Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA PESERTA DIDIK DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR Mahilda Dea Komalasari Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Disleksia merupakan gangguan belajar membaca, sehingga diperlukan penanganan untuk mengatasi permasalahan tersebut mengingat setiap peserta didik memiliki potensi yang sama untuk belajar. Terlebih lagi gangguan disleksia tidak berhubungan dengan kapasitas intelegensi. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengetahui pengaruh metode multisensori untuk meningkatkan kemampuan membaca pada peserta didik disleksia. Metode belajar yang dibutuhkan peserta didik disleksia untuk membantu mengatasi kesulitan membaca adalah metode yang dapat memfungsikan seluruh indera untuk mengenal atau mempelajari sesuatu, yaitu metode mutisensori. Dengan metode multisensori, peserta didik belajar dengan memanfaatkan kemampuan memori visual (penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), serta taktil (sentuhan). Kata Kunci: metode multisensori, disleksia, membaca (93,5%), Vietnam (94,2%), Filipina 1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan (96,1%), dan Thailand (96,2%). dan teknologi mendorong terciptanya Indonesia hanya berada di atas Kamboja masyarakat membaca. (70,6%), Laos Budaya membaca di kalangan pelajar (85,9%), dan dan peserta didik di Indonesia masih Mengutip hasil studi dari Vincent tergolong rendah. Berdasarkan data Greanary UNESCO (Microsoft kemampuan membaca peserta didik Encarta Reference Library (2005), angka kelas enam sekolah dasar Indonesia ‘melek huruf’ di Indonesia adalah 89%. yaitu 51,7 berada di urutan paling akhir Pada kawasan Asia Tenggara, Indonesia setelah Filipina (52,6), Thailand (65,1), berada di bawah Malaysia (89,4%), Singapura (74,0) dan Hongkong (75,5). Brunei Darussalam (92,3%), Singapura Kenyataan yang tahun gemar 2004 97 (64,8%), Timor (Supriyoko, tersebut Myanmar Leste 2005), juga (43%). nilai diperkuat Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia data Dinas Pendidikan yang menyatakan disebabkan kelainan bahwa kemampuan membaca peserta Gejalanya, kemampuan didik sekolah dasar di Indonesia masih peserta rendah, indeksnya jauh kemampuan secara normal. Hal itu berada di bawah indeks Singapura 7,8 dikarenakan keterbatasan otak dalam (Kompas, 2008). Menurut data Organi- mengolah dan memproses informasi. zation for Economic Cooperation and Disleksia merupakan salah satu masalah Development (OECD), Negara yang yang sering dialami peserta didik. Hal mendapat itu diperkuat dengan wawancara dan Tunisia masih skor 3,5 terendah dengan adalah 374,62, kemudian diskusi didik berada dengan neurologis. membaca di guru-guru bawah SD se- disusul Indonesia (381,59), Meksiko Kabupaten Sleman pada acara ‘Training (399,72), Serbia Penanganan Anak Berkesulitan Belajar (411,74). Hal yang sama juga dilapor- Bagi Guru-guru SD se Kabupaten kan World Bank di dalam salah satu Sleman’ kerjasama PKM PLB dan laporan pendidikannya, “Education in Jurusan PLB (2006), didapatkan fakta Indonesia ‐ From Crisis to Recovery” bahwa dalam satu kelas terdapat peserta pada tahun 1998, yang melukiskan didik berkesulitan belajar sekitar 3 begitu rendahnya kemampuan membaca sampai 5 orang dan tersebar dari kelas peserta didik Indonesia. rendah sampai kelas tinggi (kelas 1 Brazil Indikator (402,80), peserta didik sampai kelas 5), dan salah satu jenisnya yang adalah disleksia. mengalami kesulitan membaca dapat Bagi dilihat dari ketidaklancaran membaca, peserta didik disleksia membaca tanpa irama (monoton), sulit membaca, merupakan hal yang susah mengeja, kekeliruan mengenal kata, dilakukan. Proses pengabungan atau penghilangan, penyisipan, pembalikan, bleeding yang lama membuat peserta salah didik disleksia banyak tertinggal dalam ucap, membaca pengubahan tempat, tersentak-sentak, kesulitan pembelajaran khususnya yang ber- memahami kata-kata yang berirama hubungan dengan bacaan. Peserta didik sama, kebingungan dalam memahami disleksia selain mengalami kesulitan kata-kata yang mirip, kesulitan belajar dalam memahami komponen kata dan mengenal kalimat, huruf, mengindikasikan umumnya juga mengalami bahwa peserta didik tersebut mengalami kesulitan menulis. Dengan demikian disleksia. Disleksia atau gangguan peserta didik disleksia akan mengalami kesulitan membaca pada dasarnya gangguan 98 dalam mengikuti proses Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia pembelajaran di sekolah dan akibatnya multisensori dianggap sulit dilakukan, prestasi belajarnya rendah. hal itu berkaitan dengan terbatasnya Menurut Lyon (1996), diestimasikan sarana metode multisensori. Untuk itu peserta didik yang mengalami kesulitan digunakan metode multisensori untuk membaca meningkatkan menjadi mengalami kesulitan akademik sebesar 90% (Bender, 2004). 2. Pembahasan peserta didik disleksia adalah metode indera, dapat memfungsikan yaitu metode membaca peserta didik disleksia. Metode belajar yang tepat untuk yang kemampuan 2.1 Pengertian Membaca seluruh Membaca merupakan sesuatu yang mutisensori. diajarkan dan tidak terjadi secara Dengan metode multisensori, peserta insidental. Menurut Sabarti Akhadiah didik (1991: akan dengan diberikan pembelajaran memanfaatkan kemampuan kesatuan 24), membaca terpadu merupakan yang mencakup memori visual (penglihatan), auditori beberapa kegiatan seperti mengenali (pendengaran), (gerakan), huruf dan kata-kata, menghubungkan serta taktil (sentuhan). Penelitian relevan bunyi serta maknanya, serta menarik yang misalnya kesimpulan mengenai maksud bacaan. penelitian Suharyati (2005) yang mem- Membaca merupakan aktivitas yang buktikan bahwa penerapan pendekatan kompleks untuk memperoleh infor- multisensori dalam pembelajaran bahasa masi. Kompleksan dalam membaca dapat meningkatkan kemampuan kosa meliputi faktor internal dan faktor kata peserta didik tunarungu. Selain itu eksternal. Wita Astuti (2006) menemukan bahwa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, penerapan pendekatan VAKT (multi- motivasi, sensori) efektif untuk meningkatkan sedangkan faktor eksternal meliputi kemampuan pengucapan kata benda sarana membaca, teks bacaan, faktor yang sekaligus meningkatkan kemampu- lingkungan atau faktor latar belakang an pemahaman nama-nama benda pada sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi tunagrahita. membaca. Membaca merupakan suatu kinestetik pernah dilakukan, Pada kondisi di lapangan, terlihat bahwa metode digunakan multisensori dan internal tujuan meliputi membaca, hal yang kompleks dengan melibatkan jarang banyak hal, tidak hanya sekedar meningkatkan melafalkan tulisan, tetapi juga melibat- membaca pada peserta kan aktivitas visual, berpikir, psiko- didik disleksia, dengan alasan metode linguistik, dan metakognitif. Soedarso kemampuan untuk Faktor 99 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia (2004:4) menyatakan bahwa membaca makna yang terkandung di dalam bahan adalah aktivitas yang kompleks dengan tertulis atau bacaan. Membaca adalah mengerahkan sejumlah besar tindakan melihat dan mengetahui sesuatu yang yang terpisah-pisah, meliputi: meng- berupa tulisan. Senada dengan pendapat gunakan khayalan, di atas, Lado (Henry Guntur Tarigan mengingat-ingat. 2008:9), menyatakan bahwa membaca Senada hal di atas, Heilman (Suwaryono ialah memahami pola-pola bahasa dari Wiryodijoyo, gambaran tertulisnya. pengertian mengamati, dan dan 1989: 1) menyatakan bahwa, Matlin (1998) mendefinisikan ”Membaca ialah pengucapan kata- membaca kata dan perolehan arti dari barang melibatkan sejumlah kerja kognitif, cetakan. Kegiatan itu melibatkan termasuk analisis sedangkan Martinus Yamin (2007: 106) berbagai dan pengorganisasian keterampilan sebagai aktivitas persepsi dan yang rekognisi, yang menyatakan bahwa membaca adalah kompleks. Termasuk di dalamnya suatu cara untuk mendapatkan informasi pelajaran, pemikiran, pertimbangan, yang disampaikan secara verbal dan perpaduan, merupakan pemecahan masalah, hasil ramuan pendapat, yang berati menimbulkan kejelasan gagasan, teori-teori, hasil peneliti para informasi bagi pembaca” ahli Membaca pengetahuan mampu mempertinggi untuk diketahui dan menjadi peserta didik. Sejalan daya pikiran, mempertajam pandangan, dengan pendapat di atas, Ampuni (1998) serta memperluas wawasan. Dengan memaknai membaca sebagai proses demikian kegiatan membaca merupakan kognitif yang kompleks untuk mengolah sarana untuk meningkatkan diri. Ke- isi terampilan membaca merupakan suatu memahami ide‐ide dan pesan‐pesan keterampilan yang sangat unik serta penulis serta menjadikannya sebagai berperan penting bagi perkembangan bagian dari pengetahuannya. pengetahuan, dan sebagai bacaan, yang bertujuan untuk alat Sementara Ngalim Purwanto (1997: komunikasi bagi kehidupan manusia. 27) menyebutkan bahwa ”membaca Senada dengan hal di atas, Hornby ialah menangkap pikiran dan perasaan (1995; 699) mengemukakan,” Reading orang lain dengan tulisan (gambar dari is a look and understand something bahasa yang dilisankan)”. Kesiapan written or printed”. Membaca adalah membaca dimulai dengan mendengar- memetik serta memahami arti atau kan, dan persiapannya dimulai dengan 100 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia pembinaan kosakata, menyimak efektif Membaca merupakan suatu proses dan keterampilan membedakan. Senada sensoris, membaca dimulai dari melihat. dengan Muchlisoh Stimulus masuk lewat indera peng- (1992:119) menyatakan ada empat aspek lihatan atau mata, sehingga kelemahan ketrampilan penglihatan yang umum diderita peserta hal kelompok di atas, berbahasa yaitu dalam dua ketrampilan yang didik (reseptif) yang (refractiveerror), yang berarti tidak lain dan dari kondisi mata yang tidak terpusat. yang Membaca adalah melihat kemudian bersifat mengungkap (produktif) yang memahami sesuatu yang berupa tulisan meliputi menulis dan berbicara. atau bersifat menerima meliputi ketrampilan menyimak, serta Seseorang informasi, membaca ketrampilan akan ilmu memperoleh pengetahuan, adalah kekeliruan cetakan, seperti kesiapan pernyataan Cennedy (1981: 5), membaca merupa- serta kan kemampuan individu untuk pengalaman-pengalaman baru dengan mengenali bentuk visual, menghubung- cara membaca. Membaca merupakan kan dengan suara dan makna yang proses, bahwa diperoleh, dan berdasarkan pengalaman kemampuan membaca peserta didik masa lampau berusaha untuk memahami berkembang berdasarkan kematangan- dan nya. Rahim (2001:163) menyatakan tersebut. hal ini berarti bahwa membaca meliputi informasi tekstual yang makna Sejalan dengan hal di atas, Fathur dengan Rohman (2005: 1-2) mengemukakan istilah skemata menunjukkan kelompok bahwa membaca merupakan proses konsep psikologis. Selain proses psikologis, yang dihubungkan menginterpretasikan tersusun dalam otak seseorang yang berhubungan dengan membaca objek-objek, tempat-tempat, tindakan- berpikir tindakn atau peristiwa-peristiwa. Selain fisikologis. Di samping itu, hal-hal itu membaca juga merupakan salah satu grafis juga berperan, seperti: besar, wahana untuk belajar berbagai ilmu bentuk, dan jenis huruf, gambar, atau pengetahuan, seni. kertas. Hal lain yang perlu diperhatikan Membaca juga merupakan salah satu adalah membaca merupakan peristiwa dari empat kemampuan bahasa pokok, individual. dan berpikir atau mata terganggu maka teknologi, merupakan komponen dari satu dan bagian komunikasi atau tulisan juga dan terganggu. 101 sekaligus Apabila perkembangan (Tampubolon, 1987: 5). melibatkan proses peristiwa perkembangan membaca juga Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Membaca bersifat interaktif berarti keterlibatan pembaca dengan jenis kemampuan berbahasa tulis yang teks reseptif. Disebut reseptif karena dengan tergantung pada konteks. Orang yang membaca, seseorang akan dapat mem- senang membaca teks yang bermanfaat peroleh informasi ilmu pengetahuan dan akan menemui beberapa tujuan yang pengalaman-pengalaman baru (St. Y. ingin dicapainya. Membaca mempunyai Slamet, 2008:58), di bagian lain Slamet peranan sosial yang amat penting dalam (2008:98) mengatakan bahwa membaca kehidupan manusia sepanjang masa memerlukan keterampilan karena diper- karena membaca merupakan salah satu lukan latihan-latihan yang berkelanjutan, alat komunikasi yang amat diperlukan terus menerus, dan sungguh-sungguh. dalam suatu masyarakat berbudaya, Membaca adalah strategis diartikan bahan bacaan yang dihasilkan dalam bahwa pembaca yang efektif meng- setiap kurun waktu zaman dalam sejarah gunakan berbagai strategi membaca sebagian besar dipengaruhi oleh latar yang sesuai dengan teks dan konteks belakang sosial tempatnya berkembang, dalam rangka mengkonstruk makna dan sepanjang masa sejarah terekam. ketika membaca. Membaca juga dapat Oleh karena itu, dengan membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian- serta memiliki banyak manfaat sebagai kejadian atau peristiwa-peristiwa waktu berikut: (1) memperoleh informasi dan lampau, maupun waktu sekarang di tanggapan yang tepat, (2) mencari tempat lain, atau berbagai cerita yang sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menarik tentang masalah kehidupan di menyerap informasi dari bacaan, dan (3) dunia ini (Munaf, 2002:241). Proses mampu membaca ialah proses ganda, meliputi menikmati, dan mengambil manfaat dari proses bacaan (Syafi’ie, 1993:2). penglihatan dan membaca tergantung kemampuan melihat simbol- Para mendalami, pakar yang menghayati, menganalisis simbol, oleh karena itu mata memainkan membaca sebagai suatu keterampilan, peranan yang penting (Tampubolon, memandang 1987: 5). sebagai suatu proses atau kegiatan yang hakikat membaca itu Tujuan membaca menurut Henry menerapkan seperangkat keterampilan Guntur Tarigan (2008:9) adalah untuk dalam mengolah hal-hal yang dibaca mencari serta memperoleh informasi, untuk menangkap makna. Membaca mencakup makna adalah suatu aktivitas untuk menangkap bacaan. Membaca merupakan salah satu intonasi bacaan baik yang tersurat isi, memahami 102 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia maupun tersirat dalam secara bentuk mengenal, mengolah serta memahami literal, simbol-simbol visual ke dalam suara pemahaman bacaan inferensial, evaluatif, kreatif, dan serta mengubahnya menjadi sesuatu apresiasi dengan memanfaatkan yang memiliki makna melalui proses pengalaman belajar membaca. Menurut kognitif berdasarkan pengalaman yang Tampubolon didapat sebelumnya. (1987:7), kemampun membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman Seorang isi secara pembaca 2.2 Pengertian Disleksia keseluruhan. dapat Disleksia (dyslexia) disebut juga dikatakan kesulitan belajar membaca. Kata berhasil dalam membaca, apabila telah disleksia diambil dari bahasa Yunani, memiliki kemampuan untuk: (1) meng- dys yang berarti “kesulitan” dan lex gunakan kata-kata sesuai dengan arti- (berasal dari legein, yang berarti kata- leksikal; (2) menggunakan pengetahuan kata). Jadi secara harfiah, disleksia gramatikalnya untuk menangkap makna; berarti kesulitan mengenal kata atau (3) menggunakan teknik-teknik berbeda simbol-simbol untuk tujuan yang berbeda pula; (4) Besar Bahasa Indonesia edisi 3 dijelas- menghubungkan isi teks dengan latar kan bahwa peserta didik disleksia adalah belakang seorang peserta didik yang menderita objek pengetahuannya yang dibacanya; terhadap Dalam Kamus (5) gangguan pada penglihatan dan pen- mengidentifikasi makna retorika atau dengaran yang disebabkan oleh kelainan fungsi dari kalimat atau segmen teks saraf pada otak sehingga peserta didik (Nunan, 1998: 32). Peserta didik yang mengalami kesulitan membaca. Bryan memiliki kemampuan membaca yang dan Bryan (dalam Mulyadi 2010: 153) memadai menyerap mendifinisikan disleksia sebagai suatu berbagai informasi yang dibutuhkan sindroma kesulitan belajar dalam mem- (Syamsi dan Kusmiyatun, 2006:219- pelajari komponen-komponen kata dan 220). kalimat, mengintergrasikan komponen akan Berdasarkan mampu dan tulis. pendapat tentang komponen kata dan kalimat dan dalam membaca yang telah dipaparkan, maka belajar segala sesuatu yang berkenaan dapat disimpulkan bahwa membaca dengan waktu, arah dan masa, sedang- merupakan salah satu dari kemampuan kan menurut Koestoer Partowisastro berbahasa yang melibatkan berbagai (1986), seorang peserta didik yang proses psikologis, sensoris, motoris, dan mengalami perkembangan diakibatkan fungsi neurologis (susunan keterampilan untuk 103 gagal belajar membaca Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia dan hubungan saraf) tertentu, atau pusat murni. saraf untuk membaca tidak berfungsi disleksia visual dan disleksia auditori. sebagaimana diharapkan. Disleksia Disleksia merupakan sebuah kondisi Disleksia visual murni meliputi disebabkan oleh gangguan memori visual (penglihatan ketidakmampuan belajar pada yang yang disebabkan oleh kesulitan peserta didik gangguan ini ditandai dengan sama dalam membaca dan menulis yang sekali tidak dapat membaca huruf atau menyebabkan gangguan dalam proses hanya dapat membaca huruf demi huruf membaca, mengucapkan, menulis, dan saja. Membaca atau menulis huruf yang terkadang sulit untuk memberikan kode mirip bentuknya sering terbalik, misal: b (pengkodean) angka ataupun huruf. dengan p, p dengan q, sedangkan Disleksia merupakan suatu sindroma disleksia auditori disebabkan gangguan kesulitan dalam mempelajari komponen- pada komponen kata dan kalimat. Gangguan auditori (pendengaran), dalam hal ini ini bukan bentuk dari ketidakmampuan bentuk-bentuk tulisan secara visual tidak fisik, tapi mengarah pada kemampuan mampu otak kata-kata atau sebaliknya pengucapan mengolah dan memproses berat). Peserta lintasan didik dengan visual (penglihatan)- membangkitkan informasi yang sedang dibaca peserta kata didik. Kesulitan ini biasanya baru bayangan huruf/kata tertulis. Disleksia terdeteksi tidak murni disebabkan gangguan aspek setelah peserta didik memasuki dunia sekolah. Disleksiamerupakan tidak mampu pengucapan membangkitkan bahasa (difasia). Disleksia tipe tersebut gangguan dinamakan disleksia verbal, yang di- kognitif berupa ketidakmampuan mem- tandai dengan terganggunya kemampuan baca pada peserta didik, peserta didik membaca secara cepat dan benar, serta kesulitan untuk mengenal huruf-huruf kurangnya pemahaman arti yang telah yang hampir sama, di mata peserta didik dibacanya, sehingga di samping kurang tulisan merupakan coretan yang sulit lancar dalam membaca, banyak tanda untuk dibaca. Peserta didik dengan baca yang diabaikan begitu saja, hal ini gangguan ini dimungkinkan mempunyai juga sebagai isyarat bahwa sebenarnya IQ yang baik, dan kemampuan lain juga dia kurang memahami apa yang tengah baik namun dalam hal membaca akan dibacanya. mengalami kesulitan. yaitu disleksia primer dan disleksia Ada dua macam disleksia, yaitu Macam-macam disleksia sekunder. Disleksia primer disebabkan disleksia murni dan disleksia tidak adanya 104 kesukaran membaca dalam Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia mengintegrasikan simbol-simbol huruf dalam membedakan dan memisahkan atau kata-kata akibat kelainan biologis, bunyi dari kata-kata yang diucapkan. sedangkan disleksia sekunder disebab- Sebagai contoh : Dennis tidak dapat kan kemampuan membaca terganggu memahami karena dipengaruhi oleh faktor emosi, (kelelawar) dan malahan mengeja satu seperti: kecemasan, depresi, menolak persatu huruf yang membentuk kata itu membaca, kurangnya motivasi belajar, (Derek gangguan menurut Najib Sulhan (2006: 36), ciri- penyesuaian diri atau gangguan kepribadian. Tanda-tanda ciri disleksia tidaklah Wood, peserta sebagai makna kata 2007), didik berikut: sedangkan disleksia 1) “bat” tidak adalah lancar terlalu sulit dikenali. Menurut Badan membaca; 2) sering terjadi kesalahan Penelitian dalam dan Pengembangan membaca; 3) kemampuan Departemen Pendidikan Nasional pada memahami isi bacaan sangat rendah; dan tahun 2007, kesulitan membaca peserta 4) sulit membedakan huruf yang mirip. didik disleksia yaitu: 1) penambahan 2.3 Pengertian Metode Multisensori (addition), yaitu menambah huruf pada Multisensori terdiri dari dua kata suku kata. Contoh : suruh > disuruh, yaitu multi dan sensori. Menurut Kamus buku penghilangan Besar Bahasa Indonesia, kata “multi” (omission), yaitu menghilangkan huruf artinya banyak atau lebih dari satu atau pada suku kata. Contoh : kelapa > lapa, dua, sedangkan “sensori” artinya panca kelas > kela; 3) pembalikan kiri-kanan indera. Maka gabungan kedua kata ini (inversion), yaitu membalikkan bentuk berarti lebih dari satu panca indera. huruf, kata, ataupun angka dengan arah Metode multisensori adalah metode terbalik kiri-kanan. Contoh : buku > pembelajaran duku, palu > lupa; 4) pembalikan atas- fungsi dari masing-masing alat indera. bawah (reversalI), yaitu membalikkan Metode multisensori didasarkan pada bentuk huruf, kata, ataupun angka asumsi bahwa peserta didik akan belajar dengan arah terbalik atas-bawah. Contoh lebih baik jika materi pelajaran disajikan : m > w, u > n, 6 > 9; 5) penggantian dalam berbagai modalitas. Modalitas (substitusi), yaitu mengganti huruf atau yang sering dilibatkan adalah visual angka. Contoh : mega > meja, nanas > (penglihatan), auditory (pendengaran), mamas, 3 > 8. kinesthetic > Peserta bukuku; didik 2) yang yang (gerakan), memanfaatkan dan tactile mengidap (perabaan). Metode multisensori dapat disleksia mengalami ketidakmampuan membangkitkan keinginan dan minat 105 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia baru, membangkitkan motivasi, mem- peserta didik. Informasi atau stimulus berikan rangsangan kegiatan belajar, yang mengenai alat indera akan diterus- bahkan membawa pengaruh-pengaruh kan oleh syaraf sensoris ke otak. Data- psikologis pada peserta didik yang data hasil penginderaan dari melihat, akhirnya mendengar, peserta meningkatkan didik untuk konsentrasi belajar atau meraba akan di- dan kembangkan kemudian akan memberi- memahami pelajaran. Dengan lingkung- kan sebuah respon. Respon tersebut an yang multisensori tersebut akan muncul memberikan hal baru bagi peserta didik. kemampuan berpikir, dan pengalaman karena adanya perasaan, Metode multisensori dikenal juga individu yang berbeda-beda. Dalam sebagai metode sistem fonik-visual- proses pembelajaran terdapat perbedaan auditory-kinestetik yang dikembangkan tipe belajar peserta didik. Perbedaan tipe oleh Stillman belajar peserta didik berimplikasi pada Multisensori pembelajaran yang harus merangsang artinya memfungsikan seluruh indera berbagai alat indera supaya diperoleh sensori dalam hasil yang optimal. Dalam hal ini, melalui metode multisensori berperan mengatasi Gillingham (Gearheart, 1976:93). (indera memperoleh dan penangkap) kesan-kesan perabaan, visual, perasaan, kinestetis, hal tersebut. dan pendengaran. Dengan mengembang- Penguasaan bahasa bagi peserta kan berbagai kemampuan pengamatan didik disleksia perlu dikembangkan, yang dimiliki oleh seseorang, guru sehingga perlu latihan dan bimbingan memberikan rangsangan melalui ber- yang lebih intensif. Metode multisensori bagai modalitas sensori yang dimiliki- merupakan salah satu program remedial nya. meliputi membaca untuk peserta didik disleksia. kegiatan menelusuri (perabaan), men- Asumsi yang mendasari metode ini dengarkan (auditori), menulis (gerakan), adalah bunyi yang disimbolkan oleh dan melihat (visual). Dalam pelaksana- huruf annya, keempat modalitas tersebut harus dengan ada agar belajar dapat berlangsung indera visual, auditori, kinestetik, dan optimal. taktil. Dengan demikian saat peserta Metode 2.4 Metode multisensori Multisensori dipandang mudah menggunakan dipelajari keterpaduan didik mempelajari suatu kata, peserta sebagai Strategi Mengatasi Disleksia didik melihat huruf, mendengar bunyi Pembelajaran akan lebih kondusif huruf, menunjuk dengan gerakan tangan jika melibatkan beberapa alat indera atau telusuran jari tangan dan kemudian 106 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia menuliskannya dengan menggunakan dengan warna berbeda, misalnya hitam visual, auditori, dan kinestetik secara untuk konsonan dan putih untuk vokal, padu. serta setiap kartu memuat satu huruf Kesulitan belajar membaca dapat dalam membentuk kata kunci beserta diatasi dengan metode multisensori. gambar. Metode Gillingham dilakukan Secara umum ada dua macam metode dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengajar yang menggunakan multisen- 1) kartu huruf ditunjukkan kepada sori, yaitu yang dikembangkan oleh peserta didik. Guru mengucapkan nama Fernald dan Gillingham (Gearheart, hurufnya, 1976:9). dilakukan mengulanginya berkali-kali. Jika peserta dengan melatih peserta didik untuk didik sudah menguasai, guru menyebut- membaca secara utuh, yaitu kata yang kan dipilih dari cerita yang dibuat peserta mengulanginya; 2) tanpa menunjukkan didik sendiri. Metode ini mencakup kartu huruf, guru mengucapkan bunyi empat tahapan sebagai berikut: 1) sambil menanyakan pada peserta didik peserta didik memilih materi atau kata- huruf apakah yang menghasilkan bunyi kata yang akan dipelajarinya, sementara tertentu; 3) secara pelan-pelan, guru guru menuliskan kata tersebut dengan menuliskan huruf hurufnya. Peserta didik menelusuri huruf Metode berukuran Fernald besar, selanjutnya sedangkan bunyinya, dan huruf peserta dan didik didik menjelskan peserta didik menelusuri kata tersebut dengan dengan jarinya; 2) peserta didik belajar menuliskannya di udara, dan menyalin- dengan melihat kata yang ditulis guru, nya tanpa melihat contoh, kemudian mengucapkan, dan menyalinnya; 3) guru guru memerintahkan peserta didik untuk tidak lagi menuliskan kata, karena menuliskan huruf yang menghasilkan peserta didik belajar membaca dari kata- bunyi tertentu; 4) setelah menguasai kata yang sudah dituliskan tersebut; 4) beberapa huruf, peserta didik mulai peserta didik sudah mampu mengenali dapat kata-kata baru dengan membanding- menjadi kata. kannya dengan kata-kata yang sudah 3. Kesimpulan dipelajarinya, gillingham sedangkan sangat metode terstruktur jarinya, pesrta menyalinnya diajarkan merangkai dan huruf Disleksia yaitu kesulitan belajar dan dalam mempelajari komponen-kom- berorientasi pada kaitan antara bunyi ponen kata dan kalimat. Indikator dan huruf. Setiap huruf diajarkan dengan seorang peserta multisensori, sebagai contoh kartu huruf disleksia adalah 107 didik adanya mengalami kesulitan Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Cennedy, Eddy. (1981). Methods in membaca huruf dan angka. Metode multisensori dilakukan Teaching berdasarkan Development prinsip pengamatan terhadap berbagai Hasealionis: indera-indera Publisher Inc. secara terpadu yang didasarkan asumsi bahwa peserta didik Derek Wood, F. E. dkk., Mengatasi materi pengajaran disajikan berbagai Jogjakarta : Kata Hati. dipakai Modalitas adalah Kiat Gangguan Belajar. sering Fathur Rohman. (2005). Pengembangan (penglihatan) Pembelajaran Membaca. Makalah yang visual Peachock (2007). akan dapat belajar dengan baik jika modalitas. Reading. tactile (perabaan), kinestetik (gerakan), disampaikan dan auditory (pendengaran). Misalnya, Teknis Guru SMP/ MTs Mata peserta didik diminta menuliskan huruf- Pelajaran Bahasa Indonesia se-Jawa huruf di udara dan di lantai, membentuk Tengah, yang diselenggarakan oleh huruf dengan lilin (plastisin), atau sub Dinas Pengembangan Tenaga dengan menuliskannya besar-besar di Kependidikan lembaran kertas. Cara ini dilakukan Kependidikan Seksi PTK-SMP. untuk memungkinkan terjadinya asosiasi Gearheart, Bill R. (1976). Teaching the antara pendengaran, penglihatan dan learning disabled: a combined task- sentuhan sehingga mempermudah otak process approach. bekerja mengingat kembali huruf-huruf. Hornby. (1995). dalam dan Oxfora bimbingan Non- Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University DAFTAR PUSTAKA Akhadiah Sabarti. (1991). Bahasa Press. Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. Koestoer dalam Pemahaman Bacaan. Buletin Belajar Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Kompas, (2008). Kemampuan Baca Psikologi, 6, (2): 16‐26. Peserta didik Indonesia. Bender, W. N., Rosenkrans, C. B., & depression, K. and (1999). suicide Stress, Lyon, G,R. (1996). Learning disabili- among ties. In E.J. Mash & RA Barkey (Eds), students with learning disabili‐ties: Assessing the risk. (1986). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Ampuni, S. (1998). Proses Kognitif Crane,M. Partowisastro. Child psychopathology. pp.390‐35. New York: the Guilford Learning Press. Disability Quarterly, 22, 143–156 108 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Martinis (2007). Desain Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni, Berbasis Tingkat 2 (2):157-172. Yamin. Pembelajaran Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaun Soedarso. Matlin, M. W. (1998). Cognition. New Harcourt Reading: Brace Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. St. Y. Slamet. (2008). Dasar-Dasar College Keterampilan Berbahasa Indonesia. Publisher. Muchlisoh, Speed Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Persada Press. York: (2004). (1992). Materi Pokok Surakarta: UNS Press. Pendidikan. Bahasa Bandung: Sinar Suharyati. (2005). Multisensori dalam Pembelajaran Bahasa Ujaran pada baru. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Peserta didik Tunarungu. Skripsi Belajar dan Bimbingan Terhadap Sarjana PLB FIP UPI Bandung : Kesulitan Belajar Khusus. Yogya- Tidak Diterbitkan. Supriyoko, K. (2005). Minat Baca dan karta : Nuha Litera. Kualitas Munaf, Yarni. 2002. Upaya Meningkat- Bangsa. Diakses dari: kan Minat Baca Peserta didik. http://smp.alkausar.org/detailartikel. Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra php?id=118 dan Seni, 3 (2): 241-250. September 2006. Najib Sulhan. (2006). Pembangunan Karakter pada Manajemen Syafi’ie, Imam. Peserta didik Berbahasa Pembelajaran Guru Depdikbud. Menuju Sekolah Efektif. Surabaya: pada tanggal 5 (1993). Pandai Indonesia. Jakarta: Syamsi, Kastam & Kusmiyatun, Ari. SIC. (2006). Peningkatan Kemampuan Ngalim Purwanto. (1997). Metodologi Membaca Peserta didik dengan Pengajaran Bahasa Indonesia di Pendekatan Proses. Litera, 5 (2): Sekolah Dasar. Bandung: Remaja 219-232. Tampubolon, DP. (1987). Kemampuan Rosda Karya. Nunan, David. (1998). Designing Task Membaca: Teknik Membaca Efektif for the Communicative Classroom. dan Efisien. Bandung: Angkasa. Cambridge: Cambrigde University Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai suatu Keterampilan Press. Rahim, Farida. (2001). Berbahasa. Bandung: Angkasa. Pengajaran Membaca Pemahaman berdasarkan Training Teori Skema. Komposisi Jurnal Penanganan Peserta didik Berkesulitan Belajar Bagi Guru-guru 109 Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia Wita Astuti. (2006). Efektifitas Peng- SD se Kabupaten Sleman kerjasama gunaan PKM PLB dan Jurusan PLB. (2006). UNESCO. (2004). Microsoft Encarta Meningkatkan Reference Library 2005. Wiryodijoyo, Suwaryono. Metode VAKT Kemampuan untuk Ber- bicara Peserta didik Tunagrahita. (1989). Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Membaca: Strategi Pengantar dan Biasa FIP UPI Bandung. Tidak Tekniknya. Jakarta: Depdikbud. diterbitkan. 110