Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya

advertisement
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak
Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit
berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya.
Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi
oleh kuman tersebut maka tidak akan menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman
disekitarnya. Jadi, imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk
mencegah penyebaran ke adik, kakak dan anak-anak lain disekitarnya.
Bahaya kalau tidak diimunisasi
Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai
kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk cukup
banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan
sakit berat, cacat atau meninggal.
Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak dan
teman lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang menyebar kemana-mana
menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak.
Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan
keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya, karena mudah tertular penyakit
berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau kematian.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
Imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin meliputi : Hepatitis B,
Polio, BCG, DPT, Campak dan vaksin untuk jemaah haji. Imunisasi yang belum disediakan oleh
pemerintah antara lain : Hib, Pneumokokus, Influenza, Demam Tifoid, MMR, Cacar air,
1/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Hepatitis A dan Kanker Leher Rahim (HPV).
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak
hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Imunisasi Polio untuk
mencegah serangan virus polio yang sapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi BCG untuk
mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan
kematian atau kecacatan.
Imunisasi DPT untuk mencegah 3 penyakit : Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri
dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun
yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi
saluran nafas berat (pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf
otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas. Penyakit campak berat
dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan
radang otak (meningitis). Imunisasi influenza dapat mencegah influenza berat. Imunisasi
demam tifoid dapat mencegah penyakit demam tifoid berat. Imunisasi MMR dapat mencegah
penyakit : Mumps (gondongan, radang buah zakar), Morbili (campak) dan Rubela (campak
Jerman). Imunisasi cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air. Imunisasi Hepatitis
A untuk mencegah radang hati
karena virus hepatitis A
. Imunisasi HPV untuk mencegah kanker leher rahim.
Bila bayi / anak tidak diimunisasi maka risikonya lebih besar tertular penyakit – penyakit
tersebut.
Setelah diimunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
Setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) demam ringan
sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah
imunisasi. Umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang
berlangsung lebih lama.
2/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Boleh diberikan obat penurun panas tiap 4 jam, dikompres air hangat, pakaian tipis, jangan
diselimuti, sering minum ASI, jus buah atau susu. Bila tidak ada perbaikan, atau bertambah
berat segera kontrol ke dokter.
Berita kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) harus di konfirmasi oleh ahlinya
Adanya berita di media masa tentang kejadian ikutan pasca imunisasi yang berat, perlu
dikonfirmasi kepada ahli-ahli di bidangnya. Contoh kasus Sinta Bela (SB) yang menurut
orangtuanya lumpuh setelah diimunisasi, dilakukan
sidang
di Polda Metro Jaya.
Berdasarkan pemeriksaan oleh dokter-dokter ahli dibidangnya, dari foto tulang belakang
terbukti kelumpuhannya karena tuberkulosis di tulang belakang yang sudah berlangsung lama,
bukan karena imunisasi.
Ketika wabah polio di Jawa Barat, beberapa anak lumpuh setelah mendapat vaksin polio.
Dengan pemeriksaan virus (virologi) terbukti bahwa kelumpuhan tersebut diakibatkan virus
polio liar yang sudah menyerang anak tersebut sebelum ia mendapat imunisasi polio.
Autisme yang dulu diduga akibat merkuri atau vaksinasi MMR, ternyata berbagai lembaga
penelitian resmi di luar negeri menyatakan tidak ada hubungan MMR dengan autisme atau
kandungan merkuri di dalam tubuhnya ternyata tidak tinggi Beberapa KIPI berat lain, setelah diperiksa oleh ahli-ahli di bidangnya terbukti bahwa KIPI
tersebut akibat penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, bukan oleh imunisasi.
Oleh karena itu setiap berita KIPI harus di kaji secara ilmiah oleh ahli-ahlinya, antara lain di
Komisariat Daerah (Komda) KIPI yang ada di Propinsi atau Komisariat Nasional (Komnas) KIPI
di Jakarta.
3/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Lebih banyak kecelakaan lalu lintas daripada KIPI berat
Sangat jarang terjadi KIPI berat. Kemungkinan KIPI berat 1 kejadian dalam: 2 juta dosis. Kalau
ada 22 juta balita, kemungkinan terjadinya KIPI berat sekitar 11 anak.
Lebih banyak korban kecelakaan lalu lintas akibat sepeda motor, bus, mobil, pesawat terbang
dibanding KIPI berat karena imunisasi. Oleh karena itu masyarakat harusnya lebih takut pada
kecelakaan lalu lintas ketimbang karena imunisasi.
Setelah diimunisasi masih bisa terkena penyakit, tetapi jauh lebih ringan
Perlindungan imunisasi memang tidak 100 %, artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak masih
bisa terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi kemungkinannya hanya kecil (5 – 15 %),
jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bukan berarti imunisasi itu gagal atau tidak berguna,
karena perlindungan imunisasi memang sekitar 80 – 95 %.
Penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain, ketika ada wabah campak, difteri
atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang tertular,
bila tertular
umumnya hanya ringan, sebentar dan tidak berbahaya.
Tetapi anak yang tidak mendapat imunisasi, ketika ada wabah, lebih banyak yang sakit berat,
meninggal atau cacat. Berarti imunisasi terbukti effektif mencegah sakit berat, kematian atau
cacat akibat penyakit-penyakit tersebut.
Imunisasi, ASI dan perbaikan lingkungan bersama-sama lebih effektif mencegah
penyakit dan kematian
Pemberian ASI, perbaikan gizi dan lingkungan memang turut membantu menurunkan angka
4/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
kematian akibat penyakit-penyakit tersebut. Tetapi perbaikan gizi dan lingkungan membutuhkan
waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih sulit dibanding imunisasi. Dengan imunisasi dasar l
engkap angka kematian bayi lebih cepat turun.
Oleh karena itu dengan imunisasi dasar lengkap, ASI dan perbaikan lingkungan bersama-sama
akan lebih effektif mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Vaksin terbukti aman, effektif sehingga dipakai lebih 100 negara
Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT Bio Farma
Bandung yang sudah berdiri sejak jaman Belanda dan
telah puluhan tahun memproduksi vaksin.
Merkuri (tiomersal, timerosal) dalam jumlah yang sangat sedikit perlu untuk mengawetkan
vaksin agar kualitasnya tetap baik. Karena jumlahnya sangat sedikit, maka masih jauh dari
ambang batas yang berbahaya, yang ditentukan oleh berbagai ahli-ahli di badan-badan
pengawasan internasional. Tidak ada larangan penggunaan merkuri dalam vaksin asal
jumlahnya sesuai dengan ketentuan internasional tersebut.
Kualitas vaksin PT Bio Farma selalu diawasi oleh badan internasional WHO dan dinyatakan
aman serta effektif untuk digunakan di seluruh dunia. Oleh karena itu vaksin Pt Bio Farma
digunakan oleh Unicef untuk lebih dari 100 negara di dunia antara lain di ekspor ke : Malaysi
a, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Iran, Jordania, Lebanon, Afganistan, Turki, Libya, Kuwait,
Syria, Nigeria, India, Filipina, Vietnam, Kambodja, Korea, China dll.
Hampir semua bayi di seluruh dunia diimunisasi setiap tahun
Sampai saat ini menurut data WHO sekitar 194 negera maju maupun sedang berkembang
tetap melakukan imuniasi rutin pada bayi dan balitanya. Di Eropa imunisasi rutin dilakukan di 43
negara, Amerika 37 negara,
Australia
5/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
dan sekitarnya 16 negara, Afrika di 53 negara, Asia 48 negara, ( sumber :
www.devinfo.info/immunization
).
Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin
pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah
penyebaran ke anak di sekitarnya. Setiap tahun sekitar 85 -95 % bayi di negara-negara tersebut mendapat imunisasi rutin,
sedangkan sisanya belum terjangkau imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya
akses terhadap layanan imunisasi, hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial- ekonomi dan
lain-lain.
Bayi yang belum imunisasi lengkap rawan sakit berat dan menjadi sumber penularan
Bayi –bayi di Indonesia yang di imunisasi setiap tahun sekitar 90 % dari sekitar 4,5 juta bayi
yang lahir. Hal itu karena masih ada hambatan geografis, jarak, jangkauan layanan,
transportasi, ekonomi dll. Artinya setiap tahun ada 10 % bayi (sekitar 450.000 bayi) yang
belum mendapat imunisasi, sehingga
dalam 5 tahun menjadi
2 juta anak yang belum mendapat imunisai dasar lengkap.
Bila terjadi wabah, maka 2 juta balita yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap akan
mudah tertular penyakit berbahaya tersebut, akan sakit berat, meninggal atau cacat. Selain itu
mereka dapat menyebarkan penyakit tersebut kemana-mana bahkan sampai ke negara lain,
seperti kasus polio yang sangat merepotkan dan menghebohkan seluruh dunia.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama mengajak tetangga, saudara dan kenalan
untuk melengkapi imunisasi dasar bayi kita, agar terhindar dari sakit berat, kematian
atau cacat, dan mencegah penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
yang lebih luas kepada anak-anak lain.
6/7
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi
Sekretaris Satgas Imunisasi
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
7/7
Download