bupati tulungagung pdraturan bupati tulungacung nomor 19 tahun

advertisement
 ヽ
.
BUPATI TULUNGAGUNG
PDRATURAN BUPATI TULUNGACUNG
NOMOR 19
TAHUN 2013
TENTANG
JAMINAN PELAYJAN PERSALINAN AMAN,INISIASI MENYUSU DINE
DAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
DENCAN RAHMAT TU―
‐
YttG M―
鳳
BUPATI TULWOACUHC,
し
Menimbang: a. bahwa keselamatan ibu dan anak merupakan prioritas
utama untuk pembangunan kesehatan, dimana persalinan
harus ditangani tenaga kesehatan yang kompeten.
b. bahwa tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik
terutama dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
akan melahirkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat sebagaimana refleksi
suatu negara dan daerah yang demokrasi.
c. bahwa inisiasi menyusu dini dan pemberian air susu ibu
eksklusif kepada bayi merupakan tanggung jawab semua
pihak serta hak azasi pada bayi;
d. bahwa demi kepentingan terbaik bagi anak dipandang perlu
adanya pengaturan peredaran susu formula lagi anak usia O
(nol) sampai dengan 6 (enam) bulan
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d tersebut, maka
dipandang perlu membentuk Peraturan Bupati Tulungagung
tentang Jaminan Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini
dan Pemberian Air Susu lbu Eksklusif.
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang
Kesejahteraan Anak (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan kmbaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 3143);
し
2.
3.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi
Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 165, Tambahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3886);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran
4.
Negara
Republik Indonesia Nomor 4234);
Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2OOA tentang
Ketenagakerjaan Indonesia (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran
5.
6.
7.
Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praltik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO4 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2O09 tentaag pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
8.
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2OlL
tentang
perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan
(kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OLl Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
10. Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2OL2 Tentang
pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 nomor 200g, Tambahan
I
l.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);
Peraturan Bersama Menteri Negara pemberdayaan
Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kesehatan
No. 48/MenPP/Xtl2OO8, Per
2Z
/MEN/Xill2oo8.
PER.27/ MEN I xll / 2oO8, d,an t tZ 7 / MENKES / pB/xr | / 2oOB
tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di
Tempat Ke{a
い′
こ
ド
12.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
1796/menkes/per/20ll tentang Registrasi
Nomor
Tenaga
Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
13 Tahun 2OO9 Tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/
Vll/2OO8 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
15. Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor L464 /menkes lper /
x/2OlO tentang Ijin dan Penyelenggaraan praltek Bidan;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/menkes/SK/ IV/
2004 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif pada Bayi
Indonesia;
17. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Teknis
tentang petunjuk
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
828/MENKESIS.K/I)i.|2OO8
‐
di
Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Daerah Kabupaten T\rlungagung Nomor 2 tahun
2OO8 tentang urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
pemerintah kabupaten Tulungagung (lembaran Daerah
Kabupaten Tulunggung Nomor 1 Seri D;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor lO tahun
2OO9 tentang Perlindungan Anak, (Lembaran Daerah
Kabupaten T\rlungagung Nomor S Seri E).
MEMUTUSKAN
_
enetapkan :
PERATURAN BUPATI TENTANG JAMINAN PELAYANAN
PERSALINAN AMAN, INISIASI MENYUSU DINI DAN
PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal
1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
l. Kabupaten adalah Kabupaten I\lungagung.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten T\rlungagung.
3.
4.
Bupati adalah Bupati T\rlungagung.
Satuan Ke{a Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi di
し
ri S
5.
6.
7.
8.
V
bidang kesehatan dan yang terkait dengan capaian Persalinan Aman, IMD
dan ASI eksklusif.
Kepala SKPD adalah Kepala SKPD yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang kesehatan dan yang terkait dengan capaian Persalinan Aman, IMD
dan ASI eksklusif.
Tenaga Kesehatan adalah seorang profesional yang bekeda di bidang
kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk menolong persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu darr anak, meliputi bidan, dokter, dolcter spesialis
kebidanan dan kandungan, dan dokter spesialis anak.
Tenaga Kesehatan Lainnya adalah tenaga kesehatan yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu dan anak antara lain ahli gizi, sanitarian,
perawat dan penyuluh kesehatan masyarakat.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah institusi kesehatan baik milik
Pemerintah Daerah maupun swasta yang memberikan pelayanan
persalinan, pengobatan, rawat inap, kesehatan ibu dan anak meliputi
Pondok Kesehatan Desa/Kelurahan (Ponkesdes/kel), Pondok Bersalin Desa
(Polindes), Pos Kesehatan Desa/Kelurahan (Poskesdes/Kel), Puskesmas
Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan
Praktik Mandiri (BPM), Dokter Praktek Mandiri, Klinik, Rumah Salit,
laboratorium Klinik.
9. Penyelenggara fasilitas kesehatan adalah manajemen pengelola fasilitas
dan layanan kesehatan termasuk laboratorium klinik.
10. Stakeholder adalah pemangku kepentingan atau para pihak yang terkait
erat dengan isu dan permasalahan Persalinan Aman, IMD dan ASI
Eksklusif antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA), Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak dan Keluaga Berencana (BP3A dan KB), Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD), Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Camat,
‐
Puskesmas, Kepala Desa dan PKK.
11. Organisasi Profesi adalah praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai
profesi dan bersifat nirlaba, yang bertujuan melindungi kepentingan publik
maupun profesi pada bidang tersebut meliputi Ikatan Dokter Indonesia
(lDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) dan
organisasi profesi Kesehatan lainnya.
12. Lembaga Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat LSM adalah
sebuah organisasi yang didirikan secara perorangan atau sekelompok
orang, secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.
13. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat-daruratan kesehatan
secara mandiri.
14. Persalinan Aman adalah proses persalinan yang mendapatkan pelayanan
sejak hamil, bersalin dan masa nifas di tempat yang memenuhi standar,
L
;,!
pelayanan yang berstandar, alat yang sesuai standar, dan tenaga penolong
persalinan yang memenuhi standar.
15. Inisiasi Menyusu Dini yang selanjutnya disingkat dengan IMD adalah
tindakan untuk meletakkan bayi diatas dada ibu segera setelah lahir tanpa
dimandikan terlebih dahulu, dengan kontak kulit ke kulit antara ibu
dengan bayi hingga bayi berhasil menyusu sendiri sampai berhenti
men5rusu dengan sendirinya dan atau minimal selama I (satu) jam pada
kondisi ibu dan bayi sehat.
16. Air Susu Ibu selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar
payudara ibu
17.ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi usia O-6
bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, sari buah, madu,
air teh, air kopi, air putih, dan lain-lain, serta tanpa tambahan makanan
padat seperti buah-buahan, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim, dan
lain-lain, kecuali obat dan vitamin atas rekomendasi tenaga kesehatan.
18. Obstetri adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan
kesehatan perempuan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
19. Neonatal adalah kehidupan pertama kali yang dialami bayi setelah lahir
sampai dengan usianya yang ke 28 hari.
20. Antenatal Care yang selanjutnya disingkat ANC adalah pemeriksaan
kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa
kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan lisik ibu
hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
2l.Kelas ibu hamil adalah sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi
ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir melalui praktek dengan
menggunakan buku KIA.
22. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, selanjutnya
disebut dengan P4K adalah kegiatan yang melibatkan peran Bidan Desa,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada
saat hamil, bersalin dan nifas yang meliputi pendataan ibu hamil yang
akurat oleh bidan, persiapan transportasi, persiapan pendanaan
persalinan dan calon pendonor darah.
23. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat dengan SOp
adalah suatu pedoman tertulis tentang tata cara atau tahapan yang
dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
24. Standar Pelayanan Publik adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat
ιノ
﹂鳳V
dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur.
25. Stendar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
26. Susu Formula bayi adalah susu yElng secara khusus diformulasikan
sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan.
27. Ruang Laktasi adalah ruangan yang digunakan untuk kegiatan menyusui,
memerah, dan menyimpan ASI.
28. Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan
di setiap kegiatan
penyelenggaraan
pemerintahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
29. Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil
yang dicapai.
30.
Akuntabilitas adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungiawabkan secara
terbuka oleh pelaksana kegiatan kepada pihak-pihak yang terkena dampak
penerapan kebijakan.
31. Responsif adalah komitmen penyelenggara pemerintahan untuk melayani
kebutuhan dan kepentingan sosial yang dialami dan ditemukan oleh
masyarakat.
32. Check List adalah suatu lembar penilaian atau instrument yang digunakan
untuk mencatat dan mengklasifikasi data yang telah diamati.
33. Audit Maternal Perinatal adalah suatu kegiatan untuk menelusuri sebab
kesakitan, kematian maternal dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang.
34. Safe Motherhood adalah upaya untuk menyelamatkan wanita agar
kehamilan dan persalinannya dapat dinilai dengan sehat dan aman, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
35. Tempat kerja adalah mangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga keda bekerja, atau sering dimasuki
untuk keperluan suatu usaha.
36. Pembatu Petugas yang selanjutnya disingkat BAGAS adalah kader
kesehatan terpilih yang bersedia melalsanakan, memantau dan
mengevaluasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif
37. Indikasi medis adalah alasan untuk membenarkan pengobatan atau
tindakan tertentu oleh dokter
38. Informed consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut
﹄ V
y
39. Kompetensi tenaga medis adalah kemampuan untuk melalsanakan
pekerjaan dan tugas yang dilandasi atas ketrampilan, pengetahuan serta
didukung sikap ke4'a yang harus dimiliki oleh seorang tenaga medis dalam
melaksanakan praktek medis pada berbagai pelayanan kesehatan secara
aman dan bertanggungiawab sesuai dengan standard.
4O. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar atau yang disingkat PONED
adalah pelayanan untuk menangani kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetric neonatal yang meliputi segi : Pelayanan obstetric : pemberian
oksitosin parenterd, antibiotika perenteral dan sedative perenteral,
pengeluaran plasenta manual/ kuret serta pertolongan persalinan
menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
41. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis
dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
ini sebagai pedoman bagi SKPD, RSUD, Puskemas,
tenaga kesehatan dan masyarakat dalam meningkatlan pelayanan
(1) Maksud Peraturaa
Persalinan Aman, IMD dan pemberian ASI eksklusif.
(2) Tujuan Peraturan ini adalah:
a. meningkatkan dera.iat kesehatan ibu dan anak;
b. memberikan perlindungan dan pelayanan bagi ibu untuk memperoleh
pertolongan persalinan yang aman;
c. menjamin pemenuhan hak setiap bayi untuk memperoleh ASI eksklusif
sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan yang diawali
IMD dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;
d. menjamin perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif
kepada bayrnya;
e. meningkatkan peranan dan dukungan keluarga, masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten terhadap program Persalinan Aman, IMD dan
pemberian ASI eksklusif;
f. menjamin bahwa setiap fasilitas kesehatan dan petugasnya lebih
transparan, melibatkan masyarakat, akuntabel dan responsif dalam
memberikan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif sesuai
dengan standard operasional prosedur;
g. menjamin setiap masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam
melakukan pengawasan maupun memberikan masukan untuk
meningkatlan kualitas pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI
eksklusif.
′
﹂n Ⅵ
BAB III
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN
Pasal 3
Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pelayanan jaminan Persalinan Aman, IMD
dan pemberian ASI eksklusif adalah:
a.
b.
c.
v
d.
kepentingan terbaik bagi anak dan ibu dalam setiap kegiatan yang
dilakukan;
nondiskriminasi yaitu tidak membedakan suku, agama, golongan, jenis
kelamin maupun status ekonomi seseorang dalam setiap pemberian
pelayanan yang diberikan;
kerahasiaan yaitu menjamin bahwa identitas dan foto anak akan
senantiasa dilindungi kerahasiaannya, dan publikasi di media massa
harus melindungi kepentingan terbaik bagi anak termasuk meminta izin
kepada keluarga;
transparan dan akuntabilitas
BAB IV
SASARAN
Pasal 4
Sasaran dari Peraturan Bupati ini meliputi
(1) Sasaran langsung
:
a. Dinas Kesehatan;
b. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD);
c.
a_-
Rumah Sakit Swasta;
d. Kantor Kementerian Agama
e. Kantor Urusan Agama (KUA);
f. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
g. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PD);
h. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana (BP3A dan KB)
i. Dinas Pendidikan
j, Bagian Kesra
k. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK);
1. Puskesmas dan j aringannya;
m. Pemerintah Kecamatan;
n. Pemerintah Desa;
o. Bidan praktek mandiri;
p. Klinik;
q. Dokter Praktik Swasta.
ヽЧ
(2) Sasaran tidak langsung
:
a. Masyarakat;
b. Tokoh masyarakat;
c. Tokoh agama;
d. Tokoh adat;
e. Lembaga swadaya masyarakat
(LSM)
BAB V
KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI
Pasal 5
Koordinator pelaksanaan Peraturan ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten
T\rlungagung dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten T\rlungagung
、︶
一
‐
Pasal 6
Tugas Stakeholder dalam pelaksanaan Peraturan Bupati ini adalah sebagai
berikut :
1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dengan tugas
yaitu:
a. melakukan koordinasi perencanaan program untuk meningkatkan
kualitas sarana-prasarana dan sumberdaya guna mendukung
pelaksanaan promosi dan pelayanan persalinan Aman, IMD dan ASI
eksklusif;
b. mengkoordinasikan perencanaan anggaran untuk program preventif,
promotif dan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif
berdasarkan kebutuhan masyarakat;
c. menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelalsanaan
program promosi serta pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI
eksklusif.
2.
Dinas Kesehatan dengan tugas yaitu:
a. perencanaan program kesehatan khususnya program promosi dan
pelayanan persalinan aman, IMD dan ASI eksklusif yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat;
b. memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana puskesmas dan
Pustu, Ponkesdes/kel dan Polindes/kel untuk pelaksanaan promosi
dan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif sesuai
kebutuhan;
c. meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional
petugas kesehatan secara terus-menerus secara formal maupun
ノ
仏いヽ
nonformal khususnya dalam program promosi dan pelayanan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
melakukan pengkajian secara berkala terhadap kinerja pegawai serta
memberikan penghargaan dan sanksi berdasarkan mekanisme yang
berlaku;
melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan secara berkala;
mengembangkan paradigma sehat program promotif, preventif,
rehabilitatif dan kuratif serta advokasi;
melakukan koordinasi dengan instansi vertikal antara lain Kantor
Urusan Agama (KUA) dafam hal penyuluhan atau sosialisasi kepada
calon pengantin mengenai Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif
melakukan integrasi program lintas sektoral maupun dengan pihak
swasta dan LSM;
mempublikasikan secara berkala informasi dan dokumentasi yang
berkaitan dengan promosi dan pelayanan persalinan aman, IMD dan
ASI eksklusif melalui berbagai media untuk menjamin hak warga
negara mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan, alasan
pengambilan suatu keputusan publik serta untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebljakan publik.
menyiapkan format pelaporan pelaksanaan program/ kegiatan
kesehatan ibu dan anak untuk Puskesmas dan jajarannya
memastikan semua puskesmas memiliki SOP pelayanan kesehatan
bagi ibu dan anak serta memiliki ruang laktasi.
Memberikan teguran secara lisan maupun tertulis pada pihak yang
melanggar peraturan Bupati ini.
3.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Rumah Sakit Swasta, dokter praktek
swasta dan klinik dengan tugas yaitu:
a. memberikan kepastian pelayanan yang berkualitas, cepat dan tepat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa membedakan status sosial
terkait Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. memberikan pelayanan yang aman dan nyaman terhadap ibu dan anak
terkait Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif; dan
c. melengkapi sarana dan prasarana kesehatan terkait Persalinan Aman,
IMD dan ASI eksklusif.
4.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan tugas yaitu:
a. mendorong pengusaha/pengurus serikat pekerja/ serikat buruh agar
mengatur tata cara pelaksanaan pemberian ASI dalam peraturan
perusahaan atau perjanjian kerjasama dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
b. mengkoordinasikan pemasyarakatan pemberian ASI ditempat kerja
︵
脇 ザ
,
/
c.
menyediakan sararla pemberian ASl/ruang laktasi di tempat kerja
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa (BPMPD)
dengan tugas yaitu:
a. melaksanakan penJrusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa yang
mendukung program Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang pemberdayaan masyarakat desa yang menjamin pelaksanaan
Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif.
6. Badan
Pemberdayaan perempuan perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana (BP3A dan KB), dengan tugas yaitu:
a. melaksanakan penrusunan dan pelaksanaan rencana program kerja
serta merumuskan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pelayanan di
bidang perlindungan dan penyuluhan perempuan dan anak daram
kaitan dengan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. penyebarluasan informasi dan edukasi dalam rangka peningkatan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kaitan dengan persalinan Aman,
IMD dan ASI eksklusif;
c. melaksanakan evaluasi pelaksanaan program peningkatan partisipasi
masyarakat, dalam pelaksanaan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
d. mempromosikan program KB termasuk saat pasca persalinan;
e. melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga
Balita (BKB).
.
\,
7.
\-,
Dinas Pendidikan dengan tugas yaitu :
a. menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi logr siswa pada
tingkat pendidikan menengah
b. melatih guru bimbingan penyuluhan dan konseling tentang konsultasi
kesehatan reproduksi bagi siswa
c. menjalin kerjasama dengan puskesmas dan Tp-pKK untuk
d.
8.
menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, sosialisasi tentang Persalinan
Aman, IMD dan ASI eksklusif pada tenaga pendidik (pamong) di tempat
penitipan anak, baby's school, day care juga melakukan kontrol secara
berkala untuk mengoptimalkan layanan yang sudah berjalan.
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada sekolah yang sudah
melaksanakan ASI eksklusif
PKK, dengan tugasnya yaitu
:
a. menciptakan fungsi rumah sebagai tempat tumbuh kembang keluarga,
mengembangkan hubungan batin keluarga, menumbuhkan jalinan
kasih sayang, memelihara kerukunan, norrna kehidupan
dan
kepribadian;
b
mengoptimalkan PKK dengan tanaman pangan dan tanaman
produktif/ keras (bernilai ekonomis fi.ggr), minimal untuk memenuhi
keperluan dan tabungan keluarga serta meningkatkan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA);
pemberdayaan keluarga dalam menunjang penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayr (AKB), Angka Kematian Bdita (AKBAL)
melalui antara lain: Gerakan Sayang Ibu (GSI), ambulan desa,
imunisasi, pencatatan kelahiran dan kematian di kelompok kelompok
d.
Dasawisma;
perbaikan gizi keluarga melalui sosialisasi dan fasilitasi Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI) antara lain: gizi seimbang kepada ibu hamil (BUMIL),
ibu menyusui (BUSUI), Balita dan Lansia, upaya kecukupan nutrisi
(protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air) dengan kalori
rendah dan kecukupan pertumbuhan, bermitra dengan petugas, guru,
Puskesmas dan Bidan di desa, kepedulian keluarga terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat serta pola makan sehat dan gizi seimbang,
kualitas glzi pada BUMIL yang kekurangan energi kronis (KEK) dengan
mengukur lingkar lengan atas (LILA), pemberian ASI eksklusif selama
6 (enam) bulan, Makanan pendamping Air Susu Ibu (Mp _ ASI),
pemberian makanan tambahan (pMT) bagi Balita; dan
ー
e. pelatihan, penyegaran dan pembinaan kader posyandu secara
berkesinambungan.
9.
Puskesmas, dengan tugas yaitu:
a. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam hal
kesehatan baik secara umum maupun khusus di bidang KIA terkait
‐
Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. memberikan informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat;
c. memberikan bimbingan kepada seluruh staf puskesmas untuk
meningkatkan standar mutu pelayanan kepada masyarakat;
d' membangun jejaring program rintas kecamatan untuk meningkatkan
program kesehatan;
e. menginventarisasi perlengkapan puskesmas, pustu, ponkesdes dan
f.
Polindes.
pembinaan, pengawasan dan evaluasi kepada Bidan Desa;
g. pertemuan reguler dengan pemangku kepentingan
di
tingkat
kecamatan untuk membahas kondisi pelayanan kesehatan;
h. perencanaan penggunaan anggaran, puskesmas bertanggungiawab
melaksanakan lokakarya
mini dengan melibatkan peran
serta
masyarakat dan para pihak datam wilayah keq.anya;
し
i.
j.
pengembangan sistem informasi kesehatan ibu dan anak yang akurat,
tepat dan benar;
pengembangan pengelolaan pengaduan dan indeks pengaduan
masyarakat sesuai dengan kemampuannya melalui survey indek
kepuasan masyarakat bersama dengan Forum Bersama Peduli
Kesehatan setiap tahun; dan
k.
mekanisme layanan pengaduan dan umpan balik serta alur layanan
(soP).
yaitu:
a. menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu yang sedang
mengandung
b. sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak dari
segala aspek lintas sektoral yang ada di kecamatan; dan
c. menggerakkan Forum Bersama Peduli Kesehatan Kecamatan ddam
-r--t-r---:r
berbagai aktifitas Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusil.
10. Pemerintah Kecamatan, dengan tugas
\-
11. Pemerintah Desa, dengan tugas
yaitu:
a. berpartisipasi bersama petugas kesehatan
untuk
mengatasi
permasalahan kesehatan yang ada di tingkat desa;
b. berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan
ibu dan anak di
desanya; dan
c. berpartisipasi untuk memberikan suasana yang nyaman dan
aman
kepada ibu dan anak di desa.
yaitu:
a. memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada masyarakat
pada umumnya dan ibu hamil khususnya;
b. melayani ibu hamil/ masyarakat secara optimal;
c. memeriksa kehamilan ibu yang berada di dalam ruang lingkup
12. Puskesmas Pembantu (Pustu), dengan tugas
\-,
kerjanya sesuai dengan standar;
d. membangun mitra kerja dengan kader dan perangkat desa, dan bidan
di desa tetangga;
e. meningkatlan cakupan pelayanan pemeriksaan KIA sesuai standart;
f. memiliki cakupan data kesehatan dalam wilayah kerjanya secara
benar, akurat dan terbaru; dan
g. memberikan pelayanan program KB paska persalinan'
13.Bidan Praktek Mandiri (BPM), dengan tugas yaitu:
a. melaksanakan pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak seperti
penyuluhan kesehatan, konseling KB, ANC, asuhan persalinan,
し ノ
perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan keluarga berencana,
imunisasi dan perawatan pasca keguguran.
b. pelaksanaan manajemen Laktasi; dan
c. menyampaikan laporan bulanan kepada Dinas Kesehatan mengenai
program persalinan arnan, IMD dan ASI eksklusif yang
dilaksanakannya.
BAB VI
PERSALINAN AMAN
Pasal 7
(1) Setiap ibu hamil berhak memperoleh pelayanan persalinan aman.
(2) Cakupan persalinan aman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ibu hamil terdata secara akurat baik jumlah maupun akses untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan pada setiap
bulan;
b. adanya perencanaan persalinan oleh ibu hamil bersama-sarna dengan
tenaga kesehatan dan keluarga, yang meliputi:
a) taksiran persalinan;
b) penolong persalinan;
c) tempat persalinan;
d) pendamping persalinan;
e) transportasi/ambulan desa;
f) calon pendonor darah; dan
g) pendanaan persalinan.
(3) Ibu hamil mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui kegiatan P4K
dan/atau Desa Siaga;
(a) Ibu hamil dan keluarganya berhak memperoleh pengetahuan yang
memadai dari tenaga kesehatan mengenai tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta tindakan yang harus
dilakukan melalui kegiatan kelas ibu hamil;
{5) Ibu hamil berhak mendapatkan pertolongan dalam persalinan pada
fasilitas kesehatan yang memadai;
(6) Ibu hamil berhak mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat dari
tenaga kesehatan bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan
nifas dengan meningkatkan peran suami, keluarga dan masyarakat;
(7) Adanya mekanisme rujukan kegawat-daruratan Obstetri dan Neonatal
yang sistematis dan berjalan efektif untuk memastikan persalinan dengan
komplikasi dapat tertangani dengan baik
し
Pasal 8
Setiap ibu hamil harus menginformasikan dan memeriksakan
kehamilannya kepada tenaga kesehatan dan berhak mendapatlen
(2)
(3)
pelayanan kesehatan selama kehamilan berupa pemeriksaan kesehatan
sekurang-kurangnya 4 (empat) kali, trimester pertama 1 kali, trimester
kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
Ibu yang akan bersalin memperoleh prioritas pelayanan dari tenaga
kesehataa di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai SOP.
Ketersediaan tenaga kesehatan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu
hamil dan Persalinan Aman diatur oleh Dinas Kesehatan.
Pasal 9
Fasilitas kesehatan Pemerintah Daerah dan swasta bertanggungiawab
(2)
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan SOP.
SOP yang dimaksud pada ayat (1) adalah;
a. SOP Antenatal Care (ANCI;
b. SOP Intranatal Care (INC);
c. SOP Post Natal Care (PNC);
d. SOP perawatan Neonatal atau komplikasi (Asfiksia)
rujukan.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melayani kesehatan ibu dan anak
wajib memiliki Pedoman Kerja Program Kesehatan Ibu dan Anak.
Fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta harus responsif
serta melibatl<an masyarakat dalam memberikan pelayanan Persalinan
Aman, Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.
e. SOP
(3)
(4)
Pasal
1O
(l) Fasilitas pelayanan Kesehatan berkewajiban secara bertahap
mengupayakan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana serta
(2)
(3)
sumberdaya pelayanan kesehatan untuk mendukung Persalinan Aman.
Dinas Kesehatan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung Persalinan
Aman.
Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi dan letak geografis serta kebutuhan
masyarakat untuk meningkatkan pelayanan Persalinan Aman.
Pasal
11
(1) Pemerintah Kabupaten memfasilitasi ketersediaan dan ketercukupan
darah yang memadai untuk kebutuhan Persalinan Aman.
し /
(2) Partisipasi masyarakat melalui Desa Siaga atau kelompok pemerhati
kesehatan lainnya memfasilitasi ketersediaan darah yang memadai untuk
kebutuhan Persalinan Aman melalui calon pendonor yang tersedia di
masing-masing desa.
Pasal 12
(2)
Setiap ibu berhak mendapatkan pelayanan nifas (setelah melahirkan) dari
tenaga kesehatan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pelayanan sesuai SPM.
Keluarga dan masyarakat melalui Desa Siaga atau kader kesehatan
berkewajiban memberikan dukungan kepada ibu nifas setelah melahirkan
untuk mendapatkan layanan kesehatan.
BAB VII
INISIASI MEI{YUSU DINI
Pasal 13
(2)
(3)
(4)
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil wajib
memberi informasi dan anjuran tentang pentingnya IMD kepada ibu dan
keluarganya.
Tenaga kesehatan yang menolong proses persalinan wajib memberikan
kesempatan dan membantu ibu dan bayi untuk melakukan IMD kecuali
atas indikasi medis tertentu.
Keluarga dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan kepada ibu
nifas untuk melakukan IMD segera setelah ibu melahirkan.
Dinas Kesehatan mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI
Eksklusif.
BAB VIII
ASI EKSKLUSIF
Pasal 14
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif.
(2) Setiap ibu yang melahirkan bertanggungjawab untuk memberikan ASI
eksklusif.
(3) Dalam hal pemberian ASI eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan
indikasi medis dan kondisi khusus, bayi dapat diberikan ASI yang berasal
dari pendonor ASI.
(4) Pemberian ASI eksklusif oleh pendonor ASI sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilaksanakan berdasarkan norrna agama dan memperlimbangkan
aspek sosial budaya, mutu dan keamanan ASI dengan persyaratan:
a. permintaan ibu kandung atau keluarga bayr yang bersangkutan kepada
pendonor;
し
b. identitas pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh keluarga
dari bayi
penerima ASI;
c. persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayr yang
diberi ASI;
d. pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai
indikasi medis; dan
e. ASI tidak diperjualbelikan.
pemberian ASI Eksklusif, suami, orang tua, keluarga,
masyarakat dan lingkungan kerja bertanggungiawab untuk mendukung
ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.
(5) Dalam
hal
Pasal 15
\/
(1) Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib
menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rawat gabung kecuali
ada indikasi medis yang ditetapkan oleh dokter.
(2) Penempatan dalam satu ruangan atau rawat gabung sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (l) bertujuan untuk memudahkan ibu setiap saat
memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
Pasal 16
(1) Setiap tenaga kesehatan dan instansi terkait lainnya wajib memberikan
informasi dan bimbingan tentang pentingnya ASI Eksklusif kepada
masyarakat, terutama calon pengantin, ibu hamil, ibu yang baru
melahirkan dan keluarganya.
\.,,
(2) Setiap tenaga kesehatan dan instansi terkait lainnya dalam memberikan
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat I (satu) mengacu pada
sepuluh f"angkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM);
(3) Sepuluh LMKM sebagaimana dimaksud pada ayat
(21
meliputi
:
a. membuat kebdakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan
kepada semua staf pelayanan kesehatan
b.
melatih semua staf pelayanan kesehatan dalam
ketrampilan
menerapkan kebij akan menyusui
c. menginformasikan kepada semua
manajemen menyusui
ibu hamil tentang manfaat
dan
d. membantu ibu menyusui dini dalam 60 menit pertama persalinan
e. membantu ibu cara menyusui
meskipun ibu dipisah dari bayinya
dan
mempertahankan menyusui
f. memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis
g. menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24
jarn)
h. menganjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi
i. tidak memberikan dot kepada bayi
j. mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk
ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari fasilitas pelayanan
kesehatan
BAB IX
RUANG I,AKTASI
Pasal 17
(1) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan, kantor, tempat keda dan fasilitas
publik milik pemerintah daerah maupun swasta wajib menyediakan Ruang
Laktasi.
(2) Fasilitas publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain
:
Terminal MPU, pasar tradisional/modern
Pasal 18
Fasilitas minimal Ruang Laktasl sslagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(1) dan (2) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi ibu pada saat memberikan
b.
c.
\-,
ASI kepada bayinya;
ruang tertutup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup;
lokasi di tempat yang aman dan mudah dijangkau; dan
d. prasarana yang memenuhi standar untuk mendukung ibu memberi ASI
kepada bayrnya.
BAB X
PENGGUNAAN SUSU FORMUI,A BAYI DAN PRODUK BAYI I,AINI.IYA
Pasal 19
(1) Setiap tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan
dilarang menjual, mempromosikan, menganjurkan dan memberikan susu
formula bayi dan/ atau produk bayi lainnya seperti dot dan botol susu
yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif.
(2) Pemberian susu formula dapat diberikan kepada bayi sesuai dengan
indikasi medis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB
xI
PELAKSANAAN DAN KER.IASAMA
Pasal 20
(1) Dalam rangka mendukung Persalinan Aman, IMD dan Pemberian ASI
Eksklusif pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan bertanggung
jawab meningkatlan kompetensi tenaga kesehatan.
(2) Dalam rangka peningkatan kompetensi, tenaga kesehatan diwajibkan
untuk mendapatkan informasi tentang Persalinan Aman, IMD dan ASI
Eksklusif.
(3) Dalam pelaksanaan program Persalinan Aman, IMD dan pemberian ASI
eksklusif dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jejaringnya
serta melibatkan Organisasi Profesi, LSM serta kelompok-kelompok
pemerhati kesehatan lainnYa.
v
Pasal 21
wajib melakukan pencatatan yang akurat terkait
dengan Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif dan selanjutnya
(1) Tenaga kesehatan
melaporkan kepada Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setiap bulan'
(2) Tenaga kesehatan wajib membuat informed consent dalam pelayanan
Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif
Pasal22
\,
(1) Dalam rangka pelaksanaan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan
pemberian ASI eksklusif, Dinas Kesehatan memfasilitasi, mendampingi
dan melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk peningkatan kualitas pelayanan.
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan swasta wajib memberi data kepada
Puskesmas setiap akhir bulan yang berhubungan dengan pelayanan ibu
hamil, bersalin dan IMD.
(3)DalamrangkapelaksanaanpelayananPersalinanAman,IMDdan
pemberian ASI eksklusif, Bidan Desa wajib
:
a. tinggal/menetap di desa penugasal selama masa tugasnya;
b. memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan kepada
ibu dan anak;
c. memberikan informasi atau data secara berkala kepada Puskesmas; dan
d. mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan P4K dan Desa Siaga.
り
Pasal 23
Dalam rangka mendukung Persalinan Aman, IMD dan pemberian ASI eksklusif
Dinas Kesehatan dapat melakukan kerjasama dengan pihak ke tiga.
BAB
xII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 24
Masyarakat berperan serta aktif dalam mendukung keberhasilan program
Persalinan Aman, IMD dan pemberian ASI eksklusif baik secara
perorangan, kelompok, maupun organisasi.
(2)
Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
dilaksanakan melalui
a.
b.
c.
d.
e.
(1)
:
pemberian sumbangan pemikiran terkait dengan penentuan
kebijakan dan/ atau pelaksanaan program;
penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas terkait dengan
program;
bersama-sama pemerintah daerah melaksanakan sosialisasi
program;
dukungan moral kepada ibu dari suami dan keluarga sejak dari
kehamilan, persiapan persalinan, melahirkan dan nifas;
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dari pelayanan di
Poskesdes/Pustu, posyandu, Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas
kesehatan swasta lainnya;
f.
penyediaan waktu dan tempat bagi
ibu dalam
pemberian ASI
eksklusif.
g.
Masyarakat melalui Desa Siaga, bagas, Forum Peduli Kesehatan
Kabupaten Tulungagung, Organisasi Profesi, LSM serta kelompok-
kelompok pemerhati kesehatan lainnya
bertanggungiawab
memberikan informasi terkait kondisi kesehatan ibu dan anak di
wilayah mereka kepada tenaga Kesehatan.
BAB XIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
(l) Dinas Kesehatan dan
SKPD terkait melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan
Pemberian ASI eksklusif sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing.
ノ
﹂W
(21 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
ditujukan untuk :
a. meningkatkan peran sumber daya manusia di bidang kesehatan,
fasilitas pelayanan kesehatan dan satuan pendidikan kesehatan
dalam mendukung pelaksanaan pelayanan Persalinan Aman, IMD
dan Pemberian ASI eksklusif;
(3)
\-
b.
meningkatkan peran dan dukungan keluarga dan masyarakat untuk
keberhasilan pelaksanaan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan
Pemberian ASI eksklusif
c.
meningkatkan peran dan dukungan penanggungiawab tempat kerja
dan penyelenggara fasilitas publik untuk keberhasilan Persalinan
Aman, IMD dan Pemberian ASI eksklusif
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilaksanakan melalui :
a.
advokasi dan sosialisasi pelaksanaan Persalinan Aman, IMD dan
Pemberian ASI eksklusif
b.
pelatihan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan tenaga
terlatih; dan/ atau
c.
monitoring dan evaluasi
,
(41 Dinas kesehatan dan SKPD terkait dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
mengikutsertakan masyarakat
BAB
xIV
PENGHARGAAN DAN SANKSI
Pasal 26
(1) Pemerintah Kabupaten dapat memberikan penghargaan
kepada
perseorangan, kelompok, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan
lembaga serta instansi yang telah berprestasi dalam pelaksanaan
persalinan aman, IMD dan ASI eksklusif.
(21 Ketentuan pemberian penghargaan akan ditetapkan dalam Surat
Keputusan Bupati.
Pasa1 27
(1) Kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
melanggar ketentuan dalam Peraturan Bupati ini, akan dikenakan sanksi
administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
眈
イン ″
、ヽ 、
ノ
,
(2)
Sanksi administrasi sebagaimana ayat 1 dapat berupa
:
a. teguran lisan;
b. teguran
(3)
terlulis
Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakasanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.
BAB )ff
PEMBIAYAAN
Pasal 28
Seluruh biaya yang timbul akibat diterbitkannya Peraturan Bupati ini akan
dibebankan pada APBD, APBN dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
ー
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
ini dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung.
Ditctapkan di Tulungagung
pada tanggal i 9 AU6 1013
BUPATI TULUNGAGUNG,
ヽ
Diundangkan di T\rlungagung
19 Agustus 2013
pada
DAERAH
Pembina Utama Muda
NIP.195909191990031006
BeHta Daerah Kabupaten Tulungagung
Tahun 2013 Nomor 19
し
Download