BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian gagasan. Kemudian, dengan adanya tambahan data mengenai konser yang aman maka pengolahan bangunan dilakukan secara paralel antara fungsi dan ekspresi bentuk yang ingin dihasilkan. Bangunan yang berfungsi utama sebagai fasilitas yang berhubungan dengan musik harus dapat mencerminkan karakteristik dari musik itu sendiri. Untuk musik modern banyak sekali jenis musik yang ada, namun pilihan untuk mengangkat citra musik rock dipilih karena musik ini memiliki ciri khas yang cukup dominan sehingga masyarakat pun akan mudah untuk mengenalinya. Dari sini penulis mengambil beberapa kata kunci yang identik dengan musik rock yaitu tegas, tajam, dan keras. Ketiga kata kunci tersebut diperoleh dari gambaran yang sering dipakai untuk mendukung citra musik rock selama ini. Ketiga hal tersebut akan diolah sebagai citra bangunan yang khas. Gambar IV.1 Denvert Art Museum (Sumber: http://www.daniel-libeskind.com) 32 4.2 KONSEP TAPAK Selain bentuk dan fungsi, bangunan pun harus memiliki sebuah ruang publik yang cukup besar. Hal ini akan meningkatkan interaksi sosial sehingga fasilitas ini akan ramai digunakan masyarakat. Dengan adanya fasilitas publik maka diperlukan sebuah plaza yang dapat dengan mudah diakses oleh pengunjung yang datang dari Jln. Pelajar Pejuang. Fasilitas ruang publik ini harus didukung oleh fasilitas komersial sehingga suasana dapat menjadi lebih ramai. Gambar IV.2 Konsep Tapak Gambar IV.3 Konsep Plaza 33 Fungsi utama yaitu auditorium ditmpatka setelah plaza. Dengan demikian plaza yang dapat menampung kapasitas kedatangan masa yang banyak menjadi entrance atau ruang penerima pada auditorium. Hal ini akan memudahkan masa untuk bergerak dan masuk atau keluar bangunan, sehingga apabila terjadi kecelakaan akan mudah untuk menyelamatkan diri. Fungsi kantor yang ada bertujuan untuk mengurus segala keperluan harian fasilitas ini. Untuk itu fungsi ini sebaiknya dekat dengan fasilitas auditorium. Dengan adanya dua akses utama pada tapak mengakibatkan bangunan memiliki dua muka utama sehingga dapat menerima pengunjung dari dua akses tersebut. 4.3 KONSEP BANGUNAN Bangunan Auditorium berfungsi utama sebagai fasilitas yang berhubungan dengan musik, harus dapat mencerminkan karakteristik dari musik itu sendiri. Tema yang diambil adalah analogi dari jenis musik rock. Dalam musik rock sering menampilkan ornamen-ornamen yang terbuat dari logam dan bentukan yang tajam. Sebagai contoh bisa terlihat dari alat musik gitar yang biasa dipakai musisi rock. Alat musik gitar yang pada dasarnya memiliki bentuk dasar lengkung dipertegas karakternya oleh musisi rock dengan pembentukan sudut-sudut yang tajam. Pembentukan garis yang tegas dan tajam diterapkan pada bangunan. Gambar IV.4 Gitar (Sumber: www.ibanez.com) Gambar IV.5 Bentuk bangunan yang dirancang (Sumber: hasil rancangan) 34 Dari analisis tersebut penulis mencoba membuat kata-kata kunci untuk membantu menerapkan unsur musik rock ke dalam bangunan. Kata-kata kunci tersebut adalah : 1. Tegas Yang dimaksud dengan tegas adalah, pengambilan garis-garis atau bidang yang lurus. Seperti contoh yang diterapkan pada gitar diatas, dimana bagian tubuh gitar yang biasanya meliuk dirubah menjadi bidang yang lurus. Unsur ini diterapkan untuk membentuk bidang bidang lurus pada bangunan dan menjauhi bentuk bangunan yang lengkung. 2. Tajam Yang dimaksud dengan tajam adalah pertemuan dari garis-garis bidang yang lurus dan membentuk sudut dibawah atau sama dengan 90 derajat. 3. Keras Musik rock memiliki karakter suara yang keras baik secara volume ataupun pesan dari musik itu sendiri. Rasa keras tersebut diterapkan pada bangunan sehingga tercipta kesan berat. Selain itu pula selubung bangunan menggunakan bahan yang juga dapat menciptakan sosok bangunan yang keras seperti material logam. Material yang diterapkan pada bangunan harus dapat mendukung ketiga kata kunci yang telah disebut. Untuk itu bangunan akan diberi dua material utama yang mendukung karakter dari gagasan yang semula telah muncul. Material tersebut adalah alumunium komposit dan permukaan LED. 1. Alumunium komposit digunakan sebagai material selubung bangunan dan mempermudah untuk mendapatkan analogi bentuk yang diharapkan. Alumunium komposit dipilih atas dasar : • Karakter yang mencerminkan bangunan modern. • Material logam dan karakter keras yang tercipta sejalan dengan konsep bentuk • Memiliki ketahanan terhadap api yang baik. 35 • Dapat menurunkan biaya operasional • Memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca. • Anti getar • Meningkatkan insulasi suara • Dapat di daur ulang (environmentally friendly) Gambar IV.6 Alumunium komposit (Sumber: www.alucobond-usa.com) 2. LED (light emitting diode) digunakan untuk memberikan tampilan yang menarik pada malam hari dan sifatnya yang menghibur sesuai dengan karakteristik pagelaran musik yang sifatnya menghibur. Permukaan dengan menggunakan LED merupakan terobosan teknologi di bidang elektronik. Dengan ribuan bola lampu kecil dalam satu m², led surface yang dikontrol oleh sistem komputerisasi ini dapat menampilkan animasi cahaya yang menarik. Lampu ini dapat menghemat energi hingga 80% dan dapat bertahan tanpa penggantian ulang yang cukup lama (13 tahun) 36 Gambar IV.7 Permukaan LED (Sumber: www.aruplighting.com) 4.4 KONSEP STRUKTUR Struktur pada bangunan Auditorium Musik Bandung adalah struktur rangka. Untuk memberikan kualitas pandang yang baik bagi penonton, maka ruangan di dalam auditorium harus bebas dari kolom. Hal ini menyebabkan adanya bentangan yang lebar dan harus diselesaikan untuk menutup bangunan. Bentang lebar tersebut diselesaikan dengan menggunakan balok truss baja. Balok truss baja dipilih karena bobotnya yang ringan dan dengan titik sambung sendi pada kolom. Hal ini dilakukan agar terjadi toleransi gerak bila terjadi gaya-gaya yang disebabkan oleh gempa. Titik sambungan jepit digunakan untuk hubungan kolom dan pondasi, dengan demikian toleransi gerak yang terjadi tidak akan merusak struktur bangunan secara keseluruhan. Penggunaan balok truss baja juga dipilih atas dasar kemudahan konstruksi dilapangan. Dibandingkan, plane truss yang sifatnya seperti lembaran, balok truss lebih mudah untuk diangkat karena sifatnya yang lebih kaku. Gambar IV.8 Contoh balok truss baja (Sumber: www.contech-cpi.com) 37 Untuk area tribun penonton, digunakan kolom beton cor ditempat yang strukturnya terpisah dari struktur utama penopang atap. Struktur ini berdiri sendiri, dan bentuknya yang meruncing mempertegas konsep bentuk bangunan yang sebelumnya telah dibahas. Hal ini dilakukan untuk memberikan pandangan lain terhadap struktur dan arsitektur, di mana struktur dapat berperan sebagai pendukung bangunan sekaligus elemen estetika. 4.5 KONSEP UTILITAS Dalam sebuah auditorium yang dipergunakan untuk seminar, konser musik klasik, kualitas akustik ruangan menjadi syarat yang sangat utama. Namun, Auditorium Musik Bandung yang dirancang ini memiliki konsep tempat diadakannya pagelaran musik modern di mana kualitas suara yang dihasilkan lebih bergantung kepada sistem tata suara. Sistem akustik yang diterapkan berbeda dari auditorium yang tidak menggunakan sistem tata suara. Auditorium yang menggunakan sistem tata suara memiliki pengeras suara sebagai alat untuk mendistibusikan suara yang dihasilkan. Untuk Auditorium dengan langit-langit lebih dari 10 meter digunakan pengeras suara sentral, yang lokasinya berada di atas panggung utama. Gambar IV.9 Penempatan pengeras suara sentral (Sumber: Architectural Acoustics, halaman 190) 38 Agar suara dari dalam tidak memberikan kebisingan bagi lingkungan diluar, maka insulasi suara pada dinding dan atap sangat diperlukan. Dinding bata pada interior bangunan dilapis oleh bahan rockwool untuk menyerap suara, dan untuk insulasi yang lebih baik lagi maka bahan rockwool tersebut dilapis kembali dengan gypsum. Gambar IV.10 Rockwool (Sumber: http://www.izomat.cz) Gambar IV.11 Pemasangan rocwool pada atap (Sumber: http://www.izomat.cz) 39