BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana pengiriman informasi kepada masyarakat secara luas, baik itu secara cetak, audio, dan audio-visual. Media massa menjadi alat yang sangat cepat dalam penerimaan informasi bagi masyarakat secara luas dalam memenuhi kebutuhan dan hiburan. Salah satunya adalah media massa yang menggunakan sistem penyiaran secara suara dan gambar yang disebut dengan televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang, Televisi adalah teman sehingga televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan bersifat candu. Televisi membujuk masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi, sehingga televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana seseorang ingin menjalani kehidupan (Morissan, 2008:1). Sementara Riswandi (2009:2) melihat bahwa televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Berbeda dengan yang dikatakan oleh Morissan, bahwa televisi saat ini memberikan sifat candu yang apabila 1 2 masyarakat tidak menonton televisi satu hari saja dapat membuat masyarakat kehilangan sesuatu. Sementara Riswandi mengatakan bahwa televisi memberikan kebutuhan dan keinginan khalayak. Seperti yang dapat dilihat saat ini, bahwa program acara di televisi lebih banyak mengikuti pasar yang sedang hits. Segala sesuatu yang banyak disukai oleh khalayak, akan dibuat oleh televisi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Selain dilihat dari sisi definisi televisi seperti yang dikemukakan oleh Morissan dan Riswandi, seperti yang dilihat dari sisi siarannya, televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang disiarkan secara audio dan visual kepada khalayak secara luas yang biasa disebut sebagai massa. Media massa televisi menjadi sarana bagi massa untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi dan hiburan dalam kehidupannya. Dalam hal ini, media televisi memiliki peranan penting dalam memberikan fungsi-fungsi komunikasi kepada khalayak secara luas. Televisi menjadi salah satu media yang mendominasi khalayak secara luas dalam pengiriman informasi, edukasi dan hiburan. Audiens lebih mudah menerima pesan secara audio dan visual melalui siaran yang dihasilkan oleh televisi. Audiens yang menjadi target komunikan dari media televisi juga memiliki kemampuan yang sangat teliti dalam memilih program televisi yang dianggap audiens layak dalam segi pemenuhan informasi, edukasi dan hiburan. Persaingan televisi membuat media khususnya dalam media televisi semakin berlomba-lomba dalam membuat program yang berkualitas, bukan hanya dari segi pengemasannya, melainkan juga isi dan orang-orang yang terlibat dalam program televisi tersebut. Televisi memiliki beragam program yang bervariasi dan terus berusaha untuk menghadirkan program-program yang dapat menarik 3 perhatian audiens, terlebih lagi apabila program televisi tersebut dapat mempengaruhi perilaku khalayak yang menjadi target audiens dari program televisi itu sendiri. Salah satunya adalah program religi, program religi merupakan program televisi yang bernuansa islamik dengan isinya yang selain memberikan informasi mengenai religi, namun juga dapat memberikan sisi edukasi yang sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan mengenai keagamaan yang dianut oleh para muslim. Program religi tidak selalu dikemas dalam bentuk yang kaku dan monoton, namun program religi saat ini terus berkembang sehingga menghadirkan program religi yang tidak hanya bersifat edukatif dan informatif, melainkan juga terdapat sisi entertaining (menghibur) untuk para pemirsa yang menonton tayangan program religi. Saat ini sudah banyak televisi yang menghadirkan program religi guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai kaidah keagamaan. Program religi banyak dihadirkan oleh stasiun televisi dengan menghadirkan ustadz dan ustadzah yang memiliki popularitas, serta image yang baik dan memiliki kemampuan dalam pengiriman pesan mengenai kaidah agama secara sederhana dan menarik. Seorang pemberi dakwah atau yang dikenal dengan sebutan Ustadz merupakan seseorang yang terkenal sebagai guru agama yang memberikan ilmu agama melalui dakwah yang disampaikan. Secara dasar, ustadz memang artinya guru. Tetapi guru yang istimewa. Ustadz adalah seorang Mudarris, karena mengajarkan pelajaran. Ustadz adalah seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar lebih beradab (berakhlak). Ustadz adalah seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab melalukan transformasi ilmiah (menjadikan murid-muridnya 4 tahu, setelah sebelumnya tidak tahu). Dan ustadz juga sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat dalam proses pembinaan, serta keteladanan (Abisyakir). Seorang Ustadz biasanya terkesan memiliki pembawaan yang kaku dan serius, serta memiliki penampilan yang terkesan sangat orang tua, karena persepsinya adalah yang tua yang memiliki banyak ilmu. Namun, setelah adanya kehadiran seorang Aa’ Gym yang sempat memberikan persepsi berbeda mengenai tokoh agama (Ustadz), kemudian muncullah Ustadz-ustadz baru yaitu Ustadz Jeffri Al Buchori yang terkenal sebagai Ustadz muda dan gaul. Kehadiran Ustadz Jeffri atau yang biasa disebut sebagai Uje pada awalnya bukan sebagai seorang penceramah, melainkan dikenal sebagai seseorang yang memiliki masa lalu hitam sebagai pemakai narkoba dan penyuka dugem. Namun, karena Uje berniat untuk tobat, Uje pun memulai karirnya sebagai seorang Penceramah karena menuruti permintaan almarhum kakaknya yang merupakan seorang Ustadz yaitu Ust. H. Abdullah Riyad untuk melanjutkan dakwah kakaknya tersebut di Jakarta. Dari dakwah pertama itulah kemudian Ustadz Uje melanjutkan perjalanannya sebagai seorang penceramah agama, dan dijuluki sebagai seorang Ustadz Gaul. Kemunculan Ustadz Uje yang suka melakukan ceramah di berbagai tempat membuat Ustadz Uje membawa salah satu sahabatnya yaitu Ustadz Solmed untuk diperkenalkan kepada masyarakat di stasiun Tv One di mana pada saat itu Ustadz Uje melakukan ceramah. Dari kejadian tersebut, kemudian Ustadz Solmed mulai dikenal oleh masyarakat dan juga dijuluki sebagai Ustadz Gaul yang kedua setelah Ustadz Uje. Ustadz Solmed sempat mengisi program religi lain di beberapa stasiun televisi swasta. Namun, sejak kehadirannya sebagai pemeran Ustadz dalam 5 sinetron religi “Pesantren Rock n Roll” pada tahun 2011 lalu, membuat Ustadz Solmed semakin dikenal di kalangan masyarakat. Ustadz Solmed yang lebih dikenal mengawali karirnya sebagai artis (entertainer) ini sebenarnya memang merupakan seorang Ustadz muda yang sudah mengisi program religi lain di beberapa stasiun televisi. Namun, karena melihat banyaknya masyarakat yang mengagumi sosok seorang Ustadz Solmed, akhirnya Program Religi “Kata Ustadz Solmed” dibuat oleh SCTV untuk membuat masyarakat semakin dekat dengan Ustadz Solmed dan ceramah-ceramahnya. Program religi di televisi biasanya menjadi salah satu perhatian audiens dalam menambah informasi mereka mengenai ilmu agama yang belum didapatkan dari media lain. Terlebih lagi ketika program religi ini sesuai dengan kategori keyakinan yang dianut oleh audiens. Adanya informasi tambahan mengenai kaidah agama dari program religi di televisi membuat audiens mengetahui secara mendalam mengenai syariat agama mereka terhadap apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, serta membantu audiens menjawab pemecahan masalah kehidupan yang dialami berdasarkan pada kaidah agama. Agama sangat berkembang pesat dalam tatanan masyarakat manusia. Data-data yang ada menunjukkan agama-agama semakin berkembang pesat dari seluruh jumlah penduduk yang menghuni planet ini. Malah hanya sekitar 12 % saja dari penduduk bumi ini yang tidak beragama. Ini menunjukkan agama masih berpengaruh kuat dan terus berurat akar dalam realitas sosial masyarakat manusia dari dulu sampai sekarang (Fios, 2011). Semakin banyaknya program-program religi yang tayang di televisi membuat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah program religi yang ditayangkan dapat memberikan manfaat dan tujuan untuk menuntun masyarakat 6 ke arah yang positif dalam berperilaku, serta menambah ilmu pengetahuan mengenai nilai-nilai agama yang sangat positif dan mendalam. Dalam jurnal yang dituliskan oleh Sayid Qutub dijelaskan bahwa Kita dapat melihat dengan jelas bahwa Islam merupakan agama yang sangat maju dalam bidang ilmu pengetahuan, jadi Islam bukanlah sebatas ibadah dan shalat saja tetapi Islam adalah kaffah (menyeluruh) (Qutub, 2011). Banyaknya program religi di televisi membuat penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh dari suatu program religi “Kata Ustadz Solmed” yang ditayangkan di SCTV. Program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV adalah sebuah program acara religi islami yang akan menghadirkan beragam tausiyah dari Ustadz Sholeh Mahmoed atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Solmed. Dalam acara ini, audiens akan diberikan berbagai pengetahuan dan wawasan tentang Islam melalui dakwah yang disampaikan secara lugas dan jelas. Kata Ustadz Solmed juga akan menghadirkan bintang tamu yang akan menceritakan problematika kehidupan yang sedang dihadapinya. Program religi “Kata Ustadz Solmed” merupakan salah satu program unggulan yang ada di SCTV. Program ini memiliki share weekly sebesar 19,8 yang diambil berdasarkan kumpulan data rating dan share (terlampir) yang dikirimkan oleh Nielsen TAM kepada SCTV pada periode 16-22 Juni 2013. Hal ini terbukti bahwa Program “Kata Ustadz Solmed” di SCTV merupakan program yang cukup banyak diminati masyarakat sebagai salah satu tayangan religi yang dapat memberikan nilai positif melalui konten program tersebut. Program ini memiliki keunikan dibandingkan dengan program religi lainnya. Keunikan dari program ini adalah memiliki ilustrasi permasalahan yang diilustrasikan oleh bintang tamu yang berbeda-beda setiap episodenya 7 berdasarkan tema ceramah yang akan disampaikan dalam program ini. Ilustrasi permasalahan ini diceritakan melalui adegan seperti sinetron dengan durasi singkat selama 5 menit di awal program sebelum pembawa acara atau Ustadz Solmed memberikan tausyiah kepada audiens. Dengan adanya ilustrasi yang dibawakan oleh bintang tamu akan membuat audiens yang menonton dapat memahami maksud dari tema yang akan disampaikan, dan bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang diilustrasikan tersebut sesuai dengan materi ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Solmed. Program religi “Kata Ustadz Solmed” tayang setiap hari Selasa-Minggu pada pukul 04.00 – 04.30 WIB. Ustadz Solmed akan memberikan tausiyah-tausiyah sebagai bentuk pencerahan dari problematika kehidupan umat manusia. Kata Ustadz Solmed merupakan sebuah program acara rohani yang akan menjadi penyejuk iman bagi umat muslim sebelum memulai segala aktivitas di pagi hari. (Kata Ustadz Solmed, 2013) Dalam program berdurasi 30 menit ini Ustadz Solmed akan memberikan pencerahan kepada pemirsa setia SCTV melalui dakwah yang disampaikan secara lugas dan jelas. Beragam persoalan akan dibahas di sini dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan menambah keimanan pemirsa SCTV. Gaya khas Ustadz Solmed dalam menyampaikan dakwah kepada pemirsa akan memberikan ilmu mengenai agama yang sangat bermanfaat dan menjadi penyejuk hati bagi audiens. (Kata Ustadz Solmed, 2013) Program Kata Ustadz Solmed disajikan dengan menghadirkan bintang tamu yang beragam dengan peran yang berbeda setiap episodenya sesuai dengan tema program berdasarkan pada permasalahan kehidupan yang sering dialami oleh manusia. Program religi yang biasanya terkesan kaku dan sangat agamis tidak 8 berlaku dalam program religi Kata Ustadz Solmed di SCTV. Karena program ini dikemas secara menarik dengan menghadirkan sisi becandaan untuk menghibur, serta pembawaan bintang tamu yang lucu dan Ustadz Solmed yang santai dalam bahasanya. Program Kata Ustadz Solmed diproduksi oleh SCTV secara tapping sebanyak 6 episode dalam satu hari setiap satu kali dalam satu minggu, atau diproduksi setiap 2 kali (12 Episode) dalam satu bulan, tergantung jumlah stok video yang tersisa dan tenggat waktu penayangan. Proses produksi tapping hingga mencapai 6 episode dalam satu hari yang dilakukan ini bertujuan untuk mengumpulkan stok Video, sehingga mengurangi beban masa tenggat untuk penayangan di televisi. Program ini tayang sebanyak 6 hari berturut-turut dalam satu minggu yaitu setiap hari Selasa-Minggu, sehingga proses syutingnya pun dilakukan sekaligus dalam 1 hari sebanyak 6 Episode untuk tayang selama satu minggu (6 hari penayangan program). Program religi yang sangat informatif dan edukatif ini menjadikan sebuah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan membahas “Pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013”. Program Kata Ustadz Solmed yang diproduksi secara tapping sebanyak 6 Episode dalam satu hari ini mengundang Ibu-ibu Pengajian dari perwakilan Majelis Taklim di setiap tempat untuk hadir di dalam studio sebagai penonton dalam program Kata Ustadz Solmed. Dalam 6 Episode ini, telah diobservasi secara langsung dan terlihat bahwa penonton di dalam studio 10 SCTV ini sama atau tidak adanya pergantian penonton. Penonton yang hadir di Studio 10 SCTV 9 dalam program ini berjumlah 50 orang dalam satu hari syuting tapping, sehingga selama Produksi syuting periode bulan Maret 2013, total keseluruhan penonton yang akan penulis teliti berjumlah 100 orang dari total 2 kali syuting tapping. Alasan penelitian ini menjadikan Penonton di Studio 10 SCTV sebagai objek yang diteliti adalah karena penonton di Studio 10 SCTV ini merupakan perwakilan dari Majelis Taklim dari berbagai tempat yang diundang oleh SCTV untuk menyaksikan program Religi “Kata Ustadz Solmed” secara langsung. Penonton dari perwakilan Majelis Taklim ini hadir untuk menyaksikan isi Program kata Ustadz Solmed sebanyak 6 Episode sekaligus dalam 1 hari produksi program dalam syuting tapping, di mana tentunya isi program tersebut akan memberikan pengaruh secara langsung kepada objek yang akan diteliti. Terpilihnya program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV untuk diteliti menjadi sebuah penelitian yaitu karena ingin membuktikan apakah program religi yang dibawakan oleh seorang Ustadz muda dan gaul yang juga terkenal sebagai seorang publik figur (entertainer) dengan durasi tayangannya yang singkat selama 30 menit mampu memberikan pengaruh terhadap perilaku beribadah penonton yang menyaksikan program tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Seorang penceramah atau pemberi dakwah berupa pesan mengenai keagamaan atau yang biasa disebut sebagai Ustadz merupakan sosok model yang dianggap mewakili sebagai pemimpin agama untuk mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan syariat agama. Seorang Ustadz bagi masyarakat adalah sosok pemimpin yang selalu memberikan pesan dan petunjuk mengenai kaidah agama berdasarkan pada pedoman agama yang telah ada, untuk kemudian 10 disalurkan kepada masyakarat dengan tata bahasa dan gaya penyampaian yang lebih sederhana, jelas dan mudah dipahami. Ustadz Solmed dalam program religi di SCTV yang bernama Kata Ustadz Solmed merupakan satu model pemimpin agama yang selalu memberikan dakwah dan petunjuk dari setiap permasalahan kehidupan manusia, yang kemudian dijawab berdasarkan pada kaidah agama agar masyarakat yang menganut agama Muslim dapat memahami apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan menurut pedoman agama. Ustadz Solmed dalam program Kata Ustadz Solmed di SCTV menjadi pembawa acara sekaligus informan untuk mempengaruhi perilaku keagamaan masyarakat dalam menjalani kehidupan. Perilaku beribadah berasal dari dua kata, perilaku dan beribadah. Perilaku adalah gejala (fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Beribadah (ibadah) adalah segala yang disyariatkan oleh Allah SWT dengan perantaraan Rasulullah berupa perintah dan larangan serta petunjuk kesejahteraan dalam hidup (Wahid, 2012). Berdasarkan pada konsep dalam Teori Kognitif Sosial yang merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura, dikatakan bahwa khalayak akan belajar melalui model yang ditampilkan dalam sebuah media dan meniru apa yang dikatakan atau dilakukan oleh model sehingga akan berdampak pada perilaku mereka. Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah proses belajar dengan mengamati. Sehingga perilaku seseorang bisa timbul hanya karena proses modelling atau dengan meniru orang lain. Asumsi dari teori kognitif sosial adalah bahwa proses belajar akan terjadi jika seseorang mengamati seorang model yang dalam hal ini merupakan ustadz 11 Solmed yang menampilkan suatu perilaku dan mendapatkan imbalan atau hukuman karena perilaku tersebut. Melalui pengamatan ini, orang tersebut akan mengembangkan harapan-harapan tentang apa yang akan terjadi jika ia melakukan perilaku yang sama dengan sang model. Harapan-harapan ini akan mempengaruhi proses belajar perilaku dan jenis perilaku berikutnya yang akan muncul. Namun, proses belajar ini akan dipandu oleh sejauh mana orang tersebut mengidentifikasi dirinya dengan sang model dan sejauh mana ia merasakan efikasi diri tentang perilaku-perilaku yang dicontohkan sang model. (Miller, 2005: 251-256) Maksudnya adalah ketika Ustadz Solmed menyampaikan materi dakwah yang kemudian ditiru oleh masyarakat secara positif, maka seorang model Ustadz Solmed akan mendapatkan imbalan berupa citra yang baik, namun apabila perilaku atau materi dakwah yang disampaikan oleh model tidak sesuai dengan masyarakat, maka ustadz Solmed bisa saja mendapatkan hukuman berupa jatuhnya citra dari model itu sendiri dan hilangnya kepercayaan dari masyarakat. Wahid (2012) menuliskan kutipan menurut Thomas F.O’Dea (1996:21) dalam Sosiologi Agama yang mengatakan bahwa agama sangat berperan terhadap perilaku manusia dalam kaitannya dalam pemaknaan hidup. Manusia membutuhkan jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan nasib, moralitas, keadilan penderitaan dan kematian. Dalam hal ini manusia dalam posisi tidak berdaya dalam mencari jawabannya sendiri dan agama dipandang dapat mamberikan jawaban terhadap berbagai persoalan tadi. Dengan demikian agama akan menjadi sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku manusia. Sementara dalam kutipan sebuah ‘Jurnal Pendidikan Agama Islam’ yang ditulis oleh Lukman Hakim (Hakim, 2012) membenarkan bahwa 12 internalisasi nilai-nilai agama Islam terbukti dapat membentuk sikap siswa dan perilaku yang taat kepada Allah, baik untuk sesama makhluk dan alam, kepribadian yang baik, tanggung jawab, keberanian, dan berpikir kritis. Berdasarkan penjelasan di atas, adapun rumusan masalah yang ingin diteliti adalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013? 2. Seberapa besar pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013? 1.3 Fokus Penelitian Penelitian ini akan dibatasi dengan memfokuskan pada seberapa besar program religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV mempengaruhi perilaku beribadah penonton, khususnya penonton program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013. Dalam penelitian ini juga akan diberikan batasan istilah dalam judul penelitian “Pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013”. 13 Penelitian ini akan meneliti responden yaitu Penonton yang hadir di Studio 10 SCTV dengan menggunakan metode survey berupa pengumpulan data melalui kuesioner. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui ada atau tidak Pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013. - Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013. 1.4.2 Manfaat Penelitian - Manfaat Akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang penyiaran sebagai tambahan pengetahuan untuk mengetahui penerapan teori kognitif sosial dari suatu program Religi terhadap perubahan perilaku khalayak. - Manfaat Praktis : 14 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif terhadap Stasiun Televisi Swasta SCTV agar dapat terus meningkatkan program Religi berkualitas lainnya. - Manfaat Masyarakat / Umum : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat untuk dapat mengetahui sebuah program religi. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan secara sistematis ke dalam 5 (lima) bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : KERANGKA TEORI Mengemukakan teori yang berisi penjelasan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan referensi atau tinjauan pustaka yang mendukung kajian dan analisis teori umum dan teori khusus, serta menguraikan hipotesis dan kerangka teori sebagai operasionalisasi konsep penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Menerangkan tentang pendekatan dan metodologi, metode dan tipe riset, operasionalisasi konsep, perumusan hipotesis, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis dan interpretasi data. 15 BAB IV : HASIL PENELITIAN Memaparkan tentang analisis terhadap data dan pengolahan data, serta memaparkan temuan yang diperoleh dari proses analisa data berupa Pengaruh Program Religi ‘Kata Ustadz Solmed’ di SCTV terhadap Perilaku Beribadah Penonton: Studi pada Penonton Program ‘Kata Ustadz Solmed’ yang hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Menyimpulkan hasil temuan penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, serta memaparkan saran perbaikan kepada penulis, obyek yang diteliti, dan hal yang sebaiknya dilakukan untuk penelitian lanjutan.