BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PEMAHAMAN JUDUL 2.1.1 Pengertian Judul Untuk mengartikan judul :“ Rencana Pengembangan Fasilitas Darat Pelabuhan Wini Kecamatan Insana Utara Kabupaten TTU. “kita perlu menelaah beberapa kata yang membentuk kalimat tersebut : 1. Rencana suatu proses pemilihan dan pemikiran yang menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi yang berkaitan dengan masa yang akan datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menguraikan bagaimana pencapaiannya. (http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/arti-rencana) 2. Pengembangan proses, cara, perbuatan mengembangkan; bertahap dan teratur yg menjurus ke sasaran yg dikehendaki. (kamus umum bahasa indonesia, 1991, W.J.S. Poerwadarminta). 3. Fasilitas Segala hal yang dapat memudahkan ( kelancaran ). ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1998 ) 4. Darat Bagian permukaan bumi yang padat. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1998 ) 5. Pelabuhan Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi. ( Peraturan Pemerintah NO 11 Tahun 1983 tentang Pembinaan Kepelabuhan Bab 1 Pasal 1 Ayat 4). 6. Wini Wini merupakan sebuah nama kelurahan di kecamatan Insana utara kabupaten Timor Tengah Utara. 2.1.2 Interprestasi Judul Berdasarkan pengertian diatas maka fasilitas darat pelabuhan merupakan suatu tempat ( wadah ) yang dapat menampung segala aktifitas yang ada pada kawasan pelabuha tersebut.Yang dapat memberi kenyamanan, kelancaran dan keamanan bagi pengguna jasa pelabuhan Dengan tampilan arsitektur yang mengacu pada tema arsitektur modern. 2.2 PemahamanTentang Pelabuhan 2.2.1 Pengertian Pelabuhan Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik dan turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antara moda transportasi. Sedangkan pelabuhan menurut Bambang Triadmodjo adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya. Menurut Wiwoho Sedjono, SH, pelabuhan adalah tempat yang dengan peraturan pemerintah ditunjuk sebagai demikian di Indonesia yang dapat dikunjungi oleh kapal-kapal laut. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya.Rezim pengaturan yang baru, Maka yang dimaksud dengan pelabuhan adalah daerah atau tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kenderaan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan, serta merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi dan pemerintahan.Pelabuhan merupakan salah satu simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum, pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung dari badai, ombak, dan arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar, membuang sauh (jangkar), sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan dengan aman.Guna memenuhi sasaran dan fungsinya tersebut, sebuah pelabuhan dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya; dermaga (piers of wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi, dan sebagainya. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur berdasarkan UU Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Rezim pengaturan yang baru,2 PP RI No. 70 Tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2 3 Bambang Triadmdjo, Pelabuhan, beta offset, 1996, hal 13 4 Wiwoho Soedjono, SH, Sarana-sarana penunjang angkatan laut, PT Bina Aksaradi bawah payung UU Pelayaran tahun 2008, tidak akan dilaksanakan sepenuhnya hingga tahun 2011. Sistem pelabuhan Indonesia disusun menjadi sebuah sistem hierarkis yang terdiri atas sekitar 1700 pelabuhan. Terdapat 111 pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan ‘strategis’ utama, yang dianggap sebagai pelabuhan komersial dan dikelola oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I, II, III and IV dengan cakupan geografis sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 di bawah ini. Selain itu, terdapat juga 614 pelabuhan diantaranya berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau pelabuhan non-komersial yang cenderung tidak menguntungkan dan hanya sedikit bernilai strategis. Di samping itu, terdapat pula sekitas 1000 “pelabuhan khusus’ atau pelabuhan swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja (baik swasta maupun milik negara) dalam sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dsb.Beberapa dari pelabuhan tersebut memiliki fasilitas yang hanya sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas (mis.Bahan kimia) dan memiliki kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Namun demikian, pelabuhan yang lain memiliki fasilitas yang sesuai untuk beragam komoditas, termasuk, dalam beberapa hal, kargo peti kemas. Saat ini, Pelindo menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta otoritas pengaturam terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada hampir semua pelabuhan utama, Pelindo bertindak baik sebagai operator maupun otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan layanan pelabuhan utama sebagaimana tercantum di bawah ini: Perairan pelabuhan (termasuk urukan saluran dan basin) untuk pergerakan lalu lintas kapal, penjangkaran, dan penambatan. Pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda). Fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat, pengurusan hewan, gudang, dan lapangan penumpukan peti kemas; terminal konvensional, peti kemas dan curah; terminal penumpang. Listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, dan layanan telepon untuk kapal. Ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri. Pusat pelatihan dan medis pelabuhan. 2.2.2 Peran Pelabuhan Peran penting pelabuhan dalam sistem transportasi nasional : Titik perubahan moda transportasi, dari darat ke laut, dan sebaliknya Pintu gerbang komersial suatu daerah atau negara Tempat penampungan, penyimpanan, dan distribusi barang 2.2.3 Fungsi Pelabuhan Adapun fungsi pelabuhan yaitu : Interface Pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan untuk memindahkan barang dari kapal ke darat dan sebaliknya. Link Pelabuhan sebagai mata rantai penghubung dalam sistem transportasi. Gateways Pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan bagi suatu daerah atau negara. 2.2.4 Klasifikasi Pelabuhan Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengklasifikasian, yaitu : A. Dari Segi Penyelenggaraannya. Pelabuhan Umum Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah danpelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yangdidirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola pelabuhan umum.Keempat badan usaha tersebut adalah : PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Iberkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta,Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IVberkedudukan di Ujung Pandang. Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjangkegiatan tertentu.Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum,kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.Pelabuhan khususdibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta yang berfungsiuntuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contohadalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasilproduksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik alumuniumAsahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayani import bahanbaku bauksit dan export alumunium ke daerah / negara lain. B. Dari Segi Pengusahaannya. Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitasfasilitas yangdiperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukn kegiatanbongkar-muat barang, menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya , seperti biaya jasa labuh, jasatambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan bongkar-muat, dan sebagainya. Pelabuhan yang tidak diusahakan. Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal/perahu , tanpa fasilitas bongkar muat, bea-cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabunankecil yang disubsidi oleh pemerintah , dan dikelola oleh Unit Pelaksana TeknisDirektorat Jendral Perhubungan Laut. C. Dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional danInternasional. Pelabuhan Laut Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapalkapalberbendera asing.Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan ramaidikunjungi oleh kapal-kapal samudra. Pelabuhan Pantai Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalamnegeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing.Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan memint ijin terlebih dahulu. D. Dari Segi Penggunaannya. Pelabuhan Ikan Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar,karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.DiIndonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil.Jenis kapal ikan ini bervariasi, dariyang sederhana berupa jukung sampai kapal motor.Jukung adalah perahu yangdibuat dari kayu dengan lebar sekitar 1 meter dan panjang 6 – 7 meter. Perahu inidapat menggunakan layar atau motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai.Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0 – 2,5 mdan panjang 8 – 12 meter, digerakkan oleh motor. Kapal ExTrawl mempunyai lebar 4,0 – 5,5 m dan panjang 16-19 meter digerakkan oleh motor. Ada pulakapal lebih besar dengan panjang mencapai 30-40 meter.Pelabuhan ikan dibuatdisekitar daerah perkampungan nelayan.Pelabuhan ini harus dilengkapi denganpasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukupluas untuk perawatan alat- alat penangkap ikan. Gambar 2.1 Pelabuhan ikan (Muara Nagke) Pelabuhan Minyak Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluanumum.Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalanyang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukupmembuatjembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.Bongkar muat dilakukan denganpipa-pipa dan pompa-pompa. Gambar 2.3 Pelabuhan Minyak (Perancis) Pelabuhan Barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang.Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungaibesar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkanbongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagaipelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasilproduksinya seperti baja, alumunum, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya.Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhanmilik pabrik alumunium Asahan.Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda jugamempunyai pelabuhan sendiri.Pada dasarnya pelabuhan barang harus mempunyai perlengkapan-perlengkapan berikut ini : Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung seluruh panjang kapal atau setidak-tidaknya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan karenamuatan dibongkar muat melalui bagian muka, belakang dan ditengah kapal. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar muat barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di atas dermaga dankemudian diangkat dengan kran masuk kapal. Demikian pula pembongkarannya dilakukan dengan kran dan barang diletakkan di atas dermaga yang kemudian diangkut ke gudang. Mempunyai gudang transito/penyimpanan di belakang halaman dermaga. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan /pemasukan barang dari danke gudang serta mempunyai fasilitas reparasi.Sebelum barang dimuat dalam kapal atau setelah diturunkan dari ditempatkan kpal, pada makabarang halaman muatan dermaga. tersebut Bentuk halamandermaga tergantung pada jenis muatan yang bisa berupa : Barang-barang potongan (general cargo) yaitu barangbarang yang dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, dan barang-barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum, dan sebagainya. Muatan curah/lepas (bulk cargo) yang dimuat tanpa pembungkus seperti batubara, biji-bijian, minyak dan sebagainya. Peti kemas (container) yaitu suatu peti yang ukurannya telah distandarisasisebagai pembungkus barang-barang yang dikirim. Karena ukurannya teraturdan sama, maka penempatannya akan lebih dapat diatur danpengangkutannyapun dapat dilakukan dengan alat tersendiri yang lebihefesien. Gambar 2.3 Pelabuhan Barang (Tanjung Priuk) Pelabuhan Penumpang Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang . Padapelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudanggudang sedangkanuntuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segalakegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, sepertikantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dansebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak,sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnyapenumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan.Penumpangmelalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedangbarangbarang melalui dermaga. Gambar 2.4 Pelabuhan Penumpang (Tanjung Priuk) Pelabuhan Campuran Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang danbarang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah.Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluanuntuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yangsama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan jugadiletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak. Pelabuhan Militer Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkangerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang,hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barangletak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada pelabuhan militerbangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan. Gambar 2.5 Pelabuhan Militer (Naha Military Port) E. Dari Segi Letak Geografis Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam,semi alam dan pelabuhan buatan. Pelabuhan Alam Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dangelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau,jazirah atau terletak di teluk,estuari dan muara sungai. Gambar 2.6 Pelabuhan alami (Baai Bengkulu) Pelabuhan Semi Alam Pelabuhan semi alam adalah merupakan campuran antara pelabuhan alam dan pelabuhan buatan, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai, tetapi pada alur masuknya ada bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan Pelabuhan Buatan Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah elombang Gambar 2.7 Pelabuhan Semi Alam dan Buatan( Jebel Ali Dubai) 2.2.5 Fasilitas Pelabuhan Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu : 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi : Perairan tempat labuh Kolam labuh Alih muat antar kapal Dermaga Terminal penumpang Pergudangan Lapangan penumpukan Terminal peti kemas Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa Fasilitas bunker Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi Jaringan jalan dan rek kereta api Fasilitas pemadam kebakaran Tempat tunggu kenderaan bermotor 2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi : Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan Sarana umum Tempat penampungan limbah Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi Fasilitas perhotelan dan restoran Areal pengembangan pelabuhan Kawasan perdagangan Kawasan industri 2.2.6 Karakter Pelayanan Karakter pelayanan fasilitas pelabuhan ada dua, yaitu: Jasa – komersial Sebagai fasilitas umum yang mewadahi kepentingan penumpang untuk berangkat dan datang dengan fasilitas pendukungnya. Informatif Tempat wisatawan memperoleh informasi tentang daerah wisata sehingga dapat meningkatkan minat berwisata, tempat pencatatan data statistik tentang arus penumpang, barang, dan kapal yang berkunjung di pelabuhan. 2.2.7 Pertimbangan Pelabuhan Untuk mencapai hasil maksimal, maka rencana pengembangan pelabuhan harus melalui pertimbangan-pertimbangan dari berbagai segi, yaitu segi sosial, politis, teknis, manajemen, finansial, dan operasional. Penilaian masalah-masalah tersebut biasanya dicakup dalam suatu studi kelayakan (feasibility study). Berikut ini merupakan uraian dari pertimbangan-pertimbangan diatas : Pertimbangan sosial Meliputi pertimbangan bakal timbul atau tidaknya dampak sosial dalam masyarakat daerah tersebut sebagai akibat dibangunnya suatu pelabuhan. Pertimbangan Politis Meliputi penilaian kegunaan politis terhadap pengembangan daerah yang dimaksud. Pertimbangan Teknis Meliputi beberapa aspek pertimbangan dibawah ini: Pemilihan letak ditinjau terhadap gangguan alam (ekologi) Teknik konstruksi (mekanika tanah, pondasi, mekanika teknik, beton/baja/kayu, teknik lalu-lintas) Proses pelaksanaan pada saat pembangunan (Network Planning) Perkiraan biaya Ukuran perkiraan dan jenis kapal yang akan ditampung oleh pelabuhan Pertimbangan Manajemen Pengelolaan perusahaan meliputi prosedur operasional, administrasi personil material, dan keuangan. Pertimbangan Finansial Penentuan apakah pengusahaan pelabuhan itu dapat memenuhi syarat-syarat keuangan, yaitu mengembalikan modal investasi (return on capital invested) dan dapatkah membantu investasi tambahan dari pendapatan yang diterima (cash flow and balance sheets). Pertimbangan Penilaian Ekonomis Mengukur biaya terhadap keuntungan pengembangan ekonomi secara keseluruhan. Pertimbangan Operasional Meliputi pertimbangan terhadap penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan sehingga kelancaran arus barang, lalu lintas kapal, dan lain sebagainya dapat berimbang terhadap ukuran hasil kerja yang disyaratkan. 2.2.8 Jenis Pelayanan Jasa Pelabuhan Ada beberapa jenis dari jasa pelabuhan yang disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang ada dipelabuhan tersebut, yaitu: Pelayanan Kapal Jasa Labuh Jasa Tambat Jasa Penyediaan Air untuk Kapal Jasa Pemanduan Jasa Penundaan Jasa Telepon Pelayanan Barang Penangan Barang Jasa Dermaga Jasa Penumpukan Jasa Persewaan Alat-Alat Mekanis Jasa Rupa-Rupa Penyediaan air bersih dan telepon untuk umum Penyediaan Listrik Penyewaan tanah , perairan dan bangunan pelabuhan Rupa – rupa pungutan: - Pas Pelabuhan - Imbalan Jasa Alat Bongkar Muat - Biaya Administrasi - Biaya Konsultasi dan penelitian mendirikan bangunan di pelabuhan. 2.2.9 Klasifikasi Pelabuhan Penyeberangan Klasifikasi Pelabuhan Penyebarangan dalam pasal 20 ayat 1dibagi menjadi 3 ( kelas ) yaitu : a. Pelabuhan Penyeberangan Kelas I b. Pelabuhan Penyeberangan Kelas II c. Pelabuhan Penyeberangan Kelas III. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ,denganmemperhatikan: a. Volume Angkutan: 1) Penumpang > 2000 orang/hari; 2) Kendaraan. > 500 unit/hari; b. Frekuensi > 12 trip/hari; c. Dermaga > 1000 GRT; d. Waktu operasi > 12jam/hari; e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi: 1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran; 2) Kolam pelabuhan; 3) Fasilitas sandar kapal; 4) Fasilitas penimbangan muatan; 5) Terminal penumpang; 6) Akses penumpang dan barang ke dermaga; 7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayananan jasa; 8) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker); 9) Instalasi air, listrik dan komunikasi; 10) Akses jalan dan/atau rel kereta api; 11) Fasilitas pemadam kebakaran; 12) Tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke kapal. Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas II sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) ,dengan memperhatikan: a. Volume Angkutan: 1)penumpang : 1000 - 2000 orang/hari; 2)kendaraan : 250 - 500 unit/hari; b. Frekuensi 6 -12 trip/hari; c. Dermaga 500 - 1000 GRT; d. Waktu Operasi 6 -12 jam/hari; e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi: 1) Perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran; 2) Kolam pelabuhan; 3) Fasilitas sandar kapal; 4) Fasilitas penimbangan muatan, 5) Terminal penumpang; 6) Akses penumpang dan barang ke dermaga; 7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa; 8) Fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker). Penetapan pelabuhan penyeberangan kelas III sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ,dengan memperhatikan: a. Volume angkutan: 1) Penumpang < 1000 orang/hari; 2) Kendaraan < 250 unit/hari; Frekuensi < 6 trip/hari; c. Dermaga< 500 GRT; d. Waktuoperasi < 6 jam/hari; e. Fasilitas pokok sekurang-kurangnya meliputi: 1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayanan; 2) Kolam pelabuhan; 3) Fasilitas sandar kapal; 4) Fasilitas penimbangan muatan; 5) Terminal penumpang, 6) Akses penumpang dan barang ke dermaga; 7) Perkantoran untuk kegiatan perkantoran pemerintahan dan pelayanan jasa. Klasifikasi Pelabuhan Daratan dalam pasal 24 ayat 1dibagi menjadi 3 ( kelas ) yaitu : a. Pelabuhan Penyeberangan Kelas I b. Pelabuhan Penyeberangan Kelas II c. Pelabuhan Penyeberangan Kelas III. Penetapan pelabuhan daratan kelas I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ,denganmemperhatikan: a. Volume angkutan barang/peti kemas > 20.000 TEU’s/tahun b. Luas terminal > 3 Ha c. Area penumpukan > 8.000 m2 d. Kapasitas penumpukan > 1.000 TEU’s e. Gudang ekspor >450 m2 f. Gudang impor > 450 m2 g. Hangar mekanik > 350 m2 h. Gedung perkantoran > 400 m2 i. Area bongkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2 j. Panjang landasan pacu gantry crane > 250 m2 k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat. Penetapan Pelabuhan Daratan kelas II sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ,denganmemperhatikan: a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun; b. Luas terminal < 2 Ha c. Area penumpukan : 5.000 – 8.000 m2 d. Kapasitas penumpukan 750 – 1.000 TEU’s e. Gudang ekspor: 300 – 450 m2 f. Gudang impor: 300 – 450 m2 g. Hangar mekanik: 250 – 350 m2 h. Gedung perkantoran: 250 – 400 m2 i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat > 6.000 m2 j. Panjang landasan pacu gantry crane: 200 – 250 m2 k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat. Penetapan Pelabuhan Daratan kelas III sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ,denganmemperhatikan: a. Volume angkutan barang/peti kemas < 12.000 TEU’s/tahun; b. Luas terminal < 2 Ha c. Area penumpukan < 5.000 m2 d. Kapasitas penumpukan < 750 TEU’s e. Gudang ekspor < 300 m2 f. Gudang impor < 300 m2 g. Hangar mekanik < 250 m2 h. Gedung perkantoran < 250 m2 i. Area bonkar muat dan lalu lintas trailer/alat berat < 3.000 m2 j. Panjang landasan pacu gantry crane < 200 m2 k. Panjang jalan rel untuk bongkar muat. 2.3 Terminal Penumpang Pelabuhan Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu.Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. 2.3.1 Pengertian Terminal Penumpang Terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem merupakan komponen penting dalam sistem transportasi. Terminal menurut Robert haronjeff adalah daerah utama yang mempertemukan dua sistem transportasi. Bila diartikan secara terminologinya, Terminal Penumpang Kapal Laut adalah sebagai berikut : Terminal :Tempat alat-alat pengangkutan dapat berhenti dan memuat/bongkar barang. Suatu titik singgung/lintasan dari sub sistem transportasi lain Penumpang :Sebagai subyek (manusia) yang menggunakan jasa sarana angkutan untuk melakukan perjalanan Pelabuhan :Tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal serta kendaraan air lainnya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang , bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi. Maka penegrtian “ Terminal Penumpang Pelabuhan ” adalah suatu wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari satu sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristiknya. Dengan kata lain, dari sarana angkutan laut (kapal penumpang) ke sarana angkutan darat (taxi, bus, kenderaan pribadi dan sebagainya), atau sebaliknya. Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang pelabuhan adalah sebagai komponen sub sistem pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut. 2.3.2Terminal Penumpang Sebagai Sub System Pelabuhan Lokasi dan kedudukan Lokasi terminal penumpang kapal laut selalu berada dalam wilayah perairan pelabuhan laut. Kedudukan yang dimaksud adalah sebagai pendaerahan terminal penumpang terhadap terminal barang pada umumnya lebih dominan tingkat kepentingan dan kuantitas kegiatannya di pelabuhan Pengelolaan Wewenang langsung terhadap terminal kapal laut berada pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I) Aksesbilitas Pencapaian terminal penumpang kapal laut yang terletak dalam area pelabuhan yang merupakan area terbuka menyebabkan beberapa pelabuhan terjadi akses langsung perpindahan moda angkutan lain, seperti angkutan darat. 2.3.3 Komponen Terminal Penumpang Pelabuhan Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari : 1. Area Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu : Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship). Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship. Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang. 2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain : Bangunan terminal Area parkir kenderaan penumpang 3. Dimensi Dermarga Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat. Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter. Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya. 4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain. 5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi : Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang. Pelayanan informasi dan penjualan tiket. Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan. Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang. 6. Area Parkir Kenderaan Penumpang 2.3.4 Fasilitas Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki. Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte dan taxi area Loket penjualan tiket dan cek bagasi Loket kesehatan (karantina) Loket persyaratan hukum (emigrasi dan imigrasi) Fasilitas pengambilan bagasi Ruang untuk pergerakan penumpang Ruang tunggu dan istirahat Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran. Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan Fasilitas untuk pengantar dan penjemput Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung (mobil, ban berjalan). 2. Fasilitas pengelolah terminal Kantor untuk personil pengelola Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai Kantor untuk personil kesehatan dan karantina Kantor untuk personil keamanan. 2.3.5 Study Pembanding Dengan Objek Sejenis 1. Yokohama International Passenger Terminal ( Jepang ) Yokohama International Passenger Terminal terletak di sebelah ujung Barat Laut dari Tokyo Bay. Dahulu, terminal ini bernama Osanbashi Pier, kemudian pada tahun 1994 diselenggarakan satu kompetisi internasional untuk mendesain ulang terminal ini. Dan akhirnya kompetisi tersebut dimenangkan oleh tim arsitek muda dari London, yaitu Foreign Office Architects. Pembangunan terminal ini mendapat cukup banyak hambatan seiring dengan krisis ekonomi yang melanda dunia pada akhir tahun 1990-an, namun terpilihnya Jepang bersama Korea untuk menyelenggarakan pentas Piala Dunia 2002 yang babak finalnya diselenggarakan di kota Yokohama memotivasi pemerintah Jepang untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal ini. Akhirnya pada tahun 2002 terminal ini selesai dibangun dan hingga saat ini Yokohama International Passenger Terminal dikenal sebagai pintu gerbang Jepang melalui jalur laut. Gambar 2.8 Site PlanTerminal Gambar 2.9 Yokohama International Terminal ( 1 ) Gambar 2.10 Yokohama International Terminal (2 & 3) Gambar 2.11 Ruang Luar Terminal Ruang luar terminal yang menyediakan akses yang pejalan langsung Gambar Terminal 2.12 Lobby Utama sangat bebas kaki, juga tersedia ke atap terminal kepada akses yang berfungsi sebagai Roof Plaza dan Dek pengantar. Langit-langit Interior LobbyUtama Terminal menerapakan konsep kertas origami yang merupakan seni kerajinan tangan yang berasal dari Jepang. Koridor yang merupakan jalur sirkulasi pejalan kaki dari ruang luar ke dalam terminal dan sebaliknya. Gambar 2.13 Interior Koridor Terminal 2. Naka Pier International Passenger Terminal Naka Pier International Cruise Passenger Terminal adalah salah satu terminal penumpang yang terdapat di Port of Kobe, Jepang. Terminal ini merupakan hasil renovasi dari terminal sebelumnya dan selesai direnovasi pada Januari 2006. Gambar 2.14 Naka Pier International Cruise Passenger Terminal Di terminal ini disediakan boarding bridge, yaitu jembatan yang menghubungkan banagunan terminal dengan kapal, sehingga kegiatan penumpang yang turun naik kapal dapat dilakukan dengan nyaman tanpa gangguan, seperti cuaca buruk, dll. Gambar 2.15 View dari Dermaga Gambar 2.16 View dari Laut Gambar 2.18 Boarding Bridge Gambar 2.17 Site Plan Terminal 2.4 Pemahaman Tema 2.4.1 Pengertian Arsitektur Modern Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancangbangunan. Dalam artian keseluruhan yang lebih lingkungan luas, binaan, arsitektur mencakup merancang mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupunspikologis.(ARSITEKTURMODERN, Kamis31Maret2005.19.30bbwi:http://www.proyeksi.com/berita/desain/00 50305_modern.htm) 2.4.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Modern Prinsip – prinsip umum arsitektur modern yaitu : Form Follow Funcuntion (Bentuk mengikuti fungsi), syarat utama dari bangunan arsitektur modern adalah: Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin dan ruang – ruang yang direncanakan sesuai dengan fungsinya. Bentuk mengikuti fungsi sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah. Less is More Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut. Putus hubungan dengan sejarah atau anti ornament Penambahan – penambahan ornament dianggap merupakan suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah perang dunia II. International Style Merupakan suatu arsitektur yang menembus budaya dan geografi. Tujuannya untuk mencapai arsitektur yang universal. Singuler ( Tunggal ) Arsitektur modern, tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitektur sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitektur yang satu dengan arsitektur yang lain. Geometris Bentuk masa bangunan arsitektur modern, umumnya berbentuk geometris (kubisme). Bangunan berbentuk kotak dan geometris murni dan latonik solid menjadi ekspresi yang pas bagi arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan – aturan geometris. Jujur dalam penggunaan bahan atau konstruksi diperlihatkan dan sangat memperhatikan detail agar tidak merusak hasil buatan pabrik. Hasil buatan pabrik menggunakan bahan – bahan modern yaitu : Beton, baja, dan kaca yang merupakan hasil penggunaan mesin yang presis atau standarisasi dan dibuat dalam pabrik. Nihilism. Penekanan perancangan pada Space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang – bidang kaca lebar. Ciri inilah yang disebut Nihilism yang berarti tidak ada apa – apanya, kecuali geometris dan bahan. (Kaca adalah elemen ruang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri “ Ada tapi tidak terlihat “ Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresian ruang ). Arsitektur Modern menerapkan kecepatan dalam membangun (Pabrikasi komponen bangunan), efisiensi, ekonomis, dan rasional, penekanannya pada Rasionalitas. 2.4.3 Ciri-Ciri Arsitektur Modern Arsitektur modern yang muncul pada abad ke XX mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Asimetris Kubisme / semua sisi ( depan, samping dan belakang ) dalam komposisi kesatuan bentuk. Elemen bangunan ( seperti jendela, dinding, atap dan lain-lain ) menyatu dalam komposisi bangunan. Arsitektur Modern akhir abad XIX terdiri dari : - Arsitekur klasik ( Eklektisme per-neoklaasik ; 1872 – 1892 ); s Arsitektur modern mulai berkembang pada abad XVI di Eropa dan dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan terhadap pola klasik juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulangi tetapi dalam pola, konsep dan bentuk baru. Dalam perkembangan arsitektur isrilah Eklektisme dipakai untuk menandai gejala pemilihan pencampuran gaya-gaya pada abad XIX masa berakhirnya klasikisme, masa awal modernisasi bukan pencampuran maupun perkembangan pada masa senelumnya. - Arsitektur Fungsionalisme dan porisme ( 1880 – 1890 ) Pada awal revolusi industri yang kedua terjadi penggunaan mesin secara besaran – besaran serta rasionalisasi bangunan. Pada masa ini terjadi peledakan – paledakan jenis bangunan, di mana pada masa sebelumnya tidak seperti yang di pikirkan. Bangunan–bangunan tersebut disempurnakan menjadi bangunan – bangunan publik, seperti : pabrik, tokoh – tokoh besar, srasiun kereta api, kantor apertemen dan Gedung pameran. Berikut ini muncul bangunan-bangunan seperti: lapangan terbang, Hanggar dan bioskop. - Arsitektur Modern sesudah tahun 1940 ; Arsitektur ini cenderung merancang dalam bentuk scluptural yang sensasional, menerapkan konsep dengan gaya arsitektur spektakuler yakni pada teknologi konstruksi bahan bangunan dan kebutuhan akan fasilitas ruang. Arsitektur Modern pada tahun 1840 ini muncul pada awal perang dunia ke dua dengan Arsitek terkenal pada masa itu adalah Le Corbusier dengan proyek – proyek raksasa. 2.4.4 Konsep Dasar Konsep utama Arsitektur Modern merupakan suatu bentuk pengulangan, pemaduan serta pengambilan sepenuhnya salah satu bentuk klasik tetapi dalam skala dan ukuran lebih besar.Hal ini terlihat jelas pada arsitektur modern awal (Neo-Klasik). Aliran Neo-Klasik digolongkan kedalam suatu awal arsitektur modern karena selain kaidah baku arsitektur klasik sudah sepenuhnya tidak dilaksanakan, digabungkan satu dengan yang lainnya dan menggunakan sistem konstruksi maupun bahan-bahan bangunan khususnya baja dan teknologi baru atau modern. Konsep arsitektur modern juga timbul karena terjadinya revolusi industri kedua tahun 1880-1890 dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Pada masa ini terjadi ledakan jenis bangunan dimana pada masa sebelumnya tidak, seperti: ruang pameran, pabrik, toko-besar, stasiun kereta api, kantor, apartemen. Dua point dalam kaitan dengan hal tersebut yaitu : Yang Pertama timbulnya system pabrikasi dimana sebagian besar elemen bangunan dibuat di pabrik, penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tuang, dan sebagainya. Kedua terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian : Arsitek dalam hal bentuk, ruang dan fungsi di suatu pihak dan keahlian konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan dilain pihak. Dalam masa modernisasi awal konsep keindahan dalam arsitektur berkembang secara radikal menantang klasikisme sebaliknya menekankan pada fungsionalisme dan purisme atau kemurnian. Konsep-Konsep Arsitektur Menurut Para Ahli : 1. Eugene Emanule Viollet-Le-Duc (1814-1879) Konsep yang dikemukakannya adalah sederhana : bahwa sebuah bangunan harus direstorasi sekurang-kurangnya berdasarkan keadaan dimana kita mendapatkannya. Oleh karena itu rekonstruksi harus memperhatikan penambahan dari elemen-elemen yang hilang dimana kita dapat memperkirakan berdasarkan peninggalan yang masih ada. Jadi arsitek tidak lebih dari sekedar menyusun kembali atau mengembalikan pada bentuk semula. konsep yang dikemukakannya adalah sederhana : bahwa sebuah bangunan harus direstorasi sekurang-kurangnya berdasarkan keadaan dimana kita mendapatkannya. Oleh karena itu rekonstruksi harus memperhatikan penambahan dari elemen-elemen yang hilang dimana kita dapat memperkirakan berdasarkan peninggalan yang masih ada. Jadi arsitek tidak lebih dari sekedar menyusun kembali atau mengembalikan pada bentuk semula. 2. Otto Wagner (1841-1918) Konsep dasar menurut Wagner adalah gaya baru seharusnya relistis, merupakan ekspresi langsung dari konstruksi dan memikirkan adanya teknologi serta material modern. Wagner meletakkan dasar-dasar doktrin dari moderne Architecture, antara lain tentang adanya garis-garis horizontal, atap datar, penggunaan material secara lanjut. Dikatakannya pula bahwa sebagai kebutuhan dan tuntutan modern seharusnya merupakan sumber inspirasi dari karya-karya arsitektural. Konsep dan pola pikir tersebut terungkap dalam berbagai karyanya antara lain :Post Savings bank Office di Wina (1904-1906). 3. Antonio Gaudi (1852-1926) Konsep dasar menurut Gaudi adalah dalam membahas suatu persoalan, memisahkannya menerapkan kita dari harus hal-hal gagasan mempelajari, yang dalam memahami berlebihan; suatu bentuk dan kita mencoba dan berusaha menyederhanakannya, tetapi tetap dapat memberikan kepuasan pada dasar-dasar keindahan. Dengan demikian kita dapat menghindari permasalahan struktur, konstruksi, denah dan tata ruang dan lain-lain aspek perancangan arsitektural. Pendapat tersebut jelas mengacu pada penyederhanaan dan menghindari hal-hal yang tidak berfungsi, tetapi tetap dapat menampilkan keindahan. 4. Louis Henry Sullivan (1856-1924) Bentuk selalu mengikuti fungsi, Terkadang kita namakan sebagai fungsi dan resultan tentang New Architecture beliau menyatakan “Sesuatu dekorasi baru harus dikembangkan dan digunakan secara wajar untuk mencapai keharmonisan terbatas pada bentuk organis, plastis dan melekat pada dayanya untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan”. Prinsip ini dicapai dengan sumbu-sumbu bangunan yang jelas, tata letak ruang disusun secara teratur, komposisi yang logis, tidak berlebihan dan “memurnikan” material kemudian menyusun unit bangunan dalam volume ruang sedemikian rupa sehingga bangunan mendapatkan material dan kemegahan. 5. Hendrik Petrus Berlage (1856-1934) Konsep dasar menurut Berlage yaitu : arsitektur baru (modern) melibatkan penciptaan ruang dan bukan menggambarkan tampak atau wajah luar bangunan saja, kita para arsitek seharusnya kembali pada hal-hal yang sifatnya otentik atau asli. Perancangan bangunan harus memikirkan kembali pada pemikiran-pemikiran mendasar tentang arsitektur. Seni konstruksi adalah menyatukan berbagai elemen untuk mendapatkan ruang dengan segala keharmonisannya. Kemampuan kita adalah membuat karya yang asli, utuh dalam kesatuan dengan “kejujuran” dan bukan menutup konstruksi, dan membuat topeng” penutup dari bagian dalam bangunan, seolah-olah menyamarkan bagian dalamnya. Pendapat tersebut terlihat menekankan pada adanya kesatuan bentuk luar dan dalam dari bangunan, yang menjadi konsep dasar dari arsitektur fungsionalisme. 2.4.5 Modern Tidak Terlepas Dari Teknik Olah Geometri Geometri dapat diperankan sebagai bentuk dasar, bentuk primer, bentuk akhir, ataupun yang dalam wujudnya sebagi bangunan matematika.Geometri juga memerankan fungsinya sebagai awal dalam mengelola ruang atau bentuk bentuk dalam arsitektur. Adapun catatan penting mengenai geometri, yakni : Geometri tidak harus berperan sebagai bentuk dasar, karena geometri dapat saja diperankan sebagai dasar bentuk. Sebagai bentuk dasar,geometri berperan sebagai bentuk awal yang akan mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga menjadi bentuk akhir. Geometri selamanya tidak menjadi bentuk akhir, tetapi geometri juga dapat diperlukan sebagai suatu keharusan bagai perancang yang rasional serta ilmiah yang dihadirkan sebagai hasil pemikiran, bukan ilusi atau subjektif. Sebagai bentuk dasar, geometri menjadi pedoman kerangka dan semacam modul dimana penggarapan terhadap bentuk dan ruang arsitektur dapat diselenggarakan. Dilihat dari peranan Geometri sebagai bentuk dasar dan sebagai dasar bentuk, maka geometri dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: Geometri Rupa. Merupakan karakter pokok dari sebuah bidang. Hal ini ditentukan oleh garis-garis yang membentuk sisi bidang tersebut. Tetapi oleh karena persepsi kita yang dipengaruhi oleh hukum-hukum perspektif maka kita dapat melihat bentuk suatu bidang yang sebenarnya jika kita melihat dari depan saja. Geometri Kerangka. Merupakan panjang, lebar dan tinggi.Dimensi ini menentukan proporsinya, adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya. Dilihat dari kematraan geometri (Francis D. K. Ching, 1996 : 54) terdapat dua macam, yaitu : Geometri Planar (lingkaran, bujur sangkar dan segi tiga); merupakan bentuk dasar yang belum dikembangkan seperti pada contoh berikut. Lingkaran, yaitu sederetan titik–titik yang disusun dengan jarak sama dan seimbang terhadap sebuah titik. SegiTiga, yaitu sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah sudut. Bujur Sangkar, yaitu sebuah bidang yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang dan empat buah sudut yang sama, yaitu 9 Tidak termasuk Geometri (Francis D. K. Ching, 1996:62) tetapi dapat menjadi bentuk dasar adalah organic form (bentuk organik). Bentuk-bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang saling berhubungan satu dengan lainnya tersusun dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap suatu sumbu atau lebih. Bentuk-bentuk tidak beraturan adalah bentuk-bentuk yang bagian-bagiannya tidak sama atau tidak serupa dan antara bagian-bagiannya tidak konsisten.pada umumnya bentuk- bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentukbentuk beraturan. Ada beberapa teknik olah bentuk, yaitu; Teknik Rotasi (perputaran); Teknik Kombinasi (gabungan) Teknik Pengubahan; Additive Form (penambahan bentuk) Terjadi penambahan bentuk lain kepada volume yang ada. Kemungkinan-kemungkinan dasar pada dua bentuk yang tergabung bersama adalah : Adanya tarikan antara ruang atau kedua bentuk relatif berdekatan satu dengan yang lain (memiliki kesamaan visual seperti : wujud, bahan material atau warna). Pertemuan antara sisi, dua buah bentuk memiliki satu sisi bersama dan dapat berporos pada sisi tersebut. ertemuan permukaan, adanya bidang-bidang datar pada bentuk tersebut yang terletak sejajar satu sama lain. Volume ruang berkaitan, kedua bentuk saling menembus ke dalam masing-masing ruang. Bentuk-bentuk ini tidak memiliki kesamaan visual Bentuk – bentuk dengan penambahan menurut sifat alamiah pada hubungan yang muncul diantara komponen-komponennya maupun konfigurasi keseluruhan adalah : Bentuk Terpusat (Francis D. K. Ching, 1996: 74); Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari bentuk dominan yang berada di tengah-tengah. Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari bentuk dominan yang berada di tengah-tengah. Bentuk Linear (Francis D. K. Ching, 1996: 76); Terdiri dari bentuk-bentuk yang diatur dalam satu deret dan berulang. Bentuk Radial (Francis D. K. Ching, 1996: 80); Komposisi dan bentuk linier yang berkembang keluar dan bentukbentuk berpusat searah dengan jari-jarinya. Bentuk Cluster (Francis D. K. Ching, 1996: 82); Bentuk-bentuk yang saling berdekatan atau bersama-sama menerima kesamaan visual. Bentuk Grid (Francis D. K. Ching, 1996: 87); Bentuk-bentuk modular dimana hubungannya satu sama lain di atur oleh grid-grid tiga dimensi.