metode multisensori untuk meningkatkan kemampuan membaca

advertisement
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
METODE MULTISENSORI
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PADA PESERTA DIDIK DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR
Mahilda Dea Komalasari
Universitas PGRI Yogyakarta
Abstrak
Disleksia merupakan gangguan belajar membaca, sehingga diperlukan penanganan
untuk mengatasi permasalahan tersebut mengingat setiap peserta didik memiliki
potensi yang sama untuk belajar. Terlebih lagi gangguan disleksia tidak berhubungan
dengan kapasitas intelegensi. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengetahui
pengaruh metode multisensori untuk meningkatkan kemampuan membaca pada peserta
didik disleksia. Metode belajar yang dibutuhkan peserta didik disleksia untuk membantu
mengatasi kesulitan membaca adalah metode yang dapat memfungsikan seluruh indera
untuk mengenal atau mempelajari sesuatu, yaitu metode mutisensori. Dengan metode
multisensori, peserta didik belajar dengan memanfaatkan kemampuan memori visual
(penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), serta taktil (sentuhan).
Kata Kunci: metode multisensori, disleksia, membaca
(93,5%), Vietnam (94,2%), Filipina
1. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
(96,1%),
dan
Thailand
(96,2%).
dan teknologi mendorong terciptanya
Indonesia hanya berada di atas Kamboja
masyarakat
membaca.
(70,6%),
Laos
Budaya membaca di kalangan pelajar
(85,9%),
dan
dan peserta didik di Indonesia masih
Mengutip hasil studi dari Vincent
tergolong rendah. Berdasarkan data
Greanary
UNESCO
(Microsoft
kemampuan membaca peserta didik
Encarta Reference Library (2005), angka
kelas enam sekolah dasar Indonesia
‘melek huruf’ di Indonesia adalah 89%.
yaitu 51,7 berada di urutan paling akhir
Pada kawasan Asia Tenggara, Indonesia
setelah Filipina (52,6), Thailand (65,1),
berada di bawah Malaysia (89,4%),
Singapura (74,0) dan Hongkong (75,5).
Brunei Darussalam (92,3%), Singapura
Kenyataan
yang
tahun
gemar
2004
97
(64,8%),
Timor
(Supriyoko,
tersebut
Myanmar
Leste
2005),
juga
(43%).
nilai
diperkuat
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
data Dinas Pendidikan yang menyatakan
disebabkan
kelainan
bahwa kemampuan membaca peserta
Gejalanya,
kemampuan
didik sekolah dasar di Indonesia masih
peserta
rendah, indeksnya
jauh
kemampuan secara normal. Hal itu
berada di bawah indeks Singapura 7,8
dikarenakan keterbatasan otak dalam
(Kompas, 2008). Menurut data Organi-
mengolah dan memproses informasi.
zation for Economic Cooperation and
Disleksia merupakan salah satu masalah
Development (OECD), Negara yang
yang sering dialami peserta didik. Hal
mendapat
itu diperkuat dengan wawancara dan
Tunisia
masih
skor
3,5
terendah
dengan
adalah
374,62, kemudian
diskusi
didik
berada
dengan
neurologis.
membaca
di
guru-guru
bawah
SD
se-
disusul Indonesia (381,59), Meksiko
Kabupaten Sleman pada acara ‘Training
(399,72),
Serbia
Penanganan Anak Berkesulitan Belajar
(411,74). Hal yang sama juga dilapor-
Bagi Guru-guru SD se Kabupaten
kan World Bank di dalam salah satu
Sleman’ kerjasama PKM PLB dan
laporan pendidikannya, “Education in
Jurusan PLB (2006), didapatkan fakta
Indonesia ‐ From Crisis to Recovery”
bahwa dalam satu kelas terdapat peserta
pada tahun 1998, yang melukiskan
didik berkesulitan belajar sekitar 3
begitu rendahnya kemampuan membaca
sampai 5 orang dan tersebar dari kelas
peserta didik Indonesia.
rendah sampai kelas tinggi (kelas 1
Brazil
Indikator
(402,80),
peserta
didik
sampai kelas 5), dan salah satu jenisnya
yang
adalah disleksia.
mengalami kesulitan membaca dapat
Bagi
dilihat dari ketidaklancaran membaca,
peserta
didik
disleksia
membaca tanpa irama (monoton), sulit
membaca, merupakan hal yang susah
mengeja, kekeliruan mengenal kata,
dilakukan. Proses pengabungan atau
penghilangan, penyisipan, pembalikan,
bleeding yang lama membuat peserta
salah
didik disleksia banyak tertinggal dalam
ucap,
membaca
pengubahan
tempat,
tersentak-sentak,
kesulitan
pembelajaran
khususnya
yang
ber-
memahami kata-kata yang berirama
hubungan dengan bacaan. Peserta didik
sama, kebingungan dalam memahami
disleksia selain mengalami kesulitan
kata-kata yang mirip, kesulitan belajar
dalam memahami komponen kata dan
mengenal
kalimat,
huruf,
mengindikasikan
umumnya juga
mengalami
bahwa peserta didik tersebut mengalami
kesulitan menulis. Dengan demikian
disleksia.
Disleksia
atau
gangguan
peserta didik disleksia akan mengalami
kesulitan
membaca
pada
dasarnya
gangguan
98
dalam
mengikuti
proses
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
pembelajaran di sekolah dan akibatnya
multisensori dianggap sulit dilakukan,
prestasi belajarnya
rendah.
hal itu berkaitan dengan terbatasnya
Menurut Lyon (1996), diestimasikan
sarana metode multisensori. Untuk itu
peserta didik yang mengalami kesulitan
digunakan metode multisensori untuk
membaca
meningkatkan
menjadi
mengalami
kesulitan
akademik sebesar 90% (Bender, 2004).
2. Pembahasan
peserta didik disleksia adalah metode
indera,
dapat
memfungsikan
yaitu
metode
membaca
peserta didik disleksia.
Metode belajar yang tepat untuk
yang
kemampuan
2.1 Pengertian Membaca
seluruh
Membaca merupakan sesuatu yang
mutisensori.
diajarkan
dan
tidak
terjadi
secara
Dengan metode multisensori, peserta
insidental. Menurut Sabarti Akhadiah
didik
(1991:
akan
dengan
diberikan
pembelajaran
memanfaatkan
kemampuan
kesatuan
24),
membaca
terpadu
merupakan
yang
mencakup
memori visual (penglihatan), auditori
beberapa kegiatan seperti mengenali
(pendengaran),
(gerakan),
huruf dan kata-kata, menghubungkan
serta taktil (sentuhan). Penelitian relevan
bunyi serta maknanya, serta menarik
yang
misalnya
kesimpulan mengenai maksud bacaan.
penelitian Suharyati (2005) yang mem-
Membaca merupakan aktivitas yang
buktikan bahwa penerapan pendekatan
kompleks untuk memperoleh infor-
multisensori dalam pembelajaran bahasa
masi. Kompleksan dalam membaca
dapat meningkatkan kemampuan kosa
meliputi faktor internal dan faktor
kata peserta didik tunarungu. Selain itu
eksternal.
Wita Astuti (2006) menemukan bahwa
intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
penerapan pendekatan VAKT (multi-
motivasi,
sensori) efektif untuk meningkatkan
sedangkan faktor eksternal meliputi
kemampuan pengucapan kata benda
sarana membaca, teks bacaan, faktor
yang sekaligus meningkatkan kemampu-
lingkungan atau faktor latar belakang
an pemahaman nama-nama benda pada
sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi
tunagrahita.
membaca. Membaca merupakan suatu
kinestetik
pernah
dilakukan,
Pada kondisi di lapangan, terlihat
bahwa
metode
digunakan
multisensori
dan
internal
tujuan
meliputi
membaca,
hal yang kompleks dengan melibatkan
jarang
banyak
hal,
tidak
hanya
sekedar
meningkatkan
melafalkan tulisan, tetapi juga melibat-
membaca pada peserta
kan aktivitas visual, berpikir, psiko-
didik disleksia, dengan alasan metode
linguistik, dan metakognitif. Soedarso
kemampuan
untuk
Faktor
99
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
(2004:4) menyatakan bahwa membaca
makna yang terkandung di dalam bahan
adalah aktivitas yang kompleks dengan
tertulis atau bacaan. Membaca adalah
mengerahkan sejumlah besar tindakan
melihat dan mengetahui sesuatu yang
yang terpisah-pisah, meliputi: meng-
berupa tulisan. Senada dengan pendapat
gunakan
khayalan,
di atas, Lado (Henry Guntur Tarigan
mengingat-ingat.
2008:9), menyatakan bahwa membaca
Senada hal di atas, Heilman (Suwaryono
ialah memahami pola-pola bahasa dari
Wiryodijoyo,
gambaran tertulisnya.
pengertian
mengamati,
dan
dan
1989:
1)
menyatakan
bahwa,
Matlin
(1998)
mendefinisikan
”Membaca ialah pengucapan kata-
membaca
kata dan perolehan arti dari barang
melibatkan sejumlah kerja kognitif,
cetakan. Kegiatan itu melibatkan
termasuk
analisis
sedangkan Martinus Yamin (2007: 106)
berbagai
dan
pengorganisasian
keterampilan
sebagai
aktivitas
persepsi
dan
yang
rekognisi,
yang
menyatakan bahwa membaca adalah
kompleks. Termasuk di dalamnya
suatu cara untuk mendapatkan informasi
pelajaran, pemikiran, pertimbangan,
yang disampaikan secara verbal dan
perpaduan,
merupakan
pemecahan
masalah,
hasil
ramuan
pendapat,
yang berati menimbulkan kejelasan
gagasan, teori-teori, hasil peneliti para
informasi bagi pembaca”
ahli
Membaca
pengetahuan
mampu
mempertinggi
untuk
diketahui
dan
menjadi
peserta
didik.
Sejalan
daya pikiran, mempertajam pandangan,
dengan pendapat di atas, Ampuni (1998)
serta memperluas wawasan. Dengan
memaknai membaca sebagai proses
demikian kegiatan membaca merupakan
kognitif yang kompleks untuk mengolah
sarana untuk meningkatkan diri. Ke-
isi
terampilan membaca merupakan suatu
memahami ide‐ide dan pesan‐pesan
keterampilan yang sangat unik serta
penulis serta menjadikannya sebagai
berperan penting bagi perkembangan
bagian dari pengetahuannya.
pengetahuan,
dan
sebagai
bacaan,
yang
bertujuan
untuk
alat
Sementara Ngalim Purwanto (1997:
komunikasi bagi kehidupan manusia.
27) menyebutkan bahwa ”membaca
Senada dengan hal di atas, Hornby
ialah menangkap pikiran dan perasaan
(1995; 699) mengemukakan,” Reading
orang lain dengan tulisan (gambar dari
is a look and understand something
bahasa yang dilisankan)”. Kesiapan
written or printed”. Membaca adalah
membaca dimulai dengan mendengar-
memetik serta memahami arti atau
kan, dan persiapannya dimulai dengan
100
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
pembinaan kosakata, menyimak efektif
Membaca merupakan suatu proses
dan keterampilan membedakan. Senada
sensoris, membaca dimulai dari melihat.
dengan
Muchlisoh
Stimulus masuk lewat indera peng-
(1992:119) menyatakan ada empat aspek
lihatan atau mata, sehingga kelemahan
ketrampilan
penglihatan yang umum diderita peserta
hal
kelompok
di
atas,
berbahasa
yaitu
dalam
dua
ketrampilan
yang
didik
(reseptif)
yang
(refractiveerror), yang berarti tidak lain
dan
dari kondisi mata yang tidak terpusat.
yang
Membaca adalah melihat kemudian
bersifat mengungkap (produktif) yang
memahami sesuatu yang berupa tulisan
meliputi menulis dan berbicara.
atau
bersifat
menerima
meliputi
ketrampilan
menyimak,
serta
Seseorang
informasi,
membaca
ketrampilan
akan
ilmu
memperoleh
pengetahuan,
adalah
kekeliruan
cetakan,
seperti
kesiapan
pernyataan
Cennedy (1981: 5), membaca merupa-
serta
kan
kemampuan
individu
untuk
pengalaman-pengalaman baru dengan
mengenali bentuk visual, menghubung-
cara membaca. Membaca merupakan
kan dengan suara dan makna yang
proses,
bahwa
diperoleh, dan berdasarkan pengalaman
kemampuan membaca peserta didik
masa lampau berusaha untuk memahami
berkembang berdasarkan kematangan-
dan
nya. Rahim (2001:163) menyatakan
tersebut.
hal
ini
berarti
bahwa membaca meliputi informasi
tekstual
yang
makna
Sejalan dengan hal di atas, Fathur
dengan
Rohman (2005: 1-2) mengemukakan
istilah skemata menunjukkan kelompok
bahwa membaca merupakan proses
konsep
psikologis. Selain proses psikologis,
yang
dihubungkan
menginterpretasikan
tersusun
dalam
otak
seseorang yang berhubungan dengan
membaca
objek-objek, tempat-tempat, tindakan-
berpikir
tindakn atau peristiwa-peristiwa. Selain
fisikologis. Di samping itu, hal-hal
itu membaca juga merupakan salah satu
grafis juga berperan, seperti: besar,
wahana untuk belajar berbagai ilmu
bentuk, dan jenis huruf, gambar, atau
pengetahuan,
seni.
kertas. Hal lain yang perlu diperhatikan
Membaca juga merupakan salah satu
adalah membaca merupakan peristiwa
dari empat kemampuan bahasa pokok,
individual.
dan
berpikir atau mata terganggu maka
teknologi,
merupakan
komponen
dari
satu
dan
bagian
komunikasi
atau
tulisan
juga
dan
terganggu.
101
sekaligus
Apabila
perkembangan
(Tampubolon, 1987: 5).
melibatkan
proses
peristiwa
perkembangan
membaca
juga
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Membaca bersifat interaktif berarti
keterlibatan
pembaca
dengan
jenis kemampuan berbahasa tulis yang
teks
reseptif. Disebut reseptif karena dengan
tergantung pada konteks. Orang yang
membaca, seseorang akan dapat mem-
senang membaca teks yang bermanfaat
peroleh informasi ilmu pengetahuan dan
akan menemui beberapa tujuan yang
pengalaman-pengalaman baru (St. Y.
ingin dicapainya. Membaca mempunyai
Slamet, 2008:58), di bagian lain Slamet
peranan sosial yang amat penting dalam
(2008:98) mengatakan bahwa membaca
kehidupan manusia sepanjang masa
memerlukan keterampilan karena diper-
karena membaca merupakan salah satu
lukan latihan-latihan yang berkelanjutan,
alat komunikasi yang amat diperlukan
terus menerus, dan sungguh-sungguh.
dalam suatu masyarakat berbudaya,
Membaca adalah strategis diartikan
bahan bacaan yang dihasilkan dalam
bahwa pembaca yang efektif meng-
setiap kurun waktu zaman dalam sejarah
gunakan berbagai strategi membaca
sebagian besar dipengaruhi oleh latar
yang sesuai dengan teks dan konteks
belakang sosial tempatnya berkembang,
dalam rangka mengkonstruk makna
dan sepanjang masa sejarah terekam.
ketika membaca. Membaca juga dapat
Oleh karena itu, dengan membaca dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja
diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-
serta memiliki banyak manfaat sebagai
kejadian atau peristiwa-peristiwa waktu
berikut: (1) memperoleh informasi dan
lampau, maupun waktu sekarang di
tanggapan yang tepat, (2) mencari
tempat lain, atau berbagai cerita yang
sumber, menyimpulkan, menjaring, dan
menarik tentang masalah kehidupan di
menyerap informasi dari bacaan, dan (3)
dunia ini (Munaf, 2002:241). Proses
mampu
membaca ialah proses ganda, meliputi
menikmati, dan mengambil manfaat dari
proses
bacaan (Syafi’ie, 1993:2).
penglihatan
dan
membaca
tergantung kemampuan melihat simbol-
Para
mendalami,
pakar
yang
menghayati,
menganalisis
simbol, oleh karena itu mata memainkan
membaca sebagai suatu keterampilan,
peranan yang penting (Tampubolon,
memandang
1987: 5).
sebagai suatu proses atau kegiatan yang
hakikat
membaca
itu
Tujuan membaca menurut Henry
menerapkan seperangkat keterampilan
Guntur Tarigan (2008:9) adalah untuk
dalam mengolah hal-hal yang dibaca
mencari serta memperoleh informasi,
untuk menangkap makna. Membaca
mencakup
makna
adalah suatu aktivitas untuk menangkap
bacaan. Membaca merupakan salah satu
intonasi bacaan baik yang tersurat
isi,
memahami
102
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
maupun
tersirat
dalam
secara
bentuk
mengenal, mengolah serta memahami
literal,
simbol-simbol visual ke dalam suara
pemahaman
bacaan
inferensial,
evaluatif,
kreatif,
dan
serta mengubahnya menjadi sesuatu
apresiasi
dengan
memanfaatkan
yang memiliki makna melalui proses
pengalaman belajar membaca. Menurut
kognitif berdasarkan pengalaman yang
Tampubolon
didapat sebelumnya.
(1987:7),
kemampun
membaca ialah kecepatan membaca dan
pemahaman
Seorang
isi
secara
pembaca
2.2 Pengertian Disleksia
keseluruhan.
dapat
Disleksia (dyslexia) disebut juga
dikatakan
kesulitan
belajar
membaca.
Kata
berhasil dalam membaca, apabila telah
disleksia diambil dari bahasa Yunani,
memiliki kemampuan untuk: (1) meng-
dys yang berarti “kesulitan” dan lex
gunakan kata-kata sesuai dengan arti-
(berasal dari legein, yang berarti kata-
leksikal; (2) menggunakan pengetahuan
kata). Jadi secara harfiah, disleksia
gramatikalnya untuk menangkap makna;
berarti kesulitan mengenal kata atau
(3) menggunakan teknik-teknik berbeda
simbol-simbol
untuk tujuan yang berbeda pula; (4)
Besar Bahasa Indonesia edisi 3 dijelas-
menghubungkan isi teks dengan latar
kan bahwa peserta didik disleksia adalah
belakang
seorang peserta didik yang menderita
objek
pengetahuannya
yang
dibacanya;
terhadap
Dalam
Kamus
(5)
gangguan pada penglihatan dan pen-
mengidentifikasi makna retorika atau
dengaran yang disebabkan oleh kelainan
fungsi dari kalimat atau segmen teks
saraf pada otak sehingga peserta didik
(Nunan, 1998: 32). Peserta didik yang
mengalami kesulitan membaca. Bryan
memiliki kemampuan membaca yang
dan Bryan (dalam Mulyadi 2010: 153)
memadai
menyerap
mendifinisikan disleksia sebagai suatu
berbagai informasi yang dibutuhkan
sindroma kesulitan belajar dalam mem-
(Syamsi dan Kusmiyatun, 2006:219-
pelajari komponen-komponen kata dan
220).
kalimat, mengintergrasikan komponen
akan
Berdasarkan
mampu
dan
tulis.
pendapat
tentang
komponen kata dan kalimat dan dalam
membaca yang telah dipaparkan, maka
belajar segala sesuatu yang berkenaan
dapat disimpulkan bahwa membaca
dengan waktu, arah dan masa, sedang-
merupakan salah satu dari kemampuan
kan menurut Koestoer Partowisastro
berbahasa yang melibatkan berbagai
(1986), seorang peserta didik yang
proses psikologis, sensoris, motoris, dan
mengalami
perkembangan
diakibatkan fungsi neurologis (susunan
keterampilan
untuk
103
gagal
belajar
membaca
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
dan hubungan saraf) tertentu, atau pusat
murni.
saraf untuk membaca tidak berfungsi
disleksia visual dan disleksia auditori.
sebagaimana diharapkan.
Disleksia
Disleksia merupakan sebuah kondisi
Disleksia
visual
murni
meliputi
disebabkan
oleh
gangguan memori visual (penglihatan
ketidakmampuan belajar pada yang
yang
disebabkan oleh kesulitan peserta didik
gangguan ini ditandai dengan sama
dalam membaca dan menulis yang
sekali tidak dapat membaca huruf atau
menyebabkan gangguan dalam proses
hanya dapat membaca huruf demi huruf
membaca, mengucapkan, menulis, dan
saja. Membaca atau menulis huruf yang
terkadang sulit untuk memberikan kode
mirip bentuknya sering terbalik, misal: b
(pengkodean) angka ataupun huruf.
dengan p, p dengan q, sedangkan
Disleksia merupakan suatu sindroma
disleksia auditori disebabkan gangguan
kesulitan dalam mempelajari komponen-
pada
komponen kata dan kalimat. Gangguan
auditori (pendengaran), dalam hal ini
ini bukan bentuk dari ketidakmampuan
bentuk-bentuk tulisan secara visual tidak
fisik, tapi mengarah pada kemampuan
mampu
otak
kata-kata atau sebaliknya pengucapan
mengolah
dan
memproses
berat).
Peserta
lintasan
didik dengan
visual
(penglihatan)-
membangkitkan
informasi yang sedang dibaca peserta
kata
didik. Kesulitan ini biasanya baru
bayangan huruf/kata tertulis. Disleksia
terdeteksi
tidak murni disebabkan gangguan aspek
setelah
peserta
didik
memasuki dunia sekolah.
Disleksiamerupakan
tidak
mampu
pengucapan
membangkitkan
bahasa (difasia). Disleksia tipe tersebut
gangguan
dinamakan disleksia verbal, yang di-
kognitif berupa ketidakmampuan mem-
tandai dengan terganggunya kemampuan
baca pada peserta didik, peserta didik
membaca secara cepat dan benar, serta
kesulitan untuk mengenal huruf-huruf
kurangnya pemahaman arti yang telah
yang hampir sama, di mata peserta didik
dibacanya, sehingga di samping kurang
tulisan merupakan coretan yang sulit
lancar dalam membaca, banyak tanda
untuk dibaca. Peserta didik dengan
baca yang diabaikan begitu saja, hal ini
gangguan ini dimungkinkan mempunyai
juga sebagai isyarat bahwa sebenarnya
IQ yang baik, dan kemampuan lain juga
dia kurang memahami apa yang tengah
baik namun dalam hal membaca akan
dibacanya.
mengalami kesulitan.
yaitu disleksia primer dan disleksia
Ada dua macam disleksia, yaitu
Macam-macam
disleksia
sekunder. Disleksia primer disebabkan
disleksia murni dan disleksia tidak
adanya
104
kesukaran
membaca
dalam
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
mengintegrasikan simbol-simbol huruf
dalam membedakan dan memisahkan
atau kata-kata akibat kelainan biologis,
bunyi dari kata-kata yang diucapkan.
sedangkan disleksia sekunder disebab-
Sebagai contoh : Dennis tidak dapat
kan kemampuan membaca terganggu
memahami
karena dipengaruhi oleh faktor emosi,
(kelelawar) dan malahan mengeja satu
seperti: kecemasan, depresi, menolak
persatu huruf yang membentuk kata itu
membaca, kurangnya motivasi belajar,
(Derek
gangguan
menurut Najib Sulhan (2006: 36), ciri-
penyesuaian
diri
atau
gangguan kepribadian.
Tanda-tanda
ciri
disleksia
tidaklah
Wood,
peserta
sebagai
makna
kata
2007),
didik
berikut:
sedangkan
disleksia
1)
“bat”
tidak
adalah
lancar
terlalu sulit dikenali. Menurut Badan
membaca; 2) sering terjadi kesalahan
Penelitian
dalam
dan
Pengembangan
membaca;
3)
kemampuan
Departemen Pendidikan Nasional pada
memahami isi bacaan sangat rendah; dan
tahun 2007, kesulitan membaca peserta
4) sulit membedakan huruf yang mirip.
didik disleksia yaitu: 1) penambahan
2.3 Pengertian Metode Multisensori
(addition), yaitu menambah huruf pada
Multisensori terdiri dari dua kata
suku kata. Contoh : suruh > disuruh,
yaitu multi dan sensori. Menurut Kamus
buku
penghilangan
Besar Bahasa Indonesia, kata “multi”
(omission), yaitu menghilangkan huruf
artinya banyak atau lebih dari satu atau
pada suku kata. Contoh : kelapa > lapa,
dua, sedangkan “sensori” artinya panca
kelas > kela; 3) pembalikan kiri-kanan
indera. Maka gabungan kedua kata ini
(inversion), yaitu membalikkan bentuk
berarti lebih dari satu panca indera.
huruf, kata, ataupun angka dengan arah
Metode multisensori adalah metode
terbalik kiri-kanan. Contoh : buku >
pembelajaran
duku, palu > lupa; 4) pembalikan atas-
fungsi dari masing-masing alat indera.
bawah (reversalI), yaitu membalikkan
Metode multisensori didasarkan pada
bentuk huruf, kata, ataupun angka
asumsi bahwa peserta didik akan belajar
dengan arah terbalik atas-bawah. Contoh
lebih baik jika materi pelajaran disajikan
: m > w, u > n, 6 > 9; 5) penggantian
dalam berbagai modalitas. Modalitas
(substitusi), yaitu mengganti huruf atau
yang sering dilibatkan adalah visual
angka. Contoh : mega > meja, nanas >
(penglihatan), auditory (pendengaran),
mamas, 3 > 8.
kinesthetic
>
Peserta
bukuku;
didik
2)
yang
yang
(gerakan),
memanfaatkan
dan
tactile
mengidap
(perabaan). Metode multisensori dapat
disleksia mengalami ketidakmampuan
membangkitkan keinginan dan minat
105
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
baru, membangkitkan motivasi, mem-
peserta didik. Informasi atau stimulus
berikan rangsangan kegiatan belajar,
yang mengenai alat indera akan diterus-
bahkan membawa pengaruh-pengaruh
kan oleh syaraf sensoris ke otak. Data-
psikologis pada peserta didik yang
data hasil penginderaan dari melihat,
akhirnya
mendengar,
peserta
meningkatkan
didik
untuk
konsentrasi
belajar
atau
meraba
akan
di-
dan
kembangkan kemudian akan memberi-
memahami pelajaran. Dengan lingkung-
kan sebuah respon. Respon tersebut
an yang multisensori tersebut akan
muncul
memberikan hal baru bagi peserta didik.
kemampuan berpikir, dan pengalaman
karena
adanya
perasaan,
Metode multisensori dikenal juga
individu yang berbeda-beda. Dalam
sebagai metode sistem fonik-visual-
proses pembelajaran terdapat perbedaan
auditory-kinestetik yang dikembangkan
tipe belajar peserta didik. Perbedaan tipe
oleh
Stillman
belajar peserta didik berimplikasi pada
Multisensori
pembelajaran yang harus merangsang
artinya memfungsikan seluruh indera
berbagai alat indera supaya diperoleh
sensori
dalam
hasil yang optimal. Dalam hal ini,
melalui
metode multisensori berperan mengatasi
Gillingham
(Gearheart,
1976:93).
(indera
memperoleh
dan
penangkap)
kesan-kesan
perabaan, visual, perasaan, kinestetis,
hal tersebut.
dan pendengaran. Dengan mengembang-
Penguasaan bahasa bagi peserta
kan berbagai kemampuan pengamatan
didik disleksia perlu dikembangkan,
yang dimiliki oleh seseorang, guru
sehingga perlu latihan dan bimbingan
memberikan rangsangan melalui ber-
yang lebih intensif. Metode multisensori
bagai modalitas sensori yang dimiliki-
merupakan salah satu program remedial
nya.
meliputi
membaca untuk peserta didik disleksia.
kegiatan menelusuri (perabaan), men-
Asumsi yang mendasari metode ini
dengarkan (auditori), menulis (gerakan),
adalah bunyi yang disimbolkan oleh
dan melihat (visual). Dalam pelaksana-
huruf
annya, keempat modalitas tersebut harus
dengan
ada agar belajar dapat berlangsung
indera visual, auditori, kinestetik, dan
optimal.
taktil. Dengan demikian saat peserta
Metode
2.4 Metode
multisensori
Multisensori
dipandang
mudah
menggunakan
dipelajari
keterpaduan
didik mempelajari suatu kata, peserta
sebagai
Strategi Mengatasi Disleksia
didik melihat huruf, mendengar bunyi
Pembelajaran akan lebih kondusif
huruf, menunjuk dengan gerakan tangan
jika melibatkan beberapa alat indera
atau telusuran jari tangan dan kemudian
106
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
menuliskannya dengan menggunakan
dengan warna berbeda, misalnya hitam
visual, auditori, dan kinestetik secara
untuk konsonan dan putih untuk vokal,
padu.
serta setiap kartu memuat satu huruf
Kesulitan belajar membaca dapat
dalam membentuk kata kunci beserta
diatasi dengan metode multisensori.
gambar. Metode Gillingham dilakukan
Secara umum ada dua macam metode
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
mengajar yang menggunakan multisen-
1) kartu huruf ditunjukkan kepada
sori, yaitu yang dikembangkan oleh
peserta didik. Guru mengucapkan nama
Fernald dan Gillingham (Gearheart,
hurufnya,
1976:9).
dilakukan
mengulanginya berkali-kali. Jika peserta
dengan melatih peserta didik untuk
didik sudah menguasai, guru menyebut-
membaca secara utuh, yaitu kata yang
kan
dipilih dari cerita yang dibuat peserta
mengulanginya; 2) tanpa menunjukkan
didik sendiri. Metode ini mencakup
kartu huruf, guru mengucapkan bunyi
empat tahapan sebagai berikut: 1)
sambil menanyakan pada peserta didik
peserta didik memilih materi atau kata-
huruf apakah yang menghasilkan bunyi
kata yang akan dipelajarinya, sementara
tertentu; 3) secara pelan-pelan, guru
guru menuliskan kata tersebut dengan
menuliskan
huruf
hurufnya. Peserta didik menelusuri huruf
Metode
berukuran
Fernald
besar,
selanjutnya
sedangkan
bunyinya,
dan
huruf
peserta
dan
didik
didik
menjelskan
peserta didik menelusuri kata tersebut
dengan
dengan jarinya; 2) peserta didik belajar
menuliskannya di udara, dan menyalin-
dengan melihat kata yang ditulis guru,
nya tanpa melihat contoh, kemudian
mengucapkan, dan menyalinnya; 3) guru
guru memerintahkan peserta didik untuk
tidak lagi menuliskan kata, karena
menuliskan huruf yang menghasilkan
peserta didik belajar membaca dari kata-
bunyi tertentu; 4) setelah menguasai
kata yang sudah dituliskan tersebut; 4)
beberapa huruf, peserta didik mulai
peserta didik sudah mampu mengenali
dapat
kata-kata baru dengan membanding-
menjadi kata.
kannya dengan kata-kata yang sudah
3. Kesimpulan
dipelajarinya,
gillingham
sedangkan
sangat
metode
terstruktur
jarinya,
pesrta
menyalinnya
diajarkan
merangkai
dan
huruf
Disleksia yaitu kesulitan belajar
dan
dalam
mempelajari
komponen-kom-
berorientasi pada kaitan antara bunyi
ponen kata dan kalimat. Indikator
dan huruf. Setiap huruf diajarkan dengan
seorang
peserta
multisensori, sebagai contoh kartu huruf
disleksia
adalah
107
didik
adanya
mengalami
kesulitan
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Cennedy, Eddy. (1981). Methods in
membaca huruf dan angka. Metode
multisensori
dilakukan
Teaching
berdasarkan
Development
prinsip pengamatan terhadap berbagai
Hasealionis:
indera-indera
Publisher Inc.
secara
terpadu
yang
didasarkan asumsi bahwa peserta didik
Derek
Wood,
F.
E.
dkk.,
Mengatasi
materi pengajaran disajikan berbagai
Jogjakarta : Kata Hati.
dipakai
Modalitas
adalah
Kiat
Gangguan
Belajar.
sering
Fathur Rohman. (2005). Pengembangan
(penglihatan)
Pembelajaran Membaca. Makalah
yang
visual
Peachock
(2007).
akan dapat belajar dengan baik jika
modalitas.
Reading.
tactile (perabaan), kinestetik (gerakan),
disampaikan
dan auditory (pendengaran). Misalnya,
Teknis Guru SMP/ MTs Mata
peserta didik diminta menuliskan huruf-
Pelajaran Bahasa Indonesia se-Jawa
huruf di udara dan di lantai, membentuk
Tengah, yang diselenggarakan oleh
huruf dengan lilin (plastisin), atau
sub Dinas Pengembangan Tenaga
dengan menuliskannya besar-besar di
Kependidikan
lembaran kertas. Cara ini dilakukan
Kependidikan Seksi PTK-SMP.
untuk memungkinkan terjadinya asosiasi
Gearheart, Bill R. (1976). Teaching the
antara pendengaran, penglihatan dan
learning disabled: a combined task-
sentuhan sehingga mempermudah otak
process approach.
bekerja mengingat kembali huruf-huruf.
Hornby.
(1995).
dalam
dan
Oxfora
bimbingan
Non-
Advanced
Learner’s Dictionary of Current
English. Oxford: Oxford University
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah
Sabarti.
(1991).
Bahasa
Press.
Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.
Koestoer
dalam Pemahaman Bacaan. Buletin
Belajar Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Kompas, (2008). Kemampuan Baca
Psikologi, 6, (2): 16‐26.
Peserta didik Indonesia.
Bender, W. N., Rosenkrans, C. B., &
depression,
K.
and
(1999).
suicide
Stress,
Lyon, G,R. (1996). Learning disabili-
among
ties. In E.J. Mash & RA Barkey
(Eds),
students with learning disabili‐ties:
Assessing
the
risk.
(1986).
Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan
Ampuni, S. (1998). Proses Kognitif
Crane,M.
Partowisastro.
Child
psychopathology.
pp.390‐35. New York: the Guilford
Learning
Press.
Disability Quarterly, 22, 143–156
108
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Martinis
(2007).
Desain
Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni,
Berbasis
Tingkat
2 (2):157-172.
Yamin.
Pembelajaran
Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaun
Soedarso.
Matlin, M. W. (1998). Cognition. New
Harcourt
Reading:
Brace
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
St. Y. Slamet. (2008). Dasar-Dasar
College
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Publisher.
Muchlisoh,
Speed
Sistem Membaca Cepat dan Efektif.
Persada Press.
York:
(2004).
(1992).
Materi
Pokok
Surakarta: UNS Press.
Pendidikan. Bahasa Bandung: Sinar
Suharyati. (2005). Multisensori dalam
Pembelajaran Bahasa Ujaran pada
baru.
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan
Peserta didik Tunarungu. Skripsi
Belajar dan Bimbingan Terhadap
Sarjana PLB FIP UPI Bandung :
Kesulitan Belajar Khusus. Yogya-
Tidak Diterbitkan.
Supriyoko, K. (2005). Minat Baca dan
karta : Nuha Litera.
Kualitas
Munaf, Yarni. 2002. Upaya Meningkat-
Bangsa.
Diakses
dari:
kan Minat Baca Peserta didik.
http://smp.alkausar.org/detailartikel.
Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra
php?id=118
dan Seni, 3 (2): 241-250.
September 2006.
Najib Sulhan. (2006). Pembangunan
Karakter
pada
Manajemen
Syafi’ie,
Imam.
Peserta
didik
Berbahasa
Pembelajaran
Guru
Depdikbud.
Menuju Sekolah Efektif. Surabaya:
pada
tanggal
5
(1993).
Pandai
Indonesia.
Jakarta:
Syamsi, Kastam & Kusmiyatun, Ari.
SIC.
(2006). Peningkatan Kemampuan
Ngalim Purwanto. (1997). Metodologi
Membaca
Peserta
didik dengan
Pengajaran Bahasa Indonesia di
Pendekatan Proses. Litera, 5 (2):
Sekolah Dasar. Bandung: Remaja
219-232.
Tampubolon, DP. (1987). Kemampuan
Rosda Karya.
Nunan, David. (1998). Designing Task
Membaca: Teknik Membaca Efektif
for the Communicative Classroom.
dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Cambridge: Cambrigde University
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai suatu Keterampilan
Press.
Rahim,
Farida.
(2001).
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pengajaran
Membaca Pemahaman berdasarkan
Training
Teori Skema. Komposisi Jurnal
Penanganan
Peserta
didik
Berkesulitan Belajar Bagi Guru-guru
109
Proseding Seminar Nasional PGSD UPY
dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia
Wita Astuti. (2006). Efektifitas Peng-
SD se Kabupaten Sleman kerjasama
gunaan
PKM PLB dan Jurusan PLB. (2006).
UNESCO. (2004). Microsoft Encarta
Meningkatkan
Reference Library 2005.
Wiryodijoyo,
Suwaryono.
Metode
VAKT
Kemampuan
untuk
Ber-
bicara Peserta didik Tunagrahita.
(1989).
Skripsi Sarjana Pendidikan Luar
Membaca: Strategi Pengantar dan
Biasa FIP UPI Bandung. Tidak
Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
diterbitkan.
110
Download