SRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO Skripsi Diajuakan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) OLEH : NISA'UL KHASANAH NIM. 207046100262 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2011 M STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) OLEH : NISA'UL KHASANAH NIM. 207046100262 Di Bawah Bimbingan Pembimbing 1 Pembimbing 2 Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh,Lc.,MA NIP. 197605312000031001 H. Qasim Arsyadani, SAg., M.Ag, NIP. 19690629200811016 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2011 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 24 Maret 2011 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 195505051982031012 PANITIA UJIAN 1. Ketua : Drs. Ahmad Yani, MA NIP. 196404121994031002 (………….........) 2. Sekretaris : Muhammad Syafi’i, SEI (………….........) 3. Pembimbing I : Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh,Lc.,MA NIP. 197605312000031001 : H. Qasim Arsyadani, S.Ag.,MA NIP. 19690629200811016 : J.M. Muslimin, MA.,Ph.D NIP. 150295485 : Abdurrauf, Lc.,MA NIP. 197312152005011002 (………….........) 4. Pembimbing II 5. Penguji I 6. Penguji II (………….........) (………….........) (………….........) LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Maret 2011 Nisa’ul Khasanah KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman. Sebagai insan yang tak lepas dari ketidaksempurnaan, penulis menyadari skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran, bimbingan serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Ah. Azharruddin Latif, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler. i 3. Bapak DR. H. Asrorun Ni’am,Lc.,MA. Dan H. Qasim Arsyadani, S.Ag, M.Ag, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Prasetya Mulya Bussiness School dan perpustakaan Universitas Trisakti atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan. 5. Bapak Muhammad Dian Ghazali selaku pendiri Koperasi BMT Bintaro yang telah memberikan izin untuk peneliti untuk mengadakan penelitian di Koperasi BMT Bintaro, Bapak Mangaraja P Nasution dan Bapak Muhammad Irfan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam proses penyelesaian penulisan ini. 6. Kepada ayah yang selalu mendoakan secara tulus, memberikan semangat kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil. Dan kepada keluarga terdekat penulis yang memberikan dukungan secara moril agar dapat selesainya skripsi ini 7. Kepada sahabat-sahabat Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas A (Uci, Anita, Kodrat, Ical, Alunk, Nahla, Dwi, Arma, Bili, Aul, Anggi, Arno dan teman-teman seangkatan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu) dan juga kepada Putro Satrio Nugroho (Putut) yang selalu memberikan saran, mensuport, dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dan ii kepada Kak Fida yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu dalam memberikan informasi dan sarannya dalam penulisan ini. 8. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun telah memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di UIN hingga akhir. Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, berharap apa yang merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut; penataan kalimat, penelusuran data setra penyajian data secara tuntutan teoritis dan praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari dan memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, semoga yang telah penulis lakukan mendapat Ridha Allah SWT. Amin. Jakarta, 15 Maret 2011 Nisa’ul Khasanah iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR vi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4 D. Kajian Kepustakaan 5 E. Kerangka Teori 6 F. Metode Penelitian 8 G. Sistematika Penulisan. 10 LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 12 B. Prinsip Syariah 19 C. Permintaan 21 D. Produk BMT 22 iv BAB III BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO A. Pofil Koperasi BMT Bintaro 35 B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro 36 C. Visi dan Misi 38 D. Prinsip Operasional 39 E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro 40 F. Struktur Organisasi 45 STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro 49 B. Prinsip Syariah 55 C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) BAB V 57 D. Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah 61 E. Perkembangan Koperasi BMT Bintaro 66 PENUTUP A. Kesimpulan 70 B. Saran-saran 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN v DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 15 Gambar 1.2 23 Gambar 1.3 27 Gambar 1.4 28 Gambar 1.5 30 Gambar 1.6 31 Gambar 1.7 33 Gambar 1.8 46 vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Rasulullah SAW ajaran Islam sudah memberikan prinsipprinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam aktivitas perdagangan permasalahan dan perekonomian. muamalah Oleh kontemporer karena yang itu, harus dalam menghadapi dilakukan hanyalah mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi dasar ajaran Islam dalam bidang ekonomi, dan kemudian mengidentifikasi semua hal yang dilarang dalam syariah Islam. Setelah kedua hal ini dilakukan, kita dapat melakukan inovasi dan kretivitas (ijtihad) seluas-luasnya untuk memecahkan segala persoalan muamalah kontemporer, termasuk persoalan perbankan.1 Penghindaran bunga (riba) merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa beberapa tahun belakangan para ekonom muslim telah mencurahkan perhatian 1 Adimarwan A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) h.17. 1 2 besar guna menemukan cara menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dengan sistem yang sesuai dengan etika Islam.3 Dewasa ini perkembangan perbankan sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bank-bank konvensional yang mendirikan bank syariah karena bank syariah mampu bertahan ditengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diikuti dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah nonbank lainnya. Program linkage antara bank syariah dengan LKMS, dalam hal ini BPRS dan BMT.4 BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan permodalan. Sejak awal berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin (poor and near poor). BMT-BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan permodalan. Untuk melancarkan usaha membantu permodalan tersebut.5 Salah satu BMT yang berkembang adalah Koperasi BMT Bintaro. Koperasi BMT Bintaro adalah badan usaha berbentuk koperasi jasa keuangan syariah yang meneliti perniagaan sesuai dengan pemahaman salaful ummah dan 3 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h.32. Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UMKM di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 81. 5 Ibid, h.83. 4 3 Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku usaha sektor riil.6 Untuk menghadapi pasar sasaran yang ada, perbankan menghadapi banyak pesaing yang memiliki strategi dalam produk-produk unggulannya masingmasing. Koperasi BMT Bintaro menyediakan produk-produk unggulannya yaitu wadiah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayaddah. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Pemasaran Berdasarkan Prinsip Syariah Dalam Meningkatkan Permintaan Produk-produk Koperasi BMT Bintaro”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada persoalan diatas, agar pembahasan ini tidak meluas, maka pada skripsi ini penulis membatasi masalah, yaitu penulis tidak membahas pada hukum maupun sistem Koperasi BMT Bintaro, namun hanya pada strategi pemasaran yang diterapkan berdasarkan prinsip syariah. Untuk mempermudah penulisan permasalahan untuk diteliti lebih lanjut yaitu: 1. Bagaimana strategi pemasaran yang dipakai Koperasi BMT Bintaro dalam mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif? 6 2010. “Profil Koperasi BMT Bintaro”, Gadingmale.multiply.com, diakses tanggal 2 November 4 2. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT diterapkan? 3. Apa kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran yang diterapkan Koperasi BMT Bintaro? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui strategi Koperasi BMT Bintaro dalam mempertahankan produk-produk unggulan yang kompetitif. b. Sejauh mana prinsip syariah dalam strategi pemasaran di BMT diterapkan? c. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari strategi pemasaran yang diterapkan Koperasi BMT Bintaro ini. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis, hal ini bermanfaat sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah dalam meningkatkan permintaan produk-produk Koperasi BMT Bintaro. 5 b. Bagi BMT, sebagai bahan pertimbangan untuk memperluas area promosi, dan sebagai sarana produk untuk produk-produk Koperasi BMT Bintaro. c. Bagi pihak lain, merupakan sumber referensi dan sarana pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi didalam menunjang penelitian selanjutnya, khususnya dibidang BMT. D. Kajian Kepustakaan Referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat adalah : 1. “Strategi Pemasaran Pada Mini Market Ahad Dalam Meningkatkan Volume Penjualan”, ditulis oleh Hendra Galuh Febrianto, tahun 2008. Fokus kajian ini tentang strategi pemasaran yang dilakukan mini market Ahad untuk meningkatkan volume penjualan. 2. “Strategi Pemasaran Produk Beras Sehat Dalam Upaya Meningkatkan Konsumen (Studi Kasus: Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa Republika)”, ditulis oleh Deden Zaenal Mutaqien, tahun 2008. Fokus kajian penelitian ini adalah tentang strategi pemasaran produk untuk menarik minat konsumen. 3. “Konsep Franchise Fee dan Royalty Fee Pada Waralaba Bakmi Tebet Menurut Prinsip Syariah”, ditulis oleh Annisa Dyah Utami, tahun 2010. 6 Fokus kajian penelitian ini adalah bagaimana konsep franchise fee dan royalty pada waralaba ini sesuai dengan prinsip syariah. E. Kerangka Teori Perencanaan strategi menurut Philip Kotler adalah proses untuk mengembangkan dan mempertahankan kecocokan strategi diantara sasaransasaran dan kemampuan perusahaan dan peluang-peluang pemasarannya yang terus berubah. Perencanaan strategi mengandalkan pada pengembangan suatu misi perusahaan yang jelas, tujuan-tujuan, dan sasaran pendukung, sebuah portofolio yang sehat dan strategi-strategi fungsional yang terkoordinasi.7 Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.8 Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini.9 7 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h.78. Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.4. 9 Charles W.Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6. 8 7 Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.10 Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.11 Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan/dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan/kebutuhan mereka. Sedangkan pengertian produk menurut Philip Kotler adalah “sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan/dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”.12 Berdasarkan Undang-Undang Koperasi no 25 Tahun 1992, dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dijelaskan tentang definisi koperasi yaitu: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi 10 “Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true. 11 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.13. 12 M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.8. 8 sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azaz kekeluargaan.”13 Baitul mal wa Tamwil (BMT) merupakan bentuk lembaga keuangan bisnis yang serupa dengan koperasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM). Baitul Tamwil merupakan cikal bakal lahirnya Bank Syariah tahun 1992. Segmen masyarakat yang biasanya dilayani BMT adalah masyarakat kecil yang kesulitan berhubungan dengan bank.14 F. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah : a. Pendekatan Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan melakukan kunjungan kebeberapa perpustakaan untuk mendapatkan sumber informasi tertulis baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan sebagainya. Terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian 13 Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UMKM di Indonesia, h. 81. 14 Muhammad, Bank Syariah Analisis, Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman, (Yogyakarta: Ekonisia, 2006), h.35. 9 terutama yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. 2. Pendekatan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data analisis deskriptif.15 Analisis deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan mendeskripsikan berbagai dokumen, data dan informasi yang aktual.16 Data-data yang telah diperoleh akan diinterpretasikan dalam bentuk pemaparan dan analisis sehingga penulis dapat memberikan kesimpulan pada penelitian ini. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi BMT Bintaro Jl. Bintaro Utama Blok F 2/5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, telp : 022 73691020, Fax : 022 73691136, situs www.bmtbintaro.com 4. Sumber Data Penelitian a. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, dari individu seperti hasil pengisian kuisioner yang bisa dilakukan peneliti.17 Data 15 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2004), h.1. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 1999), h. 19 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.16. 17 10 melalui wawancara secara langsung tentang data internal perusahaan dengan pimpinan maupun staf dari Koperasi BMT Bintaro. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang erat kaitannya dengang materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke beberapa perpustakaan guna mendapatkan data dari berbagai literature. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini penulis akan membagi menjadi lima bab pembahasan, yaitu: BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kepustakaan, Kerangka Teori, Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, yang meliputi : Strategi Pemasaran, Prinsip Syariah, Permintaan, Produk BMT. BAB III GAMBARAN UMUM, yang meliputi : Pofil Koperasi BMT Bintaro, Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro, Visi dan Misi, Prinsip Operasional, Produk-produk Koperasi BMT Bintaro, Struktur Organisasi. 11 BAB IV STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, yang meliputi: Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro, Prinsip Syariah, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah, Perkembangan Koperasi BMT Bintaro. BAB V PENUTUP, yang meliputi : Kesimpulan dan Saran-Saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi adalah suatu rencana permainan untuk pencapainya. 1 Strategi (strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengetahuan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor-faktor lingkungan lain.2 Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, member harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.3 Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan 1 h.91. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, (New Jersey: Prentice Hall, 2000), 2 Harper W. Boyd, dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendektan Strategis Dengan Orientasi Global, Edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.29. 3 Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.4. 12 13 konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini.4 Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value creating activities) yang memungkinkan siapapun melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad bermuamalah Islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam. Menurut pendapat M. Syakir Sula, pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu inisiator kepada stake holders-nya dan dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip muamalah dalam Islam. Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam berbisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran,5 sebagaimana firman Allah dalam surat Shaad: 24, yang berbunyi: 4 5 Charles W. Lamb, dkk, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6. Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.1-2. 14 “Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat (berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikit mereka itu.” (Q.S Shaad: 24) 2. Konsep Strategi Pemasaran Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan lengganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.6 Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan 6 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 81. 15 dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.7 Untuk melihat apa itu konsep pemasaran, penulis memberikan ilustrasi mekanisme pemasaran berikut ini:8 Gambar 1.1 Konsep Pemasaran \ TUJUAN ORGANISASI KEPUASAN KEBUTUHAN PRODUK PEMASAR PASAR ALAT TUKAR KOMPETENSI 7 8 DAYA BELI Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, h.85. Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.220. 16 3. Konsep pemasaran dalam Islam9 Konsep dasar spiritual marketing adalah tata olah cipta, rasa, hati dan karsa (implementasi) yang dibimbing oleh integritas keimanan, ketaqwaan, dan ketaatan kepada syariat Allah swt. Jika iman, takwa, dan taat syariah ini semu, maka aktivitas marketing yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya dengan syariat Islam. Ada empat hal yang setidaknya berkaitan dengan konsep pemasaran berorientasi Islam, seperti yang disebutkan oleh Ali Hasan, yaitu: a. Kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh produk (permintaan) tidak diperbolehkan dengan cara batil (bohong, tipu, curi, rampok, curi, korupsi) b. Untuk memperolehnya harus dilakukan melalui pertukaran (barang dari marketer – uang dari konsumen) proses pertukaran unit (barang dan uang) inilah disebut transaksi yang dilakukan dengan cara suka sama suka c. Proses jual beli atau berbisnis ini terjadi pada sejumlah kumpulan orang (pasar) sebagai tempat terjadinya pertukaran transaksi. d. Kesesuaian harga (pengorbanan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen) dengan fisik produk.10 9 Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.12. Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, h.13. 10 17 4. Bauran Pemasaran Pemasar menggunakan sejumlah peralalatan untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan target pasarnya. Peralatan tersebut adalah bauran pemasaran. McCarthy mengelompokkan bauran pemasaran tersebut dalam empat kelompok besar yang disingkat 4P, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).11 Bauran pemasaran atau marketing mix produk barang mencakup 4P,yaitu:12 a. Product (produk) b. Price (harga) c. Place (tempat) d. Promotion (promosi) Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Product (produk) 13 Pengertian sempit produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa yang telah dikenal. Sementara pengertian luas produk adalah sekelompok sifatsifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) 11 M. Suyanto, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2004), h16. 12 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.58. 13 Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, (Bandung: Linda Karya, 2006), h.45. 18 didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise dan pelayanan yang diberikan produsen yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap kebutuhan konsumen. b. Price (harga) Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.14 c. Place (tempat) Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.15 d. Promotion (promosi) 16 Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu 14 Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, Cet.V, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), 15 Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, h.61. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2010), h.147. 16 h.169. 19 tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya.17 B. Pinsip Syariah 1. Pengertian Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.18 Dalam menjalankan aktivitasnya, prinsip-prinsip syariah yang dianut adalah: a. Bebas dari bunga (riba) b. Bebas dari kegiatan yang spekulatif yang memproduktif (maysir) c. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil), dan d. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal19 17 Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.170. “Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true. 19 Veithzal Rifai, dkk, Bank and Financial Institution, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.760. 18 20 2. Prinsip-prinsip utama BMT yaitu: a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT, dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam kehidupan nyata. b. Keterpaduan (kaffah) dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlak mulia. c. Kekeluargaan (kooperatif) d. Kebersamaan e. Kemandirian f. Profesionalisme g. Istiqomah: konsisten, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa kenal putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ketahap berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.20 20 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.449- 450 . 21 C. Permintaan 1. Teori Permintaan a. Pengertian Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan akan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli.21 b. Teori Permintaan Islami Dalam ekonomi Islam, setiap keputusan ekonomi seorang manusia tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan agama karena setiap kegiatan senantiasa dihubungkan pada syariat. Al Quran menyebut ekonomi dengan istilah iqtishad (penghematan ekonomi) yang secara literal berarti pertengahan atau moderat. Seorang muslim dilarang melakukan pemborosan. Seorang muslim diminta untuk mengambil sebuah sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya. Dia tidak boleh isrof (royal, berlebihan-berlebihan) tetapi juga dilarang pelit (bukhl).22 21 22 h.85. Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, h.13. Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), 22 D. Produk BMT 1. Produk Penghimpunan Dana a. Mudharabah Mudharabah berdasarkan ahli fiqih merupakan suatu perjanjian dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain berdasarkan prinsip dagang dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan proporsi yang telah disetujui, seperti ½ dari keuntungan atau ¼ dan sebagainya.23 Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba yang diperoleh.24 23 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, cet.III, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.65. 24 Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, (Pasuruan: Sidogiri, 2008) h, 70 23 Prinsip mudharabah digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.2 Skema Mudharabah Bagi Hasil Usaha Pengelola Dana Pemilik Dana Dana Mudharabah Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 25 a) Mudharabah Mutlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. b) Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat) yaitu pemilik dana (shahibul mal) membatasi/memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana, seperti misalnya hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja. 25 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005), h.35-36. 24 Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: a) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis tetapi tidak memiliki modal. b) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dhorabah), dan keuntungan (ribh) c) Shigah, yaitu ijab dan qabul26. Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.27 b. Wadiah28 Wadiah merupakan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Atau dengan kata lain sebagai transaksi penitipan barang/uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga kemaslahatan, keamanan, serta keutuhan barang/uang. 26 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.62. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.60. 28 Veithzal Rifai,dkk, Bank and Financial Institution Management, h.791. 27 25 Rukun akad wadiah adalah sebagai berikut: 29 a) Pihak yang berakad, yakni orang yang menitipkan (Muwaddi’) b) Orang yang dititipkan barang (Wadii’) c) Objek (barang) yang diakadkan d) Shighot, yakni serah (Ijab) dan terima (qobul) 2. Produk Penyaluran Dana a. Mudharabah Mudharabah adalah penyerahan harta dari shahib al-mal (pemilik modal/dana) kepada mudharib (pengelola dana) sebagai modal usaha, sedangkan keuntungannya dibagi sesuai dengan nisbah (perbandingan laba rugi) yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba yang diperoleh.30 29 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.92. Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, h.70. 30 26 Mudharabah terbagi menjadi dua yaitu: 31 a) Mudharabah Mutlaqah Mudharabah Mutlaqah merupakan tidak ada pembatasan dalam menggunakan dana yang dihimpun. b) Mudharabah Muqayaddah Mudharabah Muqayaddah dimana jenis Mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pengelola. b. Musyarakah32 Musyarakah adalah keinginan dari para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. 31 _________, Perbankan Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2007), h.52-54. Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.102. 32 27 Gambar 1.3 Skema Musyarakah Nasabah (Pemilik Dana dan Pelaksana Usaha Bagi Hasil Usaha Pemilik Dana Dana Musyarakah Bagi Hasil Usaha Usaha Bersama Rukun dari akad musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:33 a.) Pelaku akad, yaitu para mitra usaha b.) Objek akad, yaitu modal (mal). Kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh), dan c.) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul c. Jual Beli (Ba’i)34 Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahannya, yakni sebagai berikut: 33 34 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.52. Adiwarman A karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98. 28 a) Murabahah Pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual kepada nasabah. 35 Gambar 1.4 Skema Bai’ Murabahah 1.Negosiasi & Persyaratan BMT 2. Akad Jual Beli NASABAH 6. Bayar 5. Terima Barang dan Dokumen 3. Beli Barang PENJUAL 4. Kirim SUPLIER 35 h.106. Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, cet.III, (Jakarta: Kencana, 2007) 29 Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: 36 1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang 2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga), dan 3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul. b) Salam Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu, diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. 37 36 37 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.82. Adiwarman A Karim, Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98-100. 30 Gambar 1.5 Skema Bai’ As Salam PRODUSEN PENJUAL 4. Kirim Pesanan 3. Kirim Dokumen 2. Pemesanan Barang Nasabah & Bayar Tunai NASABAH 5. Bayar BMT 1.Negosiasi Pesanan dengan Kriteria Rukun dari salam yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:38 1) Pelaku akad, yaitu muslam (pembeli) adalah pihak yang membutuhkan dan memesan barang, dan muslam ilaih (penjual) adalah pihak yang memasok atau memproduksi barang pesanan 2) Objek akad, yaitu barang atau hasil produksi (muslam fiih) dengan spesifikasinya dan harga (tsaman) 3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul. 38 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.91. 31 c) Istishna’39 Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembut barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atu membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran : apakah pembayaran dilakukan dimuka, melalui cicilan, atau ditangguhkan sampai suatu batas waktu pada masa yang akan datang.40 Gambar 1.6 Skema Istishna’ 1a. Bayar di Muka BMT NASABAH 1b. Beli Barang Pesanan 2a. Jual Barang 2b. Bayar Tunai/cicilan 39 REKANAN NASABAH/NASABAH Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.113. 32 Rukun dari akad istishna’ yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal yaitu:41 1) Pelaku akad, yaitu mustashni’ (pembeli) adalah pihak yang membutuhkan dan memesan barang, dan shani’ (penjual) adalah pihak yang memproduksi barang pesanan. 2) Objek akad, yaitu barang atau jasa (mashnu’) dengan spesifikasinya dan harga (tsaman), dan 3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul. d) Sewa (Ijarah) 42 Leasing (sewa beli) atau ijarah juga sering dipraktekan oleh bank Islam. Secara harfiah, ijarah berarti “menyewakan sesuatu”, dan secara teknis menyangkut penggunaan property milik orang lain dengan memberikan ongkos sewa. Ijarah hanya memindahkan manfaat, bukan kepemilikan atas sesuatu. Maksudnya, sesuatu yang disewakan tetap menjadi milik yang menyewakan dan si penyewa hanya berhak atas manfaatnya. 41 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.97. Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Islamic Banking, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007), h.80. 42 33 Gambar 1.7 Skema Ijarah BMT Menyewakan Jasa NASABAH Bayar Cicilan Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:43 1) Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah pihak yang menyewa aset, dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewa aset 2) Objek akad, yaitu ma’jur (aset yang disewakan), dan ujrah (harga sewa) 3) Shigah, yaitu Ijab dan Qabul. e) Qardh44 Perjanjian qardh adalah perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjaman kepada pihak lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu diberikan. 43 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.101 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75. 44 34 Qardhul hasan merupakan perjanjian qardh untuk tujuan sosial. Adalah tidak mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil bagi untuk memberikan pinjaman-pinjaman kepada mereka yang tergolong lemah ekonominya untuk memberikan fasilitas qardhul hasan.45 Rukun qardh ada 3, yaitu:46 1) Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman 2) Objek Akad, berupa uang yang dipinjamkan 3) Ijab qabul/Serah Terima 45 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.75. 46 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h.240. BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO A. Profil Koperasi BMT Bintaro BMT BINTARO adalah badan usaha yang berbentuk Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah yang didirikan pada tanggal 5 Muharram 1430 H berketepatan dengan tanggal 2 Januari 2009 dengan Akta Pendirian nomor: 03 tanggal 23 April 2009 Notaris Ny. IRMA SAVYNA FIRDAUS, S.H, dengan pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2009. Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah secara murni, yang menerima penanaman modal dari para shohibul maal dan menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di jalankan langsung oleh BMT mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan pabrikasi. Dan Koperasi BMT Bintaro Insya Allah lebih berhati-hati dalam menerapkan muamalahnya sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal, menghindari riba dan cabang-cabangnya serta terbebas dari hal-hal yang dilarang secara syar'i. 35 36 B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro Sejarah pendirian Koperasi BMT Bintaro ini berawal dari keinginan beberapa orang calon pengelola untuk menerapkan konsep perbankan yang benar. Hal ini disebabkan oleh karena keraguan yang besar terhadap sistem perbankan syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Sementara mereka sudah memahami ilmu terhadap perbankan syariah itu sendiri, jauh sebelum perbankan syariah di Indonesia muncul. Allah Ta’ala telah menjamin kebenaran syari’ahNya yang mencakup dari berbagai segi baik itu hukum, sosial, maupun ekonomi. Maka dalam syari'ah pun diberikan petunjuk mengelola lembaga keuangan. Kehadiran lembaga keuangan khususnya dalam bidang perbankan yang berbasis pada syariah-Nya yang biasa disebut perbankan syariah ini diharapkan dapat membawa perkembangan baik pada perekonomian masyarakat, tentu saja tantangannya cukup berat karena harus meyakinkan masyarakat bahwa perbankan syariah tersebut dapat menjadi solusi pengganti sistem perbankan ribawi. Dalam usahanya BMT ini menjalankan syari'ah Allah Ta'ala, dan juga menghadapi tantangan pandangan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah dapat menjadi solusi pengganti sistem lembaga keuangan ribawi. 37 Berangkat dari pemahaman mereka tentang lembaga keuangan yang bebas riba, berkumpulah 5 orang pada pertemuan pertama yang dilakukan sekitar akhir tahun 2008, diantaranya: 1. Muhammad Dian Ghazali yang berlaku sebagai pelopor dari pendirian BMT. 2. Ustad Mukhtarom 3. Mangaraja P Nasution 4. Suparman (Allahu Yarham) 5. Jaksa (Allahu Yarham). Dari kelima orang tersebut, Muhammad Dian Ghazali merupakan pelopor dari pendirian Koperasi BMT Bintaro. Beliau belajar ilmu tentang syariah dari para Ustadz besar, belajar dari berbagai kitab ulama Mujtahid (ulama yang telah melakukan ijtihad). Kemudian, belajar dari bukunya Dr. Arifin bin Badri seorang ilmuwan Universitas Madinah dan seorang ahli hadist muamalah yang berjudul “Riba dan Mengkritisi Perbankan Syariah”. Lalu buku yang kedua, “Sifat Perniagaan Nabi SAW”. Beliau telah nerpengalaman dalam bidang muamalah selama 30 tahun. Dan pernah menjadi seorang akuntan. Dari berbagai ilmu yang dipelajarinya, beliau berkeinginan untuk membuat suatu lembaga keuangan yang bebas riba. 38 Kemudian, setelah pertemuan pertama dilakukan, diadakan lagi pertemuan kedua pada awal Januari 2009 dengan melibatkan calon-calon pendiri yang terdiri dari 20 orang yang menggagas untuk mendirikan koperasi. Tetapi pada waktu itu namanya masih BMT, dan ada yang mengusulkan untuk memberikan nama BMT Bintaro. Kemudian setelah rapat pendiri tersebut, pada bulan berikutnya diantaranya bulan Febuari sampai April mempersiapkan prosedur legalitas dari pemerintahan yang bernama koperasi. Sehingga BMT ini merubah namanya menjadi Koperasi BMT Bintaro.1 C. Visi dan Misi Visi : Insya Allah, ber-azam dalam bermuamalah yang benar pada sektor riil dengan skala nasional & internasional Misi : 1. Penggabungan sistem Perbankan dengan pelaku usaha Sektor Riil 2. Penyebaran Jenis Usaha, lebih dari 50 unit usaha Insya Allah sedang dan segera dijalankan 3. Mengutamakan Keamanan Usaha, kemudian Kesinambungan; Perputaran; Tingkat Keuntungan 1 Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 39 D. Prinsip Operasional Dalam setiap organisasi, lembaga maupun perusahaan diperlukan suatu prinsip yang mana prinsip tersebut dapat menjadi pedoman dasar sebuah organisasi dalam menjalankan setiap kegiatannya. Prinsip tersebut merupakan pola yang dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran para pendiri koperasi. Koperasi BMT Bintaro ini merupakan koperasi yang didirikan oleh para pelopor yang mayoritas merupakan para paham kaum salafi. Salafi merupakan suatu pemahaman. Salaf menurut bahasa adalah orang-orang yang terdahulu.2 Alsalaf ialah mereka yang hidup pada kurun-kurun terbaik yang disifatkan oleh Rasulullah s.a.w. kurun yang dimaksudkan itu sama ada bermula 300 atau 500 tahun selepas hijriah. Salafiah ialah satu golongan yang mendakwa mengikuti orang-orang terdahulu yaitu golongan salaf.3 Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, BMT ini melakukan kinerjanya berdasarkan pemahaman salaful ummah tersebut. Berikut adalah prinsip operasional yang diterapkan pada Koperasi BMT Bintaro, yaitu: a. Tidak memakai tenaga wanita untuk mempromosikan barang, dari front office, back office dan juga presentasi. b. Tidak mengikuti pola Bank Syariah dan BMT yang lainnya karena dianggap masih menganut sistem riba. 2 Zamilan Mat Zin Al-Ghari, Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian, (Malaysia: Tera Jaya Enterprise, 2001), h.1. 3 Zamilan Mat Zin Al-Ghari, Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian, h.148. 40 c. Mewajibkan seluruh karyawan mengikuti pengajian sesuai dengan pemahaman salafi, pemahaman generasi terbaik dari umat Islam. d. Menjalin hubungan kerjasama diantara anggota yang sudah terjalin dalam kajian yang sama yaitu Salaf. e. Menerima anggota koperasi BMT tidak hanya dari golongan salaf saja.4 E. Produk-produk Koperasi BMT Bintaro Produk yang disediakan Koperasi BMT Bintaro, yaitu: a. Produk Penghimpunan Dana a) Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke sektor manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah. Karakteristik Mudharabah Mutlaqah: 1. Jangka waktu yang fleksibel antara 12 bulan, (akan datang 1 ,3, 6 bulan) 2. Simpanan tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo 3. Bagi hasil dapat menambah pokok simpanan, ditransfer, atau dipindah bukukan ke rekening tabungan. 4 Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 41 4. Fasilitas Automatic Roll Over Manfaat: Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif b) Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha) pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal yang diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati bersama. Karakteristik Mudharabah Muqayadah 1. Pemakaian rekening bersama agar penanam modal dapat melihat perputaran dana melalui Bank Syariah yang di tunjuk. 2. Penarikan dana dapat dilakukan secara tunai dengan menggunakan slip penarikan atau dapat dilakukan melalui ATM Khusus. 3. Informasi bagi hasil akan disampaikan dalam bentuk statement. 4. Penanaman Modal dapat di roll over secara otomatis (ARO). 42 Manfaat : Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan Koperasi BMT Bintaro mengharapkan bagian profit yang diperoleh agar dapat digunakan untuk menambah modal.5 c) Tabungan Wadiah Koperasi Bintaro adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip Wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Wadiah merupakan titipan murni. Dimana nasabah menitipkan uangnya di BMT tanpa adanya penambahan atau pengurangan saldo. Karena pada sistem Wadiah yang diterapkan dana nasabah tidak diinvestasikan oleh BMT ke sektor manapun.6 Karakteristik tabungan Wadiah: 1. Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah 2. Setoran minimal yang ringan 3. Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet (Optional) 4. Dapat ditarik/setor setiap saat di seluruh cabang BMT (Akan datang). 5 “Penanaman Modal Mudharabah Muqayaddah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.43 wib www.bmtbintaro.com 6 Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 43 5. Tidak ada bagi hasil, baik untung atau rugi atas penitipan dalam bentuk tabungan Al-Wadi'ah 6. Untuk tabungan Al-Wadi'ah minimal 30% dari total dana yang dititipkan dimasukkan sebagai Penanaman Modal Koperasi Bintaro, Misal: Bapak/Ibu ingin menabung di tabungan Al-Wadi'ah sejumlah Rp 100.000.000,00, maka Rp 30.000.000,00 diantaranya dimasukkan kedalam Investasi Mudharabah, sehingga posisi Rp 100.000.000,00 berada pada tabungan Al-Wadiah, dan Investasi Mudharabah Rp 30.000.000,00. Manfaat: 1. Dana aman dan tersedia setiap saat 2. Transaksi online di seluruh cabang BMT (Akan datang) 3. Mendapatkan kartu ATM sekaligus debet (Akan datang)7 b. Produk Penyaluran Dana a) Mudharabah Mutlaqah Mudharabah Mutlaqah merupakan pola investasi atau penanaman modal berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah, dimana dana 7 “Tabungan Wadiah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.55 wib, www.bmtbintaro.com 44 yang diinvestasikan oleh nasabah kemudian dikelola oleh BMT ke sektor manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah. b) Mudharabah Muqayaddah Mudharabah Muqayaddah adalah akad komersial kerjasama usaha antara Shohibul Maal (Penanam Modal) dengan Mudharib (Pengusaha) pada usaha yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang ditentukan. Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal yang diberikan oleh Shohibul Maal untuk usaha yang disepakati bersama. c) Ba’i. Ba’i merupakan akad jual beli. Pada produk jual beli Koperasi BMT Bintaro melakukan jual belinya pada beberapa sektor, yaitu: 1. Jual-Beli Mobil Second 2. Gas Elpiji (Sub Agen) 3. Air Galon 4. Beras 5. Soto Betawi (2 Unit) 6. Martabak Telor, manis, Keju 7. Kebab 8. Voucher Electrik 9. Laptop BYON dan Microsoft Software 45 F. Struktur Organisasi Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-subsistem atau bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya.8 Apabila kita berbicara tentang ”struktur organisasi” biasanya akan terbayang di muka kita macam-macam peta organisasi atau skema organisasi. Peta-peta organisasi menggambarkan/mencerminkan struktur suatu organisasi karena pada hakikatnya peta-peta organisasi merupakan model (abstraksi) dari organisasi yang ada dalam kenyataan.9 Alasan penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan satu tugas dengan tugas yang lainnya sehingga diperoleh efisiensi yang lebih besar terutama karena dimungkinkannya setiap individu menspesialisasi dirinya. Selain itu juga penyusunan organisasi dikatakan penting karene untuk memungkinkan dilakukannya koordinasi atas usaha-usaha/tugas-tugas dan tenaga yang ada, sehingga usaha pengembangan pemasaran dapat efektif karena koordinasinya berada pada satu tangan.10 8 Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, cet.II, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), h.2. 9 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2004), h.98. 10 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet.VII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.328-329. 46 Struktur organisasi pada Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut: Gambar 1. 8 Struktur Organisasi Koperasi BMT Bintaro Ketua Dewan Pengawas Ketua Pengurus Sekretaris Direktorat Usaha Bendahara Direktorat Layanan Ketua dewan pengawas syariah : M. Dian Ghozali Ketua pengurus : Mangaraja P. Nasution Bendahara : Muhammad Irfan Sekretaris : Budiman Indrajaya Direktorat Pendukung dan Administrasi 47 Direktorat usaha: Ir. Ambardi Juniawan Direktorat layanan: Mangaraja P. Nasution (sementara) Direktorat pendukung dan administrasi: Muhammad Irfan (sementara) Direktorat Usaha menjalankan amanah dari para anggota BMT untuk membentuk, menstabilkan, dan meningkatkan kemajuan usaha agar mendapatkan keuntungan bagi para anggotanya, dan juga para pengelolanya, sebagaimana ketiga hal ini terdapat pada BMT pada umumnya begitu juga terdapat pada Koperasi BMT Bintaro khususnya. Direktorat Layanan sebagai ujung tombak sebuah BMT tugasnya adalah mencari dana, melayani kebutuhan calon anggota untuk menjadi anggota BMT, dan melayani kebutuhan para anggota BMT untuk menambah tabungan, dan investasi penanaman modal, pengecekan saldo tabungan, dan investasi penanaman modal, serta menarik dana tabungan, dan juga investasi penanaman modal. Direktorat Pendukung dan Administrasi merupakan ujung tombak yang menangani "dapur" atau unit back office. Yang berwenang mengkoordinasikan sistem pelaporan unit usaha Koperasi BMT Bintaro yang akan disajikan kepada Shohibul Maal secara khusus maupun masyarakat pada umumnya. Pemeliharaan dan pengembangan sistem/aplikasi Koperasi BMT Bintaro, diantaranya mendukung sistem on-line Koperasi BMT Bintaro. Wewenang lainnya adalah 48 pemenuhan kebutuhan barang yang dibutuhkan oleh masing-masing. Direktorat berkoordinasi dengan direktorat maupun unit kerja lainnya dalam pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan SDM yang ada. BAB IV STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PERMINTAAN PRODUK-PRODUK KOPERASI BMT BINTARO A. Strategi Pemasaran Koperasi BMT Bintaro 1. Strategi Produk (Product) Produk merupakan sebuah benda atau sebentuk pelayanan yang ditawarkan guna memenuhi kebutuhan sekaligus memberikan kepuasan kepada konsumen, baik itu pemenuhan kebutuhan yang mendasar seperti rasa lapar dan haus atau kebutuhan sekunder seperti hiburan.1 Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (contoh: otomobil, buku), jasa (contoh: pangkas rambut, pertunjukan konser), orang (contoh: Michael Jordan, Jackie Cheung), tempat (contoh: Sydney, Osaka), organisasi (contoh: Perserikatan Bangsa-bangsa), dan ide (contoh: keliarga berencana, anti rokok).2 1 Thorik Gunara dan Utus Hardino Sudibyo, Marketing Muhammad Strategi Andal dan Jitu Praktek Bisnis Nabi Muhammad saw, (Bandung: Samaladani Pustaka Semesta, 2007), h.49. 2 Philip Kotler, dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia, (Yogyakarta: ANDI and Simon & Schuster (Asia), 2000), h.212. 49 50 Dalam menerapkan strategi pemasaran produknya, Koperasi BMT Bintaro menjalankan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariah, yaitu: a. Tidak menjual produk yang mengandung unsur haram (seperti alkohol, rokok, buku porno, dll) b. Uang yang diinvestasikan dalam setiap produk diinvestasikan pada sektor yang bebas haram c. Pada produk Mudharabah : penanaman modal untung/rugi dibagi d. Pada produk Wadiah uang murni hanya titipan tanpa adanya bagi hasil. Karena bagi hasil hanya pada produk mudharabah e. Penanaman modal pada Mudharabah Mutlaqah nasabah boleh mengetahui kemana dananya diinvestasikan oleh pihak BMT. f. Menyalurkan uang yang diinvestasikan sesuai dengan kebutuhan, BMT tidak memberikan bunga/kembang kepada nasabah baru karena tidak penting.3 3 Wawanscara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 51 1. Strategi Harga (Price)4 Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.5 Prinsip syariah dalam penerapan strategi pemasaran harga yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut: a. Melakukan sistem bagi hasil pada penanaman modalnya. Sistem bagi hasil merupakan kebijakan yang diberikan oleh Koperasi BMT Bintaro yang dibuat sesuai dengan kesepakatan dengan nasabah. Seperti dalam akad Mudharabah Mutlaqah, nisbah bagi hasil adalah 65:35 atau 50:50. Sedangkan pada Mudharabah Muqayaddah nisbah bagi hasilnya adalah 50:506 b. Tidak menetapkan dua harga. Misalkan jika dibeli secara tunai harganya Rp 130.000.000, namun jika dibeli secara kredit Rp 150.000.000. Ketika berpisah belum terjadi kesepakatan mau beli tunai atau kredit. Ini tidak boleh dilakukan karena belum terjadi kesepakatan antara BMT dan nasabah. 4 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.32. 5 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, cet.III, h.32. 6 Wawanscara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 52 c. Harga bersaing, tapi tidak ada riba. 2. Strategi Tempat (Place) Untuk memberikan kemudahan nasabah, Koperasi BMT Bintaro melakukan memindahkan lokasinya dari yang sebelumnya dianggap kurang strategis, yaitu sebelumnya bertempat di Jl. Senayan Utama Blok H/J 3/2 Bintaro Sektor 9 kemudian berpindah tempat ke Jl. Bintaro Utama Blok F 2/5 Sektor 2. Perpindahan yang dilakukan ini merupakan suatu hal yang baik dalam strategi pemasaran Koperasi BMT Bintaro. Bintaro Sektor 2 dikatakan lebih strategis dibanding yang lokasi lama. Karena lokasi ini terletak dipinggir jalan umum yang sering dilewati orang dan merupakan jalur utama menuju Bintaro. Kemungkinan perpindahan lokasi ini diharapkan agar secara sekilas masyarakat sekitar Bintaro dapat mengetahui keberadaan Koperasi BMT Bintaro. Selain itu juga, Koperasi BMT Bintaro melakukan pembentukan pospos pelayanan yang ada di masjid Assunah sektor 3 untuk mempermudah pelayanan dan memberikan informasi terhadap Koperasi BMT bintaro kepada masyarakat sekitar. Kemudian, saat ini juga Koperasi BMT Bintaro membuka cabang pelayanannya di Bekasi. 53 3. Strategi Promosi (Promotion) Promosi dalam ilmu pemasaran tradisional merupakan suatu upaya perusahaan agar semua fungsi-fungsi pemasaran suatu saat nanti berakhir dengan penjualan.7 Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir setelah produk, harga dan tempat. Serta inilah yang paling sering diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit. Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah lain. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya.8 Adapun kegiatan promosi yang diterapkan oleh Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut: a. Melalui brosur, brosur yang dibuat didalamnya berisikan tentang profil Koperasi BMT Bintaro, produk-produk yang disediakan, visi dan misi, layanan yang disediakan. Kemudian dalam brosur ini didesain sedemikian rupa untuk menarik para nasabah dengan memberikan 7 Adi Nugroho, E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, (Bandung: Informatika Bandung, 2006), h.210. 8 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2010), h.169-170. 54 warna yang menarik, logo sebagai simbol ataupun lambang yang mudah dipahami oleh orang lain, serta isi singkat dalam brosur mengenai Koperasi BMT Bintaro. b. Melalui media elektronik bertujuan untuk menjalin hubungan dan membuka selebar-lebarnya para anggota melalui web. Dengan web nasabah mendapatkan informasi-informasi tentang Koperasi BMT Bintaro yang lebih mendalam setelah mendapat informasi secara umum yang diperoleh dari brosur. Disana nasabah juga memperoleh formulir untuk permohonan menjadi nasabah, informasi tentang ketentuan produk yang disediakan, laporan manajemen keuangan, dll. Didalam web menjelaskan bahwa Koperasi BMT Bintaro bebas dari unsur riba dan amanah dalam menjalankan kegiatan perniagaannya. Pembuatan web ini diharapkan agar nasabah dapat mengakses informasi tentang Koperasi BMT Bintaro dengan mudah dimanapun dan kapanpun. c. Dalam promosi langsung, Koperasi BMT Bintaro melakukan persentasi di pengajian-pengajian, dengan rekan bisnis, maupun lingkungan keluarga. 55 B. Prinsip Syariah 1. Ketuhanan Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan ketuhanan, sistem ekonomi ini dilandaskan pada syariat-syariat yang telah diatur dalam Al Quran dan As Sunnah agar setiap kegiatan perekonomian mendapat ridho Allah SWT. Dalam menjalankan setiap kegiatannya, Koperasi BMT Bintaro menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Adapun prinsip ketuhanan yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut: a. Menetapkan sholat 5 waktu dan berjamaah di masjid sekitar BMT. b. Berlandaskan pada Al Quran dan As Sunnah c. Ikhtiar. Melakukan kegiatan perekonomian semaksimal mungkin kemudian berserah diri kepada Allah SWT. 2. Kekeluargaaan Kekeluargaan merupakan hal terpenting dalam setiap kegiatan ekonomi. Karena dari sinilah kita dapat mengerti arti penting sebuah kerjasama, baik antara nasabah maupun pihak BMT. Prinsip ini dilakukan oleh Koperasi BMT Bintaro agar terciptanya keharomisasian antara pihak BMT dengan nasabah. Sehingga koneksi maupun komunikasi antar kedua belah pihak menjadi lebih baik. Tidak hanya lingkup nasabah dan BMT, 56 namun lingkup para karyawan BMT terjalin sikap kekeluargaan yang erat. Hal ini dibuktikan setiap divisinya melakukan tugas pekerjaannya dengan kerjasama yang baik. 3. Amanah Amanah artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal. Sifat amanah harus dimiliki oleh mukmin, apalagi yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan bagi masyarakat.9 Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip tersebut agar para nasabah merasa aman dan nyaman bergabung dalam Koperasi BMT Bintaro. Uang yang dititipkan atau disimpan oleh nasabah dipergunakan berdasarkan kebutuhan usaha yang akan dijalankan pada saat itu. Begitu pula ketika pembagian bagi hasil, dibagi kepada nasabah sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati bersama. 4. Menjalankan usaha yang halal Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan dengan pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syariah secara murni, yang menerima penanaman modal dari para shohibul maal 9 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h.15. 57 dan menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang di jalankan langsung oleh BMT mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan pabrikasi. Dana yang dihimpun oleh nasabah dialokasikan keberbagai sektor yang bermanfaat seperti diantaranya, yaitu melakukan usaha Cargo Trucking (Maersk Land), pusat herbal terpadu, jual-beli mobil second, gas elpiji (Sub Agen), air gallon, beras, laundry, soto betawi (2 Unit), martabak telor, manis, keju, kebab, voucher elektrik, dan laptop BYON dan Microsoft Software. C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusn strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganlisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.10 Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Analisis SWOT ini digunakan penulis agar dapat 10 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, cet.XV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.18-19. 58 menjadi sebuah alat untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada disekitar Koperasi BMT Bintaro. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan Kekuatan merupakan faktor dari dalam yang dapat menjadi keunggulan suatu perusahaan. Dalam hal ini Koperasi BMT Bintaro memiki kekuatan tersendiri dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya, yaitu: a. Setiap kegiatan dilandasi dengan pemahaman yang diajarkan Al Quran dan As Sunah. b. Dari segi usaha dan layanan kekuatannya adalah banyak pengelola yang tinggal di Bintaro, sehingga jadi koneksi yang baik. c. Pembagian keuntungan sesuai dengan syar’i yaitu dengan sistem bagi hasil. d. Diadakannya pengajian dengan para karyawan. e. Terdapat hubungan yang baik karena sudah terjalin dalam kajian yang sama yaitu salaf.11 f. Keunggulan produk Koperasi BMT Bintaro, yaitu berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin berinvestasi dengan prinsip syariah. 11 Wawancara Pribadi Dengan Mangaraja P Nasution, Jakarta: Koperasi BMT Bintaro, Kamis 27 Januari 2011. 59 2. Kelemahan Kelemahan yang terdapat dalam Koperasi BMT Bintaro adalah sebagai berikut: a. Kurangnya sarana dan prasarana b. Strategi promosi yang kurang, seperti kurangya plang di depan Koperasi BMT Bintaro yang menunjukan secara jelas keberadaan BMT tersebut. Yang lebih mencolok terlihat hanya jasa laundry. c. Penataan ruang yang kurang rapi, sehingga secara sekilas dianggap kurang menarik perhatian pengunjung ketika masuk kedalam. Dan sampai di dalam juga belum terlihat maksud lembaga keuangan secara jelas. d. Kurangnya budget dalam melakukan promosi. e. Terdapatnya bahasa yang rancu dalam penggunaan nama Koperasi BMT Bintaro. Pada umumnya Koperasi berbeda dengan BMT. Koperasi merupakan lembaga yang bertujuan sosial, sedangkan BMT bisa sosial dan juga bisa komersil. Penggunaan nama ini bagaikan menggunakan nama, misalnya Sekolah Tinggi Universitas. Sama-sama dalam bentuk lembaga namun berbeda jenisnya. 60 3. Peluang a. Adanya pengesahan dari pemerintah yaitu pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM tanggal 7 Mei 2009. b. Banyaknya masyarakat muslim yang ingin lepas dari sistem riba. c. Adanya media web sebagai sarana bagi semua orang untuk mengetahui tentang Koperasi BMT Bintaro ini. d. Lokasi yang strategis di Bintaro dan banyaknya para investor yang tinggal sekitar Bintaro dapat bergabung menanamkan modalnya di BMT ini. 4. Tantangan a. Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep tentang syariah yang meliputi bagi hasil. b. Sulitnya mencari SDM yang terampil dan jujur. 61 D. Prinsip Pemasaran Berdasarkan Syariah Penulis mengambil beberapa pendapat mengenai prinsip pemasaran berdasarkan syariah, yaitu meliputi: Abdullah Amrin berpendapat bahwa prinsip dalam pemasaran syariah harus mengandung nilai-nilai iman yang merupakan kependekan dari ikhtiar, manfaat, amanah dan nikmat.12 1. Ikhtiar a. Penerapan ikhtiar pada perusahaan Bagi perusahaan yang berikhtiar menerapkan manajeman professional maka visi dan misi perusahaan akan lebih mudah tercapai, karena faktor dari kekuatan intern perusahaan berupa kultur perusahaan yang melandasinya dalam bentuk kekuatan jiwa perusahaan dapat diresapi dan diaplikasikan oleh tiap-tiap personil. b. Penerapan ikhtiar oleh agen/tenaga pemasar Seseorang professional yang bekerja atas dasar landasan ikhtiar dan ia yakin akan rezekinya maka ia tidak akan khawatir akan pendapatannya. Perusahaan pasti akan memperhatikannya, mungkin dalam bentuk pemberian penghargaan (reward), promosi, atau hadiah lain yang tidak akan disangka-sangka. Jika perusahaan belum memperhatikan 12 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah , h.6-8. 62 maka ia berkeyakinan bahwa pekerjaannya akan dilihat oleh Allah SWT yang akan mendapatkan ganjaran langsung berupa pahala dari amal kebaikan yang diperbuat. Sifat iri, dengki, ataupun menghasut terhadap rekan kerja dan atasan serta relasi yang timbul akibat hati yang kotor dapat mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan inefektivitas terhadap pelaku dan perusahaan. 2. Manfaat Manfaat artinya berguna bagi si pemakai produk ataupun jasa. Bermanfaat jika dirasakan mempunyai nilai guna yang dirasakan oleh si pemakai. Produk ataupun jasa yang dihasilkan akan bermanfaat manakala konsumen merasakan adanya peningkatan nilai lebih dari sebelumnya. Konsumen turut merasakan keuntungan dan keberkahannya. Hidupnya akan lebih baik, kesejahteraannya meningkat, dan kebahagiaannya bertambah. Kemanfaatan dari kegiatan bisnis harus terlebih dahulu dirasakan oleh lingkungannya, kemudian barulah pelaku bisnis yang bersangkutan. 3. Amanah13 Amanah artinya dapat dipercaya, sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang professional yang jujur, dengan sebutan al-amin yang artinya dapat dipercaya. Di mana Rasulullah SAW merintis bisnis dari modal kejujuran yang diakui tidak hanya oleh mitra kerja, 13 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah , h.9-10. 63 relasi, bahkan oleh para kompetitornya. Dengan demikian, kejujuran bukan saja merupakan tuntutan dalam berbisnis tetapi juga mengandung nilai ibadah. 4. Nasihat (Nasiah) Produk atau jasa yang kita keluarkan haruslah mengandung unsur peringatan berupa nasihat yang terkandung didalamnya sehingga setiap konsumen yang memanfaatkannya akan tersentuh hatinya terhadap tujuan hakiki kemanfaatan produk atau jasa yang dipergunakan. Para produsen yang bertanggung jawab tidak hanya memikirkan manfaat dari suatu produk yang dibuat, tetapi ia pun berpikir bahwa produknya harus mengandung nilai-nilai nasihat, sehingga tidak hanya manfaat yang didapatkannya, tetapi nilai yang terkandung didalamnya dapat memberikan rasa kepuasan batin. Nilai hakiki yang terkandung dalam unsur produk atau jasa dapat mengingatkan kepada konsumen akan makna kebesaran Allah SWT. 14 14 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, h.12. 64 Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya berpendapat ada 4 karakteristik yang terdapat pada syariah marketing, meliputi:15 1. Ketuhanan (rabbaniyah) Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dengan konsep ini seorang pemasar syariah akan sangat hati-hati dalam perilaku pemasarannya dan berusaha untuk tidak merugikan konsumen. Apabila seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan maka ia dapat merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang pemasar syariah memiliki orientasi maslahah, sehingga tidak hanya mencari keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan didalamnya. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Q.S. Al zalzalah; 7-8) 15 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.22. 65 2. Etis (akhlaqiyah) Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan masalah akhlak dalam keseluruhan aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama manapun, karena hal ini bersifat universal. 3. Realistis (al-waqi’yyah)16 Syariah marketing bukanlah konsep eksklusif, fanatik, anti modernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel. Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi. Namun, syariah marketer haruslah tetap berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakan. Sifat realistis dikarenakan pemasaran syariah sangat fleksibel dan luwes dalam tafsir hukum dan implementasinya terhadap pemasaran konvensional. 4. Humanistis (insaniyah) Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifatsifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariah Islam 16 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.23. 66 adalah syariah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Sehingga syariah marketing bersifat universal. Marketing syariah yang humanistis diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan agama, suku, ras, warna kulit, kebangsaan dan status.17 E. Perkembangan Koperasi BMT Bintaro Bagi Koperasi BMT Bintaro, perjalanan beroperasinya Koperasi BMT Bintaro yang dimulai pada bulan Agustus tahun 2009 hingga bulan Desember 2009 merupakan bulan-bulan yang penuh dengan tantangan, sekaligus pembangunan. Fokus utama pada bulan-bulan tersebut ialah penstabilan operasional Direktorat Layanan, Direktorat Pendukung dan Administrasi (Direktorat P&A) dan juga Direktorat Usaha agar dapat melayani para anggota sekalian dengan baik sebagaimana layaknya lembaga keuangan pada umumnya, dan juga agar dapat memberikan BEP (Break Even Point) pada setiap modal Koperasi BMT Bintaro. BMT telah menghadapi dan berhasil melalui situasi sulit dan kompleks dengan izin Allah Ta'ala dimulai dari beroperasi Koperasi BMT Bintaro, dengan harapan bahwa lembaga keuangan syariah ini akan menjadi solusi dalam mengadapi riba. Hal tersebutlah yang melatar belakangi kemajuan Koperasi BMT 17 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.24. 67 Bintaro hingga saat ini, dimana Koperasi BMT Bintaro mempunyai visi yaitu Insya Allah, berazam dalam bermuamalah sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah serta pemahaman para sahabat. Tentunya ada tiga hal pokok dalam sebuah BMT yang menjadi ujung tombak berjalannya lembaga tersebut, tiga ujung tombak itu adalah Direktorat Layanan, Direktorat P&A, dan Direktorat Usaha. Dalam perjalanannya Direktorat Layanan Koperasi BMT Bintaro menunjukkan perkembangan yang baik, hal ini dapat dilihat dari pendirian kantor pelayanan yang terletak pada Jl. Senayan Utama Blok H/J 3/2 Bintaro Sektor 9 sebagai dasar pelayanan Direktorat Layanan yang kemudian dipindahkan ke Jl. Bintaro Utama Blok F 2/5 Sektor 2. Pembentukan pos-pos pelayanan yang ada di masjid Assunnah sektor 3, dan rencananya akan disebar diberbagai masjid yang ada sekitar Bintaro, dan BSD. Begitu pula Direktorat Pendukung dan Administrasi atau P&A, perkembangannya dapat terlihat pada terdapatnya fasilitas buku tabungan Al Wadi'ah, dan Penanaman Modal Koperasi BMT Bintaro, kartu ATM & Debet BMT Bintaro, adanya software mini bank dalam mendukung kinerja pelayanan, dan juga website www.bmtbintaro.com, yang kesemuanya itu memberikan kemudahan bagi para anggota untuk menabung, mengecek saldo tabungan, serta menarik dana tabungan anggota. Saat ini Direktorat P&A sedang mengembangkan sistem/aplikasi Koperasi BMT Bintaro yang memudahkan setiap unit usaha untuk mencatat transaksinya dan melaporkan ke Kantor Pusat 68 Koperai BMT Bintaro melalui sistem. Dan juga pemenuhan kebutuhan SDM baik untuk Kantor Pusat Koperasi BMT Bintaro maupun unit usaha. Kemudian, Direktorat Usaha Koperasi BMT Bintaro pun juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari berdirinya 12 usaha Koperasi BMT Bintaro yang dimulai dari jual beli kebutuhan pokok hingga cargo trucking (Maersk Land), dan 12 usaha itu adalah: 1. Cargo Trucking (Maersk Land) 2. Pusat Herbal Terpadu 3. Jual-Beli Mobil Second 4. Gas Elpiji (Sub Agen) 5. Air Galon 6. Beras 7. Laundry 8. Soto Betawi (2 Unit) 9. Martabak Telor, manis, keju 10. Kebab 11. Voucher Elektrik 12. Laptop BYON dan Microsoft Software Usaha lainnya seperti soto betawi mulai menunjukkan penjualan yang membaik, begitu juga halnya usaha martabak walaupun kedua usaha tersebut belum mencapai target hingga 4 outlet,dan usaha lain seperti jual beli mobil second dibawah 25 juta, kebab, voucher elektronik, dan laptop sedang berusaha 69 untuk meningkatkan penjualannya. Selain itu Direktorat Usaha sedang mengembangkan 7 usaha baru berupa Tiki Kurir, Depo Material, grosir beras di pasar Pamulang, Grosir Pasir, Salon Muslimah Produksi Masa Teh Pengobatan Herbal, dan Penjualan alat-alat kebutuhan rumah tangga secara angsuran.18 18 Koperasi BMT Bsintaro, Laporan Manajemen Bmt Bintaro, 2009, h.6-9. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah diungkapkan pada bab-bab sebelumnya tentang strategi pemasaran berdasarkan prinsip syariah yang diterapkan Koperasi BMT Bintaro, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan Koperasi BMT Bintaro berdasarkan prinsip syariah yang meliputi empat unsur marketing mix yaitu: a. Dalam strategi produk, Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip bebas haram, produknya sesuai dengan prinsip syariah pada umumnya seperti tidak menjual produk yang mengandung unsur haram (seperti alkohol, rokok, buku porno, dll). Uang yang diinvestasikan dalam setiap produk diinvestasikan dan disalurkan pada sektor yang bebas haram. b. Dalam strategi harga, Koperasi BMT Bintaro menerapkan prinsip bagi hasil yang didasarkan oleh kesepakatan antara nasabah dan pihak BMT, kemudian tidak adanya penerapan prinsip dua harga dan walaupun bersaing dengan BMT maupun lembaga keuangan lain, namun Koperasi BMT Bintaro tidak terdapat unsur riba. 70 71 a. Dalam strategi tempat, Koperasi BMT Bintaro memilih tempat yang strategis agar masyarakat sekitar bintaro mengetahui keberadaan Koperasi BMT Bintaro. Dan juga, untuk melakukan pelayanannya Koperasi BMT Bintaro membuka cabang di Bekasi. b. Dalam strategi promosi, Koperasi BMT Bintaro melakukan publikasi lewat media elektronik seperti web dan brosur yang dapat dibagibagikan. Selain itu juga Koperasi BMT Bintaro melakukan berbagai roadshow di pengajian, sesama rekan bisnis maupun keluarga. B. Saran a. Diharapkan agar sebaiknya Koperasi BMT Bintaro tetap mempertahankan kemurnian dari prinsip syariah yang sudah diterapkan b. Sebaiknya Koperasi BMT Bintaro dapat membenahi dari sisi penataan ruang baik didalam maupun didepan Koperasi BMT Bintaro. Sebenarnya letak yang strategis menurut penulis sudah sangat baik. Namun, ketika melihat sekilas orang lebih mengetahui produk jasa laundry. Sebaiknya pihak Koperasi BMT Bintaro membenahi ruang depan dengan cara membuat plang Koperasi BMT Bintaro yang besar dengan bertuliskan “KOPERASI BMT BINTARO”. Penataan ruang didalam sebaiknya juga dibenahi agar terlihat lebih rapi dan menarik para nasabahnya. Seperti melakukan pemilihan dalam hal warna cat dinding. 72 c. Untuk kedepannya, diharapkan agar Koperasi BMT Bintaro dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi kepada nasabahnya dengan membuka cabang-cabang baru. DAFTAR PUSTAKA Al Quran Al Arif, Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alvabeta, 2010. Al Ghari, Zamilan Mat Zin. Salfiyah Wahabiyah: Suatu Penilaian. Malaysia: Tera Jaya Enterprise, 2001. Amalia, Euis. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UMKM di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Amir, M. Taufiq. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: Grasindo, 2007. Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002. Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Cet. Ke-7. Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank. Bandung: Linda Karya, 2006. Boyd, Harper W dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendektan Strategis Dengan Orientasi Global. Edisi kedua, Jakarta: Erlangga, 2000. Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000. Cet. Ke-2. Gunara, Thorik dan Utus Hardino Sudibyo. Marketing Muhammad Strategi Andal dan Jitu Praktek Bisnis Nabi Muhammad saw. Bandung: Samaladani Pustaka Semesta, 2007. Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Karim, Adimarwan. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. New Jersey: Prentice Hall, 2000. Kotler, Philip dkk. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Yogyakarta: ANDI and Simon & Schuster (Asia), 2000. Lamb. Charles W, dkk. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Lathif, Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Lewis, Mervyn K dan Latifa M. Algoud, Islamic Banking. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007. Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat, 2001. M. Suyanto. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andi Ofset, 2004. Maleong, Lexy J. , Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2004. McDaniel, Carl dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Muhammad. Bank Syariah Analisis, Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman. Yogyakarta: Ekonisia, 2006. Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005. Muslehuddin, Muhammad. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Cet. Ke-3. Nasution, Mustafa. Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2006. Nor, Dumairi, dkk. Ekonomi Syariah Versi Salaf. Pasuruan: Sidogiri, 2008. Cet. Ke2. Nugroho, Adi. E-Commerce Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya. Bandung: Informatika Bandung, 2006. Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2008. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Cet. Ke-15. Rifai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Institution. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Siagian, Dergibson dan Sugiarto. Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. Sjahdeini, Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007. Cet. Ke-3. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alvabeta, 1999. Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Swastha, Basu. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 2002. Cet. Ke-5. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Cet. Ke-3. Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana, 2004. Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007. Cet. Ke-3. Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT Grasindo, 2005. _________. Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia, 2007. Internet ”Penanaman Modal Mudharabah Muqayaddah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.43 wib www.bmtbintaro.com “Perbankan Syariah”. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011 pukul 10.55 wib dari situs wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah?wasRedirected=true. “Profil Koperasi BMT Bintaro”, Gadingmale.multiply.com, diakses tanggal 2 November 2010. “Tabungan Wadiah”, diakses pada tanggal 28 Januari 2011, pukul 03.55 wib, www.bmtbintaro.com