneliti melakukan
observasi dengan melihat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita dan
kinerja guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan dikalangan guru-guru di
SD/MI di desa Waru.
3.5.4 Kepustakaan
Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori yang memadai
dan dipergunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan
menganalisis hasil-hasil penelitian sebelumnya (review) dengan membaca
literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang memiliki hubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
3.6
Variabel-Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Penelitian
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010 : 42), variabel penelitian adalah suatu
konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagaii berikut :
1.
Variabel Bebas (Independent)
Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen merupakan variabel yang
variabilitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2013 : 62).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah
(x1) dan kinerja guru (x2), .
2.
Variabel Terikat (Dependent)
Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi/ respon jika
dihubungkan dengan variabel independen atau bebas. Variabel dependen adalah
variabel yang variabilitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh
yang disebabkan oleh variabel independen (Sarwono, 2013: 62). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kualitas pendidikan (y).
3.6.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1
Definisi Oprasional Variabel
Variabel
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Definisi
Manajerial dapat diartikan
sebagai
kemampuan
mengelola
sumber
daya
melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan
untuk
mencapai
tujuan
organisasi secara efektiv dan
efisien (Kandar, 2007:1)
Kinerja Guru
Kinerja
guru
adalah
kemampuan dan usaha guru
melaksanakan
tugas
pembelajaran sebaik-baiknya
dalam perencanaan program
pengajaran,
pelaksanaan
kegiatan pembelajran dan
evaluasi hasil pembelajaran
(Suyanto, 2001:3)
Mutu
Pendidikan
Menurut Dzaujak Ahmad
dalam buku Umiarso &
Gojali (2010:124), mutu
pendidikan adalah
kemampuan sekolah dalam
pengelolaan secara
operasional dan
efisien terhadap komponenkomponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga
menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut
menurut norma/ standar
yang berlaku.
Sumber: data diolah penulis, 2016
Indikator
(a). Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah.
(b). pelaksanaan monitoring n
dan
pelaporan
pelaksanaan
kegiatan sekoalh dan tindak
lanjutnya
(c). memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi
(d).menyusun
perencanaan
sekolah untuk berbagai tingkat
perencanaan
(e).melakukan
tugas-tugas
pengawasan dan pengendalian
(f).memimpin tugas sekolah
dalam rangka pendayagunaan
SDM secara optimal
(a).kesetiaan dan komitmen
mengajar
(b).menguasai dan
mengembangkan bahan ajar
(c).kedisiplinan dalam mengajar
dan tugas lainnya
(d).kreatif dalam melakukan
pengajaran
(e).bekerjasama dengan sekolah
(f).berkebribadiaan yang objektif
(g).bertangung jawab terhadap
tugasnya
(a). peningkatan kualitas,
kompetensi dan profesionalisme
tenaga kependidikan
sesuai dengan kebutuhan.
(b). penetapan standar
kelengkapan dan kualitas sarana
dan prasarana pendidikan.
(c). pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan
berbasis sekolah.
(d). penciptaan iklim dan suasana
kompetitif dan koperatif antar
sekolah.
Variabel-variabel tersebut akan diukur dengan menggunakan skala likert
dan nilai jawaban dari setiap responden akan diberi skor 1-5 dengan nilai
tanggapan tertinggi adalah 5 dan tanggapan terendah adalah 1. Adapun skala likert
yang digunakan dalam pengukuran variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Selalu
SL
5
2. Sering
S
4
3. Kadang-kadang
K
3
4. Jarang
J
2
5. Tidak pernah
T
1
Skala likert ini digunakan untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru terhadap kualitas pendidikan.
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1 Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut (Ghozali, 2013:52). Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel ItemTotal Statistics. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel maka
dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan jawaban
responden atas pertanyaan di quisioner. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2013: 47).
Untuk mengukur reliabilitas dari instrumen penelitian ini dilakukan
dengan Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode one shot
dimana pengukuran dilakukan hanya satu kali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban.
Dalam pengukurannya one shot akan dilakukan dengan analisis Cronbach’s
Alpha. Ghozali (2013: 238) mengklasifikasikan nilai cronbach’s alpha sebagai
berikut:
a)
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,00 - 0,20 dikatakan kurang reliabel;
b)
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,21 - 0,40 dikatakan agak reliabel;
c)
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,41 - 0,60 dikatakan cukup reliabel;
d)
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,61 - 0,80 dikategorikan reliabel;
e)
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,81 – 1,00 dikatakan sangat reliabel.
3.7.2 Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Kriteria pengujian
pada uji multikolonieritas, nilai Tollerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥
10 menunjukan adanya multikolonieritas antar variabel independen dalam model
regresi (Ghozali, 2013:105).
2.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regeresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013:139).
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedatisitas. Untuk mendeteksi problem heteroskedestisitas pada model
regresi dengan cara melihat grafik glejser, yaitu jika variabel independen, maka
ada indikasi terjadi heteroskedasitas.
3.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji
t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Cara
untuk mendeteksi apakah residul berdistribusi normal atau tidaknya
dengan
analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot
(Ghozali, 2013:160).
3.7.3 Uji Ketetapan Model
1. Uji Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
dependen amat terbatas. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan kedalam model (Ghozali, 2013: 97).
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2013: 98). Adapun langkah-langkah
dalam pengujian adalah:
Ho : β1, β2, β3 = 0, artinya variabel-variabel bebas (kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru) tidak dapat digunakan untuk menjelaskan variabel
terikatnya (kualitas pendidikan).
Ha : β1, β2, β3 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (faktor kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru) dapat digunakan untuk menjelaskan variabel terikatnya
(kualitas pendidikan).
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Dengan menggunakan
angka probabilitas signifikansi
a.
Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru tidak dapat
menjelaskan variabel kualitas pendidikan.
b.
Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru dapat
menjelaskan variabel kualitas pendidikan (untuk tingkat signifikansi = 5 % ).
c.
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel
Apabila F table > F hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Apabila F table < F hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.7.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan
regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen
Algifari (2000: 62).
Sesuai kerangka pada pengolahan data menggunakan analisis berganda
dengan menggunakan IBM SPSS 20.0. Analisis linear berganda digunakan untuk
mengetauhi keeratan hubungan antara profitabilitas (variabel dependen) dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun bentuk persamaanya sebagai berikut :
Y=α+c+ b1X1+b2X2+ e
Dimana:
Y
= Kualitas pendidikan
α
= Konstanta
b1, b2,
= Koefisien regresi parsial
X1
= Variabel kepemimpinan
X2
= Variabel kinerja guru
e
= Eror
3.7.5 Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel (Ghozali : 2013: 98).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : β = 0, artinya variabel-variabel bebas (artinya faktor kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru) secara individual tidak mempunyai
pengaruh
yang signifikan terhada variabel terikat (kualitas
pendidikan).
Ha : β ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (artinya factor kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru) secara individual mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat (kualitas pendidikan).
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Penelitian
Gambaran umum penelitian berisi tentang informasi dari objek penelitian.
Objek penelitian ini adalah profil dari MI M Waru.
4.1.1 Profil MI M Waru
1. Info sekolah
Tabel 4.1
Info MI M Waru
MI MUHAMMADIYAH WARU
NPSN
NSS
Nama
Akreditasi
Alamat
Kodepos
Nomer Telpon
Nomer Faks
Email
Jenjang
Status
Situs
Lintang
Bujur
Ketinggian
Waktu Belajar
Kota
Propinsi
Kecamatan
Kelurahan
Kodepos
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
111233110053
MI MUHAMMADIYAH WARU
Akreditasi A
Waru
57556
02717890684
[email protected]
SD
Swasta
-7.587352533780697
110.76795145869255
107
Sekolah Pagi
Kab. Sukoharjo
Jawa Tengah
Baki
Waru
57556
Sumber : MIM Waru, 2016
45
2. Rekapitulasi Sekolah MI MUHAMMADIYAH WARU
Tabel 4.2
Rekapitulasi Sekolah MI MUHAMMADIYAH WARU
532 siswa
24 guru
1 juru san
17 kelas
106 pelajaran
3 ekstrakurikuler
Sumber: http://20310521.siap-sekolah.com/sekolah-profil/).
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
4. Visi dan Misi MI M Waru
Visi
Terwujudnya madrasah yang unggul, dinamis dan berkepribadian
islami, dalam pengembangan ilmu pengetauhan dan peradaban islam, serta
pembinaan akhlak karimah.
Misi
a.
Sekolah/ Madrasah berupaya memberikan ilmu pengetahuan dan
penanaman nilai-nilai agama pada anak didiknya agar menjadi anak yang
“Taqwa, Cerdas dan Terampil”.
Agar masyarakat Leuwiliang dan sekitarnya dapat mengenyam
pendidikan yang memadai.
b.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif, dengan
menggunakan metode dan bervariasi dan berpusat pada peserta didik
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah /
madrasah, dengan meningkatkan prestasi belajar anak untuk memperoleh
hasil yang terbaik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan umum
untuk menjadi sekolah Unggulan.
4.1.2
Profile SD N Waru 01
1. Info sekolah
Tabel 4.3
Info SD N 01 Waru
Nama sekolah
:SD NEGERI WARU 01
NSPN
:20310630
Alamat
:karanglo Rt 4 Rw IV
Kode Pos
:57556
Desa /Kelurahan
:Waru
Kecamatan
:Baki
Kab.-Kota
:Sukoharjo
Propinsi
:Jawa Tengah
Status sekolah
:NEGERI
Waktu penyelengaran
:Pagi
Jenjang pendidikan
:SD
Jumlah siswa
:79
Jumlah guru
:15
Sumber :http://.Refrensi.Data.Kemdikbud.go.id
2. Visi dan Misi SD N Waru 01
Visi
Santun
dalam
budaya,
umgul
dalam
IPTEK
dan
IMTQ,
Terwujudnya budaya tertib, disiplin, santun dalam ucapan sopan dalam
perilaku terhadap sesama, berdasarkan iman dan taqwa.
Misi
a.
Menyiapkan sumber daya manusia yang budaya, cerdas terampil, dan
berbudi.
b.
Pekerti luhur Yng berwawasan IPTEK berlandaskan IMTAQ
c.
Meningkatkan wawasan dan kreatif budaya lewat bimbingan dan
latihan
d.
Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman dan nyaman
demi efektifitas seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dan
peningkatan mutu pendidikan
e.
Menumbuh kembangkan semangat berprestasi dan mewujudkan budaya
kompetitif yang jujur dan sportif bagi seluruh warga sekolah dalam
berlomba meraih prestasi.
f.
Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama
yang dianut sehingga terbangun insan yang beriman, bertaqwa serta
berakhlak mulia.
4.1.3
1.
Profile SD N Waru 02
Info Sekolah
Tabel 4.4
Info SD N 01 Waru
Nama sekolah
:SD NEGERI WARU 02
NSPN
:20310335
Alamat
:Nglondo Rt 3 Rw VIII
Kode Pos
:57556
Desa /Kelurahan
:Waru
Kecamatan
:Baki
Kab.-Kota
:Sukoharjo
Propinsi
:Jawa Tengah
Status sekolah
:NEGERI
Waktu penyelengaran :Pagi
Jenjang pendidikan
:SD
Jumlah siswa
:123
Jumlah guru
:15
Sumber :http://.Refrensi.Data.Kemdikbud.go.id
2.
Visi dan Misi SD N Waru 02
Visi
Menciptakan
insan
berprestasi,
berbudaya
dan
bertaqwa,
menjalankan nilai- nilai agama, berprilaku akhlakuil karimah dalam
kehidupan sehari-hari
Misi
a. Melaksankan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenengkan
untuk mengembangkan potensi keilmuan peserta didik.
b. Menumbuhkan semangat berprestasi kepada seluruh warga sekolah.
c. Membimbing dan mengembangkan bakat dan minat pesereta didik
d. Terlaksananya program ekstrakulikuler untuk menghasilkan siswa
yang berprestasi dan bermanfat bagi kehidupan sehari-hari
4.2
Karakteristik Responden
Karakteristik
responden
menjelaskan
gambaran
mengenai
identitas
responden dalam penelitian ini, sebab dengan menjelaskan identitas responden
yang menjadi sampel dalam penelitian ini maka akan dapat diketahui sejauh mana
identitas responden dalam penelitian ini. Oleh karena itu, karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi berapa kali berganti kepala sekolah dan pengalaman
di pimpin kepala sekolah laki-laki.
4.3
Pengujian dan Hasil Analisis Data
Pengujian dalam penelitian ini untuk menjelaskan data yang ada dalam
penelitian. Hasil dari uji tersebut menjelaskan seberapa akurat data yang
digunakan, model yang dibuat dalam penelitian sudah layak atau tidak, dan
hipotesis dalam penelitian memiliki keterkaitan satu sama lain atau tidak.
4.3.1
Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen data dalam penelitian ini untuk melihat data yang digunakan
seakurat mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan. Uji instrrumen data dalam
penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Hasilnya dapat dijelaskan satu
per satu sebagai berikut:
1.
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan pada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu
kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. Teknik yang dipakai yaitu
melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan/pernyataan dengan total skor
konstruk atau variabel. Teknik ini membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, rtabel
dicari pada siginifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 50, df = n-2
maka didapat rtabel sebesar 0,279
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel
Kepemimpinan
(X1)
Butir
Corrected Item-Total
Pernyataan Correlation ( r hitung)
K1
0,525
K2
0,883
K3
0,633
K4
0,829
K5
0,806
K6
0,660
KG1
0,648
KG2
0,791
KG3
0,764
Kinerja Guru (X2)
KG4
0,837
KG5
0,683
KG6
0,668
KG7
0,759
MP1
0,543
Mutu Pendidikan
MP2
0,632
(Y)
MP3
0,723
MP4
0,549
Sumber : Data primer yang diolah, 2016.
r tabel
Keterangan
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
0,279
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,279
0,279
0,279
0,279
Pada table 4.5 Nilai corrected item-total correlation yang kurang dari rtabel
menunjukkan bahwa pertanyaan tidak mampu mengukur variabel yang ingin
diukur, dan apabila r hitung> r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Dilihat dari hasil
tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai korelasi dari tiap skor butir pernyataan
variabel yang ada dalam penelitian di atas rtabel yaitu 0,279 yang berarti valid
semua item pernyataan mampu mengukur variabel kepemimpinan, kinerja guru,
dan kualitas pendidikan.
2.
Uji Reliabilitas
Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian
reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kekonsistenan jawaban
responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel
kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for Windows, yang
memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha
Coefficient (α). Hasil perhitungan uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai
berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Penelitian
Alpha cronbach”s
Kepemimpinan
0,896
Kineja Guru
0,916
Mutu pendidikan
0,796
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Critical value
Kesimpulan
0,70
0,70
0,70
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,70 (Ghozali, 2013:53). Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa
setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Artinya
semua jawaban
responden sudah konsisten dalam menjawab setiap item
pertanyaan yang mengukur masing-masing variabel. Variabel tersebut meliputi
kepemimpinan, kinerja guru, dan kualitas pendidikan.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atau persamaan regresi berganda yang digunakan.
Pengujian ini terdiri atas uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji
normalitas. Berikut hasilnya akan dijelaskan satu per satu.
1. Uji multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen) (Ghozali,
2013:105). Hasil pengujian Multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Tolera
VIF
nce
Kepemimpinan
0,877
1,141
Kinerja guru
0,877
1,141
1
Keterangan
Tidak terjadi
multikolonieritas
Tidak terjadi
multikolonieritas
a. Dependent Variable: Mutu pendidikan
Sumber: Data primer diolah, 2016
Dari table 4.7 dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai dalam
penelitian ini karena syarat untuk tidak terjadi multikolonieritas sudah dipenuhi
yakni nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF <10.
2. Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regeresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2013:13). Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
1
Kepemimpinan
Sig.
Keterangan
0,117
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Kinerja guru
0,076 Tidak terjadi heteroskedastisitas
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: data primer diolah, 2016
Pada tabel 4.8 berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikasi
variabel kepemimpinan (X1) sebesar 0,117 lebih besar dari 0,05, artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepemimpinan. Sementara itu, diketahui
itu nilai signifikasi variabel kinerja guru (X2) yaitu sebesar 0,076, artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas pada variabel kinerja guru.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013: 160).
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan tabel One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N
50
a,b
Normal Parameters
Mean
0E-7
Most Extreme
Differences
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1.75514490
.135
.135
-.098
.952
.325
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil
uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Besarnya nilai Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0,952. Hasil nilai Asym. Sig
diperoleh sebesar 0,325, hasil ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05
maka lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi
secara normal.
4.3.3 Uji Ketetapan Model
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel independen dalam menggambarkan variabel dependennya.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai semakin
mendekati angka satu berarti kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen semakin tinggi (Ghozali, 2013: 97)
Hasil analisis koefisien determinasi (R2) yang dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi pada software SPSS 20.0 for Windows memperoleh
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Koefisien determinasi (R2)
Mode
l
1
Model Summaryb
R
R Square Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
a
.759
.576
.558
1.792
a. Predictors: (Constant), Kinerja guru, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: kualitas pendidikan
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil analisis koefisien determinasi (R2) diketahui nilai R Square
sebesar R Square menunjukan nilai sebesar 0,576 atau 57,6% pada variabel
kepemimpinan dan kinerja guru secara bersama-sama mempengaruhi mutu
pendidikan sudah bagus karena >0,5 atau 5% atau karena lebih besar dari 0,5
Sedangkan 42,4% lagi dijelskan oleh variabel lain diluar model.
2. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen/ terikat (Ghozali, 2013: 98). Hasil uji statistik F
sebagai berikut.
Tabel 4.11
Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of
Df
Mean
Squares
Square
Regression
205.374
2
102.687
1
Residual
150.946
47
3.212
Total
356.320
49
a. Dependent Variable: kualitas Pendidikan
b. Predictors: (Constant), Kinerja guru, Kepemimpinan
F
31.974
Sig.
.000b
Berdasarkan tabel 4.11 uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 31,974 dan nilai
Sig. F 0,000. Nilai Sig. F tersebut lebih kecil dari nilai alpha (α) yang dalam
penelitian ini sebesar 5% (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil ini lebih
besar jika dibandingkan dengan Ftabel diperoleh nilai Ftabel =3,19 (diperoleh dari
excel) maka Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukan bahwa faktor kepemimpinan,
dan kinerja guru secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan.
4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan
regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen
Algifari (2000: 62).
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh
variabel bebas yaitu mutu pendidikan. Hasil analisis regresi linear berganda dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
1
a
Std. Error
7.125
1.709
Kepemimpinan
.333
.056
Kinerja guru
.146
.050
T
Sig.
Beta
4.168
.000
.602
5.940
.000
.297
2.927
.005
a. Dependent Variable: kualitas Pendidikan
Sumber: data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.12 model regresi linear berganda berdasarkan hasil
analisis regresi adalah sebagai berikut:
Y= 7,125+ 0,333X1+ 0,146X2
Dari persamaan regresi linear berganda dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a. Nilai konstanta (a) adalah 7,125, artinya jika variabel kepemimpinan (X1), dan
kinerja guru (X2) nilainya 0, maka kualitas pendidikan nilainya positif, yaitu
7,125.
b. Koefisien untuk variabel kepemimpinan adalah 0,333 dan mempunyai nilai
koefisien yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap penambahan
variasi faktor kepemimpinan maka akan mengalami peningkatan nilai kualitas
pendidikan sebesar 0,333.
c. Koefisien untuk variabel kinerja guru adalah 0,146 dan mempunyai nilai
koefisien yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap penambahan
variasi faktor kinerja guru maka akan mengalami peningkatan nilai kualitas
pendidikan sebesar 0,146.
4.3.5 Uji signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel (Ghozali : 2006). Uji t
bermaksud untuk menguji pengaruh variabel independen (kepemimpinan dan
kinerja guru) terhadap variabel dependen (kualitas pendidikan) secara terpisah.
Hasil uji t dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Model
Kepemimpinan
T
5,940
Sig.
0,000
Keterangan
Kepemimpinan berpengaruh
signifikan positif terhadap kualitas
pendidikan
Kinerja guru
2,927
0,005
Kinerja guru berpengaruh
signifikan positif terhadap kualitas
pendidikan
Sumber: data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.13 mengenai hasil uji t di atas dapat diketahui sebagai
berikut:
Variabel kepemimpinan diperoleh nilai thitungsebesar 5,940 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung>
ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterim dan H0 ditolak, artinya
kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan.
Variabel kinerja guru diperoleh nilai thitungsebesar 2,927 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,005, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676) maka thitung>
ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, artinya
kinerja guru berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas pendidikan.
4.4
Pembahasan Hasil analisis data
Dari hasil uji F regresi yang dilakukan ditemukan bahwa seluruh variabel
yang meliputi kepemimpinan dan kinerja guru secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan.
Sedangkan dari hasil uji t yang dilakukan bahwa secara parsial variabel
berpengaruh adalah kepemimpinan dan kinerja guru secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan Penjelasan dari tiap variabel sebagai berikut:
4.4.1
Faktor Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kualitas Pendidikan
Berdasarkan uji t, variabel kepemimpinan diperoleh nilai thitungsebesar 5,940
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676)
maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterim dan H0
ditolak, artinya kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap mutu
pendidikan.
Hasil penelitian didukung oleh penelitian Paul D. Hirtz, Susan L. Murray
dan Ctherine A. Riordan mengenai kepemimpinan pada mutu atau kualitas
pendidikan yang menunjukan bahwa kepemimpinan mempengaruhi pada kualitas.
Hasil penelitian juga didukung oleh teori Sudjana yang menyatakan bahwa
kepemimpinan dalam sekolah sangat penting, karena pada dasarnya sekolah
merupakan intuisi yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas
pendidikan.
Kepemimpinan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan tingkat sd/ mi di
kelurahan Waru, Baki, Sukoharjo. Pada dasarnya kepemimpinan kepala sekolah
wanitu juga sangat berpengaruh dan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kepemimpinan di sd/mi Waru, Baki,
Sukoharjo lebih disiplin untuk melakukan perencanaan mengenai pelaksanaan
kegiatan yang ada di sekolah misalnya memanfaatkan teknologi informasi yang
ada di sekolah agar pembelajaran di sd/mi Waru, Baki, Sukoharjo lebih maju,
melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler sesuai jadwal, berkomunikasi secara
teratur dengan guru, staf, orang tua, siswa dan anggota masyarakat disekitarnya
untuk kepentingan pendidikan sehingga kepemimpinan kepala sekolah di SD/MI
Waru, Baki, Sukoharjo yang ditampilkan sudah baik dan akan berpengaruh pada
kualitas pendidikan di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo.
4.4.2
Pengaruh Kinerja Guru berpengaruh terhadap Kualitas Pendidikan
Berdasarkan uji t, variabel kinerja guru diperoleh nilai thitungsebesar 2,927
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005, jika dibandingkan dengan ttabel (1,676)
maka thitung> ttabel dan ρ< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima dan H0
ditolak, artinya kinerja guru berpengaruh signifikan positif terhadap mutu
pendidikan.
Hasil penelitian didukung oleh penelitian Agustina (2016). “Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu
pendidikan di smp negri kecamatan Terbanggi besar kabupaten Lampung
Tengah”. Hasil penelitian ini menunjukan kepemimpinan kepala sekolah dan
kinerja guru berpengaruh positif terhadap mutu atau kualitas pendidikan.
Penelitian ini didukung oleh suhardana (2006: 9) dikemukakan bahwa
kinerja guru merupakan titik sentral dalam usaha informasi pendidikan dan
mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha meningkatkan mutu pendidikan.
Kinerja guru berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Pada dasarnya
kinerja guru di di SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo begitu professional memberiakan
pembelajaran di sekolah tersebut. Selalu setia, berkomitmen serta bertanggung
jawab dalam melakukan tugas-tugas yang ada di sekolah. Dan tugas dari guru
tidak sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan juga sebagai pendidik
yang
mentransfer
nilai-nilai
dan
sekaligus
sebagai
pembimbing
yang
memberikan arahan dan tuntunan kepada peserta didik. Sehingga dengan
kinerja guru yang seperti itu juga akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di
SD/MI Waru, Baki, Sukoharjo.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kepemimpinanan kepala
sekolah wanita dan kinerja guru terhadap peningkatan kualitas/ mutu pendidikan
pada sekolah yang dipimpin kepala sekolah wanita, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala sekolah wanita berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Peningkitan kualitas pendidikan di SD dan MI yang berada di
Kelurahan Waru.
2. Kinerja guru berpengaruh signifikan dan positif terhadap Peningkitan kualitas
pendidikan di SD/MI yang berada di Kelurahan Waru.
3. Berdasarkan hasil regresi, kepemimpinan mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap peningkatan kualitas/mutu pendidikan pada SD MI yang
berada di desa Waru dengan standardized coefficients beta sebesar 0,602
dibandingkan dengan Variabel kinerja guru.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data penelitian diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada
responden dengan tanya jawab secara langsung dengan responden dan hanya
responden guru yang mengajar di SD/MI yang berkepala sekolah wanita.
64
2. Keterbatasan jumah sampel yang diteliti. Peneliti hanya menggunakan 50
sampel. Dan hanya responden guru yang
mengajar di SD dan MI yang
berkepala sekolah wanita.
5.3. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang penulis ajukan kepada
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang menunjukkan
bahwa Variabel kepemimpinan yang paling berpengaruh terhadap terhadap
peningkatan kualitas/mutu pendidikan pada SD/MI yang dipimpin kepala
sekolah wanita yang berada di Desa Waru, maka disarankan agar kualitas/
mutu pendidikan meningkat sebaiknya kepala sekolah harus baik dalam
memimpin sehingga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas/mutu
pendidikan.
2. Dalam meningkatkan kualitas/mutu pendidikan disekolah, sekolah perlu
memperhatikan dari semua sisi dan dikombinasikan, karena semua faktor
penting. Sekolah perlu melihat kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
guru secara keseluruhan. Namun sekolah perlu melihat faktor mana yang
paling berpengaruh dan mana yang paling tidak berpengaruh, sehingga strategi
yang diterapkan tepat untuk meningkatkan kualitas/mutu pendidikan.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini semua variabel yang terbukti
saling mempengaruhi satu sama lain, namun untuk pengembangan penelitian
yang akan dating, penambahan variabel lainnya di luar variabel, sehingga di
sarankan untuk penelitian selanjutnya di harapkan dapat meneliti dengan
menggunakan variabel-variabel lain di luar variabel yang telah diteliti agar
memperoleh hasil yang lebih variatif serta memperkaya teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abas & Suyanto. (2001). Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adicita.
Ahmad, Sabri. (2005). Strategi Belajar M engajar. Padang: Quantum Teaching.
Algifari. (2000). Analisis Regresi. Edisi Ke dua. Yogyakarta. BPFE.
Aplikasi, Jakarta: Balai Pustaka, 1999
Danim. (2008). Kinerja Staf dan Organisasi, Jakarta : CV. Pustaka Setia.
Daryanto. (2007).
Sejahtera.
Media Pembelajaran. Bandung : Sarana Tutorial Nurani
Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Psikolog Belajar. Rieneka Cipta: jakarta.
Elvinaro, Ardianto. (2014). Metodologi Penelitian untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosarekatama Media.
Frankel, Lois P. (2007). See Jane Lead: 99 Kiat Sukses Memimpin Bagi
Perempuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Halilah. (2010). Kepemimpinan Wanita dalam Manajemen Kependidikan. Jurnal
Manajemen Of Education, Vol 1, Is 1. Hlm 1-9.
Hasibuan, Malayu S.P,. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara. Indonesia
Henning, M. & Jardian, A. (1977). The Managerial woman. Anchor
Press/Doubleday.New York
Isjoni. (2006). Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan, Jakarta: Yayasan Obor
Jakarta: Bumi Akasara
Kandar. (2007). Guru Profesional. Yogyakarta. Rajawali Pres
Komariah, Aan. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Maslikhah, Quo Vadis. (2007).
Pendidikan
Pendidikan Multikultur; Rekonstruksi Sistem
Michael Fulan. (1992). The Future Educational Change. The Meaning of
Educational. Ontarion: OISE Press.
Mulyasa, Enco. (2012). Menjadi Guru Profesional;Menciptakan Pembelajaran
Mulyasa, Endang. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, H.E. (2005). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Murniati, Nunuk. (2004). Getar Gender, Magelang: Indonesia Tera.
Naisbitt, J., & Aburdene, P. (1990.) Megatrends 2000: Sepuluh Arah Baru Untuk
Tahun. 1990-an. Alih Bahasa F.X. Budijanto. Jakarta: Bina Putra Aksara.
Nawawi, Hamdani. (2003). Kepemimpinan yang Efektif, Jakarta: Gajah Mada
Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Kencana.
Paul D. Hirtz, susan L. Murray dan Ctherine A. Riordan. (2007). The effects of
leadership on Quality.
Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall. Jakarta.
Rosco, J.T. (1975). Fundamental Research Statistic For The Behavior Sciencess.
(2nd, end), Holt, Rinehart and Winston. New York.
Sallis, Edward.( 2010). Total Quality Management in Education, Manajemen
Mutu
Sanjaya, Wina. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Sarwono, Jonathan. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarwono, S.W. (2010). Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Setiawan Maman. (2006). Pengaruh Struktur Kepemimpinan, Karekteristik
Perusahaan, dan Karekteristik tata kelola Koprasi terhadap Kinerja
Perusahaan. Laporan Penelitian Universitas Padjajaran: Diterbitkan.
Sidi, Indra. (2001). Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru
Stogdill, R.M. (1974). Handbook of Leadership: A Survey Of Theory and
Research. New York: Free Press, Suatu divisi dari Macmillan.
Sudjana,D. (2001). Metode & Teknik Pembelajara Partisipatif. Bandung: Falah
Production.
Sugiyono.
(2009). Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Suharsaputra, Uhur. (2010). Adminitrasi Pendiddikan. Bandung: PT. Reflika
Aditama.
Suharsini. (2006). Metodologi Penelitian: Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Supardi. (2010). Kinerja Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Suryadi. (1999). Ace Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan; Isu, Teori
dan
Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: Rajawali press.
Thoha. (2010). Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Umiarso & Imam, Gojali. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
University Press
Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina. ( 2014). Teori Kinerja Dan
Pengukurannya. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Uwes, Sanusi. (1999). Manajemen Pengebangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu
Wahyudi, Imam. (2012).
PrestasiPustaka
Mengejar
Profesionalisme
Guru.
Jakarta:
Word Bank Study. (1989). Indonesia: Basic Eucation Study. Washington D.C.:
Word Bank.
Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung
Persada Press
Download