profil pejabat update.indd

advertisement
PROFIL
KEMENTERIAN
KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
isi dikutip dari:
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/Kmk.01/2010
Tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan
• Website Resmi Kementerian Keuangan dan Direktorat
terkait
30 Oktober
Hari Oeang Indonesia
www.kemenkeu.go.id
Sejarah
keuangan sehari-hari. Keadaan ekonomi keuangan awal
kemerdekaan amat buruk, dimana terjadi inflasi yang tinggi
yang disebabkan beredarnya tiga buah mata uang yang berlaku
di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), yang pada saat
itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen
(1619-1623 dan 1627-1629), diberi hak octrooi yang salah
satunya adalah mencetak uang dan melakukan kebijakan
perekonomian. Sejak tahun 1600-an, VOC mengeluarkan
kebijakan untuk menambah isi kas negara dengan menetapkan
peraturan verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil
bumi pada VOC), contingenten (pajak hasil bumi, pembatasan
jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tinggi, dan
preangerstelsel (kewajiban menanam pohon kopi).
Akibat terjadinya keadaan ekonomi yang memprihatinkan
dikarenakan adanya peraturan agraria Laissez faire laissez
passer - perekonomian diserahkan pada pihak swasta (kaum
kapitalis) - yang dilakukan atas desakan kaum Humanis Belanda,
pemerintahan Hindia Belanda membentuk Departement van
Financien dibentuk. Tempat pengelolaan keuangan dipusatkan di
istana Daendles, dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan
pemasukan dan pengeluaran negara.
Pada masa pendudukan Jepang di tanah air, Jepang menjadikan
kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Gedung Departement
of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan
sehari-hari dan pengolahan keuangan dan pemutusan kebijakan
ekonomi oleh Jepang. Pada tahun 1946 Jepang juga melakukan
invasion money di pulau Jawa. Tujuan invasion money ini adalah
menghancurkan nilai mata uang Belanda yang sudah terlanjur
beredar di Hindia Belanda.
Pasca Kemerdekaan R.I
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Gedung Department
of Financien masih berfungsi sebagai pusat kegiatan pengolahan
Jepang. Permasalahan ekonomi ini menyebabkan diadakannya
rapat tanggal 2 september 1945 oleh BPKKP dan BKR di
karesidenan Surabaya. Mereka sama-sama menyadari, disamping
mempertahankan kemerdekaan selain kekuatan bersenjata juga
diperlukan kekuatan dana untuk membiayai perjuangan.
Kabinet presidensial pertama R.I 19 Agustus 1945, Soekarno
mengangkat Dr. Samsi sebagai Menteri Keuangan. Ketika itu
beliau mendapatkan informasi bahwa di dalam Bank Escompto
Surabaya terdapat uang peninggalan pemerintahan Hindia
Belanda yang dikuasai Jepang. Kedekatannya dengan pemerintah
Jepang memudahkannya untuk melakukan upaya pencairan
dana, sehingga dapat digunakan untuk perjuangan. Pada 26
September 1945 Dr. Samsi mengundurkan diri dan digantikan
oleh A.A. Maramis.
24 Oktober 1945, Menteri Keuangan A.A Maramis
menginstruksikan tim serikat buruh G. Kolff selaku tim pencari
Usaha penerbitan uang sendiri
memperlihatkan hasilnya dengan
diterbitkannya emisi pertama
uang kertas ORI (Oeang Republik
Indonesia) pada tanggal 30 Oktober
1946.
Pemerintah Indonesia menyatakan tanggal tersebut sebagai
tanggal beredarnya ORI dimana uang Jepang, uang NICA, dan
uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. Mata uang yang dicetak
tersebut ditandatangani oleh Alexander Andries Maramis (15
mata uang periode 1945-1947). Pada akhirnya, 30 Oktober
disahkan sebagai Hari Oeang Indonesia oleh Presiden R.I. Untuk
menghargai jasa A.A Maramis, maka gedung Department of
Financien atau gedung Daendels diberi nama gedung A.A
Maramis. Gedung ini menjadi pusat kerja Menteri Keuangan
data untuk menemukan tempat percetakan uang dengan
selaku pimpinan Departemen Keuangan Republik Indonesia saat
teknologi yang relatif modern. Hasilnya, percetakan G. Kolff
menjalankan tugasnya sehari-hari. Seiring dengan kebutuhan
Jakarta dan Nederlands Indische Mataaalwaren en Emballage
akan koordinasi antar unit, sejak tahun 2007 gedung Menteri
Fabrieken (NIMEF) Malang dianggap memenuhi persyaratan.
Keuangan dipindah ke Gedung Djuanda 1 yang berlokasi di
Menteri pun melakukan penetapan pembentukan Panitia
seberang gedung A.A Maramis.
Penyelenggaraan Percetakan Uang Kertas Republik Indonesia
yang diketuai oleh TBR Sabarudin. Akhirnya, uang ORI (Oeang
Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang
Republik Indonesia) pertama berhasil dicetak. Upaya percetakan
Kementerian Negara juncto Peraturan Presiden Nomor 47 tahun
ORI ini ditangani oleh RAS Winarno dan Joenet Ramli. Pada 6
2009 tentang pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
Maret 1946, panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East
serta merujuk pada surat edaran Sekretaris Jenderal Departemen
Indies) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah yang
Keuangan Nomor SE-11 MK.1/2010 tentang perubahan
dikuasai sekutu. Hal ini menyebabkan kabinet Sjahrir berupaya
Nomenklatur Departemen Keuangan menjadi Kementerian
untuk menindaklanjuti pengumuman NICA tersebut untuk
keuangan, maka sejak 2009, Departemen Keuangan resmi
mengedarkan ORI.
berubah nama menjadi Kementerian Keuangan.
www.kemenkeu.go.id
Peranan vital Kementerian Keuangan
adalah mengelola keuangan negara
dan membantu pimpinan negara
dalam bidang keuangan dan kekayaan
negara. Oleh karena itu, Kementerian
Keuangan dapat dikatakan sebagai
penjaga keuangan negara (Nagara
Dana Rakca).
17 Padi dan 10 Kapas
Cita-cita upaya untuk mengisi kesejahteraan Bangsa dan
sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya Negara Republik
Indonesia
Sayap
Melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas
Gada
Daya upaya menghimpun, mengerahkan, mengamankan
keuangan negara
Ruang segi lima
Dasar negara Pancasila
Arti keseluruhan
Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan suatu daya yang
mempersatukan dan menyerasikan dalam gerak kerja untuk
melaksanakan tugas Kementerian Keuangan
Visi
“Kami akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang inklusif di abad ke-21”
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Keuangan
mempunyai 5 (lima) misi yaitu:
a.
Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang
tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang
ketat;
b. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent;
c.
Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum;
d. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien
dan efektif;
e.
Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya
dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang
kompetitif.
www.kemenkeu.go.id
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan
Integritas
kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan
Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan
berkualitas
benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral
Pelayanan
Profesionalisme
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan
kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat,
penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi
akurat dan aman
Sinergi
Kesempurnaan
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
menjadi dan memberikan yang terbaik
Struktur Organisasi
Kementerian Keuangan R.I
Menteri Keuangan
Wakil
Menteri Keuangan
Wakil
Menteri Keuangan
Inspektorat Jenderal
Staff Ahli Menteri
Sekretariat Jenderal
Direktorat Jenderal
Anggaran
Direktorat Jenderal
Pajak
Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai
Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara
Direktorat Jenderal
Perimbangan
Keuangan
Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang
Badan Pengawas
Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan
Badan Kebijakan
Fiskal
Badan Pendidikan
dan Pelatihan
Keuangan
Pusat
Pembinaan Akuntansi
dan Jasa Penilai
Pusat
Sistem Informasi dan
Teknologi Keuangan
Pusat
Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan
Pusat
Layanan Pengadaan
Secara Elektronik
Pusat
Investasi Pemerintah
Sekretariat
Pengadilan Pajak
Sekretariat Komite
Pengawasan Pajak
www.kemenkeu.go.id
Kementerian Keuangan mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan di
bidang keuangan dan kekayaan negara
dalam pemerintahan untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
(Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun
2010 Tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian
Muhamad Chatib Basri Anny Ratnawati
Bambang
Brodjonegoro
Menteri Keuangan
Wakil Menteri Keuangan
Wakil Menteri Keuangan
Berdasarkan UU No.17 tahun 2003, Menteri Keuangan memiliki
kekuasaan dalam pengelolaan keuangan negara yaitu, sebagai
pengelola fiskal, menjadi wakil pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan, dan sebagai pengguna
anggaran/barang.
Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara)
Fungsi
• Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
keuangan dan kekayaan negara
• Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Keuangan
• Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal,
Menteri Keuangan memiliki tugas sebagai berikut:
• Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
Kementerian Keuangan
• Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
urusan Kementerian Keuangan di daerah
• Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN
• Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional
• Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran
• Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah
• Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan
• Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah
ditetapkan dengan Undang-Undang
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 184/PMK.01/2010
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Wakil
• Melaksanakan fungsi bendahara umum negara
Menteri Keuangan bertugas untuk membantu Menteri Keuangan
• Menyusun laporan keuangan yang merupakan
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan.
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
• Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal
berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Purwiyanto
Andin Hadiyanto
Rionald Silaban
Isa Rachmatarwata
Bobby Achirul Awal
Nazief
Staf Ahli Menteri
Keuangan Bidang
Pengeluaran Negara
Staf Ahli Menteri
Keuangan Bidang
Hubungan Ekonomi
Keuangan Internasional
Staf Ahli Bidang
Organisasi, Birokrasi dan
Teknologi Informasi
Staf Ahli Bidang Kebijakan
dan Regulasi Jasa
Keuangan dan Pasar
Modal
Staf Khusus Menteri
Keuangan Bidang IT
Tugas
Memberikan telaahan mengenai masalah-masalah di bidang
penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan
keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar
modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi secara keahlian,
dan memberikan penalaran pemecahan konsepsional atas petunjuk
Menteri
Fungsi
• Pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang
penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan
keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan
pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, serta
penyiapan penalaran secara konsepsional
• Penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas
inisiatif sendiri dan pemecahan persoalan secara mendasar dan
terpadu untuk bahan kebijakan Menteri sebagai penelaahan Staf
• Pemberian bantuan kepada Menteri dalam penyiapan bahan untuk
keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri
• Pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri
www.kemenkeu.go.id
Sekretariat
Jenderal
Tugas
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi
di lingkungan Kementerian Keuangan
Fungsi
• Koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan
• Koordinasi dan penyusunan rencana dan program
Kementerian Keuangan
• Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Keuangan
• Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana,
Kiagus Ahmad Badaruddin
Sekretaris Jenderal
kerja sama, dan hubungan masyarakat
• Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan
dan bantuan hukum
• Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara
Gedung E (Gedung Juanda 1),
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 344.9230, (021) 384.0651,
(021) 351.0055
F. (021) 384.4784
www.setjen.depkeu.go.id
Call Center
(021) 351.2221
Desk Info
(021) 386.1489
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri
Keuangan.
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Sekretariat Jenderal
memiliki beberapa Biro yang terdiri dari:
• Biro Perencanaan Keuangan
• Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
• Biro Hukum
• Biro Bantuan Hukum
• Biro Sumber Daya Manusia
• Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
• Biro Perlengkapan
• Biro Umum
• Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
• Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
• Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
www.kemenkeu.go.id
• Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Biro Perencanaan
• Pusat Investasi Pemerintah
dan Keuangan
• Sekretariat Pengadilan Pajak*
• Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan*
Organisasi dan Ketatalaksanaan
• Penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan
Sekretariat Jenderal juga membawahi beberapa badan atau pusat
berdasarkan usulan unit organisasi Eselon I
yang memiliki tugas dan fungsi khusus yang berbeda dengan
Biro. Badan atau Pusat dibentuk untuk melaksanakan tugas dari
Menteri Keuangan sehingga Badan atau Pusat ini bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Namun karena
pembinaan administratif dilakukan dibawah Sekretariat Jenderal,
Hukum
• Penelaahan Perumusan Rancangan Peraturan PerundangUndangan
• Pengelolaan dan pengembangan content dan penemuan
maka dalam struktur organisasi, Badan dan Pusat tersebut berada
kembali (Retreaval System) informasi peraturan perundang-
di dalam naungan Sekretariat Jenderal.
undangan bidang keuangan dan kekayaan negara melalui
website JDI Hukum.
* Berbeda dengan Pusat-Pusat yang lain, dalam kinerjanya
• Penerbitan pendapat hukum (Legal Opinion) atas:
Sekretariat Pengadilan Pajak dan Sekretariat Komite Pengawas
- Pinjaman/hibah luar negeri pemerintah
Perpajakan tidak bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.
- Purchase Agreement/Indenture/Subsricption Agreement/
Secara operasional Sekretariat Pengadilan Pajak berada di
Sertificate of Authorization untuk penerbitan/penjualan
bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan Pajak.
Surat Utang Negara dalam Valuta Asing di pasar perdana
Sedangkan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, secara
internasional
fungsional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Ketua Komite Pengawas Perpajakan. Namun secara administratif
keduanya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris Jenderal.
Layanan Unggulan
Perencanaan dan Keuangan
• Penyelesaian usulan revisi satuan anggaran per satuan kerja
(SAPSK)/Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 20XY Kementerian Keuangan BA 15 pada Biro
Perencanaan dan Keuangan
• Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) di lingkungan
Sekretariat Jenderal
• Bimbingan teknis penyelenggaraan SAI dan penyusunan
laporan keuangan, serta pendampingan pemeriksaan BPK
- Certificate Purchase Agreement/Declaration of Trust
untuk penerbitan/penjualan Surat Berharga Syariah
Hubungan Masyarakat (saat ini menjadi Biro Komunikasi dan
Layanan Informasi)
Negara dalam Valuta Asing di pasar perdana internasional.
• Pengelolaan dan pengembangan news website
Penerbitan pendapat hukum (Legal Opinion) Atas Surat
• Penyiapan dan penyelenggaraan konferensi pers
Jaminan Pemerintah (Letter Of Guarantee (LOG)), Surat
• Penyusunan resume berita harian
Persetujuan Pemerintah (Letter Of Consent(LOC)) Atas
Perjanjian Kredit (Loan Agreement) PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) dalam rangka pembangunan
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan
bakar batubara untuk proyek 10.000 MW.
Bantuan Hukum
• Pendampingan menteri/pejabat/pegawai dan/atau mantan
menteri/pejabat/pegawai Kementerian Keuangan dalam
Umum
• Penatausahaan dan pelaporan pembayaran langsung belanja
pegawai dan non belanja pegawai.
• Penatausahaan produk hukum peraturan menteri keuangan
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
• Pelayanan penyelesaian perizinan akuntan publik dan penilai
publik
kasus hukum.
Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik
Sumber Daya Manusia
• Proses penyelesaian kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Keuangan
• Pelayanan helpdesk pada LPSE
• Pelayanan verifikasi calon penyedia pada LPSE
• Pembentukan admin agency pada Kementerian/Lembaga
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Anggaran
ASKOLANI
Direktur Jenderal Anggaran
Gedung “D” (Gedung Sutikno Slamet), Lt. 4
Jl. Dr. Wahidin Raya No.1
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 384.9315
F. (021) 384.7157
www.anggaran.depkeu.go.id
Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang penganggaran
Negara Bukan Pajak (PNBP) atau revisi yang berlaku bagi
Kementerian/Lembaga
• Penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP pada
Kementerian/Lembaga untuk RAPBN tahun anggaran yang
Fungsi
• Perumusan kebijakan di bidang penganggaran
akan datang atau revisi target dan pagu penggunaan PNBP
untuk APBNP tahun anggaran berjalan
• Pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
penganggaran
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penganggaran
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
Anggaran membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari:
• Sekretariat Direktorat Jenderal
• Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
• Direktorat Anggaran I
• Direktorat Anggaran II
• Direktorat Anggaran III
• Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak
• Direktorat Sistem Penganggaran
• Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran
Layanan Unggulan
• Pelayanan penyelesaian Peraturan Presiden (Perpes)
tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat beserta
lampirannya (SAPSK)
• Pelayanan penyelesaian revisi SAPSK (non Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP)
• Pelayanan penyelesaian Standar Biaya Khusus (SBK)
• Pelayanan penyusunan konsep Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) tentang jenis dan tarif atas Penerimaan
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Pajak
A. Fuad Rahmany
Direktur Jenderal Pajak
Gedung Utama
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 40-42
Jakarta 12190
T. (021) 529.60791
F. (021) 520.3184
www.pajak.go.id
Email Pengaduan
[email protected]
Kring Pajak, Call Center
(021) 500.200
SMS Center
0813 178 PAJAK (0813 178 72525)
Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang perpajakan
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• Pelayanan penyelesaian permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Pelayanan penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan
Fungsi
• Perumusan kebijakan di bidang perpajakan
• Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
perpajakan
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perpajakan
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak
Pajak (SPMKP)
• Pelayanan penyelesaian permohonan keberatan penetapan
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah
• Pelayanan penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB)
Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
• Pelayanan penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB
• Pelayanan pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian
Kantor
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
Pajak membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari:
• Sekretariat Direktorat Jenderal
• Pelayanan penyelesaian Mutasi Seluruhnya Obyek dan Subjek
PBB
• Pelayanan penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas
(SKB) Pemotongan PPh Pasal 23
• Direktorat Peraturan Perpajakan I
• Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas
• Direktorat Peraturan Perpajakan II
(SKB) pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan
• Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun
• Direktorat Intelijen dan Penyidikan
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
• Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian
• Direktorat Keberatan dan Banding
• Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
• Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
• Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan
• Direktorat Kepatuhan Internal dan transformasi Sumber Daya
Aparatur
• Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
• Direktorat Transformasi Bisnis
• Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas
(SKB) PPh atas pnghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/
atau bangunan
• Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas
(SKB) PPN atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu
• Pelayanan penyelesaian permohonan keberatan Pajak Bumi
dan Bangunan
• Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi
• Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan atau
Layanan Unggulan
pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar
• Pelayanan penyelesaian permohonan pendaftaran Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Pelayanan penyelesaian permohonan pengukuhan
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Bea Dan
Cukai
Agung Kuswandono
Tugas
Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Melaksanakan sebagian tugas pokok
Kementrian Keuangan di bidang
kepabeanan dan cukai, berdasarkan
Gedung Utama
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Jl. Achmad Yani
Menteri dan mengamankan kebijaksanaan
T. (021) 489.0308 ext 821/822
F. (021) 475.0805
www.beacukai.go.id
pemerintah yang berkaitan dengan lalu
lintas barang yang masuk atau keluar
Daerah Pabean dan pemungutan Bea
Masuk dan Cukai serta pungutan negara
lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku
Fungsi
• Perumusan kebijakan di bidang
kepabeanan dan cukai
• Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai
Jaminan (SPPJ), dan Pengembalian Jaminan dalam rangka
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
KITE
kepabeanan dan cukai
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kepabeanan dan cukai
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
• Pelayanan penerbitan SK pembebasan dalam rangka KITE
dengan menggunakan media penyimpan data elektronik
• Pelayanan penerbitan Nomor Induk Perusahaan (NIPER)
dalam rangka KITE secara manual
• Pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai Jalur
Susunan Organisasi
MITA prioritas dengan PIB yang disampaikan melalui sistem
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal Bea
PDE Kepabeanan
Cukai membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari:
• Pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai jalur
• Sekretariat Direktorat Jenderal
hijau dengan PIB yang disampaikan melalui sistem PDE
• Direktorat Teknis Kepabeanan
kepabeanan
• Direktorat Fasilitas Kepabeanan
• Direktorat Cukai
• Direktorat Penindakan dan Penyidikan
• Direktorat Audit
• Pelayanan pengembalian bea masuk berdasarkan putusan
pengadilan pajak pada Kantor Pelayanan Utama tipe A
Tanjung Priok
• Pelayanan pemberian izin impor dengan penangguhan
• Direktorat Kepabeanan Internasional
pembayaran bea masuk, pajak dalam rangka impor dan/
• Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai
atau cukai (Vooruitslag) pada Kantor Pelayanan Utama tipe A
• Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai
Tanjung Priok
• Pelayanan pemberian persetujuan pemberitahuan
Layanan Unggulan
• Pelayanan pembebasan bea masuk atas impor bibit dan
pendahuluan (Pre-Notification) pada Kantor Pelayanan Utama
Tipe A Tanjung Priok
benih untuk pembangunan dan pengembangan industri
• Pelayanan penyelesaian barang awak sarana pengangkut
pertanian, peternakan dan perikanan
• Pelayanan penyelesaian barang pribadi penumpang yang
• Pelayanan pembebasan bea masuk atas impor barang
berdasarkan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contracts)
minyak dan gas bumi
• Pelayanan pemberian keringanan bea masuk atas impor
barang dalam rangka pembangunan/pengembangan
industri/industri jasa
• Pelayanan permohonan penyediaan pita cukai minuman
mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA)
• Pelayanan pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) secara
manual
• Pelayanan laporan penyelesaian barang/bahan asal impor
(BCL.KT01), Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian
tiba bersama penumpang
• Pelayanan penyelesaian barang pribadi penumpang yang
tidak tiba bersama penumpang dengan menggunakan
customs declaration
• Pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang bagi
pengguna jasa internal DJBC
• Pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang bagi
pengguna jasa eksternal DJBC
• Pelayanan permohonan penyediaan pita cukai hasil tembakau
(P3C) pengajuan awal secara elektronik
• Pelayanan pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) secara
elektronik
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan
Marwanto Harjowiryono
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Gedung Perbendaharaan I
(Gedung Prijadi Praptosuhardjo I),
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 384.2234, (021) 345.0959,
(021) 344.9230
F. (021) 345.7490
www.perbendaharaan.go.id
Pengaduan
(021) 381.4411
[email protected]
Ditjen Perbendaharaan melaksanakan pelayanan terhadap
• Direktorat Sistem Perbendaharaan
pencairan anggaran, penatausahaan penerimaan negara, serta
• Direktorat Transformasi Perbendaharaan
pertanggungjawaban APBN dalam bentuk laporan keuangan.
Layanan Unggulan
Ditjen Perbendaharaan juga mengemban tugas sebagai
Dengan diprogramkannya Layanan Unggulan diharapkan seluruh
pengelola kas negara. Pengelolaan kas negara dilakukan agar
Kanwil Ditjen Perbendaharaan mampu memberikan layanan
tidak terjadi idle money yang mengakibatkan hilangnya potensi
publik yang sekurang-kurangnya memenuhi kaidah kepastian
penerimaan negara karena timbulnya biaya kesempatan
layanan, transparan, norma waktu yang jelas (cepat), akuntabel,
(opportunity cost).
dan tanpa biaya.
• Pelayanan penelaahan dan pengesahan Daftar Isian
Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang perbendaharaan negara
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat
• Pelayanan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) Belanja non pegawai (UP/TUP/GUP/LS) pada KPPN
percontohan
Fungsi
• Perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara
• Pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perbendaharaan negara
• Pelayanan revisi DIPA pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
• Pelayanan pengajuan permintaan ambahan Uang Persediaan
(TUP) padakantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
• Pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbendaharaan negara
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan membawahi beberapa direktorat yang terdiri
dari:
• Sekretariat Direktorat Jenderal
• Direktorat Pelaksanaan Anggaran
• Direktorat Pengelolaan Kas Negara
• Direktorat Sistem Manajemen Investasi
• Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
• Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Kekayaan
Negara
Hadiyanto
Direktur Jenderal Kekayaan Negara
Gedung PAIK
(Gedung Syafrudin Prawiranegara)
Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 344.9230,
F. (021) 384.7742, (021) 344.8390
www.djkn.depkeu.go.id
Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
• Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Berupa
Tanah dan/atau Bangunan pada Kantor Pusat DJKN
teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang
• Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara berupa
Fungsi
• Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara berupa
tanah dan/atau bangunan pada Kantor Wilayah DJKN
• Perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang
negara,dan lelang
• Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang
negara, dan lelang
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
kekayaan negara, piutang negara, dan lelang
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan
negara, piutang negara dan lelang
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
tanah dan/atau bangunan pada KPKNL
• Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau
bangunan pada Kantor Pusat DJKN
• Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau
bangunan pada Kantor Wilayah DJKN
• Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/
atau bangunan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL)
• Penerbitan surat pernyataan piutang negara lunas/selesai
• Penyetoran hasil bersih lelang kepada penjual melalui
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara membawahi beberapa direktorat yang terdiri
bendahara penerimaan
• Pelayanan permohonan penebusan barang jaminan senilai/di
atas nilai pengikatan
dari:
• Sekretariat Direktorat Jenderal
• Direktorat Barang Milik Negara
• Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan
• Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain
• Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi
• Direktorat Penilaian
• Direktorat Lelang
• Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat
Layanan Unggulan
• Pelayanan permohonan keringanan utang pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
• Pelayanan Permohonan Keringanan Utang pada KPKNL
• Pelayanan Permohonan Penarikan Pengurusan Piutang
Negara
• Pelayanan Pelaksanaan Lelang
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Perimbangan
Keuangan
Boediarso Teguh Widodo
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Gedung ”D” (Gedung Sutikno Slamet),
Lt. 16
Jl. Dr. Wahidin Raya No.1
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 350.9442, (021) 343.57758
F. (021) 350.9443
www.djpk.depkeu.go.id
Tugas
semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
Keuangan
teknis di bidang perimbangan keuangan
Susunan Organisasi
Fungsi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
• Perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan
Perimbangan Jeuangan membawahi beberapa direktorat yang
• Pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan
terdiri dari:
• Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
perimbangan keuangan
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perimbangan keuangan
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan
Kewenangan
Dari fungsi tersebut, DJPK memiliki kewenangan untuk:
• Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah
• Sekretariat Direktorat Jenderal
• Direktorat Dana Perimbangan
• Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah
• Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan
Daerah
Layanan Unggulan
• Pelayanan penghitungan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU)
• Pelayanan penghitungan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK)
per daerah
Pusat dan Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
• Pelayanan penghitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) SDA
oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
• Pelayanan penghitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) pajak
perundang-undangan yang berlaku
• Pelayanan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang
• Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan
teknis, pemantauan, analisis, dan evaluasi di bidang pajak
daerah dan retribusi daerah
pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
• Pelayanan penerbitan Surat Perintah Pembayaran (SPP), Surat
Perintah Membayar (SPM) transfer ke daerah
• Menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi,
perhitungan alokasi, standardisasi, bimbingan teknis,
pemantauan dan evaluasi di bidang belanja untuk daerah
(Dana Perimbangan dan Dana Otonomi khusus)
• Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan
teknis, pemantauan, dan evaluasi di bidang pinjaman, hibah
dan kapasitas daerah
• Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan
teknis, pemantauan, dan evaluasi pendanaan daerah serta
penyelenggaraan informasi keuangan daerah
• Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada
www.kemenkeu.go.id
Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Utang
Robert Pakpahan
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang
Gedung A.A. Maramis II
(d/h. Gedung Utama)
Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 381.0175, 350.0841
F. (021) 384.6635
www.dmo.or.id
Pemerintah Indonesia menerapkan anggaran defisit untuk
• Direktorat Pinjaman dan Hibah
memacu pertumbuhan ekonomi. Sumber pembiayaan defisit
• Direktorat Surat Utang Negara
anggaran sampai saat ini masih didominasi oleh utang, yaitu
• Direktorat Pembiayaan Syariah
melalui penerbitan surat berharga dan pengadaan pinjaman
• Direktorat Strategi dan Portofolio Utang
Pemerintah. Di samping untuk menutup defisit anggaran, utang
• Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen
juga dimanfaatkan untuk membiayai investasi Pemerintah dan
penjaminan.
Layanan Unggulan
• Pelayanan pengadaan pinjaman program
Dengan demikian, jumlah utang dapat lebih tinggi dari besaran
defisit anggaran. Pengelolaan utang perlu dilakukan secara
efektif, efisien, dan akuntabel. Untuk mencapainya, Direktorat
Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) menyusun suatu pedoman
pengelolaan utang jangka menengah. Dokumen ini memuat
target portofolio dan risiko utang yang hendak dicapai pada akhir
• Pelayanan lelang Surat Utang Negara di pasar perdana dan
penyelesaian transaksinya
• Pelayanan penerbitan/penjualan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) di pasar perdana
• Dalam negeri dengan cara bookbuilding dan penyelesaian
transaksinya
periode dan disertai pernyataan strategis.
Tugas
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pengelolaan utang
Fungsi
• Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang
• Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang
• Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengelolaan utang
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengelolaan utang
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal
Pengelolaan Utang membawahi beberapa direktorat yang terdiri
dari:
• Sekretariat Direktorat Jenderal
www.kemenkeu.go.id
Inspektorat
Jenderal
V. Sonny Loho
Inspektur Jenderal
Gedung “F” (Gedung Juanda II), Lt. 6
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710
Kotak Pos 21
T. (021) 345.4236
F. (021) 352.3252
www.itjen.depkeu.go.id
www.wise.depkeu.go.id
SMS Pengaduan
Ketik INFO kirim ke 0815.9966662
Peran intern audit menurut the Institute of Internal Auditors
Susunan Organisasi
adalah untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Inspektorat Jenderal
risiko, pengendalian, dan tata kelolaorganisasi. Untuk
dibagi menjadi beberapa direktorat yang terdiri dari:
mewujudkannya, Itjen terus melakukan transformasi proses
• Persentase Sekretariat Inspektorat Jenderal;
bisnis. Transformasi ditempuh melalui perubahan mindset dari
• Inspektorat I
suatu lembaga yang memiliki kemampuan untuk menyingkap
• Inspektorat II
kekurangan, kelemahan, dan penyimpangan, menjadi lembaga
• Inspektorat III
yang menyodorkan solusi atas masalah yang dihadapi.
• Inspektorat IV
• Inspektorat V
Peran konsultatif lebih dikedepankan Itjen dengan memposisikan
• Inspektorat VI
diri sebagai strategic business partner bagi Eselon I lain. Output
• Inspektorat VII
akhir dari pengawasan bukan lagi sekedar jumlah temuan,
• Inspektorat Bidang Investigasi.
namun sejumlah policy recommendation yang dapat mengatasi
permasalahan utama dari tiap TPU.
Layanan Unggulan
Pelayanan pengaduan masyarakat pada Inspektorat Jenderal
Tugas
Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Keuangan
Fungsi
• Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Keuangan
• Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Keuangan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya
• Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri Keuangan
• Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan
Kementerian Keuangan;
• Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal
www.kemenkeu.go.id
Badan Kebijakan
Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan salah satu perangkat kebijakan
ekonomi makro untuk dapat mencapai sasaran pembangunan.
Melalui kebijakan fiskal yang ditetapkan, pemerintah Republik
Indonesia tengah berupaya melakukan peningkatan dalam
hal kesejahteraan rakyat, pertumbuhan ekonomi dan untuk
peningkatan pembangunan.
BKF selalu bersinergi dan berkoordinasi dengan instansi lain
dalam lingkup internal maupun eksternal Kementerian Keuangan.
Hal ini ditempuh dalam rangka akselerasi penciptaan stabilitas
ekonomi makro secara berkesinambungan untuk mempercepat
upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Tugas
Badan Kebijakan Fiskal mempunyai tugas melaksanakan analisis
di bidang kebijakan fiskal
Andin Hadiyanto
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Fungsi
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis di
bidang kebijakan fiskal
Gedung “B” (Gedung R.M. Notohamiprodjo)
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 348.33486
• Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi di bidang
kebijakan fiskal
• Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis di
bidang kebijakan fiskal
• Pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal
F. (021) 384.8049
www.fiskal.depkeu.go.id
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, BKF dibagi menjadi
beberapa direktorat yang terdiri dari:
• Sekretariat Badan
• Pusat Kebijakan Pendapatan Negara
• Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
• Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
• Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal
• Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
• Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral
www.kemenkeu.go.id
Badan Pendidikan
dan Pelatihan
Keuangan
Tugas
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan
negara
Fungsi
• Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara
• Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan
negara
• Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara
• Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan
Susunan Organisasi
Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, BPPK dibagi menjadi
beberapa direktorat yang terdiri dari:
Kamil Sjoeib
Kepala Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan
• Sekretariat Badan
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber
Daya Manusia
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan
Jl. Purnawarman No. 99
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12110
T. (021) 739.4666, (021) 722.3009
F. (021) 726.1775
www.bppk.depkeu.go.id
Perbendaharaan
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan
Perimbangan Keuangan
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum
Layanan Unggulan
• Ujian Saringan Masuk Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN)
• Seleksi program pascasarjana
• Pemanfaatan e-learning BPPK
www.kemenkeu.go.id
Menteri Keuangan Republik Indonesia
22.04.2013 - sekarang
Kabinet Indonesia Bersatu II
22.04.2013 - 21.05.2014
Muhamad Chatib Basri
Kabinet Indonesia Bersatu II
20.05.2010 - 22.04.2013
(Plt. Menteri Keuangan)
Kabinet Indonesia Bersatu II
07.12.2005 - 20.05.2010
Hatta Rajasa
Agus D.W. Martowardojo
Kabinet Indonesia Bersatu
29.10.1999 - 28.08.2000
Sri Mulyani Indrawati
Kabinet Persatuan Nasional
23.05.1998 – 09.10.1999
Bambang Sudibyo
Kabinet Reformasi
16.03.1998 – 23.05.1998
Pembangunan
Kabinet Pembangunan VII
.03.1993 – .03.1998
Bambang Subianto
Fuad Bawazier
Kabinet Pembangunan VI
Mar’ie Muhammad
17.10.1967 - 06.06.1968
Kabinet Ampera yang
25 .07.1966 - 17.10.1967
disempurnakan
Kabinet Ampera
28.03.1966 - 25.07.1966
Frans Seda
Frans Seda
Kabinet Dwikora yang
27.08.1964 - 28.03.1966
disempurnakan
Kabinet Dwikora
(Koordinator)
(Koordinator)
Sumarno
Sumarno
09.04.1957 - 10.07.1959
Kabinet Karya
24.03.1956 – 09.04.1957
Sutikno Slamet
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
12.08.1955 – 24.03.1956
Jusuf Wibisono
Kabinet Burhanuddin
30.07.1953 – 12.08.1955
Harahap
Kabinet Ali Sastroamidjojo I
Sumitro Djojohadikusumo
Ong Eng Die
21.01.1950 – 06.09.1951
Kabinet Halim
Lukman Hakim
20.12.1949 – 06.09.1950
Kabinet R.I.S.
14.11.1945 – 12.03.1946
Sjafruddin Prawiranegara
Kabinet Sjahrir I
14.11.1945 – 12.03.1946
Surachman Tjokrodisurjo
Kabinet Sjahrir I
Sunarjo Kolopaking
diganti oleh
Surachman Tjokrodisurjo
21.10.2004 - 07.12.2005
Kabinet Indonesia Bersatu
10.08.2001- 21.10.2004
Jusuf Anwar
Kabinet Gotong Royong
13.07.2001 - 10.08.2001
Boediono
Kabinet Persatuan Nasional
28.08.2000 – 13.07.2001
Rizal Ramli
Kabinet Persatuan Nasional
03.1988 - 1993
Prijadi Praptosuhardjo
Kabinet Pembangunan V
31.03.1983 – 21.03.1988
Johannes Baptista
Kabinet Pembangunan IV
27.03.1973 – 31.03.1983
Sumarlin
Radius Prawiro
Kabinet Pembangunan II
06.06.1968 - 27.03.1973
Ali Wardhana
Kabinet Pembangunan I
& Menteri Muda Keuangan
Nasruddin Sumintapura
Ali Wardhana
13.11.1963 – 27.08.1964
Kabinet Kerja IV
06.03.1962 – 13.11.1963
(Koordinator)
Kabinet Kerja III
18.02.1960 – 06.03.1962
Sumarno
R.M Notohamiprodjo
Kabinet Kerja II
10.07.1959 - 18.02.1960
H. Djuanda &
Kabinet Kerja I
R.M Notohamiprodjo
H. Djuanda
03.04.1952 – 30.07.1953
Kabinet Wilopo
27.04.1951 – 03.04.1952
Sumitro Djojohadikusumo
Kabinet Sukiman-Suwirjo
Jusuf Wibisono
19.08.1945 – 14.11.1945
Kabinet Presidensial
Samsi
diganti oleh
A. A Maramis
06.09.1950 – 27.04.1951
Kabinet Natsir
20.09.1949 – 21.01.1950
(Kabinet Negara Kesatuan
Kabinet Susanto
yang pertama)
Lukman Hakim
Sjafrudin Prawiranegara
Gedung Keuangan Negara
Gedung Keuangan Negara (GKN) merupakan kantor perwakilan vertikal Kementerian Keuangan yang terletak di beberapa daerah di
Indonesia. GKN memiliki tugas dan fungsi sebagai perwakilan Kementerian Keuangan dalam memberikan pelayanan masyarakat serta
penyelenggaraan urusan bidang keuangan dan kekayaan negara di daerah bersangkutan.
GKN tersebar di 16 ibukota propinsi dan 4 ibukota kabupaten/ kota. Seluruh GKN tersebut secara administratif berada dibawah koordinasi
unit Sekretariat Jenderal, dan pembinaannya selama ini dilaksanakan oleh Biro Perlengkapan.
Sedangkan untuk pengelolaan GKN di daerah, telah diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 124/KMK.01/1983 tanggal 7
Februari 1983 tentang kedudukan, Tugas/Kewajiban dan Tanggung Jawab Kepala Perwakilan Departemen Keuangan dan Kepala Rumah
Tangga GKN.
GKN Ambon
GKN Jayapura
GKN Semarang II
Jl. Raya Pattimura No. 18 Ambon
Jl. A. Yani No. 8 Jayapura , Prov. Papua
Jl. Imam Bonjol No. 1d Semarang
T. 0911311373
T. 0967537102
T. 0243542161
F. 0911344354
F. 0967353963
F. 0243567922
GKN Balikpapan
GKN Kupang
GKN Singaraja
Jl. A. Yani No. 68 Balikpapan
Jl. El- Tari II Walikota-Baru Kupang
Jl. Udayana No. 10 Singaraja
T. 0542420285
T. 0380823501
T. 036227380
F. 0542428768
F. 0380823509
F. 036226595
GKN Banda Aceh
GKN Manado
GKN Sorong
Jl. Tgk. Chik Di Tiro, Desa Kampung Ateuk
Jl. Bethesa No. 6-8
Jl. Basuki Rachmat KM.7 Sorong
T. 065131070
T. 042621279
T. 0951321096
F. 065131069
F. 0431853128/863713
F. 0951321263
GKN Bandung
GKN Makassar
GKN Surabaya I
Jl. Asia Afrika No. 114 Kelurahan Cikawao
Jl. Urip Sumiharjo Km. 4 Makassar
Jl. Indrapura No. 5 Surabaya
Kec. Lengkong,Kodya Bandung 4062
T. 041456954
T. 0313525229
T. 0224230129
F. 0411456853
F. 0313523096
GKN Medan
GKN Surabaya II
GKN Biak
Jl. Pangeran Diponegoro No. 30 A Medan
Jl. Dinoyo No. 111 Surabaya
Jl. Majapahit No. 1 Biak
T. 0614153035
T. 0315615395
T. 09812611
F. 0614538638
F. 0315615389
F. 0224207148
F. 098121367
GKN Palembang
GKN Yogyakarta
GKN Denpasar I
Jl.Kapten A. Rivai Nomor 4 Palembang
Jl. Kusumanegara No. 11 Yogyakarta
Jl Dr. Kusuma Atmaja, Renon Denpasar
T. 0711317146
T. 0274512304
T. 0361236616
F. 0711358158
F. 0274512305
F. 0361263892/233364
GKN Semarang I
GKN Denpasar II
Jl. Pemuda No. 2 Semarang
Jl. Kapten Tantular No. 4 Denpasar
T. 0243515989
T. 0361263891
F. 0243514782
F. 0361222844/3523096
www.kemenkeu.go.id
Diterbitkan oleh
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan
Gedung E (Gedung Juanda I), Lt. 11
Jl. Dr.Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710
T. (021) 350.0849
F. (021) 3844784
www.kemenkeu.go.id
Oktober 2014
Download