167 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah

advertisement
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan telaah berupa penelitian terhadap konsep makna dalam
Positivisme Logis Ayer didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Filsafat Ayer dapat dibagi menjadi empat tahapan, yakni Positivisme Logis,
Fenomenalisme, epistemologi, dan konstruksionisme. Filsafatnya juga
memiliki keterkaitan dengan banyak aliran dan pemikiran filsuf sebelumnya,
di antaranya Empirikme Berkeley, Empirikme Hume, Moore dengan common
sense-nya,
Atomisme Logis Russell, Atomisme Logis Wittgenstein, dan
Positivisme Logis Carnap. Khusus sebagai seorang penganut Positivisme
Logis, boleh dikatakan Posivisme Logis Ayer adalah garis lurus dan
pengembangan dari Positivisme Logis Lingkungan Wina.
2. Ayer adalah seorang penganut Positivisme Logis. Dia membagi proposisiproposisi menjadi dua bagian, yakni proposisi empirik dan proposisi analitis.
Ayer melihat prinsip verifikasi adalah sebuah kriteria makna yang dapat
menentukan mana proposisi yang bermakna dan yang tidak. Dia juga
membagi prinsip verifikasinya dalam pengertian ketat (strong) dan longgar
(weak). Verifikasi yang ketat masih dapat dijadikan fokus pertanyaan apakah
termasuk verifikasi yang layak dipakai atau tidak? Sementara verifikasi yang
longgar mendapat tuntutan untuk menjadi lebih diperlonggar lagi. Pembagian
ini dilakukannya sebagai sebuah usaha untuk mendefiniskan kembali
167
168
verifikasi dalam pengertian yang lebih luas, karena sebelumnya Lingkungan
Wina telah gagal melakukannya.
3. Konsep makna dalam Positivisme Logis Ayer memiliki implikasi terhadap
filsafat dan ilmu. Implikasi terhadap filsafat dapat dilihat pada penolakannya
terhadap pernyataan-pernyataan metafisik. Implikasi ini juga kemudian
berlanjut pada implikasi turunan terhadap penolakan ungkapan-ungkapan etis
dan teologi yang tidak dapat diverifikasi. Implikasinya terhadap ilmu dapat
dilihat dari implikasinya dalam unifikasi ilmu dan terhadap metode ilmiah.
Pengaruh terhadap metode ilmiah misalnya bahwa verifikasi dalam metode
ilmiah tidak seharusnya hanya berupa verifikasi empirik secara langsung tapi
juga verifikasi empirik tidak langsung atau hanya secara prinsip saja.
4. Kelemahan konsep makna dalam Positivisme Logis Ayer di antaranya berakar
dari adanya paksaan untuk memberlakukan parameter fisika (fisikalisme)
terhadap bidang ilmu lainnya, terutama filsafat. Padahal tidak semestinya
seperti itu filsafat, misalnya, tentu memiliki parameternya sendiri. Namun
demikian fisikalisme ini juga yang dipandang sebagai awal tumbuhnya
kesadaran baru tentang pentingnya metodologi sebagai asumsi awal yang
melatarbelakangi pelbagai kegiatan ilmiah.
B. Saran
Ada beberapa saran yang dapat diusulkan setelah uraian panjang tentang
Positivisme Logis Ayer, yakni:
169
1. Usaha menghadapkan konsep makna dalam Positivisme Logis Ayer dengan
persoalan-persoalan metafisika, etika dan teologi adalah sebuah usaha yang
tidak pada tempatnya, karena penolakan Ayer terhadap ketiganya bukan pada
kebenarannya, tapi pada ketidakbermaknaannya.
2. Banyak metode yang dipakai dan dikembangkan dalam bidang tertentu yang
sangat terpaku pada verifikasi secara empirik langsung, seperti kedokteran,
maka hal ini harus diubah harus ada usaha untuk verifikasi secara longgar.
Download