.id go ps . ak ar ta .b yo gy :// tp ht : 46 030 001.34 : : 34523.14.21 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21,5 x 29,7 cm : 54 :// yo gy ak Gambar Kulit/Sampul Seksi Statistik Ketahanan Sosial ar ta .b Naskah Seksi Statistik Ketahanan Sosial Bidang Statistik Sosial ps .g Nomor Katalog Nomor ISBN Nomor Publikasi Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta ht tp o. id STATISTIK POLITIK DAN KEAMANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2013 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya. KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Politik dan Keamanan 2013 merupakan publikasi ke enam Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyajikan data tentang keamanan, hasil pemilu legislatif dan pemilihan presiden/wakil presiden, serta data lainnya yang berkaitan dengan politik dan keamanan. Data yang disajikan berupa data sekunder bersumber dari Polres/Polresta/Polda, KPU, DPRD, Bappeda, Humas, dan data primer hasil survei BPS yaitu Podes 2011 dan Survei Statistik Politik dan Keamanan 2013. Publikasi ini menyajikan gambaran tingkat keamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui jumlah dan jenis tindak kriminalitas, pelaku, korban, serta upaya penanggulangannya. Sementara situasi politik di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan informasi hasil pemilu o. id dan gambaran pemilukada serta produk hukum yang dihasilkan DPRD. Kepada semua pihak yang telah secara aktif berpartisipasi dalam pengumpulan data ps .g dan penyusunan publikasi ini disampaikan terima kasih. Saran dan kritik untuk perbaikan ht tp :// yo gy ak ar ta .b publikasi ini sangat diharapkan. Yogyakarta, Desember 2014 Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kepala, Y. Bambang Kristianto, MA i DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.............................................................................................................. i Daftar Isi....................................................................................................................... ii Daftar Gambar.............................................................................................................. iii Daftar Tabel Lampiran.................................................................................................. iv Bab I Pendahuluan Latar Belakang....................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................ 2 1.3 Ruang Lingkup....................................................................................... 3 1.4 Sistematika Penulisan............................................................................ 3 o. id 1.1 Bab II Metodologi Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 4 2.2 Konsep dan Definisi............................................................................... 4 2.3 Penjelasan Teknis................................................................................... 7 ka rta .b ps .g 2.1 Bab III Gambaran Umum Kriminalitas di D.I. Yogyakarta Sarana dan Prasarana Keamanan Wilayah............................................ 9 3.2 Perkembangan Tindak Kejahatan di D.I. Yogyakarta........................... 10 3.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan..................... 11 3.4 Pelaku Tindak Kejahatan dan Upaya Menjaga Keamanan.................... 13 :// yo gy a 3.1 Bab IV Gambaran Umum Politik D.I. Yogyakarta 4.1 Pemilu Legislatif 2009 dan Pemilu Presiden 2009.............................. ht tp 4.2. Peran DPRD........................................................................................... 15 16 4.3. Pemilihan Kepala Daerah....................................................................... 17 4.4. Perkembangan Demokrasi di D.I. Yogyakarta...................................... 18 Tabel-tabel .................................................................................................................... 22 ii DAFTAR GAMBAR Halaman 9 Gambar 3.2 Persentase Tindak Kejahatan yang Dapat Diselesaikan di D.I. Yogyakarta Tahun 2012-2013................…………………………. 10 Gambar 3.3 Persentase Desa/Kelurahan ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011……………………………. 11 Gambar 3.4 Persentase Pelaku Tindak Kejahatan oleh Anak-Anak dari Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013…………………… 13 Gambar 4.1 Jumlah Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 menurut Hasil Perolehan Suara dan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta.........………. 15 Gambar 4.2 Jumlah Produk Hukum yang Dihasilkan DPRD Kabupaten/Kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2013…………………………...…………….... 17 Gambar 4.3 Perkembangan Indeks Demokrasi D.I. Yogyakarta 2009-2013.............. 20 Gambar 4.4 Perkembangan Indeks Aspek Indeks Demokrasi Indonesia D.I. Yogyakarta, 2009-2013........................................................................... 21 ht tp :// yo gy a ka rta .b ps .g o. id Gambar 3.1 Rasio Penduduk per Polisi di D.I. Yogyakarta Tahun 2013…………... iii DAFTAR LAMPIRAN TABEL Halaman Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2013.................………………………………. 22 Tabel 2 Jumlah Kantor Polisi menurut Kabupaten/Kota dan Wilayah Kerja di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 ……….…………………………...…..... 22 Tabel 3 Jumlah Polisi dan Rasio Penduduk per Polisi di D.I.Yogyakarta Tahun 2013...........................................……………………………..………… 23 Tabel 4 Jumlah Desa/Kelurahan yang Mempunyai Pos Polisi dan Pos Kamling di D.I. Yogyakarta Tahun 2011……………………….......................... 23 Tabel 5 Jumlah Hansip dan Rasio Hansip per Desa/Kelurahan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 .……………………………………………... 24 Tabel 6 Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan (Crime Total) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 – 2013………………………………………. 24 Tabel 7 Jumlah Tindak Kejahatan yang Diselesaikan (Crime Cleared) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 – 2013 ..….………………………………….. 25 Tabel 8 Persentase Penyelesaian Tindak Kejahatan (Clearance Rate) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011– 2013………………………………….……. 25 Tabel 9 Resiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) per 100.000 Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 – 2013…………... Tabel 10 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan per Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011……………………………………………………………………. 27 Tabel 11 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Ada Perkelahian Massal menurut Jenisnya per Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011……….. 28 Tabel 12 Jumlah Bentuk Tindak Kejahatan menurut Penggolongan Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011– 2013…………………………………... 28 Tabel 13 Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Hak Milik (Barang) di D.I. Yogyakarta Tahun 2013………………………………………... 29 Tabel 14 Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Fisik Manusia di D.I. Yogyakarta Tahun 2013……………………………………..……. 30 Tabel 15 Jenis Tindak Kejahatan Penyalahgunaan Narkoba di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 ……….…………………………………………………… 31 ht tp :// yo gy a ka rta .b ps .g o. id Tabel 1 26 iv Kerugian Materiil Akibat Tindak Kejahatan (dalam rupiah) di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 – 2013………………………………….......... 31 Tabel 17 Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013……………………... 32 Tabel 18 Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Bantul Tahun 2013……………………..…...... 33 Tabel 19 Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013………..…………… 34 Tabel 20 Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Sleman Tahun 2013………………………….. 35 Tabel 21 Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kota Yogyakarta Tahun 2013…………………………… 36 Tabel 22 Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (Crime Index) di D.I. Yogyakarta Tahun 2009 – 2013…………………………………......... 37 Tabel 23 Pelaku Tindak Kejahatan menurut Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2013…………………………….... 38 Tabel 24 Pelaku Tindak Kejahatan menurut Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2013……………………............... 39 Tabel 25 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Melakukan Upaya Menjaga Keamanan menurut Jenisnya di D.I Yogyakarta Tahun 2013……………………………………………………………………. 40 Tabel 26 Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik dan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 .....................……………………………. 41 Tabel 27 Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 ....……………..................................... 42 Tabel 28 Jumlah Penduduk yang Terdaftar Dalam Pemilu Legislatif 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I Yogyakarta………………………………………………………….…. 42 Jumlah Penduduk yang Terdaftar Dalam Pemilu Presiden 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I. Yogyakarta…………………………………………………………….. 43 Alokasi Anggaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan per Kabupaten/Kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2013…………………… 43 Tabel 29 Tabel 30 ht tp :// yo gy a ka rta .b ps .g o. id Tabel 16 v Jumlah Produk Hukum yang dihasilkan DPRD Kabupaten/Kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2012 dan 2013……………………………… 44 Tabel 32 Waktu Pelaksanaan dan Banyaknya Pasangan Calon pada Pemilihan Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota Terakhir di D.I. Yogyakarta………………………………………………………... 44 Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih pada Pemilihan Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta………………………………………………………... 45 Tabel 34 Perolehan Suara dan Partai Pendukung Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta…………………………………... 45 Tabel 35 Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota Hasil Pilkada menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, Usia, dan Jabatan Sebelumnya di D.I. Yogyakarta ………………………………………………...……... 46 Tabel 36 Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) D.I. Yogyakarta, 2009-2013………………………………………………...……... 47 Tabel 37 Perkembangan Skor Indikator Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) D.I. Yogyakarta 2012 dan 2013………………...…………………………... .g ps ka rta .b tp :// yo gy a 48 ht Tabel 33 o. id Tabel 31 vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2013, beberapa tragedi tindak kekerasan telah terjadi di D.I. Yogyakarta. Meskipun demikian, hingga saat ini situasi keamanan di D.I. Yogyakarta masih cukup kondusif. Ini ditandai dengan tidak adanya gejolak dalam sejumlah momen penting yang berdekatan dengan hari-hari penting seperti perayaan hari besar agama dan peringatan hari besar nasional. Selain itu, tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga situasi kamtibmas di lingkungan mereka menjadi hal yang paling mendukung kondisi keamanan di wilayah D.I. Yogyakarta. o. id Selain kondisi keamanan yang sempat terganggu, situasi politik di wilayah ini juga sempat mulai memanas dengan terjadinya beberapa peristiwa perselisihan yang telah melibatkan ps .g berbagai kalangan masyarakat dari kalangan masyarakat terpelajar sampai elit kultural. Namun hal ini masih dalam batas kewajaran karena mereka masih mengedepankan kedamaian, toleransi, ar ta .b dan kekompakan serta masih mempertahankan sinergi antar dimensi sosial dan politik. Pemerintahan juga dijalankan dengan tetap selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. ak untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan negara dan pemberian kebebasan masyarakat :// yo gy Berbagai perubahan sistem politik yang terjadi di Indonesia menciptakan perbedaan yang signifikan dibandingkan sebelumnya. Perubahan politik juga terjadi di D.I. Yogyakarta ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta (UU No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta) pada tanggal 30 Agustus 2012 oleh DPR RI dalam Sidang ht tp Paripurna DPR RI. Dengan disahkannya undang-undang tersebut, diharapkan masyarakat luas bisa mencermati kinerja pemerintahan. Dalam pemerintahan yang menganut sistem demokrasi dengan keterbukaan tersebut, secara tidak langsung akan memicu para pejabat daerah untuk lebih bekerja keras dan terbuka dalam menyelenggarakan roda pemerintahan. Beragam kepentingan dalam masyarakat diberi ruang untuk diartikulasikan melalui berbagai saluran, salah satunya melalui jalur formal dengan membentuk partai politik. Partaipartai politik baru diijinkan dan diberi kemudahan untuk muncul sehingga jumlah partai yang sejak lima periode pemilihan umum (pemilu) sebelumnya konstan berjumlah tiga, bertambah hingga 48 partai pada pemilu tahun 1999, dan terus berubah pada pemilu-pemilu selanjutnya. Di sisi lain, setiap manusia mempunyai kebutuhan primer yang harus terpenuhi, seperti sandang, pangan, dan papan. Selain itu setiap manusia juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan sosial yaitu status sosial, peranan sosial, aktualisasi diri, Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 1 dan terutama rasa aman. Rasa aman ditandai dengan hidup yang tidak tertekan atau bahkan merasa bahwa hidup ini ada gunanya. Rasa aman merupakan salah satu hak asasi setiap orang. Hal itu sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Pemerintah dan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Kewajiban ini secara eksplisit juga tertuang dalam Pasal 30 ayat (4), amandemen kedua UUD 1945 yang antara lain menyebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta bertugas melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum. Rasa aman pada dasarnya mencakup aspek dan dimensi yang sangat luas, termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Sejalan dengan itu, statistik dan indikator yang biasa digunakan o. id untuk mengukur rasa aman masyarakat merupakan indikator negatif, misalnya angka kriminalitas (crime total). Semakin tinggi angka kriminalitas menunjukkan semakin banyak ps .g tindak kejahatan pada masyarakat yang merupakan indikasi bahwa masyarakat merasa semakin tidak aman. ar ta .b Upaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat merupakan langkah strategis yang turut mempengaruhi keberhasilan pembangunan. Terciptanya dan terpenuhinya rasa aman pada masyarakat akan membangun suasana yang kondusif bagi ak masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas termasuk aktifitas ekonomi. Kondisi ini pada :// yo gy skala makro akan menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Mewujudkan keamanan adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat yang didukung ht tp dengan sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah yang disertai dengan kesadaran masyarakat untuk ikut menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Melalui publikasi Statistik Politik dan Keamanan 2013 ini, berbagai informasi tentang fenomena politik dan keamanan tahun 2013 di D.I. Yogyakarta dicatat, didokumentasi dan ditampilkan secara berkala sebagai lanjutan dari publikasi tahun sebelumnya. Bagi pemerintah, data tersebut dapat digunakan untuk melakukan perencanaan, evaluasi, dan monitoring situasi politik dan keamanan agar tetap kondusif. 1.2 Maksud dan Tujuan Secara umum, tujuan penyusunan publikasi ini adalah memberikan gambaran makro mengenai situasi dan kondisi keamanan dan politik masyarakat. Tujuan khususnya, adalah untuk memperoleh gambaran secara lengkap mengenai karakteristik kejadian tindak kriminalitas, Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 2 konflik massal, dan peran serta masyarakat beserta DPRD Kabupaten/kota dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam terwujudnya keamanan dan pembangunan politik. Ketersediaan data politik dan keamanan sangat bermanfaat sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan. Ini mengingat dinamika politik seringkali berimbas pada bidang keamanan yang akan merambah ke bidang ekonomi, artinya perkembangan bidang politik dan keamanan, cepat atau lambat akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Sehubungan dengan itu diperlukan data statistik politik dan keamanan secara berkala dan berkesinambungan. 1.3 Ruang Lingkup o. id Publikasi Statistik Politik dan Keamanan 2013 menyajikan gambaran politik, kejadian tindak kejahatan/kriminalitas dan kejadian konflik massal, serta upaya mewujudkan keamanan di ps .g wilayah D.I. Yogyakarta. ar ta .b 1.4. Sistematika Penyajian Publikasi ini secara keseluruhan disajikan dalam empat bagian (bab) yang disusun secara ak sistematis. Bab I menjelaskan latar belakang dan tujuan penyusunan publikasi, sedangkan Bab II menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penyusunan publikasi ini, meliputi jenis dan :// yo gy sumber data, konsep/definisi dan penjelasan teknis tentang statistik/indikator yang disajikan. Dua bab berikutnya menyajikan gambaran umum kriminalitas (Bab III) dan gambaran umum ht tp politik (Bab IV). Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 3 BAB II. METODOLOGI 2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam publikasi ini berasal dari data BPS dan data sekunder dinas/instansi dengan cara kompilasi hasil registrasi/catatan. Data BPS berasal dari Podes 2011 dan Survei Politik dan Keamanan 2013, sedangkan sumber data dinas/instansi terkait, antara lain berasal dari Polres/Polresta/Polda, KPU, dan Bappeda Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta. 2.2 Konsep dan Definisi A. Peristiwa kejahatan (kriminalitas)/pelanggaran 1. Tindak kejahatan/kriminalitas atau pelanggaran merupakan perbuatan seseorang o. id yang dapat diancam hukuman berdasarkan KUHP atau undang-undang serta peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia. ps .g 2. Peristiwa yang dilaporkan ialah setiap peristiwa yang diterima kepolisian dari laporan masyarakat, atau peristiwa di mana pelakunya tertangkap tangan oleh kepolisian. ar ta .b 3. Peristiwa yang diselesaikan oleh kepolisian adalah Peristiwa yang berkas perkaranya sudah siap atau telah diserahkan kepada jaksa. ak Dalam hal delik aduan, pengaduan yang dicabut dalam tenggang waktu yang telah ditentukan menurut undang-undang. yang telah :// yo gy Peristiwa diselesaikan oleh kepolisian berdasarkan azas Plichmatigheid. Peristiwa yang tidak termasuk kompetensi kepolisian. ht tp Peristiwa yang tersangkanya meninggal dunia. Peristiwa yang telah kadaluwarsa. B. Pelaku Kejahatan Pelaku kejahatan adalah: Orang yang melakukan kejahatan. Orang yang turut melakukan kejahatan. Orang yang menyuruh melakukan kejahatan. Orang yang membujuk orang lain untuk melakukan kejahatan. Orang yang membantu untuk melakukan kejahatan. C. Kejahatan Konvensional (Common Law Crime) Kejahatan konvensional (Common Law Crime) adalah kejahatan yang dianggap oleh semua orang sebagai kejahatan misalnya pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 4 penyerangan. Pelaku menggunakannya sebagai Part Time-Carreer dan seringkali untuk menambah penghasilan dari kejahatan. Perbuatan ini berkaitan dengan tujuan-tujuan sukses ekonomi, akan tetapi dalam hal ini terdapat reaksi dari masyarakat karena nilai pemilikan pribadi telah dilanggar. D. Kejahatan Transnasional Kejahatan Transnasional adalah kejahatan yang tidak hanya sifatnya lintas batas negara, tetapi termasuk juga kejahatan yang dilakukan di suatu negara, tetapi berakibat fatal bagi negara lain. Suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai kejahatan apabila terdapat piranti hukum yang dilanggar sehingga bisa saja terjadi suatu perbuatan yang dirumuskan, dirancang, disiapkan, dilaksanakan dalam suatu negara bisa saja bukan o. id merupakan kejahatan namun ketika hasil kejahatan yang diatur, disiapkan melakukan lintas batas negara untuk masuk ke yuridiksi negara yang berbeda. ps .g E. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan (Crime Total) Jumlah tindak kejahatan yang dilaporkan (Crime Total) adalah jumlah peristiwa yang ar ta .b dilaporkan, yaitu setiap peristiwa yang diterima kepolisian dari laporan masyarakat, atau peristiwa yang pelakunya tertangkap tangan oleh polisi. Indikator ini memberikan gambaran jumlah tindak pidana yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan tidak Jumlah Tindak Kejahatan yang Diselesaikan (Crime Cleared) :// yo gy F. ak menutup kemungkinan masih adanya kasus yang tidak tercatat “dark number”. Jumlah tindak kejahatan yang diselesaikan (Crime Cleared) merupakan statistik yang menggambarkan jumlah kasus penyelesaian tindak pidana oleh polisi yang terjadi pada ht tp kurun waktu tertentu. G. Resiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) Resiko penduduk terkena tindak kejahatan (Crime Rate) adalah angka yang mengindikasikan peluang penduduk berisiko terkena tindak pidana per seratus ribu penduduk. Indikator ini mengindikasikan resiko penduduk terkena tindak pidana pada suatu waktu tertentu. Perbandingan antar waktu menunjukkan perkembangan tingkat keamanan penduduk. H. Pelaku Tindak Kriminalitas Pelaku tindak kriminalitas adalah orang yang melakukan, turut/menyuruh melakukan; membujuk orang lain dan membantu melakukan tindak kriminalitas. Klasifikasi pelaku tindak kriminalitas menurut umur (KUHP); Anak-anak adalah orang yang berumur kurang dari 16 tahun. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 5 Dewasa adalah orang yang berumur 16 tahun dan lebih. Umum adalah anak-anak dan dewasa. I. Tahanan Tahanan adalah tersangka pelaku tindak kejahatan/pelanggaran yang ditahan oleh pihak kepolisian sebelum diteruskan kepada kejaksaan atau masih dalam proses pengusutan lebih lanjut. Lamanya ditahan tidak melebihi 20 hari. J. Kerugian Kerugian adalah hilang, rusak atau musnahnya harta benda yang ditimbulkan akibat dari suatu peristiwa kejahatan/pelanggaran dan tidak termasuk korban jiwa atau badan. K. Korban Kejahatan o. id Korban kejahatan adalah seseorang atau harta bendanya yang ditimbulkan akibat dari suatu peristiwa kejahatan/pelanggaran dan tidak termasuk korban jiwa atau badan. ps .g L. Konflik Massal dalam Podes Konflik massal dalam Podes merujuk pada konflik berupa perkelahian massal yang ar ta .b terjadi dalam satu wilayah desa/kelurahan meliputi; Perkelahian antar kelompok warga adalah perkelahian antara kelompok warga dengan kelompok warga yang lain dalam satu desa/kelurahan/nagari. warga antar desa/kelurahan ak Perkelahian adalah perkelahian antara warga :// yo gy desa/kelurahan/nagari dengan warga desa/kelurahan/nagari lainnya. Perkelahian warga dengan aparat keamanan adalah perkelahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat keamanan. ht tp Perkelahian warga dengan aparat pemerintah adalah perkelahian antara warga desa/kelurahan/nagari dengan aparat pemerintah. Perkelahian antar pelajar/mahasiswa adalah perkelahian antar pelajar suatu sekolah dengan pelajar sekolah lain. Perkelahian antar suku/etnis adalah perkelahian antar suku/etnis yang terjadi di desa/kelurahan/nagari. Lainnya: Perkelahian antar warga dengan pelajar/mahasiswa, perkelahian antar agama, perkelahian antar aparat keamanan, dan sebagainya. M. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga legislatif yang mewakili rakyat di tingkat provinsi atau Kabupaten/Kota, memiliki fungsi legislasi (membuat peraturan daerah), penyusunan anggaran, dan pengawasan kerja pemerintah daerah. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 6 N. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah penyelenggara pemilihan umum di Indonesia yang memiliki struktur berjenjang di tingkat pusat, provinsi, dan Kabupaten/Kota. O. Partai Politik Partai Politik adalah organisasi penyalur keterlibatan warganegara dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik atau perebutan kekuasaan dan jabatan publik. P. Pemilihan Umum Pemilihan Umum selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undnag-Undang Dasar o. id Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU No. 8/2012). Q. Peserta Pemilu Legislatif ps .g Peserta pemilu legislatif adalah partai politik untuk pemilu anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan perseorangan untuk Pemilu anggota DPD (UU 2.3. ar ta .b No.10/2008). Penjelasan Teknis Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t x 100 Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun to dimana : to = tahun dasar t = tahun t ht tp It = :// yo gy a. Angka Indeks Kejahatan ( It ) ak Beberapa indikator keamanan yang ditampilkan dalam publikasi ini adalah; b. Angka Kejahatan per 100.000 Penduduk (crime rate) = Jumlah peristiwa kejahatan pada tahun t Jumlah penduduk x 100.000 c. Skala Waktu Kejahatan Tahun t (crime clock) = 365 x 24 x 60 x 60 Jumlah peristiwa kejahatan tahun t x ( detik ) Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 7 d. Persentase Penyelesaian Peristiwa Kejahatan (crime clearence) = Jumlah peristiwa kejahatan yang diselesaikan Jumlah peristiwa kejahatan yang dilaporkan x 100 ( % ) e. Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (crime index) = Jumlah Tindak Pidana pada tahun t x 100% ht tp :// yo gy ak ar ta .b ps .g o. id Jumlah TindakPidana pada tahun t 0 Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 8 BAB III. GAMBARAN UMUM KRIMINALITAS DI D.I. YOGYAKARTA 3.1 Sarana dan Prasarana Keamanan Wilayah Keamanan suatu wilayah tak lepas dari fasilitas keamanan yang tersedia di wilayah tersebut. Dalam upaya penanggulangan masalah keamanan di D.I. Yogyakarta didukung oleh berbagai prasarana keamanan antara lain 39 pos polisi, 80 polsek/polsekta, 5 polres/polresta, serta 1 polda. Polisi merupakan satuan organisasi keamanan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Pada tahun 2013 di D.I. Yogyakarta rasio penduduk per polisi 371, artinya setiap 1 polisi melayani 371 penduduk. Bila dilihat per Kabupaten/Kota rasio penduduk per polisi o. id terbesar berada di Kabupaten Gunungkidul dengan angka 837, sedangkan angka terkecil berada di Kota Yogyakarta yaitu 240. Dengan kata lain polisi di Kabupaten Gunungkidul mempunyai ps .g beban pelayanan paling besar yaitu setiap seorang polisi melayani 837 penduduk, sedangkan beban pelayanan terkecil adalah polisi di Kota Yogyakarta di mana setiap 1 orang polisi ht tp :// yo gy ak ar ta .b melayani 240 penduduk saja. Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta Polisi di D.I. Yogyakarta mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Perbandingan polisi perempuan dengan laki-laki mencapai 1:20. Ini disebabkan karena masih rendahnya minat perempuan untuk bekerja di pelayanan masyarakat bidang keamanan. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 9 Pos polisi dan poskamling merupakan salah satu prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan keamanan masyarakat. Hasil Podes 2011 menunjukkan bahwa di D.I. Yogyakarta ada 25,80 persen desa/kelurahan mempunyai pos polisi, sedangkan 97,03 persen desa/kelurahan mempunyai poskamling. Jumlah hansip yang ada di D.I. Yogyakarta mencapai 25.969 orang dengan rasio hansip per desa/kelurahan mencapai 1:59 artinya setiap 1 desa/kelurahan dilayani 59 hansip. Bila dilihat per kabupaten/kota, rasio hansip terhadap desa/kelurahan paling kecil berada di Kabupaten Bantul yaitu 1:44 artinya setiap 1 desa dilayani oleh 44 orang hansip, sedangkan rasio hansip terhadap desa/kelurahan paling besar berada di Kabupaten Kulonprogo yaitu 1:78 artinya setiap 3.2 Perkembangan Tindak Kejahatan di D.I. Yogyakarta o. id desa dilayani oleh sekitar 78 orang hansip. ps .g Tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi di D.I. Yogyakarta selama 3 tahun terakhir cenderung fluktuatif, tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,96 persen. ar ta .b Sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 7,94 persen. Bila dilihat menurut kabupaten/kota tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2013 terbanyak di Kabupaten Sleman, yakni sebesar 2.002 kasus, disusul oleh Kota Yogyakarta (1.750 kasus) dan ak Kabupaten Bantul (617 kasus). Kondisi ini sedikit berbeda dangan tahun sebelumnya. Selama :// yo gy periode tahun 2012-2013 tercatat tiga kabupaten/kota dengan jumlah tindak kejahatan terbanyak masing-masing adalah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Kulonprogo. ht tp Gambar 3.2 Persentase Tindak Kejahatan yang Dapat Diselesaikan di D.I. Yogyakarta, 2012 - 2013 Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 10 Dari tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2013 sebesar 42,64 persen dapat diselesaikan, mengalami penurunan bila dibanding tahun 2012 yang mencapai 48,47 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, persentase tindak kejahatan yang dapat diselesaikan di Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta pada tahun 2013 mengalami kenaikan (menjadi 65,43 persen dan 35,89 persen), sedangkan tiga kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan persentase yang bervariatif. Setiap penduduk memiliki resiko terkena tindak kejahatan. Semakin besar resiko yang dimiliki masyarakat menggambarkan semakin tidak amannya suatu wilayah. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, resiko penduduk terkena tindak kejahatan tahun 2013 di semua o. id kabupaten/kota mengalami penurunan, kecuali Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. 3.3 Persentase Desa/kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan. kejadian tindak kejahatan pencurian, 25,57 ps .g Menurut hasil Podes 2011, 62,79 persen desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat persen ada kejadian tindak kejahatan ar ta .b penipuan/penggelapan dan 15,98 persen ada kejadian tindak kejahatan perjudian. Perhatian pemerintah maupun masyarakat perlu ditingkatkan, karena di D.I. Yogyakarta terdapat 13,47 persen desa/kelurahan ada kejadian tindak kejahatan “penyalahgunaan/pengedaran narkoba”. ak Jika diamati berdasarkan jenis kejahatan, Kabupaten Sleman memiliki jumlah desa terbanyak :// yo gy dengan berbagai jenis tindak kejahatan dibanding kabupaten/kota lain. ht tp Gambar 3.3 Persentase Desa/kelurahan ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan di D.I. Yogyakarta 2011 Sumber: Podes 2011 Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 11 Hal lain yang cukup memprihatinkan adalah adanya perkelahian massal. Menurut hasil Podes 2011 di D.I. Yogyakarta perkelahian massal terjadi di 13 desa/kelurahan. Angka perkelahian massal tertinggi pada jenis perkelahian antar pelajar/mahasiswa. Kasus tersebut terjadi di 8 desa/kelurahan. Peringkat selanjutnya adalah perkelahian antar kelompok warga yang terjadi di 4 desa/kelurahan, dan perkelahian massal antar suku terjadi di 1 desa/kelurahan. Bila dilihat menurut penggolongan kejahatan, sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 kasus kejahatan yang menonjol di D.I. Yogyakarta adalah kejahatan konvensional. Namun demikian, persentase tindak kejahatan konvensional selama periode 2011 sampai dengan 2013 menunjukkan penuruan. Pada tahun 2011 kejahatan konvensional mencapai 95,79 persen, tahun kejahatan terbanyak kedua adalah Kejahatan Trans Nasional. o. id 2012 turun menjadi 94,78 persen dan tahun 2013 turun kembali menjadi 93,58 persen. Golongan Tabel 13 menunjukkan bahwa jumlah tindak kejahatan terhadap hak milik pada tahun ps .g 2013 di D.I.Yogyakarta tercatat sebesar 3.988 kasus. Empat jenis tindak kejahatan dengan persentase terbesar masing-masing adalah kasus penipuan/perbuatan curang (34,05%), kasus ar ta .b pencurian dengan pemberatan (22,14%), pencurian kendaraan bermotor (18,68%), dan pencurian ringan (16,95%). Sementara itu pada tahun 2013 jumlah tindak kejahatan terhadap fisik manusia di D.I. Yogyakarta terdapat 289 kasus. Jenis tindak kejahatan penganiyaan ringan paling ak mendominasi tindak kejahatan terhadap fisik manusia yaitu mencapai 69,55 persen. Bila dilihat :// yo gy menurut Kabupaten/Kota, lebih dari 54,48 persen tindak kejahatan fisik manusia terjadi di Kota Yogyakarta. Sementara 45,52 persen sisanya tindak kejahatan fisik manusia terjadi di empat kabupaten/kota lainnya di D.I. Yogyakarta. ht tp Dari beberapa jenis kejahatan yang terjadi selama periode tahun 2013 di berbagai wilayah di D.I. Yogyakarta, salah satu jenis kejahatan yang mendapat perhatian khusus adalah kejadian kejahatan narkoba. Seperti yang disajikan pada tabel 15, kejadian kejahatan narkoba telah merambah di berbagai kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta. Tahun 2013, di D.I. Yogyakarta terdapat 179 kasus tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba. Jenis tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba pada tahun 2013 terbanyak ditangani oleh Polda D.I. Yogyakarta sejumlah 117 kasus. Pada tabel 22 tampak bahwa selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, terdapat 3 jenis kejahatan yang selalu menonjol di D.I. Yogyakarta yaitu pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, serta pencurian dengan kekerasan. Persentase jumlah kejahatan tahun 2013 untuk ketiga jenis tindak kejahatan tersebut di atas 78 persen dari total kejahatan. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 12 3.4 Pelaku Tindak Kejahatan dan Upaya Menjaga Keamanan Selain informasi perkembangan jumlah kejahatan menurut jenis kejahatan yang terjadi di masyarakat setiap tahun secara berkesinambungan, penanganan kejahatan juga perlu memperhatikan secara serius tentang pelaku tindak kejahatan. Pelaku tindak kejahatan pada tahun 2013 sebanyak 2.165 orang. Tercatat 4,94 persen pelaku kejahatan dilakukan oleh anakanak, 11 pelaku anak (10,28%) di antaranya berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 30,84 persen pelaku tindak kejahatan oleh anak-anak pada tahun 2013 berasal dari Kota Yogyakarta, sementara dari Kabupaten Gunungkidul hanya tercatat 7,48 persen. Secara umum pelaku tindak kejahatan sebagian besar berasal dari Kota Yogyakarta (34,55%). Disusul secara berurutan pelaku dari Kabupaten Sleman (19,31%), Kabupaten Bantul o. id (15,10%), dan Kabupaten Kulonprogo (12,15%) serta Kabupaten Gunungkidul (6,60%). ht tp :// yo gy ak ar ta .b ps .g Gambar 3.4 Persentase Pelaku Tindak Kejahatan Oleh Anak-Anak dari Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta Bila dilihat menurut jam terjadinya tindak kejahatan, selang waktu terjadi tindak kejahatan terbanyak di kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta cukup bervariatif. Tabel 17 sampai dengan tabel 21 memperlihatkan bahwa tindak kejahatan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul terbanyak terjadi pada selang waktu 12.00-17.59 dan 18.00-23.59, sedangkan di Kabupaten Gunungkidul terbanyak terjadi pada selang waktu 12.00-17.59 dan 00.00-05.59. Dua kabupaten/kota lainnya, tindak kejahatan terbanyak terjadi pada selang waktu 18.00-23.59 dan 00.00-05.59. Berbagai cara telah dilakukan warga untuk menjaga keamanan, antara lain membangun poskamling, membentuk regu keamanan lingkungan, memeriksa setiap warga dari luar desa, dan menambah jumlah anggota hansip/linmas. Menurut hasil Podes 2011, desa/kelurahan yang Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 13 menjaga keamanan warga dengan cara membangun poskamling 62,10 persen, membentuk regu keamanan lingkungan 58,68 persen, memeriksa setiap warga dari luar desa 38,13 persen, menambah jumlah anggota hansip/linmas 26,03 persen, dan menggunakan cara-cara lainnya ht tp :// yo gy ak ar ta .b ps .g o. id sebanyak 13,01 persen. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 14 BAB IV. GAMBARAN UMUM POLITIK D.I. YOGYAKARTA 4.1 Pemilu Legislatif 2009 dan Pemilu Presiden 2009 Perubahan sistem politik di Indonesia juga dirasakan di D.I. Yogyakarta. Hal ini tercermin dari banyaknya partai politik yang mendapat kursi di DPRD baik di tingkat kabupaten/kota maupun tingkat D.I. Yogyakarta. Kalau pada pemilu sebelum tahun 1999 hanya ada 3 partai, pada pemilu 2009 terdapat 15 partai yang mendapat kursi di DPR, walaupun perolehan suara sah di D.I. Yogyakarta masih didominasi oleh partai-partai lama. Hasil perolehan suara sesuai urutan dari terbanyak adalah sebagai berikut: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Golongan Karya (Golkar), o. id Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut data KPUD D.I. Yogyakarta jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih ps .g dalam Pemilu Legislatif 2009 sebanyak 2.751.761 jiwa. Dari jumlah tersebut 73,24 persen menggunakan hak pilih dan 26,76 persen golput. Sedangkan perolehan suara dari jumlah ar ta .b tersebut 89,31 persen suara dinyatakan sah dan 10,69 persen suara tidak sah. ht tp :// yo gy ak Gambar 4.1 Persentase Pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 menurut Hasil Perolehan Suara dan kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta Sumber: KPU Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta Menurut data KPUD D.I. Yogyakarta jumlah penduduk yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu Presiden 2009 sebanyak 2.568.857 jiwa. Dari jumlah tersebut 76,09 persen menggunakan hak pilih dan 23,91 persen golput. Sedangkan perolehan suara dari jumlah tersebut 93,63 persen suara dinyatakan sah dan 6,37 persen suara tidak sah. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 15 DPRD merupakan lembaga yang memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Tabel 26 menyajikan data tentang jumlah anggota DPRD menurut partai politik dan kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta tahun 2013. Dalam tabel tersebut tampak bahwa ada 34 partai yang mempunyai kursi di DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD Tingkat I D.I. Yogyakarta. Masing-masing wilayah terdapat 10 partai yang mempunyai kursi di parlemen. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mempunyai kursi yang terbanyak di hampir semua kabupaten/kota kecuali di Kabupaten Kulonprogo. Tiga kabupaten/kota dengan jumlah anggota DPRD terbanyak masing-masing berturut-turut adalah Kabupaten Sleman (50 orang), Kabupaten Gunungkidul (45 orang), dan Kabupaten Bantul (45 orang). o. id 4.2 Peran DPRD Salah satu peran DPRD dapat tercermin dari disetujuinya APBD (Anggaran Pendapatan ps .g dan Belanja Daerah), termasuk anggaran untuk sektor pendidikan maupun sektor kesehatan. Kedua sektor itu merupakan sektor yang berkaitan langsung dengan masyarakat. Di D.I. ar ta .b Yogyakarta alokasi anggaran untuk sektor pendidikan mencapai sekitar 23,04 persen dari total anggaran, sedangkan untuk sektor kesehatan sekitar 6,82 persen. Alokasi ini memang jauh lebih rendah dibanding alokasi anggaran sektor kesehatan dan sektor pendidikan di tingkat ak kabupaten/kota. Namun demikian jumlah anggaran pendidikan tahun 2013 lebih tinggi dari :// yo gy anggaran pendidikan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 20 persen. Ini merupakan wujud konsekuensi pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas pembangunan sektor pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai menyadari ht tp pentingnya investasi jangka panjang sektor pendidikan bagi masyarakatnya. Sementara itu jika dilihat menurut kabupaten/kota, kabupaten yang mengalokasikan anggaran pendidikan tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul, yakni sekitar 54,91 persen dari total anggaran yang tersedia. Sedangkan yang mengalokasikan anggaran pendidikan terendah adalah Kabupaten Sleman, yakni 14,11 persen. Sektor kesehatan juga tak kalah penting dibanding sektor pendidikan. Kabupaten Sleman mengalokasikan 18,20 persen dari anggaran yang ada. Persentase alokasi ini tertinggi dibanding kabupaten/kota yang lain. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Gunungkidul, yakni 6,72 persen dari total anggaran yang ada. Fungsi legislasi tercermin dari jumlah produk hukum yang dihasilkan DPRD Kabupaten/Kota maupun tingkat D.I. Yogyakarta. Perkembangan jumlah produk hukum selama 2 tahun terakhir memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, jumlah semua produk hukum yang dihasilkan DPRD meningkat. Apabila di lihat menurut kabupaten/kota, peningkatan jumlah Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 16 produk hukum hanya terjadi di Kabupaten Bantul, sementara empat kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Gambar 4.2 Jumlah Produk Hukum yang Dihasilkan DPRD Kabupaten/Kota dan D.I. Yogyakarta 2013 116 74 50 17 6 39 17 16 22 35 33 19 9 2 Bantul Peraturan Daerah Gunungkidul Keputusan DPRD Yogyakarta D.I. Yogyakarta Keputusan Pimpinan DPRD ar ta .b Sumber: KPU Kabupaten/Kota/ D.I . Yogyakarta Sleman o. id Kulonprogo 14 ps .g 15 23 28 4.3 Pemilihan Kepala Daerah Pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung merupakan capaian baru dalam ak demokrasi di Indonesia. Melalui mekanisme tersebut, secara prosedural kedaulatan politik :// yo gy benar-benar berada di tangan rakyat. Melalui Pilkada secara langsung, aspirasi rakyat dalam menentukan sendiri para pemimpin eksekutif daerah tersampaikan secara utuh tanpa distorsi sebagaimana jika dipilih oleh DPRD. Format pilkada secara langsung didasarkan pada Undang- ht tp undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) menyusul keluarnya Keputusan Mahkamah Konstitusi atas permohonan judicial review sejumlah KPUD atas UU tersebut. Sebagai operasionalisasi dari UU No.32/2004 dan Perpu, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 2005 yang kemudian diubah menjadi PP No.17 tahun 2005. Berkaitan dengan pencalonan, berbagai regulasi tentang pilkada tersebut mengatur bahwa pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah hanya dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang perolehan kursi dan atau suaranya minimal 15 persen. Pada mulanya hanya partai atau gabungan partai yang memperolah suara/kursi minimal 15 persen di DPRD saja yang berhak mengajukan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, namun kemudian dibuka juga bagi gabungan partai yang berada di luar parlemen lokal tersebut. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 17 Mengenai mekanisme pencalonan ayat 1, 3, dan 5 Pasal 37 PP No. 6/2005 secara berturut-turut mengatur bahwa: 1. Parpol atau gabungan parpol hanya dapat mengusulkan 1 (satu) pasangan calon; 2. Parpol atau gabungan parpol sebelum menetapkan pasangan calon wajib membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi bakal calon perseorangan yang memenuhi syarat untuk dilakukan penyaringan sebagai bakal calon; 3. Proses penyaringan bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan secara demokratis dan transparan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam partai politik atau gabungan partai politik. Tabel 32 sampai dengan tabel 35 menyajikan data tentang pelaksanaan pilkada, jumlah o. id pemilih, jumlah pasangan calon, dan karakteristik pasangan terpilih pada pilkada tingkat kabupaten/kota terakhir di D.I. Yogyakarta. Pelaksanaan pilkada tingkat kabupaten/kota di ps .g Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman dilaksanakan secara bersama-sama pada tanggal 23 Mei 2010, sedangkan di Kabupaten Kulonprogo pada tanggal 19 ar ta .b Juni 2011 dan Kota Yogyakarta tanggal 25 September 2011. Persentase suara yang sah dan persentase perolehan suara pasangan yang sah untuk masing-masing kabupaten/kota cukup bervariasi, demikian juga persentase perolehan suara bagi pasangan terpilih. Persentase suara ak yang sah terhadap jumlah DPT terbesar adalah di Kabupaten Bantul, dimana lebih dari 70 persen :// yo gy masyarakat Bantul telah ikut serta dalam pemilukada di tahun 2010. Selain itu, perolehan suara untuk pasangan bupati terpilih di Kabupaten Bantul mencapai 67,67 persen. Hal ini merupakan ht tp salah satu bukti bahwa pembangunan politik di Kabupaten Bantul sudah cukup baik. 4.4. Perkembangan Demokrasi di D.I. Yogyakarta Demokrasi merupakan sistem politik yeng memberikan bagi keadilan dan persamaan bagi semua warga negara. Namun secara praktek di lapangan demokrasi diterapkan secara berbeda-beda. Penerapan demokrasi beragam, sering kali diterapkan secara sepihak oleh penguasa. Oleh karena itu untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan demokrasi di suatu wilayah dan terdapat keterbandingan antar wilayah diperlukan instrumen yang universal. Freedom House melakukan pengukuran demokrasi pada tahun 1972 menggunakan klasifikasi free countries, partly free countries, dan non free countries. Sejak tahun 2008, Negara Indonesia termasuk dalah free countries, semantara sebelunya digolongkan dalam negara partly countries. Untuk mengukur pembangunan demokrasi sampai level provinsi, sejak tahun 2007, Indonesia telah mengembangkan pengukuran demokrasi yang berbasis provinsi yang disebut Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). Pada dasarnya IDI bertujuan untuk mengukur Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 18 secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsiprovinsi seluruh Indonesia. Pengumpulan data IDI mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan o. id koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut narasumber yang kompeten ps .g memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain ar ta .b pada semua tahapannya. Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks ak provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini :// yo gy secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga ht tp aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional. Penghitungan IDI dilakukan pada tahun berikutnya IDI Tahun 2009 diukur tahun 2010, IDI tahun 2010 diukur pada tahun 2011, dan sebagainya. Metode pengumpulan data IDI menggunakan beberapa tahap seperti koding koran, koding dokumen, FGD dan wawancara mendalam. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) D.I. Yogyakarta 2013 sebesar 72,36 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini turun 0,6 poin dibandingkan dengan IDI D.I. Yogyakarta 2012 yang sebesar 72,96. Meskipun mengalami penurunan, tingkat demokrasi di DIY masih tetap berada pada kategori sedang. Perkembangan IDI D.I. Yogyakarta dari 2009 hingga 2013 mengalami fluktuasi (2009 sebesar 67,55, 2010 sebesar 74,33, 2011 sebesar 71,67, 2012 sebesar 72,96, dan 2013 sebesar 72,36). Meskipun demikian, tingkat demokrasi di D.I. Yogyakarta berdasarkan penghitungan Indeks sejak tahun 2009 hingga 2013 tetap masih berada pada Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 19 o. id kategori sedang. ps .g Sumber: BPS RI Angka IDI 2013 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek ar ta .b yakni aspek kebebasan sipil dengan nilai 90,78; aspek hak-hak politik sebesar 50,65; dan aspek lembaga demokrasi sebesar 83,69. Secara lebih rinci, pada 2013 distribusi indeks dalam ketiga aspek demokrasi yang diukur terlihat aspek kebebasan sipil dan lembaga ak demokrasi mengalami peningkatan berturut-turut 3,39 dan 1,17 poin. Sementara nilai indeks :// yo gy hak-hak politik cenderung mengalami penurunan 4,87 poin. Walaupun terjadi peningkatan indeks, pola sebaran nilai di atas masih sama dengan tahun pengukuran sebelumnya, yaitu kebebasan sipil dan lembaga demokrasi secara ht tp umum terkategori “tinggi”, sementara aspek hak-hak Politik masih “buruk”. Dari data IDI 2013 diperoleh informasi pada aspek hak-hak politik masih terdapat penyampaian aspirasi dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan seperti merusak, memblokir, membakar, dan melakukan penyegelan terhadap dan pengaduan masyarakat mengenai kantor-kantor pemerintah penyelenggaraan pemerintahan yang berkurang cukup banyak. Peran partai politik dalam demokrasi di D.I. Yogyakarta tahun 2013 juga lebih buruk daripada tahun sebelumnya. Salah satunya ditunjukkan oleh menurunnya alokasi anggaran pendapatan yang disetujui dalam paripurna DPRD D.I. Yogyakarta tahun 2013 lebih rendah daripada alokasi anggaran pendidikan tahun 2012. Hal ini secara lebih jelas dapat dilihat dari angka indeks aspek peran partai politik tahun 2013 yang menurun dari 99,72 pada tahun 2012 menjadi 99,23. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 20 Grafik 4.4 Perkembangan Indeks Aspek Indeks Demokrasi Indonesia D.I. Yogyakarta, 2009-2013 92,15 91,24 82,25 87,22 82,81 87,39 90,78 83,69 82,52 60,48 2009 2010 Kebebasan Sipil 52,35 2011 Hak politik 50,65 2012 Lembaga Demokrasi 2013 ht tp :// yo gy ak ar ta .b ps .g Sumber: BPS RI 55,52 o. id 55,96 52,52 Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 21 .id go ps . ak ar ta .b yo gy :// tp ht Tabel-tabel Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Luas Wilayah (Km2) Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/ kelurahan Jumlah Penduduk (1) (2) (3) (4) (6) 01 Kulonprogo 586,28 12 88 401 450 02 Bantul 506,85 17 75 955 015 03 Gunungkidul 1 485,36 18 144 693 524 04 Sleman 574,82 17 71 Yogyakarta 32,50 14 D.I. Yogyakarta 3 185,81 Sumber: Proyeksi Penduduk 2010-2020 ps .g ar ta .b 34 o. id Kabupaten/Kota 78 86 1 147 037 45 397 828 438 3 594 854 :// yo gy ak Tabel 2. Jumlah Kantor Polisi menurut Kabupaten/Kota dan Wilayah Kerja di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Polres/polresta 01 Kulonprogo - 1 12 16 02 Bantul - 1 17 1 03 Gunungkidul - 1 18 2 04 Sleman - 1 19 5 71 Yogyakarta - 1 14 15 34 D.I. Yogyakarta 1 - - - Jumlah 1 5 80 39 Kabupaten/Kota ht tp (1) Polda Polsek/polsekta Pos Polisi (2) (3) (4) (4) Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 22 Tabel 3 . Jumlah Polisi dan Rasio Penduduk per Polisi di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Kabupaten/Kota Jumlah Polisi Laki-laki Jumlah Polisi Perempuan Jumlah Polisi Rasio Penduduk per Polisi (1) (2) (3) (4) (5) Kulonprogo 995 30 1025 1:385 02 Bantul 1445 70 1515 1:619 03 Gunungkidul 872 19 890 1:837 04 Sleman 1914 74 1988 1:557 71 Yogyakarta 1712 60 06 MAPOLDA DIY 2586 222 34 D.I. Yogyakarta 9 524 ps .g 475 1772 1:240 2808 - 9 998 1:371 ar ta .b Sumber : Polres/Polresta D.I. Yogyakarta o. id 01 :// yo gy ak Tabel 4. Jumlah Desa/Kelurahan yang Mempunyai Pos Polisi dan Pos Kamling di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/Kota ht tp (1) Pos Polisi Pos Kamling (2) (3) 01 Kulonprogo 23 75 02 Bantul 24 133 03 Gunungkidul 15 87 04 Sleman 24 85 71 Yogyakarta 27 45 34 113 425 D.I. Yogyakarta Sumber : PODES 2011, BPS Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 23 Tabel 5. Jumlah Hansip dan Rasio Hansip per Desa/Kelurahan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/Kota Jumlah Hansip Rasio Hansip (1) (2) (3) Kulonprogo 5 829 77,72 02 Bantul 6 391 44,38 03 Gunungkidul 4 375 49,72 04 Sleman 6 512 75,72 71 Yogyakarta 2 862 34 25 969 63,60 59,29 ar ta .b Sumber : PODES 2011, BPS ps .g D.I. Yogyakarta o. id 01 :// yo gy ak Tabel 6. Jumlah Tindak Kejahatan yang dilaporkan (Crime Total) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2013 Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 570 629 306 887 580 617 310 408 324 Kulonprogo 02 Bantul 03 Gunungkidul 04 Sleman 2 012 2 009 2 002 71 Yogyakarta 2 436 1 893 1 750 06 MAPOLDA DIY - 1 194 1 181 34 D.I. Yogyakarta 6 050 6 713 6 180 ht tp 01 Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 24 Tabel 7. Jumlah Tindak Kejahatan yang diselesaikan (Crime Cleared) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2013 Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) Kulonprogo 570 475 160 02 Bantul 441 314 292 03 Gunungkidul 188 241 212 04 Sleman 950 820 679 71 Yogyakarta 833 06 MAPOLDA DIY - 34 D.I. Yogyakarta 2368 o. id 01 628 857 664 3254 2635 ar ta .b ps .g 547 Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta :// yo gy ak Tabel 8. Persentase Penyelesaian Tindak Kejahatan (Clearance Rate) di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2013 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) ht tp Kabupaten/Kota 01 Kulonprogo 78,62 75,52 52,29 02 Bantul 49,72 54,14 47,33 03 Gunungkidul 60,64 59,07 65,43 04 Sleman 47,22 40,82 33,92 71 Yogyakarta 34,91 28,90 35,89 06 MAPOLDA DIY - 71,78 56,22 34 D.I. Yogyakarta 39,00 48,47 42,64 Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 25 Tabel 9. Risiko Penduduk Terkena Tindak Kejahatan (Crime Rate) per 100.000 Penduduk di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2013 Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) Kulonprogo 186 161 74 02 Bantul 97 70 68 03 Gunungkidul 43 04 Sleman 71 Yogyakarta 34 D.I. Yogyakarta 41 47 56 56 111 86 96 175 184 187 ar ta .b ps .g o. id 01 ht tp :// yo gy ak 56 Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 26 Tabel 10. Banyaknya Desa/Kelurahan yang Ada Tindak Kejahatan menurut Jenis Kejahatan per Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/Kota Jenis Kejahatan Kulon progo Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pencurian 61 54 49 74 37 275 2. Pencurian dengan Kekerasan 1 9 1 12 5 28 3. Penipuan/Penggelapan 22 21 16 32 21 112 4. Penganiayaan 8 12 20 10 57 5. Pembakaran - 6. Perkosaan Tindak Asusila 7. Penyalahgunaan/Peredaran Narkoba 8. Perjudian 9. ps .g 1. o. id (1) D.I. Yogyakarta - - - - - ak ar ta .b 7 5 4 4 2 22 8 7 4 29 11 59 18 17 5 19 11 70 Pembunuhan 1 1 - 3 2 7 10. Perdagangan Orang - - - 1 - 1 ht tp :// yo gy 7 Sumber : Podes 2011, BPS Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 27 Tabel 11. Banyaknya Desa/Kelurahan yang Ada Perkelahian Massal menurut Jenisnya per Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Kabupaten/Kota Jenis Perkelahian D.I. Yogyakarta Kulon progo Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) Antar Kelompok Warga 1 1 1 1 - 4 2. Warga antar Desa/Kelurahan - - - - - - - - - - - - - - - - 1 - - Antar Suku - - Jumlah 2 1 6. 2 5 8 - - 1 1 1 3 6 13 :// yo gy Sumber : Podes 2011, BPS - ps .g 5. - ar ta .b 4. Warga dengan Aparat Keamanan Warga dengan Aparat Pemerintah Antar Pelajar/ Mahasiswa ak 3. o. id 1. ht tp Tabel 12. Jumlah Bentuk Tindak Kejahatan menurut Penggolongan Kejahatan di D.I. Yogyakarta Tahun 2011-2013 Kasus 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 6 795 6 044 6095 290 318 408 10 1. Kejahatan Konvensional 2. Kejahatan Trans Nasional 3. Kejahatan Merugikan Negara 9 15 4. Kejahatan berimplikasi Kontijensi - - 7 094 6 377 Jumlah 6 513 Sumber : Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 28 Tabel 13. Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Hak Milik (Barang) di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 (1) (2) Kabupaten/Kota Kulon progo MAPOLDA DIY Total (7) (8) (9) Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta (3) (4) (5) (6) Pembakaran dengan Sengaja 11 - - 2 - 1 14 2. Pengrusakan/ Penghancuran Barang 17 8 2 44 54 6 131 3. Pencurian dengan Pemberatan 58 145 92 356 204 28 883 4. Pencurian Ringan 19 55 16 242 287 57 676 5. Pencurian dengan Kekerasan 10 22 6 57 59 12 166 6. Pencurian dalam Keluarga 7. Penipuan/ Perbuatan Curang 8. :// yo gy ak ar ta .b ps .g 1. o. id No. Jenis Tindak Pidana - - 3 - - 3 46 41 30 328 377 536 1358 Penadahan - - - - 1 3 4 9. Pencurian Kendaraan Bermotor 27 128 12 354 212 12 745 10. Pencurian Lainnya 1 - 4 - 3 - 8 Jumlah 189 399 162 1386 1197 655 3 988 ht tp - Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 29 Tabel 14. Pengelompokan Jenis Tindak Kejahatan Terhadap Fisik Manusia di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Kabupaten/Kota Jenis Tindak Pidana (1) Kulon progo MAPOLDA DIY Total Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 8 1 - 15 1 3 18 Pembunuhan 3 3 - 2. Perkosaan 3 2 6 3. Penganiayaan Ringan 18 - 4. Penganiayaan Berat 5. Penculikan Jumlah ps .g o. id 1. 2 6 157 18 201 40 1 - 10 1 52 - - - - - 3 3 24 45 9 17 169 25 289 :// yo gy ak ar ta .b 3 ht tp - Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 30 Tabel 15. Jenis Tindak Kejahatan Penyalahgunaan Narkoba di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 2013 Kabupaten/Kota Narkotika Obat-obat keras (2) (3) (1) Kulonprogo 5 15 02 Bantul 21 34 03 Gunungkidul 3 5 04 Sleman 33 2 71 Yogyakarta 06 MAPOLDA DIY o. id 01 ps .g - 117 ar ta .b Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta - Tabel 16. Kerugian Materiil Akibat Tindak Kejahatan (dalam rupiah) di D.I. Yogyakarta Tahun 2012 - 2013 (1) Kulonprogo Kerugian Kerugian Kerugian ditemukan kembali (2) (3) (4) (5) 4 528 807 000 674 734 000 6 783 081 322 951 275 000 02 Bantul 9 773 153 221 7 312 193 126 16 419 992 089 4 251 842 753 03 Gunungkidul 8 478 368 900 398 019 500 6 836 480 000 458 123 000 04 Sleman * * 71 Yogyakarta 6 280 400 000 288 517 000 8 883 784 108 793 705 910 06 MAPOLDA DIY 245 823 793 000 3 468 000 000 38 105 090 419 627 419 122 34 D.I. Yogyakarta 274 884 522 121 12 141 463 626 Sumber Keterangan ht tp 01 2013 Kerugian ditemukan kembali :// yo gy Kabupaten/Kota ak 2012 32 999 501 163 13 199 800 465 101 144 144 993 19 488 460 340 : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta : *) Data tidak tersedia Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 31 Tabel 17. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013 Jenis Tindak Pidana (1) (2) Jam Kejadian 06.00-11.59 12.00 - 17.59 18.00 - 23.59 00.00 - 05.59 (3) (4) (5) (6) Pembunuhan - 2 1 - 2. Penganiayaan Berat - - - - 3. Pencurian dengan Pemberatan 5 5 15 33 4. Pencurian dengan Kekerasan 3 1 5 1 5. Pencurian Kendaraan Bermotor 5 9 5 8 6. Kebakaran 3 4 16 - 7. Perjudian - 7 1 3 8. Pemerasan/Ancaman 1 2 - - 9. Perkosaan - 1 2 - 10. Narkotika 2 3 - - 11. Kenakalan Remaja - - - - Jumlah 19 34 45 45 ar ta .b ak :// yo gy ht tp ps .g 1. o. id No. Sumber : Polres Kabupaten Kulonprogo Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 32 Tabel 18. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Bantul Tahun 2013 Jenis Tindak Pidana (1) (2) Jam Kejadian 06.00-11.59 12.00 -17.59 18.00 - 23.59 00.00 - 05.59 (3) (4) (5) (6) Pembunuhan - 1 1 1 2. Penganiayaan Berat 8 10 21 2 3. Pemcurian dengan Pemberatan 42 30 25 48 4. Pencurian dengan Kekerasan 6 9 4 3 5. Pencurian Kendaraan Bermotor 22 34 56 16 6. Kebakaran - - - 7. Perjudian - 6 26 7 8. Pemerasan/Ancaman - 2 - 2 9. Perkosaan - - - 2 10. Narkotika - - - - 11. Kenakalan Remaja - - - - 12. Uang Palsu - 1 1 1 78 92 133 81 ht tp ar ta .b :// yo gy ak - Jumlah ps .g 1. o. id No. Sumber : Polres Kabupaten Bantul Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 33 Tabel 19. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 Jenis Tindak Pidana (1) (2) Jam Kejadian 06.00-11.59 12.00 - 17.59 18.00 - 23.59 00.00 - 05.59 (3) (4) (5) (6) Pembunuhan - - - - 2. Penganiayaan Berat 1 - - - 3. Pemcurian dengan Pemberatan 29 15 3 45 4. Pencurian dengan Kekerasan 2 1 1 2 5. Pencurian Kendaraan Bermotor 2 4 4 2 6. Kebakaran 7 9 2 1 7. Perjudian - - 6 24 8. Pemerasan/Ancaman - - 1 - 9. Perkosaan 3 2 1 - 10. Narkotika 1 - - - 11. Kenakalan Remaja - - - - 12. Uang Palsu - - - - 45 31 18 74 ar ta .b ak :// yo gy ht tp Jumlah ps .g 1. o. id No. Sumber : Polres Kabupaten Gunungkidul Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 34 Tabel 20. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di Kabupaten SlemanTahun 2013 Jenis Tindak Pidana (1) (2) Jam Kejadian 06.00-11.59 12.00 - 17.59 18.00 - 23.59 00.00 - 05.59 (3) (4) (5) (6) Pembunuhan 2 1 3 2 2. Penganiayaan Berat - - - - 3. Pemcurian dengan Pemberatan 75 96 86 99 4. Pencurian dengan Kekerasan 14 3 23 17 5. Pencurian Kendaraan Bermotor 33 123 128 70 6. Kebakaran 3 8 3 7. Perjudian - - 6 - 8. Pemerasan/Ancaman - 4 1 11 9. Perkosaan - - 2 1 10. Narkotika - - - - 11. Kenakalan Remaja - - - - 12. Uang Palsu 2 1 3 2 124 230 257 203 ht tp ar ta .b :// yo gy ak - Jumlah ps .g 1. o. id No. Sumber : Polres Kabupeten Sleman Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 35 Tabel 21. Jumlah Kasus 12 Jenis Tindak Kejahatan Pilihan menurut Jam Kejadian di KotaYogyakarta Tahun 2013 Jenis Tindak Pidana (1) (2) Jam Kejadian 06.00-11.59 12.00 -17.59 18.00 - 23.59 00.00 - 05.59 (3) (4) (5) (6) Pembunuhan - 1 - - 2. Penganiayaan Berat 4 5 1 - 3. Pemcurian dengan Pemberatan 43 43 69 49 4. Pencurian dengan Kekerasan 16 10 17 16 5. Pencurian Kendaraan Bermotor 35 55 53 69 6. Kebakaran 4 4 5 3 7. Perjudian - - 12 13 8. Pemerasan/Ancaman 3 3 9 1 9. Perkosaan - - 1 - 10. Narkotika - - - - 11. Kenakalan Remaja 2 30 21 6 12. Uang Palsu - 1 - - 107 151 188 157 ar ta .b ak :// yo gy ht tp Jumlah ps .g 1. o. id No. Sumber : Polresta Kota Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 36 Tabel 22. Jumlah Tindak Kejahatan yang Menonjol (Crime Index) di D.I. Yogyakarta Tahun 2010 - 2013 Jenis Tindak Pidana 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) Pencurian dengan Pemberatan 1 006 945 885 2. Pencurian Kendaraan Bermotor 674 535 745 3. Pencurian dengan Kekerasan 311 220 161 4. Penganiayaan Berat 72 40 53 5. Kebakaran 51 92 60 6. Pembunuhan 13 12 15 7. Perkosaan 10 9 18 8. Kenakalan Remaja 65 50 59 9. Uang Palsu 4 4 2 10. Narkotika 179 189 144 11. Perjudian 129 116 111 12. Pemerasan/Ancaman 34 30 40 2 548 2 242 :// yo gy ak ar ta .b ps .g o. id 1. ht tp No. Jumlah 2 293 Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 37 Tabel 23. Pelaku Tindak Kejahatan menurut Klasifikasi Umur dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Dewasa Jumlah L+P L P L+P L P L+P (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01 Kulonprogo 214 19 233 29 1 30 243 20 263 02 Bantul 307 11 318 9 - 9 316 11 327 03 Gunungkidul 128 7 135 8 - 8 136 7 143 04 Sleman 363 30 393 21 4 25 384 34 418 71 Yogyakarta 531 184 715 27 6 33 558 190 748 06 MAPOLDA DIY 240 24 264 2 - 2 242 24 266 1783 275 2058 96 11 107 1879 286 2165 ht tp 34 D.I. Yogyakarta :// yo gy ak (1) o. id P ar ta .b L ps .g Kabupaten/Kota Anak-anak Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 38 Tabel 24. Pelaku Tindak Kejahatan menurut Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 WNI Kabupaten/Kota WNA Jumlah P L+P L P L+P L P L+P (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01 Kulonprogo 243 20 263 - - - 243 20 263 02 Bantul 316 11 327 - - - 316 11 327 03 Gunungkidul 136 7 143 - - - 136 7 143 04 Sleman 384 34 418 - - - 384 34 418 71 Yogyakarta 558 190 748 4 - 4 562 190 752 34 D.I. Yogyakarta ps .g ar ta .b ak 23 262 3 1 4 242 24 266 1876 285 2161 7 1 8 1883 286 2169 239 ht tp 06 MAPOLDA DIY :// yo gy (1) o. id L Sumber : Polres/Polresta/Polda D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 39 Tabel 25. Banyaknya Desa/Kelurahan yang Melakukan Upaya Menjaga Keamanan menurut Jenisnya di D.I. Yogyakarta Tahun 2011 Jenis Upaya menjaga Keamanan Kabupaten/Kota 3 4 5 (2) (3) (4) (5) (6) 34 32 12 37 18 02 Bantul 52 44 18 27 13 03 Gunungkidul 85 74 24 46 12 04 Sleman 75 73 45 38 8 71 Yogyakarta 26 34 15 19 6 34 D.I. Yogyakarta 272 257 114 167 57 ht tp ar ta .b ps .g Kulonprogo :// yo gy 01 o. id 2 ak (1) 1 Sumber : Podes 2011, BPS Keterangan : 1 : Membangun Pos Kamling 2 : Membentuk regu keamanan lingkungan 3 : Menambah jumlah anggota hansip/linmas 4 : Memeriksa setiap warga dari luar desa 5 : Lainnya Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 40 Tabel 26. Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik dan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Kabupaten/Kota Partai Politik (1) (2) Gunung kidul Sleman (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) - - - 1 - 1 02. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 1 2 2 1 - 1 04. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) - - 1 - - - 05. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 2 3 2 1 2 3 08. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4 5 4 6 5 7 09. Partai Amanat Nasional (PAN) 8 7 9 6 5 8 13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6 3 3 5 - 5 16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) - - 1 1 - - 1 - - - - - 23. Partai Golongan Karya (Golkar) 5 5 5 6 5 7 24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1 4 1 4 2 2 27. Partai Bulan Bintang (PBB) - - 1 - - - 28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 7 11 11 10 11 11 31. Partai Demokrat 5 5 5 8 10 10 34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) - - - 1 - - Jumlah 40 45 45 50 40 55 ht tp :// yo gy 20. Partai Demokrasi Kebangsaan(PDK) Sumber Keterangan ps .g o. id Bantul ak Kulon progo ar ta .b No. Yogya D.I.Yogya karta karta : KPU Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta : kol (1) adalah nomor urut dalam pemilu. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 41 Tabel 27. Jumlah Anggota DPRD menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013 Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Kulonprogo 36 4 40 02 Bantul 38 7 45 03 Gunungkidul 40 5 45 04 Sleman 42 8 50 71 Yogyakarta 31 34 D.I. Yogyakarta 42 9 40 ps .g 55 13 ar ta .b Sumber : KPU Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta o. id 01 ht tp Kabupaten/Kota :// yo gy ak Tabel 28. Jumlah Penduduk yang Terdaftar dalam Pemilu Legislatif 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I. Yogyakarta Jumlah Pemilih Perolehan Suara Suara Sah Suara tidak Sah Golput (3) (4) (5) (1) (2) 01 Kulonprogo 344 895 218 087 34 958 91850 02 Bantul 712 729 474 537 53 458 184734 03 Gunungkidul 580 260 394 525 46 496 139239 04 Sleman 784 182 508 520 64 435 211227 71 Yogyakarta 329 695 204 209 16 107 109379 34 D.I. Yogyakarta 2 751 761 1752747 254584 736429 Sumber : KPU Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 42 Tabel 29. Jumlah Penduduk yang Terdaftar dalam Pemilu Presiden 2009 dan Hasil Perolehan Suara Sah, Suara Tidak Sah, dan Golput di D.I. Yogyakarta Perolehan Suara Kabupaten/Kota Jumlah Pemilih Suara Sah Suara Tidak Sah Golput (3) (4) (5) (6) 01 Kulonprogo 345 517 235 287 18 052 92 178 02 Bantul 715 958 525 320 39 432 151 206 03 Gunungkidul 370 318 261 184 21 684 87 450 04 Sleman 795 129 582 503 34 598 178 028 71 Yogyakarta 341 935 225 936 10 706 105 293 34 D.I. Yogyakarta 124 472 614 155 ps .g ar ta .b 2 568 857 o. id (1) 1 830 230 ak Sumber : KPU Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta (1) Kabupaten/ kota ht tp Kode :// yo gy Tabel 30. Alokasi Anggaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan Per Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2013(dalam rupiah) (2) Sektor Pendidikan Sektor Kesehatan Nominal Persentase Thd Total Anggaran Nominal Persentase Thd Total Anggaran (3) (4) (5) (6) 01 Kulonprogo 504 583 374 837,00 48,27 139 598 936 239 13,36 02 Bantul 809 775 458 447,00 46,69 281 102 886 749 16,21 03 Gunungkidul 679 124 071 566,51 54,91 83 157 743 072 6,72 04 Sleman 103 134 245 550 14,11 133 016 411 888 18,20 71 Yogyakarta 404 537 454 579,00 35,64 167 909 703 942 14,79 34 D.I. Yogyakarta 618 881 769 883,00 23,04 183 177 606 180 6,82 Sumber : Bappeda Kabupaten/Kota/D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 43 Tabel 31. Jumlah Produk Hukum yang Dihasilkan DPRD Kabupaten/Kota dan D.I. Yogyakarta Tahun 2012 dan 2013 2012 Kabupaten/Kota 2013 Keputusan Keputusan Peraturan Keputusan Peraturan Keputusan Pimpinan Pimpinan Daeran DPRD Daerah DPRD DPRD DPRD (3) (4) (6) (7) (8) 01 Kulonprogo 23 21 10 15 23 6 02 Bantul 24 42 26 17 50 28 03 Gunungkidul 22 33 19 17 39 16 04 Sleman 20 32 28 22 33 19 71 Yogyakarta 11 31 11 2 35 9 34 D.I. Yogyakarta 14 60 97 14 74 116 ps .g o. id (2) ar ta .b (1) Sumber : Sekretariat DPRD se- D.I. Yogyakarta :// yo gy ak Tabal 32. Waktu Pelaksanaan dan Banyaknya Pasangan Calon Pada Pemilihan Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota Terakhir di D.I. Yogyakarta Kode Kabupaten/Kota Pelaksanaan Pemilihan Jumlah Pasangan Calon (1) (2) (3) (4) Kulonprogo 19 Juni 2011 4 02 Bantul 23 Mei 2010 3 03 Gunungkidul 23 Mei 2010 4 04 Sleman 23 Mei 2010 7 71 Kota Yogyakarta 25 September 2011 3 ht tp 01 Sumber : KPU Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 44 Tabal 33. Jumlah Pemilih Terdaftar dan Menggunakan Hak Pilih Pada Pemilihan Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Kabupaten/Kota Terdaftar di DPT Suara Sah % Suara Sah terhadap DPT (1) (2) (3) (4) (5) 01 Kulonprogo 349 906 228 878 65,41 02 Bantul 691 982 487 877 70,50 03 Gunungkidul 582 914 407 571 69,92 04 Sleman 759 206 495 938 65,32 71 Kota Yogyakarta 322 872 200 726 62,17 ps .g ar ta .b Sumber : KPU Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta o. id Kode ak Tabal 34. Perolehan Suara dan Partai Pendukung Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Perolehan Suara Kabupaten/Kota (1) (2) 01 Kulonprogo 105 965 46,30 PDI-P dan PAN 02 Bantul 330 615 67,67 Golkar,PAN dan PKPB 03 Gunungkidul 146 849 36,03 PAN 04 Sleman 174 571 35,18 PDI-P, PAN, dan GERINDRA 71 Kota Yogyakarta 97047 48.35 PDI-P dan Golkar ht tp :// yo gy Kode Jumlah % (3) (4) Partai Pendukung (5) Sumber : KPU Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 45 Tabal 35. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota Hasil Pilkada menurut Jenis Kelamin, Pendidikan, Usia, dan Jabatan Sebelumnya di D.I. Yogyakarta Kode Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Usia Saat Terpilih Jabatan/Pekerjaan Sebelumnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kulonprogo Laki-laki S-1/Spesialis II Kedokteran 46 Dokter Spesialis 02 Bantul Perempuan SMA 59 Ketua TP PKK Gunungkidul Laki-laki S-3/Doktor 63 04 eman Laki-laki S-2 49 Wakil Bupati 71 Kota Yogyakarta S-1 47 Wakil Walikota :// yo gy ak ps .g 03 Dirjen di Departemen Kelautan dan Perikanan ar ta .b o. id 01 Laki-laki ht tp Sumber : KPU Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 46 Tabel 36. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) D.I. Yogyakarta, 2009-2013 2009 2010 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 92,15 91,24 87,22 87,39 90,78 1.1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 1.2 Kebebasan Berpendapat 90,00 98,75 98,75 90,00 98,75 86,12 67,77 91,67 81,65 90,00 1.3 Kebebasan Berkeyakinan 98,12 96,80 91,55 93,34 94,00 1.4 Kebebasan dari Diskriminasi 80,44 84,15 70,85 74,15 80,40 2 52,52 55,96 52,35 55,52 50,65 2.1 Hak Memilih dan Dipilih 52,25 52,25 52,25 52,25 52,83 2.2 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 3 Lembaga-lembaga Demokrasi 52,80 59,68 52,46 58,78 48,48 60,48 82,25 82,81 82,52 83,69 3.1 Pemilu yang Bebas dan Adil 91,66 91,66 91,66 91,66 91,66 19,88 32,31 42,17 37,60 38,26 3.3 Peran Partai Politik 3,57 97,89 96,64 99,72 99,23 3.4 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 3.5 Peran Peradilan yang Independen 87,98 87,98 87,98 87,98 87,98 95,00 100,00 95,00 95,00 100,00 Indeks Demokrasi Indonesia 67,55 74,33 71,67 72,96 72,36 ht tp 3.2 Peran DPRD ps .g ar ta .b Hak-Hak Politik ak Kebebasan Sipil :// yo gy 1 o. id Variabel/Aspek Sumber : BPS RI Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 47 Tabel37. Perkembangan Skor Indikator Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) D.I. Yogyakarta 2012dan 2013 Nomor Indikator 2012 2013 1 Kebebasan Sipil Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat Kebebasan berkumpul dan berserikat 90,00 100,00 2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat Kebebasan berkumpul dan berserikat 90,00 90,00 3 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat Kebebasan berpendapat 90,00 90,00 40,00 95,65 100,00 80,00 50,00 77,50 100,00 90,00 95,65 90,00 90,00 50,00 100,00 100,00 86,54 50,00 30,00 72,95 72,73 72,61 44,95 86,54 50,00 30,00 72,95 78,79 76,96 20,00 90,91 92,41 47,72 57,51 14,29 3,57 100,00 97,22 98,68 77,27 90,00 100,00 90,91 92,41 40,38 63,48 21,43 3,57 100,00 92,28 98,68 77,27 100,00 100,00 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat Kebebasan berpendapat 5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran agama 8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender Hak-Hak Politik 11 Hak memilih atau dipilih terhambat 12 Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih 13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap(DPT) 14 Voters turnout 15 %Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Propinsi 16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan Lembaga Demokrasi 18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 19 Kecurangan dalam penghitungan suara 20 Alokasi anggaran pendidikan Alokasi anggaran kesehatan 21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 22 Rekomendas iDPRD kepada Eksekutif 23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 24 % perempuan pengurus partai politik 25 Penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan parpol 26 Keterlibatan PNS dalam kegiatan parpol peserta pemilu 27 Keputusan hakim yang kontroversial 28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi Sumber : BPS RI ht tp :// yo gy ak ar ta .b ps .g o. id 4 Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013 48 o. id ar ta .b ps .g DATA ht tp :// yo gy ak MENCERDASAKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan,Tamantirto,Kasihan,Bantul Telp.(0274)4342234 Fax.(0274) 4342230 email: [email protected] ak :// yo gy ht tp o. id ps .g ar ta .b