PREDIKSI HARGA SAHAM DALAM PERSPEKTIF ANALISIS

advertisement
PREDIKSI HARGA SAHAM DALAM PERSPEKTIF
ANALISIS TEKNIKAL
(Studi pada Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2007-2011)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
ILHAM SYAIFUL MUCHLISHIN
NIM :
207046100754
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2011 M
PREDIKSI HARGA SAI-|AM DALAM PERSPEKTIF ANALISIS TEKNIKAL
(Studi Pada lakarta lslomic Indexlahun 2007-2ot1,l
Skripsi
Diajukan untuk Mernenuhi Persyaiatan ll{emperoleh
Gelar Sarjana Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. S"v)
Oleh
.
Ilhanr S1'aiful Muchlishin
NIM : 207046100754
Di Bawah Bimbingan
NrP. l95,st 01 5 I 97903
i002
KONSENTRASI PERBANKAN SYA-RIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
.IAKARTA
t432 H/20il M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be{udul 'PREDIKSI HARGA SAHAM DALAM PERSPEKTIF
ANALISIS TEKNIKAL (Studi pada Jakarta Islamic IruIu ([II) tahun 200?2011)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Kamis, 22
September 2011. Skripsi
ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Strata 1 (Sl) Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam), Perbankan Syariah.
J,akarta,22 September 201
1
mmad Amin Suma, SH, 1tr4., MM.
5051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah:
Ketua
. Prof. Dr. H. Muhammad
Seketaris
:
Pembimbing
:
Amin Suma,
NrP. 1 955050s 1 98203 1012
Mufldah, SHI
Dr. Djawahir H eiazziey, S.H, MA
195510151919031002
MP
Penguji
I
: ProL
NIP
Penguji
II
Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
195s05051982031012
Dr. J. M. Muslimin, MA, Ph.D
NIP
150295489
BIODATA PENULIS
Nama
: ILHAM SYAIFUL MUCHLISHIN
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 Maret 1981
Alamat
: Taman Buaran Indah IV, Blok LA_4, No.26,
Jl.Kebon Raya, RT.01/ RW.13,
Kel. Penggilingan, Kec. Cakung
Jakarta Timur, 13940.
Riwayat Pendidikan
: TK. HARAPAN, Cakung, Jakarta Timur
SDN 13 Pagi, Cakung Barat, Jakarta Timur
SMPN 144, Cakung Barat, Jakarta Timur
SMUN 59, Bulak, Klender, Jakarta Timur
Sosiologi, FISIP, Universitas Indonesia
Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Jakarta
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar stata 1 (S1) di Unversitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi
ini telah saya
cartumkan (baik dalam bentrik footnote ataupun daftar pustaka) sesuai dengan
ketetuan penulisan skripsi yaag berlaku
di Unversitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
konsekuensi sanksi sesuai yang berlaku
di Unversitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakaria.
Iakarta,22 September 201 I
I/,
7'/y''F
"/
Ilham Syaiful Muchlishin
ABSTRAKSI
Penelitian ini berawal dari besarnya ghirah keislaman dalam pelaksanaan
muamalat, di mana investasi syariah telah merambah ke dunia pasar modal. Dalam
pengambilan keputusan transaksi di bursa efek, diperlukan analisis yang jitu. Maka,
analisis teknikal dapat digunakan sebagai pilihan yang lumayan baik, karena
ketersediaan data yang lebih lengkap dan lebih murah serta mudah. Dengan beberapa
metode yang kita gunakan, maka analisis teknikal akan meminimalisir efek maysir
(judi) dan gharar (ketidakpastian) dalam bertransaksi
Penelitian ini membuktikan bahwa, dengan menggunakan metode moving
average dan autokorelasi antara harga saham terdahulu terhadap harga saham di masa
yang akan datang, bisa didapatkan hasil peramalan harga saham atau harga suatu
komoditas berdasarkan data historis. Dengan metode moving average, juga
didapatkan kemampuan untuk melihat keputusan, apakah sebaiknya menjual atau
membeli suatu komooditas.
Kata Kunci:
-
Analisis Teknikal
-
Autocorrelation
-
Moving Average.
-
Closing Price
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Alhamdulillahirrobbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT, Tuhan semesta alam, Tuhan seluruh mahluk, yang senantiasa
memelihara keseimbangan alam, yang selalu memelihara kesehatan kita (sehingga
kita dapat beraktifitas yang positif dan bermanfaat), yang selalu membimbing kita
sehingga senantiasa dapat berada di jalan kebaikan dan kebenaran. Shalawat dan
salam penulis curahkan kepada Baginda tercinta, Rasulullah Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya, termasuk kita
semua.
Akhirnya, selesailah penulisan skripsi ini. Setelah mengarungi program S1 di
banyak PTN (Sociology UI’98 (2 Years), Computer Science IPB’00 (4,5 years),
Sociology of Law UT’06 dan Psychology UNJ’06), akhirnya penulis berlabuh di
Perbankan Syariah UIN Jakarta’07 Non Reguler. Telah banyak tentunya ilmu dan
pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran. KKN 2010 UIN Jakarta di Bandung
Barat juga lumayan membekas dan berhikmah sangat banyak bagi pembentukan
kerangka perjalanan hidup penulis. Alhamdulillah, penulisan skripsi ini dapat berhasil
dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat, tapi diharapkan bermanfaat maksimal
kepada para investor seluruh dunia. Saran dan kritik membangun sangat penulis
harapkan, agar karya ilmiah ini dapat semakin sempurna. Aamiin.
ii
Syukur nikmat penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan seizin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, termasuk dipermudah dalam memperoleh
sumber rujukan (buku, artikel, info verbal, dll.) dan kemudahan lainnya. Untuk itu,
penulis berterimakasih sebanyak- banyaknya, antara lain kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus
Penguji-I dalam sidang skripsi penulis, dengan hasil nilai 85.
2. Dr. J. M. Muslimin, MA, Ph.D. Pembantu Dekan bagian Kemahasiswaan,
sekaligus Penguji-II dalam sidang skripsi penulis, dengan hasil nilai A.
3. Dr. Euis Amalia M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Mu’min Rauf,
S.Ag, M.Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat, serta Ibu Oke, Asisten
Sekretaris Program Studi Muamalat. Kalian selalu berbaik hati dengan sabar
membimbing dan melayani mahasiswa dalam mencari ilmu serta memberikan
konsultasi baik di bidang akademis maupun non akademis.
4. Bapak Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag, Koordinator Teknis Non Reguler. Terimakasih
untuk keramahan dan perhatian penuh Bapak kepada kami agar cepat lulus. Ka
Fida dan Ka Syafi’i, yang telah memfasilitasi info-info penting bagi kami,
mengarahkan tindakan yang baik untuk kami, serta memberikan pilihan Dosendosen terbaik untuk para mahasiswa NonReguler tercinta (khususnya untukku).
5. Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA., Pembimbing tunggal Skripsiku, sekaligus exKoordinator Teknis Non-Reg kami. Dosen B.Ingris kami. Semoga ilmu kita
bermanfaat penuh and diamalkan murid-murid sehingga jadi aliran pahala abadi.
iii
6. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, MA, Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
setia dan banyak sekali membantu dengan petuah dan nasihat serta sharingnya
sejak semester 1. Keramahan Bapak adalah kebanggaan bagi kami.
7. Papa-Mamaku yang baik, H.M.Musta’in, S.E & Hj.Sri Purnomowati, yang telah
memberiku kesempatan kuliah lagi and lagi, di banyak tempat, di berbagai PTN
lumayan -T.O.P- negeri ini. Uang memang luber keluarnya, tapi pasti manfaat+
panennya nanti akan berlebih bahkan berlipat ganda pula. Tidak ada ilmu yang
sia-sia jika diamalkan dengan bagus.
8. Bapak dan Ibu para dosen FSH, baik yang pernah langsung mengajari kelas kami
PS-2007-C Non Reguler, maupun yang tidak langsung. Bu Dwi Nur’aini yang
cantik and membawa culture kebaikan di FSH. Bu Aini Masruroh, yang lembut+
sabar menjejalkan story-nya (thanks 4 ice cream, X-Gear+ sekolah BEI-nya). Bu
Najwa Tajang (thanks 4 the Books). Bu Yuke (thanks 4 perhatian, ketekunan Ibu
membimbingku di TOT Instruktur Lab Bank Mini). May Allah Bless Us!
9. Bapak Nardi (pensiun) dan Pak Agus, yang dengan sabar dan baik hati selalu
menyediakan fasilitas perkuliahan (spidol, in focus Projector dan ruang kelas)
sehingga kami dengan nyaman dapat menyerap ilmu sebanyaknya lalu
mengamalkannya.
10. Farhan S.EI, Pak Zuhri, dll, petugas perpustakaan FSH, yang sering
mempersilahkan minum aqua dan menyediakan buku-buku bermutu sebagai
rujukan selama kuliah. Perpus juga cocok u/ tempat ngadem saat nyampe UIN lho.
iv
11. Para petugas Perpustakaan Utama UIN Jakarta, yang sangat sabar dan baik hati
melayani para mahasiswa hingga malam hari dalam mencari literatur makalah dan
skripsi. Menyediakan toilet + wudhu yang bersih, musolla yang nyaman + karpet
tebal ber-AC sehingga kami dapat semangat dan khusu’ melaksanakan sholat.
12. Para petugas Perpustakaan Pusat UI, yang dengan senyum dan ikhlas
menyediakan tesis-tesis sebagai sumber studi terdahulu skripsi kami. I miss U.
13. Photocopy-an Juned (Pepi juga), di Pesangrahan, sebagai mitra kami dalam
mencopi buku-buku kuliah dan skripsi. Buku kami menjadi lengkap dengan biaya
murah. Juga Photocopy-an Cangkir, yang selalu jadi bemper ampuh di saat mepet.
14. Mr. Poong Nam Choi, South Korea Citizen, sebagai teman dan mitra kami, yang
banyak sharing dalam financial dan lapangan pekerjaan, sekaligus membuka
wawasan kami tentang dunia usaha. Terimakasih traktirannya di ruang Mawar,
Hotel Bidakara, Sushi Restourant dan KFC, sejak semester 1. We’ll always
remember your good messages and lessons. Memberi lebih baik daripada
menerima kebaikan. Keep us in touch forever in good things!
15. Teman-teman Perbankan Syariah 2007-C NonReguler. Trust me, We are the best
class UIN ever had. Some of us langganan IP 4,00 nih. Beberapa memang asalnya
dari lulusan terbaik di sekolah terdahulu. Semoga semua berhasil jadi manusia
terbaik.
16. Istriku, Maris Akfalia. Veteran Statistik UnPad’2000 (6 Years). Akhirnya kita
dapat tamat kuliah juga di UIN, dengan nilai summa cumlaud. Mari kita tambah
lagi, S2. Kami nikah sirri di Jepara 21 May 2011, bada Magrib, malam minggu.
v
Akad KUA 11 November 2011, dan Resepsi keesokan harinya tanggal 12
November 2011, keduanya di Jakarta.
17. My best friends: Bukhori, Junis, Kiki, Rohman, Dian, Maris. Kalianlah tempat
berbagi dan senasib selama ini. Semoga ukhuwah kita selalu terjalin bagus.
18. Touring friends: Oul (trims 4 sering ajak kita ke banyak tempat di sekitar Serang,
Tambang Emas, dll), Fikri, Colik, Daris, Ryanda, Kecap, Ilhamuddin. Mmm,
semoga kenangan indah yang cukup untuk modal perekat memori silaturahmi kita.
19. Eating friends: Maya (thanks suguhan dikala kami tepar), Erna (thanks for many
things u ever give to me), Nona (thanks for transactions), Rosita (thanks for the
business), Fitri (thanks for the games), Gabi (thanks for the Lab lessons). You
colouring our days beautifully.
20. Satpam Pak Is, yang setia menjaga keamanan and kenyamanan mobil kami semua
saat parkir, terutama yang Katana, Sunny, and Trajet.
21. Ka’ Irul, Iis Locker, Pak Abbas botak, Pak Saini, Pak Saidih, para pegawai FSH,
yang banyak interaksi dengan penulis, kadang bertransaksi. Bu Retno yang manis,
sabar, dan baik saat melayani administtrasi mahasiswa FSH.
22. Pak Zainal Arifin, KaBagTU, yang pernah meng-ACC Beasiswa penulis. Pak
Burhanuddin Yusuf, yang membantu skripsiku agar cepat naik cetak. I Love U.
Pak Abdul Malik yang wellcome di ruang kerjanya (thanks 4 the snacks). Pak
Abdurrouf dengan warning BMT-nya. Semua menjadikan proses pematangan ini
menjadi makin sempurna, walau kadang harus perlahan- kadang secepat kilat.
vi
23. Para sopir 510, Transjakarta, T506, T47, Patas P6, Patas P17, Mikrolet 06A, Patas
76, mas Mul parkiran motor pos_Pol UKI, Motor Grand, SupraX-125, Mio,
Katana, Sunny, Trajet. Kalianlah channnel transportasiku selama kuliah.
Akhirnya, penulis berdo’a kehadirat Allah SWT, semoga segala ilmu yang
kita timba menjadi bermanfaat penuh, dan dapat kita amalkan semaksimal mungkin
untuk memakmurkan bumi yang diamanatkan kepada kita, manusia. Semoga pula,
segala rezeki yang kita miliki dapat semaksimal mungkin menuai berkah, dengan
tidak terlalu pelit (perhitungan berlebih), tidak terlalu boros. Sehingga lingkungan
akan dapat menilai kita sebagai orang yang berkecukupan (dalam segala hal): cukup
baik, cukup sabar, cukup mapan, cukup pandai, cukup rapi, cukup cekatan, cukup
sopan, cukup cepat, cukup bersih, cukup kaya, cukup cerdik, cukup terampil, cukup
cakep, cukup pangan, cukup papan, cukup sandang, cukup uang, cukup ramah, cukup
charming, cukup bijak, cukup tegas, dan cukup-cukup yang bagus lainnya. Pokoknya,
amat sangat bagus bila kita hidup dengan segala berkecukupan. Aamiin,.
Jakarta, 22 September 2011
Ilham Syaiful Muchlishin
------------------------------Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
7
C. Pembatasan Masalah
8
D. Perumusan Masalah
9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
9
F. Metode Penelitian
10
G. Review Studi Terdahulu
15
H. Sistematika Penulisan
17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Saham dan Harga Saham
19
B. Analisis Teknikal
24
1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal
25
2. Asumsi Dasar Analisis Teknikal
26
viii
3. Model-model Analisis Teknikal
27
4. Jenis Chart
29
5. Indikator Analisis Teknikal
32
6. Metode Pemulusan (Smoothing)
33
7. Moving Average
36
D. Koefisien Autokorelasi
43
BAB III PROFIL JAKARTA ISLAMIC INDEX
A. Sejarah Jakarta Islamic Index
46
B. Kriteria Emiten Yang Masuk Dalam Jakarta Islamic Index
47
C. Profil Emiten
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Terhadap Uji Korelasi Pada Jakarta Islamic Index
53
B. Analisis Tren Pergerakan Harga Saham Dengan Metode Moving
Average
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
78
B. Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
81
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Perhitungan Fungsi Autokorelasi ANTM
53
Tabel 4.2
Perhitungan Fungsi Autokorelasi INCO
56
Tabel 4.3
Perhitungan Fungsi Autokorelasi INTP
58
Tabel 4.4
Perhitungan Fungsi Autokorelasi KLBF
61
Tabel 4.5
Perhitungan Fungsi Autokorelasi PTBA
63
Tabel 4.6
Perhitungan Fungsi Autokorelasi TLKM
66
Tabel 4.7
Perhitungan Fungsi Autokorelasi UNVR
68
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Grafik Line Chart
29
Gambar 2.2
Grafik Bar Chart
30
Gambar 2.3
Keterangan Badan Bar Chart
30
Gambar 2.4
Grafik Candlestick Chart (Lilin)
31
Gambar 2.5
Keterangan Badan Candlestick Chart
32
Gambar 2.6
Arah Tren Moving Average
38
Gambar 2.7
Menentukan Posisi Buy dan Sell dengan Moving Average
39
Gambar 2.8
Contoh Penggunaan Dua Moving Average
40
Gambar 2.9
Level Support dan Resistance pada Moving Average
41
Gambar 3.0
Contoh Penggunaan Tiga Moving Average
42
Gambar 4.1
Grafik Fungsi Autokorelasi ANTM
55
Gambar 4.2
Grafik Fungsi Autokorelasi INCO
57
Gambar 4.3
Grafik Fungsi Autokorelasi INTP
60
Gambar 4.4
Grafik Fungsi Autokorelasi KLBF
62
Gambar 4.5
Grafik Fungsi Autokorelasi PTBA
65
Gambar 4.6
Grafik Fungsi Autokorelasi TLKM
67
Gambar 4.7
Grafik Fungsi Autokorelasi UNVR
70
Gambar 4.8
Tren Pergerakan Saham ANTM
71
Gambar 4.9
Tren Pergerakan Saham INCO
72
xi
Gambar 4.10 Tren Pergerakan Saham INTP
73
Gambar 4.11 Tren Pergerakan Saham KLBF
74
Gambar 4.12 Tren Pergerakan Saham PTBA
75
Gambar 4.13 Tren Pergerakan Saham TLKM
76
Gambar 4.14 Tren Pergerakan Saham UNVR
77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia investasi dan trading berkembang cukup marak di Indonesia. Setelah
tersaring dengan yang hanya sesuai koridor syariah, maka banyak jenis investasi yang
bisa kita gunakan, antara lain: trading forex (foreign exchange/ perdagangan valuta
asing/ mata uang asing), saham, komoditas (emas, minyak), sukuk (obligasi syariah),
reksadana syariah, atau lainnya. Makin banyak pula masyarakat indonesia yang
“bermain” di Bursa Saham (Bursa Efek Indonesia), baik sebagai pekerjaan utama
atau hanya sekedar ingin mendapatkan penghasilan tambahan yang dapat diandalkan.
Berinvestasi pada saham, forex, atau komoditas memang sangat menggiurkan,
karena kita bisa mendapatkan untung yang cukup besar. Puluhan, bahkan ratusan
persen dalam waktu yang singkat (sehari, seminggu, sebulan, tergantung kondisi).
Keuntungan yang diperoleh juga bisa berkali lipat dari marjin deposito. Namun,
apabila salah perhitungan, mampu membangkrutkan orang dalam waktu singkat pula.
Maka, dibutuhkan analisis sebagai salah satu faktor kunci keberhasilan dalam
trading. 1
Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam proses
pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat disadari bahwa
1
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, (Jakarta: Exceed, 2010), Cetakan
Pertama, hal. v.
1
2
sering terjadi ketidakakuratan hasil peramalan, tetapi peramalan masih penting
dilakukan karena semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang
mengandung unsur ketidakpastian, tetapi keputusan harus tetap diambil yang
nantinya akan mempengaruhi masa depan organisasi tersebut. Suatu pendugaan
secara ilmiah terhadap masa depan akan jauh lebih berarti daripada pendugaan hanya
berdasarkan intuisi saja.
Dalam setiap transaksi perdagangan saham, investor atau manajer investasi
(MI) dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap kesalahan
dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan kerugian bagi investor itu
sendiri, atau mengakibatkan nilai aktiva bersih dari reksadana saham yang dikelola
MI tersebut menurun. Maka diperlukan analisis yang kuat dan akurat dan dapat
diandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi.
2
Ada dua macam analisis dalam dunia saham, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu metoda peramalan pergerakan
instrumen finansial di waktu mendatang berdasarkan pada keadaan perekonomian,
politik, lingkungan, dan faktor-faktor relevan lainnya, serta statistik yang akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen finansial tersebut. Analisis
fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor yang menentukan nilai
intrinsik suatu instrumen finansial. Apabila penawaran meningkat tetapi permintaan
tetap, maka harga pasar akan meningkat, begitu sebaliknya. Salah satu kesulitan
2
Djoko Susanto & Agus Sabardi, Analisis Teknikal di Bursa Efek, (Yogyakarta: STIM-YKPN
Press, 2010), h. 29.
3
analisis fundamental adalah mengukur secara akurat hubungan antara variabelvariabel, sehingga para analis harus membuat estimasi berdasarkan pengalaman
mereka. Sedangkan analisis teknikal adalah suatu metoda meramalkan pergerakan
harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara
mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan dan indeks harga saham
gabungan. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar,
daripada apa yang seharusnya terjadi. Para analis teknikal tidak terlalu peduli
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, sebagaimana para analis
fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumen pasarnya.
Dalam pandangan syariah, tidak semua lahan investasi yang dikenal oleh
masyarakat sesuai dengan asas Islam. Terutama pada financial asset investment yang
sedang berkembang, masyarakat perlu diberi pengetahuan sekaligus sosialisasi jenis
produk keuangan yang sesuai dengan asas syariah.
Diawali dengan pengesahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan syariah. Pertumbuhan industri perbankan syariah bangkit dengan pesatnya.
Dengan dual banking system, yang diakomodir oleh undang-undang tersebut, girah
syariah semakin tinggi. Terbukti dengan bermunculannya bank syariah, BPR Syariah,
serta Unit Usaha Syariah (UUS) pada perbankan konvensional. Peran bank syariah
sebagai investment banking merupakan stimulus positif bagi tumbuhnya produk
keuangan lainnya, disusul oleh pertumbuhan asuransi syariah yang beroperasi dengan
prinsip-prinsip syariah.
4
Berkembangnya kebutuhan muamalah yang sesuai dengan syariah juga
dialami oleh pasar saham. Untuk mengakomodasi investor yang berniat melakukan
investasi dengan mempertimbangkan hukum Islam, maka Bursa Efek Indonesia (BEI)
bekerjasama dengan Danareksa Investment Management mengembangkan Indeks
Syariah. Indeks syariah merupakan kumpulan saham-saham yang memenuhi kriteria
investasi dalam syariat Islam.
Indeks syariah merupakan kumpulan saham-saham yang memenuhi kriteria
investasi dalam syariat Islam. Adapun kriteria yang digunakan seperti:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang tergolong haram.
4. Usaha anggota badan audit memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Dalam perkembangannya, saham-saham yang sudah masuk pada indeks
syariah telah berjumlah 30 emiten. Pertumbuhan ini memberikan investor syariah
(investor yang berminat pada investasi dengan batasan syariat Islam) pilihan yang
lebih leluasa untuk menanamkan modalnya.
5
Pelarangan maysir dan gharar merupakan komitmen Islam. Muslim sebagai
investor bukan sebagai spekulator. Spekulasi dalam investasi memiliki resiko yang
besar dan sangat menyerupai perjudian, sehingga diharamkan oleh Islam. Untuk
menghindari hal tersebut, investasi yang dilakukan wajib dianalisis dengan berbagai
metode yang ada.
Dalam berinvestasi, harapan utama investor adalah memperoleh keuntungan
dari transaksi yang yang dilakukannya. Kerugian dapat terjadi akibat: Pertama,
kesalahan memilih saham, dimana emiten memiliki kualitas kurang bagus, seperti
tidak membukukan laba yang diperolehnya, sehingga harga saham bergerak turun.
Kesalahan dalam memilih waktu, disini sebenarnya investor sudah benar dalam
memilih saham blue chips. Namun karena pemilihan waktu yang tidak tepat, yakni
saat pasar secara keseluruhan sedang bergerak dalam tren turun (misalnya saat krisis
dunia 1930 atau 2008) atau kesalahan lainnya.
Analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga dalam
rentang waktu tertentu atau dalam hubungannya dengan faktor lain, misalnya volume
transaksi.3 Karena itu Analisis teknikal banyak menggunakan grafik. Dari pergerakan
tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan
pembelian atau penjualan. Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk
menentukan apakah suatu harga saham/ mata uang sudah overbought (jenuh
3
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h. 3.
6
beli) atau oversold (jenuh jual).4 Atau, Analisis teknikal bisa didefinisikan sebagai
suatu pemanfaatan data historis (harga dan volume perdagangan saham) yang tersedia
di pasar.5
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data
harga pada analisis teknikal digambarkan dalam bentuk grafik, antara lain Line chart
(garis), Bar chart (batang), Candle chart atau candlestick chart (lilin). Grafik line
chart hanya memuat data harga penutupan, namun data ini paling mudah dibaca. Bar
chart dan Candlestick chart hampir mirip dikarenakan memuat harga pembukaan,
harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Namun, grafik Candlestick lebih
mudah dibaca, karena bisa menggunakan warna, juga mampu menampilkan psikologi
pasar dengan lebih mudah.6
Teori atau metode yang melawan (bertentangan) Technical Analysis (analisis
teknik) adalah Fundamental Analysis (analisis fundamental). Analisis Fundamental
memperhitungkan berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi suatu negara dan
kebijakan ekonomi, baik makro maupun mikro. Dari sisi makro, dapat diketahui
kondisi ekonomi negara tersebut, apakah masih sehat atau tidak. Sedangkan dalam
skala mikro, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui valuasi suatu
instrumen finansial, berapa nominal harga yang layak bagi suatu mata uang, saham,
atau komoditas tertentu. Pada prinsipnya, suatu Analisis Fundamental digunakan
4
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h. 4.
Tedy Fardiansyah, Smart Investment For Ordinary People: (Meningkatkan Kecerdasan
Investasi dan Perencanaan Keuangan Pribadi), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003), h. 90.
6
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h. 12.
5
7
untuk mengetahui apakah suatu harga overvalued (kemahalan) atau undervalued
(kemurahan).7
B. Identifikasi Masalah
Masih sedikitnya sumber imformasi, buku-buku, skripsi, tesis, dan penelitian
yang membahas analisis teknikal di Indonesia, mendorong penulis untuk melakukan
penelitian mengenai hal ini. Selain itu, adanya tesis di UI (2006) berjudul Proyeksi
Harga Saham JII dengan Analisis Teknikal dalam Perspektif Hukum Syariah, yang
meneliti 17 saham JII di BEI pada tahun 2003-2005. Tesis ini menghasilkan
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pergerakan harga saham pada masa lalu
terhadap harga saham yang ditelitinya (hal ini menurutnya karena rentang waktu
penelitian yang kurang panjang, yaitu hanya 2 tahun) . Hal ini sangat bertentangan
dengan statement metode Analisis Teknikal sebagai suatu metode untuk meramalkan
pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang
dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan, dan indeks harga
saham gabungan8. Pada dasarnya, peramalan analisis teknikal berdasarkan pergolakan
perubahan harga dan sentimen psikologi.9
Pesan dan saran yang tertulis pada tesis tersebut adalah agar ada penelitian
lebih lanjut, dengan rentang tahun yang lebih panjang. Maka penulis melakukan
7
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h. 3.
Djoko Susanto & Agus Sabardi, Analisis Teknikal di Bursa Efek, h.30.
9
Corrado, Charles J. and Jordan, Bradford D, Fundamentals of Investments: Valuation and
Management, 3rd Edition, (New York, USA: McGraw-Hill, 2005), h. 251.
8
8
penelitian kembali, dengan rentang waktu (2007-2011), yang diharapkan akan didapat
kesimpulan yang menyatakan adanya korelasi yang signifikan antara data historis
dengan data masa depan.
Kelemahan dari metode peramalan yang menggunakan analisis teknikal ini
adalah:10
1. Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan, sehingga
pola kecenderungan akan selalu berulang.
2. Analisis teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu kejadian akan
terjadi, bukan kepastian dari kejadian tersebut.
3. Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan
statistik yang cukup kompleks, sehingga menganalisis dengan perangkat lunak
komputer sulit dihitung dan tidak mudah untuk memahami hasil keluarannya
(output).
4. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai harus akurat
dan tepat waktu.
C. Pembatasan Masalah
Penulis hanya akan meneliti saham-saham yang tetap konsisten masuk dalam
daftar Jakarta Islamic Indeks selama rentang 2007-2011 di Bursa Efek Indonesia.
Prediksi pergerakan atau tren harga saham JII, penulis teliti dengan Analisis
Teknikal yaitu dengan menggunakan metode moving average (MA). MA yang
10
Djoko Susanto & Agus Sabardi, Analisis Teknikal di Bursa Efek, h.30.
9
digunakan adalah MA 200, MA 100, dan MA 50. Sedangkan dari sudut pandang
Analisis Fundamental tidak penulis teliti.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah dengan
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana memprediksi harga saham dalam perspektif analisis teknikal?
2. Bagaimana menentukan saat yang tepat untuk membeli dan atau menjual
saham berdasarkan trend pada kurun waktu 2007-2011?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai:
1. Pembuktian dari kebenaran bahwa ada hubungan antara harga saham di masa
lalu terhadap harga saham di masa yang akan datang menggunakan
perhitungan Autocorrelation sehingga analisis teknikal dapat digunakan untuk
memprediksi pergerakan harga saham.
2. Penerapan analisis teknikal pada saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) di
Bursa Efek Indonesia (BEI), selama kurun waktu 2007 sampai 2011.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat bermanfaat penuh, kepada siapa
saja di seluruh dunia pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya, antara lain:
10
1. Bagi setiap orang yang ingin berinvestasi pada pasar modal, di mana saja,
kapan saja, maka analisis teknikal dapat menjadi salah satu panduan, sehingga
diharapkan tepat dalam memutuskan untuk menjual atau membeli saham.
2. Bagi siapa saja yang hendak berinvestasi, baik pada Saham, Emas, Minyak,
Valuta Asing, serta berbagai macam komoditas lain yang harganya naik turun,
maka metode analisis teknikal dapat mereka terapkan untuk memprediksi
pergerakan harga selanjutnya, berdasarkan data historis yang pernah ada.
3. Siapa saja yang mengakses skripsi ini diharapkan dapat lebih memahami cara
kerja metode analisis teknikal dalam memprediksi pergerakan harga saham.
4. Dengan adanya perhitungan metode analisis teknikal ini, maka efek spekulasi
saat “bermain” saham di Bursa Efek dapat diminimalkan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, sementara
berdasarkan cara memperolehnya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data harga saham penutupan harian dari periode 12 Juli 2007 sampai dengan 23
Agustus 2011. Data harga saham harian ini diperoleh dari website yahoo finance.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data harga saham Jakarta Islamic
Index selama periode tahun 2007 hingga 2011.
11
Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan data harga saham
penutupan (closing price) dari emiten-emiten yang sahamnya tetap terus terdaftar
selama periode 12 juli 2007 sampai dengan 23 agustus 2011.
Saham-saham yang menjadi sampel penelitian ini yaitu:
1. ANTM (Aneka Tambang Persero Tbk)
2. INCO (International Nickel Indonesia Tbk)
3. INTP (Indocement Tunggal Prakasa Tbk)
4. KLBF (Kalbe Farma Tbk)
5. PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam Tbk)
6. TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk)
7. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
3. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Pengumpulan data
dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan yaitu melakukan studi kepustakaan
dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang berhubungan dengan
pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data
yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, dan
gambaran cara pengolahan data.
12
Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan
penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Data yang ada dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
pendekatan autokorelasi. Jika data diukur dalam suatu periode waktu tertentu yang
berurutan, seringkali terjadi korelasi antara nilai data pada suatu waktu tertentu
dengan nilai data pada satu periode waktu sebelumnya (lag) atau lebih. Korelasi ini
dapat dihitung dengan menggunakan koefisien autokorelasi. Secara matematis rumus
koefisien autokorelasi adalah:11
 Y  Yˆ Y
nk
rk 
t 1
t
t k
 Yˆ

 Y  Yˆ 
n
2
t 1
Dimana:
rk
=
nilai koefisien autokorelasi tingkat ke-k
Yt
=
nilai observasi pada waktu t
Yt  k
=
nilai observasi pada k periode sebelum t (t-k)
Yˆ
=
nilai rata-rata serial data
n
=
banyaknya observasi
11
Sugiarto dan Harijono, Peramalan Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000),
Cetakan Pertama, h.183.
13
Nilai koefisien autokorelasi yang berbeda dengan nol atau diluar confidence
limit berarti koefisen autokorelasi signifikan berbeda dari nol. Suatu koefisien
dikatakan berbeda dari nol (ada autokorelasi) jika koefisien tersebut berada di luar
interval confidence limit 0  Z  1  .
2
n
Di mana:
Z
=
nilai variabel normal standar dengan tingkat keyakinan 1- 
=
banyaknya obsrvasi.
2
n
Jika nilai koefisien autokorelasi berada di luar interval confidence limit, maka
hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan
data sekarang.
5. Hipotesis Penelitian:
Ho
:
Tidak ada korelasi antara harga saham di masa lalu dengan harga
saham yang akan datang, sehingga harga saham di masa depan
tidak dapat diprediksikan dengan harga saham di masa lalu.
H1
:
Ada korelasi antara harga saham di masa lalu dengan harga saham
yang akan datang, sehingga harga saham di masa depan dapat
diprediksikan dengan harga saham di masa lalu. Maka analisis
teknikal tidak dapat memproyeksikan harga saham.
6. Kerangka Pemikiran
Kegiatan analisis sebaiknya dilakukan sebelum melakukan investasi pada
saham, karena apabila investor tidak melakukan analisis terlebih dahulu, maka dalam
14
pandangan Islam dapat dikategorikan seperti melakukan kegiatan spekulasi atau
perjudian dengan mengharapkan return investasi yang untung-untungan semata.
Untuk menghindari ketidakhalalan serta untuk mengurangi resiko di dalam
berinvestasi, penggunaan analisis teknikal dapat dilakukan. Kemudahan dalam
melakukan analisis teknikal adalah data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis
dapat diperoleh secara mudah dan dapat diakses oleh setiap investor.
Untuk menganalisis hubungan antara harga saham saat ini dengan harga
saham masa yang lalu, dilakukan uji autokorelasi. Proses tersebut dijelaskan pada alur
dibawah ini:
Gambar 3.1
Alur Pengujian Autokorelasi
Data Sekunder
(Harga Penutupan Saham)
Uji Autokorelasi
Ada Korelasi
Harga yang lalu mempengaruhi
harga dimasa yang akan datang
Analisis Teknikal dapat
digunakan
15
Sedangkan proses analisis teknikal dapat dijelaskan melalui alur sebagai berikut:
Gambar 3.2
Alur Analisis Teknikal
Data Transaksi Harian
(Close Price)
Input ke dalam Pr ogram
Analisis Teknikal
Moving Average
Proses
Chart/Grafik Analisis Teknikal
Analisis Hasil
H. Review Studi Terdahulu
Setelah penulis melakukan penelusuran di katalog Perpustakaan Utama UIN
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta maka tidak
didapatkan keterangan adanya skripsi yang membahas mengenai Analisis Teknikal.
Namun, yang ada adalah penelitian mengenai analisis fundamental.
16
Penelusuran tentang Metode Analisis Teknikal penulis temukan pada
beberapa Tesis di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok. Tesis tersebut
antara lain adalah:
1. Ayub Laksono. “Proyeksi Harga Saham JII dengan Analisis Teknikal dalam
Perspektif Hukum Syariah”. Tesis Magister Sains. Pascasarjana Universitas
Indonesia. 2006. (NPM: 71 02 91 406 6).
Tesis ini menganalisa dari segi hukum, tentang sesuai syariahnya analisis teknikal
bila digunakan untuk memprediksi harga saham. Tesis ini membandingkan
korelasi antara data historis dengan data harga saham di masa depan.
2. Mahmud Tarmizi Amir. ”Penggunaan Analisis Fundamental dan Analisis
Teknikal di dalam Penilaian Saham Studi Kasus: PT. Bank Dagang Nasional
Indonesia (BDNI)”. Tesis Magister Manajemen. Pascasarjana Universitas
Indonesia. 1997. (NPM: 36 96 03 243 3).
Tesis ini membandingkan penggunaan analisis teknikal dibanding analisis
fundamental, dalam memprediksi saham BDNI di masa depan. Pada tahun 1997,
adalah puncak kejayaan BDNI, sebelum akhirnya kandas diterjang Krisis 1998.
3. Fabbian Pangalila. “Analisis Fundamental dan Teknikal dalam Penilaian Saham
PT. „X‟.” Tesis Magister Manajemen. Pascasarjana Universitas Indonesia. 2002.
(NPM: 66 97 24 062 7).
Menganalisis penggunaan Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental dalam
memprediksi harga saham suatu perusahaan. Maksud dari PT. X adalah bahwa
cara ini dapat diterapkan pada saham perusahaan mana saja.
17
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi dibagi dalam 5 bab bagian penulisan, yang terdiri dari:
Bab 1. Pendahuluan
Pendahuluan, terdiri dari pemaparan latar balakang penulisan skripsi, pokok
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, pembatasan masalah, metodologi
penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2. Landasan (Kerangka) Teori Tentang Metode Analisis Teknikal dan
Metode Moving Everage.
Bab ini akan membahas teori-teori yang menjadi dasar penulisan skripsi.
Uraian yang disajikan adalah tentang pengertian investasi dalam tinjauan syariah,
pengertian saham, pengertian pasar modal syariah, prinsip-prinsip pasar modal
syariah, pengertian bursa efek, perngertian JII, teori analisis teknikal, moving
average, dan teori korelasi data.
Bab 3. Profil Jakarta Islamic Indeks (JII)
Bab ini akan menerangkan sejarah Bursa Efek Indonesia dan sejarah JII.
Dijelaskan pula cara dan syarat yang digunakan JII dalam menyaring para emiten
sehingga sesuai kriteria persyaratan JII. Keterangan tentang daftar para emiten yang
selalu eksis di JII dalam rentang tahun 2007-2011.
Pada bab ini juga akan dijelaskan karakter data yang digunakan, proses
pengolahan data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh trader, grafikgrafik pergerakan harga dari metode moving average, dan beberapa periode yang
18
dianalisis, serta proses hitungan korelasi antar data yang digunakan sebagai
pembuktian uji kelayakan analisis teknikal dalam penentuan harga.
Bab 4. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian
Pada bab ini, akan dilakukan Uji Korelasi (autocorrelations) dan analisa tren
pergerakan harga saham JII dengan metode Moving Everage. Bab ini juga akan
memaparkan tentang analisis teknikal yang terjadi pada grafik-grafik yang dibuat
terhadap perubahan harga, perubahan volume, serta indikator-indikator teknikal
sebagai metode pemetaan sinyal. Bab ini juga akan membahas korelasi antara
variabel harga yang lalu dengan harga yang akan datang, interpretasi hasil penelitian.
Bab 5. Penutup (Kesimpulan dan Saran)
Sebagai bab penutup, bab lima berisikan kesimpulan dari penelitian, saransaran yang sebaiknya dilakukan oleh kita sebagai investor yang ingin berinvestasi
secara syariah pada Pasar Modal Syariah, serta saran atas penelitian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN (KERANGKA) TEORI TENTANG ANALISIS TEKNIKAL
A. SAHAM DAN HARGA SAHAM
Harga saham yang kita digunakan adalah harga penutupan saham harian
(daily closing price) dari tiap-tiap emiten. Harga saham ini dapat kita ketahui dari
informasi BEI (Bursa Efek Indonesia) melalui situs Yahoo finance.
Saham merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan, dengan jangka waktu
tidak terbatas. Pemegang saham memperoleh penghasilan yang disebut dividen
dengan frekuensi tidak menentu. Dividen dibayar dari laba perusahaan, dengan
potensi laba perusahaan yang sulit ditaksir. Dari sisi perpajakan, dividen merupakan
bagian laba perusahaan setelah dikenai pajak. Harga saham sangat fluktuatif dan
sangat sensitif terhadap kondisi makro dan mikro. Pemegang saham memiliki hak
suara pada perusahaan (RUPS). Jika terjadi likuidasi (pembubaran perusahaan) maka
pemegang saham memiliki klaim yang inferior (kebagian sisa-sisa hasil pembubaran).
Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran
Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau musyarakah,
yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk melakukan usaha, dimana
masing-masing pihak menyetorkan sejumlah dana, barang atau jasa.
Saham, sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan menurut
kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika saham
tersebut kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan atau dalam niat
19
20
pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi (judi). Untuk
amannya, saham-saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index merupakan saham
yang insyaa Allah sesuai syariah.12
Indeks Saham Syariah ( Jakarta Islamic Indeks (JII))
Indeks harga saham merupakan indikator kelompok saham syariah. Fungsi
indikator indeks dalam saham syariah adalah:13
1. Sebagai indikator tren pasar.
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.
3. Sebagai benchmark kinerja saham.
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi pembentukan produk derivatif.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung indeks:
1. Menghitung rata-rata (aritmatic mean) harga saham yang masuk dalam
anggota indeks.
2. Menghitung indeks saham yang masuk kelompok, lalu dibuatkan indeks dari
indeks saham tersebut (geometric mean).
3. Menghitung rata-rata tertimbang pasar.
12
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Jakarta Press, 2009),
13
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarta: P3EI Press, 2008), hal. 71.
h.61.
21
Indeks JII dibentuk dari saham-saham yang masuk kelompok saham syariah.
Saat ini belum terbentuk pasar modal syariah secara tersendiri dan terpisah, namun
pada pasar saham BEI telah dibentuk satu kelompok saham yang memenuhi kriteria
saham syariah. Pembentukan ini mengakomodir investor yang ingin berinvestasi pada
saham dengan prinsip syariah (sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI).
Pada bab 3, pasal 3, Fatwa MUI No:40/ DSN-MUI/ X/ 2003 tentang emiten
yang menerbitkan efek syariah, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:14
1) Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akan serta pengelolaan
perusahaan emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2) Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
sebagaimana dimaksud di atas antara lain:
a) Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b) Lembaga keuangan konvensional (menggunakan unsur riba), termasuk
perbankan konvensional dan asuransi konvensional.
c) Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram.
d) Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat.
14
Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2008), hal. 207.
22
e) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat nisbah (hutang) perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan daripada modalnya.
3) Emiten atau perusahaan publik yang bermaksud menerbitkan efek syariah,
wajib menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan
syariah atas efek syariah yang dikeluarkan.
4) Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin
bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki
Syariah Complience Officer.
5) Dalam hal emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah
sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka efek yang
diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek syariah.
Selain kriteria di atas, proses pemilihan saham dalam JII oleh BEI juga
mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, seperti:15
1. Kegiatan usaha penerbit tidak bertentangan dengan hukum Islam dan telah
terdaftar di Bursa selama lebih dari 3 bulan (kecuali jika saham yang termasuk
dalam daftar 10 kapitalisasi terbesar).
2. Laporan keuangan tahunan perusahaan atau pertengahan tahun laporan
keuangan perusahaan memiliki rasio Kewajiban Aktiva maksimum sebesar
90%.
15
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, h.76.
23
3. Termasuk dalam 60 saham teratas berdasarkan tahun terakhir rata-rata
kapitalisasi pasar.
4. Termasuk dalam 30 saham teratas berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan selama satu tahun terakhir di pasar reguler.
Evaluasi ulang akan digelar setiap 6 (enam) bulan dengan mempertimbangkan
komponen indeks pada awal Januari dan Juli pada setiap tahun. Perubahan sejalan
penerbit dari bisnis akan dipantau sepanjang waktu berdasarkan data publik yang
tersedia.16
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor
untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat
bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa
efek Indonesia. JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio
saham yang halal. Perhitungan JII dilakukan oleh BEJ dengan menggunakan metode
perhitungan indeks yang telah ditetapkan yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar
(market cap weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaianpenyesuaian (adjustments) akibat berubahnya data emiten yang disebabkan adanya
corporate action.
16
Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, hal. 56.
24
B. ANALISIS TEKNIKAL
Analisa Teknikal adalah sebuah metode peramalan atau estimasi pergerakan
harga dengan melihat data historis harga yang terjadi di pasar. Data harga adalah jenis
data yang paling banyak digunakan dalam proses analisa, walaupun ada beberapa
jenis data lain yang juga digunakan dalam proses analisa seperti volume dan open
interest dalam kontrak futures. Pada intinya ketika menggunakan metode analisa
teknikal apapun adalah kembali ke dasar teorinya, yang secara metodologi telah
terbukti kinerja untuk periode waktu yang signifikan.
Setelah menemukan sebuah sistem trading yang sesuai, barulah bisa dicari
teknik-teknik lain yang dapat digabungkan dengan metode trading yang sudah ada.
Hampir semua trader menggunakan analisa teknikal walaupun jumlahnya minimum.
Bahkan pihak-pihak yang sangat mengacu pada analisa fundamental akan
menggunakan atau melihat terlebih dahulu grafik harga sebelum melakukan transaksi.
Pada level teori yang sangat dasar, grafik membantu trader untuk menentukan
level yang ideal untuk masuk pasar sebelum melakukan transaksi. Grafik
menyediakan efek visual dari data historis pergerakan harga. Karenanya, trader dapat
melihat grafik dan mengetahui apakah mereka membeli di harga yang wajar
(berdasarkan data historis harga disebuah pasar tertentu), menjual di harga tertinggi
periodik atau mungkin melakukan transaksi ketika pasar bergerak menyamping
(sideways). Ini hanya beberapa kondisi pasar yang dapat di identifikasi oleh grafik.
Grafik juga memungkinkan adanya analisa yang lebih canggih dan maju dari
pergerakan harga.
25
Dalam prakteknya, mungkin seorang analis teknikal mengesampingkan
fundamental pasar dengan kesibukan dalam melihat grafik dan tabel data.
Bagaimanapun, ini tergantung dari tipikal dari analis tersebut.
Analisis teknikal atau analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian
pada indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan pola yang
mungkin dapat memprediksikan dari gambaran yang telah dibuat. Atau analisis yang
menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang pada gilirannya,
permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari
pemodal.17
1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal:18
a. Price discounts everything.
Dalam sesi fundamental mungkin kita ketahui bahwa harga akan dipengaruhi
berita-berita mengenai laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga
komoditi yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, namun teknikal
mempercayai bahwa harga akan mendiskon semua berita tersebut. Seringkali
harga bergerak melewati nilai harga teoritis secara fundamental (bisa naik
atau turun).
17
Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996),
h. 75.
18
Tim Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia- Kelas
Intermediate). Jakarta. Juni 2011.
26
b. Price fluctuates in trends.
Harga saham atau komoditi biasanya akan bergerak dalam suatu trend
tertentu.
c. History repeats itself.
Teknikal analis mempercayai bahwa sejarah akan berulang, maksudnya jika
harga saham suatu saham dengan pola tertentu terjadi, maka di kemudian hari
pola seperti itu dapat terjadi pula.
Analisis teknikal mengikuti trend yang sedang terjadi, analisis teknikal
mempercayai bahwa harga trend ini akan bergerak terus hingga terjadi perubahan
permintaan dan penawaran. Seringkali tanpa melihat dasar fundamental suatu
perusahaan, pengguna teknikal analisis melakukan trading pada saham yang dianggap
bagus secara teknikal.
2. Asumsi Dasar Analisis Teknikal
a. Harga pasar ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan.
b. Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik rasional
maupun tidak.
c. Harga saham bergerak dalam trend terus menerus dan berlangsung cukup
lama, meskipun ada fluktuasi kecil di pasar.
d. Perubahan tren disebabkan permintaan dan penawaran.
e. Pergeseran permintaan dan penawaran, tidak menjadi masalah mengapa
terjadi, dapat dideteksi lambat atau cepat melalui chart transaksi.
f. Beberapa pola chart berulang dengan sendirinya.
27
3. Model-model Analisis Teknikal:19
a. Dow Theory
Merupakan salah satu analisis teknikal yang sudah lama dan cukup popular.
Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham sebagai berikut:
1) Primary trends, secara umum disebut pasar dalam keadaan bear atau bull.
Gambaran primary trends adalah tujuan utama teori ini, yang dibagi
menjadi dua, yaitu upward primary trend, dan downward primary trend.
2) Secondary movements, hanya beberapa bulan yang kadang-kadang disebut
correction.
3) Tertiary moves adalah fluktuasi harian sederhana. Analisis membuat grafik
dan memplot harga saham-saham atau indeks pasar setiap hari dalam upaya
menemukan primary trends dan secondary movements.
b. The Head and Shoulders Top (HST)
The head and shoulders mempelajari pola perdagangan saham. Tingkah laku
pasar yang dibentuk teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase, yaitu:
1) The left shoulder. Periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya
perdagangan, kemudian mendorong harga ke puncak yang baru sebelum
harga mulai menurun lagi.
2) The head. Dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke tingkat
yang tinggi, kemudian jatuh di bawah puncak “left shoulder”.
19
Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi, h. 76.
28
3) The right shoulder. Reli moderat di atas volume perdagangan saham untuk
mengangkat harga, tetapi gagal ke puncak “the head” sebelumnya, hargaharga mulai menurun.
4) The confirmation. Harga jatuh di bawah garis leher (neckline). Titik ini
merupakan sinyal untuk menjual saham.
Sistem dari analisa teknikal biasanya termasuk grafik harga, grafik volume,
dan beberapa metode matematik lainnya dari pola dan perilaku pasar. Metode
manipulasi matematik dari bermacam-macam jenis data pasar ini digunakan untuk
menentukan kekuatan dan ketahanan dari tren tertentu. Jadi analis teknikal cenderung
untuk menggunakan berbagai bentuk analisis teknikal sebelum melakukan transaksi
daripada hanya mengandalkan grafik harga untuk mengestimasi nilai pasar di masa
datang.
Sama halnya dengan aspek lain dari trading, dalam penggunaan analisa
teknikal harus disiplin. Seringkali seorang trader gagal melakukan transaksi, membeli
atau menjual, ketika harga telah mencapai pola teknikal yang diidentifikasi sebagai
sinyal masuk atau keluar pasar. Ada banyak faktor lainnya yang berpengaruh
terhadap hal ini seperti teknologi, fundamental dan lain sebagainya.
Kesalahan umum yang sering dibuat oleh para trader adalah mengharapkan
harga akan berbalik arah terhadap posisi yang merugi dan terlalu cepat melikuidasi
posisi yang sedang mengalami keuntungan. Dibutuhkan kedisiplinan tinggi dalam
penggunaan analisa teknikal.
29
4. Jenis Chart20
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka data
harga digambarkan dalam bentuk grafik. Ada beberapa jenis grafik yang biasa
dipakai, antara lain:
a. Line chart (garis)
Grafik line chart hanya memuat data harga penutupan, namun data ini paling
mudah dibaca. Berikut adalah contoh grafik line chart:21
Gambar 2.1
Grafik Line Chart
20
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h.12.
Forexindo community, “Analisa Teknikal: Candlestick, Line Chart, Bar Chart”, artikel
diakses pada 25 Agustus 2011 dari http://www.forexindo.com/forum/forex-trading-untukpemula/9113-analisa-teknikal-candlestick-line-chart-bar-chart.html.
21
30
b. Bar Chart (batang)
Bar chart memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi (high) dan
harga terendah (low). Berikut adalah contoh grafik bar chart:22
Gambar 2.2
Grafik Bar Chart
Gambar 2.3
Keterangan Badan Bar Chart
22
Forexindo community, “Analisa Teknikal: Candlestick, Line Chart, Bar Chart”, artikel
diakses pada 25 Agustus 2011 dari http://www.forexindo.com/forum/forex-trading-untukpemula/9113-analisa-teknikal-candlestick-line-chart-bar-chart.html.
31
Garis horisontal pendek pada bar yang mengarah ke kiri menunjukkan harga
pembukaan, sedangkan yang mengarah ke kanan menunjukkan harga penutupan.
Bagian bawah bar menunjukkan harga terendah yang pernah muncul pada
periode tersebut, sedangkan bagian atas bar menunjukkan harga tertinggi.
c. Candle chart atau candlestick chart (lilin)
Candlestick chart memiliki fungsi yang sama dengan bar chart, namun dengan
penampilan yang lebih baik. Berikut adalah contoh grafik candle chart atau
candlestick chart:23
Gambar 2.4
Grafik candlestick chart (lilin)
23
Forexindo community, “Analisa Teknikal: Candlestick, Line Chart, Bar Chart”, artikel
diakses pada 25 Agustus 2011 dari http://www.forexindo.com/forum/forex-trading-untukpemula/9113-analisa-teknikal-candlestick-line-chart-bar-chart.html.
32
Gambar 2.5
Keterangan Badan Candlestick Chart
Garis vertikal menunjukkan high (titik tertinggi) dan low (titik terendah). Pada
setiap garis vertikal terdapat kotak solid yang menunjukkan jarak antara harga
pembukaan dengan harga penutupan.
5. Indikator Analisis Teknikal:
Dibawah ini adalah beberapa tipe indikator yang digunakan dalam analisa
teknikal:
a. Indikator Tren. Tren adalah sebuah kata yang menggambarkan beberapa waktu
ke depan. Tren bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator
tren menghaluskan data harga yang bervariasi untuk menciptakan komposisi
arah pasar. (contoh: Moving Average).
b. Indikator Kekuatan. Kekuatan pasar menggambarkan intensitas dari harga
dengan melihat posisi pasar yang diambil oleh beragam pelaku pasar. Volume
atau open interest adalah bahan dasar untuk indikator ini. Sinyal yang diberikan
sifatnya coincident atau leading. (contoh: Volume)
33
c. Indikator Volatilitas. Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan
pergerakan, atau ukuran, dari fluktuasi harga harian terpisah dari arahnya.
Umumnya, perubahan pada volatilitas cenderung mempengaruhi perubahan
harga. (contoh: Bollinger Band)
d. Indikator Siklus. Siklus digunakan untuk mengindikasikan adanya peristiwa
berulang seperti musim, pemilihan umum, dan lainnya. Banyak pasar memiliki
kecenderungan bergerak dalam pola siklus. Indikator siklus berguna untuk
menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot Wave)
e. Indikator Support/Resistance. Support resistance menggambarkan level dan
kemudian berbalik arah. (contoh: Trend Lines)
f. Indikator Momentum. Momentum adalah istilah umum untuk menggambarkan
tertentu. Indikator momentum menentukan kekuatan atau kelemahan dari
sebuah tren. Momentum berada tertinggi ketika mulainya sebuah trend dan
terendah pada saat perubahan arah. Divergence arah apapun dari harga dan
momentum mengindikasikan pergerakan telah melemah. Jika terjadi pergerakan
harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari
akhir pergerakan di arah tersebut. Jika momentum bergerak tren dengan kuat
dan harga bergerak datar, hal itu memberikan sinyal adanya potensi perubahan
arah harga. (contoh: RSI, Stochastic, MACD).
6. Metode Pemulusan (Smoothing)
Dalam kaitannya dengan data yang melibatkan unsur waktu, metode
pemulusan (smoothing) merupakan metode yang banyak digunakan untuk tujuan
34
menghilangkan atau mengurangi keteracakan (randomness) dari data deret waktu
(time series). Metode yang biasa digunakan untuk keperluan pemulusan data adalah
metode rata-rata bergerak (moving average) dari pengukuran respon dalam periode
waktu tertentu atau metode pemulusan eksponensial.
a. Data Deret Waktu (time series)
Data yang terkait dengan periode deret waktu adalah: tingkat persediaan dari
waktu ke waktu, penjualan tahunan, output mingguan, biaya bulanan, dsb. Nilainilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu
(time series). Di dunia bisnis, data deret waktu diperlukan sebagai bahan acuan
pembuatan keputusan sekarang, untuk proyeksi maupun untuk perencanaan di masa
depan. Untuk dapat menggunakan data deret waktu dalam keperluan pembuatan
suatu proyeksi, perlu diketahui beberapa asumsi yang penting. Pertama, adanya
ketergantungan kejadian masa yang akan datang dengan masa sebelumnya. Kedua
aktivitas di masa yang akan datang mengikuti pola yang terjadi di masa yang lalu,
dan ketiga, hubungan atau keterkaitan masa lalu dapat ditentukan dengan observasi
atau penelitian. Akurasi dari proyeksi yang dihasilkan tentu saja akan sangat
tergantung pada seberapa jauh asumsi-asumsi ini dapat dipenuhi.
b. Metode Rata-rata Bergerak (moving average)
Metode rata-rata bergerak adalah metode yang banyak digunakan untuk
menentukan trend dari suatu data deret waktu. Dengan menggunakan metode ratarata bergerak ini, deret berkala dari data asli diubah menjadi deret rata-rata bergerak
yang lebih mulus dan tidak terlalu tergantung pada osilasi, sehingga lebih
35
memungkinkan untuk menunjukkan trend dasar atau siklus dalam pola data
sepanjang waktu. Sebagai hasilnya, fluktuasi tidak beraturan tang terlihat pada deret
berkala telah „dipermulus‟ sehingga menunjukkan garis trend jangka panjang yang
agak konstan. Atas dasar hasil yang diperoleh tersebut secara umum dapat ditelusuri
bagaimana laju peningkatan dalam pola datanya.
Dengan menggunakan metode rata-rata bergerak ini, nilai yang dimuluskan
pada titik waktu t dari pengukuran respon selama periode waktu M ( y t ) secara
umum ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut:
yt =
yt ( M 1) / 2  yt 1( M 1) / 2  yt  2( M 1) / 2  ...  yt ( M 1) / 2
M
M adalah sebuah bilangan ganjil. Yt adalah respon proses pada saat t, yt-1
merupakan respon proses pada saat t-1 dan seterusnya. Sebagai contoh, bila ratarata bergerak dihitung atas dasar selang tiga periode, maka:
Karena yang dilakukan di sini pada masing-masing langkah sebenarnya
hanyalah menghitung kembali rata-rata dengan menambahkan nilai sebelumnya,
maka terhadap rumus rata-rata bergerak diatas dapat disederhanakan dengan
menuliskannya lembali dalam bentuk recursive berikut:
Penggunaan nilai M yang ganjil memberikan keuntungan tersendiri karena
nilai aslinya dapat diperoleh pembanding yang di hasilkan dari rata-rata bergerak.
Apabila M yang digunakan adalah bilangan genap, rata-rata bergerak akan terjadi di
antara titik waktu, bukan pada titik waktu.
36
7. Moving Everage
Moving average, kita singkat MA, adalah indikator yang cukup populer di
kalangan trader. Bahkan banyak trader yang sangat menggantungkan diri pada satu
jenis indikator ini saja.24
Indikator MA menghitung pergerakan harga rata-rata darai suatu instrumen
finansial dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 5hari, 20 hari, atau 100
hari. Misalnya, data ahrga sampai 5 hari yang lalu dijumlah, kemudian hasilnya
dibagi 5. hasilnya adalah suatu garis rata-rata (simple moving average) yang
digambar bersama dengan grafik harga.
Ada banyak variasi MA yang digunakan dalam Analisis Teknikal, yaitu:

Simple Moving Average (SMA)

Linear Weighted Moving Average (WMA)

Exponential Moving Average (EMA)

Smoothed Moving Average
Cara penggunaan semua moving average tersebut sama. Perbedaannya ada di
tingkat sensitivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut, karena cara
perhitungan yang berbeda. Kalau SMA hanya rata-rata biasa, WMA dan EMA
menggunakan sistem pembobotan. Data dari periode berbeda diberi bobot penilaian
berbeda. Sehingga dari pembobotan ini dihasilkan nilai rata-rata yang berbeda.
24
Desmond Wira, Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, h.68.
37
Dari keempat moving average di atas, yang paling sensitif adalah WMA,
EMA, SMA, dan yang paling tidak sensitif adalah Smoothed Moving Average. Paling
sensitif dalam arti paling cepat merespon perubahan harga. Karena sifatnya ini, WMA
dan EMA banyak dipakai oleh para trader, terutama yang bertransaksi jangka
pendek. Sedangkan Smoothed Moving Average lebih cocok dipakai oleh investor
jangka panjang.
Dalam penggunaannya, Moving Average dapat digunakan untuk berbaga hal, antara
lain yaitu:

Mengidentifikasi trend sekarang

Mengetahui pembalikan arah trend (reversal)

Menentukan level support dan resistance
Di dalam penggunaan Moving Average, kita bisa menggunakan satu MA, dua
MA, atau bahkan tiga MA atau lebih. Berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu
penggunaan MA yang paling sederhana, yaitu menggunakan hanya 1 buah MA.
Untuk mengetahui arah trend, dengan mudah kita dapat melihat dari posisi
moving average terhadap harga, di atas atau di bawahnya. Apabila harga berada di
bawah MA, maka trend bearish. Dan apabila posisi harga di atas MA, maka trennya
adalah bullish. Sedangkan untuk menentukan titik reversal (pembalikan arah tren),
dapat dilihat saat harga menembus moving average. Apabila harga saham memotong
MA dari atas ke bawah, tren berbalik menjadi bearish. Maka ini adalah saat untuk
menjual saham. Dan apabila harga memotong MA dari bawah ke atas, tren berbalik
38
menjadi bullish. Saatnya untuk membeli saham. Untuk lebih jelasnya dapat melihat
gambar berikut:25
Gambar 2.6
Arah Trend Moving Average
Contoh lainnya untuk menentukan posisi beli (buy) dan posisi jual (sell)
saham dengan menggunakan moving average yaitu seperti terlihat pada gambar
dibawah ini: 26
25
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari
http://www.StockCharts.com
26
Strategy Desk, “Moving Average: Trading Menggunakan MA”, artikel diakses pada 12 Juni
2011 dari http://www.strategydesk.co.id.
39
Gambar. 2.7
Menentukan Posisi Buy dan Sell dengan Moving Average
Cara lain untuk mengidentifikasi trend adalah dengan menggunakan dua buah
Moving Average yang berbeda periode. Posisi MA periode yang lebih pendek
terhadap MA periode yang lebih panjang, apakah di atas atau di bawah, akan
menentukan trend yang sedang terjadi. Apabila MA periode pendek berada di bawah
MA periode panjang, maka trennya adalah bearish. Dan apabila MA periode pendek
berada di atas MA periode panjang, maka trennnya adalah bullish. Sedangkan untuk
menentukan kapan pembalikan arah trend, dapat dilihat dari perpotongan antara dua
MA. Apabila MA periode pendek memotong MA periode panjang dari atas ke
bawah, maka tren berbalik menjadi bearish atau ini adalah saat untuk menjual saham.
Dan apabila MA periode pendek memotong MA periode panjang dari bawah ke atas,
40
tren berbalik menjadi bullish. Maka ini adalah saat untuk membeli saham. Untuk
lebih jelasnya kita dapat melihat gambar di halaman berikut:27
Gambar. 2.8
Contoh Penggunaan Dua Moving Average
Jika periode yang digunakan relatif pendek, misalnya 5 dan 20, dapat
memberi sinyal pembalikan arah jangka pendek. Untuk sinyal jangka panjang,
misalnya digunakan MA dengan periode 50, 100, dan 200.
27
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari
http://www.StockCharts.com
41
Kegunaan lain dari Moving Average adalah sebagai level support dan
resistance. Bila harga bergerak mendekati Moving Average, seringkali harga mental
kembali, sehingga seolah-olah Moving Average bertindak seperti level support dan
resistance. Hal ini seperti tampak pada gambar berikut:28
Gambar. 2.9
Level Support dan Resistance pada Moving Average
Dengan sifat harga yang sering mental seperti ini, sebaiknya kita berhati-hati
jika menentukan kapan pembalikan arah. Sebaiknya kita menunggu konfirmasi
beberapa candle untuk menentukan harga sudah menembus MA atau belum.
Selain dua MA, banyak juga trader yang menggunakan sekaligus 3 MA untuk
analisis. Dua MA dengan periode pendek digunakan sebagai sinyal untuk trading
28
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari
http://www.StockCharts.com
42
jangka pendek. Sedangkan MA dengan periode paling panjang digunakan untuk
mengetahui trend utama yang sedang terjadi. Contohnya yaitu pada gambar di bawah
ini:29
Gambar. 3.0
Contoh Penggunaan Tiga Moving Average
Seperti terlihat pada gambar, trend utama masih bullish, sedangkan harga bisa
berfluktuasi (trend minor). Dengan mengetahui trend utama tersebut, kita bisa
mengantisipasi. Misalnya bila membuka posisi berlawanan dengan trend utama, kita
bisa mengurangi margin yang digunakan, supaya risiko tidak terlalu besar.
Pada prinsipnya, Moving Average bisa membantu trader untuk trading.
Periode yang umum dipakai adalah 200, 100, 50, 20, dan 5. Bila dipakai pada chart
29
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari
http://www.StockCharts.com
43
harian, periode 200 dipakai untuk mengetahui trend tahunan. Periode 100 untuk
mengetahui trend selama setengah tahun. Periode 50 untuk mengetahui trend selama
3 bulanan. Periode 20 untuk mengetahui trend dalam waktu mingguan. Sedangkan
periode 5 baik digunakan untuk mengetahui trend harian.
C. KOEFISIEN AUTOKORELASI30
Untuk memahami konsep koefisien autokorelasi, perlu dimengerti lebih
dahulu pengertian konsep koefisien korelasi. Koefisen korelasi menunjukkan arah
dan keeratan hubungan antara 2 variabel sehingga dapat menggambarkan apa yang
terjadi pada satu variabel bila terjadi perubahan pada variabel yang lain. Nilai
koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan 1. Semakin nilai korelasi
mendekati -1 atau 1, semakin erat hubungan kedua variabel.
Koefisien autokorelasi mirip dengan koefisien korelasi, hanya saja koefisien
ini menunjukkan keeratan hubungan antara nilai variabel yang sama tetapi pada
periode waktu yang berbeda. Secara matematis, rumus koefisien adalah:
nk
rk 
 Y  Y Y
t 1
 Y  Y 
n
t 1
30
Y 
tk
t
2
t
Sugiarto dan Harijono, Peramalan Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000),
Cetakan Pertama, h.181-184.
44
Koefisien autokorelasi perlu diuji untuk menentukan apakah secara statistik
nilainya berbeda secara signifikan dari nol atau tidak. Untuk itu perlu dihitung
kesalahan standar dengan rumus:
serk  1
n
Dimana n menunjukkan jumlah data. Sebagai contoh, bila diasumsikan:

Jumlah data = n = 36

Nilai koefisien autokorelasi time lag 1= 0,5

Interval kepercayaan yang dipilih adalah 95% (dengan tingkat kpercayaan
sebesar 95%, akan diperoleh nilai Z sebesar 1,96). Maka, batas
signifikansi koefisien autokorelasi adalah:
 Z Serk s / d Z Serk
2
2
-1,96x0,167 s/d 1,96x0,167
-0,327 s/d 0,327
( Dimana: 0,167 = 1
36 )
Suatu koefisien autokorelasi disimpulkan tidak berbeda secara signifikan dari
nol, apabila nilainya berada di antara rentang nilai tersebut dan sebaliknya,
disimpulkan berbeda secara signifikan dari nol, apabila berada di luar rentang
tersebut. Oleh karena nilai koefisien autokorelasi time lag 1 sebesar 0,5 pada contoh
di atas berada di luar rentang, dapat disimpulkan bahwa koefisien autokorelasi
45
tersebut signifikan, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara nilai suatu
variabel dengan nilai variabel itu sendiri dengan time lag 1 periode.
Asumsi analisa teknikal:

Fundamental pasar telah berpengaruh terhadap harga pasar saat ini. Jadi
fundamental pasar dan faktor lainnya, seperti perbedaan pendapat, harapan, rasa
takut, dan sentimen pelaku pasar, tidak perlu dipelajari lebih lanjut.

Sejarah berulang dengan sendirinya dan karena itu pasar bergerak di kisaran
yang dapat diprediksi, atau setidaknya memiliki pola tertentu. Pola-pola ini
dihasilkan dari pergerakan harga, dinamakan sinyal. Tujuan analisa teknikal
adalah untuk mendapatkan sinyal yang diberikan oleh kondisi pasar saat ini
dengan mempelajari sinyal masa lalu.

Harga bergerak dalam bentuk tren. Analis teknikal biasanya tidak percaya
bahwa fluktuasi harga bergerak dalam kondisi tidak terprediksi dan acak. Harga
dapat bergerak dalam salah satu dari tiga bentuk arah, naik, turun, atau
menyamping (sideways). Ketika sebuah tren terbentuk dari arah-arah pasar yang
ada, biasanya akan berlanjut sampai beberapa periode.
BAB III
PROFIL JAKARTA ISLAMIC INDEKS (JII)
1. Sejarah Jakarta Islamic Index31
Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal
yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003
bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI).
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar
modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan
peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment
Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa
Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan
saham-saham yang dapat dijadikan sarana berivestasi dengan penerapan prinsip
syariah.
31
Indonesia Stock Exchange, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 7 Juni 2011 dari
http://www2.idx.co.id
46
47
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September
2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan
penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit untuk pertama kali
obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal dengan obligasi syariah Ijarah.
Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa Dana Indeks
dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Indeks JII.
2. Kriteria Emiten Jakarta Islamic Index32
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal
kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal
dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah,
seperti bidang perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan
lain-lain.
Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa
pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinisp syariah. Dalam hal ini, di
Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Indeks (JII) yang merupakan 30 saham
yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN).
32
Indonesia Stock Exchange, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 7 Juni 2011 dari
http://www2.idx.co.id
48
Indeks JII dipersiapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan
PT.Danareksa Invesment Management (DIM).
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis
syariah. Melalui index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor
untuk
mengembangkan
investasi
dalam
ekuiti
secara
syariah.
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang
sesuai dengan Syariah Islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta
Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa Invesment
Management.
Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan
minuman yang tergolong haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
49
Selain kriteria di atas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, Bursa
Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan
aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, yaitu:33
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar).
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar
90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen
indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada
jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data
publik yang tersedia.
33
Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, hal. 56.
50
3. Profil Emiten
a. ANTM
Nama Perusahaan: PT Aneka Tambang Tbk. disingkat PT Antam Tbk.
Bidang Usaha: Antam bergerak dalam bidang usaha pertambangan, berbagai jenis
bahan galian, serta menjalankan usaha bidang industri, perdagangan,
pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan pertambangan berbagai
jenis bahan galian tersebut.
Website: www.antam.com
b.
INCO
Nama Perseroan : PT. International Nickel Indonesia Tbk
Bidang Usaha : Memproduksi nikel dalam matte dari bijih laterit yang diolah di
dalam fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu dekat
Sorowako di Pulau Sulawesi. Nikel dalam matte merupakan produk
setengah jadi dengan kandungan rata-rata 78% nikel dan 20% sulfur.
Website: www.pt-inco.co.id
c. INTP
Nama Perseroan: PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Bidang Usaha: Indocement menawarkan beberapa jenis produk semen yang
dipasarkan dengan merek “Tiga Roda”.
Indocement saat ini
merupakan salah satu dari tiga pemasok utama semen curah dan
beton siap-pakai secara nasional.
Website : http://www.indocement.co.id
51
d. KLBF
Nama Perusahaan: PT Kalbe Farma Tbk.
Bidang Usaha: Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi, yaitu divisi obat resep,
divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi distribusi &
kemasan.
Website: www.kalbe.co.id
e. PTBA
Nama Perusahaan: PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Bidang Usaha: Mengusahakan pertambangan bahan-bahan galian terutama batubara.
Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang
terkait dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.
Website: www.ptba.co.id
f. TLKM
Nama Perusahaan: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom).
Bidang Usaha: TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak
bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed
wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan
dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak
perusahaan.
Website: www.telkom.co.id
52
g.
UNVR
Nama Perusahaan: PT. Unilever Indonesia Tbk
Bidang Usaha: Menghasilkan produk home dan personal care, foods, ice cream
(Pepsodent, Pond‟s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall‟s, Blue Band, Royco, Bango
dan lain-lain.
Website: www.unilever.co.id
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Uji Autokorelasi Pada Jakarta Islamic Index
Untuk menguji secara statistik harga-harga saham yaitu untuk melihat korelasi
harga saham saat ini dengan harga saham sebelumnya, dapat dilakukan dengan
melakukan uji autokorelasi dengan menggunakan bantuan software SPSS.
Untuk melakukan uji korelasi antar harga saham dalam indeks JII, penulis
menggunakan saham-saham dari emiten yang tetap listing dalam indeks JII dari tahun
2007-2011, sehingga terpilih sebanyak 7 emiten. Hasil uji autokorelasi harga saham
dari masing-masing emiten yaitu:
1. ANTM
Hasil perhitungan fungsi autokorelasi dengan menggunakan program
komputer SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Perhitungan Fungsi Autokorelasi ANTM
Autocorrelations
Series:ANTM
Box-Ljung Statistic
Lag
1
2
3
4
5
6
Autocorrelation Std. Errora
Value
.994
.988
.981
.975
.969
.963
983.442
1.956E3
2.917E3
3.866E3
4.805E3
5.733E3
.032
.032
.032
.032
.032
.032
53
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
.000
.000
.000
.000
.000
.000
54
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
.957
.951
.945
.939
.934
.928
.921
.914
.908
.901
.895
.888
.881
.873
.866
.859
.852
.845
.838
.830
.824
.817
.811
.804
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
6.651E3
7.558E3
8.455E3
9.341E3
1.022E4
1.109E4
1.194E4
1.279E4
1.362E4
1.444E4
1.525E4
1.605E4
1.684E4
1.761E4
1.837E4
1.912E4
1.986E4
2.059E4
2.131E4
2.201E4
2.271E4
2.339E4
2.406E4
2.473E4
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
a. The underlying process assumed is independence (white noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
55
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
Gambar 4.1
Grafik Fungsi Autokorelasi ANTM
Sumber: Ouput SPSS
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda secara
signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut mengandung
autokorelasi.
2. INCO
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga
saham setelahnya adalah:
56
Tabel 4.2
Perhitungan Fungsi Autokorelasi INCO
Autocorrelations
Series:INCO
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Autocorrelati
on
Std. Errora
.992
.983
.975
.967
.959
.950
.942
.933
.925
.916
.908
.900
.891
.883
.875
.867
.859
.851
.843
.835
.828
.820
.812
.803
.795
.788
.781
.773
.766
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.030
.030
.030
.030
Box-Ljung Statistic
Value
1.033E3
2.050E3
3.050E3
4.034E3
5.003E3
5.956E3
6.892E3
7.813E3
8.718E3
9.607E3
1.048E4
1.134E4
1.218E4
1.301E4
1.383E4
1.463E4
1.541E4
1.619E4
1.695E4
1.769E4
1.843E4
1.915E4
1.985E4
2.055E4
2.123E4
2.189E4
2.255E4
2.319E4
2.383E4
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
57
30
.757
.030 2.445E4
30
.000
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
Gambar 4.2
Grafik Fungsi Autokorelasi INCO
58
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
3. INTP
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga
saham setelahnya adalah:
Tabel 4.3
Perhitungan Fungsi Autokorelasi INTP
Autocorrelations
Series:INTP
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Autocorrelati
on
Std. Errora
.997
.995
.993
.991
.989
.987
.986
.984
.982
.981
.979
.977
.976
.974
.972
.970
.967
.965
.962
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.031
.031
.031
.031
.031
.031
Box-Ljung Statistic
Value
990.031
1.976E3
2.959E3
3.939E3
4.916E3
5.891E3
6.864E3
7.834E3
8.803E3
9.769E3
1.073E4
1.169E4
1.265E4
1.361E4
1.456E4
1.551E4
1.646E4
1.740E4
1.834E4
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
59
20
.960
.031 1.927E4
20
.000
21
.958
.031 2.020E4
21
.000
22
.956
.031 2.113E4
22
.000
23
.953
.031 2.206E4
23
.000
24
.951
.031 2.298E4
24
.000
25
.948
.031 2.390E4
25
.000
26
.946
.031 2.481E4
26
.000
27
.944
.031 2.572E4
27
.000
28
.941
.031 2.663E4
28
.000
29
.939
.031 2.753E4
29
.000
30
.936
.031 2.843E4
30
.000
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
60
Gambar 4.3
Grafik Fungsi Autokorelasi INTP
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
4. KLBF
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga
saham setelahnya adalah:
61
Tabel 4.4
Perhitungan Fungsi Autokorelasi KLBF
Autocorrelations
Series:KLBF
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Autocorrelati
on
Std. Errora
.997
.995
.993
.991
.989
.987
.986
.984
.982
.981
.979
.977
.976
.974
.972
.970
.967
.965
.962
.960
.958
.956
.953
.951
.948
.946
.944
.941
.939
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
Box-Ljung Statistic
Value
990.031
1.976E3
2.959E3
3.939E3
4.916E3
5.891E3
6.864E3
7.834E3
8.803E3
9.769E3
1.073E4
1.169E4
1.265E4
1.361E4
1.456E4
1.551E4
1.646E4
1.740E4
1.834E4
1.927E4
2.020E4
2.113E4
2.206E4
2.298E4
2.390E4
2.481E4
2.572E4
2.663E4
2.753E4
Sig.b
Df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
62
30
.936
.031 2.843E4
30
.000
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
Gambar 4.4
Grafik Fungsi Autokorelasi KLBF
63
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
5. PTBA
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga
saham setelahnya adalah:
Tabel 4.5
Perhitungan Fungsi Autokorelasi PTBA
Autocorrelations
Series:PTBA
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Autocorrelati
on
Std. Errora
.996
.991
.986
.981
.976
.972
.967
.963
.959
.955
.950
.945
.940
.935
.930
.925
.920
.914
.908
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.031
.031
.031
.031
.031
.031
Box-Ljung Statistic
Value
986.094
1.964E3
2.932E3
3.892E3
4.844E3
5.788E3
6.725E3
7.654E3
8.577E3
9.493E3
1.040E4
1.130E4
1.219E4
1.307E4
1.395E4
1.481E4
1.567E4
1.651E4
1.735E4
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
64
20
.902
.031 1.817E4
20
21
.896
.031 1.899E4
21
22
.889
.031 1.979E4
22
23
.882
.031 2.058E4
23
24
.876
.031 2.137E4
24
25
.870
.031 2.214E4
25
26
.864
.031 2.290E4
26
27
.858
.031 2.365E4
27
28
.852
.031 2.440E4
28
29
.846
.031 2.513E4
29
30
.840
.031 2.585E4
30
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
65
Gambar 4.5
Grafik Fungsi Autokorelasi PTBA
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
6. TLKM
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga saham
setelahnya adalah:
66
Tabel 4.6
Perhitungan Fungsi Autokorelasi TLKM
Autocorrelations
Series:TLKM
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Autocorrelati
on
Std. Errora
.989
.977
.967
.958
.949
.939
.931
.924
.917
.910
.904
.899
.894
.889
.883
.878
.873
.868
.862
.854
.847
.841
.834
.828
.821
.815
.808
.801
.794
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.030
.030
.030
.030
Box-Ljung Statistic
Value
1.027E3
2.031E3
3.014E3
3.980E3
4.929E3
5.859E3
6.776E3
7.678E3
8.566E3
9.443E3
1.031E4
1.117E4
1.202E4
1.286E4
1.369E4
1.451E4
1.532E4
1.613E4
1.692E4
1.770E4
1.847E4
1.923E4
1.997E4
2.071E4
2.143E4
2.215E4
2.285E4
2.354E4
2.422E4
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
67
30
.786
.030 2.489E4
30
.000
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
Gambar 4.6
Grafik Fungsi Autokorelasi TLKM
68
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
7. UNVR
Dari hasil analisis, korelasi antara harga saham sebelumnya dengan harga saham
setelahnya adalah:
Tabel 4.7
Perhitungan Fungsi Autokorelasi UNVR
Autocorrelations
Series:UNVR
Lag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Autocorrelati
on
Std. Errora
.996
.993
.990
.986
.984
.981
.979
.977
.975
.973
.971
.969
.966
.963
.961
.958
.955
.953
.951
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.032
.031
.031
.031
.031
.031
.031
.031
Box-Ljung Statistic
Value
988.788
1.972E3
2.949E3
3.921E3
4.889E3
5.853E3
6.814E3
7.771E3
8.725E3
9.676E3
1.062E4
1.157E4
1.251E4
1.345E4
1.438E4
1.531E4
1.623E4
1.715E4
1.807E4
Sig.b
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
69
20
.949
.031 1.898E4
20
21
.947
.031 1.989E4
21
22
.945
.031 2.080E4
22
23
.942
.031 2.171E4
23
24
.940
.031 2.261E4
24
25
.938
.031 2.351E4
25
26
.936
.031 2.440E4
26
27
.934
.031 2.529E4
27
28
.932
.031 2.618E4
28
29
.930
.031 2.707E4
29
30
.928
.031 2.795E4
30
a. The underlying process assumed is independence (white
noise).
b. Based on the asymptotic chi-square approximation.
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Berdasarkan pengujian secara statistik dengan menggunakan taraf signifikansi
  5% dan banyaknya observasi (n=30), maka batas intervalnya adalah
0  1,96
30 atau -0,358 s/d 0,358. Dapat dilihat dari tabel bahwa semua nilai
koefisien autokorelasi berada di luar confidence limit, artinya koefisien autokorelasi
tersebut signifikan atau berbeda dari nol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa
ada pengaruh antara data tertentu sebelumnya dengan data sekarang atau setelahnya.
70
Gambar 4.7
Grafik Fungsi Autokorelasi UNVR
Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa koefisien autokorelasi berbeda
secara signifikan dari nol, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut
mengandung autokorelasi.
B. Analisis Tren Pergerakan Harga Saham Dengan Metode Moving Average
Proses penyajian analisis teknikal dilakukan dengan menggunakan metode
Moving average dengan bantuan software SPSS. Metode Moving Average berguna
71
untuk melihat tren pergerakan harga saham. Berikut tren pergerakan harga saham dari
masing-masing emiten:
1. ANTM
Gambar 4.8
Tren Pergerakan Saham ANTM
Tren yang terjadi dalam saham ANTM dari tahun 2007 hingga tahun 2011
memiliki tren pergerakan yang berubah-ubah naik turun. Harga saham antam pada
tahun 2007 memiliki tren yang meningkat bahkan berada pada posisi puncak harga.
Namun, memasuki tahun 2008, harga saham ANTM terus menurun jauh dari posisi
72
tahun 2007, walau pada tahun 2009 harga saham ANTM mulai berangsur membaik
sedikit hingga tahun 2010 terlihat dari garis moving average cukup stabil. Namun
dari grafik tersebut juga terlihat bahwa untuk periode tahun 2011 hingga terakhir
pada bulan juni, garis moving average ANTM periode kecil memotong garis moving
average periode besar ke bawah. Artinya, saham ANTM kedepannya memiliki tren
menurun. Melihat tren harga perdagangan yang menurun sebaiknya investor
mempertimbangkan untuk tidak memegang saham ANTM pada saat ini.
2. INCO
Gambar 4.9
Tren Pergerakan Saham INCO
73
Tren yang terjadi dalam saham INCO dari tahun 2007 hingga tahun 2011
yaitu seperti terlihat pada gambar di atas, harga saham INCO turun drastis mulai
akhir tahun 2007. Memasuki tahun 2008 hingga tahun-tahun seterusnya sampai saat
ini harga saham INCO tetap stagnan pada harga rendah.
3. INTP
Gambar 4.10
Tren Pergerakan Saham INTP
Saham INTP merupakan saham dengan nilai kenaikan yang bertahap, nilai
saham pada tahun 2008 sempat turun, namun harga saham INTP secara bertahap terus
merangkak naik.
74
4. KLBF
Gambar 4.11
Tren Pergerakan Saham KLBF
Posisi saham KLBF sempat turun pada tahun 2008, dan harga saham
kemudian merangkak naik pada tahun setelahnya. Memasuki tahun 2010 hingga 2011
harga sempat naik-turun namun tidak terlalu drastis.
75
5. PTBA
Gambar 4.12
Tren Pergerakan Saham PTBA
Terlihat dari gambar di atas bahwa tren harga saham PTBA masih naik, hal
tersebut tergambar dari garis MA periode 200 yang menunjukkan tren jangka panjang
kedepannya masih naik.
76
6. TLKM
Gambar 4.13
Tren Pergerakan Saham TLKM
Dari gambar di atas terlihat bahwa garis MA 200 yang menunjukkan tren
jangka panjang, kedepannya saham TLKM masih akan turun. Hal tersebut terlihat
juga dari garis MA 100 yang juga menunjukkan tren menurun.
77
7. UNVR
Gambar 4.14
Tren Pergerakan Saham UNVR
Dari gambar di atas sejak tahun 2007 harga saham UNVR bergerak naik
seiring pertambahan tahun. Namun dari gambar tersebut juga terlihat, memasuki
tahun 2010 harga saham UNVR terlihat turun, hal tersebut telihat dari garis MA 200
dan
MA
100
yang
menunjukkan
penurunan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Saat yang tepat untuk menentukan keputusan investasi adalah membeli saham
pada saat harga saham turun (bearish atau downtrend), menjual saham pada saat
harga saham naik (bullish atau uptrend), dan menahan saham (hold) pada saat
posisi menunjukkan harga saham mendatar (sideways) dan tren yang terbentuk
belum begitu kuat.
2. Dari hasil pengujian dengan menggunakan fungsi autokorelasi terhadap data
harga saham harian emiten yang masuk terus menerus dalam Jakarta Islamic
Index
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat
dibuktikan bahwa untuk masing-masing emiten yang masuk dalam penelitian ini
terdapat korelasi antara harga saham saat ini dengan harga sahan pada masa yang
lalu. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh antara data sebelumnya dengan
data sekarang sehingga dapat mendukung penggunaan analisis teknikal.
3. Penggunaan analisis teknikal dengan metode moving averge dapat berguna untuk
melihat tren pergerakan harga saham. Panduannya yaitu ketika MA periode
pendek memotong MA periode panjang dari bawah ke atas, hal tersebut
menujukkan sinyal buy karena harga saham berpeluang untuk menguat.
Sebaliknya, ketika MA periode pendek memotong MA periode panjang dari atas
78
79
ke bawah, hal tersebut sebagai sinyal jual karena menunjukkan peluang
penurunan. Sedangkan MA periode panjang berguna untuk melihat tren harga
saham secara jangka panjang.
4. Technical analysis adalah ilmu yang bersifat probability, yang tentu saja bisa
salah, tapi lebih baik bagi investor daripada bertindak tanpa dasar ilmu.
5. Hasil dari metode analisis teknikal ini dapat dikombinasikan dengan metode
analisis fundamental, sehingga ketepatan dalam berinvestasi menjadi lebih tinggi,
mendekati 99%.
B. Saran
Penulis telah berusaha dengan maksimal untuk menjadikan karya ilmiah ini
sebagai yang terbaik. Namun, seperti kata pepatah: “Tak ada gading yang tak retak,
tak ada marmer yang tak gempil”. Maka tentu saja skripsi ini masih ada beberapa
kekurangan yang penulis harapkan ada mahasiswa/i lain yang mau memperlengkap
kajian tentang analisis teknikal, sehingga mendekati keutuhan sebuah ilmu, agar
dapat mempermudah bagi end user dalam bertransaksi di Bursa Efek negara mana
saja, dan sebagainya. Berikut ini beberapa saran yang dapat penulis kemukakan:
1. Bagi investor, pemakaian analisis teknikal memberikan manfaat yang berguna
dalam melihat tren pasar yaitu apakah kondisi pasar bullish atau bearish. Investor
dapat menggunakan metode moving average periode panjang untuk melihat tren
pasar jangka panjang apakah naik atau turun.
80
2. Bagi pihak perusahaan yang terkait dengan penelitian ini, sebaiknya tetap
mempertahankan kinerja perusahaan dan tetap dalam kondisi fundamental yang
baik sehingga dapat mendukung kinerja sahamnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mendalami dan melakukan penelitian pada
bidang yang sama disarankan agar melakukan kajian pada indikator analisis
teknikal yang lain mengingat banyaknya indikator analisis teknikal yang ada.
Lebih lanjut disarankan untuk melakukan analisis pada satu saham tertentu saja
karena setiap saham memiliki pola pergerakan yang berbeda satu sama lain.
4. Mengingat Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu dari 3 bursa efek
teraktif di dunia. Dan bahkan pada tahun 2010 menjadi bursa efek terbaik seAsia-Pasifik dalam kinerja, maka sudah seyogyanya masyarakat Indonesia lebih
intens lagi melakukan berbagai transaksi di BEI. Jangan sampai malahan orang
asing yang lebih banyak memanfaatkan dan meraih keuntungan dalam transaksi
di BEI. Maka mari kita sosialisasikan dan galakkan produk dan program BEI.
5. Penelitian tentang analisis teknikal masih agak jarang dibandingkan penelitian
tentang analisis fundamental. Hal ini penulis ketahui setelah melakukan searching
pada beberapa Universitas di Jakarta, seperti: UI, UIN Jkt, dan Perbanas, yang
memiliki Jurusan Ekonomi. Maka menurut penulis, masih terbuka lebar pintu
untuk penelitian tentang Analisis Teknikal. Hal ini dikarenakan, biasanya
kebanyakan dan hampir semua pemain saham biasanya akan menggunakan
analisis teknikal sebagai langkah cepat dalam penilaian pergerakan harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996.
Amir, Mahmud Tarmizi. ”Penggunaan Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal
di dalam Penilaian Saham Studi Kasus: PT. Bank Dagang Nasional Indonesia
(BDNI)”. Tesis Magister Manajemen. Pascasarjana Universitas Indonesia,
1997.
Angle, George. Winning in The Futures Market: a money-making guide to trading,
hedging, and speculating. USA: McGraw-Hill, 1997.
Arifin, Johar. Syukri, Muhamad. Aplikasi Excel dalam Bisnis Perbankan Terapan.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo (Kelompok Gramedia), 2006.
Biderman, Charles. Trim Tabs Investing: Using Liquidity Theory to Beat The Stock
Market. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2005.
Bodie, Zvi. Kane, Alex and Marcus, Alan J. Essentials of Investments. New York,
USA: McGraw-Hill, 2004.
Bodie, Zvi. Kane, Alex and Marcus, Alan J. Investments. Singapore: McGraw-Hill,
2002.
Brooks, John C. Mastering Technical Analysis: Using the Tools of Technical Analysis
for Profitable Trading. New York: McGraw Hill, 2006.
Chart School, “Moving Averages”, artikel diakses pada 12 Maret 2011 dari
http://www.StockCharts.com
Corrado, Charles J. and Jordan, Bradford D. Fundamentals of Investments: Valuation
and Management. 3rd Edition. New York, USA: McGraw-Hill, 2005.
Crabb, Peter R. Finance and Investments Using The Wall Street Journal. New York,
USA: McGraw-Hill, 2003.
Fardiansyah, Tedy. Kiat dan Strategi Menjadi Investor Piawai. (Kiat-kiat Investasi
pada deposito, saham, obligasi, valas, emas, reksadana, dan derivatif).
Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2002.
Fardiansyah, Tedy. Smart Investment For Ordinary People: (Meningkatkan
Kecerdasan Investasi dan Perencanaan Keuangan Pribadi). Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2003.
81
82
Ferlianto, Lie Ricky. Pakasi, Alfred. Foo, Dave. Laloan, Tina Rosjana. Profit
Commodity: In future and in option. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kompas Gramedia, 2008.
Forexindo community, “Analisa Teknikal: Candlestick, Line Chart, Bar Chart”,
artikel diakses pada 25 Agustus 2011 dari
http://www.forexindo.com/forum/forex-trading-untuk-pemula/9113-analisateknikal-candlestick-line-chart-bar-chart.html.
Gisymar, Najib A. Insider Trading dalam Transaksi Efek. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 1999.
Gregoriou, Greg N. & Karavas, Vassilios N., Lhabitant Francois-Serge, and Rouah
Fabrice. Commodity Trading Advisors: risk, performance analysis, and
selection. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2004.
Hamid, Abdul. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
Hamilton,William Peter. The Stock Market Barometer. New York: John Wiley &
Sons, Inc, 1998.
Huda, Nurul & Nasution, Mustafa Edwin. Investasi pada Pasar Modal Syariah.
Jakarta: Kencana, 2008.
Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio. Yogyakarta: AMP. YKPN Press, 1998.
Kaufman, Perry J. Trading Systems and medhods (3rd Ed). New York: John Wiley &
Sons, Inc, 1998.
Muhammad, Rifqi. Akuntansi Keuangan Syariah (konsep dan implementasi PSAK
syariah). Yogyakarta: P3EI Press. 2008.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.
Pangalila, Fabbian. “Analisis Fundamental dan Teknikal dalam Penilaian Saham PT.
„X‟.” Tesis Magister Manajemen. Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002.
Pardoe, James. Sukses Berinvestasi ala Buffet: 24 Strategi Investasi Sederhana dari
Investor Nilai Terbaik Dunia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Jakarta Press,
2009.
Rodoni, Ahmad & Yong, Othman. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2002.
83
Rohaety, Ety. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007.
Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006.
Salim, Joko. Step by Step Online Investment. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kompas Gramedia, 2009.
Susanto, Djoko & Sabardi, Agus. Analisis Teknikal di Bursa Efek. Yogyakarta:
STIM-YKPN Press, 2010.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial (Berbagai Alternatif
Pendekatan). Jakarta: Kencana, September 2007.
Sharpe, F. William & Alexander, J. Gordon dan Bailey V Jeffery. Investasi (Jilid 1
dan 2). Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997.
Shefrin, Hersh. Beyond Greed and Fear: understanding behavioral finance and the
psychology of investing. New York: Oxford University Press, Inc, 2002.
Strategy Desk, “Moving Average: Trading Menggunakan MA”, artikel diakses pada
12 Juni 2011 dari http://www.strategydesk.co.id.
Sugiarto dan Harijono, Peramalan Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000.
Taulli, Tom. The Steetsmart Guide to Short Selling: Techniques the Pros Use to
Profit in any Market. New York: McGraw-Hill, 2003.
Tim Penulis Fakultas Syariah & Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FSH
Press, 2007.
Tim Indonesia Stock Exchange, Sekolah Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia- Kelas
Intermediate). Jakarta. Juni 2011.
Laksono, Ayub. “Proyeksi Harga Saham JII dengan Analisis Teknikal dalam
Perspektif Hukum Syariah”. Tesis Magister Sains. Pascasarjana Universitas
Indonesia, 2006.
Williams Ellie. Investor’s Desk Reference. New York: McGraw Hill, 2001.
Wira Desmond. Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. Cetakan Pertama. Jakarta:
PT. Exceed, 2010.
84
Wyss, O‟Neill. Fundamental of the Stock Market. USA: McGraw-Hill Companies,
2001.
www.antam.com
www.indocement.co.id
www.kalbe.co.id.
www.ptba.co.id
www.telkom.co.idwww.pt-inco.co.id
www.unilever.co.id
Download