SRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP

advertisement
SRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK
KOPERASI BMT BINTARO
Skripsi
Diajuakan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
OLEH :
NISA'UL KHASANAH
NIM. 207046100262
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2011 M
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK
KOPERASI BMT BINTARO
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
OLEH :
NISA'UL KHASANAH
NIM. 207046100262
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh,Lc.,MA
NIP. 197605312000031001
H. Qasim Arsyadani, SAg., M.Ag,
NIP. 19690629200811016
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT
BINTARO telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Maret 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 24 Maret 2011
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM
NIP. 195505051982031012
PANITIA UJIAN
1. Ketua
: Drs. Ahmad Yani, MA
NIP. 196404121994031002
(………….........)
2. Sekretaris
: Muhammad Syafi’i, SEI
(………….........)
3. Pembimbing I
: Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh,Lc.,MA
NIP. 197605312000031001
: H. Qasim Arsyadani, S.Ag.,MA
NIP. 19690629200811016
: J.M. Muslimin, MA.,Ph.D
NIP. 150295485
: Abdurrauf, Lc.,MA
NIP. 197312152005011002
(………….........)
4. Pembimbing II
5. Penguji I
6. Penguji II
(………….........)
(………….........)
(………….........)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 15 Maret 2011
Nisa’ul Khasanah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmad, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Shalawat dan salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman.
Sebagai insan yang tak lepas dari ketidaksempurnaan, penulis menyadari
skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK
KOPERASI BMT BINTARO ini masih banyak kekurangan, dikarenakan
keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan
serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Ah.
Azharruddin Latif, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Bapak
Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler.
i
3. Bapak DR. H. Asrorun Ni’am,Lc.,MA. Dan H. Qasim Arsyadani, S.Ag, M.Ag,
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Prasetya Mulya Bussiness
School dan perpustakaan Universitas Trisakti
atas penyediaan fasilitas
kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.
5. Bapak Muhammad Dian Ghazali selaku pendiri Koperasi BMT Bintaro yang telah
memberikan izin untuk peneliti untuk mengadakan penelitian di Koperasi BMT
Bintaro, Bapak Mangaraja P Nasution dan Bapak Muhammad Irfan yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mendapatkan informasi
dan data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian penulisan ini.
6. Kepada ayah yang selalu mendoakan secara tulus, memberikan semangat kasih
sayang dan dukungannya baik moril maupun materil. Dan kepada keluarga
terdekat penulis yang memberikan dukungan secara moril agar dapat selesainya
skripsi ini
7. Kepada sahabat-sahabat Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas A
(Uci, Anita, Kodrat, Ical, Alunk, Nahla, Dwi, Arma, Bili, Aul, Anggi, Arno dan
teman-teman seangkatan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu) dan
juga kepada Putro Satrio Nugroho (Putut) yang selalu memberikan saran,
mensuport, dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dan
ii
kepada Kak Fida yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu dalam
memberikan informasi dan sarannya dalam penulisan ini.
8. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani
perkuliahan di UIN hingga akhir.
Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, berharap apa yang
merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut;
penataan kalimat, penelusuran data setra penyajian data secara tuntutan teoritis dan
praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak
penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari dan
memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, semoga
yang telah penulis lakukan mendapat Ridha Allah SWT. Amin.
Jakarta, 15 Maret 2011
Nisa’ul Khasanah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4
D. Kajian Kepustakaan
5
E. Kerangka Teori
6
F. Metode Penelitian
8
G. Sistematika Penulisan.
10
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
12
B. Prinsip Syariah
19
C. Permintaan
21
D. Produk BMT
22
iv
BAB III
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO
A. Pofil Koperasi BMT Bintaro
35
B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro
36
C. Visi dan Misi
38
D. Prinsip Operasional
39
E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro
40
F. Struktur Organisasi
45
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP
SYARIAH
A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro
49
B. Prinsip Syariah
55
C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats)
BAB V
57
D. Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah
61
E. Perkembangan Koperasi BMT Bintaro
66
PENUTUP
A. Kesimpulan
70
B. Saran-saran
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
15
Gambar 1.2
23
Gambar 1.3
27
Gambar 1.4
28
Gambar 1.5
30
Gambar 1.6
31
Gambar 1.7
33
Gambar 1.8
46
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak zaman Rasulullah SAW ajaran Islam sudah memberikan prinsipprinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam aktivitas
perdagangan
permasalahan
dan
perekonomian.
muamalah
Oleh
kontemporer
karena
yang
itu,
harus
dalam
menghadapi
dilakukan
hanyalah
mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar ajaran Islam dalam bidang
ekonomi, dan kemudian mengidentifikasi semua hal yang dilarang dalam syariah
Islam. Setelah kedua hal ini dilakukan, kita dapat melakukan inovasi dan
kretivitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk memecahkan segala persoalan muamalah
kontemporer, termasuk persoalan perbankan.1
Penghindaran bunga (riba) merupakan salah satu tantangan yang dihadapi
dalam dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa
beberapa tahun belakangan para ekonom muslim telah mencurahkan perhatian
1
Adimarwan A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008) h.17.
1
2
besar guna menemukan cara menggantikan sistem bunga dalam transaksi
perbankan dengan sistem yang sesuai dengan etika Islam.3
Dewasa ini perkembangan perbankan sangat pesat. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya bank-bank konvensional yang mendirikan bank syariah karena
bank syariah mampu bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diikuti dengan perkembangan
lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara
bank syariah dengan LKMS, dalam hal ini BPRS dan BMT.4 BMT-BMT
berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama
bantuan permodalan.
Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi.
Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang
secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bawah
yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor). BMT-BMT berupaya
membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan
permodalan. Untuk melancarkan usaha membantu permodalan tersebut.5
Salah satu BMT yang berkembang adalah Koperasi BMT Bintaro.
Koperasi BMT Bintaro adalah badan usaha berbentuk koperasi jasa keuangan
syariah yang meneliti perniagaan sesuai dengan pemahaman salaful ummah dan
3
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h.32.
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan
UMKM di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 81.
5
Ibid, h.83.
4
3
Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku
usaha sektor riil.6
Untuk menghadapi pasar sasaran yang ada, perbankan menghadapi banyak
pesaing yang memiliki strategi dalam produk-produk unggulannya masingmasing. Koperasi BMT Bintaro menyediakan produk-produk unggulannya yaitu
wadiah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayaddah.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Strategi Pemasaran Berdasarkan Prinsip Syariah Dalam
Meningkatkan Permintaan Produk-produk Koperasi BMT Bintaro”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada persoalan diatas, agar pembahasan ini tidak meluas,
maka pada skripsi ini penulis membatasi masalah, yaitu penulis tidak membahas
pada hukum maupun sistem Koperasi BMT Bintaro, namun hanya pada strategi
pemasaran yang diterapkan berdasarkan prinsip syariah.
Untuk mempermudah penulisan permasalahan untuk diteliti lebih lanjut yaitu:
1. Bagaimana strategi pemasaran yang dipakai Koperasi BMT Bintaro dalam
mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif?
6
2010.
“Profil Koperasi BMT Bintaro”, Gadingmale.multiply.com, diakses tanggal 2 November
4
2. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT
diterapkan?
3. Apa kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran yang diterapkan
Koperasi BMT Bintaro?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian skripsi ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui
strategi
Koperasi
BMT
Bintaro
dalam
mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif.
b. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT
diterapkan?
c. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran
yang diterapkan Koperasi BMT Bintaro ini.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi
penulis, hal ini bermanfaat sebagai penambah wawasan dan
pengetahuan mengenai strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah
dalam meningkatkan permintaan produk-produk Koperasi BMT
Bintaro.
5
b. Bagi BMT, sebagai bahan pertimbangan untuk memperluas area
promosi, dan sebagai sarana produk untuk produk-produk Koperasi
BMT Bintaro.
c. Bagi pihak lain, merupakan sumber referensi dan sarana pemikiran
bagi kalangan akademisi dan praktisi didalam menunjang penelitian
selanjutnya, khususnya dibidang BMT.
D. Kajian Kepustakaan
Referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat
adalah :
1. “Strategi Pemasaran Pada Mini Market Ahad Dalam Meningkatkan
Volume Penjualan”, ditulis oleh Hendra Galuh Febrianto, tahun 2008.
Fokus kajian ini tentang strategi pemasaran yang dilakukan mini market
Ahad untuk meningkatkan volume penjualan.
2. “Strategi Pemasaran Produk Beras Sehat Dalam Upaya Meningkatkan
Konsumen (Studi Kasus: Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa
Republika)”, ditulis oleh Deden Zaenal Mutaqien, tahun 2008. Fokus
kajian penelitian ini adalah tentang strategi pemasaran produk untuk
menarik minat konsumen.
3. “Konsep Franchise Fee dan Royalty Fee Pada Waralaba Bakmi Tebet
Menurut Prinsip Syariah”, ditulis oleh Annisa Dyah Utami, tahun 2010.
6
Fokus kajian penelitian ini adalah bagaimana konsep franchise fee dan
royalty pada waralaba ini sesuai dengan prinsip syariah.
E. Kerangka Teori
Perencanaan strategi menurut Philip Kotler adalah proses untuk
mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategi diantara sasaransasaran dan kemampuan perusahaan dan peluang-peluang pemasarannya yang
terus berubah. Perencanaan strategi mengandalkan pada pengembangan suatu
misi perusahaan yang jelas, tujuan-tujuan, dan sasaran pendukung, sebuah
portofolio yang sehat dan strategi-strategi fungsional yang terkoordinasi.7
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.8
Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi,
sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan
konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk
mengimplementasikan filosofi ini.9
7
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h.78.
Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat,
2001), h.4.
9
Charles W.Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6.
8
7
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.10
Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.11
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat
dibeli, digunakan/dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan/kebutuhan
mereka.
Sedangkan pengertian produk menurut Philip Kotler adalah “sesuatu yang
ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk
digunakan/dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”.12
Berdasarkan Undang-Undang Koperasi no 25 Tahun 1992, dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dijelaskan tentang definisi koperasi yaitu:
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
10
“Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs
wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true.
11
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.13.
12
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), h.8.
8
sekaligus
sebagai
gerakan
ekonomi
rakyat
yang
berdasar
atas
azaz
kekeluargaan.”13
Baitul mal wa Tamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan bisnis
yang serupa dengan koperasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Baitul
Tamwil merupakan cikal bakal lahirnya Bank Syariah tahun 1992. Segmen
masyarakat yang biasanya dilayani BMT adalah masyarakat kecil yang kesulitan
berhubungan dengan bank.14
F. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah :
a. Pendekatan Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan melakukan
kunjungan kebeberapa perpustakaan untuk mendapatkan sumber
informasi tertulis baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan
sebagainya. Terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan
masalah yang akan dibahas.
b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian
13
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan
UMKM di Indonesia, h. 81.
14
Muhammad, Bank Syariah Analisis, Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2006), h.35.
9
terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang
akan dibahas.
2. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian
kualitatif yang menghasilkan data analisis deskriptif.15 Analisis deskriptif
yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan mendeskripsikan berbagai
dokumen, data dan informasi yang aktual.16 Data-data yang telah
diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis
sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi BMT Bintaro Jl. Bintaro
Utama Blok F 2/5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, telp :
022 73691020, Fax : 022 73691136, situs www.bmtbintaro.com
4. Sumber Data Penelitian
a. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, dari individu
seperti hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti.17 Data
15
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2004),
h.1.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 1999), h. 19
Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.16.
17
10
melalui wawancara secara langsung tentang data internal perusahaan
dengan pimpinan maupun staf dari Koperasi BMT Bintaro.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang
erat kaitannya dengang materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis
melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke beberapa
perpustakaan guna mendapatkan data dari berbagai literature.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini penulis akan membagi menjadi lima bab
pembahasan, yaitu:
BAB I
PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Kepustakaan, Kerangka Teori, Sistematika
Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI, yang meliputi : Strategi Pemasaran, Prinsip
Syariah, Permintaan, Produk BMT.
BAB III
GAMBARAN UMUM, yang meliputi :
Pofil Koperasi BMT
Bintaro, Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro, Visi dan Misi,
Prinsip Operasional, Produk-produk Koperasi BMT Bintaro,
Struktur Organisasi.
11
BAB IV
STRATEGI
PEMASARAN
BERDASARKAN
PRINSIP
SYARIAH, yang meliputi: Strategi Pemasaran Koperasi BMT
Bintaro, Prinsip Syariah, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah,
Perkembangan Koperasi BMT Bintaro.
BAB V
PENUTUP, yang meliputi : Kesimpulan dan Saran-Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi adalah suatu rencana permainan untuk pencapainya. 1 Strategi
(strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang
direncanakan, pengetahuan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan
pasar, pesaing dan faktor-faktor lingkungan lain.2
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
member harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan
organisasi.3
Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi,
sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan
1
h.91.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, (New Jersey: Prentice Hall, 2000),
2
Harper W. Boyd, dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendektan Strategis Dengan Orientasi
Global, Edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.29.
3
Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat,
2001), h.4.
12
13
konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang
digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini.4
Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas yang
dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value
creating activities) yang memungkinkan siapapun melakukannya bertumbuh serta
mendayagunakan
kemanfaatannya
yang
dilandasi
kejujuran,
keadilan,
keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad
bermuamalah Islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.
Menurut pendapat M. Syakir Sula, pemasaran syariah merupakan sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari satu inisiator kepada stake holders-nya dan dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip muamalah dalam Islam.
Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam
berbisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan
nilai dalam pemasaran,5 sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad: 24, yang
berbunyi:
             
   
4
5
Charles W. Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6.
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.1-2.
14
“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat
(berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang
lain, kecuali orang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikit
mereka itu.” (Q.S Shaad: 24)
2. Konsep Strategi Pemasaran
Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang
pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk
memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam
usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran
merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok
perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga
dicapai tingkat kepuasan lengganan yang melebihi dari kepuasan yang
diberikan oleh para saingan.6
Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi
falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil
mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar
dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain
karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan
6
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h. 81.
15
dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi dan
perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.7
Untuk melihat apa itu konsep pemasaran,
penulis memberikan
ilustrasi mekanisme pemasaran berikut ini:8
Gambar 1.1
Konsep Pemasaran
\
TUJUAN
ORGANISASI
KEPUASAN
KEBUTUHAN
PRODUK
PEMASAR
PASAR
ALAT TUKAR
KOMPETENSI
7
8
DAYA BELI
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, h.85.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.220.
16
3. Konsep pemasaran dalam Islam9
Konsep dasar spiritual marketing adalah tata olah cipta, rasa, hati dan
karsa (implementasi) yang dibimbing oleh integritas keimanan, ketaqwaan,
dan ketaatan kepada syariat Allah swt. Jika iman, takwa, dan taat syariah ini
semu, maka aktivitas marketing yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya
dengan syariat Islam.
Ada empat hal yang setidaknya berkaitan dengan konsep pemasaran
berorientasi Islam, seperti yang disebutkan oleh Ali Hasan, yaitu:
a. Kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh produk (permintaan)
tidak diperbolehkan dengan cara batil (bohong, tipu, curi, rampok, curi,
korupsi)
b. Untuk memperolehnya harus dilakukan melalui pertukaran (barang dari
marketer – uang dari konsumen) proses pertukaran unit (barang dan
uang) inilah disebut transaksi yang dilakukan dengan cara suka sama
suka
c. Proses jual beli atau berbisnis ini terjadi pada sejumlah kumpulan
orang (pasar) sebagai tempat terjadinya pertukaran transaksi.
d. Kesesuaian harga (pengorbanan biaya
yang dikeluarkan oleh
konsumen) dengan fisik produk.10
9
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.12.
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, h.13.
10
17
4. Bauran Pemasaran
Pemasar menggunakan sejumlah peralalatan untuk memperoleh
tanggapan yang diinginkan target pasarnya. Peralatan tersebut adalah bauran
pemasaran. McCarthy mengelompokkan bauran pemasaran tersebut dalam
empat kelompok besar yang disingkat 4P, yaitu Product (produk), Price
(harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).11
Bauran pemasaran atau marketing mix produk barang mencakup 4P,yaitu:12
a. Product (produk)
b. Price (harga)
c. Place (tempat)
d. Promotion (promosi)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Product (produk) 13
Pengertian sempit produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan
kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa yang
telah dikenal. Sementara pengertian luas produk adalah sekelompok sifatsifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible)
11
M. Suyanto, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, (Yogyakarta: Andi
Ofset, 2004), h16.
12
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.58.
13
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, (Bandung:
Linda Karya, 2006), h.45.
18
didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise dan pelayanan
yang diberikan produsen yang dapat diterima oleh konsumen sebagai
kepuasan yang ditawarkan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Price (harga)
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.14
c. Place (tempat)
Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi
yang strategis.15
d. Promotion (promosi) 16
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah
produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan
sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana
paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu
14
Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, Cet.V, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002),
15
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, h.61.
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2010),
h.147.
16
h.169.
19
tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi
juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut
mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan
meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya.17
B. Pinsip Syariah
1. Pengertian
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.18
Dalam menjalankan aktivitasnya, prinsip-prinsip syariah yang dianut
adalah:
a. Bebas dari bunga (riba)
b. Bebas dari kegiatan yang spekulatif yang memproduktif (maysir)
c. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), dan
d. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal19
17
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.170.
“Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs
wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true.
19
Veithzal Rifai, dkk, Bank and Financial Institution, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h.760.
18
20
2. Prinsip-prinsip utama BMT yaitu:
a. Keimanan
dan
ketakwaan
pada
Allah
SWT,
dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam
kehidupan nyata.
b. Keterpaduan
(kaffah)
dimana
nilai-nilai
spiritual
berfungsi
mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis,
proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia.
c. Kekeluargaan (kooperatif)
d. Kebersamaan
e. Kemandirian
f. Profesionalisme
g. Istiqomah: konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa
kenal putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ketahap
berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.20
20
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.449-
450 .
21
C. Permintaan
1. Teori Permintaan
a. Pengertian
Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung
oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan akan
menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli.21
b. Teori Permintaan Islami
Dalam ekonomi Islam, setiap keputusan ekonomi seorang manusia
tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan agama karena setiap kegiatan
senantiasa dihubungkan pada syariat. Al Quran menyebut ekonomi
dengan istilah iqtishad (penghematan ekonomi) yang secara literal berarti
pertengahan atau moderat. Seorang muslim dilarang melakukan
pemborosan. Seorang muslim diminta untuk mengambil sebuah sikap
moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya. Dia tidak
boleh isrof (royal, berlebihan-berlebihan) tetapi juga dilarang pelit
(bukhl).22
21
22
h.85.
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, h.13.
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006),
22
D. Produk BMT
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Mudharabah
Mudharabah berdasarkan ahli fiqih merupakan suatu perjanjian
dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain berdasarkan
prinsip dagang dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi
berdasarkan proporsi yang telah disetujui, seperti ½ dari keuntungan atau
¼ dan sebagainya.23
Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik
modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha,
sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan
laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba
yang diperoleh.24
23
Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, cet.III, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), h.65.
24
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, (Pasuruan: Sidogiri, 2008) h, 70
23
Prinsip mudharabah digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2
Skema Mudharabah
Bagi Hasil Usaha
Pengelola Dana
Pemilik Dana
Dana Mudharabah
Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah
terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 25
a) Mudharabah Mutlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha
diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan
apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat
dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan.
b) Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana
(shahibul mal) membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam
pengelolaan
dana,
seperti
misalnya
hanya
untuk
melakukan
mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja.
25
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2005), h.35-36.
24
Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
a) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang memiliki
modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah
pihak yang pandai berbisnis tetapi tidak memiliki modal.
b) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dhorabah), dan keuntungan
(ribh)
c) Shigah, yaitu ijab dan qabul26. Ijab adalah pernyataan pihak pertama
mengenai isi perikatan yang diinginginkan, sedangkan qabul adalah
pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.27
b. Wadiah28
Wadiah merupakan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak
lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Atau dengan kata lain
sebagai transaksi penitipan barang/uang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga kemaslahatan, keamanan, serta
keutuhan barang/uang.
26
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.62.
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.60.
28
Veithzal Rifai,dkk, Bank and Financial Institution Management, h.791.
27
25
Rukun akad wadiah adalah sebagai berikut: 29
a) Pihak yang berakad, yakni orang yang menitipkan (Muwaddi’)
b) Orang yang dititipkan barang (Wadii’)
c) Objek (barang) yang diakadkan
d) Shighot, yakni serah (Ijab) dan terima (qobul)
2. Produk Penyaluran Dana
a. Mudharabah
Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik
modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha,
sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan
laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba
yang diperoleh.30
29
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.92.
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, h.70.
30
26
Mudharabah terbagi menjadi dua yaitu: 31
a) Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah Mutlaqah merupakan tidak ada pembatasan dalam
menggunakan dana yang dihimpun.
b) Mudharabah Muqayaddah
Mudharabah
Muqayaddah
dimana
jenis
Mudharabah
ini
merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana
dapat syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pengelola.
b. Musyarakah32
Musyarakah adalah keinginan dari para pihak yang bekerjasama untuk
meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua
bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara
bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud.
31
_________, Perbankan Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), h.52-54.
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h.102.
32
27
Gambar 1.3
Skema Musyarakah
Nasabah (Pemilik
Dana dan
Pelaksana Usaha
Bagi
Hasil
Usaha
Pemilik Dana
Dana
Musyarakah
Bagi Hasil Usaha
Usaha Bersama
Rukun dari akad musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:33
a.) Pelaku akad, yaitu para mitra usaha
b.) Objek akad, yaitu modal (mal). Kerja (dharabah), dan keuntungan
(ribh), dan
c.) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul
c. Jual Beli (Ba’i)34
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan
waktu penyerahannya, yakni sebagai berikut:
33
34
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.52.
Adiwarman A karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98.
28
a) Murabahah
Pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana
yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan kewajiban
mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margin
keuntungan bank pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin
keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual
kepada nasabah. 35
Gambar 1.4
Skema Bai’ Murabahah
1.Negosiasi &
Persyaratan
BMT
2. Akad Jual Beli
NASABAH
6. Bayar
5. Terima Barang dan
Dokumen
3. Beli Barang
PENJUAL
4. Kirim
SUPLIER
35
h.106.
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, cet.III, (Jakarta: Kencana, 2007)
29
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam
transaksi ada beberapa, yaitu: 36
1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki
barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang
memerlukan dan akan membeli barang
2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga),
dan
3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
b) Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual
belikan belum ada. Oleh karena itu, diserahkan secara tangguh sementara
pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual. 37
36
37
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.82.
Adiwarman A Karim, Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98-100.
30
Gambar 1.5
Skema Bai’ As Salam
PRODUSEN
PENJUAL
4. Kirim Pesanan
3. Kirim Dokumen
2. Pemesanan Barang
Nasabah & Bayar
Tunai
NASABAH
5. Bayar
BMT
1.Negosiasi Pesanan dengan
Kriteria
Rukun dari salam yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:38
1) Pelaku akad, yaitu muslam (pembeli) adalah pihak yang
membutuhkan dan memesan barang, dan muslam ilaih (penjual)
adalah pihak yang memasok atau memproduksi barang pesanan
2) Objek akad, yaitu barang atau hasil produksi (muslam fiih) dengan
spesifikasinya dan harga (tsaman)
3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
38
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.91.
31
c) Istishna’39
Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembut
barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari
pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat
atu membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan
menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas
harga serta sistem pembayaran : apakah pembayaran dilakukan dimuka,
melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu batas waktu pada masa
yang akan datang.40
Gambar 1.6
Skema Istishna’
1a. Bayar di Muka
BMT
NASABAH
1b. Beli Barang Pesanan
2a. Jual Barang
2b. Bayar
Tunai/cicilan
39
REKANAN NASABAH/NASABAH
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h.113.
32
Rukun dari akad istishna’ yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa hal yaitu:41
1) Pelaku akad, yaitu mustashni’ (pembeli) adalah pihak yang
membutuhkan dan memesan barang, dan shani’ (penjual) adalah
pihak yang memproduksi barang pesanan.
2) Objek
akad,
yaitu
barang
atau
jasa
(mashnu’)
dengan
spesifikasinya dan harga (tsaman), dan
3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
d) Sewa (Ijarah) 42
Leasing (sewa beli) atau ijarah juga sering dipraktekan oleh bank
Islam. Secara harfiah, ijarah berarti “menyewakan sesuatu”, dan secara
teknis menyangkut penggunaan property milik orang lain dengan
memberikan ongkos sewa. Ijarah hanya memindahkan manfaat, bukan
kepemilikan atas sesuatu. Maksudnya, sesuatu yang disewakan tetap
menjadi milik yang menyewakan dan si penyewa hanya berhak atas
manfaatnya.
41
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.97.
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Islamic Banking, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta,
2007), h.80.
42
33
Gambar 1.7
Skema Ijarah
BMT
Menyewakan Jasa
NASABAH
Bayar Cicilan
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa, yaitu:43
1) Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah pihak yang
menyewa aset, dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik
yang menyewa aset
2) Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan), dan ujrah (harga
sewa)
3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
e) Qardh44
Perjanjian qardh adalah perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian
qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjaman kepada pihak
lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman
tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama
ketika pinjaman itu diberikan.
43
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.101
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75.
44
34
Qardhul hasan merupakan perjanjian qardh untuk tujuan sosial.
Adalah tidak mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil bagi untuk
memberikan pinjaman-pinjaman kepada mereka yang tergolong lemah
ekonominya untuk memberikan fasilitas qardhul hasan.45
Rukun qardh ada 3, yaitu:46
1) Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman
2) Objek Akad, berupa uang yang dipinjamkan
3) Ijab qabul/Serah Terima
45
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75.
46
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
2008), h.240.
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO
A. Profil Koperasi BMT Bintaro
BMT BINTARO adalah badan usaha yang berbentuk Koperasi Jasa
Keuangan Syari'ah yang didirikan pada tanggal 5 Muharram 1430 H berketepatan dengan tanggal 2 Januari 2009 dengan Akta Pendirian nomor: 03
tanggal 23 April 2009 Notaris Ny. IRMA SAVYNA FIRDAUS, S.H, dengan
pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2009.
Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan
pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah secara murni, yang
menerima penanaman modal dari para shohibul maal dan menggunakan dana
tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di jalankan langsung oleh BMT
mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan pabrikasi. Dan Koperasi BMT Bintaro
Insya Allah lebih berhati-hati dalam menerapkan muamalahnya sehingga hasil
yang didapatkan lebih optimal, menghindari riba dan cabang-cabangnya serta
terbebas dari hal-hal yang dilarang secara syar'i.
35
36
B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro
Sejarah pendirian Koperasi BMT Bintaro ini berawal dari keinginan
beberapa orang calon pengelola untuk menerapkan konsep perbankan yang benar.
Hal ini disebabkan oleh karena keraguan yang besar terhadap sistem perbankan
syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Sementara mereka sudah
memahami ilmu terhadap perbankan syariah itu sendiri, jauh sebelum perbankan
syariah di Indonesia muncul. Allah Ta’ala telah menjamin kebenaran syari’ahNya yang mencakup dari berbagai segi baik itu hukum, sosial, maupun ekonomi.
Maka dalam syari'ah pun diberikan petunjuk mengelola lembaga keuangan.
Kehadiran lembaga keuangan khususnya dalam bidang perbankan yang berbasis
pada syariah-Nya yang biasa disebut perbankan syariah ini diharapkan dapat
membawa perkembangan baik pada perekonomian masyarakat, tentu saja
tantangannya cukup berat karena harus meyakinkan masyarakat bahwa perbankan
syariah tersebut dapat menjadi solusi pengganti sistem perbankan ribawi. Dalam
usahanya BMT ini menjalankan syari'ah Allah Ta'ala, dan juga menghadapi
tantangan pandangan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah dapat menjadi
solusi pengganti sistem lembaga keuangan ribawi.
37
Berangkat dari pemahaman mereka tentang lembaga keuangan yang bebas
riba, berkumpulah 5 orang pada pertemuan pertama yang dilakukan sekitar akhir
tahun 2008, diantaranya:
1. Muhammad Dian Ghazali yang berlaku sebagai pelopor dari pendirian
BMT.
2. Ustad Mukhtarom
3. Mangaraja P Nasution
4. Suparman (Allahu Yarham)
5. Jaksa (Allahu Yarham).
Dari kelima orang tersebut, Muhammad Dian Ghazali merupakan pelopor
dari pendirian Koperasi BMT Bintaro. Beliau belajar ilmu tentang syariah dari
para Ustadz besar, belajar dari berbagai kitab ulama Mujtahid (ulama yang telah
melakukan ijtihad). Kemudian, belajar dari bukunya Dr. Arifin bin Badri seorang
ilmuwan Universitas Madinah dan seorang ahli hadist muamalah yang berjudul
“Riba dan Mengkritisi Perbankan Syariah”. Lalu buku yang kedua, “Sifat
Perniagaan Nabi SAW”. Beliau telah nerpengalaman dalam bidang muamalah
selama 30 tahun. Dan pernah menjadi seorang akuntan. Dari berbagai ilmu yang
dipelajarinya, beliau berkeinginan untuk membuat suatu lembaga keuangan yang
bebas riba.
38
Kemudian, setelah pertemuan pertama dilakukan, diadakan lagi pertemuan
kedua pada awal Januari 2009 dengan melibatkan calon-calon pendiri yang terdiri
dari 20 orang yang menggagas untuk mendirikan koperasi. Tetapi pada waktu itu
namanya masih BMT, dan ada yang mengusulkan untuk memberikan nama BMT
Bintaro. Kemudian setelah rapat pendiri tersebut, pada bulan berikutnya
diantaranya bulan Febuari sampai April mempersiapkan prosedur legalitas dari
pemerintahan yang bernama koperasi. Sehingga BMT ini merubah namanya
menjadi Koperasi BMT Bintaro.1
C. Visi dan Misi
Visi : Insya Allah, ber-azam dalam bermuamalah yang benar pada sektor riil
dengan skala nasional & internasional
Misi :
1. Penggabungan sistem Perbankan dengan pelaku usaha Sektor Riil
2. Penyebaran Jenis Usaha, lebih dari 50 unit usaha Insya Allah sedang dan
segera dijalankan
3. Mengutamakan Keamanan Usaha, kemudian Kesinambungan; Perputaran;
Tingkat Keuntungan
1
Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
39
D. Prinsip Operasional
Dalam setiap organisasi, lembaga maupun perusahaan diperlukan suatu
prinsip yang mana prinsip tersebut dapat menjadi pedoman dasar sebuah
organisasi dalam menjalankan setiap kegiatannya. Prinsip tersebut merupakan
pola yang dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran para pendiri koperasi.
Koperasi BMT Bintaro ini merupakan koperasi yang didirikan oleh para
pelopor yang mayoritas merupakan para paham kaum salafi. Salafi merupakan
suatu pemahaman. Salaf menurut bahasa adalah orang-orang yang terdahulu.2 Alsalaf ialah mereka yang hidup pada kurun-kurun terbaik yang disifatkan oleh
Rasulullah s.a.w. kurun yang dimaksudkan itu sama ada bermula 300 atau 500
tahun selepas hijriah. Salafiah ialah satu golongan yang mendakwa mengikuti
orang-orang terdahulu yaitu golongan salaf.3 Dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya, BMT ini melakukan kinerjanya berdasarkan pemahaman salaful
ummah tersebut.
Berikut adalah prinsip operasional yang diterapkan pada Koperasi BMT
Bintaro, yaitu:
a. Tidak memakai tenaga wanita untuk mempromosikan barang, dari front
office, back office dan juga presentasi.
b. Tidak mengikuti pola Bank Syariah dan BMT yang lainnya karena
dianggap masih menganut sistem riba.
2
Zamilan Mat Zin Al-Ghari, Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian, (Malaysia: Tera Jaya
Enterprise, 2001), h.1.
3
Zamilan Mat Zin Al-Ghari, Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian, h.148.
40
c. Mewajibkan seluruh karyawan mengikuti pengajian sesuai dengan
pemahaman salafi, pemahaman generasi terbaik dari umat Islam.
d. Menjalin hubungan kerjasama diantara anggota yang sudah terjalin dalam
kajian yang sama yaitu Salaf.
e. Menerima anggota koperasi BMT tidak hanya dari golongan salaf saja.4
E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro
Produk yang disediakan Koperasi BMT Bintaro, yaitu:
a. Produk Penghimpunan Dana
a) Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman
modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana
yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke
sektor manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.
Karakteristik Mudharabah Mutlaqah:
1.
Jangka waktu yang fleksibel antara 12 bulan, (akan datang 1 ,3, 6
bulan)
2.
Simpanan tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo
3.
Bagi hasil dapat menambah pokok simpanan, ditransfer, atau
dipindah bukukan ke rekening tabungan.
4
Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
41
4.
Fasilitas Automatic Roll Over
Manfaat:
Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif
b) Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha
antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha)
pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang
ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal
yang diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati
bersama.
Karakteristik Mudharabah Muqayadah
1. Pemakaian rekening bersama agar penanam modal dapat melihat
perputaran dana melalui Bank Syariah yang di tunjuk.
2. Penarikan dana dapat dilakukan secara tunai dengan menggunakan
slip penarikan atau dapat dilakukan melalui ATM Khusus.
3. Informasi bagi hasil akan disampaikan dalam bentuk statement.
4. Penanaman Modal dapat di roll over secara otomatis (ARO).
42
Manfaat :
Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan Koperasi BMT
Bintaro mengharapkan bagian profit yang diperoleh agar dapat
digunakan untuk menambah modal.5
c) Tabungan Wadiah Koperasi Bintaro adalah simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip Wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Wadiah
merupakan titipan murni. Dimana nasabah menitipkan uangnya di
BMT tanpa adanya penambahan atau pengurangan saldo. Karena pada
sistem Wadiah yang diterapkan dana nasabah tidak diinvestasikan oleh
BMT ke sektor manapun.6
Karakteristik tabungan Wadiah:
1.
Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah
2.
Setoran minimal yang ringan
3.
Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet (Optional)
4.
Dapat ditarik/setor setiap saat di seluruh cabang BMT (Akan
datang).
5
“Penanaman Modal Mudharabah Muqayaddah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011,
pukul 03.43 wib www.bmtbintaro.com
6
Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
43
5.
Tidak ada bagi hasil, baik untung atau rugi atas penitipan dalam
bentuk tabungan Al-Wadi'ah
6.
Untuk tabungan Al-Wadi'ah minimal 30% dari total dana yang
dititipkan dimasukkan sebagai Penanaman Modal Koperasi
Bintaro, Misal: Bapak/Ibu ingin menabung di tabungan Al-Wadi'ah
sejumlah Rp 100.000.000,00, maka Rp 30.000.000,00 diantaranya
dimasukkan kedalam Investasi Mudharabah, sehingga posisi Rp
100.000.000,00 berada pada tabungan Al-Wadiah, dan Investasi
Mudharabah Rp 30.000.000,00.
Manfaat:
1.
Dana aman dan tersedia setiap saat
2.
Transaksi online di seluruh cabang BMT (Akan datang)
3.
Mendapatkan kartu ATM sekaligus debet (Akan datang)7
b. Produk Penyaluran Dana
a) Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman
modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana
7
“Tabungan Wadiah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.55 wib,
www.bmtbintaro.com
44
yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke sektor
manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.
b) Mudharabah Muqayaddah
Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha
antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha)
pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang
ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal yang
diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati bersama.
c) Ba’i.
Ba’i merupakan akad jual beli. Pada produk jual beli Koperasi
BMT Bintaro melakukan jual belinya pada beberapa sektor, yaitu:
1. Jual-Beli Mobil Second
2. Gas Elpiji (Sub Agen)
3. Air Galon
4. Beras
5. Soto Betawi (2 Unit)
6. Martabak Telor, manis, Keju
7. Kebab
8. Voucher Electrik
9. Laptop BYON dan Microsoft Software
45
F. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem atau
bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya.8
Apabila kita berbicara tentang ”struktur organisasi” biasanya akan terbayang di
muka kita macam-macam peta organisasi atau skema organisasi. Peta-peta
organisasi menggambarkan/mencerminkan struktur suatu organisasi karena pada
hakikatnya peta-peta organisasi merupakan model (abstraksi) dari organisasi yang
ada dalam kenyataan.9
Alasan penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan satu
tugas dengan tugas yang lainnya sehingga diperoleh efisiensi yang lebih besar
terutama karena dimungkinkannya setiap individu menspesialisasi dirinya. Selain
itu juga penyusunan organisasi dikatakan penting karene untuk memungkinkan
dilakukannya koordinasi atas usaha-usaha/tugas-tugas dan tenaga yang ada,
sehingga usaha pengembangan pemasaran dapat efektif karena koordinasinya
berada pada satu tangan.10
8
Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, cet.II, (Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2000), h.2.
9
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2004), h.98.
10
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h.328-329.
46
Struktur organisasi pada Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. 8
Struktur Organisasi Koperasi BMT Bintaro
Ketua Dewan Pengawas
Ketua Pengurus
Sekretaris
Direktorat Usaha
Bendahara
Direktorat Layanan
Ketua dewan pengawas syariah : M. Dian Ghozali
Ketua pengurus : Mangaraja P. Nasution
Bendahara : Muhammad Irfan
Sekretaris : Budiman Indrajaya
Direktorat Pendukung
dan Administrasi
47
Direktorat usaha: Ir. Ambardi Juniawan
Direktorat layanan: Mangaraja P. Nasution (sementara)
Direktorat pendukung dan administrasi: Muhammad Irfan (sementara)
Direktorat Usaha menjalankan amanah dari para anggota BMT untuk
membentuk, menstabilkan, dan meningkatkan kemajuan usaha agar mendapatkan
keuntungan bagi para anggotanya, dan juga para pengelolanya, sebagaimana
ketiga hal ini terdapat pada BMT pada umumnya begitu juga terdapat pada
Koperasi BMT Bintaro khususnya.
Direktorat Layanan sebagai ujung tombak sebuah BMT tugasnya adalah
mencari dana, melayani kebutuhan calon anggota untuk menjadi anggota BMT,
dan melayani kebutuhan para anggota BMT untuk menambah tabungan, dan
investasi penanaman modal, pengecekan saldo tabungan, dan investasi
penanaman modal, serta menarik dana tabungan, dan juga investasi penanaman
modal.
Direktorat Pendukung dan Administrasi merupakan ujung tombak yang
menangani "dapur" atau unit back office. Yang berwenang mengkoordinasikan
sistem pelaporan unit usaha Koperasi BMT Bintaro yang akan disajikan kepada
Shohibul Maal secara khusus maupun masyarakat pada umumnya. Pemeliharaan
dan pengembangan sistem/aplikasi Koperasi BMT Bintaro, diantaranya
mendukung sistem on-line Koperasi BMT Bintaro. Wewenang lainnya adalah
48
pemenuhan kebutuhan barang yang dibutuhkan oleh masing-masing. Direktorat
berkoordinasi dengan direktorat maupun unit kerja lainnya dalam pemenuhan
kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan SDM yang ada.
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM
MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT
BINTARO
A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro
1. Strategi Produk (Product)
Produk merupakan sebuah benda atau sebentuk pelayanan yang
ditawarkan guna memenuhi kebutuhan sekaligus memberikan kepuasan
kepada konsumen, baik itu pemenuhan kebutuhan yang mendasar seperti rasa
lapar dan haus atau kebutuhan sekunder seperti hiburan.1
Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (contoh:
otomobil, buku), jasa (contoh: pangkas rambut, pertunjukan konser), orang
(contoh: Michael Jordan, Jackie Cheung), tempat (contoh: Sydney, Osaka),
organisasi (contoh: Perserikatan Bangsa-bangsa), dan ide (contoh: keliarga
berencana, anti rokok).2
1
Thorik Gunara dan Utus Hardino Sudibyo, Marketing Muhammad Strategi Andal dan Jitu
Praktek Bisnis Nabi Muhammad saw, (Bandung: Samaladani Pustaka Semesta, 2007), h.49.
2
Philip Kotler, dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, (Yogyakarta: ANDI and Simon
& Schuster (Asia), 2000), h.212.
49
50
Dalam menerapkan strategi pemasaran produknya, Koperasi BMT
Bintaro menjalankan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariah, yaitu:
a. Tidak menjual produk yang mengandung unsur haram (seperti alkohol,
rokok, buku porno, dll)
b. Uang yang diinvestasikan dalam setiap produk diinvestasikan pada
sektor yang bebas haram
c. Pada produk Mudharabah : penanaman modal untung/rugi dibagi
d. Pada produk Wadiah uang murni hanya titipan tanpa adanya bagi hasil.
Karena bagi hasil hanya pada produk mudharabah
e. Penanaman modal pada Mudharabah Mutlaqah nasabah boleh
mengetahui kemana dananya diinvestasikan oleh pihak BMT.
f. Menyalurkan uang yang diinvestasikan sesuai dengan kebutuhan, BMT
tidak memberikan bunga/kembang kepada nasabah baru karena tidak
penting.3
3
Wawanscara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
51
1. Strategi Harga (Price)4
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya
ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan
oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.5
Prinsip syariah dalam penerapan strategi pemasaran harga yang
dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut:
a. Melakukan sistem bagi hasil pada penanaman modalnya. Sistem bagi
hasil merupakan kebijakan yang diberikan oleh Koperasi BMT Bintaro
yang dibuat sesuai dengan kesepakatan dengan nasabah. Seperti dalam
akad Mudharabah Mutlaqah, nisbah bagi hasil adalah 65:35 atau
50:50. Sedangkan pada Mudharabah Muqayaddah nisbah bagi hasilnya
adalah 50:506
b. Tidak menetapkan dua harga. Misalkan jika dibeli secara tunai
harganya Rp 130.000.000, namun jika dibeli secara kredit Rp
150.000.000. Ketika berpisah belum terjadi kesepakatan mau beli tunai
atau kredit. Ini tidak boleh dilakukan karena belum terjadi kesepakatan
antara BMT dan nasabah.
4
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), h.32.
5
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, h.32.
6
Wawanscara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
52
c. Harga bersaing, tapi tidak ada riba.
2. Strategi Tempat (Place)
Untuk memberikan kemudahan nasabah, Koperasi BMT Bintaro
melakukan memindahkan lokasinya dari yang sebelumnya dianggap kurang
strategis, yaitu sebelumnya bertempat di Jl. Senayan Utama Blok H/J 3/2
Bintaro Sektor 9 kemudian berpindah tempat ke Jl. Bintaro Utama Blok F 2/5
Sektor 2. Perpindahan yang dilakukan ini merupakan suatu hal yang baik
dalam strategi pemasaran Koperasi BMT Bintaro. Bintaro Sektor 2 dikatakan
lebih strategis dibanding yang lokasi lama. Karena lokasi ini terletak dipinggir
jalan umum yang sering dilewati orang dan merupakan jalur utama menuju
Bintaro. Kemungkinan perpindahan lokasi ini diharapkan agar secara sekilas
masyarakat sekitar Bintaro dapat mengetahui keberadaan Koperasi BMT
Bintaro. Selain itu juga, Koperasi BMT Bintaro melakukan pembentukan pospos pelayanan yang ada di masjid Assunah sektor 3 untuk mempermudah
pelayanan dan memberikan informasi terhadap Koperasi BMT bintaro kepada
masyarakat sekitar. Kemudian, saat ini juga Koperasi BMT Bintaro membuka
cabang pelayanannya di Bekasi.
53
3. Strategi Promosi (Promotion)
Promosi dalam ilmu pemasaran tradisional merupakan suatu upaya
perusahaan agar semua fungsi-fungsi pemasaran suatu saat nanti berakhir
dengan penjualan.7
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah
produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai
aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana paling
ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan
promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan
dan berusaha menarik calon nasabah lain. Kemudian promosi juga berfungsi
mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi
nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra
bank dimata para nasabahnya.8
Adapun kegiatan promosi yang diterapkan oleh Koperasi BMT
Bintaro adalah sebagai berikut:
a. Melalui brosur, brosur yang dibuat didalamnya berisikan tentang profil
Koperasi BMT Bintaro, produk-produk yang disediakan, visi dan misi,
layanan yang disediakan. Kemudian dalam brosur ini didesain
sedemikian rupa untuk menarik para nasabah dengan memberikan
7
Adi Nugroho, E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, (Bandung:
Informatika Bandung, 2006), h.210.
8
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2010),
h.169-170.
54
warna yang menarik, logo sebagai simbol ataupun lambang yang
mudah dipahami oleh orang lain, serta isi singkat dalam brosur
mengenai Koperasi BMT Bintaro.
b. Melalui media elektronik bertujuan untuk menjalin hubungan dan
membuka selebar-lebarnya para anggota melalui web. Dengan web
nasabah mendapatkan informasi-informasi tentang Koperasi BMT
Bintaro yang lebih mendalam setelah mendapat informasi secara umum
yang diperoleh dari brosur. Disana nasabah juga memperoleh formulir
untuk permohonan menjadi nasabah, informasi tentang ketentuan
produk yang disediakan, laporan manajemen keuangan, dll. Didalam
web menjelaskan bahwa Koperasi BMT Bintaro bebas dari unsur riba
dan amanah dalam menjalankan kegiatan perniagaannya. Pembuatan
web ini diharapkan agar nasabah dapat mengakses informasi tentang
Koperasi BMT Bintaro dengan mudah dimanapun dan kapanpun.
c. Dalam promosi langsung, Koperasi BMT Bintaro melakukan persentasi
di pengajian-pengajian, dengan rekan bisnis, maupun lingkungan
keluarga.
55
B. Prinsip Syariah
1. Ketuhanan
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan ketuhanan,
sistem ekonomi ini dilandaskan pada syariat-syariat yang telah diatur
dalam Al Quran dan As Sunnah agar setiap kegiatan perekonomian
mendapat ridho Allah SWT. Dalam menjalankan setiap kegiatannya,
Koperasi BMT Bintaro menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Adapun
prinsip ketuhanan yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan sholat 5 waktu dan berjamaah di masjid sekitar BMT.
b. Berlandaskan pada Al Quran dan As Sunnah
c. Ikhtiar. Melakukan kegiatan perekonomian semaksimal mungkin
kemudian berserah diri kepada Allah SWT.
2. Kekeluargaaan
Kekeluargaan merupakan hal terpenting dalam setiap kegiatan
ekonomi. Karena dari sinilah kita dapat mengerti arti penting sebuah
kerjasama, baik antara nasabah maupun pihak BMT. Prinsip ini dilakukan
oleh Koperasi BMT Bintaro agar terciptanya keharomisasian antara pihak
BMT dengan nasabah. Sehingga koneksi maupun komunikasi antar kedua
belah pihak menjadi lebih baik. Tidak hanya lingkup nasabah dan BMT,
56
namun lingkup para karyawan BMT terjalin sikap kekeluargaan yang erat.
Hal ini dibuktikan setiap divisinya melakukan tugas pekerjaannya dengan
kerjasama yang baik.
3. Amanah
Amanah artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan,
kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam
segala hal. Sifat amanah harus dimiliki oleh mukmin, apalagi yang
memiliki
pekerjaan
yang
berhubungan
dengan
pelayanan
bagi
masyarakat.9
Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip tersebut agar para
nasabah merasa aman dan nyaman bergabung dalam Koperasi BMT
Bintaro. Uang yang dititipkan atau disimpan oleh nasabah dipergunakan
berdasarkan kebutuhan usaha yang akan dijalankan pada saat itu. Begitu
pula ketika pembagian bagi hasil, dibagi kepada nasabah sesuai dengan
perjanjian awal yang telah disepakati bersama.
4. Menjalankan usaha yang halal
Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan
dengan pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah
secara murni, yang menerima penanaman modal dari para shohibul maal
9
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h.15.
57
dan menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di
jalankan langsung oleh BMT mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan
pabrikasi. Dana yang dihimpun oleh nasabah dialokasikan keberbagai
sektor yang bermanfaat seperti diantaranya, yaitu melakukan usaha Cargo
Trucking (Maersk Land), pusat herbal terpadu, jual-beli mobil second, gas
elpiji (Sub Agen), air gallon, beras, laundry, soto betawi (2 Unit),
martabak telor, manis, keju, kebab, voucher elektrik, dan laptop BYON
dan Microsoft Software.
C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusn strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategis (strategic planner) harus menganlisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
Hal ini disebut dengan analisis situasi.10 Model yang paling popular untuk analisis
situasi adalah Analisis SWOT. Analisis SWOT ini digunakan penulis agar dapat
10
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, cet.XV, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.18-19.
58
menjadi sebuah alat untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
yang ada disekitar Koperasi BMT Bintaro. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan
Kekuatan merupakan faktor dari dalam yang dapat menjadi
keunggulan suatu perusahaan. Dalam hal ini Koperasi BMT Bintaro memiki
kekuatan tersendiri dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya, yaitu:
a. Setiap kegiatan dilandasi dengan pemahaman yang diajarkan Al Quran
dan As Sunah.
b. Dari segi usaha dan layanan kekuatannya adalah banyak pengelola
yang tinggal di Bintaro, sehingga jadi koneksi yang baik.
c. Pembagian keuntungan sesuai dengan syar’i yaitu dengan sistem bagi
hasil.
d. Diadakannya pengajian dengan para karyawan.
e. Terdapat hubungan yang baik karena sudah terjalin dalam kajian yang
sama yaitu salaf.11
f. Keunggulan produk Koperasi BMT Bintaro, yaitu berkeinginan untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin berinvestasi dengan prinsip
syariah.
11
Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis
27 Januari 2011.
59
2. Kelemahan
Kelemahan yang terdapat dalam Koperasi BMT Bintaro adalah
sebagai berikut:
a. Kurangnya sarana dan prasarana
b. Strategi promosi yang kurang, seperti kurangya plang di depan
Koperasi BMT Bintaro yang menunjukan secara jelas keberadaan BMT
tersebut. Yang lebih mencolok terlihat hanya jasa laundry.
c. Penataan ruang yang kurang rapi, sehingga secara sekilas dianggap
kurang menarik perhatian pengunjung ketika masuk kedalam. Dan
sampai di dalam juga belum terlihat maksud lembaga keuangan secara
jelas.
d. Kurangnya budget dalam melakukan promosi.
e. Terdapatnya bahasa yang rancu dalam penggunaan nama Koperasi
BMT Bintaro. Pada umumnya Koperasi berbeda dengan BMT.
Koperasi merupakan lembaga yang bertujuan sosial, sedangkan BMT
bisa sosial dan juga bisa komersil. Penggunaan nama ini bagaikan
menggunakan nama, misalnya Sekolah Tinggi Universitas. Sama-sama
dalam bentuk lembaga namun berbeda jenisnya.
60
3. Peluang
a. Adanya pengesahan dari pemerintah yaitu pengesahan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor:
518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2009.
b. Banyaknya masyarakat muslim yang ingin lepas dari sistem riba.
c. Adanya media web sebagai sarana bagi semua orang untuk mengetahui
tentang Koperasi BMT Bintaro ini.
d. Lokasi yang strategis di Bintaro dan banyaknya para investor yang
tinggal sekitar Bintaro dapat bergabung menanamkan modalnya di
BMT ini.
4. Tantangan
a. Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep tentang syariah
yang meliputi bagi hasil.
b. Sulitnya mencari SDM yang terampil dan jujur.
61
D. Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah
Penulis mengambil beberapa pendapat mengenai prinsip pemasaran
berdasarkan syariah, yaitu meliputi:
Abdullah Amrin berpendapat bahwa prinsip dalam pemasaran syariah
harus mengandung nilai-nilai iman yang merupakan kependekan dari ikhtiar,
manfaat, amanah dan nikmat.12
1. Ikhtiar
a. Penerapan ikhtiar pada perusahaan
Bagi
perusahaan
yang
berikhtiar
menerapkan
manajeman
professional maka visi dan misi perusahaan akan lebih mudah tercapai,
karena faktor dari kekuatan intern perusahaan berupa kultur perusahaan
yang melandasinya dalam bentuk kekuatan jiwa perusahaan dapat diresapi
dan diaplikasikan oleh tiap-tiap personil.
b. Penerapan ikhtiar oleh agen/tenaga pemasar
Seseorang professional yang bekerja atas dasar landasan ikhtiar
dan ia yakin akan rezekinya maka ia tidak akan khawatir akan
pendapatannya. Perusahaan pasti akan memperhatikannya, mungkin
dalam bentuk pemberian penghargaan (reward), promosi, atau hadiah lain
yang tidak akan disangka-sangka. Jika perusahaan belum memperhatikan
12
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah , h.6-8.
62
maka ia berkeyakinan bahwa pekerjaannya akan dilihat oleh Allah SWT
yang akan mendapatkan ganjaran langsung berupa pahala dari amal
kebaikan yang diperbuat. Sifat iri, dengki, ataupun menghasut terhadap
rekan kerja dan atasan serta relasi yang timbul akibat hati yang kotor dapat
mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan inefektivitas terhadap pelaku dan
perusahaan.
2. Manfaat
Manfaat artinya berguna bagi si pemakai produk ataupun jasa.
Bermanfaat jika dirasakan mempunyai nilai guna yang dirasakan oleh si
pemakai. Produk ataupun jasa yang dihasilkan akan bermanfaat manakala
konsumen merasakan adanya peningkatan nilai lebih dari sebelumnya.
Konsumen turut merasakan keuntungan dan keberkahannya. Hidupnya akan
lebih baik, kesejahteraannya meningkat, dan kebahagiaannya bertambah.
Kemanfaatan dari kegiatan bisnis harus terlebih dahulu dirasakan oleh
lingkungannya, kemudian barulah pelaku bisnis yang bersangkutan.
3. Amanah13
Amanah artinya dapat dipercaya, sebagaimana kita ketahui bahwa
Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang professional yang jujur, dengan
sebutan al-amin yang artinya dapat dipercaya. Di mana Rasulullah SAW
merintis bisnis dari modal kejujuran yang diakui tidak hanya oleh mitra kerja,
13
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah , h.9-10.
63
relasi, bahkan oleh para kompetitornya. Dengan demikian, kejujuran bukan
saja merupakan tuntutan dalam berbisnis tetapi juga mengandung nilai ibadah.
4. Nasihat (Nasiah)
Produk atau jasa yang kita keluarkan haruslah mengandung unsur
peringatan berupa nasihat yang terkandung didalamnya sehingga setiap
konsumen yang memanfaatkannya akan tersentuh hatinya terhadap tujuan
hakiki kemanfaatan produk atau jasa yang dipergunakan.
Para produsen yang bertanggung jawab tidak hanya memikirkan
manfaat dari suatu produk yang dibuat, tetapi ia pun berpikir bahwa
produknya harus mengandung nilai-nilai nasihat, sehingga tidak hanya
manfaat yang didapatkannya, tetapi nilai yang terkandung didalamnya dapat
memberikan rasa kepuasan batin. Nilai hakiki yang terkandung dalam unsur
produk atau jasa dapat mengingatkan kepada konsumen akan makna
kebesaran Allah SWT. 14
14
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, h.12.
64
Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya berpendapat ada 4
karakteristik yang terdapat pada syariah marketing, meliputi:15
1. Ketuhanan (rabbaniyah)
Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang
bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan
mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dengan
konsep ini seorang pemasar syariah akan sangat hati-hati dalam perilaku
pemasarannya dan berusaha untuk tidak merugikan konsumen. Apabila
seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan maka ia dapat
merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang
pemasar syariah memiliki orientasi maslahah, sehingga tidak hanya mencari
keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan didalamnya.
             
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
(Q.S. Al zalzalah; 7-8)
15
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.22.
65
2. Etis (akhlaqiyah)
Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan
masalah akhlak dalam keseluruhan aspek kegiatannya. Pemasaran syariah
adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan
etika tanpa peduli dari agama manapun, karena hal ini bersifat universal.
3. Realistis (al-waqi’yyah)16
Syariah marketing bukanlah konsep eksklusif, fanatik, anti modernitas,
dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel. Syariah marketer
bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan
mengharamkan dasi. Namun, syariah marketer haruslah tetap berpenampilan
bersih, rapi dan bersahaja apapun model atau gaya berpakaian yang
dikenakan. Sifat realistis dikarenakan pemasaran syariah sangat fleksibel dan
luwes dalam tafsir hukum dan implementasinya terhadap pemasaran
konvensional.
4. Humanistis (insaniyah)
Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal.
Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar
derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifatsifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariah Islam
16
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.23.
66
adalah syariah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan
kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna kulit, kebangsaan dan status.
Sehingga syariah marketing bersifat universal. Marketing syariah yang
humanistis diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
menghiraukan agama, suku, ras, warna kulit, kebangsaan dan status.17
E. Perkembangan Koperasi BMT Bintaro
Bagi Koperasi BMT Bintaro, perjalanan beroperasinya Koperasi BMT
Bintaro yang dimulai pada bulan Agustus tahun 2009 hingga bulan Desember
2009 merupakan bulan-bulan yang penuh dengan tantangan, sekaligus
pembangunan. Fokus utama pada bulan-bulan tersebut ialah penstabilan
operasional Direktorat Layanan, Direktorat Pendukung dan Administrasi
(Direktorat P&A) dan juga Direktorat Usaha agar dapat melayani para anggota
sekalian dengan baik sebagaimana layaknya lembaga keuangan pada umumnya,
dan juga agar dapat memberikan BEP (Break Even Point) pada setiap modal
Koperasi BMT Bintaro.
BMT telah menghadapi dan berhasil melalui situasi sulit dan kompleks
dengan izin Allah Ta'ala dimulai dari beroperasi Koperasi BMT Bintaro, dengan
harapan bahwa lembaga keuangan syariah ini akan menjadi solusi dalam
mengadapi riba. Hal tersebutlah yang melatar belakangi kemajuan Koperasi BMT
17
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.24.
67
Bintaro hingga saat ini, dimana Koperasi BMT Bintaro mempunyai visi yaitu
Insya Allah, berazam dalam bermuamalah sesuai dengan Al Qur'an dan As
Sunnah serta pemahaman para sahabat.
Tentunya ada tiga hal pokok dalam sebuah BMT yang menjadi ujung
tombak berjalannya lembaga tersebut, tiga ujung tombak itu adalah Direktorat
Layanan, Direktorat P&A, dan Direktorat Usaha.
Dalam perjalanannya Direktorat Layanan Koperasi BMT Bintaro
menunjukkan perkembangan yang baik, hal ini dapat dilihat dari pendirian kantor
pelayanan yang terletak pada Jl. Senayan Utama Blok H/J 3/2 Bintaro Sektor 9
sebagai dasar pelayanan Direktorat Layanan yang kemudian dipindahkan ke Jl.
Bintaro Utama Blok F 2/5 Sektor 2. Pembentukan pos-pos pelayanan yang ada di
masjid Assunnah sektor 3, dan rencananya akan disebar diberbagai masjid yang
ada sekitar Bintaro, dan BSD.
Begitu pula Direktorat Pendukung dan Administrasi atau P&A,
perkembangannya dapat terlihat pada terdapatnya fasilitas buku tabungan Al
Wadi'ah, dan Penanaman Modal Koperasi BMT Bintaro, kartu ATM & Debet
BMT Bintaro, adanya software mini bank dalam mendukung kinerja pelayanan,
dan juga website www.bmtbintaro.com, yang kesemuanya itu memberikan
kemudahan bagi para anggota untuk menabung, mengecek saldo tabungan, serta
menarik
dana
tabungan
anggota.
Saat
ini
Direktorat
P&A
sedang
mengembangkan sistem/aplikasi Koperasi BMT Bintaro yang memudahkan
setiap unit usaha untuk mencatat transaksinya dan melaporkan ke Kantor Pusat
68
Koperai BMT Bintaro melalui sistem. Dan juga pemenuhan kebutuhan SDM baik
untuk Kantor Pusat Koperasi BMT Bintaro maupun unit usaha.
Kemudian, Direktorat
Usaha Koperasi BMT Bintaro pun juga
menunjukkan perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari berdirinya
12 usaha Koperasi BMT Bintaro yang dimulai dari jual beli kebutuhan pokok
hingga cargo trucking (Maersk Land), dan 12 usaha itu adalah:
1. Cargo Trucking (Maersk Land)
2. Pusat Herbal Terpadu
3. Jual-Beli Mobil Second
4. Gas Elpiji (Sub Agen)
5. Air Galon
6. Beras
7. Laundry
8. Soto Betawi (2 Unit)
9. Martabak Telor, manis, keju
10. Kebab
11. Voucher Elektrik
12. Laptop BYON dan Microsoft Software
Usaha lainnya seperti soto betawi mulai menunjukkan penjualan yang
membaik, begitu juga halnya usaha martabak walaupun kedua usaha tersebut
belum mencapai target hingga 4 outlet,dan usaha lain seperti jual beli mobil
second dibawah 25 juta, kebab, voucher elektronik, dan laptop sedang berusaha
69
untuk meningkatkan penjualannya. Selain itu Direktorat Usaha sedang
mengembangkan 7 usaha baru berupa Tiki Kurir, Depo Material, grosir beras di
pasar Pamulang, Grosir Pasir, Salon Muslimah Produksi Masa Teh Pengobatan
Herbal, dan Penjualan alat-alat kebutuhan rumah tangga secara angsuran.18
18
Koperasi BMT Bsintaro, Laporan Manajemen Bmt Bintaro, 2009, h.6-9.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah diungkapkan pada bab-bab
sebelumnya tentang strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah yang
diterapkan Koperasi BMT Bintaro, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi pemasaran yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro berdasarkan
prinsip syariah yang meliputi empat unsur marketing mix yaitu:
a. Dalam strategi produk, Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip
bebas haram, produknya sesuai dengan prinsip syariah pada umumnya
seperti tidak menjual produk yang mengandung unsur haram (seperti
alkohol, rokok, buku porno, dll). Uang yang diinvestasikan dalam setiap
produk diinvestasikan dan disalurkan pada sektor yang bebas haram.
b. Dalam strategi harga, Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip bagi
hasil yang didasarkan oleh kesepakatan antara nasabah dan pihak
BMT, kemudian tidak adanya penerapan prinsip dua harga dan
walaupun bersaing dengan BMT maupun lembaga keuangan lain,
namun Koperasi BMT Bintaro tidak terdapat unsur riba.
70
71
a. Dalam strategi tempat, Koperasi BMT Bintaro memilih tempat yang
strategis agar masyarakat sekitar bintaro mengetahui keberadaan
Koperasi BMT Bintaro. Dan juga, untuk melakukan pelayanannya
Koperasi BMT Bintaro membuka cabang di Bekasi.
b. Dalam strategi promosi, Koperasi BMT Bintaro melakukan publikasi
lewat media elektronik seperti web dan brosur yang dapat dibagibagikan. Selain itu juga Koperasi BMT Bintaro melakukan berbagai
roadshow di pengajian, sesama rekan bisnis maupun keluarga.
B. Saran
a. Diharapkan agar sebaiknya Koperasi BMT Bintaro tetap mempertahankan
kemurnian dari prinsip syariah yang sudah diterapkan
b. Sebaiknya Koperasi BMT Bintaro dapat membenahi dari sisi penataan
ruang baik didalam maupun didepan Koperasi BMT Bintaro. Sebenarnya
letak yang strategis menurut penulis sudah sangat baik. Namun, ketika
melihat sekilas orang lebih mengetahui produk jasa laundry. Sebaiknya
pihak Koperasi BMT Bintaro membenahi ruang depan dengan cara
membuat plang Koperasi BMT Bintaro yang besar dengan bertuliskan
“KOPERASI BMT BINTARO”. Penataan ruang didalam sebaiknya juga
dibenahi agar terlihat lebih rapi dan menarik para nasabahnya. Seperti
melakukan pemilihan dalam hal warna cat dinding.
72
c. Untuk kedepannya, diharapkan agar Koperasi BMT
Bintaro dapat
memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi kepada nasabahnya
dengan membuka cabang-cabang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran
Al Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alvabeta,
2010.
Al Ghari, Zamilan Mat Zin. Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian. Malaysia: Tera
Jaya Enterprise, 2001.
Amalia, Euis. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM
dan UMKM di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Amir, M. Taufiq. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005.
Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: Grasindo, 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Cet. Ke-7.
Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank.
Bandung: Linda Karya, 2006.
Boyd, Harper W dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendektan Strategis Dengan
Orientasi Global. Edisi kedua, Jakarta: Erlangga, 2000.
Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta, 2000. Cet. Ke-2.
Gunara, Thorik dan Utus Hardino Sudibyo. Marketing Muhammad Strategi Andal
dan Jitu Praktek Bisnis Nabi Muhammad saw. Bandung: Samaladani Pustaka
Semesta, 2007.
Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Karim, Adimarwan. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. New Jersey: Prentice Hall,
2000.
Kotler, Philip dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Yogyakarta: ANDI and
Simon & Schuster (Asia), 2000.
Lamb. Charles W, dkk. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Lathif, Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Lewis, Mervyn K dan Latifa M. Algoud, Islamic Banking. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2007.
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
M. Suyanto. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta:
Andi Ofset, 2004.
Maleong, Lexy J. , Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosadakarya,
2004.
McDaniel, Carl dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
Muhammad. Bank Syariah Analisis, Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman.
Yogyakarta: Ekonisia, 2006.
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.
Muslehuddin, Muhammad. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta,
2004. Cet. Ke-3.
Nasution, Mustafa. Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2006.
Nor, Dumairi, dkk. Ekonomi Syariah Versi Salaf. Pasuruan: Sidogiri, 2008. Cet. Ke2.
Nugroho, Adi. E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya.
Bandung: Informatika Bandung, 2006.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat, 2008.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008. Cet. Ke-15.
Rifai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Institution. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007.
Siagian, Dergibson dan Sugiarto. Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007. Cet. Ke-3.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alvabeta, 1999.
Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Swastha, Basu. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 2002. Cet.
Ke-5.
Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003. Cet. Ke-3.
Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana, 2004.
Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007. Cet.
Ke-3.
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT
Grasindo, 2005.
_________. Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia, 2007.
Internet
”Penanaman Modal Mudharabah Muqayaddah”, diakses pada tanggal 28 Januari
2011, pukul 03.43 wib www.bmtbintaro.com
“Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari
situs wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true.
“Profil Koperasi BMT Bintaro”, Gadingmale.multiply.com, diakses tanggal 2
November 2010.
“Tabungan Wadiah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.55 wib,
www.bmtbintaro.com
Download