Neutrofil Muda Sebagai Dasar Diagnosa Penyakit Akut Dan Kronis

advertisement
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Umum
Berikut ini disajikan tabel hasil pemeriksaan differensial leukosit pada
pasien RSH-IPB. Secara umum dapat dikatakan bahwa gambaran leukosit pada
semua pasien cenderung mengalami left shift; yaitu gambaran presentasi neutrofil
yang meningkat diikuti dengan peningkatan neutrofil muda (tabel 1 dan tabel 2).
Hal ini dapat dikatakan bahwa semua pasien mengalami peradangan (infeksi),
sesuai dengan yang disebutkan oleh Ganong (1995), Tizard (1988) Guyton
(1997), Hoskins et a1 (1 962).
Pada tabel 1 dan 2 disajikan hasil diagnosa yang diberikan dokter hewan
berikut status peradangannya: misalnya anjing Tono didiagnosa diare kronis,
anjing Bella didiagnosa tumor kronis, anjing Happy didiagnosa babesiosis akut,
anjing Buddy didiagnosa maserasi akut, anjing Momo didiagnosa pyodertna
kronis dan kucing Molly didiagnosa enteritis akut.
Tabel 1 Rata-rata persentase diferensiasi leukosit pasien anjing di RSH-IPB
Momo
75
10
13
1
1
0
Normal
60-75
3-6
15-30
1-8
2-8
0-1
Pyoderma
Kronis
Tabel 2 Rata-rata persentase diferensiasi leukosit pasien kucing di RSH-IPB
Rata-rata presentase band neutrofil pada masing-masing hewan dapat
diiihat pada gambar 9.
Rata-rata Presentase Band Neutrofil
Kasus diare
kmnis
(Tono)
Kasus
tumor
kmnis
(Bella)
Kasus
Kasus
pyodem~a maserasi
kmnis
akut
(Momo)
(Buddy)
Kasus
babesiosis
akut
(Happy)
Kasus
enteritis
akut
(Molly)
Narna Hewan
Gambar 9 Grafik rata-rata persentase band neutrofil pada masing-masing hewan
Jika diperhatikan satu-persatu pada gambar 9, maka peningkatan
presentasi neutrofil muda bervariasi, ada yang meningkat ringan dan ada yang
meningkat tajam. Gambaran yang meningkat ringan dapat diarnati pada kasus
diare (Tono) dengan peningkatan neutrofil muda 5% dan kasus tumor (Bella)
dengan neutrofil muda 6%. Gambaran yang meningkat tajam dapat diamati pada
kasus babesiosis (Happy) dengan peningkatan neutrofil muda 40%, maserasi
(Buddy) dengan peningkatan neutrofil muda IS%, enteritis (Molly) dengan
peningkatan neutrofil muda 14% dan pyoderma (Momo) dengan peningkatan
neutmfil muda 10%.
Memperhatikan penjelasan Cooper dan Slauson (1982), maka pasien yang
inengalami peningkatan presentasi band neutrofil yang ringan disebut mengalami
peradangan kronis, sedangkan pasien yang mengalami peningkatan presentasi
band neutrofil secara tajam disebut mengalami peradangan akut.
Cooper dan Slauson menjelaskan bahwa pada peradangan akut, sitokin
akan menstimulasi peningkatan pelepasan baik segmen neutrofil dan band
neutrofil ke dalam sirkulasi darah sehingga menghasilkan suatu kondisi yang
disebut dengan netroj'ilia with n left shif Sedangkan pada peradangan yang kronis
terjadi migrasi neutrofil dari proliferation pool, maturation pool dan storage pool
pada sumsum tulang ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan akan neutrofil
sehingga jumlah band neutrofil di sirkulasi darah akan menumn. Kondisi ini
berkaitan juga dengan adanya respon kekebalan tubuh untuk mengatasi
peradangan yang terjadi sehingga menekan jumlah band neutrofil sirkulasi..
Berdasarkan penjelasan Cooper dan Slauson (1982) tersebut diatas maka
dapat dijelaskan bahwa diagnosa laboratorium umtuk masing-masing pasien
adalah sebagai berikut. Pasien diare (anjing Tono) dan pasien tumor (anjing Bella)
berada pada status peradangan kronis (ringan). Adapun pasien babesiosis (anjing
Happy), pasien maserasi (anjing Buddy) dan pasien pyoderma (anjing Momo) dan
pasien enteritis (kucing Molly) berada pada status peradangan akut (berat), untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar 9. I-Ial ini dapat dibandingkan bahwa
ternyata diagnosa klinis yang diberikan oleh dokter hewan berbeda dengall
konfirmasi hasil diagnosa laboratorium. Perbedaan penilaian secara klinis dan
secara laboratoris tentu sangat menarik untuk didiskusikan. Untuk itu berikut ini
pen~bahasanstatus peradangan untuk masing-masing kasus.
Pernbahasan
Kasus Diare (anjing Tono)
Rata-rata persentase jumlah segmen neutrofil, monosit, eosinofil dan
basofil pada anjing tono meni~njukkanangka normal. Sedangkan persentase band
neutrofil dan li~ilfositlebih tinggi dari angka nonnal
Persentase band neutrofil yang sedikit lebih tinggi dari normal ini diduga
karena masih adanya inflarnasi yang sifatnya ringan (mild infection) (Anonim
2000). Diare kronis terjadi lebih dari 14 hari dan sering terjadi sebagai akibat
penanganan yang tidak efektif dari diare akut. Pada kasus diare kronis menurut
Anonimus (2007c), terjadi kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan yang
disebabkan oleh malabsorpsi pakan, peningkatan absorpsi protein asing,
berkurangnya honnon enterik serta perturnbuhan h n a n yang berlebihan.
Menurut Kirk (1983), penyebab diare kronis adalah adanya abnormalitas fungsi
dari saluran pencemaan. Faktor-faktor
yang multi kompleks ini akan
menyebabkan suatu sindrom post enteritis yang bersifat kronis.
Kasus Tumor (anjing Bella)
Pada anjing Bella, rata-rata persentase segmen neutrofil, limfosit,
eosinofil, dan basofil menunjukkan angka yang normal, sedangkan rata-rata
persentase
band neutrofil s e d i i t diatas normal. Berdasarkan diagnosa
laboratorium, kondisi ini menurut Cooper dan Slauson (1982) mengindikasikan
masih adanya peradangan ringan yang bersifat kronis.
Tumor menurut Rumawas (1989), merupakan massa jaringan abnormal,
pertumbuhannya melebihi jaringan yang normal, terus-menerus tanpa kontrol dan
tidak mempunyai struktur yang teratur. Kondisi ini terus akan bertambah karena
sel tumor mampu untuk membentuk sel-sel yang baru dengan melakukan invasi
lewat aliran darah dan pembuluh limfe untuk melakukan metastase dan
menstimulasi kerusakan genetik lewat mutasi sel somatik. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan etiologi tumor antara lain adalah: virus, radiasi sinar ultra
violet, dan mikotoksin pada makanan.
Kasus Babesiosis (anjing Happy)
Rata-rata persentase segmen neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan
basofil menunjukkan angka normal, sedangkan persentase untuk band neutrofil
menunjukkan angka diatas normal.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, tingginya persentase band
tleutrofil ini mengindikasikan adanya tingkat infeksi yang masill cukup tinggi
dengan peradangan yang bersifat akut. Hal ini berbeda dengan keterangan yang
telah diberikan ole11 pihak Rutnah Sakit Hewan bahwa anjing Happy merupakan
penderita babesiosis kronis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh daya tahan
tubuh dari anjing Happy yang menurun sehingga infeksi dari parasit ini
meningkat. Babesiosis menurut Hedayati (2007), merupakan intraerythrocytic
parasitic infection yang disebabkan oleh protozoa dari genus Babesia sp yang
ditularkan lewat gigitan caplak Ixodes. Adapun sifat dari penyakit babesiosis ini
setelah penderita dinyatakan senlbuh, parasit darah ini masih ada dalam tubuh
penderita bersama dengan kondisi kekebaian tubuh penderita. Apabila kondisi
kekebalan tubuh menurun, parasit ini akan kembali menginfeksi tubuh penderita
sehingga imunitas tubuh hams dijaga untuk mencegah meningkatnya kembali
infeksi parasit ini. Menurut Breitschwerdt (2007), setelah melewati tahap infeksi
babesiosis akut, anjing akan membentuk suatu kondisi premunitas atau Ainfestion
immunity. Premunitas ini merupakan kekebalan yang secara potensial terbentuk
bersama dengan kondisi kronis dari babesiosis yang merupakan respon kebal yang
seimbang dengan kemampuan parasit untuk menginduksi gejala klinis seperti
anemia, anorexia dan kelemahan walaupun tidak menghilangkan parasit darah
dari perifer.
Kasus Maserasi (anjing Buddy)
Rata-rata persentase segmen neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan
basofil menunjukkan angka yang normal, sedangltan band neutrofil menunjukkan
angka yang tinggi dari nilai normal. Berdasarkan diagnosa laboratorium, ha1 ini
mengindikasikan adanya peradangan yang bersifat akut.
Maserasi fetus merupakan kondisi pada masa kehamilan dimana terjadi
kematian pada fetus dan fetus yang telah mati tertahan di dalam uterus (Anonim
2007d). Penyebab maserasi fetus menurut Buergelt (2007) dan Anonim (2007e)
adalah: (1) endometritis akibat infeksi bakteri seperti Brucella sp, Trichonzonas
fetus dan Camnpylobacterfetus, (2) invasi bakteri pada fetus dan membran fetus
yang menyebabkan kematian pada fetus, (3) kegagalan saluran kelamin untuk
dilatasi maupun kontraksi untuk pengeluaran fetus secara normal, (4) posisi dan
postur fetus yang telah mati yang abnormal sehingga tidak meniungkinkan untuk
dikeluarkan dari uterus.
Peningkatan
persentase
band
neutrofil
mengindikasikan
adanya
peradangan pada uterus (endometritis) sebagai mekanisme pertahanan tubuh
untuk menghilangkan infeksi yang terjadi. Adapun terjadi penurunan kadar
limfosit diduga karena faktor stress pada saat pengambilan darah. Secara fisiologis
kondisi stress akan merangsang hormon glukokortikoid dari kortek adrenal.
Glikokortikoid aka1 menekan jumlah limfosit dalam sirkulasi (Ganong 1995).
Selain itu glukokortikoid dapat lnengakibatkan pengecilan ukuran nodus
limfatikus dan timus. Pengecilan ini terjadi lnelalui peningkatan destruksi limfosit
dan penghambatan aktivitas mitosis limfosit pada nodus limfatikus dan timus
(Ganong 1995).
Kasus pyoderma (anjing Momo)
Pada anjing Momo, jumlah persentase band neutrofil tergolong sedang.
Hal ini mengindikasikan sifat peradangan yang sub akut dengan periode yang
lebih panjang dari kondisi akut berubah menjadi peradangan kronis (Cooper &
Slauson, 1982).
Pyoderma gangrenosum merupakan penyakit sterile injlammatory
nrutvophilic dem~atosis,dimana terjadi peradangan pada kulit disertai dengan
adanya akumulasi neutrofil (Anonim 2007b). Tanda-tanda klinis yang dapat
dilihat pada kasus ini adalah adanya ulcer pada kulit yang disertai dengan eksudat
hemorrhagis dan mukopumlen. Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya
peradangan pada usus besar, malignant tumor dan penyakit hematologi (Wollina
2007).
Jumlah band neutrofil yang tidak terlalu tinggi ini diduga juga terapi yang
sudah diberikan kepada Momo sehingga ada proses persembuhan yang disertai
dengan adanya respon kekebalan tubuh. Persentase limfosit menunjukkan angka
dibawah normal. Hal ini diduga karena faktor stres karena rasa sakit yang
ditimbulkan oleh adanya ulcer pada kulit pasien dan kemungkinan stres yang
timbul pada saat pengambilan sampel darah. Secara fisiologis kondisi stres akan
merangsang
pengeluaran
hormon
glukokortikoid
dari
kortek
adrenal.
Glukolcortikoid akan menurunkan jumlah limfosit yang beredar dalam darah
(Ganong 1995).
Kasus enteritis (kueing Molly)
Pada kucing Molly, persentase segmen neutrofil, monosit, eosinofil dan
basofil dalam kisaran nom~al.Adapun yang perlu diperhatikan pada gambaran
darah Molly adalah tingginya band neutrofil dari kisaran normal. Menurut
diagnosa laboratorium, enteritis yang diderita Molly bersifat akut dalam artian
masih terjadi proses inflamasi aktif di saluran pencemaan yang diduga
penyebabnya adalah bakteri (Anonim 2000).
Enteritis akut menurut Fardah et a1 (2007) merupakan peradangan usus
yang terjadi akibat ketidakseimbangan pengangkutan air dan elektrolit, sehingga
terjadi perubahan absorbsi, sekresi cairan, dan elektrolit. Peradangan pada mukosa
usus menyebabkan mukosa usus menjadi lebih sensitif, sehingga kondisi ini
mengakibatkan semua nutrisi yang masuk dianggap benda asing yang hams
dikeluarkan dari usus. Kondisi ini juga menyebabkan adanya sekresi air yang
berlebihan dari lumen usus sehingga isi usus konsistensinya menjadi lebih encer
dan mudah dikeluarkan dari usus. Penyebab enteritis dapat berupa: (1) virus:
rotavirus, adenovirus, (2) bakteri: Salmonella, Shigela, E.Coli, (3) Jamur, maupun
(4) Intoksikasi makanan. Tanda-tanda klinis dari enteritis akut diantaranya adalah:
diare akut, frekuensi buang air besar bertambah dengan bentuk dan konsistensi
yang lain dari biasanya dapat cair, berlendir, atau berdarah, anoreksia panas,
muntah atau kembung dan dehidrasi.
Menurut Kirk (1 983), enteritis dengan gejala klinis diare yang bersifat akut
akan menunjukkan leukocytosis with n lefi sh$ pada gambaran darahnya. Ratarata persentase limfosit yang lebih rendah dibandingkan kisaran normal pada
kucing Molly menurut Kelly (1984), merupakan implikasi dari peningkatan salah
satu jenis leukosit, misalnya neutrofil.
Download