PERBAIKAN CITRA PEMBULUH DARAH DALAM FOTO FUNDUS DIGITAL DENGAN MULTISCALE LINE OPERATOR Agus Zainal Arifin1, Dwi Izzatul Millah1 1 Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 60111, Indonesia E-mail : [email protected], [email protected] Abstrak Pembuluh darah pada foto fundus digital menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Foto fundus digital memiliki perpendaran cahaya yang tidak merata pada pelatarannya dan memiliki lebar pembuluh darah yang bervariasi. Oleh karena itu, perbaikan dan segmentasi pada foto fundus digital sangat penting untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tugas akhir ini bertujuan untuk memperbaiki citra pembuluh darah pada foto fundus digital dengan multiscale line operator. Pada tahap preprocessing, dilakukan top-hat dan pembuatan mask pada citra untuk mengatasi perpendaran cahaya (illumination) pada background foto dan menutupi garis batas lingkaran retina. Selanjutnya multiscale line operator diaplikasikan dengan gaussian pyramid level dua pada citra hasil preprocessing. Setelah itu, penghilangan noise dilakukan pada citra hasil multiscale line operator. Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada sepuluh citra, pembuluh darah pada foto fundus digital terlihat sangat jelas. Citra hasil perbaikan tersebut dibandingkan dengan ground truth-ya dan menghasilkan nilai akurasi rata-rata 93.11%. Kata Kunci: foto fundus digital, line operator, gaussian pyramid, strength, citra retina. 1. PENDAHULUAN Segmentasi pada pembuluh darah retina merupakan tugas penting bagi banyak jenis foto medis. Hal ini dikarenakan perubahan dari struktur pembuluh darah menandakan adanya penyakit [1]. Satu metode segmentasi saja tidak cukup untuk dapat mengekstraksi pembuluh darah sehingga memperoleh hasil terbaik [2]. Oleh karena itu, perlu dipahami jenis foto dan metode pengolahan foto yang akan digunakan, baik dari kelebihan maupun kekurangannya. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mendeteksi dan melacak pembuluh darah pada retina, seperti : adaptive thresholding, edge detection, line operator, dan lain-lain [1]. Adaptive thresholding memilih batas ambang secara independent pada setiap piksel berdasarkan informasi lokal atau global. Akan tetapi, masalah utama yang harus diatasi pada foto fundus digital adalah adanya perbedaan perpendaran cahaya (illumination) pada background foto akibat penggunaan flash pada fotografi fundus [1]. Selain itu, foto fundus digital umumnya mengandung pembuluh darah retina yang memiliki lebar yang bervariasi. Oleh karena itu, digunakan metode multiscale karena dapat mengatasi masalah ini. Metode multiscale yang relatif mudah adalah multiscale line operator [3]. Metode ini telah digunakan dalam mendeteksi struktur linear dalam mammogram dengan hasil yang memuaskan [3]. Dalam segmentasi pembuluh darah pada citra retina, multiscale line operator diharapkan dapat bekerja dengan baik sehingga mampu mengatasi tingkat perpendaran cahaya yang tidak merata dan struktur linear dari pembuluh darah dengan lebar bervariasi. Metode ini juga memiliki keuntungan tambahan karena sederhana secara konseptual dan relatif cepat [1]. Makalah ini membahas tentang perbaikan citra pembuluh darah retina pada foto fundus digital. Perbaikan yang dilakukan dengan mensegmentasi pembuluh darah pada retina dengan menggunakan metode multiscale line operator. 2. METODE 2.1. PENENTUAN FIELD OF VIEW Penentuan field of view digunakan untuk untuk mengatasi perpendaran cahaya pada background foto dan menghilangkan bidang (gelap) di luar lubang lensa kamera. Dalam hal ini, penentuan field of view dilakukan dengan mengaplikasikan top-hat pada citra retina yang telah dikonversi menjadi grayscale. Selain itu, dilakukan pembuatan mask dengan deteksi tepi ‘Sobel’. Mask digunakan untuk menutupi garis batas lingkaran retina. 2.2. MULTISCALE LINE OPERATOR Multiscale line operator adalah metode pendeteksian garis yang dapat mendeteksi garis dengan lebar yang bermacam-macam. Multiscale line operator merupakan pengembangan dari algoritma line operator dengan mengaplikasikan algoritma line operator pada hasil multiscale analysis. Algoritma line operator telah digunakan untuk mendeteksi linear structure pada citra mammographic bersama dengan metode pendeteksian garis yang lain [3]. Setelah dibandingkan 1 dengan beberapa metode, algoritma line operator ternyata memiliki hasil yang baik dari segi signal to noise, keakurasian lebar garis, dan localization. Algoritma line operator membutuhkan dua parameter yaitu sudut ( θ ) dan panjang (M) [4]. Sudut berfungsi untuk mengontrol besar dan banyak putaran yang akan dianalisis, besar sudut tiap putaran adalah pertambahan dari besar sudut sekarang dan sebelumnya, sampai dengan batas 180 derajat, sedangkan panjang berfungsi untuk membuat moving window dengan panjang (M). Jika sudut yang digunakan adalah 12 dan panjang M adalah 5, maka algoritma line operator akan mengatur banyak putaran sebanyak 12 kali dengan besar sudut 0, 15, 30,45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150, dan 165 derajat, sedangkan besar moving window yang digunakan berukuran 5 x 5. Moving window berukuran 5 x 5 tersebut akan diaplikasikan terhadap citra untuk mengambil tiap piksel dan 24 buah tetangga yang mengelilingi piksel tersebut. Algoritma line operator menghitung nilai strength dari setiap piksel (x,y) pada sebuah citra dengan cara mengurangkan nilai foreground terhadap nilai background. Gambar 1 merupakan kernel dari foreground dan background. Pada Gambar 1 menunjukkan (a) kernel foreground dan (b) kernel background. Lingkaran yang terdapat pada Gambar 1 merupakan representasi dari piksel dalam kernel, lingkaran yang berwarna gelap adalah lingkaran yang nilai pikselnya dihitung, sedangkan lingkaran yang berwarna terang adalah lingkaran yang nilai pikselnya diabaikan. M adalah panjang kernel. Pada Gambar 1, nilai M adalah 9. Setiap lingkaran hitam pada kernel foreground bernilai 1/M sedangkan untuk kernel background bernilai 1/M2 dan lingkaran yang bewarna terang mempunyai nilai 0 (nol). Untuk setiap sudut θ , foreground mempunyai panjang M dan lebar satu piksel. Nilai dari foreground pada tiap sudut θ , F(x,y, θ ) adalah jumlah dari piksel yang dikalikan dengan kernel foreground. Sama seperti nilai foreground, nilai dari background pada sudut θ , B(x,y, θ ) adalah jumlah dari piksel yang dikalikan dengan kernel background. Nilai strength S(x,y) adalah nilai tertinggi dari hasil pengurangan antara foreground dengan background pada beberapa sudut, seperti yang terdapat pada Persamaan 1. 𝑆(𝑥, 𝑦) = max{𝐹(𝑥, 𝑦, 𝜃) − 𝐵(𝑥, 𝑦, 𝜃)}. 𝜃∈ Θ garis pasti mempunyai lebar (width) yang berbedabeda, untuk mengestimasi hal tersebut maka diperlukan metode multiscale analysis. Salah satu metode untuk menyelesaikan permasalahan multiscale analysis adalah gaussian pyramid. Gaussian pyramid adalah pemrosesan sebuah citra dimana sebuah citra akan diperhalus dan di-subsampling secara berangsur-angsur sebanyak nilai level yang diinginkan. Gaussian pyramid terdiri dari dua tahapan, yaitu reduce dan expand. Reduce berfungsi untuk memperkecil ukuran citra M × N menjadi ½M × ½N. Sedangkan expand berfungsi untuk memperbesar ukuran citra dari (M+1) × (N+1) kebentuk (2M+1) × (2N+1) dengan melakukan interpolasi terhadap nilai node yang baru berdasarkan nilai yang sudah ada. Fungsi expand diterapkan pada citra hasil reduce untuk mengembalikan ke dalam ukuran yang sebelumnya. Pada fungsi reduce, nilai tiap piksel dari tiap-tiap level pyramid pada citra 2D, dihitung menggunakan Persamaan 2. Sedangkan nilai tiap piksel pada pengaplikasian fungsi expand dihitung dengan Persamaan 3. (2) g l (i , j ) = ∑ ∑ w( m, n ) g l −1 ( 2i + m, 2 j + n ), mn i−m j−n g l ,n (ij ) = 4 ∑ ∑ w( m, n ) g l ,n −1 ( , ), mn 2 2 (3) dimana w(m,n) adalah generating kernel. Susunan 1 generating kernel yang terbentuk adalah [� − 4 𝑎2, 14, 𝑎,14 , 14−𝑎2]. Dimana nilai a adalah 0.4, karena bentuk kurva yang dihasilkan dari fungsi pemberat dengan nilai a = 0.4 mirip dengan fungsi Gaussian. 2.3. PENGHAPUSAN NOISE Penghapusan noise digunakan untuk menghapus area kecil pada citra keluaran multiscale line operator. Pada penghapusan noise, juga dilakukan penempelan mask yang telah didapatkan pada penentuan field of view, pada citra keluaran multiscale line operator yang telah dibinerisasi. (1) Untuk menghasilkan nilai yang baik pada pengaplikasian multiscale line operator, maka digunakan metode bilinear interpolation untuk memutar citra ketika sudut tidak 0 derajat. Setiap Gambar 1 Kernel foreground dan background. 2 3. HASIL UJI COBA Citra yang diuji dalam penelitian ini adalah foto fundus digital yang diambil dari data set ARIA (www.eyecharity.com/aria_online/). Citra uji coba tersebut disimpan dalam format jpg, tipe RGB, dengan ukuran 768x576 piksel, seperti yang terlihat pada Gambar 2. Jumlah citra uji coba yang digunakan adalah 10 buah. Implementasi program menggunakan Matlab 7.6. Citra uji coba tersebut digunakan sebagai data masukan pada sistem. Pertama, dilakukan penentuan field of view pada citra uji coba. Selanjutnya, dilakukan proses multiscale line operator pada citra hasil penentuan field of view. Kemudian citra hasil pemrosesan dengan multiscale line operator dihapus noise-nya. Untuk mengetahui tingkat akurasi dari metode multiscale line operator ini, sistem melakukan perhitungan akurasi antara citra hasil perbaikan dengan citra ground truth. Citra ground truth merupakan segmentasi pembuluh darah secara manual oleh para ahli. Perhitungan akurasi dalam penelitian ini menggunakan akurasi paradox, seperti pada Persamaan 4. 𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑇𝑃 + 𝑇𝑁 , 𝑇𝑃 + 𝐹𝑃 + 𝐹𝑁 + 𝑇𝑁 (4) dimana TP adalah jumlah piksel-piksel pembuluh darah yang terdeteksi dengan benar. FP adalah jumlah piksel-piksel tanpa pembuluh darah pada ground truth yang terdeteksi secara salah sebagai piksel-piksel pembuluh darah. FN adalah jumlah piksel-piksel pembuluh darah yang tidak terdeteksi. Sedangkan TN adalah jumlah pikselpiksel tanpa pembuluh darah yang secara benar diidentifikasi sebagai piksel-piksel tanpa pembuluh darah. (a) (b) (c) (d) Gambar 2 Citra uji coba dan hasil uji cobanya. Tabel 1 Hasil perhitungan akurasi terhadap citra uji coba Citra Akurasi K 92.22% L 93.71% M 91.70% N 92.50% O 93.16% P 92.76% Q 93.03% R 94.25% S 93.26% T 94.50% Rata-rata 93.11 % Gambar 2 menunjukkan (a) citra uji coba, (b) ground truth dari citra uji coba, (c) citra hasil multiscale line operator, dan (d) citra hasil penghapusan noise. Uji coba dilakukan dengan penentuan parameter pada multiscale line operator terlebih dahulu. Terdapat 3 parameter dalam multiscale line operator, yaitu ukuran moving window, jumlah orientasi, dan level yang digunakan. Pada uji coba ini digunakan ukuran moving window sebesar 5, jumlah orientasi sebanyak 6, dan level yang digunakan sebanyak 2. Akurasi yang diperoleh dari uji coba terhadap 10 citra uji coba ditunjukkan pada Tabel 1, dengan akurasi rata-rata 93.11%. 4. SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan yaitu : 1. Penentuan field of view dapat mengatasi perpendaran cahaya pada background foto dan menghilangkan bidang gelap di luar lubang lensa kamera. 2. Multiscale line operator secara efektif dapat memperbaiki pembuluh darah dalam foto fundus digital yang memiliki lebar bervariasi dengan akurasi yang tinggi. 3. Penghapusan noise dapat dilakukan dengan penghapusan area kecil pada citra biner menggunakan fungsi bwareaopen pada Matlab. 4. Parameter yang optimal dalam perbaikan citra pembuluh darah pada foto fundus digital dengan multiscale line opertor adalah ukuran moving window sebesar 5, jumlah orientasi sebanyak 6, dan level yang digunakan sebanyak 2, dengan akurasi rata-rata 93.11%. 5. Inisialisasi parameter moving window pada multiscle line operator mempengaruhi jumlah pembuluh darah yang terdeteksi. 3 6. Inisialisasi parameter level pada multiscale line operator mempengaruhi tingkat ketebalan pembuluh darah utama (besar) pada citra retina. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Farnell, D. J. J., F. N. Hatfield, P. Knox, M. Reakes, S. Spencer, D. Parry, S. P. Harding. 2008. Enhancement of Blood Vessels in Digital Fundus Photographs Via the Application of Multiscale Line Operators. Elsivier: Vol.345, Issue 7, pp. 748-765. [2] Kirbas, C., Francis K.H. Quek. 2002. A Review of Vessel Extraction Techniques and Algorithms. Ohio : Department of Computer Science and Engineering Wright State University, Dayton. [3] Zwiggelaar, R., S.M. Astley, C.R. Boggis, C.J. Taylor. 2004. Linear Structures in Mammographic Images: Detection and Classification. IEEE Trans Med. Imaging 23 1077-1086. [4] Arifin, A. Z., Lutfiani Ratna Dewi, Hudan Studiawan. 2009. Line Strength Measurement for Trabecular Bone Analysis of Mandible on Dental Panoramic Radiographs. Department of Informatics : Visual and Image Processing Laboratory. 4