BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PEMAHAMAN JUDUL 2.1.1

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PEMAHAMAN JUDUL
2.1.1 Pengertian Judul
Untuk mengartikan judul :“ Rencana Pengembangan Fasilitas
Darat Pelabuhan Wini Kecamatan Insana Utara Kabupaten TTU. “kita
perlu menelaah beberapa kata yang membentuk kalimat tersebut :
1. Rencana
suatu
proses
pemilihan
dan
pemikiran
yang
menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi yang berkaitan dengan
masa yang akan datang dengan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya.
(http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/arti-rencana)
2. Pengembangan
proses, cara, perbuatan mengembangkan; bertahap dan teratur yg
menjurus ke sasaran yg dikehendaki. (kamus umum bahasa
indonesia, 1991, W.J.S. Poerwadarminta).
3. Fasilitas
Segala hal yang dapat memudahkan ( kelancaran ).
( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1998 )
4. Darat
Bagian permukaan bumi yang padat.
( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1998 )
5. Pelabuhan
Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta
kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang ,
bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan
kerja kegiatan ekonomi. ( Peraturan Pemerintah NO 11 Tahun 1983
tentang Pembinaan Kepelabuhan Bab 1 Pasal 1 Ayat 4).
6. Wini
Wini merupakan sebuah nama kelurahan di kecamatan Insana utara
kabupaten Timor Tengah Utara.
2.1.2 Interprestasi Judul
Berdasarkan pengertian diatas maka fasilitas darat pelabuhan
merupakan suatu tempat ( wadah ) yang dapat menampung segala
aktifitas yang ada pada kawasan pelabuha tersebut.Yang dapat memberi
kenyamanan, kelancaran dan keamanan bagi pengguna jasa pelabuhan
Dengan tampilan arsitektur yang mengacu pada tema arsitektur modern.
2.2 PemahamanTentang Pelabuhan
2.2.1 Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik dan turun penumpang atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antara moda transportasi.
Sedangkan pelabuhan menurut Bambang Triadmodjo adalah
Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan
penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala
perlengkapannya.
Menurut Wiwoho Sedjono, SH, pelabuhan adalah tempat yang
dengan peraturan pemerintah ditunjuk sebagai demikian di Indonesia yang
dapat dikunjungi oleh kapal-kapal laut.
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU
Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya.Rezim
pengaturan yang baru, Maka yang dimaksud dengan pelabuhan adalah
daerah atau tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut
serta
kenderaan
air
lainnya
untuk
menaikkan
dan
menurunkan
penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta merupakan
lingkungan
kerja
kegiatan
ekonomi
dan
pemerintahan.Pelabuhan
merupakan salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan
muatan laut dan darat. Jadi secara umum, pelabuhan adalah suatu daerah
perairan yang terlindung dari badai, ombak, dan arus, sehingga kapal
dapat berputar (turning basin), bersandar, membuang sauh (jangkar),
sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan
penumpang dapat dilaksanakan dengan aman.Guna memenuhi sasaran
dan fungsinya tersebut, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa
fasilitas diantaranya; dermaga (piers of wharves), jalan, gudang, fasilitas
penerangan, telekomunikasi, dan sebagainya.
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU
Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Rezim
pengaturan yang baru,2 PP RI No. 70 Tahun 1996 tentang kepelabuhan,
Dephub RI, hal 2 3 Bambang Triadmdjo, Pelabuhan, beta offset, 1996, hal
13 4 Wiwoho Soedjono, SH, Sarana-sarana penunjang angkatan laut, PT
Bina Aksaradi bawah payung UU Pelayaran tahun 2008, tidak akan
dilaksanakan sepenuhnya hingga tahun 2011. Sistem pelabuhan Indonesia
disusun menjadi sebuah sistem hierarkis yang terdiri atas sekitar 1700
pelabuhan. Terdapat 111 pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan ‘strategis’
utama, yang dianggap sebagai pelabuhan komersial dan dikelola oleh
empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I, II, III and IV dengan cakupan
geografis sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini. Selain itu,
terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya berupa Unit Pelaksana Teknis
(UPT)
atau
pelabuhan
non-komersial
yang
cenderung
tidak
menguntungkan dan hanya sedikit bernilai strategis.
Di samping itu, terdapat pula sekitas 1000 “pelabuhan khusus’ atau
pelabuhan swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan
saja (baik swasta maupun milik negara) dalam sejumlah industri meliputi
pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dsb.Beberapa dari
pelabuhan tersebut memiliki fasilitas yang hanya sesuai untuk satu atau
sekelompok komoditas (mis.Bahan kimia) dan memiliki kapasitas terbatas
untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Namun demikian, pelabuhan
yang lain memiliki fasilitas yang sesuai untuk beragam komoditas,
termasuk, dalam beberapa hal, kargo peti kemas. Saat ini, Pelindo
menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan
serta otoritas pengaturam terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta.
Pada hampir semua pelabuhan utama, Pelindo bertindak baik sebagai
operator maupun otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan
layanan pelabuhan utama sebagaimana tercantum di bawah ini:

Perairan pelabuhan (termasuk urukan saluran dan basin) untuk
pergerakan lalu lintas kapal, penjangkaran, dan penambatan.

Pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda).

Fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat, pengurusan
hewan, gudang, dan lapangan penumpukan peti kemas; terminal
konvensional, peti kemas dan curah; terminal penumpang.

Listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, dan layanan
telepon untuk kapal.

Ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri.

Pusat pelatihan dan medis pelabuhan.
2.2.2 Peran Pelabuhan
Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional :

Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya

Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara

Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang
2.2.3 Fungsi Pelabuhan
Adapun fungsi pelabuhan yaitu :

Interface
Pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan
barang dari kapal ke darat dan sebaliknya.

Link
Pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi.

Gateways
Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu
daerah atau negara.
2.2.4 Klasifikasi Pelabuhan
Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengklasifikasian, yaitu :
A. Dari Segi Penyelenggaraannya.
 Pelabuhan Umum
Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah
danpelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik
negara yangdidirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia dibentuk
empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk
mengelola pelabuhan umum.Keempat badan usaha tersebut adalah
: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Iberkedudukan di Medan,
Pelabuhan
Indonesia
II
berkedudukan
di
Jakarta,Pelabuhan
Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia
IVberkedudukan di Ujung Pandang.
 Pelabuhan Khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjangkegiatan tertentu.Pelabuhan ini tidak boleh digunakan
untuk kepentingan umum,kecuali dalam keadaan tertentu dengan
ijin pemerintah.Pelabuhan khususdibangun oleh suatu perusahaan
baik pemerintah maupun swasta yang berfungsiuntuk prasarana
pengiriman
hasil
produksi
perusahaan
tersebut.
Sebagai
contohadalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk
mengirimkan hasilproduksi gas alam cair ke daerah atau negara
lain. Pelabuhan pabrik alumuniumAsahan di Kuala Tanjung Sumatra
Utara digunakan untuk melayani import bahanbaku bauksit dan
export alumunium ke daerah / negara lain.
B. Dari Segi Pengusahaannya.
 Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitasfasilitas yangdiperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk
melakukn
kegiatanbongkar-muat
barang,
menaik-turunkan
penumpang serta kegiatan lainnya.Pemakaian pelabuhan ini
dikenakan biaya-biaya , seperti biaya jasa labuh, jasatambat, jasa
pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan bongkar-muat, dan sebagainya.
 Pelabuhan yang tidak diusahakan.
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu ,
tanpa fasilitas bongkar muat, bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan
ini umumnya pelabunankecil yang disubsidi oleh pemerintah , dan
dikelola oleh Unit Pelaksana TeknisDirektorat Jendral Perhubungan
Laut.
C. Dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional danInternasional.
 Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapalkapalberbendera asing.Pelabuhan ini biasanya merupakan
pelabuhan besar dan ramaidikunjungi oleh kapal-kapal samudra.
 Pelabuhan Pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk
perdagangan dalamnegeri dan oleh karena itu tidak bebas
disinggahi oleh kapal berbendera asing.Kapal asing dapat masuk ke
pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu.
D. Dari Segi Penggunaannya.

Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air
yang besar,karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk
menangkap ikan tidak besar.DiIndonesia pengusahaan ikan relatif
masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan
menggunakan perahu kecil.Jenis kapal ikan ini bervariasi, dariyang
sederhana berupa jukung sampai kapal motor.Jukung adalah
perahu yangdibuat dari kayu dengan lebar sekitar 1 meter dan
panjang 6 – 7 meter. Perahu inidapat menggunakan layar atau
motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai.Kapal yang
lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0 –
2,5 mdan panjang 8 – 12 meter, digerakkan oleh motor. Kapal ExTrawl mempunyai lebar 4,0 – 5,5 m dan panjang 16-19 meter
digerakkan oleh motor. Ada pulakapal lebih besar dengan panjang
mencapai 30-40 meter.Pelabuhan ikan dibuatdisekitar daerah
perkampungan
nelayan.Pelabuhan
ini
harus
dilengkapi
denganpasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar,
dan juga tempat cukupluas untuk perawatan alat- alat penangkap
ikan.
Gambar 2.1 Pelabuhan ikan (Muara Nagke)

Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh
dari
keperluanumum.Pelabuhan
minyak
biasanya
tidak
memerlukan dermaga atau pangkalanyang harus dapat menahan
muatan vertikal yang besar, melainkan cukupmembuatjembatan
perancah
atau
tambatan
yang
dibuat
menjorok
ke
laut
untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.Bongkar
muat dilakukan denganpipa-pipa dan pompa-pompa.
Gambar 2.3 Pelabuhan Minyak (Perancis)

Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan
fasilitas untuk bongkar muat barang.Pelabuhan dapat berada di
pantai atau estuari dari sungaibesar. Daerah perairan pelabuhan
harus cukup tenang sehingga memudahkanbongkar muat barang.
Pelabuhan
barang
ini
bisa
dibuat
oleh
pemerintah
sebagaipelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan
transport hasilproduksinya seperti baja, alumunum, pupuk, batu
bara, minyak dan sebagainya.Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala
Tanjung
di
Sumatera
Utara
adalah
pelabuhanmilik
pabrik
alumunium Asahan.Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda
jugamempunyai pelabuhan sendiri.Pada dasarnya pelabuhan
barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini :

Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung
seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80% dari
panjang kapal. Hal ini disebabkan karenamuatan dibongkar
muat melalui bagian muka, belakang dan ditengah kapal.

Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk
keperluan bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat
disiapkan di atas dermaga dankemudian diangkat dengan
kran
masuk
kapal.
Demikian
pula
pembongkarannya
dilakukan dengan kran dan barang diletakkan di atas
dermaga yang kemudian diangkut ke gudang.

Mempunyai
gudang
transito/penyimpanan
di
belakang
halaman dermaga.

Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan /pemasukan
barang dari danke gudang serta mempunyai fasilitas
reparasi.Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah
diturunkan
dari
ditempatkan
kpal,
pada
makabarang
halaman
muatan
dermaga.
tersebut
Bentuk
halamandermaga tergantung pada jenis muatan yang bisa
berupa :

Barang-barang potongan (general cargo) yaitu barangbarang yang dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil,
truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam
peti, karung, drum, dan sebagainya.

Muatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa
pembungkus seperti batubara, biji-bijian, minyak dan
sebagainya.

Peti kemas (container) yaitu suatu peti yang ukurannya
telah distandarisasisebagai pembungkus barang-barang
yang dikirim. Karena ukurannya teraturdan sama, maka
penempatannya
akan
lebih
dapat
diatur
danpengangkutannyapun dapat dilakukan dengan alat
tersendiri yang lebihefesien.
Gambar 2.3 Pelabuhan Barang (Tanjung Priuk)

Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang .
Padapelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudanggudang sedangkanuntuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun
penumpang yang melayani segalakegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan orang yang bepergian, sepertikantor imigrasi,
duane,
keamanan,
direksi
pelabuhan,
maskapai
pelayaran,
dansebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak
begitu banyak,sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk
kelancaran masuk keluarnyapenumpang dan barang, sebaiknya
jalan
masuk/keluar dipisahkan.Penumpangmelalui
lantai
atas
dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedangbarangbarang melalui dermaga.
Gambar 2.4 Pelabuhan Penumpang (Tanjung Priuk)

Pelabuhan Campuran
Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk
penumpang danbarang, sedangkan untuk keperluan minyak dan
ikan biasanya tetap terpisah.Tetapi bagi pelabuhan kecil atau
masih dalam taraf perkembangan, keperluanuntuk bongkar muat
minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yangsama
guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan
jembatan jugadiletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.

Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkangerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak
bangunan cukup terpisah.Konstruksi tambatan maupun dermaga
hampir sama dengan pelabuhan barang,hanya saja situasi dan
perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barangletak/kegunaan
bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada pelabuhan
militerbangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang
letaknya agak berjauhan.
Gambar 2.5 Pelabuhan Militer (Naha Military Port)
E. Dari Segi Letak Geografis
Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi
pelabuhan alam,semi alam dan pelabuhan buatan.

Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari
badai dangelombang secara alam, misalnya oleh suatu
pulau,jazirah atau terletak di teluk,estuari dan muara sungai.
Gambar 2.6 Pelabuhan alami (Baai Bengkulu)

Pelabuhan Semi Alam
Pelabuhan semi alam adalah merupakan campuran antara
pelabuhan alam dan pelabuhan buatan, misalnya pelabuhan yang
terlindungi oleh pantai, tetapi pada alur masuknya ada bangunan
buatan untuk melindungi pelabuhan

Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi
dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah
elombang
Gambar 2.7 Pelabuhan Semi Alam dan Buatan( Jebel Ali
Dubai)
2.2.5 Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu :
1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :

Perairan tempat labuh

Kolam labuh

Alih muat antar kapal

Dermaga

Terminal penumpang

Pergudangan

Lapangan penumpukan

Terminal peti kemas

Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa

Fasilitas bunker

Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi

Jaringan jalan dan rek kereta api

Fasilitas pemadam kebakaran

Tempat tunggu kenderaan bermotor
2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi :

Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan

Sarana umum

Tempat penampungan limbah

Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi

Fasilitas perhotelan dan restoran

Areal pengembangan pelabuhan

Kawasan perdagangan

Kawasan industri
2.2.6 Karakter Pelayanan
Karakter pelayanan fasilitas pelabuhan ada dua, yaitu:
 Jasa – komersial
Sebagai fasilitas umum yang mewadahi kepentingan penumpang untuk
berangkat dan datang dengan fasilitas pendukungnya.
 Informatif
Tempat wisatawan memperoleh informasi tentang daerah wisata
sehingga dapat meningkatkan minat berwisata, tempat pencatatan data
statistik tentang arus penumpang, barang, dan kapal yang berkunjung
di pelabuhan.
2.2.7 Pertimbangan Pelabuhan
Untuk mencapai hasil maksimal, maka rencana pengembangan
pelabuhan harus melalui pertimbangan-pertimbangan dari berbagai segi,
yaitu segi sosial, politis, teknis, manajemen, finansial, dan operasional.
Penilaian masalah-masalah tersebut biasanya dicakup dalam suatu studi
kelayakan
(feasibility
study).
Berikut
ini
merupakan
uraian
dari
pertimbangan-pertimbangan diatas :
 Pertimbangan sosial
Meliputi pertimbangan bakal timbul atau tidaknya dampak sosial dalam
masyarakat daerah tersebut sebagai akibat dibangunnya suatu
pelabuhan.
 Pertimbangan Politis
Meliputi penilaian kegunaan politis terhadap pengembangan daerah
yang dimaksud.
 Pertimbangan Teknis
Meliputi beberapa aspek pertimbangan dibawah ini:
 Pemilihan letak ditinjau terhadap gangguan alam (ekologi)
 Teknik konstruksi (mekanika tanah, pondasi, mekanika teknik,
beton/baja/kayu, teknik lalu-lintas)
 Proses pelaksanaan pada saat pembangunan (Network Planning)
 Perkiraan biaya
 Ukuran perkiraan dan jenis kapal yang akan ditampung oleh
pelabuhan
 Pertimbangan Manajemen
Pengelolaan perusahaan meliputi prosedur operasional, administrasi
personil material, dan keuangan.
 Pertimbangan Finansial
Penentuan apakah pengusahaan pelabuhan itu dapat memenuhi
syarat-syarat keuangan, yaitu mengembalikan modal investasi (return
on capital invested) dan dapatkah membantu investasi tambahan dari
pendapatan yang diterima (cash flow and balance sheets).
 Pertimbangan Penilaian Ekonomis
Mengukur biaya terhadap keuntungan pengembangan ekonomi secara
keseluruhan.
 Pertimbangan Operasional
Meliputi
pertimbangan
terhadap
penggunaan
fasilitas-fasilitas
pelabuhan sehingga kelancaran arus barang, lalu lintas kapal, dan lain
sebagainya dapat berimbang terhadap ukuran hasil kerja yang
disyaratkan.
2.2.8 Jenis Pelayanan Jasa Pelabuhan
Ada beberapa jenis dari jasa pelabuhan yang disesuaikan dengan
fasilitas dan peralatan yang ada dipelabuhan tersebut, yaitu:
 Pelayanan Kapal

Jasa Labuh

Jasa Tambat

Jasa Penyediaan Air untuk Kapal

Jasa Pemanduan

Jasa Penundaan

Jasa Telepon
 Pelayanan Barang

Penangan Barang

Jasa Dermaga

Jasa Penumpukan
 Jasa Persewaan Alat-Alat Mekanis
 Jasa Rupa-Rupa

Penyediaan air bersih dan telepon untuk umum

Penyediaan Listrik

Penyewaan tanah , perairan dan bangunan pelabuhan

Rupa – rupa pungutan:
-
Pas Pelabuhan
-
Imbalan Jasa Alat Bongkar Muat
-
Biaya Administrasi
-
Biaya Konsultasi dan penelitian mendirikan bangunan di
pelabuhan.
2.2.9 Klasifikasi Pelabuhan Penyeberangan
 Klasifikasi Pelabuhan Penyebarangan dalam pasal 20 ayat 1dibagi
menjadi 3 ( kelas ) yaitu :
a. Pelabuhan Penyeberangan Kelas I
b. Pelabuhan Penyeberangan Kelas II
c. Pelabuhan Penyeberangan Kelas III.
Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas I sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ,denganmemperhatikan:
a. Volume Angkutan:
1) Penumpang > 2000 orang/hari;
2) Kendaraan. > 500 unit/hari;
b. Frekuensi > 12 trip/hari;
c. Dermaga > 1000 GRT;
d. Waktu operasi > 12jam/hari;
e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:
1)
Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;
2)
Kolam pelabuhan;
3)
Fasilitas sandar kapal;
4)
Fasilitas penimbangan muatan;
5)
Terminal penumpang;
6)
Akses penumpang dan barang ke dermaga;
7)
Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan
pelayananan jasa;
8)
Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);
9)
Instalasi air, listrik dan komunikasi;
10) Akses jalan dan/atau rel kereta api;
11) Fasilitas pemadam kebakaran;
12) Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal.
Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas II sebagaimana
dimaksuddalam ayat (1) ,dengan memperhatikan:
a. Volume Angkutan:
1)penumpang : 1000 - 2000 orang/hari;
2)kendaraan : 250 - 500 unit/hari;
b. Frekuensi 6 -12 trip/hari;
c. Dermaga 500 - 1000 GRT;
d. Waktu Operasi 6 -12 jam/hari;
e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:
1)
Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;
2)
Kolam pelabuhan;
3)
Fasilitas sandar kapal;
4)
Fasilitas penimbangan muatan,
5)
Terminal penumpang;
6)
Akses penumpang dan barang ke dermaga;
7)
Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan
pelayanan jasa;
8)
Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker).
Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas III sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ,dengan memperhatikan:
a. Volume angkutan:
1) Penumpang < 1000 orang/hari;
2) Kendaraan < 250 unit/hari;
Frekuensi < 6 trip/hari;
c. Dermaga< 500 GRT;
d. Waktuoperasi < 6 jam/hari;
e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi:
1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayanan;
2) Kolam pelabuhan;
3) Fasilitas sandar kapal;
4) Fasilitas penimbangan muatan;
5) Terminal penumpang,
6) Akses penumpang dan barang ke dermaga;
7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan
pelayanan jasa.
 Klasifikasi Pelabuhan Daratan dalam pasal 24 ayat 1dibagi menjadi 3 (
kelas ) yaitu :
a. Pelabuhan Penyeberangan Kelas I
b. Pelabuhan Penyeberangan Kelas II
c. Pelabuhan Penyeberangan Kelas III.
Penetapan pelabuhan daratan kelas I sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ,denganmemperhatikan:
a. Volume angkutan barang/peti kemas > 20.000 TEU’s/tahun
b. Luas terminal > 3 Ha
c. Area penumpukan > 8.000 m2
d. Kapasitas penumpukan > 1.000 TEU’s
e. Gudang ekspor >450 m2
f. Gudang impor > 450 m2
g. Hangar mekanik > 350 m2
h. Gedung perkantoran > 400 m2
i. Area bongkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2
j. Panjang landasan pacu gantry crane > 250 m2
k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat.
Penetapan Pelabuhan Daratan kelas II sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ,denganmemperhatikan:
a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;
b. Luas terminal < 2 Ha
c. Area penumpukan : 5.000 – 8.000 m2
d. Kapasitas penumpukan 750 – 1.000 TEU’s
e. Gudang ekspor: 300 – 450 m2
f. Gudang impor: 300 – 450 m2
g. Hangar mekanik: 250 – 350 m2
h. Gedung perkantoran: 250 – 400 m2
i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2
j. Panjang landasan pacu gantry crane: 200 – 250 m2
k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat.
Penetapan Pelabuhan Daratan kelas III sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ,denganmemperhatikan:
a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun;
b. Luas terminal < 2 Ha
c. Area penumpukan < 5.000 m2
d. Kapasitas penumpukan < 750 TEU’s
e. Gudang ekspor < 300 m2
f. Gudang impor < 300 m2
g. Hangar mekanik < 250 m2
h. Gedung perkantoran < 250 m2
i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat < 3.000 m2
j. Panjang landasan pacu gantry crane < 200 m2
k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat.
2.3 Terminal Penumpang Pelabuhan
Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki
posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan
pengembangannya
perlu
ditata
dalam
satu
kesatuan
sistem
yang
terpadu.Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar
dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan
terminal.
2.3.1 Pengertian Terminal Penumpang
Terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan
keluar
dari
sistem
merupakan
komponen
penting
dalam
sistem
transportasi.
Terminal menurut Robert haronjeff adalah daerah utama yang
mempertemukan dua sistem transportasi.
Bila diartikan secara terminologinya, Terminal Penumpang Kapal Laut
adalah sebagai berikut :
 Terminal :Tempat alat-alat pengangkutan dapat berhenti dan
memuat/bongkar barang. Suatu titik singgung/lintasan dari sub sistem
transportasi lain
 Penumpang :Sebagai subyek (manusia) yang menggunakan jasa
sarana angkutan untuk melakukan perjalanan
 Pelabuhan :Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal
serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan
daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
Maka penegrtian “ Terminal Penumpang Pelabuhan ” adalah suatu
wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari satu sub
sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda
karakteristiknya.
Dengan kata lain, dari sarana angkutan laut (kapal penumpang) ke
sarana angkutan darat (taxi, bus, kenderaan pribadi dan sebagainya),
atau sebaliknya.
Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang
pelabuhan adalah sebagai komponen sub sistem pelabuhan yang
berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau
dengan sarana kapal laut.
2.3.2Terminal Penumpang Sebagai Sub System Pelabuhan
 Lokasi dan kedudukan
Lokasi terminal penumpang kapal laut selalu berada dalam wilayah
perairan pelabuhan laut. Kedudukan yang dimaksud adalah sebagai
pendaerahan terminal penumpang terhadap terminal barang pada
umumnya lebih dominan tingkat kepentingan dan kuantitas kegiatannya
di pelabuhan
 Pengelolaan
Wewenang langsung terhadap terminal kapal laut berada pada PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I)
 Aksesbilitas
Pencapaian terminal penumpang kapal laut yang terletak dalam area
pelabuhan yang merupakan area terbuka menyebabkan beberapa
pelabuhan terjadi akses langsung perpindahan moda angkutan lain,
seperti angkutan darat.
2.3.3 Komponen Terminal Penumpang Pelabuhan
Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari :
1. Area Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan
dan kedalaman alur pelayaran, yaitu :
 Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan
garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk
kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship).
 Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak
lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan
pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan
maneuvering ship.
 Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan
penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.
2. Area Pelayanan Umum
Area pelayanan umum mencakup antara lain :
 Bangunan terminal
 Area parkir kenderaan penumpang
3. Dimensi Dermarga
 Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang
bersandar dan bertambat.
 Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga
terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar
dermaga adalah 3-25 meter.
 Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus
dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di
atasnya.
4. Fasilitas Dermaga
Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain :
saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain.
5. Bangunan Terminal
Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang
akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana
telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen
dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah
pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas
wadah kegiatan tersebut meliputi :
 Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.
 Pelayanan informasi dan penjualan tiket.
 Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.
 Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
penumpang.
6. Area Parkir Kenderaan Penumpang
2.3.4 Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal
 Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau
menurunkan penumpang.
 Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki.
 Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte
dan taxi area
 Loket penjualan tiket dan cek bagasi
 Loket kesehatan (karantina)
 Loket persyaratan hukum (emigrasi dan imigrasi)
 Fasilitas pengambilan bagasi
 Ruang untuk pergerakan penumpang
 Ruang tunggu dan istirahat
 Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran.
 Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan
 Fasilitas untuk pengantar dan penjemput
 Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung
(mobil, ban berjalan).
2. Fasilitas pengelolah terminal

Kantor untuk personil pengelola

Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai

Kantor untuk personil kesehatan dan karantina

Kantor untuk personil keamanan.
2.3.5 Study Pembanding Dengan Objek Sejenis
1.
Yokohama International Passenger Terminal ( Jepang )
Yokohama International Passenger Terminal terletak di
sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini
bernama
Osanbashi
Pier,
kemudian
pada
tahun
1994
diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain
ulang terminal ini. Dan akhirnya kompetisi tersebut dimenangkan
oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Office Architects.
Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan
seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir
tahun 1990-an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk
menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2002 yang babak finalnya
diselenggarakan di kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang
untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini.
Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga
saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal
sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut.
Gambar 2.8 Site PlanTerminal
Gambar 2.9 Yokohama International
Terminal ( 1 )
Gambar 2.10 Yokohama International Terminal (2 & 3)
Gambar 2.11 Ruang Luar
Terminal
Ruang luar terminal yang menyediakan
akses
yang
pejalan
langsung
Gambar
Terminal
2.12
Lobby
Utama
sangat
bebas
kaki,
juga
tersedia
ke
atap
terminal
kepada
akses
yang
berfungsi sebagai Roof Plaza dan Dek
pengantar.
Langit-langit Interior LobbyUtama Terminal menerapakan konsep kertas
origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang.
Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari
ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya.
Gambar 2.13 Interior Koridor Terminal
2. Naka Pier International Passenger Terminal
Naka Pier International Cruise Passenger Terminal adalah salah
satu terminal penumpang yang terdapat di Port of Kobe, Jepang.
Terminal ini merupakan hasil renovasi dari terminal sebelumnya dan
selesai direnovasi pada Januari 2006.
Gambar 2.14 Naka Pier International Cruise Passenger Terminal
Di terminal ini disediakan boarding bridge, yaitu jembatan yang
menghubungkan banagunan terminal dengan kapal, sehingga kegiatan
penumpang yang turun naik kapal dapat dilakukan dengan nyaman
tanpa gangguan, seperti cuaca buruk, dll.
Gambar 2.15 View dari Dermaga
Gambar 2.16 View dari Laut
Gambar 2.18 Boarding Bridge
Gambar 2.17 Site Plan Terminal
2.4
Pemahaman Tema
2.4.1 Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancangbangunan.
Dalam artian
keseluruhan
yang lebih
lingkungan
luas,
binaan,
arsitektur mencakup merancang
mulai
dari
level
makro
yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang
merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang),
bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas),
Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat
dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur
tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam
definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi,
estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur
fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika
maupunspikologis.(ARSITEKTURMODERN,
Kamis31Maret2005.19.30bbwi:http://www.proyeksi.com/berita/desain/00
50305_modern.htm)
2.4.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Modern
Prinsip – prinsip umum arsitektur modern yaitu :
 Form Follow Funcuntion (Bentuk mengikuti fungsi), syarat utama dari
bangunan arsitektur modern adalah: Bangunan mencapai kegunaan
semaksimal mungkin dan ruang – ruang yang direncanakan sesuai
dengan fungsinya. Bentuk mengikuti fungsi sehingga bentuk menjadi
monoton karena tidak diolah.
 Less is More
Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.

Putus hubungan dengan sejarah atau anti ornament
Penambahan – penambahan ornament dianggap merupakan suatu hal
yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah
perang dunia II.

International Style
Merupakan suatu arsitektur yang menembus budaya dan geografi.
Tujuannya untuk mencapai arsitektur yang universal.

Singuler ( Tunggal )
Arsitektur modern, tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitektur
sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitektur yang satu dengan
arsitektur yang lain.

Geometris
Bentuk masa bangunan arsitektur modern, umumnya berbentuk
geometris (kubisme). Bangunan berbentuk kotak dan geometris murni
dan latonik solid menjadi ekspresi yang pas bagi arsitektur sebagai
ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan
– aturan geometris.
 Jujur dalam penggunaan bahan atau konstruksi diperlihatkan dan
sangat memperhatikan detail agar tidak merusak hasil buatan pabrik.
Hasil buatan pabrik menggunakan bahan – bahan modern yaitu :
Beton, baja, dan kaca yang merupakan hasil penggunaan mesin yang
presis atau standarisasi dan dibuat dalam pabrik.

Nihilism.
Penekanan perancangan pada Space, maka desain menjadi polos,
simpel, bidang – bidang kaca lebar. Ciri inilah yang disebut Nihilism
yang berarti tidak ada apa – apanya, kecuali geometris dan bahan.
(Kaca adalah elemen ruang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena
kaca juga memiliki ciri “ Ada tapi tidak terlihat “ Bidang polos pun
dianggap sebagai pengekspresian ruang ).
 Arsitektur
Modern
menerapkan
kecepatan
dalam
membangun
(Pabrikasi komponen bangunan), efisiensi, ekonomis, dan rasional,
penekanannya pada Rasionalitas.
2.4.3 Ciri-Ciri Arsitektur Modern
Arsitektur modern yang muncul pada abad ke XX mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
 Asimetris
 Kubisme / semua sisi ( depan, samping dan belakang ) dalam
komposisi kesatuan bentuk.
 Elemen bangunan ( seperti jendela, dinding, atap dan lain-lain )
menyatu dalam komposisi bangunan.
 Arsitektur Modern akhir abad XIX terdiri dari :
-
Arsitekur klasik ( Eklektisme per-neoklaasik ; 1872 – 1892 ); s
Arsitektur modern mulai berkembang pada abad XVI di Eropa dan
dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan terhadap pola
klasik juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau
diulangi tetapi dalam pola, konsep dan bentuk baru. Dalam
perkembangan arsitektur isrilah Eklektisme dipakai untuk menandai
gejala pemilihan pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa
berakhirnya
klasikisme,
masa
awal
modernisasi
bukan
pencampuran maupun perkembangan pada masa senelumnya.
-
Arsitektur Fungsionalisme dan porisme ( 1880 – 1890 )
Pada awal revolusi industri yang kedua terjadi penggunaan mesin
secara besaran – besaran serta rasionalisasi bangunan.
Pada masa ini terjadi peledakan – paledakan jenis bangunan, di
mana pada masa sebelumnya tidak seperti yang di pikirkan.
Bangunan–bangunan tersebut disempurnakan menjadi bangunan –
bangunan publik, seperti : pabrik, tokoh – tokoh besar, srasiun
kereta api, kantor apertemen dan Gedung pameran. Berikut ini
muncul bangunan-bangunan seperti: lapangan terbang, Hanggar
dan bioskop.
-
Arsitektur Modern sesudah tahun 1940 ;
Arsitektur ini cenderung merancang dalam bentuk scluptural yang
sensasional,
menerapkan
konsep
dengan
gaya
arsitektur
spektakuler yakni pada teknologi konstruksi bahan bangunan dan
kebutuhan akan fasilitas ruang. Arsitektur Modern pada tahun 1840
ini muncul pada awal perang dunia ke dua dengan Arsitek terkenal
pada masa itu adalah Le Corbusier dengan proyek – proyek
raksasa.
2.4.4 Konsep Dasar
Konsep utama Arsitektur Modern merupakan suatu bentuk
pengulangan, pemaduan serta pengambilan sepenuhnya salah satu
bentuk klasik tetapi dalam skala dan ukuran lebih besar.Hal ini terlihat
jelas pada arsitektur modern awal (Neo-Klasik). Aliran Neo-Klasik
digolongkan kedalam suatu awal arsitektur modern karena selain kaidah
baku arsitektur klasik sudah sepenuhnya tidak dilaksanakan, digabungkan
satu dengan yang lainnya dan menggunakan sistem konstruksi maupun
bahan-bahan bangunan khususnya baja dan teknologi baru atau modern.
Konsep arsitektur modern juga timbul karena terjadinya revolusi
industri kedua tahun 1880-1890 dalam bentuk rasionalisasi dan
penggunaan mesin secara besar-besaran. Pada masa ini terjadi ledakan
jenis bangunan dimana pada masa sebelumnya tidak, seperti: ruang
pameran, pabrik, toko-besar, stasiun kereta api, kantor, apartemen.
Dua point dalam kaitan dengan hal tersebut yaitu : Yang Pertama
timbulnya system pabrikasi dimana sebagian besar elemen bangunan
dibuat di pabrik, penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tuang, dan
sebagainya. Kedua terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian :
Arsitek dalam hal bentuk, ruang dan fungsi di suatu pihak dan keahlian
konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan
dilain pihak. Dalam masa modernisasi awal konsep keindahan dalam
arsitektur berkembang secara radikal menantang klasikisme sebaliknya
menekankan pada fungsionalisme dan purisme atau kemurnian.
Konsep-Konsep Arsitektur Menurut Para Ahli :
1. Eugene Emanule Viollet-Le-Duc (1814-1879)
Konsep yang dikemukakannya adalah sederhana : bahwa
sebuah bangunan harus direstorasi sekurang-kurangnya berdasarkan
keadaan dimana kita mendapatkannya. Oleh karena itu rekonstruksi
harus memperhatikan penambahan dari elemen-elemen yang hilang
dimana kita dapat memperkirakan berdasarkan peninggalan yang
masih ada. Jadi arsitek tidak lebih dari sekedar menyusun kembali
atau
mengembalikan
pada
bentuk
semula.
konsep
yang
dikemukakannya adalah sederhana : bahwa sebuah bangunan harus
direstorasi sekurang-kurangnya berdasarkan keadaan dimana kita
mendapatkannya. Oleh karena itu rekonstruksi harus memperhatikan
penambahan dari elemen-elemen yang hilang dimana kita dapat
memperkirakan berdasarkan peninggalan yang masih ada. Jadi
arsitek
tidak
lebih
dari
sekedar
menyusun
kembali
atau
mengembalikan pada bentuk semula.
2. Otto Wagner (1841-1918)
Konsep
dasar
menurut
Wagner
adalah
gaya
baru
seharusnya relistis, merupakan ekspresi langsung dari konstruksi dan
memikirkan adanya teknologi serta material modern. Wagner
meletakkan dasar-dasar doktrin dari moderne Architecture, antara
lain tentang adanya garis-garis horizontal, atap datar, penggunaan
material secara lanjut. Dikatakannya pula bahwa sebagai kebutuhan
dan tuntutan modern seharusnya merupakan sumber inspirasi dari
karya-karya arsitektural. Konsep dan pola pikir tersebut terungkap
dalam berbagai karyanya antara lain :Post Savings bank Office di
Wina (1904-1906).
3. Antonio Gaudi (1852-1926)
Konsep dasar menurut Gaudi adalah dalam membahas
suatu
persoalan,
memisahkannya
menerapkan
kita
dari
harus
hal-hal
gagasan
mempelajari,
yang
dalam
memahami
berlebihan;
suatu
bentuk
dan
kita
mencoba
dan
berusaha
menyederhanakannya, tetapi tetap dapat memberikan kepuasan pada
dasar-dasar keindahan. Dengan demikian kita dapat menghindari
permasalahan struktur, konstruksi, denah dan tata ruang dan lain-lain
aspek perancangan arsitektural.
Pendapat tersebut jelas mengacu pada penyederhanaan dan
menghindari hal-hal yang
tidak berfungsi, tetapi tetap
dapat
menampilkan keindahan.
4. Louis Henry Sullivan (1856-1924)
Bentuk selalu mengikuti fungsi, Terkadang kita namakan
sebagai fungsi dan resultan tentang New Architecture beliau
menyatakan “Sesuatu dekorasi baru harus dikembangkan dan
digunakan secara wajar untuk mencapai keharmonisan terbatas pada
bentuk
organis,
plastis
dan
melekat
pada
dayanya
untuk
mengekspresikan pemikiran dan perasaan”.
Prinsip ini dicapai dengan sumbu-sumbu bangunan yang jelas, tata
letak ruang disusun secara teratur, komposisi yang logis, tidak
berlebihan dan “memurnikan” material kemudian menyusun unit
bangunan dalam volume ruang sedemikian rupa sehingga bangunan
mendapatkan material dan kemegahan.
5. Hendrik Petrus Berlage (1856-1934)
Konsep dasar menurut Berlage yaitu : arsitektur baru
(modern) melibatkan penciptaan ruang dan bukan menggambarkan
tampak atau wajah luar bangunan saja, kita para arsitek seharusnya
kembali pada hal-hal yang sifatnya otentik atau asli. Perancangan
bangunan harus memikirkan kembali pada pemikiran-pemikiran
mendasar tentang arsitektur. Seni konstruksi adalah menyatukan
berbagai
elemen
untuk
mendapatkan
ruang
dengan
segala
keharmonisannya. Kemampuan kita adalah membuat karya yang asli,
utuh dalam kesatuan dengan “kejujuran” dan bukan menutup
konstruksi, dan membuat topeng” penutup dari bagian dalam
bangunan, seolah-olah menyamarkan bagian dalamnya.
Pendapat tersebut terlihat menekankan pada adanya kesatuan bentuk
luar dan dalam dari bangunan, yang menjadi konsep dasar dari
arsitektur fungsionalisme.
2.4.5 Modern Tidak Terlepas Dari Teknik Olah Geometri
Geometri dapat diperankan sebagai bentuk dasar, bentuk
primer, bentuk akhir, ataupun yang dalam wujudnya sebagi bangunan
matematika.Geometri juga memerankan fungsinya sebagai awal dalam
mengelola ruang atau bentuk bentuk dalam arsitektur.
Adapun catatan penting mengenai geometri, yakni :
 Geometri tidak harus berperan sebagai bentuk dasar, karena geometri
dapat saja diperankan sebagai dasar bentuk.
 Sebagai bentuk dasar,geometri berperan sebagai bentuk awal yang
akan mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga menjadi bentuk
akhir.
 Geometri selamanya tidak menjadi bentuk akhir, tetapi geometri juga
dapat diperlukan sebagai suatu keharusan bagai perancang yang
rasional serta ilmiah yang dihadirkan sebagai hasil pemikiran, bukan
ilusi atau subjektif.
 Sebagai bentuk dasar, geometri menjadi pedoman kerangka
dan semacam modul dimana penggarapan terhadap bentuk dan
ruang arsitektur dapat diselenggarakan.
Dilihat dari peranan Geometri sebagai bentuk dasar dan
sebagai dasar bentuk, maka geometri dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu:

Geometri Rupa.
Merupakan karakter pokok dari sebuah bidang. Hal ini ditentukan
oleh garis-garis yang membentuk sisi bidang tersebut. Tetapi oleh
karena persepsi kita
yang dipengaruhi oleh hukum-hukum
perspektif maka kita dapat melihat bentuk suatu bidang yang
sebenarnya jika kita melihat dari depan saja.

Geometri Kerangka.
Merupakan panjang, lebar dan tinggi.Dimensi ini menentukan
proporsinya, adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan
ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.
Dilihat dari kematraan geometri (Francis D. K. Ching, 1996 :
54) terdapat dua macam, yaitu :

Geometri Planar (lingkaran, bujur sangkar dan segi tiga);
merupakan bentuk dasar yang belum dikembangkan seperti pada
contoh berikut.
 Lingkaran, yaitu sederetan titik–titik yang disusun dengan jarak
sama dan seimbang terhadap sebuah titik.
 SegiTiga, yaitu sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga
buah sisi dan mempunyai tiga buah sudut.
 Bujur Sangkar, yaitu sebuah bidang yang mempunyai empat
buah sisi yang sama panjang dan empat buah sudut yang
sama, yaitu 9

Tidak termasuk Geometri (Francis D. K. Ching, 1996:62) tetapi
dapat menjadi bentuk dasar adalah organic form (bentuk organik).
 Bentuk-bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang saling
berhubungan satu dengan lainnya tersusun dan konsisten.
Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan
simetris terhadap suatu sumbu atau lebih.
 Bentuk-bentuk tidak beraturan adalah bentuk-bentuk yang
bagian-bagiannya tidak sama atau tidak serupa dan antara
bagian-bagiannya
tidak konsisten.pada umumnya
bentuk-
bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentukbentuk beraturan.
Ada beberapa teknik olah bentuk, yaitu;

Teknik Rotasi (perputaran);

Teknik Kombinasi (gabungan)

Teknik Pengubahan;
Additive Form (penambahan bentuk)
Terjadi penambahan bentuk lain kepada volume yang ada.
Kemungkinan-kemungkinan
dasar
pada
dua
bentuk
yang
tergabung bersama adalah :
 Adanya tarikan antara ruang atau kedua bentuk relatif
berdekatan satu dengan yang lain (memiliki kesamaan visual
seperti : wujud, bahan material atau warna).
 Pertemuan antara sisi, dua buah bentuk memiliki satu sisi
bersama dan dapat berporos pada sisi tersebut.
 ertemuan permukaan, adanya bidang-bidang datar pada bentuk
tersebut yang terletak sejajar satu sama lain.
 Volume ruang berkaitan, kedua bentuk saling menembus ke
dalam masing-masing ruang. Bentuk-bentuk ini tidak memiliki
kesamaan visual
Bentuk – bentuk dengan penambahan menurut sifat alamiah
pada hubungan yang muncul
diantara komponen-komponennya
maupun konfigurasi keseluruhan adalah :

Bentuk Terpusat (Francis D. K. Ching, 1996: 74);
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari bentuk
dominan yang berada di tengah-tengah.
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari bentuk dominan
yang berada di tengah-tengah.

Bentuk Linear (Francis D. K. Ching, 1996: 76);
Terdiri dari bentuk-bentuk yang diatur dalam satu deret dan
berulang.

Bentuk Radial (Francis D. K. Ching, 1996: 80);
Komposisi dan bentuk linier yang berkembang keluar dan bentukbentuk berpusat searah dengan jari-jarinya.

Bentuk Cluster (Francis D. K. Ching, 1996: 82);
Bentuk-bentuk
yang
saling
berdekatan
atau
bersama-sama
menerima kesamaan visual.

Bentuk Grid (Francis D. K. Ching, 1996: 87);
Bentuk-bentuk modular dimana hubungannya satu sama lain di
atur oleh grid-grid tiga dimensi.
Download